Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH GIZI DAN DIET

Kebutuhan Nutrisi Anak Usia Sekolah


Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Diet pada Semester II TA
2023/2024 Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Padang

Dosen Pengampu:
Herwati, SKM, M.Biomed

Kelompok 1 kelas 1B:


Ananda Putri D (233311335) Farisa Camelia (233311345)
Annisa Fadila (233311336) Feby Ananda P (233311346)
Astrid Arera (233311337) Femmy Caludya (233311347)
Bunga Sri Yuliza (233311338) Hanifa Khairatunnisa (233311348)
Cindi Riskia K.N (233311339) Hasnidawati (233311349)
Dhe Ade R (233311340) Icha Oktavianis (233311350)
Dimas Adha P (233311341) Kartika Hidayah (233311351)
Dinda Shafitry J (233311342) Mardhatiilah (233311352)
Dwi Marzhelina (233311343) Melia Marvira (233311353)
Elza Rahmania (233311344) Monica Putri A (233311354)

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan ridha-Nya, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kebutuhan Nutrisi Anak Usia Sekolah” Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Diet, dengan
dosen pengampu ibu Herwati, SKM, M.Biomed. Terselesaikannya makalah ini tentu tidak lepas
dari dukungan serta bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengajar mata kuliah Gizi dan Diet, serta semua pihak yang telah mendukung
dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan menjadi
kontribusi positif bagi pembaca, terutama para orangtua, pendidik, dan tenaga kesehatan yang
peduli terhadap kesejahteraan remaja dimasa pertumbuhan mereka. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat dan menjadi sumber inspirasi bagi pembaca. Kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.

Padang, 19 Februari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
A. Defenisi Kebutuhan Nutrisi pada Anak Usia Sekolah............................................................4
B. Tujuan Pemberian Nutrisi pada Anak Usia Sekolah...............................................................5
C. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi pada Anak Usia Sekolah......................................................6
D. Pola dan Menu Makan untuk Anak Usia Sekolah................................................................10
E. Defenisi Berat Badan Ideal pada Anak Usia Sekolah...........................................................14
F. Defenisi Perhitungan Kebutuhan Energi pada Anak Usia Sekolah.......................................17
G. Perhitungan Kebutuhan Energi pada Anak Usia Sekolah dan Contohnya...........................17
H. Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Ideal pada Anak Sekolah....................................20
I. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gizi pada Usia Sekolah..................................................21
J. Status Gizi pada Anak Dipengaruhi oleh Berbagai Faktor, Antara Lain:..............................24
K. Gangguan pada Anak Sekolah Kekurangan dan Kelebihan Kebutuhan Nutrisi...................25
L. Gizi yang baik untuk Anak Sekolah......................................................................................33
M. Upaya Peningkatan Kebutuhan Nutrisi pada Anak Sekolah................................................41
N. Penentuan Status Gizi Anak Sekolah....................................................................................45
O. Karakteristik Anak Sekolah..................................................................................................46
P. Program Gizi untuk Anak Sekolah........................................................................................47
Q. Aturan-aturan Jumlah Porsi Makan......................................................................................48
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................52

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas Sumber Daya


Manusia (SDM). Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah
terciptanya pembangunan kesehatan yang adil dan merata. yang mengupayakan agar
masyarakat berada dalam keadaan sehat secara optimal, baik fisik, mental, dan social
serta mampu menjadi generasi yang produktif. Pencapaian pembangunan kesehatan
dinilai dengan derajat kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan digambarkan dengan
situasi mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat. Ketidakseimbangan gizi dapat
menurunkan kualitas SDM. Gizi yang baik akan menghasilkan SDM yang berkualitas
yaitu sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif.

Perbaikan gizi diperlukan mulai dari masa kehamilan, bayi dan anak balita,
prasekolah, anak usia sekolah dasar, remaja dan dewasa, sampai usia lanjut. Anak
sekolah dasar merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi masyarakat karena pada
masa anak fungsi organ otak mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasan
cukup pesat. Anak Sekolah Dasar (SD) adalah anak usia 6-12 tahun. Pertumbuhan dan
perkembangan anak sangat membutuhkan gizi yang cukup agar tidak terjadi
penyimpangan pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

Gizi yang kurang juga akan membuat sistem imun pada anak lemah. Aktifitas
yang cukup tinggi dan kebiasaan makan yang tidak teratur pada anak sering
mengakibatkan ketidakseimbangan antara asupan dan kecukupan gizi,
Ketidakseimbangan antara asupan dan kecukupan gizi akan menimbulkan masalah gizi,
baik itu masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Masalah gizi di Indonesia masih
didominasi oleh masalah gizi kurang yaitu Kurang Energi Protein (KEP), anemia besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). dan kekurangan vitamin A.

