Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH

DI SUSUN OLEH

LOLACTITI A. POHONTU
230401009

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2024
KONSEP TEORI INFEKSI SALURAN KEMIH

A. Pengertian
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai
dengan pertumbuhan dan perkembangan bakteri dalam saluran kemih,
meliputi infeksi parenkim ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah
bacteriuria yang bermakna (Soegijanto, 2005).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air
kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi
saluran kemih dapat terjadi baik di pria maupun wanita dari semua umur,
dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita dari
pada pria (Sudoyo Aru, dkk, 2009) (Mawadah, 2018).
Kesimpulan dari definisi tentang penyakit infeksi saluran kemih diatas yaitu
dapat disimpulkan bahwa infeksi saluran kemih merupakan penyakit yang
diakibatkan oleh pertumbuhan kuman atau bakteri di saluran kemih yang
dapat menyerang lebih banyak pada wanita dibandingkan pria dan tidak
mengenal usia, karena bisa menyerang di usia anak-anak, remaja, dewasa
dan lansia.
B. Etiologi
Etiologi infeksi saluran kemih (ISK) escherichia coli adalah penyebab
tersaring. Panyebab lain ialah klebsiela enterbakteri, pseudomonas,
streptotok, dan stafilokok(Sudoyo, Aru, dkk, 2009). Dalam jurnal
(Mawaddah, 2018).
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :
a. EscherichiaColi: 90% penyebab ISK uncomplicated
(simple)
b. Psedomonas, proteus, klebsiella: penyebab ISK
complicated
c. Enterobacter, stephlylococcus apidemidis, anterococci,
dan lain-lain

