OLEH :
I WAYAN ADI PARWATA
15.901.1150
sistolik
sedikitnya
140
mmHg
dan/atau
distolik
suatu
Hipertensi menambah
kerusakan
jantung
dan
pembuluh
darah
(Udjianti, 2010).
d. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda.
Tekanan
darah
normal
bervariasi
sesuai
usia,
setiap
sekunder.
Hipertensi
primer,
kelebihan
aldosteron
menyebabakan
3) Umur
Penderita hipertensi esensial, sebagian besar timbul pada usia
25 45 tahun dan hanya 20% yang timbulnya kenaikan tekanan
darah di bawah usia 20 tahun dan diatas 50 tahun (Soeparman,
1999).
b. Dapat dikontrol, seperti:
1) Kegemukan (obesitas)
Belum terdapat mekanisme pasti, yang dapat menjelaskan
hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, akan tetapi pada
penyelidikan dibuktikan bahwa curah jantung dan sirkulasi volume
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan
dengan penderita yang mempunyai berat badan normal. Pada
obesitas tahanan ferifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas
saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah.
2) Kurang Olahraga
Lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi,
karena olah raga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan
perifer, yang akan menurunkan tekanan darah. Olah raga juga
dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Dengan kurang olah
raga, kemungkinan timbulnya obesitas akan meningkat dan apabila
asupan garam bertambah, akan mudah timbul hipertensi.
3) Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi, walaupun pada
manusia mekanisme secara pasti belum diketahui. Hubungan antara
rokok dengan peningkatan resiko kardiovaskuler telah banyak
dibuktikan.
4) Kolesterol tinggi
Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum
alkohol berat cenderung hipertensi, walaupun mekanisme timbulnya
hipertensi secara pasti belum diketahui.
5) Konsumsi Alkohol
6) Garam
Merupakan hal yang sangat sentral dalam patofisiologi
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada golongan
suku bangsa dengan asupan garam minimal. Apabila asupan garam
kurang dari 3 gram perhari, prevalensi hipertensi beberapa saja,
sedangkan apabila asupan garam antara 5 15 gram perhari,
prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15 20%.
5. Patofisiologi
Hipertensi
disebabkan
oleh
banyak
faktor
penyebab
seperti
darah
dengan
dilepaskannya
norepinefrin
mengakibatkan
8. Klasifikasi
a. The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment
of High Blood Pressure membuat suatu klasifikasi baru yaitu : (Smeltzer,
2001)
Sistolik
Diastolik
(mmhg)
< 130
130-139
(mmhg)
<85
85-89
140-159
160-179
180- 209
210
90-99
100-109
110-119
120
Normotensi
Hipertensi Ringan
Subgroup : garis batas
Subgroup : garis batas
Hipertensi sedang dan berat
Hipertensi Sistolik terisolasi
dan
konsumsi
alkohol
dapat
(tumor
otak,
ensefalitis,
gangguan
psikiatris),
kadar
peningkatan
kadar
bebas
mengandung
simpatomimetik,
sehingga
dapat
5)
yang
dapat
meningkatkan
tekanan
darah
atau
b. Penatalaksanaan Farmakologis
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan
darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat
hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi
umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar
yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint National
Comittee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat
beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai
a)
diagnose medis.
4) Alasan masuk panti (jika dipanti) :
Obat-obatan
b)
c)
d)
e)
Nama dan dosis obat yang diberikan, waktu dan cara penggunaan
Status imunisasi
Tanggal terbaru imunisasi tetanus, difteria, dll
Alergi (catat agen dan reaksi spesifik)
Penyakit yang diderita
Nutrisi
Diet yang diberikan, riwayat peningkatan dan penurunan BB,
masalah dalam pemenuhan nutrisi, kebiasaan, pola makan.
