Anda di halaman 1dari 47

Ringkasan Materi Ekonomi Kelas X Semester 1

KEBUTUHAN

Pada dasarnya kebutuhan manusia itu berkaitan dengan kelangsungan hidup dan
kepuasan yang diinginkan. Kelangsungan hidup manusia merupakan suatu proses yang
berkesinambungan dan beragamnya kepuasan yang diinginkan menjadikan kebutuhan
manusia tidak terbatas. Seseorang apabila sudah terpenuhi kebutuhan akan sandang,
pangan, dan papan (perumahan) akan berfikir untuk memenuhi kebutuhan lain. Misalnya,
keinginan memiliki radio, televisi, sepeda motor, mobil, dan sebagainya.
Kebutuhan manusia ternyata tidak hanya bersifat konkret (nyata) saja, melainkan
juga bersifat abstrak (tidak nyata) misalnya rasa aman dan tentram, ingin dihargai dan
dihormati, dan sebagainya. Penyebab tidak terbatasnya kebutuhan manusia itu antara lain
sebagai berikut:
1. Semakin bertambah jumlah penduduk
2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Lingkungan pergaulan atau tempat tinggal
4. Tingkat kebudayaan manusia semakin maju.
Berikut ini macam-macam kebutuhan manusia, dapat dikelompokkan menjadi lima
kategori, yaitu berdasarkan intensitas kegunaan, waktu, sosiobudaya, sifat, dan subyek yang
membutuhkan.
1. Menurut intensitas kegunaan atau menurut tingkatannya
Berdasarkan intensitas kegunaannya, kebutuhan dibedakan menjadi tiga yaitu
kebutuhan primer, sekunder, dan tertier.
a. Kebutuhan primer
Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang
harus dipenuhi karena sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan ini
meliputi makanan, pakaian, dan perumahan (pangan, sandang, dan papan). Agar tetap
hidup manusia membutuhkan makan setiap hari, berpakaian layak, dan mempunyai tempat
tinggal untuk menghindari sengatan matahari, siraman air hujan, an pengaruh udara.
Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus
dipenuhi karena sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Apabila kebutuhan
primer ini tidak terpenuhi, maka manusia sulit untuk melangsungkan kehidupan dan
mewujudkan jati diri sesuai dengan kodratnya.
b. Kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder antara lain radio, televisi, meja, dan kursi, tempat tidur dan
sebagainya. Kebutuhan ini timbul setelah manusia dapat memenuhi kebutuhan primer.
Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya mempunyai kebutuhan yang berkembang
seiring dengan tuntutan kepuasan yang diinginkan. Kebutuhan sekunder sebenarnya tidak
begitu penting untuk diwujudkan, karena tanpa pemenuhan inipun manusia dapat tetap
hidup.
c. Kebutuhan tersier (lux)
Kebutuhan tertier atau kebutuhan akan barang mewah antara lain villa, mobil mewah/ kapal
pesiar dan kebutuhan mewah lainnya. Setelah manusia mampu memenuhi kebutuhan
primer dan sekundernya maka akan timbul kebutuhan lain. Kebutuhan tersier timbul
setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan tersier ini pada
dasarnya berkenaan dengan status atauprestise seseorang, agar lebih dihargai oleh orang
lain dan lebih terpandang. Batas antara kebutuhan primer, sekunder, dan tersier untuk
masing-masing orang tidaklah sama. Hal ini berhubungan dengan kedudukan dan status
ekonomi orang tersebut ditengah masyarakat. Kemungkinan bagi orang tertentu, kebutuhan
sekunder akan menjadi kebutuhan tersier untuk orang yang lain. Misalnya TV berwarna bagi
golongan berpenghasilan tinggi merupakan kebutuhan sekunder, sedangkan bagi mereka
yang berpenghasilan rendah merupakan kebutuhan tertier.

2. Menurut waktu
Berdasarkan waktunya, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan sekarang, kebutuhan
mendesak, dan kebutuhan yang akan datang.
a. Kebutuhan sekarang
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini atau tidak dapat ditunda,
misalnya kebutuhan pokok (makanan saat lapar) dan kesehatan (obat untuk orang sakit).
b. Kebutuhan mendesak
Merupakan kebutuhan yang kritis (tiba-tiba) dan sifatnya insidental. Misalnya, bantuan
kepada masyarakat yang terkena musibah atau bencana alam, kebutuhan konsultasi
kesehatan atau pengacara.
c. Kebutuhan yang akan datang
Kebutuhan ini lebih mengarah pada persiapan-persiapan guna menghadapi kebutuhan pada
waktu yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Meskipun dapat
ditunda, kebutuhan ini termasuk hal yang penting, sebab dengan memenuhi kebutuhan ini
manusia akan mempunyai jaminan bagi hidupnya dimasa yang akan datang. Misalnya
menabung di bank, asuransi, dan tabungan hari tua bagi orang yang akan pensiun.

3. Menurut sosio-budaya
Pada dasarnya kebutuhan ini berkaitan erat dengan lingkungan dan tradisi masyarakat
sekaligus sifat-sifat psikologis manusia. Berkenaan dengan haltersebut maka kebutuhan ini
meliputi kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologis.
a. Kebutuhan sosial
Dalam hidup bermasyarakat manusia biasanya mempunyai status atau kedudukan tertentu
yang mengharuskan seseorang untuk mempunyai atau melaksanakan berbagai hal supaya
dipandang layak dan pantas. Misalnya, pakaian dinas bagi seorang pegawai negeri dan
memberikan sumbangan bagi yang membutuhkan. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan
yang timbul berkenaan dengan tuntutan pergaulan atau hidup bersama dalam masyarakat.
b. Kebutuhan ini berkenaan dengan sifat rohani manusia sehingga tidak bersifat ekonomis dan
tidak semuanya dapat dipenuhi dengan usaha ekonomi. Misalnya kebutuhan rasa aman,
kebahagiaan, ketentraman, dan kebebasan. Meskipun kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak
bersifat ekonomis (tidak dapat dibeli dengan uang), tetap saja ada segi ekonominya atau
sangat berpengaruh terhadap parilaku seseorang di bidang ekonomi. Misalnya kebutuhan
untuk membentuk rumah tangga atau keluarga memerlukan perlengkapan rumah tangga
dan uang yang tidak sedikit.

4. Menurut sifat
Berdasarkan sifatnya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani.
a. Kebutuhan jasmani atau material
Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan fisik. Misalnya kebutuhan akan minuman,
makanan, dan pakaian yang cukup. Sekarang ini khususnya di daerah perkotaan sudah
semakin berkembang tempat-tempat untuk kegiatan kebugaran jasmani yang pada dasarnya
merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa kebutuhan jasmani (material) merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan
manusia untuk memelihara badannya.

b. Kebutuhan rohani (nonmaterial)


Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan rohani sehingga sifatnya tidak berwujud.
Kebutuhan rohani berkaitan dengan tuntutan perasaan, etika, dan keyakinan seseorang
demi terpenuhinya kepuasan batin. Misalnya kebutuhan orang akan rasa aman dan
kebutuhan meyakini suatu agama atau kepercayaan tertentu. Kebutuhan untuk memeluk
agama atau kepercayaan tertentu menjadikan seseorang merasa tentram dan mempunyai
pegangan atau pedoman dalam hidupya. Semakin pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, menyebabkan kebutuhan ini semakin penting dirasakan
manusia baik dalam kedudukannya sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial.
Misalnya, untuk menenangkan pikiran dari kesibukan kerja sehari-hari, seseorang atau
sekelompok berdarmawisata ke pantai.

c. Menurut subyek yang membutuhkan


Berdasarkan subyek yang membutuhkan, kebutuhan manusia dibedakan menjadi kebutuhan
individual dan kebutuhan kelompok atau kolektif.
a. Kebutuhan individual
Kebutuhan ini berhubungan langsung atau diperuntukkan bagi perseorangan. Manusia
sebagai makhluk pribadi, mempunyai kepentingan atau kebutuhan yang berbeda-beda.
Misalnya kebutuhan pakaian seorang guru berbeda dengan seorang petani atau buruh
pabrik.
b. Kebutuhan kelompok atau kolektif
Kebutuhan yang dimanfaatkan atau dirasakan secara bersama-sama dalam masyarakat
disebut kebutuhan kelompok (kolektif). Misalya kebutuhan adanya pasar, jalan, jembatan,
listrik, dan rumah sakit.

Macam-Macam Barang Atau Benda Sebagai Alat Pemuas Kebutuhan

Keanekaragaman kebutuhan manusia terjadi demi kelangsungan hidup dan kepuasan.


Untuk memenuhi kebutuhan yang beragam itu, manusia memerlukan alat pemuas
kebutuhan. Alat-alat tersebut berupa barang dan jasa. Barang atau benda merupakan
pemuas kebutuhan yang berwujud. Jasa merupakan pemuas kebutuhan manusia yang tidak
berwujud.
Macam-macam barang atau benda dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Menurut Cara Memperoleh
Berdasarkan cara memperolehnya, barang dibedakan menjadi barang ekonomi dan barang
bebas.

a. Barang atau benda ekonomi


Rumah, pakaian, makanan dan minuman, dan kendaraan merupakan barang ekonomi.
Barang ekonomi merupakan barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas, tidak
sebanding dengan yang dibutuhkan masyarakat. Karena sangat terbatas jumlahnya, maka
diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya.
b. Barang atau benda bebas
Barang bebas merupakan barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya tidak terbatas
sehinggga untuk mendapatkannyatidak perlu mengeluarkan biaya atau pengorbanan.
Barang ini tersedia dalam jumlah yang melebihi dan merupakan pemberian alam, seperti air
laut, sinar matahari, udara, pasir dipadang pasir.
Ada kalanya barang bebasdapat berubah status menjadi barang ekonomi. Misalnya apabila
seseorang tinggal di dearah yang sumber airnya melimpah, baik, dan jernih, maka air
tersebut merupakan barang bebas. Sedangkan untuk penduduk yang beriam di kota-kota
besar, air bersih umumnya diperoleh melalui jasa Perusahaan Air Minum atau penjual air
keliling. Dalam hal ini, air sudah berubah menjadi barang ekonomi.

2. Menurut Kegunaannya
Berdasarkan kegunaannya barang dibedakan menjadi barang komsumsi dan barang
produksi.
a. Barang konsumsi
Barang konsumsi merupakan barang yang dapat igunakan atau dipakai untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Barang ini sering disebut barang jadi atau barang siap pakai. Misalnya
sepatu, jam tangan, roti, minuman kaleng, perabotan rumah tangga dan lain-lain. Barang
konsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu barang konsumsi tidak tahan lama dan barang
konsumsi tahan lama. Barang konsumsi tidaka tahan lama merupakan barang yang dipakai
sekaligus habis, misalnya, roti, teh botol, makanan dan minuman lainnya. Barang konsumsi
taahn lama merupakan barang yang tidak habis sekali pakai, misalnya pakaian, sepatu dan
perabotan rumah tangga.
b. Barang produksi
Bahan mentah, benang untuk pabrik kain akan habis dalam sekali produksi, seang mesin-
mesin, alat-alat kantor, dan gedung tidak akan habis dalam sekali produksi termasuk barang
produksi. Barang ini disebut juga barang modal. Artinya barang yang digunakan untuk
menghasilkan barang-barang lain. Barang produksi ada yang satu kali habis pakai dan ada
yang tidak habis dalam satu proses produksi.

3. Menurut Proses Pembuatannya


Berdasarkan proses pembuatannya, benda dibedakan menjadi bahan mentah, barang
setengah jadi, dan barang jadi.
a. Bahan Mentah (bahan baku)
Bahan mentah merupakan bahan dasar atau barang yang belum mengalami proses produks.
Misalnya kapas, kayu, rotan, padi, tembakau, kulit.
b. Barang Setengah Jadi
Barang setengah jadi merupakan barang yang sudah diproses tetapi belum siap pakai.
Misalnya benang dari kapas untuk membuat kain (tekstil) dan kopra dari kelapa untuk
membuat minyak goreng.
c. Barang Jadi
Barang jadi merupakan barang yang sudah diproses produksi dan siap pakai untuk
memenuhi kebutuhan. Misalnya, sepatu, pakaian, minuman dalam keleng.

4. Menurut Hubungannya dengan Benda Lain


Berdasarkan hubungannya dengan barang lain, benda dibedakan menjadi barang
substitusi dan barang komplementer.
a. Barang substitusi
Barang substitusi merupakan barang pemuas kebutuhan yang pemakaiannya dapat saling
mengganti. Misalya, beras dengan jagung, tidak ada kain wol adapat diganti dengan wol
sintesis, mentega dengan margarine, dan sebagainya.
b. Barang komplementar
Barang komplementer atau barang pelengkap merupakan barang pemuas kebutuhan yang
dalam penggunaannya saling melengkapi. Barang ini baru dirasakan manfaatnya jika
dipakai bersama dengan barang pemuas kebutuhan yang lain. Misalnya tinta dengan
bolpoint, kamera dengan filmnya, bensin dengan kendaraan, dan kopi dengan gula.

Kegunaan Barang Pemuas Kebutuhan


Barang akan bermanfaat apabila dapat memuaskan kebutuhan manusia atau pada
saat barang itu mempunyai nilai guna (utility). Nilai guna barang ada beberapa macam,
yaitu kegunaan bentuk, kegunaan dasar, kegunaan tempat, kegunaan pemilikan, dan
kegunaan waktu.