2. Penyebab ISK menurut (A,Aziz alimul H 2014), antara lain:


a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengosongan kandung kemih yang kurang efektif
b. Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika
urinaria
c. Tekanan uretra yang tinggi di sebabkan oleh oto yg lemah
d. Sumbatan (striktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat)
e. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
f. Adanya hambatan pada aliran darah
C. Tanda Dan Gejala
• Ketiknyamanan daerah pubis
• Distensi vesika urinaria
• Ketidaksanggupan untuk berkemih
• Saring berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urin (25-50ml)
• Ketidakseimbangan jumlah urin yang dikeluarkan dengan asupan
• Meningkatkan keresahan dan keinginan berkemih
• Adanya urine sebanyak 3000-4000ml dalam kandung kemih
• Terdesak kencing (urgency), dysuria
• Frekyensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih
• Urgensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih. Dalam jurnal
(A,aziz alimul, 2015)
Suriadi dan Rita Yuliani (2010) menemukan bahwa tanda dan gejala
infeksi saluran kemih berupa infeksi kandung kemih oada anak yaitu :
• Nyeri abdomen atau suprapubis
• Frekuensi berkemih yang sering
• Berkemih yang mendesak, dysuria
• Meningkatnya enuresia
D. Patofisiologi
Saluran kemih terjadi katika bakteri (kuman) masuk kedalam saluran kemih
dan berkembang biak. Saluran kemih terdiri dari kandung kemih , uretra dan
dua ureter dan ginjal (Purnomo, 2014). Kuman ini biasanya memasuki
saluran kemih melalui uretra, kateter, perjalanan sampai ke kandung kemih
dan dapat bergerak naik ke ginjal dan menyebabkan infeksi yang disebut
pielonefritis(National Kidney Foundation 2012). Infeksi saluran kemih
terjadi karena gangguan keseimbangan antara mikroorganisme penyebab
infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host.
Mikroorganisme penyabab infeksi saluran kemih umumnya berasal dari
flora usus dan hidup secara komensial dalam introitus vagina, preposium,
penis, kukit, perinium, dan sekutar anus. Kuman yang berasal dari feses atau
dubur, masuk kedalam saluran kemih bagian bawah uretra, kemudian naik
ke kandung kamih dan dapat sampai ke ginjal. Mikroorganisme tersebut
dapat memasuki saluran kemih melalui 3 cara yaitu ascending, hemotogen
seperti penularan M-tuberculosis, atau S.aureus , limfogen dan langsung
dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah mengalami infeksi, dalam
jurnal (Azlar et al, 2020).
• Ascending
Infection mikroorganisme masuk kedalam saluran kemih melalui
jalur ascending mulanya bisa disebabkan karen infeksi saluran
cerna. Mikroorganisme dapat memasuki traktus urinari melaui
uretra yang kemudian berlanjut menuju kandung kemih. Fraktor
predispisisi seperti perempuan, penguna spermisidal, dan pasien
yang menggunakan kateter pada saluran kemih.
• Hematogen
ISK yang terjadi secara hemotogen dibatasi pada beberapa
mikroorganisme dan jarang terjadi seperti staphly aureus, Candida
sp. Dan mycobacterium tuberculosis yang biasa di dapat dari infeksi
primer di tempat lain.
• Limfogen ISK yang berasal dari infeksi organ sekitar seperti infeksi
usus atau abses retroperitoneal yang disebarkan dan sampaj ke
saluran kemih melalui sistem limfogen
• Langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi,
dalam jurnal (sholihah, 2017)
E. Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dangan agen pencedera fisiologi (sdki hal.
172)
2. Hipertermia berhubungan dengan prores pnyakit (sdki hal 284)
3. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan iritasi kandung kemih
(sdki hal 96)
4. Hypovolemia berhubungan dengan kekukarangan cauran (sdki hal
64)
5. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme
pathogen lingkungan (sdki hal 304)
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap yang sistematis dalam mengumpulkan data tentang
individu, keluarga dan kelompok proses pengkajian pertama dilakukan
