Anda di halaman 1dari 88

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN SANTRI

TERHADAP MAKANAN YANG DISAJIKAN PADA


PONDOK PESANTREN DARUL HIKMAH
DI DHARMASRAYA
TAHUN 2021

Tugas Akhir

Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes


RI Padang Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

OLEH :

Indah Masri
NIM :182110099

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
TAHUN 2021
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN GIZI

Tugas Akhir, Juni 2021


Indah Masri

Gambaran Tingkat Kepuasan Santri terhadap Makanan yang disajikan


pada Pondok Pesantren Darul Hikmah di Dharmasraya Tahun 2021

Vii + 81 halaman, 13 Tabel, 5 lampiran

ABSTRAK
Keberhasilan penyelenggaraan makanan dapat dilihat dari tingkat
kepuasan makanan yang dirasakan oleh konsumen dengan melihat sisa makanan
atau daya terima makanan. Faktor utama yang mempengaruhi daya terima
seseorang terhadap makanan yaitu cita rasa makanan yang disajikan. Cita rasa
makanan dipengaruhi oleh aspek penampilan dan rasa makanan. Jika daya terima
makanan tidak baik maka kepuasan akan makanan akan tidak baik juga dan
akhirnya akan menurunkan asupan zat gizi yang berdampak pada status gizi.
Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan tingkat kepuasan santri terhadap
makanan yang disajikan pada Pondok Pesantren Darul Hikmah di Dharmasraya
Tahun 2021.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan design penelitian
cross sectional yang dilakukan di Pondok Pesantren Darul Hikmah di
Dharmasraya tahun 2021 dengan jumlah populasi 116 santri. Pengambilan sample
dengan cara simple random sampling dan didapatkan jumlah sample adalah 33
orang santri laki – laki dan 20 orang santri perempuan. Penelitian ini dilakukan
selama 7 hari. Cara pengumpulan data mengenai tingkat kepuasan terhadap cita
rasa makanan diukur melalui wawancara dengan alat ukur kuesioner. Sedangkan
daya terima makanan diukur melalui metode food weighing dengan alat ukur
timbangan digital. Data diolah melalui excel dan diekspor ke SPSS.
Hasil penelitian, pada umumnya santri sudah merasa puas terhadap aspek
penampilan makanan meliputi komponen penilaian (warna, tekstur, besar porsi,
dan bentuk) yang didapatkan rata – rata persentase yaitu 88,26% yang berarti
santri sudah puas. Pada aspek rasa makanan didapatkan pada menu sayur rata –
rata persentase yaitu 79,24% yang menunjukkan santri belum puas. Dan pada
daya terima santri terhadap makanan didapatkan rata – rata persentae yaitu
81,74% yang berarti daya terima santri terhadap makanan yang disajikan sudah
baik.
Disarankan untuk pengolah makanan di Pondok Pesantren Darul Hikmah
lebih memperhatikan cita rasa makanan yang disajikan, terutama pada aspek rasa
sayur yang disajikan.

Kata Kunci : Tingkat Kepuasan, cita rasa, daya terima


Daftar pustaka : 22
HEALTH POLYTECHNIC MINISTRY OF HEALTH PADANG
DEPARTMENT OF NUTRITION

Final Project, June 2021


Indah Masri

Overview Satisfaction Pupils of the food served at the Darul Hikmah Islamic
Boarding School in Dharmasraya Year 2021

vii + 81 pages, 14 tables, 5 attachments

ABSTRACT
The success of food administration can be seen from the level of food
satisfaction felt by consumers by looking at food leftovers or food acceptance.
The main factor that affects a person's acceptance of food is the taste of the food
served. The taste of food is influenced by aspects of the appearance and taste of
food. If the acceptability of food is not good, then satisfaction with food will be
not good too and eventually will reduce nutrient intake which has an impact on
nutritional status. The purpose of this study was to describe the level of student
satisfaction with the food served at the Darul Hikmah Islamic Boarding School in
Dharmasraya in 2021.
This study was a descriptive study with a cross-sectional research design
conducted at the Darul Hikmah Islamic Boarding School in Dharmasraya in 2021
with a population of 116 students. Sampling was done by simple random
sampling and the sample size was 33 male students and 20 female students. This
research was conducted for 7 days. The method of collecting data regarding the
level of satisfaction with the taste of food is measured through interviews with a
questionnaire measuring instrument. While the acceptability of food is measured
through the food weighing method with a digital scale measuring instrument. The
data is processed through excel and exported to SPSS.
The results of the study, in general, students were satisfied with the food
appearance aspect including the assessment components (color, texture, large
portion, and shape) which obtained an average percentage of 88.26%, which
means the students were satisfied. In the aspect of food taste, the average
percentage on the vegetable menu is 79.24%, which indicates that the students are
not satisfied. And on the acceptance of students to food, the average percentage is
81.74%, which means that the acceptance of students to the food served is good.
It is recommended for food processors at Darul Hikmah Islamic Boarding
School to pay more attention to the taste of the food served, especially to the
aspect of the taste of the vegetables served.

Keywords : Satisfaction, taste, acceptability


Bibliography : 22
BIODATA PENULIS

Nama : Indah Masri


NIM : 182110099
Tempat / Tanggal Lahir : Sawahlunto Sijunjung, 23 Maret 2000
Anak Ke : 2 dari 2 Bersaudara
Jumlah Saudara : 2 Bersaudara
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Abai Siat , Kecamatan Koto Besar, Kab
Dharmasraya
Email : indahmasri123@gmail.com
Nama Orang Tua
Ayah : Masriadi
Ibu : Repelita
Riwayat Pendidikan :

No Pendidikan Tamat Tahun


1. SD N 01 Koto Besar 2012
2. MTsN Dharmasraya 2015
3. SMAN 01 Koto Baru 2018
4. Poltekkes Kemenkes RI Padang 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

dengan judul “Gambaran Tingkat Kepuasa Santri Terhadap Makanan Yang

Disajikan Pada Pondok Pesantren Darul Hikmah Di Dharmasraya tahun

2021”. Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Diploma III Jurusan Gizi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala

bimbingan, pengarahan dan tuntunan dari Ibu Safyanti, SKM, M.Kes selaku

pembimbing utama dan Ibu Ir. Mulyatni Nizar, M.Kes selaku pembimbing

pendamping . Ucapan terima kasih juga penulis ajukan kepada :

1. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Padang.

2. Ibu Kasmiyetti, DCN, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Padang.

3. Ibu Safyanti, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi Diploma Gizi Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Padang.

4. Ibu Iswanelly Mourbas, SKM, M.Kes, selaku Dewan Ketua Penguji di

Poltekkes Kemenkes RI Padang.

5. Ibu Dr. Eva Yuniritha, M.Biomed, selaku Anggota Dewan Penguji di

Poltekkes Kemenkes RI Padang.

i
6. Bapak dan Ibu dosen sebagai Pengajar di Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Padang yang telah memberikan ilmu sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Terutama kepada kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu

memberikan semangat, doa, dan dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

8. Kepada diri saya sendiri yang telah mampu bertahan dan kuat menghadapi

segala hal yang terjadi diluar kendali selama proses menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

9. Teman-teman Gizi Angkatan 2018 yang selalu mendukung dan memberi

semangat.

10. Serta semua pihak yang telah membantu dalam perkuliahan dan proses

penulisan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari akan keterbatasan

kemampuan yang dimiliki, sehingga penulis masih ada kekurangan baik dalam isi

maupun dalam penulisan. Untuk itu penulis selalu terbuka untuk menerima

kritikan dan saran yang membangun guna kesempurnaan Tugas Akhir ini.Akhir

kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan

manfaat kepada para pembaca dan terutama bagi penulis sendiri.Aamiiin.

Padang, Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
ABSRTAK
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1. Tujuan Umum ........................................................................................ 3
2. Tujuan Khusus ....................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
A. Penyelenggaraan Makanan......................................................................... 6
1. Penyelenggaraan makanan institusi ........................................................ 6
2. Tingkat kepuasan ................................................................................... 9
3. Sisa Makanan ....................................................................................... 16
4. Menu ................................................................................................... 20
B. Kerangka teori......................................................................................... 23
C. Kerangka konsep .................................................................................... 24
D. Definisi Operasional ................................................................................ 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 28
A. Design Penelitian .................................................................................... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 28
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 28
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ........................................................... 30
E. Teknik Pengolahan Data.......................................................................... 30
F. Analisis Data ........................................................................................... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 35
A. Gambaran Umum Lokasi......................................................................... 35
1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Darul Hikmah ............................. 35
2. Gambaran Responden .......................................................................... 35
3. Gambaran Penyelenggaraan Makanan .................................................. 36
B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 37
1. Tingkat Kepuasan Cita Rasa Makanan ................................................. 37
2. Daya Terima Makanan ......................................................................... 47
C. Pembahasan ............................................................................................ 54
1. Kepuasan santri dilihat dari cita rasa makanan ...................................... 48
2. Daya Terima Makanan ......................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 53
A. Kesimpulan ............................................................................................. 53
B. Saran ....................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi para Santri Menurut Umur ................................ 36


Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Penampilan
Makanan Pokok ................................................................................................ 37
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Penampilan
Lauk Hewani .................................................................................................... 38
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Penampilan
Lauk Nabati ....................................................................................................... 39
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Penampilan
Sayur ................................................................................................................. 40
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Rasa Makanan
Pokok ................................................................................................................ 41
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Rasa Lauk
Hewani .............................................................................................................. 42
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Rasa Lauk
Nabati ................................................................................................................ 43
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Rasa Sayur .... 44
Tabel 10. Distribusi Frekuensi DayaTerima Makanan Pokok ............................. 45
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Daya Terima Lauk Hewani................................. 46
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Daya Terima Lauk Nabati .................................. 47
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Daya Terima Sayur ............................................ 48

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan makanan institusi merupakan suatu pelayanan dimana

penyelenggaran makanan disajikan dalam jumlah besar atau banyak. Rangkaian

kegiatan penyelenggaran dimulai dari perencanaan menu sampai pendisribusian

makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaian status kesehatan yang

optimal melalui pemeberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan

pencatatan, pelaporan dan evaluasi (Manuntun & Siregar, 2015) .

Pondok pesantren merupakan salah satu institusi yang melayani kebutuhan

makan santri, seharusnya memiliki sistem penyelenggaraan makanan yang baik

agar dapat tercipta kualitas sumber daya manusia yang tinggi dimana gizi

merupakan salah satu penentu kesehatan santri (Kaenong et al., 2014).

Masalah penyelenggaraan makanan pada remaja yang tinggal di asrama salah

satunya adalah makanan yang disajikan tidak sesuai selera serta menu yang

kurang variatif. Oleh karena itu, asupan menjadi berkurang sehingga terjadi

masalah gizi kurang pada remaja yang tinggal di asrama (Putri dwi wahyuni,

2019).

Menghindari masalah tersebut hal yang perlu diperhatikan dalam

penyelenggaran makanan yaitu menu yang seimbang, bervariasi dan sesuai

dengan kecukupan atau kebutuhan gizi sehingga tercapainya tujuan berupa

kepuasan konsumen terhadap kelezatan, kebersihan dan kesehatan, serta nilai gizi

makanan yang disajikan dengan proses yang efektif dan efisien (Manuntun &

Siregar, 2015)

1
2

Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan seseorang terhadap makanan

yaitu ketepatan waktu distribusi makanan, variasi menu makanan, cita rasa

makanan, kebersihan alat, serta penampikan petugas (PGRS, 2013) . Bentuk

kepuasan seseorang terhadap makanan dapat dilihat melalui sisa makanan.

Apabila tingkat kepuasan terhadap makanan baik, maka makanan yang disajikan

akan dikonsumsi habis, namun jika tingkat kepuasan terhadap makanan kurang,

maka makanan yang disajikan tidak dikonsumsi habis dan akan meninggalkan sisa

(Ramadina, 2019).

Marlenywati (2017) di SMA Islam Terpadu Alfiityan Kabupaten Kuburaya,

Berdasarkan distribusi tingkat kepuasan terhadap mutu hidangan dinyatakan

bahwa santri 92% santri merasaa kurang puas terhadap cita rasa makanan, 61%

santri tidak menghabiskan makanannya.