Disamping itu juga terdapat masalah gizi mikro lainnya seperti defisiensi zink
yang sampai saat ini belum terungkap karena adanya keterbatasan ilmu pengetahuan dan

1
teknologi gizi. Kekurangan gizi juga dapat menyebabkan penyakit infeksi yang menjadi
penyebab kematian, Menurut data Riskesdas tahun 2007, pada anak usia 6-14 tahun,
prevalensi anak gizi kurang menggunakan nilai rerata IMT, umur, dan jenis kelamin
paling tinggi di Nusa Tenggara Timur (laki-laki 23,1% dan perempuan 19,1%), dan
prevalensi paling rendah di Bali (laki-laki 8,3% dan perempuan 6.9%) 4. Sedangkan
prevalensi anak kurang gizi di Sumatera Selatan, yaitu laki-laki 14,9% dan perempuan
13,8%. Dari data Riskesdas 2010, prevalensi anak pendek masih tinggi pada anak usia 6-
12 tahun adalah 35,8%, dan untuk anak kurus pada usia 6-12 tahun adalah 11% 5. Tidak
hanya masalah gizi kurang, masalah gizi lebih juga harus diperhatikan karena prevalensi
gizi lebih meningkat dengan bertambahnya usia. Data Riskesdas 2007 menyatakan
bahwa prevalensi paling tinggi anak laki-laki usia 6-14 tahun dengan berat badan lebih di
Sumatera Selatan (16,0%) dan anak perempuan di Nanggroc Aceh Darussalam (12,0%).
Sedangkan prevalensi berat badan lebih paling rendah di Nusa Tenggara Timur, laki-laki
(4,6%) dan perempuan (3,2%).

Secara garis besar ada tiga faktor utama yang dapat menyebabkan masalah gizi,
yaitu faktor penjamu, agens, dan lingkungan. Faktor penjamu meliputi: faktor genetik,
umur, jenis kelamin, kelompok etnik, keadaan fisiologis, keadaan imunologis, kebutuhan
zat gizi, dan kebiasaan seseorang. Faktor agens meliputi: faktor gizi, kimia dari luar,
kimia dari dalam.. fisiologi, genetik, psikis, kekuatan fisik, dan Fiologis/parasit.
Sedangkan faktor lingkungan meliputi: lingkungan fisik, biologis, sosial, ekonomi, dan
budaya. Masalah gizi dapat dilihat dari ketidakseimbangan anatara faktor penjamu,
agens, dan lingkungan

Berdasarkan latar belakang diatas, dapt disimpulkan bahwa gizi pada masa
pertumbuh kembangan anak sekolah sangat penting karena pada usia anak sekolah
perkembangan kecerdasan sangat pesat. Maka, dalam hal ini kami akan membahas
mengenai Gizi pada Anak Sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kebutuhan Nutrisi pada Anak Usia Sekolah?
2. Sebutkan Tujuan Pemberian Nutrisi pada Anak Usia Sekolah?
3. Bagaimana Kebutuhan Energi dan Zat Gizi pada Anak Usia Sekolah?

2
4. Jelaskan apa itu Berat Badan Ideal dan Perhitungan Energi pada Anak Usia
Sekolah?
5. Bagaimana Perhitungan Energi pada Anak Usia Sekolah dan Apa Saja
Contohnya?
6. Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Berat Badan Ideal pada Anak Usia
Sekolah?
7. Sebutkan Gangguan Apa Saja yang terjadi jika Kebutuhan Nutrisi pada Anak
Usia Sekolah tidak terpenuhi?
8. Bagaimana Gizi yang Baik untuk Anak Usia Sekolah?
9. Bagaiman Upaya Peningkatan Kebutuhan Nutrisi pada Anak Usia Sekolah?
C. Tujuan
Untuk mengetahui lebih jelas tentang tujuan pemberian nutrisi untuk anak usia
sekolah dan kebutuhan serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.dan untuk
mendukung pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, dan kinerja anak selama
periode penting ini dalam kehidupan mereka yang meliputi Pertumbuhan Fisik yang
Optimal, Pertumbuhan dan Perkembangan otak, Kesehatan umum, Energi untuk
aktifitas fisik, Kesehatan tulang dan gigi, Pengembangan kebiasaan makan sehat,
Prestasi akademik yang lebih baik, pencegahan masalah kesehatan di masa depan,
Mendorong pertumbuhan yang sehat, Mengembangkan kecerdasaan emosional dan
sosial.

