Anda di halaman 1dari 70

Gangguan Sistem Urinary

Infection Urinary Tract

Nama Mata Kuliah :


Kodifikasi Terkait Sistem Pencernaan, Endokrin
dan Urinary
Beban Studi : 2 SKS (1T 1P)
Penempatan : Semester II
Nama Dosen :
Ida Sugiarti,S.Kep.,Ns.,MH.Kes (IS)

Anggota Kelompok :
1. Dela Nurfadilatussifah
P20637021015
2. Reza Maulana Gunawan
P20637021043
3. Shandy Hermawan
P20637021044
4. Fadhila Azhar Amany
P20637021047
5. Nok Aam Ramadhaniati
P20637021050
6. Kharisma Febriani Haq
P20637021052
7. Nurma Laila Nur Qodari
P20637021056
8. M. Rizqy Ramadhan
P20637021062
9. Tiara Dea Fuspita Yusuf
P20637021068
10.Bhaskara Muharrirunnas
P20637021080
Pengantar

Modul ini berisi patofisiologi gangguan sistem urinari


yaitu penyakit Infeksi Saluran Kemih (Infection Urinary
Tract) Modul ini dilengkapi abstraksi kasus sebagai
latihan dalam rangka mencapai kompetensi clinical
coder. Makalah ini juga dilengkai dengan video dan
gambar serta latihan soal untuk memudahkan memahami
materi yang disampaikan.

Tujuan

Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa diharapkan


dapat :

1. Menyebutkan definisi penyakit ISK


2. Menjelaskan etiologi penyakit ISK
3. Menjelaskan Patofisiologi penyakit ISK
4. Menjelaskan penatalaksanaan penyakit ISK
Bab 1
Tinjauan Teori

A.Pengertian
Infeksi saluran kemih adalah kondisi ketika
organ yang termasuk ke dalam sistem kemih mengalami
infeksi. Organ tersebut bisa ginjal, ureter, uretra, atau
kandung kemih. Namun, infeksi saluran kemih
umumnya terjadi di uretra dan kandung kemih.

Jenis Infeksi Saluran Kemih


Berdasarkan bagian yang terinfeksi, infeksi saluran
kemih (ISK) terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- ISK atas, yaitu infeksi yang terjadi pada organ yang
terletak sebelum kandung kemih, yaitu ginjal dan ureter
- ISK bawah, yaitu infeksi di kandung kemih bagian
bawah, yaitu kandung kemih dan uretra
Gambar organ yang terkena

Fungsi organ yang terkena


Uretra adalah saluran yang berperan penting dalam
mengeluarkan urine dari tubuh

Dalam ICD 10, penyakit Infection Urinary Tract


termasuk dalam BAB XIV yaitu penyakit penyakit pada
Sistem Perkemihan yang memiliki block dari N00-N99.
Kode untuk dari penyakit infection urinary tract adalah
N39.0
B.Etiologi

Infeksi saluran kemih paling sering disebabkan


oleh infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) di saluran
kemih. Diperkirakan bakteri ini bisa masuk ke dalam
saluran uretra seseorang dikarenakan kurang bersih
ketika melakukan pembersihan setelah buang air kecil
atau besar.”

Faktor lain yang menjadi penyebab antara lain:


1. Aktivitas seksual: Terutama perempuan,
frekuensi hubungan seksual bisa meningkatkan
risiko infeksi.
2. Alat kontrol kehamilan: Perempuan yang
memakai alat kontrol kehamilan seperti
diafragma dan spermisida lebih berisiko
mengalami infeksi.
3. Menopause: Setelah menopause, berkurangnya
hormon estrogen membuat saluran kemih lebih
mudah terinfeksi.
4. Kateter: Penggunaan kateter karena tidak bisa
berkemih bisa mengundang bakteri masuk ke
saluran kemih.
5. Saluran abnormal: Anatomi saluran kemih yang
abnormal sehingga tak bisa berkemih secara
wajar juga menjadi faktor infeksi.
6. Masalah imun: Ketika kekebalan tubuh
berkurang, misalnya karena mengidap diabetes,
bakteri lebih mudah masuk.
7. Batu Saluran Kemih: Batu dapat menjadi
sumber infeksi karena merupakan benda asing
yang menjadi tempat berkembangnya bakteri di
dalam saluran kemih.

Gejala Infeksi Saluran Kemih


1. Keinginan kuat dan konstan untuk berkemih,
sehingga frekwensi berkemih meningkat atau
sering disebut anyang-anyangan
2. Ada sensasi terbakar saat berkemih
3. Urine tampak keruh
4. Bau urine tidak sedap dan menyengat
5. Disertai nyeri perut bawah ataupun nyeri
pinggang

C. Perjalanan Penyakit/Patofisiologi
A.
Pada kebanyakan kasus, patofisiologi infeksi saluran
kemih (ISK) atau urinary tract infection dimulai ketika
uropathogenic Escherichia coli (UPEC) masuk ke
saluran kemih melalui meatus traktus urinarius sebelum
naik (ascending) ke uretra dan lumen kandung kemih.
Infeksi yang terisolasi di kandung kemih dan saluran
kemih bawah tanpa tanda dan gejala disebut sebagai
sistitis uncomplicated atau sistitis simpleks.[3,6]
Infeksi Saluran Kemih Uncomplicated
1. Infeksi pada saluran kemih akibat jalur ascending
dimulai dari kolonisasi pada area periuretra oleh flora
saluran gastrointestinal dan kemudian terjadi kolonisasi
pada uretra. Patogen kemudian melakukan migrasi ke
kandung kemih dan melakukan ekspresi pada pili dan
adhesin yang menyebabkan kolonisasi dan invasi pada
sel payung kandung kemih.

2. Sistem kekebalan tubuh kemudian mengaktifkan


respons inflamasi dengan infiltrasi neutrophil untuk
mengeradikasi bakteri. Akan tetapi, beberapa bakteri
dapat menghindari sistem imun melalui invasi sel inang
dan juga melakukan perubahan morfologi yang dapat
menyebabkan resistensi terhadap neutrofil dan
membentuk biofilm.

