Anda di halaman 1dari 194

BAB I

CAKRAWALA ILMU EKONOMI

1. Kebutuhan manusia tidak terbatas


Kebutuhan manusia timbul demi mencapai kualitas hidup dan memuaskan keinginan kita.
Kelangsungan hidup manusia adalah proses yang berkelanjutan dan berbagai kepuasan yang diinginkan
membuat kebutuhan manusia tak terbatas. Jika kita telah memenuhi kebutuhan pakaian, makanan, dan
perumahan, misalnya, maka kita akan memikirkan kebutuhan lainnya ketika memiliki lebih banyak
uang untuk dibeli, misalnya membeli radio, televisi, sepeda motor, kemudian mobil mewah.
Kebutuhan manusia tidak hanya dalam bentuk barang riil, tetapi juga abstrak seperti merasa aman,
dihormati, dan sebagainya. Karena itu, kita membagi pemenuhan kebutuhan manusia menjadi dua
kelompok, yaitu produk dan layanan.
Berikut ini faktor-faktor yang menjelaskan kenapa kebutuhan manusia tidak terbatas:
1. Peningkatan populasi. 
Masing-masing individu memiliki kebutuhan yang sangat berama. Oleh karena itu, semakin banyak
populasi, semakin beragam kebutuhan mereka karena setiap orang memiliki kebutuhan yang
berbeda. Beberapa kenis kebutuhan baru muncul sedangkan beberapa yang lain menghilang atau
tergantikan.
2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bayangkan, 10-20 tahun yang lalu kita tidak membutuhkan smartphone karena kita dapat
berkomunikasi dengan orang yang kita cintai secara langsung. Tetapi, saat ini, gadget  ini adalah
salah satu kebutuhan penting karena dapat membantu melakukan banyak hal dan mengatasi jarak.
3. Peningkatan standar hidup. 
Orang miskin tidak mengkonsumsi daging sebanyak orang kaya. Demikian juga, ketika pendapatan
meningkat, kita akan membeli barang-barang mewah untuk alasan gengsi atau status sosial kita.
4. Efek dari lingkungan sosial dan tempat tinggal.
Ketika orang Afrika pindah ke Amerika Serikat, mereka harus menempuh pendidikan tinggi untuk
bersaing demi pekerjaan, sesuatu yang mungkin tidak mendesak di Afrika.
5. Perubahan budaya. 
Latar belakang budaya mempengaruhi bagaimana orang memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Ketika [[baby boomers]] memasuki usia tua, mereka menunjukkan tingkat kebugaran fisik, mental
dan emosional yang lebih tinggi daripada generasi sebelumnya. Umur panjang ini menghadirkan
kebutuhan penuaan yang unik dari baby boomer yang dapat secara luas dibagi menjadi lima
kategori: kebutuhan fisik, emosional, finansial dan sosial.
Kebutuhan timbul karena adanya tuntutan fisik dan atau psikis agar dapat hidup layak sebagai manusia
sehingga kebutuhan manusia sangat beraneka ragam dan sering tidak dapat dipuaskan. Hal ini
menyebabkan kebutuhan menjadi tidak terbatas.
Kebutuhan adalah hasrat yang timbul dalam diri manusia yang jika
tidak  terpenuhi  dapat  memengaruhi   kelangsungan     hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak
terbatas dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :

1
 Sifat alami manusia
Sudah menjadi sifat alami manusia untuk tidak cepat puas pada segala sesuatu yang sudah
dimilikinya. Ketika sudah mendapatkan sesuatu maka akan muncul kebutuhan lainnya seiring
dengan situasi dan kondisi.
 Tingkat pendapatan
Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang semakin banyak kebutuhan hidupnya. Misalnya,
kebutuhan seorang pengusaha kaya berbeda dengan kebutuhan para karyawannya.
  Lingkungan Alam
Untuk dapat bertahan hidup maka manusia selalu berusaha untuk menyesuaikan diri dan
kebutuhan hidupnya dengan keadaan alam sekitarnya. Kebutuhan hidup di daerah dingin akan
berbeda dibandingkan dengan kebutuhan hidup di daerah tropis, baik dari segi makanan, pakaian
maupun perumahan.
 Lingkungan sosial
Secara naluriah manusia mempunyai kebiasaan meniru tingkah laku orang lain sehingga jumlah
dan jenis kebutuhan hidupnya juga akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Seseorang
yang tinggal di lingkungan ekonomi tinggi akan terpacu dirinya untuk dapat menyesuaikan dengan
lingkungan sosialnya.
 Kemajuan teknologi informasi
Perkembangan teknologi informasi memberikan kemudahan kepada seseorang untuk mendapatkan
informasi sekaligus membeli suatu barang. Hal tersebut dapat mendorong bertambahnya
kebutuhan seseorang.
 Agama dan kepercayaan
Perbedaan agama dan kepercayaan yang dianut seseorang mengakibatkan timbulnya berbagai
macam kebutuhan yang berbeda sesuai dengan norma agama yang dianutnya. 
 Akulturasi budaya
Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap kebutuhan hidup seseorang baik kebudayaan sendiri
maupun kebudayaan yang datangnya dari luar. Hal ini menyebabkan terbentuknya pola perilaku
dan kebiasaan yang berbeda yang akan menimbulkan berbagai macam kebutuhan. 
  Perdagangan internasional
Adanya perdagangan internasional menimbulkan terjadinya aliran barang dari luar negeri yang
dapat mendorong peningkatan kebutuhan hidup.
2.    Macam-macam Kebutuhan Manusia
a.     Kebutuhan menurut Intensitas Kegunaan
 Kebutuhan primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang jika tidak terpenuhi akan mengganggu
kelangsungan manusia. Yang termasuk kebutuhan primer adalah makan, minum, pakaian,
rumah, dan kesehatan.
 Kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang sangat penting, tetapi jika tidak terpenuhi
tidak mengganggu kelangsungan hidup. Misalnya, telepon dan sarana angkutan.

2
 Kebutuhan tertier
Kebutuhan tertier adalah kebutuhan akan barang mewah. Kebutuhan ini lebih cenderung
ditujukan untuk menunjukkan status sosial atau prestise seseorang di mata masyarakat.
Penafsiran terhadap kebutuhan menurut intensitasnya dapat berbeda pada setiap orang.
Bagi orang berpenghasilan tinggi mobil pribadi adalah kebutuhan sekunder, tetapi bagi
yang berpenghasilan rendah mobil tersebut menjadi kebutuhan tertier.
b. Kebutuhan Menurut Waktu
- Kebutuhan sekarang
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga dan tidak dapat
ditunda. Misalnya, obat bagi orang yang sakit.
- Kebutuhan masa depan
Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat dilakukan di
kemudian hari dan dapat ditunda karena sifatnya tidak mendesak. Misalnya, tabungan dan
jas hujan pada musim panas.
c. Kebutuhan Menurut Sifatnya
- Kebutuhan jasmaniah
Kebutuhan jasmaniah adalah kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani atau fisik.
Misalnya,makan, olahraga, dan istirahat.
- Kebutuhan rohaniah
Kebutuhan rohaniah adalah kebutuhan yang bersifat rohani, berhubungan dengan jiwa
manusia. Misalnya, beribadah, bersosialisasi, rekreasi, dan hiburan.
d. Kebutuhan Menurut Subjek
- Kebutuhan individual
Kebutuhan Individual adalah kebutuhan perseorangan atau individu. Misalnya, seseorang
membutuhkan alat bantu dengar atau kacamata.
- Kebutuhan kolektif
Kebutuhan Kolektif adalah kebutuhan bersama dalam suatu masyarakat dan dimanfaatkan
untuk kepentingan bersama. Misalnya, jalan raya, rumah sakit, dan sekolah.
3. Alat Pemuas Kebutuhan
Alat pemuas kebutuhan manusia lazimnya disebut produk, yang berupa barang (goods)  dan
jasa (service). Penggolongan produk menjadi barang dan jasa tersebut berdasarkan atas wujudnya.
Alat pemuas kebutuhan berupa barang adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang
sifatnya berwujud, dapat dilihat dan diraba. Contohnya, komputer, tas, buku, dan rumah. Alat
pemuas kebutuhan berupa jasa adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang sifatnya
tidak berwujud. Contohnya, jasa dokter, guru, arsitek, tukang cukur, dan sopir taksi.
Jenis-jenis Barang
Selain menurut wujudnya, alat pemuas kebutuhan dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis.
Jenis-jenis alat pemuas kebutuhan tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Jenis barang menurut cara memperolehnya
Pemuas kebutuhan dapat dibedakan menurut besarnya pengorbanan yang kita lakukan untuk
memperolehnya.
 Barang ekonomi

3
Barang ekonomi adalah barang pemuas kebutuhan yang untuk memperolehnya memerlukan
sejumlah pengorbanan tertentu yang biasanya berupa uang. Misalnya, untuk memperoleh
makanan kita harus mengeluarkan sejumlah uang. Uang tersebut adalah sebuah
pengorbanan.
 Barang bebas
Barang bebas adalah barang pemuas kebutuhan yang tersedia hampir tidak terbatas sehingga
untuk memperolehnya kita tidak membutuhkan pengorbanan dan dapat mengambilnya
begitu saja di alam. Misalnya, udara untuk bernapas, pasir di padang pasir, dan es di kutub.
 Barang illith
Barang illith adalah barang yang dibutuhkan tapi jika barang ini melebihi dari yang
dibutuhkan justru akan merugikan dan berbahaya. Misalnya, air dan api.
b. Jenis barang menurut kegunaannya
Menurut kegunaannya, barang atau alat pemuas kebutuhan dapatdigolongkan menjadi dua.
 Barang konsumsi
Barang konsumsi adalah barang siap pakai karena manfaatnya langsung dapat diambil.
Misalnya, makanan, minuman, danpakaian.
 Barang produksi
Barang produksi adalah barang yang berguna untuk menghasilkan barang yang lain. Barang
produksi merupakan istilah lain dari barang modal. Misalnya, mesin jahit dan radio.
c. Jenis barang menurut proses produksinya
Menurut proses produksinya, barang dapat dibedakan sebagai berikut.
 Barang mentah (bahan baku)
Barang mentah adalah bahan dasar untuk membuat barang lain. Barang ini sama sekali
belum mengalami proses pengolahan. Misalnya, kapas, kayu, dan hasil tambang.
 Barang setengah jadi
Barang setengah jadi adalah barang yang telah melalui proses pengolahan, tetapi belum
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan karena belum menjadi produk akhir. Misalnya,
kainuntuk membuat pakaian, besi untuk untuk membuat pisau, danterigu untuk membuat
kue.
 Barang jadi
Barang jadi merupakan produk akhir yang telah melalui proses pengolahan dari bahan baku
menjadi bahan setengah jadi sampai menjadi barang yang siap pakai untuk memenuhi
kebutuhan manusia. 
d. Jenis barang menurut hubungannya dengan barang   lain
Setiap barang pemuas kebutuhan mempunyai hubungan dengan barang lainnya sesuai dengan
fungsi dan peranannya, yaitu sebagaiberikut.
 Barang substitusi
Barang substitusi adalah barang pemuas kebutuhan yang fungsinya dapat menggantikan
barang lain atau dapat saling menggantikan. Contohnya, gas dapat menggantikan minyak
tanah sebagai bahan bakar. 
 Barang komplementer

4
Barang komplementer adalah barang pemuas kebutuhan yang akan bermanfaat apabila
dipakai bersama-sama dengan benda yang lain. Misalnya, mobil dengan bensin, jarum
dengan benang, dan kompor dengan minyak tanah.
 Kegunaan Barang
Setiap barang mempunyai nilai guna atau manfaat tersendiri atau sering juga disebut
utilitas (utility). Pada dasarnya manusia melakukan suatu proses produksi untuk
meningkatkan nilai guna suatu barang. Nilai guna suatu barang dapat ditingkatkan tidak saja
karena diubah dari bahan mentah menjadi barang setengah jadi, dan kemudian diubah lagi
menjadi barang jadi, tetapi setelah menjadi barang jadi pun nilai gunanya dapat terus
ditingkatkan.
Oleh karena itu, banyak perusahaan yang melakukan berbagai macam inovasi pada barang-
barang yang diproduksinya untuk semakin meningkatkan nilai guna barang tersebut. Misalnya,
perkembangan telepon seluler (handphone) yang semakin lama semakin canggih, beragam
kegunaannya, serta semakin memudahkan proses kerja manusia. Kegunaan barang umumnya
dapat digolongkan sebagai berikut.
a. Kegunaan bahan dasar (Elementary utility)
Kegunaan bahan dasar berarti suatu barang dirasakan kegunaannya karena memiliki bahan
dasar tertentu. Misalnya, pasir kuarsa berguna karena mengandung bahan dasar untuk
pembuatan kaca.
b. Kegunaan bentuk (Form utility)
Kegunaan bentuk berarti peningkatan nilai guna suatu barang terjadi karena perubahan
bentuknya. Misalnya, kegunaan sebatang kayu akan meningkat setelah diubah bentuknya
menjadi kursi.
c. Kegunaan waktu (Time utility)
Kegunaan waktu berarti peningkatan nilai guna suatu barang terjadi jika digunakan pada
waktu yang tepat. Misalnya, jas hujan dan  payung berguna pada saat musim hujan. 
d. Kegunaan tempat (Place utility)
Kegunaan tempat berarti peningkatan nilai guna suatu barang terjadi jika berada pada
tempat yang tepat. Misalnya, perahu berguna ketika berada di lautan. 
e. Kegunaan kepemilikan (Ownership utility)
Kegunaan kepemilikan berarti peningkatan nilai guna suatu barang terjadi jika berada pada
pemilik yang tepat. Misalnya, jala lebih berguna bagi seorang nelayan daripada bagi
seorang dokter.
2. Sumber Daya
a. Macam-macam Sumber Daya
Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus dapat memanfaatkan sumber daya
yang ada seoptimal mungkin. Ada beberapa macam sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia.
- Sumber daya alam
Sumber daya alam adalah segala yang ada di alam yang dapat digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Alam adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan yang akan
membawa manfaat besar jika dikelola secara bijaksana. Namun, jika sumber daya ini
dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab, dapat mendatangkan bencana yang besar

5
pula. Banyak negara yang kecil, tetapi kaya raya karena memiliki sumber daya alam yang
melimpah dan dikelola dengan baik. Misalnya, Brunei Darussalam memiliki sumber daya
alam minyak bumi.
- Sumber daya manusia
Manusia selain sebagai konsumen bagi barang dan jasa juga merupakan sumber daya yang
membawa manfaat besar bagi masyarakat apabila kemampuannya dimanfaatkan secara
maksimal sebab manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan diberikan kelebihan berupa
kecerdasan dan hati nurani. Negara-negara yang memiliki sumber daya alam yang kurang,
tetapi memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dapat menjadi negara yang
menguasai perekonomian dunia. Misalnya, Jepang dan Singapura. Sumber daya manusia
yang berkualitas harus memenuhi unsur - unsur seperti berikut.

 Akhlak yang baik


Akhlak yang baik dapat mendasari segala tingkah laku manusia untuk senantiasa melakukan
yang terbaik, jujur, adil, serta berusaha untuk tidak merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
Sehingga keberadaannya akan selalu berguna dan tidak sia-sia.
 Keahlian
Manusia yang memiliki keahlian akan dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan
target yang telah ditentukan baik dalam segi waktu maupun kualitas. Jadi, manusia yang
mempunyai keahlian akan sangat berguna untuk dapat menghasilkan barang dan jasa yang
berkualitas.
 Kekuatan fisik
Kekuatan fisik manusia akan sangat berguna jika diarahkan pada hal-hal yang positif.
- Sumber daya modal
Modal adalah segala yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Modal dapat meliputi
uang, teknologi, peralatan, mesin-mesin, tanah, informasi, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya
perhatikan macam-macam modal berikut ini.
Modal menurut pemiliknya
a. Modal perseorangan
Modal Perorangan artinya modal tersebut dimiliki oleh perseorangan. Misalnya, gedung dan
kendaraan.
b. Modal masyarakat
Modal Masyarakat artinya modal tersebut dimiliki oleh banyak orang dan untuk kepentingan
orang banyak. Misalnya, jalan dan jembatan.
Modal menurut wujudnya
a. Konkret
Konkret artinya modal yang jelas wujudnya, tetapi dapat dilihat. Misalnya, gedung, mesin,
dan peralatan.
b.    Abstrak
Abstrak artinya modal yang tidak terlihat, tetapi kegunaannya dapat dirasakan. Misalnya,
nama baik perusahaan, keahlian karyawan, dan hak cipta.
  Modal menurut bentuknya
a. Uang

6
Uang artinya modal berupa dana.
b. Barang
Barang artinya modal berupa alat yang digunakan dalam proses produksi. Misalnya, mesin,
gedung, dan kendaraan.
Modal menurut sifatnya
a. Modal tetap
Modal tetap artinya modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali masa produksi. Misalnya,
mesin, kendaraan, dan gedung.
b. Modal lancar
Modal lancar artinya modal yang habis dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan
baku, kertas, dan bahan bakar mesin.
 

Modal menurut sumbernya


a. Modal sendiri
Modal sendiri artinya modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Misalnya, saham dan
tabungan.
b. Modal pinjaman
Modal pinjaman artinya modal pinjaman dari pihak lain. 
3. Kelangkaan Sumber Daya (Scarcity)
Sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sangat terbatas. Kalaupun sumber daya
dapat diperbarui, hal itu memerlukan waktu yang sangat lama sehingga tidak dapat mengejar
kebutuhan manusia yang semakin bertambah. Sumber daya memiliki sifat-sifat khusus, yaitu
merupakan barang langka (scarce) karena jumlahnya terbatas, dapat dipakai dalam penggunaan
yang berbeda, dan dapat dikombinasikan dalam berbagai perbandingan untuk menghasilkan
barang tertentu. Hal di atas menyebabkan manusia dituntut untuk menggunakan sumbersumber
daya tersebut secara cermat dan tepat serta harus tunduk kepada Hukum Kelangkaan (The Law
of Scarcity), yang menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan tertentu orang harus
mengorbankan sesuatu yang lebih dahulu.
4. Pemanfaatan Sumber Daya
Sesuai dengan sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia, yaitu sistem demokrasi ekonomi,
pemanfaatan sumber daya alam pun harus berdasarkan kepentingan rakyat banyak. Pemanfaatan
sumber daya alam diatur dalam TAP MPR No. IV/MPR/1999 sebagai berikut. :
- Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan, dan investasi dalam rangka meningkatkan
daya saing global dengan membuka aksessibilitas yang sama terhadap kesempatan kerja dan
berusaha bagi segenap rakyat dan seluruh daerah melalui keunggulan kompetitif terutama
yang berbasis keunggulan sumber daya alam dengan menghapus segala bentuk perlakuan
diskriminatif dan hambatan.
- Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumber daya bahan
pangan, kelembagaan serta budaya lokal dalam rangka menjamin tersedianya pangan dan
nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan pada tingkat harga yang terjangkau, dengan
memerhatikan peningkatan pendapatan petani dan nelayan serta peningkatan produksi yang
diatur oleh undang-undang.

7
- Meningkatkan persediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik yang relatif
murah serta ramah lingkungan dan secara berkelanjutan yang pengelolaannya diatur dengan
undang-undang.
- Mengembangkan kebijakan pertanahan untuk meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan
tanah secara adil, transparan, dan produktif dengan menyamakan hak-hak rakyat setempat,
termasuk hak ulayat (wilayah) yang sesuai dan seimbang.
- Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik, termasuk
transportasi, -telekomunikasi, energi, listrik, dan air bersih guna mendorong pemerataan
pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau, serta membuka
keterisolasian wilayah pedalaman dan terpencil.
- Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada
peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja,peningkatan pengupahan, penjaminan
kesejahteraan, perlindungan kerja, dan kebebasan berserikat.
- Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan
memerhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja.
5. Masalah Pokok Ekonomi
Sumber daya yang terbatas menimbulkan paling sedikit tiga masalah pokok dalam
perekonomian yang harus dipecahkan oleh masyarakat sebagai subjek ekonomi. Tiga masalah
pokok tersebut adalah sebagai berikut.
- Barang dan jasa apa yang akan diproduksi ( What )
Masalah pokok ekonomi yang membutuhkan pemecahan di antaranya adalah barang apa
yang akan diproduksi? Barang primer, sekunder, tertier atau ketiganya? Mana yang paling
dibutuhkan? Berapa banyak dari masing - masing barang tersebut diproduksi?
Dengan sumber daya yang tersedia produsen harus mampu memutuskan penggunaan barang
tersebut untuk sumber daya. Misalnya terdapat sebidang tanah, digunakan untuk apa tanah
tersebut? Apakah untuk bercocok tanam? Membangun rumah atau pabrik? Keputusan yang
tepat dapat mengatasi beberapa masalah ekonomi dan menekan sedikit kemungkinan
timbulnya masalah baru.
- Bagaimana cara memproduksi (How)
Pertanyaan ini menyangkut teknik produksi yang diterapkan dan kemampuan
mengombinasikan faktor-faktor produksi atau sumber daya alam yang ada di dalam proses
produksi. Dengan keterbatasan sumber daya ekonomi yang tersedia para produsen harus
mampu mengombinasikannya bahkan sampai kepada penentu pihak-pihak yang akan
dilibatkan dalam proses produksi.
- Untuk siapa barang atau jasa dihasilkan  ( for Whom )
Pertanyaan ini menyangkut masalah untuk siapa atau lapisan masyarakat yang mana yang
menikmati barang dan jasa yang diberikan. Apakah setiap warga negara mendapat bagian
yang sama atau berbeda? Apakah pendapatan nasional telah diretribusikan secara adil?
Apakah proyek tertentu perlu dilaksanakan agar setiap penduduk dapat mengonsumsinya?
Semua pertanyaan tersebut menyangkut untuk siapa barang dan jasa diproduksi.
Ketiga masalah di atas, yaitu what, how, dan for whom bersifat fundamental dan saling
berhubungan satu dengan yang lainnya serta selalu dihadapi oleh setiap negara, baik negara
sedang berkembang maupun negara yang sudah maju. Namun, tidak semua perekonomian

8
dapat memecahkan ketiga masalah tersebut dengan cara yang sama.  Kemungkinan-
kemungkinan produksi setiap negara untuk memecahkan masalah-masalah pokok yang
dihadapai oleh setiap negara tergantung dari sistem perekonomian yang dianut oleh masing-
masing negara.
6. Biaya Peluang (Opportunity Cost)
- Masalah ekonomi yang dihadapi oleh menusia mendorong manusia untuk selalu bersikap
rasional dalam menentukan berbagai pilihan, agar sumber daya alam yang dimilikinya
dapat digunakan untuk memuaskan kebutuhan hidup dengan semaksimal mungkin. Dalam
ekonomi dikenal istilah biaya peluang (Opportunity Cost).
- Biaya peluang adalah biaya yang timbul akibat memilih sebuah peluang terbaik dari
beberapa alternatif yang tersedia. Ketika seseorang dihadapkan pada beberapa alternatif
pilihan dan harus memilih salah satu di antaranya maka alternatif yang tidak dipilihnya
itulah yang menjadi biaya peluang. Seperti juga yang terjadi pada salah satu faktor
produksi yaitu tenaga kerja, jika seorang pekerja mengambil salah satu kesempatan atau
peluang untuk melakukan suatu produksi maka secara bersamaan dia akan kehilangan
peluang untuk melakukan produksi pada bidang lain. Kehilangan kesempatan itulah yang
disebut opportunity cost  atau biaya peluang.
- Setiap orang harus selalu berusaha untuk mendapatkan manfaat tertinggi dari setiap
alternatif pilihan dan mengambil biaya peluang yang terendah. Contoh lain
dari opportunity cost pada kesempatan kerja adalah Faris ditawari untuk bekerja di suatu
perusahaan dengan gaji Rp 1.000.000,00 per bulan. Di sisi lain Faris memiliki kemampuan
secara keahlian dan modal untuk melakukan produksi suatu barang dengan peluang
mendapatkan laba Rp5.000.000,00 per bulan, tetapi setelah melalui proses produksi dan
promosi selama 4 bulan. Dari ilustrasi di atas, jika Faris lebih memilih mengambil peluang
untuk melakukan produksi sendiri maka dia telah kehilangan peluang untuk bekerja pada
orang lain dengan gaji Rp1.000.000,00 selama 4 bulan. Itulah yang dimaksud. dengan
biaya peluang. Jadi besarnya biaya peluang bagi Faris selama 4 bulan adalah 4 x Rp
1.000.000,00, yaitu Rp 4.000.000,00.

9
BAB II
TEORI KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI
DALAM EKONOMI ISLAM

1. Teori Konsumsi
Dalam teori konsumsi ini yang dipelajari adalah aspek perilaku masyarakat dalam
mengalokasikan pendapatannya untuk tujuan konsumsi barang dan jasa.
Keynes mengemukakan beberapa hipotesisnya antara lain :
a. Konsumsi ditentukan oleh pendapatan, yakni pendapatan siap pakai (disposable
income) atau disingkat Yd. Hubungan kedua variabel tersebut dalam persamaan
fungsionalnya :
C = f (Yd)
b. Jika pendapatan naik, maka konsumsi juga naik, namun perubahan konsumsi (∆C)
lebih kecil daripada perubahan pendapatan (∆Y ).
c. Kenaikan pendapatan nasional menyebabkan konsumsi naik, namun dalam jangka
pendek APC turun.
Apabila digambarkan fungsi konsumsi Keynes dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut :

C=Y

C = a + b Yd

APC1 APC2 APC3

Yd1 Yd2 Yd3 Y

Gambar1. Fungsi Konsumsi Keynes

Gambar 1 memperlihatkan fungsi konsumsi Keynes, di mana kenaikan pendapatan


diikuti oleh penurunan APC sehingga membuat kecemasan para ahli ekonomi lainnya karena
efeknya terhadap stagnasi dalam perekonomian. Implikasi lebih lanjut dari stagnasi tentunya
pemerintah harus mengimbangi dengan peningkatan G, di mana kenaikan G yang tidak

10
didukung dengan penerimaan yang bersumber dari dalam maka akan cenderung memperbesar
sumber dari luar berupa pinjaman (debt).
Teori Keynes tersebut akhirnya dapat di redam oleh penemuan empirik Kuznets yang
kurang lebih menyatakan sebagai berikut:
a. Dalam jangka pendek memang kenaikan pendapatan nasional akan menyebabkan
APC turun, namun dalam jangka panjang tidaklah demikian.
b. Implikasi dari penemuan Kuznets tersebut maka fungsi konsumsinya dalam jangka
panjang melalui titik nol.
Sedangkan Duesenberry dalam “relative income hypothesis” mengemukakan
beberapa pendapatnya :
a Duesenberry mengasumsikan bahwa konsumen selalu memaksimumkan kepuasannya
dalam
mengkonsumsi, atau dalam persamaan “utility”- nya:
U = f ( Co, C1 …. Cn)
Identitas :
U = “utility”
Co,C1 … Cn = konsumsi barang dan jasa.
b Konsumsi sekarang (Ct) tidak hanya ditentukan oleh pendapatan sekarang saja, tetapi juga
ditentukan oleh perilaku dalam mengkonsumsi masa lalunya (Ct-1) dalam persamaan
fungsionalnya menjadi :
Ct = f (Yt, Ct-1)
c Implikasi dari pendapat ii) bahwa tabungan sekarang di samping ditentukan oleh
pendapatan sekarang juga ditentukan oleh pendapatan sebelumnya.
d Konsumsi sekarang juga dipengaruhi lingkungan-nya, sehingga menimbulkan
“demontration effect”.

Modligiani dalam “The Life Cycle income Hypothesis” menerangkan bahwa


pendapatan seseorang pada umumnya mengikuti siklus dalam hidupnya, di mana pada awal
dan akhir hidupnya pendapatannya relatif rendah karena bukan usia produktif, sehingga
terjadi “dissaving”, sedangkan saat usia produktif pendapatannya relatif tinggi. Implikasi
dari besarnya pendapatan disaat usia produktif sehingga terdapat tabungan (saving) dalam
hidupnya.
Modligiani juga mendasarkankonsumsi yang memperhitungkan “discount factor”
berhubungan dengan pendapatan yang juga memperhitungkan “discount faktor”, atau dalam
persamaan:
Cti = ki (PVti) ; 0 < k < 1
Di mana ki merupakan bagian dari kunsumsi nilai sekarang yang dikonsumsikan
pada periode t, tergantung pada kurva indiferent C dan tingkat bunga.
Jika distribusi pendapatan pada setiap umur relatif konstan, maka konsumsi sekarang
dan yang akan datang bisa stabil setiap tahunya, atau persamaannya menjadi : Ct = k ( PVt)
Selanjutnya Modligiani juga mengembangkan teorinya di mana membuat fungsi
konsumsi yang menghubungkan konsumsi dengan “expected income”, dan Modligiani

11
membagi pendapatan menjadi 2 (dua) yakni bersumber dari “labour” dan dari “asset” atau
property, tentunya jika teori ini dijabarkan akan lebih abstrak dan rumit. Berbeda dengan
Friedman yang berpendapat bahwa :
a. Komsumsi permanen seseorang berhubungan positif dengan pendapatan
permanennya.
b. Hubungan tersebut bersifat proposional, dalam formulasi :
Cp = k . Yp
Keterangan:
Cp = konsumsi permanen
Yp = pendapatan pemanen
k = angka konstan yang menunjukkan
bagian pendapatan permanen yang dikonsumsi atau 0 < k < 1

Friedman juga memulai dengan mengasumsikan kepuasan seseorang dalam


memaksimalkan kepuasannya yang berhubungan dengan nilai sekarang, atau
dalam persamaan :
Ci = F i (
Pvi)
Pvi dengan pengembalian r akan diperoleh “permanent income” atau
:
Ypi = r . Pvi
Ini merupakan “permanent income” dari nilai sekarang yang mengikut sertakan
“human capital”. Nilai sekarang dari aliran “income labour” yang akan datang.
Friedman juga sejalan dengan Modligiani yang ingin meratakan aliran pendapatanya
menjadi pola konsumsi yang kurang lebih datar. Hal ini memberikan tingkat konsumsi
“permanent” (Cpi)yang proposional dengan pendapatan permanen (Ypi) atau
Cpi = ki .
Ypi
Di samping pendapatan “permanent” (Ypi) Friedman juga mengklasifikasikan
terhadap pendapatan “transitory” (Yti), sehingga persamaan menjadi
: Yi = YPi + Yti
Sama juga dengan konsumsi yang terdiri dari konsumsi “permanent” (Cpi) dan
konsumsi “transitory” (Cti), di mana persamaannya
:
Ci =Cpi +
Ct i

2. Konsep Konsumsi Dalam Islam

12
Perbedaan yang terjadi dalam fungsikonsumsi seorang muslim dengan non muslim
akan berpengaruh pada fungsi lain seperti fungsi Tabunngan dan Investasi. Hal
ini
disebabkan karena dalam fungsi konsumsi perilaku konsumen muslim dipengaruhi
adanya keharusan pembayaran zakat dalam konsep pendapatan optimum serta
adanya larangan
pengambilan riba dalam transaksi apapun termasuk konsumsi,
investasidantabungan.
Pendapatan yang siap dibelanjakanseorang muslim akan berbeda dengan bukan
muslim, sebab terdapat zakat. Pendapatan seseorang yang telah memenuhi syarat akan
dikenakan zakat sebesar 2,5%. Seseorang biasanya akan menabung sebagian dari
pendapatannya dengan beragam motif, antara lain:
a. Untuk berjaga-jaga terhadap ketidakpastian masa depan
b. Untuk persiapan pembelian suatu barang konsumsi dimasa depan
c. Untuk mengakumulasikan kekayaan
Demikian pula, seseorang akan mengalokasikan dari anggarannya untuk investasi,
yaitu menanamkannya pada sector produktif. Secara sederhana, alokasi pendapatan
seorang
muslim akan dapat diformulasikan
sebagaiberikut: Y−z=C+S+I
Dimana:
Y : pendapatan
Ct : konsumsi
S : tabungan
I : investasi
Z : zakat
Ajaran agama Islam sangat mendorong kegiatan menabung dan
investasi.Rasulullah SAW bersabda, “Kamu lebih baik meninggalkan anak keturunanmu
kaya daripada miskin dan bergantung kepada belas kasih orang lain” (HR. Bukhari-
Muslim)
Alokasi anggaran (pendapatan) untuk konsumsi total berbandingterbalik (negatif)
dengan tabungan. Semakin tinggi konsumsi berarti semakin kecil
tabungan dan sebaliknya semakin besar tabungan akan menguragi tingkat konsumsi.
Untuk mencapai
tingkat kepuasan yang optimal sesuaidengantujuan maslahah, maka seorang muslim akan
mencari kombinasi yang tepat antara tingkat konsumsi dan tingkat tabungan.
Dampak yang dapat dianalisa dari penerapan zakat dan larangan riba pada konsumsi
dan tabungan antara lain:
1. Zakat dikenakan atas total pendapatan atau harta yang menganggur (idle
capacity) yang kurang atau tidak produktif bagi seorang muzakky. Hal
iniberdampak pada peningkatan nilai konsumsi dan penurunan nilai tabungan.

13
2. Pelarangan praktek riba dalam setiap transaksi ekonomi juga akan berdampak pada
berkurangnya jumlah konsumsi yang dibiayai oleh bunga tapi hanya bersifat
sementara karena dialihkan kebentuk konsumsi lain.
3. Penerapan zakat bagi mustahiq akan berdampak pada peningkatan pendapatan dari
perolehan zakat, sehingga peningkataniniakan mempengruhi pula pada peningkatan
konsumsi mereka, dan bahkan dapat dikatakan meningkatkan tabungan mereka.
Dari gambarandiatas, diasumsikan bahwamanusia mempunyaikecenderungan untuk
menghindar dari zakat. Sehingga ada beberapa pilihan bagi seseorang yang
mempunyai tingkat pendapatan tertentu untuk mengambil tindakan.
Berpijak pada asumsi bahwa harta yang digunakan untuk transaksi
tabungan dianggap sebagai harta yang menganggur. Keadaan yang mungkin terjadi dengan
penerapan
zakat danlarangan riba terhadap fungsi konsumsi dan investai adalah sebagai
berikut:
1. Penerapan zakat atas aset yang kurang atau bahkan tidak produktif berpengaruh pada
peningkatan konsumsi dan investasi.
2. Pelarangan atas riba akan berdampak bagi seorang pelaku ekonomi untuk
mengalokasikan anggarannya lebih kepada bentuk investasi dan bukan tabungan yang
mengandung bunga.
3. Dengan peningkatan konsumsi masing-masing individu akan menimbulkan
kenaikan konsumsi secara nasional.
Seorang muslim sejati, meskipun memiliki sejumlah harta, ia tidak
akan memanfaatkannya sendiri, karenadalam Islam setiap muslim yang mendapat
harta di
wajibkan untuk mendistribusikan kekayaan pribadinya itu kepada masyarakat yang
membutuhkan (miskin) sesuai dengan aturan syariah yaitu melalui Zakat, Infak, Sedekah
dan
Wakaf (ZISWA).
Masyarakat yang tidakberpunya atau miskin berhak untuk menerima ZISWA tersebut
sebagai bentuk distribusi kekayaan. Intinya bahwa tingkat konsumsi seseorang itu
(terutama Muslim) didasarkan padatingkat pendaapatandan keimanan. Semakin tinggi
pendapatan dan keimanan sesorang maka semakin tinggi pengeluarannya untuk hal-hal
yang bernilai ibadah sedangkan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dasar tidak
akan banyak pertambahannya bahkan cenderung turun.

14
Gambar 1.Kurva Konsumsi Islami

Karena itu, konsumsi dalam Islam dapat dirumuskan sebagai berikut :


Konsumsi = Maslahah = Manfaat + Berkah
Dengan mengkonsumsi sesuatu, maka diharapkan akan dapat dimanfaatkan, yang dapat
dirinci sebagai berikut:
1. Manfaat material, seperti murah, kaya, danlainnya.
2. Manfaat fisik/psikis meliputi rasa aman, sehat, nyaman dan lain sebagainya.
3. Manfaat intelektual, seperti informasi, pengetahuan dan lainnya.
4. Manfaat lingkungan, eksternalitas positif.
5. Manfaat secara inter-generational dan antar-generationnal, yaitu adanya
kelestarian, bermanfaat untuk keturunan dan generasi yang akan datang.
Sedangkan berkah yang diharapkan dapat dari aktivitas konsumsi tersebut
yaitu:
1. Kehalalan barang dan jasa yang dikonsumsi.
2. ‘IdakIsraf artinya memberikan kegunaan bagi yang mengkonsumsinya maupun bagi
yang lainnya
3. Mendapat Ridho Allah.
Dalam ekonomi Islam, setiap aktivitas konsumsi, bagi semua orang akan
selalu menghadapi kendala. Kendala utama yang dihadapi dalam melakukan konsumsi
adalah:
1. Anggaran
2. berkah minimum,
3. Israf dan moral Islam.
Denga kendala tersebut, maka setiap orang akan selalu berusaha untuk
memaksimalkan maslahah dari kegiatan konsumsinya. Dengan kendala tersebut, maka
fungsi konsumsi Islami adalah fungsi maslahah yang secara umum (Ikhwan A. Basri. 2009)
adalah sebagai berikut:
Fungsi konsumsi = fungsi maslahah:
M = m + (Mf, B)Yd
M = m + Mf Yd + B Yd
M = maslahah dalam berkonsumsi
m = konsumsi rata-rata = kebutuhan dasar
Mf = manfaat
B = berkah atau amal saleh
Yd = pendapatan halal personal (pendapatan halal yang siap dibelanjakan)
Berdasarkan fungsi konsumsi di atas, maka seseorang atau suatu rumahtangga akan
berupaya memaksimalkan maslahanya dalam setiap melakukan aktivitas konsumsi.
Memaksimalkan maslaha dalam arti dapat memenuhi kebutuhan dasar dan sekaligus
meningkatkan manfaat dan berkah. Dengan makin tingginya manfaat dan berkah akan
semakin tinggi amal saleh yang didapatkan oleh seseorang atau suatu rumah tangga.
Seperti yang telah diungkapkan di atas bahwa semua aktivitas manusia yang
bertujuan untuk kebaikan adalah ibadah, maka konsumsi merupakan aktivitas ibadah.

15
Menyangkut ibadah ini, maka setiap orang atau rumahtangga secara umum dapat dibedakan
dalam 2 (dua) katergori, yaitu:
1. Orang atau rumah tangga yang ber-Iman tinggi
2. Orang atau rumahtangga yang ber-Iman rendah
Bagi seseorang atau suatu rumahtangga yang mempunyai kelebihan harta dan
tingkat keimanan yang tinggi, maka mereka wajib mengeluarkan zakat dan mereka tersebut
disebut Muzakki. Karena itu, tambahan pengeluaran Muzakki dapat ditulis sebagai berikut:
MPCmuzakki = MPCriil + MPCamal shaleh
Dengan demikian apabila;
β = MPCmuzakki;
α= MPCriil;
d = MPC amal shaleh;
maka fungsi konsumsi Islami-nya dapat ditulis sebagai berikut;
C = α + (β + d) Yd
C = α + β Yd + dYd
Dengan kondisi:
d = 0; α = β
d<α
d=α
d>α
d=β;α=0

16
Keimanan yang semakin meningkat membuat nilai d (amal shaleh) akan semakin
mendekati nilai β. Dengan semakin tingginya nilai d maka para Muzakki akan
meminimalkan preferensi konsumsi untuk diri sendiri.

3. Teori Tabungan (Investasi) Dalam Islam


Tabungan adalah selisih langsung antara pendapatan nasional dengan konsumsi
agregat (S = Y – C). Tingkat tabungan dari seorang individu dalam teori Islam juga tidak
terlepas dari pertimbangan kemashlahatan umat secara keseluruhan. Pada kondisi tertentu
dimana masyarakat begitu membutuhkan harta atau dana, maka individu yang memiliki
dana lebih, akan mengurangi tingkat tabungannya atau lebih tepatnya mengurangi tingkat
kekayaannya untuk membantu masyarakat yang kekurangan. Mekanisme ini dapat berupa
mekanisme sukarela atau mekanisme yang mengikat, artinya negara memiliki
wewenang dalam memaksa individu yang berkecukupan untuk membantu masyarakat yang
membutuhkan, dengan mengenakan pajak khusus atau dikenal dengan nawaib
pada masyarakat golongan kaya. Dengan demikian tingkat tabungan dalam Islam
memiliki korelasi yang kuat dengan kondisi ekonomi.
Jadi, tabungan dalam Islam jelas merupakan sebuah konsekwensi atau respon dari
prinsip ekonomi Islam dan nilai moral Islam, yang menyebutkan bahwa manusia haruslah
hidup hemat dan tidak bermewah-mewah karena Allah sangat mengutuk
perbuatan israf (pemborosan) dan tabzir (menghambur-hamburkan harta tanpa guna),
serta mereka (diri sendiri dan keturunannya) dianjurkan ada dalam kondisi yang tidak fakir.
Jadi dapat dikatakan bahwa motifasi utama orang menabung disini adalah nilai moral
hidup sederhana (hidup hemat) dan keutamaan tidak fakir. Serta efek zakat terhadap
tabungan akan mendorong umat muslim untuk lebih sering melakukan investasi sehingga
akan mengurangi kesenjangan sosial yang ada.
Tabungan perorangan dapat didefinisikan sebagai tabungan oleh konsumen, yang
merupakan sisa penerimaan sesudah dikurangi konsumsinya. Hal itu dapat
digambarkan dalam persamaan berikut :
S = YD – C dan S = Y – T – C
Tabungan Masyarakat dapat didefinisikan sebagai pajak sesudah dikurangi
belanja
pemerintah, T – G.
Jika penerimaan pajak melebihi belanja pemerintah, pemerintah akan mendapat
surplus
anggaran à tabungan masyarakat positif Sebaliknya jika penerimaan pajak lebih kecil dari
belanja pemerintah, maka pemerintah akan mengalami defisit anggaran tabungan
masyarakat negatif. Hal tsb dapat digambarkan dengan persamaan berikut :
S = I + G – T Atau I = S + (T-G)
Untuk memperjelas hal tersebut, dapat dibayangkan dalam suatu
perekeonomian sederhana dengan hanya satu orang penduduk yang melakukan keputusan
konsumsi, investasi dan tabungan . Misalkan seorang yang terdampar dan tinggal seorang
diri di suatu pulau, maka keputusan menabung dan berinvestasi merupakan hal yang sama.

17
Apa yang diinvestasikan merupakan tabungannya pula Dalam suatu perekonomian
yang modern, keputusan investasi dilakukan oleh perusahaan, sementara tabungan dilakukan
oleh konsumen dan pemerintahmeningkatkan dan/atau mempertahankan nilai modalnya,
baik yang berbentuk uang tunai (cash money), peralatan (equipment), aset tidak bergerak,
hak atas kekayaan intelektual, maupun keahlian Investasi juga merupakan dana yang
dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah dan/atau UUS berdasarkan Akad
mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk
Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Investasi pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset
keuangan dan investasi pada aset riil.Aset keuangan diperoleh pada lembaga
keuangan, misalnya perbankan dan pasar modal.Contohnya deposito, saham dan
sukuk.Sedangkan aset riil termasuk kedalam golongan bendabenda tidak bergerak atau aset
tetap.Contohnya tanah, properti, logam mulia, dan pabrik atau perusahaan. Investasi
merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli barangbarang modal dan
perlengkapanperlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-
barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Ada tiga bentuk pengeluaran
investasi, yaitu:
1. Investasi tetap bisnis (Business fixed Investment), yaitu pengeluaran investasi untuk
pembelian berbagai jenis barang modal yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya
untukmendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Investasi residensial (residential Investment), pengeluaran untuk mendirikan rumah
tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan lainnya.
3. Investasi persediaan (Inventory Investment), yaitu pertambahan nilai stok barang-
barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses
produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui guna memastikan ketepatan antara alasan dan
cara melakukan investasi, yaitu:
1. Menurut Jangka Waktu
a. Direct investment (penanaman modal langsung) atau biasa dikenal dengan
Penanaman modal jangka panjang
b. Indirect invesment (penanaman modal tidak langsung) atau biasa dikenal
dengan portofolio invesment yang pada umumnya merupakan penanaman
modal jangka pendek.
2. Menurut sektornya
a. Investasi sektor riil, yaitu investasi yang berupa aset fisik.
b. Investasi sektor non-riil, yaitu investasi yang berupa aset non-fisik.
3. Menurut Risiko
Setiap pilihan investasi akan berkaitan dengan dua hal, risiko dan return. Keduanya
merupakan hubungan sebab akibat dan hubungan saling kontradiktif.Dalam t eori
investasi dikenal istilah “high risk high return, low risk low return”. Sebuah rumus yang
berbanding lurus.Secara umum, risiko investasi dibagi ke dalam dua jenis, yaitu sebagai
berikut:

18
a. Investasi berisiko rendah, yaitu investasi yang dianggap aman karena tingkat
melencengnya penerimaan return yang relatif rendah.
b. Investasi berisiko tinggi, yaitu investasi yang memiliki tingkat kegagalan tinggi
terhadap return yang akan diperoleh. Investasi jenis ini sering disebut investasi
spekulasi.

19
2. Menurut potensi risikonya, investasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Investasi risiko rendah, investasi yang mempunyai eksposur risiko rendah antara lain
deposito dan reksadana pendapatan tetap.
b. Investasi risiko sedang atau menengah, investasi yang mempunyai eksposur risiko
sedang atau menengah antara lain obligasi syariah, reksadana campuran, dan pasar
uang.
c. Investasi risiko tinggi, investasi yang mempunyai eksposur risiko tinggi antara lain
saham dan reksa dan saham.
Ada beberapa jenis risiko yang timbul dalam investasi di sector keuangan, di
Antaranya yaitu sebagai berikut:
1. Interest Risk Rate, yaitu risiko yang timbul akibat berubahnya tingkat suku bunga,
terutama dalam sistem keuangan konvensional. Tingkat“harga” dalam pilihan suatu
investasi.
2. Market Risk, yaitu risiko yang timbul akibat perubahan kondisi tren pasar dari
suatu jenis investasi yang berpengaruh terhadap pilihan investasi lainnya secara
keseluruhan.
3. Business Risk, yaitu risiko yang timbul akibat memilih suatu jenis usaha pada bidang
industri tertentu.
4. Inflation risk, yaitu risiko yang timbul akibat kenaikan harga-harga secara
menyeluruh (inflasi) yang hal tersebut bisa jadi karena kaitannya akan kenaikan
suku bunga yang menyebabkan turunnya daya beli (purchasing power).
5. Liquidity Risk, yaitu risiko untuk suatu jenis produk keuangan tertentu yang
memiliki karakter yang mudah berpindah tangan/mudah untuk diperdagangkan
(likuid) dengan demikian apabila terjadi perubahan harga pada produk keuangan
tersebut akan berpengaruh terhadap likuiditasnya.
6. Exchange Rate Risk, yaitu risiko yang memiliki kaitan dengan fluktuasinya nilai
tukar valuta asing yang berpengaruh terhadap returnyang akan diperoleh.
7. Conutry Risk, yaitu risiko yang timbul akibat stabilitas politik suatu negara
atau political risk.
3. Menurut Prosesnya
Proses investasi merupakan cara melakukan suatu investasi. Hal ini dibagi menjadi
dua bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Investasi langsung, yaitu investasi yang dilakukan secara langsung tanpa
perantara. Dalam hal ini, investor langsung dapat membeli fortofolio investasi
tersebut. Jenis investasi langsung ada yang dapat diperjualbelikan kembali, seperti
produk keuangan yangdapat diperjualbelikan di pasar uang dan pasar modal atau di
pasar turunan (derivative market).
b. Investasi tidak langsung, yaitu investasi yang dilakukan dengan menggunakan
perantara pihak ketiga atau investasi yang dilakukan melalui perusahaan investasi,
misalnya investasi pada reksadana melalui perusahaan sekuritas sebagai manejer
investasinya.
Islam sangat mendorong manusia untuk melakukan investasi, hal ini dilat
arbelakangi oleh landasan ajaran perintah untuk membayar zakat bagi orang yang

20
memiliki aset yang tidak produktif (idle asset), sebaliknya asetyang dikelola secara
produktif tidak dikenakan kewajiban zakat. Zakat baru akan dipungut dari hasil yang telah
diperoleh melalui investasi tersebut.Jadi bagi mereka yang tidak berinvestasi maka zakat
akan dibayarkan dengan mengambil dari aset yang dimilikinya, dan jika hal itu
berlangsung secara terus menerus maka akibatnya jumlah aset yang dimiliki semakin
berkurang, sehingga hal ini dapat terlihat jelas betapa Islam sangat mendorong investasi.
Sebelum seseorang atau badan hukum melakukaninvestasi sebaiknya terlebih dahulu
mengenal, mempelajari, memahami jenis-jenis
produk investasi dan alasan berinvestasi. Hal ini, dapat memberikan gambaran dan tuntunan
dalam memilih produk mana yang tepat, produk tersebut benar-benar halal (sesuai dengan
prinsip syariah), produk berisiko rendah. Sehingga, tidak terpengaruh oleh iming-iming
keuntungan suatu investasi yang menyesatkan (investasi bodong).

4. Korelasi Konsumsi Dan Tabungan


Konsumsi merupakan alokasi dari pendapatan yang digunakan untuk tujuan
pengeluaran barang dan jasa. Sedangkan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang
tidak
dibelanjakan.
Terdapat beberapa konsep konsumsi dan tabungan antara lain :
a. Rata-rata konsumsi (everage propencity to consume) atau disingkat APC. Nilai APC
diperoleh dengan membagi antara konsumsi (C) dengan pendapatan (Y) atau C/Y.
b. Rata-rata tabungan (everage propencity to save) atau disingkat APS. Nilai APS
diperoleh dengan membagi antara tabungan (S) dengan pendapatan (Y) atau S/Y.
c. Hasrat mengkonsumsi (marginal propencity to consume) atau disingkat MPC. Nilai
MPC diperoleh dengan membagi antara perubahan konsumsi (ΔC) dengan
perubahan pendapatan (ΔY) atau ΔC/ ΔY.
d. Hasrat menabung (marginal propencity to save) atau disingkat MPS. Nilai MPS
diperoleh dengan membagi antara perubahan tabungan (ΔS) dengan perubahan
pendapatan atau ΔS/ΔY. Nilai MPS ini juga sering dijadikan sebagai indikator
tentang potensi tabungan, baik di daerah maupun di tingkat nasional.
Besarnya MPC adalah 0 < MPC < 1, sehingga MPC + MPS = 1. Bukti bahwa MPC
+ MPS =1 dapat dijabarkan dari persamaan difisional yang sederhana yakni :
Y=C+S
Kalau persamaan di atas diberi simbol Δ menjadi
:
ΔY=ΔC+ΔS
Kemudian jika persamaan tersebut masing masing dibagi dengan Y akan menjadi
:
ΔY=ΔC+ΔS
Y Y
1 = MPC + MPS
Maka terbukti bahwa MPC + MPS = 1
Konsep lain ada yang disebut fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Fungsi

21
konsumsi merupakan hubungan antara konsumsi dengan pendapatan nasional,
sedangkan fungsi tabungan merupakan hubungan antara tabungan dengan pendapatan
nasional.
Untuk menentukan fungsi konsumsi kita ambil contoh data hipotesis sebagai berikut
: C1 = 95
Y1 = 100
C2 = 110
Y2 = 120
Berdasarkan data tersebut maka fungsi konsumsinya dapat diperoleh dengan :
C = (APCn – MPC ) Yn + MPC . Y
MPC = ΔC/ ΔY
ΔC = 110 – 95 = 15
ΔY = 120 – 100 = 20
APC1 = C/Y
= 95 / 100 = 0.95
APC2 = 110 / 120 = 0.92
Apabila hasil MPC dan APC tersebut disubtitusikan ke persamaan 27) akan diperoleh
fungsi
konsumsi (C) sebagai berikut :
C = (0.95 – 0.75) 100 + 0.75 Y
= 0.20 .100 + 0.75 . Y
= 20 + 0.75 Y
Dari hasil fungsi konsumsi tersebut dapat diinterpretasikan bahwa pada saat
pendapatan nasional sebesar 0 (nol) maka konsumsi sudah bergerak sekitar 20, dan
jika pendapatan nasional bertambah 1 (satu) satuan maka konsumsi akan bertambah sebesar
0.75, atau jika pendapatan nasional bertambah 10, maka konsumsi akan bertambah
sekitar 7.5. Cara lain dapat dilakukan dengan regresi, namun pendekatan ini akan dibahas
dalam ekonometrika secara detail.
Pendapatan nasional sama dengan konsumsi (break event point) atau disingkat
BEP, diperoleh dengan :
Y = C atau Y – C = 0
Y – ( C + bY ) = 0
Y – 0.75 Y – 20 = 0
0.25Y = 20
Y = 80
Jadi nilai pendapatan nasional sama dengan konsumsi sekitar
80
Fungsi tabungannya atau disingkat dengan (S) diperoleh dengan formulasi
:S=Y–C
Jika C = a + bY, maka disubtitusi ke persamaan di atas menjadi
: S = Y – ( a + bY )
S = Y – a – bY
S=(1–b)Y–a

22
Berdasarkan data-data sebelumnya fungsi konsumsi (C) ditemukan : C = 20 + 0,75 Y, maka
fungsi tabungan menjadi :
S = ( 1 – 0,75 ) Y – 20
S = 0,25 Y – 20

5. Korelasi Investasi dengan Pendapatan Nasional


Investasi biasanya menghubungka nantara suku bunga atau margin/nisbah dalam
islam (i atau r) dengan pendapatan nasional (Y) yang menunjukan tingkat
keseimbangan pada pasar barang dengan berpatokan pada pendapatna nasional pendekatan
pengeluaran (ependature approah) dan yang membedakan adalah pada Investasi.