A.

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Kebutuhan Nutrisi pada Anak Usia Sekolah


Menurut definisi WHO (World Health Organization) Anak Usia Sekolah yaitu golongan
anak yang berusia antara 7-15 tahun. Sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 6-12
tahun (KEMENKES, 2008).

Menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, gizi seimbang diartikan sebagai “Susunan pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan
memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk
mencegah masalah gizi.”
Hal ini menunjukkan bahwa kita harus memperhatikan asupan gizi yang diberikan
kepada Si Buah Hati. Dimulai dari jenisnya yang harus bervariasi dan jumlah serta porsinya
sesuai dengan kebutuhan gizi anak usia sekolah. Nah, untuk nutrisi anak usia sekolah, makanan
yang diberikan harus mencakup makanan pokok (sebagai sumber karbohidrat), lauk pauk
(sebagai sumber protein dan lemak), serta sayur dan buah (sebagai sumber mineral dan vitamin)
dan air putih dengan jumlah menyesuaikan dengan kebutuhan sesuai umur anakHal lain yang
harus Bunda pertimbangkan adalah perkembangan kognitif dan karakter sosialnya. Kedua hal
tersebut membutuhkan asupan gizi anak sekolah yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang
serta fungsinya berjalan dengan baik. Tentunya kebutuhan gizi ini bisa Bunda penuhi lewat
asupan makanan.

Jika kebutuhan gizi asupan yang diberikan kepada Si Buah Hati sehari-hari tidak sesuai
dengan kebutuhannya, maka dapat mengganggu proses tumbuh kembangnya dan berdampak
tidak baik bagi Si Buah Hati, baik itu risiko di masa sekarang seperti defisiensi zat gizi dan
malnutrisi maupun di masa depan seperti kejadian penyakit degeneratif (diabetes, kanker, dan
lainnya. Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak Sekolah satu hal yang menjadi perhatian khusus di
masa tumbuh kembang anak usia sekolah adalah rendahnya kualitas makan anak khususnya
sarapan. Di Indonesia, sarapan termasuk waktu makan yang sering terlewat karena anak tidak
terbiasa makan di pagi hari. Padahal sarapan berperan penting untuk proses belajar Si Buah Hati
di sekolah dan aktivitasnya seharian, serta dapat memenuhi sekitar 30% kebutuhan gizi
hariannya.

4
Menurut Kemenkes RI (2014), anak usia sekolah merupakan anak yang memiliki usia
lebih dari 6 tahun sampai sebelum 18 tahun. Pada usia sekolah ini terdapat dua masa yaitu masa
anak dan masa remaja. Usia sekolah merupakan masa rentan masalah gizi hal ini karena anak
sekolah memerlukan zat-zat gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi, pertumbuhan
dan perkembangan tubuh, serta mengatur proses-proses metabolisme. Anak sekolah yang rentan
masalah gizi berisiko terpapar sumber penyakit dan perilaku hidup tidak sehat, salah satu risiko
perilaku hidup tidak sehat adalah kegemukan atau obesitas (Hardinsyah dan Supariasa, 2016).

B. Tujuan Pemberian Nutrisi pada Anak Usia Sekolah


Pemberian nutrisi yang tepat pada anak usia sekolah memiliki beberapa tujuan utama,
yang meliputi:

1. Pertumbuhan dan Perkembangan yang Optimal

Anak-anak usia sekolah sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.
Nutrisi yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan semua
nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh dengan baik, termasuk perkembangan fisik, otak,
dan kemampuan kognitif mereka.

2. Kesehatan Umum

Nutrisi yang memadai membantu melindungi anak dari penyakit dan infeksi. Diet
seimbang dengan cukup vitamin, mineral, protein, dan serat dapat memperkuat sistem
kekebalan tubuh mereka.

3. Energi dan Aktivitas Fisik

Anak-anak usia sekolah seringkali memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi. Nutrisi
yang baik memberikan energi yang diperlukan untuk menjalani kegiatan sehari-hari,
berpartisipasi dalam olahraga, dan belajar dengan baik di sekolah.

4. Kecerdasan dan Fungsi Kognitif

Gizi yang baik juga berperan penting dalam perkembangan kognitif anak. Nutrisi yang
memadai dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi, belajar, berpikir, dan memori
anak.

