Anda di halaman 1dari 6

Ancaman Hipertensi pada Mayoritas Masyarakat Pesisir Pantai di

Pulau Kelapa
Vivie Veronica Tanama

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510, Indonesia
Email: vivie.2015fk166@civitas.ukrida.ac.id

Bab I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang menjadi salah satu masalah
kesehatan yang besar. Hipertensi adalah kondisi tekanan darah pada keadaan diatas
normal dan bersifat tetap. Hipertensi juga salah satu penyakit yang perlu mendapatkan
perhatian khusus bagi masyarakat. Penyakit yang dapat membunuh secara diam-diam
ini memiliki angka prevalensi yang cukup tinggi dan dapat mengakibatkan jangka
panjang yang ditimbulkan konsekuensi tertentu. Seiring dengan angka prevalensi
yang tinggi, hal ini dikarenakan masih banyaknya penderita belum mendapatkan
pengobatan secara optimal oleh bagian relawan kesehatan.
Berdasarkan data oleh badan kesehatan dunia atau WHO (2010), sebanyak
27,6% populasi dunia atau 985 juta orang menderita hipertensi, dengan kata lain
perbandingannya 50,64% pada pria dan 49,36% pada wanita. Dari 985 juta pengidap
hipertensi, 34,15% berada di negara maju dan 65,85% sisanya berada di negara
sedang berkembang. Penyakit tersebut membuka ruang untuk 12 kali lebih besar bagi
penderitanya untuk stroke dan 6 kali lebih besar untuk serangan jantung, serta 5 kali
lebih besar kemungkinan meninggal karena gagal jantung (Lannt et al., 2006).
Sedangkan untuk Indonesia diperkirakan 15 juta penduduk menderita
hipertensi dan sebesar 6 - 15% terjadi pada orang dewasa (Bustan, 2007). Pada tahun
2012 Puskesmas Rumbai Pesisir Kecamatan Rumbai Kabupaten Pekanbaru mencatat
adanya penderita hipertensi sebanyak 602, kemudian adanya peningkatan di tahun
2013 mencapai 697 orang (Puskesmas Rumbai Pesisir, 2013).
Berdasarkan Riskesdas Nasional tahun 2007, hipertensi menduduki urutan
ketiga sebagai penyebab kematian semua umur, setelah stroke dan TB. Adapun
prevalensi nasional penduduk umur > 18 tahun adalah 31,7 % dan lansia menjadi
objek terbesar bagi penyakit tersebut.
Dengan tingginya prevalensi hipertensi disebabkan karena gaya hidup
masyarakat akan konsumsi natrium yang berlebihan. Namun demikian, tidak menutup
kemungkinan faktor keturunan, usia ataupun jenis kelamin menjadi sasaran utama
terjadinya penyakit hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan yang melatar belakangi masalah tersebut, dapat
disimpulkan rumusan masalah bagaimana kesadaran masyarakat akan bahayanya
penyakit hipertensi terkhususnya penduduk pesisir pantai dari cara pandang, sikap,
maupun pengubahan perilaku masyarakat terhadap preventif hipertensi.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum
Untuk diketahui faktor –faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi pada
masyarakat pesisir pantai
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui hubungan hubungan antara usia, jenis kelamin, genetik,
obesitas, merokok, konsumsi garam berlebihan, kebiasaan olah raga dan konsumsi
alkohol
1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bertujuan untuk memberi manfaat bagi:

1. Subjek Penelitian

Bagi subjek penelitian, dimaksudkan hasil penelitian ini dapat menambah gagasan
pola pikir akan hipertensi di wilayah pesisir pantai dan mengubah cara pandang
terhadap hipertensi bahwa penyakit ini adalah penyakit yang harus benar-benar
diperhatikan keberadaannya.

2. Masyarakat

Bagi masyarakat, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi informasi secara luas
pada masyarakat tentang bahayanya penyakit hipertensi, serta pada tujuan akhirnya
menekan prevalensi penderita hipertensi.
3. Peneliti

Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pemahaman peneliti
mengenai peranan prevalensi hipertensi yang masih cukup tinggi di wilayah pesisir
pantai..

4. Institusi Pendidikan dan Kesehatan

Bagi institusi pendidikan dan kesehatan, diharapkan hasil penelitian ini dapat
menambah studi kepustakaan yang bermanfaat bagi mahasiswa di Universitas
UKRIDA, serta diharapkan menjadi suatu masukan yang berarti juga untuk
melakukan penekanan penderita hipertensi di wilayah pesisir.

5. Rumah Sakit

Bagi Institusi rumah sakit, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan
dalam menghadapi masalah tekanan darah yang masih tinggi di wilayah pesisir yang
mungkin sebelumnya belum diperhitungkan keberadaannya.

