Oleh:
HELEN
19.14201.92.14.P
Oleh:
HELEN
19.14201.92.14.P
ii
ABSTRA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Skripsi, 04 Agustus 2021
Helen
Hubungan Tingkat Kecemasan Keluarga dengan Penanganan Pasien Frakturdi
IGD RSUD Lahat Tahun 2021.
(xv+ 54 Halaman + 4 Tabel + 2 Bagan + 8 Lampiran)
ABSTRAK
Kegawatdaruratan kondisi mengancam jiwa dan membutuhkan pertolongan
yang cepat dan tepat hal tersebut terjadi kapan saja dan dimana saja, Cedera akibat
kecelakaan umumnya pada system muskuluskletal, yaitu tendon, otot, ligament, kulit
dan tulang. Kecelakaan segera ditangani dengan cepat dan tepat. Cederanya pada
system muskuluskletal bisa kita temukan pasien mengalami fraktur sehingga
mengakibatkan kecemasan pada keluarga pasien. Diketahuinya Hubungan Tingkat
Kecemasan Keluarga dengan Penanganan Pasien fraktur di Instalasi Gawat Darurat
RSUD Lahat Tahun 2021. penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
menggunakan rancangan survey analitik dengan pendekatan cross sectional
diketahuinya hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok subjek.
Penelitian dilakukan tanggal 01 sampai dengan 17 Juli 2021. Responden berjumlah
56 adalah keluarga pasien yang mengalami fraktur dilakukan tindakan di Instalasi
gawat darurat yang akan diambil sampel menggunakan teknik purposive sampling,
Analisis data penelitian ini menggunakan uji chi-square. didapatkan hasil bahwa
kecemasan keluarga dengan penanganan fraktur kategori ringan berjumlah 31
responden (91,2%),dengan nilai p-value 0,003. Hal ini menunjukkan nilai kurang dari
0,05 artinya ada hubungan antara kecemasan keluarga dengan penanganan fraktur di
IGD RSUD LahatTahun 2021. Peranan petugas meningkatkan kualitas pelayanan dan
mengurangi kecemasan keluarga sehingga penanganan fraktur dan keluarga pasien
mendapat kepuasan terhadap pelayanan dari RSUD lahat.
iii
ABSTRACT
BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCES
NURSING STUDY PROGRAM
Student Thesis, 04 August
2021 Helen
ABSTRACT
Emergency conditions are life-threatening and require prompt and appropriate help,
they occur anytime and anywhere. Injuries due to accidents are generally in the
musculoskeletal system, namely tendons, muscles, ligaments, skin and bones.
Accidents are handled quickly and appropriately. Injury to the musculoskeletal
systemwe can find the patient has a fracture, causing anxiety in the patient's family.
Knowing the Relationship between Family Anxiety Levels and Handling Fracture
Patients at the Lahat Hospital Emergency Installation in 2021. This study is a
quantitative study using an analytical survey design with a cross sectional approach
to know the relationship between two variables in a situation or group of subjects.
The study was conducted from 01 to 17 July 2021. The 56 respondents were families
of patients whose fractures were treated in the emergency department where samples
were taken using purposive sampling technique. The data analysis of this study used
the chi- square test. The results showed that family anxiety with the treatment of
mild fractures was 31 respondents (91.2%), with a p-value of 0.003. This shows a
value of less than 0.05 meaning that there is a relationship between family anxiety
and fracture treatment in the Lahat Hospital Emergency Room in 2021. The role of
officers is to improve service quality and reduce family anxiety so that fracture
management and patient families get satisfaction with services from Lahat Hospital.
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
OLEH
HELEN
19.14201.92.14.P
Palembang, 04 Agustus
2021 Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan
v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
Ketua
Anggota 1
Anggota II
vi
RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI :
Nama : Helen
Tempat/Tanggal Lahir : Pagaralam, 23 Maret 1980
- Email : kiarabilalhelen@gmail.com
- No. Telp : 083173057675
- Nama Orang Tua
- Ayah : KMS Zainal Arifin
- Ibu : Holpiah
vii
PERSEMBAHAN DAN
PERSEMBAHAN
Untuk Kedua Orang Tua Ku Tercinta (Bapak dan Ibok), Terima Kasih atas
Untuk Suamiku Tercinta (M. Suyuto), dan Kedua anakku (Kiara Meila
Syifa dan M. Bilal Arsyil) yang selalu memberikan motivasi dan semangat
kepadaku
Teman-Teman seperjuangan
MOTTO
ataupun Masalah”
viii
UCAPAN TERIMA
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
Instalasi Gawat Darurat RSUD Lahat Tahun 2021”. Penulisan ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada. Dalam penyusunan skripsi ini
mungkin masih terdapat kekurangan, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Untuk itu pada
