Anggota Kelompok :
1. Dela Nurfadilatussifah
P20637021015
2. Reza Maulana Gunawan
P20637021043
3. Shandy Hermawan
P20637021044
4. Fadhila Azhar Amany
P20637021047
5. Nok Aam Ramadhaniati
P20637021050
6. Kharisma Febriani Haq
P20637021052
7. Nurma Laila Nur Qodari
P20637021056
8. M. Rizqy Ramadhan
P20637021062
9. Tiara Dea Fuspita Yusuf
P20637021068
10.Bhaskara Muharrirunnas
P20637021080
Pengantar
Tujuan
A.Pengertian
Infeksi saluran kemih adalah kondisi ketika
organ yang termasuk ke dalam sistem kemih mengalami
infeksi. Organ tersebut bisa ginjal, ureter, uretra, atau
kandung kemih. Namun, infeksi saluran kemih
umumnya terjadi di uretra dan kandung kemih.
C. Perjalanan Penyakit/Patofisiologi
A.
Pada kebanyakan kasus, patofisiologi infeksi saluran
kemih (ISK) atau urinary tract infection dimulai ketika
uropathogenic Escherichia coli (UPEC) masuk ke
saluran kemih melalui meatus traktus urinarius sebelum
naik (ascending) ke uretra dan lumen kandung kemih.
Infeksi yang terisolasi di kandung kemih dan saluran
kemih bawah tanpa tanda dan gejala disebut sebagai
sistitis uncomplicated atau sistitis simpleks.[3,6]
Infeksi Saluran Kemih Uncomplicated
1. Infeksi pada saluran kemih akibat jalur ascending
dimulai dari kolonisasi pada area periuretra oleh flora
saluran gastrointestinal dan kemudian terjadi kolonisasi
pada uretra. Patogen kemudian melakukan migrasi ke
kandung kemih dan melakukan ekspresi pada pili dan
adhesin yang menyebabkan kolonisasi dan invasi pada
sel payung kandung kemih.
Bab 2
Terminologi Medis
Sumber :
file:///D:/SEMESTER%202/KKPMT%20II/kasus
%20INFEKSI%20SALURAN%20KEMIH.pdf
B. Abstraksi Kasus
D.
1. Identitas Pasien : Nn. S
Jenis kelamin : P
Usia : 6 Tahun
Bab 4
Latihan Soal
A. Soal Pilihan Ganda
B. Kunci Jawaban
1. A
2. C
3. D
4. D
5. B
6. E
7. A
8. C
9. C
10. A
Bab 5
Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Alpendri, A dan Karima,N. (2021). BAK Tidak
Lampias, Apa Penyebabnya?. [Online].
Tersedia
:https://www.rspermata.co.id/articles/read/bak-
tidak-lampias-apa-penyebabnya. Diakses [21
Maret 2022]. Pukul 12.38
Nareza, M. (2021). Infeksi Saluran Kemih. [Online].
Tersedia :https://www.alodokter.com/infeksi-
saluran-kemih. Diakses [21 Maret 2022]. Pukul
12.32
Septian, R. (n.d). Infeksi Saluran Kemih : Gejala,
Penyebab dan Cara Mengobatinya. [Online].
Tersedia
:https://primayahospital.com/urologi/infeksi-
saluran-kemih/. Diakses [21 Maret 2022]. Pukul
12.40
Gangguan Sistem Urinary
Glomerulonephritis
Anggota Kelompok :
1. Dela Nurfadilatussifah
P20637021015
2. Reza Maulana Gunawan
P20637021043
3. Shandy Hermawan
P20637021044
4. Fadhila Azhar Amany
P20637021047
5. Nok Aam Ramadhaniati
P20637021050
6. Kharisma Febriani Haq
P20637021052
7. Nurma Laila Nur Qodari
P20637021056
8. M. Rizqy Ramadhan
P20637021062
9. Tiara Dea Fuspita Yusuf
P20637021068
10.Bhaskara Muharrirunnas
P20637021080
Pengantar
Tujuan
A.Pengertian
B.Etiologi
Penyebab Glomerulonefritis adalah bakteri, virus,
dan proses imunologis lainnya, tetapi pada anak
penyebab paling sering adalah pasca infeksi
streptococcus β haemolyticus; sehingga seringkali di
dalam pembicaraan Glomerulonefritis pada anak yang
dimaksud adalah Glomerulonefritis pasca streptokokus
(Noer, 2002). Timbulnya GNA didahului oleh infeksi
bakteri streptokokus ekstra renal, terutama infeksi di
traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh bakteri
streptokokus golongan A tipe 4, 12, 25.
