Oleh :
DEVIE SANDRIA
NPM 19132019001P
Oleh :
DEVIE SANDRIA
NPM 19132019001P
DEVIE SANDRIA
Limbah rumah sakit merupakan suatu bentuk limbah hasil proses kegiatan
yang terjadi di lingkungan rumah sakit, yang sangat berpotensial dapat menularkan
berbagai bibit penyakit. Limbah medis padat rumah sakit mengandung bahan
berbahaya dan beracun (bersifat Infeksius, toksik, dan radioaktif) jika tidak dikelola
dengan benar maka dapat mencemari lingkungan dan dianggap sebagai mata rantai
penyebaran penyakit.
Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya Analisis Pengolahan Limbah
Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif menggunakan observasi
berupa form checklist Permenkes RI No 07 Tahun 2019 dan metode deskriptif
kualitatif berupa wawancara mendalam dan observasi.
Sumber informasi dari penelitian ini diperoleh dari beberapa orang
informan.Informan akan dikelompokkan menjadi informan kunci dan informan.
Informan kunci dalam penelitian ini adalah orang yang mempunyai pengetahuan yang
luas dan mendalam serta mempunyai kewenangan langsung terhadap sistem
pengelohan limbah medis padat rumah sakit, sedangkan informan adalah orang
memiliki pengetahuan dan kewenangan terbatas.
Lokasi pada penelitian ini di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan pada bulan Mei - Juni 2021. Hasil penelitian pada analisis Pengelolaan
Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah
memenuhi syarat sesuai dengan Permenkes RI No 07 Tahun 2019.
DEVIE SANDRIA
Hospital waste is a form of waste resulting from the process of activities that
occur in the hospital environment, which can potentially transmit various seeds of
disease. Hospital solid medical waste contains hazardous and toxic substances
(infectious, toxic, and radioactive) if not managed properly then it can pollute the
environment and is considered a link to the spread of disease.
This study aims to know the Analysis of Solid Medical Waste Treatment at
Ernaldi Bahar Hospital, South Sumatra Province in 2021. This research is qualitative
descriptive research using observations in the form of checklist form Permenkes RI
No. 07 year 2019 and qualitative descriptive methods in the form of in-depth
interviews and observations.
The source of information from this study is obtained from several
informants.Informants will be grouped into key informants and informants. The key
informants in this study are people who have extensive and deep knowledge and have
direct authority over the hospital's solid medical waste management system, while
informants are people with limited knowledge and authority.
The location of this study was at Ernaldi Bahar Hospital in South Sumatra
Province in May - June 2021. The results of the study on the analysis of Solid
Medical Waste Management at Ernaldi Bahar Hospital, South Sumatra Province have
been qualified in accordance with Permenkes RI No. 07 of 2019.
Motto
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan
yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
(QS Al-Insyirah, 6-8)
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis
Pengolahan Limbah Medis Padat di RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2021”.
Dalam proses pelaksanaan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan, saran, keterangan dan data-data baik secara lisan maupun
tulisan, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ersita, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Plt.Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIK) Bina Husada Palembang.
2. Ibu Dian Eka Anggreny, SKM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada Palembang
sekaligus pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, semangat dan telah memberikan kemudahan selama proses
penyelesaian skripsi.
3. Ibu Heriziana.Hz, SKM, M.Kes selaku penguji skripsi yang telah banyak
meluangkan waktu-nya dalam memberikan masukan dan motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.
4. Ibu Maria Ulfah, SKM, MPH selaku penguji skripsi yang telah banyak
meluangkan waktu-nya dalam memberikan masukan dan motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.
5. Rekan-Rekan Seperjuangan Angkatan Tahun 2019 Program Studi Kesehatan
Masyarakat Regular B1 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada
Palembang atas persaudaraannya, motivasi, semangat, dukungan dan
kebersamaannya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan
dan kesempurnaan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan semua
pihak semoga mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan dan bagi para pembacanya.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ................................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS ............................................................................ vii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO ....................................................................... viii
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 6
1.3 Pertanyaan Penelitian ....................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1.4.1 Tujuan Umum ....................................................................... 6
1.4.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
1.5.1 Bagi Peneliti .......................................................................... 7
1.5.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang ...................................... 7
1.5.3 Bagi Instalasi Gizi RS Ernaldi Bahar .................................... 8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN
Gambar 2.1 Jenis Wadah Label Limbah Medis Sesuai Kategorinya ..................... 27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 : Surat Keterangan Lolos Kaji Etik dari Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021
Lampiran 6 : Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian
upaya kesehatan. Selain membawa dampak positif bagi masyarakat, rumah sakit juga
Dampak negatifnya tersebut dapat berupa pencemaran dari suatu proses kegiatan,
yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak dikelolah dengan baik. Limbah rumah sakit
merupakan suatu bentuk limbah hasil proses kegiatan yang terjadi di lingkungan
rumah sakit, yang sangat berpotensial dapat menularkan berbagai bibit penyakit.
Untuk itu limbah rumah sakit pun harus dikelolah secara serius dan cermat, agar
pencemaran bagi lingkungan. Rumah sakit sebagai sarana upaya kesehatan yang
jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik, dan non medik yang
dalam melakukan proses kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif dan
negative. Oleh karenanya perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang
bertujuan untuk melindungi masyarakat dan petugas rumah sakit akan bahaya
pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit (Muchtar dkk,
2016).
dengan warna yang sama telah dijadikan satu dan dikirim ke tempat yang sesuai. Hal
ini dimaksudkan untuk mencegah dampak negative pengelolaan limbah tersebut baik
berkembang sekitar 1-3 kg/TT per hari, sementara di negara-negara maju (Eropa,
infeksius, toksik dan radioaktif) jika tidak dikelola dengan benar maka dapat
Kesehatan menyebutkan bahwa jumlah rumah sakit di Indonesia pada waktu itu
mencapai 2.574 unit. Sementara itu, jumlah puskesmas mencapai 9.655 unit.
Pengelolaan limbah medis yang berasal dari rumah sakit, puskesmas, balai
profesional. Bahkan banyak rumah sakit yang membuang dan mengolah limbah
bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau
sifat sampah. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
terpadu. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari
376.089 ton/hari dan produksi limbah cair 48.985,70 ton/hari. Pengelolaan limbah
medis dan non medis rumah sakit sangat dibutuhkan bagi kenyamanan dan
kebersihan rumah sakit karena dapat memutuskan mata rantai penyebaran penyakit
Pengolahan limbah medis padat berbeda dengan limbah domestik atau limbah
rumah tangga. Penempatan limbah medis dilakukan pada wadah yang sesuai dengan
karakteristik bahan kimia, radioaktif, dan volumenya. Limbah medis yang telah
limbah medis yang berbentuk gas dilengkapi alat pereduksi emisi gas dan debu pada
proses pembuangannya. Selain itu perlu dilakukan pula upaya minimalisasi limbah
yaitu dengan mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi
bahan (reduce), menggunakan kembali (reuse), dan daur ulang (recycle). Penghijauan
juga baik dilakukan untuk mengurangi polusi dari limbah yang berbentuk gas dan
untuk menyerap debu. Tata laksana pengelolaan limbah medis sesuai standar tertuang
d. transportasi (pengangkutan);
e. pengolahan, pemusnahan, dan pembuangan akhir limbah cair dan limbah padat.