Hasil penelitian Nurjaya, dkk tentang tingkat kepuasan santri terhadap menu

makanan yang disajikan dalam penyelenggaraan makanan di SMP Islam Terpadu

Al – Fahmi kota Palu 2019 pada menu makan siang diperoleh 91,6 % merasa puas

terhadap rasa makanan, dan 8,4 % merasa kurang puas terhadap rasa makanan,

89,5% merasa puas terhadap penampilan makanan dan 10,5% merasa kurang puas

terhadap penampilan makanan, 78,9% merasa puas terhadap porsi makanan dan

21,1 % merasa kurang puas terhadap porsi makanan.

Studi Pendahuluan yang dilakukan pada 26 November 2020 di Pondok

Pesantren Darul Hikmah diperoleh informasi dari pengurus pondok pesantren

bahwa santri membayar Rp. 350.000/bulan untuk biaya makan. Pondok Pesantren

tidak memiliki siklus menu. Frekuensi pemberian makan 2x sehari yaitu pada saat

makan siang dan makan malam.


3

Hasil pengamatan pada tanggal 28 November 2020 terhadap 10 santriwati

yang sedang makan siang bersama, terdapat 80% santriwati tidak menghabiskan

makanannya dan juga hasil pengamatan terhadap 5 orang santri laki- laki yang

sedang makan siang, terdapat 30% santriwan tidak menghabiskan makanannya.

Hasil wawancara diketahui bahwa para santriwan dan santriwati

meninggalkan sisa makanan karena penilaian cita rasa makanan dan sudah

kenyang. Jika mereka merasa kurang puas terhadap cita rasa makanan maka

mereka akan meninggalkan sisa makanannya.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Gambaran Tingkat Kepuasan Santri terhadap Makanan yang Disajkan

pada Pondok Pesantren Darul Hikmah di Dharmasraya Tahun 2021”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran tingkat kepuasan santri terhadap makanan yang

disajikan pada Pondok Pesantren Darul Hikmah di Dharmasraya tahun 2021 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan santri terhadap makanan yang

disajikan pada Pondok Pesantren Darul Hikmah di Dharmasraya tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya tingkat kepuasan santri terhadap cita rasa makanan pada

Pondok Pesantren Darul Hikmah di Dharmasraya tahun 2021.

b. Diketahui Daya terima santri terhadap makanan yang disajikan pada Pondok

Pesantren Darul Hikmah di Dharmasraya tahun 2021.


4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Menambah, meningkatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta

menambah pengalaman dalam melakukan penelitian dengan menerapkan ilmu

pengetahuan yang didapatkan selama perkuliahan.

2. Bagi Institusi

Dapat dijadikan sebagi usulan atau perbaikan mengenai kualitas

penyelenggaran makanan dengan melihat gambaran tingkat kepuasan santri

terhadap ketepatan waktu penyajian makanan, Cita rasa makanan dan daya terima

santri terhadap makanan yang disajikan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bacaan sehinggga dapat menambah

ilmu pengetahuan.
5

E. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang maka ruang lingkup penelitian ini yaitu gambaran

tingkat kepuasan santri terhadap makanan yang disajikan pada santri setiap waktu

makan siang dan makan malam selama 7 hari di asrama Pondok Pesantren Darul

Hikmah. Penelitian tentang gambaran tingkat kepuasan santri terhadap makanan

yang disajikan tersebut bertujuan untuk mengetahui kepuasan santri terhadap cita

rasa makanan yang disajikan serta daya terima santri terhadap makanan yang

disajikan. Dalam penelitian ini para santri akan diberikan kuesioner tentang

kepuasan terhadap cita rasa makanan yang disajikan pada waktu makan siang dan

makan malam dan dilakukan penimbangan pada sebelum dan sesudah para santri

mengosumsi makanan sehingga didapatkan daya terima santri terhadap makanan

yang disajikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan

menu hingga pendistribusian makanan kepada konsumen, termasuk kegiatan

pencatatan, pelaporan, dan evaluasi yang bertujuan untuk mencapai status

kesehatan yang optimal melalui pemberian makan yang tepat.

1. Penyelenggaraan makanan institusi

Institusi merujuk pada tempat/lembaga penyelenggaraan makanan massal.

Macam – macam institusi, antara lain : industri ( tenaga kerja ) : perusahaan,

sosial : panti asuhan,panti jompo, asrama : asrama mahasiswa atau POLRI,

sekolah : PMT- AS, makan siang siswa, rumah sakit : RS umum, RSB, Puskesmas

rawat, komersial : katering, rumah makan, food court, khusus : asrama haji, pusat

latihan olahraga, lapas, keadaan darurat : bencana alam (Manuntun & Siregar,

2015).

Tujuan penyelenggaraan makanan institusi adalah menyediakan makanan

yang berkualitas baik, bervariasi, memenuhi kecukupan gizi, dapat diterima dan

menyenangkan konsumen dengan memerhatikan standar higiene dan sanitasi yang

tinggi termasuk macam perlatan dan sarana yang digunakan (Manuntun &

Siregar, 2015).

Proses penyelenggaran makanan meliputi :

a. Penyusunan standar makanan

Merupakan suatu kegiatan merancang kecukupan gizi konsumen sesuai

dengan keadaan kesehatan, sesuai dengan dana yang tersedia dengan

6
7

memperhatikan latar belakang sosial budaya konsumen (Bachyar bakri et al.,

2017).

b. Perencanaan menu

Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun dan memadukan

hidangan dalam berbagai variasi yang memenuhi kecukupan gizi, cita rasa yang

sesuai dengan selera konsumen dan kebijakan institusi (Bachyar bakri et al.,

2017).

c. Perencaan kebutuhan makanan

Perencanaan kebutuhan makanan adalah serangkaian kegiatan menetapkan

jumlah, dan mutu bahan makanan yang diperluka dalam kurun waktu tertentu

(Bachyar bakri et al., 2017) .

d. Perencanaan anggaran bahan makanan

Perencanaan anggaran bahan makanan adalah kegiatan penyusunan biaya

yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan dalam rangka penyelenggaraan

makanan untuk kurun waktu tertentu dalam bentuk Rencana Anggaran Belanja

Bahan Makanan (RAB-BM). Untuk rumah sakit dalam hal ini adalah untuk

pengadaan bahan makanan bagi pasien dan karyawan yang dilayani (Bachyar

bakri et al., 2017).

e. Pengadaan bahan makanan

Kegiatan pengadaan bahan makanan meliputi penetapan spesifikasi bahan

makanan, perhitungan harga makanan, pemesanan dan pembelian bahan makanan

dan melakukan survei pasar.

f. Pemesanan dan pembelian bahan makanan

1) Pemesanan bahan makanan


8

Pemesanan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan permintaan

(order) bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata

jumlah konsumen atau pasien yang ada (Bachyar bakri et al., 2017).

2) Pembelihan bahan makanan

Pembelihan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan penyediaan

macam, jumlah, spesifikasi/kualitas bahan makanan sesuai ketentuan/kebijakan

yang berlaku di institusi (Manuntun & Siregar, 2015).

g. Penyimpanan dan penyaluran bahan makanan

Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan,

memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah, baik kualiatas maupun

kuantitas bahan makanan kering dan basah di gudang. Penyaluran bahan makanan

adalah tata cara mendistribusikan makanan berdasarkan permintaan harian

(Manuntun & Siregar, 2015).

h. Persiapan bahan makanan

Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam mepersiapkan

bahan makanan yang siap diolah (mencuci, meotong, menyiangi, meracik, dan

sebagainya) sesuai dengan bumbu, standar resep, standar porsi, standar bumbu,

dan jumlah konsumen yang dilayani (Bachyar bakri et al., 2017).

i. Pengolahan bahan makanan

Pengolahan bahan makanan adalah kegiatan memasak bahan makanan

mentah menjadi makanan yang siap dihidangkan, berkualitas, dan aman untuk

dikonsumsi (Bachyar bakri et al., 2017).


9

j. Distribusi makanan

Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan

sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani sehingga

dapat memuaskan konsumen yang dilayani yang dilakukan oleh petugas

pendistribusian makanan (Wibowo et all., 2014).

2. Tingkat kepuasan

Tingkat kepuasan seseorang terhadap makanan adalah tingkat kemampuan

seseorang dalam menerima makanan yang disajikan, dapat dikatakan perhitungan

dengan banyak sisa makanan yang disajikan (A. Amelia di dalam Ramadina,

2015).

Kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah

mengosumsi suatu produk atau jasa dengan yang diharapkan (ekspetasi). Apabila

produk atau jasa tersebut sesuai dengan harapannya maka konsumen akan merasa

puas namun jika tidak sesuai dengan harapan yang diharapkan konsumen maka

konsumen akan merasa tidak puas (Rustanti, 2015).

Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat

sesuatu yang memadai. Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan

seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan produk yang

dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang (Kaenong et al., 2014).

Pengukuran kepuasan dapat dilakukan dengan metode :

1. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan

2. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar harapan terhadap suatu

produk dan seberapa besar yang dirasakan


10

3. Responden diminta untuk menuliskan masalah yang mereka hadapi dan juga

diminta untuk menuliskan perbaikan yang mereka sarankan

4. Responden dapat diminta untuk merangking setiap produk yang ditawarkan

a. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan terhadap makanan :

1) Ketepatan waktu penyajian makanan

Makanan harus langsung dibagikan atau di distribusikan kepada konsumen.

Waktu penyajian makanan sangat mempengaruhi selera makan seseorang,

penyajian makan harus tepat waktu, baik waktu penyajian makan pagi, makan

siang dan makan malam (Manuntun & Siregar, 2015).

Ketepatan waktu distribusi makanan adalah kesesuaian makanan yang

disajikan kepada konsumen menurut waktu pembagian makan yan ditentukan

(Nurrachmah, 2016).

Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan

sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani sehingga

dapat memuaskan konsumen yang dilayani yang dilakukan oleh petugas

pendistribusian makanan (Wibowo et all., 2014).

Aspek waktu juga merupakan hal yang penting dalam memenuhi kepuasan

konsumen. Pelayanan makanan harus tepat waktu. Hal ini sangat berpengaruh

pada kepuasan konsumen, Jika pelayanan makanan ini terlambat maka akan

berdampak kepada kepuasan konsumen. Namun sebaliknya, Jika pelayanan

makanan tepat waktu maka konsumen akan merasa puas (Fandy Tjiptono di

dalam Nurjanah, 2019).

Bila jadwal pemberian makan tidak sesuai maka makanan yang sudah siap

akan mengalami waktu penungguan sehingga makanan yang akan disajikan


11

kepada konsumen akan menjadi tidak menarik karena mengalami perubahan

dalam suhu makanan (Moehyi,1992).

2) Cita Rasa Makanan

Mutu makanan yang disajikan dapat dinilai dengan memperhatikan zat gizi

yang terkandung di dalam makanan dan cita rasa makanan itu sendiri. Cita rasa

makanan yang ditimbulkan terjadi karena adanya rangsangan dari indera

penglihatan, indra penciuman dan indra pengecapan. Makanan yang memiliki cita

rasa yang tinggi adalah makanan yang disajikan secara menarik dan memberikan

rasa yang lezat. Untuk memberikan kepuasan kepada konsumen maka perlu

diperhatikan kualitas dari makanan yang disajikan. Aspek cita rasa makanan

terdiri dari penampilan dan rasa makanan (Manuntun & Siregar, 2015).

a) Penampilan makanan

Penampilan makanan yang menarik akan meningkatkan selera makan

seseorang untuk mengosumsi makanan yang disajikan. Penampilan makanan

dapat merangsang syaraf melalui indrapenglihatan dan dari penglihatan tadi

timbulah selera untuk mencicipi makanan (Manuntun & Siregar, 2015).