1. Kegunaan bentuk (form utility)


Barang atau benda itu mempunyai nilai guna setelah diudah terlebih dahulu dari bentuk
aslinya. Kayu gelondongan akan mempunyai nilai guna yang lebih tinggi apabila diubah
bentuknya menjadi meja, kursi, lemari, dan bentuk lainnya.
2. Kegunaan dasar (elementary utility)
Kegunaan macam ini merupakan peningkatan dari bahan dasar menjadi barang jadi yang
mempunyai nilai guna lebih tinggi dari pada barang atau bahan asalnya. Misalnya, kapas
sebagai bahan dasar benag, benag sebagai bahan dasar untuk membuat kain/ tekstil, kain/
tekstil merupakan bahan dasar untuk membuat pakaian.
3. Kegunaan tempat (utility of place)
Ada kalanya barang menjadi lebih berguna jika dipindahkan ketempat lain. Misalnya, pasir
yang da di sungai atau di daerah gunung berapi (bekas letesan gunung berapi) akan sangat
berguna setelah diangkut ke tempat-tempat lain sebagai bahan bangunan.
4. Kegunaan pemilikan (ownership utility)
Suatu barang akan menjadi lebih berguna apabila barang tersebut talah dimiliki. Kegunaan
pemilikan ini menunjuk pada pertambahan nilai guna barang pemuas kebutuhan, sesudah
barang itu dimiliki. Misalnya, laptop yang dipajang ditoko akan mempunyai nilai guna lebih
jika sudah dimiliki oleh seorang (wartawan, pengarang, dan mahasiswa).
5. Kegunaan waktu (time utility)
Kegunaan waktu ini menunjukkan bahwa barang pemuas kebutuhan akan lebih menjadi
berguna pada saat barang tersebut dimanfaatkan atau digunakan. Misalnya jas hujan dan
payung akan besar manfaatnya pada musim penghujan.

Kelangkaan
Kelangkaan atau scarcity adalah keadaan timpang antara kebutuhan manusia yang
tidak terbatas, dihadapkan pada sarana ekonomi yang terbatas. Kelangkaan (scarcity) ada
karena orang ingin memiliki lebih banyak barang dan jasa yang diproduksi dari sumberdaya
yang tersedia.
 Hal-hal yang menyebabkan timbulnya kelangkaan antara lain:
 Terbatasnya persediaan sumber daya alam
 Terbatasnya kemampuan manusia untuk mengolah
 Keserakahan manusia, yang mengakibatkan berkurang dan cepat rusaknya barang-barang
yang dapat dimanfaatkan sebagai benda pemuas kebutuhan.
 Meningkatnya kebutuhan manusia yang lebih cepat dari kemampuanmanusia untuk
menghasilkan atau menemukan sumber-sumber baru.
 Cara mengatasi kelangkaan:
 Menghemat penggunaan sumber daya alam
 Memelihara dan melestarikan sumber daya alam dengan baik
 Menciptakan alat pemuas/barang pengganti (barang substitusi)
 Meningkatkan pengelolaan berbagai macam sumber daya alam, sehingga lebih bermanfaat
bagi kehidupan manusia
Terbatasnya sumber ekonomi membuat manusia melakukan segala usaha bahkan jika
perlu dengan pengorbanan tertentu misalnya menghabiskan dana, tenaga, dan pikiran yang
tidak sedikit, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup.
Adapun penyebab kelangkaan sumber ekonomi itu, antara lain, kelangkaan sumber alam,
tenaga kerja, serta modal dan teknologi.

A. Faktor produksi sebagai sumber ekonomi

Beragamnya kebutuhan hidup dan terbatasnya sumber ekonomi atau barang dan jasa
menjadikan manusia harus berusaha mencari jalan keluar. Barang dan jasa merupakan
sumber daya ekonomi yang jumlahnya terbatas atau langka. Langka berarti jumlahnya
relatif sedikit dibanding dengan jumlah yang dibutuhkan manusia.
Untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan usaha yang disebut produksi. Usaha
produksi memerlukan sumber daya produksi. Sumber daya-sumber daya tersebut terdiri
dari sumber-sumber alam (tanah, air, hutan, bahan-bahan tambang, dan sebagainya),
sumber daya nara atau manusia (pengusaha, modal, dan segala macam alat buatan manusia
yang membantu dalam proses produksi). Sumber-sumber daya ini disebut faktor-faktor
produksi karena diperlukan dalam proses produksi yang menghasilkan barang dan jasa.
Terbatasnya sumber ekonomi membuat manusia melakukan segala usaha bahkan jika
perlu dengan pengorbanan tertentu misalnya menghabiskan dana, tenaga, dan pikiran yang
tidak sedikit, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup.
Adapun penyebab kelangkaan sumber ekonomi itu, antara lain, kelangkaan sumber alam,
tenaga kerja, serta modal dan teknologi.

1. Kelangkaan sumber alam

Tidak semua negara di dunia memiliki sumber alam yang dapat memenuhi seluruh
kebutuhan manusia. Bagi negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Belkamu, dan
negara maju lain, biasanya mengalami kelangkaan sumber alam berupa bahan mentah,
misalnya minyak bumi, rempah-rempah, hasil hutan, dan hasil penangkapan dari laut.
Sumber alami yang lain dan dianggap langka juga termasuk kategori sumber ekonomi,
misalnya besi, perak, nikel, emas, tembada, dan barang galian lainnya. Sumber ekonomi ini
dapat diperjualbelikan dan tidak semua tanah di muka bumi ini mengandung bahan
tersebut. Apakah air termasuk sumber alami yang langka? Demikian juga matahari, dapat
disebut langka atau tidak?

2. Kelangkaan tenaga kerja


Indonesia dengan jumlah penduduk 210 juta jiwa sebenarnya sangat potensial, apabila
dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan. Hanya saja ada permasalahan mengenai
tenaga kerja yang potensial sekaligus produjtif. Permasalahan ketenagakerjaan di negara-
negara sedang berkembang seperti Indonesia, Brasilia, Kolumbia, India, dan negara
berkembang lain adalah di satu sisi jumlahnya besar tetapi pada sisi lain masih kurang
produktif. Artinya, mayoritas tenaga kerja yang ada di negara-negara itu memiliki sifat: (a)
kurang terdidik (tingkat pendidikan rendah), (b) kurang terlatih, (c) kurang pengalaman, (d)
kurang terampil, (e) kurang memiliki jiwa wiraswasta, dan (f) kurang kreatif.
Di Indonesia dan negara berkembang lainnya, tenaga ahli termasuk langka. Meskipun
tenaga kerja banyak, kualifikasi yang dibutuhkan dunia kerja kurang memenuhi syarat.
Penawaran tenaga kerja dari masyarakat terlalu banyak, sedangkan tenaga kerja yang
dibutuhkan sedikit.

3. Kelangkaan modal dan teknologi


a. Kelangkaan Modal
Kekurangan modal berupa uang untuk membiayai kegiatan produksi biasanya dihadapi
negara miskin dan negara yang sedang berkembang, misalnya kendala modal untuk
pengadaan bahan mentah, membayar gaji, dan pembayaran lainnya.
b. Kelangkaan Teknologi
Bagi negara yang sedang berkembang, teknologi dapat dikatakan masih langka sehingga
perlu didatangkan dari negara maju. Teknologi dalam hal ini berupa alat produksi, yang
lebih produktif dan lebih canggih. Sebenarnya di negara yang sedang bekembang teknologi
itu ada, tetapi masih tradisional sehingga tingkat produksinya sangat terbatas, sedangkan
yang dibutuhkan adalah teknologi yang produktivitasnya tinggi. Contohnya kita membeli
mesin tenun dari Cina yang mampu berproduksi dengan cepat untuk menggantikan mesin
tenun tradisional yang lebih lambat.

4. Kelangkaan Sumber Daya Kewirausahaan


Sumber daya kewirausahaan adalah sumber daya yang mampu mengombinasikan antara
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Orang yang memiliki
jiwa kewirausahaan masih sedikit jumlahnya. Oleh karena itu sedikitnya orang yang mampu
menyatukan sumber daya yang ada dapat memengaruhi jumlah hasil produksi. Sehingga hal
tersebut dapat memengaruhi keberadaan alat pemuas kebutuhan di masyarakat.
Keterbatasan-keterbatasan sumber daya di atas jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan
yang tidak terbatas dapat menyebabkan kelangkaan alat pemuas kebutuhan. Terjadinya
kelangkaan dapat disebabkan karena faktor-faktor berikut ini.
a. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan produksi.
b. Ketersediaan sumber daya alam yang terbatas.
c. Terbatasnya kemampuan manusia.
d. Sifat serakah manusia.
e. Kurangnya tenaga-tenaga ahli.

Permasalahan Ekonomi

Masalah Pokok Ekonomi yang Dihadapi


Dalam menghadapi kelangkaan sumber daya, orang harus menetapkan pilihan
terbaik dari berbagai kemungkinan pilihan yang bisa dilakukan. Nah, untuk menganalisis
penentuan pilihan dan permasalahan ekonomi dapat digunakan beberapa pedoman
pertanyaan sebagai berikut.

1. Apa yang akan Diproduksi (What)


Pernahkah terpikir oleh Anda bagaimana asal usul barang dan jasa hingga bisa
memenuhi kebutuhanmu? Tentu saja barang-barang tersebut tidak asal dibuat saja,
melainkan seorang produsenharus mampu menguraikan pertanyaan ”what”. Pertanyaan ini
menyangkut tentang barang apa yang akan dihasilkan dan berapa banyak jumlah yang akan
diproduksi. Jadi, pertanyaan ”what” untuk menentukan penggunaan satu sumber daya
tertentu dan apa yang akan dihasilkan.

2. Bagaimana (How)
Setelah Anda menjawab pertanyaan pertama, pertanyaan selanjutnya yaitu
bagaimana cara memperoleh atau memproduksi barang yang diinginkan tersebut. Ya,
pertanyaan ”how” untuk menentukan bagaimana sumber daya disediakan, dialokasikan,
dan dikombinasikan agar mendapat hasil yang maksimal. Artinya, hasil yang diinginkan
lebih banyak daripada biaya yang dikeluarkan.

3. Untuk Siapa (For Whom)


Di sekitar tempat tinggal Anda mungkin terdapat industri rumah tangga. Dari
kegiatannya, sebenarnya industri tersebut memproduksi barang untuk siapa? Untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri ataukah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat luar negeri? Jika untuk konsumsi di dalam negeri, masyarakat manakah yang
menjadi target penjualan? Kemudian, bagaimana pendistribusiannya, apakah melalui
koperasi, pasar, toko, atau membeli langsung dari produsen?
Perbedaan Biaya Sehari-hari dengan Biaya Peluang

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, setiap orang akan berusaha untuk


mendapatkan barang dan jasa. Barang dan jasa yang dibutuhkan oleh setiap orang
jumlahnya sangat terbatas dan untuk mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan terutama
berupa uang. Banyaknya uang yang di korbankan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
disebut biaya sehari-hari. Biaya sehari- hari dapat dikeluarkan oleh rumah tangga keluarga
dan rumah tangga perusahaan. Biaya sehari-hari yang dikeluarkan oleh rumah tangga
keluarga biasanya berhubungan dengan kebutuhan rumah tangga seperti biaya untuk
membeli makan dan minum, pakaian, majalah, hiburan dan lain-lain.
Biaya sehari-hari yang dikeluarkan oleh setiap orang berbeda-beda. Hal tersebut
dipengaruhi oleh pendapatan, selera, intensitas kebutuhan, lingkungan, adat-istiadat, agama
dan lain-lain.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan dengan masalah keinginan
untuk mencukupi segala kebutuhannya yang berupa alat pemuas kebutuhan. Manusia
memiliki banyak kebutuhan dan keinginan yang semuanya menghendaki pemenuhan.
Padahal alat untuk memenuhi kebutuhan jumlahnya sangat terbatas. Faktor keterbatasan
atau kelangkaan itulah yang mendorong manusia bekerja giat untuk dapat memenuhi
kebutuhannya. Sebab, untuk memperoleh sarana atau sumber pemenuhan kebutuhan yang
terbatas tersebut diperlukan pengorbanan ekonomis yaitu harus mengeluarkan biaya untuk
memenuhi kebutuhaannya.
Sedangkan biaya sehari-hari yang dikeluarkan oleh perusahaan berhubungan dengan
kegiatan usaha yang dilakukan seperti biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya
tenaga kerja, biaya iklan, biaya sewa, biaya bunga dan lain-lain. Biaya sehari-hari yang
dibayar dengan uang seperti biaya gaji, biaya bahan baku disebut biaya eksplisit, sedangkan
biaya sehari-hari yang tidak dibayar dengan uang seperti biaya penyusutan peralatan, biaya
pemakaian perlengkapan disebut biaya implisit.
Selain biaya sehari-hari, ada juga biaya yang dikeluarkan oleh setiap pelaku ekonomi
baik perorangan maupun perusahaan yaitu biaya peluang atau biaya kesempatan
(opportunity cost). Apakah biaya kesempatan itu? Biaya kesempatan adalah kesempatan
untuk mendapatkan keuntungan atau mendapatkan barang dan jasa yang dikorbankan
karena kita memiliki pilihan yang lain. Contoh biaya peluang antara lain sebagai berikut :
1. Jika kita memiliki kain 5 meter. Kain tersebut dapat digunakan untuk membuat baju,
membuat korden, membuat taplak meja dan sprei. Namun jika kita memilih membuat baju,
maka kesempatan kita untuk membuat korden, taplak meja dan sprei hilang. Kesempatan
yang hilang tersebut dinamakan biaya peluang.
2. Pak Danu memiliki sebidang tanah seluas 1000 m2.Tanah tersebut sebetulnya dapat
ditanami tanaman-tanaman seprti singkong, pepaya, pisang dan lain-lain, tetapi Pak Danu
membiarkan tanah tersebut kosong tidak ditanami tanaman-tanaman. Kesempatan untuk
mendapatkan hasil tanaman yang hilang tersebut dinamakan biaya peluang.
Dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya pelaku ekonomi kurang memperhatikan
biaya peluang yang dikorbankan, sehingga banyak potensi atau sumber daya yang tidak
dimanfaatkan secara maksimal.