Hubungan antara glomerulonefritis dengan infeksi
streptokokus dikemukakan pertama kali oleh
Lohleintahun 1907 dengan alasan;
a. Timbul glomerulonefritis setelah infeksi
skarlatina
b. Diisolasinya bakteri streptokokus
βhemolitikus
c. Meningkatnya titer streptolisin pada serum
darah
C. Perjalanan Penyakit/Patofisiologi
A.
Suatu reaksi radang pada glomerulus dengan sebutan
lekosit dan proliferasi sel, serta eksudasi eritrosit, lekosit
dan protein plasma dalam ruang Bowman.Gangguan
pada glomerulus ginjal dipertimbangkan sebagai suatu
respon imunologi yang terjadi dengan adanya
perlawanan antibodi dengan mikroorganisme yaitu
streptokokus A.Reaksi antigen dan antibodi tersebut
membentuk imun kompleks yang menimbulkan respon
peradangan yang menyebabkan kerusakan dinding
kapiler dan menjadikan lumen pembuluh darah menjadi
mengecil yang mana akan menurunkan filtrasi
glomerulus, insuffisiensi renal dan perubahan
permeabilitas kapiler sehingga molekul yang besar
seperti protein dieskresikan dalam urine / proteinuria
(Silbernagel & Lang, 2006).
D.Penatalaksanaan
2. Farmakologi (obat-obatan)
• Obat imunosupresan. Imunosupresan dapat
diberikan untuk menangani glomerulonefritis
akibat gangguan sistem imun. Contoh obat ini
adalah kortikosteroid, cyclophosphamide,
ciclosporin, mycophenolate mofetil, dan
azathioprine
• Obat pengatur tekanan darah.
Glomerulonefritis dapat menyebabkan tekanan
darah meningkat dan menimbulkan kerusakan
ginjal yang lebih parah. Oleh karena itu, tekanan
darah penderita glomerulonefritis perlu diatur
untuk mencegah kerusakan ginjal. Dua golongan
obat yang dapat digunakan untuk mengatur
tekanan darah adalah ACE inhibitors (contohnya
captropil dan lisinopril) dan ARB (contohnya
losartan dan valsartan).
• Plasmapheresis. Dapat dilakukan pada
penderita dengan hasil tes imunologi ANCA dan
anti-GBM positif. Protein sistem imun (antibodi)
yang terdeteksi melalui pemeriksaan imunologi
biasanya terkandung dalam plasma darah. Untuk
membuang antibodi tersebut, dilakukan
pembuangan plasma darah penderita, melalui
sebuah prosedur yang disebut plamapheresis.
Plasma darah yang dibuang akan digantikan
dengan plasma pengganti atau cairan infus
(Kawasaki,2011)
Bab 2
Terminologi Medis
No Terminologi Medis Analisis Definisi
1 Glomerulonefritis Glumerul/o Peradangan pada
(combining glomerulus
form) :
glomerulus
ginjal
Nefr (root) :
ginjal
-it is (suffix) :
peradangan
2 Thoraxscopy Thorax
(WR) : dada
Scopy (suffix) Proses pemeriksaan
= perekaman bagian dada
2. No. RM : xx – xx - xx
3. Diagnosa Penyakit : Glomerulonefritis (GN)
Akut
Kode Penyakit : N00.9
4. Keluhan (Data : keluhan wajah bengkak
Subjektif) sejak 1 minggu SMRS,
keluhan mendadak, hal yang
memperberat memperingan
tidak ada, pasien juga
mengeluhkan kaki bengkak ,
perut mbeseseg, mual,
Muntah,nyeri ulu hati dan
BAK kurang lancar.