I = Io + ki
Dimana :
Io = Inverstasi pada saat tingkat “i” nol
K = Marginal Proprnity to Investment (MPI) atau hasrat investasi marginal yaitu rasio
antara perubahan investasi terhadap perubahan “i”, k < 0.

Maka keseimnbangan di pasar barang terjadi ketika I= S maka :


Io + ki = -a + ( 1 – b ) Y

Y = Io +a + ki........................... (IS)
(1-b)

Tingkat brunga (dalam %)

20
Fungsi permintaan investasi I=80-4r
15

10

0 20 40 80
investasi (dalaIm milyar rupiah)

Gambar 1. Fungsi permintaan investasi

23
Gambar 1 di atas, menggambarkan tentang kurva permintaan investasi agregatif
dengan persamaan fungsi I = 80–4r, dimana I menunjukkan nilai investasi per tahun
dinyatakan dalam milyar rupiah misalnya, dan r merupakan tingkat bunga atau nisbah
dinyatakan dalam persentase. Dengan menggunakan contoh tersebut, maka pada tingkat
bunga setinggi 15% besarnya investasi dalam perekonomian adalah sejumlah Rp
20 milyar. Apabila tingkat bunga menurun menjadi 10%, maka besarnya investasi
meningkat menjadi Rp 40 milyar.

Jika sebuah perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dengan persamaan


fungsi: C (dalam milyar rupiah) = 40 + 0,6Y
Maka perekonomian tersebut mempunyai persamaan fungsi tabungan:
S (dalam milyar rupiah) = -40 + 0,4
Untuk lebih jelasnya, sebuah perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dan fungsi investasi
dengan persamaan-persamaan fungsi sebagai berikut.
C = 0,6Y + 40
I = -4r + 80
Berdasarkan persamaan fungsi konsumsi dan fungsi investasi tersebut, fungsi IS
perekonomian dapat kita temukan dengan beberapa cara.1. Menggunakan rumus I atau II
Y =C+I
Y = 0,6Y + 40 – 4r + 80
0,4 Y = 120 – 4r
Y = 300 – 10r
Secara grafis fungsi IS yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan
pendapatan nasional dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Tingkat bunga (r) dalam persen

30

Fungsi IS: Y=300-10r


20

10

0 100 200 300


Pendapatan nasional nyata (Y) dalam milyar rupiah
Gambar 3. Kurva IS

24
Pada kurva hubungan antara investasi dengan pendapatan nasional keseimbangan
mempunyai slope negatif (hubungan terbalik), artinya pada waktu tingkat bunga meningkat,
maka pendapatan nasional keseimbangan akan menurun, dan sebaliknya, pada waktu tingkat
bunga turun, maka pendapatan nasional keseimbangan meningkat.

Latihan
Buat Kelompok untuk Diskusi tentang Teori Konsumsi, Tabungan dan Investasi dari aspek
Konvensional maupun Islam dalam Jurnal dan dipersentasikan tiap kelompok dalam bentuk
Jurnal

25
BAB III
PENDAPATAN NASIONAL DALAM PENDEKATAN EKONOMI ISLAM

1. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional merupakan satu diantara tolak ukur yang sangat penting
dalam teori ekonomi makro. Pendapatan nasional (dilihat dari pendekatan
pendapatan) atau
produksi nasional (dilihat dari pendekatan produksi adalah suatu angka statistik (yang
dinyatakan dalam satuan mata uang) yang menunjukkan niali seluruh hasil kegiatan
ekonomi
negara tertentu selama satu tahun.
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang
dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang
diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional
memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional
merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara. Dengan
pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi
pendapatan nasional suatu Negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat
kesejahteraan rakyatnya.
Pendekatan ekonomi konvensional menyatakan GDP atau GNP Rill dapat dijadikan
sebagai suatu ukuran kesejahteraan ekonomi (measure of economic welfere) atau
kesejahteraan pada suatu negara.Pada waktu GNP naik, maka diasumsikan bahwa
rakyat secara materi bertambah baik posisinya atau sebaliknya, tentunya setelah dibagi
dengan jumlah penduduk (GNP per kapita).Kritik terhadap GNP sebagai ukuran
kesejahteraan ekonomi muncul dan para pengkritik mengatakan bahwa GNP/kapita
merupakan ukuran kesejahteraan yang tidak sempurna. Sebagai contoh, jika niali output
turun sebagai akibat orang-orang mengurangi jam kerja atau menambah
waktuleisure/istirahatnya tentu hal itu bukan menggambarkan keadaan orang itu menjadi
lebih buruk.
Satu hal yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi
lainnya
adalah penggunaan parameter falah.Falah adalah kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan
yang sebenar-benarnya, dimana komponen-komponen rohaniah masuk ke dalam pengertian
falah ini. Al- Falah dalam pengertian islam mengacu kepada konsep islam tentang
manusia itu sendiri. Dalam islam, esensi manusia ada pada rohaniahnya. Karena itu, seluruh
kegiatan duniawi termasuk dalam aspek ekonomi diarahkan tidak saja untuk memenuhi
tuntutan fisik jasadiyah melainkan juga memenuhi kebutuhan rohani dimana roh
merupakan esensi manusia.
Setidaknya ada 4 hal yang semestinya bisa diukur dengan pendekatan
pendapatan
nasional berdasarkan ekonomi islam, sehingga tingkat kesejahteraan bisa dilihat secara lebih
jernih dan tidak bias.Empat hal tersebut adalah :

26
1. Pendapatan nasional harus dapat mengukur penyebaran pendapatan individu
rumah tangga, Kendati GNP dikatakan dapat mengukur kinerja kegiatan ekonomi yang
terjadi di
pasar, GNP tidak dapat menjelaskan komposisi dan distribusi nyata dari output
perkapita. GNP tidak mapu mendeteksi kegiatan produksi yang tidak ditransaksikan
di pasar. Itu
artinya, kegiatan produktif keluarga yang langsung dikonsumsi dan tidak memasuki
pasar tidak tercatat di dalam GNP. Padahal kegiatan ini sangat mempengaruhi
kesejahteraan
individu. Di dalam penghitungan GNP konvensional, produksi barang-barang mewah

27
memiliki bobot yang sama dengan produksi barang-barang kebutuhan pokok
(Mannan,
1984). Maka untuk lebih mendekatkan pada ukuran kesejahteraan, ekonomi islam
menyarankan agar produksi kebutuhan pokok memiliki bobot yang lebih berat dibanding
produksi barang-barang mewah.
2. Pendapatan nasional harus dapat mengukur produksi di sektor pedesaan. Sangatlah
disadari bahwa tidaklah mudah mengukur secara akurat produksi komoditas subsisten,
namun bagaimana pun juga perlu satu kesepakatan untuk memasukkan angka produksi
komoditas yang dikelola sevara subsiten ke dalam penghitungan GNP. Subsisten ini,
khususnya pangan, sangatlah penting di negara-negara muslim yang baru dalam
beberapa dekade ini masuk dalam percaturan perekonomian dunia. Untuk mengetahui
tingkat produksi komoditas subsisten ini, harus diketahui terlebih dahulu tingkat
harga yang digunakan. Ketidakmampuan mendeteksi secara akurat pendapatan dari
sektor subsisten ini, jelas satu kelemahan yang harus segera diatasi, karena di sektor
inilah bergantung nafkah rakyat dalam jumlah besar dan disinilah inti masalah dari
distribusi pendapatan.
3. Pendapatan nasional harus dapat mengukur kesejahteraan ekonomi islam adalah sangat
penting untuk mengekspresikan kebutuhan efektif atau kebutuhan dasar akan barang dan
jasa sebagai presentase total konsumsi. Sungguh menarik untuk mengkaji apa yang
dilakukan Prof. William Nordhans dan James Tobin dengan Measure for Economic
Welfare (MEW), dalam konteks ekonomi barat. Kalau GNP mengukur hasil, maka
MEW merupakan ukuran dari konsumsi rumah tangga yang memberi kontribusi kepada
kesejahteraan manusia. Perkiraan MEW didasarkan kepada asumsi bahwa kesejahteraan
rumah tangga merupakan ujung akhir dari seluruh kegiatan ekonomi sesungguhnya
bergantung pada tingkat konsumsinya. Meski MEW ini diukur dalam konteks
barat, konsep ini sebenarnya menyediakan petunjuk-petunjuk yang berharga untuk
memperkirakan level kebutuhan hidup minimum secara islami.
4. Penghitungan pendapatan nasional sebagai ukuran dari kesejahteraan sosial
islami melalui pendugaan nilai santunan antarsaudara dan sedekah adalah penting untuk
menentukan sifat alami dan tingkatan dari amal sedekah antarsaudara.
Melalui peningkatan pencatatan dan sektor tambahan dan jenis tambahan dari aktifitas
ini dapat dikaji untuk pengambilan keputusan. Dibanding amal sedekah yang sering
dikeluarkan umat Islam kepada mereka yang kurang beruntung, sesungguhnya lebih
mudah mengestimasi zakat, satu kewajiban pembayaran transfer yang paling penting di
negara muslim. Kini sedang diupayakan mengukur pendapatan dari zakat sebagai
persentase dari GNP. Pengukuran ini akan sangat bermanfaat sebagai variabel kebijakan
di dalam pengambilan keputusan dibidang sosial dan ekonomi, sebagai bagian dari
rancangan untuk mengentaskan kemiskinan. Pendayagunaan peran zakat untuk
mengatasi masalah kemiskinan di negara-negara muslim kini tengah menjadi agenda
negara-negara tersebut.
2. Konsep Pendapatan Nasional

28
1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu
tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan
2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
suatu
Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan
jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
RUMUS :
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
3. NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam
periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti
modal
RUMUS :
NNP = GNP – Penyusutan
4. NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah
dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
RUMUS :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
5. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar
sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi,
iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
RUMUS :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran
jaminan social + Pajak perseorangan )
6. DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan
oleh penerimanya.
RUMUS :
DI = PI – Pajak langsung

3. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


Pendapatan nasional dapat dilihat dengan menggunakan tiga pendekatan.
Maka, untuk menghitung pendapatan nasional, kita harus menggunakan tiga pendekatan
tersebut,
yaitu:
1. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Nilai Produksi

29
Menurut metode ini pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua nilai
barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh lapangan usaha pada suatu negara selama
satu tahun.Cara menghitungnya adalah dengan mengalikan jumlah seluruh barang dan
jasa yang diproduksi dalam satu tahun dengan harga satuannya masing-masing.Jadi,
apabila dalam satu tahun ada seratus barang dan jasa, maka seratus barang dan jasa
tersebut harus dikalikan dengan harga satuannya masing-masing, kemudian
dijumlahkan.
Y = {(P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3) + ... + (Pn x Qn)} atau
Y = Nb1 + Nb2 + Nb3 + .....+ Nbn
Dimana:
Y = Pendapatan Nasional
P = Harga
Q = Jumlah Barang
Nb = Nilai Tambah (Selisih nilai output dengan nilai input)
2. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran
Menurut metode ini, pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua pengeluaran
yang dilakukan oleh semua pelaku ekonomi (rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan
masyarakat luar negeri) di suatu negara selama satu tahun. Metode penghitungan
pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran bisa dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Y = C+I+G+(X-M)
Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
C = Konsumsi oleh rumah tangga
I = Investasi oleh perusahaan
G = Pengeluaran pemerintah (konsumsi dan
investasi) X-M = Ekspor neto (nilai ekspor - nilai
impor)
3. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pendapatan
Menurut metode ini, pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua
pendapatan
yang diterima pemilik faktor produksi di suatu negara dalam satu tahun.Artinya,
pendapatan nasional adalah penjumlahan dari upah atau gaji, sewa, bunga, dan
keuntungan yang diterima para pemilik factor produksi. Pendapatan nasional menurut
pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y=W+r+i+P
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
W =Wage (upah atau gaji) adalah pendapatan yang diterima pemilik factor
produksi
tenaga kerja
r =Rent (sewa) adalah pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi
tanah,

30
gedung, dan harta tetap lainnya
i =Interest (bunga) adalah pendapatan yang diterima pemilik factor produksi
modal
P =Profit (keuntungan) adalah pendapatan yang diterima pemilik factor
produksi kewirausahaan
Dari ketiga metode penghitungan pendapatan nasional tersebut,
Indonesia menggunakan metode penghitungan menurut pendekatan nilai produksi dan
pendekatan
pengeluaran. Sedangkan negara maju seperti Amerika Serikat menggunakan
pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.Dari 3 pendekatan tersebut yang
dapat dianalisa
angkanya hanya pada pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran atas
produk nasionalnya sehingga lapangan usaha dikelompokkan menjadi tujuh macam
lapangan usaha
antara lain yaitu :

1. Pertanian (meliputi kehutanan, perikanan)


2. Perdagangan
3. Jasa-jasa
4. Transpotasi dan Komunikasi
5. Bangunan
6. Listrik dan Air
7. Industri Pengelolaan
8. Bank, Persewaan dan jasa Perusahaan
9. Pertambangan dan Penggalian
Pemerintah suatu Negara selalu berusaha mengetahuipendapatan nasional
Negaranya pada setiap tahun dengan tujuan untuk mengetahui kernampuan negaranya dalam
memikul atau membiayai pengeluaran — pengeluarannya selama satu tahun.Dengan
demikian, pemerintah dapat mengukur kemampuan negaranya setaiap tahun. Adapun
manfaat mempelajari pendapatan nasional, antara lain:
a. Dapat mengetahui struktur ekonomi suatu Negara, apakah termasuk Negara agraris,
industri atau jasa dengan melalui perbandingan sumber pendapatan nasional yang
terbesar. Misalnya, karena sebagian besar pendapatan nasional Indonesia berasal dari
sektor pertanian,maka Indonesia dikenal sebagai Negara agraris.
b. Dapat mengukur tingkat kemakmuran suatu Negara, dengan membagi pendapatan
nasionalnya dengan jumlah penduduk, yang disebut pendapatan per kapita.
c. Dapat mengetahui perubahan pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi suatu
Negara dari tahun ke tahun,dengan cara membandingkan pendapatan nasional pada
tahun yang berurutan.
d. Dapat menyusun perencanaan atau merumuskan kebijakan yang tepat dalam
melaksanakan pembangunan dan kegiatan ekonomi sesudah mengetahui sektor – sektor
mana yang perlu dikembangkan, dan sektor – sektor mana yang harus
dipertahankan,sesuai dengan komposisinya dalam pendapatan nasional.

31
e. Dapat mengetahui sampai seberapa jauh atau sampai seberapa besar peranan ekspor (X)
dan impor (M) serta hubungan luar negeri lainnya dalam pembentukan pendapatan
nasional Indonesia misalnya, hubungan luar negeri sangat besarpengaruhnya terhadap
pembentukan pendapatan nasional,sebab selain ekspor barang -barang yang dihasilkan,
Indonesia juga mendatawarkan barang-barang, modal/impor dari luar negeri untuk
investasi. Di samping itu, pinjaman luar negeri dilakukan untuk menunjang
pembangunan.
f. Dapat mengetahui dan membandingkan pendapatan antar daerah maupun regional.

Latihan
1. Diketahui data perekonomia makro sebagai berikut :
Kharaj (Tax) 200
Ekspor 500
Penyusutan 250
Pajak Tak Langusng 150
Impor 600
Investasi 1500
Transfer 50
Konsumsi RT 10250
Belanja Pemerintah 2500
Dit :
a. Tentukan Besar GNP ?
b. Tentukan besar Natioan Income (NI) ?
c. Tentukan besar Disposible Income (Yd)
2. Buatlah kelompok dan Cari studi kasus sesaui dengan materi yang dibahas diatas dari
laporan APBN dan APBD, kemudian jelaskan studi kasus tersebut berdasarkan teori
yang telah di diskusikan bagaimana kondisi perekonomiannya?
3. Analisis pengukuran kesejahteraan Ekonomi Islam dengan alat MEW (Measures for
Economics Welfare) diukur dari Pendapatan Nasional Indonesia 2 tahun terakhir?

32
BAB IV
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

1. Perekonomian Dua Sektor


Perekonomian suatu negara digerakkan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi. Pelaku
kegiatan ekonomi secara umum dikelompokkan kepada emapt pelaku yaitu rumah tangga
(Household). Perusahaan swasrta (firm), pemerintah dan ekspor impor. Untuk
mempermudah dalam menganalisis pendapatan nasinal, maka pada tahap awal dilakuakn
analisis pendapatan nasional dua sector. Dalam pendekatan ini, perekonomian
diasumsikan hanya digerakkan oleh dua orang pelaku kegiatan ekonomi, yaitu rumah
tangga (house hold) dan perusahaan swasta (firm). Secara umum dengan menguasai teknik
perhitungan pendapatan nasional lebih jelasnya disajikan secara umum yaitu dengan
pendekatan pengeluaran (expenditure) sehingga dengan modelnya selalu saja
menggunakan teori mazhab keynessian, tapi tidak menutup kemungkinan menggunakan
model Simon Kuznet.
Bentuk yang sederhana dari analisis pendapatan nasional adalah analisis dua sector.
Bentuk ini mengasumsikannbahwa dalam perekonomian terdapat dua pelaku ekonomi yaitu
rumah tangga (house hold) dan perusahaan swasta (firm). Dalam perekonomian,
sektro swasta merupakan satu-satunya produsen barang dan jasa dan proses dilaksanakan
dengan menggunakan factor-faktor produksi yang dimilki oleh rumah tangga. Faktro
produksi tersebut anatara lain tanah (land), tenaga kerja (labor) modal (capital) dan
kewirausahaan (entrepreneurship). Penghasilan yang diperoleh rumah tangga dan menjual
factor-faktor produksi terdiri dari sewa (rent) yaitu pendapatan dari tanah, kita asumsikan
pendapatan dari modal (capital) adalah bagi hasil (mudharabah), upah (weight) yaitu

33
pendapatan dari tenaga kerja dan profit/margin yaitu pendapatan dari kewirausahaan
(entrepreneurship).
Kemudian rumah tangga (house hold) diasumsikan merupakan satu-satunya pembeli
barang dan jasa yang dihasilkan oleh swasta. Pembelian barang-dan jasa tersebut
biayar dengan penghasilan yang diperoleh dari menjual factor-faktor produksi yang
digamabrkan pada skim dibawah ini :

Sewa, upah, profit dan bagi hasil

Household Firm

Tanah, modal, tenagakerja dan kewirausahaan

Saving Invest
Barang dan jasa
Pengeluaran untuk membeli barang
Gambar 1
Arus melingkar dengan Injeksi dan Kebocoran

Gambar di atas menunjukkan bahwa dalam konsumsi rumahtangga tidak sepenuhnya


mengeluarkan penghasilan untuk membeli barang dan jasa tersebut. Sebagian dari
pendapatan ditabungkan. Apabila keadaan ini kita gambarkan kembali dalam arus melingkar
daam perekonomian dua sector. Maka ada sedikit tambahan dari gambar dibawah ini
dengan muncul dua aktivitas rumah tangga dianggap sebagai kebocoran dalam arus
melingkar . Kebocoran maksudnya mengurangi kemampuan dari pendapatan secara
rill apabila digunakan untuk kegiatan lain seperti konsumsi. Namun tabungan tidaklah
disebut sebagai kebocoran apabila ia digunakan untuk investasi. Tabungan yang semula
mengurangi pendapatan nasional, ap[abila digunakan untuk investasi. Investasi ini disebut
dengan injeksi, karena investasi dapat menambah pendapatan nasional.
Tingkat pendapatan nominal dalam model perekonomian dua sector tergantung pada
jumalh penegeluaran agregat yang direncanakan yaitu rencana untuk menabung dan
investasi. Jika rumah tangga ingin menabung dengan jumlah yang lebih banyak dari

34
keinginan pengusaha untuk inveswtasi, maka penerimaan perusahaan akan lebih kecil dari
pembayaran pendapatan nominal dan produksi akan turun. Niali output akan lebih besar
dibandingkan pengeluaran agregat yang direncanakan. Sementara itu, output akan
meningkat apabila keinginan untuk berinestasi melebihi keinginan untuk menabung atau
pengeluaran agregat yang direncanakan lebih besar dari nilai output. Niali pengeluaran
agregat yang direncanakan akan sama dengan nilai output apabila tabungan sama dengan
investasi yang direncanakan.
Dalam menganalisis pendapatan nasional, kita memiliki bebrapa asumsi antara lain :
1. Investasi adalah investasi yang autonomous yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh
variabel lain
2. Konsumsi adalah fungsi linier dan positif dari tingkat pendapatan disposable (Yd)
3. Tabungan juga memilki fungsi linier dan positif dari itngkat pendapatan
disposable (Yd)
4. Tidak ada pajak langsung, maka pendapatan nasional (Y) sama dengan agregat
pendapatan disposable (Yd)
Perekonomian dua sector termasuk perekonomian tertutup yaitu perekonomian yang tidak
mengenal hubungan dengan pihak luar negeri seperti perdagangan ekspor dan impor
dan tidak ada transaksi belanja Negara sehingga dalam perekonomian dua sector hanya
ada konsumsi rumah tangga dan konsumsi swasta Oleh karena itu sisi pendapatan (Y) dan
pengeluaran (E) hanya dibentuk oleh dua bagian yaitu konsumsi © dan Investasi (I) dengan
model matematis sebagai berikut :
Pengeluaran : E = C + I…………….. (1)
Pendapatan : Y = C + S………………(2)
Sesuai dengan teori Keynesian diketahui fungsi konsumsi adalah C = a + b Y dimana nilai
a
= konstanta, sedangkan nilai b = MPC ( Marginal Propensity to Consume) dimana ΔC/ΔY.
Sedangkan fungsi tabungan yang umum adalah S = - a + sY atau S = - a + (1- b) Y dimana
niali s = (1-b) = MPS ( Marginal Propensity to Saving) dimana ΔS/ΔY dengan ketentuan 1=
MPC + MPS. Sementara itu fungsi konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatan
disposable (Yd). pendapatan disposable dipengaruhi dari pendapatan nasional dikurangi
dengan pajak. Namun karena dalam analisis ini tidak ada pajak, maka pendapatn nasional
memilki nilai yang sama dengan pendapatan nasional.
Y = Yd
C = a + bY
S=Y–C
S = Y – ( a+ bY)
S = - a + (1-b) Y
2. Keseimbangan Pendapatan Nasional 2 Sektor
Pendapatan nasional keseimbnagna adalah pendapatan nasional yang tidak dapat
dirubah oleh factor eknomi, keseimbangan pendapatan nasional merupakan barometer atas
keseimbangan hasil pembangunan dari pendapatan nassional. Maka keseimbangan nasional
2
sektor adalah

35
Y=C+I
Y = a + bY + I
(1-b) Y = a + I
Y = a + I / 1-MPC
Y = a + I / MPS
Berdasarkan arus melingkar dengan injeksi dan kebocoran keseimbangan pendapatan
nasional adalah
E = C+I
Y=C+S
Y=E
C+S=C+I
S=I
Jadi syarat keseimbangan adalah investasi sama dengantabunga artinya seluruh
tabungan harus di investasikan yang dpat dijadikan barometer ekonomi nasional.
Berdasarakan rumus matematis di atas akan digamabrkan dengan pendekatan grafis dimana
Fungsi keseimbangan perekonomian dua sector adalah sebagai berikut :
C,I,S

Y=E
Yeq
Y=C+I

YBEP
C = a + bY

S = - a + (1- b)Y

Keterangan
Yeq = besarnya pendapatan nasional keseimbangan
YBEP = besarnya pendapatan nasional pada titik impas (Break Even
Point, BEP)
Contoh kasus :
`Pada table dibawah ini terdapat data konsumsi yang halal (C), pendapatan yang halal
(Y) dan besarnya tabungan ke bank syariah (S) serta MPC ( Marginal Propensity to
Consume) dan MPS ( Marginal Propensity to Saving) yang gambarkan pada table di
bawah ini :

36
37
Tabel 1. Tabel Konsumsi dan Pendapatan
(dalamMiliar Rupiah)
Y C ΔY ΔC MPC S ΔS MPS
0 12 -12
10 20 10 8 0.8 -10 2 0.2
20 28 10 8 0.8 -8 2 0.2
30 36 10 8 0.8 -6 2 0.2
40 44 10 8 0.8 -4 2 0.2
50 52 10 8 0.8 -2 2 0.2
60 60 10 8 0.8 0 2 0.2
70 68 10 8 0.8 2 2 0.2
80 76 10 8 0.8 4 2 0.2
90 68 10 8 0.8 6 2 0.2
Pertanyaan :
1. Hitunglah fungsi konsumsi
2. Hitunglah fungsi tabungan
3. Hitunglah YBEP
4. Pada saat Investasi = Rp. 20 Miliar berapa keseimbangan pendapatan nasional (Yeq)
5. Hitunglah keseimbangan konsumsinya (Ceq)
6. Buktikan bahwa Y = C + I adalh seimbang
7. Hitunglah keseimbangan tabungan (Seq)
8. Gambarkan Grafik dari data jawaban saudara
Jawab :
1. C = 12 + 0.8 Y
2. S = - 12 + 0.2 Y
3. YBEP = pada saat S =0
0 = -12 + 0.2 Y
12 = 0.2 Y  Y = 60 Miliar
4. Syarat keseimbangan perekonomian dua sector adalah
S=I
S = 20
20 = -12 + 0.2 Y
Jadi Yeq = 160 Miliar
5. Konsumsi keseimbangan adalah Ceq = 12 + 0.8 Y
Ceq = 12 + 0.8 ( 160)
Ceq = 140 Miliar
6. Jadi kondisis berimbang adalah
Y=C+I
160 = 140 + 20
160 = 160
Terbukti imbang (balance)
7. Seq = -12 + 0.2 Y
Seq = -12 + 0.2 (160)
Seq = 20 Miliar sama dengan (S=I)

37
38
8. Gambar

Y=E

Y = 140 + 20

C = 12 + 0.8 Y

12+20

12

S = -12 + 0.2 Y

20

YBEP = 60 Yeq = 160

Gambar 1
Ilustrasi Contoh Kasus

38
39
3. Angka Pengganda (Multipler Effect)
Angka pengganda pada perekonomian 2 sektor dari masing-masing
variabel pengeluaran adalah rasio antara perubahan pendapatan nasional dengan
perubahan satu
diantara variabel yang ada pada fungsi. Pada angka pengganda diperekonomian 2 sektor
ada
2 angka pengganda.Dari persamaan tersebut, maka diperoleh masing-masing angka
pengganda adalah :

Atau dengan pajak proporsional angka penggandanya adalah sebagai berikut :

Dimana :
kc = angka pengganda
Konsumsi kI = angka
pengganda Investasi

4. Keseimbangan Dengan Variabel Zakat Dan Infaq


Dalam ekonomi Islam pendapatan nasional dengan adanya faktor Infaq (f) dan
zakat
(Z) adalah sebagai berikut :
Y= I jika pajak lum sum

Y= I jika pajak proporsional

Dibandingkan dengan hasil perhitungan dari rumus di atas


Y=C+I
Y = a +b Yd + I
Y = a + b (Y-Tx-tY+Tr) + I
Y = a + bY – bTx – btY - b Tr + I
(1-b+bt) Y = a -bTx+ bTr + I
Y = a -bTx+ bTr + I
(1-b+bt)
Latihan
1. Fungsi konsumsi adalah C = 100 + 0.8 Y sementara itu fungsi investasi adalah I = Rp.
50 Miliyar berapakah keseimbangan pendapatan nasional dan gambarkan grafiknya
? Pertanyaan :

39
40
a. Berapa keseimbangan pendapatan nasional (Yeq) dengan pendekatan
Injeksi dan Kebocoran
b. Hitunglah keseimbangan konsumsinya (Ceq)
c. Hitunglah keseimbangan tabungan (Seq)
d. Gambarkan Grafik dari data jawaban saudara

2. Diketahui fungsi konsumsi C =5 + 0.75Y dan investasi I = Rp. 20 Miliyar


Pertanyaan :
a. Berapa keseimbangan pendapatan nasional (Yeq)
b. Hitunglah keseimbangan konsumsinya (Ceq)
c. Hitunglah keseimbangan tabungan (Seq)
d. Buktikan bahwa dengan jawaban point a tabungan sama dengan
investasi
sebesra Rp 20 Miliyar
e. Jika pendapatan full employment sebesar Rp 200 miliyar apakah terjadi
inflationary gap atau deflationary gap.
f. Gambarkan Grafik dari data jawaban saudara

40
BAB V
PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR

1. Pengertian Perekonomian Tiga Sektor


Pada bagian terdahulu telah dibahas mengenai keseimbangan pendapatan nasional
sektor dimana pelaku kegiatan ekonomi terdiri dari dua pelaku kegiatan yaitu rumah
tanggan dan perusahaan (swasta). Dalam dunia nyata, pelaku kegiatan ekonomi bukan hanya
mereka, namun ada pelaku lainya yaitu pemerintah. Dengan masuknya pemerintah dalam
analisis pendapatan nasional, maka analisis pendapatan nasional menjaun ada pelaku lainya
yaitu pemerintah. Dengan masuknya pemerintah dalam analisis pendapatan nasional, maka
analisis pendapatan nasional menjadi tiga sektor.
Peran pemerintah dalam perekonomian adalah penyedia barang publik. Penyediaan
barang publik menuntut adanya pembiayaan. Pembiayaan pembangunan yang dilakukan
pemerintah berasal dari pajak. Dengan demikian, pemerintah akan memungut pajak
dan pembelanjaannya untuk pembiayaan pembangunan yang digambarkan pada skim
dibawah ini

Sewa, upah, profit danbagihasil

Tanah, modal, tenaga kerja dan kewirausahaan

Household Goverment Firm


Barang dan jasa
Pengeluaran untuk membeli barang

Saving Invest

Gambar 1
Arus melingkar dengan Injeksi dan Kebocoran ekononmi ekononmi
sektor

2. Keseimbangan Dengan Kebijakan Fiscal (Pajak Lump Sum dan Proporsional) dan
Subsidi
Selain pemungutan pajak, pemerintah juga melakukan pemberian transfer
kepada masyarakat . Pembayaran transfer akan mempengaruhi pendapatan disposible
masyarakt yang pada akhirnya dapat merubah pendapatan nasional keseimbangan dengan
rumus :
Yd = Y – T + Tr.

46
Dalam proses penggandaan untuk perekonomian tiga sektor kita membedakan dua
keadaan yaitu anglka penggandaan dengan pajak lumpsum : T = T0 (eksogen) dan angka
pengganda dengan pajak proporsional T = T0 + tY (endogen)
. Y=C+I+G

47
Y = a +b Yd
+I+G
Y = a + b (Y-Tx+Tr) + I + G
Y = a + bY – bTx + b Tr + I + G
(1-b) Y = a -bTx+ bTr + I + G
Y = a -bTx+ bTr + I + G
(1-b)

Contoh : Fungsi konsumsi = 100 + 0.8 Yd dan investasi sebesar 50 bertambahnya peran
pemerintah sebesar 250 dan penerimaan pemerintah/pajak adalah 250 maka
keseimbangan pendapatan nasional menjadi 1000. Perhitungan keseimbangan pendapatan
nasional adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan Pengeluaran
Y=C+I+G
Y = 100 + 0.8 Yd + 50 + 250
Y = 400 + 0.8 (Y-250)
Y = 400 + 0.8 Y -200
Y = 200 + 0.8 Y
(1-0.8) Y = 200
0.2 Y = 200
Yeq = 1000
b. Pendekatan Injeksi Kebocoran
S + Tx = I + G
C = 100 + 0.8 Yd
C = 100 + 0.8 (Y-250)
C = 100 + 0.8 Y – 200
C = -100 + 0.8 Y
S = 100 + 0.2 Y
100 + 0.2 Y = 50 + 250
0.2Y = 200
Yeq = 1000

Jika dari soal di atas, dengan penambahan transfer Tr = 50 maka pendapatan nasional ya
ng baru adalah :
Y=C+I+G
Y = 100 + 0.8 Yd + 50 + 250
Y = 400 + 0.8 (Y-250 + 50)
Y = 400 + 0.8 Y + 200 + 40
Y = 240 + 0.8 Y
(1-0.8) Y = 240
0.2 Y = 240
Yeq = 1200

48
Sedangkan untuk fungsi disposable income (Yd) untuk pajak yang
proporsional sebagai berikut :
Yd = Y –Tx + Tr
Yd = Y – (Tx+tY) + Tr
Yd = Y-Tx-tY+Tr
Subtitusi persamaan Yd diatas dengan persamaa perekonomian 3 sektor adalah
sebagai berikut :
Y=C+I+G
Y = a +b Yd + I + G
Y = a + b (Y-Tx-tY+Tr) + I + G
Y = a + bY – bTx – btY - b Tr + I + G
(1-b+bt) Y = a -bTx+ bTr + I + G
Y = a -bTx+ bTr + I + G
(1-b+bt)
Contoh aplikasi pada kasus soal sebagai berikut
: Diketahui : C = 20 + 0.75 Yd,
I = 10 Milyar,
Go = 15 Milyar,
Tx = 4 milyar;( t=0,1 Y) dan
Tr = 5 Milyar.
Ditanya :
a) Carilah keseimbangan pada perekonomian tiga sector
b) Carilah konsumsi keseimbangan
c) Carilah tabungan keseimbangan
Jawab :
1) Saat : Y = C+ I + G
Y = 20+0.75 Yd +10+15
Y = 45+0.75Yd………………. (1)
Yd = Y – Tx + Tr
Yd = Y – (Tx+tY) +Tr
Yd = Y –Tx - tY+Tr
= Y – 4 – 0.1Y + 5
= 1 + 0.9 Y…………………..(2)
Subsitusi persamaan (1) dengan persamaan (2) hasilnya sebagai berikut :
Y =45+0.75 (1+0.9Y)
Y =45 + 0.75 +0.675 Y
(1-0.675) Y =45,75
0.325 Y = 45.75
Y = 140.769 Milyar
Jadi pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 140.769 Milyar. Sedangakan untuk
konsumsi dan tabungan keseimbangan adalah sebagai berikut :
2) Ceq adalah fungsi dari konsumsi sebagai berikut :
C = 20+0.75Yd

49
C = 20+0.75(1+0.9Y)
C = 20+0.75 {1+0.9(140.769)}
C = 115.769 Milyar
Jadi untuk membuktikan apakah terjadi keseimbangan pada perekonomian 3 sektor
adalah sebagai berikut :
Y = C+I+G
140.769 = 115.769 + 10 +15
140.769 = 140.769
3) Seq adalah fungsi dari tabungan (saving) sebagai berikut :
C = 20+0.75Yd
S = - 20 + 0.25Yd
S = - 20 + 0.25(1+0.9Y)
S = - 20 + 0.25 {1+0.9(140.769)}
S = 11,923

3. Angka Pengganda (Multipler Effect)


Angka pengganda pada perekonomian 3 sektor dari masing-masing variabel
pengeluaran adalah rasio antara perubahan pendapatan nasional dengan perubahan
satu diantara variabel yang ada pada fungsi. Pada angka pengganda diperekonomian 3
sektor ada
5 angka pengganda.Dari persamaan tersebut, maka diperoleh masing-masing
angka pengganda adalah :

Atau dengan pajak proporsional angka penggandanya adalah sebagai berikut :

50
Dimana :
kI = angka pengganda investasi
kG = angka pengganda pengeluaran pemerintah
kTx = angka pengganda pajak
kTr = angka pengganda transfer (subsidi)

Contoh :
Dari persamaan tersebut, maka diperoleh masing-masing angka pengganda adalah :

Dimana :
kI = angka pengganda investasi
kG = angka pengganda pengeluaran pemerintah
kTx = angka pengganda pajak
kTr = angka pengganda transfer (subsidi)

4. Keseimbangan dengan variabel zakat dan Infaq

Dalam ekonomi Islam pendapatan nasional dengan adanya faktor Infaq (f) dan zakat (Z)
adalah sebagai beriku

Y = I + G jika pajak lum sum

Y = I + G jika pajak Proporsional

Dibandingkan dengan hasil perhitungan dari rumus di atas


Y=C+I+G
Y = a +b Yd + I + G
Y = a + b (Y-Tx-tY+Tr) + I + G
Y = a + bY – bTx – btY - b Tr + I + G
(1-b+bt) Y = a -bTx+ bTr + I + G
Y = a -bTx+ bTr + I + G
(1-b+bt)

Latihan
1. Diketahui C = 75 + 0,75 Yd, I = 25 dan G = 50 Hitunglah Yeq jika ditetapkan zakat
sebesar 2,5% dari pendapatan Nasional.

51
2. Dalam perekonomian tertutup diketahui C = 20+0.75Yd, I = 10 Milyar, Go = 15 Milyar,
Tx = 40 milyar dan Tr = 20 Milyar.
Ditanya :
a) Carilah keseimbangan pada perekonomian tiga sector
b) Carilah konsumsi keseimbangan
c) Carilah tabungan keseimbangan
.3. Lakukanlah analisis pada perekonomian ini dengan simulasi kebijakan sehingga akan
muncul kesenjangan inflasi dan deflasi dengan data sebagai berikut : C = 10 + 0.75
Yd, I = 10 Milyar, Go = 15 Milyar, Tx = 4 milyar;( t=0,1 Y) dan Tr = 5 Milyar.
Ditanya :
a) Carilah keseimbangan pada perekonomian tiga sector
b) Carilah konsumsi keseimbangan
c) Carilah tabungan keseimbangan
d) Carilah angka pengganda (multiplier effect) jika transfer (Tr) meningkat 2 Milyar
e) Jika pendapatan full employment sebesar Rp 200 milyar, yang terjadi apakah
kesenjangan inflasi atau deflasi ?

52
BAB VI
PEREKONOMIAN TERBUKA (EMPAT SEKTOR)

1. Pengertian Sistem Perekonomian Terbuka


Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan internasional
(ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Sistem ini memberikan
kesempatan bagi masyarakatnya untuk berinteraksi dalam bidang ekonomi dengan negara lain baik
itu perseorangan, swasta ataupun pemerintahan.
Kegiatan ekonomi tersebut bisa dalam bentuk perdagangan produk barang dan jasa, pertukaran
teknologi, dan sebagainya. Dalam perekonomian terbuka beberapa produksi dalam negeri diekspor
atau dijual di luar negeri dan di samping itu, ada juga barang-barang di negara itu yang diimpor dari
negara lain. Faktor-faktor yang bisa menyebabakan perdagangan Internasional yaitu :
 Perbedaan dalam faktor produksi
 Motif keuntungan yang diperoleh dalam perdagangan
 Perbedaan dalam tingkat kelangkaan
 Perbedaan komparatif dari harga barang
 Perbedaan dalam kemapuan untuk produksi
Open economy atau ekonomi terbuka adalah jenis perekonomian yang berinteraksi dengan dunia
luar melalui perdagangan internasional, pergerakan modal, transfer informasi dan pengetahuan
teknis, dan migrasi tenaga kerja. Dalam perekonomian terbuka, pelaku ekonomi dapat dibedakan
menjadi empat: sektor bisnis, sektor rumah tangga, sektor pemerintah dan sektor luar negeri.
Ini berbeda dengan perekonomian tertutup yang hanya terdiri dari tiga sektor selain sektor luar
negeri. Jika sebuah negara mengadopsi ekonomi terbuka, pengeluaran negara itu pada tahun tertentu
tidak perlu sama dengan output barang dan jasa. Suatu negara dapat menghabiskan lebih banyak
uang daripada yang dihasilkannya dengan meminjam dari luar negeri, atau dapat menghabiskan
lebih sedikit dari yang dihasilkannya dan meminjamkan perbedaannya kepada orang asing.
Penyebab Terjadinya Perdagangan Nasional dalam Sistem Perekonomian Terbuka
Tidak hanya di zaman sekarang ini, beberapa abad yang lalu para pedagang yang berlayar dengan
kapal juga sudah melakukan kegiatan jual beli barang antar wilayah padahal perekonomian saat itu
belum berkembang seperti sekarang ini.
Jika kita nilai kegiatan ekspor dan impor sekarang ini justru memiliki peranan penting dalam
perekonomian antar negara yang salah satu penyebabnya mungkin karena perbedaan sumber daya
dan perbedaan kepentingan antar negara yang satu dengan negara yang lainnya.
Secara umum pada sistem perekonomian terbuka ini produsen memiliki hak untuk melakukan
kegiatan penjualan produk atau barang ke negara – negara lain (ekspor) dan juga sebaliknya, yaitu
melakukan kegiatan pembelian produk atau barang yang berasal dari luar negaranya (impor).
Kegiatan ini juga memicu sistem perekonomian yang semakin tanpa batas yang ditunjukkan oleh
lembaga perbankan dan keuangan juga turut mengikuti perkembangan transaksi yang mendukung
kegiatan ekspor dan impor tersebut. Inilah yang disebut dengan ekonomi global yang mewujudkan
kegiatan perdagangan secara internasional. Berikut adalah beberapa alasan yang memicu terjadinya
perdagangan Internasional:

53
1. Perbedaan Kondisi Produk
Alasan perbedaan kondisi suatu produk ini yang lebih cenderung mengarah pada kualitas produk
juga menjadi alasan terjadinya perdagangan internasional. Misalkan ada salah satu negara yang
mempunya iklim tropis tentunya memiliki kemampuan untuk memproduksi pisang, kopi, dengan
kualitas yang lebih maksimal yang kemudian diperdagangkan ke luar yang ditukar dengan berbagai
macam barang dan jasa dari negara lain.
2. Menghemat Biaya Produksi
Hal ini juga menjadi alasan para produsen untuk melakukan perdagangan secara internasional. Dan
sebenarnya inti dari alasan ini adalah untuk menekan tingginya biaya produksi dengan cara
menghasilkan produk dalam skala jumlah yang lebih besar. Bukankah tidak ada cara lain yang lebih
hemat selain menjual produk yang berskala besar tersebut ke pasar global?
a. Perbedaan tingkat selera
Walaupun misalkan kondisi sebuah produk dari berbagai daerah itu sama, perdagangan
internasional tetap mungkin akan terjadi apabila masing – masing penduduk di suatu negara
memiliki selera yang berbeda. Contohnya ada dua negara yang menghasilkan daging. Yang satu
adalah produsen daging sapi, dan yang satu adalah produsen daging ayam. Jika produsen daging
sapi memiliki selera terhadap daging ayam dan sebaliknya, tentu proses impor dan ekspor akan
terjadi.

54
b. Adanya prinsip perbandingan keunggulan (comparative advantage)
Maksud dari prinsip ini adalah suatu negara cenderung akan lebih berspesialisasi untuk
menciptakan produk dan mengekspornya ke luar jika dirasa pembuatan produk di negaranya itu
memakan biaya yang relatif lebih rendah dari pada dibuat oleh negara lain. Sebaliknya suatu negara
akan lebih memilih untuk mengimpor produk jika biaya produksi untuk menghasilkan produk
tersebut dinilai relatif tinggi (kurang efisien) jika di produksi di negaranya sendiri.

Ekonomi Terbuka = Ekonomi 4 Sektor


Ekonomi terbuka juga disebut ekonomi empat sektor, yaitu ekonomi yang dibagi menjadi empat
sektor, yaitu Sektor Rumah Tangga (Households Sector) yang terdiri dari sekelompok individu
yang dianggap homogen dan  identik, Sektor Perusahaan (Firms Sector) yang terdiri dari
sekelompok perusahaan yang memproduksi barang dan layanan, Sektor Pemerintah (Goverment
Sector) yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan,
Sektor Asing (Foreign Sector) yaitu sektor ekonomi dunia, di mana ekonomi melakukan transaksi
ekspor-impor. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:
1. Sektor Rumah Tangga
Sektor Rumah Tangga (Households Sector) terdiri dari sekelompok individu yang dianggap
homogen dan identik,
 Hubungan dengan Perusahaan: Awalnya rumah tangga menjual sumber daya manusia yang
dimilikinya kepada perusahaan. Dari interaksi antara rumah tangga dan perusahaan, mereka
disatukan dalam pasar tenaga kerja. Kemudian dari penjualan SDM, rumah tangga
mendapatkan penghasilan yang terdiri dari sewa, bunga, upah dan keuntungan. Ini disatukan di
pasar keuangan & lembaga keuangan.
 Hubungan dengan Pemerintah: Dalam hubungan ini rumah tangga menyetorkan sejumlah
uang sebagai pajak pada pemerintah dan rumah tangga menerima kwitansi dalam bentuk gaji,
bunga, pendapatan non-remunerasi dari pemerintah (dalam bentuk pajak).
 Hubungan dengan negara lain: Untuk dapat mencapai hubungan dengan negara lain, rumah
tangga di haruskan untuk melewati pasar barang dan pasar luar negeri. Rumah tangga
mengimpor barang dan jasa dari luar negeri guna memenuhi kebutuhan hidup.

55
2. Sektor Perusahaan
Perusahaan merupakan gabungan unit kegiatan yang menghasilkan produk barang dan jasa.
 Hubungan dengan Rumah Tangga: Perusahaan memproduksi produk dalam bentuk barang
dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Kemudian perusahaan mendapatkan penghasilan
dari penjualan produk-produknya. Interaksi ini terpenuhi di pasar barang. Pasar Barang adalah
pasar yang menyatukan penawaran dan permintaan barang dan jasa. Pasar barang sering
disebut sektor riil.
 Hubungan dengan Pemerintah: Perusahaan membayar pajak kepada pemerintah dan
perusahaan menjual produk dan layanan kepada pemerintah melalui pasar barang.
 Hubungan dengan Dunia Internasional: Perusahaan mengimpor produk dan layanan dari
luar negeri melalui pasar barang dan pasar luar negeri. Dari hasil penjualan tersebut perusahaan
mendapatkan untung.
3. Sektor Pemerintah
Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan komunitas dan bisnis.
 Hubungan dengan RumahTangga Pemerintah menerima pembayaran pajak rumah tangga
untuk keperluan operasional, pengembangan, dan kebutuhan lain untuk mengembangkan
negara.
 Hubungan dengan Perusahaan pemerintah mendapatkan pendapatan pajak dari perusahaan dan
pemerintah juga membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran yang ada.
4. Sektor Negara Lain
 Hubungan dengan rumah tangga: Negara-negara lain (internasional) menyediakan barang dan
jasa untuk kepentingan rumah tangga yang dilakukan di pasar luar negeri, dari pasar luar negeri
hingga pasar barang domestik sehingga produk yang dihasilkan dapat dibeli oleh rumah
tangga. Sehingga dari transaksi jual beli ini negara lain mendapat untung / untung.
 Hubungan dengan Perusahaan Dunia internasional (negara lain): Mengekspor produk mereka
ke bisnis perusahaan. Aliran barang dan jasa juga melewati pasar domestik dan kemudian
masuk ke pasar barang. Dari proses tersebut juga menghasilkan untung.
2. Kelebihan Sistem Ekonomi Terbuka
Sistem ekonomi terbuka adalah sistem yang memberikan kesempatan bagi warga negaranya untuk
berinteraksi dalam bidang ekonomi dengan negara lain. Warga negara yang dimaksud bisa berupa
perseorangan, bisnis swasta atau pun pemerintah. Kegiatan ekonomi tersebut bisa dalam bentuk
perdagangan produk barang dan jasa, pertukaran teknologi atau manajerial, pertukaran mahasiswa
sebagai kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
Kolaborasi dengan luar negeri mendorong pertumbuhan, memungkinkan akses ke produk dan jasa
yang lebih murah, akses teknologi yang lebih baik dan tidak dikucilkan dari kehidupan berbangsa.
Yang terakhir adalah sangat penting ketika sebuah negara sedang menghadapi bencana alam alam
atau sosial, yang mana membutuhkan uluran bantuan dari negara lainnya. Bayangkan, jika pada saat
Gempa Aceh, Indonesia menganut sistem ekonomi tertutup, siapa yang akan membantu.
Dalam ekonomi terbuka, orang dapat bertukar barang dan jasa, memulai atau memperluas bisnis
mereka melintasi batas dan menikmati biaya yang lebih rendah. Pelanggan memiliki akses ke
berbagai produk yang mungkin tidak tersedia. Keuntungan dari sistem ekonomi terbuka ini adalah
sebagai berikut:
 Memperluas pasar produk barang dan jasa perusahaan dalam negeri.

56
 Mengurangi tingkat pengangguran masyarakat suatu negara karena semakin terbukanya
lowongan pekerjaan bagi masyarakat atas perluasan usaha dalam negeri, maupun kesempatan
memperoleh pekerjaan dari luar negeri.
 Warga dari negara tertentu memiliki banyak pilihan atas barang dan jasa untuk aktivitas
konsumsinya.
 Kegiatan impor barang atau jasa dari banyak negara memungkinkan keuntungan tersebut.
 Warga negara memiliki kesempatan untuk menyimpan uangnya sebagai tabungan atau pun
investasi di luar negeri.
 Suatu negara memperoleh kesempatan untuk mendapatkan dana dari luar negeri berupa
investasi atau pun pinjaman dari negara lain dan atau lembaga keuangan dunia seperti World
Bank dan IMF.
 Dengan semakin bertambahnya relasi perdagangan, akan menjalin banyak persahabatan dari
berbagai negara.
 Memperkuat ketahanan nasional. Perdagangan alutsista (alat utama sistem pertahanan) dan
hubungan kerjasama yang baik akan memungkinkan bantuan untuk keperluan ketahanan
nasional yang semakin kuat.
 