Biaya peluang timbul akibat adanya kenyataan bahwa faktor produksi atau sumber daya
ekonomi yang tersedia bagi suatu perekonomian jumlahnya sangat terbatas atau langka.
Sumber ekonomi yang sangat terbatas tidak dapat seenaknya diambil dan digunakan, tetapi
harus diperoleh dengan pengorbanan. Misalnya Budi memiliki uang sebesar Rp 150.000,00.
Ia ingin membeli tas senilai Rp 125.000,00, tetapi ia juga harus membeli buku pelajaran
senilai Rp 75.000,00. Ternyata, Budi memutuskan untuk membeli tas daripada buku
pelajaran. Dengan demikian, biaya peluang yang dikorbankan Budi ialah senilai dengan
harga buku pelajaran yang tidak terbeli, yaitu Rp 75.000,00.
Dengan kenyataan adanya kelangkaan / keterbatasan sumber ekonomis, manusia
terpaksa mengadakan pilihan-pilihan atau memilih peluang yang ada. Artinya bahwa apabila
telah dipilih penggunaan suatu sumber ekonomi berarti hilanglah alternatif penggunaan
sumber ekonomi yang lain. Jelasnya, untuk memperoleh suatu barang, haruslah mau
mengorbankan barang lain. Intinya bahwa bagaimana dengan biaya-biaya yang tersedia
manusia bisa memilih peluang/alternatif yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya.
Secara sederhana, biaya yang dikorbankan Budi karena memilih tas daripada buku
pelajaran ialah senilai harga buku tersebut. Tetapi, biaya peluang yang muncul sebenarnya
tidak hanya itu. Biaya peluangnya senilai harga buku pelajaran ditambah dengan
kesempatan mendapat ilmu dan nilai yang lebih tinggi saat ujian. Jadi, biaya peluang dari
suatu pilihan termasuk semua resikonya, baik kehilangan uang maupun manfaat lain yang
menyertainya.
Kelangkaan atau keterbatasan memaksa kamu untuk memilih salah satu dari beberapa
kebutuhan yang harus dipenuhi. Artinya, kamu akan melepas peluang atau kesempatan
untuk memenuhi satu jenis kebutuhan lainnya.
Biaya peluang ini akan muncul karena kamu harus memutuskan apa saja yang dapat
dilakukan dengan waktu dan pendapatan yang terbatas. Mungkin kamu sering bertanya:
"Haruskah saya naik bus kota atau berjalan kaki untuk tiba di sekolah?" atau "Haruskah saya
meneruskan kuliah atau langsung bekerja setelah tamat SMA?" Jika kamu sering
menghadapi dua hal yang harus kamu pilih, artinya kamu dihadapkan pada biaya peluang.
Mengapa demikian? Karena satu pilihan yang kamu ambil menyebabkan pilihan lainnya
tidak dapat kamu kerjakan coba kamu hitung dan bayangkan berapa banyak biaya peluang
yang telah kamu ambil dalam kehidupanmu sehari-hari.
Biaya peluang juga dapat digambarkan melalui kurva kemungkinan produksi
(Production Possibilities Frontier - PPF). Tabel kemungkinan produksi menunjukkan
kombinasi dari dua komoditi yang dihasilkan oleh masyarakat dengan menggunakan
seluruh sumber daya dan teknologi terbaik yang mereka miliki.Tabel tersebut juga
menunjukkan banyaknya komoditi yang harus dikorbankan agar dapat memproduksi
komoditi lain dalam jumlah yang lebih banyak. Jika suatu tabel kemungkinan produksi
diubah dalam bentuk grafik, kamu akan mendapatkan sebuah kurva kemungkinan produksi
(Production Possibilities Frontier Curve). Berikut ini contoh tabel dan kurva kemungkinan
produksi sandang dan pangan.
Biaya kesempatan (Opportunity Cost) atau biaya peluang, adalah biaya yang kita
terima bila kita memilih suatu kegiatan. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya peluang
muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Seperti jika ingin menonton
film di bioskop, ada opportunity cost yang ditimbulkan. Opportunity cost yang timbul
misalnya dari segi waktu dan biaya, dengan menonton film di bioskop kita dapat menghemat
waktu, dibandingkan dengan membaca buku atau novel yang juga menceritakan tentang
film yang diputarkan di bioskop. Dalam waktu ± 2 jam saja kita dapat mengetahui hampir
seluruh cerita dari novel yang difilmkan dengan menonton di bioskop. Kita juga tidak perlu
membayangkan atau berimajinasi seperti halnya membaca buku atau novel, karena dengan
menonton film sudah terlihat jelas apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Selain itu biaya
yang dikeluarkan untuk menonton film dibioskop juga lebih terjangkau dibandingkan
dengan membeli CD/DVD film tersebut, biaya yang dikeluarkan akan lebih besar. Jadi
opportunity cost dari menonton film di bioskop dapat dilihat dari segi waktu dan biaya.
Produksi merupakan kegiatan untuk menambah atau meningkatkan nilai guna
barang/jasa. Usaha melakukan produksi memerlukan tenaga kerja. Jadi, dengan adanya
kegiatan produksi akan menambah adanya kesempatan kerja bagi angkatan kerja.
Namun, dengan adanya kemajuan teknologi seperti adanya mekanisasi atau
komputerisasi dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan kerja. Begitu juga perubahan
sistem produksi dari efisiensi tenaga kerja menjadi efisiensi modal. Jadi, faktor yang dapat
menyebabkan hilangnya kesempatan kerja adalah berhenti dan berpindahnya kegiatan
produksi, adanya mekanisasi dan komputerisasi serta produksi dengan sistem efisiensi
modal.

Tabel 1.1 Kemungkinan Produksi Sandang dan Pangan


Biaya Tambahan
Alternatif/Titik Unit Pangan Unit Sandang
Pangan
A 0 10
1
B 1 9
2
C 2 7
3
D 3 4
4
E 4 0
Sumber : Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, 2002
12
●A
9 ●B
●C ●F
6 ●G
●D
3

0 ●E
1 2 3 4 5

Gambar 1.7 Kurva Kemungkinan Produksi

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pergerakan dari titik A ke B menunjukkan pengurangan


produksi jumlah sandang dari 10 ke 9. Faktor-faktor produksi yang dikorbankan sudah
cukup untuk memproduksi 1 unit bahan pangan yang pertama.Pergerakan dari B ke C
memperlihatkan bahwa masyarakat harus mengorbankan 2 unit sandang untuk
mendapatkan 2 unit bahan pangan. Begitu seterusnya sampai pada pergerakan dari titik D
ke titik E. Jadi, produksi pangan dapat terus ditambah jika produksi sandang juga terus
dikurangi.
Gambar 1.7 merupakan Tabel 1.1 yang disajikan secara grafis. Pergeseran dari titik A
sampai titik E menunjukkan produksi pangan yang semakin meningkat. Garis AE juga
menjadi batas produksi dari kombinasi sandang dan pangan. Artinya, produksi disepanjang
garis (titik A, B, C, D, dan E) merupakan produksi tertinggi atau maksimum yang dapat
dilakukan masyarakat.

Coba kamu perhatikan titik F ke G. Titik di dalam wilayah kurva kemungkinan produksi,
misalnya titik G, menandakan bahwa kegiatan ekonomi tidak memanfaatkan seluruh
sumber daya yang tersedia. Sementara itu, titik diluar kurva, misalnya, titik F, tidak dapat
dicapai dengan sumber daya atau teknologi yang tersedia.

Kurva Kemungkinan Produksi (PPF) di atas menunjukkan jumlah barang dan jasa yang
dapat diproduksi terbatas. Selain dihadapkan pada biaya peluang, sumber daya sebagai
bahan baku untuk memproduksi barang dan jasajuga tersedia dalam jumlah terbatas.

Sistem Ekonomi

1. Pengertian Sistem Ekonomi

Seperti telah dibahas dalam Bab I masalah pokok ekonomi terkait dengan mencari
jawaban tiga pertanyaan what, how, dan for whom. Beberapa ahli menyatakan bahwa
jawaban terhadap ketiga pertanyaan tersebut diatur dalam sistem ekonomi yang dianut oleh
suatu negara, seperti yang terlihat dalam pengertian sistem ekonomi di bawah ini.

Menurut Gilarso (1992:486) sistem ekonomi adalah keseluruhan tata cara untuk
mengoordinasi-kan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan
sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi,
investasi, dan sebagainya) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan
kekacauan dapat dihindari.

2. Macam-macam Sistem Ekonomi

a. Sistem Ekonomi Komando/Terpusat (Komunisme/Kolektivisme)


Kita sering mendengar istilah komunisme dan sosialisme. Semula kedua kata tersebut
memiliki pengertian yang sama. Akan tetapi kemudian komunisme dipakai untuk
menyebutkan sosialisme paling radikal, yang menuntut penghapusan total terhadap hak-hak
pribadi.
Sementara itu, sosialisme adalah ajaran dan gerakan yang menganutnya bahwa keadilan
sosial tercapai melalui penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi atau suatu
keadaan masyarakat yang hak milik pribadi atas alat-alat produksinya telah dihapus.
(Suseno, 1999 : 270).
Sistem ekonomi komando/terpusat/komunisme/kolektivisme atau dalam
pembelajaran ini kita gunakan istilah Sistem Ekonomi Komando diartikan sebagai suatu
sistem dengan kendali yang ketat berada di pihak pemerintahan dalam menentukan
kepemilikan bisnis, laba, dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

Ciri-ciri sistem ekonomi komando adalah sebagai berikut.


1. Semua sumber daya ekonomi dikuasai negara atas nama rakyat.
2. Seluruh kegiatan produksi diusahakan bersama. Tidak ada perusahaan swasta yang ada
perusahaan negara.
3. Harga dan penyaluran barang ditentukan dan dikendalikan oleh negara.
4. Jenis pekerjaan dan pembagian kerja diatur oleh pemerintah.

Kapital (pasar murni) sebagai sistem ekonomi semata-mata mementingkan kapital untuk
mendapatkan kapital yang lebih besar lagi. Adapun ciri-ciri sistem ekonomi pasar bebas
adalah sebagai berikut.
1. Semua alat dan sumber produksi dikuasai oleh perseorangan.
2. Orang bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usaha sendiri.
3. Para produsen bebas menentukan apa dan berapa yang akan diproduksi dengan harapan
mendapatkan laba yang sebesar-besarnya.
4. Campur tangan negara ditiadakan/dibatasi.
5. Ada persaingan antarpengusaha.

Kebaikan sistem ekonomi pasar bebas adalah sebagai berikut.


1. Setiap individu bebas mengatur perekonomian.
2. Setiap individu bebas memiliki alat-alat produksi.
3. Adanya persaingan mengarah ke kemajuan.
4. Produksi berdasarkan apa yang dibutuhkan masyarakat.

Keburukan sistem ekonomi pasar bebas adalah sebagai berikut.


1. Menimbulkan eksploitasi.
2. Menimbulkan monopoli.
3. Tidak ada pemerataan pendapatan.
4. Terjadinya ketidakstabilan ekonomi.

c. Sistem Ekonomi Campuran


Dalam sistem ekonomi ini, pemerintah dan swasta mempunyai peranan yang berimbang dalam
kegiatan ekonomi.
Ciri-ciri sistem ekonomi campuran adalah sebagai berikut.
1. Gabungan dari sistem ekonomi komando dan sistem pasar.
2. Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai langsung oleh pemerintah.
3. Pemerintah melakukan intervensi dengan cara membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal,
moneter, membantu dan mengawasi kegiatan sektor swasta.
4. Peran pemerintah dan swasta berimbang.

Dalam sistem ini pemerintah dapat mengatur, mengawasi, menstabilkan, dan memajukan
ekonomi nasional secara keseluruhan dengan cara mendorong dan membimbing inisiatif
swasta dan prakarsa rakyat. Pada umumnya campur tangan pemerintah dalam
perekonomian melalui kebijakan fiskal dan moneter.

Pada saat ini dapat dipastikan tidak ada satu negara pun yang menganut sistem ekonomi
komando ataupun sistem ekonomi pasar secara murni. Amerika Serikat yang mengikrarkan
diri sebagai negara paling kapitalis tetap saja pemerintahnya ikut mengatur sektor swasta,
seperti Lembaga Federal mengatur keselamatan kerja, kualitas lingkungan, persaingan, dan
kegiatan-kegiatan lainnya.
Negara RRC, yang semula menerapkan sistem komando, sekarang menggunakan
pendekatan pasar bebas yang semakin meningkat setiap saat. Maka tidak heran kita akan
sangat mudah menemukan produk-produk Cina di negara kita.