Makanan yang disajikan harus meningkatkan selera makan seseorang,

karena penampilan makanan dapat mempengaruhi seseorang untuk mengosumsi

makanan yang disajikan. Penampilan makanan adalah faktor – faktor penentu

citarasa makanan yang disajikan, meliputi warna, bentuk,besar porsi, tekstur, dan

penyajian makanan (Moehyi, 1992).

(a) Warna makanan

Warna makanan yang disajikan hendaknya menarik, sehingga

meningkatkan selera makan. Karena warna pada makanan memiliki peranan yang
12

penting di dalam penampilan makanan. Untuk mendapatkan warna makanan yang

menarik harus menggunakan teknik memasak tertentu. dan sebaiknya untk

mendapatkan warna makanan yang diinginkan gunakanlah pewarna makanan dari

bahan alami.

(b) Besar porsi

Besar porsi adalah banyaknya makanan yang disajikan dan porsi untuk

setiap individu sesuai dengan kebiasaan makan (Wibowo et al., 2018).

Penampilan makanan akan terlihat menarik apabila disajikan pada piring saji yang

sesuai ukuran, bentuk ataupun warnanya., dan ditata dengan rapih. Jumlah

makanan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dalam piring saji akan

mempengaruhi kepuasan konsumen (Lastmi et al., 2018).

(c) Tekstur makanan

Tekstur makanan merupakan salah satu komponen yang menentukan cita

rasa makanan, karena sensitfitas indera cita rasa dipengaruhi oleh tekstur

makanan. Oleh karena itu tekstur makanan yang sesuai akan meningkatkan selera

makan seseorang ( Moehyi,1992).

Tekstur makanan tergantung dari struktur makanan dan dapat dirasakan

ketika makanan masuk kedalam mulut. Penilaian tekstur meliputi hal-hal seperti

garing, lembut, kasar, halus, keras, dan liat (Lastmi et al., 2018).

(d) Bentuk makanan

Bentuk makanan dapat dinilai dari potongan bahan makanan, kerapihan

dalam memotong dan variasi bentuk potongan makanan, akan meningkatkan daya

tarik penampilan makanan (Lastmi et al., 2018).


13

(e) Penyajian makanan

Makanan yang baik dan memuaskan diawali dengan timbulnya selera makan.

Selera makan akan timbul dari penampilan makanan yang berkaitan dengan cita

rasa dan cara penyajiannya. Dengan penampilan yang menarik akan memberikan

kenikmatan dan kepuasan bagi orang yang menyantapnya (Wibowo et al., 2018).

Penyajian makanan berkaitan dengan cara penataan, menghias makanan,

menyajikan makanan dengan alat yang tepat, dan cara menghidangkan makanan

yang baik. Oleh sebab itu makanan akan memiliki nilai tambah tinggi apabila

ditunjang dengan cara penyajian yang menarik sehingga membangkitkan selera

makan (Wibowo et al., 2018).

b) Rasa makanan

Rasa merupakan komponen selera yang terpenting karena berpengaruh

dominan terhadap makanan yang disajikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi

rasa makanan adalah aroma makanan, bumbu masakan, tingkat kematangan,suhu

makanan, rasa makanan (Manuntun & Siregar, 2015).

(a) Aroma makanan

Aroma makanan yang ditimbulkan dari makanan akan menimbulkan

ransangan indra penciuman dan meningkatkan selera makan. Aroma yang

ditimbulkan oleh setiap makanan berbeda – beda, hal tersebut dipengaruhi oleh

cara pengolahan makanan yang berbeda – beda (Moehyi,1992).

(b) Suhu makanan

Temperatur makanan ketika disajikan menjadi faktor yang menentukan rasa

makanan. Suhu makanan perlu diperhatikan karna suhu makanan yang terlalu

panas dan dingin akan mempengaruhi selera makan seseorang (Moehyi,1992).


14

(c) Bumbu makanan

Bumbu yang digunakan untuk memasak mempengaruhi citarasa masakan.

Bumbu makanan yang tidak enak dapat menyebabkan seseorang untuk tidak

memakan makanan yang disajikan akan tetapi bumbu masakan yang enak akan

membuat seseorang menghabiskan makanan yang disajikan (Fernika ovi,2017)

(d) Tingkat kematangan

Tingkat kematangan akan mempengaruhi dan perlu diperhatikan pada

penyajian makanan. Makanan yang disajikan dalam keadaan matang akan

menambah nilai rasa dari makanan tersebut, karena makanan yang belum matang

dapat mengurangi selera makan (Mardina, 2019).

3) Variasi menu makanan

Variasi menu makanan yang disajikan merupakan salah satu upaya untuk

menghilangkan rasa bosan. apabila menu makanan yang disajikan kurang menarik

maka akan berakibat pada menurunnya selera makan yang akibatnya seseorang

akan meninggalkan sisa makanan (Dipura et al., 2017).

4) Kebersihan alat

Kebersihan alat penyajian merupakan salah satu faktor penting dalam

penyajian atau penyelenggaraan makanan karena dapat mempengaruhi daya

terima klien konsumen terhadap makanan yang disajikan. Kebersihan alat

penyajian meliputi permukaan alat utuh, tidak rusak, tidak adanya benda-benda

asing yang menempel pada alat penyajian makanan (Nurhayati,2008).

Makanan yang disajikan di wadah yang bersih, peralatan yang digunakan

bersih, sirkulasi udara dapat berlangsung, penyaji berpakaian bersih dan rapi
15

menggunakan tutup kepala dan celemek. Tidak boleh terjadi kontak langsung

dengan makanan yang disajikan (Wibowo et al,.2014).

Berdasarkan Permenkes no. 1204 tahun 2004 tentang persyaratan penyajian

makanan adalah :

a. Makanan harus terhindar dari bahan tercemar

b. Peralatan yang digunakan untuk menyajikan makanan harus terjaga

kebersihannya

c. Makanan jadi siap saji harus ditempatkan pada peralatan yang bersih

d. Penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan bersih

e. Makanan yang disajkan dalam keadaan hangat ditempatkan pada fasilitas

penghangat makanan dengan suhu minimal 600C (Wibowo et al., 2014).

5) Penampilan petugas

Pelayanan yang dapat diberikan oleh pramusaji untuk konsumen di institusi,

seperti senyum kepada semua orang sewajarnya, melakukan yang terbaik secara

ikhlas, mendekati konsumen dengan ramah – tamah, menghargai setiap

konsumen, menghargai setiap konsumen seperti raja, mengundang konsumen

untuk datang kembali, menciptakan suasana yang hangat, dan memberikan

perhatian (Wibowo et al, 2014).

Adapun syarat pramusaji yaitu : berpenampilan rapi, mencangkup berbadan

tegap dan tidak lesu, selalu memakai baju seragam yang telah ditetapkan serta

rapih, menggunakan celemek, tidak memakai perhiasan secara berlebihan,

termasuk memakai riasan wajah, tidak memelihara jenggot dan kumis, rambut

tidak gondrong, serta bebas bau mulut dan bau badan (Wibowo et al,.2014).
16

3. Sisa Makanan

a. Pengertian Sisa Makanan

Sisa makanan adalah makanan yang masih ada di piring makan sesudah

konsumen selesai makan. Dengan melihat sisa makanan dapat diketahui

kemampuan dan kemauan seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang

disajikan. Sisa makanan dapat dikatakan merupakan makanan yang tidak

dimakan. (Wayansari et al., 2014).

Sisa makanan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Waste, makanan yang hilang karena tidak dapat diperoleh/diolah atau

makanan yang hilang karena tercecer.

2) Plate Waste, makanan yang terbuang karena setelah dihidangkan tidak

habis dikonsumsi (Wibowo et al., 2016).

b. Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Sisa makanan

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak menghabiskan makanan

yang disajikan antara lain faktor yang berasal dari dalam diri sendiri (Faktor

Internal), faktor eksternal dan faktor lainnya (Almatsier, 2004).

1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu :

(a) Psikologis

Faktor psikologis merupakan rasa senang maupun tidak senang terhadap

makanan yang disebabkan oleh seseorang sedang sakit sehingga menimbulkan

rasa putus asa. Manifestasi rasa putus asa tersebut sering berupa hilangnya nafsu

makan sehingga mengakibatkan seseorang tidak menghabiskan makanannya.

(b) Kebiasaan makan


17

Kebiasaan makan dapat mempengaruhi seseorang untuk menghabiskan

makanannya. Bila kebiasaan makan sesuai dengan makanan yang disajikan baik

dalam susunan menu maupun besar porsi, maka seseorang akan cenderung

menghabiskan makanan yang disajikan. Sebaliknya jika tidak sesuai seseorang

akan memerlukan waktu untuk penyesuaian mengenai makanan tersebut.

(c) Kebosanan

Rasa bosan biasanya muncul karna menu makanan yang disajikan cenderung

kurang bervariasi dan sering terjadi pengulangan menu makanan. Untuk

mengurangi rasa bosan tersebut maka perlunya perencanaan menu yang baik,

sehingga tidak terjadinya pengulangan bahan makanan maupun menu yang

disajikan.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi sisa makanan yaitu :

a) Penampilan makanan

Penampilan makanan terdiri dari warna makanan, tekstur makanan, dan

besar porsi makanan.

b) Rasa makanan

Rasa makanan terdiri dari rasa, suhu, tingkat kematangan, dan keempukan

makanan.

3) Faktor lain

Faktor lain yang dapat mempengaruhi sisa makanan yaitu penampilan alat

makan, cara penyajian makanan dan sikap petugas pengantar makanan. Cara

penyajian merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian dalam

mempertahankan penampilan makanan yang disajikan. Penyajian makanan


18

berkaitan dengan peralatan yang digunakan, serta sikap petugas yang menyajikan

dan juga kebersihan peralatan makan maupun kebersihan petugas yang

menyajikan makanan (Budiyanto, 2002).

c. Metode Pengukuran Sisa makanan

untuk mengukur sisa makanan dapat menggunakan beberapa metode sebagai

berikut:

1) Metode observasi/visual/Comstock

Metode ini bertujuan untuk mengetahui sisa makanan yang diukur dengan

cara menaksir secara visual banyaknya sisa makanan untuk setiap jenis makanan.

Hasil taksiran ini bisa dalam bentuk berat makanan yang dinyatakan dalam gram

atau skor apabila menggunakan skala pengukuran.

Metode observasi yang dikembangkan comstock menggunakan 6 poin dengan

kriteria sebagai berikut :

1. Skala 0 jika makanan habis

2. Skala 2 jika makanan bersisa ½ porsi

3. Skala 3 jika makanan bersisa ¾ porsi

4. Skala 4 jika makanan yang dikonsumsi sedikit ( kira – kira 1 sendok makan )

5. Skala 5 jika makanan utuh atau tidak dihabiskan

2) Metode pencatatan sendiri (self reported consumption)

Dalam metode ini responden mengestimasi sendiri sisa makanannya, dan

menuliskannya pada form khusus untuk mencatat sisa dari setiap jenis makanan.

3) Metode Recall

Metode ini digunakan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang

asupan makanan seseorang selama 24 jam sehari sebelum di wawancara.


19

Mengukur sisa makanan dengan metode recall hanya dapat dilakukan pada

responden dengan jumlah makanan yang dihidangkan sudah diketahui

sebelumnya. Dalam melakukan wawancara perlu menggunakan alat bantu

berupa buku foto makanan ataupun food model. Cara yang dilakukan adalah

dengan menanyakan kepada responden tentang jenis dan jumlah makanan

yang dimakan/ dikonsumsi sehari sebelum wawancara, dimulai dari bangun

tidur hingga tidur lagi di malam hari.

4) Metode Penimbangan sisa makanan

Metode ini digunakan untuk mengukur atau menimbang sisa makanan setiap

jenis makanan atau mengukur total sisa makanan pada individual atau kempok.

Metode ini relative paling akurat dibanding metode lainnya karena

mengidentifikasi sisa makanan melalui penimbangan.

Alat bantu yang dibutuhkan adalah timbangan dengan ketelitian1 gram,

sarung tangan untuk digunakan pada waktu memilah sisa makanan, formulir/

lembar pencatatan berat makanan yang disajikan dan makanan sisa.