1. Ns. Ersita, S.Kep, M.Kes. selaku Plt. Ketua STIK Bina Husada Palembang..
3. Ns. Kardewi, S.Kep., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Ilmu Keperawatan STIK
4. Ns. Husin, S.Kep., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
5. Ns. Yofa Anggriani Utama, S.Kep, M.Kes, M.Kep Selaku Penguji I yang telah
6. Ns. Mujahidin, S.Kep, M.Kes, Selaku Penguji II yang telah banyak juga
ix
7. Seluruh Dosen dan Staf STIK Bina Husada Palembang
Peneliti
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI...................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI..................................................................vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS..............................................................................vii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO.........................................................................viii
UCAPAN TERIMAKASIH...................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...................................................................................................xiv
DAFTAR SKEMA.................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Pertanyaan Peneliti.........................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................4
1.4.1 Tujuan Umum......................................................................................4
1.4.2 Tujuan Khusus.....................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................................4
1.5.1 Bagi Rumah Sakit RSUD Lahat............................................................4
1.5.2 Bagi STIK Bina Husada........................................................................5
1.5.3 Bagi Peneliti Selanjutnya......................................................................5
1.6 Ruang Lingkup Penelitian...............................................................................5
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan......................................................................................................53
5.2 Saran................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR
xiv
DAFTAR
xv
1
DAFTAR
1. Kuesioner Penelitian
2. Output SPSS
3. Surat Izin Penelitian
4. Dokumentasi Penelitian
xvi
BAB I
PENDAHULUA
N
Kecelakaaan merupakan suatu hal yang bisa mengakibat cedera pada tubuh
manusia dan cedera pada kecelakaan banyak terjadi pada anak-anak sekolah
umumnya dan cedera dapat terjadi pada system muskuluskletal, yaitu tendon, otot,
ligament, kulit dan tulang. Kecelakaan pada system ini harus segera ditangani dengan
cepat dan tepat. Adapun salah satu penyebab cederanya pada system muskuluskletal
yang bisa kita temukan seperti kejadian atau pasien mengalami fraktur. Fraktur
adalah merupakan terputusnya kontinuitas tulang akibat dari adanya benturan atau
trauma tumpul dari suatu objek tertentu. Trauma benda tumpul menyebabkan patah
tulang yang dapat ditangani yaitu luka yang berifat surfisial atau dipermukaan saja,
sehingga akan mudah menekan darah yang mengalami perdarahan (Najihah, 2019)
jsntung koroner dan tuberculosis. Menurut data yang dihimpun di. Indonesia
terbanyak sebesar 1,3 juta setiap tahunnya. Fraktur yang terjadi di Bali mencapai
pembelajaran
1
2
mana saja dan kapan saja, bahkan sering kali terjadi secara tiba-tiba akibat berbagai
musibah. Ketika keadaan tersebut terjadi, banyak orang disekitar penderita merasa
perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang
memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak
menyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjuk dengan tepat, tetapi kecemasan
kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan kendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya (
Lestari 2015).
dengan intensitas nyeri di peroleh p-value 0,045 <α (0,05) menunjukkan adanya
Berdasarkan data yang di dapat peneliti dari Data kunjungan pasien di instalasi
3
gawat darurat RSUD Lahat, jumlah kejadian fraktur adalah sebagai berikut : jumlah
pasien fraktur pada tahun 2019 sebanyak 115 orang. Pada tahun 2020 jumlah pasien
fraktur mengalami penurunan sebanyak 89 orang. Pada tahun 2021 jumlah pasien
fraktur periode Januari dan Februari sebanyak 56 orang. Dari hasil wawancara yang
dilakukan peneliti dengan keluarga pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Lahat.
Dari Tiga keluarga pasien mengatakan bahwa sangat cemas dengan keadaan
keluarganya dan bingung apa yang harus dilakukan, keluarga mengatakan takut
terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Adapun secara observasi yang dilakukan
Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil observasi peneliti tertarik melakukan
Berdasarkan latar belakang di atas kejadian tidak bisa dianggap hal yang
pasien maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah belum diketahuinya
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, Maka perumusan masalah dalam
penaganan pasien fraktur di Instalasi Gawat Darurat RSUD Lahat Tahun 2021 ?
Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi rumah sakit dalam
fraktur di Instalasi gawat darurat sehingga pasien maupun keluarga pasien mendapat
5
Program Studi Ilmu Keperawatan yang berhubungan dengan Mata kuliah Kegawat
daruratan.
dengan fraktur serta dapat digunakan untuk proses pembelajaran dan menambah
Penelitian ini termasuk kedalam area keperawatan gawat darurat, penelitian ini
pendekatan cross sectional diketahuinya hubungan antara dua variabel pada suatu
Darurat RSUD Lahat. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 sampai dengan 17 Juli
2021. Responden dalam penelitian ini berjumlah 56 orang yang merupakan keluarga
pasien yang mengalami fraktur yang dilakukan tindakan di Instalasi gawat darurat
6
yang akan diambil sampel menggunakan teknik purposive sampling, Analisis data
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
dan luasnya frakturyang bterjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar daripada
yang didapat. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya menemukan,
gerak punter mendadak dan bahan kontraksi otot ekstrim. Meskipun tulang patah,
perdarahan pada otot dan sendi, dislokasi sendi, rupture tendo, kerusakan syaraf dan
a. Fraktur Komplit
pergeseran (bergeser dari garis normal). Fraktur tidak komplit, patah hanya terjadi
pada sebagian dari garis tengah tulang (Brunner & Suddarth, 2013)
b. Fraktur tertutup
Merupakan dimana kulit tidak tembus oleh fragmen tulang sehingga lokasi
frakturtidak tercemar oleh lingkungan atau tidak mempunyai hubungan dengan dunia
luar
7
8
c. Fraktur terbuka
Fraktur yang mempunyai dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak.
Adapun fraktur terbuka merupakan fraktur pada kulit sampai patah tulang. Fraktur
digradasi terbuka menjadi : Grade 1 dengan luka bersih kurang dari 1 cm panjangnya,
Grade II luka lebih luas sampai kerusakan jaringan lunak yang ekstensif dan Grade
III, yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif,
merupakan yang paling berat. Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari
cedera benturan keras, seperti kecelakaan, olah raga, atau karena jatuh. Patah tulang
terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang
(Sartono,2016)
e. Fraktur Transversal
Fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Pada
fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah direposisi atau direduksi
f. Fraktur Kuminutif
h. Fraktur Segmental
terpisahnya segmen sentral dari suplai darahnya. Fraktur semacam ini sulit ditangani.
Biasanya satu ujung yang tidak memiliki pembuluh darah akan sulit sembuh dan
i. Fraktur Spiral
Hal ini merupakan timbul akibat torsi pada ekstremitas. Fraktur-fraktur ini khas
pada cedera terputar sampai tulang patah. Yang menarik adalah bahwa jenis fraktur
rendah energy ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak dan
1. Riwayat trauma
6. Gerakan abnormal
Secara umum komplikasi fraktur terdiri atas komplikasi awal dan komplikasi
akhir :
2.1.4.1.1 Syok
kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenisasi. Hal ini biasanya terjadi
pada fraktur femur karena sakit yang hebat pada pasien (Brunner &Suddarth, 2013)
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai oleh tidak adanya nadi, sianosis
bagian distal serta dingin pada ektremitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi
pembidaian, serta perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi dan
Suatu kondisi dimana terjadi terjebaknya otot, tulang, saraf dan pembuluh darah
dalam jaringan parut akibat suatu pembengkakan dari edema atau perdarahan yang
menekan otot, saraf dan pembuluh darah. Kondisi sindrom kompartemen akibat
komplikasi fraktur yang terjadi dekat dengan persendian dan jarang terjadi pada
2.1.4.1.4 Infeksi
2.1.4.1.5 Nekrosis
Terjadinya aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan
nekrosis tulang
Komplikasi serius terjadi pada kasus fraktur tulang panjang, terjadi karena sel-sel
lemak yang dihasilkan sumsum tulang masuk ke aliran darah dan meyebabkan
tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan,
2.1.4.2.2 Non-Union
Fraktur tidak sembuh dalam waktu antara 6-8 bulan dan tidak terjadi
2.1.4.2.3 Mal-Union
fraktur radius-ulna
a. Reduksi Fraktur
bisa dilakukan secara tertutup, terbuka dan traksi tergantung pada sifat fraktur namun
b. Mobilisasi fraktur
dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi
dapat dilakukan dengan fiksasi interna atau eksterna dapat menggunakan pembalutan,
gips, bidai, traksi kontinu pin dan teknik gips.Fiksator interna dengan implant logam.
yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan belum diketahui secara khusus faktor
penyebabnya. Ansietas merupakan pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek
yang spesifik sehingga orang merasakan suatu perasaan was-was (khawatir) seolah-
olah ada sesuatu yang buruk akan terjadi dan pada umumnya disertai gejala-gejala
disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan
1
datang. Keadaan yang tidak menyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjuk
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
Tingkat kecemasan dibagi menjadi 4, antara lain: Respon adaptif Respon maladaptif
1. Kecemasan Ringan
kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel,
karakteristik :
b. Kewaspadaan meningkat
e. Respon fisiologis: sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat
sedikit, gejala ringan pada lambung, muka berkerut, serta bibir bergetar.
tindakan.
g. Respon perilaku dan emosi: tidak dapat duduk tenang, remor halus pada tangan,
2. Kecemasan sedang
perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi
yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat ketegangan otot meningkat,
bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar
terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak
sabar, mudah lupa, marah dan menangis. Kecemasan sedang mempunyai karakteristik:
a. Respon biologis: sering nafas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah
c. Respon perilaku dan emosi: gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih tegas, bicara
banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan tidak aman.
3. Kecemasan berat
kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan
spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan
1
banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi
yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, diare,
palpitasi, lahan persepsi meyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada
dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak
a. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang
lain.
b. Respon fisiologis: nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan
kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu
walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah
karakteristik :
1
a. Respons fisiologis : nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat,
b. Respons kognitif : gangguan realitas, tidak dapat berfikir logis, persepsi terhadap
a. Teori Psikoanalitik
tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi kecemasan adalah
Teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa kecemasan adalah hasil frustasi,
1
yang aktual mungkin adalah jumlah stressor internal dan eksternal, tetapi faktor-
kenyamanan. Selain itu kecemasan juga sebagai suatu dorongan untuk belajar
c. Teori keluarga
dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas perkembangan individu dalam
keluarga.
d. Teori biologis
aminobutirik gamma neroregulator (GABA) Juga mungkin memain kan peran utama
dengan endorfin. Selain itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan umum sesorang
Faktor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Ada dua
kategori faktor pencetus kecemasan, yaitu ancaman terhadap integritas fisik dan
1
Sumber internal dapat berupa kegagalan mekanisme fisiologis seperti jantung, sistem
imun, regulasi temperatur, perubahan biologis yang normal seperti kehamilan dan
penuaan. Sumber eksternal dapat berupa infeksi virus atau bakteri, zat polutan, luka
trauma. Kecemasan dapat timbul akibat kekhawatiran terhadap tindakan operasi yang
Ancaman pada kategori ini daapat membahayakan identitas, harga diri dan
fungsi sosial seseorang. Sumber internal dapat berupa kesulitan melakukan hubungan
berupa kehilangan pasangan, orang tua, teman, perubahan status, pekerjaan, dilema
etik yang timbul dari aspek religius seseorang, tekanan dari kelompok sosial atau
budaya. Ancaman terhadap sistem diri terjadi saat tindakan operasi akan dilakukan
yang disebut HARS (Hamilton Axiety Rating Scale). Skala HARS merupakan
yang
2
mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0
sampai dengan 4. Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959 yang
diperkenalkan oleh Max Hamilton. Skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
1. Perasaan cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung.
3. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan
4. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak
5. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi.
7. Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil
9. Gejala kardiovaskular : takikardi, nyeri didada, denyut nadi mengeras dan detak
10. Gejala pernapasan : rasa tertekan didada, perasaan tercekik, sering menarik napas
11. Gejala gastrointestinal : sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual
dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut.
12. Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan kencing, maminore,
13. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma
14. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi atau
kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.
3 = Berat/lebih dari setengah gejala yang ada4 = Sangat berat/semua gejala yang
ada
15. Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14
dengan hasil:
uaraian berikut:
c. Cukup olahraga
d. Tidak merokok
2. terapi psikofarmaka
penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka
yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolitic), yaitu seperti diazepam,
3. Terapi Somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang
bersangkutan.