(Sumisih, 2010).
sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar. Secara nasional
persentase rumah sakit yang melakukan pengelolaan limbah sesuai standar pada
tahun 2019 adalah 42,64%. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu 33,63% dan sudah memenuhi target Renstra tahun 2019 yaitu 36%.
Provinsi dengan presentase tertinggi adalah DKI Jakarta (96,34%), DI Yogyakarta
(96%), dan Lampung (81,82%). Provinsi dengan persentase terendah adalah Papua
(1,59%), Sulawesi Utara (2,22%), dan Maluku (5,71%). Rincian lengkap mengenai
persentase rumah sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar
Sedangkan jenis limbah yang terdapat di RS Ernaldi Bahar antara lain spuit
dengan jarumnya, sarung tangan disposable, masker disposable, flabot infus, kapas
terkontaminasi, selang infus, botol obat, dan pembalut bekas darah masuk dalam
kategori limbah B3 umum. Sedangkan untuk spuit dan jarum suntik masuk dalam
akhir dan peningkatan kesehatan di lingkungan rumah sakit. Rumah sakit sendiri
pada bulan Februari sebanyak 169,95 kg dan pada bulan Maret berjumlah sebanyak
217,25 kg. Maka saya tertarik membuat judul proposal “Analisis Pengelolaan Limbah
Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021”.
Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021 apakah sudah memenuhi syarat sesuai
dengan Permenkes RI No.07 Tahun 2019 tentang kesehatan lingkungan Rumah Sakit
perkuliahan.
Sumatera Selatan.
padat rumah sakit. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan, karena belum adanya informasi tentang analisis pengolahan limbah
medis padat rumah sakit tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif
limbah medis padat di rumah sakit sudah memenuhi syarat Permenkes RI No.07
Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Penelitian ini dilakukan
kesehatan yang menyertakan upaya kesehatan rujukan, dan dalam ruang lingkup ilmu
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, perawatan intensif dan rehabilitasi orang
Prasarana rumah sakit sebagaiman dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) dapat
meliputi :
a. Instalasi Air
j. Ambulans
Rumah Sakit.
dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
kompetensi dibidangnya.
dimaksud pada ayat (1) harus didokumentasi dan di evaluasi secara berkala
dan berkesinambungan.
dimaksud ayat (1) sampai dengan ayat (5) diatur dengan peraturan menteri.
dalam melaksanakan tugas secara teknis fungsional Direktur Utama Rumah Sakit
dibina oleh Direktorat Bina Kesehatan Jiwa. Komponen kesehatan jiwa sesuai
dilaksanakan melalui unit-unit rawat jalan, rawat inap, rawat darurat dan rawat
rehabilitasi, disamping itu juga diperhatikan adanya gangguan fisik pada pasien jiwa.
Rumah Sakit Jiwa sebagai pusat pelayanan kesehatan jiwa dalam melaksanakan
kesehatan jiwa, semua rumah sakit jiwa menjalankan extramural, kecuali rumah sakit
Jiwa Kelas C.
tercermin dalam struktur organisasi, khususnya unit pelayanan fungsional yang ada
a. Rumah Sakit Jiwa Kelas A memiliki (Sub) spesialisasi luas dengan 7 unit (UPF)
dan 4 instalasi serta tempat diklat, dipimpin oleh Direktur ditambah 1 hingga 2
b. Rumah Sakit Jiwa Kelas B belum memiliki (Sub) spesialisasi yang luas dengan
4unit (UPF) dan 4 instalasi, dipimpin oleh seorang Direktur yang memberikan
c. Rumah Sakit Jiwa Kelas C tidak memiliki (Sub) spesialisasi yang luas dengan 2
unit (UPF) dan 1 instalasi, dipimpin oleh seorang Direktur yang hanya
tipe RSJD terbagi menjadi dua tipe yaitu, rumah sakit khusus daerah kelas A dan
rumah sakit khusus daerah kelas B. Selanjutnya secara rinci (Pasal 9 PP. Nomor 41
daerah.
b. Rumah sakit umum daerah terdiri dari 3 (tiga) kelas : rumah sakit umum
daerahkelas A; rumah sakit umum daerah kelas B; dan rumah sakit umum daerah
kelas C.
c. Rumah sakit khusus daerah terdiri dari 2 (dua) kelas yaitu : rumah sakit khusus
Penetapan kriteria klasifikasi rumah sakit umum daerah dan rumah sakit khusus
daerah dilakukan oleh menteri kesehatan setelah berkoordinasi secara tertulis dengan
negara.
Lingkungan Rumah Sakit, limbah adalah semua limbah yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dalam bentuk padat, cair, dan gas. Limbah adalah hasil buangan dari suatu
kegiatan yang juga merupakan suatu bentuk materi yang menurut jenis dan
Limbah atau sampah yang dihasilkan dari rumah sakit jiwa dapat dibagi
Limbah padat medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan
diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. Termasuk dalam kegiatan tersebut
juga kegiatan medis di ruang poliklinik, perawatan, bedah, kebidanan, otopsi, dan
ruang laboratorium. Limbah padat medis sering juga disebut sebagai sampah
biologis.
Limbah tajam merupakan objek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi ujung
atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas dan pisau bedah.
Semua benda tajam ini memiliki potensi berbahaya dan dapat menyebabkan cedera
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi dan beracun, bahan
sitotoksik atau radioaktif. Limbah benda tajam mempunyai potensi bahaya tambahan
yang dapat menyebabkan infeksi atau cedera karena mengandung bahan kimia
beracun atau radioaktif. Potensi sangat besar untuk penulaarn penyakit apabila benda
juga bangkai hewan percobaan yang terkontaminasi atau yang diduga terkontaminasi
3) Limbah Sitotoksik
terapi sitotoksik. Penanganan limbah ini memerlukan absorben yang tepat dan bahan
yang tinggi. Limbah dengan kandungan obat sitotoksik rendah, seperti urin, tinja, dan
muntahan dapat dibuang kedalam saluran air kotor. Limbah sitotosik harus
dimasukkan ke dalam kantong plastik yang berwarna ungu yang akan dibuang setiap
hari atau boleh juga dibuang setelah kantong plastik penuh. Metode umum yang
4) Limbah Farmasi
Limbah farmasi dapat berasal dari obat-obat yang kadaluarsa, obat-obatan yang
terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
masyarakat, obat-obatan yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang yang
5) Limbah Kimia
6) Limbah Radioaktif
berasal dari penggunaan medis atau riset radionucleida. Limbah ini dapat berasal
dapat berbentuk padat, cair atau gas. Beberapa bahan umumnya digunakan oleh
rumah sakit.
