Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

INFEKSI SLURAN KEMIH (ISK)

OLEH:

FITRAH GIVARI

NIM: 032020028

CI Lahan CI Institusi

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI( NERS)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020/2021
A. Definisi

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah yang dipakai untuk

menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. jika tidak

diterapi dengan baik, ISK dapat menyebabkan komplikasi berupa infeksi

ascenden dan dapat menyerang organ ginjal. Pengobatan infeksi saluran kemih

menggunakan antibiotik. Antibiotik yang digunakan untuk terapi ISK

diantaranya adalah antibiotik golongan sefalosporin dan kuinilon. (Aviv Aviv

Triono 2012)

Infeksi salurankemih dapat menyerang pasien dari segala usia mulai dari

bayi yang baru lahir, anak-anak, remaja hingga orang tua.1 Sekitar 50% anak

usia kurang dari 5 tahun dengan ISK dan demam, juga menderita refluk

vesikouretra.3 Pada umumnya perempuan lebih sering mengalami episode ISK

daripada laki-laki, karena uretra perempuan lebih pendek daripada laki-laki.

(Aviv Aviv Triono 2012)

B. Etiologi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Edy Purwoko (2012) penyebab

terjadinya infeksi saluran kemih yaitu :

1. Escherichia coli (gram negatif) 70-90%,

2. Proteus mirabilis (gram negatif) 5-30%

3. Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus

4. Staphylococcus a kurang dari 3%


Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :

1. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan

kandung kemih yang kurang efektif.

2. Mobilitas menurun

3. Nutrisi yang sering kurang baik

4. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral

5. Adanya hambatan pada aliran darah

C. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi darai yamg tanpa

gejalaq (asimtomatis) ataupun disertai gejala (ukram,A.F.Z 2015) dari yang

ringan hingga cukup besar.samaradana,W.G.P.2014).

Gejala yang timbl antara lain rasa nyeri pada saluran kemih,rasa sakit

saat buang air kecil atau setelahnya anyang-anyagan warna air seni sangat pekat

seperti air the,nyeri pada bagian pinggang,hematuria (kencing berdarah)

perasaan tertekan pada perut bagian bawah, rasa tidak nyaman pada bagian

panggul serta jarang pula penderita mengalami demam (Darma,P.S.2015). kasus

asimptomatik berhubungan dengan meningkatnya resiko terjadinya infeksi

simtomatik yang berulaqng yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal

(angraini,P.2014).

Manisfestasi klinis saluran kemih juga bergantung pada lokalisasi infeksi

dan umur penderita.infeksi saluran kemih atas pielonefritis yang paling sering

dijumpai,ditandai dengan adanya demam,nyeri perut atau pinggang,mual,

kadang-kadang disertai diare.( Andriani,R.2010)


D. Patofisiologi

Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh

mikroorganisme terutama bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang

mencapai kurang lebih 90 persen kejadian, disertai dengan pseudomonas,

enterobakter, Bakteri gram positif : streptococcus, S. Saprofit. Secara normal

mikroorganisme tersebut terdapat pada saluran intestinal, tetapi bila terjadi

infeksi pada saluran intestinal maka terjadi respon tubuh terhadap infeksi

sehingga timbul demam, anoreksia, mual, muntah, menggigil, diare. Apalagi

jarak anatomi intestinal dan vesika urinaria yang dekat sehingga memudahkan

mikroorganisme masuk melalui urethra secara asenden. Masuknya

mikroorganisme ini dapat disebabkan karena hubungan sex yang terlalu

berlebihan, yang biasanya banyak terjadi pada wanita muda, dimana jarak antara

vagina dan vesika urinaria dekat sehingga dapat membawa kuman ke vesika

urinaria melalui sperma, sperma dapat membuat pH vagina menjadi meningkat

hingga tidak dapat membunuh kuman yang masuk pada vesika urinaria. Apalagi

bila setelah itu tidak mengosongkan kandung kemih maka mikroorganisme akan

berkolonisasi di dalam vesika

urinaria.

Pemasangan alat pada traktur urinarius misal ; penggunaan kateter dan

sistoscopy

merupakan faktor utama terjadinya infeksi saluran kemih karena saat membuka

uretra kuman pada daerah uretra tersebut dapat masuk bersamaan dengan alat

yang dimasukkan dan penggunaan alat yang lama dapat menyebabkan


mikroorganisme berkembang dan berkolonisasi pada vesika urinaria dan

menyebar ke seluruh systeurinarius.Intakeminum yang kurang, menyebabkan

urine sedikit keluar, yang seharusnya jumlah urine normal untuk membawa sisa

metabolisme adalah 1400 – 1900 ml. Minum yang kurang menyebabkan bakteri

yang ada pada vesika urinaria tidak dapat di bawa keluar.

