Anda di halaman 1dari 49

KERAJAAN HINDU BUDHA

DI INDONESIA
Kompetensi Dasar
IPS
3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu dan /atau Buddha dan/atau Islam di
lingkungan daerah setempat, serta pengaruhnya pada kehidupan
masyarakat masa kini.
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu dan/atau Buddha
dan/atau Islam di lingkungan daerah setempat, serta pengaruhnya pada
kehidupan masyarakat masa kini.

BAHASA INDONESIA
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks
fiksi secara lisan, tulis, dan visual

3.10 Membandingkan watak setiap tokoh pada teks fiksi


4.10 Menyajikan hasil membandingkan watak setiap tokoh pada teks fiksi
secara lisan, tulis, dan visual
PKN
1.4 Mensyukuri berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial,
dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
2.4 Menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk
keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang
terikat persatuan dan kesatuan
3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk keberagaman suku bangsa,
sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan
kesatuan
4.4 Menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial,
dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan
Ayat Al-Qur’an
“Tunjukkanlah kami kepada jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-
orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
(QS. Al-Fatihah: 6-7)

“Katakanlah: Adakanlah perjalanan di muka bumi dan


perhatikanlah bagaimana (akibat) orang-orang yang terdahulu.
Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).” (QS. Ar-Rum: 42)

“Maka ceritakanlah wahai Nabi kisah ini kepada kaummu agar


mereka berpikir.” (QS. Al-A’raf: 17
A. Teori Tentang Masuk dan Menyebarnya Hindu-Budha ke Kepulauan
Indonesia
1. Teori BRAHMANA (J.C VAN LEUR)
Teori ini menyatakan bahwa yang berperan dalam proses masuknya kebudayaan Hindu Budha
ke Indonesia adalah Kaum Brahmana dengan alasan para Brahmana datang ke Indonesia atas
undangan para bangsa India yang ada di Indonesia untuk menyebarkan dan mengajarkan
agama Hindu karena hanya kaum Brahmana yang dapat membaca kitab weda dan
berwewenang tinggi untuk menyebarkan agama Hindu.

2. Teori KSATRIA (F.D.K. BOSCH)


Teori ini beranggapan bahwa, di Indonesia telah terjadi kolonisasi oleh orang India yang
kemudian daerah koloni tersebut menjadi pusat penyebaran budaya India sehingga timbul
gambaran bahwa orang-orang Indialah sebagai golongan penguasa Indonesia dengan
demikian yang berperan dalam proses masuknya kebudayaan HINDU-BUDHA adalah golongan
prajurit atau kaum ksatria.

3. Teori WAISYA (N.J.KROM)


Teori ini menyatakan bahwa kaum pedagang dari India yang tergolong dalam kasta Waisya
selain berdagang juga membawa adat kebiasaan misalnya upacara keagamaan. Pada
umumnya mereka tinggal menetap di Nusantara dan selain itu kemungkinan juga terjadi
adanya perkawinan antara para pedagang dengan wanita Indonesia, hal ini dianggap sebagai
saluran penyebaran pengaruh yang penting dalam teori ini.
4.Teori SUDRA
Menyatakan bahwa agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia
melalui Kasta Sudra. Mereka datang ke Indonesia ingin merubah
hidupnya karena mereka di India hanya dijadikan sebagai budak.

5. Teori ARUS BALIK


Menyatakan bahwa orang Indonesia pergi ke India untuk belajar
agama Hindu dan kemudian kembali lagi ke Indonsia untuk
menyebarkan agama tersebut.