7) Limbah Plastik
Dalam kaitan dengan pengelolaan limbah klinis, golongan limbah klinis dapat
hewan dari laboratorium dan hal-hal lain yang berkaitan dengan swab dan
dressing.
(2) Golongan B, syringe bekas, jarum, catridge, pecahan gelas, dan benda-benda
tajam lainnya.
(3) Golongan C, limbah dari ruang laboratorium dan post-partum, kecuali yang
(Adisasmito, 2007).
Limbah cair medis adalah limbah cair yang mengandung zat beracun, seperti
bahan-bahan kimia anorganik. Zat-zat organik yang berasal dari air bilasan ruang
pelayanan medis apabila tidak dikelola dengan baik atau lanngsung dibuang ke
saluran pembuangan umum akan sangat berbahaya dan dapat menimbulkan bau yang
Limbah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis
Sampah/limbah yang dihasilkan dapat berupa kertas, karton, kaleng, botol, sisa
Limbah cair non medis merupakan limbah yang berupa : kotoran manusia seperti
tinja dan air kemih yang berasal dari kloset dan putaran di dalam toilet atau
a. Pemilahan Sampah
(b) Buang sampah dalam kantong plastik kuning yang telah terisi 2/3 dari
(c) Kantong plastik kuning berisi sampah medis selama berada di dalam
TPS harus dalam keadaan terikat dan tertutup serta diberi label.
(b) Buang safety box yang telah terisi 2/3 penuh dari kapasitas safety box
ke TPS.
medis.
c. Pengelolaan Sampah Non Medis
anorganik.
(a) Kantong plastik yang telah terisi 2/3 kapasitas tempat sampah atau
hitam berisi sampah non medis selama berada di TPS limbah domestik
pemusnahan limbah rumah sakit dan teknologi yang paling banyak digunakan.
Incenerator berukuran kecil atau menengah dapat membakar pada suhu 1300-
1500ºC atau lebih tinggi dan mungkin dapat mendaur ulang sampai 60% panas yang
dihasilkan untuk kebutuhan energy rumah sakit. Suatu rumah sakit dapat pula
yang berasal dari rumah sakit lain. Incenerator modern yang baik tentu saja memiliki
bukan klinik, termasuk benda tajam dan produk farmasi yang tidak terpakai.
dengan meninggalkan sisa dalam bentuk abu dan harus dilengkapi dengan scrubber
mengkonversi materi padat (sampah) menjadi materi gas dan abu (ottom ash dan fly
ash). Incinerasi merupakan proses pengolahan limbah padat dengan cara pembakaran
pada temperature lebih dari 0ºC untuk mereduksi sampai mudah terbakar
(combustible) yang sudah tidak dapat didaur ulang lagi, membunuh bakteri, virus dan
terlalu tinggi.
c) Proses pembakaran sepurna, insinerasi dapat mengurangi berat sampah 70- 80%
2) Pengecekan residu yang dihasilkan, apabila yang dihasilkan berupa non abu
sebagai berikut :
(a) Membuat cetakan benda uji yang dibuat dari pipa PVC dengan diameter 5
(b) Membuat benda uji antara campuran semen dengan abu sisa insenerator
1:2 (Air : (Semen + Abu)) dengan kuat tekanan 35 MPa atau 350kg/cm2.
(c) Air ditambahkan kedalam baskom dengan perbandingan antara air dan
adonan ialah 1:2, sehingga air yang ditambahkan ialah 500 gr. Adonan
(d) Adonan yang telah jadi dimasukkan kedalam cetakan yang diletakkan
(e) Benda uji dibiarkan selama beberapa jam hingga kering lalu dikeluarkan
dari cetakan.
(f) Lalu dilakukan proses curing. Proses curing adalah suatu proses dimana
menjaga kelembabab. Proses moist curing 28 hari mengacu pada SNI 03-
2834- 2000 sedangkan moist curing 14 hari sebagai pembanding. Proses
curing atau perawatan yang diakukan dalam penelitian ini adalah proses
5) Pengujian benda dengan TCLP. Uji TCLP dilakukan pada benda yang telah
limbah yang telah disolidifikasi dan untuk mengetahui sifat toksik, lalu hasil
Jika fasilitas insenerasi tidak tersedia, limbah klinik dapat ditimbun dengan
berikut :
d) Lapisan limbah yang ditimbun lapisan kapus masih bisa ditambahkan sampai
data menghasilkan energi yang dapat di manfaatkan. Faktor penting yang harus
diperhatikan adalah kuatitas dan kontinuitas limbah yang akan dipasok. Kuantitas
dan Pemusnahan.
a. Pemilahan
limbah.
b. Pewadahan
plastik/container)
5) Sampah radioaktif menggunakan warna merah.
Pewadahan limbah padat non-medis harus dipisahkan dari limbah medis padat
2) Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada
musimhujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.
Gambar 2.1
Jenis Wadah Label Limbah Medis Sesuai Kategorinya
disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis padat
2015).
2.5 Dampak Limbah Rumah Sakit Bagi Lingkungan
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat
Ini berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi
b. Kerusakan harta benda dapat disebabkan oleh garam yang terlarut (korosif,
karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas
kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian
kedokteran gigi.
Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan
non medis. Adapun pengertian limbah medis padat rumah sakit adalah limbah yang
terdiri dari limbah infeksius, sitotoksik, radioaktif, farmasi, kimiawi, patologi, benda
tajam, container bertekanan, dan sampah dengan kandungan logam berat yang tinggi
dengan limbah medis yang berasal dari fasilitas rumah sakit adalah infeksi yang
ditularkan melalui darah, cairan tubuh, tinja, muntahan dan lain-lain yaitu dapat
menyebabkan masuknya agen penyebab penyakit, misalnya infeksi virus pada darah.