3. Sirkulasi Pendapatan Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang
melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini, karena kegiatan
ekspor dan impor merupakan bagian yang pentingnya dalam kegiatan setiap perekonomian.
Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran dapat
dijelaskan sebagai berikut : apabila aliran pendapatan dan pengeluaran diperhatikan maka akan
didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan
perekonomian tiga sector sebagai akibar dari wujudnya kegiatan ekspor dan impor. Secara fisik,
ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam negeri ke luar
Negara-negara lain.
Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke sector perusahaan. Dengan
demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan
jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional.
Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukkan barang dari luar negeri ke dalam negeri
atau ke dalam suatu perekonomian.
Aliran barang ininakan menimbulkan aliran keluar dari aliran pengeluaran dari sector rumah tangga
ke sector perusahaan. Aliran keluar ini yang akan menyebabkan menurunya pendapatan nasional.
Sebagaimana dari penjelasan sebelumnya, bahwa ekspor dan impor mempengaruhi kegiatan dalam
suatu perekonomian dan sirkulasi pendapatan yang berlaku.
Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke
sector rumah tangga. Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan
lainnya. Dapat disimpulkan bahwa perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi lima jenis
pengeluaran, yaitu:
 Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang barang yang dihasilkan didalam negeri.
(Cdn)

57
 Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan menghasilkan barang
dan jasa.
 Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri. (G)
 Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan didalam
negeri. (X)
 Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)

Penyebab Terjadinya Sistem Perekonomian Terbuka


Faktor yang menentukan Ekspor, Impor dan Ekspor Neto diantaranya Selera konsumen terhadap
barang-barang produksi dalam negeri dan luar negeri, Harga barang-barang di dalam dan luar
negeri, Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestik yang dibutuhkan untuk membeli mata
uang asing, Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri, Ongkos angkutan barang antarnegara.
Kebijakan pemerintah mengenai perdagangan internasional. Berikut adalah beberapa alasan yang
memicu terjadinya perekonomian terbuka :
 Perbedaan Kondisi Produk. Alasan perbedaan kondisi suatu produk ini yang lebih cenderung
mengarah pada kualitas produk juga menjadi alasan terjadinya perdagangan internasional.
Misalkan ada salah satu negara yang mempunyai iklim tropis tentunya memiliki kemampuan
untuk memproduksi pisang, kopi, dengan kualitas yang lebih maksimal yang kemudian
diperdagangkan ke luar yang ditukar dengan berbagai macam barang dan jasa dari negara lain.
 Menghemat Biaya Produksi. Hal ini juga menjadi alasan para produsen untuk melakukan
perdagangan secara internasional. Dan sebenarnya inti dari alasan ini adalah untuk menekan
tingginya biaya produksi dengan cara menghasilkan produk dalam skala jumlah yang lebih
besar. Bukankah tidak ada cara lain yang lebih hemat selain menjual produk yang berskala
besar tersebut ke pasar global?
 Perbedaan tingkat selera. Walaupun misalkan kondisi sebuah produk dari berbagai daerah itu
sama, perdagangan internasional tetap mungkin akan terjadi apabila masing – masing
penduduk di suatu negara memiliki selera yang berbeda. Contohnya ada dua negara yang
menghasilkan daging. Yang satu adalah produsen daging sapi, dan yang satu adalah produsen

58
daging ayam. Jika produsen daging sapi memiliki selera terhadap daging ayam dan sebaliknya,
tentu proses impor dan ekspor akan terjadi.
 Adanya prinsip perbandingan keunggulan (comparative advantage). Maksud dari prinsip
ini adalah suatu negara cenderung akan lebih berspesialisasi untuk menciptakan produk dan
mengekspornya ke luar jika dirasa pembuatan produk di negaranya itu memakan biaya yang
relatif lebih rendah dari pada dibuat oleh negara lain. Sebaliknya suatu negara akan lebih
memilih untuk mengimpor produk jika biaya produksi untuk menghasilkan produk tersebut
dinilai relatif tinggi (kurang efisien) jika di produksi di negaranya sendiri

59
BAB VII
PASAR BARANG (LM), PASAR UANG (IS) DAN KESEIMBANGAN IS-LM
DENGAN PENDEKATAN EKONOMI ISLAM

1. Kesimbangan Pasar Barang


Pasar Barang adalah pasar yang mempertemukan penawaran dan permintaan barang
danjasa.Pasar barang sering diistilahkan dengan sector riil. Kurva IS adalah kurva
yang menghubungka nantara sukubunga (i atau r) dengan pendapatan nasional (Y) yang
menunjukan tingkat keseimbangan pada pasar barang dengan berpatokan pada pendapatna
nasional pendekatan pengeluaran (ependature approah) dan yang membedakan adalah pada
Investasi.
I = Io + ki
Dimana :
Io = Inverstasi pada saat tingkat “i” nol
K = Marginal Proprnity to Investment (MPI) atau hasrat investasi marginal yaitu rasio
antara perubahan investasi terhadap perubahan “i”, k < 0.
Maka keseimnbangan di pasar barang terjadi ketika I= S maka :
Io + ki = -a + ( Y

Y = Io +a + ki........................... (IS)
(1-b)
Tingkat brunga (dalam %)

20

Fungsi permintaan investasi I=80-4r


15

10

investasi (dalaIm milyar rupiah)

60
0 20 40 80
Gambar 1. Fungsi permintaan investasi

Gambar 1 di atas, menggambarkan tentang kurva permintaan investasi


agregatif dengan persamaan fungsi I = 80–4r, dimana I menunjukkan nilai investasi
per tahun

61
dinyatakan dalam milyar rupiah misalnya, dan r merupakan tingkat bunga dinyatakan
dalam persentase. Dengan menggunakan contoh tersebut, maka pada tingkat bunga
setinggi 15% besarnya investasi dalam perekonomian adalah sejumlah Rp 20 milyar.
Apabila tingkat bunga menurun menjadi 10%, maka besarnya investasi meningkat
menjadi Rp 40 milyar.
Jika sebuah perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dengan persamaan
fungsi: C (dalammilyar rupiah) = 40 + 0,6Y
Maka perekonomian tersebut mempunyai persamaan fungsi tabungan:
S (dalammilyar rupiah) = -40 + 0,4
Untuk lebih jelasnya, sebuah perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dan fungsi investasi
dengan persamaan-persamaan fungsi sebagai berikut.
C = 0,6Y + 40
I = -4r + 80
Berdasarkan persamaan fungsi konsumsi dan fungsi investasi tersebut, fungsi IS
perekonomian dapat kita temukan dengan beberapa
cara.
1. Menggunakanrumus I atau II 0,4 Y = 120
Y =C+I – 4r
Y = 0,6Y + 40 – 4r + 80
Y = 300 – 10r

Secara grafis fungsi IS yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga


dengan pendapatan nasional dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Tingkat bunga (r) dalam persen

30

Fungsi IS: Y=300-10r


20

10

0 100 200 300


Pendapatan nasional nyata (Y) dalam milyar rupiah

Gambar 3. Kurva IS

62
Pada kurva keseimbangan IS, hubungan antara tingkat bungan dengan
pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope negatif (hubungan terbalik),
artinya pada waktu tingkat bunga meningkat, maka pendapatan nasional keseimbangan
akan menurun, dan sebaliknya, pada waktu tingkat bunga turun, maka pendapatan
nasional keseimbangan meningkat.
2. Keseimbangan Pasar Uang
Padadasarnyateori Keynes merupakan pengembangan dari teori Klasik,
dimana melihat permintaan uang berdasarkan motif orang memegang uang. Teori
Klasik sendiri
menyatakan motif memegang uang adalah untuk transaksi saja meskipun pada
teori
Cambridge sudah mulai mengenalkan pandangan bahwa orang memegang uang
juga
dipengaruhi oleh faktor kelembagaan lain misalkan ekspektasi di masa yang akan datang,
tetapi sifatnya masih kualitatif. Pandangan Cambridge inilah yang dikembangkan Keynes
bahwa motif orang memegang uang tidak hanya untuk transaksi saja melainkan
untuk berjaga-jaga dan spekulasi. Rumusan teori permintaan uang Keynes dikenal dengan
teori Liquidity of Preference yang diungkap dalam bukunya The General Theory of
Employment, Interest, and Money
Dalam ekonomi Islam, fungsi uang yang diakui hanya sebagai alat tukar, medium
of exchange, unit of account.Uang itu sendiri tidak memberikan kegunaan/manfaat, akan
tetapi fungsi uanglah yang memberikan kegunaan. Uang menjadi berguna jika ditukar
dengan benda yang nyata atau jika digunakan untuk membeli jasa. Oleh karena itu uang
tidak bisa menjadi komoditi/barang yang dapat diperdagangkan.Senada dengan pendapat
sebelumnya, Mahbubi Ali menyatakan bahwa dalam Islam uang hanya berfungsi sebagai
alat tukar. Jadi uang adalah sesuatu yang terus mengalir dalam perekonomian, atau
lebih dikenal sebagai flow conceptKonsep ini berbeda dengan sistem perekonomian
kapitalis, di mana uang dipandang tidak saja sebagai alat tukar yang sah (legal tender )
melainkan juga dipandang sebagai komoditas.
Menurut al-Ghazali dalam Gamal, uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai
warna, tetapi dapat merefleksikan semua warna, yang maksudnya adalah uang tidak
mempunyai harga, tetapi merefleksikan harga semua barang, atau dalam istilah
ekonomi klasik disebutkan bahwa uang tidak memberikan kegunaan langsung (direct utility
function), yang artinya adalah jika uang digunakan untuk membeli barang, maka barang itu
yang akan memberikan kegunaan.
Dalam konsep ekonomi Islam uang adalah milik masyarakat (money is
public goods). Barang siapa yang menimbun uang atau dibiarkan tidak produktif berarti
mengurangi jumlah uang beredar yang dapat mengakibatkan tidak jalannya perekonomian.
Jika seseorang sengaja menumpuk uangnya tidak dibelanjakan, sama artinya dengan
menghalangi proses atau kelancaran jual beli. Implikasinya proses pertukaran dalam
perekonomian terhambat. Di samping itu penumpukan uang/harta juga dapat mendorong
manusia cenderung pada sifat- sifat tidak baik seperti tamak, rakus dan malas beramal
(zakat, infak dan sadaqah).

63
Sifat-sifat tidak baik ini juga mempunyai imbas yang tidak baik terhadap
kelangsungan perekonomian. Oleh karenanya Islam melarang penumpukan / penimbunan
harta, memonopoli kekayaan. Merujuk kepada Al-Quran, al-Ghazali dalam Gamal
berpendapat bahwa orang yang menimbun uang adalah seorang penjahat, karena menimbun
uang berarti menarik uang sementara dari peredaran.Dalam teori moneter modern,
penimbunan uang berarti memperlambat perputaran uang. Hal ini berarti memperkecil
terjadinya transaksi, sehingga perekonomian menjadi lesu. Selain itu, al-Ghazali juga
menyatakan bahwa mencetak atau mengedarkan uang palsu lebih berbahaya daripada
mencuri seribu dirham, karena mencuri adalah suatu perbuatan dosa, sedangkan
mencetak dan mengedarkan uang palsu dosanya akan terus berulang setiap kali uang palsu
itu dipergunakan dan akan merugikan siapapun yang menerimanya dalam jangka waktu
yang lebih panjang.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat dinyatakan
bahwa dalam perspektif Islam fungsi uang hanya terbatas pada uang sebagai alat tukar
barang dan jasa. Islam melarang penumpukan uang dan menjadikan uang sebagai sebuah
komuditas.
Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai
alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga
lainnya serta untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang
sebagai alat penunda pembayaran.
Mata uang yang direkomendasikan dalam Ekonomi Islam adalah dinar (Emas) dan
dirham (Perak). Dinar emas adalah koin emas berkadar 22 karat (91,70%) dengan berat
4,25 gram. Sedangkan Dirham perak adalah koin perak murni (99.95%) dengan berat 2.975
gram. Standar Dinar dan Dirham ini telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW, pada tahun 1
Hijriyah, dan kemudian ditegakkan oleh Khalifah Umar ibn Khattab pada tahun 18
Hijriyah. Pada saat itu untuk pertama kalinya Khalifah Umar ibn Khattab mencetak koin
Dirham. Sedangkan orang yang pertama kali mencetak Dinar emas Islam adalah Khalifah
Malik ibn Marwan pada tahun 70 Hijriah, dengan tetap mengacu kepada ketentuan dari
Rasulullah Saw. maupun Umar ibn Khattab ra., yaitu dalam rasio berat 7/10 (7 Dinar
berbanding 10 Dirham).
Bagi negara-negara mayoritas muslim, fenomena mempopulerkan penggunaan
dinar dan dirham sebagai alat tukar pembayaran dan kegiatan transaksi ekonomi dilandasi
oleh beberapa hal berikut:
1. Dalam Alquran dan al-Sunnah banyak menyebutkan harta dan kekayaan dengan
istilah emas dan perak (dinar dan dirham). Keyakinan ini semakin mendorong
penggunaan atas keduanya meski tidak ada keharusan. Dalam sejarah Islam, terdapat
dua kelompok yang mendefinisikan uang. Kelompok pertama adalah yang membatasi
uang hanya pada emas dan perak saja, diantaranya Mujahid, AbuHanifah, An-Nakha'i,
Abu Yusuf, An-Nabhani dan Baqir Sadr. Sedang yang tidak membatasi uang hanya
pada emas dan perak saja adalah Laith ibn Sa' ad, Ibnu Taymiyah, As-Syaibani, Ibn
Hazm, dan Az-Zuhri.
2. Dalam upaya menegakkan rukun Islam yaitu membayar zakat dan
menegakkan hukum Islam yaitu hukuman bagi pencuri yang ukuran standarnya adalah

64
dinar dan dirham. Seorang muslim yang memiliki harta emas, uang dan kekayaan
lainnyayang telah mencapai nishob (ukuran berat) senilai emas 20 dinar wajib
membayar zakat. Bagi pencuri yang senilai Vs dinar, maka padanya wajib dikenakan
hukuman had (potong tangan), meski dalam tatanan implementasi sangat sulit untuk
diterapkan
3. Uang emas bersifat universal dan dapat diterima oleh setiap manusia karena
bahannya adalah emas dan relatif lebih sulit untuk dipalsukan. Uang emas memiliki
warna, kadar dan kekuatan tertentu yang tidak bisa dibuat dari bahan logam lain.
Berbeda dengan uang kertas yang tidak jarang sulit untuk diterima oleh manusia
dannegara lain, apakah alasan politis maupun alasan lain. Pemalsuan terhadap uang
kertasjuga lebih mudah untuk dilakukan.
4. Uang emas dapat digunakan sebagai alat simpanan yang nilainya relatif stabil. Dengan
uang emas, nilainya tidak mengalami fluktuasi yang tajam, kerena nilai uang nominal
sama dengan nilai intrinsiknya. Hal ini berbeda dengan uang kertas yang nilainya
sangat fluktuatif dan berbeda antara nilai nominal dengan nilai intrinsik uang. Stabilitas
uang kertas sebagai alat pembayaran juga tidak terjamin, akibat digunakannya konsep
time value of money dan kesalahan dalam memfungsikan uang. Efek samping yang
dirasakan dalam aktifitas ekonomi adalah bahwa nilai uang (kertas) akan berubah setiap
kurun waktu karena nilainya mengalami penyusutan. Hal inilah yang membuat
uang kertas dapat dipergunakan sebagai alat komoditi perdagangan dan spekulasi, bukan
sebagai alat tukar pembayaran. Dampak digunakannya uang sebagai komoditi
perdagangan adalah kehancuran nilai mata uang yang dijadikan sebagai sarana
spekulasi, sehingga menyebabkan nilai mata uang jatuh. Jatuhnya nilai mata uang inilah
yang banyak disimpulkan para ekonom sebagai penyebab kehancuran dan krisis
ekonomi suatu negara. Paparan di atas mengisyaratkan bahwa di dalam ekonomi Islam
uang yang direkomendasikan adalah emas dan perak atau biasa disebut dengan dinar
dan dirham. Dipilihnya mata uang emas dan perak paling tidak karena empat alasan,
yaitu:
a. Al-Quran dan As Sunnah banyak menyebutkan harta dan kekayaan dengan
istilah emas dan perak (dinar dan dirham). Keyakinan ini semakin mendorong
penggunaan atas keduanya meski tidak ada keharusan.
b. Dalam upaya menegakkan rukun Islam yaitu membayar zakat dan menegakkan
hukum Islam yaitu hukuman bagi pencuri yang ukuran standarnya adalah dinar dan
dirham.
c. Uang emas bersifat universal dan dapat diterima oleh setiap manusia karena
bahannya adalah emas dan relatif lebih sulit untuk dipalsukan.
d. Uang emas dapat digunakan sebagai alat simpanan yang nilainya relative stabil.
3. Motif Permintaan Uang
Rumusan dalam teori permintaan uang Keynes mencerminkan perilaku
masyarakat dalam memegang uang, ada 3 yaitu;
1. Motif transaksi
Uang diminta untuk kebutuhan transaksi. Untuk Transaksi  Jumlah uang
yang

65
dibutuhkan untuk transaksi (Mt) merupakan fungsi pendapatan (Y) : Mt =
f(Y). Hubungan Mt dan Y = positif.
2. Motif jaga-jaga
Permintaan uang berkaitan orang untuk berjaga-jaga atau antisipasi
menghadapi
kebutuhan tidak terduga. Untuk Berjaga-jaga (tunai)  Jumlah uang yang
dibutuhkan untuk berjaga-jaga (Mj) merupakan fungsi pendapatan (Y) : Mj = f(Y).
Hubungan Mj dan Y = positif. Permintaan L1 = Lt+Lj = f(Y) Permintaan uang
tunai
3. Motif spekulasi
Permintaan uang berkaitan dengan motif orang untuk melakukan spekulasi yang
bisa memberikan keuntungan. Disini masyarakat ada 2 pilihan dalam memegang
kekayaannya (2 alternatif) yaitu uang kas dan obligasi. Masing-masing bentuk
memberikan kemudahan dan keuntungannya sendiri-sendiri, uang kas memberikan
keuntungan kemudahan likuiditas untuk kepentingan transaksi ekonomi sedangkan
obligasi memberikan keuntungan pendapatan bunga Untuk Spekulasi  Jumlah
uang yang dibutuhkan untuk spekulasi (L2) merupakan fungsi suku bunga (r) : L2
= f(r). Hubungan L2 dan r = negative
4. Model Permintaan Uang
Model permintaan total dari Keynes dirumuskan sbb:
Md/p = [kY+(r,W)]

Dimana: k = proporsi tertentu dari Y


Y = Pendapatan nasional
W = besarnya kekayaan
R = tingkat bunga
 = proporsi tertentu dari kekayaan dan tingkat bunga
Formulasi di atas menunjukkan bahwa permintaan uang secara riil ditentukan oleh
besarnya proporsi tertentu (k) terhadap pendapatan nasional (Y) untuk menunjukkan
besarnya permintaan uang untuk kepentingan transaksi, dan permintaan uang juga
ditentukan secara proporsional ()oleh besarnya tingkat bunga (r) dan besarnya kekayaan
(W)
Formulasi di atas di rubah secara nominal menjadi:
Md = [kY+(r,W)] P
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dipengaruhi oleh secara proporsional
oleh besarnya pendapatan nasional, ditunjukkan rumus sbb:
Mt+Mj=f(Y)
artinya semakin tinggi tingkat pendapatan semakin besar kebutuhan uang oleh
masyarakat
untuk transaksi dan berjaga-
jaga.
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi tergantung dari besarnya tingkat bunga relatif

66
terhadap tingkat bunga normal. Jika tingkat bunga tinggi dibandingkan dengan tingkat
bunga normal maka masyarakat berharap tingkat bunga akan turun sehingga jumlah uang
untuk tujuan spekulasi kecil tetapi obligasi yang diminta besar. Sedangkan pada
tingkat bunga rendah masyarakat mengharapkan bunga akan naik kembali ke tingkat
normal sehingga masyarakat akan senang memegang dalam bentuk uang kas karena
pendapatan dari bunga rendah
Permintaan uang terdiri dari L = L1 + L2
Dimana:
• L1 = Lt + Lj
L1 = f(Y)
• L2 = Ls
L2 =f(r)  L = f(Y,r)
• L = f(Y,r) ; M = M/P
M dianggap tetap (nilai konstanta) sehingga saat keseimbangan L = M = f (Y,r) 
keseimbangan akan membentuk sebuah fungsi yang menghubungkan antara Y dan r dan
membentuk kurva yang disebut KURVA LM
Untuk menerangkan hubungan antara permintaan uang untuk transaksi dan
permintaan uang untuk berjaga-jaga dengan permintaan uang L1, dengan data sebagai
berikut:
LT = 0,25Y
LJ = 0,15Y
dimana:
LT : permintaan uang untuk transaksi
LJ : permintaan uang untuk berjaga-jaga
Berdasarkan data tersebut, dengan mengingat bahwa kurva atau fungsi L1
merupakan hasil penjumlahan kurva permintaan akan uang untuk transaksi dengan kurva
permintaan uang untuk berjaga-jaga, maka dapat kita tulis: L1 = LT + LJ = 0,25Y +
0,15Y = 0,4Y.
Jadi singkatnya : L1 = 0,4Y
Permintaan uang untuk spekulasi (L2) dipengaruhi oleh r (tingkat bunga)
mempunyai slope negatif. Semakin tinggi tingkat bunga maka semakin rendah
permintaan akan uang.
Syarat keseimbangannya pasar uang sudah kita ketahui, yaitu bahwa
jumlah permintaan uang sama dengan jumlah penawaran uang.
Secara matematik dapat dituliskan:
L = M atau :
L1(Y) + L2(r) = M atau : L(Y,r) = M

LI
L
40

67
LI = 0,4Y

LT = 0,25Y

Lj = 0,15Y

Pendapatan nasional riil (Y)

Gambar 5
Hubungan permintaan akan uang untuk transaksi dan untuk
berjaga-jaga dengan permintaan uang L1

68
r

L2

L2
0 A B

Gambar 6. Kurva permintan uang untuk spekulasi

Kalau permintaan akan uang dan penawaran akan uang mempunyai persamaan-
persamaan fungsi sebagai berikut.
Jumlah uang yang beredar :
M  M
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
: L1 = k1Y
Permintaan uang untuk spekulasi:
Maka :
M = k1Y + k2r + L2 0
Kalau persamaan di atas kita selesaikan untuk variabel Y, kita akan
menemukan persamaan fungsi kurva LM:
0
k1Y  M  L2 2 k r
0
M L
k
  2 
2 r

k1 k1 k1
Persamaan fungsi yang baru saja kita temukan di atas merupakan
persamaan fungsi kurva LM. Persamaan tersebut berlaku kalau semua fungsi permintaan
akan uang berbentuk garis lurus. Sekedar untuk menunjukkan bagaimana memanfaati
rumus kurva LM tersebut, perhatikan contoh di bawah ini.
Sebuah perekonomian mempunyai data sebagai berikut:
Jumlah uang yang beredar : M = 200 milyar rupiah
Permintaan uang untuk transaksi

69
(dalam milyar rupiah) : LT = 0,25Y
Permintaan uang untuk berjaga-jaga
(dalam milyar rupiah) : LJ =
0,15Y Permintaan uang untuk spekulasi
(dalam milyar rupiah) : L2 = 160 – 4r

Berdasarkan data di atas, dengan menggunakan persamaan yang telah ada, maka
kita dapat menemukan persamaan fungsi kurva LM.
Pertama-tama kita cari persamaan kurva
L1. Kurva L1 :
L1 = LT – LJ = 0,25Y +
0,15Y L1 = 0,4Y
Dengan demikian, maka:
1. Dengan menggunakan rumus 1
L1Y + L2Y = M
0,4Y + 160 – 4r = 200
0,4Y = 40 + 4r
Y = 100 + 10r
2. Dengan menggunakan rumus 2
Y = + L2 + k 2 + r
M
k1 k1 k1
200 + 160 + (4)
Y= r
0,4 0,4 0,4
Y = 500 - 400 - 10r
Y = 100 - 10r

Secara grafis fungsi LM yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga


dengan pendapatan nasional. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
10

b
a

0 A B 100

Gambar 7. Kurva LM

70
Berdasarkan gambar 7 diketahui bahwa hubungan tingkat bunga dengan pendapatan
nasional keseimbangan mempunyai slope positif (mempunyai hubungan searah), yaitu
pada saat tingkat bunga meningkat, maka pendapatan nasional keseimbangan juga
akan meningkat. Sebaliknya pada saat tingkat bunga turun, pendapatan nasional
keseimbangan akan mengalami penurunan.
Gambar 8 berikut menunjukkan penurunan kurva LM dari fungsi uang untuk
transaksi dan untuk berjaga-jaga serta untuk spekulasi, yang menunjukkan hubungan
antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan. Pada saat tingkat bunga
sebesar 5%, tingkat pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 150 milyar, dan pada
tingkat bunga 10% pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 200 milyar yang
terlihat pada kurva keseimbangan LM.Selanjutnya dengan penurunan kurva LM dengan 4
kuadran digambarkan sebagai berikut.
r Kuadran 2 r Kuadran 1

L2

LM

A B B A

Kuadran 3 Kuadran 4

Gambar 8.
Menurunkan kurva LM

71
5. Keseimbangan Pasar Barang Dan Pasar Uang (IS=LM)
Pada keseimbangan IS hubungan tingkat bunga dengan pendapatan nasional
keseimbangan mempunyai slope negatif, sedangkan keseimbangan LM mempunyai
slope
positif. Maka keseimbangan IS – LM adalah perpotongan kurva IS dan kurva LM dalam
keseimbangan yang sama antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional
keseimbangan yang kemudian disebut Keseimbangan Umum IS – LM.
Dengan menggunakan ilustrasi yang sama dengan yang disajikan pada bab-bab
sebelumnya, yaitu:
 YC= 300 –= 10r
40 + 0,6Y IS
I = 80 – 4r

M = 200
LT = 0,25Y LM  Y = 100 + 10r
LJ = 0,15Y
L2 = 160 – 4r
Selanjutnya, dapat kita temukan nilai-nilai keseimbangan variabel-
variabel endogen di bawah ini:
LM  Y = 100 + 10r
IS  Y = 300 – 10r
2Y = 400
Y* = 200

Y* = 100 + 10r 200 = 100 + 10r r* = 10


(baca: tingkat bunga keseimbangan = 10%)
C* = 40 + 0,6Y C* = 40 + 0,6(200 ) = 160
I* = 80 – 4r I* = 80 – 4(10) = 40
S* = Y* – C* S* = 200 – 160 = 40
LT* = 0,25Y LT* = 0,25(200) = 50
LJ* = 0,15Y LJ* = 0,15(200) = 30
L2* = 160 – 4r  L2* = 160 – 4(10) = 120

Jika diperhatikan, syarat keseimbangan pasar komoditi pada hasil perhitungan di


atas, yaitu I* = S* terpenuhi. Yaitu kedua-duanya mempunyai nilai 40. Di lain
pihak, syarat keseimbangan pasar uang terpenuhi juga, yaitu:
LT* + LJ* + L2* = M  50 + 30 + 30 = 120
Dengan terpenuhinya kedua syarat tersebut mempunyai makna bahwa semua
hasil perhitungan betul dan semua variabel dalam keadaan keseimbangan umum.

6. Perubahan-Perubahan Keseimbangan IS-LM


Perubahan dalam keseimbangan perekonomian tiga sector, utamanya disebabkan oleh
perubahan-perubahan: investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, pajak dan
penawaran uang. Akibat dari tiap-tiap perubahan ini kepada tingkat bunga dan
pendapatan nasional ditunjukkan dalam gambar 10 sampai dengan gambar 13 berikut ini.

72
1. Pertambahan Investasi Perusahaan dan Pengeluaran Pemerintah
Investasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah keduanya merupakan bagian dari
perbelanjaan agregat. Oleh sebab itu akibat dari perubahannya adalah ke arah yang
bersamaan seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.

Gambar 10. Gambar


Perubahan Keseimbangan IS- 11.
LM Akibat Pertambahan Perubahan Keseimbangan IS-LM
Investasi Akibat Pertambahan Pengeluaran
Pemerintah
Gambar 10 dan 11 menunjukkan bahwa kenaikan investasi perusahaan dan
pengeluaran pemerintah akan memindahkan kurva IS ke kanan, namun tidak
mempengaruhi kurva LM. Pertambahan investasi perusahaan dan
pengeluaran
pemerintah akan mengakibatkan tingkat bunga (dari0 ke r1) dan pendapatan
r

73
nasional naik (dari Y01 ke Y ). Jika investasi perusahaan dan pengeluaran
pemerintah merosot, akibatnya tingkat bunga turun dan pendapatan nasional juga
turun.

2. Pertambahan Pajak dan Penawaran Uang


Kenaikan pajak akan mengurangi pengeluaran agregat oleh karena itu, kurva IS 0
akan berpindah ke IS1 sedangkan kurva LM tidak berubah. Pertambahan
pajak akan mengakibatkan pendapatan nasional dan tingkat bunga menurun,
Y Y r r
yaitu masing-masing dari 0 menjadi 1 dan dari 0 menjadi 1. Jika dilakukan
pengurangan pajak, tingkat bunga dan pendapatan nasional akan meningkat.
Ilustrasi perubahan keseimbangan IS-LM akibat pertambahan pajak ditunjukkan
oleh gambar 12 berikut ini.

Gambar 10. Gambar 11.


Perubahan Keseimbangan IS-LM Perubahan Keseimbangan IS-LM
Akibat Pertambahan Investasi Akibat Pertambahan Pengeluaran Pemerintah

Ilustrasi pada gambar 13 menggambarkan bagaimana penambahan penawaran uang


dapat mengakibatkan perubahan keseimbangan. Misalkan kurva LM0 yaitu keadaan
sebelum ada perubahan penawaran uang, kenaikan dalam penawaran uang akan
memindahkan kurva tersebut ke LM1. Pertambahan penawaran uang akan
menurunkan tingkat bunga (dari r ke r1) dan menambah pendapatan nasional (dari
Y0 ke Y1). Penurunan penawaran uang akan menaikkan tingkat bunga dan mengurangi
pendapatan nasional.

74
Contoh: Keseimbangan di pasar barang dan pasar uang IS-LM.
Contoh : Diket :
LM Y = 100 + 10r.
IS Y = 300 -10r.
Ditanyakan :
1. Jika r=10%, berapa besar pendapatan nasional (Y) yang menjamin
keseimbangan di pasar barang dan uang.
2. Berapa besar S,I,L1,L2 yang direncanakan agar menjamin keseimbangan
tersebut.
Jawab :
Syarat keseimbangan di pasar barang dan pasar uang : IS = LM atau LM = IS.
LM Y = 100 + 10r
IS Y = 300 – 10r
2Y= 400
Y= 200 M.
Pada r=10 besarnya Y yang menjamin keseimbangan di pasar barang dan pasar
uang adalah : 200 M.
Besarnya S,I,L1, dan L2 yang direncanakan adalah : S*= 0,4(200) – 40
= 40 M.
I* = 80 – 4 (10)
= 40.
L1 : (transaksi)
: 0,25 (200)
: 50
L1 : (berjaga-jaga)
: (0,15) 200
: 30.
Total L1 50 + 30 = 80.
L2 = 160 – 4(10)
0
= 120.
Pembuktian :
L1 + L2 = MS / P
80 + 120 = 200.

75
Latihan
1. Diketahui data-data ekonomi makro sebagai berikut
C = 100 + 0,8 Yd
I = 150-600 i
G = 10
L1 = 0,2Y
L2 = 50-400 i
M = 200
Pertanyaan :
a. Tentukan tingkat “Y” dan “i” dalam keseimbangan
b. Tentukan besar investasi dan permintaan uang untuk spekulasi pada keadaan soal
a
c. Tentukan Y yang baruapabila diketahui jumlah uang yang beredar menjadi
1,5 kali lipat (cateris paribus)
d. Tuliskan kejadian-kejadian yang lain dan yang dapat merubah
tingkat keseimbangan baru.
2. Diketahui variabel-variabel agregat sebagai berikut
S = 150 + 0,2 Y
I = 200 – 650 i
L1 = 0,2 Y
L2 = 180 – 350 i
M = 250
Pertanyaan
a. Berapa keseimbangan Yeq dan ieq
b. Berapa keseimbangan konsumsi (Ceq)
c. Apabila ada pengeluaran pemerintah sebesar 50 satuan uang berapa yang
baru d. Gambar grafiknya
3. Analisis dampak Kebijakan (policy) terhadap pendapatan nasional dan analisis dalam
perspektif islam

76
BAB VIII
DUNIA USAHA

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masalah Ekonomi


Dalam permasalahan ekonomi, manusia dihadapkan dengan tuntunan memenuhi
kebutuhan hidup baik dari segi pangan, sandang hingga papan. Faktor-Faktor
yang mempengaruhi Masalah ekonomi sendiri di antaranya :
1. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan segala hal yang berasal dari alam dan dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seluruh manusia. Berdasarkan
pembentukannya sumber daya alam terbagi menjadi Sumber daya yang dapat
diperbaharui (jumlahnya tidak terbatas) dan
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (jumlahnya terbatas dan dapat
habis).
Sumber daya alam dan kaitannya terhadap masalah ekonomi berhubungan erat
dengan tersedia tidaknya bahan baku karena tingginya tingkat pertumbuhan
penduduk, dan semakin menyempitnya lahan sumber daya alam yang diperoleh.
2. Sumber Daya Manusia
Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi ketersediaan tenaga kerja ahli dan
profesional. Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai individu produktif yang
bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik dalam institusi maupun
perusahaan.
SDM sebagai elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen sumber
daya yang lain seperti modal, teknologi, karena manusialah yang berperan
mengendalikan faktor lainnya.
Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM) sendiri terbagi lagi menjadi dua yaitu
Sumber Daya Manusia (SDM) Makro atau jumlah penduduk berusia produktif di
sebuah wilayah, dan Sumber Daya Manusia (SDM) Mikro yaitu individu yang
bekerja pada sebuah institusi atau perusahaan.
Peningkatan kompetensi SDM dapat diwujudkan melalui sejumlah program
pendidikan dan pelatihan yang berfokus kepada Pengembangan kepemimpinan,
dan kompetensi sesuai dengan minat dan bidang kerja yang ia tekuni.

77
3. Modal Kerja
Proses produksi tentunya membutuhkan modal kerja agar produksinya dapat
selesai dengan baik, serta memenuhi permintaan konsumen. Meski terkadang
modal kerja sangat sulit diperoleh, terutama di masa pandemic seperti sekarang.
Sebab dampak covid bukan hanya berpengaruh pada perseorangan tapi juga pada
sektor perbankan sebagai pemberi modal kerja turut mengalami kelumpuhan.
Modal kerja sebagai jumlah dari aktiva lancar. Waktu tersedianya modal kerja
akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aktiva
lancar misalnya kas, surat-surat berharga,piutang dan persediaan.
4. Proses Distribusi
Walaupun terbilang sederhana dan merupakan masalah ekonomi klasik. Proses
distribusi cukup berpengaruh dalam masalah ekonomi, terutama pada barang-
barang pokok yang dihasilkan guna memenuhi kebutuhan distribusi yang merata.
Distribusi sebagai kegiatan atau tindakan memindahkan produk dari pihak
supplier kepada konsumen dalam bentuk rantai pasokan (supply chain).
Distribusi menjadi salah satu kunci keuntungan bagi perusahaan karena secara
langsung akan mempengaruhi biaya produk dan kebutuhan konsumen.
Adanya aktivitas distribusi yang tepat akan sangat berguna untuk mencapai
profit perusahaan. Misalnya, perusahaan bisa lebih menekan biaya modal serta
menciptakan permintaan dari konsumen yang tinggi terhadap produk tersebut.
5. Tingkat Konsumsi
Perbedaan gaya hidup tentunya berbanding lurus dengan berapa banyak tingkat
Konsumsi yang dilakukan oleh konsumen. Adanya beberapa faktor yang
menyebabkan tingkat Konsumsi konsumen terus menurun, hal inilah yang akan
menimbulkan masalah ekonomi jika terus menerus terjadi.
Penyebab tersebut diantaranya Terbatasnya Lapangan Pekerjaan. Efek dari
terbatasnya lapangan pekerjaan adalah tingginya angka pengangguran yang pada
akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran.
Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat karena menganggur tentunya akan
menurunkan keinginan seseorang dalam membeli barang. Selain itu Kenaikan
Harga juga akan berpengaruh besar pada perekonomian.
Penyebab lainnya tentu saja atau proses naiknya harga secara terus menerus.
Inflasi sebagai suatu proses turunnya nilai mata uang secara berkesinambungan.
Hal ini dapat terjadi karena meningkatnya jumlah kebutuhan namun stok
terbatas, biaya produksi atau jasa mengalami kenaikan, atau jumlah uang yang
beredar di masyarakat cukup tinggi.

78
2. Klasifikasi Masalah Ekonomi
1. Masalah Ekonomi Klasik
Pada tahun 1870 berkembang teori ekonomi klasik yang dipelopori oleh Adam
Smith. Para penganut teori tersebut mengemukakan bahwa permasalahan
ekonomi merupakan satu kesatuan proses yang terdiri dari proses produksi,
distribusi, dan konsumsi. Berikut penjelasannya:
a. Masalah Distribusi
Distribusi adalah tahapan awal dalam proses pemasaran produk. Distribusi
sebagai proses marketing yang penting untuk semua jenis industri. Distribusi
dapat memberikan nilai tambah bagi produk melalui berbagai fungsi seperti
utilitas, tempat, waktu dan hak kepemilikan produk.
b. Manfaat distribusi
Masalah distribusi diantaranya sebagai penghubung antara kegiatan produksi dan
konsumsi. Sehingga proses pemasaran akan semakin mudah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi saluran distribusi adalah pasar, barang,
perusahaan, dan kebiasaan pembeli. Distribusi sendiri dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu Distribusi langsung dan Distribusi tidak langsung.
c. Masalah Produksi
Produksi adalah suatu proses menghasilkan barang atau jasa yang bertujuan
memenuhi kebutuhan konsumen. Meski demikian tentu saja tidak semua
kebutuhan manusia dapat terpenuhi, sebab kebutuhan manusia dapat dipenuhi
hanya jika ia mengkonsumsi barang atau jasa sesuai kebutuhannya.
Sementara Proses produksi barang dan jasa memerlukan sumber-sumber daya
lain, mulai dari sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), sumber
daya modal hingga keterampilan pengusaha.
Selain itu setelah barang dan jasa sampai kepada konsumen, permasalahan
berikutnya tentu saja apakah barang tersebut akan dikonsumsi atau malah
terbuang sia-sia karena harganya yang tidak terjangkau. Ini juga menjadi
permasalahan lain yang harus bisa dijawab oleh produsen selaku pembuat
produk.
d. Masalah Konsumsi
Konsumsi adalah Kegiatan menggunakan, menghabiskan atau memanfaatkan
barang yang dihasilkan oleh produsen. Ada dua faktor yang mempengaruhi
kegiatan konsumsi, diantaranya  Pendapatan (karena semakin besar pendapatan
yang diterima maka akan semakin besar pula daya belinya).

79
Di sisi lain, sebagai konsumen, kita harus bisa meningkatkan pendapatan supaya
dapat menjangkau produk yang kita inginkan. Selain itu harga barang dan jasa,
Adat Istiadat dan Kebiasaan Konsumen, hingga Barang pengganti atau yang juga
dikenal barang subtitusi ini juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi
masyarakat.
Masalah Ekonomi Modern
Inti dari masalah ekonomi modern adalah bagaimana melakukan pilihan yang
tepat dalam mengalokasikan sumber daya untuk memenuhi berbagai kebutuhan
manusia yang kian beragam. Permasalahan ekonomi modern biasanya kewajiban
menjawab diantara tiga pertanyaan, yaitu:
1. Apa Saja yang akan Diproduksi?
Masyarakat harus memutuskan apa saja barang dan jasa yang diproduksi agar
dapat memenuhi kebutuhan tepat sasaran. Produksi barang dan jasa harus selektif
dengan skala prioritas yang akurat karena terbentur jumlah sumber daya yang
terbatas. Adapun dasar pertimbangan barang dan jasa yang diproduksi adalah:
 Alokasi sumber daya (alam, manusia, dan modal) yang paling efisien,
tujuannya menghemat pemanfaatan sumber daya. Misalnya, penghematan
migas, listrik, dan air, serta penggunaan sumber daya alternatif.
 Skala prioritas kebutuhan pasar, masyarakat akan membedakan kebutuhan
mana yang mendesak untuk dipenuhi, kurang mendesak, dan kebutuhan
yang tidak mendesak sehingga harus ditunda. Misalnya, prioritas
meningkatkan produksi sembako setiap Hari Raya Lebaran dan akhir tahun
guna menghindari peningkatan harga yang terlalu tinggi atau munculnya
ketimpangan.
 Daya Beli Masyarakat, barang dan jasa yang beredar harus memiliki harga
yang terjangkau oleh sebanyak mungkin warga. Hal ini bertujuan agar
konsumsi barang dan jasa tepat sasaran.
2. Bagaimana Cara Produksinya?
Seleksi dan skala prioritas produksi ditindaklanjuti dengan menentukan strategi
yang tepat dalam proses produksi agar tetap efektif dan efisien. Strategi ini
kemudian diwujudkan dalam proses produksi yang dilandasi oleh perencanaan
dan pengelolaan yang matang. Terdapat beberapa dasar pertimbangan bagaimana
seorang produsen melakukan tindakan produksi diantaranya:
 Pilihan Kombinasi Sumber Daya yang digunakan yaitu sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Misalnya, produksi listrik di

80
Pulau Jawa lebih tepat dengan PLTA karena banyaknya sungai di kawasan
tersebut.
 Pilihan Teknologi sebab memungkinkan produsen untuk menentukan
apakah perusahaan akan bergerak dalam kondisi padat karya atau padat
modal. Misalnya, pabrik sepatu yang lebih membutuhkan kerja manual,
pantas didirikan di wilayah padat penduduk untuk menyerap sebanyak
mungkin tenaga kerja.
 Efisiensi Biaya Produksi, efisiensi biaya produksi dilakukan agar dengan
biaya tertentu dapat diperoleh laba maksimum. Misalnya, suatu percetakan
menentukan biaya produksi berdasarkan perkiraan penjualan yang
ditargetkan. Dengan cara tersebut maka bisa diperkirakan laba maksimum
yang akan diperoleh.
3. Untuk Siapa Diproduksi?
Efektivitas produksi didasarkan pada pengetahuan siapa yang membutuhkan
barang dan jasa hasil produksi bahkan sebelum kegiatan produksi dilakukan.
Produsen akan menggunakan berbagai dasar pertimbangan mulai dari menilai
daya beli dan minat konsumen, mengetahui segmentasi pasar agar barang dan
jasa yang diproduksi jelas ditujukan untuk konsumen sesuai kondisi ekonomi
dan sosialnya, menentukan alur distribusi dari produsen ke konsumen agar
barang dan jasa benar-benar sampai ke tangan konsumen yang membutuhkan
pada saat yang tepat.
Misalnya, pengangkutan dan penyebaran hasil produksi beras dan sembako ke
pasar dan warung yang mudah dijangkau oleh konsumen.
3. Masalah Ekonomi di Indonesia
Persoalan ekonomi dan kesejahteraan sosial masih menjadi permasalahan utama
di Indonesia. Berikut ini beberapa diantaranya yang telah dirangkum oleh
Ekonom Senior Indef Nawir Messi:
1. Urgensi Memperbaiki Kuantitas dan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi
Indef mencatat, Indonesia mengalami pertumbuhan dengan rata-rata laju 5,27%
dalam dua dasawarsa terakhir (2000-2018). Namun untuk keluar dari jebakan
status negara berpendapatan menengah dan menjadi negara maju, laju
pertumbuhan tersebut tidak cukup.
Selain itu, Indonesia juga menghadapi masalah kualitas pertumbuhan ekonomi.
Sebab, angka kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pengangguran masih tinggi.
Porsi PDB juga masih 58,5% terkonsentrasi di Jawa dan mengalami peningkatan
dalam lima tahun terakhir.

81
2. Dilema Pertumbuhan Ekonomi vs. Impor
Tingkat impor Indonesia masih tinggi hal ini dikarenakan output di sektor
pertanian dan peternakan kian merendah sementara pertumbuhan penduduk,
terutama kelas menengah, terus menerus meningkat.
Impor sendiri adalah kegiatan transportasi barang atau komoditas dari suatu
negara ke negara. Proses impor umumnya adalah kegiatan memasukan barang
atau komoditas dari suatu negara lain ke dalam negeri.
Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea
cukai di negara pengirim dan penerima. Sektor industri juga masih
mengandalkan bahan baku impor yang kini pertumbuhannya mencapai 9%
dalam tiga tahun terakhir.
Hal ini kemudian memperlihatkan bahwa industri dalam negeri tidak mampu
memenuhi kebutuhan dikarenakan kian bergesernya struktur ekonomi ke arah
jasa. Selain itu deindustrialisasi juga terjadi dengan lebih cepat.
Indonesia mengalami penurunan porsi manufaktur terhadap PDB sebesar 7%
dalam sepuluh tahun terakhir padahal Thailand dan Malaysia tidak lebih dari 4%.
Deindustrialisasi di Indonesia juga diperparah dengan perubahan pola investasi
asing (FDI) yang cenderung berada di sektor tersier (jasa, ekonomi digital)
dibandingkan sekunder (industri manufaktur).
3. Daya Beli Stagnan
Inflasi secara tahunan tercatat 2,48% dari tahun ke tahun, meski demikian hal ini
tidak berhasil mengangkat daya beli yang masih stagnan. Sangat mungkin inflasi
rendah saat ini disertai juga dengan penurunan daya beli masyarakat.
Selain itu suku bunga pinjaman yang tetap hingga akhirnya ekspansi dunia usaha
pun tidak ikut terakselerasi. Penyebab daya beli yang stagnan dari masyarakat
umumnya dipengaruhi oleh pendapatan yang ia terima, Harga Barang dan Jasa,
hingga berapa Banyaknya Barang yang ia konsumsi.
4. Daya Saing Rendah
Dalam tiga tahun terakhir Indonesia sebagai negara tujuan investasi langsung
terus mengalami penurunan. Selain itu jumlah perusahaan di Indonesia juga
mulai berkurang. Di sisi lain, Vietnam terus menunjukkan peningkatan performa
dalam menarik FDI, salah satunya dari Jepang. Berkebalikan dengan Indonesia,
popularitas Vietnam bagi investor Jepang terus meningkat dalam tiga tahun
terakhir ini.

82
5. Ketidaksiapan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
INDEF memandang, wacana Revolusi Industri 4.0 tidak dilakukan dengan
perencanaan matang. Hal ini disebabkan oleh perencanaan mendasar mengenai
apa yang perlu dikembangkan di sektor prioritas dan tidak ada perencanaan
infrastruktur dasar industri 4.0 yaitu Internet of Things (IoT), selain itu tidak ada
perencanaan dalam memitigasi tenaga kerja yang terkena dampak dari
pengimplementasian otomatisasi di sektor ini.
6. Inkonsistensi Kebijakan Subsidi Energi
Pada Tahun 2015, subsidi energi dipangkas hingga 65,16% menjadi Rp 119
triliun. Penurunan subsidi terus berlanjut pada 2016 dan 2017. Namun pada
tahun 2018, subsidi energi kembali melonjak hingga 57%, dan tahun 2019 naik
lagi 4,23%. Agar subsidi energi tidak terus melonjak, INDEF menilai,
pemerintah perlu membenahi sasaran penerima subsidi agar lebih tepat, seperti
Gas 3 kg, pelanggan listrik golongan 900 VA yang mampu.Selain itu, komitmen
pemerintah menurunkan subsidi energi secara gradual juga harus diikuti dengan
pembangunan infrastruktur untuk Energi Baru Terbarukan (EBT) demi mencapai
target bauran EBT sebesar 23% pada 2025.
7. Kinerja Pajak Rendah Sementara Rasio Hutang Kian Meningkat
INDEF mencatat tax ratio Indonesia mengalami penurunan selama periode 2012-
2017. Pencapaian tax ratio tersebut juga masih jauh dari target dalam RPJMN
2015-2019 sebesar 15,2%. Penerimaan pajak yang tidak optimal juga tercermin
dari shortfall pajak yang masih terjadi. Sementara, peningkatan rasio utang
terhadap PDB berbanding terbalik dengan tax ratio. Implikasinya beban
pembayaran bunga utang terhadap belanja pemerintah pusat semakin tinggi, dari
11% pada 2014 menjadi 17,13% per.
8. Dana Desa Bermasalah
Alokasi Dana Desa terus meningkat dari Rp 20,8 triliun menjadi Rp 70 triliun
tahun ini. Proporsi Dana Desa terhadap Transfer ke Daerah juga terus naik dari
3,45% menjadi 8,47%. Namun, INDEF mencatat, kenaikan dana tersebut tidak
berbanding lurus dengan peningkatan indikator sosial di pedesaan.
Masih ada 10 Provinsi dengan tingkat ketimpangan perdesaan yang lebih tinggi
dibandingkan level nasional yaitu Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua, dan
Papua Barat

83
4. Proses Produksi
proses produksi adalah sebuah kegiatan penggabungan berbagai elemen produksi
dalam satu kesatuan. 
Jenis – Jenis Proses Produksi
1. Jenis Produksi Berjangka Pendek
Untuk jenis kegiatan kerja produksi yang ada di Indonesia pertama adalah
berjenis produksi jangka pendek. Dimana untuk jenis ini sendiri memang
kegiatan produksinya bisa dengan cepat menghasilkan sebuah barang secara
instan untuk kemudian dinikmati konsumen. 
Produk-produk jenis produksi ini sendiri lebih mudah ditemukan di berbagai
lini kehidupan dan sifatnya pun menjadi yang paling dasar. Contoh dari jenis
produksi ini adalah proses pembuatan barang dagang seperti makanan cepat
saji, roti bakar, cakwe dan lain sebagainya. 
Dimana konsumen bisa cepat mendapatkan barang dengan waktu singkat dan
hitungan menit setiap produksinya. Untuk jenis ini sendiri pergerakan
produksinya juga terhitung cepat dan menarik konsumen dari berbagai
kalangan.
2. Produksi Untuk Jangka Panjang
Kemudian untuk jenis produksi selain jangka pendek ada jenis dari produksi
jangka panjang. Dimana maksud dari produksi ini adalah waktu kegiatan atau
produksi dari suatu barang atau jasanya memakan waktu yang relatif lama.
Contohnya seperti budidaya ikan nila, budidaya kopi, pembuatan bangunan
atau gedung perusahaan dan lain sebagainya.
3. Jenis Produksi Terus Menerus atau Berkelanjutan
Adapun jenis lainnya dari sebuah produksi adalah jenis terus menerus atau
berkelanjutan yang masa kerjanya memang membutuhkan waktu
berkelanjutan. Dimana proses ini sendiri mengubah suatu bahan baku dengan
menggabungkannya dengan barang atau memanfaatkan alat bantu lainnya.
Contoh nyatanya ada pada produksi gula, produksi kertas, produksi karet,
plastik dan lain sebagainya.
4. Produksi Berselingan
Selain produksi jangka pendek, panjang juga berkelanjutan maka ada juga
yang namanya produksi berselingan. Dimana untuk jenis produksi ini sendiri
metodenya adalah menggabungkan beberapa bahan baku jadi menjadi bentuk

84
baru. Misalnya adalah produksi sepeda motor, alat elektronik, mobil dan lain
sebagainya.