6. Teori GABUNGAN
Para kaum Brahmana, ksatria, Waisya, dan Sudra berkumpul
dalam satu kapal untuk mencari daerah koloni yang dijadikan
kekuasaan dan menyebarkan agama Hindu.
B. Interaksi Masyarakat Di Berbagai Daerah Dengan
Tradisi Hindu-Budha.
Secara geografis Indonesia terletak dilintas jalur perdagangan internasional
melalui jalur laut yaitu India-Indonesia-Cina dan seterusnya karena adanya
hubungan dagang antara Indonesia dan India mengakibatkan masuknya pengaruh
budaya India ke Indonesia, baik pengaruh Hindu maupun Budha. Pada awalnya jalur
perdagangan antara India dan Cina melewati Selat Malaka namun ada juga di antara
mereka yang menyusuri sepanjang pantai Pulau Sumatra, Pantai Utara Jawa, pantai
Timur Kalimantan dan terus ke Cina.
Agama Budha diperkirakan masuk ke Indonesia sejak abad kedua masehi
dengan bukti ditemukannya patung dari perunggu di daerah Simpang Sulawesi
Selatan, di Jember Jawa Timur dan di Bukit Siguntang Sumatera Selatan. Ajaran
agama Budha yag masuk ke Indonesia adalah aliran Mahayana yang berkembang
pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Mataram pada masa Dinasti Syailendra akan
tetapi dalam perkembangannya terjadi percampuran antara agama Hindu dan
Budha, khususnya di Jawa Timur tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa unsur
budaya lama masih dominan dalam semua lapisan masyarakat.
KERAJAAN HINDU DI NUSANTARA
• Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua bercorak Hindu di
Indonesia.[9] Kerajaan ini terletak di Kalimanan Timur, tepatnya di
hulu sungai Mahakam.
• Kerajaan Salakanagara (150-362)
• Kerajaan Tarumanegara (358-669)
• Kerajaan Sunda Galuh (669-1482)
• Kerajaan Kalingga
• Kerajaan Kanjuruhan
• Kerajaan Mataram Hindu
• Kerajaan Kahuripan
• Kerajaan Janggala
• Kerajaan Kadiri (1042 - 1222)
• Kerajaan Singasari (1222-1292)
• Kerajaan Majapahit (1292-1527)
Kerajaan Kutai
1. Kerajaan Kutai
Kerajaa ini merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang terletak di
Muarakaman, tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Sumber-sumber sejarah
a) Berita Cina dari Dinasti Tang (618-908 M)
b) Arca Budha berlanggam seni arca Gandhara di Kota Bangun (Kutai)
c) Arca kehidupan, seperti arca Ganesha di Serawak
Arca Ganesha
d) Prasasti-prasasti

Tujuh buah prasasti yang disebut dengan Yupa yang berbentuk tiang yang
dipergunakan untuk mengikat hewan korban yang diparsembahkan oleh rakyat Kutai
kepada para dewa yang dipujanya. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa dan
berbahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut antara lain adalah silsilah raja yang
mengatakan bahwa Maharaja Kudungga mempunyai seorang putra bernama
Aswawarman yang disamakan dengan Dewa Ansuma (Dewa Matahari). Aswawarman
mempunyai tiga putra, salah seorang yang terkemuka adalah Mulawarman.
• Raja pertama Kerajaan Kutai adalah Raja Kudungga
• Setelah Raja Kudungga mangkat, pemerintahan digantikan
oleh putranya yang bernama Aswawarman. Ia juga
diketahui sebagai pendiri dinasti sehingga diberi gelar
Wangsakerta yang artinya pembentuk keluarga
• Kerajaan Kutai mengalami masa kejayaan abad ke-4 pada
saat pemerintahan Raja Mulawarman yang tak lain adalah
putra dari Raja Aswawarwan. Agama yang dianut oleh Raja
Mulawarman adalah agama Hindu aliran Syiwa, yang dapat
diketahui dari salah satu prasasti Yupa yang menyebutkan
tempat dalam tanah yang sangat suci yang di beri nama
Waprakeswara (tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa).
Tempat ini selalu berhubungan dengan tiga dewa utama
yaitu Brahmana, Wisnu, dan Siwa.
KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN
BUDAYA DI KERAJAAN KUTAI

Ekonomi Sosial dan Budaya


• Bertani di sawah dan ladang • Kehidupan masyarakatnya
• Betrenak sudah sangat teratur
• Perdagangan • Terdapat golongah Brahmana
dan Kesatria (menganut
agaman Hindu)
• Masih terdapat masyarakat
yang menjalani adat istiadat
dan kepercayaan asli mereka
PETA KEKUASAAN
KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Tarumanegara
 Kerajaan Hindu tertua kedua adalah Kerajaan Tarumanegara
yang terletak di lembah sungai Citarum, Jawa Barat.
Sumber-sumber sejarah
 Kerajaan Tarumanegara didirikan sekitar abad ke-5 di lembah
sungai Citarum, Bogor, Jawa Barat. Kerajaan ini merupakan
kerajaan tertua di Jawa. Mengenai Kerajaan Tarumanegara
dapat kita ketahui dari sumber sejarah prasasti dan berita dari
pengembara Cina.
 Raja yang paling terkenal dari Kerajaan Tarumanegara adalah
Purnawarman. Hal ini didasarkan pada tulisan yang terdapat
pada prasasti Ciaruteun, Jambu, dan Lebak. Para ahli sejarah
memperkirakan bahwa kerajaan ini hancur setelah mendapat
serangan dari Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-7.
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
1. Prasasti-prasasti Tarumanegara
Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara ditulis dengan
menggunakan huruf pallawa dan berbahasa sanskerta, yaitu
a. Prasasti Ciaruteun (Citarum)
Ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, Bogor. Pada prasasti ini
hurufnya terdiri dari empat baris berbentuk puisi India dan
juga terdapat lukisan laba-laba dan tapak kaki.

