Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang TB Paru

1. Pengertian Tuberculosis Paru

Tuberkulosis atau yang di kenal dengan TB paru merupakan penyakit infeksi

bakteri yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, suatu basil tahan asam

yang ditularkan melalui udara. Tuberkulosis dapat menyebar dari satu orang ke orang

lain melalui transmisi udara pada saat penderita TB batuk atau bersin. Pasien yang

terinfeksi Tuberkulosis akan memproduksi droplet yang mangandung sejumlah basil

kuman TB ketika mereka batuk, bersin, atau berbicara, orang yang menghirup basil

kuman TB tersebut dapat terinfeksi Tuberkulosis. Dan sampai saat ini penyakit TB

masih menjadi komitmen global dalam MDG’s (Kemenkes, 2015).

2. Etiologi

Penyebab TB paru yaitu sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang

1-4/um dan tebal 0,3-0,6 um. Kuman ini berbentuk batang,yang bersifat dapat

bertahan terhadap asam pada pewarna (basil tahan asam basah). Akan tetapi kuman

ini cepat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan pada tempat yang

gelap dan lembab. Kuman dapat disebarkan dari penderita TB BTA positiif kepada

orang lain terutama pada terutama yang berkontak erat dengan penderita (Erika,2013)
3. Cara penularan penyakit TB

Penyakit TB menular melalui udara pada waktu penderita TB positif batuk atau

bersin. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan

berkembang biak menjadi banak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang

rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.

Oleh sebab itulah infeksi TB dapat menginfeksi seluruh organ tubuh seperti: paru-

paru,otak,ginjal,saluran pencernaan,tulang,kelenjar getah bening,dan lain-

lain,meskipun dengan demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-

paru (Lia Maesaro,2016).

Daya penularan dari seorang penderita ini ditentukan oleh banyaknya kuman yang

dikeluarkan dari parunya artinya bahwa semakin tinggi derajat positif hasil

pemeriksaan dahak,maka makin tinggi tingkat penularan penderita tersebut,bila hasil

pemeriksaan dahak negatif, m aka penderita tersebut dianggap tidak akan

menularkan,dan kemungkinan seseorang terinfeksi kuman tuberculosis ditentukan

oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

(Erika,2013)

4. Gejala penyakit TB

Gejala penyakit TB yaitu (Lia maesaroh,2016).

a. Batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

b. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama,biasanya dirasakan malam hari

disertai keringat malam.kadang-kadang seranga demam sperti influenza dan

bersiafat hilang timbul.

c. Sesak dan nyeri


d. Menurunan nafsu makan dan berat badan

e. Perasaa tidak enak (malase), lemah

5. Komplikasi

Adapun komplikasi yang biasanya terjadi pada pasien TB paru (Lia

maesaroh,2016) yaitu :

a. Hemopipis adalah peredaran darah dari saluran nafas yang dapt mengakibatkan

kematian karena syok hipopolemik/tersumbatnya jalan nafas.

b. Kolaps dari labu akibat retreaksi bronchid sehinggan terjadi ketidak mampuan

menampung/menyimpan oksigen dari lobus.

c. Prieunomotorak adalah adanya udara dalam rongga pleura. Penyebaran adalah

terkena priuanomotorak udra dalam membran berada dalam tekanan yang lebih

tinggi dari udara dalam paru-paru yang berdampingan dan pembuluh darah,

sehingga kapasitas oksigen yang dihirup hanya sebagian.

d. Bronkiet taksis adalah endapan nanah pada bronkus setempat karena terdapat

infeksi pada bronkus.

6. Pengobatan TB paru

Adapun pengobatan TB paru (lia maesaroh,2016) yaitu :

a. Tujuan pengobatan

1) Menyembuhkan penderita

2) Mencegah kematian

3) Mencegah kekambuhan

4) Menurunkan tingkat penularan

b. Jenis dan dosis obat


1) Isoniasid (INH)

Dikenal dengan INH, bersifat bakteriosis,dapat membunuh 90% populasi

kuman dalam beberapa hari pengobatan.obat ini sangat efektif terhadap kuman

dalam keadaan metabolic aktif,yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis

harian yang di anjurkan 5 mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan itermiten 3

kali seminggu diberikan dengan dosis 10 mg/kg BB.

2) Rifampisin

Bersifat bakteririosid, dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB, sedangkan

pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis 30 mg/kg BB.

3) Streptomisin

Bersifat bakteriosit, dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB, sedangkan

pengobatan intermiten 3 kali seminggu menggunakan dosis yang sama.

Penderita berumur 60 tahun dosisnya 75 gram/hr, sedangkan penderita lebih dari

60 tahun diberikan 0,50 gram/hr.