Pengelolaan limbah rumah sakit maupun puskesmas yang tidak baik akan
memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke
pekerja, dari pasien ke pasien, dari pekerja ke pasien, maupun dari dan kepada
atau cidera. Limbah medis yang tidak dikelola dengan baik akan memberikan dampak
a. Dampak yang ditimbulkan dari limbah infeksius dan benda tajam adalah infeksi
Syndrome (HIV/AIDS) dan hepatitis, infeksi ini terjadi melalui cidera akibat benda
upaya memasang tutup jarum suntik sebelum dibuang kedalam container, upaya
yang tidak perlu seperti membuka container tersebut dan karena pemakaian materi
yang tidak anti robek dalam membuat container. Resiko tersebut terjadi pada
penyakit pernapasan atau kulit akibat terpajan zat kimia yang berwujud uap
aerosol atau cairan adalah apoteker, ahli anastesi, perawat serta tenaga kesehatan.
c. Ada beberapa kecelakaan yang terjadi akibat pembuangan zat radioaktif secara
tidak tepat. Kecelakaan yang terjadi adalah kasus yang mencakup radiasi
dilingkungan rumah sakit akibat pemakaian instrument radiologi yang tidak benar,
penanganan bahan radioaktif secara tidak tepat atau pengendalian radioterapi yang
melahirkan bayi cacat, kulit keriput. (Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia,
2015).
2.7 Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Ruangan
besarnya semua variabel digambarkan dalam bentuk kategorik yang akan diperoleh
korelasi yaitu data variabel bebas dan variabel terikat dibandingkan pada waktu yang
sama dengan menggunakan lembar checklist. Dan metode deskriptif kualitatif dengan
umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek
Metode digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi melalui lembar checklist
Sumber informasi dari penelitian ini diperoleh dari beberapa orang informan.
dipilih berdasarkan prinsip kesesuaian dan kecakupan yang berlaku. Informan akan
penelitian ini adalah orang yang mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam
padat rumah sakit, sedangkan informan adalah orang memiliki pengetahuan dan
kewenangan terbatas.
Tabel 3.1
Daftar Informan dan Cara Pengumpulan Data
No Informan Jumlah Metode Informasi yang diperoleh
Informan Kunci
Bagan 3.1
Kerangka Pemikiran
Sumber Limbah
Jenis Limbah
Pemilahan
Pewadahan
Pengelolaan Limbah
Pengangkutan
Medis Padat Rumah Sakit
Pengumpulan
Pemusnahan dan
Pembuangan Akhir
3.5 Sumber Informasi
Tabel 3.2
Sumber Informasi, Jumlah Informan, Metode dan Informasi yang diinginkan
Sumber Metode
Jumlah Informasi yang diinginkan
Informasi Wawancara Observasi
Informan 1. Pemilahan
e. Dilakukan pemisahan sampah
Kunci 1 √ √ medis dan non medis
f. Dilakukan pemilahan Limbah
1) Radioaktif
2) Sangat Infeksius
3) Infeksius/patologi/anatomi
4) Kimia dan farmasi
5) Benda tajam
2. Pewadahan
a. Tempat sampah antibocor dan
anti busuk
b. Memiliki tutup dan tidak
mudah dibuka orang
c. Sampah medis padat yang
akan dimanfaatkan harus
distrilisasi
d. Pewadahan sampah medis
menggunakan label
3. Pengangkutan
a. Saat pengangkutan petugas
menggunakan APD
b. Menggunakan troli khusus
c. Troli tidak bocor, kuat dan
tertutup
d. Proses pengangkutan sampah
medis tidak melalui tempat-
tempat umum pelayanan
Sumber Metode
Jumlah Informasi yang diinginkan
Informasi Wawancara Observasi
Informan 4. Pengumpulan
a. Dilakukan pengumpulan
Ruangan 12 √ √ setiap hari atau secara berkala
b. Dilakukan pergantian
kantong container yang baru
dengan label yang sama
c. Menggunakan container
khusus
d. Dikumpulkan ditempat
terpisah
e. Tempat penampungan atau
pengumpulan limbah tidak
bocor atau tumpah
No Variabel Definisi
1. Karakteristik Limbah Berdasarkan jenis limbah dan sumber limbah medis yang
dihasilkan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan.
a. Sumber Limbah Tempat atau ruangan dirumah sakit ernaldi bahar
Palembang yang menghasilkan limbah medis padat
meliputi ruang rawat inap, rawat jalan, UGD, ICU,
laboratorium, farmasi, radiologi dan rehabilitasi medik.
b. Jenis Limbah Penggolongan limbah padat medis di Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. berdasarkan
potensi bahaya yang terkandung di dalamnya seperti
infeksius, benda tajam, payologi, kimia, farmasi,
radioaktif, dan limbah yang mengandung logam berat.
c. Jumlah Timbulan Limbah medis yang di hasilkan oleh pasien pada masing-
masing ruangan yang ada di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan.
2. Pengelolaan Limbah Kegiatan yang mencakup segregasi, pemilihan,
pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, dan
pemusnahan limbah medis.
3. Minimisasi Upaya rumah sakit untuk mengurangi jumlah limbah
yang dihasilkan pada setiap ruangan medis yang
berhubungan dengan limbah medis padat dan cara
pemanfaatan limbah.
a. Reuse Merupakan upaya penggunaan limbah untuk digunakan
kembali untuk kepentingan yang sama tanpa mengalami
proses pengolahan atau perubahan bentuk proses ini
dianjurkan melakukan sterilisasi terlebih dulu. Hal ini
dikarenakan virus dan bakteri yang dapat tersebar jika
tidak dilakukan proses sterilisasi, baik sterilisasi panas
maupun sterilisasi dengan bahan kimia.
b. Reduce Rasionalisasi pemakaian bahan untuk obat-obatan dan
bahanbahan medis lainnya, serta mengikuti sistem FIFO
(First In First Out) sehingga resiko terjadinya obat yang
kadaluwarsa dapat menurun..
c. Recycle Pemanfaatan limbah medis berupa daur ulang sebelum
dilakukan karena kemungkinan adanya kontaminasi agen
infeksius yang akan terjadi pada bahan yang didaur
ulang.
4. Pemilihan Upaya memilah limbah padat medis yang dihasilkan oleh
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
berdasarkan kantong dan wadah yang digunakan serta
pemberian label pada wadah.
5. Pengumpulan Upaya untuk mengambil limbah padat medis yang
dihasilkan dari bak sampah yang berada di setiap
ruangan penghasil limbah padat medis ke titik
pengumpulan sementara yang tekah ditentukan oleh
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan.
6. Pengangkutan Upaya memindahkan limbah medis padat dari yang telah
dikumpulkan untuk dibawa ke TPS limbah B3 lalu
diangkut oleh Pihak ketiga di Rumah Sakit Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan.
