HIPERTENSI
OLEH :
CI LAHAN CI INSTITUSI
1. Faktor risiko
a. Riwayat hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal pribadi
dan di keluarga
b. Riwayat faktor risiko pribadi dan di keluarga (contoh:
hiperkolesterolemia familial) Riwayat merokok
c. Riwayat diet dan konsumsi garam Konsumsi alcohol
d. Kurang aktivitas fisik/ gaya hidup tidak aktif Riwayat disfungsi
ereksi Riwayat tidur, merokok, sleep apnoea (informasi juga dapat
diberikan oleh pasangan)
e. Riwayat hipertensi pada kehamilan/pre-eklampsia
2. kemungkinan Hipertensi sekunder
a. Awitan hipertensi derajat 2 atau 3 usia muda (< 40 tahun),
perkembangan hipertensi tiba-tiba, atau tekanan darah cepat
memburuk pada pasien usia tua
b. Riwayat penyakit ginjal/traktus urinarius
c. Penggunaan obat/penyalahgunaan zat/terapi lainnya: kortikosteroid,
vasokonstriktor nasal, kemoterapi, yohimbine, liquorice Episode
berulang berkeringat, nyeri kepala, ansietas, atau palpitasi, sugestif
phaeochromocytoma
d. Riwayat hipokalemia spontan atau terprovokasi diuretik, kelemahan
otot, dan tetani (hiperaldosteronisme)
e. Gejala penyakit tiroid/ hiperparatiroidisme Riwayat kehamilan saat
ini dan/atau penggunaan kontrasepsi oral
f. Riwayat sleep apnoea
3. Riwayat dan Gejala Hypertension Mediated Organ Damage (HMOD),
Penyakit kardiovaskuler, Stroke, Penyakit Ginjal
a. Otak dan mata: Nyeri kepala, vertigo, sinkop, gangguan penglihatan,
transient ischemic attact (TIA), defisit motorik atau sensorik, stroke,
revaskulerisasi karotis, gangguan kognisi, demensia (pada lanjut
usia)
b. Jantung : Nyeri dada, sesak napas, edema, infark miokard,
revaskulerisasi koroner, sinkop, riwayat berdebar-debar, aritmia
(terutama AF), gagal jantung
c. Ginjal : Haus, poliuria, nokturia, hematuria, infeksi traktus urinarius
d. Arteri perifer: Ekstremitas dingin, klaudikasio intermiten, jarak
berjalan bebas nyeri, nyeri saat istirahat, revaskulerisasi perifer
Riwayat Penyakit Ginjal Kronis (contoh: penyakit ginjal polikistik) pribadi
atau keluarga (Adrian, 2019).
6. Komplikasi
Komplikasi hipertensi menurut (Setiadi, 2021) adalah :
a. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler - kapiler ginjal glomelurus. Rusaknya membran
glomelurus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik
koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema
c. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronik apabila arteri - arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerah yang
diperdarahi berkurang.
d. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan,hingga
kebutaan.
e. Kerusakan pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan
arteri atau yang sering disebut dengan ateroklorosis dan arterosklerosis
(pengerasan pembuluh darah)
7. Pemerikaan penunjang
Pemerikaan penunjang menurut (Nur arif dan kusuma, 2019)
a. Pemerikaan Laboratorium
Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagubilita, anemia.
b. BUN /kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
dan ada DM.
e. CT scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
f. EKG :dapat menunjukkan pola rengangan, dimanaluas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
g. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
h. Photo dada : menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung
8. Penatalaksanaan
Menurut (Setiadi, 2021) penanganan hipertensi dibagi menjadi dua
yaitu secara nonfarmakologis dan farmakologi.
a. Terapi non farmakologi merupakan terapi tanpa menggunakan obat,
terapi non farmakologi diantaranya memodifikasi gaya hidup dimana
termasuk pengelolaan stress dan kecemasan merupakan langkah awal
yang harus dilakukan. Penanganan non farmakologis yaitu
menciptakan keadaan rileks, mengurangi stress dan menurunkan
kecemasan. Terapi non farmakologi diberikan untuk semua pasien
hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan
mengendalikan faktor resiko serta penyakit lainnya
b. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi yaitu yang menggunakan senyawa obat obatan
yang dalam kerjanya dalam mempengaruhi tekanan darah pada pasien
hipertensi seperti : angiotensin receptor blocker (ARBs), beta blocker,
calcium chanel dan lainnya. Penanganan hipertensi dan lamanya
pengobatan dianggap kompleks karena tekanan darah cenderung
tidak stabil.
9. Prognosis
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) dan terjadi
pada sekitar 90% pasien hipertensi. Hipertensi tidak dapat
disembuhkan, namun dapat dikontrol dengan terapi yang sesuai.
Terapi kombinasi obat dan modifikasi gaya hidup umumnya dapat
mengontrol tekanan darah agar tidak merusak organ target. Oleh
karena itu, obat antihipertensi harus terus diminum untuk mengontrol
tekanan darah dan mencegah komplikasi. Studi menunjukkan kontrol
tekanan darah pada hipertensi dapat menurunkan insidens stroke
sebesar 35-44%, tetapi sampai saat ini belum jelas apakah golongan
obat antihipertensi tertentu memiliki perlindungan khusus terhadap
stroke. Satu studi menunjukkan efek ARB (antagonis reseptor AII)
dibandingkan dengan penghambat ACE menurunkan risiko infark
miokard, stroke, dan kematian 13% lebih banyak, termasuk 25%
penurunan risiko stroke baik fatal maupun non-fatal
10. Penyimpangan KDM
.
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas : Nama, umur, agama, jenis kelamin, tanggal masuk dan
penanggung jawab.
2) Riwayat kesehatan
3) Riwayat kesehatan dahulu : Apakah klien pernah mengalami sakit yang
sangat berat.
4) Riwayat kesehatan sekarang : Beberapa hal yang harus diungkapkan
pada setiap gejala yaitu sakit kepala,kelelahan,pundak terasa berat.
5) Riwayat kesehatan keluarga : Apakah keluarga pernah mengalami
penyakit yang sama.
6) Aktivitas / istirahat
Gejala: kelelahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irma jantung, dan
takipneu
7) Sirkulasi
Gejala: riwayat penyakit, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
dan penyakit serebrovaskuler. Dijumpai pula episode palpitasi.
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
1. Takikardi menurun
2. Dispnea menurun
3. Pucat menurun
4. Batuk menurun
Intervensi (I.02075)
2) Meringis menurun
4) Gelisah menurun
Intrevensi (I.08238)
َم ا ِم ْن ُم ْس ِلٍم ُيِص ْيُبُه َأًذ ى ِم ْن َم َر ٍض َفَم ا ِس َو اُه ِإَّال َح َّط ُهللا ِبِه َس ِّيَئاِتِه َك َم ا َتُح ُّط