B. Sistem Demokrasi Ekonomi

Sistem Ekonomi Komando, Sistem Ekonomi Pasar, dan Sistem Ekonomi Campuran adalah
tiga sistem ekonomi yang secara umum dikenal di seluruh dunia. Bagaimana dengan sistem
ekonomi yang berlaku di Indonesia? Indonesia tidak menganut Sistem Ekonomi Komando,
Sistem Ekonomi Pasar, maupun Sistem Ekonomi Campuran. Sistem ekonomi yang
diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila, yang di dalamnya terkandung
demokrasi ekonomi maka dikenal juga dengan Sistem Demokrasi Ekonomi. Demokrasi
Ekonomi berarti bahwa kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah
pengawasan pemerintah hasil pemilihan rakyat. Dalam pembangunan ekonomi masyarakat
berperan aktif, sementara pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan
serta menciptakan iklim yang sehat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu ciri positif demokrasi ekonomi adalah potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap
warga negara dikembangkan dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
Negara sangat mengakui setiap upaya dan usaha warga negaranya dalam membangun
perekonomian.
Landasan pokok perekonomian Indonesia adalah Pasal 33 Ayat 1, 2, 3, dan 4 UUD
1945 hasil Amendemen, yang berbunyi sebagai berikut.
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
c. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.

Selain tercantum dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945, demokrasi ekonomi tercantum
dalam Tap MPRS No. XXII/MPRS/1966 sebagai cita-cita sosial dengan ciri-cirinya.
Selanjutnya, setiap Tap MPR tentang GBHN mencantumkan demokrasi ekonomi sebagai
dasar pelaksanaan pembangunan dengan ciri-ciri positif yang selalu harus dipupuk dan
dikembangkan. Ciri-ciri positif diuraikan dalam poin-poin berikut:
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
c. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efesiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
e. Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan
pemufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat.
f. Warga memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan dan penghidupan yang
layak.
g. Hak milik perseorangan diakui pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat.
h. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan dalam
batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
i. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Adapun ciri negatif yang harus dihindari dalam sistem perekonomian kita
karena bersifat kontradiktif dengan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia
adalah sebagai berikut.
1. Sistem _Free Fight Liberalism_, yang menumbuhkan eksploitasi manusia dan
bangsa lain.
2. Sistem _Etatisme_, negara sangat dominan serta mematikan potensi dan daya
kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.
3. Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan
masyarakat

Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan Ekonomi

Apa yang terlintas dalam pikiran kalian jika mendengar kata kegiatan ekonomi dari
lingkungan sekitarmu? Dapatkah kalian membuat garis besar mengenai kegiatan-kegiatan
tersebut? Dan apakah kalian bisa membuat gambaran tentang pola perilaku konsumen dan
produsen dalam kegiatan ekonomi?
Bila kalian pernah pergi ke sebuah industri kue, kalian akan melihat orang-orang yang
sedang membuat kue dan tentu kalian akan mencoba memakan kue itu,bukan? Nah, semua
itu merupakan serangkaian kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh produsen dan konsumen.
Dan bagaimana pula konsumen dan produsen menentukan pilihan untuk mencapai tujuan
masing-masing?

A. Kegiatan Ekonomi

Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kalian sering mendengar perkataan ekonomi. Coba
sebutkan, apa saja yang mengandung perkataan ekonomi! Ya! Dapat juga ditambahkan,
misalnya: kegiatan ekonomi, pembangunan ekonomi, kesulitan ekonomi, dan banyak lagi.
Dalam materi yang pertama, kita membahas tentang pengertian kegiatan ekonomi. Apakah
kegiatan ekonomi itu? Dengan melihat kehidupan di lingkungan sekitarmu, kalian akan tahu
apa kegiatan ekonomi itu!
Istilah ekonomi mula-mula berasal dari Yunani. Oikos berarti rumah tangga,
dan nomos berarti aturan. Perubahan kata ekonomis menjadi ekonomi mengandung arti
aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga. Dalam
perkembangannya, kita mengenal seorang tokoh sekaligus sebagai Bapak Ekonomi yaitu
Adam Smith (1723-1790). Dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the
Wealth of Nation, biasa disingkat The Wealth of Nation, yang diterbitkan pada tahun 1776.
Secara sistematis untuk pertama kalinya Adam Smith menguraikan kehidupan eknnomi
secara keseluruhan serta menunjukkan bagaimana semua itu berhubungan satu sama lain.
Ilmu ekonomi terkait erat dengan kemakmuran. Telah diketahui, bahwa ilmu ekonomi
adalah bahan kajian yang mempelajari upaya memenuhi kebutuhan untuk mencapai
kemakmuran. Kalau begitu, jika masyarakat sejahtera berarti masyarakat tersebut
mengalami kemakmuran. Masyarakat dikatakan makmur apabila semua kebutuhan materi
dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya, dan tingkat kemakmuran dapat diukur dari
banyaknya barang dan jasa yang dihasilkan serta banyak barang dan jasa yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup.

B. Perilaku Konsumsi dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Pengertian Konsumsi

Sebenarnya apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan konsumsi itu? Apakah
dengan sekedar makan nasi, kalian bisa dikatakan telah melakukan konsumsi? Seperti
diketahui, motif utama konsumen dalam mengonsumsi barang dan jasa adalah memperoleh
kepuasan yang sebesar-besarnya. Pada dasarnya, kepuasaan ini diperoleh karena adanya
manfaat atau daya guna dari barang dan jasa. Sepiring nasi yang kalian santap misalnya,
dapat memberi rasa kenyang. Dengan menyantap nasi tersebut, kalian telah menghabiskan
manfaat atau daya guna nasi tersebut.
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, secara singkat konsumsi sering diartikan sebagai
kegiatan memakai, meng- gunakan, memanfaatkan barang atau jasa. Dalam pengertian
ekonomi, konsumsi diartikan sebagai kegiatan manusia mengurangi atau
menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan,
baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus habis.

2. Fungsi Konsumsi

Apa yang kalian tahu tentang fungsi konsumsi? Kegiatan-kegiatan konsumsi yang
pernah kalian lakukan pasti memiliki fungsi. Coba lakukan kegiatan konsumsi di
kehidupanmu! Kemudian pikirkan apa fungsi kegiatan konsumsi yang telah kalian lakukan.
Dari situlah kalian akan tahu fungsi konsumsi.

Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh konsumen pada dasarnya memiliki fungsi sebagai
berikut:
 Untuk memenuhi kebutuhan manusia.
 Memberikan kesenangan kepada manusia.
 Indikator untuk mengukur tingkat status sosial manusia.
 Menambah tingkat permintaan masyarakat.
Berbagai macam kebutuhan konsumsi sangat mempengaruhi tingkat permintaan kebutuhan
tersebut oleh masyarakat.Semakin banyak kebutuhan konsumsi yang diperlukan oleh
konsumen, semakin banyak pula permintaan barang kebutuhan yang dikeluarkan.
3. Tujuan Konsumsi

Jika kalian melakukan kegiatan konsumsi, misalnya membeli baju, apakah kalian dapat
mengetahui tujuan konsumsi yang kalian lakukan?
Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia secara umum bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan sebesar-besarnya dan mencapai tingkat
kemakmuran.Namun, dengan adanya tingkatan/lapisan masyarakat yang berbeda-beda,
tujuan konsumsi juga berbeda pula.
Pada masyarakat tradisional yang ditandai dengan peradaban yang belum maju dan
kebutuhan masih sederhana, kegiatan konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari guna untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Contohnya kehidupan
masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Pada masyarakat modern, tujuan konsumsi
sudah berubah bukan hanya sekedar mempertahankan hidup, tetapi lebih banyak diarahkan
untuk kepentingan kesenangan atau prestise (harga diri). Contohnya konsumsi barang
mewah.
4. Utilitas (Utility) Barang dan Jasa

a. Barang dan Jasa


Di dalam teori ekonomi, benda-benda yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan
manusia disebut barang. Syarat utama yang harus dipenuhi oleh suatu benda untuk dapat
disebut barang adalah dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Barang dan jasa dapat dibedakan berdasarkan ketersediaannya, berdasarkan daya
tahannya, dan berdasarkan penggunaanya, berdasarkan hubungannya dengan barang lain,
berdasarkan jaminan, dan dari proses pembuatannya.
1) Berdasarkan ketersediaan
2) Berdasarkan hubungannya dengan barang/jasa lain
3) Berdasarkan jaminan
4) Berdasarkan proses pembuatan
5) Berdasarkan daya tahan
6) Berdasarkan penggunaannya
b. Utilitas Barang/Jasa
Setiap hari dalam kehidupan, kalian memanfaatkan barang seperti tas, sepatu, televisi, jasa
potong rambut dan sebagainya. Mengapa barang/jasa tersebut kalian pakai? Karena
barang/jasa berguna bagi kalian. Namun, apa saja bentuk-bentuk kegunaan dari suatu
barang/jasa yang sering kalian gunakan? Jawabannya adalah sebagai berikut.
1) Time Utility (berguna karena waktu)
2) Place Utility (berguna karena tempat)
3) Form Utility (berguna karena bentuk)
4) Ownersheep Utility (berguna karena pemilikan)
5) Element Utility (berguna karena unsur)
5. Nilai Barang dan Jasa (Value of Good)

Barang dan jasa mempunyai nilai.Nilai dapat dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut.
 Nilai Pakai Objektif
Adalah kemampuan dari suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh nasi
bagi setiap penduduk Indonesia mempunyai nilai pakai objektif, sebab tanpa membeda-
bedakan orangnya, setiap penduduk Indonesia dapat memakan nasi untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya waktu lapar.
 Nilai Pakai Subjektif
Adalah arti yang yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu benda/jasa sehubungan
benda/jasa tersebut dapat dipakai memenuhi kebutuhan hidup pribadi pemakainya (unsur
psikologis pemakainya.
Unsur psikologis pemakai adalah kepercayaan pemakai terhadap barang yang
dipakainya.Misalnya barang yang dianggap menjadi jimat, menimbulkan kekuatan
supranatural, meningkatkan prestise atau dapat memberikan kepuasan yang sangat
mendalam bagi si pemakai. Contohnya benda antik, lukisan, batu akik, model pakaian, dan
kemenyan.
6. Bentuk-bentuk Perilaku Konsumsi

Bila dilihat dari segi pertimbangan rasional (akal sehat), perilaku konsumen dalam
berbelanja dibedakan menjadi dua macam: (1) perilaku konsumsi rasional; dan (2) perilaku
konsumsi irasional.
1. Perilaku Konsumsi Rasional.
Adalah perilaku konsumen yang didasari atas pertimbangan rasional (nalar) dalam
mengkonsumsi suatu produk. Suatu pembelian dapat dikatakan rasional, bila dasar
pertimbangannya adalah sebagai berikut.
a. Produk tersebut mampu memberikan kegunaan optimal (optimum utility) bagi
konsumen.
Suatu pembelian dapat dikatakan rasional bila dalam membeli barang, darang tersebut
benar-benar dapat memenuhi kebutuhan kita. Semakin lama jangka waktu pemuasannya,
maka akan semakin baik. Misalnya, akan lebih baik jika kita membeli pakaian yang dapat
digunakan dalam banyak acara daripada membeli pakaian yang hanya bisa digunakan dalam
satu acara.
b. Produk tersebut benar-benar dibutuhkan konsumen.
Butuh tidaknya kita akan barang tersebut dapat dilihat dari posisi barang tersebut dalam
skala prioritas kita. Bila manusia membeli barang yang ada di posisi paling atas dalam skala
prioritas, berarti manusia telah melakukan tindakan konsumsi yang rasional.
c. Mutu produk terjamin.
Bagaimana kita tahu mutu produk itu terjamin? Bila barang tersebut merupakan
makanan, barang tersebut sudah terdaftar di Departemen Kesehatan. Bagi kaum muslim,
suatu produk dapat terjamin bila telah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI.
d. Harga terjangkau dan sesuai dengan kemampuan konsumen yang membeli.
Suatu pembelian dapat dikategorikan sebagai rasional, bila ada kesesuaian antara harga
yang harus dibayar dan uang yang dimiliki.
2. Perilaku Konsumsi Tidak Rasional (Irrasional)
Sebuah tindakan dalam berbelanja dapat dikatakan tidak rasional bila seorang
konsumen memutuskan membeli barang tanpa pertimbangan yang baik. Contoh perilaku
konsumsi irrasional:
a. Membeli barang hanya karena tertarik dengan iklannya.
Banyak iklan yang menipu atau menyembunyikan informasi. Kalau kalian
memperhatikan sebuah iklan dan keesokan harinya kalian membeli barang karena barang
itu kelihatan bagus di iklan, berarti kalian termasuk konsumen yang irrasional.
b. Tertarik membeli barang hanya karena mereknya yang terkenal.
Banyak orang yang menganggap kalau mereka punya barang merek tertentu mereka
akan dianggap hebat. Namun, kalau kalian membeli jeans hanya karena mereknya yang
terkenal tanpa meneliti dan membandingkan kualitasnya dengan produk lain, maka
perilakumu dapat dikatakan irrasional.
c. Membeli barang hanya karena obral atau untuk memperoleh bonus.
Pikirkanlah tujuanmu saat membeli barang obral atau barang yang ada bonusnya.
Apakah kalian membeli barang memang karena membutuhkan barang tersebut, ataukah
karena obral? Karena bila kalian membeli hanya untuk obral atau bonus, kalian
dikategorikan sebagai konsumen yang irrasional.
d. Konsumsi hanya untuk pamer atau gengsi, bukan karena kebutuhan akan
barang tersebut.
Memiliki baju yang bermerek mungkin terlihat keren di mata teman-temanmu. Tetapi
bila baju itu telah kalian kenakan, apakah teman-temanmu masih dapat mengenali
mereknya sepintas lalu? Bila demikian, apakah pengeluaranmu sebanding dengan
penghargaan yang kalian peroleh?

