Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN ANTAR MANUSIA

A. Pengertian Komunikasi Antarpribadi


 Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi
tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada
kerumunan orang (Wiryanto, 2004)
 Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh
satu
orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan
berba2qwgai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera
(Effendy,2003, p. 30).
 Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap
muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah
komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat,
guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)

B. Kebutuhan, Keinginan Dan Kepentingan Hubungan Antarpribadi


a. Kebutuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebutuhan berarti sesuatu yang
dibutuhkan. Maka, kebutuhan manusia dapat diartikan sebagai sesuatu yang
dibutuhkan oleh manusia, atau keinginan manusia yang harus dipenuhi, demi
tercapainya kepuasan rohani maupun jasmani untuk keberlangsungan hidupnya.
Kebutuhan ini dapat berupa barang ataupun jasa.
 Macam-macam Kebutuhan Manusia
1. Kebutuhan Manusia Menurut Intensitasnya
a) Kebutuhan Mutlak
Mutlak mengandung arti, tidak boleh tidak, jadi kebutuhan mutlak
merupakan kebutuhan yang harus segera terpenuhi. Jika kebutuhannya
tidak terpenuhi, individu tersebut tersebut tidak dapat bertahan hidup.
Sebagai contoh adalah kebutuhan makan dan minum.
b) Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer disebut juga sebagai kebutuhan pokok, merupakan
kebutuhan manusia akan hidup yang layak. Kebutuhan primer, diantaranya
adalah sebagai berikut: Pangan, pangan merupakan kebutuhan primer yang
pertama dan utama. Pangan dapat diperoleh dengan mengolah dari sumber
hewani maupun nabati.
Sandang, sandang memiliki pengertian bahan pakaian, jadi pakaian
termasuk dalam kebutuhan primer manusia. Pakaian berfungsi untuk
melindungi tubuh manusia dari lingkungan luar, seperti sengatan sinar
matahari, cuaca dingin, serangan binatang, dan juga melindungi tubuh dari
keinginan atau pikiran asusila.
Papan, identik dengang rumah atau tempat tinggal. Rumah atau tempat
tinggal berfungsi sebagai tempat perlindungan dan tempat beraktivitas.
Papan menjadi kebutuhan primer, meski statusnya sebagai milik sendiri,
atau menyewa dari pihak lain.
Sebagai kebutuhan primer dari manusia, sangat penting untuk tetap
menjaga pola hidup makan yang sehat karena dapat mempengaruhi tubuh
dan juga kesehatan. Pada buku Makan Jangan Asal Kenyang Pola Hidup
Makan Sehat, kamu akan diberikan informasi mengenai berbagai makanan
yang baik untuk memenuhi gizi harian.
c) Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan yang muncul setelah
kebutuhan primer terpenuhi. Setiap individu memiliki kebutuhan sekunder
yang beragam, kebutuhan ini tergantung pada keinginan dan kemampuan
masing-masing individu untuk memenuhi. Kebutuhan sekunder bagi
individu, misalnya kendaraan, sepatu, telephone, make up, dan banyak lagi
yang lain.
d) Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier merupakan turunan berikutnya dari kelompok
kebutuhan manusia berdasar intensitasnya. Kebutuhan tersier akan muncul
jika kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi.
Biasanya kebutuhan tersier lebih cenderung pada pemuasan kebutuhan
akan barang mewah yang menjadi bagian dari hiburan. Yang termasuk
kebutuhan tersier adalah rumah mewah, mobil sport, baju bermerk, liburan
ke luar negeri dan banyak lagi contoh lainnya.
2. Kebutuhan Manusia Berdasar Waktu Keperluannya
a) Kebutuhan Mendesak
Kebutuhan mendesak, bisa jadi bukan merupakan kebutuhan yang
direncanakan sebelumnya, kebutuhan ini bisa sewaktu-waktu muncul
bersifat kritis, genting, atau darurat, cenderung memaksa untuk segera
dipenuhi. Bisa berkaitan dengan nyawa individu, jika kebutuhan ini tidak
dipenuhi. Sebagai contoh, pemenuhan kebutuhan plasma darah untuk
orang yang terinfeksi virus covid 19.
b) Kebutuhan Sekarang
Hampir sama dengan kebutuhan mendesak, hanya berbeda akibatnya,
kebutuhan sekarang merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini,
tidak dapat ditunda. Sebagai contoh, membawa orang berobat ke dokter,
memberi bantuan kepada korban bencana alam, sebelum mereka
kelaparan.
c) Kebutuhan yang Akan Datang
Berdasar waktu keperluannya, jenis kebutuhan ini merupakan yang paling
toleran, karena kebutuhan ini boleh dipenuhi di kemudian hari, dapat
ditunda, dan sifatnya tidak mendesak. Namun ada baiknya, jika
dipersiapkan sekarang, atau dimulai dari sekarang. Sebagai contoh,
asuransi, dan investasi.
3. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Sifatnya
a) Kebutuhan Jasmani
Pasti sudah paham ya, yang namanya jasmani, berkaitan dengan raga atau
tubuh. Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh
tubuh agar dapat memenuhi kepuasan raga. Sebagai contoh, olah raga,
istirahat, berpakaian, dan masih banyak lagi yang lainnya.
b) Kebutuhan Rohani
Sebagai pendamping jasmani, maka ada pula kebutuhan rohani. Kebutuhan
rohani merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh batin atau jiwa,
pengaruh jika kebutuhan ini dipenuhi adalah, manusia mendapat
kebahagiaan. Sebagai contoh adalah ibadah, hiburan, kumpul bersama
teman, dan yang lainnya.
4. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subjeknya
a) Kebutuhan Individu
Dari judul, definisinya sudah jelas, berarti merupakan kebutuhan yang
diperlukan oleh setiap individu. Mengapa disebut sebagai kebutuhan
individu? Karena setiap individu lahir beragam dan memiliki kebutuhan
masing-masing.

