Anda di halaman 1dari 14

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya buku

sejarah untuk siswa SMA Kelas XI IPS. Buku ini disusun untuk membantu
siswa dalam memahami perkembangan sejarah nasional dan internasional.
Pengetahuan sejarah dalam buku dipaparkan secara kronologis dan
sistematis. Materi disajikan secara objektif dan mendalam agar siswa mampu
menjawab pertanyaan “what”, “when”, “where”, “why”, dan “how” dalam
proses memahami karakteristik berbagai peristiwa penting dalam sejarah
lokal, daerah, nasional, dan internasional. Selain itu, siswa juga akan
memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk
memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan
masyarakat serta keragaman sosial budayanya.
Selain penjabaran materi, buku ini juga di lengkapi dengan berbagai
aktivitas siswa dan latihan soal untuk mengembangkan kemapuan
intelektual dan keterampilan siswa guna memahami proses perubahan dan
perkembangan masyarakat dalam setiap periode sejarah. Unsur pelengkap
buku seperti glosarium, indeks, dan daftar pustaka tentu akan
mempermudah siswa dalam memahami penjabaran materi kesejarahan.
Bab 2 Kerajaan-kerajaan Hindhu-buddha di Indonesia ............................
A. Kata Pengantar................................................................................... 1
B. Daftar Isi............................................................................................ 2
C. Kerajaan Kutai................................................................................... 3
D. Kerajaan Tarumanegara.................................................................... 4
E. Kerajaan Sriwijaya.............................................................................. 5
F. Kerajaan Mataram.............................................................................. 7
G. Kerajaan Kediri................................................................................... 9
H. Kerajaan Singasari.............................................................................. 9
I. Kerajaan Majapahit............................................................................ 10
J. Kesimpulan......................................................................................... 11
K. Pertanyaan......................................................................................... 12
A. Kerajaan kutai
Kerajaan Kutai adalah kerajaan dengan corak agama Hindu Syiwa atau agama Hindu
yang memuja Dewa Syiwa. Berdasarkan tujuh buah prasasti yang ditemukan di lembah hilir
Sungai Mahakam, KalimantanmTimur, diketahui bahwa Kutai merupakan kerajaan tertua di
Indonesia. Prasasti kerajaan Kutai ditulis diatas yupa dengan menggunakan bahasa
Sanskerta dan huruf Pallawa. Yupa tersebut dahulu digunakan untuk menambatkan hewan
korban persembahan (yajna). Semua yupa dikeluarkan atas perintah penguasa kerajaan
Kutai yang bernama Mulawarman. Yupa-yupa tersebut ditulis oleh brahmana (pendeta)
yang datang dari India atas permintaan raja yang memerintah saat itu, yaitu Mulawarman.
Tujuan upacara adalah untuk melaksanakan upacara kurban besar secara keagamaan Hindu.
Yupa-yupa tersebut berbeda isinya, tetapi secara keseluruhan berupa pernyataan terima
kasih kepada Raja Mulawarman atas jasanya menyelenggarakan upacara kurban besar bagi
kerajaan. Upacara tersebut dilakukan ditempat khusus dengan memuja Dewa Ansuman atau
Dewa surya, penguasa matahari yang merupakan jelmaan dari Dewa Syiwa, agar kerajaan
tersebut selalu jaya.
Raja Mulawarman adalah cucu dari Kudungga yang merupakan orang Indonesia asli.
Kudungga merupakan orang yang pertama kali tersentuh oleh budaya India. Namun, karena
tetap mempertahankan ciri-ciri keindonesiaannya, Kudungga tidak dianggap sebagai pendiri
keluarga raja. Pengertian keluarga raja pada waktu itu adalah keluarga kerajaan yang telah
menyerap budaya India dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan penyerapan itu baru
terlihat pada Aswawarman, anak Kudungga. Aswawarman menjadi pendiri kerajaan karena
telah menyerap kebudayaan India dengan menggunakan nama yang berciri India sebagai
nama pengenalnya. Penerus Aswawarman adalah putranya yang bernama Mulawarman.
Kutai mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Mulawarman.
Struktur sosial masyarakat.
Sejak agama Hindu masuk, sistem pemerintahan di Indonesia berubah dari sistem kesukuan
menjadi sistem kerajaan. Berdasarkan kebudayaan asli Indonesia, tidak dikenal konsep
kerajaan dengan penguasa yang turun temurun. Pemimpin di Indonesia pada awalnya
berdasarkan kesukuan dan dipilih secara demokratis berdasarkan kecakapan. Konsep
kerajaan dan penguasa yang turun temurun tersebut muncul setelah kebudayaan dari India
masuk ke Indonesia. Dengan berubahnya sistem pemerintahan, berubah pula struktur sosial
masyarakat. Konsep yang dikenal dalam struktur sosial masyarakat Hindu adalah sistem
kasta. Kasta terdiri atas brahmana (pendeta), ksatria (bangsawan atau prajurit), waisya
(pedagang, petani, dan tukang), sudra (fakir miskin).
Berdasarkan bukti prasasti yang ada, hampir tidak ada kemungkinan untuk
mengungkapkan bagaimana kira-kira kehidupan kemasyarakatan pada zaman Kerajaan
Kutai. Hal tersebut disebabkan prasasti yang ada tidak berbicara mengenai kondisi
masyarakat Kerajaan Kutai. Walaupun demikian, kita masih dapat membayangkan keadaan
masyarakat pada masa tersebut. Penggunaan bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa dalam
prasasti-prasasti Mulawarman adalah salah satu petunjuk mengenai kehidupan masyarakat
saat itu. Dapat disimpulkan bahwa diKutai sudah ada golongan masyarakat yang menguasai
bahasa Sanskerta. Bahasa Sanskerta bukanlah bahasa rakyat India sehari-hari, tetapi lebih
merupakan bahasa resmi masalah-masalah keagamaan. Golongan masyarakat yang
menguasai agama Hindu adalah brahmana. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kaum
brahmana pada masa itu sudah merupakan suatu golongan tersendiri dalam masyarakat
Kutai. Dengan demikian dapat dipastikan sudah ada sebagian penduduk Kutai yang
terpengaruh kebudayaan India.