3. Bakteri yang bertahan melewati sistem imun


kemudian memproduksi toksin dan protease yang
merusak sel inang dan juga menyediakan nutrisi penting
untuk pertahanan bakteri dan proses migrasi ke ginjal.
Apabila terjadi kolonisasi pada ginjal, maka bakteri
dapat mengeluarkan toksin yang merusak sel ginjal pada
inang. Apabila pasien tidak menjalani terapi, maka
patogen dapat melewati sawar epitel tubuler pada ginjal
dan menyebabkan bakteremia
D.Penatalaksanaan

1. Prosedur penunjang/tindakan medis


Tes urine
Tes urine atau urinalisis bertujuan untuk
mendeteksi keberadaan sel darah putih di dalam urine
yang bisa menjadi tanda infeksi. Pada beberapa kasus,
tes urine akan diikuti dengan kultur urine untuk
mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi dan obat yang
tepat.
Pemindaian
Pemindaian dapat dilakukan menggunakan USG,
CT scan, atau MRI. Tujuannya adalah memeriksa
kemungkinan adanya kelainan pada saluran kemih.
Pemindaian dapat didahului dengan pemberian zat
kontras agar kondisi saluran kemih lebih jelas terlihat.
Sistoskopi
Sistoskopi dilakukan dengan memasukkan selang
kecil berkamera ke uretra sampai ke kandung kemih.
Tujuannya adalah untuk memeriksa kondisi kandung
kemih dan mencari tahu penyebab infeksi saluran kemih.
Meski demikian, sistoskopi tidak dilakukan pada pasien
yang sedang menderita ISK aktif.
2. Farmakologi (obat-obatan)
Beberapa jenis antibiotik yang biasanya digunakan
untuk ISK adalah:
 Fosfomycin
 Nitrofurantoin
 Trimethoprim
 Ceftriaxone
 Cephalexin

Bab 2
Terminologi Medis

No Terminologi Medis Analisis Definisi


1 Infection Urinary Infection = Infeksi Saluran
Tract keterangan Kemih
(infeksi)
Urinary =
keterangan
(urin/kemih)
Tract =
keterangan
(saluran)
2 Cystitis Cyst = Word Peradangan pada
root (kantung kantung kemih
kemih)
Itis = suffik
(peradangan)
3 Pyelonephritis Pyel/o = Peradangan pada
combining pelvis ginjal
form (pelvis)
Neph = word
root (ginjal)
Itis = suffik
(peradangan)
4 Urine Test Urine = Menguji air seni
keterangan biasanya untuk
(urin/air seni) pemeriksaan lab
Test =
keterangan
(menguji)
5 Cystoscopy Cyst = word Proses pemeriksaan
root (kantung kantung kemih
kemih)
Scopy = suffik
(proses
pemeriksaan)
6 Stricture Uretra Stircture = Penyempitan pada
keterangan saluran uretra
(penyempitan)
Uretra =
keterangan
(saluran uretra)
7 Pyelogram Pyel/o = Hasil pemeriksaan
combining pelvis ginjal
form (pelvis
ginjal)
Gram = suffik
(hasil
pemeriksaan)
8 Ureteritis Ureter = word Peradangan pada
root(ureter) ureter
Itis = suffik
(peradangan)
9 Aseptic A = prefik Tanpa infeksi
( tanpa) ( bebas infeksi)
Septic = word
root ( infeksi)
10 Prostatectomy Prostat = word Pengangkatan
root (kelenjar kelenjar prostat
prostat) melalui uretra
Ectomy =
suffik
(pengangkatan)
Bab 3
Analisis Kasus
A. Studi Kasus
C.
Studi kasus pada An. S, umur 6 tahun, jenis
kelamin perempuan, agama islam, suku/bangsa Minang,
alamat Baso Koto Tinggi, tanggal masuk 6 Juni 2018
No. RM 02 45 21. Klien mengeluh datang ke rumah
sakit dengan keluhan urin tidak keluar sejak 1 hari yang
lalu, dan nafsu makan dan minum menurun sejak 1 hari
yang lalu, tidak BAB dan BAK sejak 1 hari yang lalu.
Klien mengatakan sakit saat BAK. Klien juga
mengatakan perut terasa nyeri, ibu klien mengatakan
klien susah makan, klien juga mengeluh kerongkongan
terasa sakit saat menelan, badan terasa lemah dan letih,
ibu klien mengatakan selama sakit klien tidak ada
dimandikan, ibu klien mengatakan susah tidur.

Sumber :
file:///D:/SEMESTER%202/KKPMT%20II/kasus
%20INFEKSI%20SALURAN%20KEMIH.pdf
B. Abstraksi Kasus
D.
1. Identitas Pasien : Nn. S
Jenis kelamin : P
Usia : 6 Tahun

Suku Bangsa/Ras : Minang

Pekerjaan Ayah : Petani

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah


Tangga
2. No. RM : 02 – 45 – 21
3. Diagnosa Penyakit : Infeksi Kandung Kemih
(ISK)
Kode Penyakit : N39.0
4. Keluhan (Data : Keluhan utama urin tidak
Subjektif) keluar sejak 1 hari yang
lalu, dan nafsu makan dan
minum menurun sejak 1 hari
yang lalu, tidak BAB dan
BAK sejak 1 hari yang lalu
5. Pemeriksaan Fisik : Berat badan sebelum dan
(Data Objektif) setelah sakit : 19 kg,
Tinggi badan : 110cm
Tekanan darah : 110/70
mmhg
Nadi : 86 x/m
Frekuensi napas : 22
kali/menit
Suhu tubuh : 36,4 ℃
Kesadaran compos mentis
6. Pemeriksaan : Pemeriksaan laboratorium :
Analisa darah :
HB : 13,1
RBC : 4.66
HCT : 39.5
WBC : 14.25
Kalsium darah : 138.8
Kalium : 108.0
Natrium : 0.45
Creatin : 20
Urea : 14.25
Gol darah : A
Kode Tindakan : 90.54
7. Pengobatan : Dulcolak supos infus D5% 1
×1 mg 10 tts/m, ceftriacone
1×1 gr/ 9 jam, paracetamol
3×250 mg /6 jam.
8. Terminologi : Urinary tract infection :
Urinary (ket) : kemih
Tract (ket) : saluran
Infection (ket) : Infeksi

Bab 4
Latihan Soal
A. Soal Pilihan Ganda

1. Prosedur yang dilakukan dengan memasukkan selang


kecil berkamera ke uretra sampai ke kandung kemih
untuk memeriksa kondisi kandung kemih dan mencari
penyebab infeksi saluran kemih adalah pengertian dari…
a. Sistoskopi
b. Tes urine
c. CT scan
d. Farmakologi
e. Fluoroskopi

2. Salah satu faktor penyebab terjadinya infeksi saluran


kemih adalah, kecuali…
a. Alat kontrol kehamilan
b. Menopause
c. Imun yang baik
d. Aktivitas seksual
e. Batu saluran kemih
3. Jenis antibiotik yang biasanya digunakan untuk ISK
adalah…
a. Quinolon
b. Makrolida
c. Tetrasiklin
d. Cephalexin
e. Aminoglikosida