4. Psikoterapi
pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta
percaya diri.
keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan
2
5. Terapi psikoreligius
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang
sebagai berikut :
1. Umur
Bahwa umur yang lebih mudah lebih mudah menderita stress dari pada umur tua
2. keadaan fisik
3. sosial budaya
individu yang mempunyai cara hidup teratur akan mempunyai filsafat hidup yang
jelas sehingga umumnya lebih sukar mengalami stress. Demikian juga dengan
4. Tingkat pendidikan
sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Orang yang akan mempunyai
pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka
yang berpendidikan lebih rendah atau mereka yang tidak berpendidkan. Kecemasan
adalah respon yang tidak dipelajari. Dengan demikian pendidikan yang rendah
5. Tingkat pengetahuan
mengakibatkan krisis dan dapat menimbulkan kecemsan. Stress dan kecemasan dapat
terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan yang rendah, disebabkan karena
Menurut Friedman, 2014 Keluarga sering disebut sebagai institusi terkecil yang
ada dalam masyarakat. Di dalamnya kita dapat menelusuri banyak hal. Mulai dari
masuknya nilai-nilai masyarakat yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
lingkungan sosial yang sangat dekat hubungan dengan seseorang. Di keluarga itu,
bentuk nya nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya, dan berfungsi sebagai saksi
2
functional)
daya manusia.
a. Secara Tradisional
Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak diperoleh dari
Adalah kelurga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
b. Secara Modern
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu satau keduanya dapat bekerja
di luar rumah.
2
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/ istri,
tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/ keduanya dapat bekerja di
luar rumah.
hasil pValue 0,001 untuk dukungan emosional, pValue 0,035 untuk dukungan
penghargaan, pValue 0,025 untuk dukungan informatif dan pValue 0,003 untuk
dukungan yang baik, ungkapan empati, pujian yang positif, perhatian dan
kepedulian serta informasi dan nasehat sehingga dapat membuat pasien fraktur
ekstremitas yang akan menjalani operasi merasa tenang dan dapat mempersiapkan
operasi sebaik-baiknya.
2. .Menurut Arvian, 2020 didapatkan hasil penelitian ini di uji dengan uji
pearsondan menunjukan nilai rata-rata dukungan keluarga sebesar 36,15 dan nilai
dengan kategori kuat sebesar -0,882 dengan nilai signifikan yaitu p=0,000
3. Menurut Fenalia, 2020 didapatkan hasil Ppnelitian (1) dari 30 sampel 18 orang
pada perilaku caring rendah terdapat 7 orang (38,9%) yang tingkat kecemasannya
termasuk berat, 9 orang (50,0%) yang tingkat kecemasannya termasuk sedang dan
orang dengan perilaku caring tinggi terdapat 8 orang (66,7%) yang tingkat
(2) Ada hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi fraktur dengan kategori hubungan erat di
peroleh p-value 0,032 <α (0,05) menunjukkan adanya hubungan antara intensitas
peroleh p-value 0,045 <α (0,05) menunjukkan adanya hubungan antara inensitas
5. Menurut Riya Afrita, 2020 didapatkan hasil : untuk analisa univariat didapatkan
analisa bivariat Ada hubungan antara pemberian informasi dengan kecemasan pre
operasi dengan Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,008 (p value ≤ 0,05)
3
dan Tidak ada hubungan antara pemberian informasi dengan penundaan operasi
dengan Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,189 (p value ≤ 0,05). K
Umur
Keadaan Fisik
Sosial Budaya
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pengetahuan
Tingkat kecemasan
Penanganan Pasien Fraktur
Reduksi Fraktur
Mobilisasi Fraktur
BAB III
METODE PENELITIAN
analitik, dengan rancangan cross sectional yaitu yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
keluarga dengan penanganan pasien fraktur di Instalasi Gawat Darurat RSUD lahat
Tahun 2021.
3.2.1 Lokasi
3.2.2 Waktu
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01 sampai dengan 17 Juli 2021.
31
3
variabel diamati / diteliti, perlu sekali variabel – variabel tersebut diberikan batasan.