5. Kesehatan Tulang dan Gigi

5
Nutrisi yang mencukupi, terutama kalsium dan vitamin D, mendukung pertumbuhan
tulang yang sehat dan menjaga kesehatan gigi. Hal ini penting untuk mencegah masalah
seperti karies gigi dan masalah tulang.

6. Pencegahan Masalah Kesehatan

Pola makan yang sehat pada usia sekolah dapat membantu mencegah masalah kesehatan
yang mungkin timbul di masa depan, seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung,
dan gangguan nutrisi.

7. Pengembangan Kebiasaan Makan Sehat

Pemberian nutrisi yang baik pada anak usia sekolah dapat membentuk kebiasaan makan
sehat yang akan mereka pertahankan sepanjang hidup. Ini adalah investasi jangka
panjang dalam kesehatan mereka.

8. Prestasi Akademik yang Lebih Baik

Nutrisi yang memadai dapat meningkatkan kemampuan anak untuk fokus dan belajar di
sekolah, yang dapat berdampak positif pada prestasi akademik mereka.

9. Pencegahan Kekurangan Gizi

Nutrisi yang baik dapat mencegah anak mengalami kekurangan gizi, seperti anemia
akibat kekurangan zat besi.

Oleh karena itu, memberikan nutrisi yang seimbang dan mencukupi sangat penting pada anak
usia sekolah. Orangtua dan pengasuh harus memastikan bahwa anak-anak menerima makanan
yang mengandung berbagai jenis nutrisi yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan mereka dengan baik.

C. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi pada Anak Usia Sekolah


Kebutuhan energi dan zat gizi pada anak usia sekolah semakin meningkat karena mereka
memerlukan energi untuk melakukan berbagai aktivitas fisik. Berikut adalah beberapa kebutuhan
energi dan zat gizi pada anak usia sekolah:

1. Energi

Kebutuhan kalori anak-anak di usia sekolah berkisar antara 1.400 hingga 2.200 kalori per
hari

6
2. Protein

Anak usia sekolah membutuhkan 1,2 gram protein per kilogram berat badan per hari

3. Lemak

Lemak sebanyak 25-35% dari total kebutuhan energi harian dianjurkan untuk anak usia
sekolah

4. Karbohidrat

Karbohidrat sebanyak 50-60% dari total kebutuhan energi harian dianjurkan untuk anak
usia sekolah

5. Serat

Anak usia sekolah membutuhkan serat sebanyak 15-20 gram per hari

6. Air

Anak usia sekolah membutuhkan 6-8 gelas air per hari.

Untuk memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah, dianjurkan untuk memberikan makanan
dengan kandungan gizi yang seimbang sesuai dengan panduan Pedoman Umum Gizi Seimbang.
Pastikan kebutuhan gizi anak usia sekolah terpenuhi dengan baik agar tumbuh kembangnya
berlangsung dengan optimal.

Kebutuhan gizi anak usia sekolah tentu berbeda dengan kelompok anak usia lain, termasuk di
masa perkembangan anak usia 6-9 tahun. Kebutuhan nutrisi pada anak harus tercukupi dengan
baik karena perkembangan kognitif anak, perkembangan fisik anak, serta hal lainnya sedang
berjalan.

Sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan RI, anak usia sekolah
yang berkisar di umur 6-9 tahun, membutuhkan gizi harian sebagai berikut:

a. Kebutuhan gizi anak sekolah usia 6 tahun

Kebutuhan gizi anak sekolah usia 6 tahun sama untuk laki-laki dan perempuan. Berikut
rincian kebutuhan gizi anak sekolah usia 6 tahun yang terbagi menjadi mikro dan makro:

7
Kebutuhan zat gizi makro

Kebutuhan zat gizi makro


Energi 1400 kkal
Protein 25 gram
Lemak 50 gram
Karbohidrat 220 gram
Serat 20 gram
Air 1450 ml

Kebutuhan zat gizi mikro

Kebutuhan zat gizi mikro


Vitamin Mineral
Vitamin A 450 mcg Kalsium 1000 mg
Vitamin D 15 mcg Fosfor 500 mg
Vitamin E 7 mg Natrium 900 mg
Vitamin K 20 mcg Kalium 2700 mg
Vitamin B 1,5 mcg Besi 10 mg
Vitamin C 45 mg Iodium 120 mcg
seng 5 mg

b. Kebutuhan gizi anak sekolah usia 7-9 tahun

Berdasarkan AKG dari Kementerian Kesehatan RI, berikut rincian kebutuhan gizi anak
sekolah usia 7-9 tahun yang terbagi menjadi mikro dan makro:

Kebutuhan zat gizi makro

Energi 1650 kkal


protein 40 gram
Lemak 55 gram
Karbohidrat 250 gram
Serat 23 gram

8
Air 1650 ml

Kebutuhan zat gizi mikro

Vitamin Mineral
Vitamin A 500 mcg Kalsium 1000 mg
Vitamin D 15 mcg Fosfor 500 mg
Vitamin E 8 mg Natrium 1000 mg
Vitamin K 25 mcg Kalium 3200 mg
Vitamin B 2,0 mcg Besi 10 mg
Vitamin C 45 mg Iodium 120 mcg
Seng 5 mg

Status gizi anak adalah kondisi yang menunjukkan apakah gizi anak tergolong buruk, kurang,
baik, lebih, maupun obesitas.
Berdasarkan Permenkes Nomor 2 Tahun 2020, pengukuran anak usia 5-18 tahun termasuk usia
sekolah di 6-9 tahun, menggunakan indeks massa tubuh per usia (IMT/U).
Pengukuran status gizi menggunakan interpretasi indeks IMT/U nantinya membantu
menunjukkan apakah gizi anak termasuk baik, kurang, atau justru lebih.
Dengan begitu, penanganan lanjutan bisa diberikan sesuai kebutuhan anak untuk mendukung
tumbuh kembangnya.
Berikut kategori IMT/U beserta ambang batas (z score):
• Gizi kurang: -3 SD sampai dengan <-2 SD

• Gizi baik: -2 SD sampai dengan +1 SD

• Gizi lebih: +1 SD sampai dengan +2 SD

• Obesitas: > +2 SD

Pada kategori pengukuran status gizi anak dengan IMT/U ini, ambang batas (z score) adalah
batas pengukuran untuk mengelompokkan kategori gizi anak.
Supaya lebih mudah dan cepat untuk mengetahui kondisi gizi anak, Anda bisa melakukan
pengukuran tinggi serta berat badan anak di pelayanan kesehatan terdekat. Tak seperti IMT orang
dewasa yang memiliki rumus khusus, status gizi anak umumnya punya perhitungan sendiri yang
cukup rumit.

9
Pemantauan rutin terkait kondisi kesehatan dan perkembangan anak bisa dilakukan di pelayanan
kesehatan mana pun, seperti posyandu, puskesmas, klinik, maupun rumah sakit.

D. Pola dan Menu Makan untuk Anak Usia Sekolah


Makanan anak sekolah perlu mendapatkan perhatian, mengigat masih dalam masa
pertumbuhan, maka keseimbangan gizinya harus dipertahankan supaya sehat. Kebutuhan kalori
ditentukan berat badan, usia dan aktivitas anak. Anak laki-laki pada usia 10-12 tahun
membutuhkan energi sekitar 200 kkal, sedangkan anak perempuan membutuhkan sekitar 1900
kkal. Kebutuhan energi untuk anak 7-9 tahun adalah sekitar 1800 kkal, dan anak usia taman
kanak-kanak (4-6 tahun) membutuhkan sekitar 1600 kkal.

Makanan sehari anak usia sekolah sebaiknya terdiri atas tiga kali makanan lengkap dan
dua kali snack di antara waktu makan. Susunan hidangan terdiri dari makanan pokok, lauk pauk,
sayur, buah, dan susu. Karena bahan makanan tersebut mengandung zat gizi makro dan mikro
yang dibutuhkan oleh tubuh.

Pola makan anak usia SD (usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun) adalah sebagai berikut :

1. Pada usia 7-9 tahun anak pandai menentukan makanan yang disukai karena sudah kenal
lingkungan
2. Banyak anak menyukai makanan jajanan yang hanya mengandung karbohidrat dan garam
yang hanya akan membuat cepat kenyang dan bisa mengganggu nafsu makan anak.
3. Perlu pengawasan supaya tidak salah memilih makanan karena pengaruh lingkungan.
4. Pada anak usia 10-12 tahun, kebutuhan sudah harus dibagi dalam jenis kelaminnya. Anak
laki-laki lebih banyak aktivitas fisik sehingga memerlukan energi banyak dibandingkan anak
perempuan. Anak perempuan sudah mengalami masa haid sehingga memerlukan lebih
banyak protein, zat besi dari usia sebelumnya. Perlu diperhatikan pula pentingnya sarapan
pagi supaya konsentrasi belajar tidak terganggu.