4. Kode ICD 10 tentang penyakit infeksi saluran kemih


adalah…
a. N39.1
b. N39.8
c. N39.5
d. N39.0
e. N39.7

5. Tujuan urinalisis adalah…


a. Memeriksa kemungkinan adanya kelainan pada
saluran kemih
b. Mendeteksi keberadaan sel darah putih di dalam urine
yang bisa menjadi tanda infeksi
c. Memeriksa kondisi kandung kemih dan mencari tahu
penyebab infeksi saluran kemih
d. Untuk mengetahui golongan darah
e. Untuk mengetahui jumlah trombosit dalam darah

6. Jenis ISK yang jika organ yang terkenanya adalah


ureter yang terletak sebelum kandung kemih maka
termasuk ISK…
a. ISK bawah
b. ISK dalam
c. ISK samping
d. ISK luar
e. ISK atas

7. Penyebab ISK yang terjadi karena seseorang memiliki


kekebalan tubuh yang kurang, misalnya karena
mengidap diabetes, sehingga bakteri lebih mudah
masuk….
a. Masalah imun
b. Saluran abnormal
c. Penggunaan kateter
d. Menopause
e. Alat kontrol kehamilan

8. Pada penderita ISK jika pasien tidak menjalani terapi,


maka patogen dapat melewati sawar epitel tubuler pada
ginjal yang menyebabkan…
a. Anemia
b. Sistitis
c. Bakteremia
d. Pienolefritis
e. BPH

9. Salah satu gejala infeksi saluran kemih adalah,


kecuali..
a. Urine tampak keruh
b. Bau urine tidak sedap dan menyegat
c. Pusing dan mual
d. Nyeri perut bawah ataupun nyeri pinggang
e. Sensasi terbakar saat berkemih

10. Apa singkatan dari UPEC ?


a. Uropathogenic E. Coli
b. Utic E. Coli
c. Urban E. Coli
d. Urobacteria E. Coli
e. Urobacteria E. Coli

B. Kunci Jawaban

1. A
2. C
3. D
4. D
5. B
6. E
7. A
8. C
9. C
10. A

Bab 5
Penutup
A. Simpulan

Infeksi saluran kemih adalah kondisi ketika organ


yang termasuk ke dalam sistem kemih mengalami
infeksi. infeksi saluran kemih umumnya terjadi di uretra
dan kandung kemih. Kebanyakan kasus penyebab infeksi
saluran kemih dikarenakan bakteri Escherichia Coli atau
E. Coli bakteri ini bisa masuk ke dalam saluran uretra
seseorang dikarenakan kurang bersih ketika melakukan
pembersihan setelah buang air kecil atau besar.

B. Saran

Dengan adanya modul ini diharapkan bisa


memberikan pengetahuan kepada penulis sekaligus
pembaca mengenai patofisiologi mengenai Infeksi
Saluran Kemih (Infection Urinary Tract)

Daftar Pustaka
Alpendri, A dan Karima,N. (2021). BAK Tidak
Lampias, Apa Penyebabnya?. [Online].
Tersedia
:https://www.rspermata.co.id/articles/read/bak-
tidak-lampias-apa-penyebabnya. Diakses [21
Maret 2022]. Pukul 12.38
Nareza, M. (2021). Infeksi Saluran Kemih. [Online].
Tersedia :https://www.alodokter.com/infeksi-
saluran-kemih. Diakses [21 Maret 2022]. Pukul
12.32
Septian, R. (n.d). Infeksi Saluran Kemih : Gejala,
Penyebab dan Cara Mengobatinya. [Online].
Tersedia
:https://primayahospital.com/urologi/infeksi-
saluran-kemih/. Diakses [21 Maret 2022]. Pukul
12.40
Gangguan Sistem Urinary
Glomerulonephritis

Nama Mata Kuliah :


Kodifikasi Terkait Sistem Pencernaan, Endokrin
dan Urinary
Beban Studi : 2 SKS (1T 1P)
Penempatan : Semester II
Nama Dosen :
Ida Sugiarti,S.Kep.,Ns.,MH.Kes (IS)

Anggota Kelompok :
1. Dela Nurfadilatussifah
P20637021015
2. Reza Maulana Gunawan
P20637021043
3. Shandy Hermawan
P20637021044
4. Fadhila Azhar Amany
P20637021047
5. Nok Aam Ramadhaniati
P20637021050
6. Kharisma Febriani Haq
P20637021052
7. Nurma Laila Nur Qodari
P20637021056
8. M. Rizqy Ramadhan
P20637021062
9. Tiara Dea Fuspita Yusuf
P20637021068
10.Bhaskara Muharrirunnas
P20637021080
Pengantar

Modul ini berisi patofisiologi gangguan sistem urinari


yaitu penyakit Glomerulonephritis. Modul ini dilengkapi
abstraksi kasus sebagai latihan dalam rangka mencapai
kompetensi clinical coder. Makalah ini juga dilengkai
dengan video dan gambar serta latihan soal untuk
memudahkan memahami materi yang disampaikan.

Tujuan

Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa diharapkan


dapat :

1. Menyebutkan definisi penyakit Glomerulonephritis


2. Menjelaskan etiologi penyakit Glomerulonephritis
3. Menjelaskan Patofisiologi penyakit
Glomerulonephritis
4. Menjelaskan penatalaksanaan penyakit
Glomerulonephritis
Bab 1
Tinjauan Teori

A.Pengertian

Glomerulonephritis adalah gangguan pada


ginjal yang ditandai dengan peradangan pada kapiler
glomerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh
dan sisa-sisa pembuangan (Suriadi, dkk, 2001). Menurut
Ngastiyah (2005) Glomerulonefritis adalah suatu reaksi
imunologis ginjal terhadap bakteri / virus tertentu.
Glomerulonefritis adalah istilah yang secara luas
digunakan yang mengacu pada sekelompok penyakit
ginjal dimana inflamasi terjadi di glomerulus (Brunner &
Suddarth, 2001).
Gambar organ yang terkena

Fungsi organ yang terkena


Fungsi ginjal adalah :
1. Memegang peranan paling penting dalam
pengeluaran zat – zat toksik atau racun.
2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan.
3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan
basa dari cairan tubuh.
4. Mempertahankan keseimbangan garam–garam
dan zat lain dalam tubuh.
5. Mengeluarkan sisa–sisa metabolisme hasil akhir
dari proteinureum, kreatinin, dan amoniak.

Dalam ICD 10, penyakit Glomerulonefritis


termasuk dalam BAB XIV yaitu penyakit penyakit pada
Sistem Perkemihan yang memiliki block dari N00-N99.
Kode untuk dari penyakit infection urinary tract adalah
N00.9 untuk glomerulonefritis akut dan N03.9 untuk
glomerulonefritis kronik.