Definisi operasinal ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau
Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 56 orang terdiri dari keluarga
pasien yang anggota keluarga nya masuk Instalasi gawat darurat RSUD Lahat Tahun
Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah sebagian objek yang akan
diteliti ada total populasi. Sampel akan diambil sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
pengambilan sampel Purposive sampling. Adapun kriteria inklusi dan ekslusi dalam
A. Kriteria Inklusi :
B. Kriteria Eksklusi :
suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara Variabel yang satu
dengan yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Variabel independen merupakan
variabel resiko atau sebab dan variabel Dependen merupakan variabel akibat atau
Penanganan Tingkat
Pasien Kecemasan
Fraktur Keluarga
3
Skala
Variabel Definisi Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Kecemasan merupakan wawancara Kuesioner Cemas Ringan jika Ordinal
pengalaman emosi Score 14-20 :
dan subjektif tanpa Cemas sedang jika
ada objek yang score 21-27
spesifik sehingga
orang merasakan
suatu perasaan (HARS (Hamilton
was-was (khawatir) Axiety Rating
seolah-olah adasesuatu Scale).
yang buruk akan
terjadi (Lestari, 2015).
( Skala Likert )
3
3.6 Hipotesis
diberikan kepada Kepala Diklat untuk Ruang Instalasi Gawat Darurat sebagai izin
melakukan penelitian.
kepala Diklat,
pernyataan yang ada pada kuesioner sampai responden selesai mengisi lembar
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber – sumber yang ada, yaitu
data yang diambil dari daftar kunjungan pasien fraktur di Instalasi Gawat Darurat
Instrumen pengumpulan data atau alat pengumpulan data dalam penelitian ini
Darurat RSUD Lahat. Sebagai panduan pengambilan data instrumen yang di gunakan
untuk pengumpulan data pada peneliti adalah daftar pertanyaan tentang identitas
Data yang terkumpul pada penelitian ini akan diolah melalui langkah sebagai
berikut :
kuisioner, apakah jawaban yang ada dikuisioner sudah lengkap, jelas, revelan dan
konsisten.
2. Pemberian kode (Coding) dengan memberikan kode numerik pada data yang
3. Pemberian nilai (Scoring) dengan memberikan nilai pada pada setiap responden
yang lengkap dan benar untuk dianalisis. Pengolahan data dengan bantuan
program komputer yang dimulai dengan entry data ke dalam program komputer
Pada analisis univariat data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran terdensi sentral atau grafik
keluarga dengan variabel penanganan fraktur dari hasil penelitian yang diamati dan
dalam analisis ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.
Analisis pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui uji hubungan variabel
dan Variabel independen yakni penanganan pasien fraktur, untuk mengkaji tingkat
2. Ho diterima jika P> 0,005 berarti tidak ada hubungan antara kedua variabel.
berpegang teguh pada etika penelitian, meskipun mungkin penelitian yang dilakukan
tidak akan merugikan atau membahayakan bagi subjek penelitian. Secara garis besar,
dalam melaksanakan sebuah penelitian ada tempat prinsip yang harus dipegang teguh
(Notoadmodjo, 2012).
and confidentislity)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan
individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk tidak memberikan
apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh
perlakuan dan keuntungan sama, tanpa membedakan jender, agama, etnis dan
sebagainya.
sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling tidak mengurangi
Rumah Sakit Umum Daerah Lahat adalah salah satu SKPD dilingkungan
pemerintah daerah dibidang Pelayanan Kesehatan. Sebagai salah satu Satuan Kerja
kesehatan kepada masyarakat berupa penyediaan barang /jasa yang dijual tanpa
pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Hal tersebut bertujuan meningkatkan kualitas
Dengan demikian Rumah Sakit harus mempunyai sumber daya manusia yang
40
4
pengawasan.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat didirikan pada tahun 1919 oleh
Belanda, berasal dari penyediaan Barak P3K untuk tenaga kerja yang membuat
kesehatan Belanda dan orang Indonesia turut membantu masalah kesehatan dan
kecelakaan kerja yang terjadi dalam masa pembuatan terowongan. Seluruh bangunan
barak tersebut saat ini telah musnah, hanya tersisa satu buah bangunan tua yang sudah
Sampai dengan tahun 1992, RSUD Lahat berstatus Rumah Sakit Kelas D dan
baru tahun 1993 ditingkatkan menjadi Kelas C. Pada tahun 2001 nama Rumah Sakit
Umum Lahat berubah menjadi Kantor Pelayanan Kesehatan RSD Lahat. Pada tahun
2008 nama Rumah Sakit Lahat berubah lagi menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kabupaten Lahat. Sesuai dengan rencana perubahan status rumah sakit dan
dari hasil studi kelayakan, melalui Surat Keputusan Keputusan Bupati Lahat No:
4
administrasi dan persyaratan lainnya yang telah ditentukan.Maka resmi Rumah Sakit
Kode 1604016
Tipe :C
Kabupaten Lahat
Telephone : 0731-323808
Faximile : 0731-321785
Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Lahat di Jl. Letjend Harun Sohar no. 28
mempunyai luas tanah : 19.000 M2 dengan luas bangunan sekarang : 7.069 M2.