Sisa makanan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut =

Sisa makanan = Berat awal – berat akhir x 100 %


Berat Awal
Berat awal = berat makanan yang dihidangkan

Berat akhir = berat makanan yang tidak dimakan (berat sisa makanan) (Lastmi et

al., 2018)

4. Daya Terima Makanan

Daya terima makanan adalah kesanggupan seseorang untuk menghabiskan

makanan yang disajikan (Marlina et al., 2009). Daya terima juga dapat dilihat dari

jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang diberikan terkait dengan penilaian


20

sensori. Daya terima terhadap makanan menunjukkan hasil penilaian seseorang

terhadap menu makanan. Penilaian terhadap suatu menu berhubungan dengan

beberapa karakteristik menu yang meliputi pola menu, warna dan penampakan,

tekstur, aroam, bentuk potongan, poularitas makanan, dan suhu penyajian. Selain

itu penilaian terhadap makanan juga dipengaruhi oleh kesukaan (Mardhiyah,

2019).

Pengukuran daya terima makanan dapat dilakukan dengan menggunkan

metode food weighing. Prinsip dari food weighing adalah pengumpulan data

dengan melakukan penimbangan makanan yang dikonsumsi dan menimbang sisa

makanan yang tidak dikonsumsi oleh seseorang. Hasil penimbangan adalah

penimbangan makanan sebelum dikonsumsi dikurangi dengan sisa makanan yang

tidak dikonsumsi (Sirajudin et al., 2018). Adapun Rumus daya terima sebagai

Berikut :

Daya terima = Jumlah makanan yang akan dikonsumsi – jumlah sisa

makanan

%Daya Terima = Berat awal – berat akhir x 100 %


Berat Awal
Keterangan :
Berat awal = berat makanan yang dihidangkan

Berat akhir = berat makanan yang tidak dimakan (berat sisa makanan) (Lastmi

et al., 2018)

5. Menu

1. pengetian menu

Menu berasal dari bahasa Perancis yang artinya “rinci” yaitu daftar yang

tertulis secara rinci tentang makanan yang dipesan (seperti di restoran) atau

disajikan (seperti di rumah sakit, sekolah). Menu juga dapat berarti sebagai
21

hidangan yang disajikan pada waktu tertentu, misalnya makan pagi, makan siang

dan makan malam. Sumber lain mengartikan menu sebagai daftar bermacam-

macam makanan dan minuman yang disajikan oleh kegiatan penyelenggaraan

makanan didasarkan atas kebutuhan konsumen dan atau permintaan serta dikelola

secara terorganisasi (Bachyar bakri et al., 2017).

Keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan makanan sering ditentukan

oleh menu atau hidangan yang disajikan, sehingga perlu dibuat perencanaan menu

sebelumnya. Menu adalah cerminan misi penyelenggaraan makanan sehingga

akan sangat bervariasi antara satu institusi dengan institusi lainnya. Dalam

institusi komersial menu dirancang untuk menarik pelanggan dan mendapatkan

keuntungan, sedangkan pada institusi nonkomersial, perencanaan menu ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kelompok sasaran (Bachyar bakri et

al., 2017).

2. Penilaian menu

Penilaian menu diperlukan instrumen penilaian yang selanjutnya instrumen

tersebut disebarkan kepada pihak manajemen misalnya manajer produksi,

distribusi, marketing. Bila ada ketidak setujuan oleh pihak salah satu manajer,

maka perlu diperbaiki kembali, sehingga menu telah benar-benar disetujui oleh

manajer (Bachyar bakri et al., 2017).

Menu dapat dikatan baik dari sudut pandang konsumen jika memenuhi

kriteria sebagai berikut :

a. Mencukupi kebutuhan gizi konsumen

b. Warna dan kombinasi makanan menarik

c. Tekstur dan konsistensi hidangan serasi


22

d. Rasa dan aroma makanan enak berdasarkan hasil penilaian secara

organoleptik

e. Ukuran dan bentuk potongan bervariasi

f. Makanan disajikan sesuai dengan suhu

g. Sesuai dengan selera konsumen

h. Penyajian menarik dan saniter

i. Besar porsi sesuai

Jika menu sudah memenuhi seluruh atau sebagian dari aspek penilaian

tersebut, menu dapat dikatakan baik atau termasuk menu kualitas baik. Menu

dapat dikatakan baik dari sudut pandang manjerial :

a. bervariasi, tidak terjadi pengulangan menu

b. memerhatikan musim dan keadaan pasar

c. menu disajikan sesuai macam dan jumlah tenaga, kemampuan dan waktu

yang tersedia

d. menu disajikan disesuiakan dengan macam dan jumlah peralatan

e. memerhatikan dana yang tersedia

f. memerhatikan macam dan jumlah orang yang dilayani

g. memerhatikan macam dan peraturan institusi

jika menu sudah memenuhi keseluruhan atau sebagian aspek penilaian

tersebut, menu dapat dikatakan baik atau termasuk menu kualitas baik (Manuntun

& Siregar, 2015).


23

B. Kerangka teori

Faktor Internal :
Psikologis
Kebiasaan makan
kebosanan

Faktor Eksternal : Daya Terima Tingkat


Makanan Kepuasan
Cita rasa makanan

Faktor lain :
Cara penyajian
(ketepatan waktu
distribusi)
Kebersihan alat
Penampilan
petugas

Sumber : Moehji (1992)


24

C. Kerangka konsep

Penampilan :
Warna
Bentuk
Besar porsi

Rasa : Daya Kepuas


Rasa terima an
Tekstur
Tingkat kematangan

Ketepatan
waktu
distribusi
makanan
25

D. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
1 Cita Rasa Ordinal
Makanan Dilihat
Dari :

a. Penampilan Penampilan adalah Wawancara Kuesioner Tingkat kepuasan


Makanan penampakan menu terhadap penampilan
yang tersaji yang makanan (warna,
terlihat oleh indera tekstur, besar porsi
penglihatan. Aspek dan bentuk) diberi
penampilan melihat skor :
aspek warna, bentuk 0 = Tidak Suka
makanan, tekstur dan 1 = Kurang Suka
besar porsi. 2 = Suka
3 = Sangat Suka
Lalu Rata-rata
persentase skor
dikategorikan menjadi
:
1=Suka,jika
persentase skor
>80%
2 = Tidak Suka, jika
persentase skor <80%
Sumber : PGRS
26

(2013)
b. Rasa Makanan Rasa adalah persepsi Wawancara Kuesioner Tingkat kepuasan
rasa terhadap menu terhadap rasa
yang disajikan serta makanan (aroma,
dirasakan oleh indera bumbu, tingkat
pengecap. Aspek rasa kematangan, dan
meliputi aroma, suhu, suhu) diberi skor :
bumbu dan 0 = Tidak Suka
kematangan. 1 = Kurang Suka
2 = Suka
3 = Sangat Suka
Lalu Rata-rata
persentase skor
dikategorikan menjadi
:
1 = Suka,jika
persentse skor
>80%
2 = Tidak Suka, jika
persentase skor <80%
Sumber : PGRS
(2013)
2 Daya Terima Daya terima adalah Menimbang Timbangan Rata-Rata Persentase ordinal
makanan persentase makanan makanan sebelum digital makanan yang
yang dihabiskan oleh dan sesudah dikonsumsi, diperoleh
santri melalui proses makanan yang dari makanan yang
penimbangan berat dikonsumsi oleh disajikan dan sisa
awal makanan dan sisa para santri yang makanan.
27

makanan yang meliputi makanan Yang kemudian


meliputi makanan pokok, lauk dikategorikan :
pokok, lauk hewani, hewani, lauk
1= Baik, apabila
lauk nabati dan sayur. nabati, dan sayur
persentase daya
terima > 80%
2= Kurang baik,
apabila persentase
daya terima < 80%
Sumber : P.A.G dan
A. D (2020)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Design Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional

yaitu menggambarkan tingkat kepuasan santri terhadap makanan yang disajikan pada Pondok

Pesantren Darul Hikmah Tahun 2021 dan pengumpulan data variabel yang akan diteliti

diambil pada waktu makan siang dan makan malam selama 7 hari .

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Darul Hikmah. Waktu pembuatan Tugas

Akhir dimulai dari bulan Desember tahun 2020 sampai Mei 2021. Waktu pengumpulan data

dimulai dari tanggal 22 Mei – 28 Mei tahun 2021.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua santri yang merupakan siswa MTs di Pondok

Pesantren Darul Hikmah kabupaten Dharmasraya yang berjumlah 116 orang. yang terdiri dari

74 orang santri laki – laki dan 42 orang santri perempuan.

b. Sampel

Sampel dihitung menggunakan rumus proporsi dengan populasi finit (lemeshow,1997) .

n= Z 21-a/2 P (1-P) N

d2(N-1) + Z21-a/2 P (1-p)

Keterangan :

n = besar sampel

Z21-a/2 = nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96)

28
29

P = proporsi populasi

d = presisi absolut / derajat penyimpangan

Perhitungan sampel :

n= (1,96)2 (0,5) (1-0,5) 116

(0,1)2 (116-1) + (1,96)2 (0,5) (1-0,5)

n= 11,36

2,11

n = 53 orang

Berdasarkan perhitungan rumus diatas, didapatkan jumlah sampel sebanyak 53 orang.

Yang mana masing – masing jumlah sampel santri :

Laki – laki = 74 x 53 = 33 orang

116

Perempuan = 42 x 53 = 20 orang

116

Cara pengambilan sampel dengan metode simple random sampling dengan cara

melakukan pengundian terhadap nama – nama populasi.

Populasi yang dijadikan sample harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan peneliti

sebagai berikut:

a. Berdasarkan kriteria inklusi :

1) Bersedia menjadi subjek penelitian dengan mengisi informed consent

2) Merupakan santri yang tinggal di asrama

3) Mendapatkan makanan lengkap dari makan siang sampai makan malam

4) Tidak sedang sakit


30

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

a. Data primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung peneliti dengan wawancara

kepada santriwan dan santriwati yang meliputi identitas responden dan tingkat kepuasan

terhadap cita rasa makanan, dikumpulkan oleh peneliti melalui kuesioner setiap kali makan

siang dan malam selama 7 hari. Data daya terima diperoleh dari hasil penimbangan makanan

untuk setiap kali makan siang dan malam, penimbangan dilakukan sebelum dan sesudah

makanan disajikan (sisa makanan), yang mana dilakukan oleh peneliti.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data tentang gambaran umum lokasi, daftar menu

makanan,dan jumlah santri di Pondok Pesantren Darul Hikmah yang diperoleh melalui

wawancara dengan pengurus pondok pesantren.

E. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan secara manual dan komputerisasi dengan

menggunakan program yang sesuai. Pengolahan data dapat dilakukan setelah terkumpulnya

data primer yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Editing (Pemeriksaan Data)

Setelah kuesioner diisi, maka setiap jawaban pada kuesioner diperiksa kelengkapan isi

jawaban dari setiap pertanyaannya. Hal ini bertujuan untuk melengkapi data yang kurang

sebelum pengolahan data.

2. Coding (Pemberian Kode)

Setelah editing selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah pemberian kode dan skor

pada item-item jawaban dilembaran kuesioner dan kemudian dimasukkan kedalam master

tabel.
31

Pada penelitian ini, untuk varibel penelitian tingkat kepuasan cita rasa makanan dan daya

terima makanan diinterpretasikan pemberian kode dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tingkat Kepuasan Terhadap Cita Rasa Makanan

1) Penampilan Makanan ( warna, bentuk,tekstur dan besar porsi)

Tingkat kepuasan terhadap penampilan makanan ( warna, bentuk, tekstur dan besar

porsi) dengan pemberian kuesioner kepada santriwan dan santriwati. Dengan pemberian skor

0 = Tidak suka

1 = Kurang suka

2 = Suka

3 = Sangat suka

2) Rasa Makanan ( Aroma, bumbu,suhu, dan tingkat kematangan)

Tingkat kepuasan terhadap rasa pada makanan (aroma, bumbu, suhu, dan tingkat

kematangan) dengan pemberian kuesioner kepada santriwan dan santriwati. Dengan

pemberian skor :

0 = Tidak suka

1 = Kurang suka

2 = Suka

3 = Sangat suka

b. Daya terima makanan

Daya terima makanan didapatakn dengan cara menggunakan metode food weighing.