B.Etiologi
Penyebab Glomerulonefritis adalah bakteri, virus,
dan proses imunologis lainnya, tetapi pada anak
penyebab paling sering adalah pasca infeksi
streptococcus β haemolyticus; sehingga seringkali di
dalam pembicaraan Glomerulonefritis pada anak yang
dimaksud adalah Glomerulonefritis pasca streptokokus
(Noer, 2002). Timbulnya GNA didahului oleh infeksi
bakteri streptokokus ekstra renal, terutama infeksi di
traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh bakteri
streptokokus golongan A tipe 4, 12, 25.
Hubungan antara glomerulonefritis dengan infeksi
streptokokus dikemukakan pertama kali oleh
Lohleintahun 1907 dengan alasan;
a. Timbul glomerulonefritis setelah infeksi
skarlatina
b. Diisolasinya bakteri streptokokus
βhemolitikus
c. Meningkatnya titer streptolisin pada serum
darah

Faktor iklim, keadan gizi, keadaan umum dan faktor


alergi mempengaruhi terjadinya glomerulonefritis,
setelah terjadi infeksi kuman streptokokus.

C. Perjalanan Penyakit/Patofisiologi
A.
Suatu reaksi radang pada glomerulus dengan sebutan
lekosit dan proliferasi sel, serta eksudasi eritrosit, lekosit
dan protein plasma dalam ruang Bowman.Gangguan
pada glomerulus ginjal dipertimbangkan sebagai suatu
respon imunologi yang terjadi dengan adanya
perlawanan antibodi dengan mikroorganisme yaitu
streptokokus A.Reaksi antigen dan antibodi tersebut
membentuk imun kompleks yang menimbulkan respon
peradangan yang menyebabkan kerusakan dinding
kapiler dan menjadikan lumen pembuluh darah menjadi
mengecil yang mana akan menurunkan filtrasi
glomerulus, insuffisiensi renal dan perubahan
permeabilitas kapiler sehingga molekul yang besar
seperti protein dieskresikan dalam urine / proteinuria
(Silbernagel & Lang, 2006).

D.Penatalaksanaan

1. Prosedur penunjang/tindakan medis


• Pemeriksaan urine. Pemeriksaan urine
merupakan metode eritrosit terpenting dalam
mendiagnosis glomerulonefritis karena dapat
mendeteksi adanya kerusakan struktur
glomerulus.
• Tes darah. Tes darah dapat memberikan
informasi tambahan terkait kerusakan ginjal.
Beberapa hal yang dapat diperiksa pada darah
untuk melihat kerusakan ginjal, antara lain:
a. Menurunnya kadar hemoglobin (anemia).
b. Meningkatnya kadar zat sisa seperti
ureum dan kreatinin.
c. Menurunnya kadar protein albumin dalam
darah karena keluar melalui urine Biopsi ginjal.
Dilakukan dengan mengambil sampel jaringan
ginjal dan diperiksa di bawah mikroskop untuk
memastikan pasien menderita. Biopsi juga akan
membantu dokter untuk mencari penyebab dari
glomerulonefritis tersebut (Kerlin, 2005).

2. Farmakologi (obat-obatan)
• Obat imunosupresan. Imunosupresan dapat
diberikan untuk menangani glomerulonefritis
akibat gangguan sistem imun. Contoh obat ini
adalah kortikosteroid, cyclophosphamide,
ciclosporin, mycophenolate mofetil, dan
azathioprine
• Obat pengatur tekanan darah.
Glomerulonefritis dapat menyebabkan tekanan
darah meningkat dan menimbulkan kerusakan
ginjal yang lebih parah. Oleh karena itu, tekanan
darah penderita glomerulonefritis perlu diatur
untuk mencegah kerusakan ginjal. Dua golongan
obat yang dapat digunakan untuk mengatur
tekanan darah adalah ACE inhibitors (contohnya
captropil dan lisinopril) dan ARB (contohnya
losartan dan valsartan).
• Plasmapheresis. Dapat dilakukan pada
penderita dengan hasil tes imunologi ANCA dan
anti-GBM positif. Protein sistem imun (antibodi)
yang terdeteksi melalui pemeriksaan imunologi
biasanya terkandung dalam plasma darah. Untuk
membuang antibodi tersebut, dilakukan
pembuangan plasma darah penderita, melalui
sebuah prosedur yang disebut plamapheresis.
Plasma darah yang dibuang akan digantikan
dengan plasma pengganti atau cairan infus
(Kawasaki,2011)

Bab 2
Terminologi Medis
No Terminologi Medis Analisis Definisi
1 Glomerulonefritis Glumerul/o Peradangan pada
(combining glomerulus
form) :
glomerulus
ginjal
Nefr (root) :
ginjal
-it is (suffix) :
peradangan
2 Thoraxscopy Thorax
(WR) : dada
Scopy (suffix) Proses pemeriksaan
= perekaman bagian dada

3 Electrocardiograph Electr/o= Hasil perekaman


combining jantung
form (Aliran menggunakan
listrik) aliran listrik
Cardi/o=
combining
form
(jantung)
Graph= suffik
(hasil
perekaman)
4 Urine Test Urine = Menguji air seni
keterangan biasanya untuk
(urin/air seni) pemeriksaan lab
Test =
keterangan
(menguji)

5 Blood Test Blood= Menguji


keterangan menggunakan
(darah) sampel darah untuk
Test= pemeriksaan
keterangan Laboratorium
(Menguji)

6 Ultrasonography Ultra= prefik Proses pemeriksaan


(tinggi) yang menggunakan
Son/o= gelombang suara
combining tinggi untuk
form (suara) melihat organ
Graphy= tubuh
suffik (Proses
pemeriksaan)
Bab 3
Analisis Kasus
A. Studi Kasus
C.
Seorang wanita, usia 47 tahun datang dengan keluhan
wajah bengkak sejak 1 minggu yang lalu, Pasien datang
dengan keluhan wajah bengkak sejak 1 minggu SMRS,
keluhan mendadak, hal yang memperberat
memperingan tidak ada, pasien juga mengeluhkan kaki
bengkak , perut mbeseseg, mual, Muntah,nyeri ulu hati
dan BAK kurang lancar. Riwayat penyakit dahulu, 5
tahun yang lalu pasien mengatakan pernah mengalami
abses pada mamae destra dan sudah dilakukan eksisi.
Riwayat hipertensi diakui, riwayat diabetes militus, sakit
jantung dan ginjal disangkal. Sebelumnya tidak sedang
mengkonsumsi obat. Riwayat Penyakit keluarga, sakit
serupa disangkal, darah tinggi diakui pasien dari ibu
kandung. Riwayat penyakit diabetes militus, penyakit
jantung dan ginjal juga di sangkal, sakit asma dan alergi
disangkal.
Sumber :
Lana Yusria, Retno Suryaningsih. 2016. “Diagnosis Dan
Manajemen Glomerulonefritis Kronik.” Jurnal
Kedokteran Muhammadiyah Surakarta: 259–72.
B. Abstraksi Kasus
D.
1. Identitas Pasien : Ny. W
Jenis kelamin : P
Usia : 47 Tahun