5. Tahapan dalam Proses Produksi


Proses membawa produk baru ke pasar bisa terasa lama dan melewati beberapa
tahapan. Dengan memecahnya menjadi 12 langkah, Anda dapat melihat bahwa
ternyata lebih mudah daripada yang Anda pikirkan untuk mengubah ide hebat
menjadi produk akhir.
1. Konsep Produk
Di sinilah Anda mulai menyempurnakan ide dasar Anda. Pikirkan tentang apa
yang Anda inginkan dari produk Anda, apa kegunaannya, dan siapa yang akan
menggunakannya. Buat sketsa dan catatan konsep awal Anda untuk
memudahkan proses produksi secara menyeluruh.
2. Penelitian
Ada dua hal penting yang perlu diteliti pada tahap ini: pertama, permintaan. Jika
produk Anda memecahkan masalah, apakah banyak orang yang mencari solusi
untuk masalah itu? Dapatkah Anda melihat celah yang akan ingin diisi?
Kedua, apakah sudah ada produk yang serupa dengan produk Anda? Jika
demikian, bukan berarti ide Anda tidak akan sukses, tetapi bagaimana Anda
membuat produk yang lebih baik dari yang sudah tersedia saat ini.
3. Pengembangan Desain Produk
Pada tahap ini, Anda bisa mulai mengembangkan desain produk Anda. Ada
beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan di sini:
 Pahami dengan pasti fungsi produk Anda
 Pikirkan tentang seberapa kuat dan tahan lama produk Anda nantinya
 Seberapa andal produk tersebut?
 Berapa biaya produksi, dan apakah ini memberikan ruang untuk
mendapatkan keuntungan tanpa harga yang akan membuat pembeli
marah?
 Pikirkan tentang kerumitan pembuatan, dengan mempertimbangkan
berapa banyak bagian yang dibuat untuk setiap unit
 Apakah produk Anda sekali pakai atau tahan lama?
 Bahan apa yang dibutuhkan untuk produksi?
4. Penelitian dan pengembangan desain akhir
Edit desain Anda seperlunya. Sertakan dimensi dan bahan, kembangkan desain
dengan standar tinggi dan sertakan semua detail penting. Jika produk Anda

85
terdiri dari beberapa bagian, usahakan meminimalkannya untuk menekan biaya
produksi dan mempercepat perakitan.
5. CAD
CAD adalah kependekan dari Computer-aided design atau desain dengan
bantuan komputer. Proses ini menggunakan perangkat lunak rendering 3D untuk
menghasilkan model komputer dari desain akhir Anda. Ini dapat membantu
mengungkap potensi masalah yang tidak terlihat dari desain produk itu sendiri.
Manfaatkan kesempatan ini untuk kembali ke tahap desain akhir dan tangani
masalah apa pun sekarang.
6. CAM
CAM adalah singkatan dari Computer-aided manufacturing atau manufaktur
berbantuan komputer. Di sinilah Anda bisa melihat prototipe fisik produk Anda,
diproduksi oleh sistem yang dipandu komputer.
7. Pengujian Prototipe
Pastikan pengujian Anda menyeluruh dan kritis. Jangan takut untuk jujur pada
diri sendiri tentang masalah atau kekurangan apa pun pada desain Anda, karena
ini nantinya dapat membantu produk akhir Anda menjadi yang terbaik. Jika
perlu, kembali ke langkah 3 dan atasi kekurangannya.
8.  Manufaktur
Jika Anda berhasil melalui pengujian prototipe tanpa mendapat masalah apa pun
yang perlu diselesaikan, sekarang saatnya membuat produk Anda. Mungkin ada
beberapa keputusan lebih lanjut yang harus dibuat di sini, seperti bahan, nomor
batch, dan pabrikan itu sendiri. Pikirkan tentang apa yang membuat biaya tetap
rendah dengan tetap menjaga kualitas yang Anda inginkan, sehingga Anda dapat
memaksimalkan keuntungan.
9. Perakitan
Pilihan penting untuk dibuat pada tahap ini mungkin melibatkan bahan lebih
lanjut, seperti lem. Ingatlah biaya, tetapi ingat bahwa menggunakan bahan yang
tidak efektif dapat berdampak negatif pada penjualan Anda pada akhirnya.
Jangan biarkan kualitas produk yang dihasilan jelek dengan menggunakan bahan
yang buruk.
10. Umpan Balik dan Pengujian
Sekarang produk Anda telah diproduksi dan dirakit, Anda dapat terus
mengujinya dengan ketat. Ada banyak cara untuk melakukan ini, mulai dari
menyusun kelompok fokus hingga bertanya kepada keluarga dan teman, tetapi
pastikan Anda mencatat umpan balik dan memberikan kritik yang bebas dan

86
jujur. Mengizinkan pengembangan lebih lanjut untuk terus meningkatkan produk
Anda adalah langkah yang masuk akal.
11. Pengembangan Produk
Pertimbangkan untuk kembali ke pengembangan produk Anda jika Anda perlu
melakukan perbaikan penting atau mengatasi masalah yang tidak terduga,
meskipun perusahaan manufaktur Anda seharusnya telah menunjukkan masalah
serius sebelumnya. Jangan ragu untuk meluangkan waktu untuk
menyempurnakan produk Anda.
12. Produk Akhir
Sekarang Anda telah berhasil membawa produk Anda dari konsep menjadi
produk akhir yang sempurna, sekarang saatnya untuk mengalihkan perhatian
Anda ke pemasaran, dan sisi praktis untuk menyampaikannya ke tangan
pelanggan.
Semakin banyak Anda menjual, semakin banyak yang mampu Anda masukkan
ke dalam produksi batch yang lebih besar, yang berarti keuntungan yang lebih
besar di waktu mendatang!
6. Karakteristik yang Nampak Dari Proses Produksi
Hal – hal yang nampak dalam karakteristik dari sebuah kegiatan pemrosesan
produksi adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik Berdasarkan Proses
Untuk karakteristik yang bisa di terlihat dari kegiatan produksi yang pertama
adalah nampak berdasarkan proses kerjanya. Dimana prosesnya sendiri ada yang
bersifat sebagai bentuk produksi langsung dan juga produksi tidak langsung.
Untuk proses produksi yang bersifat langsung cakupannya meliputi pemenuhan
kebutuhan primer dan sekunder manusia.
Dimana proses produksinya ini sendiri bertujuan secara nyata memberikan
energi berkelanjutan bagi kebutuhan hidup manusia. Contoh nyatanya adalah
sebuah produksi bahan baku makanan seperti beras, ubi, sayur, ikan atau buah-
buahan. 
Kemudian juga sebuah produksi penunjang kehidupan manusia seperti
pembuatan perumahan, pembuatan kendaraan bermotor, jembatan atau taman
hiburan. Kemudian untuk proses produksi secara tak langsung cakupan dan
sifatnya sendiri adalah dalam bidang jasa. 
Proses ini sendiri ditandai dengan kegiatan pelayanan manusia yang bekerja
untuk pemenuhan kebutuhan manusia lainnya. Contoh nyatanya adalah adanya

87
seorang montir, tukang bangunan, perawat, konsultan keuangan dan lain
sebagainya.
2. Karakteristik Berdasarkan Sifat Prosesnya
Adapun karakteristik lainnya yang nampak dari produksi didasarkan pada sifat
prosesnya.  Prosesnya tersebut meliputi ekstraktif, analitik, fabrikasi dan sintetik
yang masing-masing memiliki pengertian dan pemahamannya sendiri. 
Untuk sifat ekstraktif  merupakan sebuah proses yang serta merta mengambil
bahan produksi dari alam. Kemudian untuk sifat analitik sendiri memiliki
maksud sebuah produksi barang yang melakukan proses pemisahan bahan baku
menjadi seperti bentuk aslinya. 
Kemudian untuk sifat fabrikasi adalah proses yang didasarkan pada pengubahan
bahan baku menjadi produk yang benar-benar baru dan berbeda. Sedangkan
untuk sifat sintetik sendiri memiliki sifat dan karakteristik menggabungkan
beberapa bahan untuk membuat produk baru.
3. Karakteristik yang Nampak dari Jangka Waktu Produksinya
Kemudian yang terakhir ada karakteristik yang nampak dari jangka waktu
produksinya seperti produksi terus menerus dan terputus-putus. Untuk jangka
waktu produksi terus menerus sendiri sifatnya memanfaatkan berbagai hal,
bahan baku, alat operasional dan kemampuan yang ada secara total. 
Dimana untuk karakteristik dari produksi terus menerus tidak memiliki batasan
waktu atau musim tertentu dan sifatnya berkelanjutan. Hal ini jelas berbeda
dengan karakteristik yang nampak dari jangka waktu produksi dari segi produksi
terputus-putus.  
Dimana untuk jenis ini sendiri produksinya dipengaruhi oleh musim, waktu
pesanan dan faktor lainnya. Sehingga kegiatan kerja atau pengelolaan jasanya
tidak bisa sewaktu-waktu ditemukan.

88
BAB IX
PASAR DAN SISTEM HARGA

1. Harga Pasar
Pengertian Harga Banyak sekali istilah-istilah yang digunakan untuk
menjelaskan tentang pengertian harga. Secara umum harga memiliki arti nilai
uang yang harus dibayarkan seorang konsumen atau pembeli kepada seorang
penjual atau distributor barang atau jasa. Dengan kata lain, harga bisa diartikan
nilai suatu barang yang ditentukan oleh seorang penjual. Definisi lain dari kata
“harga” adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada konsumen untuk
mendapatkan manfaat dari suatu barang atau jasa yang diperolehnya dari penjual
atau produsen. Penggunaan istilah harga pada umumnya dipergunakan dalam
setiap kegiatan jual beli suatu produk, baik berupa barang ataupun jasa. Menurut
Kotler dan Amstrong (2001), pengertian harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan terhadap suatu produk (barang atau jasa), atau nilai yang harus
dibayar untuk mendapatkan manfaat dari produk tersebut. Definisi harga
menurut Joko Untoro (2010) adalah kemampuan yang dimiliki suatu barang atau
jasa yang dinyatakan dalam bentuk uang. Imamul Arifin (2007) dalam bukunya
mengatakan bahwa harga adalah kompensasi yang harus dibayar oleh seorang
konsumen demi mendapatkan produk barang atau jasa. Sedangkan istilah “ harga
“ yang dikemukakan oleh Wien’s Anoraga dalam buku Kamus Istilah Ekonomi,
bahwa harga adalah jumlah uang tertentu untuk ditukarkan dengan suatu unit
barang atau jasa. Harga adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang) yang
dibutukan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Harga yang
ditetapkan harus dapat menutup semua biaya yang telah dikeluarkan untuk
produksi ditambah besarnya presentase laba yang diinginkan. Jika harga
ditetapkan terlalu tinggi, secara umum akan kurang menguntungkan, karena
pembeli dan volume penjualan berkurang. Akibatnya semua biaya yang telah
dikeluarkan tidak dapat tertutup, sehingga pada akhirnya perusahaan menderita

89
rugi. Buchari Alma mengatakan dalam teori ekonomi, bahwa pengertian harga
adalah sebagai berikut: “Harga adalah nilai dan utility merupakan konsep yang
paling berhubungan. Yang dimaksud dengan utility ialah suatu atribut yang
melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebut dapat
memenuhi kebutuhan (needs,) keinginan (wants), dan memuaskan konsumen
(sartisfaction). Value adalah nilai suatu produk untuk ditukarkan dengan produk
lain. Nilai ini dapat dilihat dalam situasi barter yaitu pertukaran antara barang
dengan barang. Sekarang ini tidak melakukan barter lagi, akan tetapi sudah
menggunakan uang sebagai ukuran yang disebut harga. Jadi, harga adalah nilai
suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Penetapan Harga Menurut Fandy
Tjiptono, metode penetapan harga dikelompokkan menjadi empat macam
berdasarkan basisnya, yaitu berbasis permintaan, biaya, laba, dan persaingan.
Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan Metode ini lebih menekankan
faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan daripada
faktorfaktor biaya, laba dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri. Harga
adalah sesuatu yang harus dibayarkan oleh pembeli sebagai pengimbang dari
barang yang dibelinya. Jika konsumen bersedia membayar harga tersebut, maka
jelas bahwa mereka harus memperoleh sesuatu yang setidak-tidaknya harus
setara dengan nilai yang mereka keluarkan. Philip Kotler mengungkapkan bahwa
harga adalah salah satu unsur pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-
unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang
paling mudah disesuaikan; ciri-ciri produk, saluran, bahkan promosi
membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai
yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk mereknya. Harga
suatu barang (dan/atau jasa) tertentu adalah suatu tingkat penilaian yang pada
tingkat itu barang yang bersangkutan dapat ditukar dengan sesuatu yang lain,
apapun bentuknya. Harga, nilai, dan faedah/manfaat (utility) merupakan
konsepkonsep yang berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk yang dapat
memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantitatif
tentang kekuatan barang untuk dapat menarik barang lain dalam pertukaran.
Perekonomian sekarang ini untuk mengadakan pertukaran atau mengukur nialia
suatu produk menggunakan uang, bukan sistem barter. Jumlah uang yang
digunakkan dalam pertukaran tersebut mencerminkan tingkat harga dari suatu
barang tersebut. Dari penjelasan-penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa harga memiliki fungsi sebagai alat ukur nilai sesuatu barang, cara
membedakan suatu barang, menentukan jumlah barang yang akan di produksi

90
dan pembagiannya kepada konsumen. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari
harga secara umum: a. Menjadi acuan dalam memperhitungkan nilai jual suatu
barang atau jasa
b. Untuk membantu aktivitas transaksi, dimana harga yang sudah terbentuk akan
mempermudah proses jual-beli.
c. Penetapan harga yang tepat akan memberikan keuntungan bagi penjual atau
produsen.
d. Menjadi salah satu acuan bagi konsumen dalam menilai kualitas suatu barang
atau jasa.
e. Membantu konsumen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan
manfaat produk dan daya beli konsumen
2. Proses Terbentuknya Harga Pasar
Harga pasar adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan
antara produsen atau penawaran dengan konsumen atau permintaan. Harga pasar
di sebut juga harga keseimbangan (ekuilibrium). Terdapat 3 cara yang bisa
dipergunakan untuk menunjukkan keadaan keseimbangan harga pasar, yakni
dengan contoh yang memakai angka, dengan menggunakan kurva permintaan
dan penawaran, menentukan secara matematik. Faktor yang paling penting
dalam pembentukan suatu harga adalah kekuatan permintaan dan penawaran.
Permintaan dan penawaran akan berada dalam keseimbangan pada harga pasar
bila jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Proses
terbentuknya harga pasar adalah sebagai berikut: Adanya proses tawar menawar
antara penjual dan pembeli pada suatu pasar. Harga pasar terjadi disebabkan oleh
adanya kesepakatan harga barang antara penjual dan pembeli dalam suatu waktu.
Apabila pada harga tertentu jumlah permintaan dan jumlah penawaran suatu
barang adalah sama karena harga pasar disebut juga harga keseimbangan. Faktor
terpenting dalam pembentukan harga pasar adalah kekuatan permintaan dan
penawaran. Permintaan dan penawaran dari suatu barang akan membentuk harga
pasar apabila berada dalam keseimbangan atau jika jumlah barang yang diminta
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Kebijaksanaan harga maksimum
akan menyebabkan terjadinya kelebihan permintaan. Hal inibisa menciptakan
pasar gelap, yaitu suatu kegiatan jual beli yang dilakukan tidak secara terbuka
dan bertentangan dengan kebijaksanaan harga maksimum yang dilaksanakan.
Sejumlah uang yang diutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
produk dan pelayanan. Harga bisa menjadi tolak ukur bagi konsumen mengenai
kualitas dan merek dari suatu produk, asumsi yang dipakai disini adalah bahwa

91
suatu usaha atau badan usaha baik usaha dagang, usaha manufaktur, usaha
agraris, usaha jasa dan usaha lainnya menetapkan harga produk dengan
memasukkan dan mempertimbangkan unsur modal yang dikeluarkan untuk
produk tersebut. Pengertian diatas menjelaskan bahwa harga merupakan sesuatu
kesepakatan mengenai transaksi jual beli barang atau jasa dimana kesepakatan
tersebut diridhoi oleh kedua belah pihak. Harga tersebut harus direlakan oleh
kedua belah pihak dalam akad, baik lebih sedikit, lebih banyak, lebih besar, atau
setara (sama) dengan nilai barang atau jasa yang ditawarkan oleh pihak penjual
kepada pihak pembeli. Penetapan Harga, Adiwarman Akarim mengemukakan
bahwa konsep dalam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar yaitu
kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi secara rela sama rela, tidak ada
pihak yang merasa terpaksa untuk melalukan transaksi tersebut. Suka sama suka
disini bermakna kedua belah pihak sama-sama merelakan keadaan masing-
masing diketahui oleh orang lain, dimana berarti penjual dan pembeli
mengetahui secara langsung kelebihan dan kekurangan dari barang yang ada di
pasar, sehingga semua pihak mendapat kepuasan. Pihak pembeli dapat secara
langsung mengetahui kekurangan dan kelebihan dari barang yang hendak dibeli.
Apakah barang tersebut ada kecacatan atau tidak. Disini pihak pembeli dapat
melakukan khiyar antara mengendalikan barang dan mengambil kembali
pembayaran yang telah dilakukan pada penjual, atau si pembeli minta ganti rugi
sesuai dengan adanya cacat sehingga harga barang tersebut dapat lebih rendah
dari harga sebelum diketahui harga kecacatannya. Karena dalam hal ini pembeli
merasa dirugikan apabila harga barang tersebut mahal. Islam menjamin
kehidupan tiap individu serta menjamin jamaah untuk memperoleh kekayaan
negara karena pada hakekatnya kekayaan itu adalah milik Allah dan negara
diberi tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan antara individu rakyat
dalam mengupayakan distribusi baru yang bisa merata dalam memenuhi
kebutuhannya. Dan, dalam harta orang kaya terdapat hak orang kafir miskin
sehingga tidak ada kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin.
Kesejahteraan umat itu yang utama. Sistem kapitalis memperoleh segala cara
untuk mendapatkan keuntungan dalam jual beli. Kebolehan intervensi harga
antara lain karena intervensi harga menyangkut kepentingan masyarakat yaitu
melindungi penjual dalam hal tambahan keuntungan (profit margin) sekaligus
melindungi pembeli dalam hal purchasing power. Didasarkan pada berbagai
pertimbangan, di antaranya yaitu kemampuan para pelanggan untuk membeli
(daya beli), kemauan pelanggan untuk membeli, posisi suatu produk dalam gaya

92
hidup pelanggan, manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan,
harga produk-produk substitusi, pasar potensial bagi produk tersebut, sifat
persaingan non-harga, perilaku konsumen secara umum, segmen-segmen dalam
pasar. 2) Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya Dalam metode ini faktor
penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek
permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang
ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biayabiaya langsung,
biaya overhead, dan laba. 3) Metode Penetapan Harga Berbasis Laba Metode ini
berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya.
Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan
dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi. 4) Metode Penetapan
Harga Berbasis Persaingan Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya,
permintaan, atau laba, harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu
apa yang dilakukan pedagang lebih melihat pada harga pesaing. Sedangkan
Menurut Mulyadi mengemukakan bahwa metode-metode perhitungan harga
pokok produksi yaitu: 1) Metode Full Costing 2) Metode Variabel Costing.
Metode metode perhitungan harga pokok produksi tersebut didefinisikan sebagai
berikut:
a) Metode Full Costing
Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan
semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produsen, yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik (baik yang berprilaku variabel maupun tetap). Harga pokok produk
yang dihitung dengan pendekatan ini terdiri dari unsur-unsur harga pokok
produksi ditambah biaya non produksi (biaya pemasaran dan biaya
administrasi umum).
b) Metode Variabel Costing
Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan
biaya produksi berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi terdiri
dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
variabel dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel dan
biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead
pabrik tetap, biaya pemasaran biaya administrasi dan umum tetap).
Harga itu dipengaruhi juga oleh bentuk alat pembayaran (uang) yang digunakan
dalam jual beli. pasar dan bukan karena ketidaksempurnaan dari pasar itu. Dalam
kasus terjadinya kekurangan. misalnya menurunya suplai berkaitan dengan

93
menurunya produksi, bukan karena kasus penjual menimbun atau
menyembunyikan suplai. Harga merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam
jual beli, yaitu adanya harga yang jelas dari benda yang diperjual belikan. Bagi
penjual, mereka meninginkan harga yang tinggi dengan keuntungan yang besar,
hal tersebut bertentangan dengan keinginan pembeli yang menginginkan harga
yang murah dengan kualitas yang baik. Di sinilah terjadinya tawar menawar
antara penjual dan pembali yang mengakibatkan terbentuknya harga yang telah
disepakati bersama. Bahwa naik dan turunya harga tidak selalu disebabkan oleh
tindakan tidak adil dari sebagian orang yang terlibat transaksi. Bisa jadi
penyebabnya adalah penawaran yang menurun akibat interfensi produksi,
penurunan jumlah impor barang-barang yang diminta atau juga tekanan pasar.
Karena itu, jika permintaan meningkat dan sedang penawaran menurun, harga
barang tersebut akan naik. Begitu pula sebaliknya,. kelangkaan atas
melimpahnya barang mungkin disebabkan oleh tindakan yang adil atau mungkin
juga tindakan tidak adil.Sedangkan penetapan harga menurut M. Yacob Ibrahim
dapat ditentukan dengan cara : Menetapkan Keuntungan Menetapkan harga jual
dari hasil produksi pada hakikatnya dihitung dengan cara menjumlahkan biaya
produksi atau harga produk pembelian barang unit serta beban biaya tetap
perunit dan menentukan besarnya jumlah keuntungan yang dinginkan.
3. Proses Penetapan Harga Pasar
Dalam menjalankan suatu kegiatan ekonomi, pasti tidak akan terlepas dari
permasalahan harga. Dalam suatu kesepakatan jual beli barang ataupun jasa dari
tangan produsen kepada konsumennya, harga memegang peranan penting.
Melalui penetapan harga, maka akan terlihat kelayakan suatu produk atau
kualitas dari nilai ekonomisnya. Para pelaku ekonomi akan mengadakan
penetapan harga bersama sebelum suatu produk tersebut beredar di pasaran.
Menurut Machfoedz (2005), tujuan dari penetapan suatu harga adalah untuk
mencapai target dari suatu usaha, mendapatkan laba dari penjualan,
meningkatkan serta mengembangkan produksi suatu produk, serta meluaskan
target pemasaran. Penetapan harga dari suatu produk atau jasa tergantung dari
tujuan suatu usaha atau penjual yang memasarkan produknya tersebut. Adapun
yang dipertimbangkan untuk menetapkan harga antara lain:
1. Bagi pedagang menengah yaitu biaya harga beli dan pemasaran yang terdiri
dari: transportasi, penyimpanan, penguatan, resiko, biaya lain dan keuntungan
yang diinginkan. Pelaku ekonomi yang merupakan pedagang menengah akan
mengkalkulasi seluruh pembiayaan yang mereka keluarkan dengan harga

94
yang sesuai pasaran sehingga mereka akan mendapatkan keuntungan demi
untuk kehidupan mereka sendiri.
2. Bagi pedagang pengecer yaitu harga beli dan penawaran yang terdiri dari:
pungutan, pendinginan, resiko dan biaya lain Anggaran Biaya Produksi
Penetapan harga melalui perhitungan komponen biaya dihitung melalui
seluruh biaya (total cost) yang dibebankan untuk produk biaya tersebut.
Untuk menentukan biaya per unit dari produk yang dihasilkan dapat dihitung
dari tiga jenis biaya, yaitu:
a. Biaya bahan baku, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan
baku hingga siap digunakan termasuk biaya angkut, penyimpanan, dan
operasional.
b. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
menghargai jasa dari tenaga kerja ( sumber daya manusia) yang secara
langsung diberikan secara langsung dalam satuan uang, yaitu gaji atau
upah.
c. Biaya overhead pabrik, yaitu semua biaya pabrik atau perusahaan yang
dikeluarkan selain untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Dengan kata lain, biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan
untuk biaya-biaya lain yang tidak bersinggungan langsung dengan biaya
proses produksi termasuk biaya yang berifat tidak terduga. Faktor
terpenting dalam pembentukan sebuah harga yaitu kekuatan permintaan
dan penawaran.
Dalam analisis harga barang yang dibeli atau dijual dianggap sebagai parameter
yang diberikan, besaran yang individu tidak dapat mempengaruhi. Kuantitas
barang yang dibeli dan dijual adalah variabel ditentukan dalam teori ini. Pasar
persaingan sempurna untuk sebuah komoditas tunggal intro diproduksi. Harga
semua komoditi lainnya diasumsikan untuk diberikan parameter, dan harga
komoditas tersebut, serta volume pembelian dan penjualan, ditampilkan akan
ditentukan oleh tindakan independen dari semua pembeli dan penjual. Teori
ekonomi mikro cukup fleksibel untuk mengizinkan banyak variasi dalam
asumsi-asumsi yang mendasarinya. Etika Penetapan Harga merupakan suatu
masalah ketika perusahaan harus menentukan harga untuk pertama kali. Hal ini
terjadi ketika mengembangkan atau memperoleh suatu produk baru, ketika ia
memperkenalkan produk lamanya ke saluran distribusi baru atau daerah
geografis baru, dan ketika ia melakukan tender memasuki suatu tawaran kontrak
kerja yang baru. Penetapan harga adalah suatu komoditas berupa barang atau

95
jasa yang hendak diperjualbelikan tidak boleh mendzalimi pemilik atau pemberi
pelayanan jasa dan tanpa memberatkan pembeli atau pengguna jasa.Penetapan
harga yang demikian dalam perspektif ekonomi Islam Disebut sebagai tas‟ir.
Menurut Rozalinda (2017:164), pemerintah bisa melakukan tindakan hukum
seperti muhtakir yaitu menjual barang dengan harga yang setara karena manusia
pada saat itu sangat membutuhkan barang. Menurut Harini (2008), penetapan
harga memiliki beberapa tujuan. Yaitu :
1. Mendapatkan Penghasilan, biasanya besar keuntungan dari suatu
usaha,seorang pelaku ekonomi telah menetapkan persentase dari laba yang ia
dapatkan dari harga barang dijualnya dan untuk mencapainya diperlukan
penetapan harga tertentu dari barang yang dihasilkannya.
2. Kestabilan Harga, untuk menjaga kestabilan harga biasanya seorang produsen
yang memegang kendaliatas suatu harga. Pengendalian harga dilakukan
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya perang harga, terutama jika
menghadapi jumlah permintaan pasar yang sedang menurun.
3. Mempertahankan atau Meningkatkan Bagian dalam Pasar, ketika seorang
produsen suatu barang sudah mendapatkan wilayah pemasaran atau pangsa
pasar yang sudah meluas, maka mereka harus bisa dan terus
mempertahankannya. Mendapatkan kepercayaan pasar akan bisa
meningkatkan pendapatan mereka, untuk itu sebisa mungkin seorang pelaku
ekonomi harus bisa mempertahankan atau justru bisa semakin
mngembangkannya. Oleh karena itu, kebijaksanaan dalam menetapkan harga
jangan sampai membuat usahanya merugi sendiri.
4. Menghadapi atau Mencegah Persaingan, seorang produsen atau pelaku
ekonomi harus bisa dan tangguh dalam menghadapai persaingan antara
sesame produsen. Jika ada produsen baru yang sedang mencoba memasuki
pasar dengan tujuan mengetahui harga berapa mereka akan menetapkan
penjualan, ini artinya pelaku ekonomi tersebut belum memiliki tujuan dalam
menetapkan harga coba-coba tersebut. Dengan terus meningkatkan kualitas
barang dan menekan harga barang maka persaingan antar sesame pelaku
ekonomi bisa dicegah dan dihadapi dengan tidak merugikan diri sendiri juga
orang lain.
5. Memaksimalkan Laba, setiap produsen atau pelaku ekonomi pasti
menginginkan laba atau keuntungan dari penjualan barang yang dia produksi.
Memang tujuan dari semua usaha ekonomi pasti mendapatkan laba atau
keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil mungkin. Tapi

96
dengan kualitas barang yang sesuai harga, maka hal itu yang akan membuat
suatu usaha akan awet atau langgeng dalam mendapatkan kepercayaan dari
konsumen. Metode Penetapan Harga Dalam menetapkan suatu harga, ada 4
metode atau cara yang sering dijadikan patokan oleh seorang produsen atau
pelaku ekonomi yaitu, metode penetapan harga berdasarkan permintaan,
berdasarkan biaya, berdasarkan laba dan berdasarkan persaingan.
1. Berdasarkan Permintaan, cara ini digunakan oleh seorang produsen barang
yang bisa yang mempengaruhi selera dan kesukaan pelanggan dengan
menyesuaikan kemampuan dan kemauan pelanggan untuk membeli,
manfaat dan kegunaan yang diberikan dari produk dan perilaku konsumen
secara umum.
2. Berdasarkan Biaya, penetapan harga suatu barang yang dipengaruhi aspek
penawaran atau biaya dan bukan aspek permintaan. Harga suatau barang
akan ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran produk dan
ditambah dengan jumlah tertentu sehingga bisa menutupi biaya langsung,
overhead, dan juga laba/rugi.
3. Berdasarkan Laba, penetapan suatu harga yang didasarkan pada
keseimbangan biaya dan pendapatan. Cara ini mempunyai 3 aspek yaitu,
aspek yang berdasarkan target keuntungan, aspek berdasarkan jumlah atau
banyaknya penjualan dan aspek pengembalian harga produksi barang yang
sudah dikeluarkan oleh suatu usaha atau biaya produksi.
4. Berbasis Persaingan, penetapan suatu harga yang dilakukan dengan
mengikuti apa yang dilakukan pelaku ekonomi yang lain. Dalam hal ini
bisa saja ada produsen barang yang sama yang bisa saja menjadi saingan
dalam mendapatkan pelanggan baru. Cara ini memiliki 3 pendekatan
melalui sistem penjualan di bawah harga normal dari produsen lain untuk
menarik konsumen, menyamakan harga dengan produsen lain agar
persaingan tidak terlalu mencolok atau memberi harga lebih tinggi dari
produsen lain dengan kepercayaan bahwa produk atau barang yang
ditawarkan memiliki kualitas atau mutu yang lebih baik. Cara-Cara Yang
Digunakan Dalam Menetapkan Suatu Harga Pembiayaan untuk
Mengamankan Pertumbuhan Bisnis UKM Penetapan harga adalah suatu
proses dalam setiap usaha dalam memisahkan dan menggolongkan suatu
produk yang dihasilkan baik produk yang baru atau produk yang telah
beredar.

97
1. Produk atau barang baru Dalam pengenalan produk atau barang baru perlu
cara dalam menetapan harga. Berikut ini merupakan penetapan harga yang
efektif terdapat 2 kemungkinan yaitu:
a. Harga Mengapung, maksudnya memberikan harga yang lebih besar dari
harga pasar agar dapat menutupi biaya produksi dan juga bisa meghasilkan
laba maksimal atau dengan kata lain dalam hal ini suatu usaha mampu
meyakinkan konsumen bahwa produknya memiliki kualitas yang berbeda
dengan produk yang sama yang dijual oleh pelaku usaha lain. Penetapan
harga dengan cara ini bisa sangat efektif apabila terdapat perbedaan harga
dari produk lain yang sejenis dari pelaku usaha atau produsen yang
jumlahnya sedikit. Selain itu, cara ini dianggap bermanfaat sebagai
pembatas atas permintaan suatu produk hingga si produsen siap kembali
untuk melakukan produksi dalam jumlah yang lebih besar.
b. Harga Penetrasi, adalah memberikan harga lebih rendah agar jumlah
permintaan atas barang tersebut di pasar stabil dan lebih memberikan
pelanggan kepercayaan terhadap barang tersebut tentang mutu atau
kualitasnya. Jika harga penetrasi ini digunakan maka akan sangat cocok dan
efektif untuk pasar yang cenderung sensitif terhadap harga. Jika kepercayaan
konsumen pada barang tersebut stabil atau terus meningkat, maka bukan
tidak mungkin utk bisa menetapkan harga yang sedikit lebih tinggi nantinya.
2. Produk Yang Telah Beredar Untuk penetapan harga pada produk yang telah
beredar di masyarakat umumnya tidak lepas dari posisi produk dalam siklus
produksi. Terdapat 3 tingkatan dalam tahap siklus produksi, diantaranya:
a. Tingkat Pertumbuhan, pada tingkat ini terdapat ciri-ciri diantaranya
penjualan akan meningkat dan disertai dengan munculnya pelaku-pelaku
usaha lain dalam mengusahakan barang sejenis. Saat terjadi pertumbuhan
yang cepat maka biasanya cara yang akan digunakan adalah tetap
mempertahankan harga produk pasaran. Tapi sebaliknya, jika jumlah
penjualan menurun, maka cara yang bisa digunakan adalah menaikkan
harga atau menurunkan harga agar bisa meningkatkan penjualan sekaligus
bertahan dalam menghadapi persaingan yang semakin kuat diantara para
pelaku usaha yang semakin banyak bermunculan.
b. Tingkat Kematangan, pada tingkat ini harga yang ditetapkan bisa saja
fleksibel, hal tersebut terjadi karena pada tingkat ini cara yang digunakan
akan lebih efektif dalam penetapan harga. Sudah menjadi kewajiban bagi
seorang produsen atau pelaku usaha untuk menjadi seseorang yang

98
memiliki kepekaan terhadap situasi pasar, konsumen, bahkan pelaku usaha
lain yang menjadi saingan dalam memasarkan suatu produk.
c. Tingkat Penurunan, dalam tingkatan ini, umumnya ditandai dengan
terjadinya penurunan jumlah permintaan yang secara terus menurus.
Selain itu tingkatan ini adalah tahap terakhir dalam lingkaran hidup suatu produk
atau barang
yang memiliki dua pilihan dalam meningkatkan suatu usaha yaitu:
a. Pemberian potongan harga atau diskon.
b. Mempertahankan harga lama dengan cara memotong biaya produksi, atau
biaya dalam mengeluarkan biaya untuk promosi produk. Dalam menetapkan
suatu harga, seorang produsen haruslah memiliki pandangan dan pengetahuan
yang luas mengenai keadaan suatu barang atau produk, kondisi keuangan,
juga hasil akhir dari suatu produksi yaitu berupa laba atau keuntungan yang
ingin dicapainya. Untuk mengetahui semua proses sebuah produksi dengan
baik, maka suatu usaha membutuhkan perhitungan yang tidak hanya
menunjukkan pengeluaran dan pemasukan, namun juga cara-cara dalam
mengelola suatu usaha dimana yang dibutuhkan adalah kepercayaan
konsumen tentang produk yang dikeluarkan di pasaran, dengan menjaga
kualitas, mutu juga harga yang cenderung tidak merugikan konsumen atau
produsen lain.

Beberapa Fungsi Pasar (market) adalah suatu tempat di mana pembeli dan
penjual bertemu untuk membeli atau menjual barang dan jasa faktor-faktor
produksi. Dalam bahasa sehari-hari pasar pada umumnya diartikan sebagai suatu
lokasi geografis (geographic location). Tetapi dalam pengertian teori ekonomi
mikro adalah lebih luas lagi. Pasar meliputi “pertemuan” antara pembeli dan
penjual, di mana antara keduanya mungkin tidak saling melihat satu sama lain
(misalnya antara importir karet yang bertempat tinggal di Amerika dan eksportir
karet di Indonesia yang melakukan transaksi jual beli melalui teleks, telepon dan
internet). Pasar mempunyai lima fungsi utama. Kelima fungsi ini menunjukkan
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap sistem ekonomi. Dalam
sistem ekonomi persaingan bebas (free enterprise capitalism), di lain pihak
pasarlah menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tersebut. Di lain pihak dalam
sistem ekonomi komunis (communism) tersebut dijawab oleh para perencana
negara (planners). Fungsi-fungsi tersebut adalah:

99
Pertama, pasar menetapkan nilai (sets value). Dalam ekonomi pasar, harga
merupakan ukuran nilai. Fungsi ini memecahkan masalah penentuan apa yang
harus diproduksi oleh suatu perekonomian. Barang yang relatif lebih diinginkan
oleh masyarakat mempunyai tingkat harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan barang yang tidak diinginkan masyarakat. Produsen yang menghasilkan
barang yang lebih diinginkan masyarakat akan memperoleh keuntungan yang
lebih besar. Akibatnya produsen tersebut akan terangsang untuk memperbesar
produksinya, dan juga mendorong produsenprodusen baru untuk menghasilkan
barang tersebut jadi gerak kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di
pasar menentukan tingkat harga barang. Sedang gerak harga-harga itu sendiri
untuk selanjutnya menentukan apa dan berapa jumlah macam barang diproduksi
dalam suatu perekonomian.
Kedua, pasar mengorganisasikan produksi. Dengan adanya harga-harga faktor
produksi di pasar, maka akan mendorong produsen (entrepreneur) memilih
metode produksi yang paling efisien. Dalam ilmu ekonomi dianggap bahwa
antara faktor-faktor produksi selalu mempunyai kemungkinan substitusi. Bila
harga suatu faktor produksi mengalami kenaikan di pasar, maka produsen akan
berusaha mengadakan penghematan penggunaan faktor produksi tersebut dan
mencoba mengganggunya dengan faktor produksi pengganti yang lain yang
harganya relatif lebih murah. Jadi fungsi pasar yang kedua ini memecahkan
masalah bagaimana cara menghasilkan barang.
Ketiga, pasar mendistribusikan barang. Hal ini menyangkut pertanyaan untuk
siapa barang dihasilkan. Kemampuan seseorang untuk membeli barang
tergantung pada pendapatannya. Pendapatan seseorang di samping tergantung
pada berapa unit jumlah faktor produksi yang dimiliki juga tingkat harga faktor
produksi tersebut di pasar. Pola distribusi pendapatan bersama-sama dengan
tingkat harga barang di pasar akan menentukan pola distribusi barang dalam
suatu masyarakat. Dengan menganggap pola pemilikan faktor produksi (resource
endowment) dari suatu masyarakat pada suatu saat tertentu bentuknya, maka
gerakan harga barang dan faktor produksi akan menentukan distribusi barang
yang diproduksi kepada para warga masyarakat.
Keempat, pasar berfungsi menyelenggarakan penjatahan (rationing). Penjatahan
adalah inti dari adanya harga. Karena jumlah produksi yang tersedia dalam
masyarakat untuk jangka waktu tertentu terbatas jumlahnya, maka jumlah
tersebut haruslah dibagi-bagi sehingga dapat “cukup” dalam jangka waktu
tertentu itu. Barang yang jumlahnya relatif sedikit di dalam suatu perekonomian,

100
maka tingkat harga barang tersebut di pasar tinggi. Tingginya tingkat harga
barang tersebut akan membatasi tingkat konsumsi sekarang.
Kelima, pasar mempertahankan dan menyediakan barang dan jasa untuk yang
akan datang. Tabungan (saving) dan investasi (investment) semuanya terjadi di
pasar dan keduanya merupakan usaha mempertahankan dan mencapai kemajuan
perekonomian. Bagaimana mekanisme pasar bekerja dalam menjawab kelima
pertanyaan tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan Gambar 1.1. Pada
Gambar 1.1.
berikut ini, dianggap bahwa dalam satu perekonomian pelaku kegiatan ekonomi
dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok produsen (disebut
sektor perusahaan) dan kelompok konsumen (disebut sektor rumah tangga).
Yang dimaksud dengan kelompok produsen adalah kelompok yang terdiri dari
pihak-pihak yang mencipta atau menambah guna (utility). Guna disini bisa
dalam artian guna tempat (place– utility) dan guna pemilikan (possession–
utility). Jadi dalam kelompok produsen ini termasuk petani, tukang cukur,
penulis buku, pegawai bank, pemilik rumah makan, polisi, pilot pesawat terbang,
dan lain-lain. Sedang yang dimaksud dengan kelompok konsumen adalah
kelompok yang terdiri dari pihak-pihak yang mengkonsumsi benda-benda
(konkret disebut barang dan abstrak disebut jasa) yang diproduksi oleh kelompok
produsen. Jadi dalam kelompok ini termasuk orang yang sedang makan nasi,
naik pesawat terbang, melihat jasa hiburan, mendengar musik, membaca buku,
sedang berekreasi, dan lain-lain. Dalam Gambar 1.1 ini dianggap bahwa
kelompok konsumen ini juga sebagai pemilik faktor produksi.

PENAWARAN PERMINTAAN
PENERIMAAN PERUSAHAAN BIAYA HIDUP
UANG

Barang dan Jasa

APA
B A GA I M A N A RUMAH TANGGA
PERUSAHAAN UNTUK SIAPA

Sewa, Upah, Gaji, Bunga, Laba

UANG

BIAYA PRODUKSI 101 PENDAPATAN KONSUMEN


PERMINTAAN PENAWARAN
Gambar 1.1. Sirkulasi Aliran Pendapatan dan Pengeluaran Dalam Perekonomian

Sektor rumah tangga membeli barang dan jasa dari sektor perusahaan di pasar
barang, dan sebagai imbalannya sektor perusahaan menerima uang. Dalam aliran
ini sektor rumah tangga berperan sebagai pembeli barang dan jasa, sedang sektor
perusahaan sebagai penjual. Pendapatan konsumen yang dibelanjakan untuk
barang dan jasa ini diperoleh dari penjualan faktor produksi yang dimilikinya.
Sektor rumah tangga menawarkan faktor produksi yang dimilikinya (tanah,
tenaga kerja, kapital dan keterampilan) kepada sektor perusahaan. Sebagai
imbalannya sektor rumah tangga menerima uang (pendapatan konsumen).
Transaksi ini terjadi di pasar faktor produksi. Jadi dalam hal ini pasar dapat
dipersamakan sebagai komputer raksasa yang dapat memecahkan masalah-
masalah besar yang ada dalam suatu perekonomian. Beberapa ahli ekonomi
percaya bahwa perekonomian pasar (perekonomian yang mendasar sepenuhnya
pada mekanisme pasar) adalah sangat efisien. Beberapa ahli ekonomi yang lain
berpendapat, bahwa perekonomian pasar akan mencapai hasil memuaskan, bila
pemerintah mendorongnya dengan beberapa campur tangan. Pada umumnya,
teori ekonomi mikro menganalisis perekonomian pasar secara teoretis dengan
asumsi tidak ada campur tangan pemerintah. Akan tetapi, untuk tujuan analisis
tertentu, kadang-kadang campur tangan pemerintah ini dapat juga dimasukkan
dalam suatu model.
Dalam gambar diatas dijelaskan bahwa Sektor rumah tangga sebagai pemilik
faktor produksi menjualnya ke sektor perusahaan, karena memang sektor ini
membutuhkannya sebagai input dalam usahanya memproduksi output. Sebagai
balas jasa ini sektor rumah tangga memperoleh uang yang akan merupakan
pendapatan baginya. Besar kecilnya pendapatan ini tergantung pada sedikit
banyaknya faktor produksi yang dijual dan tinggi rendahnya tingkat harga yang
terjadi di pasar input. Untuk selanjutnya pendapatan sektor rumah tangga
tersebut akan digunakannya untuk membeli barang dan jasa dari sektor
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya. Uang yang diterima
sektor perusahaan dari hasil penjualan barang dan jasa tersebut, untuk
selanjutnya akan digunakan untuk membeli faktorfaktor produksi yang

102
dibutuhkan dalam mengelola proses produksinya. Besar kecilnya pendapatan
sektor perusahaan tergantung kepada sedikit banyaknya barang dan jasa yang
dijual, dan tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi di pasar output

4. Permintaan dan Penawaran


Manusia sebagai makhluk ekonomi atau “Homo Economicus” selalu berusaha
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, serta mempertahankan kehidupannya.
Salah satu caranya disini adalah dengan melakukan transaksi jual beli. Dalam
proses ini nantinya, kita akan dihadapkan pada suatu konsep permintaan,
penawaran, harga dan kuantitas akan suatu barang atau jasa. Dimana
kesemuanya itu akan saling memengaruhi satu sama lain.
Permintaan dan penawaran akan saling bertemu dan akan membentuk satu titik
pertemuan dalam satu harga dan kuantitas atau jumlah barang. Untuk lebih
memahami tentang kesemua hal itu, berikut penjelasannya.
Permintaan 
Permintaan adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada tingkatan
harga dan waktu tertentu yang dilambangkan dengan D (demand). Mengacu pada
hukum permintaan, disebutkan bahwa semakin tinggi barang yang diminta, maka
permintaan akan turun dalam kondisi Cateris Paribus.
Dalam permintaan, ada beberapa faktor yang memengaruhi, termasuk harga
barang, pendapatan konsumen, selera masyarakat, harga barang lain, jumlah
penduduk, dan ramalan masa depan atau masa yang akan datang.
Permintaan berdasarkan daya belinya dapat dibedakan menjadi 3 yaitu,
permintaan efektif (permintaan yang disertai daya beli, kemampuan membeli dan
tindakan pembelian), permintaan potensial (permintaan yang disertai daya beli,
kemampuan membeli tetapi belum melakukan pembelian), dan permintaan
absolut (permintaan tanpa disertai dengan daya beli dan kemampuan membeli).
Kurva permintaan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah atau slow negatif.
Unsur penyusun kurva adalah harga atau P yang dilambangkan dengan garis
vertikal, jumlah barang atau Q yang dilambangkan dengan garis horisontal, dan
garis permintaan yang menghubungkan titik pertemuan harga dan jumlah barang.

103
Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen pada tingkatan
harga dan waktu tertentu yang dilambangkan dengan S (Supply). Mengacu pada
hukum penawaran, diketahui bahwa jika harga mengalami peningkatan maka
jumlah barang yang ditawarkan juga akan mengalami peningkatan pada
kondisi cateris paribus.
Tak jauh berbeda dengan permintaan yang dipengaruhi oleh hal-hal seperti harga
barang dan selera masyarakat, penawaran juga demikian. Hanya saja, berbanding
terbalik jika diurutkan. Penawaran dipengaruhi oleh harga barang serta harga
barang lain terlebih dahulu, setelah itu diikuti biaya produksi, tingkat teknologi,
tujuan perusahaan, dan baru selera masyarakat.
Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas atau slow positif.
Adapun unsur penyusun kurva adalah harga atau P yang dilambangkan dengan
garis vertikal, jumlah barang atau Q yang dilambangkan dengan garis horisontal,
dan garis penawaran yang menghubungkan titik pertemuan harga dan jumlah
barang.

104
5. Pengertian Mekanisme Harga
Mekanisme harga adalah proses yang berjalan atas dasar gaya tarik- menarik
antara konsumen dan produsen baik dari pasar output(barang) ataupun input
(faktor-faktor produksi).23Hasil netto dari kekuatan tarik- menarik tersebut
adalah terjadinya harga untuk setiap barang dan untuk setiap faktor produksi.
Harga merupakan petunjuk bagi produsen untuk mengalokasikan sumber-
sumber ekonomi yang dimiliki.Demikian juga konsumen, harga merupakan
petunjuk bagi mereka untuk mengalokasikan pendapatannya pada berbagai
jenis barang yang diperlukan sehingga manfaat pendapatannya untuk
memenuhi kebutuhannya memperoleh manfaat yang maksimum
Menurut William J. Stanton, harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah
beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi
sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya
Menurut Kotler, harga adalah sejumlah uang yang dibebankan pada suatu
produk tertentu.
Menurut (Philip Kotler: 2009) dalam bukunya manajemen pemasaran edisi tiga
belas bahwa sepanjang sejarah, harga ditetapkan melalui negosiasi antara
pembeli dan penjual. Tawar-menawar masih sering dilakukan dibeberapa
bidang. Dengan adanya negosiasi harga akan terbentuk harga yang berimbang
dan wajar sesuai dengan kesukarelaan antara penjual dan pembeli.
6. Harga Keseimbangan (Equilibrium)
Dalam literature Islam, masalah harga diuraikan dalam beberapa terminologi,
antara lain sir al-mitsl dan thaman al mitsl qimah al-adl. Istilah Qimah al-adl
(harga yang adil) pernah digunakan oleh Rasullulah dan juga banyak digunakan
oleh para hakim yang telah mengkodifikasikan hukum Islam tentang transaksi

105
bisnis dalam objek barang cacat yang dijual, perebutan kekuasaan, memaksa
penimbun barang untuk menjual barang timbunannya, membuang jaminan atas
harta milik dan sebagaiannya. Secara umum, mereka berpikir bahwa harga
sesuatu yang adil adalah harga yang dibayar untuk objek yang sama yang
diberikan pada waktu dan tempat diserahkan, dan juga sering menggunakan
istilah thaman al mithl (harga yang setara/equivalen price). Ibn Taimiyah
membedakan antara dua jenis harga, yaitu harga yang tidak adil dan terlarang
serta harga yang adil dan disukai. Dalam Majmu Fatawa, Ibn Taimiyah
mendefenisikan equivalen price sebagai harga baku (s’ir) yaitu penduduk
menjual barang-barangnya dan secara umum diterima sebagian sesuatu setara
dengan itu dan untuk barang yang sama pada waktu dan tempat yang khusus.
Sementara dalam al-hisbah, ia menjelaskan bahwa equivalen price sesuai
dengan keinginan atau lebih persisnya harga yang ditetapkan oleh kekuatan
pasar yang berjalan bebas-kompetitif dan tidak terdistorsi-antara penawaran
dan permintaan.
Equilibrium price (harga yang adil) dalam perspektif ekonomi Islam adalah
harga yang tidak menimbulkan dampak negatif (bahaya) ataupun kerugian bagi
para pelaku pasar; baik dari sisi penjual maupun pembeli.Harga tidak dapat
dikatakan adil apabila harga tersebut terlalu rendah sehingga penjual ataupun
produsen tidak dapat me-recovery biaya-biaya yang telah dikeluarkan.
Sebaliknya, harga tidak boleh terlalu tinggi, karena akan berdampak pada daya
beli pembeli dan konsumen. Harga yang adil adalah harga yang dapat menutupi
semua operasional produsen dengan margin laba tertentu serta tidak merugikan
para pembeli.
Keseimbangan atau equilibrium menggambarkan suatu di mana semua
kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada dalam
keadaan seimbang sehingga setiap variabel yang terbentuk di pasar, harga dan
kuantitas, sudah tidak lagi berubah. Dalam keadaan ini harga dan kuantitas
yang diminta akan sama dengan yang ditawarkan sehingga terjadilah transaksi.
Harga biasanya ditetapkan berdasarkan total biaya produksi plus keuntungan.
Sehingga pengusaha hendaknya menetapkan margin keuntungan yang wajar,
sehingga harga dapat terjangkau oleh konsumen.Untuk barang yang diproduksi
oleh banyak produsen, ada mekanisme persaingan, yang memungkinkan harga
terbentuk berdasarkan hukum pasar dengan teori permintaan dan penawaran
(supply and demand).Pengusaha juga dituntut untuk menetapkan tingkatan
harga yang adil untuk berbagai kualitas barang yang sejenis. Konsumen berhak

106
memperoleh barang yang berkualitas lebih baik untuk harga yang lebih tinggi
atau dengan kata lain, pengusaha boleh menetapkan harga yang lebih tinggi
untuk barang yang memiliki kualitas lebih tinggi. Oleh karena itu, perlu ada
standar harga dalam bisnis yaitu prinsip transaksi bisnis harus dilakukan pada
harga yang adil, sebab harga merupakan cerminan dari komitmen syariat Islam
terhadap keadilan yang menyeluruh. Secara umum harga yang adil adalah
harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau penindasan (kezaliman)
sehingga merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak lain. Harga
harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualan secara adil yaitu
penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli memperoleh
manfaat yang setara dengan harga yang dibayarnya
7. Tujuan Penentuan Harga
Penentuan harga harus sesuai dengan tujuan usaha yang
dilaksanakan.Menetapkan tujuan berdasarkan harga merupakan pekerjaan yang
paling fleksibel, dapat diubah secara cepat sejalan dengan perubahan pasar,
termasuk masalah persaingan harga.Secara umum, penetapan harga bertujuan
untuk mencari laba agar perusahaan dapat berjalan. Dalam kondisi ini
persaingan yang semakin ketat, tujuan mencari laba secara maksimal dalam
praktiknya akan sulit dicapai. Terdapat lima tujuan penetapan harga yaitu :
a. Mendapatkan laba maksimalisasi Sesuai dengan tujuan yang dicapai, maka
melalui penetapan harga atas setiap barang yang dihasilkan, perusahaan
mengharapakan akanmendapatkan laba yang maksimal. Melalui pendapatan
laba maksimal, maka harapan-harapan lain yang ingin dicapai dalam jangka
pendek dan jangka panjang akan terpenuhi. Konsep pemaksimuman
keuntungan oleh perusahaan dapat diterangkan dalam dua cara berikut:
1. Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total Keuntungan
maksimum dicapai apabila perbedaan nilai antara hasil penjualan total
dengan biaya total adalah yang paling maksimum.
2. Menunjukan keadaan yaitu hasil penjualan marginal sama dengan biaya
marginal Suatu perusahaan akan menambah keuntungan apabila
menambah produksi ketika MR>MC, yaitu hasil penjualan marginal
(MR) melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini, pertambahan
produksi dan penjualan akan menambah keuntungan. Dalam keadaaan
sebaliknya, apabila MR
b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian
pada penjualan bersih Penetapan tujuan harga dimaksud, tentunya sangat

107
tergantung kepada jangka waktu yang ditentukan atas pengembalian seluruh
nilai investasi, karena hal ini akan berpengaruh kepada tingkat harga yang
akan ditetapkan, artinya bila jangka pengembalian dalam jangka pendek
maka tingkat harga yang akan dikenakan pada produk yang dihasilkan akan
tinggi, begitu juga sebaliknya.
c. Maksimalisasi pangsa pasar Tujuan maksimalisasi pangsa pasar untuk
mendapatkan posisi pasar akan mengorbankan berbagai keuntungan dan
pendapatan. Rancangan ini biasanya penting dalam situasi dimana data
penjualan unit dan angka-angka pangsa pasar tersedia bagi umum.
Maksimalisasi pangsa pasar paling baik dipakai tatkala perusahaan
mempunyai arus kas dari lini produk lain yang dapat digunakan untuk
mensubsidi silang perbaikan produk dan ekspansi fasilitas produksi.
d. Kepemimpinan Mutu/ Kualitas Produk (image) Beberapa pelanggan
menggunakan harga sebagai indikator mutu.Para pembeli cenderung
menyukai produk berharga lebih mahal mana kala harga merupakan satu-
satunya informasi yang tersedia ketika mereka yakin bahwa mutu dari
merek-merek yang ada adalah besar.Konsekuensinya harga premium
memampukan perusahaan menanamkan persepsi di benak pelanggan bahwa
produk perusahaan tersebut bermutu tinggi.
e. Karena Pesaing Dalam hal ini penentuan harga-harga dengan melihat harga
pesaing bertujuan agar harga yang ditawarkan lebih kompetitif dibandingkan
harga yang ditawarkan pesaing.Artinya dapat melebihi harga pesaing untuk
produk tertentu atau sebaliknya bisa lebih rendah.