Dengan metode ini didapatkan persentase daya terima makanan (makanan pokok,lauknabati,

lauk hewani dan sayur). Lalu hasil persentase dimasukkan ke dalam master tabel.

3. Entry
32

Setelah dilakukan pengskoran sesuai pertanyaan kuesioner maka data diolah dengan

menggunakan program SPSS. Data yang dientry ke program SPSS adalah skor tingkat

kepuasan cita rasa makanan ,dan daya terima makanan .

4. Processing

Kegiatan memproses data agar dapat dianalisis, dengan cara mengentri data ke program

SPSS. Pada bagian ini data yang di proses :

a. Tingkat Kepuasan terhadap Cita Rasa Makanan

1) Penampilan makanan (warna, tekstur,bentuk dan besar porsi)

Tingkat kepuasan terhadap penampilan makanan (warna, tekstur,bentuk dan besar porsi)

dilihat untuk setiap waktu makan dibagi 2 kategori yaitu :

1 = suka, apabila persentase tingkat kepuasan santri terhadap penampilan makanan >

80%

2 = tidak suka, apabila persentase tingkat kepuasan santri terhadap penampilan < 80%

Dan hasil dkeluarkan dalam bentuk output distribusi frekuensi penampilan makanan

(warna,tekstur,besar porsi dan bentuk) setiap waktu makan (makan siang dan makan malam).

Dimana hasil ouput yang keluar berdasarkan masing – masing aspek penampilan makanan.

Lalu persentse setiap aspek penampilan makanan di rata – ratakan dan didapatkan hasil

persentase keseluruhan dalam setiap waktu makan (makan siang dan makan malam).

Kemudian dicari rata – rata persentase dalam satu hari. Setelah itu rata – rata penampilan

makanan per hari tersebut dijumlahkan sampai hari ke – 7, dan dibagi dengan 7 hari untuk

mendapatkan rata – rata persentase penampilan selama 7 hari.

2) Rasa makanan (aroma,bumbu,tingkat kematangan dan suhu)

Tingkat kepuasan terhadap rasa makanan (aroma,bumbu,tingkat kematangan dan suhu)

dilihat untuk setiap waktu makan dibagi dalam 2 kategori yaitu :

1 = suka, apabila tingkat kepuasan santri terhadap rasa makanan > 80%
33

2 = tidak suka, apabila tingkat kepuasan santri terhadap rasa makanan < 80%

hasil dikeluarkan dalam bentuk output distribusi frekuensi rasa makanan

(aroma,bumbu,tingkat kematangan dan suhu) setiap waktu makan (makan siang dan makan

malam). Dimana hasil ouput yang keluar berdasarkan masing – masing aspek rasa makanan.

Lalu persentse setiap aspek rasa makanan di rata – ratakan dan didapatkan hasil persentase

keseluruhan dalam setiap waktu makan (makan siang dan makan malam). Kemudian dicari

rata – rata persentase dalam satu hari. Setelah itu rata – rata rasa makanan per hari tersebut

dijumlahkan sampai hari ke – 7, dan dibagi dengan 7 hari untuk mendapatkan rata – rata

persentase rasa makanan selama 7 hari.

b. Daya terima makanan

Daya terima makanan untuk setiap waktu makan dikategorikan 2 yaitu :

1 = baik , apabila persentase daya terima > 80%

2 = kurang baik, apabila persentase daya terima < 80%

Dan hasil dikeluarkan dalam bentuk output distribusi frekuensi daya terima makanan

(makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, dan sayur) setiap waktu makan (makan siang dan

makan malam). Dimana hasil ouput yang keluar berdasarkan masing – masing kelompok

makanan. Lalu persentase daya terima makanan (makanan pokok,lauk hewani, lauk

nabati,dan sayur) di rata – ratakan dan didapatkan hasil persentase keseluruhan dalam setiap

waktu makan (makan siang dan makan malam). Kemudian dicari rata – rata persentase dalam

satu hari. Setelah itu rata – rata daya terima makanan (makanan pokok,lauk hewani, lauk

nabati,dan sayur) per hari tersebut dijumlahkan sampai hari ke – 7, dan dibagi dengan 7 hari

untuk mendapatkan rata – rata persentase daya terima makanan (makanan pokok,lauk

hewani, lauk nabati,dan sayur)selama 7 hari.

5. Cleaning (Pembersihan Data)


34

Data yang sudah dimasukkan diteliti kembali untuk menghindari kemungkinan terjadinya

kesalahan yang bisa saja terjadi saat memasukkan data ke komputer dengan

mempertimbangkan kesesuaian jawaban dengan maksud kuesioner.

F. Analisis Data

Variabel – variabel yang dianalisis berupa tingkat kepuasan terhadap cita rasa makanan

dikategorikan sesuai kriteria masing – masing menurut kelompok makanan. Sementara

varibel daya terima dikategorikan baik dan kurang baik. Data dengan skala ordinal dianalisis

secara univariat lalu disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan setelah itu data

dideskripsikan setiap variabel.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Darul Hikmah

Pondok Pesantren Darul Hikmah pada awalnya hanyalah sebuah pengajian agama metode

khalakah dipimpin oleh Buya M. Tasah Datuak Bundorajo, Hj. Habibah, Marhatiyus dan

Syawal Ys. Pada tahun 1990, yang bermula dengan 2 orang beserta didik hingga akhirnya

pada tahun 1993 peserta didik pun sudah mencapai satu lokal besar yakni 35 orang hingga

akhirnya dibentuklah pengurus berbentuk Yayasan yang dinamakan Yayasan Darul Hikmah

yang menaungi pendidikan formal dan in formal yakni Madrasah Tsanawiyah PP Darul

Hikmah dan Pendidikan Pondok Pesantren.

Fasilitas yang ada di pesantren ini antara lain gedung kelas, gedung olahraga, gedung

guru, mesjid, koperasi siswa, kamar mandi/WC, gedung asrama putra dan putri, kantin,

gedung komputer, rumah dinas guru, dan gedung UKS. Santri di Pondok Pesantren Darul

Hikmah memiliki kegiatan yang padat. Kegiatan dibedakan menjadi kegiatan kulikuler dan

ekstrakulikuler. Kegiatan kulikuler meliputi proses belajar – mengajar dikelas dan kegiatan

ibadah. Kegiatan ekstrakulikuler meliputi kegiatan olahraga, kursus komputer, menjahit,

membordir. Seni kaligrafi, dan seni hadroh.

2. Gambaran Responden

Responden pada penelitian ini berada pada kelompok umur 12 – 15 tahun, yang terdiri

dari 33 orang santri laki – laki dan 20 orang santri perempuan. Distribusi frekuensi para santri

berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 1:

35
36

Tabel 1.Distribusi Frekuensi para Santri Menurut Umur di Pondok Pesantren Darul
Hikmah di Dharmasraya tahun 2021

Umur N Persentase
(%)
12- 13 24 45,3
14-15 28 52,8
Total 53 100

Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa sebagian besar (52,8%) santri berusia 14-15 tahun.

3. Gambaran Penyelenggaraan Makanan

Penyelenggaraan makanan di Pondok Pesantren Darul Hikmah dilakukan oleh 1 orang

petugas yang bertugas sebagai pengolah makanan sekaligus pramusaji. Pengolahan makanan

biasanya dilakukan sebanyak dua kali yaitu untuk makan siang dan makan malam.

Pengolahan makan pagi dilakukan dari jam 09.00 – 10.30 wib dan makan siang dilakukan

dari jam 15.00 – 16.30 wib. Untuk penyajian makan siang dimulai pada jam 12.00 – 13.00

wib dan makan malam jam 19.00 – 20.00 wib.

Penyusunan menu, Pondok Pesantren Darul Hikmah tidak memiliki siklus menu. menu

yang disajikan di Pondok Pesantren Darul Hikmah hanya menu sederhana seperti hanya nasi

ditambahkan lauk hewani atau lauk nabati, namun sesekali santri diberikan sayur. Biaya

untuk penyelenggaran makanan di Pondok Pesantren Darul Hikmah berasal dari santri yaitu

sebesar Rp. 350.000,00 per bulan/ per santri. Dengan biaya sekali makan Rp. 5.000,00.

Pembelian bahan makanan dilakukan oleh petugas sebanyak dua kali dalam seminggu dengan

biaya sekali belanja Rp. 500.000,00 . Untuk bahan makanan seperti beras dan minyak goreng

dibeli satu kali seminggu, sedangkan untuk bahan makan basah seperti daging ayam,dan

daging ikan diantarkan langsung ke tempat pengolahan oleh rekanan.


37

Distribusi makanan dilakukan langsung oleh petugas pengolah makanan di kantin yang

mana para santri datang ke kantin dengan membawa peralatan makan masing – masing, lalu

makanan akan dibagikan sesuai dengan porsi yang ditetapkan oleh petugas.

B. Hasil Penelitian

1. Tingkat Kepuasan Cita Rasa Makanan

Cita rasa terdiri dari aspek penampilan dan rasa. Aspek penampilan dinilai berdasarkan

warna, tekstur, besar porsi dan bentuk makanan. Untuk aspek rasa dinilai berdasarkan

aroma, bumbu, tingkat kematangan, dan suhu makanan.

a. Tingkat kepuasan penampilan makanan pokok

Berdasarkan kategori penampilan makanan pokok sesuai dengan hari dan waktu makan

di Pondok Peasntren Darul Hikmah dapat dilihat pada tabel 2 berikut :

Tabel 2.Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Penampilan Makanan


Pokok (Tesktur, dan Besar Porsi) berdasarkan Hari dan Waktu Makan di
Pondok Pesantren Darul Hikmah

Hari/Waktu Makan Tekstur Besar Porsi


Puas Puas
n % n %
1 Makan siang 12 22,64 50 94,33
Makan malam 45 83,90 51 96,22
2 Makan siang 51 96,22 52 98,11
Makan malam 51 96,22 52 98,11
3 Makan siang 52 98,11 52 98,11
Makan malam 51 96,22 53 100
4 Makan siang 47 88,67 50 94,33
Makan malam 52 98,11 53 100
5 Makan siang 38 71,69 52 98,11
Makan malam 52 98,11 52 98,11
6 Makan siang 42 79,24 53 100
Makan malam 42 79,24 52 98,11
7 Makan siang 42 79,24 52 98,11
Makan malam 51 96,22 53 100
Rata-rata 84,55 97,97
38

Tabel 2 menunjukkan rata- rata persentase tingkat kepuasan santri terhadap penampilan

makanan pokok meliputi aspek tekstur sebanyak 84,55% puas dan besar porsi sebanyak

97,97% puas.

b. Tingkat kepuasan penampilan lauk hewani

Berdasarkan kategori penampilan lauk hewani sesuai dengan hari dan waktu makan di

Pondok Peasntren Darul Hikmah dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 3.Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Penampilan Lauk


Hewani (Warna, Tesktur, Besar Porsi,dan bentuk) berdasarkan Hari dan
Waktu Makan di Pondok Pesantren Darul Hikmah

Hari/Waktu Warna Tekstur Besar Porsi Bentuk


Makan Puas Puas Puas Puas
n % n % n % n %
1 Makan siang 40 75,47 37 69,81 41 77,35 39 73,58
Makan malam 43 81,13 52 98,11 46 86,79 41 77,35
2 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 52 98,11 51 96,22 53 100 50 94,33
4 Makan siang 51 96,22 23 43,39 32 60,37 50 94,33
Makan malam 53 100 27 50,94 35 66,03 52 98,11
5 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Makan siang 40 75,47 50 94,33 53 100 49 92,45
Makan malam 43 81,11 43 81,13 50 94,33 44 83,01
7 Makan siang 50 94,33 43 81,13 32 60,37 48 90,56
Makan malam 51 96,22 29 54,7 37 69,81 44 83,01
Rata-rata 88,67 74,41 79,45 87,41