2. No. RM : xx – xx - xx
3. Diagnosa Penyakit : Glomerulonefritis (GN)
Akut
Kode Penyakit : N00.9
4. Keluhan (Data : keluhan wajah bengkak
Subjektif) sejak 1 minggu SMRS,
keluhan mendadak, hal yang
memperberat memperingan
tidak ada, pasien juga
mengeluhkan kaki bengkak ,
perut mbeseseg, mual,
Muntah,nyeri ulu hati dan
BAK kurang lancar.
5. Pemeriksaan Fisik : 1. Keadaan umum lemah,
(Data Objektif) kompos mentis
Tekanan darah :
170/100 mmHg,
Nadi : 80 x/menit,
Pernafasan : 20
x/menit,
Suhu : 37 ℃
Konjungtiva
anemis, caries dentis, faring
hiperemis, untuk
pemeriksaan thorax paru
dalam batas normal ,
jantung kesan cardiomegali
dan abdomen terdapat
nyeri tekan epigastric,
pemeriksaan ekstremitas
kaki udem bilateral, akral
dingin.

6. Pemeriksaan : Pemeriksaan laboratorium


darah dan urin, Rontgen,
USG,EKG didapatkan :
Urin lengkap (darah +3,
Protein +3),
Sedimen (lekosit 50-100,
eritrosit >100),
Ureum 72.0 (13.0-43.0),
Kreatinin 1.50 (0.6-1.1),
Asam urat 7.4 (<5.7)

Kode Tindakan : 87.44


Routine chest x-ray, so
described
X-ray of chest NOS
7. Pengobatan :  Obat imunosupresan :
Kortikosteroid,
cyclophosphamide,
ciclosporin,
mycophenolate mofetil,
dan azathioprine
 Obat pengatur tekanan
darah : ACE inhibitors
(contohnya captropil dan
lisinopril) dan ARB
(contohnya losartan dan
valsartan).
 Plasmapheresis :
Pembuangan plasma
darah penderita
 Obat-obatan lain :
Diuretik (mengurangi
bengkak) dan suplemen
kalsium
8. Terminologi : Glomerulonefritis acute :
Acute (ket) : Mendadak
Glomerul/o:(combining
form) : glomerulus ginjal
nefr( root ) : ginjal
-Itis ( suffix) : peradangan
Bab 4
Latihan Soal
A. Soal Pilihan Ganda

1. Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun, dibawa


ibunya ke dokter dengan keluhan beberapa hari
buang air kecil kemerahan, pusing, mual. Saat
diperiksa penderita demam, kelopak mata sedikit
sembab dan hipertensi. Hasil pemeriksaan
laboratorium urin didapatkan warna kuning
kemerahan, eritrosit +3, protein (-). Pada
pemeriksaan darah didapatkan komplemen C3
menurun. Apakah diagnosis yang paling
mungkin?
a. Sistitis
b. Nefritis
c. Pyelonefritis
d. Glomerulonefritis
e. Sindrom nefrotik

2. Seorang laki laki 10 tahun, riwayat demam dan


nyeri menelan sejak 5 hari yang lalu, lalu sejak 3
hari yang lalu BAK kurang dari 1 gelas/hari,
nyeri pinggang , BUN (blood Urea Nitrogen)
meningkat, laboratorium urin eritrosit (+) ,
protein (+), diagnosis keadaan diatas adalah ...
a. Glomerulonefritis akut
b. Sindroma nefrotik
c. Uretritis
d. Gagal ginjal kronis
e. Heart failure

3. Kode ICD 10 tentang penyakit glomerulonefritis


acute adalah…
a. N00.9
b. N03.9
c. N06.9
d. N02.9
e. N19.9

4. Salah satu gejala glomerulonefritis adalah,


kecuali..
a. Urine yang berbuih
b. Hipertensi
c. Pembengkakan pada wajah, tangan, kaki dan
perut
d. Kelelahan karena anemia atau gagal ginjal
e. Kelelahan

5. Gangguan pada ginjal yang ditandai dengan


peradangan pada kapiler glomerulus yang
fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa-
sisa pembuangan merupakan pengertian dari
a. Glomerulonefritis
b. Pielonefritis
c. Cystitis
d. Neprotik sindrom
e. Uretrolithiasis
6. Dibawah ini merupakan gejala awal penyakit
glomerulonefritis akut, kecuali....
a. wajah bengkak di pagi hari,
b. darah dalam urine (hematuria),
c. sesak napas dan batuk akibat paru terisi
cairan, dan.
d. tekanan darah tinggi (hipertensi).
e. Urine berbusa

7. Dalam faktor pemicu penyakit Glomerulonefritis


dapat dipengaruhi salah satunya oleh infeksi
bakteri atau virus. Dibawah ini bakteri atau virus
yang dapat mengakibatkan peradangan pada
ginjal (kecuali)..
a. Streptococcus
b. Salmonella
c. Infeksi gigi
d. HIV
e. Hepatitis

8. Organ yang terkena oleh penyakit


Glomerulonefritis adalah ...
a. Hati
b. Pankreas
c. Ginjal
d. Lambung
e. Anus
9. Faktor pemicu penyakit Glomerulonefritis
adalah...
a. Faktor pola hidup yang kurang sehat
b. Kondisi infeksi, penyakit autoimun dan
gangguan pembuluh darah
c. Faktor lingkungan
d. Faktor kimia
e. Faktor fisik

10. Singkatan dari penyakit Glumerulonefritis akut


adalah...
a. GNAPS
b. GNF
c. LFG
d. GNA
e. ADH

B. Kunci Jawaban

1. D
2. A
3. A
4. E
5. A
6. E
7. B
8. C
9. B
10. D

Bab 5
Penutup
11.
A. Simpulan

Glomerulonephritis adalah gangguan pada ginjal


yang ditandai dengan peradangan pada kapiler
glomerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan
tubuh dan sisa-sisa pembuangan. Gejala – gejala
umum yang berkaitan dengan permulaan penyakit
adalah rasa lelah, anoreksia, dan kadang demam,
sakit kepala, mual, muntah. Gambaran yang paling
sering ditemukan adalah hematuria, oliguria, edema,
hipertensi.