b. Prasasti Kebun Kopi


Ditemukan di daerah perkebunan kopi, Kampung Muara
Hilir, Cibungbulang, Bogor. Pada prasasti ini terdapat tapak
kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki Gajah
Airwata yang merupakan kendaraan Dewa Wisnu
c. Prasasti Jambu (Koleangkak)
Ditemukan di bukit Koleangkak di daerah perkebunan
jambu, sebelah barat Bogor.
d. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di desa Tugu, Cilincing, Jakarta.
Prasasti ini merupakan prasasti terpanjang dari semua
peninggalan prasasti Purnawarman.
e. Prasasti Cidanghiang,
Ditemukan di tepi sungai Cidanghiang, Kecamatan Munjul,
Banten Selatan. Isi prasasti ini menyebutkan bahwa Raja
Purnawarman adalah seorang raja yang agung, pemberani,
dan perwira.
f. Prasasti Pasir Awi,
g. Prasasti Muara Cianten,
2. Arca-arca peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Arca yang ditemukan diantaranya adalah Arca Rajasi,
yang berasal dari Jakarta, dua buah patung Wisnu dan
Cibuana.

3. Berita Cina
Antara lain adalah Catatan I-tsing (abad ke-7 M), berita
dari Dinasti Soul, berita dari Dinasti Tang, dan berita
dari Fa-hsien.
KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN
BUDAYA DI KERAJAAN TARUMANEGARA

Ekonomi Sosial dan Budaya


• Pertanian dengan sistem • Kehidupan masyarakatnya
irigasi sudah sangat teratur
• Perikanan air tawar • Terdapat golongah Brahmana
• Betenak dan Kesatria (menganut
• Perdagangan agaman Hindu)
• Mayoritas masyarakat terdiri
dari golongan
petani,pedagang, pelaut,
pemburu, peternak dan
nelayan
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan ini terletak di lereng gunung Wukir dekat Muntilan, Magelang
Jawa Tengah. Di pedalaman wilayah Jawa Tengah sekitar abad ke-8
berkembang sebuah kerajaan besar yang disebut Kerajaan Mataram
Kuno. Pusat kerajaan ini terletak di daerah yang disebut “Medang I
Bhumi Mataram” (diperkirakan sekitar Prambanan, Klaten, Jawa
Tengah).

Raja yang paling terkenal dari Kerajaan Mataram Kuno adalah Raja
balitung yang bergelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung.
Pada masa pemerintahannya, banyak dibangun candi dan prasasti. Di
antaranya adalah kompleks Candi Prambanan. Di samping itu, Raja
Balitung juga dikenal dapat mengatur pemerintahan dengan baik
sehingga membawa kesejahteraan bagi rakyatnya.
Kerajaan Mataram Kuno
Sumber-sumber Sejarah
a. Prasasti Canggal yang dibuat pada masa pemerintahan Raja Sanjaya yang berkaitan
dengan pembuatan sebuah lingga (lambang dari Dewa Siwa)
b. Prasasti Balitung yang dikeluarkan oleh Raja Diah Balitung.
c. Kitab Cerita Parahyangan yang menceritakan tentang ikhwal raja-raja dari Dinasti
Syailendra.

1. Raja Sanjaya
Prasasti Canggal menyebutkan tentang pendirian sebuah lingga di bukit Sthirangga,
oleh Raja Sanjaya. Menurut prasasti ini Jawa Dwipa yang kaya akan padi dan emas
mula-mula diperintah oleh Raja Sanna, setelah Raja Sanna meninggal ia digantikan
oleh Sanjaya anak dari saudara perempuan Raja Sanna yang bernama Sannaha.
Sanjaya berhasil menaklukkan daerah sekitar dan mampu mewujudkan kemakmuran
bagi rakyatnya.
• Pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, diduga muncul Dinasti Syailendra
yang beragama budha dan diperkirakan berhasil menggeser kedudukan Dinasti
Sanjaya sehingga Dinasti Sanjaya mengalihkan pemerintahannya ke Jawa Tengah
bagian Utara.
• Berdasarkan Prasasti Canggal diketahui, Mataram Kuno mula-mula diperintah oleh Raja
Sanna. digantikan oleh keponakannya, Sanjaya. Sanjaya adalah anak Sanaha, saudara
perempuan Raja Sanna (Sanna tidak memiliki keturunan). Selain pada Prasasti Canggal,
nama Sanjaya juga tercantum pada Prasasti Balitung. Setelah Sanjaya, Mataram diperintah
oleh Panangkaran.