Tabel 3 menunjukkan rata- rata persentase tingkat kepuasan santri terhadap penampilan

lauk hewani meliputi aspek warna sebanyak 88,67% puas, tekstur sebanyak 74,41% puas,

besar porsi sebanyak 79,45% puas, dan bentuk sebanyak 87,41% puas. Pada aspek tekstur

dan besar porsi lauk hewani didapatkan hasil rata – rata persentase penilaian santri masih

kurang dari 80%, yang berarti santri tidak puas terhadap tekstur dan besar porsi lauk hewani

yang disajikan. Hal ini dikarenakan tekstur lauk hewani yang keras sehingga santri tidak

puas dengan tekstur lauk hewani yang disajikan. Sedangkan untuk aspek besar porsi hal ini
39

dikarenakan besar porsi lauk hewani yang kecil sehingga sehingga santri tidak puas dengan

besar porsi lauk hewani yang disajikan.

c. Tingkat kepuasan penampilan lauk nabati

Berdasarkan kategori penampilan lauk nabati sesuai dengan hari dan waktu makan di

Pondok Peasntren Darul Hikmah dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 4.Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Penampilan Lauk


Nabati (Warna, Tesktur, Besar Porsi, dan bentuk) berdasarkan Hari dan
Waktu Makan di Pondok Pesantren Darul Hikmah

Hari/Waktu Warna Tekstur Besar Porsi Bentuk


Makan Puas Puas Puas Puas
n % n % n % n %
1 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Makan siang 50 94,33 50 94,33 36 67,92 51 96,22
Makan malam 53 100 53 100 37 69,81 53 100
3 Makan siang 51 96,22 50 94,33 34 64,15 52 98,11
Makan malam 47 88,67 47 88,67 46 86,79 49 92,45
4 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Makan siang 53 100 51 96,22 27 50,94 53 100
Makan malam 53 100 53 100 35 66,03 52 98,11
6 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 96,53 95,59 67,60 97,48

Tabel 4 menunjukkan rata- rata persentase tingkat kepuasan para santri terhadap

penampilan lauk nabati meliputi aspek warna sebanyak 96,53% puas, tekstur sebanyak

95,59% puas, besar porsi sebanyak 67,60% puas, dan bentuk sebanyak 97,48% puas. Pada

aspek besar porsi lauk nabati didapatkan hasil rata – rata persentase penilaian santri masih

kurang dari 80%, yang berarti santri tidak puas terhadap besar porsi lauk nabati yang

disajikan. Hal ini dikarenakan besar porsi lauk hewani yang kecil sehingga santri tidak puas

terhadap tekstur lauk nabati yang disajikan.


40

d. Tingkat Kepuasan Penampilan Sayuran

Berdasarkan kategori penampilan sayur sesuai dengan hari dan waktu makan di Pondok

Peasntren Darul Hikmah dapat dilihat pada tabel 5 berikut :

Tabel 5.Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Penampilan Sayur


(Warna, Tesktur, Besar Porsi, dan bentuk) berdasarkan Hari dan Waktu
Makan di Pondok Pesantren Darul Hikmah

Hari/Waktu Warna Tekstur Besar Porsi Bentuk


Makan Puas Puas Puas Puas
n % n % n % n %
1 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Makan siang 40 74,47 45 84,90 52 98,11 45 84,90
Makan malam 37 69,81 44 83,01 53 100 45 84,90
4 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Makan siang 53 100 52 98,11 53 100 53 100
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 81,42 89,30 99,37 89,93

Tabel 5 menunjukkan rata- rata persentase tingkat kepuasan para santri terhadap

penampilan sayur meliputi aspek warna sebanyak 81,42% puas, tekstur sebanyak 89,30%

puas, besar porsi sebanyak 99,37% puas, dan bentuk sebanyak 89,93% puas.

2. Tingkat Kepuasan Rasa Makanan

a. Tingkat kepuasan rasa makanan pokok

Berdasarkan kategori rasa makanan pokok sesuai dengan hari dan waktu makan di

Pondok Peasntren Darul Hikmah dapat dilihat pada tabel 6 berikut :


41

Tabel 6.Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Rasa Makanan Pokok
(Aroma, Bumbu, Tingkat Kematangan, dan Suhu) berdasarkan Hari dan
Waktu Makan di Pondok Pesantren Darul Hikmah

Aroma Tingkat Suhu


Hari/Waktu Makan Kematangan
Puas Puas Puas
n % n % n %
1 Makan siang 52 98,11 40 75,47 52 98,11
Makan malam 53 100 49 92,45 29 54,71
2 Makan siang 53 100 49 92,45 35 62,26
Makan malam 53 100 48 90,56 29 54,71
3 Makan siang 53 100 47 88,67 33 62,26
Makan malam 53 100 52 98,11 52 98,11
4 Makan siang 53 100 50 94,33 34 64,15
Makan malam 53 100 51 96,22 35 62,26
5 Makan siang 53 100 51 96,22 32 60,37
Makan malam 53 100 52 98,11 32 60,37
6 Makan siang 53 100 46 86,79 34 64,15
Makan malam 53 100 52 98,11 34 64,15
7 Makan siang 53 100 45 84,90 35 62,26
Makan malam 53 100 52 98,11 36 67,92
Rata-rata 99,86 92,17 66,84

Tabel 6 menunjukkan rata- rata persentase tingkat kepuasan para santri terhadap rasa

makanan pokok meliputi aspek aroma sebanyak 99,86% puas, tingkat kematangan sebanyak

92,17% puas, dan suhu sebnayak 66,84% puas. Pada aspek suhu didapatkan rata – rata

persentase yang masih kurang dari >80%, yang berarti santri tidak puas terhadap suhu

makanan pokok yang disajikan. Hal ini dikarenakan suhu makanan pokok yang sudah tidak

hangat lagi sehingga santri tidak puas terhadap suhu makanan pokok yang disajikan.

b. Tingkat Kepuasan Rasa Lauk Hewani

Berdasarkan kategori rasa lauk hewani sesuai dengan hari dan waktu makan di Pondok

Peasntren Darul Hikmah dapat dilihat pada tabel 7 berikut :


42

Tabel 7.Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Rasa Lauk Hewani
(Aroma, Bumbu, Tingkat Kematangan, dan Suhu) berdasarkan Hari dan
Waktu Makan di Pondok Pesantren Darul Hikmah

Aroma Bumbu Tingkat Suhu


Hari/Waktu Kematangan
Makan Puas Puas Puas Puas
n % n % n % n %
1 Makan siang 49 92,45 36 67,79 36 67,92 43 81,13
Makan malam 51 96,22 45 84,90 37 69,81 36 67,92
2 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 53 100 40 75,47 48 90,56 43 81,13
4 Makan siang 52 98,11 49 92,45 33 62,26 48 90,56
Makan malam 53 100 51 96,22 37 69,81 47 88,67
5 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Makan siang 53 100 53 100 52 98,11 43 81,13
Makan malam 53 100 44 83,01 39 73,58 36 67,92
7 Makan siang 53 100 50 94,33 31 100 46 86,79
Makan malam 53 100 53 100 27 50,94 44 83,01
Rata-rata 98,53 88,24 75,88 80,91

Tabel 7 menunjukkan rata- rata persentase tingkat kepuasan para santri terhadap rasa

lauk hewani meliputi aspek aroma sebanyak 98,53% puas, bumbu sebanyak 88,24% puas,

tingkat kematangan sebanyak 75,88% puas, dan suhu sebnayak 80,91% puas. Pada aspek

tingkat kematangan didapatkan rata – rata persentase yang masih kurang dari >80%, yang

berarti santri tidak puas terhadap tingkat kematangan lauk hewani yang disajikan. Hal ini

dikarenakan tingkat kematangan lauk hewani yang terlalu matang sehingga santri tidak puas

terhadap tingkat kematangan lauk hewani yang disajikan.

c. Tingkat kepuasan rasa lauk nabati

Berdasarkan kategori rasa lauk nabati sesuai dengan hari dan waktu makan di Pondok

Peasntren Darul Hikmah dapat dilihat pada tabel 8 berikut :


43

Tabel 8.Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Rasa Lauk Nabati
(Aroma, Bumbu, Tingkat Kematangan, dan Suhu) berdasarkan hari dan
waktu Makan di Pondok Pesantren Darul Hikmah

Hari/Waktu Aroma Bumbu Tingkat Suhu


Makan Kematangan
Puas Puas Puas Puas
n % n % n % n %
1 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Makan siang 50 94,33 46 86,79 51 96,22 43 81,13
Makan malam 53 100 53 100 53 100 37 69,81
3 Makan siang 51 96,22 47 88,67 52 98,11 47 88,67
Makan malam 50 94,33 33 62,26 49 92,45 44 83,01
4 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Makan siang 53 100 51 96,22 53 100 47 88,67
Makan malam 53 100 53 100 53 100 46 86,79
6 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 97,48 88,99 97,79 83,01

Tabel 8 menunjukkan rata- rata persentase tingkat kepuasan para santri terhadap rasa

lauk nabati meliputi aspek aroma sebanyak 97,48% puas, bumbu sebanyak 88,99% puas,

tingkat kematangan sebanyak 97,79% puas, dan suhu sebanyak 83,01% puas.

d. Tingkat kepuasan sayur

Berdasarkan kategori rasa lauk nabati sesuai dengan hari dan waktu makan di Pondok

Peasntren Darul Hikmah dapat dilihat pada tabel 9 berikut :


44

Tabel 9.Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Santri terhadap Rasa Sayur (Aroma,
Bumbu, Tingkat Kematangan, dan Suhu) berdasarkan Hari dan Waktu Makan
di Pondok Pesantren Darul Hikmah
Hari/Waktu Aroma Bumbu Tingkat Suhu
Makan Kematangan
Puas Puas Puas Puas
n % n % n % n %
1 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Makan siang 51 96,22 20 37,73 46 86,79 40 75,47
Makan malam 34 64,15 22 41,50 45 84,90 34 64,15
4 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Makan siang 0 0 0 0 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Makan siang 53 100 53 100 53 100 53 100
Makan malam 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 86,79 59,74 90,56 79,87

Tabel 9 menunjukkan rata- rata persentase tingkat kepuasan para santri terhadap rasa

sayur meliputi aspek aroma sebanyak 86,79% puas, bumbu sebanyak 59,74% puas, tingkat

kematangan sebanyak 90,56% puas, dan suhu sebnayak 79,87% puas. Pada aspek bumbu dan

suhu didapatkan rata – rata persentase yang masih kurang dari >80%, yang berarti santri tidak

puas terhadap bumbu dan suhu sayur yang disajikan. Hal ini dikarenakan bumbu sayur yang

asin dan suhu sayur yang tidak hangat lagi sehingga mengakibatkan santri tidak puas

terhadap bumbu dan suhu sayur yang disajikan.