c. Status kesehatan masa lalu
Penyakit pada masa kanak-kanak, penyakit serius atau kronik yang
pernah dialami, trauma, perawatan dirumahsakit (alasan, tanggal, tempat,
durasi), operasi yang pernah dijalani (jenis, tanggal, tempat, alasan,
hasil), riwayat obstetric, ada/ tidaknya riwayat hipertensi.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat hipertensi dalam keluarga
e. Riwayat pekerjaan
Mengkaji mengenai status pekerjaan saat ini, pekerjaan sebelumnya,
sumber-sumber pendapatan, dan kecukupan terhadap kebutuhan, jarak
tempat kerja dari rumah, dan alat transportasi yang digunakan untuk
bekerja.
f. Riwayat lingkungan hidup
Type tempat tinggal/panti, jumlah kamar, jumlah orang yang tinggal di
dalam
rumah/panti,
derajat
privasi,
tetangga
terdekat,
kondisi
organisasi,
liburan
2) Sistem Kardiovaskuler
Melaporkan peningkatan tekanan darah, angina, sakit kepala hebat di
oksipital, takikardi, distritmia, palpitasi, sesak nafas, dispnea pada
aktivitas, murmur, edema, frekuensi denyut jantung, tekanan darah
meningkat, penyakit jantung koroner/ katup.
3) Sistem Pernapasan
Mengeluh sesak napas saat aktivitas, takipnea, orthopnea, PND, batuk
dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok. Temuan fisik meliputi
penggunaan otot bantu napas, terdengar suara tambahan (ronkhi,
wheezing)
4) Sistem Pencernaan
Riwayat mengonsumsi makanan tinggi lemak atau kolesterol, tinggi
garam, dan tinggi kalori, riwayat penggunaan diuretik. Temuan fisik
meliputi berat badan normal atau obesitas, edema, dan glikosuria
(riwayat diabetes melitus)
5) Sistem Perkemihan
Riwayat penyakit ginjal (obstruksi atau infeksi). Temuan fisik seperti
produksi urine <50 ml/jam atau oliguri.
6) Sistem Integument
Biasanya ditemukan warna kulit pucat, suhu kulit dingin, pengisian
kapiler lambat (>2 detik), sianosis, diaforesis atau flushing,
kemerahan (feokromositoma) dan keringat yang berlebih.
7) Sistem Muskuloskeletal
Biasanya penderita hipertensi mengalami kelemahan dan cepat letih.
8) Sistem Persarafan/ Neuro
Biasanya penderita hipertensi melaporkan adanya serangan pusing/
pening, sakit kepala berdenyut di suboksipital, episode mati rasa,
penurunan refleks tendon. Status mental: perubahan keterjagaan,
orientasi, pola/ isi bicara, afek, proses pikir, atau memori (ingatan).
9) Sistem Pengindraan
Biasanya didapatkan data gangguan visual seperti diplopia-pandangan
ganda/kabur dan episode epitaksis. Fundus optik: pemeriksaan retina
dapat ditemukan penyempitan atau sklerosis arteri, edema atau
papiledema (eksudat atau hemoragi) tergantung derajat dan lamanya
hipertensi.
10) Sistem Reproduksi
Penentuan
kemandirian
fungsional
dapat
mengidentifikasi
INDEKS KATZ
SKORE
1
berpakaian ke kamar kecil/toilet, dan salah satu dari fungsi yang lain.
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari hari, kecuali mandi,
Pertanyaan
Tanggal berapa hari ini ?
Hari apa sekarang ? ( hari, tanggal, tahun )
SPSMQ
Benar
Salah
3
4
5
6
7
8
9
10
No
Aspek Kognitif
MMSE
Nilai Nilai
Orientasi
Maks. klien
5
Menyebutkan dengan benar :
Orientasi
Kriteria
Indo/provinsi/kota/panti
3
Registrasi
werdha/wisma
Sebutkan 3 objek(oleh pemeriksa)
1detik untuk mengatakan masingmasing objek, kemudian tanyakan
kepada
klien
ketiga
objek
tadi(untuk disebutkan):
Minta klien untuk memulai dari
angka 100kemudian dikurangi 7
Mengingat
Bahasa
masing-masing objek
Tunjukan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
( missal jam tangan atau pensil).