C. Pola Perilaku Konsumen

Coba luangkan waktumu untuk mengamati kesibukan di pagi hari! Suasana pagi yang
ramai dengan kesibukan orang-orang yang ingin bergegas menuju tempat beraktivitas. Siapa
sajakah mereka? Bisakah kalian menemukan jawabannya? Betul! Mereka adalah pegawai
yang menuju kantor, guru dan murid yang tidak ingin terlambat masuk sekolah, serta para
pembeli yang ingin berbelanja.
Aktivitas yang mereka lakukan merupakan perwujudan dari pilihan yang telah mereka
ambil dengan harapan dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki untuk
mencapai tujuan yang optimal.
Bila kita amati lebih jauh, mereka adalah para konsumen. Kegiatan utama konsumen
membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sudut pandang ekonomi
mikro, konsumen memiliki pola tertentu dalam menjalankan kegiatannya. Berikut akan
dibahas lebih dalam.
1. Pendekatan Teori

Kegiatan utama konsumen adalah membeli barang dan jasa dengan tujuan memperoleh
kepuasan (utility). Pola perilaku konsumen dalam membeli barang dan jasa tersebut dapat
dijelaskan dengan pendekatan:
1. Teori Kardinal
2. Teori Ordinal
3. Teori Atribut
Teori ke 2 dan 3 akan kalian pelajari di perguruan tinggi nanti. Sekarang kalian akan
mempelajari teori kardinal.
Untuk memahami teori kardinal perlu beberapa anggapan (asumsi) dasar, yaitu:
a. Kepuasan (utility) setiap konsumen dapat diukur dengan satuan tertentu. Sebagai contoh,
apabila kalian mengonsumsi sebatang coklat, maka kalian bisa menyatakan kepuasan yang
kalian peroleh sebesar misalnya 50 satuan utilitas. Lebih lanjut kepuasan konsumen
dianggap bersifat dapat dijumlahkan. Apabila bersama coklat kalian juga mengonsumsi
makanan kecil yang kalian nilai memberi kepuasan 25, maka kepuasan total kalian akan
menjadi 50 + 25 = 75 satuan kepuasan.
b. Dalam setiap kegiatan konsumsi berlaku The Law of Diminishing Marginal Utility yaitu
semakin banyak unit barang yang dikonsumsi maka tambahan kepuasan (marginal
utility) yang diperoleh dari setiap suatu tambahan barang yang dikonsumsi akan menurun.
c. Konsumen selalu berusaha mendapatkan kepuasan maksimum.
d. Konsumen menggunakan seluruh anggaran yang dimilikinya.
2. Teori Nilai Konsumen

Pada halaman sebelumnya, kita telah membahas tentang pendekatan teori kardinal yang
di dalamnya telah disinggung mengenaimarginal utility, law of diminishing marginal
utility, dan total utility.Di dalam teori nilai konsumen, akan dibahas secara lebih lanjut!
Dalam ilmu ekonomi, berbagai keputusan yang diambil oleh konsumen dalam
melakukan konsumsi dijelaskan dengan teori nilai guna. Nilai guna atau utilitas berarti
kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang atau jasa. Nilai guna total
seorang konsumen biasanya meningkat saat ia mengkonsumsi suatu produk dalam jumlah
yang semakin meningkat, namun pada tingkat yang umumnya lebih lambat. Artinya, setiap
unit tambahan yang dikonsumsi menambahkan nilai guna marjinal yang lebih kecil
dibandingkan dengan unit sebelumnya, sejalan dengan kejenuhan individu bersangkutan
terhadap produk tersebut. Pada umumnya, kita dapat menggolongkan teori nilai guna ke
dalam empat macam sebagai berikut.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi


 Faktor Internal

1. Pendapatan
Pendapatan konsumen berpengaruh pada besarnya konsumsi yang dilakukan. Semakin
tinggi pendapatan konsumsi, konsumsi cenderung semakin besar pula. Sebaliknya,
konsumen yang berpendapatan rendah biasanya tidak akan banyak melakukan kegiatan
konsumsi karena daya belinya juga rendah. Pendapatan dan konsumsi dapat digambarkan
dengan rumus sebagai berikut:
2. Motivasi
Setiap orang mempunyai motivasinya sendiri-sendiri dalam melakukan kegiatan
konsumsi. Ada yang melakukan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang benar-benar
diperlukan. Namun ada pula orang yang membeli barang hanya karena ikut-ikutan orang
lain, padahal sebenarnya ia tidak membutuhkannya. Sebagian lain mengkonsumsi
barang/jasa tertentu demi memperlihatkan status sosial/gengsi. Misalnya seorang siswa
membeli handphone keluaran terbaru agar dianggap keren oleh teman-temannya.
3. Sikap dan kepribadian
Sikap dan kepribadian individu juga mempengaruhi perilaku konsumsinya. Orang yang
hemat hanya akan membeli barang-barang yang telah direncanakan, sementara orang yang
boros seringkali membeli barang-barang diluar perhitungannya. Orang yang menyukai
barang kuno akan berani membeli barang itu dengan harga tinggi, sementara orang yang
tidak menyukai barang kuno tidak akan membeli barang itu meskipun diberi gratis.
4. Selera
Masing-masing individu mempunyai selera yang berbeda-beda dalam memilih berbagai
jenis barang/jasa. Ini juga berpengaruh terhadap pola konsumsi. Misalnya, meskipun sama-
sama remaja, kalian dan teman-temanmu memiliki selera yang berbeda dalam pemilihan
benda konsumsi. Dalam hal celana, misalnya. Temanmu mungkin menyukai jins sementara
kalian menyukai celana kargo.
 Faktor Eksternal

1. Kebudayaan
Kebudayaan yang terdapat di suatu daerah berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat
di daerah tersebut.Di Jepang dan Cina, orang makan dengan menggunakan dengan
menggunakan sumpit. Sementara di negara barat, sendok dan garpu sering ditemani pisau.
Bagaimana dengan kalian sebagai orang Indonesia? Apakah kalian makan dengan cara
orang barat, cara orang Cina atau makan dengan menggunakan tangan?
2. Status Sosial
Status/posisi seseorang di dalam masyarakat dengan sendirinya akan membentuk pola
konsumsi orang tersebut. Konsumsi seorang presiden, raja, atau menteri sudah jelas
berbeda dengan konsumsi sopir, tukang kayu, atau pengusaha kecil. Bagi tukang kayu,
makan nasi dan tempe sudah cukup. Namun bagi seorang konglomerat, harus ada pilihan
lauk hingga lima macam dan tempatnya harusnya mewah.
3. Harga Barang
Sudah menjadi hukum ekonomi bahwa bila harga barang naik, konsumsi akan menurun,
dan bila harga barang rendah, konsumsi akan tinggi. Ini juga berlaku untuk tingkat harga
barang substitusi, seperti yang sudah yang diuraikan dalam pembahasan tentang hukum
permintaan dan penawaran.

Model Diagram Interaksi Pelaku Kegiatan Ekonomi

Apa yang kalian pikirkan tentang model diagram interaksi? Dapatkah kalian membuat
garis besar mengenai model diagram tersebut? Dan apakah kalian bisa menjelaskan
bagaimana interaksi para pelaku ekonomi dalam diagram tersebut?
Perlu kalian tahu di dunia nyata, para pelaku ekonomi saling berinteraksi dan berhubungan
dalam melakukan kegiatan ekonomi. Tanpa adanya interaksi diantara mereka, kegiatan
ekonomi di seluruh dunia tidak akan berjalan. Nah, siapa mereka? Mereka adalah
konsumen, produsen, pemerintah, dan masyarakat ekonomi luar negeri. Interaksi diantara
mereka dapat dianalisis dengan menggunakan circulair flow diagram. Dengan model ini,
kalian dapat memahami dengan mudah bagaimana kegiatan ekonomi yang melibatkan para
pelaku ekonomi berjalan dengan situasi dan kondisi tertentu.

A. Pelaku Kegiatan Ekonomi

Dari ilustrasi di halaman sebelumnya, apakah kalian masih ingat siapa para pelaku kegiatan
ekonomi? Ingat! Semua kegiatan dalam perekonomian mempunyai pelaku ekonomi.Coba
sebutkan! Benar! Para pelaku ekonomi adalah konsumen, produsen, pemerintah, dan
masyarakat ekonomi luar negeri. Tanpa pelaku tersebut, kegiatan ekonomi berupa produksi,
distribusi, dan konsumsi, tidak akan dapat berjalan.

Rumah Tangga Produksi (Perusahaan)


Apa yang kalian tahu tentang rumah tangga produksi? Coba kunjungilah pabrik-pabrik
yang ada di dekat rumahmu. Dengan itu, kalian pasti akan tahu siapa rumah tangga
produksi itu. Rumah tangga produksi disebut juga perusahaan atau produsen. Perusahaan
adalah kelompok masyarakat yang tugasnya memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Contohnya kayu balok dijadikan perabot rumah tangga. Untuk mengubah kayu balok
menjadi peralatan rumah tangga diperlukan paku, gergaji, cat, dan tukang kayu. Faktor
produksi berperan penting dalam produksi perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa
hasil produksi. Dari manakah perusahaan memperoleh faktor produksi? Perusahaan
membeli faktor-faktor produksi dari rumah tangga konsumen dan membeli bahan-bahan
serta alat-alat produksi. Rumah tangga produksi memiliki beberapa bentuk, yaitu:
 Perusahaan Perseorangan
Yaitu usaha yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab
penuh terhadap semua resikodan aktivitas perusahaan. Contoh: warung, café, restoran,
kedai.
 Firma (Fa)
Yaitu suatu persekutuan antara dua orang atau lebih dengan nama bersama untuk
menjalankan usaha, dimana tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak
terbatas. Contoh: kantor hukum atau kantor akuntan.
 Perseroan Komanditer (CV)
Yaitu suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama antara orang-orang yang
bersedia memimpin, mengatur perusahaan, serta bertanggung jawab penuh dengan
kekayaan pribadinya. Contoh: usaha percetakan dan transportasi.
 Perseroan Tarbatas (PT)
Yaitu suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang mempunyai modal usaha
yang terbagi atas beberapa saham, dimana tiap sekutu turut mengambil bagian sebanyak
satu atau lebih saham. Contoh: PT Indosat, PT Kimia Farma.
 Koperasi
Yaitu suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang
memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerjasama secara
kekeluargaan, menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para
anggotanya.

Rumah Tangga Konsumsi (Konsumen)

Apa yang kalian pikirkan tentang rumah tangga konsumsi? Sudahkah kalian menyadari
bahwa kalian merupakan seorang konsumen? Misalnya, kalian menggunakan komputer
untuk mengerjakan tugas, tindakan yang kalian lakukan merupakan kegiatan
mengkonsumsi barang. Jadi dapat dikatakan, kalian sebagai seorang konsumen.
Rumah tangga konsumsi disebut juga dengan konsumen. Konsumen adalah rumah
tangga yang melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan dan sebagai pemilik
faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, dan wirausaha). Rumah tangga konsumsi
membutuhkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga produksi untuk hidup.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan konsumsinya, setiap rumah tangga konsumsi harus
memiliki pendapatan. Bagaimana dan dari mana rumah tangga memperoleh pendapatan
agar kegiatan konsumsi dapat terlaksana?
Pendapatan rumah tangga dapat diperoleh dari perusahaan dengan cara sebagai berikut.
a. Sewa (rent), yaitu balas jasa yang diterima rumah tangga karena telah menyewakan
tanahnya kepada pihak lain, misalnya perusahaan.
b. Upah (wage), yaitu balas jasa yang diterima rumah tangga karena telah mengorbankan
tenaganya untuk bekerja pada perusahaan dalam kegiatan produksi.
c. Bunga (interest), yaitu balas jasa yang diterima rumah tangga dari perusahaan karena telah
meminjamkan sejumlah dana untuk modal usaha perusahaan dalam kegiatan produksi.
d. Laba (profit), yaitu balas jasa yang diterima rumah tangga dari rumah tangga produsen
karena telah mengorbankan tenaga dan pikirannya mengelola perusahaan sehingga
perusahaan memperoleh laba.

Rumah Tangga Negara (Pemerintah)


Di dalam kehidupan nyata, apakah kalian bisa menilai tindakan pemerintah dalam
bidang ekonomi sudah berjalan dengan maksimal? Apakah peran pemerintah untuk
menyukseskan kegiatan ekonomi di Indonesia sudah dilakukan hingga merata ke seluruh
lapisan masyarakat di berbagai daerah? Ingat! Bagaimana pun hasilnya, pemerintah
memegang peran utama dalam kegiatan ekonomi.
Pemerintah adalah pelaku kegiatan ekonomi yang menjalankan kegiatan ekonomi
berdasarkan motif ekonomi sosial, yaitu motif mencari penghasilan guna kepentingan
umum. Tidak ada perekonomian yang berjalan tanpa campur tangan sama sekali dari
pemerintahnya. Pemerintah merupakan pihak yang mempunyai peranan penting dalam
perekonomian. Di dalam perekonomian, pemerintah bertugas untuk mengatur,
mengendalikan serta mengadakan kontrol terhadap jalannya roda perekonomian agar
negara bisa maju dan rakyat bisa hidup dengan layak dan damai.
Perusahaan negara dikelompokkan menjadi:
 Perusahaan Negara Umum (PERUM)
Yaitu kegiatan usaha yang ditujukan untuk melayani kepentingan umum. Contoh: Perum
Perhutani dan Perum Pegadaian.
 Perseroan Terbatas Negara (PERSERO)
Yaitu perusahaan yang seluruh atau sebagian sahamnya dimiliki oleh negara dari kekayaan
negara yang dipisahkan. Contoh: PT Asuransi Jiwasraya, PT PLN.