10
➢ Gizi Seimbang untuk anak usia 7-9 tahun

Pemenuhan gizi seimbang dari berbagai kelompok pangan dibedakan berdasarkan porsi
yang dianjurkan. Gizi seimbang untuk anak sekolah dengan usia 7-9 tahun dapat dipenuhi dari 4-
5 porsi makanan pokok, 3 porsi makanan sumber protein hewani, 3 porsi sumber protein nabati, 3
porsi sayuran, 3 porsi buah-buahan, serta 2-3 sendok makan gula. Jumlah porsi tersebut untuk
memenuhi kebutuhan energi dan protein pada anak usia 7-9 tahun sebesar 1.850 kkal dan 49
gram.

➢ Contoh menu untuk pemenuhan Gizi seimbang anak usia 7-9 tahun.

Gizi Seimbang untuk anak laki-laki dan perempuan usia 10-12 tahun Perbedaan porsi
antara anak usia 10-12 tahun (laki-laki dan perempuan) dengan anak usia 7-9 tahun adalah pada
porsi makanan pokok, sayur dan makanan sumber hewani. Porsi makanan pokok, sayur dan

11
makanan sumber hewani untuk anak usia 10-12 tahun (laki-laki dan perempuan) lebih banyak
dibanding dengan anak usia 7-9 tahun. Kebutuhan zat gizi pada anak usia 10-12 tahun dibedakan
berdasarkan jenis kelamin, karena pada usia ini terjadi percepatan pertumbuhan yang berbeda
antara anak perempuan dan anak laki-laki. Anak laki-laki lebih aktif sehingga membutuhkan
energi lebih banyak untuk aktifitasnya. Anak laki-laki memiliki otot lebih banyak dibanding anak
perempuan. Walupun anak laki-laki memiliki otot lebih banyak namun sebaliknya jaringan
lemak lebih sedikit. Jaringan otot lebih aktif daripada jaringan lemak sehingga membutuhkan
energi maupun zat gizi lebih banyak. Anak perempuan tumbuh dan memasuki masa pubertas
pada usia lebih muda dibanding anak laki-laki, sehingga kebutuhan beberapa zat gizi lainnya juga
berbeda. Contohnya kebutuhan zat besi pada anak perempuan lebih tinggi dibanding anak laki-
laki, sementara zat gizi seng (zinc) kebutuhannya lebih tinggi pada anak laki-laki. Kebutuhan
energi pada anak laki-laki usia 10-12 tahun sebesar 2100 kkal sedangkan Kebutuhan energi pada
anak perempuan usia 10-12 tahun sebesar 2000 kkal.

12
13
E. Defenisi Berat Badan Ideal pada Anak Usia Sekolah
Berat badan ideal adalah berat badan yang dianggap paling menyehatkan bagi seseorang
dengan mengacu pada tinggi badannya. Dengan kata lain, berat badan inilah yang akan
memberikan angka harapan hidup paling tinggi bagi anda. Berat Badan adalah parameter
antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, di mana keadaan kesehatan baik dan
keseimbangan anatara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang
mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua
kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari
keadaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang
memungkinkanintervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan
penurunan atau penambahan berat badan yang tidak dikehendaki.

14
Umumnya, perkembangan anak 6-9 tahun berjalan stabil atau tidak secepat pada masa
bayi dan masa remaja. Dengan begitu, pertambahan berat dan tinggi badan anak pada usia 6-9
tahun ini berjalan perlahan hingga mencapai ukuran yang ideal. Rata-rata berat badan anak akan
bertambah sebesar 3-3,5 kilogram (kg) per tahun dan tinggi badan anak bertambah sekitar 6
sentimeter (cm) per tahun pada usia ini. Banyak faktor yang memengaruhi pertumbuhan anak
sehingga pertumbuhan anak pasti berbeda-beda. Beberapa faktor yang memengaruhi
pertumbuhan berat dan tinggi badan anak hingga ideal yaitu faktor nutrisi (kebiasaan makan),
penyakit, hormon, dan keturunan dari orangtuanya. Tak ketinggalan, faktor di masa lalu seperti
kebutuhan gizi bayi, gizi pada balita, berat lahir, dan panjang lahir juga memengaruhi status gizi
anak saat ini, terutama tinggi badannya. Ini karena untuk mencapai tinggi badan ideal anak
dipengaruhi oleh asupan zat gizi beberapa tahun sebelumnya. Sementara itu, berat badan lebih
bersifat dinamis atau bisa berubah-ubah dalam jangka waktu yang singkat. Hanya saja, anak tetap
memiliki patokan berat badan ideal sesuai dengan tinggi badannya.