7. Penyimpanan Upaya untuk menyimpan sementara limbah padat medis
yang teah dibawa ke TPS limbah B3 sebelum diambil
oleh pihak ke tiga.
8. Pemusnahan Untuk pemusnahan menggunkan pihak ke tiga untuk
membakar limbah medis padat yang ada di Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan.
1. Data Primer
pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara
2. Data Sekunder
rumah sakit yang meliputi profil rumah sakit, laporan tahunan penyehatan
seperti alat perekam, kamera, notes untuk catatan dan alat tulis.
1. Tahap Persiapan
a. Persiapan Administrasi
Pada tahap ini peneliti mengurus surat perizinan tempat penelitian dengan
b. Persiapan Penelitian
2. Tahap Penelitian
telah disediakan.
1. Editing
kegiatan untuk pengecekkan dan perbaikan isian formulir atau kuisioner atau
checklist tersebut.
2. Codding
“kodean” atau “codding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
3. Entry Data
Apabila semua data setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu
penelitian. Bentuk analisa univariat tergantung dari jenis datanya. Pada umumnya
analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
(Notoadmodjo, 2012).
Analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang
pengelolaan limbah medis padat berdasarkan hasil checklist dan menganilisis data
dengan kinerja petugas kesehatan, maka segi etika harus diperhatikan. Masalah etika
3.10.2 Kerahasiaan
Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada mulanya bernama Rumah Sakit Jiwa yang
didirikan pada tahun 1920 seperti tertuang dalam besluit tgl 21 Mei 1992 No. 21 dari
Jln. Wirangga Wiro Sentiko yang sekarang ditempati oleh Polisi Militer Kodam II
Sriwijaya.
Kurungan Nyawa Ogan Komering Ulu (OKU) yang dipimpin oleh R.R. Setiardjo.
Rumah Sakit Jiwa Palembang mulai dibangun tahun 1954-1955 dengan nama
Rumah Sakit Suka Bangun. Karena situasi keamanan saat itu maka sebagian
Setelah keadaan aman pada tahun 1957 mulai dirintis berdirinya Unit
pelayanan Kesehatan jiwa berupa : Poliklinik Penyakit Jiwa dan Syaraf yang
dipimpin oleh Dr. Chasanah Goepito, dan secara resmi dibuka pada tanggal 13 Juli
1958.
Berdasarkan surat Pimpinan Rumah Perawatan sakit Jiwa Kurungan Nyawa
tgl 4 Januari 1957 No. 10/20/A/ Rpsd dan tgl 3 Juli 1958 No 365/20/B/Rpsd/V/58
dan tanggal 24 Juli 1958 No 258/Peg/V/58 pegawai Rumah Sakit Jiwa Suka Bangun
dan Kurungan Nyawa dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Suka Bangun berdasarkan
kurungan nyawa.
Penyakit Jiwa Kem KES RI menjadi Rumah Sakit Jiwa Suka Bangun yang dipimpin
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2001 sebagai mana telah diubah
tanggal 2 januari 2014 RS. Ernaldi Bahar menerapkan PPK BLUD Bertahap.
4.1.2 Struktur Organisasi RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
dalam Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2008, maka susunan organisasi Rumah
1. Direktur
Bagian Pengembangan
Bagian Keuangan
Bidang Keperawatan
• Seksi Logistik
Tugas Pokok :
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2008, Pasal 48, Rumah Sakit
Fungsi :
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2008 pasal 49, Rumah Sakit
Visi :
Mengandung makna :
Sakit Ernaldi Bahar menjadi tempat pelayanan kesehatan jiwa akhir dari
Bahar menjadi tempat sumber belajar tentang kesehatan jiwa bagi institusi
pendidikan kesehatan.
Sakit Ernaldi Bahar adalah pelayanan yang terbaik dan memenuhi standar
Selatan tahun 2013 – 2018 tersebut, maka dirumuskan misi sebagai berikut :
1. BIKMALA
2. Diklat
3. Farmasi
4. Gawat Darurat
5. Gizi
6. Klinik NAPZA
7. Klinik Spesialis
8. Laboratorium
9. Laundry
11. Psikiatri
12. Psikologi
13. Radiologi
Kesehatan Kerja (K3) dan Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan. Maka sejak 1 Agustus 2017 Intalasi K3PL berada di
bawah Kasi Gizi dan Sarana Prasarana. Adapun kegiatan yang dilaksanakan Unit
1. Jenis Pelayanan
Tabel 4.1
Tenaga Kerja di Unit K3PL Rumah Sakit Ernaldi Bahar
No Tenaga Jumlah
1. Kepala Instalasi
Tamatan S2 1 orang
2. Tenaga PNS
Tamatan S1 (Jurusan Kesehatan Masyarakat) 1 orang
Tamatan D3 (Jurusan Kesehatan Lingkungan) 1 orang
Tamatan D3 (Jurusan Elektro Medik) 1 orang
3. Tenaga TKS
Tamatan D3 (Jurusan Kesehatan Lingkungan) 1 orang
4.3.1 Sumber Limbah Padat Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Mei 2021 berasal dari dalam
rumah sakit. Unit-unit yang menjadi penghasil limbah medis padat di Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah Rawat Jalan/Poliklinik (Jiwa), Rawat
ruangan penghasil, sehingga rumah sakit hanya mencatat jumlah limbah secara
“….Kalu untuk rata-rata jumlah limbahnya perhari itu 5-6 kg perhari dan
kemungkinan 1 bulannya bisa 35-40 kg kan kita hanya rumah sakit jiwa kalau untuk
jumlah limbah ngak terlalu banyak. Kalo sumber sendiri semuanya menghasilkan
limbah medis padat yang berhubungan sama pasien ya dirumah sakit ernaldi bahar
ini.”(HS)
“….Untuk seberapa banyak limbah padat medis yang dihasilkan oleh rumah
sakit ernaldi bahar peruangan kita belum mengitung secara detail, karena kita
menimbang limbah secara keseluruhan dari setiap ruagan yang menghasilkan. Kalau
“….Nah kurang tau kalo berapa banyak limbah padat medis, dikarnakan itu
bukan bagian kami untuk menimbang limbah di Rumah Sakit ini, karena sudah ado
bagianyo. Kalo untuk igd ini ada limbah B3 Umum, Bahan Kimia, dan Limbah Tajam
dek.”(FN)
kadarluarsa aja.”(YN)
Untuk mengetahui rata-rata timbulan dari masing-masing sumber dapat dilihat
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Limbah Medis Padat Rumah Sakit
Berdasarkan Variabel Sumber Limbah di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021
No Sumber Limbah Frekuensi (f) Jumlah (kg)
1. Ruangan Asoka 11 7,35 kg
2. Ruang Cendrawasih 7 3,95 kg
3. Ruang Kenanga 18 96,50 kg
4. Ruang Cempaka 8 4,80 kg
5. Ruang Bangau 5 3,00 kg
6. Poli Jiwa 5 2,40 kg
7. IGD 9 12,15 kg
8. Laboratorium 12 18,80 kg
9. Ruang Merpati 5 2,90 kg
10. Ruang Camar - -
11. Apotek - -
Total 151, 85 kg
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sumber penghasil limbah medis
padat terbanyak pada bulan Mei terdapat di Ruang Kenanga sebesar 96,50 kg.