• Dari Prasasti Balitung diketahui bahwa Panangkaran bergelar Syailendra Sri Maharaja
Dyah Pancapana Raka i Panangkaran. Hal ini menunjukkan bahwa Raka i Panangkaran
berasal dari keluarga Sanjaya dan juga keluarga Syailendra. Sepeninggal Panangkaran,
Mataram Kuno terpecah menjadi dua, Mataram bercorak Hindu dan Mataram bercorak
Buddha. Wilayah Mataram-Hindu meliputi Jawa Tengah bagian utara, diperintah oleh
Dinasti Sanjaya dengan raja-rajanya seperti Panunggalan, Warak, Garung, dan Pikatan.
Sementara wilayah Mataram-Buddha meliputi Jawa Tengah bagian selatan yang diperintah
Dinasti Syailendra dengan rajanya antara lain Raja Indra.

• Perpecahan di Mataram ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 850, Raka’i Pikatan dari
Wangsa Sanjaya mengadakan perkawinan politik dengan Pramodhawardhani dari keluarga
Syailendra. Melaui perkawinan ini, Mataram dapat dipersatukan kembali. Pada masa
pemerintahan Pikatan-Pramodhawardani, wilayah Mataram berkembang luas, meliputi
Jawa Tengah dan Timur. Pikatan juga berhasil mendirikan Candi Plaosan.
• Pemindahan Kekuasaan ke Jawa Timur

Gejala untuk memindahkan pusat pemeintahan ke daerah Jawa Timur mulai


tampak sejak Raja Tulodhong memerintah yakni pada tahun 919-927 M dengan
berdasarkan pertimbangan ekonomi sebagai berikut :
a) Adanya sungai-sungai besar yang memudahkan bagi lalu lintas
perdagangan.
b) Adanya dataran rendah yang luas sehingga memungkinkan untuk
menanam padi secara besar-besaran.
c) Lokasi Jawa Timur berdekatan dengan jalur perdagangan utama
waktu itu.

Sejak terjadi perpindahan pusat pemerintahan, Mataram diperintah oleh raja-


raja keturunan Dinasti Isana. Pengganti Empu Sindok adalah putrinya yang
bernama Sri Isanatunggawijaya yang kemudian menikah dengan Lokapala dan
melahirkan Makutawangsawardhana yang kemudian menggantikan ibunya
sebagi raja di Medang. Yang kemudian di gantikan oleh Dharmawangsa Teguh
Ananta Wikramatunggadewa.
2. Dinasti Syailendra
Pada pertengahan abad ke-8, di Jawa Tengah terdapat beberapa
prasasti yang berasal dari Dinasti Syailendra yang telah membuka tabir
tentang asal usul Dinasti Syailendra. Prasasti ini menyebutkan tentang nama
seorang pejabat tinggi yang bernama Dapunta Syailendra, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Dinasti Syailendra berasal dari Jawa Tengah.

Secara politis, Dinasti Syailendra tidak memberikan pengaruh yang


besar bagi perkembangan sejarah, tetapi meninggalkan karya seni bangun
yang banyak dan indah, misalnya : Candi Borobudur, Candi Kalasan, Candi
Sewu, dan Candi Mendut.
• Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha mengembangkan berpusat di Jawa
Tengah bagian selatan, sedangkan Dinansti Sanjaya yang bercorak Hindu berpusat
di Jawa Tengah bagian utara. Perbedaan letak antara dua dinasti ini terlihat dari
perbedaan arsitektur candi-candi yang ada di Jawa Tengah bagian selatan dan
utara.

• sempat menjalin hubungan baik. Pada abad ke-9 terjadi perkawinan antara Raka i
Pikatan dari Sanjaya dengan Pramodawardhani dari Syailendra. Perkawinan ini
mendapat tentangan dari Balaputeradewa, adik Pramodawardhani. Setelah bertikai
dengan Pikatan dan kalah, Balaputeradewa kemudian melarikan diri ke Sriwijaya,
dan menjadi raja di sana, karena Balaputeradewa memunyai darah Sriwijaya dari
ibunya, Dewi Tara, yang merupakan keturunan Sriwijaya. Sedangkan Raka i Pikatan
yang berhasil menyingkirkan Balaputradewa mendirikan Candi Roro Jonggrang
(Prambanan) yang bercorak Siwa.