16. Hemodialisa
10. ICU/ICCU/NICU/PICU
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Pada penelitian ini analisa univariat
1. Kecemasan Keluarga
Hasil penelitian pada Variabel Kecemasan Keluarga dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.2.1
Distribusi frekuensi Kecemasan Keluarga di IGD RSUD Lahat Tahun 2021
2. Penanganan Fraktur
Tabel 4.2.2
Distribusi Frekuensi Penanganan Fraktur di IGD RSUD Lahat Tahun 2021
Total 56 100 %
Lahat 2021 Responden dengan kategori responden yang baik berjumlah 46 (82,1%)
Tabel 4.3
Hubungan Kecemasan Keluarga dengan Penanganan Fraktur di IGD RSUD
Lahat Tahun 2021
n % n % n % 0,003
nilai p-value 0,003. Hal ini menunjukkan nilai kurang dari 0,05 artinya ada hubungan
antara kecemasan keluarga dengan penanganan fraktur di IGD RSUD Lahat Tahun
2021.
4
pasien yang mengalami fraktur yang dilakukan penanganan di IGD RSUD Lahat
Tahun 2021 adapun sampel penelitian ini berjumlah 56 orang responden. Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh di IGD RSUD Lahat menunjukkan responden yang
responden (28,6%) serta pengetahuan keluarga pasien kecelakaan lalu lintas yang
subjektif tanpa ada objek yang spesifik sehingga orang merasakan suatu perasaan
was-was (khawatir) seolah-olah ada sesuatu yang buruk akan terjadi dan pada
Kecemasan merupakan salah satu penyebab dari nyeri pasca operasi, karena
pasien merasa takut dan khawatir akibat masalah kesehatan yang dimilikinya,
biasanya kecemasan ditandai dengan jantung berdebar dan sesak nafas (Ocalan, et al.,
2019)
Hal ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh Winda (2014) yang
(56,7%). Hal ini dikarenakan respon cemas seseorang tergantung pada kematangan
yang digunakan
Dari hasil penelitian, teori, dan penelitian terkait maka peneliti berasumsi
yang terjadi sehingga individu tersebut mengalami kecemasan baik berat, sedang
maupun ringan.
responden.
Hal ini menurut teori penanganan fraktur merupakan suatu tindakan yang
mengembalikan fragmen tulang pada kesejajaran dan rotasi anatomis. Reduksi bisa
dilakukan secara tertutup, terbuka dan traksi tergantung pada sifat fraktur namun
penanganan fraktur. Pada usia remaja, sikapnya cenderung negatif, karena kurangnya
5
pengalaman, rendahnya tingkat kepedulian remaja dalam membantu orang lain, selain
Dari hasil penelitian, teori, Peneliti terkait maka peneliti berasumsi bahwa
pertolongan pertama yang baik merupakan tindakan seseorang yang mencegah suatu
RSUD Lahat
Hasil pengukuran yang telah dilakukan pada responden yaitu keluarga pasien
value 0,003. Hal ini menunjukkan nilai kurang dari 0,05 artinya ada hubungan antara
kecemasan keluarga dengan penanganan fraktur di IGD RSUD Lahat Tahun 2021.
Penelitian ini sejalan dengan teori Diana, 2018 Cemas adalah rasa khawatir
yang tidak diketahui sumbernya dan semakin bertambah, sering dihubungkan dengan
perasaan tidak menentu dan ketidak berdayaan, serta tidak mempunyai tujuan atau
5
obyek yang jelas. Perasaan cemas ini bisa dirasakan oleh individu dan bisa
disampaikan pada orang lain. Cemas berbeda dengan rasa takut, yang bisa diartikan
post operasi fraktur dapat berdampak pada proses penyembuhan pasien. Ketika pasien
post operasi fraktur ekstremitas mengalami kecemasan dan tidak teratasi dengan baik,
kecemasan pasien maka intensitas nyeri yang akan dialami oleh pasien juga semakin
kecemasan, hal ini disebabkan karena nyeri pada fraktur sangat mengganggu
timbulakibat seseorang merasa terancam oleh dirinya atau adanya akibat lebih buruk
diperoleh p value 0,025 artinya nilai p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada
diketahui bahwa dari 6responden yang mendapat dukungan informatif baik dari
besar berada pada tingkat kecemasan ringan dengan persentase sebesar 66,7% atau 4
orang, tingkat kecemasan sedang sebesar 33,3% atau 2 orang. Hal ini berarti
kecemasan ringan.
