BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arca
Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media
keagamaan, yaitu sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. Arca
berbeda dengan patung pada umumnya, yang merupakan hasil seni yang
dimaksudkan sebagai sebuah keindahan. Oleh karena itu, membuat sebuah arca
tidaklah sesederhana membuat sebuah patung.
Kini di dalam dunia keagamaan Indonesia dikenal tiga macam arca, yakni arca
peninggalan agama Hindu, arca peninggalan agama Buddha, dan arca agama
Kristen (terutama Katolik). Arca dewa, dewi, atau boddhisatwa biasanya
mengenakan perhiasan yang raya dan mewah, seperti jamang, jatamakuta
(mahkota), subang (anting-anting), cincin, gelang, kelat bahu, upawita, pending,
ikat perut, ikat pinggang, ikat pinggul, dan gelang kaki.
Tidak seperti patung biasa yang dibuat bebas sesuai keinginan seniman
pematungnya, arca dewa-dewi, buddha, bodhisattwa atau makhluk spiritual
tertentu memiliki ciri-ciri yang disebut laksana, yaitu atribut atau benda-benda
tertentu yang dibawa oleh arca ini yang menjadi cirinya. Laksana sudah
disepakati dalam ikonografi seni Hindu dan Buddha
Prasasti
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang
keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi
menandai akhir dari zaman prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno
Indonesia yang masyarakatnya belum mengenal tulisan, menuju zaman sejarah,
di mana masyarakatnya sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajari tentang
prasasti disebut Epigrafi.
Di antara berbagai sumber sejarah kuno Indonesia, seperti naskah dan berita
asing, prasasti dianggap sumber terpenting karena mampu memberikan
kronologis suatu peristiwa. Ada banyak hal yang membuat suatu prasasti sangat
menguntungkan dunia penelitian masa lampau. Selain mengandung unsur
penanggalan, prasasti juga mengungkap sejumlah nama dan alasan mengapa
prasasti tersebut dikeluarkan.
Dalam pengertian modern di Indonesia, prasasti sering dikaitkan dengan tulisan
di batu nisan atau di gedung, terutama pada saat peletakan batu pertama atau
peresmian suatu proyek pembangunan. Dalam berita-berita media massa,
misalnya, kita sering mendengar presiden, wakil presiden, menteri, atau kepala
daerah meresmikan gedung A, gedung B, dan seterusnya dengan pengguntingan
pita dan penandatanganan prasasti. Dengan demikian istilah prasasti tetap lestari
hingga sekarang.
Relief
Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di
atas batu. Bentuk ukiran ini biasanya dijumpai pada bangunan candi, kuil,
monumen dan tempat bersejarah kuno. Di Indonesia, relief pada dinding candi
Borobudur merupakan salah satu contoh yang digunakan untuk menggambarkan
kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Di Eropa, ukiran pada kuil kuno
Parthenon juga masih bisa dilihat sampai sekarang sebagai peninggalan sejarah
Yunani Kuno.
Relief ini bisa merupakan ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian
dari panel relief yang lain, membentuk suatu seri cerita atau ajaran. Pada Candi
Borobudur sendiri misalkan ada lebih dari 1400 panel relief ini yang dipakai
untuk menceritakan semua ajaran sang Buddha Gautama.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Peralatan Upacara
Pada awalnya yakni di zaman prasejarah, tembikar digunakan sebagai wadah
menyimpan bahan makanan sehari hari. Lambat laun fungsinya kian beragam,
antaranya sebagai peralatan upacara, terbukti di masa klasik di Indonesia.
Bentuknya semakin bervariasi semisal berjana untuk air suci, kendi, tablet
mantera dan stupika. Stupika dan mantera pernah ditemukan di halaman candi
Borobudur yang Buddha. Sementara itu, bejana air suci dan kendi digunakan
pada upacara agama Hindu.
2. Situs Trowulan
Situs yang terletak di Kabupaten, Jawa Timur dengan luas ± 100 km^2 ini
merupakan salah satu situs masa klasik terbesar. Di situs ini terdapat tinggalan
arkeologi berupa candi, sisa-sisa pemukiman dan berbagai bentuk tembikar
dengan kualitas dan kuantitas tinggi yang menyiratkan ekspresi seni
mengagumkan. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa Majapahit benda benda
tanah liat mencapai puncak perkembangnnya.
3. Figurin Majapahit
4. Prasasti Tugu
Salah satu prasasti dari masa kerajaan Tarumanagara. Prasasti ini berbentuk
puisi anustubh yang isinya menyebutkan tentang pembuatan saluran Gomati dan
Candrabhaga, pemberian anugrah Raja Purnawarmman kepada para Brahmana
yang telah melakukan upacara selamatan untuk saluran tersebut. Menggunakan
aksara Paawa dan Bahasa Sansekerta.
5. Prasasti Talang Tuo
Prasasti ini berisi tentang pembuatan kebun Sriksetra atas perintah Punta
Hyang Sri Jayanasa untuk kemakmuran semua makhluk. Ada juga doa dan
harapan yang jelas menunjukkan sifat agama Buddha. Aksara Pallawa dan
bahasa Malayu Kuria.
6. Prasasti Pamintihan
Beraksa dan berbahasa Jawa Kuna. Isinya mengenani penetapan anugrah raja
Dyah Suraprabhawa Sri Singhawikramawarddhana kepada Sang Arya Surung
berupa sebidang tanah di Pamintihan dengan hak perdikan dan menjadi milik
turun temurun tanpa batas karena kesetiannya kepada raja.
Beraksara dan berbahasa Jawa Kuna. Isinya mengenai peresmian desa Ayam
Teas menjadi sama oleh Bri Mahraja Hakai Watukura Dyah Baltung.
Ditulis dalam akasara Jawa Kua bahasa Sunda Kuna. Prasasti ini merupakan
sebuah sakakala atau tanda peringatan untuk Prabu Ratu yang telah mangkat,
yaitu Prebu Guru Dewataprana atau Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan
Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Beliau putra Rahiyang Dewa Niskala, cucu
Rahiyang Niskala Wastu Kancana.
9. Prasasti Sanjayawarsa
Prasasti ini ditulis dalam dua aksara dan bahasa, yaitu beraksara Sumatera
Kuno dan Tamil, dan berbahasa Melayu Kuno dan Tamil. Menyebutkan seorang
maharaja yang bernama Dipangkara.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari makalah ini, saya menyimpulkan Arca yaitu
patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu
sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. Prasasti adalah piagam atau
dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Relief adalah seni
pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di atas batu. Kitab
Negarakertagama Kitab kakawin karangan Mpu Prapanca yang menceritakan
kehidupan Kerajaan Singasari adalah Negarakertagama. Meskipun disebut
sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit yang paling penting dan terkenal, kitab
ini juga menguraikan tentang Kerajaan Singasari, yang merupakan
pendahulunya. Kitab Negarakertagama ditulis saat Kerajaan Majapahit
diperintah oleh Prabu Hayam Wuruk. Isinya menguraikan kisah keagungan
Prabu Hayam Wuruk dan puncak kejayaan Kerajaan Majapahit.
B. Saran
Sebagai generasi muda, kita wajib memelihara dan melestarikan
semua barang peninggalan kerajaan Hindu Buddha agar generasi muda yang
akan kita datang dapat mempelajari sejarah Indonesia.