Kebutuhan yang beragam dari setiap manusia yang masih menjadi dasar adalah kebutuhan
sandang, pangan, dan papan. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, kebutuhan
masyarakat semakin meningkat sehingga mengakibatkan masyarakat kesulitan dalam hal
menentukan mana kebutuhan primer dan mana kebutuhan sekunder untuk kehidupannya.
Menurut Suryana (2008) dari sekian banyak kebutuhan, kebutuhan akan pangan, sandang,
dan papan masih menjadi pokok yang mesti selalu menempati urutan atas dalam hal
permintaan kebutuhan masyarakat.
Dalam pemenuhan kebutuhan untuk dikonsumsi, manusia tidak lepas dari tiga macam
komponen primer, sekunder, dan tersier. Seperti dijelaskan oleh Douglas dan Isherwood
(dalam Featherstone, 2008), kelas-kelas konsumsi dibagi berdasarkan konsumsi tiga
kelompok benda, yaitu: kelompok benda baku yang terkait dengan sektor produksi primer
berupa makanan, minuman, fast food, dan lain-lain.
Kedua, kelompok peralatan dasar dan teknologi yang terkait dengan sektor produksi sekunder
berupa alat transportasi, pakaian, sepatu, sandal, tas, aksesoris, kosmetik, dan lain-lain.
Ketiga, kelompok waktu senggang yang terkait dengan produksi bersifat tersier berupa
benda-benda informasi dan komunikasi seperti smartphone dan pencarian kesenangan seperti
pergi ke mal, diskotik, dan olahraga.
Kebutuhan primer terdiri atas sandang, pangan, dan papan. Sandang berarti pakaian manusia.
Pakain menjadi kebutuhan primer pertama karena dalam kehidupan masyarakat kita
mengenakan pakaian. Kebutuhan ini menjadi sangat penting. Selanjutnya yaitu pangan yang
merupakan sumber makanan bagi manusia dan merupakan kebutuhan utama.
Terakhir, ialah papan. Papan berarti rumah atau tempat tinggal. Tempat tinggal menjadi
kebutuhan kebutuhan primer bagi manusia. Tanpa memiliki tempat tinggal berarti kebutuhan
primer manusia belum terpenuhi. Tempat tinggal menjadi tempat berteduh, bernaung bagi
keluarga yang paling aman dan nyaman. Tiga kebutuhan primer manusia tersebut menjadi
kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan. Kehidupan yang layak menyangkut terpenuhinya
kebutuhan primer tersebut.
Kebutuhan primer merupakan sesuatu hal yang harus terpenuhi oleh setiap orang, dan kamu
dapat mempelajarinya pada buku Kebutuhan Dasar Manusia: Teori& Aplikasi oleh Andina
Vita Sutanto dan Yuni
Gaya hidup manusia merupakan salah satu hal kebutuhan sekunder. Kemampuan ekonomi
individual juga membedakan kebutuhan sekunder ini. Kebutuhan ini juga penting bagi
keberlangsungan hidup manusia. Sebagai manusia yang memiliki budaya dan hidup di dalam
masyarakat, sangat diperlukan berbagai hal yang lebih baik mengenai mutu, jumlah, dan
jenisnya.
Kata sekunder berasal dari bahasa latin yaitu “secundus” yang memiliki arti kedua. Misal
ada seseorang yang telah membangun rumah dengan desain yang bagus otomatis akan
membutuhkan perabotan yang bagus juga untuk mengisi rumahnya, seperti sofa, kulkas,
lemari, alat-alat dapur yang berkualitas, dan perabotan yang lain.
Menurut Arfida (2003) kebutuhan tersier sebagai pelengkap kehidupan manusia yang
pemenuhannya dapat dihindarkan. Kebutuhan tersier bersifat prestise, artinya orang-orang
yang dapat memenuhi kebutuhan ini akan terangkat derajat atau martabatnya (lebih
terpandang). Contoh kebutuhan ini antara lain, lemari es, komputer, sepeda motor, mobil
mewah, alat-alat musik, dan lain-lain.
Kebutuhan tersier banyak yang menyebutnya termasuk kebutuhan mewah karena pemenuhan
kebutuhan ini tertuju pada barang-barang mewah. Pemenuhan kebutuhan ini ini lebih bersifat
untuk menjaga prestasi seseorang di tengah kehidupan bermasyarakat.
Dalam memenuhi kebutuhan, seseorang akan cenderung memulainya dari kebutuhan yang
pokok karena hal tersebut sangat penting untuk kelangsungan hidup kemudian dilanjutkan
dengan kebutuhan-kebutuhan yang lain yaitu kebutuhan sekunder dan tersier.
Pada tahap kebutuhan sekunder biasanya seseorang akan menaikkan pada kebutuhan
selanjutnya yang sebenarnya tidak ada hubungannya langsung untuk kelangsungan hidup
seseorang tersebut. Pada pemenuhan kebutuhan tersier seseorang cenderung membeli barang-
barang mewah yang sebenarnya tidak menjadi prioritas atau bukan sesuatu hal yang penting.
Dalam hal kebutuhan tersier, seseorang cenderung menghambur-hamburkan uang untuk suatu
barang yang kurang bermanfaat dan seseorang cenderung menjadi berlebihan dalam membeli
sesuatu atau barang-barang yang sebenarnya tidak begitu penting. Perilaku seperti ini,
membeli barang-barang yang kurang bermanfaat dan berlebihan disebut sebagai perilaku
konsumtif.
Namun, yang perlu diketahui bersama ialah jenis kebutuhan-kebutuhan di atas bersifat relatif
satu orang dengan yang lain. Artinya, setiap orang memiliki pandangan yang berbeda pada
suatu barang apakah barang tersebut termasuk kebutuhan primer, sekunder, dan tersier bagi
dirinya. Sebagai contoh, smartphone, komputer, dahulu dianggap sebagai barang tersier atau
barang-barang mewah.
Namun, saat ini komputer, smartphone dapat dianggap sebagai kebutuhan primer untuk
sebagian orang. Hal ini dapat dilihat di kehidupan masyarakat, hampir setiap rumah memiliki
smartphone maupun komputer, bahkan lebih dari satu.
Seiring dengan dianggapnya smartphone, komputer sebagai kebutuhan primer sehingga setiap
orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan smartphone tersebut. Akan tetapi setiap orang
memiliki penghasilan dan pengeluarannya masing-masing dan tentunya berbeda, sehingga
sebagian orang merasa berat untuk memenuhi smartphone tersebut.
Sebagai alternatif solusi, beberapa orang untuk memenuhi kebutuhan tersebut melakukan
pembelian smartphone maupun komputer dengan cara kredit. Meskipun memang
memudahkan, pikir lagi resiko membeli barang elektronik dengan cara kredit.
Nah, itulah penjelasan tentang kebutuhan manuasi, mulai dari pengertian kebutuhan primer,
skunder, tersier dan penjelasan contoh lengkapnya. Apakah Grameds sudah bisa
membedakan tiga jenis kebutuhan manusiia tersebut? Tepat sekali, bahwa kebutuhan manusia
itu sesuai dengan kondisi seseorang tersebut, itulah sebabnya setiap orang memiliki
kebutuhannya masing-masing.