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga


Terdapat batasan yang menyebabkan penetapan suatu harga melalui sebuah
progress, yakni faktor yang mempengaruhinya.Berikut ini beberapa faktor yang
paling mendasari terbentuknya tingkat harga pada setiap usaha. Memang tidak
semua perusahaan menggunakan prosedur yang sama dalam
penentuan/penetapan harga dimana menurut Stanton bahwa penetapan harga
meliputi 5 tahap yaitu:
1. Pengestimasian permintaan untuk barang tersebut Estimasi menyangkut
pertimbangan yang berhubungan dengan elastisitas permintaan suatu barang
artinya barang yang memiliki permintaan pasar elastis, biasanya akan

108
ditetapkan harga lebih rendah bila dibandingkan dibandingkan barang yang
mempunyai inelastis.
2. Mengetahui lebih dahulu reaksi dalam persaingan Kebijaksanaan penentuan
harga tertentu harus memperhatikan kondisi persaingan yang ada di pasar
serta sumber-sumber penyebab lainnya. Adapun sumber-sumber persaingan
yang ada dapat berasal dari
a. Barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain
b. Barang pengganti atau subsitusi
c. Barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama-sama
menginginkan uang konsumen.
3. Menentukan market share yang dapat diharapkan
Bagi perusahaan yang ingin bergerak dan maju lebih cepat tentu selalu
mengharapkan market share yang lebih besar, harus ditunjang oleh kegiatan
promosi dan kegiatan lain dari persaingan non harga, disamping dengan
penentuan harga tertentu.
4. Memilih strategis harga untuk mencapai target pasar
Ada beberapa strategi harga yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mencapai target pasar yang sesuai yaitu:
a. Skim the cream pricing (penetapan harga penyaringan)
Menetapkan harga yang setinggi-tingginya dengan tujuan untuk menutupi
biaya penelitian pengembangan dan promosi, strategi ini hanya cocok
untuk produk baru, karena hal ini tidak akan bertahan lama, semakin
banyak yang membeli maka harga akan mudah diturunkan.
b. Penetration pricing (penetapan harga penetrasi)
Strategi harga yang serendah-rendahnya untuk mencapai pasar- pasar
massal secara cepat yang bertujuan untuk mencapai volume penjualan
yang sebesar-besarnya dalam waktu yang relatif singkat.
c. Status Quo pricing yaitu penetapan harga status quo adalah harga
ditetapkan disesuaikan dengan harga pesaing.
5. Mempertimbangan politik pemasaran perusahaan
Misalnya dengan melihat produk/barang, sistem distribusi, dan program
promosi.
6. Faktor Biaya
Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan variabel) merupakan faktor
pokok yang menentukan batas bawah harga.Artinya, tingkat harga minimal
harus dapat menutup biaya (setidaknya biaya variabel). Harga yang murah

109
akan menyebabkan penurunan biaya rata-rata jika penurunan harga tersebut
dapat dinaikkan volume penjualan secara signifikan. Ini dikarenakan karena
peningkatan volume berdampak pada berkurangnya biaya tetap per
unit.Biaya tetap (Overhead) adalah biaya yang tidak bervariasi dengan
produksi atau penjualan misalnya gaji karyawan.Sedangakan biaya variabel
merupakan biaya yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi,
misalnya biaya bahan untuk produksi. Sedangkan menurut Kotler yang
mempengaruhi penentuan harga yaitu faktor lingkungan internal dan faktor
lingkungan eksternal. Pada faktor lingkungan internal: tujuan pemasaran
perusahaan, strategi bauran pemasaran (marketing mix), faktor biaya dan
organisasi. Menentukan permintaan (elastisitas harga permintaan),
persaingan dan diskon harga.Sedangkan menurut Fandy Tjiptono
kesuksesan penetapan harga ditentukan beberapa faktor diantaranya
elastisitas harga permintaan pasar dan permintaan perusahaan, aksi dan
reaksi pesaing, biaya dan konsekuensinya pada profitabilitas, serta kebijakan
lini produk.Di samping itu terdapat empat indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur harga suatu barang menurut Pepadri dan Sitinjak: referensi
harga, harga yang relative murah, kewajaran harga, kesesuaian pengorbanan
dan harga sesuai manfaat.
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penetapan harga yang digunakan:
biaya, strategi harga, metode penetapan harga, kewajaran harga, persaingan,
kesesuaian harga pengorbanan dan harga sesuai manfaat (kualitas).

9. Metode Penetapan Harga Jual Produk


Penentuan harga menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan,
mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk yang
ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap
produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut di pasar.
Sehingga perlu menggunakan metode yang tepat dalam menetapkan harga jual
produk. Secara umum terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menentukan harga jual produk perusahaan:
1. Metode Harga Pasar
Metode penetapan harga jual produk berdasarkan harga pasar ditentukan
oleh mekanisme harga produk yang berlaku di pasar.Besarnya harga tersebut
juga dipengaruhi harga jual produk-produk sejenis yang beredar

110
sebelumnya. Jika suatu perusahaan menjual produknya dengan harga
tertentu dan konsumen menilai harga tersebut terlalu tinggi, konsumen akan
beralih ke merek lain dengan harga yang lebih murah. Dan juga sebaliknya,
sehingga perusahaan tidak semudahnya saja menetapkan harga harus
mengikuti harga pasar yang berlaku.
2. Metode Biaya Plus (Cost Plus Pricing)
Penentuan harga jual produk dengan metode biaya plus didasarkan pada
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut, ditambah dengan
suatu persentase tertentu dari biaya tersebut.Dengan rumus :
Cost plus pricing method = Biaya total+Marjin(keuntungan)=Harga jual
Misalnya: direncanakan menjual 10
Biaya bahan 200.000 x 10 = Rp.2.000.000
Biaya tenaga kerja 30.000 x 10 = Rp. 300.000 +
Biaya total = Rp.2.300.000
Margin yang diinginkan = Rp.1.000.000 +
Total = Rp.3.300.000
Harga Jual/produk Rp. 3.300.000/10 = Rp. 330.000
Dengan mengaitkan harga terhadap biaya, penjual menyederhanakan tugas
penetapan harga, harga cenderung sama, dan banyak orang merasa
penetapan harga biaya plus lebih adil bagi pembeli maupun penjual. Penjual
tidak memanfaatkan pembeli ketika permintaan pembeli menjadi tinggi dan
penjual menghasilkan tingkat pengembalian investasi yang wajar.
3. Metode Margin Kontribuasi
Margin kontribusi adalah selisih antar harga jual dengan biaya variabel suatu
produk.Berarti, jika perusahaan merencanakan untuk menggunakan metode
margin kontribusi, maka harga jual produk ditentukan dengan
menjumlahkan seluruh biaya variabel yang dikeluarkan suatu perusahaan
ditambah dengan persentase tertentu sebagai margin kontribusi yang
diinginkan perusahaan.
4. Metode Laba Maksimal
Adakalanya produk suatu perusahaan memiliki sifat yang sangat elastis.
Dimana perubahan harga jual dinaikkan maka volume penjualan akan
langsung berkurang. Jika harga jual produk diturunkan, volume penjualan
produk langsung bertambah.Kemungkinan terjadinya gejolak volume
penjualan produk akibat penurunan harga jual produk tersebut
akanberpengaruh langsung terhadap besarnya laba usaha yang dianggarkan.

111
5. Metode Tingkat Pengembalian Atas Modal
Terkadang perusahaan menetapkan terlebih dulu besarnya tingkat
pengembalian atas modal yang ditanamkannya di dalam suatu bidang usaha,
sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan
perusahaan tersebut.Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para
penanam modal perusahaan mengharuskan perusahaan menggunakannya
sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk pada kapasitas produksi
yang dimiliki perusahaan.
Rumus Break Even Point (BEP) = ( ) ( ) ( ) atau BEP= , BEP dalam unit = . .
. . . = 600 ton BEP= . . . . . = Rp. 900.000 Laba = Penjualan-Biaya Total =
Penjualan – Biaya Tetap – Biaya Variabel = (600 ton x Rp. 1.500.000) -
360.000.000 - (600 ton x 900.000) = 900.000.000 - 360.000.000 -
540.000.000= 0
10. Mekanisme Penentuan Harga Jual dalam Ekonomi Islam
Ajaran Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap mekanisme
pasar.Mekanisme pasar yang sempurna adalah hasil dari kekuatan pasar yang
bersifat massal dan impersonal-yang merupakan fenomena alamiah.Pasar yang
bersaing sempurna dapat menghasilkan harga yang adil bagi penjual maupun
pembeli. Karenanya, jika mekanisme pasar terganggu, harga yang adil tidak
akan tercapai. Demikian pula sebaliknya, harga yang adil akan mendorong para
pelaku pasar bersaing sempurna. Islam sangat memperhatikan harga yang adil
dan mekanisme pasar yang sempurna. Pasar yang paling baik adalah persaingan
bebas (free competition), sedangkan harga dibentuk oleh kaidah supply and
demand. Prinsip pasar bebas akan menghasilkan ekuilibrium dalam
masyarakat, dimana nantinya akan menghasilkan upah (wage) yang adil, harga
barang (price) yang stabil, dan kondisi tingkat pengangguran yang rendah (full
employment).Kebebasan ekonomi juga berarti bahwa harga ditentukan oleh
kekuatan pasar yaitu kekuatan penawaran (supply) dan permintaan (demand),
Yahya bin Umar menambahkan bahwa mekanisme harga harus tunduk pada
kaidah-kaidah.Harga sebuah komoditas (barang dan jasa) ditentukan oleh
penawaran dan permintaan, perubahan permintaan perubahan penawaran. Hal
ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Anas Ra bahwasanya suatu
hari terjadi kenaikan harga yang luar biasa dimasa Rasulullah Saw, maka
sahabat meminta Nabi untuk menentukan harga pada saat itu, lalu beliau
bersabda yang artinya: “ Bahwasannya Allah adalah Zat yang mencabut dan
memberi sesuatu, Zat yang memberi rezeki dan penentu harga…” (HR. Abu

112
Dawud)46 Ibn Taimiyah membedakan pergeseran kurva penawaran dan
permintaan yakni tekanan pasar yang otomatis dan perbuatan zalim dari
penjual, misalnya penimbunan (ikhtikar).Menurutnya faktor-faktor yang
mempengaruhi harga intensitas dan besarnya permintaan, kelangkaan atau
melimpahnya barang, kondisi kepercayaan dan diskonto pembayaran tunai.
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi demand dan supply menurut
Ibnu Taimiyah dalam bukunya Majmu Fatawa :
1. Keinginan konsumen (raghbah) terhadap jenis barang yang beraneka ragam
atau sesekali berubah. Keinginan tersebut karena melimpahnya jenis barang
yang ada atau perubahan yang terjadi karena kelangkaan barang yang
diminta (mathlub). Sebuah barang sangat diinginkan jika ketersediaanya
melimpah dan tentu akan berpengaruh terhadap naiknya harga.
2. Perubahan harga juga tergantung pada jumlah konsumen. Jika jumlah
konsumen atas satu jenis barang dagangan banyak, berarti harga akan naik.
Dan sebaliknya harga akan turun jika jumlah permintaan kecil.
3. Harga akan dipengaruhi juga oleh menguatnya atau melemahnya tingkat
kebutuhan atas barang karena meluasnya jumlah dan ukuran dari kebutuhan
tinggi dan kuat-harga akan naik lebih tinggi ketimbang jika peningkatan
kebutuhan itu kecil atau lemah.
4. Harga juga berubah-ubah sesuai dengan siapa pertukaran itu dilakukan
(kualitas pelanggan). Jika dia kaya dan sanggup membayar hutang, harga
yang rendah bisa diterima olehnya-dibandingkan dengan orang lain yang
diketahui sedang bangkrut, suka mengulur-ulur pembayaran, atau diragukan
kemampuan membayaranya.
5. Harga dipengaruhi juga oleh bentuk alat pembayaran (uang) yang digunakan
dalam jual-beli. Jika yang digunakan adalah alat pembayaran yang umum
dipakai, harga akan lebih rendah ketimbang jika membayar dengan uang
yang jarang ada diperedaran.
6. Suatu objek penjualan (barang), dalam satu waktu tersedia secara fisik dan
pada waktu lain terkadang tidak tersedia. Harga akan lebih murah saat objek
tersedia, ketimbang saat objek itu tidak ada.
Mekanisme pasar dibangun atas dasar kebebasan yaitu kebebasan individu
untuk melakukan transaksi barang dan jasa sebagaimana yang ia sukai, Ibn
Taimiyyah menempatkan kebebasan pada tempat yang tinggi bagi individu
dalam kegiatan ekonomi, walaupun beliau memberi batasan- batasannya.
Batasan yang dimaksud adalah tidak bertentangan dengan shari’ah Islam dan

113
tidak menimbulkan kerugian, baik bagi diri sendiri maupun orang lain,
sehingga tidak terjadi konflik kepentingan. Selain itu juga diperlukan
kerjasama saling membantu antara masyarakat satu dengan masyarakat yang
lain untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Segala sesuatu itu boleh dan
sah dilakukan sampai larangan khusus yang bertentangan dengan shari’ah
Islam, khususnya dalam hal penentuan dan hal- hal yang merugikan. Pasar
dijamin kebebasanya dalam Islam.Pasar bebas menentukan cara- cara produksi
dan harga, tidak boleh ada gangguan yang mengakibatkan rusaknya
keseimbangan pasar.Akan tetapi, pasar yang berjalan sendiri secara adil (fair)
kenyataanya sulit ditemukan.Distorsi pasar tetap sering terjadi, sehingga dapat
merugikan para pihak. Dalam perkembangan, pemerintah mempunyai hak
untuk melakukan intervensi dalam menetapkan harga untuk mencapai
kestabilan harga.Kendatipun hal ini masih dalam polemik, tetapi sangat
bergantung pada kondisi dan situasi pasar yang berkembang saat
itu.Pemerintah dapat melakukan intervensi harga karena mempertimbangankan
kemaslahatan umat. Maslahah merupakan dalil hukum yang dapat digunakan
untuk melakukan penetapan hukum terdapat suatu perkara.Maslahah
merupakan faktor yang krusial dalam penetapan sah dan tidaknya intervensi
harga.Seperti yang telah diketahui tujuan intervensi harga oleh pemerintah
adalah dalam rangka mewujudkan maslahah bagi kehidupan masyarakat.Dan
ketika pemerintah memandang hal tersebut sebagai suatu kemaslahatan, maka
saat itu pula intervensi dapat dijalankan agar membentuk keadilan yang
menyeluruh
BAB X
PERANAN PEMERINTAH DI BIDANG EKONOMI

1. Pendahuluan
Melalui aktivitas ekonomi berupa produksi, distribusi, dan konsumsi maka
sumberdaya yang ada di dunia ini dapat diolah dan dimanfaatkan oleh setiap
manusia melaui wujud barang dan jasa melalui aktivitas atau mekanisme pasar.
Semuanya akan terjadi melalui tarik ulur pada mekanisme pasar dalam segala
proses aktivitas ekonomi sehingga semuanya akan berjalan sendiri menuju
keseimbangan pasar, yang mencerminkan kesejahteraan dan keadilan.
Tarikmenarik kekuatan dalam sistem perekonomian itu seperti dikendalikan oleh
“the invisible hand”.Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keadilan dan

114
kesejahteraan merupakan tujuan akhir dalam sebuah kegiatan ekonomi. Namun
pada kenyataanya, pencapaian kesempurnaan sangatlah sulit.Perbaikan “sendiri”
pasar bisa dibilang sangat sulit terjadi atau bisa tetapi memerlukan waktu yang
tidak bisa dipastikan, sangat lama.Selain itu, watak manusia yang berbeda dalam
beraktifitas ekonomi menyebabkan efisiensi alokasi sumber daya alam menjadi
suatu barang atau jasa kepada masyarakat tidak mampu terjadi secara sempurna.
Perilaku masyarakat yang tidak korporatif dalam pencapaian pareto optimal juga
sangat sulit terjadi. Selain itu, Dalam banyak hal, biaya transaksi pertukaran
dalam aktifitas ekonomi bukanlah tanpa biaya, misalnya saja, biaya untuk
memperoleh informasi, biaya tawar-menawar, biaya untuk melakukan kontrak,
biaya dalam perencanaan, dan sebagainya. Bagi konsumen, untuk memperoleh
informasi mengenai kualitas suatu jenis barang yang akan dibeli memerlukan
biaya yang tidak sedikit, begitu juga mengenai kualitas input yang akan dibeli
oleh produsen. Konsekuensi logis dari permasalahan di atas adalah terjadinya
kegagalan pasar.Munculnya pasar persaingan tidak sempurna, asimetrik
infromasi, adanya ekternalitas, serta adanya barang publik merupakan wujud
kegagalan pasar.Secara nyata alokasi sumberdaya pada masyarakat tidaklah
efisien sehingga menuntut peran pemerintah untuk campur tangan dalam
aktivitas perekonomian.Hal ini disebabkan pemrintah memiliki otoritas atau
kewenangan.Peran pemerintah dalam perekonomian adalah mengurangi dampak
akibat kegagalan pasar, sehingga tujuan kesejahteraan dan keadilan pada
masyarakat bisa tercipta.

2. Pemerintah
Pengertian Pemerintah
Sebuah grup tidak hanya harus mencapai keputusan tentang kepentingan umum,
mereka juga harus mengetahui bagaimana keputusan mereka harus disepakati
dan dilaksanakan juga oleh kelompok-kelompok kecil. Kesepakatan ini sering
didapat dengan cara informal, seperti diskusi, tanpa perlu untuk mengembangkan
atau melalui prosedur khusus untuk pengambilan keputusan. Dan mereka dapat
membuat sebuah perjanjian yang bersifat self-executing, yaitu mereka yang
membuat keputusan dan mempraktekkannya sendiri. Namun, mekanisme yang
sederhana ini tidak bersifat praktis untuk kelompok besar, yang harus
mengembangkan lembaga khusus untuk membuat dan menegakkan keputusan
secara kolektif. Lembaga tersebut adalah pemerintah Menurut definisi,

115
pemerintah merupakan badan-badan untuk menyelesaikan masalah pada arena
politik melalui sebuah keputusan. Setelah pemerintah membuat sebuah
keputusan, maka harus diberlakukan..Di sini ada konsep otoritas publik yang
mengacu pada sebuah “kekuatan” yang digunakan untuk melaksanakan sebuah
keputusan.Jika seorang individu melanggar aturan, maka pemerintah mungkin
menempatkannya di penjara.Pada tingkat apapun, pemerintah adalah satu-
satunya badan dengan kewenangan untuk melakukannya.Selanjutnya pemerintah
mempunyai kewenangan untuk meminta setiap individu untuk mematuhi hukum,
seperti membayar pajak. Pemerintah terdiri dari lembaga-lembaga yang
bertanggung jawab untuk membuat keputusan kolektif bagi masyarakat.Lebih
sempit lagi pengertian pemerintah mengacu pada tingkatan atas dalam lembaga-
lembaga tersebut.Dalam penggunaan populer, 'pemerintah' mengacu hanya untuk
tingkat tertinggi janji politik seperti untuk presiden, perdana menteri dan anggota
kabinet.Tetapi dalam pemerintahan arti luas, peemrintah terdiri dari semua
organisasi yang dibebankan untuk mencapai dan melaksanakan keputusan untuk
masyarakat atau melayani kepentingan publik. Jadi dengan definisi pemerintah
sebagai pelayan publik, bisa dikatakan bahwa hakim dan polisi merupakan
bagian dari pemerintah, bahkan meskipun orang-orang tersebut biasanya tidak
ditunjuk oleh metode politik seperti pemilu. Dari definisi diatas dapat di tarik
kesimpulan bahwa pengertian pemerintah adalah lembaga-lembaga yang
bertanggung jawab untuk membuat keputusan kolektif bagi masyarakat. Lebih
sempit, pemerintah mengacu ke atas politik tingkat tertinggi dalam lembaga-
lembaga tersebut.
Pengertian Kepemerintahan (Governance)
Pemerintahan (Governance) mengacu pada proses, kegiatan atau kualitas
pemerintah. Istilah tersebut mengarahkan perhatian kita untuk menjauh dari
lembaga-lembaga dan kekuasaan pemerintah terhadap tugas regulasi publik.
Tetapi secara ringkas pemerintahan biasanya dibayangkan sebagai sistem
hierarki yang mengontrol sekumpulan manusia dalam lingkup kekuasannya.
Pada intinya, kata pemerintahan mendorong kita untuk fokus pada berbagai aktor
yang terlibat dalam mengatur masyarakat modern.Tergantung pada sektor
tertentu, para pelaku mungkin termasuk pengusaha, serikat pekerja, lembaga
peradilan, profesional karyawan, jurnalis dan bahkan akademisi.Dalam bidang-
bidang seperti perawatan kesehatan atau pendidikan, pekerja ahli membentuk
spesialis.Governance juga merupakan istilah yang lebih disukai saat memeriksa
aktivitas dan efektivitas pemerintahan, bukan hanya institusi itu sendiri. Dalam

116
konteks ini, pemerintahan (governance) mengacu pada apa yang pemerintah
lakukan dan seberapa baik mereka melakukannya. Misalnya, lembaga
internasional menunjukkan bahwa 'effective governance’ (pemerintahan yang
evektif) sangat penting untuk pembangunan ekonomi di demokrasi baru. Apabila
suatu Negara tidak ada pemerintahan maka akan terjadi kekacauan, tidak ada
aturan dan hukum yang berlaku. Hal tersebut telah cukup memberikan gambaran
mengenai pentingnya pemerintahan
3. Pasar dan Pemerintah
a. Pengertian Pasar
Dalam pengertian sederhana, pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual
untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa.Adapun definsi pasar adalah
sebagai mekanisme (bukan hanya sekedar tempat) yang dapat menata kepentingan
pihak pembeli terhadap kepentingan pihak penjual. Mekanisme tersebut tidak
hanya dimengerti sebagai cara pembeli dan penjual bertemu dan kemudian
berpisah, tetapi lebih dari itu, dimaknai sebagai tatanan atas berbagai bagian, yaitu
para pelaku seperti pembeli dan penjual, komoditas yang diperjualbelikan, aturan
main yang tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati oleh para pelakunya, serta
regulasi pemerintah yang saling terkait, berinteraksi, dan secara serentak bergerak
bagaikan suatu mesin. Pasar dimana para pembeli dan para penjual melakukan
interaksi dapat dibedakan menjadi pasar komoditas dan pasar faktor.Pasar
komoditas adalah interaksi anatara para pembeli dan paa penjual dari suatu
komoditas dalam menentukan jumlah dan harga barang atau jasa yang
diperjualbelikan. Sedangkan pasar faktor adalah interaksi antara para pengusaha
(pembeli faktor-faktor produksi) dengan para pemilik faktor produksi untuk
menentukan harga (pendapatan) dan jumlah faktor-faktor produksi yang akan
digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa yang diminta masyarakat. Pasar
sendiri memiliki tiga fungsi, yaitu: fungsi distribusi, fungsi pembentukan harga,
dan fungsi promosi. Sedangkan menurut fisiknya, jenis pasar dibedakan ke dalam
pasar konkret dan pasar abstark.Pasar konkret merupakan tempat pertemuan antara
pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi secara langsung.Barang yang
dijual belikan juga tersedia di pasar tersebut. Sedangkan pasar abstrak merupakan
pasar tidak nyata dimana transaksi antar penjual dan pembeli hanya dilakukan
melalui telepon, internet, dll Interaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli
akan menentuakan tingkat harga suatu komoditas (barang atau jasa) dan jumlah
komoditas yang diperjual belikan. Sehingga dalam ilmu ekonomi bila kita
berbicara tentang pasar, maka secara otomatis kita akan membicarakan mengenai

117
pertemuan antara penjual dan pembeli, barang/jasa yang dijual, serta harga
tertentu atas barang/jasa yang dijual tersebut.
b. Efisiensi Ekonomi dan Mekanisme Pasar Kompetitif
Efisiensi dari pasar kompetitif bisa diilustrasikan pada sebuah grafik yang
mencerminkan perpotongan antara demand dan supply yang memberntuk suatu
keseimbangan. Kurva demand D menggambarkan nilai ouput yang diproduksi
pada sebuah pasar, mrngikuti konsumen output, karena itu menunjukkan berapa
banyak konsumen mau membayar untuk setiap output. Kurva S menunjukkan
opportunity cost mrmproduksi output karena itu menunjukkan berapa banyak
produsen harus dibayar agar mereka setuju memproduksi output. ketika kurva
permintaan terletak di atas kurva penawaran, lebih banyak output harus diproduksi
karena nilai lebih dapat diperoleh. Tetapi ketika kurva penawaran berada di atas
kurva permintaan, biaya produksi output tambahan melebihi nilainya, sehingga
output tidak boleh diproduksi. Grafik 1. Alokasi Sumber Daya yang Efisien pada
Pasar Kompetitif

Grafik 1. Alokasi Sumber Daya yang Efisien pada Pasar Kompetitif


Gambar di atas menunjukkan alokasi efisien pada pasar kompetitif, dimana terjadi
produksi otput pada jumlah yang optimal. Jika out[ut diproduksi kurang dai Q*
maka kurva permintaan akan dibawah kurva penawaran, yang bermakna bahwa
pertambahan output akan bermakna lwbih untuk konsumen dari pada opportunity
costnya dan seharusnya diproduksi. Output di luar Q* akan memberikan biaya
lebih besar dari pada nilai outputnya, yang mana Q* adalah jumlah output optimal.
Selain itu, dapat dikatakan bahwa persimpangan antara kurva demand dan supply
menggambarkan tingkat kesejahteraan yang dikejar individu, dimana alokasi
efisien sumber daya terjadi.
c. Kegagalan Pasar dan Perlunya Peran Pemerintah

118
Pengertian kegagalan pasar secara sederhana identik dengan kegagalan pasar
dalam mencapai efisiensi alokasi sumber daya pada masyarakat.Namun pengertian
ini tidak mutlak, tergantung dengan tujuan bagaimana suatu sistep yang
diterapkan.Sebagaimana Jepang mengartikan kegagalan pasar sebagai kondisi
dimana mekanisme pasar tifak mampu mencapai tujuan yang ditetapkan
pemerintah, sehingga pasar menjadi tidak memadai dalam penyediaan
infrastruktur dasar, pemenuhan kebutuhan dasar, dan pengiriman layanan penting
bagi masyarakat. Teori tradisional kegagalan pasar menggambarkan kegagalan
pasar sebagai kondisi dimana terjadi kerugian atau kehilangan alokasi atau
efisiensi.Hasil dari pasar tidak optimal atau kurang efisien sehingga menyebabkan
ekdternalitas atau barang public. Stiglitz (1997a. p. 64) mencatat adanya tiga tipe
pasar yang tidak efisien, yaitu: (1) product mix inefficiency, dimana pasar
memproduksi sangat banyak satu barang dan sedikit barang yang lain, (2)
ecxchange inefficiency, dimana beberapa barang yang diproduksi di pasar tidak
mampu mencapai keinginan dari individu, dan (3) production inefficiency, ketika
produksi suatu barang menjauhi dari batas kemungkinan produksi.

Grafik 2. Inefisiensi Alokasi Sumber Daya Sebagai Wujud


Kegagalan Pasar
Gambar di atas menunjukkan salah satu inefisiensi alokasi sumber daya akibat
ulah monopolist di pasar monopoli.Keberadaan monopoli mendistorsi alokasi
sumber daya.Monopoli secara sengaja membatasi produksi mereka dalam rangka
untuk memaksimalkan keuntungan.Dari grafik tersebut dapat dilihat, bahwa
monopoli memproduksi barang jauh lebih kecil seperti yang terjadi pada pasar
persaingan sempurna yaitu sebesar Q**. Selisih Q**-Q* mencerminkan ketidak
efisiensi atau munculnya deidwieight loss, yaitu hilangnya bagian surplus
konsumen. Selisih antara harga dan biaya marginal menunjukkan bahwa pada
tingkat output yang memaksimalkan keuntungan, konsumen mau untuk

119
membayar lebih mahal untuk unit tambahan dari pada biaya untuk memproduksi
output tersebut. Dewasa ini boleh di katakan tidak ada negara yang aktivitas
ekonominya bebas dari campur tangan pemerintah.Kecenderungan tersebut juga
terjadi di negara yang perekonomiannya paling liberal atau kapitalis
sekalipun.Bila dilihat sejarah ke belakang hal ini merupakan siklus yang terus
berputar, pada masa Merkantilisme dimana peran pemerintah cukup dominan
dalam perekonomian mengalami kegagalan yang ditandai dengan lahirnya teori
Klasik Adam Smith.Kemudian diganti dengan peran swasta yang begitu
dominan dalam perekonomian suatu negara.Namun peran swasta tersebut juga
menemui kegagalan yang dikenal sebagai kegagalan pasar (market failure).Hal
ini ditandai dengan adanya depresi besar akibat mekanisme pasar yang tidak
berjalan sebagai mestinya, yang pada akhirnya pemerintah diharapkan untuk
memainkan peran dalam perekonomian. Dengan kata lain peran pemerintah tetap
diperlukan, bukan dihapuskan.Peran pemerintah yang semakin besar dalam
perekonomian tidak dapat dilepaskan dari kegagalan pasar (market
failure).Kegagalan pasar inilah yang pada mulanya menjadi latar belakang dirasa
perlunya campur tangan pemerintah. Mekanisme pasar melalui invisible hand
dinilai tidak mampu secara efisien dan efektif dalam menjalankan fungsinya
yang menuurut Weimer dan Vinibg (1992) adalah merupakan kegagalan pasar
tradisional. Namun kegagalan pasar hanyalah salah satu sebab mengapa
pemerintah harus turun tangan dalam perekonomian agar kesejahteraan
masyarakat dapat tercapai secara optimal (Mangkusoebroto, 1999).Kegagalan
pasar barulah merupakan syarat perlu (necessary condition) bagi campur tangan
pemerintah. Barton (2000) menyebutkan pula bahwa dalam ekonomi pasar yang
dikendalikan oleh pemerintahan yang dipilih secara demokratis, hanya ada dua
alasan bagi pemerintah untuk masuk ke dalam aktivitas masyarakat, yaitu :social
equity dan kegagalan pasar. Berdasarkan alasan-alasan itu, secara garis beasar
peran pemerintah dengan publicpolicies-nya adalah mengkoreksi kegagalan
pasar untuk memperbaiki efisiensi produksi.dan alokasi sumber daya dan barang,
serta merealokasi oportunitas dan barang untuk mencapai nilai-nilai
distribusional dan nilai-nilai lainnya (Weimer dan Vining, 1992 ).
4. Peran Pemerintah
Dalam setiap sistem perekonomian, apakah sistem perekonomian kapitalis atau
sistem perekonomian sosialis, pemerintah senantiasa mempunyai peranan yang
penting.Peranan pemerintah yang sangat besar dalam sistem perekonomian
sosialis dan sangat terbatas dalam sistem perekonomian kapitalis murni seperti

120
dalam sistem kapitalis yang dikemukakan oleh Adam Smith. AdamSmith
mengemukakan teori bahwa pemerintah hanya mempunyai tiga fungsi: 1) Fungsi
pemerintah untuk memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan. 2) Fungsi
pemerintah untuk meyelenggarakan peradilan. 3) Fungsi pemerintah untuk
menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta, seperti
halnya dengan jalan, dam-dam dan sebagainya. Dapat dipahami bahwa dengan
kemajuan-kemajuan dan perkembangan di setiap negara, tidak ada satu pun negara
kapitalis di dunia ini yang melaksanakan sistem kapitalis murni.Dalam dunia
modern, pemerintah diharapkan peranannnya semakin besar mengatur jalannya
perekonomian. Adam Smith, konseptor sistem kapitalis murni, mengemukakan
ideologinya karena dia menganggap bahwa dalam perekonomian kapitalis, setiap
individu yang paling tahu apa yang paling baik bagi dirinya, sehingga dia akan
melaksanakan apa yang dianggap terbaik bagi dirinya sendiri. Prinsip kebebasan
ekonomi dalam prakek menghadapi perbenturan kepentingan, karena tidak adanya
koordinasi yang menimbulkan harmonis dalam kepentingan masing-masing
individu.Dalam hal ini pemerintah mempunyai peranan untuk mengatur,
memperbaiki atau mengarahkan aktivitas sektor swasta. Dalam perekonomain
moden, peranan pemerintah dapat diklasifikasikan dalam 3 golongan besar, yaitu:
1) Peranan alokasi 2) Peranan distribusi, dan 3) Peranan stabilisasi. Sementara itu,
Barton (2000) menyebutkan peran utama pemerintah secara garis besar adalah: 1)
peran alokasi sumber daya, 2) peran regulator, 3) peran kesejahteraan sosial, 4)
peran mengelola ekonomi makro. Penjelasan kempat perarrpemerintah tersebut
adalah sebagai berikut: 1. Dalam peran alokasi sumber daya tercakup soal
penentuan ukuran absolut dan relatif pemerintah dalam perekonomian
(keseimbangan sektor publik dan sektor swasta) dan penyediaan barang-barang
publik serta pelayanan kesejahteraan sosial bagi masyarakat. 2. Peran regulator.
Hal ini mencakup undang-undang dan tata tertib yang dibutuhkan masyarakat
termasuk undang-undang yang mengatur dunia bisnis yang memadai untuk
memfasilitasi aktivitas bisnis dan hak-hak kepemilikan pribadi. 3. Peran
kesejahteraan sosial. Mencakup kebijakan-kebijakan yang mendorong pemerataan
sosial di negara yang bersangkutan seperti perpajakan, jaminan sosial (transfer
payment) dan penyediaan sejumlah barang publik campuran bagai masyarakat. 4.
Peran mengelolan ekonomi makro yang memfasilitasi stabilitas secara umum dan
kemakmuran ekonomi negara melalui kebijakan-kebijakan yang didesain untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil, full employment, inflasi yang
rendah, dan stabilitas neraca pembayaran.

121
a. Peranan Alokasi
Tidak semua barang dan jasa yang ada dapat disediakan oleh sektor swasta.Barang
dan jasa yang tidak dapat disediakan oleh sistem pasar ini disebut barang publik,
yaitu barang yang tidak dapat disediakan melalui transaksi antara penjual dan
pembeli.Adanya barang yang tidak dapat disediakan melalui sistem pasar ini
disebabkan karena adanya kegagalan sistem pasar. Sistem pasar tidak dapat
menyediakan barang/jasa tertentu oleh karena manfaat dari adanya barang tersebut
yang tidak hanya dirasakan secara pribadi akan tetapi juga akan dinikmati oleh
orang lain. Contoh dari barang/jasa yang tidak dapat disediakan melalui sistem
pasar, misalnya saja jalan, pembersihan udara, dan sebagainya.Lain halnya dengan
barang swasta, seperti halnya sepatu, dan sebagainya.Barang-baang swasta dapat
disediakan melalui sistem pasar oleh karena barang-barang tersebut mempunyai
sifat pengecualian. Misalnya, apabila Surya membeli sepatu, ia dapat
mengecualikan Brata untuk menikmati (memakai) barang tersebut. Untuk barang-
barang yang manfaatnya dirasakan oleh semua orang, sekali barang ini tersedia,
tidak ada seorang pun yang bersedia untuk membayar biaya penyediaan barang
tersebut, oleh karena setiap orang tahu bahwa apa yang mereka bayar hanya
merupakan sebagian kecil dari total biaya. Jadi kesimpulannya, peranan
pemerintah dalam bidang alokasi adalah untuk mengusahakan agar alokasi
sumber-sumber ekonoomi dilaksanakan secara efisien. Alokasi Sumber Daya yang
Efisien Alokasi sumber daya yang efisiens dapat didefinisikan sebagai kondisi
dalam struktur pasar di mana semua sumber daya yang dialokasikan sedemikian
rupa sehingga memaksimalkan laba bersih dicapai melalui penggunaan mereka.Ini
adalah salah satu definisi standar efisiensi alokatif.Alokasi efisiensi mengacu pada
situasi di mana keterbatasan sumber daya dialokasikan oleh pemerintah sesuai
dengan keinginan konsumen.Dalam perekonomian yang efisien, alokasi
menghasilkan ‘campuran optimal’ komoditas.Metode pengukuran laba dapat
diimplementasikan dalam berbagai organisasi, baik negeri maupun
swasta.Singkatnya, efisiensi alokatif adalah semua manfaat lebih tentang memiliki
kewajiban sambil menghasilkan relatif sedikit. Teori ini kurang lebih sama dengan
hukum penawaran dan permintaan dan analisis permintaan dan penawaran. Mari
kita mengambil beberapa contoh untuk menggambarkan efisiensi alokatif. Mari
kita mempertimbangkan skenario dalam perekonomian di mana dua orang A dan
B memiliki dua barang, beras dan gandum. Seseorang menyukai nasi dan tidak
ingin memiliki gandum dan orang B suka gandum dan beras tidak suka.Ada 10
karung beras dan gandum masing-masing. Per efisiensi alokatif, A harus memiliki

122
semua karung beras dan B harus memiliki semua kantong gandum. Untuk jenis
lain distribusi, A akan memiliki beberapa kantong gandum dan B akan memiliki
beberapa karung beras. Jadi per efisiensi alokatif hanya barang yang diinginkan
oleh konsumen harus dibuat tersedia baginya. Tingkat penyediaan efislen barang
swasta ditentukan dengan cara membandingkan manfaat marginal dari tambahan
sebuah unit dan biaya marginal untuk memproduksl unit itu. Efisiensi dlcapai jika
manfaat marginal sarna dengan biaya marginal, MB = MC. Dengan kata lain,
eflstenst dicapai jika manfaat setiap pertambahan satu unit barang yang dinikmati
konsumen sama dengan biaya yang diperlukan untuk memproduksi dan
menyediakan barang itu. Prinsip yang sama berlaku untuk barang publik hanya
saja analisisnya berbeda. Pada barang swasta manfaat marginal diukur oleh
rnentaat yangditerima konsumen.Pada barang publik kita harus menanyakan
berapa besar masingmasing orang memberikan nilai manfaat terhadap sebuah unit
tambahan output.Hal ini karena barang publik bersifat tidak eksklusif. Manfaat
marginal diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai-nilai manfaat untuk semua
orang yang menikmati barang itu. Kemudian untuk menentukan tingkat
penyediaan yang efisien sebuah barang publik kita harus menyamakan jumlah
manfaat marginal dengan biaya marginal produksi, MB = MC.
b. Peranan Distribusi
Distribusi pendapatan tergantung dari pemilikan faktor-faktor produksi,
permintaan dan penawaran faktor produksi, sistem warisan dan kemampuan
memperoleh pendapatan.Distribusi pendapatan dan kekayaan yang ditimbulkan
oleh sistem pasar mungkin dianggap oleh masyarakat sebagaian tidak
adil.Masalah keadilan dalam distribusi pendapatan merupakan masalah yang rumit
dalam ilmu ekonomi.Namun masalah keadilan ini tidak sepenuhnya berada dalam
ruang lingkup ilmu ekonomi oleh karena masalah keadilan tergantung daripada
pandangan masyarakat terhadap keadilan itu sendiri.Pemerintah dapat merubah
distribusi pendapatan secara langsung dengan pajak yang progresif, yaitu relatif
beban pajak yang lebih besar bagi orang kaya dan relatif lebih ringan bagi orang
miskin, disertai dengan subsidi bagi golongan miskin. Pemerintah dapat juga
secara tidak langsung mempengaruhi distribusi pendapatan dengan kebijaksanaan
pengeluaran pemerintah misalnya: perumahan murah untuk golongan pendapatan
tertentu, subsidi pupuk untuk petani dan sebagainya. Anggaran publik atau
anggaran pemerintah memainkan sederet peranan dalam pembangunan suatu
negara. Salah satu peranan tersebut kita kenal dengan nama fungsi alokasi. Fungsi
alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk

123
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perekonomian.Sehingga pada intinya fungsi alokasi
memainkan peranan dalam pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik.
Mekanisme Distribusi Melalui Anggaran
Memasuki era desentralisasi atau dikenal dengan “big-bang decentralizsation”
yang dimulai pada 2001, Pemerintah Pusat tetap memainkan peranan penting
dalam mendukung pelaksanaan urusan pemerintahan yang didesentralisasikan ke
pemerintah daerah (pemda). Khususnya dalam hal keuangan, Pemerintah Pusat
bertanggung jawab menjaga keseimbangan alokasi dana antar daerah. Untuk itu,
Pemerintah Pusat melakukan transfer dana ke daerah melalui beberapa
mekanisme, seperti dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), dan
dana bagi hasil (DBH). Ketiga dana perimbangan tersebut mempunyai tujuan dan
nature (sifat dasar) yang berlainan satu sama lain. Semua dana perimbangan
tersebut disalurkan ke dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Oleh karena itu, dalam pengelolaannya pemda harus
mempertanggungjawabkannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD). Di samping itu, Pemerintah Pusat juga menyediakan pinjaman dan
bantuan kepada pemda. Tujuan transfer dana, sebagaimana juga merupakan arah
dari kebijakan fiskal Pemerintah Pusat dalam rangka penyelenggaraan otonomi
daerah, antara lain, untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah,
serta antardaerah, dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik antardaerah.
DAU bersifat hibah umum (block grant); oleh karenanya, pemda memiliki
kebebasan dalam memanfaatkannya tanpa campur tangan Pemerintah Pusat. DBH
adalah dana yang bersumber dari penerimaan anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN) yang dialokasikan kembali kepada daerah (penghasil) dengan
pembagian sebagaimana diatur dalam Undang-undang (UU) No. 33/2004. DBH
dibagi atas DBH Pajak dan DBH Sumber Daya Alam. DBH Pajak terdiri dari
pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(BPHTB), dan pajak penghasilan (PPh). DBH Sumber Daya Alam berasal dari
kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi,
pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi. Berbeda halnya dengan
kedua dana perimbangan tersebut, pemerolehan dan pemanfaatan DAK harus
mengikuti rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. DAK
dialokasikan dalam APBN untuk daerah-daerah tertentu dalam rangka mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan termasuk dalam program
prioritas nasional.Daerah dapat menerima DAK apabila memenuhi tiga kriteria,

124
yaitu (1) kriteria umum berdasarkan indeks fiskal neto; (2) kriteria khusus
berdasarkan peraturan perundangan dan karakteristik daerah; dan (3) kriteria
teknis berdasarkan indeks teknis bidang terkait (UU No. 32/2004 dan UU No.
33/2004). Daerah penerima DAK wajib menyediakan dana pendamping dalam
APBD minimal 10% dari DAK yang diterima. Pengecualian dapat diberikan
kepada daerah dengan kemampuan fiskal rendah.Selain itu, daerah juga
diwajibkan menyediakan 3% dari nilai DAK yang diterima untuk biaya umum
yang diambil dari sumber penerimaan lainnya.DAK dipakai untuk menutup
kesenjangan pelayanan publik antardaerah dengan prioritas pada bidang kegiatan
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kelautan dan perikanan, pertanian, prasarana
pemerintahan daerah, dan lingkungan hidup. Pada 2006 Pemerintah Pusat
mengalokasikan DAK sebesar Rp11,6 triliun dan pada 2007 alokasinya meningkat
tajam menjadi Rp17,094 triliun. Mulai tahun 2007, dana dekonsentrasi dan dana
tugas pembantuan yang digunakan di daerah secara bertahap akan dilimpahkan ke
daerah melalui mekanisme DAK. Dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan
dialokasikan kepada provinsi, sementara dana tugas pembantuan dapat
dialokasikan kepada provinsi, kabupaten, atau kota sebagai wakil Pemerintah
Pusat di daerah. Berbeda halnya dengan DAU, dan DBH, dana dekonsentrasi, dan
dana tugas pembantuan, DAK secara khusus diberikan kepada kabupaten/kota.
Sejauh ini yang sering menjadi fokus kajian adalah upaya optimalisasi sumber
pendapatan, sementara kajian tentang optimalisasi pusat-pusat pengeluaran jarang
dilakukan.Kajian tentang pelaksanaan dan dampak DAK, misalnya, belum banyak
dilakukan.Dalam kaitan ini, pertanyaan yang kerap muncul adalah mengenai hal-
hal sederhana seperti bagaimana mekanisme penyaluran dan pengelolaan DAK
dijalankan.Meskipun ada beberapa kriteria dalam pengalokasiannya, proses
akuntabilitasnya di tingkat nasional dan tingkat daerah belum banyak
dipublikasikan.

Grafik Distribusi Anggaran


Salah satu bentuk anggaran yang disediakan pemerintah untuk menanggulangi
kemiskinan adalah dana alokasi PNPM Mandiri pedesaaan. Adapun mengenai
mekanisme penyalurannya adalah sebagai berikut:

125
Gambar 1. Prosedur Penyaluran KUR melalui Lembaga Linkage Pola Executing

Sumber: Tim Pelaksana Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan


kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, 2011 Melalui pola
executing, lembaga linkage mengajukan permohonan kredit/pembiayaan kepada
bank pelaksana.Kemudian bank pelaksana melakukan pengecekan Sistem
Informasi Debitur dan analisis kelayakan.Apabila dinyatakan layak dan disetujui,
maka bank pelaksana menandatangani Perjanjian Kredit/Pembiayaan dengan
lembaga linkage.Bank pelaksana selanjutnya mengajukan permintaan
penjaminan kredit/pembiayaan kepada perusahaan penjamin.Lembaga linkage
yang telah ditunjuk lalu menyalurkan kredit/pembiayaan yang diterima dari bank
pelaksana kepada debitur UMKMK.Debitur UMKMK yang sudah mendapatkan
KUR kemudian melakukan pembayaran kewajiban kredit/pembiayaan kepada
Lembaga linkage.Lembaga linkage-lah yang bertanggung jawab terhadap
pelunasan KUR kepada Bank Pelaksana.
c. Peranan Stabilisasi
Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan ke sektor swasta akan sangat peka
terhadap goncangan keadaaan yang akan menimbulkan pengangguran dan
inflasi. Tanpa adanya campur tangan pemerintah, penurunan permintaan akan
mobil menyebabkan pengusaha mobil untuk mengurangi pegawai. Pegawai yang
menganggur akan memperkecil pengeluaran untuk barang-barang konsumsi
seperti sepatu, TV, pakaian yang seterusnya pengusaha sepatu, TV, dan pakaian
akan mengurangi pegawai. Jadi gangguan di satu sektor akan mempengaruhi
sektor lain, yang tanpa adanya campur tangan pemerintah akan menimbulkan
pengangguran tenaga kerja yang akan menganggu stabilisasi ekonomi. Inflasi
atau e a b Bank Pelaksana Lembaga Linkage Perusahaan Penjamin UMKMK c d
PK deflasi juga merupakan hal yang dapat mengganggu stabiliasi
ekonomi.Masalah inflasi atau deflasi harus ditangani pemerintah melalui
kebijaksanaan moneter.
Mekanisme Kebijakan Stabilisasi

126
Kebijakan stabiliasi digunakan untuk pencapaian tujuan makro secara
optimal.Salah satu contoh kebijakan stabilisasi adalah penerapanpolicy mix atau
bauran kebijakan yang terkoordinasi antara satu kebijakan dengan kebijakan
lainnya.Pengertian optimal di sini adalah pencapaian tujuan antar kebijakan
dapat terkoordinasi sehingga tidak menimbulkan dampak yang kurang
menguntungkan bagi pencapaian tujuan kebijakan ekonomi makro secara
keseluruhan.Salah satu contoh penerapan bauran kebijakan yang banyak dikenal
adalah bauran kebijakan fiskal-Moneter (monetary–fiscal policy mix). Secara
konseptual, koordinasi bauran kebijakan fiskal-moneter dapat dilakukan melalui
beberapa scenario, yaitu: (1) Kebijakan moneter ekspansif/kebijakan fiskal
ekspansif, (2) Kebijakan moneter kontraktif/kebijakan fiskal ekspansif, (3)
Kebijakan moneter ekspansif/kebijakan fiskal kontraktif, (4) kebijakan moneter
kontraktif/kebijakan fiskal kontraktif. Pada saat terjadi resesei ekonomi dimana
terjadi deflasi yang tak terkendali dan kelesuan ekonomi, maka ditempuh
kebijakan fiscal dan nometer ekspansif sesuai dengan skeneraio 1. Pemerintah
menaikkan pengeluaran dan Bank Sentral menurunkan suku bunga acuan,
sehingga peredaran uang di masyarakat bertambah, pelaku ekonomi bergairah,
karena banyak permintaan akan barang dan jasa dan harga cenderung
naik.Pertumbuhan ekonomi meningkat, pendapatan nasional meningkat,
kesempatan kerja bertambah, pendapatan perkapita meninkat, dan akhirnya
pendapatan pemerintah juga meningkat.Bila kapasitas produksi masih tersedia,
kondisi perekonomian akan terus attraktif, tetapi jika kapasitas produksi dalam
negeri sudah tidak sanggup merespon permintaan masyarakat, akan menaikkan
import barang dari luar negeri pada akhirnya akan mempersulit neraca
pembayaran. Apabila terjadi benturan antara kebijakan fiscal dan moneter
(scenario 2) maka kebiasaan yang terjadi adalah adanya kecenderungan
meningkatnya suku bunga pasar uang yang berlebihan yang pada gilirannya akan
menghambat kegiatan investasi masyarakat. Ekspansi pemerintah yang
berlebihan akan memberikan dampak negative terhadap minat investasi oleh
masyarakat. Fenomena ini disebut Crowding Out. Apabila yang terjadi adalah
scenario 3dimana terjadi kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan fiscal
kontraktif, maka akibatnya sangat ditentukan oleh kekuatan relative dari masing-
masing kebijakan.Akibatnya dapat keduanya saling melemahkan dan atau salah
satu kebijakan menjadi lemah, akibat benturan dengan kebijakan lainnya.
Scenario 4, ditempuh ketika perkembangan dalam keadaan bomming, dan
dikhawatirkan akan terjadi inflasi yang tidak terkendali, sehingga pemerintah

127
mengambil kebijakan fiscal kontractif, sementara bank sentral juga mengambil
kebijakan yang sama dan terkoordinasi dengan baik. Dampak yang ditimbulkan
adalah, laju pertumbuhan ekonomi akan melambat secara moderat, sehingga
dampak negative yang dikhawatirkan dapat diantisipasi. Pertumbuhan ekonomi
yang belebihan dan tidak terkendali, akan mengakibatkan terjadinay inflasi yang
tidak terkendali pula, sebaliknya depresi ekonomi yang berlebihan, juga akan
mengakibatkan terjadinya kelesuan kegiatan ekonomi
5. Pengenalan Pertumbuhan Pemerintrah (Introduction of The Growth of
Government)
Pada hakikatnya pemerintahan merupakan suatu gambaran tentang bagaimana
pada permulaan pemerintahan itu terbentuk dan bagaimana pemerintahan itu
berkembang.Perkembangan itu erat kaitannya tentang bagaimana pemerintah
menjalankan fungsi dan peranannya dalam perekonomian.Dan tentu saja, dalam
menjalankan fungsi dan peranannya di perekonomian, pemerintah memerlukan
kebutuhan-kebutuhan (needs) yang bersumber dari masyarkat.Kebutuhan
pemerintah (needs for government) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pemerintah dalam mempertahankan
kelancaran aktivitasnya (dalam hal ini fungsinya dalam perekonomian) agar bisa
terus hidup dan eksis di masyarakat.Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan
sebuah respon dari masyarakat dari aksi nyata pemerintah tersebut.Sehingga
pemenuhan kebutuhan pemerintah merupakan awal menuju pertumbuhan
pemerintah (the growth of government).Apabila kebutuhan pemerintah tidak
terpenuhi, maka jelas pemerintah akan mengalami hambatan dalam menjalankan
aktivitasnya atau bahkan keberadaan pemerintah tidak memiliki dampak/efek
yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Suatu pemerintahan bak
manusia/individu tentu memiliki berbagai cara untuk meningkatkan
pertumbuhannya. Yang pertama, bak pelayan masyarakat mereka harus
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik sehingga kesejahteraan masyarakat
akan meningkat. Kesejahteraan yang meningkat ini tentu akan menguntungkan
pemerintah karena masyarakat yang kesejahteraannya meningkat tentu akan
meminta pelayanan lebih kepada pemerintah. Yang kedua, pemerintah harus
memperbesar pendapatan mereka terutama melalui pajak. Hal ini tidak lain
adalah karena pajak merupakan pendapatan pemerintah untuk melakukan
langkah pertama. Tanpa adanya pendapatan maka mustahil langkah pertama di
atas bisa dilakukan dengan baik.Dan yang terakhir adalah penciptaan iklim
polotik yang kondusif.Pengaruh politik tak dapat dihindari, sehingga kebijakan-

128
kebijakan politik harus mengarah pada kesejahteraan masyarakat demi
menciptakan pertumbuhan pemerintah itu sendiri.
a. Pertumbuhan Pemerintah
Pertumbuhan pemerintah dapat dilihat melalui besarnya pemerintahan (size of
government) yang ada di masyarakat.Besarnya pemerintahan bisa dikur atau
dilihat menggunakan kriteria fiskal perpajakan dan pengeluaran publik yang
dilakukan pemerintah.Tak hanya itu, pengukuran besarnya pemerintah juga
dilihat dari keterlibatan dalam aktivitas perekonomian seperti kebijakan publik
dalam mengatasi permasalahan eksternalitas dan mencari tujuan paternialistik
melalui regulasi-regulasi serta kepemilikan perusahaan atas perusahaan-
perusahan negara.