Pendidikan. Tradisi Hindu dalam kerajaan kutai mempengaruhi aspek-aspek
kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mendapat pengaruh dari
tradisi Hindu. Raja-raja Kutai mengadopsi konsep-konsep agama Hindu kedalam pendidikan
dan kebudayaan kerajaannya. Pada awalnya, raja Kutai mengundang ahli-ahli dan orang-
orang pandai dari golongan brahmana di India Selatan untuk memberikan konsultasi dan
nasehat-nasehat mengenai upacara-upacara keagamaan. Selain dalam hal agama ahli-ahli
tersebut juga diminta untuk mengajarkan konsep-konsep agama Hindu dalam aspek
kehidupan yang lain sehingga selain agama, ajaran Hindu juga masuk kedalam bentuk dan
organisasi negara, upacara-upacara kenegaraan yang semuanya disesuaikan menurut sistem
kerajaan Kutai.
Kesenian dan teknologi. Berdasarkan peninggalan-peninggalan prasasti di
Kerajaan kutai dapat terlihat bahwa kesenian dan teknologi pada masa tersebut mendapat
pengaruh kuat dari tradisi Hindu. Buktinya adalah prasasti-prasasti Raja Purnawarman yang
menggunakan huruf Pallwa. Huruf Pallawa berasal dari India bagian selatan. Pallwa sendiri
merupakan nama sebuah Kerajaan Hindu yang berpusat dikota Madras. Rupa aksara di
prasasti Kutai adalah aksara yang dipakai khusus oleh raja-raja Pallawa di India Selatan abad
ke-4 sampai abad ke-9 M. Prasasti Kutai ditulis sekitar tahun 400 M dan tulisan Pallawa pada
prasasti ini merupakan catatan tertua yang terdapat di Indonesia
Keruntuhan Kerajaan Kutai. Setelah Raja Mulawarman, tidak diketahui
penguasa Kerajaan Kutai selanjutnya. Hal tersebut disebabkan karena tidak ditemukannya
sumber mengenai hal tersebut.

b. Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara adalah sebuah kerajaan yang terletak dibagian barat Pulau Jawa.
Kerajaan yang terletak tepat diantara Sungai Cisadane disebelah barat dan Sungai Citarum
disebelah timur ini berkembang pada abad ke-5 hingga abad ke-7 M. Kerajaan
Tarumanegara berkembang kira-kira bersamaan dengan Kerajaan Kutai diKalimantan dan
merupakan Kerajaan pertama diJawa. Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu beraliran
Wisnu atau yang lazim disebut Hindu Waisnawa. Hal tersebut terbukti pada prasasti
peninggalan kerajaan, yaitu prasasti Ciaruteun. Pada prasasti tersebut disebutkan mengenai
Raja Tarumanegara, Purnawarman, yang dinyatakan sebagai titisan dewa Wisnu.
Hingga kini telah ditemukan tujuh buah prasasti peninggalan kerajaan
Tarumanegara, diantaranya prasasti Ciaruteun Bogor, prasasti Tugu Jakarta, prasasti Kebon
Kopi Bogor, prasasti Jambu Bogor, prasasti Muara Cianten Bogor, prasasti Pasir Awi Bogor,
dan prasasti Munjul Lebak, Banten. Berdasarkan bentuk dan gaya tulisannya, prasasti
tersebut diperkirakan dibuat sekitar abad ke-5 M.
Struktur sosial masyarakat. Berdasarkan bukti yang terdapat saat ini, dapat
diduga mata pencaharian penduduk Tarumanegara, yaitu perburuan, pertambangan,
perikanan, perniagaan, pertanian, pelayaran, dan peternakan. Perburuan diketahui dari
berita tentang adanya cula badak dan gading gajah yang merupakan bahan perdagangan
Kerajaan Tarumanegara. Keduanya merupakan hewan liar sehingga tentu untuk
mendapatkan cula dan gading tersebut harus dilakukan dengan cara berburu. Perikanan
dapat diketahui dengan berita yang mengatakan bahwa kulit penyu merupakan komoditas
perdagangan Kerajaan Tarumanegara yang digemari saudagar-saudagar Cina.
Pertambangan karena adanya berita bahwa emas dan perak merupakan salah satu produk
yang diperdagangkan diwilayah tersebut. Perniagaan dengan jelas dapat diketahui karena
semua komoditas tersebut adalah produk untuk diperdagangkan. Pelayaran diketahui
dengan melihat posisi strategis Kerajaan Tarumanegara yang terletak dijalur niaga
Nusantara. Pertanian dan peternakan kemungkinan adalah mata pencaharian rakyat
Tarumanegara. Pada prasasti Tugu disebutkan mengenai pembuatan saluran air yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan agraris.
Pendidikan. Pada Kerajaan Tarumanegara diberitakan sudah terdapat kaum
brahmana yang mengajarkan agama dan masalah intelektul berdasarkan konsep agama
Hindu. Aktivitas pengajaran berlangsung secara individual dan belum ada lembaga-lembaga
yang membrikan pengajaran secara masal serta masih terbatas pada kalangan masyarakat
atas saja, seperti kaum ksatria. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan bercorak Hindu
terdapat dalam bidang agama, tata negara, uapacara-upacara yang dilakukan oleh raja dan
bidang-bidang lain yang erat hubungannya dengan kerajaan. Masyarakat belum menerima
pendidikan Hindu secara menyeluruh dan tradisi-tradisi yang sudah berakar sebelumnya
tidak langsung hilang dengan adanya kepercayaan Hidu.