adalah pengumpulan data, dalam jurnal (Mawaddha, 2018): Identitas
pasien pada klien penderita infeksi saluran kemih dapa terjadi baik di pria
maupun wanita dari semua umur dan dari kedua jenis kelamin ternyata
wanita lebih sering menderita dari pada pria (Sudoyo Aru, dkk,2009)
1. Keluhan utama
keluhan utama yang sering terjadi pada pasien infeksi salyran kemih,
nyeri saat berkamih, sering bolak balik kamar mandi tetapi kami yang
di keluargan hanya sedikit
2. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan saat berupa uraian mengenai penyakit yang diderita
oleh klien dan mulai timbulnya keluhan yang dirasakan sampai klien di
bawa ke Rumah Sakit, dan apakah pernah memeriksakan diri ke tempat
lain sekalian Rumah Sakit Umum serta pengobatan apa yang pernah
diberikan dan bagaimana perubahan data yang di dapatkan saat periksa.
Pengkajian nyeri dilakukan dengan cara PGRST : P (pemicu) yaitu
faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri. Q (quality) dari
nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayar. R (region) yaitu daerah
perjalanan nyeri. S (saverty) adalah keparahan atau intensitas nyeri. T
(time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Saat pasien mempunyai sakit pada keturunan. Pada pengkajian saat ini
di temukan kemungkinan penyebab infeksi saluran kemih dan memberi
petunjuk berapa lama infeksi sudah di alami klien.

B. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan Kepala Dan Rambut
Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada lesi.
Penyebaran rambut merata berwarna hitam, rambut midel kriting,
tidak bercabang, dan tidak ada kelainan
2. Mata
Mata lengkap, simetris kanan dan kiri, kornea mata jernih kanan dan
kiri, konjungtiva anemis dan sklera tidak ikterik kelopak
mata/palepebra tidak ada pembengkakan. Adanya reflek cahaya
pada pupil dan bentil isokor kanan dan kiri, iris kanan kiri berwarna
hita, tidak ada kelainan
3. Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung, posisi septum nasal ditengah,
lubang hidung bersih, tidak ada secret, tulang hidung dan septum
nasi tidak ada pembengkakan dan tidak ada polip
4. Telinga
Bentuk telinga, simatris kanan dan kiri. Lubang telinga bersih, tidak
ada serumenberlebih, pendengaran berfungsi dengan baik.
5. Mulut dan tenggorokan
Keadaan mukosa bibir kering dan pucat. Tidak ada pembengkakan
kelenjar thyroid
6. Tengkuk dan leher
Kelenjar getas bening teraba, tiroid teraba, posisi trakea letak
ditengah tidak ada kelainan
7. Pemeriksaan thorak/dada
✓ Bentuk dada simetris, irama nafas teratur, pola nafas normal,
tidak ada pernafasan cuping hidung, otit bantu pernapasan,
vokal permitus dada normal, perkusi sonor, auskultasi suara
nafas vasikuler
✓ Jantung pada pemeriksaan inspeksi CRT < 2 detik tidak
sianosi. Pada pemeriksaan palpasi iktus kordis teraba hangat.
Perkusi batas jantung: basic jantung berada di ICS II dari
lateral ke media linea, para sterna sinistra, tidak melebar,
pinggang jantunv berada di ICS III dari linea para sterna kiri,
tidak melebar,apeks jantung berada di ICS V dari linea
midclavikula sinistra, tidak melebar.
8. Punggung tidak ada lesi
9. Pemeriksan abdomen
Benjolan% masa tidak adapada perut, nyeri tekan extremitas bawah
dengan skala 4, tudak ada luka operasi. Auskultasi dan bising usus
normal, tidak ada asiets
10. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya (Genetalia dan Anus)
Area genetalua sediki kotor kerna sering pipis siramnya terburu-
buru dan tidak pernah di lap untuk area anus bersih
11. Pemeriksaan Muskuloskeletal tidak
12. Pemeriksaan neurologi
Pasien dapat menceritakan kejadian 2 hari yang lalu (memory
panjang), bahasa baik, kognisi baik, orientasi dengan orang dengan
baik, tingkat kesadaran compos mentis
13. Pemeriksaan integumen
Area integuman tampak kering dan normal
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pasien tidak mengecek urin lengkap
2. Rontgen
Tidak ada
3. Therapy Obat
• Amoxicilin 500 gram 3x1