• Rakai Pikatan dan Pramodawardhani yang berbeda agama ini banyak mendirikan
bangunan yang bercorak Hindu maupun Buddha. Raka i Pikatan mendirikan Candi
Loro Jongrang, sedangkan Pramodarwadhani sangat memperhatikan Candi
Borobudur di Bumisambhara yang dibangun oleh ayahnya, yaitu Samaratungga
pada 842 M.
• Pemindahan Kekuasaan ke Jawa Timur

Gejala untuk memindahkan pusat pemeintahan ke daerah Jawa


Timur mulai tampak sejak Raja Tulodhong memerintah yakni pada tahun
919-927 M dengan berdasarkan pertimbangan ekonomi sebagai berikut :
a) Adanya sungai-sungai besar yang memudahkan bagi lalu lintas
perdagangan.
b) Adanya dataran rendah yang luas sehingga memungkinkan untuk
menanam padi secara besar-besaran.
c) Lokasi Jawa Timur berdekatan dengan jalur perdagangan utama waktu
itu.
Sejak terjadi perpindahan pusat pemerintahan,
Mataram diperintah oleh raja-raja keturunan Dinasti Isana.
Pengganti Empu Sindok adalah putrinya yang bernama Sri
Isanatunggawijaya yang kemudian menikah dengan Lokapala
dan melahirkan Makutawangsawardhana yang kemudian
menggantikan ibunya sebagi raja di Medang. Yang kemudian
di gantikan oleh Dharmawangsa Teguh Ananta
Wikramatunggadewa.

Berdasarkan berita dari Cina Raja Dharmawangsa


melakukan serangan terhadap kerajaan Sriwijaya untuk
menguasai jalur lalu lintas perdagangan antara Cina dan India
di perairan Nusantara yang dikuasai oleh Sriwijaya.
Kerajaan Kahuripan
Kerajaan ini terletak di Muara Sungai Brantas, Jawa Timur.

Airlangga merupakan putera pasangan Mahendradatta


(puteri dari Dinasti Isyana, Medang) dan Udayana (raja Dinasti
Warmadewa, Bali). Ia dibesarkan di istana Watugaluh (Kerajaan
Medang) di bawah pemerintahan raja Dharmawangsa. Waktu itu
Medang menjadi kerajaan yang cukup kuat, bahkan mengadakan
penaklukan ke Bali, mendirikan koloni di Kalimantan Barat, serta
mengadakan serangan ke Sriwijaya.

Di bawah pemerintahan Airlangga, seni sastra berkembang.


Tahun 1035, Mpu Kanwa menggubah kitab Arjuna Wiwaha, yang
diadaptasi dari epik Mahabharata. Kitab tersebut menceritakan
Arjuna, inkarnasi Wisnu yang tak lain adalah kiasan Airlangga sendiri.
Kisah Airlangga digambarkan dalam Candi Belahan di lereng Gunung
Politik

Menurut prasasti Calcuta, Airlangga adalah putra


Udayana dengan putri Mahendradatta. Pada tahun 1016
Airlangga datang ke Jawa untuk melangsungkan
perkawinannya dengan putri Dharmawangsa, namun pada
saat itu Kerajaan Dharmawangsa diserang oleh Kerajaan
Wurawari. Pada tahun 1041 Airlangga mengundurkan diri
sebagai raja, kemudian atas saran Empu Bharada kerajaan
dibagi menjadi dua yaitu Janggala dan Panjalu. Pada tahun
1049 Airlangga wafat dan di makamkan di Tirtha (Candi
Belahan) yang diwujudkan dalam bentuk arca Wisnu yang
sedang menaiki Garuda.
• Ekonomi
Raja Airlangga sangat memperhatikan bidang
pertanian. Dalam prasasti Kelagen disebutkan tentang
pembuatan sebuah waduk atas perintah Airlangga di Wringin
Sapta untuk mengatur aliran Sungai Brantas dan juga
menyebutkan tentang kapal-kapal dagang yang dapat berlayar
meyusuri sungai Brantas sampai di pelabuhan Hujung Galuh
berkat adanya Waduk Wringin Sapta tersebut.
Kerajaan sriwijaya
Berdasarkan penemuan prasasti, letak Kerajaan Sriwijaya di tepi Sungai
Musi, kota Palembang, Sumatera.
Sumber-sumber Sejarah

 Prasasti Kedukan Bukit di tepi Sungai Tatang, Palembang.