Tabel di atas merupakan alokasi pengeluaran pemerintah provinsi selururuh


Indonesia.Dapat diketahui, bahwa pada setiap tahun pengeluaran pemerintah
Indonesia selalu meningkat terhitung tahun 2008-2010, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan pemerintah juga naik.Namun pada tahun 2011,
terjadi penurunan pengeluaran pemerintah sebesar 3.2% dilihat dari turunnya
pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah dapat dilakukan melalui
tigacara yaitu belanja langsung, belanja tidak langsung dan pembiayaan daerah.
Pada sisi belanja tidak langsung yang mencapai sekitar 45% dari total
pengeluaran pemerintah, alokasi belanja pemerintah lebih banyak dikeluarkan
untuk belanja pegawai yang mencapai hamper 40% tiap tahun, yaitu kompensasi
baik dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan kepada pegawai

129
pemerintah, baik yang bertugas di dalam maupun di luar negeri sebagai imbalan
atas pekerjaan yang telah dilaksanakan. Setelah itu alokasi ditujukan kepada
belanja bagi hasil dengan alokasi sekitar 21%, dilanjutkan untuk dana bantuan
keuangan yang mencapai sekitar 18%. Untuk bantuan social, pemerintah
umumnya hanya mengeluarkan sekitar 5%, sementara hibah hanya sekitar 10%
dan untuk subsidi hanya sekitar 0.1% tiap tahunnya. Untuk belanja langsung,
pengeluaran pemerintah umumnya banyak digunakan untuk keperluan belanja
barang dan jasa yang tiap tahunnya mencapai sekitar 50% dari pengeluaran
belanja langsung, disusul dengan pengeluaran untuk belanja modal yang
mencapai sekitar 39%. Sementara itu, pemerintah juga mengeluarkan belanja
pegawai namun hanya 11% dari total belanja langsungnya. Sementara total
belanja langsung mencapai sekitar 51% dari pengeluaran pemerintah. Sementara
itu, alokasi pemerintah untuk pembiayaan daerah hanya mencapai sekitar 2%
dari total pengeluarannya.

Selain itu, tabel di atas menunjukkan pengeluaran social masyarakat pada abad 19
yang dikutip oleh Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations.Pada masa pra
industri tersebut, penghasilan diperoleh terutama dari sector
pertanian.Kepemilikan tanah oleh keluarga bangsawan sangat dominan, dimana
rakyat pada umumnya sebagai budak penggarap tanah dan tunduk serta terjadi
pembatasan gerak pada mereka. Pengrajin dan yang lainnya berkumpul di kota
dengan menyediakan layanan murah. Menjadi miskin kala itu dianggap
merupakan takdir ilahi begitu juga sebaliknya dengan menjadi kaya. Pada masa
itu, mobilitas sosial sangat diabaikan.Distribusi pendapatan tidak merata karena
adanya dominasi kepemilikan sumberdaya oleh kalangan bangsawan.Kesehatan
masyarakat tidak dipahami dengan baik, sehingga jumlah umur begitu

130
pendek.Resiko kelahiran ibu dan anak sangat tinggi, tenaga medis sangat rendah
serta teknologi yang belum berkembang.Kondisi saat itu mencerminkan kualitas
hidup yang rendah.
b. Hukum Wagner
Ekonom Jerman Aldoph Wagner (1835-1917) dengan rumusnya yang dikenal
sebagai Hukum Wagner, menyatakan bahwa “ukuran pemerintah (size of
government) yang diuukur oleh pengeluaran public meningkat secara proposional
lebih besar dari pertumbuhan pendapatan nasional”. Hokum Wagner didasari oleh
kecenderungan umum untuk ukuran pemerintah yang tumbuh, yaitu (1)
penigkatan permintaan untuk belanja public, (2) peningkatan penyediaan
penerimaan pajak, (3) dan alasan politik-ekonomi, termasuk
perpanjangan/perluasan waralaba suara serta munculnya kelompok-kelompok
berkepentingan.

Tabel 3. Pembagian Pengeluaran Sosial atas GNP di Abad 20


Sumber : Hillman (2003)

Secara umum dapat dilihat, bahwa terjadi peningkatan pengeluaran public pada
negara-negara sepanjang abad 20, dimana data itu merupakan gabungan
pengeluaran public yang terdiri dari tunjangan kesejahteraan, tunjangan
pengangguran, tunjangan pension dan subsidi perumahan.Belanja social tumbuh
jauh di seluruh negara daripada yang terjadi pada abad 19.Tabel tersebut juga
membenarkan dari hukum Wagner.Selain itu, penggambaran teori Wagner juga

131
dapat diilustrasikan pada grafik 2.Dimana kenaikan pemerintah memiliki
hubungan eksponensial.

Grafik 2. Grafik Pengeluaran Pemerintah Menurut Wagner

Hukum Wagner
Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran
pemerintah yang semakin besar dalam pendapatan per kapita meningkat, secara
relatif pengeluaran pemerintahpun akan meningkat. Wagner menerangkan
mengapa peran pemerintah menjadi semakin besar, yang terutama disebabkan
karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat,
hukum, pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya.Wagner mendasarkan
pandangannya dengan suatu teori yang disebut teori organis mengenai
pemerintah (organic theory of the state) yang menganggap pemrintah sebagai
individu yang bebas bertindak, terlepas dari anggota masyarakat lainnya.
Formulasi hukum Wagner ialah sebagai berikut :

Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran


pemerintah yang semakin besar dalam prosentase terhadap PDB. Wegner
mengemukakan pendapatnya bahwa dalam suatu perekonomian apabila

132
pendapatan perkapita meningkat maka secara relatif pengeluaran pemerintah pun
akan meningkat. Wagner mengemukakan pendapatnya dalam bentuk suatu
hukum Wagner, sebagai berikut : Dalam suatu perekonomian, apabila
pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan
meningkat. Hukum Wagner dikenal dengan “ The Law of Expanding State
Expenditure”. Dasar hukum tersebut adalah pengamatan empiris di negara-
negara maju yaitu, Amerika Serikat, Jerman, Jepang. Wagner menerangkan
mengapa peranan pemerintah menjadi semakin besar, terutama disebabkab
karena pemerintah harus mengatur hubungan timbal balik dalam masyarakat.
Kelemahan hukum Wagner adalah karena hukum tersebut tidak didasarkan pada
suatu teori mengenai pemlilihan barang-barang publik. Wagner menadasarkan
pandangannya dengan suatu teori organis mengenai pemerintah (organic theory
of the state) yang menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas
bertindak, terlepas dari anggota masyarakat lainnya.
Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran
pemerintah yang semakin besar dalam prosentase terhadap PDB. Wegner
mengemukakan pendapatnya bahwa dalam suatu perekonomian apabila
pendapatan perkapita meningkat maka secara relatif pengeluaran pemerintah pun
akan meningkat. Wagner mengemukakan pendapatnya dalam bentuk suatu
hukum Wagner, sebagai berikut : Dalam suatu perekonomian, apabila
pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan
meningkat. Hukum Wagner dikenal dengan “ The Law of Expanding State
Expenditure”. Dasar hukum tersebut adalah pengamatan empiris di negara-
negara maju yaitu, Amerika Serikat, Jerman, Jepang. Wagner menerangkan
mengapa peranan pemerintah menjadi semakin besar, terutama disebabkab
karena pemerintah harus mengatur hubungan timbal balik dalam masyarakat.
Kelemahan hukum Wagner adalah karena hukum tersebut tidak didasarkan pada
suatu teori mengenai pemlilihan barang-barang publik. Wagner menadasarkan
pandangannya dengan suatu teori organis mengenai pemerintah (organic theory
of the state) yang menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas
bertindak, terlepas dari anggota masyarakat lainnya.

c. Sisi Permintaan Yang Memperngaruhi Pertumbuhan Pemerintah


Permintaan untuk belanja publik meningkat ketika pemerintah ditugaskan
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan sosial.Disini disumsikan bahwa

133
terjadi peningkatan pendapatan perkapita pada masyarakat, sehingga mengikuti
hukum Wagner, maka peningkatan permintaan masyarakat untuk kesejahteraan
mereka terutama akan barang-barang publik akan meningkat pula Adanya
kenaikan pendapatan berarti adanya peluang untuk meningkatkan konsumsi
mereka, terutama untuk barang-barang publik. Karena barang publik yang
tersedia tidak dapat mereka penuhi sendiri, maka jalan satu-satunya bagi
masyarakat adalah dengan memintanya kepada pemerintah sebagai otoritas
kekuasaan yang mengayomi mereka. Tentu saja hal ini akan membuat
pemerintah harus menyediakan kebutuhan akan penyediaan barang public ke
masyarakat melalui peningkatan anggaran belanja publiknya.
Barang Publik
Jika barang publik adalah barang normal, permintaan oleh voter (pemilih) dan
wajib pajak meningkat dengan pendapatan (dan harga yang diberikan).Hukum
Wagner mengisyaratkan bahwa elastisitas pendapatan dan permintaan barang
publik adalah lebih dari satu. Ukuran pemerintah akan meningkat ketika
permintaan akan barang publik yang mereka sediakan bertambah dan terjadi
ketika pemerintah berhasil terus menyediakan barang publik melalui pajak atau
pinjaman pemerintah.
Eksternalitas
Peningkatan pendapatan akan membuat orang lebih memperhatikan serta
mengurangi dampak negative dari eksternalitas negatif. Air bersih dan udara
bersih menjadi sangat penting. Penyelesaian eksternalitas negative dipahami
sangat penting karena terkait dengan kualitas hidup. Orang juga akan mencari
perlindungan akan eksternalitas kejahatan dan pelecehan pribadi. Semuanya
didapatkan dari pemerintah sebagai regulator dan stabilitator
Asuransi Sosial dan Pemberian Hak
Pemberian hak asuransi sosial meningkatkan pengeluaran publik.Ada lebih
banyak asuransi yang menjamin ketika seseorang mempunyai pendapatan lebih
tinggi dan kaya sehingga lebih banyak resiko kerugian personal pada orang kaya
menjadi lebih sedikit dan hilang.Hal ini tidak lepas dari preferensi masyarakat
akan pentingnya segala hal yang berhubungan dengan keselamatan diri serta
kaitannya dengan kejadian yang tak terduga. Oleh karena itu, masyarakat yang
menjadi takut dengan hal-hal negative yang terjadi tidak terduga atau sewaktu-
waktu menuntut kepada pemerintah untuk menjamin mereka salah satunya
melalui pemberian hak asuransi sosial. Dilain pihak, orang-orang miskin tentu
menginginkan adanya kesetaraan dan kesejahteraan sosial yang lebih.Dapat

134
diasumsikan, adanya modernisasi yang terjadi di dunia ini membuka kesadaran
mereka untuk menghargai diri lebih baik.Namun karena keterbatasan pendapatan
yang mereka miliki membuat mereka tidak mampu mengakses dengan baik
terutama dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar.Jalan yang mereka
lakukan adalah memohon kepada pemerintah untuk membantu mereka dalam
pencapaian kesejahteraan lebih tersebut. Pemerintah sebagai otoritas kekuasaan
tentu memenuhi hak mereka salah satunya dengan memperkecil jurang
pendapatan antara orang kaya dan miskin, melalui transfer pendapatan seperti
pengenaan pajak progresif pada orang kaya yang kemudian akan di distribusikan
kepada orang miskin baik secara langsung berupa uang atau tidak (biasanya
melalui fasilitas barang publik) melalui program-program pemerintah.Oleh
karena itu transfer pendapatan kepada orang miskin dan kurang beruntung dapat
dipandang sebagai barang publik. Pemerintah tumbuh ketika seseorang
mengiginkan kesetaraan sosial yang lebih.
Demografi, Kesehatan, dan Transfer Pendapatan Ke Orang Tua
Demografi dan kesehatan memperngaruhi ukuran pemerintah. Karena terjadi
kenaikan pendapatan perkapita pada masyarakat, maka konsumsi akan barang
atau jasa untuk keamanan mereka semakin meningkat. Adanya kesempatan
akibat kenaikan pendapatan dalam memperoleh akses gizi maupun fasilitas
kesehatan yang lebih baik menyebabkan penigkatan kesehatan pada masyarakat.
Perbaikan pada kesehatan pada masyarakat ini menghasilkan orangorang yang
hidup lebih lama (karena angka harapan hidup mereka menjadi meningkat).
Hingga akhirnya, meningkatnya jumlah orang yang mampu bertahan hidup
sampai usia pensiun menuntut pemberian hak oleh pemerintah berupa kepastian
bahwa orang-orang tua hidup dengan martabat. Tak jarang ditemui, dinegara-
negara maju atau bahkan di kehidupan yang lebih modern, hak-hak orang tua
akan diabaikan oleh keluarganya karena alasan kesibukan. Maka orangorang tua
ini harus meminta kepada pemerintah untuk penjaminan hak mereka agar bisa
hidup lebih baik dan bermartabat. Salah satunya adalah permintaan akan layanan
kesehatan umum khusus manula serta wadah atau tempat khusus mereka agar
mereka mampu mengekspresikan kehidupan tua mereka.

Paternialisme dan Regulasi


Permintaan akan kebijakn paternialistik dan regulasi meningkat dengan
pendapatan.Hubungan paternialistik adalah hubungan keorangtuaan yang terjadi

135
dari pemerinthah sebagai orang tua yang menyediakan berbagai hal/pelayanan
dengan masyarakat sebagai anaknya yang menuntut pelayanan.Dengan
peningkatan pendapatan, orang-orang menjadi kurang mudah tertipu dan
meminta perlindungan dari penipu.Disini pemerintah memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk memilih berbagai kebijakan paternialisme yang sesuai
dengan standar hidup mereka yang semakin meningkat. Misalnya, pengkatan
pendapatan dan tingkat pendidikan menjadikan seseorang lebih sadar akan
penipuan dan kesehatan terutama keamanan produk. Hal itu menyebabkan
adanya permintaan kepada pemerintah terhadap regulasi obat-obatan
d. Penawaran Pendapatan dan Pertumbuhan Pemerintah
Ketika pemerintah tumbuh karena pengaruh dari sisi permintaan dan pemerintah
merespon dengan murah hati (tanpa adanya politik principal-agent dan masalah
birokrasi), maka manfaat dapat ditarik dari respon pemerintah terhadap
permintaan untuk peningkatan pengeluaran publik. Hal itu membuat pemerintah
untuk meningkatkan pendapatan mereka untuk tanggung jawab penyediaan
barang publik kepada masyarakat.Namun, adanya dasar pengenaan pajak dan
kurva Laffer membatasi pasokan penerimaan pajak dan menghambat
pertumbuhan pemerintah –seperti halnya penggelapan pajak. Selain itu, masalah
politik, birokrasi agent-principal, dan ilusi fiskal akan membuat pemerintah bisa
menghabiskan lebih banyak daripada yang diharapkan voters dan wajib pajak
dan bisa memilih pengeluaran dari voters dan wajib pajak yang tidak
menguntungkan mereka. Ketika pemerintah tumbuh karena pasokan peningkatan
penerimaan pajak, adalebih banyak sikap mendua tentang manfaat social
daripada ketika pemerintah tumbuh karena peningkatan permintaan pemilihdan
pembayar pajak untuk belanja publik. Lalu bagaimana askses dari pemerintah
untuk meningkatkan pajak pendapatan? Ada sejumlah cara, yaitu:
Pertumbuhan Basis Pajak
Penerimaan pajak tumbuh ketika peluang kena pajak berkembang. Dalam rangka
pertumbuhan ekonomi, akanada banyak orang-orang yang datang untuk berusaha
memiliki pendapatan di atas subsisten yang itu terkena pajak. Selain itu, basis
pajak juga bisa diperluas ketika seseorang yang sebelumnya menjalani hidup
mandiri memilih menyediakan bagi mereka dan keluarga mereka melalui
transaksi pasar yang kena pajak. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah
dalam menumbuhkan basis pajak adalah menggerakkan kembali sektor rill,
terutama sektor UMKM melalui penumbuhan jiwa kewrirausahaan. Dengan
meningkatnya dan berkembangnya UMKM, maka sedikit demi sedikit usaha-

136
usaha tersebut akan mencapai batas dimana mereka wajib dikenakan pajak. Pajak
pemerintah bisa dikenakan melalui penarikan pajak produksi atau pajak
penghasilan yang bersifat progresif.Dengan asumsi bahwa pertumbuhan
ekonomi meningkat, maka penggerakkan sektor rill ini bisa dimulai dengan
melakukan investasi langsung.Perwujudannya bisa melalui pelatihan-pelatihan
pelaku UMKM agar produk dan metode yang mereka gunakan bisa efisies dan
berdaya saing. Seperti contoh, pemerintah melakukan pelatihan pemasaran
online dan akuntansi sederhana sehingga UMKM akan lebih bersifat bankable
sehingga mudah menarik investor dalam pembiayaannya
Perempuan di Pasar Tenaga Kerja
Keterlibatan perempuan dalam pasar dunia tenaga kerja meningkatkan
pendapatan pemerintah, karena perempuan akan memperoleh penghasilan kena
pajak. Hal ini semakin diperkuat dengan berubahnya nilai-nilai dan norma-
norma dalam masyarakat tentang presepsi perkawinan dan memiliki anak pada
masa duniadimana perempuan lebih memilih karir dan penangguhan pernikahan
atau memiliki anak. Tanggungan Orang dengan Perpajakan Kemajuan dalam
transportasi dan komunikasi memperluas pendapatan pajak bagi pemerintah
dengan memungkinkan orang-orang untuk dikenakan pajak yang sebelumnya
tidak terkena jangkauan pajak. Perumbuhan sektor korporasi mengurangi jumlah
wirausaha dan meningkatkan proporsi pekerja dimana pengusaha/pemberi kerja
akan terkena pajak .Biaya transaksi pengumpulan pajak menurun dan peluang
untuk penggelapan pajak menurun bagi pembayar pajak.
e. Pengaruh Politik pada Pertumbuhan Pemerintah
Kategori ketiga yang memperngaruhi pertumbuhan pemerintah adalah politk.
Suara Mayoritas
Suara terbanyak dapat meningkatkan pertumbuhan pemerintah. Ketika minoritas
membayar sebagian besar pajak, mayoritas memiliki insentif untuk memilih
keuangan publik yang lebih, dan perpajakandan meningkatkanbelanja publik.
Sebagai contoh, suara parlemen yang didominasi oleh partai yang menghendaki
bahwa pengenaan pajak untuk perusahaan-perusahaan asing ditingkatkan guna
melindungi industri dalam negeri terlindungi.Dalam pemungutan suara minoritas
menginkan bahwa hal itu bisa dilakukan apabila belanja publik, seperti perbaikan
infrastruktur untuk perusahaan asing diperbaiki. Maka dalam hal ini akan terjadi
dua hal, yaitu peningkatan pajak sekaligus belanja publik pemerintah untuk
sektor infrastruktur.
Perluasan Waralaba

137
Waralaba pada awalnya didasarkan pada kepemilikan properti karena pemilik
properti takut harta mereka dirampas / dibatasi market share-nya yang luas oleh
suara mayoritas, sehingga menggunakan taktik perluasan waralaba. Lalu
bagaimana politik perluasan waralaba ini bisa meningkatkan pertumbuhan
pemerintah? Ketika ada aturan anti trust/monopoli pada suatu negara, maka hal
ini akan merugikan perusahaan-perusahan besar karena mereka dilarang untuk
memperbesar usahanya. Hal yang terburuk adalah bahwa jika melebihi batas
kepemilikan, maka akan terjadi perampasan harta kekayaan oleh pemerintah.
Dilain pihak, pengekangan ini juga tidak mampu meningkatkan pertumbuhan
pemerintah melalui pengenaan pajak pada perusahaan.Akhirnya, pengusaha
melakukan taktik waralaba. Dimana mereka menjual nama/brand perusahaan
mereka kepada orang lain, sehingga kepemilikannya bukan atas nama dia. Disini
pengusaha masih terus bisa memperluas usahanya, namun waralaba itu atas
nama pemilik yang berbeda-beda. Selain itu, hal ini menguntungkan pemerintah
karena perluasan waralaba memperluas pengenaan pajak bagi mereka.
Suara Perempuan
Perempuan akan memilih/memberikan suaranya untuk meningkatkan kondisi
sosial mereka melalui perluasan peran asuransi sosial pemerintah karena
kerentanan mereka dalam keluarga tradisional karena kehilangan
suamimerekayang merupakanpencari nafkahutama. Peran politik perempuan
terjadi, ketika mereka melalui organisasi/terjun kedalam dewan menyuarakan
hakkah mereka tentang perlakuan setara atau kesetaraan gender yang umumnya
terjadi pada negara-negara yang telah maju.Perempuan menghendaki hak-hak
mereka terpenuhi salah satunya adalah keamanan karena kerentanan fisik
mereka.Maka melalui suara mereka di parlemen, akhirnya diputuskan untuk
meningkatkan kesetaraan mereka melalui pemberian asuransi sosial. Dalam hal
ini, pemerintah akan meningkatkan belanja publik untuk perempuan. Perjuangan
hak lain oleh perempuan adalah adanya akses untuk pekerjaan yang sama dengan
laki-laki. Sesuai keterangan sebelumnya, apabila ini dipenuhi maka akan
semakin banyak pula perempuan di pasar tenaga kerja yang akan berimbas
semakin banyak pula pajak yang akan bisa ditarik.
Suara oleh Birokrat Pemerintah
Suara birokrat pemerintah umumnya terjadi di kota-kota besar yang memiliki
partai-partai besar yang mendukung pertumbuhan pemerintah untuk alasan
partai-partai itu.Sebagai contoh, ketika dalam suatu kota besar A terdapat
hanya dua partai besar yang berkoalisi, maka suara-suara dalam parlemen

138
hanya akan menentukan untuk kepentingan mereka. Seperti contoh, mayoritas
dua partai itu didukung oleh pegawai negeri, maka dalam alokasi APBD di
kota A tersebut akan banyak dialokasikan untuk belanja pegawai. Sementara
itu, partai-partai minoritas yang mendukung untuk penghematan anggaran
dengan pengurangan belanja pegawai maka hanya sedikit menyalurkan
haknya melalui pemungutan suara.
Pemerintahan yang Terpusat
Pertumbuhan pemerintah dapat melalui pemusatan pemerintah dengan suara
mayoritas yang dikendalikan yaitu oleh pengendalian pajak bagi mereka
sehingga mengurangi persaingan diantara pemerintah melalui pilihan lokasi
(otonomi).
6. Kegagalan Pemerintah
Dalam menjalankan peran-perannya sebagaimana di atas, pemerintah tidak
selalu berhasil.Secara sistematis malah sering menciptakan kegagalan
(government failure).Dalam istilah Krueger (1990) telah terjadi kegagalan
pemerintah secara kolosal (colosalgovernment failures).Di mana tidak jarang
memunculkan pula pendapat bahwa negara (pemerintah) merupakan
penyebab utama dari persolaan-persoalan di negara modern, dan bukannya
sebuah penyelesaian. Merujuk pada Krueger (1990) kegagalan pemerintah
dapat dikelompokkan menjadi dua jenis: comossion failures dan failures of
commision. Commision failures misalnya pada BUMN yang ongkosnya
mahal dan tidak efisien, ketidakefisienan dan pemborosan dalam program-
program investasi pemerintah, kontrol pemerintah yang terlalu jauh dan mahal
biayanya atas aktivitas sektor swasta, maupun defisit anggaran pemerintah
yang disebabkan oleh defisit BUMN dan mendorong inflasi yang tinggi
dengan konsekuensi lanjutannya adalah terhadap alokasi sumber daya,
perilaku tabungan maupun alokasi investasi swasta. Sedangkan failures of
comossion misalnya memburuknya fasilitas transportasi dan komunikasi yang
menyebabkan naiknya biaya aktivitas sektor swasta maupun sektor publik,
pemeliharaan fixed nominal exchange rate berhadapan dengan laju inflasi
yang begitu cepat yang disokong dengan exchange control dan lisensi impor,
kegagalan memelihara fasilitas infrastruktur yang ada. Produk ikutan dari
kedua jenis kegagalan pemerintah tersebut adalah munculnya korupsi besar-
besaran dan begitu nyata.Pemerintah justru berubah menjadi pemburu rente
(rent seeking) Mobutu), Filipina (Marcos), Haiti (Duvaliers), Nicaragua
(Samoza), dan masih banyak lagi (Bardhan, 1990), tidak terkecuali Indonesia

139
terutama di bawah Suharto. Korupsi yang tinggi biasanya dialami oleh negara
sedang berkembang atau negara yang memiliki gaya kepemimpinan otoriter
Terdapat beberapa faktor yang menjadi sumber timbulnya kegagalan
pemrintah:
1. Campur tangan pemerinth kadang tidak diperkirakan terlebih dahulu.
Misalnya saja, kebijakan Misalnya saja, kebijakan pemerintah dalammengatur
tat niaga cengkeh agar penghasilan petani cengkeh naik, ternyata membawa
dampak permintaan tembakau menurun sehingga endapatan petani tembakau
juga turun.
2. Campur tangan pemarintah memerlukan biaya yang tidak murah,oleh
akrena itu maka campur tangan pemerintah harus dipertimbankan manfaaat
dan biayanya scara cermat agat tidak lebih besar daripada biaya masyarakat
tanopa adanya campur tangan pemerintah.
3. Adanya kegagalan dalampelaksanaan program pemerintah. Pelaksanaan
program pemraintah memerlukan tender, dan sistem yang kompleks.
4. Perilaku pemegang kebijakan pemareintah yang bersifa mengjar
keuntungan probadi
7. Hubungan Paralel Antara Kegagalan Pasar Dan Kegagalan Pemerintah
Seperti perusahaan, para birokrat juga memaksimalkan utilitas dengan cara
mengikuti kepada aturan dan politisi yang mengatur mereka, yaitu pembuat
kebijakan bagi negara. Ada kesamaan antara Teori wolf Dan Teori Stiglitz
mengenai kegagalan Pasar Dan non-pasar. Mereka berdua mengakui
kegagalan tidak akan terjadi dalam dua kasus dengan keadaan yang berbeda.
Dalam banyak kasus, lembaga pemerintah dan swasta bertindak dengan cara
serupa. Stern Dan Stiglitz mencatat tiga elemen umum antara strategi
pemerintah dan strategi perusahaan: yaitu, (a) perumusan tujuan, (b) desain
organisasi dan pelaksanaan tujuan, dan (c) identifikasi agenda untuk aksi.
Salah satu perbedaan mendasar antara dua jenis strategi adalah bahwa strategi
korporasi dipandu terutama oleh tujuan terbatas yaitu probabilitas sedangkan
tujuan pemerintah jauh lebih luas didefinisikan dalam hal peningkatan standar
hidup dan kesejahteraan sosial.Selanjutnya, sedangkan perusahaan dapat
menikmati koherensi dalam pengambilan keputusan, pemerintah (khususnya,
yang demokratis) mungkin perlu untuk sampai pada konsensus di antara sudut
pandang yang berbeda dan berlawanan. Kegagalan pemerintah dapat terjadi
untuk jenis yang sama sebagai alasan kegagalan pasar. Sementara
eksternalitas dan ketimpangan distribusi digunakan sebagai dua argumen

140
dalam mendukung tindakan pemerintah, kegagalan pemerintah juga dapat
terjadi pada domain tesis.Dalam kasus Indonesia, kegagalan pemerintah
sebagian besar terjadi karena kesalahan pengabilan keputusan dalam
menangani kegagalan pasar yang terjadi dipasar karena ulah produsen.
Misalnya karena mahalnya harga minyak yang ditetapkan oleh pihak
pertamina menyebabkan pemerintah menetapkan kebijakan subsidi harga
minyak, namun kebijakan subsidi harga minyak ini oleh sebagian orang
dinilai tidak tepat karena hanya akan menambah beban negara. Sedangkan
penerima subsidsi kebanyakan adalah golongan menengah keatas.Hal di atas
menyebabkan ketidak efisienan, sehingga alokasi minyak tidak
sempurna.Ketidak sempurnaan alokasi ini berujung pada harga-harga yang
masih mahal sehingga produsen enggan berproduksi banyak.Hal ini berujung
tidak efisiensi pula alokasi barang dan jasa sehingga bisa dikatakan terjadi
kegagalan pasar.
Kegagalan pemerintah banyak diakibatkan tarikan kepentingan pemerintah
sendiri atau kelompok tertentu (interest groups) yang tidak mendorong
efisiensi. Kelompok tertentu ini memanfaatkan pemerintah untuk mencari
keuntungan (rent seeking) melalui proses politik, melalui kebijaksanaan dan
sebagainya. Aksi pencarian keuntungan (rent seeking) bisa dalam berbagai
bentuk :
1. Kelompok yang punya kepentingan tertentu (interest groups) melakukan
loby dan usaha-usaha lain yang memungkinkan diberlakukannya aturan yang
melindungi serta menguntungkan mereka
2. Praktek mencari keuntungan bisa juga berasal dari pemerintah sendiri
secara sah misalnya memberlakukan proteksi berlebihan untuk barangbarang
tertentu seperti menegnakan pajak impor yang tinggi dengan alasan
meningkatkan efisiensi perusahaan dalam negeri.
3. Praktek mencari keuntungan ini bisa juga dilakukan oleh aparat atau oknum
tertentu yang emmpunyai otoritas tertentu, sehingga pihak-pihak yang
berkepentingan bisa memberikan uang jasa atau uang pelicin untuk keperluan
tertentu, untuk menghindari resiko yang lebih besar kalau ketentuan atau
aturan diberlakukan dengan sebenarnya. Praktek mencari keuntungan ini
membuat alokasi sumber daya menjadi tidak efisien dan pelaksanaan atuan-
aturan yang mendorong efisiensi tidak berjalan dengan semestinya. Praktek
jenis ini bisa mendorong terjadinya eksternalitas. Sebagi contoh, Perusahaaan
yang mengeluarkan limbah yang merusak lingkungan. Berdasarkan

141
perhitungan atau estimasi perusahaan A harus mengeluarkan biaya (denda)
yang besar (misalnya Rp. 1 milyar) untuk menanggulangi efek dari limbah
yang dihasilkan itu. Pencari keuntungan (rent seeker) bisa dari perusahaan itu
sendiri atau dari pemerintah atau oknum memungkinkan membayar kurang
dari 1 milyar agar peraturan sesungguhnya tidak diberlakukan, dan denda
informal ini belum tentu menjadi revenue pemerintah. Sehingga akhirnya
dampak lingkungan yang seharusnya diselidiki dan ditangani tidak
dilaksanakan dengan semestinya sehingga masalahnya menjadi bertambah
serius dari waktu ke waktu

142
BAB XI
KESTABILAN EKONOMI

1. Pasang Surutnya Kegiatan Ekonomi


Sistem ekonomi suatu negara, akan selalu mengalami gelombang pasang
surut pertumbuhan ekonomi beserta indikator-indikatornya seperti
kesempatan kerja, investasi, tabungan, tingkat suku bunga, besarnya anggaran
negara. Ekonomi tidak bisa tumbuh terus tanpa batas. Kehidupannya selalu
ditandai oleh fluktuasi dengan periode meningkatnya kegiatan ekonomi,
disusul dengan titik puncak yang sekaligus merupakan titik balik (the upper
turning point). Terjadi krisis, yang disusul dengan periode menurunnya
kegiatan ekonomi, atau baisse, sampai tingkat pertumbuhan dan besaran-
besaran makro ekonomi lainnya mencapai titik paling rendah. Terjadilah titik
balik terendah (the lower turning point), disusul dengan periode kenaikan
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, atau economic boom,
atau hausse lagi. Gejala pasang surutnya kegiatan ekonomi secara periodik di
dalam teori ekonomi disebut business cycle atau conjunctuur.
Dalam sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia, kita selalu mengalami
gelombang pasang surutnya pertumbuhan ekonomi beserta indikator-
indikatornya seperti kesempatan kerja, investasi, tabungan, tingkat suku bunga,
besarnya anggaran negara.
Ekonomi tidak bisa tumbuh terus tanpa batas. Kehidupannya selalu ditandai
oleh fluktuasi dengan periode meningkatnya kegiatan ekonomi, disusul dengan
titik puncak yang sekaligus merupakan titik balik (the upper turning point).
Terjadi krisis, yang disusul dengan periode menurunnya kegiatan ekonomi,
atau baisse, sampai tingkat pertumbuhan dan besaran-besaran makro ekonomi
lainnya mencapai titik paling rendah. Terjadilah titik balik terendah (the lower
turning point), disusul dengan periode kenaikan perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi, atau economic boom, atau hausse lagi. Gejala pasang

143
surutnya kegiatan ekonomi secara periodik di dalam teori ekonomi
disebut business cycle atau conjunctuur.
Jadi kalau ekonomi suatu negara pada saat tertentu tiba pada titik tertinggi,
yang lalu mentok dan terjadi krisis, yang disusul dengan memasuki resesi, hal
itu sangat wajar. Ekonomi akan merosot terus, dan pada waktunya nanti akan
dicapai titik terrendah. Bertolak dari sini, gelombangnya meningkat lagi.
Sangat jelas bahwa ekonomi kita memasuki resesi. Titik baliknya berupa krisis
keuangan di Amerika Serikat dengan dampak yang telah saya kemukakan
dalam artikel pertama, yaitu ekspor ke AS, Eropa dan Jepang tersendat. Modal
yang tertanam dalam saham-saham di Indonesia dijual karena sedang sangat
diperlukan untuk negerinya sendiri. Dampaknya IHSG anjlok. Hasil rupiahnya
dibelikan dollar, nilai tukar rupiah anjlok. Dampak psikologisnya semuanya
mengerem pembelian, permintaan menurun, produksi dikurangi, PHK
meningkat, daya beli menurun, permintaan menurun, omset menurun, investasi
dikurangi lagi dan seterusnya terjadi spiral ke bawah atau downward
spiraling yang sangat kita kenali dalam resesi-resesi, apalagi depresi yang lalu.
Apakah pemerintah sebagai pengelola ekonomi negara tidak bisa berbuat apa-
apa kecuali membiarkan ekonomi bergelombang naik turun atas dasar
mekanisme pasar? Jawabnya jelas bisa, dan bahkan harus. Kita mengenalnya
dengan sebutan kebijaksanaan yang “antisiklis”. Tetapi tipologi dari krisisnya
itu sendiri yang merupakan the upper turning point sangat bervariasi. Tipe titik
balik tertinggi atau krisis mewarnai resesi yang dimasukinya. Pengenalannya
sangat penting untuk mengetahui, apakah kita memang mempunyai instrumen-
instrumennya untuk membendung arus yang tidak kita kehendaki, ataukah kita
dihadapkan pada keterbatasan yang membuat semua upaya dan usaha sia-sia?
Mari kita telusuri permasalahannya.
a. Analisa tipe krisis dan resesi
Dalam tulisan ini saya mencoba mendekati resesi yang kita masuki dari segi
teori dan pola business cycle. Pertama-tama ingin saya kemukakan berbagai
macam teori dan pola yang ada. Lalu kita coba menempatkan tipe resesi
ekonomi yang kita alami dewasa ini termasuk kedalam teori atau pola yang
mana. Berdasarkan pengenalan dan analisa mengenai teori dan pola yang kira-
kira berlaku untuk Indonesia, kita bisa mencoba mendeteksi, terapi apa yang
sebaiknya kita terapkan.
Semua teori sepakat mengenai gambaran dari periode meningkatnya kegiatan
ekonomi, hausse, atau gelombang pasang, dan menurunnya kegiatan

144
ekonomi, baisse atau gelombang surut. Dalam periode gelombang pasang,
investasi selalu lebih besar daripada tabungan yang dapat dibentuk oleh
pendapatan nasional. Kekurangannya selalu dibiayai oleh penciptaan uang,
antara lain melalui kredit bank. Dalam periode gelombang surut, tabungan yang
terbentuk dari pendapatan nasional selalu lebih besar daripada investasi. Dalam
periode ini terjadi pemusnahan uang, antara lain dengan membayar kembali
kredit bank. Selisih antara investasi dan tabungan justru merupakan saluran
bagi mengembang dan menciutnya arus uang, yang dalam hal ini sama dengan
mengembang dan menciutnya permintaan akan barang dan jasa.
Dalam menjelaskan mengenai mengapa krisis terjadi yang merupakan titik
balik dari gelombang pasang menjadi gelombang surut, teori-teori business
cycle dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yang masing-masing dapat
disebut sebagai kelompok dari teori-teori overinvestment dan kelompok dari
teori-teori underconsumption.
b. Kelompok teori underconsumption
Menurut kelompok teori-teori ini, cikal bakal dari krisis adalah kenaikan dari
permintaan untuk barang-barang konsumsi yang tidak setimpal dengan
kenaikan kapasitas produksi dari barang-barang konsumsi tersebut. Permintaan
masih meningkat, tetapi naiknya tidak setimpal dengan membesarnya kapasitas
produksinya. Karena permintaan tidak dapat menyerap volume produksi, tidak
ada gunanya memperluas kapasitas lebih lanjut. Gairah untuk investasi
berkurang. Di sini awal kirsis, karena dengan berkurangnya gairah investasi,
investasi menurun, yang mengakibatkan pendapatan menurun, dengan akibat
konsumsi menurun. Konsumsi menurun berarti permintaan terhadap barang-
barang konsumsi menurun, sehingga gairah terhadap investasi tambah menurun
lagi dan seterusnya. Terjadilah spiral ke arah menurunnya seluruh kegiatan
ekonomi dan menurunnya indikator-indikator makro ekonomi. Menurut teori
ini, sebab utama adalah konsumsi yang tidak bisa membengkak terus sesuai
dengan pembengkakan kapasitas produksinya. Maka menurut kelompok teori
ini, obatnya adalah bahwa pada waktu krisis terjadi, kita harus meningkatkan
konsumsi dengan cara memompa atau menambah daya beli kepada masyarakat,
kalau perlu dengan deficit spending. Sasarannya biasanya adalah pembangunan
proyek-proyek prasarana oleh pemerintah. Kalau pola krisis dan resesi seperti
ini, investasi proyek-proyek besar disyukuri.
Para pencetus atau penganut teori ini dengan nuansa dan variasinya masing-
masing adalah Samuelson melalui teori akselerasi dan multiplier. Aftalion

145
dengan memasukkan unsur gestation period. Hicks, Harrod dan Haberler yang
melihat mentoknya unsur manusia sebagai faktor produksi, Kaldor dan Kalecki
yang melihatnya dari segi psikologis, yaitu faktor kejenuhan manusia, dan
Schumpeter yang menjelaskannya dari segi kurangnya inovasi untuk
berinvestasi.

c. Kelompok teori overinvestment


Inti dari teori-teori overinvestment adalah bahwa investasi yang selama
gelombang pasang selalu memang lebih besar daripada tabungan, dilakukan
dengan menggunakan kredit dari bank yang semakin lama semakin besar.
Artinya, selama gelombang pasang, pembentukan modal sendiri atau equity
capital tertinggal dibandingkan dengan kesempatan dan gairah investasi. Maka
investasi dilakukan dengan kadar kredit dari bank yang semakin lama semakin
membengkak. Kesediaan dan kemampuan bank tidak akan berkelanjutan tanpa
batas. Pada suatu saat, kredit bank akan berkurang. Dengan demikian investasi
akan berkurang, dan krisis dimulai. Pemikiran ini tampak jelas pada Machlup.
Antara lain Witteveen mengatakan bahwa selama kesempatan bisnis atau
kesempatan untuk investasi masih ada, walaupun investasi dibiayai oleh kredit
bank pada mulanya, peningkatan investasinya sendiri akan mengakibatkan
kenaikan pendapatan yang berganda lewat multiplier. Pendapatan yang
meningkat akan membentuk pula tabungan yang meningkat, dan tabungan ini
akan cukup untuk menutup investasi yang pada mulanya dibiayai dengan kredit
bank. Maka selama kita masih belum mentok pada salah satu faktor produksi,
investasi bisa dilakukan terus.
Namun kelompok teori overinvestment menekankan bahwa walaupun kredit
bank bisa dipakai sebagai pembiayaan investasi, yang nantinya akan ditutup
dengan tabungan yang akan dibentuk, pasti akan ada faktor produksi yang
menjadi kendala di dalam gelombang pasang. Faktor produksi ini menjadi
rerbutan dan harganya akan naik. Maka untuk mempertahankan volume
investasi, dibutuhkan lebih banyak lagi modal, karena adanya peningkatan
harga pada faktor-faktor produksi yang sudah menjadi langka. Dengan
demikian, kebutuhan akan pembiayaan oleh bank akan menjadi membengkak,
sehingga akhirnya banknya sendiri akan tersendat dalam kemampuannya.
Bilamana sumber pembiayaan bagi investasi ini tersendat, investasinya
tentunya akan tersendat pula, dan dengan menurunnya investasi, krisis dimulai.
Jadi yang mentok akhirnya toh berpulang pada faktor modal lagi.

146
Saya sendiri ingin menambahkan bahwa rentabilitas dari seluruh investasi tidak
selalu lebih tinggi dari tingkat suku bunga bank. Bilamana rentabilitas investasi
atau Return On Investment (ROI) lebih kecil dari tingkat suku bunga,
perusahaan-perusahaan yang memakai banyak kredit akan berguguran dengan
kebangkrutan, atau dipaksa menciutkan skala usahanya.

d. Perbedaan dasar antara kedua kelompok teori konjungtur


Sekarang kita telaah lebih dalam, apa sebenarnya yang merupakan inti
perbedaan antara kelompok teori underconsumption dan kelompok
teori overinvestment? Teori overinvestment melihat bahwa cikal bakal krisis
muncul selama gelombang pasang sedang berlangsung, karena kuatnya
keinginan untuk investasi, sehingga akhirnya pertumbuhan investasi ini mentok
pada pembiayaannya, yang selalu ditutup oleh kredit bank. Kredit bank ini ada
batasnya, sehingga pada saat pembiayaan oleh bank tersendat, krisis terjadi.
Oleh karena itu, kelompok teori ini berpendapat bahwa usaha menghindarkan
diri dari krisis harus dilakukan selama gelombang pasang sedang berjalan.
Tidak boleh ditunggu sampai krisis sudah terjadi. Bahkan banyak penganut
teori ini mengatakan bahwa apabila krisis sudah terjadi, kita tidak dapat berbuat
lain kecuali menyerahkan penyembuhannya pada proses alamiah yang sangat
menyakitkan. Artinya, kita tidak dapat berbuat lain kecuali membiarkan resesi
ekonomi sampai mencapai titik balik yang terendah, dan proses gelombang
pasang dimulai lagi berdasarkan titik keseimbangan baru yang terletak pada
tingkat “the lower turning point”.
Pada kelompok teori underconsumption (seperti yang kita lihat tadi), cikal
bakalnya krisis adalah pertumbuhan konsumsi yang kurang sepadan dengan
pertumbuhan kapasitas produksi dari barang-barang konsumsi ini. Oleh karena
itu, penanganan krisis adalah dengan meningkatkan konsumsi setelah krisis
terjadi.
Jadi pada teori underconsumption, krisis harus diatasi dengan meningkatkan
konsumsi. Pada teori overinvestment, krisis hendaknya diperlunak dengan cara
mengurangi konsumsi dan investasi, agar bisa memperbesar tabungan.
Tindakannya pun harus cukup dini selama gelombang pasang masih
berlangsung. Kalau sudah terlambat, tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali
menjalani proses yang sangat menyakitkan.
Contoh bagi kita saat ini antara lain adalah mega proyek dalam bidang properti
yang mencapai jumlah puluhan milyar US$. Berapa besar yang sudah dibangun

147
setengah jalan? Kalau diteruskan tidak ada uangnya. Kalau dihentikan akan
menjadi besi tua. Inilah antara lain yang saya artikan dengan proses yang
menyakitkan.
Kita lihat dengan jelas bahwa terapi yang disajikan oleh teori
underconsumption bertolak belakang dengan terapi yang disajikan oleh teori
overinvestment. Baik instrumen yang dipakai maupun timing penanganannya.
Maka pertanyaan yang paling krusial adalah teori manakah yang pada saat ini
kira-kira berlaku bagi Indonesia? Teori underconsumption atau
teori overinvestment? Sebelum menelusuri lebih dalam, kita teropong terlebih
dahulu hubungan antara kedua kelompok teori ini dengan struktur ekonomi
makro kita, karena teori mana yang berlaku bagi sesuatu negara dalam suatu
kurun waktu tertentu, sangat banyak ditentukan oleh struktur ekonomi
makronya yang berlaku dalam kurun waktu yang bersangkutan.
e. Struktur dan konjungtur
Dalam analisa tulisan ini yang diartikan dengan struktur adalah perbandingan
antara modal dan tenaga kerja. Kegiatan ekonomi atau investasi dan produksi
tidak lain adalah mengkombinasikan faktor produksi tenaga manusia dan modal
untuk mengolah alam menjadi barang-barang konsumsi dan alat-alat produksi.
Jarang sekali terjadi bahwa untuk jangka waktu yang cukup lama, jumlah
tenaga kerja yang tersedia tepat cukup untuk dikombinasikan dengan jumlah
modal yang ada.
Untuk periode yang cukup lama, modal lebih banyak daripada tenaga kerja
yang tersedia. Struktur yang demikian kita namakan STRUKTUR LANGKA
TENAGA KERJA. Keadaan yang sebaliknya adalah bahwa kita selalu
kekurangan modal untuk dapat menciptakan lapangan kerja bagi seluruh
angkatan kerja. Struktur ini kita namakan STRUKTUR LANGKA MODAL.
Witteveen berpendapat bahwa dengan struktur langka modal, yang berlaku
adalah teori-teori overinvestment. Dalam kurun waktu yang ditandai oleh
struktur langka tenaga kerja, yang berlaku adalah teori underconsumption.
Tanpa penelahaan lebih dalam, hubungan ini memang logis. Kurang modal
berarti faktor ini yang akan mentok terlebih dahulu. Jadi klop
dengan overinvestment seperti yang tergambarkan tadi. Kurang tenaga manusia
berarti kurang mulut yang berkonsumsi. Jadi klop dengan underconsumption.
Kita melihat bahwa pada teori underconsumption, struktur yang melandasi
penyebab krisis adalah tiadanya kesempatan untuk menginvestasikan tabungan,
karena faktor tenaga kerja sudah terpakai habis. Dalam struktur yang ditandai

148
oleh langka modal, kita dihadapkan pada kecenderungan yang kuat dan terus
menerus untuk melakukan investasi agar bisa memberikan lapangan kerja
kepada penduduknya. Kecenderungan yang kuat ini lalu dipaksakan dengan
pembiayaan-pembiayaan melalui kredit bank. Seperti telah diuraikan diatas,
pembiayaan semacam ini tidak bisa berkelanjutan tanpa batas. Kredit bank
akan tersendat, dan biaya-biaya investasi akan meningkat.
f. Apa yang berlaku untuk indonesia?
Tanpa penelitian lebih lanjut, rasanya bagi Indonesia, seperti halnya dengan
negara-negara berkembang lainnya, struktur pada umumnya adalah langka
modal. Maka yang berlaku rasanya adalah teori overinvestment.
Berdasarkan teori ini, tidak akan banyak manfaatnya untuk meningkatkan
investasi terus dengan memompa atau memperbesar daya beli masyarakat,
karena krisis terjadi justru disebabkan oleh overinvestment. Yang perlu
dilakukan oleh pemerintah adalah sekedar supaya resesi tidak menjadi
terlampau parah. Secara mental kita harus sudah siap dengan proses alamiah
untuk mencapai keseimbangan baru. Yang dapat dilakukan adalah tight money
policy, penjadwalan kembali proyek-proyek besar tanpa pandang bulu milik
siapa proyek itu, pengendalian kredit komersial dari luar negeri. Pokoknya
mengerem investasi. Dengan mengerem investasi kita memang memasuki
resesi yang akan merupakan proses yang menyakitkan, tetapi tidak bisa kita
hindarkan. Ini adalah biaya yang dari waktu ke waktu harus kita bayar karena
kita ingin memiliki ekonomi yang tidak sentralistik dan tidak otoriter. Maka
kita harus menghadapi resesi yang kita masuki sekarang ini dengan tenang dan
wajar, karena gelombang ekonominya sedang surut. Kita berkonsolidasi untuk
boom yang pasti akan datang setelah kita mencapai the lower turning point .
Yang perlu ditegakkan adalah konsistensi dalam pelaksanaan dan disiplin baja
tanpa pilih kasih. Yang perlu dipantau dan diantisipasi adalah perubahan
kondisi psikologi massa yang setiap saat mendadak bisa mencapai
momentumnya, agar theory of the rational expectation yang negatif tidak
terjadi. Pemerintah perlu siap dengan gebrakan-gebrakan psikologis bilamana
sewaktu-waktu nanti diperlukan.
2. Kebijakan Ekonomi Di Indonesia
Kebijakan Indonesia dalam masalah ekonomi terus dilakukan dan
dikembangkan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Dilansir dari
situs resmi Bank Indonesia, untuk menjaga stabilitas makroekonomi diperlukan
dua kebijakan penting, yaitu:

149
a. Pemenuhan berbagai faktor pendukung bagi pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja. Khususnya percepatan pembangunan infrastruktur
baik fisik maupun nonfisik.
b. Pengembangan sektor ekonomi potensial yang berdaya saing tinggi dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, informasi digital, dan e-
commerce.
Kombinasi kebijakan tersebut didukung partisipasi swasta secara aktif.
Diyakini mampu mengatasi berbagai permasalahan dalam perekonomian
Indonesia seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial ekonomi.
3. Kebijakan Indonesia
Terdapat lima kesepakatan kebijakan yang konsisten dan bersinergi, yaitu:
a. Percepatan infrastruktur
Mendorong percepatan infrastruktur akan mendukung tumbuhnya sektor-sektor
ekonomi. Upaya pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor
ekonomi potensial juga memerlukan adanya keselarasan dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW). Peningkatan peran proaktif dari pemerintah daerah
untuk memperbaiki infrastruktur di daerah juga diperlukan. Hal tersebut
dilakukan melalui:
- Peningkatan kualitas dan kuantitas jalan kabupaten atau kota.
- Optimalisasi pemanfaatan dana desa untuk pembangunan infrastruktur dan
sarana desa.
- Pengembangan dan pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
- Perbaikan infrastruktur kunci lain yang menjadi tanggung jawab pemerintah
desa.
b. Perkembangan sektor ekonomi potensial
Mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai
sumber pertumbuhan baru yang disesuaikan dengan karakter daerah.
c. Perkembangan sektor industri
Mendorong berkembangnya sektor industri berdaya saing tinggi. Selain
pengembangan infrastruktur fisik juga dilakukan upaya sebagai berikut:
- Meningkatkan kapasitas SDM melalui pendidikan vokasi. Seperti
pembangunan dan penyelenggaraan politeknik atau akademisi di kawasan
industri.
- Meningkatkan skala ekonomi dan kapasitas industri kecil dan menengah
(IKM) dengan pendampingan yang memastikan jaminan produk,
keamanan, dan standar.