Masyarakat Ekonomi Luar Negeri


Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup tanpa kehadiran orang lain. Kita tidak bisa
mencukupi semua kebutuhan kita tanpa bantuan orang lain. Hal ini juga berlaku pada warga
negara, di mana negara kita tidak mampu mencukupi semua kebutuhan warga negaranya.
Hal ini menyebabkan negara membutuhkan bantuan negara lain agar kebutuhan masyarakat
dapat terpenuhi.
Masyarakat ekonomi luar negeri adalah pelaku ekonomi yang mendukung suksesnya
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara. Berbagai kerja sama dalam bidang
ekonomi dapat dilakukan dengan masyarakat luar negeri. Kerja sama tersebut tidak hanya
berupa perdagangan, namun juga dapat berbentuk pertukran tenaga kerja, penanaman
modal, pinjaman, dan bantuan. Masyarakat ekonomi luar negeri pada dasarnya merupakan
pelaku ekonomi yang berhubungan dengan transaksi luar negeri. Sektor ini mencakup
ekspor impor barang dan jasa, aliran modal yang berkaitan dengan transaksi perbankan
serta investasi. Transaksi luar negeri bersih (neto) akan mempengaruhi tingkat dan
komposisi aktivitas

B. Circulair Flow Diagram


Perlu kalian ingat, antara empat pelaku ekonomi, yaitu konsumen, produsen,
pemerintah dan masyarakat luar negeri terjadi interaksi karena mereka saling
membutuhkan sehingga terjadi arus lingkar kegiatan ekonomi (circulair flow economic
activity) yang menggambarkan arus barang yang mengalir dari dan kepada masing-masing
pelaku ekonomi. Interaksi tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan diagram aliran
melingkar (circulair flow diagram)

Peran Produsen dan Konsumen Dalam Kegiatan Ekonomi

Setelah kalian mempelajari bab dua mengenai Model Diagram Interaksi, apakah
kalian masih ingat pelaku-pelaku kegiatan ekonomi dan interaksi diantara mereka? Kalian
harus selalu mengingatnya di kehidupan nyata. Dengan itu, kalian akan mengenal lebih
dalam para pelaku kegiatan ekonomi tersebut. Nah, untuk memperdalam pengetahuanmu,
masih berkaitan dengan bab sebelumnya, pada bab tiga ini akan dibahas mengenai peran
konsumen dan produsen, serta hubungan diantara mereka. Perlu kalian ketahui di
kehidupan nyata, konsumen dan produsen memiliki peran masing-masing dalam melakukan
kegiatan ekonomi. Dalam menjalankan peran tersebut, mereka juga melakukan hubungan
sehingga terwujud suatu kerjasama yang baik dalam kegiatan ekonomi. Dengan itu, juga
turut mengembangkan perekonomian di negara kita

A. PERAN KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI

Tentu kalian telah mengetahui tentang pengertian, tujuan, fungsi serta perilaku
konsumen dan produsen pada bab terdahulu. Masih ingatkah kalian tentang hal-hal
tersebut? Nah, jika kalian masih ingat, maka akan lebih mudah bagi kalian untuk menetukan
peran konsumen dan produsen dalam bidang ekonomi.
1. Peran Konsumen.
 Menyediakan faktor-faktor produksi bagi produsen. Hal ini dapat berupa faktor-faktor
produksi misalkan uang, tanah, tenaga kerja dan modal.
 Sebagai penerima imbalan jasa dari penggunaaan faktor-faktor produksi.
 Konsumen sebagai pemakai, mengurangi dan menghabiskan barang dan jasa dalam rangka
memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Dalam hal ini konsumen berperan
sebagai pemakai barang-barang produksi.
 Sebagai penyalur barang dan jasa. Dalam hal ini konsumen berperan sebagai distributor.
Misalkan ketika berpergian seseorang membeli barang-barang khas dari daerah yang dituju
sebagai buah tangan.
 Membayar pajak kepada pemerintah atau negara. Misalkan pajak pertambahan nilai sebuah
barang dibebankan sebagian kepada konsumen.
2. Peran Produsen
 Penghasil barang dan jasa.
 Konsumen jasa-jasa produkstif dari konsumen, berupa tenaga kerja, usaha, tanah untuk
modal dan tenaga ahli sebagai pemimpin perusahaan
 Membayar jasa-jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi kepada konsumen berupa
pembayaran upah dan sewa..
 Mengelola faktor-faktor produksi dan melakukan kegiatan produksi barang dan jasa.
 Agen pembangunan. Setiap perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan bagi pemilik modal
tetapi bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawan pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
 Menerima pendapatan atas penjualan barang dan jasa yang telah diproduksi.
 Membayar pajak kepada negara. Seperti konsume, pajak juga dibebankan sebagian kepada
produsen sebagai kompensasi kepada negara.
3. Peran pemerintah
a. Sebagai pengatur kehidupan ekonomi.
b. Membuat perencanaan jangka panjang dan menengah (GBHN)
c. Menyediakan sarana dan prasarana pembangunan.
d. Menetapkan peraturan perundangan untuk mengatur, melindungi, atau menentukan cara-
cara melakukan kegiatan ekonomi.
e. Sebagai konsumen. Untuk menjalankan tugasnya pemerintah memerlukan berbagai macam
barang atau jasa, misalkan kegiatan administrasi pemerintah diperlukan alat tulis dan
peralatan kantor untuk transportasi diperlukan kendaraan, dan sebagainya. Dalam hal ini
pemerintah berperan sebagai konsumen.
f. Sebagai produsen. Pemerintah bertindak sebagai produsen untuk menghasilkan barang atau
jasa yang menyangkut kepentingan orang banyak yang dilakukan melalui bumn.
4. Masyarakat luar negeri.
a. Mengelola investasi atas penanaman modal asing dengan mendirikan perusahaan milik
asing dan swasta nasional (joint venture).
b. Menerima bantuan luar negeri berupa pinjaman dari negara-negara asing atau lembaga
keuangan internasional.
c. Pengekspor atau pengimpor barang dan jasa.
d. wisatawan mancanegara.

B. HUBUNGAN KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI.

Setelah mengetahui tentang peranan konsumsi dan produksi apakah kalian tahu tentang
hubungan antara keduanya dalam perekonomian Indonesia. Konsumsi dan produksi tentu
tidak bisa dilepaskan antara satu sama lain. Mengapa? Tentu pertanyan ini akan kalian
ajukan. Maka, untuk menjawab pertanyaan kalian simak hubungan antara produsen dan
konsumen dibawah ini!
Pernahkan kalian pergi kesebuah pusat perbelanjaan? Jika iya, apakah kalian pernah
membeli sebuah barang sebagai pelengkap kebutuhan? Konsumsi merupakan bagian dari
pemenuhan kebutuhan manusia tidak tergantung pada jenis dan macam barang itu sendiri.
Maka bisa disimpulkan bahwa setiap manusia akan melakukan kegiatan konsumsi setiap
hari selama masa hidupnya.
Apakah kalian pernah berpikir apakah barang yang ditawarkan penjual (produsen) dapat
terjual semua apabila konsumen tidak memilih barang tersebut? Hubungan antara produsen
dan konsumen merupakan sebuah hubungan sebab akibat yang selalu beriringan antara satu
dan lainnya. Bisa dikatakan bahwa tanpa adanya konsumen maka kegiatan produsen dalam
memproduksi barang tidak akan berjalan dengan lancar bisa pula akan mengalami
kebangkrutan, begitu pula sebaliknya. Tanpa adanya produsen konsumen akan kesulitan
bahkan tidak akan mampu memenuhi kebutuhan.
Dalam kehidupan ekonomi, kedua kegiatan tersebut akan saling berpengaruh. Dimana
produsen sebagai penyedia layanan dan konsumen sebagai pemakai layanan akan berusaha
untuk mencapai kepuasan-kepuasan maksimum masing-masing.

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

1. Pengertian Permintaan dan Penawaran


Permintaan adalah jumlah produk (baik barang maupun jasa) yang diinginkan konsumen
pada berbagai tingkat harga selama jangka waktu tertentu.
Permintaan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Permintaan absolut
Permintaan absolut adalah permintaan yang tidak didukung oleh daya beli, tetapi lebih
merupakan angan-angan. Setiap orang dapat dipastikan mempunyai permintaan absolut.
b. Permintaan potensial
Permintaan potensial adalah permintaan yang akan diwujudkan dengan sejumlah uang
yang dimiliki. Artinya, permintaan yang didukung daya beli, tetapi belum dilaksanakan.
Misalnya, dengan uang sebesar Rp100.000,00 di tabungan, seseorang berniat membeli
sepatu, dan sedang memikirkan sepatu merk apa yang hendak dibelinya. Orang-orang yang
memiliki permintaan potensial inilah yang biasanya menjadi sasaran iklan dan berbagai
bentuk promosi lainnya.
c. Permintaan efektif
Permintaan efektif adalah permintaan terhadap barang atau jasa yang dilakukan sesuai
dengan daya beli yang dimiliki. Misalnya, Faris akhirnya membeli sepatu dengan merk X
seharga Rp75.000,00.
Konsep penawaran menunjukkan berbagai jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual
di pasar oleh seseorang atau beberapa orang penjual. Dalam ilmu ekonomi, penawaran
(supply) diartikan sebagai berbagai jumlah barang yang akan dijual di pasar oleh seseorang
atau beberapa orang penjual pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.

2. Faktor – Faktor Permintaan


Permintaan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Harga barang itu sendiri
Harga barang merupakan faktor utama yang memengaruhi permintaan seseorang atau
pasar. Harga yang murah, tetapi mutu yang baik, akan menjadikan permintaan lebih banyak,
sedangkan harga tinggi dengan mutu yang biasa-biasa saja menjadikan permintaan berkurang.
2. Perubahan harga barang yang berkaitan
Jika kompor gas disubstitusikan dengan kompor minyak tanah maka ketika terjadi
kenaikan harga gas maka permintaan terhadap kompor minyak tanah bertambah sebagai
barang pengganti karena dianggap lebih murah. Contoh lainnya jika gas adalah barang
komplementer dari kompor gas maka ketika harga gas naik akan menyebabkan permintaan
kompor gas menjadi turun.
3. Pendapatan masyarakat (daya beli masyarakat)
Pendapatan memengaruhi daya beli seseorang. Semakin besar pendapatan, permintaan
terhadap barang cenderung meningkat. Begitupun semakin kecil pendapatan maka akan
semakin kecil pula permintaan terhadap barang.
4. Populasi penduduk (banyak sedikitnya jumlah penduduk)
Semakin banyak jumlah penduduk suatu daerah maka semakin besar pula permintaan
barang di daerah tersebut.
5. Selera konsumen (minat/keinginan masyarakat)
Misalnya, setelah ditemukan alat komunikasi berupa telepon selular, selera orang beralih
dari telepon rumah ke telepon selular sehingga permintaan akan jenis telepon tersebut
semakin meningkat.
6. Adanya barang pengganti (subtitusi)
Ketika harga gas naik, masyarakat beralih pada barang substitusinya, yaitu minyak tanah
sehingga permintaan minyak tanah akan meningkat.
7. Tingkat kebutuhan terhadap suatu macam barang (intensitas kebutuhan)
Kebutuhan barang pokok, seperti pangan, papan, dan sandang di daerah bencana (seperti
di NangroeAceh Darussalam dan Pangandaran, Jawa barat) sangat mendesak sehingga
tingkat permintaan akan kebutuhan pangan, papan, dan sandang sangat besar dibandingkan
didaerah lainnya.
8. Mode (trend)
Mode mendorong orang untuk menyesuaikan diri dengan zamannya sehingga sangat
memengaruhi permintaan akan barang karena jika tidak membeli barang sesuai dengan mode
atau trendnya saat itu, akan cenderung ketinggalan zaman.