Bab II. Tinjauan Pustaka

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Hipertensi

Tekanan darah merupakan kekuatan yang memungkinkan darah mengalir


dalam pembuluh darah untuk beredar ke seluruh tubuh. Saat beredar, darah tersebut
membawa oksigen dan juga zat-zat lain supaya seluruh bagian tubuh dapat hidup dan
melaksanakan tugasnya masing-masing. Tekanan darah dibagi menjadi 2, tekanan
darah sitolik (TDS) dan tekanan darah diastolic (TDD). TDS menunjukan tekanan
pada arteri bila jantung berkontraksi. Sebaliknya, TDD menunjukan tekanan dalam
arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi. Tekanan darah sistolik yang lebih
besar dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic yang lebih besar dari 90mmHg.
Hipertensi hampir seluruhnya dijumpai tanpa gejala. Hipertensi merupakan penyakit
yang mudah diobati, tapi komplikasi yang ditimbulkan dari hipertensi cukup berat,
yaitu stroke, penyakit jantung coroner, dan gangguan ginjal.
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi

Faktor–Faktor yang Tidak Dapat Dimodifikasi

1) Umur
Hipertensi pada orang dewasa berkembang mulai umur 18 tahun ke atas. Hipertensi
meningkat seiring dengan pertambahan umur, semakin tua usia seseorang maka
pengaturan metabolisme zat kapur (kalsium) terganggu. Hal ini menyebabkan
banyaknya zat kapur yang beredar bersama aliran darah. Akibatnya darah menjadi
lebih padat dan tekanan darah pun meningkat. Endapan kalsium di dinding pembuluh
darah menyebabkan penyempitan pembuluh darah (arteriosklerosis). Aliran darah pun
menjadi terganggu dan memacu peningkatan tekanan darah.
2) Jenis Kelamin
Pada umumnya pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan
perempuan, dengan rasio sekitar 2,29% untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria
sering mengalami tanda-tanda hipertensi pada usia akhir tiga puluhan. Pria diduga
memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah
dibandingkan dengan perempuan. Akan tetapi setelah memasuki menopause,
prevalensi hipertensi pada perempuan meningkat. Wanita memiliki 35 resiko lebih
tinggi untuk menderita hipertensi. Produksi hormon estrogen menurun saat
menopause, wanita kehilangan efek menguntungkannya sehingga tekanan darah
meningkat.
3) Keturunan (Genetik)
Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, terdapat riwayat hipertensi dalam keluarga.
Faktor genetik ini juga dipengaruhi faktor-faktor lingkungan lain, yang kemudian
menyebabkan seseorang menderita hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan
metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel.
4) Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit
putih, serta lebih besar tingkat morbiditas maupun mortalitasnya. Sampai saat ini,
belum diketahui secara pasti penyebabnya. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa
terdapat kelainan pada gen angiotensinogen tetapi mekanismenya mungkin bersifak
poligenik.
Faktor-Faktor yang Dapat Dimodifikasi
1) Obesitas
Obesitas adalah keadaan dimana terjadi penimbunan lemak berlebih didalam
jaringan tubuh. Jaringan lemak tidak aktif akan menyebabkan beban kerja jantung
meningkat. Pada kebanyakan kajian, kelebihan berat badan berkaitan dengan 2-6 kali
kenaikan risiko hipertensi. Dan berdasarkan data pengamatan, regresi multivariat
tekanan darah menunjukkan kenaikan TDS 2-3 mmHg (0,13- 0,2 kPa) dan TDD 1-3
mmHg (0,13-0,4 kPa) untuk kenaikan 10 Kg berat badan.
2) Stres
Stres merupakan Suatu keadaan non spesifik yang dialami penderita akibat
tuntutan emosi, fisik atau lingkungan yang melebihi daya dan kemampuan untuk
mengatsi dengan efektif. Stres diduga melalui aktivitas syaraf simpatis (syaraf yang
bekerja saat beraktivitas). Peningkatan aktivitas syaraf simpatis mengakibatkan
tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Gangguan kepribadian yang
bersifat sementara dapat terjadi pada orang yang menghadapi keadaan yang
menimbulkan stres. Apabila stres berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian
tekanan darah yang menetap.
3) Merokok
Rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya bagi kesehatan tubuh,
diantaranya yaitu tar, nikotin, dan karbon monoksida. Zat kimia tersebut yang masuk
kedalam aliran darah dapatr merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan
mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi.
4) Konsumsi Alkohol
Orang yang gemar mengkonsumsi alkohol dengan kadar tinggi akan
memiliki tekanan darah yang cepat berubah dan cenderung meningkat tinggi. Alkohol
juga memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida yaitu dapat
meningkatkan keasaman darah. Meminum alkohol secara berlebihan, yaitu tiga kali
atau lebih dalam sehari merupakan faktor penyebab 7% kasus hipertensi.
5) Kebiasaan Olahraga
Olahraga dihubungkan dengan pengelolaan tekanan darah. Olahraga yang teratur
dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Kurang
olahraga akan meningkatkan kemungkinan obesitas dan asupan garam dalam tubuh.
Kurang olahraga memiliki risiko 30-50% lebih besar mengalami hipertensi.

2.2 Kerangka Pikir

Anda mungkin juga menyukai