7. Pencegahan penyakit TB paru

Menurut Lia Maesaroh, (2016), perawatan TB paru yaitu :

a. Berikan posisi semifoler, kemudian bantu ajarkan batuk yang efektif dan latihan

nafas dalam.

b. Mengganti pakaian bila basah terkena keringat.

c. Meminum obat secara teratur sesuai petunjuk

d. Menyediakan kamar khusus untuk pasien.

e. Menutup mulut saat batuk dan bersin.

f. Berbicara jangan berhadapan langsung dengan pasien.


g. Peralatan makan dan minum harus dipisahkan

h. Memberikan makanan yang bergizi pada pasien.

i. Menggunakan masker

B. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain maupun individu, kelompok, atau

masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku

pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan. Dan batas-batasan ini tersirat unsure-

unsur input ( sasaran dan pendidikan dari pendidikan), proses upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain dan output melakukan apa yang

diharapkan. Hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan

adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan yang konduksif oleh sasaran dari promosi kesehatan ( Dhika, 2017).

2. Tujuan pendidikan kesehatan

a. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi

Promosi kesehatan bertujuan untuk mengunggah kesadaran, memberikan

atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan bagi dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya.

Disamping itu, dalam konteks promosi kesehatan juga memberikan pengertian

tentang tradisi, kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan

maupun yang menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini dilakukan dengan


penyuluhan kesehatan, pameran kesehatan, iklan-iklan layanan kesehatan (Dhika

siregar, 2017).

b. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor penguat

Bentuk promosi kesehatan ini dilakuakn agar masyarakat dapat

memberdayakan masyarakat agar mampu mengadakan sarana dan prasarana

kesehatan dengan cara memberikan kemampuan dengan cara bantuan teknik,

memberikan arahan, dan cara-cara mencari dana sarana dan prasarana (dhika,

2017).

c. Promosi kesehatan dalam faktor pemungkin

Promosi kesehatan pada faktor ini bermaksud untuk mengadakan pelatihan

bagi toko agama, took masyarakat, dan petugas kesehatan sendiri dengan tujuan

agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi teladan, contoh atau acuan bagi

masyarakat tentang bagaimana cara hidup sehat.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidkan kesehatan dapat

tersampaikan dengan baik (Dhika siregar, 2017).

a. Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru

yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidkannya , semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.

b. Tingkat sosial ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang semakin mudah dalam

menerima informasi baru.


c. Adat istiadat

Masyarakat kita masih menghargai dan menganggap adat istiadat sebagai sesuatu

yang tidak boleh diabaikan.

d. Kepercayaan masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang

yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan

penyampai informasi.

e. Ketersediaan waktu dimasyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan aktivitas masyarakat untuk

menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

4. Metode pendidikan kesehatan

a. Metode berdasarkan pendidikan kesehatan

Metode ini bersifat individual dan biasanya digunakan untuk membina

perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan

perilaku atau inovasi. Dasar digunakan individual ini karena setiap orang

mempunyai masalah atau landasan yang berbeda-beda sehubungan dengan

perilaku baru.

Ada 2 pendekatannya yaitu:

a) Bimbingan dan penyuluhan

b) Wawancara
b. Metode berdasarkan pendekatan massa

Metode pendekatan massa ini cocok untuk mengkomunikasikan pesan-

pesan kesehatan yang ditujuhkan kepada masyarakat. Sehingga sasaran dari

metode ini bersifat umum, dalam artian tidak membedahkan golongan umur, jenis

kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, sehingga pesan-

pesan kesehatan yang ingin disampaikan diranjang dengan sedemikian rupa

sehingga dapat ditangkap oleh massa.

c. Media pendidikan

1. Media cetak

a) Leaflet

Merupakan bentuk penyampain informasi kesehatan melalui

lembaga yang dilipat. Keuntungan menggunakan media ini yaitu sasaran

dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis mengurangi

kebutuhan mencatat, sasaran dapat melihat isinya disaat santai dan disaat

ekonomis, berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh anggota

kelompok sasaran, sehingga bisa di diskusikan, dapat memberikan

informasi yang detail yang mana tidak diberikan secara lisan, mudah

dibuat, perbanyak, dan diperbaiki serta mudah disesuiakn oleh sasaran.

b) Booklet

Adalah suatu media yang untuk menyampaikan pesan-pesan

kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet sebagai saluran, alat

bantu, sarana dan sumber pendukungnya untuk menyampaikan pesan

harus menyesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan.


C. Tinjaun umum tentang pengetahuan

1. Defenisi pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melaui indra yang

dimilikinya. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melaui mata dan telingah. Pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ( Mirnawati, 2017).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain

terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa

makin tinggi pendidikannya seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, maka akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai

yang baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkunagn pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadinya perubahan pada

aspek psikis dan psikologis (mental). Perubahan fisik secara garis besar ada

tempat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi,


hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya cirri-ciri baru. Ini terjadinya akibat

pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir

seseorang semakin matang.