5. Pemeriksaan Fisik : 1. Keadaan umum lemah,
(Data Objektif) kompos mentis
Tekanan darah :
170/100 mmHg,
Nadi : 80 x/menit,
Pernafasan : 20
x/menit,
Suhu : 37 ℃
Konjungtiva
anemis, caries dentis, faring
hiperemis, untuk
pemeriksaan thorax paru
dalam batas normal ,
jantung kesan cardiomegali
dan abdomen terdapat
nyeri tekan epigastric,
pemeriksaan ekstremitas
kaki udem bilateral, akral
dingin.
B. Kunci Jawaban
1. D
2. A
3. A
4. E
5. A
6. E
7. B
8. C
9. B
10. D
Bab 5
Penutup
11.
A. Simpulan
B. Saran
Anggota Kelompok :
1. Dela Nurfadilatussifah
P20637021015
2. Reza Maulana Gunawan
P20637021043
3. Shandy Hermawan
P20637021044
4. Fadhila Azhar Amany
P20637021047
5. Nok Aam Ramadhaniati
P20637021050
6. Kharisma Febriani Haq
P20637021052
7. Nurma Laila Nur Qodari
P20637021056
8. M. Rizqy Ramadhan
P20637021062
9. Tiara Dea Fuspita Yusuf
P20637021068
10.Bhaskara Muharrirunnas
P20637021080
Pengantar
Tujuan
A.Pengertian
Pyelonephritis adalah keadaan inflamasi yang
terjadi akibat infeksi pada pielum dan parenkim ginjal.
Bakteri penyebab infeksi saluran kemih atas
(pielonefritis) adalah Escherichia coli, Klebsiella sp,
Proteus, dan Enterococcus fecalis (Purnomo, 2011).
C. Perjalanan Penyakit/Patofisiologi
I.
Pada pyelonephritis, faktor virulensi dari bakteri
berperan terhadap terjadinya proses patogenesis
pyelonephritis, yaitu penempelan bakteri pada epitelial,
yang diikuti oleh terjadinya respon inflamasi akibat
bakteri. Berikut adalah contoh proses yang terjadi pada
bakteri yang paling sering menjadi penyebab
pyelonephritis, uropathogenic Escherichia coli (UPEC).
2. Respon Inflamasi
Toksin yang dikeluarkan oleh UPEC dapat
memengaruhi fungsi sel host. Toksin α-hemolysin
lipoprotein dapat menyebabkan respon proinflamasi
pada sel epiteliel ginjal. Akibatnya beberapa kemokin
teraktivasi dan terjadi peningkatan aktivasi neutrofil
yang bekerja untuk membersihkan infeksi. Adanya
peningkatan respon inflamasi ini dapat menyebabkan
terjadinya iskemia dan obstruksi pada jaringan yang
terinfeksi. Adanya disrupsi jaringan dan gangguan
filtrasi ginjal disebabkan oleh adanya faktor virulen dari
bakteri dan respon inflamasi yang dilakukan oleh sel
host.
D.Penatalaksanaan
2. Farmakologi (obat-obatan)
Pada ISK bagian atas, diperlukan pemberian
terapi quinolon selama 14 hari. Pada setiap pasien
dengan tanda sistemik toksisitas, dianjurkan
melakukan penggantian terapi yang dimulai dengan
hidrasi intravena ditambah aminoglikosida atau
sefalosporin generasi ketiga diikuti terapi qoinolon
parenteral. Pasien dengan penyakit komplikata, atau
yang gagal membaik dalam 24 jam, harus dirawat di
rumah sakit untuk pemberian terapi antibiotik
intravena (Greenberg, 2008).