Kesenian dan teknologi. Teknologi yang diketahui pada masa kerajaan
Tarumanegara adalah pembangunan saluran air yang dilakukan pada tahun ke-22
pemerintahan Raja Purnawarman. Pembuatan saluran yang dinamakan Gomati mulai dari
pusat kerajaan menuju ke Laut Jawa. Peristiwa pembuatan saluran sepanjang 6.122 tombak
(kurang lebih 11 km) diabadikan dalam prasasti Tugu Jakarta. Kegunaan saluran air adalah
untuk mengatasi banjir yang selalu melanda daerah pertanian disekitar wilayah kerajaan
Tarumanegara.
Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara. Setelah abad ke-5 M, tidak ada kabar
mengenai kerajaan Tarumanegara lagi. Diketahui bahwa telah lahir kerajaan baru yaitu
Pajajaran dari arca Wisnu yang berasal dari abad ke-7 sampai dengan abad ke-8. Apa
penyebab pasti yang menyebabkan kerajaan Tarumanegara mundur dan bahkan tidak
pernah terdengar kabarnya lagi belum banyak diketahui.

C. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berpusat di daerah yang ada sekarang dikenal sebagai
Palembang, Sumatera. Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang dikenal hingga ke
mancanegara. Pada masa kerajaan Sriwijaya, banyak pendatang dari mancanegara singgah
ke Sriwijaya untuk berdagang maupun sekedar berkunjung. Kerajaan Sriwijaya menjadi
pusat penting agama Buddha Mahayana. Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya berdasarkan
laporan dari prasasti, penemuan arkeologi, artefak, dan hikayat.
Sriwijaya mengalami kejayaan pada masa pemerintahan raja Balaputradewa yang
merupakan pelarian dari kerajaan Mataram Hindu. Sebagai kerajaan maritim yang besar,
Sriwijaya mengembangkan kekuatan angkatan laut untuk mengamankan wilayah
kekuasaannya di sekitar selat Malaka. Penaklukan juga dilakukan terhadap bandar-bandar
utama di pantai-pantai timur Sumatra, daerah semenanjung Malaya bagian barat dan
kepulauan di sekitarnya.
Sriwijaya menempatkan diri sebagai penguasa atas lalu lintas kapal dagang dari
berbagai kerajaan besar di Cina dan India. Hal tersebut membuat Sriwijaya mendapatkan
banyak penghasilan dari bea masuk ke pelabuhan-pelabuhan di wilayahnya.
Struktur sosial masyarakat. Sriwijaya sebagai kerajaan maritim tidak menerapkan
susunan negara dan masyarakat dengan hierarki secara ketat seperti pada kerajaan agraris.
Kerajaan Sriwijaya untuk beberapa abad lamanya menguasai perdagangan di laut Indonesia
bagian barat. Struktur ekonomi perdagangan berpengaruh terhadapa struktur sosial
masyarakat. Kerajaan Sriwijaya merupakan negara kota, yaitu wilayah yang tidak
membutuhkan suatu wilayah pedalaman yang luas dengan rakyat yang hidup dari pertanian
desa-desa. Tidak ada konsepsi mengenai raja sebagai keturunan dewa, sehingga tidak ada
bangunan candi-candi megah seperti yang terdapat pada kerajaan di Jawa.
Selain disebabkan faktor ekonomi, struktur sosial masyarakat Sriwijaya dipengaruhi
oleh tradisi India, yaitu agama Buddha. Agama Buddha tidak mengenal kasta sehingga tidak
ada pembagian masyarakat berdasarkan kasta di Sriwijaya. Selain itu, menurut kronik Sungh
Shih, rakyat Sriwijaya bebas dari kewajiban membayar pajak pada negara. Hal tersebut
diterapkan penguasa Kerajaan Sriwijaya karena negerinya memusatkan aktivitas pada
kegiatan maritim dan perdagangan. Rakyat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk
menjalankan aktivitas perdagangan.
Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya. Pada abad ke-7 hingga 13 M, kerajaan Sriwijaya
mengalami masa keemasan. Armada kapal milik Sriwijaya mampu berlayar ke Cina dengan
membawa komoditas perkebunan, seperti cengkih, pala, lada, timah, rempah-rempah, emas
dan perak. Barang-barang tersebut dibeli atau ditukar dengan porselin, kain katun, atau kain
sutra. Kebesaran kerajaan Sriwijaya dapat terlihat dari peninggalan-peningggalan
sejarahnya. Setidaknya ada 18 situs dari masa Sriwijaya di Palembang. Empat diantaranya
memiliki penanggalan sekitar abad ke-7 sampai abad ke-9, yaitu situs Candi Angsoka,
prasasti Kedukan Bukit, situs Kolam Pinishi, dan situs Tanjung Rawa. Tidak hanya di
Indonesia, kebesaran kerajaan Sriwijaya juga terdapat diluar negeri. Prasasti Dewapaladewa
dari Nalanda, India, abad ke-9 Masehi, menyebutkan Raja Balaputradewa dari Swarnadipa
(Sriwijaya) membuat sebuah biara. Prasasti Rajaraja l tahun 1.046 mengisahkan mengenai
Raja Kataha dan Sriwiyasa Marajayayottunggawarman dari Sriwijaya menghibahkan satu
wilayah desa pembangunan biara Cudamaniwarna di Kota Nagipattana, India. Selain prasasti
di India, juga terdapat manuskrip sejarah seperti Kitab Sejarah Dinasti Song dan Dinasti
Ming, yang berada di Cina.
Pengaruh Sriwijaya mulai melemah pada abad ke-11. Setelah itu, keadaan Sriwijaya naik
turun hingga akhirnya kerajaan Sriwijaya hancur pada tahun 1.477 M. Faktor-faktor yang
menyebabkan kemunduran dan kehancuran Sriwijaya, yaitu serbuan dari kerajaan
Colamandala, masuknya agama islam, serangan kerajaan-kerajaan lokal seperti Majapahit,
dan Singasari.