bahwa pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas bisa dilakukan jika individu
mengetahui atau mendapatkan pengetahuan positif yang dia pelajari dan didukung
penelitian yaitu untuk tenaga kesehatan dan pasien maupun keluarga sangat
cenderung tertular covid 19 sehingga hal untuk berkomunikasi pada tenaga kesehatan
kesehatan pada pasien di IGD mematuhi protocol kesehatan yang ada di RSUD
Lahat.
5
BAB V
KESIMPULAN SARAN
5.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
responden.
3. Hasil pengukuran yang telah dilakukan pada responden yaitu keluarga pasien
p-value 0,003. Hal ini menunjukkan nilai kurang dari 0,05 artinya ada hubungan
Tahun 2021.
53
54
5.2 Saran
Bagi STIK Bina Husada khususnya untuk mata kuliah keperawatan gawat
darurat peneliti berharap agar pada matakuliah tersebut ditambah lagi materi
khususnya bagaimana secara teori dan praktikum langsung atau mendapatkan studi
2. Bagi Peneliti
keluarga dengan penanganan fraktur desain dan rancangan yang berbeda, cakupan
sampel yang lebih banyak dan variabel yang diteliti lebih banyak pada kerangka
konsep.
darurat dan prosuder tetap pelaksanaan pelayanan dan membuat system informasi
Brunner & Suddarth, 2013 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.3.
EGC, Jakarta
Fernalia, 2020. Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat Kecemasan Pada
Pasien Pre Operasi Fraktur di RSUD. DR. M. Yunus. Bengkulu.
Friedman. L. M, 2014. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori & Praktik, EGC
Jakarta
Lestari, 2015 Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan Nuha
Medika Yogyakarta
Meinarno. A.E, 2013 Keluarga Indonesia Aspek dan Dinamika Zaman. Rajawali
Pers; Jakarta
Riya. A. 2020. Hubungan Pemberian Informasi Pra Bedah Mayor Terhadap Tingkat
Kecemasan dan Penundaan Operasi di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang.
RSUD Lahat, 2021. Rekam Medik data kunjungan pasien dengan pasien fraktur di
IGD RSUD Lahat.
Saryono, 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang
Kesehatan, Nuha. Medika; Yogyakarta
Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118, 2015 Buku Panduan BT&CLS (Basic
Trauma Life Support and Basic Cardiac Life Support Tanggerang Ambulans
Gawat Darurat 118.
Peneliti Responden
( Helen ) ( )
KUESIONER
anggapbenar.
No Pertanyaan SS ST RG TS STS
Penanganan fraktur
Frequency Percent Valid Percent
umulativePercent
Cross
tabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kecemasan * Penangananfraktur
56 100.0% 0 0.0% 56 100.0%
Kecemasan * Penanganan fraktur Crosstabulation
Penanganan fraktur Total
Baik Kurang baik
Count 31 3 34
% within Kecemasan 91.2% 8.8% 100.0%
Ringan
% within Penanganan fraktur 67.4% 30.0% 60.7%
% of Total 55.4% 5.4% 60.7%
Count 13 3 16
% within Kecemasan 81.2% 18.8% 100.0%
Kecemasan Sedang
% within Penanganan fraktur 28.3% 30.0% 28.6%
% of Total 23.2% 5.4% 28.6%
Count 2 4 6
% within Kecemasan 33.3% 66.7% 100.0%
Berat
% within Penanganan fraktur 4.3% 40.0% 10.7%
% of Total 3.6% 7.1% 10.7%
Count 46 10 56
% within Kecemasan 82.1% 17.9% 100.0%
Total
% within Penanganan fraktur 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 82.1% 17.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
mp. Sig. (2-sided)
Nilai expected cound kurang dari 5 ada 50 % (>20%) sehingga nilai mean yang digunakan
Lieihood ratio