E. Penatalaksanan Keperawatan

pengobatan infeksi saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan

cepat, membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme dan mencegah infeksi

berulang, sehingga dapat menurunkan angka kecacatan serta angka kematian.

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dengan :

1 Perawatan dapat berupa :

1) Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi

2) Perubahan pola hidup diantaranya :

3) Membersihkan perineum dari depan ke belakang

4) Pakaian dalam dari bahan katun

5) Menghindari kopi, alcohol

2 Obat-obatan

1) Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri.

2) Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu

3) Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti )

dalam jangka waktu 3 – 4 minggu

4) Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum

tidur dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan

lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.


Pemeriksaan Diagnostik Infeksi Saluran kemih (ISK)

F. Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium

1) Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH

meningkat.

2) Urine kultur :

3) Menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih

misalnya: streptococcus, E. Coli, dll menentukan jenis antibiotik yang

akan diberikanDarah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan

kreatinin.

4) Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )

5) Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri

abdominal, panggul.

6) Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.

7) Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada

kandung kemih

G. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam

mengumpulkan data tentang individu, keluarga, dan kelompok Proses

pengkajian pertama dilakukan adalah pengumpulan data :

1) Identitas pasien
Biasanya berisikan tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat, diagnose

medis dan tanggal masuk serta tanggal pengakajian dan identitas penanggung

jawab.

2) Keluhan utama.

Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien,

biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya

berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air

kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan

biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit

kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau

nyeri pinggang.

3) Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang merupakan riwayat kesehatan klien saat ini

yang meliputi keluhan pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian

bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra

sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak

di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan

klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa

tidak enak atau nyeri pinggang. Pengkajian nyeri dilakukan dengan cara

PQRST : P (pemicu) yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya

nyeri. Q (quality) dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat. R

(region) yaitu daerah perjalanan nyeri. S (severty) adalah keparahan atau

intensits nyeri. T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.


4) Riwayat kesehatan dahulu Pada pengkajian biasanya di temukan

kemungkinan penyebab infeksi saluran kemih dan memberi petunjuk berapa

lama infeksi sudah di alami klien.

5) Riwayat kesehatan keluarga

Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat meperburuk

keadaan klien akibat adanya gen yang membawa penyakit turunan seperti

DM, hipertensi dll. ISK bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini lebih

disebabkan dari anatomi reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup

seseorang, namun jika ada penyakit turunan di curigai dapat memperburuk

atau memperparah keadan klien.

6) Pola kebiasaan

kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson (2008):

1. Pernapasan

Frekuensi pernapasan meningkat

2. Makan dan minum

Frekuensi makan dan minum dan berkurang karena adanya mual dan

muntah

3. Eliminasi

4. BAB : Tidak ada keluhan

5. BAK : Adanya dysuria

6. Frekuensi miksi yang bertambah

7. Nyeri suprapubik

8. Bau urine yang tidak menyenangkan dan berwanra keruh

9. Pergerakan yang berhubungan dengan sikap


10. Terbatasnya pergerakan karena adanyan yeri dan kelemahan fisik

11. Istirahat dan tidur

12. Gangguan tidur karena seringnya BAK, adanya rasa nyeri dan rasa

mual muntah.

13. Suhu tubuh

Peningkatan suhu tubuh disertai dengan demam Kebersihan dan

kesegaran tubuh

H. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1. Ds. Klien mengatakan nyeri Infeksi mikroorganisme (E- Nyeri akut


coli, psudomonas,
dibagian perut bawah
stophiloccus, prusteus,
klebsiella, dan lain lain )
Do.klien tampak meringis
Hidup terutama usus (pleg
gelisa
player )
TD: 120/80 Mmhg