Sedangkan untuk penghasil limbah medis padat terdikit pada bulan Mei berasal dari
Ruang Camar dan Apotek Sebesar) 0 kg atau tidak ada sama sekali.
4.3.2 Jenis Limbah Padat Medis B3 di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan
Sedangkan jenis limbah yang terdapat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan antara lain spuit dengan jarumnya, sarung tangan disposable,
terkontaminasi, selang infus, botol obat, dan pembalut bekas darah. Dalam
dan pembalut bekas darah masuk dalam kategori limbah B3 umum. Sedangkan untuk
spuit dan jarum suntik masuk dalam bagian limbah B3 tajam jarum suntik.
4.3.3 Karakteristik Limbah Padat Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Karakteristik limbah medis padat yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan dilihat dari sumber limbah dan jenis limbah medis
padat yang dihasilakan dari kegiatan rumah sakit. Berdasarkan hasil wawancara
sumber medis padat rumah sakit sebanyak 11 unit terdiri dari unit Poli Jiwa, Rawat
Laboratorium dan. Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan selama
kegiatan pelayanan kesehatan menghasilkan limbah medis dan non medis. Berbagai
macam limbah medis yang dihasilakan meliputi jarum suntik, spuit, sarung tangan
disposable, masker, plabot infus, pisau bedah dan benang operasi, kapas alcohol
terkontaminasi, botol obat, selang infus dan selang kateter, placon, urine bag, verban
“….Limbah padat yang dihasilkan oleh rumah sakit ini ya seperti jarum
suntik, infus, sarung tangan, dan lainnya ya, setiap ruangan itu yang dihasilkan
berbeda-beda.”(HS)
“….Iya, Limbah padat yang berupa B3 umum seperti sarung tangan, masker,
“….Limbah medis untuk ruang farmasi ini kebetulan Cuma obat-obatan yang
kadarluarsa.”(YN)
“….Iya seperti perban, sarung tangan, benda tajam seperti jarum atau pisau
melakukan observasi untuk mengetahui sumber limbah dan jenis limbah yang
4.3.4 Pengelolaan Limbah Padat Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
dihasilkan perhari berkisar kurang lebih 0,05 kg/tempat tidur dengan kapasitas tempat
tidur 250 tempat tidur dari seluruh ruangan. Jadi diperhitungkan jumlah limbah padat
yang dihasilkan unit rawat inap dan rawat jalan perhari mencapai 1,15 kg/hari. Dari
Limbah
Pemilahan Pewadahan Pengangkutan
Padat Medis
Pembuangan Pengumpulan
Akhir di TPS
jenis jenis dan sifat dari limbah medis padat tersebut. Hal tersebut dipisahkan menjadi
dua kriteria yaitu limbah medis dan non medis serta limbah infeksius, non infeksius
dan limbah tajam. Selanjutnya akan dilakukan pewadahan sesuai dengan kategori
yang ada. Setelah dari pewadahan maka sampah akan diangkut dan dikumpulkan di
4.3.5 Pemilahan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan
Berikut data hasil observasi pemilahan limbah medis padat di Rumah Sakit
sampah medis, non medis, pemisahan sampah infeksius, non infeksius, benda
Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan data untuk kategori pemilahan limbah
medis padat dari seluruh ruangan yang diobservasi 100% ruangan telah memenuhi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan bahwa pemilahan sampah medis dan non medis
telah dilaksanakan. Ini terlihat dari fungsi tempat sampah tiap ruangan memiliki 3
jenis tempat sampah. Hal ini berfungsi sesuai dengan fungsinya, limbah medis
menggunakan warna kuning, non medis menggunakan warna hitam, dan limbah
Sumatera Selatan
Berikut data hasil observasi pewadahan limbah medis padat di Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan meliputi kriteria : tempat sampah anti bocor,
memiliki tutup dan tidak mudah dibuka, menggunakan label atau tanda. Dari hasil
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Limbah Medis Padat Rumah Sakit
Berdasarkan Variabel Pewadahan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021
Tidak
Memenuhi
No Item Memenuhi Persentase
Syarat
Syarat
1 Tempat sampah anti bocor dan anti 11 - 100%
tusuk
2 Memiliki tutup dan tidak mudah 11 - 100%
dibuka orang
3 Sampah medis padat yang akan 11 - 100%
dimanfaatkan harus melalui
sterilisasi
4 Pewadahan sampah medis 11 - 100%
menggunakan label
Jumlah 44 0 100%
limbah medis padat dari seluruh ruangan yang diobservasi 100% ruangan telah
Pewadahan sampah medis di Rumah Sakit Ernaldi Bahar yang berada ditiap
ruangan wadah yang digunakan terbuat dari bahan plastik dengan tidak mudah bocor,
kedap air, cukup ringan memiliki penutup yang mudah dibuka dengan pertimbangan
mudah dibersihkan dan tempat sampah disetiap ruangan rumah sakit itu dibedakan
antara limbah medis dan non medis yang dilengkapi dengan kantong plastik sesuai
4.3.7 Pengangkutan Limbah Medis Padat Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan
Berikut data hasil observasi pengangkutan limbah medis padat di Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan meliputi kriteria, saat pengangkutan petugas
menggunakan APD, menggunakan troly khusus, troly tidak bocor, kuat dan tertutup,
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Limbah Medis Padat Rumah Sakit
Berdasarkan Variabel Pengangkutan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021
Tidak
Memenuhi
No Item Memenuhi Persentase
Syarat
Syarat
1 Saat pengangkutan petugas 11 - 100%
menggunakan APD
2 Menggunakan Troli Khusus 11 - 100%
3 Troli tidak bocor, kuat dan 11 - 100%
tertutup
4 Proses pengangkutan sampah 11 - 100%
medis tidak melalui tempat-
tempat umum pelayanan
Jumlah 44 0 100%
limbah medis padat dari seluruh ruangan yang diobservasi 100% ruangan telah
pengangkutan limbah medis padat pada pagi hari antara jam 10.00-11.00 WIB dan
jalur pengangkutan limbah tidak melalui jalur umum sehingga tidak mengganggu
aktivitas rumah sakit. Pengangkutan juga menggunakan troly khsus limbah medis dan
tidak menggunakan troly sampah umum biasa. Pengangkutan limbah medis padat
4.3.8 Pengumpulan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan
Berikut data hasil observasi pengumpulan limbah medis padat di Rumah Sakit
limbah medis padat di TPS dari seluruh ruangan yang diobservasi 100% ruangan
telah memenuhi syarat ketentuan pemilahan dan pengumpulan sampah medis di TPS.