B. Saran

Dengan adanya modul ini diharapkan bisa


memberikan pengetahuan kepada penulis sekaligus
pembaca mengenai patofisiologi mengenai
Glomerulonefritis.
Daftar Pustaka
Afrizal, Adheelah Rachmah et al. “PENEGAKAN
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA
STREPTOCOCCUS ( GNAPS ) Diagnosis And
Management Of Acute Glomerulonephritis Post
Streptococcus Oleh Perbandingan Pasien Laki-
Laki Dan Imunofluoresen Pasien Juga
Mengeluhkan Sering BAK Sejak Tiga Minggu
SMRS Sekitar 7-10.” : 654–62.
Khasananah, Uswatun. 2013. “Glomerulonefritis
Akut.” : 20–40.
Lana Yusria, Retno Suryaningsih. 2016. “Diagnosis Dan
Manajemen Glomerulonefritis Kronik.” Jurnal
Kedokteran Muhammadiyah Surakarta: 259–72.
Rachmadi, D. (2010). Diagnosis dan penatalaksanaan
glomerulonefritis akut. Simposium Nasional II
IDAI cabang Lampung, 24-25.
Ramon Adyesa Tobe. 2019. “ASUHAN
KEPERAWATAN KOMPREHENSIF PADA
An. J.U DENGAN DIAGNOSA
GLOMERULUS NEFRITIS AKUT DI RUANG
MAWAR RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
KUPANG .”
Gangguan Sistem Urinary
Pyelonephritis

Nama Mata Kuliah :


Kodifikasi Terkait Sistem Pencernaan, Endokrin
dan Urinary
Beban Studi : 2 SKS (1T 1P)
Penempatan : Semester II
Nama Dosen :
Ida Sugiarti,S.Kep.,Ns.,MH.Kes (IS)

Anggota Kelompok :
1. Dela Nurfadilatussifah
P20637021015
2. Reza Maulana Gunawan
P20637021043
3. Shandy Hermawan
P20637021044
4. Fadhila Azhar Amany
P20637021047
5. Nok Aam Ramadhaniati
P20637021050
6. Kharisma Febriani Haq
P20637021052
7. Nurma Laila Nur Qodari
P20637021056
8. M. Rizqy Ramadhan
P20637021062
9. Tiara Dea Fuspita Yusuf
P20637021068
10.Bhaskara Muharrirunnas
P20637021080
Pengantar

Modul ini berisi patofisiologi gangguan sistem urinari


yaitu penyakit Pyelonephritis. Modul ini dilengkapi
abstraksi kasus sebagai latihan dalam rangka mencapai
kompetensi clinical coder. Makalah ini juga dilengkai
dengan video dan gambar serta latihan soal untuk
memudahkan memahami materi yang disampaikan.

Tujuan

Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa diharapkan


dapat :

1. Menyebutkan definisi penyakit pyelonephritis


2. Menjelaskan etiologi penyakit pyelonephritis
3. Menjelaskan Patofisiologi penyakit pyelonephritis
4. Menjelaskan penatalaksanaan penyakit
pyelonephritis
Bab 1
Tinjauan Teori

A.Pengertian
Pyelonephritis adalah keadaan inflamasi yang
terjadi akibat infeksi pada pielum dan parenkim ginjal.
Bakteri penyebab infeksi saluran kemih atas
(pielonefritis) adalah Escherichia coli, Klebsiella sp,
Proteus, dan Enterococcus fecalis (Purnomo, 2011).

Pielonefritis adalah infeksi yang melibatkan


ginjal. Pembengkakan jaringan menyertai
proses infeksi. Biasanya infeksi dimulai pada saluran
kemih bagian bawah dan naik ke atas. Identifikasi
infeksi dan inisiasi pengobatan penting untuk mencegah
infeksi semakin memburuk.

Dalam ICD 10, penyakit Pyelonephritis termasuk


dalam BAB XIV yaitu penyakit penyakit pada Sistem
Perkemihan yang memiliki block dari N00-N99. Kode
untuk dari penyakit infection urinary tract adalah N12
Gambar organ yang terkena

Fungsi organ yang terkena


1. Menyaring darah
2. Menyaring dan membuang limbah
3. Mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh
4. Mengatur tekanan darah dan tingkat garam dalam
darah
5. Mengatur sel darah merah
6. Mengatur keseimbangan asam basa (pH) darah
7. Menjaga konsentrasi mineral dan elektrolit
8. Menghasilkan bentuk aktif dari vitamin D
B. Etiologi

Pielonefritis disebabkan oleh bakteri atau virus.


Penyebab paling umum adalah bakteri E. coliselain,
Klebsiella pneumonia dan Staphylococcus
saprophyticus. Bakteri dapat mencapai ginjal dengan
naik dari saluran kemih bawah atau melalui aliran darah.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
terkena pielonefritis yaitu obstruksi pada saluran kemih,
kelainan struktur atau anatomi saluran kemih, dan
vesicoureteral refluks.
Faktor lain yang menjadi penyebab antara lain:
1. Usia: infant dan geriatri (>60 tahun) lebih rentan
mengalami pyelonephritis
2. Abnormalitas anatomi atau fungsional:
Beberapa penyakit seperti penyakit polikistik
ginjal, ginjal tapal kuda, kateter ganda,
ureterokel, dan refluks vesikoureter dapat
meningkatkan risiko terjadinya pyelonephritis
3. Batu ginjal
4. Kehamilan: terjadi perubahan hormonal dan
mekanik sehingga wanita hamil lebih rentan
mengalami infeksi saluran kemih. Adanya
pembesaran uterus dapat mengganggu kandung
kemih dan menyebabkan statis urine
5. Diabetes mellitus: dapat terjadi neuropati
kandung kemih autonomi, glukosuria, disfungsi
leukosit, mikroangiopati, dan nefrosklerosis. Hal
ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi saluran
kemih berulang
6. Status imunitas: pasien imunokompromais,
seperti pada keganasan, infeksi HIV, penggunaan
kortikosteroid jangka panjang, transplantasi
ginjal, dan penyakit sel sabit, memiliki risiko
terkena pyelonephritis lebih tinggi.

C. Perjalanan Penyakit/Patofisiologi
I.
Pada pyelonephritis, faktor virulensi dari bakteri
berperan terhadap terjadinya proses patogenesis
pyelonephritis, yaitu penempelan bakteri pada epitelial,
yang diikuti oleh terjadinya respon inflamasi akibat
bakteri. Berikut adalah contoh proses yang terjadi pada
bakteri yang paling sering menjadi penyebab
pyelonephritis, uropathogenic Escherichia coli (UPEC).