150
- Optimalisasi penggunaan teknologi dan integrasi IKM ke perekonomian
digital melalui pengembangan e-smart IKM dengan sentra di seluruh
Indonesia.
d. Pengembangan sektor pertanian
Pengembangan sektor pertanian difokuskan pada upaya meningkatkan nilai
tambah hasil produksi pertanian. Dengan beberapa cara sebagai berikut:
- Memperkuat kelembagaan petani melalui pengembangan corporate
farming. Sehingga agroindustri-agrobisnsis berkembang.
- Meningkatkan akses pembiayaan usaha pertanian antara lain melalui
penyaluran KUR pada sektor primer. Di dukung dengan asuransi
pertanian dan peternakan.
- Melakukan intensifikasi pertanian, serta meningkatkan efisiensi distribusi
logistik dan perbaikan tata niaga pangan.
e. Pengembangan sektor pariwisata
Pengembangan sektor pariwisata bisa dilakukan dengan strategi penguatan
atraksi, akses, dan amenitas sebagai quick wins. Hal tersebut bisa
diaplikasikan pada destinasi unggulan pariwisata tematik, seperti wisata
bahari, sejarah, religi, dan tradisi seni budaya. Penguatan branding dan
promosi wisata di daerah juga terus dioptimalkan dengan menggunakan
teknologi

4. Tantangan Kebijakan Ekonomi Di Indonesia Dan Bauran Kebijakan Atas


Dampak Covid – 19.
Pandemi COVID-19 membuat tahun 2020 menjadi tahun yang sulit untuk seluruh
negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Hingga 30 Mei 2020, jumlah kasus yang
terkonfirmasi di Indonesia mencapai 25.773 individu, dimana 7.015 pasien
dinyatakan sembuh dan 1.573 orang di antaranya meninggal dunia (Worldometer
2020). Sayangnya, kapasitas tes harian di Indonesia per 25 Mei 2020 masih
cenderung kecil, yaitu 0,02 orang per 1.000 penduduk. Kapasitas tes tersebut
masih kalah jauh dengan negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapura yang
mencapai 0,27 dan 0,68 orang per 1.000 penduduk (Our World in Data 2020).
Akibatnya, data jumlah kasus yang dilaporkan kemungkinan lebih rendah dari
yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Pemerintah pun telah berupaya menghentikan penyebaran wabah tersebut di
dalam negeri. Salah satunya dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB). Daerah pertama yang menerapkan PSBB adalah DKI Jakarta yang

151
dimulai sejak Jumat, 10 April 2020. Hingga pertengahan Mei 2020, terdapat
empat provinsi dan 12 kabupaten/kota yang menerapkan PSBB.

Gambar 1. Perbandingan Rata-Rata Tingkat Pertumbuhan Kasus Setiap


Provinsi Sebelum dan Sesudah PSBB DKI Jakarta, dalam persen

Sumber: Yazid dan Palani (2020)

Berdasarkan grafik di atas, perbandingan rata-rata pertumbuhan jumlah kasus


sebelum dan sesudah diberlakukan PSBB menunjukkan penurunan sekitar
3,18 persen secara nasional. Daerah episentrum pun menunjukkan
pertumbuhan kasus yang semakin rendah. Meskipun demikian, fakta tersebut
belum cukup untuk menjustifikasi bahwa PSBB berhasil meredakan
penyebaran COVID-19 bila mobilisasi masyarakat belum bisa secara optimal
ditekan dan kapasitas tes di daerah masih minim. Di sisi lain, masih terdapat
beberapa provinsi yang mengalami pertumbuhan kasus mingguan.

Gambar 2. Tingkat Pertumbuhan Kasus Mingguan di Beberapa Provinsi di


Indonesia, dalam persen

152
Sumber: CEIC (2020), diolah

Oleh sebab itu, pemerintah daerah perlu meningkatkan kewaspadaan dan


memastikan fasilitas kesehatan yang tersedia memadai (Yazid dan Palani
2020). Pemerintah daerah sebaiknya memfokuskan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) untuk keperluan pencegahan dan penanganan
COVID-19, seperti meningkatkan kapasitas tes, memastikan ketersediaan
alat pelindung diri bagi tenaga medis, menjamin jumlah ruang untuk rawat
inap memadai, memastikan masyarakat menerapkan social distancing, dan
menjaga pintu-pintu masuk daerah dari pemudik yang berdatangan.

a. Tantangan Perekonomian Indonesia


Dunia diprediksi akan menghadapi tantangan ekonomi yang lebih kompleks
dari krisis keuangan global dan akan menjadi resesi terburuk sejak Great
Depression (Gopinath 2020). Dalam konferensi pers Komite Stabilitas
Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani menyatakan bahwa posisi arus modal
keluar Indonesia pada kuartal I-2020 mencatatkan nilai Rp145,28 triliun, dua
kali lebih besar dibandingkan dengan krisis keuangan global 2008 yang
bernilai Rp 67,9 triliun (Katadata 2020).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami tekanan yang cukup
dalam semenjak publikasi kasus pertama COVID-19 di Indonesia. IHSG
bahkan sempat tersungkur hingga menyentuh posisi terendahnya, yaitu
3.937,632 pada 24 Maret 2020. Pemangkasan suku bunga acuan The Fed
pada 15 Maret 2020 sebesar 100 bps tampaknya turut memberikan tekanan
pada IHSG. Menurut Baker et. al. (2020), tidak ada wabah penyakit menular
sebelumnya yang berdampak berat pada pasar saham sekuat pandemi
COVID-19 karena pandemi  ini memiliki implikasi serius bagi kesehatan
masyarakat dan persebaran informasi saat ini yang sangat cepat.
Gambar 3. Grafik Pergerakan IHSG Januari-Mei 2020

Sumber : CEIC (2020), diolah

153
Himbauan untuk melakukan work from home dan social
distancing menyebabkan berbagai sektor usaha mengalami kemunduran,
bahkan beberapa di antaranya terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK). Menurut data Kemenaker per 1 Mei 2020, pandemi COVID-19
menyebabkan  1.032.960 pekerja sektor formal yang dirumahkan, 375.165
pekerja sektor formal yang di-PHK, dan 314.833 pekerja sektor informal
yang terdampak (Kemenaker 2020). Selain itu, Centre of Reform on
Economics (CORE) Indonesia memprediksi bahwa jumlah pengangguran di
Indonesia akibat COVID-19 pada kuartal II-2020 akan melonjak hingga 9,35
juta orang untuk skenario terberat yang disusun. Hal tersebut semakin
melebarkan jumlah masyarakat yang termasuk dalam kelas rentan miskin.

Gambar 4. Proyeksi Jumlah Penduduk Rentan Miskin

Sumber : Susenas Maret 2019, diolah TNP2K

Berdasarkan Gambar 3 di atas, pandemi ini diperkirakan menyebabkan


kenaikan jumlah penduduk miskin hingga mencapai 106,9 juta penduduk.
Dengan kata lain, terdapat sekitar 82 juta penduduk Indonesia atau setara
dengan 30 persen dari total penduduk Indonesia yang rentan menjadi miskin
(TNP2K, 2020). Pertumbuhan ekonomi Indonesia pun diperkirakan hanya
tumbuh sekitar 2,1 persen dan bahkan dapat melambat hingga -3,5 persen
(World Bank 2020). Hal tersebut memberikan sinyal bagi pemerintah untuk
segera mengambil langkah penyelamatan yang tepat bagi sektor yang
terdampak berat serta bagi masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi
akibat COVID-19.

b. Jalan Keluar Pemerintah Menghadapi Tantangan Ekonomi Akibat COVID-19


Pada 26 Maret 2020, Indonesia mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Luar
Biasa G20 secara virtual untuk membahas upaya negara-negara anggota G20
dalam penanganan COVID-19. Terdapat tiga poin utama yang disepakati dalam
konferensi tersebut. Pertama, memfokuskan kebijakan dalam negeri dan
kerjasama multilateral untuk pencegahan dan penanganan COVID-19 dari
aspek kemanusiaan dan kesehatan. Kedua, mendorong sinergitas otoritas
moneter, fiskal, dan sektor keuangan. Ketiga, mendesak peran lembaga

154
internasional (IMF dan Bank Dunia) untuk meningkatkan pendanaan dalam
upaya mengatasi keketatan likuidtas USD secara global. Menanggapi hasil
KTT G20 tersebut, Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia dan OJK
telah bersepakat untuk berkoordinasi melakukan pengendalian ekonomi dan
mengurangi beban masyarakat akibat COVID-19 (Bank Indonesia 2020).
Dari segi kebijakan fiskal, pemerintah Indonesia tercatat telah tiga kali
mengeluarkan stimulus ekonomi. Pada stimulus ekonomi ketiga tertanggal 31
Maret 2020, pemerintah Indonesia mengeluarkan dana Rp405 triliun atau setara
dengan 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia (Satriawan
2020). Dana tersebut dialokasikan ke dalam empat pos program, yakni jaring
pengaman sosial (27 persen), bantuan kesehatan (19 persen), bantuan industri
(17 persen), dan penyembuhan ekonomi nasional (34 persen). Castro (2020)
menyatakan bahwa kebijakan paling efektif untuk memitigasi dampak
hilangnya sebagian pendapatan rumah tangga akibat pandemi ini adalah
meningkatkan Unemployment Insurance (UI). UI adalah program yang tepat
untuk menyelamatkan kelompok pekerja yang menjadi pengangguran dari
potensi jatuh miskin. Sebagai automatic stabilizer, UI mempersingkat
keterlambatan respon dari kebijakan fiskal diskresional yang mungkin
terhambat oleh isu politik dengan cara mendistribusikan kembali dana kepada
individu sehingga dapat mempertahankan daya beli (Maggio and Kermani
2016).
Indonesia sebenarnya telah mengadaptasi model tersebut melalui program
Kartu Prakerja. Target utama dari penyaluran Kartu Prakerja ini adalah
masyarakat yang terkena kebijakan PHK, pekerja informal, dan pelaku Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terdampak COVID-19. Terdapat
bantuan pelatihan sebesar Rp1.000.000,00,  insentif sesudah pelatihan
Rp2.400.000,00, dan insentif survei Rp150.000,00 per peserta. Kini porsi
insentif telah dinaikkan melebihi jumlah nominal yang diberikan untuk
melaksanakan pelatihan.  Program ini berubah dari desain awal untuk
merangkul golongan pekerja yang tidak termasuk dalam 40 persen keluarga
termiskin, namun rentan menjadi miskin karena kehilangan sumber
pendapatannya.
Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia juga telah melakukan berbagai
upaya mitigasi dampak COVID-19. Untuk memastikan rupiah tetap stabil,
Bank Indonesia mengklaim terus melakukan intervensi pasar baik di spot,
DNDF, maupun pembelian SBN dari pasar sekunder (Bank Indonesia 2020).

155
Selain itu, Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur 13-14 April 2020
memutuskan untuk melakukan kebijakan quantitative easing, salah satunya
menurunkan giro wajib minimum. Bank Indonesia telah memberikan injeksi
terhadap perbankan sebesar hampir Rp300 triliun sejak awal 2020. Berbagai
stimulus yang dilakukan Bank Indonesia tersebut tampaknya memberikan
sedikit kepastian bagi para pelaku pasar tentang gambaran proyeksi ekonomi
Indonesia ke depan. Dengan demikian, tekanan ke pasar keuangan, pasar
modal, dan sektor riil diharapkan menjadi lebih terkendali.
Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, menyambut baik langkah-
langkah fiskal dan moneter yang diambil oleh beberapa negara. Akan tetapi,
peran kebijakan fiskal akan lebih besar untuk pengendalian dampak ekonomi
dari pandemi ini (World Economic Forum 2020). Furman (2020) berpendapat
bahwa Great Recession memberikan pelajaran bahwa kebijakan fiskal bisa
sangat efektif untuk merangsang permintaan agregat ketika The Fed tidak dapat
mengatasinya dengan kebijakan moneter ketat. Stimulus fiskal yang tepat
sasaran – misalnya, unemployment insurance atau bantuan pangan – efektif
mendorong investasi, mengurangi income losses, dan mendorong konsumsi
masyarakat, sehingga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi meskipun
melebarkan defisit keuangan. Meskipun demikian, kebijakan moneter diperlukan
untuk menjaga kestabilan inflasi, nilai tukar rupiah, dan dinamika pasar keuangan.
Sayangnya, berbagai kebijakan di atas menjadi kurang efektif jika krisis kesehatan
publik tidak segera diselesaikan. Terdapat kemungkinan penyebaran wabah
gelombang kedua karena Indonesia mulai kembali membuka perekonomian
dengan memperkenalkan era New Normal. Era ini memberikan angin segar bagi
berbagai sektor ekonomi, terutama transportasi dan pariwisata yang terpukul dalam
selama pandemi ini. Beberapa jenis bisnis, seperti logistik, kesehatan, serta
layanan hiburan dan edukasi online diprediksi akan tumbuh pesat pada era baru ini.
Akan tetapi, era ini memberikan tantangan besar bagi Indonesia karena kapasitas
kesehatan (fasilitas dan tenaga medis) masih minim. Ditambah lagi bila protokol
kesehatan ketat dan social distancing tidak diindahkan oleh masyarakat, maka
jumlah kasus tentu akan tumbuh lebih cepat dan lebih sulit untuk dikendalikan.

156
BAB XII
PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL

1. Masalah Yang Dihadapi Pemerintah Di Bidang Ekonomi


a. Masalah pengangguran
Pengangguran ialah suatu keadaan di mana seseornag yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum bisa
memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja tetapi tidak scara aktif
mencari pekerjaan ini  tidak tergolong sebagai pengangguran. Contohnya
ialah ibu rumah tangga yang tidak ingin bekerja karena ingin mengurus
keluarganya tidak ergolong sebagai pengangguran. Seorang anak
keluarga kaya yang tidak mau bekerja karena gajinya lebih rendah dari
yang diinginkan nya juga tidak tergolong sebagai mengangguran.
Masalah pengangguran idak jauh dari maslah kemiskinan. Keduanya
selalu beriringan, karena dampak dari pengangguran ialah kemiskinan.
Dengan demikian problem pengangguran, kemiskinan dan juga
distribusi pendapatan menjadi sama-sama penting dalam pembangunan
negara. Dengan begitu, tepat sekali jika inti pokok saasran pembangunan
berkisar pada pemberantasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja,
dan mengingkatkan kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan dengan
pembagian pendapa secar adil dan juga merata. Kebijakan-kebijakan
yang bersifat konomis antaralain ialah sebagai berikut ini;
1. Menyediakan lowongan pekerjaan
Kebijakan pemerintah untuk mengatasi pengangguran ialah usaha
yang terus menerus, dalam arti usaha jangka pendek maupun jangka
panjang. Dalam jangka panjang usaha mengatasi pengangguran
diperlukan karena jumlah penduduk yang tersu menerus meningkat.
Maka untuk menghindari maslah pengagruan yang semakin besar

157
dan serius, tambahan lowongan pekerjaan yang cukup, perlu
disediakan dari tahun ketahun. Dalam jangka pendek pengangguran
bisa menjadi bertambah serius, yaitu saat berlaku kemunduran tau
pertumbuhan komoni yang lambat. Dalam masa seperti itu
kesempatan kerja bertambah dengan lambat dan juga pengangguran
meningkat.
2. Mengingkatkan taraf kemakmuran rakyat
Kenaikan kesemmpata kerja dan juga pengurangan pengangguran
sangat berhubungan dengan pendapatan nasional dan tingkat
kemakmuran masyarakat. Kenaikan kesepatan kerja menambah
produksi nasional dan juga pendapatan nasional.
Perkembangan ini selanjutnya akan menambahkan kemakmuran
masyarakat. Ukurang kasar dari kemakmuran masyarakat ialah
pendapatan perkapita yang diperoleh dengan cara membagikan
pendapatan nasional dengan jumlah penduduk. Dengan begitu
kesempatan kerja yang semakin meningkat dan pengangguran yang
semakin berkurang bukan saja meningkat dan penganggruan yang
semakin berkurang bukan saja menambah pendapatan nasional,
akan tetapi juga mengingkatkan pendapatan perkapita.
3. Memperbaiki pembagian pendapatan
Pengangguran yang semakin tinggi akan menimbulkan efek yang
buruk kepada kesamarataan pembagian pendapatan. Pekerja yang
menganggur tidak memperoleh pendapatan, sehingga pengangguran
yang terlalu besar cenderung untuk menurunkan upah golongan
berpendappatan rendah. Sebaliknya, pada kesempatan kerja yang
tinggi tuntutan kenaikan upah semakin mudah diperoleh.

b. Masalah inflasi (kenaikan harga )


Masalah yang terus menerus mendapat perhatian pemerintah ialah maslah
inflasi. Berdasarkan sumber dan penyebab kenaikan harga yang berlaku,
inflasi dibedakan tiga bentuk.
1. Inflasi tarikan pemerintah
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang
dengan pesat sekali. Kesempatan kerja yang tingi menciptakan tingkat
pendapatan yang dinggi dan juga selanjutnya menimbulkan
pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang

158
dan juga jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan
inflasi selain dalam masa perekonomian berkembang pesat, inflasi
tarikan permintaan juga bisa berlaku pada masa perang atau
ketidakstabilan politik yang terus menerus.
2. Inflasi desakan biaya
Inflasi ini juga terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan
pesat saat tingkat pengangguran sangat rendah sekali. Jika perusahaan
masih menhadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha
menaikan produksi dengan cara memberikan gaji dan juga upah yang
leih tingi pada pekerjaannya dan mencari pekerjaan baru dengan
tawaran pembayaran lebih tinggi ini. Langkah ini akan mengakibatkan
biaya produksi meningkat, yang akhirnya menyebabkann kenaikan
harga-harga berbagai barang.
3. Inflasi diimpor
Inflasi diimpom bersumber dari kenaikan harga-harga barang yang
diimpor. Inflasi ini akan terjadi jika barang impor yang mengalami
kenaikan harga memiliki perang yang penting dalam kegiatan
pengeluaran perusahaan.
2. Perencanaan Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional adalah suatu rangkaian upaya pembangunan yang
dilakukan secara berkesinambungan dalam semua bidang kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara untuk mewujudkan tujuan nasional.
Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka merealisasikan tujuan
nasional seperti yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
yaitu melindungi segenap bangsa dan segenap tumpah darah indonesia,
meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana- rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat
Pusat dan Daerah. Asas dan Tujuan Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional :
• Asas Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

159
1. Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan
prinsip - prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan nasional.
2. Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah,
terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.
3. SPPN diselenggarakan berdasarkan asas umum penyelenggaraan negara:
Asas kepastian hukum, Asas tertib penyelenggaraan negara, Asas
kepentingan umum, Asas keterbukaan, Asas proporsionalitas, Asas
profesionalitas, dan Asas akuntabilitas.
• Tujuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
1. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan.
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-
Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antarfungsi pemerintah maupun antara
Pusat dan Daerah
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan Tahapan Perencanaan dan Kelembagaan
dalam SPPN.
Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan
kesejahteraan mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada para ahli
pembangunan termasuk di dalamnya para pembuat kebijakan. Ini
dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul akibat
kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang
terencana. Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan pembangunan yang dilakukan. Lebih jauh lagi berarti
perencanaan yang tepat sesuai dengan kondisi di suatu wilayah menjadi syarat
mutlak dilakukannya usaha pembangunan. Perencanaan adalah sebagai upaya
untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat
akumulatif. Artinya perubahan pada suatu keseimbangan awal dapat
mengakibatkan perubahan pada sistem sosial yang akhirnya membawa sistem
yang ada menjauhi keseimbangan awal. Perencanaan sebagai bagian daripada
fungsi manajemen yang bila ditempatkan pada pembangunan daerah akan
berperan sebagai arahan bagi proses pembangunan berjalan menuju tujuan di

160
samping itu menjadi tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang
dilaksanakan. Menurut Tjokroamidjojo (1992), perencanaan dalam arti
seluasluasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan
tertentu. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-
baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif.
“Melihat ke depan dengan mengambil pilihan berbagai alternative dari
kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan tersebut dengan terus mengikuti
supaya pelaksanaan tidak menyimpang tujuan”, Albert Waterston
mendefinisikan perencanaan pembangunan seperti demikian. Berbagai ahli
memberikan definisi perencanaan. Bahkan ada yang memberikan pengertian
lebih luas contohnya Prof. Jan Tinbergen mengemukakan lebih kepada
kebijaksanaan pembangunan (development policy) bukan hanya perencanaan
(plans) semata. Perencanaan dapat dilakukan dalam berbagai bidang. Namun
tidak semua rencana merupakan perencanaan pembangunan Terkait dengan
kebijaksanaan pembangunan maka pemerintah berperan sebagai pendorong
pembangunan (agent of development), ini terkait dengan definisi perencanaan
yang merupakan upaya institusi public untuk membuat arah kebijakan
pembangunan yang harus dilakukan di sebuah wilayah baik negara maupun di
daerah dengan didasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh
wilayah tersebut. Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang
bersifat usaha pencapaian tujuan pembangunan tertentu. Adapun ciri
dimaksud antara lain:
1. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan
ekonomi yang kuat dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi
positif.
2. Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
3. Berisi upaya melakukan struktur perekonomian
4. Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
5. Adanya pemerataan pembangunan.
Dalam prakteknya pelaksanaan pembangunaan akan menemui hambatan baik
dari sisi pelaksana, masyarakat yang menjadi obyek pembangunan maupun
dari sisi luar semua itu. Lebih rinci alasan diperlukannya perencanaan dalam
proses pembangunan sebagai berikut:
1. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan memberikan perubahan
yang sangat cepat dalam masyarakat.

161
2. Perencanaan merupakan tahap yang penting apabila dilihat dari dampak
pembangunan yang akan muncul setelah proses pembangunan selesai.
3. Proses pembangunan yang dilakukan tentu saja memiliki keterbatasan
waktu pelaksanaan, biaya serta ruang lingkup pelaksanaannya. Perencanaan
juga dapat berperan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan
pembangunan sehingga proses pembangunan yang dilakukan dapat dimonitor
oleh pihak-pihak terkait tanpa terkecuali masyarakat. Perencanaan yang baik
seperti sebuah perjalanan yang sudah melewati separo jalan, karena sisanya
hanyalah tinggal melaksanakan dan mengendalikan. Apabila dalam
pelaksanaannya konsisten, pengendalian yang efektif, dan factor - faktor
pengganggu sedikit atau tidak memberi pembiasan pelaksanaan
pembangunan, maka pembangunan dapat dikatakan tinggal menanti waktu
untuk mencapai tujuan. Negara besar sekalipun tetap menghadapi berbagai
masalah pembangunan yang bertahap harus diselesaikan. Ada berbagai alasan
sebagai pendorong untuk melakukan perencanaan seperti menonjolnya
kemiskinan, adanya perbedaan kepentingan, keterbatasan sumber daya, sistem
ekonomi pasar dan adanya tujuan tertentu yang ditetapkan. Jadi Perencanaan
pembangunan menjadi prioritas utama. dalam pembanguna itu sendiri.
Aspek Legal Perencanaan Pembangunan
Implementasi otonomi daerah dan desentralisasi di Indonesia menuntut
perubahan paradigma perencanaan dan keuangan daerah yang bersifat
komprehensif mengarah kepada transparansi, akuntabilitas, demokratisasi,
desentralisasi dan partisipasi masyarakat. Merujuk pada Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia. Pembangunan dalam UU ini Pembangunan Nasional dimaksud
upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka
mencapai tujuan bernegara. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN) itu sendiri adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan
untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang,
jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Tujuan perencanaan
pembangunan nasional menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004,
antara lain:
- Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan

162
- Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah,
antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat
dan Daerah
- Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan
menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan
Lebih lanjut proses perencanaan menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, yakni :
• Proses Politik: Pemilihan langsung Presiden dan Kepala Daerah
menghasilkan rencana pembangunan hasil proses (publik choice theory of
planning) Khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM
• Proses Teknokratik: Perencanaan yang dilakukan oleh perencana
profesional, atau oleh lembaga/unit organisasi yang secara fungsional
melakukan perencanaan khususnya dalam pemantapan peran, fungsi dan
kompetensi lembaga perencana Proses partisipatif: perencanaan yang
melibatkan masyarakat (stakeholders) antara lain melalui pelaksanaan
Musrenbang
• Proses Bottom-Up dan TopDown: Perencanaan yang aliran prosesnya dari
atas ke bawah atau dari bawah ke atas dalam hierarki pemerintahan.
Sistem Perencanaan Pembangunan
Reformasi yang dimulai pada tahun 1998 telah memberikan pengaruh pada
pergeseran nilai, pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Perubahan nilai
yang terjadi setelah reformasi meliputi pergeseran dari sentralistik menjadi
desentralistik, dari pendekatan top down menjadi bottom up sudah jelas
dampak langsungnya adalah diberikannya kewenangan yang lebih besar
kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Kewenangan
tersebut dijamin dengan lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah, yang diikuti oleh Undang-undang Nomor 25
Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Selanjutnya
kedua Undang-undang tersebut disempurnakan menjadi Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan diikuti Undang-
Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah. Sejak diterbitkannya Undangundang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undangundang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka substansi dan
esensi dari sistem perencanaan pembangunan di tingkat nasional dan daerah

163
menjadi semakin perlu untuk dimantapkan dan disempurnakan, guna lebih
menjamin penyelenggaraan pembangunan di pusat dan daerah yang lebih
berhasil guna dan berdayaguna. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap
daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis,
terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan (Pasal 2 ayat 2), dengan
jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun)
maupun jangka pendek atau tahunan (1 tahun). Setiap daerah (propinsi/
kabupaten/kota) harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
3. Bidang – Bidang Dalam Pembangunan
a. Bidang Sumber Daya Manusia
Dalam hal ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang dilakukan melalui peningkatan akses, pemerataan, relevansi, dan mutu
pelayanan sosial dasar, terutama pendidikan dan kesehatan, serta peningkatan
kualitas dan daya saing tenaga kerja. Upaya tersebut dilakukan seiring dengan
upaya pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta penataan
persebaran dan mobilitas penduduk yang mengikuti pembangunan wilayah dan
sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Pelaksanaan
pembangunan pendidikan didasarkan pada amanat UUD 1945 pasal 31 yaitu
bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan UU No. 20 Tahun
2003 I − 15 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang lebih lanjut mengatur
bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu
pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan layanan pendidikan
yang merata, berkualitas, terjangkau, dan terdesentralisasi melalui pendidikan
formal, non formal, dan informal pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dengan prioritas utama pada upaya penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun dan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok
masyarakat yang kurang beruntung menjangkau layanan pendidikan sesuai
potensi dan kebutuhannya yaitu penduduk miskin, anak dengan kelainan fisik,
emosional, mental dan sosial, tinggal di daerah terpencil, kepulauan, perbatasan
dan daerah konflik, serta anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

164
istimewa, dengan memperhatikan daerah yang kinerja pendidikan dan kapasitas
sumberdayanya masih rendah. Upaya ini akan dilakukan melalui: (1)
peningkatan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun agar seluruh anak
usia 7–15 tahun baik laki-laki maupun perempuan dapat memperoleh
pendidikan, setidak-tidaknya sampai jenjang sekolah menengah pertama atau
yang sederajat, (2) peningkatan pendidikan anak usia dini agar semua anak usia
dini memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin
sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan tahap-tahap perkembangan atau
tingkat usia dan merupakan persiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya,
(3) peningkatan pendidikan menengah terutama dalam mengantisipasi
meningkatnya lulusan sekolah menengah pertama sebagai dampak positif
pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan penyediaan
tenaga kerja lulusan pendidikan menengah yang lebih produktif dan berkualitas,
(4) peningkatan pendidikan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang relevan
terhadap kebutuhan pasar kerja dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, sehingga mampu berkontribusi terhadap daya saing bangsa; dan
(5) peningkatan pendidikan non formal untuk memberikan layanan pendidikan
sebagai pengganti, penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal untuk
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Untuk mendukung upaya-upaya tersebut akan dilakukan pula:
(1) peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan
kualitas, kompetensi dan profesionalismenya baik pada satuan pendidikan negeri
maupun swasta, (2) peningkatan budaya baca dan pengembangan perpustakaan
untuk menciptakan masyarakat belajar, (3) peningkatan penelitian dan
pengembangan pendidikan sebagai dasar perumusan kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan pendidikan, dan (4) pengembangan dan manajemen
pelayanan pendidikan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
pendidikan, meningkatkan kapasitas lembaga-lembaga pengelola pendidikan di
pusat dan daerah, mendorong penerapan prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, partisipatif dan demokratisasi, dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan pendidikan, serta (5) peningkatan pendidikan
kedinasan dalam rangka meningkatkan kemampuan, keterampilan dan
profesionalisme pegawai dan calon pegawai negeri departemen atau lembaga
pemerintah non departemen dalam pelaksanaan tugas kedinasan. Dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat, pembangunan ilmu pengetahuan dan

165
teknologi (iptek) diarahkan pada upaya: mendorong difusi dan pemanfaatan
iptek, terutama teknologi tepat guna, bagi peningkatan produktivitas usaha kecil
dan menengah; I − 16 penelitian dan pengembangan iptek terutama di bidang
pangan, energi, dan manufaktur dengan mengembangkan berbagai bentuk skema
insentif bagi terciptanya iklim dan budaya inovasi baik di sektor pemerintahan
maupun industri; serta penguatan kelembagaan iptek dengan meningkatkan dan
memperlancar transaksi hasil litbang dan meningkatkan sinergi antara kebijakan
iptek dengan kebijakan industri dan kebijakan sektor lainnya yang terkait.
Kualitas sumberdaya manusia juga ditingkatkan melalui Pembangunan
Kebudayaan, antara lain dengan mengembangkan budaya ilmu pengetahuan dan
teknologi, kesenian yang beradab, serta dengan mendorong apresiasi terhadap
aset budaya nasional. Budaya baca dan budaya menulis didorong guna
membangun masyarakat pembaca, masyarakat belajar, dan masyarakat yang
kritis sebagai basis pengembangan budaya keilmuan dan masyarakat yang
cerdas, inovatif, dan produktif.
b. Bidang Politik
Pemantapan kehidupan politik diprioritaskan pada proses penyempurnaan dan
penguatan kelembagaan politik baik pada lembaga politik penyelenggara negara
maupun lembaga politik kemasyarakatan termasuk hubungan antarlembaga-
lembaga politik tersebut. Di samping itu, proses reformasi politik perlu
mendapatkan dukungan masyarakat internasional melalui peningkatan kapasitas
politik dan hubungan luar negeri melalui penguatan diplomasi Indonesia, serta
peningkatan kerjasama internasional terutama untuk memperkuat posisi regional
ASEAN berkaitan dengan kepentingan Indonesia dalam konstelasi dunia yang
berubah. Pembangunan politik dititikberatkan pula pada pengembangan
komunikasi, informasi dan media massa untuk menjamin transparansi dan
keterbukaan informasi, kebebasan dan kedewasaan pers dan media massa sejalan
dengan perundang-undangan yang berlaku. Pengembangan komunikasi,
informasi dan media massa diperlukan untuk pengembangan demokratisasi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
c. Bidang Hukum
Pada tahun 2005–2006 diarahkan untuk merebut kembali kepercayaan
masyarakat termasuk dunia usaha terhadap hukum terutama melalui penegakan
hukum yang tegas, tidak diskriminatif, serta konsisten dengan prioritas diberikan
pada 3 (tiga) masalah penting yaitu memberantas korupsi, memerangi terorisme,
dan membasmi penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Dalam rangka

166
mencapai sasaran tersebut, ditempuh upaya-upaya pokok sebagai berikut.
Pertama, meningkatkan kemampuan perencanaan hukum nasional untuk
mempercepat tersusunnya sistem hukum nasional guna menggantikan hukum
kolonial sehingga dapat memberikan arah dan menjadi wadah dinamika hukum.
Dengan demikian kebijakan hukum dapat dilakukan secara lebih tepat sasaran,
terkoordinasi, serta dapat menghindari kebijakan hukum yang bersifat sementara
(ad-hoc). Kedua, meningkatkan pembinaan dan pengembangan hukum dan hak
asasi manusia untuk mendukung upaya pembentukan sistem hukum nasional
yang mantap, berpijak pada sistem nilai yang berlaku di dalam kehidupan
bermasyarakat serta berpihak kepada rasa keadilan masyarakat yang
mengandung nilai penghormatan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Keluaran dari program ini akan menjadi materi utama bagi kegiatan penyusunan
rancangan peraturan perundang-undangan. Ketiga, meningkatkan kemampuan
pembentukan hukum agar terwujud perangkat peraturan perundang-undangan
yang dapat menjadi acuan berperilaku di dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Keempat, meningkatkan kesadaran hukum dan hak
asasi manusia baik terhadap masyarakat luas maupun para penyelenggara negara
untuk menumbuhkembangkan sikap menghargai dan mematuhi hukum,
mengetahui dan menyadari hak dan kewajibannya, serta mampu berperilaku
sesuai dengan kaidah hukum yang mengaturnya dan nilai-nilai yang terkandung
dalam hak asasi manusia di Indonesia. Kelima, meningkatkan pelayanan dan
bantuan hukum untuk meningkatkan kualitas pelayanan umum di bidang hukum
termasuk pemberian bantuan hukum bagi golongan masyarakat yang kurang
mampu. Keenam, meningkatkan penegakan hukum dan hak asasi manusia dalam
rangka melakukan tindakan korektif terhadap berbagai penyimpangan terhadap
kaidah hukum dan nilai-nilai hak asasi manusia di Indonesia yang terjadi di
dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Ketujuh, meningkatkan pembinaan peradilan untuk mendorong
terwujudnya proses peradilan yang lebih sederhana, cepat, tepat dan dengan
biaya yang murah serta mampu menghasilkan putusan yang memenuhi rasa
keadilan masyarakat. Kedelapan, meningkatkan pembinaan aparatur dan profesi
hukum yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan profesional aparat
penegak hukum yang meliputi polisi, jaksa, hakim, petugas pemasyarakatan,
keimigrasian, perancang peraturan perundang-undangan, penyidik pegawai
negeri sipil (PPNS), para praktisi hukum dan sebagainya. Kesembilan,

167
meningkatkan pembinaan sarana dan prasarana hukum untuk mendukung
bekerjanya sistem hukum nasional.
d. Bidang Pembangunan Daerah
Upaya pemberantasan KKN juga didorong dengan menumbuhkan budaya kritis
masyarakat yang akan dikembangkan secara konstruktif agar kontrol sosial dapat
tumbuh secara produktif. Selain itu juga dilakukan upaya sosialisasi dan
kulturisasi etika berbangsa kepada seluruh aparat penyelenggara negara dan
masyarakat. Reformasi birokrasi dipercepat untuk menciptakan pemerintahan
yang bersih dan baik dengan prioritas diberikan pada: pemberantasan
penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk KKN; peningkatan mutu pelayanan
publik; dan peningkatan kualitas penyelenggaraan negara yang mencakup sistem
kelembagaan, ketatalaksanaan dan kapasitas sumber daya aparaturnya. Dalam
kaitan itu, prioritas pembangunan daerah tahun 2005 – 2006 diletakkan pada
upayaupaya pokok sebagai berikut. Pertama, meningkatkan penataan ruang dan
pengelolaan pertanahan yang didukung oleh penegakan hukum yang adil dan
transparan dengan mempertimbangkan hak masyarakat adat; menyempurnakan
sistem pendaftaran tanah, pemberian ijin, dan status ruang yang mudah diakses
oleh masyarakat; meningkatkan keserasian tata ruang dan pemanfaatan tanah
dengan potensi wilayah dan ekosistemnya; serta memanfaatkan rencana tata
ruang sebagai acuan dan perangkat koordinasi pembangunan antar daerah dan
antar sektor. Kedua, mendorong pengembangan wilayah strategis dan cepat
tumbuh khususnya di luar Jawa terutama pada wilayah-wilayah yang
mempunyai potensi sumber daya alam dan lokasi strategis untuk dikembangkan
sebagai wilayah pertumbuhan antara lain dengan memfasilitasi pengembangan
kawasan; mendorong industri pengolahan bahan baku di luar Jawa dengan
insentif yang tepat; mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan sebagai kawasan
perdagangan bebas; serta meningkatkan kerjasama pembangunan dengan
negara-negara tetangga. Ketiga, mengembangkan perkotaan dan perdesaan
melalui pengendalian pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan disertai
dengan upaya untuk mengoreksi eksternalitas negatif yang ada, seperti
kemacetan lalu lintas dan polusi yang menurunkan kualitas kawasan perkotaan;
pengembangan kota-kota menengah dan kota-kota kecil; peningkatan sinergi
yang saling melengkapi antara kawasan perkotaan dan perdesaan dengan fokus
pada I − 20 peningkatan produktivitas dan pemberdayaan masyarakat desa dan
penyediaan prasarana dan sarana dasar; pengurangan kesenjangan pembangunan
antara perkotaan dengan perdesaan; serta peningkatan kemandirian kota dan

168
desa dalam upaya memenuhi kebutuhan pelayanannya. Keempat, mendorong
dan membantu Pemerintah Daerah dalam melakukan berbagai upaya guna
meningkatkan ketersediaan kebutuhan dasar masyarakat di wilayah-wilayah
yang masih tertinggal, termasuk wilayah yang dihuni oleh komunitas adat
terasing, terutama di Kawasan Timur Indonesia, sehingga tidak terjadi
kesenjangan yang lebar antara satu bagian wilayah negara dengan bagian
wilayah negara lainnya, dan dalam merehabilitasi wilayah-wilayah yang rusak
akibat konflik horizontal maupun vertikal agar kehidupan sosial, politik,
ekonomi dan budaya masyarakat dapat pulih kembali dan sejajar dengan
masyarakat Indonesia lainnya. Kelima, mengembangkan kerjasama
pembangunan sektoral dan daerah dalam rangka pemberdayaan masyarakat
daerah dengan memberdayakan masyarakat miskin dengan fokus pada
pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan,
perumahan; mengembangkan swadaya masyarakat untuk memecahkan berbagai
masalah sosial dan membantu masyarakat miskin dan rentan sosial; serta
menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya kewirausahaan di daerah.
Dalam rangka menunjang pembangunan ekonomi dan pembangunan daerah,
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, meliputi pembangunan transportasi,
ketenagalistrikan, energi, telekomunikasi dan informatika, sumberdaya air, serta
perumahan, pelayanan air minum, dan penyehatan lingkungan ditingkatkan.
Dalam tahun 2005 – 2006, upaya penyediaan sarana dan prasarana ini
ditekankan pada pemeliharaan dan rehabilitasi pada sarana dan prasarana umum
agar sarana dan prasarana yang sudah ada mampu memberi dukungan yang
maksimal bagi kegiatan ekonomi masyarakat. Dalam jangka menengah, sejalan
dengan meningkatnya kemampuan keuangan negara dan keuangan daerah,
upaya dilanjutkan dengan membangun sarana dan prasarana ekonomi pada
wilayah-wilayah yang berpotensi untuk berkembang, wilayah lumbung pangan
nasional, wilayah-wilayah terbelakang, dan wilayah-wilayah perbatasan. Seiring
dengan itu, peranan swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana ditingkatkan
dengan mengurangi monopoli dalam penyediaan sarana dan prasarana.
e. Bidang Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup
Dalam Hal ini diarahkan untuk memulihkan kondisi sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang rusak, mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah,
dan mempertahankan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang masih
dalam kondisi baik; melalui perbaikan faktor-faktor yang memicu terjadinya

169
kerusakan. Untuk mewujudkan sasaran tersebut prioritas pembangunan sumber
daya alam dan lingkungan hidup diletakkan pada upaya-upaya sebagai berikut.
Pertama, memanfaatkan potensi ekonomi SDA, termasuk jasa-jasa
lingkungannya, secara efisien dan optimal dalam mendukung perekonomian
nasional, dan sekaligus mendorong perubahan pola produksi dan konsumsi yang
mengarah pada penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
Kedua, melindungi dan merehabilitasi SDA agar kualitas dan daya dukungnya
tetap terjaga, sekaligus menjamin tersedianya ruang yang memadai bagi
kehidupan masyarakat.
Ketiga, mengelola SDA dan LH yang mantap yang disertai dengan kelembagaan
dan instrumen pendukung lainnya dalam memanfaatkan SDA dan perlindungan
lingkungan hidup, yang berdasarkan pada prinsip tata kelola yang baik, termasuk
dalam penegakan hukum, pengakuan hak asasi masyarakat adat dan lokal, dan
perluasan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, serta
meningkatkan peran aktif dalam perlindungan lingkungan global.
Keempat, mengendalikan pencemaran lingkungan hidup untuk mencegah
perusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup baik di darat, perairan tawar
dan laut, maupun udara sehingga masyarakat memperoleh kualitas lingkungan
hidup yang bersih dan sehat.
Kelima, meningkatkan kualitas dan akses informasi SDA dan LH dalam
mendukung perencanaan pemanfaatan sumber daya alam dan perlindungan
lingkungan hidup

170
BAB XIII
UANG DAN PERBANKAN

1. Pengertian dan Fungsi Uang


a. Pengertian Uang
Definisi umum dari uang adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai
alat tukar. Alat tukar sendiri dalam ekonomi memiliki makna segala sesuatu
yang diterima oleh masyarakat secara luas sebagai alat pembayaran dalam proses
pertukaran barang dan jasa.
Uang didefinisikan secara berbeda menurut ilmu ekonomi klasik atau tradisional
dan modern. Pada ilmu ekonomi tradisional, uang diartikan sebagai segala
macam benda yang dapat dimanfaatkan menjadi alat tukar dengan syarat benda
tersebut diterima oleh masyarakat umum di suatu wilayah.
Sementara uang dalam pandangan ilmu ekonomi modern memiliki makna yang
lebih luas. Uang merupakan segala sesuatu berwujud benda yang diterima secara
umum sebagai alat pembayaran transaksi jual beli atas barang atau jasa serta
kekayaan atau aset berharga lainnya, dan sekaligus sebagai alat pembayaran
utang.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa uang
merupakan suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat di suatu
wilayah guna mengukur nilai, menukar, dan membayar setiap transaksi
pembelian barang dan jasa, serta menimbun kekayaan.
Sejarah uang

171
Uang sebagai alat pembayaran mengalami proses perjalanan yang panjang dalam
perkembangannya. Sebelum dikenal luas seperti sekarang ini, masyarakat
dulunya tidak menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Segala
kebutuhan hidupnya diperoleh dengan memanfaatkan alam sekitar.Guna
memenuhi kebutuhan pangan, manusia berburu dan mencari buah-buahan.
Kebutuhan sandang dipenuhi dengan membuat sendiri pakaian sederhana dari
kulit binatang. Sementara kebutuhan papan juga dibuat sendiri dengan
membangun gubuk dari batang-batang atau akar-akar pohon besar dan jerami
atau dedaunan sebagai atapnya.
Peradaban mulai berkembang yang membawa konsekuensi semakin banyak
ragam kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Hasil produksi sendiri baik
buruan maupun bercocok tanam tak lagi mampu mencukupi seluruh kebutuhan.
Sebab itu, mereka berusaha mencari orang yang mau diajak untuk melakukan
pertukaran barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkannya.
Pertukaran barang ini kemudian disebut dengan sistem barter.
Kegiatan ekonomi terus berkembang bahkan semakin kompleks. Orang semakin
sulit untuk menemukan rekanan barter yang memiliki barang yang dibutuhkan.
Selain itu, orang juga semakin kesulitan untuk mendapatkan barang untuk
dipertukarkan dengan nilai pertukaran hampir sama atau seimbang.
Kesulitan-kesulitan yang timbul dari sistem barter ini memunculkan pemikiran
untuk menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda-benda yang
digunakan sebagai alat tukar merupakan benda-benda yang diterima umum,
bernilai tinggi, dan dibutuhkan sehari-hari. Pada masa itu, benda yang digunakan
sebagai alat tukar adalah garam, kerang, dan cangkang binatang yang memiliki
keindahan lainnya.
Sayang, benda-benda tersebut tidaklah berdaya tahan lama karena mudah rapuh.
Hal ini menimbulkan kesulitan-kesulitan baru. Selain rapuh, benda-benda yang
digunakan sebagai alat tukar tidak memiliki pecahan sehingga penentuan nilai
uang pun sulit dilakukan.
Selanjutnya muncullah uang logam seperti emas dan perak. Selain bernilai
tinggi, kedua benda tersebut mudah dipecah tanpa mengurangi nilainya. Setiap
orang berhak untuk membuat uang logam dengan melebur, menempa, dan
menjual atau menggunakannya sendiri.
Seiring dengan berkembangnya perekonomian, uang logam dinilai sulit untuk
digunakan sebagai alat tukar dalam transaksi berjumlah besar. Sebab itu, lahirlah

172
uang kertas yang pada permulaannya merupakan alat bukti kepemilikan emas
dan perak.
Artinya, uang kertas yang beredar merepresentasikan suatu jaminan 100%
pemilikan emas dan perak yang disimpan di pandai emas atau perak. Kini di era
ekonomi modern, emas dan perak tak lagi digunakan sebagai alat tukar atau
pembayaran, tetapi masyarakat telah beralih pada uang kertas.
b. Fungsi uang
Secara garis besar fungsi uang dapat dibedakan menjadi dua yakni fungsi asli
dan turunan. Dari kedua fungsi uang tersebut, masing-masing memiliki detail
seperti berikut.
Fungsi asli uang
 Sebagai alat tukar (medium of exchange). Orang tak lagi kesulitan untuk
melakukan pertukaran, di mana pertukaran tak lagi menggunakan barang
dengan barang, tetapi barang dengan uang. Keberadaan uang ini tentu menjadi
solusi dari kesulitan-kesulitan yang timbul dalam sistem barter.
 Sebagai satuan hitung (unit of account). Uang menunjukkan nilai suatu
barang dan jasa yang diperjualbelikan, besarnya kekayaan, dan juga
menghitung besar kecilnya pinjaman. Tak hanya itu, uang juga dapat
digunakan untuk menentukan harga suatu barang dan jasa. Pada fungsi ini,
uang memiliki peran dalam memperlancar aktivitas pertukaran.
 Sebagai penyimpan nilai (valuta). Keunikan dari fungsi ini adalah uang dapat
mengalihkan daya beli dari masa kini ke masa mendatang. Orang yang
mendapatkan uang karena menjual barang atau jasa, maka ia bisa
menyimpannya untuk kemudian digunakan membeli barang atau jasa di masa
yang akan datang.
Fungsi turunan uang
 Sebagai alat pembayaran yang sah. Fungsi ini memungkinkan dan
mempermudah transaksi jual beli suatu barang atau jasa baik dapat kuantitas
kecil maupun besar.
 Sebagai alat pembayaran utang. Fungsi yang satu ini memiliki keterkaitan
dengan fungsi asli uang sebagai penyimpan nilai, di mana uang dapat
digunakan untuk mengukur pembayaran di masa yang akan datang.
 Sebagai alat penimbun kekayaan. Bagi sebagian orang, terutama yang
memiliki penghasilan berlebih, uang tak digunakan seluruhnya untuk
kebutuhan konsumsi, tetapi disisihkan sebagian untuk disimpan dalam bentuk
tabungan, giro, deposito, atau investasi guna keperluan di masa depan.