Bab 2
Terminologi Medis
No Terminologi Medis Analisis Definisi
1 Pyelonephritis Pyel/o = Peradangan pada
combining pelvis ginjal
form (pelvis)
Neph = word
root (ginjal)
Itis = suffik
(peradangan)
2 Cortex cortex (ket) Bagian Luar ginjal
= bagian luar
3 Infection Urinary Infection = Infeksi saluran
Tract keterangan kemih
(infeksi)
Urinary =
keterangan
(urin/kemih)
Tract=
keterangan
(saluran)
4 Diabetes Melitus diabetes (ket) Kelebihan kadar
melitus (ket) gula dalam darah
akibat kurangnya
hormon insulin
5 Nephrolith Nephr/o= Pembentukan Batu
combining Ginjal
form
Lith= suffik
(pembentuka
n batu)
6 Urine Culture Test Urine = Test untuk
keterangan mendeteksi adanya
(urin) kuman seperti
Culture= bakteri dalam
keterangan urine yang dapat
(kultur) menyebabkan
Test= infeksi.
keterangan
(Menguji)
7 Voiding voiding (ket) pemeriksaan untuk
cystourethrogram = berkemih melihat kelainan
cyst/o (cf) = kandung kemih
kantung dan uretra yang
abnormal berkaitan dengan
berisi cairan refluks
urethr/o (cf) vesikoureter
= uretra
gram (suffix)
= pencatatan
8 Nephroscopy Nephr/o = Proses
combining pemeriksaan ginjal
form (ginjal)
Scopy= suffik
(proses
pemeriksaan)
9 Nephritis Nephr = word Peradangan pada
root (ginjal) ginjal
Itis= suffik
(peradangan)
10 Nephralgia Nephr = word Nyeri pada ginjal
root
(h=ginjal)
Algia = suffik
(nyeri)
Bab 3
Analisis Kasus
A. Studi Kasus
K.
Studi kasus pada Ny. S, umur 68 tahun, jenis
kelamin perempuan, sudah menikah, agama islam,
suku/bangsa Jawa, alamat Jl. A Yani No. 23 Denpasar
Utara, tanggal masuk 10 Agustus 2017 No. RM 17-03-
45-04. Klien mengeluh datang ke rumah sakit dengan
keluhan utama nyeri perut sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Paisen mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti dililit oleh tali pada bagian seluruh
perutnya. Nyeri perut tersebut dirasakan hilang timbul
namun cukup mengganggu waktu tidur malam pasien.
Keluhan nyeri perut semakin memberat dirasakan ketika
pasien melakukan aktivitas dan membaik ketika pasien
istirahat dengan duduk atau rebahan. Awal nyeri perut
muncul secara tiba-tiba sejak 2 minggu yang lalu dan
memberat 3 hari terakhir ini. Nyeri dimulai dari perut
kemudian menjalar ke pinggang.
Pasien juga mengeluhkan demam sejak seminggu
lalu, dan sudah menghilang 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Awal demam dirasakan cukup tinggi kemudian
muncul hilang timbul. Tidak ada kondisi yang
memperberat keluhan, pasien belum pernah
mengonsumsi obat untuk meringankan keluhan tersebut.
Keluhan mual juga dialami oleh pasien 3 hari
sebelum masuk rumah sakit,. Mual yang dirasakan oleh
pasien tidak dapat dimuntahkan, sehingga terkadang
pasien memasukkan jari tangannya untuk memancing
keluarnya muntahan, namun yang keluar hanya air ludah
saja. Mual dikatakan muncul hilang timbul, tanpa ada
yang memperberat maupun memperingan keluhan. Mual
hingga menyebabkan nafsu makan pasien berkurang.
BAK pasien dikatakan sering saat malam hari, nyeri saat
berkemih hanya muncul ketika pasien menahan
kencingnya dalam waktu lama karena harus menempuh
jarak untuk mencapai kamar mandi dengan kondisi
pasien yang sudah mengalami keterbatasan dan harus
dibantu oleh suaminya. Pasien mengaku terkadang juga
mengompol. Keluhan BAB disangkal oleh pasien
Sumber :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
dbcff3db609b30a1c3ce7f1e6f66421f.pdf
B. Abstraksi Kasus
L.