N : 82x/menit Kuman mengeluarkan


endotoksin
P: 20x/menit

S : 36 º C
Bakteremia sekunder

Peradangan

Peningkatan frekuensi
/dorongan kontraksi uretral
Depresi saraf perifer

NYERI AKUT

2. DS : klien mengatakan sulit Infeksi mikroorganisme Ganguan Eliminasi


(E-coli, psudomonas,
BAK kurang sejak 2 hari Urin
stophilococus, prusteus,
yang lalu klien juga
klebsiella, dan lain lain )
mengatakan wlaaupun sudha
Membentuk jaringan parut
menggunakan kateter namun

kencing masih terasa seperti


Obstruksi saluran kemih
menahan kencing. yang bermuara pada vesika
urinaria

DO :
Peningkatan tekanan di
vesika urinaria

Penebalan dinding vesika


urinaria

Penurunan kontraksi otot


kandung kemih

Sulit berkemih

Retensi urine

GANGGUAN ELIMINASI
URIN
3. Ds : klien mengatakan Proses infeksi Hipertermi

demam
Do : klien terabah panas

TD: 120/80 Mmhg

N : 80x/menit

P : 20x/menit

S : 38x/menit

I. patway infeksi saluran kemih


Invasi mikroorganisme
   (bakteri, virus)

                         ke saluran kemih


                                               

   Inflamasi/kerusakan
TU infeksi
                                   

Pertahanan tubuh
Hipertermi
menurun                  
           

Respon obstrusi uretra 

Penekanan iritasi
   opada saraf

Daya
Menagktifkan tampung
mediator vesika
urinaria
turun
Stimulasi pelepasan
prostaglandin di
hipotalamus disuria
 

Nyeri diprsepsikan

   gangguan
Nyeri akut
eliminasi urin
      

                        
j. Rencana Asuahan Keperawatan
N DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
o (NOC) (NIC)
1. Nyeri akut b/d agen cedera Kriteria hasil : - Lakukan pengkajian

biologis - Mampu nyeri secara

komprehensif
mengontrol nyeri
termasuk lokasi,
(tahu penyebab
karakteristik, durasi,
nyeri, mampu
frekuensi, kualitas dan
menggunakan
faktor presipitasi
tehnik
- Observasi reaksi
nonfarmakologi
nonverbal dari
untuk mengurangi ketidaknyamanan
nyeri, mencari - Gunakan teknik

bantuan) komunikasi terapeutik

- Melaporkan bahwa untuk mengetahui

nyeri berkurang pengalaman nyeri

dengan pasien

menggunakan - Kaji kultur yang

manajemen nyeri mempengaruhi respon

- Tanda vital dalam nyeri

rentan normal - Evaluasi pengalaman

nyeri masa lampau

- Evaluasi bersama

pasien dan tim

kesehatan lain tentang

ketidakefektifan

kontrol nyeri masa


lampau

- Bantu pasien dan

keluarga untuk

mencari dan

menemukan dukungan

2. Hipertermia b/d peningkatan - Suhu tubuh - Monitor suhu sesering

laju metabolisme dan proses dalam rentang mungkin

- Monitor IWL
penyaakit normal
- Monitor warna dan
- Nadi dan RR
suhu kulit
dalam rentang
- Monitor tekanan
normal
darah, nadi dan RR
- Tidak ada
- Monitor penurunan
perubahan
tingkat kesadaran
warna kulit
- Monitor WBC, Hb,
dan tidak ada dan Hct

pusing - Monitor intake dan

output

- Berikan anti piretik

- Berikan pengobatan

untuk mengatasi

penyebab demam

- Selimuti pasien

- Lakukan tapid sponge

- Kolaborasipemberian

cairan intravena
- Kompres pasien pada

lipat paha dan aksila

- Tingkatkan sirkulasi

udara

- Berikan pengobatan

untuk mencegah

terjadinya menggigil
3. Ganguan eliminasi urine b/d Kriteria hasil - Lakuakan penilaian

ganguan sensori motorik - Kandung kemih yang

komprenshif berfokus
infeksi saluran kemih kemih
pada inkoninesia
kosong
(misalnya,ouput urin
secarah
pola kemih
penuh
- Memantau
- Bebas dari
penggunaan obat
isk
dengan sifat anti
- Balance klolinorgenik atau
caieran property alpha agonis

seimbang - Menyediakaan

penhapusan privaasi

DAFTAR PUSTAKA

Triono, A., & Purwoko, A. E. (2012). Efektifitas antibiotik golongan sefalosporin dan
kuinolon terhadap infeksi saluran kemih. Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan, 12(1), 6-11.
Mawaddah, I. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien Infeksi Saluran Kemih (Isk)
Dengan Masalah Gangguan Eliminasi Urine (Doctoral dissertation, STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang).

Anda mungkin juga menyukai