3. Tingkat pengetahuan

a. Tahu (know)

Tahu di artikan sebagai pengingat akan suatu materi yang telah dipelajari

sebelumya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

diterima. Oleh sebab itu,tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentanga apa yanag dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,menyatakan dan sebagainya.

b. Memamahami

Memamahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar.orang yang telah paham tentang objek atau materi tersebut

harus dapat menjelaskan,menyebutkan contoh,menyimpulkan,mwramalkan,

c. Aplikasi

Di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum,rumus,metode,prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dala, satu struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sma lain. Kemampuan anlisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata kerja seperti,dapat menggambarkan (membuata

bagan), membendakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian–penilaian tersebut di

dasrakan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada.

D. Tinjaun Umum Tentang Masker

a. Pengertian masker

Alat pelindung diri atau masker adalah alat yang terbuat dari kain kasa lembut dan

mempunyai tali dikedua sisinya yang dipakai dihidung dan mulut dan berguna untuk

menyaring debu atau partikel kecil lainnya, ( Dedekhairuddin, 2015 ).

Masker digunakan untuk melindungi diri dari polutan di udara. Jenis polutan

yang terkandung di udara secara umum terdiri dari senyawa kimia dan suspensi partikulat

dengan m 2,5 m dan  10 berbagai ukuran. Partikulat udara yang berbahaya bagi

pernapasan berukuran sehingga dibutuhkan respirator untuk mencegahnya masuk ke

sistem pernapasan (Li dkk, 2016)

b. Jenis-jenis masker beserta funsinya

1. Masker biasa ( Surgical Mask )


Masker biasa atau yang dikenal dengan nama masker bedah (surgical

mask) yang sudah umum digunakan masyarakat, biasanya memiliki bagian luar

berwarna hijau muda dan bagian dalamnya berwarna putih serta memiliki tali /

karet untuk memudahkan terpasang kebagian belakang kepala atau telinga.

2. Masker N95

Masker jenis ini merupakan alternative bagi orang yang sehat untuk

berinteraksi dengan orang sakit.Masker ini disebut N95 karena dapat menyaring

hingga 95% dari keseluruhan partikel yang berada diudara.Bentuknya biasanya

setengah bulat dan berwarna putih, terbuat dari bahan solid dan tidak mudah

rusak. Pemakaiannya juga harus benar-benar rapat, sehingga tidak ada celah bagi

udara luar masuk Masker ini biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan di

bagian infeksi dan penyakit menular lewat droplet.Masker ini biasanya.

3. Masker Respirator

Masker respirator mempunyai fungsi yang sanagt vital dalam menjaga

udara yang masuk ke paru-paru kita, banyak perusahaan menganggap remeh hal

ini yang mengakibatkan timbulnya penyakit radang pernafasan dan bisa berakibat

kematian. Dari ketiga jenis masker diatas penulis meneliti penggunaan masker

biasa ( surgical mask ) yang dipakai penderita TB untuk mengurangi penularan ke

orang yang sehat Widayati, Mulyo,  (2018) 

c. SOP cara memakai dan melepas masker  

1. Pengertian
Masker adalah alat pelindung diri yang dipakai petugas kesehatan untuk

melindungi diri terhadappercikan dan terhirupnya material infeksi. Widayati,

Mulyo, (2018) 

2. Tujuan

Melindungi tenaga kesehatan, pasien, keluargapengunjung dan lingkungan beresiko

infeksi dan kemungkinan tertularnya penyakit infeksi yangdapat menular melalui

udara dan droplet.

3. Kebijakan

Permenkes No 27 tahun 2017tentang pedoman pelayanan PPI

d. Cara memakai masker

1. Lakukan kebersihan tangan sebelum mengambil masker dari tempatnya.

2. Hindarkan tindakan memegang masker sebelum dipasang diwajah.

3. Pasang masker munutupi hidung, mulut dan dagu.

4. Ikat tali masker atas pada bagian kepala dan pastikan bahwa tali melewati diatas

telinga.

5. Ikat tali bawah masker di belakang kepala sejajar dengan bagian atas leher

daguTekuk / tekan bagian logam daerah hidung sesuai dengan hidung pemakai

(untuk mencegah udara nafas lewat samping hidung dan mencegah pengembunan

kacamata ).

6. Periksa ulang pengepasan masker.

7. Masker yang sudah lembab harus diganti

e. Cara melepas masker


1. Ingat untuk selalu melepas sarung tangan terlebih dahul jika memakai dan

lakukan kebersihan tangan untuk menghindari kontaminasi dari tangan kewajah.

2. Lepaskan tali Lepaskan masker gulung tali mengelilingi masker buang tempat

3. limbah infeksius. bagian bawah dahulu kemudian tali bagian atas.

Anda mungkin juga menyukai