 Prasasti Talang Tuwo, ditemukan di desa Gandus, sebelah
barat kota Palembang.
 Prasasti Kota Kapur, ditemukan di Pulau Bangka.
 Prasasti Telaga Batu berbentuk batu lempeng mendekati segi lima
tidak berangka tahun.
 Prasasti Karang Brahi, ditemukan didaerah Jambi.
 Prasasti Ligor, ditemukan di Tanah Genting Kra daerah Ligor.
 Berita dari Cina, India dan Arab serta benda
purbakala
Prasasti Kedukan Bukit
Kerajaan Sriwijaya
• Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 M. Pusat
kerajaan ini, pada awalnya terletak di Muara Takus,
Riau.
• Namun setelah menguasai Palembang, pusat kerajaan
dipindahkan ke muara Sungai Musi di Palembang.
• Dari Palembang, Kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai
daerah-daerah sekitar. Bahkan hingga ke Semanjung
Malaya dan Tanah Genting Kra di Thailand.
• Dari prasasti-prasasti yang ditemukan, tidak diketahui
siapa raja pertama Sriwijaya.
• Petunjuk pertama tentang raja Sriwijaya baru
ditemukan pada prasasti Kedukan Bukit.
• Kerajaan Sriwijaya mengalami masa keemasan pada
masa pemerintahan Raja Balaputradewa.
• Politik

Kerajaan Sriwijaya mencapai zaman keemasan pada abad ke-8 dan ke-9 ketika
diperintah oleh Raja Balaputradewa.

1) Faktor-faktor pendorong perkembangan Kerajaan Sriwijaya


a) Keberhasilan Kerajaan Sriwijaya menguasai perairan yang strategis.
b) Semakin pesatnya perkembangan perdagangan yang dilakkan India dan
Cina melalui Selat Malaka membuat posisi Sriwijaya semakin penting
c) Keruntuhan Kerajaan Fu-Nan sehingga kerajaan Fu-Nan di Asia Tenggara
digantikan oleh Sriwijaya.

2) Faktor-faktor penyebab kemunduran Kerajaan Sriwijaya


a) Adanya serangan dari Jawa atas pimpinan Dharmawangsa
b) Adanya serangan dari Kerajaan Chola
c) Mundurnya perekonomian dan perdagangan Sriwijaya karena bandarbandar
penting melepaskan diri dari Sriwijaya
d) Adanya serangan dari Kerajaan Majapahit
e) Muncunya kerajaan Samudra Pasai yang mengambil alih pengaruh Sriwijaya.
Sosial

Berdasarkan berita dari Cina diperkirakan bahwa Kerajaan Sriwijaya


telah dikenal sebagai pusat pendidikan agama Budha Mahayana. I-tsing
menerangkan bahwa pendeta-pendeta Cina datang ke Sriwijaya untuk
belajar bahasa Sanskerta dan menyalin kitab-kitab agama Budha.
Tingginya kedudukan Sriwijaya sebagai pusat perkembangan agama
Budha terlihat dari datangnya pendeta Tantris yang bernama
Wajrabodhi.