1. Identitas Pasien : Ny. S
Jenis kelamin : P
Usia : 68 Tahun
Suku Bangsa/Ras : Jawa
Status perkawinan: Menikah
Care giver : suami
Tanggal masuk RS : 10 Agustus
2017
Tanggal Pemeriksaan : 16
Agustus 2017
2. No. RM : 17 – 03 – 45 – 04
3. Diagnosa Penyakit : Pielonefritis (infeksi ginjal)
Kode Penyakit : N12
4. Keluhan (Data : Keluhan utama utama nyeri perut
Subjektif) sejak 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Paisen mengatakan
nyeri yang dirasakan seperti
dililit oleh tali pada bagian
seluruh perutnya. Nyeri perut
tersebut dirasakan hilang timbul
namun cukup mengganggu
waktu tidur malam pasien
5. Pemeriksaan Fisik : Berat badan sebelum dan setelah
(Data Objektif) sakit : 57 kg,
Tinggi badan : 155cm
Tekanan darah : 130/80 mmhg
Nadi : 80 x/menit
Frekuensi napas : 18 kali/menit
Suhu tubuh : 36,5 ℃
Kesadaran E4 V5 M6
6. Pemeriksaan : Pemeriksaan laboratorium :
Analisa darah :
HB : 12.14
RBC : 4.83
MCH : 25.13
MCV : 81.54
RDW : 11.26
WBC : 8.59
Kalsium darah : 138.8
Kalium : 4.2 mmol/L
Natrium : 137 mmol/L
Kreatinin : 0.85 mg/Dl
Albumin ; 4.0 g/dL
Gol darah : A
Kode Tindakan : 90.54
7. Pengobatan : Levofloxacin 500 mg tiap 24 jam
IV , Paracetamol 750 mg tiap 8
jam IO, Allupurinol 100 mg tiap
24 jam IO
8. Terminologi : Pyelonephritis
Pyel/o (CF) : Panggul
Nephr (WR) : Ginjal
-itis (suffix) : Peradangan
Bab 4
Latihan Soal
A. Soal Pilihan Ganda
1. Salah satu faktor resiko infeksi ginjal ketika dinding
kandung kemih menebal dan melemah sehingga
kehilangan kemampuan untuk mengeluarkan urine dari
kandung kemih yang mengakibatkan inkontinensia urine,
adalah…
a. Jenis kelamin
b. Pembesaran prostat yang menekan uretra
c. Penggunaan kateter urine
d. Diabetes mellitus yang tidak ditangani dengan baik
e. Vesicoureteral reflux
B. Kunci Jawaban
1. B
2. B
3. A
4. C
5. E
6. B
7. A
8. C
9. D
10. D
Bab 5
Penutup
A. Simpulan
Pielonefritis adalah keadaan inflamasi yang
terjadi akibat infeksi pada pielum dan parenkim
ginjal. Bakteri penyebab infeksi saluran kemih atas
(pielonefritis) adalah Escherichia coli, Klebsiella sp,
Proteus, dan Enterococcus fecalis. Beberapa faktor
risiko yang dapat meningkatkan kejadian dan
keparahan pyelonephritis adalah usia, Abnormalitas
anatomi atau fungsional, batu ginjal, kehamilan,
diabetes melitus dan status imunitas.
B. Saran
Dengan adanya modul ini diharapkan bisa
memberikan pengetahuan kepada penulis sekaligus
pembaca mengenai patofisiologi mengenai
Pyelonephritis
Daftar Pustaka
Agustin,S. (2021). Jangan Sepelekan Fungsi Ginjal
dalam Tubuh. [Online]. Tersedia :
https://www.alodokter.com/jangan-sepelekan-
fungsi-ginjal-dalam-tubuh . Diakses [22 Maret
2022]. Pukul 11.39
Anggitha, G. (2019). Etiologi Pyelonephritis. [Online].
Tersedia :
https://www.alomedika.com/penyakit/nefrologi/p
yelonephritis/etiologi . Diakses [22 Maret 2022].
Pukul 12.00
GueSehat.com. (n.d). Peradangan Pada Ginjal : Gejala,
Penyebab dan Cara Mengobatinya. [Online].
Tersedia :
https://www.guesehat.com/peradangan-pada-
ginjal-pielonefritis . Diakses [22 Maret 2022].
Pukul 11.43
Quora. (2020). What Can Happen If UTI is left untreated
for 4 months. [Online]. Tersedia :
https://www.quora.com/What-can-happen-if-
UTI-is-left-untreated-for-4-months . Diakses [22
Maret 2022]. Pukul 11.38