 Serbuan Colanmandala. Pada mulanya hubungan kerajaan Sriwijaya dengan
kerajaan Colanmandala di Coromandel, India Selatan terjalin dengan sangat baik. Raja
Colanmandala, Kesawatiwarman Rajaraja, dan Raja Sriwijaya, Sri Cudamaniwarman
membangun wihara di Nagipattana. Tahun 1012, karena Rajaraja mangkat, putranya,
Rajendracola menjadi raja Colanmandala yang baru dan menerapkan politik baru pada
Sriwijaya. Rajendracola ingin mengembangkan perdagangan negerinya dengan Cina. Untuk
melaksanakan hal tersebut, ia harus menebus monopoli kerajaan Sriwijaya atas lalu lintas di
Selat Malaka. Tahun 1017 Rajendracola mengirim pasukan tentaranya menyerbu kedah
yang merupakan salah satu pelabuhan utama milik kerajaan Sriwijaya dan mendudukinya
selama beberapa waktu. Pada tahun 1023, Rajendracola menyerang Sriwijaya yang saat itu
diperintah oleh Sri SanggramawijaYottunggawarman. Permusuhan mencapai puncaknya
pada tahun 1025. Berdasarkan bukti sebuah prasasti bertarikh 1030 di Tanjore, India
Selatan, kerajaan Colamandala melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah-wilayah
Sriwijaya. Disebutkan dalam prasasti tersebut bahwa tentara Colamandala berhasil
menangkap Raja Sriwijaya. Pada tahun 1068, Wirajarendra (cucu Rajendracola) kembali
menyerang kerajaan Sriwijaya. Akan tetapi, serangan kali ini lebih ditujukan kewilayah
Semenanjung Malaya. Akibat serangan tersebut, Kedah dapat dikuasai serta rajanya
ditawan. Meskipun serangan terhadap Sriwijaya mengakibatkan kemunduran, tetapi
Sriwijaya belum jatuh karena dalam berita Cina abad ke-13 disebutkan bahwa Sriwijaya
muncul kembali. Walaupun kerajaan Sriwijaya memang tidak musnah, akan tetapi
kekuatannya menurun. Dominasi atas lalu lintas perdagangan semakin pudar. Negar-negara
yang berada dibawah kekuasaannya pun mendapatkan kesempatan untuk melepaskan diri.
 Perlawanan kerajaan-kerajaan lokal. Walaupun serangan dari kerajaan
Colamandala tidak sukses, serangan tersebut telah memperlemah kekuasaan Sriwijaya dan
memungkinkan tumbuhnya kerajaan-kerajaan lokal lain. Salah satunya adalah kediri,
kerajaan yang bersandar pada agraris daripada perdagangan jarak jauh lewat pantai.
Sriwijaya kemudian dikuasai oleh kerajaan Jawa, pertama kerajaan Singasari dan kemudian
kerajaan Majapahit. Kejayaan Sriwijaya mulai berangsur meredup sejak adanya gangguan
dari Raja Mataram Darmawangsa tahun 992 M dan disusul kemudian dengan pecahnya
hubungan baik dengan Rajendracola yang diikuti dengan peperangan pada tahun 1025 M.
Serangan pertama Raja Dharmawangsa, Raja Medang di Jawa Timur terjadi pada tahun 990
M saat Sriwijaya dibawah pemerintahan Raja Sri Sudamaniwarmadewa. Serangan ini tidak
seluruhnya berhasil, tetapi sedikit banyak melemahkan Sriwijaya. Pada tahun 1275, Raja
Singasari, Kertanegara, mengirimkan ekspedisi Pamalayu yang bertujuan untuk menguasai
Selat Malaka. Tahun 1365, Sriwijaya ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit. Kerajaan Singasari
yang berada dibawah naungan Sriwijaya. Kondisi tersebut membuat Sriwijaya lemah dan
dapat ditaklukkan oleh para bajak laut hingga akhirnya bisa dikuasai dengan penuh oleh
Majapahit tahun 1477 M sehingga berakhirlah kerajaan Sriwijaya.
 Masuknya agama Islam. Pada abad ke-11, dengan semakin mundurnya
Sriwijaya, agama Islam mulai masuk kedalam wilayah Aceh melalui kontak dengan pedagang
Arab dan India. Pada akhir abad ke-13, Kerajaan Samudra Pasai masuk kedalam agama
Islam. Tahun 1414, Parameswara, pangeran terakhir dari dari Sriwijaya masuk Islam dan
memulai Kesultanan Malaka di Semenanjung Malaya. Nama Sriwijaya tidak pernah disebut-
sebut lagi pada abad ke-13 dan ke-14. Sebagai gantinya, muncul Palembang dalam kronik
Chu-fan-chi.

D. Kerajaan Mataram Hindu


Batas-batas kerajaan Mataram tidak diketahui secara pasti, tetapi dari peninggalan
yang ada diperkirakan wilayah kerajaan meliputi sebagian besar daerah Jawa Tengah dan
sebagian daerah Jawa Timur. Berdasarkan prasasti Canggal yang ditemukan didesa Canggal,
Gunung Wukir, Jawa Tengah dan prasasti Balitung yang memuat nama-nama raja Mataram
dinasti Sanjaya, Kerajaan Mataram diperkirakan berkembang antara abad ke-8 sampai abad
ke-11 M. Kerajaan Mataram diperintah oleh dua wangsa atau dinasti, yaitu Wangsa Sanjaya
dan Wangsa Sailendra. Sanjaya beragama Hindu Syiwa, sedangkan Sailendra beragama
Buddha Hinayana. Kerajaan Mataram meninggalkan berbagai monumen agama yang besar.
Melihat peninggalan candi-candi di Jawa Tengah, diperkirakan dinasti Sailendra berkuasa di
daerah selatan Jawa dan Sanjaya disebelah utara Jawa. Contohnya adalah candi Prambanan
yang dibangun oleh pikatan yang beraliran Hindu dan Borobudur yang didirikan oleh
Samaratungga yang beraliran buddha. Pada waktu itu, raja menguasai para penguasa
wilayah yang disebut watak. Penguasa watak menjadi bawahan raja yang menjalankan
kebijakan-kebijakan politik dan ekonomi didaerahnya. Daerah-daerah tersebut disebut
wanua, yaitu gabungan desa-desa.