Menurut CDC (setara dengan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika
Serikat), berat dan tinggi anak laki-laki dan perempuan usia 6-9 tahun adalah sebagai berikut:

• Berat dan tinggi badan ideal anak usia 6 tahun di rentang usia 6-9 tahun.

Pada usia 6 tahun, anak seharusnya telah memiliki berat badan ideal pada kisaran 20 kg
dengan tinggi 115 cm.

15
• Berat dan tinggi badan ideal anak usia 7 tahun
Sementara itu, saat memasuki usia 7 tahun, berat dan tinggi badan ideal anak pun meningkat.
Di usia ini, berat badan ideal anak usia 7 tahun yakni sekitar 23 kg, baik anak perempuan
maupun anak laki-laki. Sementara itu, tinggi badan ideal seharusnya sudah berada pada
angka kisaran 122 cm.

• Berat dan tinggi badan ideal anak usia 8 tahun di rentang usia 6-9 tahun

Memasuki usia 8 tahun, berat dan tinggi badan ideal anak perempuan dan laki-laki sama. Di
usia 8 tahun, berat badan ideal si kecil seharusnya berada di kisaran angka 26 kg dengan
tinggi badan 128 cm.

• Berat dan tinggi badan ideal anak usia 9 tahun

Memasuki usia anak 9 tahun di rentang usia 6-9 tahun, berat badan ideal anak perempuan
dan laki-laki berada pada angka 29 kg. Masing-masing berat dan tinggi badan ideal anak usia
9 tahun yakni 133 cm dan 134 cm. Hanya saja, anak perempuan di usia 9 tahun memiliki
ratarata massa tubuh pada kisaran 21-45 kg, sedangkan anak laki-laki memiliki kisaran berat
badan 23-43 kg. Artinya, mungkin saja anak Anda tidak memiliki tinggi dan berat badan
ideal, tapi termasuk ke dalam tinggi dan berat badan rata-rata. Tidak semua anak yang
memasuki usia 79 tahun akan memiliki berat dan tinggi badan yang ideal. Meski begitu, hal
ini tidak menandakan anak Anda memiliki status gizi yang buruk.

Status gizi anak dapat diukur dengan berbekal indikator usia, berat badan, dan tinggi
badan. Indikator usia, berat badan, dan tinggi badan anak ini berguna untuk mengetahui grafik
pertumbuhan anak (GPA) sesuai dengan jenis kelamin. Grafik pertumbuhan anak (GPA) tersebut
membantu menunjukkan apakah anak usia 6-9 tahun memiliki status gizi ideal berdasarkan berat
dan tinggi badan. Selain itu, pertumbuhan berat dan tinggi badan anak usia 6-9 tahun juga dapat
lebih mudah dipantau oleh Anda maupun petugas kesehatan. Anda bisa mengetahui apakah status
gizi anak normal atau tidak dengan cara menghitung indeks massa tubuh (IMT atau dalam bahasa
Inggris disingkat BMI) anak terlebih dahulu. Pengukuran IMT bisa dilakukan untuk anak yang
berusia 5-18 tahun. Dari data ini Anda pun bisa memperhitungkan apakah anak usia 6-9 tahun
memiliki berat dan tinggi badan yang ideal.

16
Perhitungan IMT atau BMI anak bisa dilakukan dengan rumus di bawah ini:

IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (m) × Tinggi Badan (m)

Supaya lebih mudah, berikut tabel IMT anak usia 6-9 tahun berdasarkan Permenkes Nomor 2
Tahun 2020:
Laki-laki IMT Perempuan
Usia Usia
6 tahun 13-17 6 tahun
7 tahun 13.1-17.4 7 tahun
8 tahun 13.3-17.9 8 tahun
9 tahun 13.5-18.4 9 tahun

F. Defenisi Perhitungan Kebutuhan Energi pada Anak Usia Sekolah


Kebutuhan energi didefinisikan sebagai asupan energi makanan yang diperlukan untuk
pertumbuhan atau pemeliharaan tubuh seseorang berdasarkan usia, jenis kelamin, berat badan,
tinggi badan, dan tingkat aktivitas fisik yang ditentukan.

