Anda di halaman 1dari 8

PENYULUHAN HIPERTENSI DI DESA

LUMARING KEC. LAROMPONG

Oleh :

Nama : RIMA ARIS

Nim : 032020087

CI LAHAN MAHASISWA

( ) ( )

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2021
Rancangan Rencana Kegiatan (Pre Planning)

Pokok Bahasan : Bahaya kolesterol tinggi


Sasaran : Masyarakat Dusun Lumaring
Waktu pertemuan : 1 x 15 menit
Hari, tanggal : Rabu, 01 sep 2021
Pukul : 16:00-16:15 WITA
Tempat : Rumah Kepala Dusun Lumaring
Pemateri : sinta sri dewi , S.Kep
Tujuan Penyuluhan : Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat mampu
memahami apa itu bahaya kolesterol tinggi
Metode penyuluhan : Ceramah dan diskusi.
Media : Leaflet

Proses Pelaksanaan
No Kegiatan Respon peserta Waktu
 Pendahuluan
- Memberikan Salam Menjawab Salam
- Memperkenalkan diri Menyimak
1. - Menyampaikan pokok Menyimak 3 menit
bahasan
- Menyampaikan tujuan Menyimak

Penyampaian Materi mengenai


2. Memperhatikan 5 menit
bahaya kolesterol tinggi
3. Sesi tanya jawab Bertanya 7 menit
Menyimpulkan materi yang telah   Mendengarkan
disampaikan.
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

Setting Penyuluhan
Lampiran Materi Bahaya kolesterol tinggi

1. Definisi

2. Etiologi Hipertensi
a. Penyebab sekunder hipertensi, seperti:
 Renal arteri stenosis
 Penyakit parenkim ginjal
 Pheochromocytoma
 Aldosteronisme primer
 Tumor sistem saraf pusat
 Koarktasio aorta
 Penyakit tiroid
b. Volume overload
 Insufisiensi ginjal progresif
 Asupan garam berlebihan
 Terapi diuretik tidak adekuat
c. Hipertensi diinduksi obat
 Obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS), kokain, amfetamin, obat
terlarang lainnya
 Agen-agen simpatomimetik, hormon kontrasepsi oral, siklosporin,
takrolimus
 Erythropoietin, kortikosteroid, liquorice, senyawa herbal (ephedra, mahuang)
d. Kondisi terkait gaya hidup
 Obesitas
 Asupan alkohol berlebihan
(Robert, 2012).
3. Patofisiologi Hipertensi
Sejumlah mekanisme fisiologisterlibat dalam pengaturan tekanandarah, dan
gangguan mekanisme inimungkin memainkan peran kunciterjadinya hipertensi. Di
antara faktor-faktor lain, seperti faktor genetik,aktivasi sistem sarafsimpatik/
sympathetic nervous system(SNS) dan sistem renin angio tensional dosteron, asupan
garam berlebihserta gangguan antara vasokonstriktordan vasodilator telah terlibat
dalampatofisiologi hipertensi. Walaupunperan faktor di atas dalam
pathogenesishipertensi telah diketahui, keterlibatanfaktor-faktor ini dalam
menyebabkanHR belum begitu diketahui secaramenyeluruh (Vasilios et al., 2011;
Costas et al., 2011).
Faktor prediktor terkuatkurangnya kontrol tekanan darahadalah usia tua, tekanan
darah awalyang tinggi, obesitas, konsumsi garamberlebihan dan PGK. Telah
diketahuihubungan antara penuaan dan aktivasiSNS, sejumlah penelitian
menunjukkanbahwa seluruh aktivitas saraf simpatiktubuh meningkat dengan penuaan
danindeks aktivitas simpatis terutamamuscle sympathetic nerve activity lebihterkait
dengan tekanan darah padaorang tua (Vasilios et al., 2011; Costas et al., 2011).
Selain penuaan, obesitas,hiperaldosteronisme dan OSAmerupakan karakteristik HR.
Studikohort pasien dengan HR, indeksmassa tubuh rata-rata lebih dari 32kg/m2 dan
prevalensi hiperaldosteronisme sekitar 20%, sedangkan HRmemiliki prevalensi yang
sangat tinggipada pasien-pasien dengan OSA. Selain itu, diantara subyekHR,
hiperaldosteronisme lebih seringterjadi pada pasien yang didiagnosisdengan OSA
dibandingkan pasienyang berisiko rendah untuk OSA.(Costas et al., 2011).
Data-data yang ada bahwa OSA,hiperaldosteronisme dan obesitas tidakhanya
merupakan komorbiditas umumpada HR tetapi kondisi ini jugaberinteraksi dalam
proses terjadinyaHR. Meskipun mekanisme yangmenghubungkan kondisi ini denganHR
tidak sepenuhnya dapat dijelaskan,peningkatan aktivitas SNS mungkinmerupakan
kondisi terpenting yangmendasari terjadinya HR (Costas et al.,2011).
Jalur patofisiologi yangdiusulkan untuk aktivasi SNS dan pengembangan RH.
Kelebihan obesitas,OSA dan aldosteron yang meliputisuatu wilayah besar dari
mosaicfenotip RH dan yang berhubungandengan peningkatan aktivitas SNS,melalui
beberapa mekanisme. ALDO:Aldosterone excess/ aldosteron berlebih,OSA: Obstructive
sleep apnea / apnea tidur obstruktif, RAA: Renin Angiostenin Aldosteron System
activation,RH: Resistant hypertension/hipertensiresisten, SNS: Sympathetic
nervoussystem hyperactivity/ Sistem sarafsimpatik hiperaktif.(Costas et al., 2011).
Data klinis dan eksperimen saatini menunjukkan dampak dari aktivasiSNS, yaitu
resistensi insulin,adipokines, disfungsi endotel, siklikhipoksemia intermiten, efek
aldosteronepada sistem saraf pusat, kemoreseptor,dan disregulasi baroreseptor.
(Vasilioset al., 2011).

4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.(Vasilios et al., 2011; Costas et al., 2011).
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.(Vasilios et al.,
2011; Costas et al., 2011).

5. Penatalaksanaan
a. Diuretic{Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)} Merupakan
golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi
karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan
konsumsi potasium harus dilakukan.
b. Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}.Merupakan obat yang
dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui prose memperlambat kerja
jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
c. Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme
(ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah
tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga
memperlebar pembuluh darah.

6. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal
ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

Komplikasi
Hipertensiadalahsuatukondisimedisdenganterjadi

peningkatantekanandarah.Tinggi-

rendahnyatekanandarahditentukanolehtekan
GEJALA-GEJALA

HIP andarahsistolikdantekanandarahdiastolik.

Apakah Rima Aris


HIPERTENSIitu?
ER Nim : 03.2020.087

Anda mungkin juga menyukai