• Paracetamol 300gram

• Asammenafac 500 gram 3x1

D. Diagnosa Keperawatan
✓ Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (sdki
hal.172)
✓ Hipertermia berhubungan dengan proses pneyakit (sdki hal 284)
✓ Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan iritasi kandung
kemih (sdki hal 96)
✓ Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan csiran intake (sdki
hal 64)
✓ Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme
pathogen lingkungan (sdki hal 304)
SDKI SLKI SIKI
No Standar Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia Indonesia
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
dengan agen pencedera keperawatan diharapkan Observasi: Observasi:
fisik (SDKI D.0077) tingkat nyeri menurun 1. Observasi identifiaksi lokasi, 1. R/ untuk mengetahui penyebab
Kriteria Hasil : karakteristik, durasi, frekuensi, nyeri
a) Keluhan Nyeri menurun kualitas dan intensitas nyeri 2. R/ untuk memberi penilian pada
b) Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri skala nyeri berupa angka
c) Pasien tidak menunjukan 3. Identifikasi faktor yang 3. R/ membantu menghindari
sikap protektif memperberat dan memperingan faktor yang memperberat nyeri
d) Gelisa menurun nyeri Terapeutik:
e) Kasulitan tidur menurun Terapeutik : 4. R/teknik non farmakologi dapat
f) Frekuensi nadi pasien 4. Berikan teknik non farmakologi digabungkan dengan terapi
dalam batas normal (80- untuk mengurangi rasa nyeri misal medis guna mempercepat pereda
100x/menit aromaterapi, akupressur, terapi nyeri
musik, kompres hangat dan 5. R/lingkungan merupakan salah
5. Kontrol lingkungan yang satu faktor yang dapat
memperberat rasa nyeri memperberat nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan tidur 6. R/ Istrahat dan tidur membantu
Edukasi: oasien lebih tenang dan rileks
Edukasi:
7. Jelaskan penyebab, periode dan 7. R/ Keluarga dan pasien agar
pemicu nyeri mengetahui dan bisa
8. Jelaskan strategi meredakan nyeri menghindari penyebab dari nyeri
9. Anjurkan memonitor nyeri secara 8. R/ Agar pasien dapat melakukan
mandiri strategi Pereda nyeri secara
10. Anjurkan menggunakan analgetik mandiri
secara tepat 9. R/ melibatkan pasien dalam
11. Ajarkan teknik non setiap tindakan
farmakologi untuk 10. R/ Terapi medis membantu
mengurangi nyeri mempercepat dalam meredakan
Kolaborasi: nyeri
12. Kolaborasi pemberian analgesic 11. R/ Agar pasien mampu
mempraktekan Teknik nyeri non
farmakologi
Kolaborasi:
12. R/ salah satu intervensi
keperawatan kolaborasi guna
mendukung keberhasilan
tindakan
2 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia
dengan proses penyakit keperawatan diharapkan Observasi : Observasi :
(SDKI D.0082 ) nausea menurun 1. Monitor suhu tubuh pasien 1. R/ Untuk mengetahui suhu tubuh
Kriteria Hasil : Terapeutik pasien
a. Kekuatan nadi 2. Sediakan lingkungan yang dingin Terapeutik :
meningkat 3. Longgarkan atau lepadkan baju 2. R/ untuk memberikan
b. Turgor kulit meningkat pasien lingkungan yang nyaman
c. Output urine meningkat Edukasi : 3. R/ untuk memberikan
d. Kaluhan haus menurun 4. Anjurkan tirah baring kenyamanan pada pasien
e. Membrane mukosa Kolaborasi : Edukasi :
membaik 5. Kolaborasi pemberian cairan dan 4. R/ untuk memfasilitasi istirahat
f. Intake cairan membaik elektrolit intravena, jika perlu dan tidur pasien
g. Suhu tubuh membaik Kolaborasi :
h. Suhu kulit membaik 5. R/ menganjurkan pasien minum
yang banyak agar tidak dehidrasi
3 Gangguan eliminasi urin Setelah dilakukan tindakan Menejemen eliminasi urine
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Observasi : Obsevasi :
iritasi kandung kemih eliminasi fekal membaik 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi 1. R/ untuk mengetahui tanda dan
(SDKI D.0040) Kriteria Hasil : atau inkontinensia urine gejala retensi urine inkontinensia
a. Sensasi berkemih Terapeutik : urine
meningkat 2. Catat waktu dan haluaran berkemih Terapeutik :
b. Distensi berkemih Edukasi : 2. R/ untuk mengetahui waktu dan
meningkat 3. Ajarkan tanda dan gejala infeksi haluaran berkemih
c. Berkemih tidak tuntas saluran kemih Edukasi :
meningkat 4. Ajarkan mengatur asupan cairan 3. R/ untuk mengetahui tanda dan
dan haluaran urine gejala infeksi saluran kemih
5. Ajarkan mengenali tanda berkemih 4. R/ untuk mengetahui asupan
dan waktu yang tepat untuk cairan dan haluaran urine
berkemih 5. R/ untuk mengenali tanda
berkemih dan waktu yang tepat
untuk berkemih
4 Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipovolemia
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Observasi : Observasi :
kekurangan cauran intake status nutrisi membaik 1. Periksa tanda dan gejala 1. R/ untuk mengidentifikasi
(SDKI D.0023) Kriteria hasil : hipovolemia (mis frekuensi urin, frekuensi nadi, tekanan darah,
a. Ouput urine meningkat tekanan darah, turgor kulit, haus, turgor kulit, volume urine yang di
b. Konsentrasi urin menurun lemah) keluarkan, dan rasa haus pasien
c. Intake cairan membaik Terapeutik : Terapeutik :
2. Hitung kebutuhan cairan 2. R/untuk mengetahui seberapa
Edukasi : banyak kebutuhan cairan yang di
3. Anjurkan memperbanyak asupan butuhkan psien
cairan oral Edukasi :
3. R/ untuk menghindati dehidrasi
pasien
5 Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Observasi : Observasi :
peningkatan paparan tingkat infeksi menurun 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 1. R/ Untuk mengetahui dan
organisme pathogen Kriteria hasil : lokal dan sistemik menghindari faktor penyebab
lingkungan (SDKI a. Kebersihan tangan Terapeutik : infeksi
D.0142) meningkat Kebersihan 2. Berikan perawatan kulit pada area Terapeutik :
badan meningkat edema 2. R/ untuk mengatahui perawatan
b. Nyeri menurun 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah yang tepat
c. Kultur urine membaik melakukan aktivitas dan sesudah Edukasi :
dan sebelum BAK 3. R/ untuk meghindari bakteri pada
Edukasi : tubuh
4. Ajarkan cara cuci tangan dengan 4. Untuk mengetaui penyebab
benar infeksi
5. Anjurkan meningkatkan cairan
dengan menganjurkan 1-1,5 liter
atau 6-8 gelas perhari
15

E. Evaluasi
Dilaksanakan suatu penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah
diberikan atau dilaksanakan dengan berpegang teguh yang ingin dicapai.
Pada bagian ini di temukan apakah perencanaan sudah tercapai atau belum,
dapat juga timbul masalah baru. Setelah dilakukan tindakan selama 1×24
jam diharapkan peningkatan rasa nyeri menurun dan iritasi pada kanfung
kemih teratasi.
16

Anda mungkin juga menyukai