Info: kebutuhan antara seorang individu berbeda dengan individu yang


lain.
b) Kebutuhan Kolektif
Kebutuhan kolektif merupakan suatu kebutuhan yang pemanfaatannya
untuk kepentingan orang banyak. Sebagai contoh, pembangunan jembatan,
pembangunan waduk, renovasi jalan, pembangunan stadion.
5. Kebutuhan Menurut Sosio-Budaya
a) Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang muncul karena kedudukan
seorang individu dalam masyarakat, sehingga individu tersebut harus
mampu menyelenggarakan berbagai upaya, agar dipandang kayak. Sebagai
contoh sumbangan sosial, kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
b) Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan
rohani, atau kondisi batin dari seseorang. Sebagai contoh kebutuhan untuk
diterima oleh orang lain, kebutuhan dicintai, kebutuhan akan kebebasan
dan rasa aman.
b. Keinginan
1. Perbedaan kebutuhan dan keinginan
Menurut Rochmawan (dalam Gunawijaya, 2017) kebutuhan manusia itu
banyak dan beraneka ragam. Bahkan kebutuhan tersebut akan terus bertambah
dan tidak akan ada habisnya sejalan dengan perkembangan peradaban,
kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi seperti zaman sekarang ini.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebutuhan dan keinginan merupakan dua


hal yang berbeda. Kebutuhan adalah keinginan manusia terhadap suatu barang
dan jasa yang harus dipenuhi guna mempertahankan kehidupannya. Sementara
keinginan adalah sesuatu hal yang ingin kita miliki, tetapi apabila tidak
berhasil mendapatkannya maka tidak akan berpengaruh besar pada
kelangsungan hidup.
c. Kepentingan
Kepentingan umum adalah istilah untuk menyebut kesejahteraan masyarakat
umum atau kesejahteraan bersama. Kepentingan umum biasanya dilawankan
dengan istilah kepentingan pribadi/perusahaan yang memiliki orientasi yang
berbeda.[1] Pengertian kepentingan umum yang dikemukakan oleh Huybers
adalah kepentingan masyarakat sebagai keseluruhan yang memiliki ciri-ciri
tertentu, antara lain menyangkut semua sarana umum bagi berjalannya kehidupan
yang beradab.
Tujuan Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi merupakan action oriented, ialah suatu tindakan yang
berorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan komunikasi antarpribadi itu bermcammacam,
beberapa di antaranya dipaparkan berikut ini.
1. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain
2. Menemukan diri sendiri.
3. Menemukan dunia luar.
4. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis.
5. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku.
6. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu.
7. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi.
8. Memberikan bantuan (konseling). (Suranto Aw, 2011:19)