2. Faktor yang Memengaruhi Penawaran


Kesediaan produsen atau perusahaan memproduksi dan menawarkan berbagai
jumlah barang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
a. Harga Barang Itu Sendiri
Produsen atau perusahaan akan menawarkan lebih banyak barang jika harga naik.
Begitupun sebaliknya, jika harga turun, jumlah barang yang ditawarkan akan semakin sedikit.
Hal ini sesuai dengan hukum penawaran yang menjelaskan hubungan antara harga suatu
barang dan jumlah barang yang ditawarkan.
b. Biaya Produksi
Produsen membutuhkan berbagai faktor produksi untuk dapat menghasilkan barang dan
jasa. Faktor-faktor produksi tersebut harus dibeli oleh produsen dari pemilik faktor-faktor
produksi (konsumen). Oleh karena itu, semakin murah harga faktor produksi, biaya produksi
akan sedikit sehingga produsen dapat lebih banyak memproduksi barang yang ditawarkan.
Sebaliknya, jika harga faktor produksi tinggi, barang yang ditawarkan produsen akan
menurun pada setiap tingkat harga.
c. Tingkat Teknologi
Penggunaan teknologi memiliki peranan penting dalam kegiatan produksi. Perusahaan
yang menggunakan teknologi pada tingkat yang lebih tinggi dapat meningkatkan hasil
produksinya dengan cepat. Di samping itu, penggunaan teknologi yang tinggi juga akan
menyebabkan biaya produksi semakin murah. Peningkatan hasil produksi dan biaya produksi
yang semakin murah akan menyebabkan jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak
pada tingkat harga tertentu.
d. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah di antaranya dalam hal pajak dan subsidi. Semakin besar pajak,
jumlah barang yang ditawarkan akan menurun, begitu pula sebaliknya. Adapun semakin
besar subsidi, jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah. Sebagai contoh, pada waktu
pemerintah masih memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM), perusahaan dapat
melakukan proses produksi dengan biaya yang relatif lebih murah. Setelah kebijakan subsidi
BBM dikurangi, biaya produksi meningkat dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan
menurun.
e. Faktor Alam
Pengaruh alam terutama akan memengaruhi penawaran produk pertanian dan perikanan.
Misalnya, bagi para petani, iklim yang tidak menentu dapat menyebabkan gagal panen
sehingga jumlah barang yang ditawarkan (contohnya beras) akan berkurang.

HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN

1. Hukum Permintaan dan Asumsi yang Mendasarinya


Hukum permintaan merupakan rumusan yang menjelaskan hubungan antara harga suatu
barang dan jumlah barang yang diminta pada jumlah barang yang diminta merupakan
variabel yang dipengaruhinya.
Hukum permintaan berbunyi:
“Jika harga suatu barang naik, jumlah barang yang diminta per unit waktu akan turun.
Begitu sebaliknya, jika harga suatu barang turun, jumlah barang yang diminta per unit waktu
akan naik.”
Adapun asumsi yang mendasari hukum permintaan adalah faktor-faktor lain selain
harga yang memengaruhi jumlah barang yang diminta dalam keadaan tetap sama (ceteris
paribus). Keadaan lain yang harus tetap sama antara lain pendapatan konsumen, harga
barang, dan selera konsumen. Acuan dari semua permintaan adalah kebutuhan individu.
Namun, dalam analisis harga dan jumlah barang diminta yang menjadi acuan adalah
permintaan pasar yaitu penjumlahan total dari semua permintaan individu.

2. Hukum Penawaran dan Asumsi yang Mendasarinya


Hukum penawaran merupakan rumusan yang menjelaskan hubungan antara harga
suatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan pada berbagai tingkat harga
selama jangka waktu tertentu. Dalam hal ini, harga barang merupakan variabel yang
berpengaruh. Adapun jumlah barang yang ditawarkan merupakan variabel yang dipengaruhi.
Hukum penawaran berbunyi:
“Jika harga suatu barang naik, ceteris paribus (keadaan lain tetap sama), jumah barang
yang ditawarkan per unit waktu akan bertambah. Begitu sebaliknya, jika harga suatu barang
turun, ceteris paribus, jumlah barang yang ditawarkan per unit waktu akan turun.”
Asumsi yang mendasari hukum penawaran adalah faktor-faktor lain selain harga yang
memengaruhi jumlah barang yang ditawarkan ceteris paribus. Faktor-faktor lain yang harus
tetap sama antara lain biaya produksi, harga barang lain, dan tingkat teknologi. Hal yang
dianalisis pada penawaran konsumen adalah hubungan jumlah barang yang ditawarkan
dengan harga pasar atau hubungan antara harga pasar dan jumlah barang yang akan
diproduksi dan dijual, dengan asumsi keadaan lain tetap tidak berubah.

HARGA KESEIMBANGAN

1. Pengertian Harga dan Jumlah Keseimbangan


Interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran di pasar, akan melahirkan
keseimbangan harga dan kuantitas yang disebut dengan keseimbangan pasar. Jadi,
keseimbangan pasar terjadi jika harga dan jumlah barang yang diminta di pasar sama dengan
harga dan jumlah barang yang ditawarkan. Dengan kata lain, keseimbangan pasar terjadi pada
harga dan jumlah barang ketika kekuatan penawaran dan permintaan seimbang. Pada kondisi
ini, akan tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan
(equilibrium quantity). Pada kondisi keseimbangan, harga dan kuantitas cenderung tetap tidak
berubah, selama faktor lain tetap (tidak berubah). Untuk mengetahui harga dan jumlah
keseimbangan dapat dilakukan dengan cara tabel, cara kurva, dan cara matematis.
2. Elastisitas
1. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan menghitung perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang
dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang memengaruhinya. Elastisitas
permintaan yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga
permintaan (price elasticity of demand). Adapun elastisitas permintaan yang dikaitkan dengan
harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity) dan jika dikaitkan dengan
pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).
a. Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas harga permintaan (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang
berubah jika harganya berubah sebesar satu persen.Angka elastisitas harga permintaan
bernilai negatif, Ep = –2 memiliki arti, jika harga barang naik 1%, permintaan terhadap
barang tersebut
turun 2%. Begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, semakin elastic
permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga.
Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolut. Ep = 2, artinya sama dengan Ep = –2.

1) Koefisien Elastisitas Harga Permintaan (Ep)


a) Inelastik (Ep < 1)
Perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan harga. Jika harga naik 10%,
menyebabkan per mintaan barang turun sebesar 6%. Permintaan barang kebutuhan pokok
umumnya inelastik, misalnya perubahan harga beras di Indonesia.
b) Elastik (Ep > 1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastik jika perubahan harga suatu barang
menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya, jika harga turun 10%,
menyebabkan permintaan barang naik 20%. Oleh karena itu, nilai Ep lebih besar daripada
satu.
c) Elastik Uniter (Ep = 1)
Jika harga naik 10%, permintaan barang turun 10%.
d) Inelastik Sempurna (Ep = 0)
Berapa pun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan.
Contohnya permintaan garam.
e) Elastik Sempurna (Ep = )
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.
2) Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur
Elastisitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu.
Konsep elastisitas titik digunakan jika peruhahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya
sehingga mendekati 0, tetapi konsep ini kurang akurat jika perubahan harga yang terjadi
relatif besar. Dalam kasus tersebut, lebih tepat jika diukur dengan elastisitas busur (arch
elasticity),
yang mengukur elastisitas permintaan antara dua titik. Dengan demikian, dalam suatu kurva
permintaan yang berbentuk garis lurus, koefisien elastisitasnya berbeda-beda pada berbagai
tingkat harga.

b. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)


Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang
sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.
Ec = Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta
Persentase perubahan harga Y

c. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)


Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen perubahan
permintaan terhadap suatu barang (ωQ) jika pendapatan berubah (ΔI)
sebesar satu persen.
Ei = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
Persentase perubahan pendapatan
Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan
permintaan. Semakin besar nilai Ei, elastisitas pendapatan nya semakin besar. Barang dengan
Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Barang dengan nilai 0 < Ei < 1, barang
tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang dengan nilai Ei > 1
merupakan barang mewah (luxurius goods).Adapun barang dengan nilai Ei < 0 merupakan
barang inferior (inferior goods).
2. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang
yang ditawarkan berubah, jika harga barang berubah satu persen. Elastisitas penawaran juga
dapat dihubungkan dengan faktor-faktor atau variabel lain yang dianggap memengaruhinya,
seperti tingkat bunga, tingkat upah, harga bahan baku, dan harga bahan antara. Persentase
perubahan jumlah barang yang ditawarkan persentase perubahan harga

PASAR BARANG

1. Pengertian dan Cara Perdagangan Pasar Barang


Pasar barang atau pasar komoditas adalah interaksi antara permintaan dan penawaran
terhadap barang dan jasa. Dalam perekonomian tertutup, permintaan utama berasal dari
sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan permintaan
akan barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari sektor perusahaan.
Di dalam perekonomian modern, terutama dengan semakin tingginya tingkat
spesialisasi, tidak semua perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang dipakai untuk
memproduksi barang dan jasa. Sebagai contoh, perusahaan mobil tidak menambang sendiri
bijih besi yang dibutuhkan, demikian juga fasilitas mesin pembuat rangka mobilnya karena
akan lebih efisien bagi perusahaan tersebut jika membeli mesin dari perusahaan yang
bergerak di bidang permesinan. Dengan kata lain, mesin yang dibeli perusahaan tersebut
merupakan input perantara untuk memproduksi mobil. Beberapa komoditas yang umumnya
diperjualbelikan di pasar komoditas memiliki standar tertentu, antara lain barang-barang hasil
produksi dan industri, hasil pertambangan, hasil pertanian dan perkebunan. Komoditas
tersebut antara lain kopi, gula, jagung, cengkeh, kedelai, emas, tembaga, kapas, lada,
gandum, dan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil atau CPO).
2. Keanggotaan Pasar Komoditas
Anggota pasar komoditas secara garis besar terdiri atas dua, yaitu anggota biasa dan
anggota luar biasa.
3. Perdagangan di Pasar Komoditas
Perdagangan di pasar komoditas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Perdagangan Fisik (Physical Trading) yang Bersifat Efektif
b. Perdagangan Berjangka (Future Trading) yang Bersifat Spekulatif
4. Fungsi dan Manfaat Pasar Komoditas
a. Fungsi Pasar Komoditas
Fungsi pasar komoditas antara lain sebagai berikut.
1) Sebagai tempat atau sarana untuk memperoleh informasi tentang beberapa jenis barang
yang diperdagangkan di pasar dunia.
2) Sebagai tempat atau sarana untuk mengadakan transaksi berbagai barang yang berlaku di
pasaran dunia.
3) Sebagai tempat atau sarana untuk memantau dan mengatur perdagangan barang.
b. Manfaat Pasar Komoditas
Manfaat pasar komoditas antara lain sebagai berikut.
1) Bagi Penjual (Produsen) Pasar barang dapat mempermudah pemasaran atau penjualannya.
2) Bagi Pembeli (Konsumen)
Pasar barang dapat mempermudah konsumen dalam mendapatkan
barang yang diinginkan dengan kualitas terjamin.
3) Bagi Pemerintah
Pembentukan pasar barang bagi pemerintah dapat memberikan tambahan devisa.
Dengan devisa akan memudahkan pemerintah untuk melakukan berbagai transaksi
internasional yang dapat meningkatkan pendapatan nasional.