1. Penempelan Bakteri pada Epitelial


UPEC dapat melakukan kolonisasi dan adhesi pada
ginjal dengan mengeluarkan beberapa faktor virulen,
seperti adhesion, siderofor, dan protektin. UPEC juga
memiliki fimbrae yang dapat meningkatkan penempelan
bakteri ke epitelium. Selain itu, adhesin pada bakteri
dapat membantu bakteri untuk terhindar dari
pembersihan yang dilakukan saluran kemih melalui
aliran urine dan pengosongan kandung kemih.

2. Respon Inflamasi
Toksin yang dikeluarkan oleh UPEC dapat
memengaruhi fungsi sel host. Toksin α-hemolysin
lipoprotein dapat menyebabkan respon proinflamasi
pada sel epiteliel ginjal. Akibatnya beberapa kemokin
teraktivasi dan terjadi peningkatan aktivasi neutrofil
yang bekerja untuk membersihkan infeksi. Adanya
peningkatan respon inflamasi ini dapat menyebabkan
terjadinya iskemia dan obstruksi pada jaringan yang
terinfeksi. Adanya disrupsi jaringan dan gangguan
filtrasi ginjal disebabkan oleh adanya faktor virulen dari
bakteri dan respon inflamasi yang dilakukan oleh sel
host.
D.Penatalaksanaan

1. Prosedur penunjang/tindakan medis


Urinalisis
Pengujian sampel urine untuk memeriksa sel
darah putih dan jumlah bakteri
CT Scan
Untuk mendeteksi masalah dan penyumbatan
saluran
VCUG (Voiding Cystourethrogram)
Rontgen pendeteksi masalah pada uretra dan
kandung kemih

2. Farmakologi (obat-obatan)
Pada ISK bagian atas, diperlukan pemberian
terapi quinolon selama 14 hari. Pada setiap pasien
dengan tanda sistemik toksisitas, dianjurkan
melakukan penggantian terapi yang dimulai dengan
hidrasi intravena ditambah aminoglikosida atau
sefalosporin generasi ketiga diikuti terapi qoinolon
parenteral. Pasien dengan penyakit komplikata, atau
yang gagal membaik dalam 24 jam, harus dirawat di
rumah sakit untuk pemberian terapi antibiotik
intravena (Greenberg, 2008).
Bab 2
Terminologi Medis
No Terminologi Medis Analisis Definisi
1 Pyelonephritis Pyel/o = Peradangan pada
combining pelvis ginjal
form (pelvis)
Neph = word
root (ginjal)
Itis = suffik
(peradangan)
2 Cortex cortex (ket) Bagian Luar ginjal
= bagian luar
3 Infection Urinary Infection = Infeksi saluran
Tract keterangan kemih
(infeksi)
Urinary =
keterangan
(urin/kemih)
Tract=
keterangan
(saluran)
4 Diabetes Melitus diabetes (ket) Kelebihan kadar
melitus (ket) gula dalam darah
akibat kurangnya
hormon insulin
5 Nephrolith Nephr/o= Pembentukan Batu
combining Ginjal
form
Lith= suffik
(pembentuka
n batu)
6 Urine Culture Test Urine = Test untuk
keterangan mendeteksi adanya
(urin) kuman seperti
Culture= bakteri dalam
keterangan urine yang dapat
(kultur) menyebabkan
Test= infeksi.
keterangan
(Menguji)
7 Voiding voiding (ket) pemeriksaan untuk
cystourethrogram = berkemih melihat kelainan
cyst/o (cf) = kandung kemih
kantung dan uretra yang
abnormal berkaitan dengan
berisi cairan refluks
urethr/o (cf) vesikoureter
= uretra
gram (suffix)
= pencatatan
8 Nephroscopy Nephr/o = Proses
combining pemeriksaan ginjal
form (ginjal)
Scopy= suffik
(proses
pemeriksaan)
9 Nephritis Nephr = word Peradangan pada
root (ginjal) ginjal
Itis= suffik
(peradangan)
10 Nephralgia Nephr = word Nyeri pada ginjal
root
(h=ginjal)
Algia = suffik
(nyeri)

Bab 3
Analisis Kasus
A. Studi Kasus
K.
Studi kasus pada Ny. S, umur 68 tahun, jenis
kelamin perempuan, sudah menikah, agama islam,
suku/bangsa Jawa, alamat Jl. A Yani No. 23 Denpasar
Utara, tanggal masuk 10 Agustus 2017 No. RM 17-03-
45-04. Klien mengeluh datang ke rumah sakit dengan
keluhan utama nyeri perut sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Paisen mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti dililit oleh tali pada bagian seluruh
perutnya. Nyeri perut tersebut dirasakan hilang timbul
namun cukup mengganggu waktu tidur malam pasien.
Keluhan nyeri perut semakin memberat dirasakan ketika
pasien melakukan aktivitas dan membaik ketika pasien
istirahat dengan duduk atau rebahan. Awal nyeri perut
muncul secara tiba-tiba sejak 2 minggu yang lalu dan
memberat 3 hari terakhir ini. Nyeri dimulai dari perut
kemudian menjalar ke pinggang.
Pasien juga mengeluhkan demam sejak seminggu
lalu, dan sudah menghilang 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Awal demam dirasakan cukup tinggi kemudian
muncul hilang timbul. Tidak ada kondisi yang
memperberat keluhan, pasien belum pernah
mengonsumsi obat untuk meringankan keluhan tersebut.
Keluhan mual juga dialami oleh pasien 3 hari
sebelum masuk rumah sakit,. Mual yang dirasakan oleh
pasien tidak dapat dimuntahkan, sehingga terkadang
pasien memasukkan jari tangannya untuk memancing
keluarnya muntahan, namun yang keluar hanya air ludah
saja. Mual dikatakan muncul hilang timbul, tanpa ada
yang memperberat maupun memperingan keluhan. Mual
hingga menyebabkan nafsu makan pasien berkurang.
BAK pasien dikatakan sering saat malam hari, nyeri saat
berkemih hanya muncul ketika pasien menahan
kencingnya dalam waktu lama karena harus menempuh
jarak untuk mencapai kamar mandi dengan kondisi
pasien yang sudah mengalami keterbatasan dan harus
dibantu oleh suaminya. Pasien mengaku terkadang juga
mengompol. Keluhan BAB disangkal oleh pasien
Sumber :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
dbcff3db609b30a1c3ce7f1e6f66421f.pdf
B. Abstraksi Kasus
L.
1. Identitas Pasien : Ny. S
Jenis kelamin : P
Usia : 68 Tahun
Suku Bangsa/Ras : Jawa
Status perkawinan: Menikah
Care giver : suami
Tanggal masuk RS : 10 Agustus
2017
Tanggal Pemeriksaan : 16
Agustus 2017
2. No. RM : 17 – 03 – 45 – 04
3. Diagnosa Penyakit : Pielonefritis (infeksi ginjal)
Kode Penyakit : N12
4. Keluhan (Data : Keluhan utama utama nyeri perut
Subjektif) sejak 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Paisen mengatakan
nyeri yang dirasakan seperti
dililit oleh tali pada bagian
seluruh perutnya. Nyeri perut
tersebut dirasakan hilang timbul
namun cukup mengganggu
waktu tidur malam pasien
5. Pemeriksaan Fisik : Berat badan sebelum dan setelah
(Data Objektif) sakit : 57 kg,
Tinggi badan : 155cm
Tekanan darah : 130/80 mmhg
Nadi : 80 x/menit
Frekuensi napas : 18 kali/menit
Suhu tubuh : 36,5 ℃
Kesadaran E4 V5 M6
6. Pemeriksaan : Pemeriksaan laboratorium :
Analisa darah :
HB : 12.14
RBC : 4.83
MCH : 25.13
MCV : 81.54
RDW : 11.26
WBC : 8.59
Kalsium darah : 138.8
Kalium : 4.2 mmol/L
Natrium : 137 mmol/L
Kreatinin : 0.85 mg/Dl
Albumin ; 4.0 g/dL
Gol darah : A
Kode Tindakan : 90.54
7. Pengobatan : Levofloxacin 500 mg tiap 24 jam
IV , Paracetamol 750 mg tiap 8
jam IO, Allupurinol 100 mg tiap
24 jam IO
8. Terminologi : Pyelonephritis
Pyel/o (CF) : Panggul
Nephr (WR) : Ginjal
-itis (suffix) : Peradangan