Minta
pada
klien
untuk
nilai
poin.
Bila
yang
terdiri
dari
(bila
aktivitas
sesuai
satu
menyalin gambar.
-tulis satu kalimat
-menyalin gambar
Kesimpulan MMSE
>23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
m. Pengkajian psikososial dan spiritual
1) Pengkajian psikososial
kalimat
dan
ketidakseimbangan
nutrisi
lebih
dari
kebutuhan
tubuh
Dx. Kep
Evaluasi
Penurunan curah Setelah diberikan
Intervensi
1. Observasi tekanan
1. Perbandingan dari
jantung
tindakan
berhubungan
keperawatan
memberikan
dengan
diharapkan curah
gambaran
peningkatan
jantung kembali
yang lebih
afterload,
normal. Dengan
lengkap tentang
vasokontriksi,
Kriteria Hasil :
keterlibatan /
iskemia miokard.
tekanan
Klien
bidang masalah
berpartisifasi
vaskuler.
dalam aktivitas
darah
Rasional
2. Catat keberadaan,
2. Denyutan
yang
kualitas denyutan
karotis,jugularis,
menurunkan
radialis dan
tekanan darah /
femoralis
beban
mungkin
kerja jantung
teramati / palpasi.
Mempertahanka
Dunyut pada
n TD dalam
tungkai mungkin
rentang individu
menurun,
yang dapat
mencerminkan
diterima
efek dari
Memperlihatkan
vasokontriksi
frekwensi
(peningkatan
SVR) dan
jantung stabil
kongesti vena.
dalam rentang
normal pasien.
3. Auskultasi tonus
3. S4 umum
terdengar pada
napas.
pasien hipertensi
berat karena
adanya hipertropi
atrium,
perkembangan S3
menunjukan
hipertropi
ventrikel dan
kerusakan fungsi,
adanya krakels,
mengi dapat
mengindikasikan
kongesti paru
sekunder terhadap
terjadinya
atau gagal jantung
kronik.
4. Adanya pucat,
dingin, kulit
4. Amati warna kulit,
kelembaban, suhu,
dan masa pengisian
kapiler.
jantung.
5. Dapat
mengindikasikan
5. Catat adanya demam
umum / tertentu.
gagal
jantung,
kerusakan ginjal
atau vaskuler.
6. Membantu untuk
menurunkan
6. Berikan lingkungan
rangsangan
simpatis,
kurangi aktivitas /
meningkatkan
keributan
relaksasi.
ligkungan, batasi
jumlah pengunjung
dan lamanya tinggal.
7. Anjurkan teknik
relaksasi, panduan
imajinasi dan
distraksi.
7. Dapat
menurunkan
rangsangan yang
menimbulkan
stress, membuat
efek tenang,
sehingga akan
menurunkan
tekanan darah.
Kolaborasi dengan
dokter
8. Menurunkan
8. Pemberian theraphy
tekanan darah.
anti
hipertensi,deuritik.
Kolaborasi dengan
ahli gizi
9. Pembatasan ini
9. Berikan pembatasan
dapat menangani
retensi cairan
natrium sesuai
dengan respons
indikasi
hipertensif,
dengan demikian
menurunkan kerja
jantung.
2.
Nyeri
1.
1. Meminimalkan
berhubungan
tindakan
Mempertahankan tirah
dengan
keperawatan
peningkatan
diharapkan nyeri
akut
stimulasi/meningk
at-kan relaksasi
2. Tindakan yang
teratasi
2.
menurunkan
Kriteria Hasil :
Berikan tindakan
tekanan vaskuler
Melaporkan nyeri /
nonfarmakologi
ketidak
untuk menghilangkan
memperlambat/
nyamanan
memblok respons
terkontrol
simpatis efektif
Mengungkapkan
dalam
metode yang
menghilangkan
memberikan
redupkan lampu
pengurangan
kamar, teknik
komplikasinya.
nyeri
relaksasi (panduan
Mengikuti regiment
imajinasi, ditraksi)
farmakologi yang
diresepkan.
senggang.