Struktur sosial masyarakat. Peninggalan kerajaan Mataram menunjukkan
bahwa masyarakat pada zaman itu adalah masyarakat yang telah menyerap berbagai unsur
budaya India, baik agama Hindu ataupun agama Buddha. Masyarakat tidak hanya sudah
menyerap budaya India, tetapi juga memungkinkan tumbuhnya dua agama yang berasal
dari India. Dari prasasti yang ada, diperoleh gambaran bahwa didalam masyarakat terdapat
suatu sistem birokrasi yang teratur. Terdapat pembagian kerja yang jelas dalam masyarakat
kerajaan Mataram. Walaupun masyarakat telah meresapi budaya India, hukum adat tetap
berjalan. Hal tersebut ditunjukkan dengan diperlukannya persetujuan masyarakat desa
sebelum raja memutuskan sesuatu.
Peraturan mengenai kasta berlaku dikerajaan Mataram, akan tetapi tidak dijalankan
dengan ketat seperti di India. Sistem kasta pada masyarakat kerajaan Mataram hanya
dianggap sebagai kerangka pembagian masyarakat hidup berdasarkan tata sosial budaya
Indonesia yang telah ada sebelum kedatangan agama Hindu.
Pendidikan. Berdasarkan prasasti yang ada, taraf perdagangan telah cukup maju
dan dari berita Cina dapat disimpulkan perdagangan merupakan masalah yang
mendapatkan perhatian khusus dari raja. Agama yang berkembang pada masa
pemerintahan Airlangga adalah agama Hindu aliran Wisnu atau Waisnawa. Disamping
agama Waisnawa, ada juga aliran Syiwa, Buddha, dan Resi yang semuanya mendapat
perhatian dari Raja Airlangga. Selama hidupnya sendiri, Raja Airlangga sebagai titisan Dewa
Wisnu.
Kesenian dan teknologi. Pada prasasti Mataram disebutkan mengenai mata
uang yang sudah berlaku sebagai alat pembayaran. Hubungan dagang dengan India sedikit
banyak memberikan pengaruh dalam bidang teknologi. Pedagang-pedagang India dan Cina
ketika mengadakan transaksi jual beli menggunakan uang yang dibawa dari negaranya.
Lama kelamaan penguasa atau penduduk lokal mulai membuat mata uang yang mendapat
pengaruh dari India dalam wujud maupun satuan nilainya. Di Kerajaan Mataram, terdapat
mata uang berbentuk bundar seperti kancing baju, yaitu uang Ma. Disebut demikian karena
pada salah satu sisi bagian yang cembung, ada tanda tera atau cap berupa huruf Nagari,
huruf yang berasal dari India, berbunyi Ma. Pada sisi yang lain, bagian yang cekung, terdapat
gambar kelopak bunga sejumlah empat buah. Dengan ditemukannya mata uang ini dapat
dipastikan bahwa teknologi yang dimiliki Kerajaan Mataram sudah cukup tinggi sehingga
dapat membuat mata uang sendiri.
Kesenian di kerajaan Mataram juga maju. Salah satu contohnya adalah kitab
Arjunawiwaha karangan Mpu Kanwa yang dibuat pada tahun 1035 M. Isi kitab merupakan
kiasan terhadap kehidupan Raja Airlangga, penguasa kerajaan Mataram. Arjunawiwaha
dikarang oleh Mpu Kanwa pada tahun 1030. Isi kitab menceritakan perkawinan Arjuna
dengan para bidadari sebagai hadiah para dewa atas jerih payahnya mengalahkan raksasa
penyerang kahyangan. Cerita tersebut merupakan kiasan atas Raja Airlangga yang menjalin
persahabatan dengan Sriwijaya bahkan dia juga menikah dengan putri dari Sriwijaya, yaitu
Sri Sanggramawijaya.
Keruntuhan Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram mengalami kejayaan pada
masa pemerintahan Raja Balitung tahun 898-910 M. Wilayah kekuasaan kerajaan Mataram
saat itu meliputi wilayah Jawa Timur dan Tengah. Pada masa Sri Maharaja Rakai Watukura
Dyah Balitung Dharmodaya Mahasambu berkuasa, terjadi perebutan kekuasaan diantara
para pangeran kerajaan Mataram Kuno. Ketika Sri Maharaja Rakai Sumba Dyah Wawa
berkuasa, kerajaan ini berakhir dengan tiba-tiba. Diduga kehancuran kerajaan ini akibat
bencana alam karena letusan Gunung Merapi, Magelang, Jawa Tengah.
Setelah terjadinya bencana alam yang dianggap sebagai peristiwa pralaya, maka
sesuai dengan landasan kosmologis harus dibangun kerajaan baru dengan wangsa (dinasti)
yang baru pula. Pada abad ke-10, cucu Sri Maharaja Daksa, Mpu Sindok, membangun
kembali kerajaan ini di Watugaluh (wilayah antara Gunung Semeru dan Gunung Wilis), Jawa
Timur. Mpu Sindok naik takhta kerajaan pada 929 dan berkuasa hingga 948. Kerajaan yang
didirikan Mpu Sindok ini tetap bernama Mataram. Dengan demikian, Mpu Sindok dianggap
sebagai cikal bakal wangsa baru, yaitu wangsa Isyana.
Mpu Sindok digantikan putrinya, Sri Isyanatunggawijaya yang kemudian digantikan
oleh anaknya Makutawangsawardana. Ia memiliki seorang putri yang menikah dengan Raja
Udayana dari Bali dan memiliki anak bernama Airlangga. Pengganti Makutawangsa adalah
Darmawangsa. Kekuasaan Darmawangsa hancur akibat serangan Raja Wurawari ketika
sedang mengadakan pesta perkawinan putrinya dengan Airlangga. Pesta perkawinan
tersebut dilaksanakan sesuai dengan ajaran agama Hindu Tantrayana yang mengadakan
upacara minum arak hingga mabuk. Kondisi tersebut tidak memungkinkan untuk dapat
melawan serangan dari luar. Akan tetapi, Airlangga dan istrinya dapat selamat dengan
pertolongan prajurit bernama Narotama. Peristiwa tersebut dikenal dengan nama Pralaya.