Ekonomi

Ramainya kegatan perdagangan India dengan Cina melalui Selat Malaka


sangat menguntungkan Sriwijaya. Para pedagang dari kedua bangsa
tersebut singgah di pelabuhan milik Sriwijaya, selain membayar bea
masuk mereka juga melakukan transaksi jual beli dengan pedagang
Sriwijaya.
KERAJAAN KEDIRI
• Berdirinya Kerajaan Kediri dapat ditelusuri dari peristiwa
pembagian wilayah Kerajaan Mataram Kuno oleh raja
terakhirnya, Airlangga yang membagikerajaan menjadi dua,
yaitu menjadi Panjalu dan Janggala.
• Pada tahun 1044 M, terjadi perang saudara yang berlangsung
hingga tahun 1052 M. Semula Janggala adalah pihak yang
menang. Ketika di bawah pemerintahan Jayeswara, Panjalu dan
Janggala berhasil disatukan dan menjadi Kerajaan Kediri.
• Raja Kediri yang paling terkenal adalah Raja Jayabaya. Di
bawah pemerintahan Jayabaya, Kerajaan Kediri mencapai
puncak kejayaannya. Jayabaya dikenal sebagai raja yang besar
dan bijaksana. Ia juga dikenal sebagai pujangga. Karya
Jayabaya yang hingga kini sangat dikenal adalah jangka
(ramalan) Jayabaya.
SILSILAH
RAJA-RAJA
KEDIRI
PETA KEKUASAAN
KERAJAAN KEDIRI
KERAJAAN SINGASARI
• Kerajaan Singasari didirikan sekitar tahun 1222
M oleh Ken Arok. Wilayah kerajaan ini meliputi
bekas wilayah Kerajaan Mataram Kuno di Jawa
Timur dan Kerajaan Kediri. Kita ketahui bahwa
setelah mengalahkan Kertajaya dalam
pertempuran di Ganter, Ken Arok menyatukan
Kerajaan Kediri dengan Tumapel menjadi
Kerajaan Singasari.
• Kerajaan Singasari mengalami masa keemasan
pada masa pemerintahan Raja Kertanegara.
KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA DI
KERAJAAN SINGASARI
KERAJAAN PAJAJARAN
• Sumber-sumber sejarah tentang Kerajaan Pajajaran
dapat diketahui dari sejumlah prasasti dan kitab
cerita. Di antaranya adalah prasasti Rakryan Juru
Pangambat (923M), prasasti Horren, prasasti
Citasih (1030M), prasasti Astanagede, kitab Carita
Kidung Sundayana, dan kitab Carita Parahyangan.
• Raja-raja yang diketahui pernah memerintah
Pajajaran adalah Maharaja Jayabhupati, Rahyang
Niskala Wastu Kencana, Rahyang Dewa Niskala,
Sri Baduga Maharaja, Hyang Wuni Sora, Ratu
Samian atau prabu Surawisesa, dan Prabu Ratu
Dewata.
KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA
DI KERAJAAN PAJAJARAN
PETA KEKUASAAN
KERAJAAN PAJAJARAN
KERAJAAN MAJAPAHIT
• Kerajaan bercorak Hindu yang terakhir dan terbesar
di Jawa adalah Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini
terletak di sekitar Sungai Brantas, Jawa Timur
dengan pusat di Tarik, Mojokerto.
• Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya
sekitar tahun 1293 M dengan dibantu oleh Aria
Wiraraja, Nambi, Lembu Sora, Ronggo Lawe, dan
Kebo Anabrang.
• Kerajaan Majapahit mengalami masa keemasan pada
masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan
gelar Rajasa Negara.
• Ia didampingi Gajah Mada sebagai Mahapatih.
KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA
DI KERAJAAN PAJAJARAN
PETA KEKUASAAN
KERAJAAN MAJAPAHIT
PENINGGALAN KEBUDAYAAN
HINDU-BUDDHA DI INDONESIA
• Dalam aspek pemerintahan, agama Hindu-Buddha
membawa pengaruh terbentuknya sistem kerajaan dengan
pemimpinnya adalah seorang raja yang diangkat secara turun
temurun. Para raja ini diyakini sebagai titisan dewa.
• Dalam aspek sosial, masuknya pengaruh Hindu, masyarakat
Indonesia terbagi atas kasta-kasta berdasarkan status sosial
tertentu. Kasta-kasta tersebut adalah kasta Brahmana,
Ksatria, Waisya, dan Sudra. Walaupun tidak seketat
pembagian kasta di India, masing-masing kasta di Indonesia
memiliki hukum dan kriteria tertentu yang harus diikuti para
anggotanya.
• Dalam aspek budaya, masuknya pengaruh Hindu-Buddha
berkembang sistem penanggalan yang disebut Tahun Saka.
PENINGGALAN KEBUDAYAAN
JENIS HINDU BUDHA
HINDU-BUDDHA DI INDONESIA
Candi • Candi-candi Hindu biasanya • Umumnya hanya berfungsi
berfungsi sebagai makam para raja sebagai tempat pemujaan bagi
dan tempat pemujaan. Di dalam raja. Dalam candicandi ini
candi disimpan abu jenazah yang biasanya terdapat patung
ditaruh dalam peti batu (peripih). Buddha.
Dalam candi, diletakkan raja sebagai • Contoh candi yang bercorak
dewa. Buddha, antara lain Candi
• Contoh candi Hindu di Indonesia Borobudor, Candi Sewu, Candi
adalah Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Mendut, Candi
Jajagu (Jago), Candi Gedongsongo, Pawon, dan Candi Muara Takus.
Candi Dieng, Candi Panataran, • Candi-candi di atas, umumnya
Candi Selogrio, Candi Pringapus, terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
Candi Singasari, Candi Kidal, Candi Bagian dasar yang disebut
Badut, Candi Jawi, Candi Sukuh, Kamadatu, Kamadatu
Candi Plaosan, dan Candi Canggal. melambangkan manusia masih
• Bangunan candi-candi Hindu, dalam rahim ibu.
umumnya terdiri dari tiga bagian Bagian tengah yang disebut
utama, yaitu Bhurloka (bagian kaki Rupadatu, Rupadatu
candi), Bhurvaloka (tubuh candi), melambangkan kehidupan manusia
dan Svarloka (atap candi). Bhurloka di dunia yang penuh nafsu
melambangkan dunia fana. keduniawian.
Bhurvaloka melambangkan dunia Bagian atas yang disebut
pembersihan atau pemurnian. Arupadatu, Arupadatu
Svarloka melambangkan dunia para melambangkan manusia sudah
dewa. mencapai nirwana.