173
 Sebagai alat pemindah aset. Setiap orang dapat memindahkan aset dari satu
tempat ke tempat lain dengan uang. Contohnya, seseorang memiliki rumah di
suatu daerah dapat memindahkan aset tersebut ke daerah lain dengan cara
menjualnya terlebih dahulu kemudian membeli aset di lokasi yang baru.
 Sebagai alat pendorong perekonomian. Perekonomian akan semakin
berkembang apabila nilai uang stabil. Stabilitas nilai uang ini dapat memicu
sentimen investasi secara positif, di mana orang-orang akan tergiur untuk
melakukan investasi sehingga perekonomian semakin bertumbuh dan
berkembang.
c. Jenis-jenis uang
Uang memiliki jenis yang beragam tergantung peredarannya dan bahan
pembuatannya yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut.
Berdasarkan peredarannya
 Uang kartal. Sebagai uang yang beredar resmi di masyarakat, uang kartal
merupakan alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat
dalam melakukan kegiatan ekonomi sehari-hari.
 Uang giral. Sebagaimana uang kartal, uang giral juga beredar di masyarakat,
hanya saja pada kalangan tertentu. Artinya, jenis uang ini tidak wajib
digunakan oleh masyarakat untuk melakukan transaksi atau kegiatan ekonomi
sehari-hari. Uang giral umumnya dimiliki oleh kalangan masyarakat tertentu
karena berbentuk simpanan di bank yang dapat ditarik sesuai kebutuhan
dengan menggunakan perintah bayar berupa cek.
Berdasarkan bahan pembuatannya
 Uang logam. Sesuai dengan namanya, jenis uang ini terbuat dari logam, yang
biasanya berupa emas atau perak yang nilainya cenderung tinggi dan lebih
stabil dibandingkan jenis logam lainnya. Pada jenis uang logam terdapat tiga
macam nilai, yaitu:
o Nilai intrinsik adalah nilai dari bahan yang digunakan untuk membuat
mata uang.
o Nilai nominal adalah nilai yang tertera pada mata uang, misalnya 100, 500,
dan 1000.
o Nilai tukar adalah nilai yang dapat ditukarkan dengan suatu barang.
Contohnya uang Rp 5.000 dapat ditukarkan dengan sebungkus bubur
kacang hijau dan Rp 10.000 dapat ditukarkan dengan sebungkus nasi
sayur.

174
Dari ketiga jenis nilai uang logam tersebut, nilai yang digunakan adalah nilai
nominal. Jadi, nilai uang logam sesuai dengan nominal yang tertera pada uang
tersebut.
 Uang kertas. Jenis uang ini terbuat dari bahan baku kertas khusus yang tidak
mudah robek atau rusak. Uang kertas didesain sedemikian rupa dengan
memadukan gambar, simbol, dan logo tertentu yang mudah dikenali dan
dibedakan untuk setiap satuan nominalnya. Misalnya, uang kertas pecahan
dengan nominal 1000, 2000, 5000, 10000, 20000, 50000, dan 100000
memiliki desain dan warna yang berbeda, sehingga masyarakat mudah
mengenalinya.
2. Perbankan di Indonesia
Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara.
Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perseorangan, badan-
badan usaha swasta, badan- badan usaha milik negara, bahkan lembaga-
lembaga pemerintahan menyimpan dana-dana yang dimilikinya. Melalui
kegiatan pengkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani
kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi
semua sektor perekonomian. Tidak jauh berbeda dengan rumusan tersebut,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bank adalah usaha dibidang keuangan
yang menarik dan mengeluarkan uang di masyarakat, terutama memberikan
kredit dan jasa di lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Berkaitan dengan
pengertian bank, pasal 1 butir 2 undang-undang nomor 10 Tahun 1998 tentang
perbankan merumuskan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Jika dilihat dari fungsinya, maka definisi bank dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
Pertama: Bank dilihat sebagai penerima kredit. Dalam pengertian pertama ini
bank menerima uang serta dana-dana yang lainnya dari masyarakat dalam
bentuk:
a. Simpanan atau tabungan biasa yang dapat diminta/diambil
kembali setiap saat.
b. Deposito berjangka, yang merupakan tabungan atau simpanan yang
penarikannya kembali hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang
ditentukan habis.

175
c. Simpanan dalam rekening koran/giro atas nama penyimpan giro,
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan cek,
bilyet, giro, atas perintah tertulis kepada bank
Pengertian yang pertama mencerminkan bahwa bank dalam
melaksanakan operasi pengkreditan secara pasif dengan menghimpun uang dari
pihak ketiga.
Kedua: bank dilihat sebagai pemberi kredit, artinya bahwa bank melaksanakan
operasi pengkreditan secara aktif, tanpa mempermasalahkan apakah kredit itu
berasal dari deposito atau tabungan yang diterimanya atau bersumber pada
peenciptaan kredit yang dilakukan oleh bank itu sendiri.
Ketiga: bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyarakat melalui sumber
yang berasal dari modal sendiri, simpanan/tabungan masyarakat maupun
melalui penciptaan uang bank.
Terdapat dua jenis bank yang beroperasi di Indonesia yaitu bank
konvensional, bank yang melakukan usaha berdasarkan prinsip bunga dan bank
syariah, bank yang melakukan usaha berdasarkan prinsip bagi hasil. Keberadaan
bank konvensional di Indonesia jauh lebih lama dibandingkan dengan bank
Syariah yang pertama kali berdiri di tahun 1992 dan kemudian disusul
dengan munculnya bank umum syariah dan unit usaha syariah lainnya. Karena
itu, bank syariah harus mampu mengatur strategi yang lebih baik dalam
mengelola dana yang dimilikinya agar dapat bersaing dengan bank
konvensional dan tetap terus dipercaya masyarakat.
Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992
adalah bank Muamalat. Walaupun perkembangannya agak terlambat bila
dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya, perbankan syariah di
Indonesia akan terus berkembang. Bila pada tahun 1992-1998 hanya ada satu
unit bank syariah di Indonesia, maka pada 1999 jumlahnya bertambah menjadi
tiga unit. Dan ditahun-tahun mendatang, jumlah bank syariah ini akan terus
meningkat seiring dengan masuknya pemain-pemain baru, bertambahnya jumlah
kantor cabang bank syariah yang sudah ada, maupun dengan dibukanya
islamic window dibank-bank konvensional.
Perkembangan perbankan syariah ditandai dengan disetujuinya
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 terhadap UU No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan. Undang-undang tersebut memberikan arahan bagi bank-bank
konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri
secara total menjadi bank syariah.Sejalan dengan tujuan pembangunan nasional

176
Indonesia untuk mencapai terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
demokrasi ekonomi, dikembangkan sistem ekonomi yang berlandaskan pada
nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan dan kemanfaatan yang sesuai dengan
prinsip syariah serta kebutuhan masyarakat Indonesia akan jasa- jasa
perbankan syariah semakin meningkat maka pemerintah mengeluarkan Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah.
Dengan demikian, legalisasi kegiatan perbankan syariah melalui undang-
undang republik Indonesia nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,
merupakan jawaban atas permintaan masyarakat yang membutuhkan system
perbankan alternatif yang lain menyediakan jasa perbankan/keuangan yang
sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip syariah.
Persamaan mendasar dari bank syariah dan bank konvensional adalah
sama-sama merupakan lembaga intermediasi keuangan. Syafe’i Antoni (2001)
menjelaskan bahwa pada sisi teknis bank syariah dan bank konvensional
memiliki beberapa persamaan, yakni dalam teknis penerimaan uang, mekanisme
transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum yang
digunakan dalam pembiayaan dan sebagainya. Sedangkan Veithzal Rivai dan
Avriyan Arifin (2010) menyatakan bahwa bank syariah dan bank
konvensional merupakan organisasi yang sama-sama bertujuan mencari
keuntungan, hanya saja pada bank syariah melarang adanya riba atau aktivitas
bisnis yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Bank sebagai salah satu
lembaga keuangan memiliki fungsi menghimpun dana masyarakat. Dana yang
telah terhimpun, kemudian disalurkan kembali pada masyarakat. Kegiatan
bank mengumpulkan dana disebut dengan kegiatan funding, sementara kegitana
menyalurkan dana kepada masyarakat oleh bank disebut dengan kegiatan
financing atau lending.
Regulasi Bank Indonesia (sekarang Otoritas Jasa
Keuangan/OJK) merupakan acuan dalam melakukan analisis kinerja bank.
Aspek-aspek yang harus dilaporkan kepada OJK harus menjadi perhatian bagi
internal bank agar hasil analisis beserta penjelasannya memiliki kesamaan
secara kuantitatif dan kualitatif. OJK sebagai otoritas perbankan memiliki akses
tidak terbatas terhadap bank melalui pemerikasaan dan pengawasan atas
posisi likuiditas secara harian (saldo giro di bank Indonesia), laporan mingguan
likuiditas, laporan bulanan bank syariah (LBUS), laporan triwulan publikasi,
laporan realisasi rencana bisnis bank, laporan tingkat kesehatan bank (termasuk

177
profil risiko), laporan satuan kerja audit internal bank, laporan direktur
kepatuhan dan laporan Dewan Komisaris.
b. Kinerja Keuangan Perbankan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat
sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-
aturan keuagan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan
keuangan yang telah memenuhi standart dan ketentuan dalam SAK (Standar
Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Accepted Accounting Principle)
dan lainnya.
Untuk memutuskan suatu badan usaha atau perusahaan memiliki kualitas
yang baik maka ada dua penilaian yang paling dominan yag dapat dijadikan
acuan untuk melihat perusahaan tersebut telah menjalankan kaidah-kaidah
manajemen yang baik, penilaian ini dapat dilakukan denga melihat sisi
kinerja keuangann (financial performance) dan kinerja non keuangan (non
financial performance)
Kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan,
impelementasi starategi, dan segala inisiatif perusahaan memperbaiki laba
perusahaan. Pengukuran kinerja mencerminkan, pengukuran hasil atas
keputusan strategis, operasi dan pembiayaan dalam suatu perusahaan. Kinerja
keuanga suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders)
seperti investor, kreditur, analisis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan
pihak manajemen sendiri.
Kelangsungan operasional sektor perbankan Indonesia akan
tergantung pada kemampuan setiap institusi perbankan dalam mempertahankan
daya saing yang tinggi. Daya saing tersebut dapat tercermin dari tingkat
efisiensi operasional serta kemampuan bank dalam menghadapi setiap
gangguan yang muncul, baik secara internal maupun eksternal. Tantangan
secara eksternal menjadi semakin nyata terutama dengan akan diberlakukannya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Setiap bank
tertantang untuk dapat bersaing dengan lembaga perbankan regional yang telah
memiliki tingkat efisiensi operasional yang relatif lebih tinggi. Kegagalan dalam
persaingan ini dapat berpotensi menyebabkan bank-bank nasional tersisih
dari pasarnya sendiri, sementara keberadaan lembaga perbankan nasional
memiliki arti yang sangat penting dalam menjalankan fungsi pembangunan
ekonomi nasional.

178
Salah satu aspek yang penting dalam kompetisi ini adalah efisiensi.
Ketidakefisienan akan dapat menjadi hambatan dalam kompetisi yang head to
head antara perbankan konvensional dengan perbankan syariah. Untuk
“memenangkan” kompetisi ini, bank syariah harus memahami dengan jelas dan
dalam kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya maupun bank
konvensional. Oleh karena itu, analisis yang membandingkan antara efisiensi
perbankan syariah dengan perbankan konvensional sangat diperlukan untuk
memberikan gambaran yang utuh terhadap kekuatan dan kelemahan
perbankan syariah dan kompetitornya.

Untuk dapat menjamin suatu organisasi berjalan dengan baik, maka


suatu organisasi atau perusahaan perlu mengadakan evaluasi. Evaluasi
tersebut dapat dilakukan dengan cara mengukur kinerjanya, sehingga
aktivitas organisasi dapat dipantau secara periodik. Pengukuran kinerja
merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjamin keberhasilan strategi
organisasi. Syofyan menyatakan bahwa kinerja dapat diartikan sebagai penilaian
bagaimana hasil ekonomi dari kegiatan industri memberikan kontribusi terbaik
guna mencapai tujuan. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa kinerja
adalah seberapa baik hasil yang dicapai oleh perusahaan dalam mencapai tujuan
perekonomian, dimana tujuan perekonomian adalah untuk memaksimumkan
kesejahteraan ekonomi.
Kinerja bank pada umumnya diukur dengan menggunakan indikator
tingkat kesehatan bank sebagai ukuran kinerja. Dalam hal ini kinerja suatu bank
diukur dengan menggunakan lima indikator penilaian mencakup Capital, Assets,
Management, Earnings, Liquidity, dan Sensitivity to Risk Market yang lebih
dikenal sebagai analisis CAMELS. Empat dari enam aspek tersebut yaitu
Capital, Assets, Earnings, Liquidity menggunakan rasio-rasio keuangan
tradisional untuk mengukur kinerja dan kesehatan bank. Penggunaan analisis
CAMELS tersebut tidak lepas dari Bank Indonesia selaku regulator
yang telah mengeluarkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan bank
melalui Surat Edaran BI Nomor 26/BPPP/1993 tanggal 23 Mei 1993.
Penelitian ini tidak menggunakan analisis CAMELS, hal ini dikarenakan
CAMELS menilai kinerja perbankan dengan pendekatan kesehatan bank
sementara penelitian ini menggunakan pendekatan efisiensi dengan teknik
DEA sebagai ukuran kinerja perbankan di Indonesia.

179
Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait,
baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun
Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas bank. Bank yang sehat akan
mempengaruhi sistem perekonomian suatu negara secara menyeluruh, mengigat
bank mengatur peredaran dana ibarat jantung yang mengatur peredaran darah ke
seluruh tubuh manusia.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, daya saing perbankan
dapat tercermin dari tingkat efisiensi operasional. Namun, besarnya
tingkat efisiensi ini akan sangat bergantung pada berbagai faktor, baik yang
bersifat mikro maupun makro. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah suku
bunga pasar, pertumbuhan ekonomi, volatilitas pasar, tingkat harga tenaga kerja,
biaya energi, dan faktor-faktor lainnya.
Dalam rangka mencermati hal tersebut, diperlukan suatu perumusan
kebijakan makroprudensial yang dapat menjembatani tujuan-tujuan mikro,
yaitu antara lain tercapainya kinerja keuangan bank umum di Indonesia
secara baik dan pada saat yang sama juga memberikan iklim yang kondusif
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, walaupun pada hakikatnya kualitas
aset suatu sistem perbankan akan sangat bergantung pada kualitas pembangunan
sistem perekonomian suatu negara secara jangka panjang.

3. Bank dan Peredaran Uang dalam kebijakan moneter


a. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan proses mengatur persediaan uang sebuah negara
untuk mencapai tujuan tertentu misalnya menahan inflasi, mencapai pekerja
penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan pengaturan
standar bunga pinjaman, “margin requirement“, kapitalisasi untuk bank atau
bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan
melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan
neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga
stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga
sertatercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilitas ekonomi yang
dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang.

180
Jika kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat digunakan untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh
kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang
kemudian ditransfer pada sektor riil. Kebijakan moneter adalah upaya mencapai
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga.
Mencapai tujuan tersebut, Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha
mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar
inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan atau distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan
salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga,
giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir
bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Pengertian Kebijakan Moneter Menurut Pendapat Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian kebijakan moneter menurut para ahli diantaranya
 Muana Nanga : Pengertian kebijakan moneter adalah kebijakan yang
dilakukan oleh otoritas moneter dengan mengendalikan jumlah uang beredar
dan tingkat suku bunga untuk mempengaruhi tingkat permintaan agregat dan
mengurangi ketidakstabilan ekonomi.
 Boediono Moneter : Yang dimaksud dengan kebijakan moneter adalah
tindakan pemerintah melalui Bank Sentral untuk mempengaruhi dalam situasi
makro yang dilaksanakan yaitu dengan menyeimbangkan jumlah uang beredar
dengan penawaran barang sehingga inflasi dapat dikendalikan, tercapainya
kesempatan kerja penuh dan kelancaran suplai atau distribusi barang.
 M. Natsir : Yang dimaksud dengan monetary policy adalah segala tindakan
atau upaya bank sentral untuk mempengaruhi perkembangan variabel moneter
(uang beredar, nilai tukar, suku bunga, dan suku bunga kredit) untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
 Perry Warjiyo : Kebijakan moneter adalah kebijakan otoritas moneter atau
bank sentral dalam bentuk agregat moneter untuk mencapai perkembangan
kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan memperhatikan siklus aktivitas
ekonomi, sifat ekonomi suatu negara dan faktor ekonomi fundamental lainnya.
b. Jenis-jenis Kebijakan Moneter
Dua jenis kebijakan moneter yang dapat diambil sebagai langkah untuk
mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Kebijakan tersebut adalah kebijakan
moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif, berikut penjelasannya:

181
1. Kebijakan Moneter Ekspansif
Kebijakan Moneter Ekspansif sering disebut kebijakan uang Longgar (easy
money policy) ialah kebijakan yang mengatur jumlah uang yang dipasok
dalam perekonomian. Caranya dengan menurunkan suku bunga, membeli
sekuritas pemerintah oleh bank sentral, dan menurunkan persyaratan
cadangan untuk bank. Kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat
pengangguran dan merangsang aktivitas bisnis atau kegiatan belanja
konsumen.
Secara keseluruhan di seluruh negara, tujuan kebijakan moneter ekspansif
adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan risiko inflasi akan
semakin tinggi. Kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive policy)
utamanya melakukan penambahan uang yang beredar dalam masyarakat agar
roda perekonomian semakin berjalan cepat. Kebijakan ini mampu
meningkatkan daya beli (permintaan) masyarakat dan mengurangi jumlah
pengangguran pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.
Kebijakan moneter ekspansif juga mempengaruhi tingkat pengangguran di
suatu negara.
Contohnya, kebijakan ekspansif biasa diterapkan untuk mengurangi angka
pengangguran karena ketersediaan uang dalam jumlah banyak akan
merangsang kegiatan bisnis sehingga pasar tenaga kerja semakin besar.
Dengan otoritas fiskal, bank sentral mengontrol nilai tukar mata uang dalam
negeri (Rupiah) terhadap mata uang asing. Contoh konkretnya, yaitu bank
Indonesia menambah jumlah uang beredar dengan mengeluarkan lebih
banyak uang cetak. Mata uang Rupiah menjadi lebih murah daripada mata
uang negara lain.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif
Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat
perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat
(tight money policy). Kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive
policy) yang disebut kebijakan uang ketat (tight money policy) ialah
kebijakan mengurangi jumlah uang yang beredar.
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah menurunkan tingkat inflasi. Tujuan
kebijakan moneter kontraktif adalah mengurangi jumlah uang beredar dalam
perekonomian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan suku

182
bunga, menjual obligasi pemerintah, dan menaikkan persyaratan cadangan
untuk bank.
Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia Beberapa contoh monetary policy
yang telah diterapkan di Indonesia, adalah sebagai berikut: Bank Indonesia
(BI ) melakukan lelang sertifikatnya, atau bisa juga melalui pembelian surat
berharga di pasar modal. UBI dapat menurunkan suku bunga jika kondisi
ekonomi sesuai dengan ekspektasi. Sebaliknya, BI bisa menaikkan suku
bunga bila ingin membatasi aktivitas ekonomi sehingga aliran uang
berkurang.
Ketika perekonomian mengalami resesi maka peredaran uang akan meningkat
sehingga aktivitas perekonomian meningkat. Contohnya adalah membeli
sekuritas (surat-surat berharga) Saat terjadi inflasi, BI akan mengurangi aliran
uang ke masyarakat dengan menjual surat berharga untuk mengurangi
aktivitas ekonomi yang berlebihan.
c. Tujuan Kebijakan Moneter
Bank Indonesia memiliki tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal
7 tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah
antara lain kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin
pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank
Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai
sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dan
menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating).
Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga
dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan
kebijakan nilai tukar untuk untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang
berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk
melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter
(seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan menjaga sasaran laju
inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Bank Indonesia juga dapat
melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah. Jika
dirangkum, maka tujuan kebijakan moneter diantaranya:

183
1. Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi
berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan arus
barang/jasa dan arus uang berjalan seimbang.
2. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan meningkat bila produksi meningkat. Peningkatan
produksi biasanya diikuti dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau dari
segi upah maupun keselamatan kerja. Perbaikan upah dan keselamatan kerja
akan meningkatkan taraf hidup karyawan dan pada akhirnya kemakmuran
dapat tercapai.
3. Kestabilan Harga
Kestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke waktu.
Harga yang stabil menyebabkan masyarakat percaya bahwa membeli barang
pada tingkat harga sekarang sama dengan tingkat harga yang akan datang,
atau daya beli uang dari waktu ke waktu adalah sama.
4. Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran dapat dikatakan dalam keadaan seimbang apabila jumlah
nilai barang yang diekspor sama dengan nilai barang yang diimpor. Untuk
mendapatkan neraca pembayaran yang seimbang, pemerintah sering
menjalankan kebijakan moneter. Contohnya adalah dengan cara melakukan
devaluasi.
5. Menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi
Menjaga stabilitas harga dari banyaknya jumlah uang yang beredar,
Meningkatkan kesempatan kerja, Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan
neraca pembayaran, jika negara mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang
asing.
Instrumen Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang mengatur tingkat
pertumbuhan dan peredaran uang di dalam suatu negara. Variabel
makroekonomi utama yang diatur oleh kebijakan moneter adalah inflasi dan
pengangguran.
Cara-cara yang menjadi ciri khas kebijakan moneter adalah pengaturan suku
bunga, transaksi jual dan beli sekuritas pemerintah, dan pengubahan jumlah
uang tunai yang beredar di pasar. Bank sentral atau badan negara pengatur
keuangan seperti Kementerian Keuangan bertanggung jawab atas perumusan

184
kebijakan moneter. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah manajemen
inflasi, manajemen pengangguran, dan penjagaan nilai tukar mata uang.
Kebijakan moneter bisa membuat target tentang tingkat inflasi, suku bunga,
dan nilai mata uang. Bank Sentral adalah aktor utama dalam pelaksanaan
kebijakan moneter secara langsung dan tidak langsung. Contoh dari kebijakan
moneter langsung adalah mencetak uang baru, membekukan saldo perusahaan
swasta/negara, merombak sistem perbankan, mengambil alih urusan
perbankan/perkreditan, dan masih banyak lagi.
Bank sentral ikut serta dalam peredaran uang dan lalu lintas kredit perbankan.
Sedangkan contoh kebijakan politik moneter tidak langsung adalah
memberikan pengaruh kepada pemberian kredit oleh dunia perbankan.
Pengaturan uang beredar dalam masyarakat dilakukan dengan menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan
moneter, tujuannya mengatur jumlah uang yang beredar demi terjaganya
stabilitas harga, baik instrumen langsung maupun tidak langsung. Beberapa
instrumen utamanya, diantaranya:
1. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas Diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah pada bank-
bank umum yang meminjam uang kepada bank sentral. Ketika bank-bank
umum mengalami kondisi yang mengharuskan mereka untuk meminjam uang
ke bank sentral, pemerintah dapat menggunakan kesempatan ini untuk
mengatur jumlah uang yang beredar.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah
akan menurunkan tingkat suku bunga pinjaman atau diskonto. Ketika tingkat
suku bunga pinjaman menurun menjadi lebih murah, maka bank-bank umum
akan lebih tertarik untuk meminjam uang ke bank sentral.
Sebaliknya ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar,
maka pemerintah akan menaikan tingkat suku bunga. Kenaikan suku bunga
tersebut akan mengurangi niat bank-bank umum untuk melakukan pinjaman di
bank sentral sehingga pemerintah dapat menekan laju pertambahan jumlah
uang beredar.
2. Operasi Pasar Terbuka
Operasi Pasar Terbuka (OPT) merupakan salah satu instrumen kebijakan
moneter tidak langsung yang sangat penting karena sifatnya yang sangat
fleksibel dibanding dengan instrumen lain. OPT dilakukan oleh pemerintah

185
untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan menjual (open market
selling) atau membeli (open market buying) surat-surat berharga milik
pemerintah.
a. Open Market Selling dilakukan ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah
uang yang beredar dengan menjual surat-surat berharga yang beredar. Ketika
pemerintah menjual surat-surat tersebut ke masyarakat, maka uang yang
digunakan masyarakat untuk membeli surat tersebut akan masuk ke otoritas
moneter. Akhirnya, uang yang beredar di masyarakat semakin sedikit.
b. Open Market Buying dilakukan ketika pemerintah ingin menambah jumlah
uang yang beredar dengan cara membeli surat-surat berharga yang beredar.
Ketika pemerintah membeli surat berharga dari masyarakat, maka uang yang
beredar di masyarakat akan bertambah.
Di Indonesia, kebijakan moneter berupa OPT dilakukan dengan cara menjual
atau membeli surat-surat berharga yang terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia
(SBI, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan Surat Berharga Negara (SBN)
yang dibagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) terdiri dari Surat
Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara termasuk Zero Coupon
Bond (ZCB) dan Obligasi Negara Ritel (ORI), Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) termasuk SBSN Ritel.
Ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar maka
pemerintah akan menjual berbagai surat berharga tersebut, sebaliknya ketika
pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar maka pemerintah akan
membeli kembali berbagai surat-surat berharga yang telah dijual sebelumnya.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Ketika minimum cadangan wajib tersebut berkurang, maka bank memiliki
lebih banyak uang yang dapat diedarkan di masyarakat melalui pinjaman.
Sebaliknya jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka
pemerintah dapat menambah jumlah minimum cadangan wajib bank sehingga
bank memiliki uang yang lebih sedikit untuk diedarkan.
Ketika minimum candangan wajib tersebut berkurang, maka bank memiliki
lebih banyak uang yang dapat diedarkan di masyarakat melalui pinjaman.
Sebaliknya jika pemeritnah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka
pemerintah dapat menambah jumlah minimum cadangan wajib bank sehingga
bank memiliki uang yang lebih sedikit untuk diedarkan.

186
4. Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Instrumen kebijakan moneter berupa imbauan moral dapat dilakukan oleh bank
sentral untuk mengontrol jumlah uang yang beredar melalui berbagai hal. Bank
sentral dapat mengimbau bank-bank umum untuk menurunkan atau menaikan
suku bunga pinjamannya.
Bank sentral juga dapat memberikan saran kepada bank-bank tersebut untuk
hati-hati dalam memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat ataupun
membatasi keinginannya untuk meminjam uang kepada bank sentral melalui
Fasilitas Diskonto. Selain 4 instrumen tersebut, Bank Indonesia memiliki
beberapa instrumen kebijakan moneter lainnya seperti:
 Kredit Langsung yaitu Bank Indonesia memberikan kredit secara langsung
kepada sektor, program, proyek, ataupun kegiatan yang sifatnya mendesak dan
harus diprioritaskan. Kredit langsung ini akan menambah jumlah uang yang
beredar di masyarakat karena digunakan untuk membiayai program ataupun
kegiatan yang diprioritaskan.
 Penetapan Uang Muka Impor dimana para importir diwajibkan membayar
sejumlah persentase tertentu sebagai uang muka untuk pembelian valuta asing
yang mereka perlukan untuk mengimpor barang dari luar negeri. Dengan
ditetapkannya instrumen ini, pemerintah dapat mengatur jumlah uang yang
beredar dari sisi impor dan dapat mengontrol devisa negara.
 Fasilitas Overdraft (Overdraft Window) dimana Bank Indonesia akan
menyediakan fasilitas pinjaman yang berjangka sangat pendek kepada bank-
bank yang mengalami kesulitan likuiditas (pencairan) jangka pendek. Suku
bunga yang diterapkan pada fasilitas ini lebih tinggi dibanding sumber
pinjaman lain sehingga dapat mengontrol jumlah uang yang beredar.
 Intervensi Rupiah dimana Bank Indonesia melakukan pinjam meminjam dana
secara langsung di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dalam jangka waktu
overnight sampai dengan 7 hari demi membantu instrumen kegiatan Operasi
Pasar Terbuka.
 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah instrumen yang pada
awalnya dibuat oleh Bank Indonesia sebagai fasilitas untuk bank-bank syariah,
namun tidak menutup kemungkinan SWBI ini digunakan untuk membantu
Operasi Pasar Terbuka. Pelaksanaan SWBI tidak dilakukan secara lelang
melainkan membuka window sehingga memiliki kemiripan dengan fasilitas
simpanan bank sentral. Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang

187
mereka tetapkan kepada pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman
dalam perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang.

188
BAB XIV
PENGANGGURAN, INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
(TRADEOFF) DALAM PRESFEKTIF ISLAM

Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah


inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini
dapat saling
berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada berbagai
ciri pasar tenagakerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja,
peranan upahefisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat
inflasi terutamasekali bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan
oleh bank sentral, olehsebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran
secara garis besar bukanlah duamasalah yang saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan
fiskaldapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter
dan fiskaldapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips.
Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau
pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan memindahkan perekonomian
ke suatu titik pada kurva phillipsdengan tingkat pengangguran yang lebih
rendah dan inflasi yang lebih tinggi.Dan begitu juga sebaliknya. Dengan
pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan kombinasiantara inflasi
dan penangguran kepada para pembuat kebijakan
1. Pengangguran
a. Pengertian Pengangguran
Yang dimaksud dengan pengangguran atau orang yang menganggur adalah
mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan. Kategori
orang yang pengangguran biasanya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada
usia kerja dan masanya kerja. Usia kerja biasanya adalah usia yang tidak dalam masa
sekolah tapi diatas usia anak-anak (relatif diatas 6-18 tahun, yaitu masa pendidikan dari
SD-tamat SMU). Sedangkan diatas usia 18 namun masih sekolah dapatlah dikategorikan
sebagai penganggur, meski untuk hal ini masih banyak yang memperdebatkan.Akan
tetapi mashab klasik dengan salah satu teorinya yang terkenal sebagai hokum “Say”
dari Jean Baptiste Say yang mengatakan bahwa “Supply creates its own demand” atau
penawaran menciptakan permintaannya sendiri menjelaskan bahwa bila ini benar
terjadi maka pengangguran tidak akan ada, dan bilapun ada tidak akan berlangsung
lama, karena akan pulih kembali. Cara kerjanya sederhana, bahwa bila produsen
menghasilkan barang dalam jumlah tertentu maka akan segera habis dikonsumsi
masyarakat. Berdasarkan kenyataan yang ada, pengangguran terdiri atas tiga jenis, yaitu :

189
- Pengangguran Siklis
Yaitu pengangguran yang terjadi apabila permintaan lebih rendah dari
output potensial perekonomian. Yaitumanakala kemampuan ekonomi suatu bangsa lebih
rendah dari
kemampuan yang seharusnya dicapai.Pengangguran siklis dapat diukur dari jumlah
orang yang bekerja dikurangi jumlah orang yang seharusnya mempunyai pekerjaan pada
tingkat pendapatan potensional.
- Pengangguran Friksional
Yaitu pengangguran yang terjadi karena adanya perputaran dalam lingkup
pekerjaan dan ketenaga kerjaan.Artinya pengangguran itu ada karena adanya angkatan kerja
baru yang
siap memasuki lapangan kerja, sementara itu ada juga mereka yang telah bekerja keluar dari
pekerjaannya karena tidak cocok, bosan atau karena alasan lainnya seperti misalnya ingin
mencari pengalaman baru dengan pekerjaan baru.Dengan kata lain pengangguran friksi
adalah orang yang menganggur sambil mencari pekerjaan.
- Pengangguran Struktural
Yaitu pengangguran yang disebabkan oleh ketidak sesuai antara stuktur angkatan
kerja, berdasarkan pendidikan dan keterampilan, jenis kelamin, pekerjaan, industri,
geografis, informasi, dan tentu saja struktur permintaan tenaga kerja.Penyebab
pengangguran struktual ini dapat bersifat alami misalkan karena adanya trend kebutuhan
tenaga kerja dengan spesifikasi pendidikan dan keahlian tertentu, atau juga karena kebijakan
(pemerintah).
Adapun untuk mengatasi penggangguran
ialah:
a. Kebijakan fiskal:mengurangi pajak dan menambah pengeluaran pemerintah.
b. Kebijakan moneter:menambah penawaran uang,mengurangi atau menurunkan suku
bunga dan menyediakan kredit khusus untuk sektor atau kegiatan tertentu.
c. Kegiatan segi penawaran:mendorong lebih banyak investasi,mengembangkan
infrastruktur,meningkatkan efisiensi administrasi pemerintahan,member subsidi
dan mengurangkan pajak perusahaan dan
individu. Untuk mengatasi inflasi ialah:
a. Kebijakan fiskal:menambah pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah.
b. Kebijakan moneter:mengurangi,menaikkan suku bunga dan membatasi kredit.
c. Kebijakan segi penawaran:melakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi biaya
produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak keatas
bahan mentah,melakukan penetapan harga,menggalakkan pertambahan produksi dan
menggalakkan perkembangan teknologi.
b. Hubungan Antara Inflasi Dan Pengangguran
Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat diatas,
sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi maka masyarakat
cenderung tidak ingin

190
menyimpan uangnya lagi, akan tetapi akan dirubah dalam bentuk barang baik
barang yang siap dipakai atau harus melalui proses produksi (membuat rumah
misalnya).
Sementara penganggur adalah orang yang tidakbekerja dan sedang mencari
pekerjaan. Dalam kondisi tingkatinflasi yang relatif tinggi maka secara teoritis para
penganggur akan
banyak memperoleh
pekerjaan.
Prof. A.W Philips dari London School of Economics, Inggris meneliti data dari
berbagai negara mengenai tingkat pengangguran dan inflasi.Secara empirik tanpa
didasari teori yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan yang terbalik antara
tingkat inflasi dan pengangguran, dalam arti apabila inflasi naik maka pengangguran
turun, sebaliknya apabila inflasi turun maka pengangguran naik. Dasar teori dari philips
memang tidak ada untuk bisa membuktikan sebagai mana yang telah diterangkan diatas.

2. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila
kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga
barang-barang lain,. Dalam praktek, inflasi dapat diamati dengan mengamati gerak dari
indek harga. Tetapi di sini harus diperhitungkan ada tidaknya suppressed inflation (inflasi
yang ditutupi). pemerintah perlu menajalankan kebijakan menurunkan tingkat inflasi karena
bagaimanapun pemerintah mempunyai peranan yang penting dalam mengendalikan laju
inflasi sebab terjadi atau tidaknya inflasi tergantung dari kebijakan-kebijakan pemerintah
dalam menjalankan roda perekonomian. Kebijakan-kebijakan yang digunakan untuk
mengatasi masalah inflasi yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Dalam islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang dipakai
adalah
dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan dibenarkan oleh islam.
Syekh An-Nabhani memberikan alasan mengapa mata uang yang sesuai itu adalah emas.
Ketika islam melarang praktek penimbunan harta, islam hanya mengkhususkan larangan
tersebut untk emas dan perak, padahal harta itu mencakup semua barang yang bisa dijadikan
sebagai kekayaan.
1. Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak berubah-
ubah, ketika islam mewajibkan diat, maka yang dijadikan sebagai ukuranya adalah
dalam bentuk emas.
2. Rasulullah telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang dan beliau
menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar uang.
3. Ketika Allah SWT mewajibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan zakat tersebut
dengan nisab emas dan perak.
4. Huku-hukum tentang perukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi uang hanya
dilakukan dengan emas dan perak, begitupun dengan transaksi lainnya hanya

191
dinyatakan dengan emas dan perak.

b. Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Konvensional


Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk dibahas terutama
berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap makro ekonomi agregat: pertumbuhan
ekonomi, keseimbangan eksternal , daya saing, tingkat bunga, dan bahkan distribusi
pendapatan. Inflasi juga berperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga
keuangan formal.
Dalam banyak literatur disebutkan bahwa inflasi didefinisikan sebagai kenaikan
harga umum secara terus menerus dari suatu perekonomian. Sedangkan menurut Sukirno
inflasi yaitu, kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan
bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang dipasar. Namun pada
umumnya dari studi diatas menunjukkan bahwa penyebab inflasi di Indonesia ada dua
macam, yaitu inflasi yang diimpor dan defisit dalam Anggaran Pemerintah Belanja
Negara (APBN).
Penyebab inflasi lainnya menurut Sadono Sukirno adalah kenaikan harga-harga
barang yang diimpor, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh
pertambahan produksi dan penawaran barang, serta terjadinya kekacauan politik dan
ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab. Adapun penyebab
lain dari inflasi antara lain uang yang beredar lebih besar daripada jumlah barang yang
bereda, sehingga permintaan akan barang mengalami kenaikan, maka dengan sendirinya
produsen akan menaikkan harga barang dan apabila kondisi seperti ini dibiarkan maka
akan terjadi inflasi.
Terdapat berbagai macam jenis inflasi. Beberapa kelompok besar dari inflasi
adalah :
a) Menurut sifatnya
Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama yaitu :
1) Inflasi merayap/rendah (Creeping Inflation) yaitu inflasi yang besarnya kurang
dari 10% pertahun
2) Inflasi menengah (Galloping Inflation) besarnya antara 10 – 30% pertahun.
Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif
besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya
15%,20%,30% dan sebagainya.
3) Inflasi berat (High Inflation) yaitu inflasi yang besarnya antar 30 – 100%
pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik dan bahkan menurut
istilah ibu-ibu rumah tangga harga berubah.
4) Inflasi sangat tinggi (Hyper Inflation) yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya
harga secara drastis hingga mencapai 4 digit (diatas 100%). Pada kondisi ini
masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat
tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
b) Berdasarkan sebabnya
1) Demand Full Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan

192
yang tinggi disuatu fihak, difihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan
kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan,
bila permintaan banyak sementara penawaran tetap maka harga akan naik. Dan
bila hal ini berlangsung secara terus menerus akan mengakibatkan inflasi yang
berkepenjangan, oleh karena itu untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukaan
kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.
2) Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunya produksi karena naiknya
biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya
perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun,
kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat
buruh yang kuat dan sebagainya).
Sedangkan dampak inflasi bagi perekonomian secara keseluruhan, misalnya prospek
pembangunan ekonomi jangka panjang akan semakin memburuk, inflasi mengganggu
stabilitas ekonomi dengan merusak rencanajangka panjang para pelaku ekonomi. Inflasi jika
tidak cepat ditangani, maka akan susah untuk dikendalikan, inflasi cenderung akan
bertambah cepat. Dampak inflasi bagi perekonomian nasional diantaranya:
1. Investasi berkurang
2. Mendorong tingkat bunga
3. Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif
4. Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan
5. Menimbulkan ketidak pastian keadaan ekonomi dimasa yang akan datang
6. Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang
7. Menimbulkan defisit neraca pembayaran
8. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat dan
9. Meningkatnya jumlah pengangguran.
c. Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Ekonomi Islam merupakan ikhtiar pencarian sistem ekonomi yang lebih
baik setelah ekonomi kapitalis gagal total. Bisa dibayangkan betapa tidak adilnya,
betapa
pincangnya akibat sistem kapitalis yang berlaku sekarang ini, yang kaya semakin
kaya dan yang miskin akan semakin miskin, selain itu, dalam pelaksanaannya, ekonomi
kapitalis ini banyak menimbulkan permasalahan.Pertama ketidak adilan dalam berbagai
macam kegiatan yang tercermin dalam ketidakmerataan pembagian pendaptan
masyarakat.Keduaketidakstabilan dari sistem ekonomi yang ada saat
inimenimbulkan berbagai gejolak dalam kegiatannya. Dan dalamekonomi islam, hal
yang demikian itu insya Allah tidak ada.
Dalam islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang dipakai
adalah
dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan dibenarkan oleh islam.
Syekh An-Nabhani memberikan alasan mengapa mata uang yang sesuai itu
adalah emas. Ketika islam melarang praktek penimbunan harta, islam hanya
mengkhususkan larangan tersebut untk emas dan perak, padahal harta itu mencakup
semua barang yang bisa dijadikan sebagai kekayaan.

193
a. Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak
berubah-ubah, ketika islam mewajibkan diat, maka yang dijadikan sebagai
ukuranya adalah dalam bentuk emas.
b. Rasulullah telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang dan
beliau menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar uang.
c. Ketika Allah SWT mewajibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan zakat
tersebut dengan nisab emas dan perak.
d. Huku-hukum tentang perukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi
uang hanya dilakukan dengan emas dan perak, begitupun dengan transaksi
lainnya
hanya dinyatakan dengan emas dan perak.
Penurunan nilai dinar atau dirham memang masih mungkin terjadi, yaitu
ketika
nilai meas yang menopang nilai nominal dinar atau mengalami penurunan.Diantaranya,
akibat ditemukannya emas dalam jumlah yang besar, tapi keadaan nilai kecil
sekali kemungkinannya. Inflasi terbagi dua menurut Al-Maqrizi yaitu:
1. Inflasi akibat berkurangnya persediaan barang.
Inflasi inilah yang terjadi pada masa Rasulullah dan Khulafaur rasyidin, yaitu
karena kekeringan atau karena peperangan.
2. Inflasi akibat kesalahan manusia
Infalsi ini disebabkan oleh tiga hal: korupsi dan administrasi yang buruk,
pajak
yang memberatkan, serta jumlah uang yang berlebihan. Kenaikan harga-
harga yang terjadi adalah dalam bentuk jumlah uangnya, bila dalam bentuk dinar
jarang terjadi.

3. Kebijakan Pemerintah
1. Pengertian Kebijakan Pemerintah
Mewujudkan inflasi nol persen secara terus menerus dalam perekonomian
yang sedang berkembang adalah sulit untuk dicapai.Oleh sebab itu, dalam jangka
panjang yang perlu diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi berada
pada tingkat yang sangat rendah.Untuk menjaga kestabilan
ekonomi.Pemerintah perlu menajalankan kebijakan menurunkan tingkat inflasi
karena bagaimanapun pemerintah mempunyai peranan yang penting dalam
mengendalikan laju inflasi sebab terjadi atau tidaknya inflasi tergantung dari
kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menjalankan roda perekonomian.
Kebijakan- kebijakan yang digunakan untuk mengatasi masalah inflasi yaitu
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
2. Tujuan Kebijakan Pemerintah
Adapun tujuan dari kebijakan pemerintah menurut sukirno yaitu dilihat berdasarkan
pada dua tujuan yakni tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat sosial
dan politik.
a. Tujuan bersifat Ekonomi

194
Ada tiga faktor yang menjadi pertimbangan utama dari tujuan ini, yakni:
1. Menyediakan Lowongan Pekerjaan
2. Meningkatakan taraf kemakmuran masyarakat
3. Memperbaiki pembagian pendapatan
b. Tujuan Bersifat Sosial dan Politik
1. Meningkatkan Kemakmuran Keluarga dan Kestabilan Keluarga
2. Menghindari Masalah Kejahatan
3. Mewujudkan Kestabilan Politik

3. Jenis Kebijakan Pemerintah


a. Kebijakan Fiskal
Kebijakan yang akan dilaksanakan adalah dalam bentuk mengurangi
pengeluaran pemerintah, langkah ini menimbulkan efek yang cepat dalam
mengurangi pengurangan dalam
perekonomian. Maka untuk menerangkan tentang efek dari kebijakan fiskal dalam
mengatas i inflasi perlu dibedakan dalam dua keadaan yaitu pertama keadaan dimana
inflasi berlaku tanpa kontrol pemerintah, kedua inflasi yang diatasi melalui kebijakan fiscal
Dalam pemikiran Islam, pemerintah merupakan lembaga formal yang mewujudkan
dan memberikan pelayanan yang terbaik pada rakyatnya.Pemerintah mempunyai segudang
kewajiban yang harus dipikul demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat, salah
satunya yaitu tanggung jawab terhadap perekonomian.Tanggung jawab dan tugas
pemerintah dalam perekonomian diantaranya mengawasi faktor utama penggerak
perekonomian, misalnya mengawasi praktek produksi dan jual beli, melarang praktek yang
tidak benar atau diharamkan, dan mematok harga kalau memang dibutuhkan.
Kebijakan fiskal mempunyai peran yang penting, hal ini didasarkan pada
alasan- alasan sebagai berikut: peran kebijakan fiskal relatif dibatasi. Dua hal yang
mendasarinya, Pertama: tingkat bunga yang tidak mempunyai peran sama sekali dalam
ekonomi islam, Kedua: Islam tidak membolehkan perjudian karena dapat menimbulkan
berbagai praktek perjudian yang mengandung spekulasi (untung-untungan).
Tujuan kebijakan fiskal dalam islam adalah untuk menciptakan stabilitas ekonomi
yang tinggi dan pemerataan pendapatan, ditambah dengan tujuan lain yang terkandung
dalam aturan islam yaitu
1. Islam menempatkan pada tempat yang tinggi akan terwujudnya persamaan dan
demokrasi sesuai dengan ekonomi islam akan dikelola untuk membantu dan untuk
memajukan serta menyebarkan ajaran islam seluas mungkin.
2. Kebijakan fiskal dalam menekan laju inflasi, hal ini jelas karena penekanan laju
inflasi akan lebih menonjol dibandingkan dengan cost-push inflationitu sendiri.
3. Penggunaan kebijakan fiskal dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi, selama
pertumbuhan ekonomi merupakan tingkat tabungan.

b. Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter yaitu peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas

195
moneter (bank sentral) untuk mengendalikan jumlah uang beredar.Kebijakan moneter
berbeda dengan kebijakam fiskal, yang dilaksanakan melalui pembelajaan pemerintah da
n pajak. Untuk penerapan kebijakan moneter berdasarkan pada hipotesis market interest
rate.
Maka kebijakan yang diambil adalah mengubah dari output riil dan kesempatan kerja
kepada pencapaian stabilitas harga-harga.
Dalam mendorong pertumbuhan perekonomian sekaligus stabilitas, islam
tidak
menggunakan instrumen bunga atau ekspansi moneter melalui pencetakan uang baru atau
defisit anggaran. Yang dilakukan adalah mempercepat perputaran uang dan pembangunan
infrastruktur sektor riil.Kebijakan moneter Rasulullah selalu terkait dengan sektor riil
perekonomian.Hasilnya adalah pertumbuhan sekaligus stabilitas.
Islam memiliki pandangan yang khas mengenai sistem moneter atau keuangan. Yang
paling penting dalam setiap keuangan adalah penentuan satuan dasar keuangan dimana
kepada satuan itu dinisbahkan seluruh nilai-nilai berbagai mata uang lain.
Kebijakan moneter sebenarnya bukan hanya mengutak-atik suku bunga. Dan
secara
makro, sebuah tatanan ekonomi masyarakat yang ditopang dengan sistem ribawi tidak akan
pernah betul-betul sehat. Pada zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin kebijakan moneter
dilaksanakan tanpa menggunakan instrumen bunga sama sekali.
Perekonomian Arab di zaman Rasulullah SAW,bukanlah ekonomi terbelakang yang
hanya mengenal barter,bahkan jauh dari gambaran seperti itu.Valuta asing dari Persia dan
Romawi dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Arab,bahkan menjadi alat bayar
resmidinar dan dirham.Sistem devisa bebas diterapkantidak ada halangan sedikitpun untuk
mengimpor dinar atau dirham.Transaksi tidak tunai diterima luas dikalangan pedangang.Cek
dan promissory notes lazim digunakan.Untuk menjaga kestabilan ini,beberapa hal
berikut dilarang yaitu:
a. Permintaan yang tidak rill.Permintaan uang adalah hanya untuk keperluan
transaksi dan berjaga-jaga.
b. Penimbunan mata uang.
c. Transaksi talaqqi rukban.Yaitu,mencegat penjual dari kampong di luar kota untuk
mendapat keuntungan dari ketidakpastian harga.
d. Transaksi kali bi kali.Yaitu,bukan transaksi tidak tunai.Transaksi tunai
dibolehkan namun transaksi future tanpa ada barangnya adalah dilarang.
e. Segala bentuk riba
Dalam kerangka strategi mekanik bagi kebijakan moneter,yang tidak hanya
membantu pengaturan penawaran uang sesuai dengan permintaan rill tetapi juga
membantu
memenuhi kebutuhan untuk menutup defisit asli pemerintah dan juga sekaligus mencapai
tujuan-tujuan lain masyarakat islam.Mekanik tersebut harus mencakup
beberapa
elemen,diantaranya:
1. Target pertumbuhan pada M dan Mo

196
Secara berkala bank sentral harus menetapkan pertumbuhan penawaran uang (M)
sesuai dengan sasaran ekonomi nasional,termasuk pertumbuhan ekonomi yang dapat
dipertahankan dan stabilitas dalam nilai uang.Pertumbuhan pada (M) sangat erat
kaitannya dengan (Mo),bank sentral harus mengawasi secara ketat pertumbuhan
Mo.Karena Mo diciptakan atas kekuasaan bank sentral untuk menciptakan uang,hasil
yang diperoleh dari kebijakan ini harus digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan islam.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut,bank sentral berusaha untuk membuat total
Mosebagian untuk pemerintah dan sebagian lagi untuk bank komersial maupun
lembaga khusus keuangan.Mo untuk bank komersial yaitu dalam bentuk
mudharabah,harus dipergunakan oleh bank sentral sebagai instrument kualitatif
maupun kuantitatif utama untuk mengendalikan kredit.Bagi lembaga khusus
keuangan Mo juga dalam bentuk mudharabah,terutama disediakan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan yang produktif.

197
2. Public Share of Demand Deposit
Dalam jumlah tertentu (kondisi normal) demand deposit bank-bank komersial
maksimum sampai 25% harus diserahkan kepada pemerintah untuk membiayai
proyek-proyek yang secara sosial menguntungkan.
3. Statutory Reserve Requirement
Bank-bank komersial perlu memiliki cadangn dalam jumlah tertentu yaitu 10-20%
dari demand deposit mereka dengan bank sentral.Bank sentral (statutory reserve
requirement) membantu memberikan jaminan atas deposit juga sekaligus
membantu penyediaan likuiditas yang memadai bagi bank.Sasaran ini dapat dicapai
melalui penetapan syarat permodalan yang lebih besar,aturan yang telah diterapkan
dengan baik,termasuk rasio likuiditas yang memadai,yang dijamin oleh sistem
perbankan yang teruji dengan baik.

Latihan
1. Jelaskan Pengertian Inflasi, apakah kenaikan harga pada hari besar islam sepeti bulan
Ramadhan dapat disebut sebagai inflasi ?
2. Jelaskan Teori al Maqrizi tentang Inflasi ?
3. Analisis dan jelaskan kebijakan apakah yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi
masalah ekonomi seperti inflasi, pengangguran ?
4. Diketahui dalam perekonomi 3 sektor
C = 100 + 0,8 Yd
I = 400
G = 500
Tx = 0,25 Y
Pertanyaan
a. Tentukan Pendapatan nasional (Yeq)
b. Apabila Y pada saat kesempatan kerja penuh Y fe = 3000 berapakah
pengeluaran pemerintah perlu ditambah untuk mencapai kesempatan kerja penuh ?

198
REFERENSI

1. Pengantar Ekonomi Makro Edisi Revisi Karangan T. Gilarso, Penerbit Kanisius tahun
2004
2. Buku Diktat Ekonomi Makro Perspektif Islam, Muhammad Syahbudi, SEi, MA
3. https://www.gramedia.com/literasi/sistem-perekonomian-terbuka/
4. http://pelajarpin.blogspot.co.id/2015/09/makalah-masalah-ekonomi-dan-kaitannya.htm
5. http://shartikapurnamadewi.blogspot.co.id/2013/01/masalah-ekonomi-kebutuhan-
ekonomi.html
6. http://radensupraptono.blogspot.co.id/2012/07/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
7. http://queeniisa.blogspot.co.id/2012/04/inti-masalah-ekonomi-kebutuhan.html
8. https://www.gramedia.com/literasi/masalah-ekonomi/
9. https://accurate.id/marketing-manajemen/proses-produksi/
10. http://repository.ut.ac.id/3923/1/ESPA4211-M1.pdf
11. http://eprints.umsida.ac.id/6826/1/M%20Bayu%20Adrio%20F
%20%28191020700082%29%20Teknik%20Industri%202A1%20Jurnal%20Ekonomi
%20Baru.pdf
12. https://kamus.tokopedia.com/h/harga-pasar/
13. https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/24/070000069/5-ebijakan-pemerintah-
untuk-mengatasi-masalah-ekonomi?page=all.
14. https://yoursay.suara.com/kolom/2021/06/10/210500/indonesia-dan-tantangan-ekonomi-
pascapandemi
15. https://adjar.grid.id/read/542748627/masalah-dalam-bidang-ekonomi-yang-dihadapi-
pemerintahan-suatu-negara?page=all

199

Anda mungkin juga menyukai