E. Kerajaan Kediri
Kerajaan Panjalu diserang oleh Kerajaan Jenggala dan berhasil dikuasai. Sejak masa
pemerintahan raja Samarotsaha kedua kerajaan tadi tidak ada kabar untuk waktu yang
lama. 58 tahun setelahnya baru terdengar keterangan tentang kerajaan Panjalu yang
disebut kerajaan Kediri.
Kerajaan Kediri berpusat di Daha dan memiliki beberapa raja, antara lain bernama
Raja Bameswara, Jayabhaya dan Kertajaya. Raja kediri yang paling terkenal adalah Raja
Jayabhaya yang memiliki kemampuan untuk meramal masa depan Indonesia dan dituliskan
dalam kitab Jangka Jayabhaya. Raja terakhir Kerajaan Kediri ialah Kertajaya. Pada saat
Kertajaya memerintah, ia berusaha mengurangi kekuasaan kaum brahmana. Kaum
brahmana yang menentang kebijakan tersebut meminta penguasa daerah Tumapel
bernama Ken Arok untuk membunuh Kertajaya. Ken Arok berhasil membunuh Kertajaya dan
menguasai daerah Kediri.

F. Kerajaan Singasari
Raja pertama Singasari adalah Ken Arok (1222-1227). Ken Arok berasal dari Desa
Pungkur. Ia hidup sebagai pencuri dan penyamun yang sangat sakti dan selalu menjadi
buron. Berkat bantuan seorang pendeta, ia berhasil mengabdi pada Tunggul Ametung di
Tumapel. Ia lalu membunuh Tunggul Ametung dan menikahi istri Tunggul Ametung, Ken
Dedes. Ken Arok lalu melepaskan diri dari Kediri yang kebetulan sedang berselisih dengan
para pendeta. Tahun 1222 Ken Arok menjadi Raja Tumapel atau Singasari.
Kemenangan Ken Arok dalam pertempuran di Ganter mengharumkan namanya
sehingga ia memutuskan untuk membangun dinasti baru, Dinasti Girindawangsa, dan ia
bergelar Sri Ranggah Rajasya Sang Amurwabumi. Kekuasaannya tidak lama. Ia hanya
memangku jabatannya selama 5 tahun karena dibunuh oleh anak tirinya sendiri, Anusapati
yang menyimpan dendam. Anusapati adalah anak dari pasangan Ken Dedes dengan Tunggul
Ametung. Pembunuhan terhadap Ken Arok membawa Anusapati ke puncak kekuasaan
selama 20 tahun. Selama itu, Anusapati merasakan kenyamanan dalam memerintah
Singasari. Kegemarannya menyabung ayam mengakibatkan Singasari tidak berkembang
sama sekali baik dalam bidang ekonomi, politik, ataupun pendidikan dan kesenian serta
teknologi.
Struktur sosial masyarakat. Singasari pada dasarnya adalah negara agraris.
Letaknya di daerah-daerah yang subur dilembah sungai atau lembah-lembah yang dikelilingi
oleh gunung berapi dan rakyatnya hidup dari bercocok tanam padi disawah. Suatu hal yang
penting dalam pengaruh Hindu adalah konsepsi mengenai susunan negara yang amat
hierarkis dengan bagian-bagian yang digolongkan kedalam 4 atau 8 bagian besar yang
bersifat sederajat dan yang tersusun simetris. Semua golongan tersebut diorientasikan ke
atas, yaitu sang raja, yang dianggap keturunan dewa, bersifat keramat, dan merupakan
puncak dari segala hal dalam negara yang merupakan pusat dari alam semesta.
Kesenian dan teknologi. Kemajuan bidang kesenian dikerajaan Singasari dapat
terlihat dari kitab Pararaton yang berisi mitos riwayat Ken Arok dan mengenai raja-raja
Singasari. Selain kitab Pararaton, terdapat kitab Nagarakrtagama karangan Mpu Prapanca
tahun 1365. Kitab Nagarakrtagama sebenarnya merupakan karya kerajaan Majapahit yang
menceritakan sebagian besar tentang Majapahit, tetapi juga menceritakan tentang raja
yang berkuasa di Singasari. Pada abad ke-10, Raja Dharmawangsa dari Singasari berhasil
membukukan hukum dan menerjemahkan kisah Mahabrata kedalam bahasa Jawa.
Pada kerajaan Singasari sudah terdapat alat pembayaran sah berupa mata uang.
Keberadaan mata uang tersebut akibat dari interaksi dengan pedagang India dan juga Cina.
Mata uang yang berlaku adalah kati, tahil, suwarna, dan dharana. Kati (ka) merupakan mata
uang logam yang paling besar nilainya, terbuat dari emas atau perak. Berdasarkan temuan
arkeologi di Wononoyo diketahui bahwa berat 1 kati berkisar 750-768 gram dan
kemungkinan besar aslinya merupakan mata uang Cina dan 1 kati sama dengan 20 tahil.
Suwarna (su) berasal dari bahasa Sanskerta yang mempunyai pengertian luas, salah satunya
adalah untuk menyebut emas. Seperti juga suwarna, mata uang dharana (da) berasal dari
bahasa Sanskerta. Keduanya diperkirakan berasal dari India.
Keruntuhan Kerajaan Singasari. Kerajaan Singasari mencapai puncak
kejayaannya pada masa pemerintahan Ranggawuni yang bergelar Wisnuwardhana dengan
dibantu Mahisa Cempaka yang bergelar Narasinghamurti sebagai Ratu Anggabaya. Pada
tahun 1254, Wisnuwardhana mengangkat anaknya, Kertanegara, sebagai raja muda.