3. Aktivitas yang
meningkatkan
vasokontriksi
3.
Hilangkan/minimalkan
aktivitas
vasokonstriksi yang
dapat meningkatkan
sakit kepala, mis.,
mengejan saat BAB,
batuk panjang,
membungkuk.
menyebabkan
sakit kepala pada
adanya
peningkatan
tekanan vaskular
serebral
4. Pusing dan
penglihatan kabur
sering
berhubungan
dengan sakit
kepala. Pasien
juga dapat
mengalami
episode hipotensi
postural.
Kolaborasi
5.Pemberian obat:
a. analgesik
a. Menurunkan/
mengontrol nyeri
dan menurunkan
rangsang sistem
b. antiansietas
saraf simpatis.
b. Dapat
mengurangi
tegangan dan
ketidaknyamanan
yang diperberat
oleh stres.
3.
Intoleransi
Setelah diberikan
1. Observasi respons
1. Menyebutkan
aktivitas
tindakan
pasien terhadap
parameter
berhubungan
keperawatan
aktivitas, perhatikan
membantu dalam
dengan
diharapkan klien
mengkaji respons
kelemahan umum
mampu melakukan
fisiologi terhadap
dan
aktivitas sesuai
di atas frekuensi
stres aktivitas
ketidakseimbanga
dengan batas
istirahat: peningkatan
n antara suplai
toleransinya dengan
TD yang nyata
merupakan
dan kebutuhan
Kriteria Hasil :
selama/sesudah
indikator dari
Klien dapat
aktivitas (tekanan
kelebihan kerja
berpartisipasi
sistolik meningkat 40
yang berkaitan
dalam aktivitas
dengan tingkat
yang di inginkan
diastolik meningkat
aktivitas.
/ diperlukan
20 mmHg); dispnea
Melaporkan
peningkatan
keletihan dan
dalam toleransi
kelemahan yang
aktivitas yang
berlebihan; diaforesis;
dapat diukur.
oksigen
2. Instruksikan pasien
2. Teknik
tentang teknik
menghemat energi
penghematan energi,
mengurangi
mis., menggunakan
penggunaan
energi, juga
membantu
keseimbangan
gigi, melakukan
aktivitas dengan
kebutuhan
perlahan.
oksigen.
3. Berikan dorongan
3. Kemajuan
untuk melakukan
aktivitas bertahap
aktivitas/perawatan
mencegah
peningkatan kerja
dapat ditoleransi.
jantung tiba-tiba.
Berikan bantuan
Memberikan
sesuai kebutuhan.
bantuan hanya
sebatas kebutuhan
akan mendorong
kemandirian
dalam melakukan
4.
visual tindakan
berhubungan
keperawatan
1. Tentukan ketajaman
aktivitas.
1. Kebutuhan
penglihatan, catat
individu dan
pilihan intervensi
bervariasi sebab
gangguan sensori
kehilangan
perseptual ;
penglihatan
penglihatan dapat
ditoleransi dengan
progresif. Bila
Kriteria Hasil :
bilateral, tiap
Klien maengatakan
mata dapat
mampu melihat
berlanjut pada
sesuai dengan
tetapi biasanya
batas kemampuan
klien
diperbaiki per
prosedur.
2. Gangguang
2. Perhatikan tentang
penglihatan/iritasi
suram atau
jam setelah
tetesan mata
tetapi secara
menggunakan tetes
bertahap menurun
mata.
dengan
penggunaan.
Catatan: iritasi
lokal harus
dilaporkan ke
dokter, tetapi
jangan hentikan
penggunaan obat
sementara.