5. Struktur Pasar
Sebagaimana diketahui komposisi pasar terdiri atas seluruh perusahaan dan konsumen
yang ingin dan mampu membeli serta menjual barang tertentu baik secara tunai maupun
kredit. Jumlah penjual (perusahaan) dan pembeli (konsumen) antara satu pasar dan pasar
lainnya tidaklah sama. Pada umumnya pasar tradisional terdiri atas banyak penjual dan
pembeli.
Berdasarkan struktur pasarnya bentuk-bentuk pasar dibedakan menjadi sebagai
berikut
a. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition Market)
Beberapa karakteristik dari pasar persaingan sempurna, yaitu:
1) di pasar terdapat banyak perusahaan (penjual) dan konsumen (pembeli);
2) penjual menjual produk yang homogen;
3) baik penjual maupun pembeli secara bebas dapat masuk dan keluar pasar;
4) adanya mobilitas yang sempurna dari sumber daya;
5) baik penjual maupun pembeli memiliki pengetahuan sempurna.
b. Pasar Persaingan Tidak Sempurna (Imperfect Competition Market)
Pasar persaingan tidak sempurna jika dilihat dari aspek penjual dan pembelinya dapat
dikelompokkan menjadi pasar monopoli, pasar oligopoli, pasar persaingan monopolistik,
pasar monopsoni, dan pasar oligopsoni.
1) Pasar Monopoli
Pasar monopoli merupakan situasi pasar di mana hanya terdapat satu penjual (single firm)
komoditi atau barang ini tidak ada penggantinya (substitusi) yang sangat mirip (close
substitute). Oleh karena dalam pasar monopoli hanya ada satu penjual, pada pasar ini tidak
terdapat pesaing
sehingga penjual (monopolis, berasal dari bahasa Yunani mono = satu dan polist = penjual)
berkuasa untuk mengubah jumlah dan harga barang di pasar. Dewasa ini bentuk pasar
monopoli sudah jarang sekali. Di Indonesia pasar monopoli dikenal pada Perusahaan Listrik
Negara (PLN), perusahaan Kereta Api Indonesia (KAI), dan Perusahaan Air Minum
(PDAM).
Beberapa kebaikan pasar monopoli, yaitu sebagai berikut.
(a) Di Indonesia, monopoli yang dilakukan negara terhadap cabang-cabang produksi
yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak telah memberikan manfaat yang besar
terhadap masyarakat. Contoh transportasi kereta api untuk rakyat, bus kota, listrik, air bersih
(PDAM).
(b) Pemberian hak paten dan hak penjualan tunggal (exclusive franchise) dapat
mendorong pengusaha untuk menemukan produk-produk inovatif yang dibutuhkan
masyarakat.
(c) Dengan adanya monopoli alamiah, harga suatu produk dapat lebih murah.
(d) Monopoli akan memacu perusahaan untuk selalu meningkatkan daya saing, baik
secara lokal maupun global.
Adapun beberapa keburukan dari monopoli, yaitu sebagai berikut.
(a) Harga sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan pemegang monopoli, sehingga
memungkinkan terjadi permainan harga yang dapat merugikan konsumen.
(b) Konsumen tidak memiliki alternatif pilihan baik yang menyangkut kualitas
maupun harga barang.
(c) Adanya monopoli yang diberikan pemerintah, menyebabkan proses produksi
berjalan kurang efisien, etos kerja rendah, dan layanan kepada konsumen kurang memuaskan.
(d) Monopolis dapat melakukan kebijakan diskriminasi harga (price discrimination).
Misalnya, penetapan harga karcis bioskop yang dikelola “group 21(Twenty One)”. Jika
menonton bioskop di Bandung Supermall (BSM) harga karcisnya mencapai Rp25.000,00 per
orang, di Bandung Indah Plaza (BIP) hanya Rp15.000,00 per orang.
2) Pasar Oligopoli
Sebagaimana istilah monopoli, istilah oligopoli juga berasal dari bahasa Yunani, yakni
oligospolein yang berarti “beberapa penjual”. Berdasarkan arti kata tersebut, pasar oligopoli
dapat diartikan sebagai pasar yang hanya terdiri atas beberapa perusahaan atau penjual yang
menjual produk homogen (sejenis). Pasar oligopoli terdiri atas dua perusahaan atau dua
penjual saja disebut pasar duopoli. Produk yang dijual dapat berupa produk yang identik
(homogen) maupun produk yang terdiferensiasi. Produk yang identik (homogen) misalnya,
sama-sama menjual besi. Adapun yang dimaksud dengan diferensiasi produk adalah produk
yang memiliki karakteristik yang bervariasi. Misal, produk telepon seluler masing-masing
memiliki banyak karakteristik yang berbeda baik dari ukuran, berat, model, dan fitur.
3) Pasar Persaingan Monopolistik
Dalam kehidupan sehari-hari, jarang dilihat pasar persaingan sempurna maupun pasar
monopoli secara murni. Justru bentuk pasar yang banyak ditemui adalah bentuk pasar
monopolistik. Bentuk pasar monopolistik ini ada di antara pasar persaingan sempurna dan
pasar
monopoli. Dikatakan mengandung persaingan sempurna karena pada pasar monopolistik
terdapat banyak perusahaan atau penjual tersebut yang memiliki pangsa pasar (market share)
yang cukup besar sehingga tidak dapat memengaruhi pasar. Oleh karena itu, dalam industri
terdapat banyak perusahaan.Perbedaan pasar monopolistik dengan pasar persaingan
sempurna terletak pada produk yang dijual. Jika pada pasar persaingan sempurna produk
yang dijual identik (bersifat sama), pada pasar monopolistik produk yang dijual merupakan
produk yang terdiferensiasi (diferensiasi produk).Adanya diferensiasi produk telah
mendorong perusahaan atau penjual melakukan persaingan nonharga (non-price competition)
melalui iklan, diskon, dan hadiah-hadiah. Oleh karena itu, jika dalam persaingan sempurna
produsen tidak menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam membeli produk, dalam pasar
monopolistik produsen suatu produk justru menjadi penting bagi konsumen. Misalnya,
seorang pria yang selalu memakai produk sabun mandi merek “HARY” dan tidak mau
memakai produk sabun mandi dari perusahaan lain. Dalam hal ini terlihat bahwa perusahaan
sabun mandi “HARY” memiliki daya monopoli meskipun
terbatas.

PASAR INPUT

1. Pengertian Faktor Produksi


Dalam pasar output permintaan konsumen bertemu dengan penawaran dari pihak
produsen. Selain pasar output dikenal pasar input, pasar input terjadi ketika permintaan
input dari produsen bertemu dengan penawaran tenaga kerja dan input-input lain (tanah dan
barang modal) dari rumah tangga konsumen. Pada pasar input ditentukan tingkat harga, upah,
sewa, dan suku bunga yang kemudiaan akan menjadi pendapatan bagi konsumen. Pendapatan
yang diperoleh akan bergantung pada banyak sedikitnya faktor produksi serta harga dari
faktor produksi tersebut. Menurut Samuelson terdapat dua sifat khusus dari permintaan pasar
input yaitu, saling kebergantungan dan sifat permintaannya merupakan turunan (derived).
Seperti yang telah kita ketahui faktor produksi terdiri dari:
1. sumber daya alam (tanah);
2. sumber daya manusia;
3. modal;
4. skill. Dalam hal ini kewirausahaan
Permintaan dalam pasar input memiliki sifat saling kebergantungan karena pada
kenyataannya input tidak dapat bekerja sendirian. Misalnya, petani akan menggarap sawah,
tetapi petani tersebut tidak dapat menggarap sawahnya tanpa menggunakan traktor. Demikian
pula, traktor tidak dapat bekerja sendiri tanpa digerakkan oleh petani. Dengan demikian,
produktivitas dari satu macam input seperti tenaga kerja akan bergantung pada jumlah input
lainnya yang bekerja bersamanya. Dengan demikian terdapat saling kebergantungan
produktivitas antara tanah, tenaga kerja, dan barang modal.
Sifat Permintaannya Merupakan Turunan (Derived). Permintaan konsumen terhadap
barang-barang adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, permintaan faktor produksi
(input) oleh produsen akan digunakan untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh
konsumen. Oleh karena itu, permintaan input bergantung pada permintaan barang yang
dibutuhkan konsumen.Berikut faktor-faktor yang memengaruhi permintaan terhadap input
(faktor produksi), yaitu sebagai berikut.
a. Harga Faktor Produksi
Dalam kondisi normal, semakin murah harga faktor produksi, semakin besar jumlah
(kuantitas) yang diminta. Adapun yang dimaksud dengan harga faktor produksi adalah gaji
atau upah bagi tenaga kerja, sewa untuk tanah dan barang modal.
b. Permintaan terhadap Faktor Produksi Lain
Jika faktor produksi yang satu dengan faktor produksi yang lain memiliki hubungan yang
bersifat komplementer, meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi yang satu akan
semakin meningkatkan permintaan faktor produksi lainnya. Adapun, jika hubungannya
bersifat substitusi, permintaan terhadap faktor produksi yang satu akan menurunkan
permintaan faktor produksi yang lainnya.
c. Harga Faktor Produksi Lain
Pengaruh harga faktor produksi terhadap permintaan faktor produksi bergantung pada sifat
hubungan antara faktor-faktor produksi tersebut. Jika hubungan antara satu faktor produksi
dengan faktor produksi lainnya adalah komplementer, meningkatnya harga faktor produksi
akan
menurunkan permintaan faktor produksi pelengkapnya. Adapun jika hubungannya bersifat
substitusi, meningkatnya harga suatu faktor produksi akan meningkatkan permintaan faktor
produksi penggantinya.
d. Permintaan terhadap Output
Oleh karena sifat permintaan input merupakan turunan (derived), permintaan terhadap input
bergantung pada sifat hubungan antara teknologi dengan faktor produksi yang digunakan.
Jika sifat hubungannya komplementer, penggunaan teknologi akan menambah permintaan
terhadap faktor produksi karena adanya peningkatan produktivitas. Adapun jika sifat
hubungannya substitusi, penggunaan teknologi akan menurunkan permintaan terhadap faktor
produksi. Apa yang telah dibahas sebelumnya, merupakan gambaran dari permintaan input.
Sekarang secara ringkas akan diuraikan penawaran faktor produksi. Pada umumnya
perekonomian pasar, faktor produksi dimiliki secara pribadi. Seseorang memiliki tenaga
kerjanya dalam arti ia dapat mengontrol dirinya sendiri dalam bekerja. Adapun faktor
produksi modal dan tanah dapat dimiliki oleh rumah tangga maupun perusahaan.

EKONOMI MIKRO DAN MAKRO

1. Pengertian Ekonomi Mikro dan Makro


Ekonomi mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang secara khusus membahas
perilaku individu dan perusahaan yang dihadapkan pada keterbatasan sumber daya. Ekonomi
mikro mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi dari unit-unit ekonomi individual, yaitu
individu sebagai konsumen, individu sebagai pemilik faktor produksi, dan individu sebagai
produsen.
Ekonomi makro adalah bidang ilmu yang mempelajari keseluruhan ekonomi dalam
bentuk jumlah barang dan jasa yang diproduksi, total pendapatan yang dihasilkan, tingkat
pengangguran, serta sifat-sifat umum harga barang. Ekonomi makro dapat digunakan untuk
menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan, seperti
pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja, dan pencapaian keseimbangan neraca
yang berkesinambungan.
Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia menghadapi berbagai
masalah ekonomi makro. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan Kesempatan Kerja/Tingkat Employment
2. Meningkatkan Kapasitas Produksi Nasional
3. Meningkatkan Pendapatan Negara
4. Menstabilkan Situasi Perekonomian
5. Menyeimbangkan Neraca Pembayaran Luar Negeri
6. Pemerataan Distribusi Pendapatan
7. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Beberapa hal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah


sebagai berikut.
1. Masih tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja.
2. Lemahnya kegiatan investasi dan permasalahan fundamental terkait.
3. Tingginya potensi tekanan inflasi secara struktural.

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PEMERINTAH DI BIDANG


EKONOMI

B. Kebijakan Ekonomi dan Permasalahannya


Masalah ekonomi yang dihadapi setiap negara akan berbeda. Hal ini akan bergantung pada
kondisi perekonomian setiap negara tersebut. Namun, pada intinya masalah ekonomi suatu
negara dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu masalah ekonomi mikro dan masalah
ekonomi makro.
1. Masalah Ekonomi Mikro
Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien, jika asumsi-asumsinya terpenuhi,
antara lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi yang sempurna, pasar berbentuk
persaingan sempurna, dan barang bersifat privat. Proses pertukaran di pasar tidak terbatas
dimensi waktu dan tempat. Namun, dalam kenyataannya banyak asumsi yang tidak sesuai
dengan kondisi di lapangan. Akibatnya pasar gagal menjadi alat alokasi yang efisien (market
failure). Masalah yang dihadapi di lapangan berkaitan dengan ekonomi mikro, yaitu sebagai
berikut.
a. Informasi Tidak Sempurna
Dalam kenyataan, kadang kita tidak pernah tahu persis kualitas barang yang dikonsumsi,
misalnya ketika membeli mobil bekas. Untuk memperoleh informasi mengenai mobil
tersebut, seringkali harus mengeluarkan biaya, misalnya dengan menyewa montir mobil yang
ahli
mesin dan dapat dipercaya.
b. Daya Monopoli
Diasumsikan bahwa pasar dalam keadaan sempurna tidak terpenuhi. Kenyataannya sering
dijumpai di pasar yang hanya ada satu produsen (monopoli) atau beberapa produsen
(oligopoli) yang begitu kuat. Mereka mampu memengaruhi pasar dengan menentukan tingkat
harga. Kemampuan itu menyebabkan barang yang diproduksi lebih sedikit, harga yang lebih
tinggi, jika dibanding harga dalam pasar persaingan sempurna.
c. Eksternalitas
Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita pelaku ekonomi
sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang normal. Misalnya, di suatu kota banyak pabrik
tekstil yang mencemari lingkungan dengan membuang limbahnya ke sungai. Kerugian yang
diderita masyarakat sekitarnya, tidak masuk dalam perhitungan biaya produksi tekstil.
Akibatnya, walaupun secara finansial biaya produksi tekstil menjadi murah (karena tidak
perlu investasi fasilitas pengolahan limbah), namun secara ekonomis biayanya mahal. Karena
sebagian biaya itu ditanggung masyarakat dalam bentuk biaya sosial.
d. Barang Publik
Asumsi dasar lain yang seringkali tidak relevan adalah barang yang dipertukarkan bersifat
private (rival dan eksklusif ). Rival artinya, barang tidak dapat dikonsumsi secara bersamaan
tanpa saling merugikan. Eksklusif artinya siapa yang tidak mau membayar tidak dapat
menikmati atau memanfaatkannya. Misalnya, jika satu kaleng softdrink sudah kita minum,
maka orang lain sudah tidak dapat mengonsumsi softdrink tersebut (barang yang sama).
Berarti untuk mengonsumsi softdrink diperlukan rival. Selain bersifat rival, untuk
memperoleh softdrink kita
juga perlu membayar, dengan demikian softdrink bersifat eksklusif.
2. Peran dan Fungsi Pemerintah dalam Ekonomi Mikro
Kegagalan pasar, seringkali menuntut campur tangan (intervensi) pemerintah. Namun, yang
harus diperhatikan adalah tidak semua campur tangan pemerintah memberikan hasil yang
baik, walaupun tujuannya baik. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi pemerintah dalam
menentukan kebijakan yaitu adanya konflik (trade off ) antara tujuan yang ingin dicapai.
Misalnya konflik antara tujuan efisiensi dan pemerataan. Agar rumah dapat terjangkau oleh
rakyat kecil yang berpenghasilan rendah, pemerintah memberikan subsidi. Tetapi, pemberian
subsidi itu cenderung mengorbankan efisiensi, karena uang subsidi dapat dialokasikan ke
sektor-
sektor lain yang lebih produktif.
Tujuan dilakukannya campur tangan pemerintah adalah sebagai berikut.
a. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi
dapat dihindarkan.
b. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan
stabil.
c. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang
dapat memengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik monopoli yang
merugikan.
d. Menyediakan barang publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikanmasyarakat dapat
dihindari atau dikurangi.
3. Intervensi Pemerintah dalam Ekonomi Mikro

Anda mungkin juga menyukai