Kertanegara kemudian menjadikan Singasari sebagai kerajaan yang besar dan maju. Ia
memiliki cita-cita untuk menyatukan nusantara dengan mengadakan ekspedisi Pamalayu.
Ekspedisi tersebut berupaya melemahkan kerajaan Sriwijaya diSumatra dan menaklukkan
Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, dan Madura. Pada tahun 1275, Kertanegara mengirim
utusan keMelayu, dan patungnya sebagai Amoghapasha didirikan di Jambi (1286). Pada
tahun 1284, Kertanegara mengadakan ekspedisi keBali, dan menjadikan Bali wilayah
kerajaan Singasari. Pada tahun 1289, Kubilal Khan (kekaisaran Mongol) mengirim utusan ke
Singasari untuk meminta upeti, namun ditolak dan dipermalukan oleh Kertanegara.

G. Kerajaan Majapahit
Pada akhir abad ke-13 hingga awal abad ke-15 di Jawa Timur terdapat kerajaan besar
yang berpusat di Trowulan tepatnya dihulu Sungai Brantas, yaitu Kerajaan Majapahit.
Majapahit tercatat pernah memilki pengaruh yang cukup luas diNusantara seperti yang
tergambar dalam kitab Nagarakrtagama dan cerita rakyat serta nama-nama yang
berhubungan dengan Majapahit diseluruh Nusantara. Berdirinya Kerajaan Majapahit tidak
terlepas dari perebutan kekuasaan yang terjadi di Singasari. Saat Jayakatwang menyerang
Singasari, Raden Wijaya kabur ke Sumenep. Ketika Kertanegara diberitakan telah tewa,
Raden Wijaya pura-pura takluk pada Jayakatwang. Berkat bantuan Aria Wiraja, Adipati
Sumenep yang menjamin Raden Wijaya, Jayakatwang akhirnya menerima Raden Wijaya dan
memberikannya sebuah wilayah yang menjadi cikal bakal kerajaan Majapahit.
Raden Wijaya memanfaatkan wilayah yang dihadiahkan kepadanya tersebut dan
menjadikannya kota dagang ramai dengan kekuatan militer melebihi Kerajaan Singasari.
Para perwira yang pulang dari ekspedisi Pamalayu lebih memilih bergabung dengan Raden
Wijaya kemudian menggalang kekuatan dengan memanfaatkan pasukan Kubilai Khan untuk
melawan Jayakatwang. Kerajaan Singasari pun hancur. Setelah Jayakatwang kalah, dengan
cerdiknya Raden Wijaya balik menyerang pasukan Mongol. Ia pun menjadi penguasa
Kerajaan Singasari yang diubah namanya menjadi Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya naik
takhta tahun 1293 dan memerintah dengan gelar Sri Kertajasa Jayawisnuwardhana. Wilayah
kekuasaan Majapahit juga mencakup wilayah Kediri dan Madura.
Pengganti Raden Wijaya adalah Kala Gemet, putra Raden Wijaya dengan salah satu
putri Kertanegara (raja Singasari). Pada tahun 1309, Kala Gemet dinobatkan menjadi raja
Majapahit dengan gelar Sri Jayanegara. Pada masa pemerintahan Kala Gemet terjadi banyak
pemberontakan (pararaton). Pemberontakan-pemberontakan itu, antara lain
pemberontakan Ronggo Lawe, Sora, Nambi, dan Kuti. Alasan dari pemberontakan dipicu
ketidakpuasan orang-orang yang berjasa bagi kerajaan Majapahit, namun tidak mendapat
perlakuan sebanding dengan jasanya. Pemberontakan-pemberontakan tersebut berhasil
ditumpas oleh pasukan Bhayangkara dibawah pimpinan Gajah Mada. Gajah Mada terkenal
dengan ikrarnya Tan Amukti Palapa (Sumpah Palapa). Hanya satu wilayah yang tidak bisa
dikuasai oleh kerajaan Majapahit, yaitu Kerajaan Pajajaran dan Hayam Wuruk ingin
memperistri putri raja Pajajaran, Dyah Pitaloka.
Struktur sosial masyarakat. Kerajaan Majapahit merupakan kombinasi antara
kerajaan agraris dan kerajaan maritim. Sebagai kerajaan agraris, Majapahit memiliki
pertanian kuat yang berfungsi sebagai sumber ekonomi bagi rakyatnya. Majapahit diawal
abad ke-14 sampai awal abad ke-15 merupakan salah satu pemasok hasil bumi untuk pasar
Nusantara. Selain itu pengembangan kekuatan darat kerajaan Majapahit berhasil
mempertahankan supremasi Majapahit atas wilayah intinya di Jawa Timur. Kerajaan
Majapahit juga mengembangkan kekuatan angkatan laut untuk menduduki Sumatra,
Kalimantan, Bali, dan Maluku. Majapahit aktif mengembangkan armada dagangnya secara
besar-besaran, bahkan ada penafsiran bahwa kapal-kapal dagang Majapahit lebih besar dan
lebih kokoh dari jung (kapal dagang) Cina yang dikenal sebagai kapal terbesar dikawasan
Asia Timur dan Asia Tenggara.
Pendidikan. Pendidikan dikerajaan Majapahit yang paling menonjol adalah dalam
bidang kesustraan. Karya yang terkenal adalah kitab Pararaton, kitab Nagarakrtagama,
kitab Sundayana, dan kitab Sutasoma . Kitab-kitab ini menunjukkan tingginya pendidikan
yang ada didalam kerajaan Majapahit.