3. Memungkinkan
pasien melighat
dibutuhkan/posisi bel
objek lebih
pemanggil dalam
mudah dan
memudahkan
panggilan untuk
perolongan bila
5.
Resiko
Setelah diberikan
ketidakseimbanga
asuhan
tangan klien
1. Kaji ulang masukan
diperlukan.
1. Mengidentifikasi
kekuatan/
pilihan diit
kelemahan dalam
kebutuhan tubuh
diharapkan nutrisi
program diet
berhubungan
klien cukup/optimal
terakhir.
dengan masukan
sesuai kebutuhan
Membantu dalam
berlebih
dengan
menentukan
berlebihan, pola
hidup monoton
kebutuhan
Kriteria Hasil :
individu untuk
Klien mampu
penyesuaian/
mengidentifikasi
penyuluhan.
hubungan antara
hipertensi dan
kegemukan
Klien mampu
menunjukkan
perubahan pola
makan
Klien mampu
2. Kaji pemahaman
pasien tentang
hubungan langsung
antara hipertensi dan
kegemukan
2. Kegemukan
adalah resiko
tambahan pada
tekanan darah
tinggi karena
disproporsi antara
kapasitas aorta
melakukan/
dan peningkatan
mempertahankan
curah jantung
program
berkaitan dengan
olahraga yang
peningkatan
tepat
massa tubuh
3. Kesalahan
3. Bicarakan pentingnya
kebiasaan makan
menurunkan masukan
makan menujang
terjadinya
masukan
ateroskerosis dan
lemak,garam,dan
kegemukan.
gula,sesuai indikasi.
4. Tetapkan keinginan
pasien menurunkan
berat badan
4. Motivasi untuk
menurunkan berat
badan adalah
internal, individu
harus
berkeinginan
untuk
menurunkan berat
5. Tetapkan rencana
penurunan berat
badan yang realistik
dengan pasien, misal
penurunan BB 0,5
kg/ minggu
badan
5. Penurunan
masukan kalori
seseorang
sebanyak 500
kalori per hari
secara teori dapat
menurunkan BB
0,5 kg/minggu
6. Memberikan data
dasar tentang
keadekuatan
nutrisi yang
dimakan dan
kondisi emosi saat
makan
memilih makanan
yang tepat, hindari
7. Menghindari
makanan dengan
makanan tinggi
kejenuhan lemak
kolesterol penting
dalam mencegah
Kolaborasi dengan
ahli gizi:
perkembangan
aterogenesis
Resiko tinggi
Setelah
cedera
asuhan
klien,
tanyakan
dan
berhubungan
keperawatan
keluhan
terhadap
visus
dengan
diharapkan
pandangan kabur,
tidak terjadi
kerusakan
epistaksis.
Kriteria hasil :
mata.
Tidak
diberikan
cedera
mengalami
tanda/gejala
perdarahan/trauma
1. Kaji
ulang
pandangan kabur
penurunan
adalah
indikator
retina
dan menghindari
penyebab
tersering
terjadinya cedera
3. Pasang pengaman
tempat tidur pasien
3. Mengurangi
resiko terjadinya
cedera
4. Anjurkan
untuk
mengawasi
klien
Kolaborasi
dengan
dokter
5. Pemberian obat :
a. Analgesik
b. Tranquilizer
(diazepam)
7.
kepala
b. Menurunkan
kecemasan
dan
membantu tidur
1. Kesalahan
Kurang
Setelah diberikan
pengetahuan
asuhan
hambatan dalam
konsep dan
mengenai kondisi
keperawatan
belajar. Termasuk
menyangkal
dan rencana
diharapkan pasien
orang terdekat
diagnosa karena
pengobatan
menyatakan
perasaan
berhubungan
pemahaman tentang
sejahtera yang
dengan kurang
sudah lama
pengetahuan/
regimen
dinikmati
daya ingat,
pengobatan dengan
mempengaruhi
misinterpretasi
kriteria hasil :
minat
informasi,
keterbatasan
kognitif.