Bab 4
Latihan Soal
A. Soal Pilihan Ganda
1. Salah satu faktor resiko infeksi ginjal ketika dinding
kandung kemih menebal dan melemah sehingga
kehilangan kemampuan untuk mengeluarkan urine dari
kandung kemih yang mengakibatkan inkontinensia urine,
adalah…
a. Jenis kelamin
b. Pembesaran prostat yang menekan uretra
c. Penggunaan kateter urine
d. Diabetes mellitus yang tidak ditangani dengan baik
e. Vesicoureteral reflux

2. Kondisi ketika aliran urine kembali ke ginjal dikenal


dengan istilah…
a. Diabetes mellitus
b. Inkontinensia urine
c. Keteter urine
d. Kultur urine
e. Vesicoureteral reflux
3. Yang bukan merupakan pemeriksaan yang dilakukan
untuk pasien penyakit pielonefritis adalah…
a. EKG
b. VCUG
c. CT Scan
d. Tes kultur urine
e. Urinalisis

4. Kode ICD 10 tentang penyakit pielonefritis adalah..


a. N10
b. N11
c. N12
d. N13
e. N14

5. Tes rontgen yang dilakukan untuk mendeteksi


masalah pada uretra dan kandung kemih adalah…
a. CT scan
b. DMSA
c. Urinalisasi
d. Uji dubur digital
e. VCUG

6. Termin dari kata nephralgia?


a. Nephr (s) algia (wr)
b. Nephr (wr) algia (s)
c. Nephr/o (cf) algia (s)
d. Nephral (cf) gia (s)
e. Nephr (wr) algia (wr)

7. Komplikasi yang dapat muncul akibat infeksi ginjal


adalah, kecuali…
a. Apendisitis
b. Sepsis
c. Abses ginjal
d. Komplikasi pada kehamilan
e. Gagal ginjal

8. Penyebab utama dari infeksi ginjal adalah…


a. Kontak langsung dengan penderita
b. Merokok
c. Bakteri
d. Teratur mengonsumsi air mineral
e. Olahraga yang teratur

9. Yang bukan Salah satu fungsi ginjal adalah


a. Mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh
b. Mengatur tekanan darah dan tingkat garam dalam
darah
c. Mengatur sel darah merah
d. Mengatur keseimbangan asam basa (pH) darah
e. Menghasilkan hormon insulin

10. Apa istilah medis pengangkatan organ ginjal?


a. Ultrasound
b. Nephrolithotomi
c. Ureterolithotomi
d. Ureteroscopi
e. Nephrectomy

B. Kunci Jawaban

1. B
2. B
3. A
4. C
5. E
6. B
7. A
8. C
9. D
10. D

Bab 5
Penutup
A. Simpulan
Pielonefritis adalah keadaan inflamasi yang
terjadi akibat infeksi pada pielum dan parenkim
ginjal. Bakteri penyebab infeksi saluran kemih atas
(pielonefritis) adalah Escherichia coli, Klebsiella sp,
Proteus, dan Enterococcus fecalis. Beberapa faktor
risiko yang dapat meningkatkan kejadian dan
keparahan pyelonephritis adalah usia, Abnormalitas
anatomi atau fungsional, batu ginjal, kehamilan,
diabetes melitus dan status imunitas.

B. Saran
Dengan adanya modul ini diharapkan bisa
memberikan pengetahuan kepada penulis sekaligus
pembaca mengenai patofisiologi mengenai
Pyelonephritis

Daftar Pustaka
Agustin,S. (2021). Jangan Sepelekan Fungsi Ginjal
dalam Tubuh. [Online]. Tersedia :
https://www.alodokter.com/jangan-sepelekan-
fungsi-ginjal-dalam-tubuh . Diakses [22 Maret
2022]. Pukul 11.39
Anggitha, G. (2019). Etiologi Pyelonephritis. [Online].
Tersedia :
https://www.alomedika.com/penyakit/nefrologi/p
yelonephritis/etiologi . Diakses [22 Maret 2022].
Pukul 12.00
GueSehat.com. (n.d). Peradangan Pada Ginjal : Gejala,
Penyebab dan Cara Mengobatinya. [Online].
Tersedia :
https://www.guesehat.com/peradangan-pada-
ginjal-pielonefritis . Diakses [22 Maret 2022].
Pukul 11.43
Quora. (2020). What Can Happen If UTI is left untreated
for 4 months. [Online]. Tersedia :
https://www.quora.com/What-can-happen-if-
UTI-is-left-untreated-for-4-months . Diakses [22
Maret 2022]. Pukul 11.38

Anda mungkin juga menyukai