Berdasarkan data hasil observasi diatas Rumah Sakit Ernaldi Bahar melalui
observasi diketahui bahwa untuk proses pengangkutan dan pengumpulan di TPS telah
0 % dikarenakan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan bekerja sama
Data untuk kategori pemusnahan dan pembuangan akhir limbah medis padat
yang diobservasi 100% tidak memenuhi syarat ketentuan, kriteria atau syarat
ketentuan yang belum terpenuhi. Pemusnahan dan pembuangan akhir limbah medis
padat berbahaya di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan belum
tersedianya insenerator di rumah sakit itu sendiri, sehingga rumah sakit masih
bekerja sama dengan pihak ketiga yaitu PT. MUSI HIJAU LESTARI.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Sumber dan Jenis Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Juni berasal dari dalam rumah
sakit. Unit-unit yang menjadi penghasil limbah medis padat di Rumah Sakit Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah Rawat Jalan/Poliklinik (Jiwa), Rawat Inap
menemukan bahwa jenis limbah yang terdapat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan antara lain spuit dengan jarumnya, sarung tangan disposable,
terkontaminasi, selang infus, botol obat, dan pembalut bekas darah, obat-obatan
kadaluarsa.
Sumber dan jenis limbah medis padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan ini sesuai dengan sumber dan jenis limbah medis yang dijelaskan
oleh Depkes (2002) yaitu untuk sumber limbah medis bisa dihasilkan oleh kegiatan
pelayanan medis yaitu unit rawat jalan, unit rawat inap termasuk ICU/ICCU, unit
gawat darurat, unit bedah/operasi, unit bersalin dan unit kegiatan penunjang medis
limbah tersebut seperti limbah benda tajam berupa jarum suntik dan pisau bedah.
Selain itu menurut WHO (1999) juga demikian, rumah sakit akan
menghasilkan limbah dari (1) bangsal rawat inap berupa limbah medis seperti
cairan tubuh dan ekskreta, serta kemasan yang terkontaminasi, (2) ruang operasi dan
bangsal bedah seperti jaringan tubuh, organ, janin, dan peralatan benda tajam, (3)
laboratorium seperti potongan jaringan, darah, cairan tubuh yang lainnya, benda
tajam, limbah radioaktif, dan kimia, (4) unit farmasi dengan sejumlah limbah farmasi
seperti obat-obatan.
4.4.2 Pemilahan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan
suatu wadah individual atau komunal di tempat sumber sampah. Pewadahan ini
dilakukan pada sampah yang telah dipilah yakni sampah medis dan non medis, dan
sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3). Proses pemilahan dan reduksi sampah
penggunaan bahan kimia B3, pengemasan dan pemberian label yang jelas dari
berwarna hitam dan limbah infeksius ke dalam kantong plastik berwarna kuning.
Tahun 2019. Persyaratan pewadahan sampah yang baik menurut Permenkes RI No.07
Tahun 2019 yaitu memenuhi syarat jika tempat sampah anti bocor dan anti tusuk,
memiliki tutup dan tidak dibuka orang, sampah medis padat yang akan dimanfaatkan
Selatan bahwa pemilahan sampah medis dan non medis telah dilaksanakan. Ini
terlihat dari fungsi tempat sampah tiap ruangan memiliki 3 jenis tempat sampah. Hal
ini berfungsi sesuai dengan fungsinya, limbah medis menggunakan warna kuning,
non medis menggunakan warna hitam, dan limbah benda tajam dimasukkan ke dalam
safety box. Hal ini sesuai dengan Pemenkes RI No.07 Tahun 2019 yang menyebutkan
bahwa secara umum pemilahan adalah proses pemisahan limbah dari sumbernya,
pemilahan jenis limbah medis padat mulai dari sumber yang terdiri dari limbah
infeksius, non infeksius, dan limbah benda tajam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
perilaku petugas kesehatan telah memahami atau mengetahui fungsi dari pemilahan
4.4.3 Pewadahan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan
Wadah limbah medis adalah suatu jenis tempat limbah yang tersedia dan
digunakan sebagai tempat membuang limbah baik limbah medis maupun non medis.
Yang memiliki kriteria sehingga layak digunakan sebagai wadah tempat limbah
Pewadahan yang digunakan oleh setiap rumah sakit adalah pewadahan yang
WHO.
Permenkes RI No.07 Tahun 2019. Tentang persyaratan dan petunjuk teknis tata cara
berikut : Terbuat dari bahan yang tidak mudah bocor, kedap air, tahan karat, tidak
mudah di tusuk, cukup ringan dan permukaannya halus dibagian dalam wadah
limbah. Mempunyai penutup yang mudah dibuka dan di tutup kembali tanpa
mengotori tangan. Setiap ruangan yang ada di rumah sakit harus memiliki tempat
limbah minimal 1 buah untuk setiap kamar. Setiap tempat pengumpulan limbah harus
dilengkapi atau dilapisi dengan plastik agar mudah diangkat, diisi, dikosongkan, dan
dibersihkan. Adapun kriteria jenis plastik yang digunakan sesuai dengan limbahnya
dalam sebagai berikut : limbah infeksius (kantong plastik warna kuning) dan limbah
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan yang berada ditiap ruangan bentuk
kesehatan yakni wadah limbah yang digunakan terbuat dari bahan plastik dengan
tidak mudah bocor, kedap air, cukup ringan memiliki penutup yang mudah dibuka
dengan pertimbangan mudah dibersihkan dan tempat sampah disetiap ruangan rumah
sakit itu dibedakan antara limbah medis dan non medis yang dilengkapi dengan
Sumatera Selatan
Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah memenuhi syarat kesehatan yaitu
dilakukan pada pagi hari antara jam 10.00-11.00 WIB dan jalur pengangkutan limbah
tidak melalui jalur umum sehingga tidak mengganggu aktivitas rumah sakit.
tertutup dan kemudian di angkut ke tempat penampungan sementara (TPS) yang ada
Pengangkutan limbah medis padat di rumah sakit yang baik menurut pada
Permenkes RI No.07 Tahun 2019 yaitu pengumpulan limbah medis padat dari setiap
ruangan penghasil limbah menggunakan troly khusus yang tertutup dan langsung di
4.4.5 Pengumpulan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan
berada di dalam lingkungan rumah sakit. Limbah baik dalam kantongan maupun
container, harus disamping area, ruangan, atau bangunan terpisah yang ukurannya
Kecuali digunakan ruang yang memiliki pendingin, waktu samping sementara untuk
limbah layanan kesehatan (misalnya waktu tunggu antara produksi dan pengelolaan
dilakukan pergantian kantong, TPS dilengkapi dengan penutup, dan sampah sudah
dilakukan pemisahan.