Ciri-Ciri Dari Komunikasi Antar Pribadi Yang Efektif


Dalam buku Komunikasi Antarpribadi, Alo Liliweri mengutip pendapat Joseph
A.Devito mengenai ciri komunikasi antar pribadi yang efektif, yaitu:

a) Keterbukaan (openness)
Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam
menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek
dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus
terbuka kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera
membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya
tidak membantu komunikasi. Sebalikanya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri
ini patut dan wajar. Aspek kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi
secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak
tanggap pada umumnya merupakan komunikan yang menjemukan. Bila ingin
komunikan bereaksi terhadap apa yang komunikator ucapkan, komunikator dapat
memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator.
mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia
bertanggung jawab atasnya. b. Empati (empathy) Empati adalah kemampuan seseorang untuk
mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang
orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah
merasakan bagi orang lain. Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka
untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan empati, baik secara verbal
maupun non-verbal
c) Dukungan (supportiveness)
Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. Hubungan
interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Individu
memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan
strategik.
d) Rasa Positif (positiveness)
Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain
lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang
efektif. e. Kesetaraan (equality) Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya
setara. Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai,
berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta
kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. (Liliweri,
1991: 13) Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana
orangorang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini
merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari
ikatan psikologis antarmanusia yang memiliki suatu pribadi.
C. Teori kebutuhan Maslow
Berikut ini teori lima hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow sebagaimana
dikutip dari uraian "Teori Abraham Maslow" yang diterbitkan Universitas Gunadarma.

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)


Kebutuhan mendasar manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan
fisiologisnya demi bertahan hidup (survival). Kebutuhan fisiologis ini misalnya
adalah kebutuhan akan makanan, minuman, tidur, seks, dan sebagainya. Seseorang
tak akan mencari kebutuhan yang lebih tinggi, misalnya mengejar konsep
kebahagiaan sebelum kebutuhan fisiologisnya terpenuhi. Kebutuhan fisiologis ini
merupakan aspek survival yang harus dipenuhi. Berbeda halnya dalam masyarakat
kaya, bisa jadi makanan mahal sudah menjadi gaya hidup, bukan lagi sebagai
pemenuhan kebutuhan fisiologis semata.
2. Kebutuhan Rasa Aman (Safety/Security Needs)
Setelah kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, barulah muncul kebutuhan jenjang
berikutnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan tingkat kedua, dalam teori
Maslow ini, meliputi keamanan dari bahaya fisik dan emosional. Contoh kebutuhan
akan rasa aman ini adalah kebutuhan rasa aman pada daya yang mengancam, seperti
perlindungan dari kriminalitas, penyakit, bencana alam, aman dari perundungan, dan
sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Kebutuhan selanjutnya adalah kebutuhan sosial dan kasih sayang. Kebutuhan
ini mencakup dorongan rasa dibutuhkan orang lain, kebutuhan untuk dicintai,
memiliki pasangan, bersosialisasi di masyarakat, dan sebagainya. Kebutuhan sosial ini
baru bisa tercapai jika seseorang sudah terpenuhi dua kebutuhan sebelumnya, yaitu
kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan fisiologisnya.
4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs)
Setelah kebutuhan sosialnya terpenuhi, muncul kebutuhan selanjutnya, yaitu
kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan penghargaan ini merupakan pemenuhan ego
untuk meraih prestise. Contoh kebutuhan akan penghargaan ini, menurut Maslow,
adalah kebutuhan akan status, pengakuan, reputasi, martabat, bahkan dominasi.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)
Puncak kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu
keinginan untuk mengoptimalisasi potensi dirinya. Semisal, seseorang yang bercita-
cita menjadi guru berhasil mencapai profesi yang ia inginkan. Pada saat bersamaan, ia
mengembangkan dirinya agar bisa menjadi guru yang profesional dan terus
mengoptimalkan potensi mengajarnya. Hal inilah yang dikenal sebagai aktualisasi
diri, yakni pemenuhan potensi dirinya, mulai dari sisi cita-cita, keinginan, kreativitas,
dan kematangan mental untuk bertanggung jawab terhadap pilihan yang ia putuskan
sendiri.

D. TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN ANTARPRIBADI


Hubungan manusia dalam kegiatannya terdapat teknik untuk membantu atau disebut
dengan konseling yang berarti membantu mengatasi atau memecahkan masalah yang bisa
terjadi pada seseorang. Keberhasilan suatu konsultasi akan dicapai apabila konselor benar
benar memahami Frame of Re-frenscekonseli yang meliputi pengalaman, pengetahuan,agama
serta pandangan hidup karena di isi aspek perasaan. Hubungan manusiawi dapat dilakukan
untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian, dan
mengembangkan segi konstruktif dari sifat tabiat manusia (RF Maier). Dalam hubungan
manusia dilihat dari cara pendekatan (approach) konseling dapat dibagi dalam dua jenius,
yaitu Directive Couseling (konseling langsungyang terarah) danNon Directive
Kounseling(konseling tidaklangsung yang terarah).
1. Directive Couseling(konseling langsung yang terarah)/
Conselor Centered Approachadalah konseling yang pende-katannya terpusat pada
konselor, di mana aktivitas utamaterletak pada konselor.
Langkah-langkahnya, yaitu:
a. Menjalin hubungan yang akrab dengan konseli sehingga tujuan kepercayaan.
Hubungan yang akrabbisa kita mulai saat awal pertemuan, kita bisa salamklien,
kita kenalkan diri kita, bersikap terbuka, danmenghilangkan sikap super.
b. Mencari informasi masalah yang dihadapi konseling dengan pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukansebaiknya pertanyaan terbuka, sehingga konseling akan
mengekplorasikan perasaan atau masalahnya.
c. Menganalisis informasi, data yang kita dapat dari konseling kita analisis, terutama
ungkapan-ungkap-an pokok dan yang tidak kejujuran informasi, danlain-lain.
d. Memahami masalah yang dihadapi konseling dan mendiagnosisnya.
e. Menginterprestasikan informasi.
f. Memberikan nasihat dan sugesti.

2. Non Directive Kounseling (konseling tidak langsung yang terarah)


Adalah pendekatan yang terpusat pada konseling, dapatdigunakan oleh
konselor yang tidak begitu berpengetahu-an tentang psikologi. Dalam konseling ini
aktivitas utamapada konseling, sehingga konselor hanya membantu agarkonseling
dapat memimpin dirinya sendiri dan merasabebas untuk menyatakan isi hatinya tanpa
ada unsur pak-saan.

Hal-hal yang harus diperhatikan konselor dalam melaku-kanNon Directive


Kounseling:
a. Menyingkirkan sikap super dan lebih.
b. Konselor tidak boleh merasa dirinya lebih pandai daripada konseling.
c. Masalah ditinjau dari dasar pihak konseling.
d. Masalah yang dihadapi harus dilihat dari kacamata konseli, konselor tidak boleh
memberikan advis atau nasihat-nasihat, tapi membantu konseli menyelesaikan
masalah-nya. Berpikirlah seolah-olah kita berada di posisi klien.
e. Bersikap apatik terhadap masalah konseling.

Anda mungkin juga menyukai