Kesenian dan teknologi. Kerajaan Majapahit memiliki kesenian yang terkenal
sampai sekarang, yaitu kitab Nagarakrtagama yang ditulis Mpu Prapanca tahun 1365 dan
mengisahkan sebuah keraton dengan selera seni dan sastra tinggi dengan sistem upacara
keagamaan yang rumit. Selain nagarakrtagama, juga terdapat kitab Pararaton yang
menyebutkan tentang kerajaan Singasari beserta raja-rajanya dan tentang daftar raja
Majapahit. Kitab Sundayana bercerita tentang perang Bubat antara Sri Baduga Maharaja
Pajajaran dengan Gajah Mada. Hayam Wuruk pada awalnya ingin menikahi putri raja
Pajajaran, Dyah Pitaloka. Namun, Gajah Mada menginginkan Dyah Pitaloka sebagai upeti
tanda Pajajaran tunduk terhadap Majapahit. Dalam pertempuran tersebut, Raja Pajajaran
dengan para pembesar kerajaan terbunuh, sedangkan Dyah Pitaloka bunuh diri. Terdapat
juga kitab Sutasoma yang ditulis Mpu Tantular menceritakan mengenai keragaman hidup
beragama yang ada dalam kerajaan Majapahit. Didalam kitab Sutasoma terdapat ungkapan
yang digunakan sampai sekarang walaupun dengan maksud yang berbeda yaitu kalimat
“Bhinneka tunggal ika, tan hana dharma mangrwa”, yang sebenarnya bermakna meskipun
bermacam-macam agama, tetapi tujuannya menymbah Tuhan yang satu.
Keruntuhan kerajaan Majapahit. Pada tahun 1364 M, Gajah Mada wafat dan
Majapahit kesulitan mendapatkan pengganti. Hal tersebut sangat berpengaruh pada
kemunduran Majapahit. Kemudian Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 dan masa
kejayaan kerajaan Majapahit berakhir. Raja-raja yang memerintah setelah Raja Hayam
Wuruk penuh dengan pertentangan keluarga, sampai puncaknya terjadi perang Paregreg.
Perang Paregreg adalah perang saudara antara Wikramawardhana dengan Wirabumi.
Selain faktor dari dalam, terdapat penyebab dari luar, yaitu datangnya agama Islam.
Perdagangan muslim menguasai perdagangan sehingga kerajaan Majapahit kesulitan
mendaptakan suplai kebutuhan sehari-hari. Tidak mengherankan kalau kerajaan-kerajaan
kecil yang berada dibawah kekuasaan Majapahit melepaskan diri. Selain itu, datang pasukan
Islam yang menyebabkan kekuasaan Majapahit beralih ketangan Adipati Unus, penguasa
Demak yang beragama Islam. Runtuhnya Majapahit menandakan berakhirnya masa
kerajaan Hindu-Buddha di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
KESIMPULAN
1. Kutai merupakan Kerajaan Hindu Tertua di Indonesia yang berada di tepi Sungai
Mahakam, Kalimantan Timur. Bukti yang menunjukkan keberadaan Kutai adalah tujuh
buah yupa. Kutai mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Mulawarman.
2. Tarumanegara terletak di bagian barat Pulau Jawa dan berkembang pada abad ke-5
hingga abad ke-7 M. Tarumanegara merupakan kerajaan pertama di Jawa beraliran
Hindu Wisnu. Peninggalan Tarumanegara, di antaranya adalah Prasasti Ciaruteun,
Prasasti Tugu, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Pasir
Awi, dan Prasasti Munjul.
3. Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berpusat didaerah yang sekarang dikenal sebagai
palembang, Sumatra. Pada perkembangannya, Sriwijaya menjadi pusat penting agama
Buddha Mahayana dan kerajaan maritim yang besar. Sriwijaya mengalami kejayaan pada
masa pemerintahan Raja Balaputradewa.
4. Berdasarkan prasasti Canggal, kerajaan Mataram diperkirakan berkembang antara abad
ke-8 sampai abad ke-11 M. Kerajaan Mataram diperintah oleh dua wangsa, yaitu Sanjaya
dan Sailendra. Sanjaya beragama Hindu Syiwa, sedangkan Sailendra beragama Buddha
Hinayana. Candi prambanan dibangun oleh Pikatan yang beraliran Hindu dan borobudur
didirikan oleh Samaratungga yang beraliran Buddha.
5. Kerajaan Kediri berpusat di Daha dan memiliki beberapa raja, antara lain bernama Raja
Bameswara, Jayabhaya, dan Kertajaya. Raja Jayabhaya memiliki kemampuan meramal
dan dituliskan dalam kitab Jangka Jayabhaya.
6. Raja pertama Singasari adalah Ken Arok (1222-1227). Kerajaan Singasari mencapai
puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Ranggawuni yang bergelar
Wisnuwardhana dengan dibantu Mahisa Cempaka.
7. kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya tahun 1293. Majapahit mencapai
kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk bersama Patih Gajah Mada. Kekuasaan
Majapahit terbentang luas mulai dari sumatra (bagian barat), maluku, dan irian timur.
Selain itu, kerajaan Majapahit juga menjalin persahabatan dengan negara-negara di Asia
Tenggara. Peninggalanya adalah kitab Nagarakrtagama yang ditulis Mpu Prapanca, kitab
Sutasoma yang ditulis Mpu Tantular. Peninggalan arsitekturnya, antara lain Candi
Penataran, Candi Sumber, Candi Srenggapura, dan Candi Jabung.
Pertanyaan
1. Apa sebab runtuhnya kerajaan Kutai ?
2. Bagaimana gambaran struktur sosial masyarakat pada masa kerajaan Kutai ?
3. Jelaskan kegunaan yupa dikerajaan Kutai ?
4. Sebutkan faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Sriwijaya ?
5. Sebutkan 7 prasasti pada masa kerajaan Tarumanegara ?
6. Jelaskan struktur sosial masyarakat kerajaan mataram hindu ?
7. Siapakah raja kediri yang paling terkenal ?
8. Uraikan bagaimana runtuhnya kerajaan Singasari ?
9. Siapa raja pertama kerajaan Singasari ?
10. Pada masa siapakah kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaan ?
11. Jelaskan runtuhnya kerajaan Kutai ?
12. Kitab Sutasoma ditulis oleh ?

Anda mungkin juga menyukai