PENINGGALAN KEBUDAYAAN
JENIS HINDU BUDHA
HINDU-BUDDHA DI INDONESIA
Candi • Pada dinding candi-candi terdapat • Pada dinding candi-candi ini
relief yang menggambarkan situasi terdapat relief yang
kerajaan atau masyarakat saat itu, menggambarkan perbuatan
keadaan alam, dewa-dewa,
binatang-binatang ajaib, bidadari- manusia dan hukumannya atau
bidadari, atau cerita-cerita riwayat Buddha Gautama sejak
kepahlawanan tertentu lahir hingga mencapai
kesempurnaan
PENINGGALAN KEBUDAYAAN HINDU BUDHA DI
INDONESIA

1. Tulisan
Peninggalan bersejarah di Indonesia berupa tulisan terbagi menjadi dua,
yaitu Prasasti dan naskah kuno:
a. Prasasti
Prasasti merupakan peninggalan sejarah yang berupa tulisan atau gambar
pada batu. Sehingga prasasti disebut juga sebagai batu tulis. Sebuah prasasti
biasanya ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta.
Pada umumnya Prasati berisi informasi/ catatan mengenai peristiwa penting
yang dialami oleh suatu kerajaan atau seorang raja. Beberapa prasasti yang
ada di Indonesia yaitu, antara lain :
 Prasasti Yupa di Kalimantan Timur sekitar tahun 500 M peninggalan dari
Kerajaan Kutai.
 Prasasti Telaga Batu di Palembang peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya.
 Prasasti Sriwijaya di Sumatera peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya.
 Prasasti Ciaruteun di Jawa Barat peninggalan kerajaan Taruma Negara.
PENINGGALAN KEBUDAYAAN HINDU BUDHA DI
INDONESIA

b. Naskah kuno/karya sastra

Adalah Naskah kuno yaitu dokumen-dokumen penting yang berisi informasi pada zaman
dahulu. Naskah kuno juga bisa berupa karya sastra seperti syair, hikayat, legenda dan kitab-
kitab
Beberapa naskah kuno yang ada di Indonesia:
 Kitab Sutasoma Karya Mpu Tantular dari kerajaan Majapahit.
 Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca dari kerajaan Majapahit.
 Kakawi Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa pada zaman kerajaan Airlangga, Kahuripan.
 Kitab Smaradahana karya Mpu Darmaja pada zaman Raja Kameswara I, Kediri.
 Kitab Bharatayuda karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada jaman Raja Jaya Baya, Kediri.
 Perlu diketahui Kakawi merupakan syair dalam bahasa Jawa Kuna dengan metrum yang
berasal dari India.

Sastra peninggalan Hindu umumnya memiliki ciri menceritakan hal-hal keagamaan dan
kepahlawanan. Contohnya, karya sastra pada zaman Kediri yang berjudul Gatotkacasraya dan
dikarang Empu Panuluh. Karya sastra ini menceritakan tokoh pahlawan Gatotkaca.
PENINGGALAN KEBUDAYAAN
HINDU BUDHA DI INDONESIA

Arca
Arca merupakan peninggalan sejarah
yang bercorak agama Hindhu-Buddha.
Arca biasa dikenal oleh masyarakat luas
dengan istilah patung. Arca atau Patung
biasanya terbuat dari batu, perunggu dan
bahkan emas. Bentuk-bentuk Arca atau
Patung bermacam-macam, ada patung
dewa, patung raja/ratu, patung binatang
dan lain-lain. Beberapa Arca yang ada di
Indonesia Antara lain Arca Buddha
Amarawati di Sulawesi Selatan, Arca Roro
Jonggrang di Candi Prambanan, Arca
Airlangga di Belahan, Arca Tribhuwana di
Candi Arimbi, dll.

Anda mungkin juga menyukai