a. Mengurangi nyeri
pasien/orang
Mengidentifikasi
terdekat untuk
efek samping
mempelajari
obat dan
penyakit,
kemungkinan
kemajuan dan
komplikasi yang
prognosis.
perlu
diperhatikan
2. Tetapkan dan
2. Pemahaman
Mempertahankan
nyatakan batas TD
bahwa tekanan
TD dalam
normal. Jelaskan
parameter
tentang hipertensi
terjadi tanpa
normal
efeknya pada
gejala adalah
jantung, pembuluh
untuk
memungkinkan
otak.
pasien
melanjutkan
pengobatan
meskipun ketika
merasa sehat.
3. Hindari
3. Karena
mengatakan TD
pengobatan
normal dan
untuk hipertensi
gunakan istilah
adalah sepanjang
terkontrol dengan
kehidupan, maka
baik saat
dengan
menggambarkan
penyampaian ide
TD pasien dalam
terkotrol akan
batas yang
membantu pasien
diinginkan.
untuk memahami
kebutuhan untuk
melanjutkan
pengobatan/medi
kasi.
4. Faktor-faktor
faktor-faktor risiko
kardiovaskuler
menunjukkan
hubungan dalam
menunjang
hipertensi dan
penyakit
kardiovaskular
hidup
serta ginjal.
monoton,merokok,
minum alkohol,
pola hidup penuh
stres.
5. Atasi masalah
dengan pasien
untuk
mengidentifikasi
cara dimana
perubahan gaya
hidup yang tepat
dapat dibuat untuk
mengurangi faktorfaktor penyebab
Hipertensi.
5. Dengan mengubah
pola perilaku yang
biasa/memberika
n rasa amanakan
sangat
menyusahkan.
Dukungan,
petunjuk dan
empati dapat
meningkatkan
keberhasilan
pasien dalam
menyelesaikan
6. Bahas pentingnya
menghentikan
merokok dan bantu
pasien dalam
membuat rencana
untuk berhenti
merokok.
tugas
6. Nikotin
meningkatkan
pelepasan
ketokolamin,
mengakibatkan
peningkatan
frekuensi jantung,
TD, dan
vasokontriksi,
mengurangi
oksigenasi
jaringan, dan
meningkatkan
beban kerja
miokardium.
7. Menurunkan
7. Sarankan untuk
bendungan vena
sering mengubah
ditimbulkan oleh
vasodilator dan
duduk / berdiri
terlalu lama.
4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai intervensi
5. Evaluasi
a. Diagnosa 1: Curah jantung kembali normal
b. Diagnosa 2: Nyeri klien berkurang/ teratasi
c. Diagnosa 3: Dapat melakukan aktivitas sesuai batas intoleransinya
d. Diagnosa 4: Gangguan sensori perseptual tidak terjadi/ dapat ditoleransi
e. Diagnosa 5: Nutrisi klien cukup/ optimal
f. Diagnosa 6: Tidak terjadi resiko cedera
g. Diagnosa 7: Klien memahami tentang proses penyakit dan pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Nur Meity Sulistia. 2007. Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik. Edisi 2.
Jakarta: EGC
Corwin,Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3.Jakarta:EGC
Doengoes, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Guyton, Arthur C .2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler.Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto
Price, Sylvia A.2005.Patofisiologi Konsep Klinis Proses- proses Penyakit. Edisi 6.
Volume 1.Jakarta: EGC
Santosa Budi.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer, Suzanne C. 2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner &
Suddarth. Edisi 8 Volume 2.Jakarta: EGC
Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
http://jurnalmedika.com/component/content/article/143-hipertensi-primerpatofisiologi-dan-tata-laksana-klinis (diakses tanggal 16 Mei 2012)
http://siswa.univpancasila.ac.id/yoland08/2011/01/12/patofisiologi-hipertensi/
(diakses tanggal 16 Mei 2012)