3. Daya Terima Makanan

a. Daya Terima Makanan Pokok

Berdasarkan kategori daya terima makanan pokok sesuai dengan hari dan waktu makan

di Pondok Peasntren Darul Hikmah dapat dilihat pada tabel 10 berikut :


45

Tabel 10.Distribusi Frekuensi DayaTerima Makanan Pokok Berdasarkan Hari dan


Waktu Makan di Pondok Pesantren Darul Hikmah

Hari/Waktu Makan Baik Kurang Baik


n % n %
1 Makan siang 40 75,5 13 24,5
Makan malam 37 69,8 16 30,2
2 Makan siang 40 75,5 13 24,5
Makan malam 40 75,5 13 24,5
3 Makan siang 48 90,6 5 9,4
Makan malam 43 81,1 10 18,9
4 Makan siang 48 90,6 5 9,4
Makan malam 35 66 18 34
5 Makan siang 48 90,6 5 9,4
Makan malam 45 84,9 8 15,1
6 Makan siang 45 84,9 8 15,1
Makan malam 41 77,4 12 22,6
7 Makan siang 48 90,6 5 9,4
Makan malam 43 81,1 10 18,9
Rata-rata 81,1 18,9

Tabel 10 menunjukkan rata-rata persentase daya terima santri terhadap makanan pokok

sebanyak 81,1% baik . Sedangkan 18,9% daya terima santri terhadap makanan pokok kurang

baik.

b. Daya terima lauk hewani

Berdasarkan kategori daya terima lauk hewani sesuai dengan hari dan waktu makan di

Pondok Peasntren Darul Hikmah dapat dilihat pada tabel 11 berikut :


46

Tabel 11.Distribusi Frekuensi Daya Terima Lauk Hewani berdasarkan Hari dan
Waktu Makan di Pondok Pesantren Darul Hikmah

Hari/Waktu Makan Baik Kurang Baik


n % n %
1 Makan siang 36 67,9 17 32,1
Makan malam 39 73,6 14 26,4
2 Makan siang 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0
3 Makan siang 0 0 0 0
Makan malam 48 90,6 5 9,4
4 Makan siang 48 90,6 5 9,4
Makan malam 50 94,3 3 5,7
5 Makan siang 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0
6 Makan siang 40 75,5 13 24,5
Makan malam 39 73,6 14 26,4
7 Makan siang 44 83 9 17
Makan malam 40 75,5 13 24,5
Rata-rata 80,51 19,49

Tabel 11 menunjukkan rata – rata persentase daya terima santri terhadap lauk hewani

sebanyak 80,51% baik. Sedangkan 19,49% daya terima santri terhadap lauk hewani kurang

baik.

c. Daya terima lauk nabati

Berdasarkan kategori daya terima lauk nabati sesuai dengan hari dan waktu makan di

Pondok Peasntren Darul Hikmah dapat dilihat pada tabel 12 berikut :


47

Tabel 12.Distribusi Frekuensi Daya Terima Lauk Nabati berdasarkan Hari dan waktu
Makan di Pondok Pesantren Darul Hikmah

Hari/Waktu Makan Baik Kurang Baik


n % n %
1 Makan siang 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0
2 Makan siang 45 84,9 8 15,1
Makan malam 48 90,6 5 9,4
3 Makan siang 44 83 9 17
Makan malam 38 71,7 15 28,3
4 Makan siang 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0
5 Makan siang 49 92,5 4 7,5
Makan malam 46 86,8 7 13,2
6 Makan siang 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0
7 Makan siang 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0
Rata-rata 84,91 15,09

Tabel 12 menunjukkan rata – rata persentase daya terima santri terhadap lauk nabati

sebanyak 84,91% baik. Sedangkan 15,09% daya terima santri terhadap lauk nabati kurang

baik.

d. Daya terima Sayur

Berdasarkan kategori daya terima lauk nabati sesuai dengan hari dan waktu makan di

Pondok Peasntren Darul Hikmah dapat dilihat pada tabel 13 berikut :


48

Tabel 13.Distribusi Frekuensi Daya Terima Sayur berdasarkan Hari dan Waktu
Makan di Pondok Pesantren Darul Hikmah

Hari Baik Kurang Baik


n % n %
1 Makan siang 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0
2 Makan siang 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0
3 Makan siang 43 81,1 10 18,9
Makan malam 35 66 18 34
4 Makan siang 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0
5 Makan siang 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0
6 Makan siang 0 0 0 0
Makan malam 0 0 0 0
7 Makan siang 50 94,3 3 5,7
Makan malam 0 0 0 0
Rata-rata 80,46 19,54

Tabel 13 menunjukkan rata – rata persentase daya terima santri terhadap sayur sebanyak

80,46% baik. Sedangkan 19,54% daya terima santri terhadap sayur kurang baik.

C. Pembahasan

1. Kepuasan santri dilihat dari cita rasa makanan

a. Penampilan makanan
Hasil penelitian ini diketahui bahwa rata – rata persentase kepuasan santri terhadap cita

rasa makanan meliputi aspek penampilan makanan di Pondok Pesantren Darul Hikmah

didapatkan hasil yaitu sebanyak 88,26% puas. Berdasarkan kategori jenis makanan pada

makanan pokok sebanyak 91,26% puas, lauk hewani sebanyak 82,48% puas, lauk nabati

sebanyak 89,3% puas dan sayur sebanyak 90% puas. Yang berati santri sudah puas dengan

penampilan makanan yang disajikan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurjaya (2019) di SMP Islam Terpadu

Al – Fahmi kota Palu yang menunjukkan sebesar 89,5% siswa sudah merasa puas terhadap

penampilan makanan yang disajikan karena siswa mengatakan penampilan makanan yang di

sajikan sudah menarik dan tertata rapi. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
49

Yani Andriani Sholihah (2013) di Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar

menunjukkan lebih dari 70% responden menyatakan puas terhadap penampilan makanan

utamanya untuk warna, tekstur, dan aroma makanan.

Penelitian yang telah dilakukan di Pondok Pesantren Darul Hikmah, menunjukkan para

santri tidak puas terhadap tekstur lauk hewani serta besar porsi lauk hewani dan nabati.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap santri, santri mengungkapkan tidak puas

terhadap tekstur lauk nabati karena tekstur lauk hewani yang disajikan keras, serta besar porsi

lauk hewani dan lauk nabati yang kecil. Berdasarkan hasil penimbangan peneliti terhadap

lauk hewani besar porsi lauk hewani yang diberikan berkisar 50 – 65 gr dan untuk lauk nabati

berkisar 65 – 80 gr.

Penampilan makanan yang baik dapat memberikan rangsangan dari indera penglihatan

sehingga dapat menggugah selera dari makanan yang disajikan, warna yang tidak menarik,

besar porsi yang tidak sesuai, teksur yang tidak sesuai, dan penyajian makanan yang tidak

tidak menarik akan menurunkan cita rasa makanan yang disajikan yang akan mempengaruhi

kepuasan konsumen terhadap makanan (Meldawati, 2017).

Tekstur makanan akan mempengaruhi cita rasa makanan, semakin sesuai tekstur

makanan tersebut maka akan semakin baik penilaian seseorang terhadap cita rasa makanan

yang disajikan. Sedangkan jika terjadi ketidaksesuaian terhadap tekstur makanan

mengakibatkan menurunnya selera makan dan akan meninggalkan sisa makanan.

Porsi makanan adalah banyaknya makanan yang disajikan. Porsi makanan yang terlalu

besar atau kecil akan mempengaruhi penampilan makanan itu sendiri. Besar porsi untuk

setiap individu berbeda sesuai dengan jenis kelamin dan umur seseorang. Berdasarkan

Pedoman Umum Gizi Seimbang besar porsi lauk hewani untuk anak laki – laki usia 13-15

tahun yaitu 2 ½ porsi atau setara dengan 87,5 gr daging. Untuk anak perempuan usia 13 -15

tahun yaitu 2 porsi atau setara dengan 70 gr daging. Sedangkan besar porsi lauk nabati utuk
50

anak laki – laki dan perempuan usia 13 -15 tahun yaitu 3 porsi atau setara dengan 150 gr

tempe.

b. Rasa makanan

Hasil penelitian ini diketahui bahwa rata – rata persentase kepuasan santri terhadap cita

rasa makanan meliputi aspek rasa makanan di Pondok Pesantren Darul Hikmah didapatkan

hasil yaitu sebanyak 85,80% puas. Berdasarkan kategori jenis makanan pada makanan pokok

sebanyak 86,29% puas, lauk hewani sebanyak 85,89% puas, lauk nabati sebanyak 91,81%

puas dan sayur sebanyak 79,24% puas. Yang berarti santri sudah puas dengan rasa makanan

yang disajikan.

Hasil ini sama dengan penelitian Nurjaya (2019) di SMP Islam teradu Al – Fahmi kota

Palu yang menunjukkan sebesar 91,6% siswa sudah merasa puas terhadap rasa makanan yang

disajikan, siswa mengatakan bahwa makanan yang disajikan enak dan bumbu yang sesuai

dan beragam.

Dilihat dari hasil persentase didapatakan tingkat kepuasan santri terhadap sayuran yaitu

sebesar 79,24%, yang berarti santri tidak puas terhadap rasa sayuran. Berdasarkan wawancara

yang dilakukan terhadap santri, santri mengungkapkan tidak puas terhadap suhu dan bumbu

sayur pada menu hari ke 3. Hal ini dikarenakan bumbu sayur pada menu ke 3 yang terasa asin

serta suhu sayur yang tidak hangat lagi. Serta dari segi aspek suhu makanan pokok juga santri

tidak merasa puas hal ini dikarenakan suhu makanan pokok yang disajikan sudah tidak

hangat lagi, lalu pada tingkat kematangan lauk hewani santri juga tidak merasa puas hal ini

dikarenakan lauk hewani yang terlalu matang yang mengakibatkan tekstur menjadi keras.

Faktor cita rasa makanan sangat berpengaruh terhadap kepuasan seseorang terhadap

makanan, Karena cita rasa makanan erat kaitannya dengan indra penglihatan, penciuman, dan

pengecap seseorang. Apabila faktor cita rasa ini baik, maka tingkat kepuasan seseorang
51

terhadap makanan akan baik hal ini dapat dilihat dengan habisnya makanan yang

dikonsumsinya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi dari rasa makanan salah satunya adalah aroma

makanan,aroma yang disebarkan oleh makanan menimbulkan daya tarik yang kuat dan

mampu merangsang indera pencium sehingga membangkitkan selera. Bumbu masakan

merupakan faktor utama yang mempengaruhi rasa makanan, pemberian bumbu yang sesuai

dengan kebutuhan dan cara pengolahan yang tepat akan meningkatkan selera makan

(Meldawati, 2017).

Suhu makanan waktu disajikan mempunyai peranan dalam penetuan cita rasa makanan.

Makanan yang disajikan terlalu panas atau terlalu dingin sangat mempengaruhi sensitifitas

saraf pengecapan terhadap rasa makanan sehingga dapat mempengaruhi selera makan untuk

mengosumsi makanan.

Tingkat kematangan akan mempengaruhi dan perlu diperhatikan pada penyajian

makanan. Makanan yang disajikan dalam keadaan matang akan menambah nilai rasa dari

makanan tersebut, karena makanan yang belum matang dapat mengurangi selera makan

(Mardina, 2019).

2. Daya Terima Makanan

Hasil penelitian ini diketahui bahwa rata – rata persentase daya terima santri terhadap

makananyang disajikan di Pondok Pesantren Darul Hikmah yaitu 81,74% baik. Berdasarkan

kategori jenis makanan pada makanan pokok 81,1% baik, lauk hewani 80,51% baik, lauk

nabati 84,91% baik, dan sayur 80,46% baik.

Hasil ini sama dengan penelitian Ainul Mardhiyah (2019) di Pondok Pesantren Tarbiyah

Islamiyah Darussalam Aur Duri Kabupaten Solok menunjukkan bahwa rata – rata daya
52

terima berdasarkan kelompok makan 78,58%, lauk hewani 85,87%, lauk nabati 84,01% dan

sayuran 81,39%. Yang secara umum rata –rata daya terima responden sudah baik.

Daya terima makanan adalah kesanggupan seesorang untuk menghabiskan makanan yang

disajikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya terima seseorang terhadap makanan

yaitu cita rasa atau organoleptik yang ada pada makanan yang disajikan. Untuk meningkatkan

daya terima makanan maka perlu diperhatikan variasi baik jenis bahan makanan maupun cara

pengolahan bahan makanan (Moehyi,1992). Selain itu kombinasi warna, rasa, aroma, suhu,

bentuk makanan juga dapat mempengaruhi daya terima makanan seseorang.

Efek lanjutan dari makanan yang tidak dihabiskan adalah berkurangnya asupan gizi pada

seseorang yang dapat mempengaruhi status gizi. Oleh karenanya agar makanan yang

disajikan habis , perlu diperhatikan perencanaan menu serta cita rasa makanan yang disajikan

agar dapat meningkatkan daya terima terhadap makanan.


BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kepuasan Pasien Dilihat Dari Cita Rasa Makanan

a. Penampilan Makanan

Pada umumnya santri merasa puas terhadap aspek penampilan makanan dimana

didapatkan rata – rata persentase tingkat kepuasan santri terhadap penampilan makanan

yaitu 88,26% puas. Yang menunjukkan santri sudah puas terhadap penampilan makanan

yang disajikan.

b. Rasa Makanan

Pada umumnya santri merasa puas terhadap aspek rasa makanan didapatkan rata – rata

persentase tingkat kepuasan santri terhadap rasa makanan yaitu 85,80% puas. Yang

menunjukkan santri sudah puas terhadap rasa makanan yang disajikan. Sedangkan untuk

kategori jenis makanan tingkat kepuasan santri terhadap rasa sayur yaitu 79,24% puas.

Yang menunjukkan santri tidak puas terhadap rasa sayur yang disajikan.

2. Pada umumnya daya terima santri terhadap makananyang disajikan didapatakn rata – rata

persentase yaitu 81,74% baik. Yang menunjukkan daya terima santri terhadap makanan

yang disajikan sudah baik.

B. Saran

1. Bagi penyelenggara makanan di Pondok Pesantren

a. Diharapkan kepada pengolah makanan di Pondok Pesantren lebih memperhatikan cita

rasa makanan yang disajikan terutama untuk aspek rasa sayur yang disajikan.

53
DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier, S. (2004). Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

2. Amelia, Arita. (2013). Gambaran Tingkat Kepuasan Santri Ditinjau Dari Cita Rasa

Makanan yang Disajikan dan Hubungannya dengan Sisa Makanan di Pondok Pesantren

Nurul Ikhlas Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.

3. Anisa, S. N., & Lastmi, W. (2019). Tingkat Kepuasan Santri Terhadap Kualitas Dan

Layanan Makanan Di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta (Doctoral

dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

4. Aslinda, W. (2020). Tingkat Kepuasan Siswa Terhadap Menu Makanan yang Disajikan

dalam Penyelenggaraan Makanan di SMP Islam Terpadu Al-Fahmi Kota Palu 2019.

Svasta Harena: Jurnal Ilmiah Gizi, 1(1), 31-36.

5. Bakri, B., & Intiyati, A. (2019). Sistem Penyelenggara Makanan Institusi.

6. Dipura, N. (2016). Hubungan Antara Kepuasan Pasien Dengan Daya Terima

Makanan Pada Pasien Di RSUD dr. Soewondo Kendal.

7. Fatihudin, D., & Firmansyah, A. (2019). Pemasaran Jasa:(Strategi, Mengukur

Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan). Deepublish.

8. Indonesia, A. D., & Indonesia, P. A. G. (2020). Penuntun Diet dan Terapi Gizi.

9. Kaenong, K. M., Dachlan, D. M., & Salam, A. (2014). Gambaran Asupan Zat Gizi

Makro, Status Gizi, dan Tingkat Kepuasan Santri pada Sistem Penyelenggaraan

Makanan di Pondok Pesantren Putri Ummul Mukminin Makassar. Makassar:

Universitas Hasannuddin Makassar, 18.

10. Kemenkes, R. I. (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI.

11. lastmi, W., Irfanny Z Anwar dan Zul Amri. (2018). Manajemen Sistem

Penyelenggaraan Makanan.
12. Mardhiyyah, Ainul. (2019). Daya Terima Ditinjau Dari Persepsi Dan Analisis Biaya

Makanan Remaja Putra Di Pondok Pesantren Darussalam Tarbiyah Islamiyah Aur Duri

Kabupaten Solok.

13. Marlenywati, M., Saleh, I., & Lestari, P. (2018). Gambaran Asupan Zat Gizi Makro dan

Mikro, Sisa Makanan, Status Gizi Dan Tingkat Kepuasan Mutu Hidangan Santri Pada

Sistem Penyelenggaraan Makanan (studi Disekolah Menengah Atas Islam Terpadu AL-

Fityan Kabupaten Kuburaya). JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan,

4(2).

14. Moehyi, S. (1992). Penyelenggaraan makanan institusi dan jasa boga. Jakarta :

Bhratara.

15. Nurrachma, Lufthfiyyah. (2016). Tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap

Penyelenggaraan Makan Siang di PT Findora Internusa.

16. Ramadina, N. (2019). Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Makanan Lunak

Berdasarkan Cita Rasa Di Ruang Rawat Inap Di RSUD dr. Rasidin Padang Tahun 2019.

17. Rotua, M., dan Siregar, R.(2015). Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan

Institusi Dasar. Jakarta. EGC.

18. Rustanti, N. (2015). Buku Ajar Ekonomi Pangan dan Gizi. Deepublish.

19. Wahyuni, P. D., Battung, S. M., & Salam, A. (2018). Gambaran Tingkat Kepuasan

Santriwati Pada Mutu Hidangan Di SMA Athirah Boarding School Makassar dan Bone.

20. Wiadnyani, K. P. (2018). Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Menu dan Ketepatan

Waktu Penyajian Makanan di Asrama AKPER KESDAM IX/Udayana Denpasar

(Doctoral dissertation,Jurusan Gizi).

21. Wibowo Sukarno, Rohanta Siregar, dan I Gede Surate. (2016). Manajemen Sistem

Penyelenggaran Makanan Massal di Rumah Sakit dan Hotel. Jakarta : Buku Kedokteran

EGC.
LAMPIRAN
LAMPIRAN A : Surat izin penelitian
LAMPIRAN B : Daftar Menu makanan di Pondok Pesantren

DAFTAR MENU MAKANAN SELAMA 7 HARI DI PONDOK PESANTREN DARUL

HIKMAH

Hari Makan Siang Makan Malam


1 - Nasi - Nasi
- Telur Balado
Telur Balado
2 - Nasi - Nasi
- Tahu balado - Tempe balado
3 - Nasi - Nasi
- Tahu balado - Ikan balado
- Bening kol - Tahu balado
- Bening kol
4 - Nasi - Nasi
- Ayam balado - Ayam balado
5 - Nasi - Nasi
- Tahu balado - Tahu balado
6 - Nasi - Nasi
- Gulai telur - Telur balado
7 - Nasi - Nasi
- Ikan balado - Ikan balado
LAMPIRAN C : Dokumentasi Penelitian
LAMPIRAN D : Surat Pernyataan dan Kuesioner Penelitian

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Dengan ini saya menyatakan BERSEDIA menjadi responden penelitian atas nama Indah

Masri dengan judul “Gambaran Tingkat Kepuasan Santri Terhadap Makanan Yang Disajikan

Pada Pondok Pesantren Darul Hikmah Di Dharmasraya Tahun 2021”

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dengan kesadaran sendiri

tanpa adanya paksaan dari pihak lain.

Dharmasraya, ………… 2021

Responden

( )
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN SANTRI TERHADAP MAKANAN
YANG DISAJIKAN PADA PONDOK PESANTREN DARUL HIKMAH DI
DHARMASRAYA TAHUN 2021

Kode Responden

a. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Tanggal :
b. Daftar Pertanyaan
Dengan keterangan sebagai berikut :
1. Tabel 1 tentang daya terima makanan
2. Tabel 2 tentang kepuasan terhadap rasa dan penampilan makanan
Skor untuk penampilan dan rasa makanan
3 = sangat suka
2 = suka
1 = kurang suka
0 = tidak suka
Kode sampel :
Hari /tgl :
Tabel Daya Terima Makanan

Berat awal Berat akhir %


Makanan
No
Siang Malam Siang Malam Siang Malam
Makanan pokok
Lauk hewani
1
Lauk nabati
Sayur
Makanan pokok
Lauk hewani
2
Lauk nabati
Sayur
Makanan pokok
Lauk hewani
3
Lauk nabati
Sayur
Makanan pokok
Lauk hewani
4
Lauk nabati
Sayur
Makanan pokok
Lauk hewani
5
Lauk nabati
Sayur
Makanan pokok
Lauk hewani
6
Lauk nabati
Sayur
Makanan pokok
7
Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
KUESIONER KEPUASAN TERHADAP RASA DAN PENAMPILAN
MAKANAN

Identitas Responden

Nama :

Umur :

Kelas :

Keterangan Cara pengisian :

Pilihlah salah satu pilihan dan tulis pilihan di setiap pernyataan penilaian terhadap
penampilan dan rasa makanan pada kolom yang telah disediakan :

3. Sangat Suka (SS)


4. Suka (S)
5. Kurang Suka (KS)
6. Tidak Suka (TS)

Penilaian Makan siang


Menu
No Penampilan Besar
makanan Warna Tekstur Bentuk
makanan porsi

Makanan
pokok

1 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

2 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
3
pokok

69
Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok
4
Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur

Penilaian Makan siang


Menu
No Penampilan
makanan Besar
makanan Warna Tekstur Bentuk
porsi
Makanan
pokok

5 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

6 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

7 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur

Makan Siang
Penilaian Rasa Menu
No Tingkat
makanan makanan Aroma Bumbu Suhu
kematangan
Makanan
pokok

1 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
2
pokok
Lauk hewani

Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

3 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

4 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

5 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makan siang
Penilaian Rasa Menu
No Tingkat
makanan makanan Aroma Bumbu Suhu
kematangan
Makanan
pokok
6
Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

7 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
KUESIONER KEPUASAN TERHADAP RASA DAN PENAMPILAN
MAKANAN

Identitas Responden

Nama :

Umur :

Kelas :

Keterangan Cara pengisian :

Pilihlah salah satu pilihan dan tulis pilihan di setiap pernyataan penilaian terhadap
penampilan dan rasa makanan pada kolom yang telah disediakan :

- Sangat Suka (SS)


- Suka (S)
- Kurang Suka (KS)
- Tidak Suka (TS)

Penilaian Makan malam


Menu
No Penampilan
makanan Warna Tekstur Besar porsi Bentuk
makanan

Makanan
pokok

1 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

2 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
3
pokok
Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

4 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur

Penilaian Makan malam


Menu
No Penampilan
makanan Warna Tekstur Besar porsi Bentuk
makanan
Makanan
pokok

5 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

6 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

7 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur

Makan malam
Penilaian Rasa Menu
No Tingkat
makanan makanan Aroma Bumbu Suhu
kematangan
Makanan
pokok

1 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

2 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

3 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

4 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

5 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makan malam
Penilaian Rasa Menu
No Tingkat
makanan makanan Aroma Bumbu Suhu
kematangan
Makanan
pokok

6 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
Makanan
pokok

7 Lauk hewani
Lauk nabati
Sayur
LAMPIRAN E: Master Tabel dan Ouput SPSS

Master tabel daya terima

Output daya terima makanan

mp siang 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Baik 40 75.5 75.5 75.5

Valid kurang baik 13 24.5 24.5 100.0

Total 53 100.0 100.0

lh siang 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 36 67.9 67.9 67.9

kurang baik 17 32.1 32.1 100.0

Total 53 100.0 100.0


ln siang 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 45 84.9 84.9 84.9

kurang baik 8 15.1 15.1 100.0

Total 53 100.0 100.0

sayur siang 3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 43 81.1 81.1 81.1

kurang baik 10 18.9 18.9 100.0

Total 53 100.0 100.0

Input data ketepatan waktu penyajian makanan

Output data ketepatan waktu penyajian makanan

makan siang 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak tepat 43 81.1 81.1 81.1

Tepat 10 18.9 18.9 100.0

Total 53 100.0 100.0

makan malam 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tepat 53 100.0 100.0 100.0

makan siang 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tepat 53 100.0 100.0 100.0

makan siang 6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tepat 53 100.0 100.0 100.0


Master tabel rasa makanan

Output rasa makanan

aroma lauk hewani 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang suka 2 3.8 3.8 3.8

suka 51 96.2 96.2 100.0

Total 53 100.0 100.0

bumbu makanan pokok 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid suka 53 100.0 100.0 100.0


Master tabel penmapilan makan siang

Output penampilan makanan

tekstur makanan pokok 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang suka 8 15.1 15.1 15.1

Suka 45 84.9 84.9 100.0

Total 53 100.0 100.0

warna lauk nabati 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid suka 53 100.0 100.0 100.0


LAMPIRAN F : Kartu konsultasi pebimbing 1
LAMPIRAN G : Kartu konsultasi pebimbing 2

Anda mungkin juga menyukai