Pengumpulan limbah medis padat di rumah sakit yang baik menurut pada
Permenkes RI No.07 Tahun 2019. Tentang persyaratan dan petunjuk teknis tata cara
(TPS B3) adalah sebagai berikut : Tempat penampungan limbah tidak permanen.
lokasi yang mudah di jangkau oleh kendaraan pengangkut dan dikosongkan dan
Lingkungan Rumah Sakit limbah medis padat kategori infeksius, patologis, benda
Tajam harus disimpan pada TPS B3 dengan suhu lebih kecil atau sama dengan 0°C
dalam waktu sampai dengan 90 hari atau limbah medis padat kategori infeksius,
patologis, benda tajam harus disimpan pada TPS B3 dengan suhu 3°C sampai dengan
mengurangi limbah organik dan limbah yang mudah terbakar menjadi bahan
anorganik yang tidak mudah terbakar dan mengakibatkan penurunan yang sangat
signifikan dari segi volume maupun berat limbah. Kebanyakan incinerator besar yang
modern memiliki fasilitas pembangkit energi. Pada iklim yang dingin, uap, dan air
panas yang dihasilkan oleh incinerator dapat digunakan sebagai sumber energy sistem
penghangat daerah perkotaan, panas yang dihasilkan oleh incinerator rumah sakit
Pemusnahan dan pembuangan limbah medis padat di rumah sakit yang baik
menurut pada Permenkes RI No.07 Tahun 2019 tentang persyaratan dan petunjuk
teknis tata cara penyehatan lingkungan rumah sakit, dimana syarat Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) adalah sebagai berikut : limbah sitotoksis dan limbah
100ºC dan limbah umum dibuang ke tempat yang dikelola oleh pemerintah daerah
Pembuangan Akhir (TPA) dengan bantuan mobil Dinas Kebersihan Kota dan untuk
sampah medis bahwa pengolahan limbah padat medis yang dilakukan di Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan masih perlu diperbaiki dan disempurnakan.
dilakukan oleh pihak ke-tiga yaitu PT. MUSI HIJAU LESTARI. Hal ini karena
incinerator di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan rusak dan tidak
terpakai sejak 7 tahun yang lalu. Menurut observasi wawancara dengan petugas
pengelola limbah, incinerator tidak layak pakai karena tidak memenuhi syarat
5.1 Simpulan
Dari penelitian yang dilakukan tentang analisis pengolahan limbah medis padat
2. Jenis limbah medis padat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Tahun 2019 karena telah dilakukan pemisahan sampah medis dan non medis.
4. Pewadahan limbah medis padat Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Tahun 2019 karena tempat sampah yang kuat, memiliki tutup,mudah dibuka,
menggunakan troly khusus, troly tidak bocor, kuat dan tertutup, proses
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tidak memenuhi syarat karena tidak
pemusnahan limbah medis infeksius dan B3 yaitu PT. Musi Hijau Lestari.
5.2 Saran
dengan metode yang berbeda, sehingga penelitian ini tidak berhenti dan
lebih diperluas.
2. Sebagai sarana dan fasilitas serta literature buku bacaan mengenai analisis
Palembang.
ada berkaitan dengan pengelolaan limbah medis padat rumah sakit dengan
Asmarhany, Chandra Dewi, 2014. Pengelolaan Limbah Medis Padat Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kelet Kabupaten Jepara Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan. http://lib.unnes.ac.id/20215/1/6450408063.pdf
(diakses tgl 8 jam 13.15)
Laporan Triwulan Limbah Medis Padat Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan Januari-Maret 2021
Muchtar, Masrudi, Abdul Khair, dan Noraida, 2016. Hukum Kesehatan Lingkungan
(Kajian Teoritis Dan Perkembangan Pemikiran). Yogyakarta : Pustaka Baru
Press
Saghita, Elnovrian Purnama, Thamrin, Dedi Afandi, 2017. Analisis minimasi limbah
medis padat RS PB. Jurnal Photon, vol. 7 No 2. Universitas Riau, Pekanbaru.
http://lib.unnes.ac.id/202151/1/6450408063.pdf (diakses tgl 8 maret jam
13:15)
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
To’biri, 2016. Pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit umum daerah
nunukan kabupaten nunukan. Skripsi. Poltek pertanian Samarinda.
http://repository.politanisamarinda.ac.id/1785/1/Nowin%20Duma%20To%27
biri.pdf (diakses 16 Maret pukul 14.20)
UU RI No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Yulinto Beny, Elmia Kursani, Riska Ibdra Aristi, 2017. Manajemen pengolahan
limbah medis padat di rumah sakit umum daerah kota dumai. Jurnal bahan
kesehatan masyarakat. Vol 1 No 2.
www.journal.poltekkesjambi.ac.id/index.php/JBKM/article/download/3/1
(diakses tgl 22 maret jam 14.00)
Yunizar, Ahmad dan Akhmad Fauzan, 2014. Sistem Pengelolaan Limbah Padat Pada
Rs Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Vol 1 No 1. Fakultas
Kesehatan Masyarakat UNISKA. http://ojs.uniska-
bjm.ac.id/index.php/ANN/article/download/101/96 (diakses tgl 8 jam
13.15)
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI
ANALISIS PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS PADAT
DI RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR
PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2021
Berdasarkan Permenkes RI No.07 Tahun 2019
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Alamat Rumah sakit : Jl. Gubernur H. Muhammad Ali Amin KM.12 No. 02
Tanggal Observasi :
Penanggung Jawab :
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi informan
penelitian yang dilakukan oleh Devie Sandria, mahasiswa Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang
dengan judul “Analisis Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021” sebagai informan penelitian, saya
bersedia untuk dilakukan wawancara mendalam, dilakukan obeservasi dan
dokumentasi. Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif
sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya dan akan dirahasiakan.
Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Surat Keterangan Lolos Kaji Etik dari Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021
Lampiran 5
(a) Kotak sampah limbah medis (b) Safety box khusus limbah medis
infeksius dan non infeksius tajam
(a) Wadah limbah padat medis (b) Safety box limbah medis tajam
infeksius dan non infeksius
Kendaraan dan Proses Pengangkutan Limbah Medis Padat