G. Perhitungan Kebutuhan Energi pada Anak Usia Sekolah dan Contohnya


Berikut adalah daftar kebutuhan energi pada anak usia sekolah berdasarkan jenis kelamin
dan tingkat aktivitas fisik:

1. Anak laki-laki
• Aktivitas fisik ringan: 1.800-2.000 kkal/hari
• Aktivitas fisik sedang: 2.000-2.400 kkal/hari
• Aktivitas fisik berat: 2.400-3.000 kkal/hari

2. Anak perempuan
• Aktivitas fisik ringan: 1.600-1.800 kkal/hari
• Aktivitas fisik sedang: 1.800-2.200 kkal/hari
• Aktivitas fisik berat: 2.200-2.800 kkal/hari

17
Namun, perlu diingat bahwa angka tersebut hanyalah perkiraan dan setiap anak memiliki
kebutuhan energi yang berbeda-beda tergantung pada faktor yang mempengaruhi seperti tinggi
badan, berat badan, aktivitas fisik, dan metabolisme tubuh. Oleh karena itu, sebaiknya
perhitungan kebutuhan energi dilakukan secara individual agar dapat memenuhi kebutuhan kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh anak dengan tepat.

Contoh:

Data

Nama : Putri Nayla Mahfuzah


BB : 23 kg

TB : 110 cm

Usia : 8 tahun

BBI = (usia dalam tahun × 2) + 8

= (8 × 2) + 8

= 24

Kebutuhan Energi

Usia 7-9 tahun = 80 kalori/kg BBI


= 80 kalori × 24 kg
= 1920 kkal

Zat Gizi

Protein = 10% × 1920 = 48 gram

18
4

= 20% × 1920

Lemak 9
= 70% × 1920
Kh = 42,67 gram
4 = 336 gram

Energi

• Makan pagi : 25% × 1920 = 480


• Snack pagi : 10% × 1920 = 192
• Makan siang : 30% × 1920 = 576
• Snack sore : 10% × 1920 = 192
• Makan malam : 25% × 1920 = 480

Kh

• Makan pagi : 25% x 336 = 84

• Snack pagi : 10% x 336 = 33,6


• Makan siang : 30% x 336 = 100,8
• Snack sore : 10% x 336 = 33,6
• Makan malam : 25% x 336 = 84

Protein

• Makan pagi : 25% x 48 = 12

• Snack pagi : 10% x 48 = 4,8


• Makan siang : 30% x 48 = 14,4
• Snack sore : 10% x 48 = 4,8

19
• Makan malam : 25% x 48 = 12

Lemak

• Makan pagi : 25% x 42,67 = 10,6675

• Snack pagi : 10% x 42,67 = 4,267


• Makan siang : 30% x 42,67 = 12,801
• Snack sore : 10% x 42,67 = 4,267
• Makan malam : 25% x 42,67 = 10,6675
Sumber : https://www.scribd.com/doc/222886392/Menghitung-Kebutuhan-Energi-AnakUsia-Sekolah

H. Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Ideal pada Anak Sekolah


Berat badan (BB) ideal pada anak sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa
faktor utama yang memengaruhi BB ideal anak sekolah antara lain:

1. Usia

Anak-anak tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda, dan BB ideal akan
bervariasi sesuai dengan usia mereka. Selama masa pertumbuhan, BB ideal akan
meningkat secara alami.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin juga dapat memengaruhi BB ideal. Biasanya, anak laki-laki dan
perempuan memiliki perkembangan fisik yang berbeda, sehingga BB ideal mereka juga
berbeda.

3. Genetika

Faktor genetika dari orang tua dapat memengaruhi BB ideal anak. Anak cenderung
memiliki BB yang mirip dengan orang tua mereka.

4. Pola Makan

Pola makan yang seimbang dan nutrisi yang cukup penting untuk pertumbuhan dan BB
ideal anak. Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat memengaruhi BB.

20
5. Aktivitas Fisik

Tingkat aktivitas fisik anak, termasuk olahraga dan aktivitas sehari-hari, dapat

memengaruhi BB ideal. Aktivitas fisik yang cukup membantu menjaga berat badan yang

sehat.

6. Kesehatan Umum

Kesehatan anak, termasuk kondisi kesehatan fisik dan mental, dapat memengaruhi BB
ideal mereka. Beberapa kondisi medis tertentu juga dapat memengaruhi BB.

7. Pola Tidur

Pola tidur yang cukup penting untuk pertumbuhan anak-anak. Kurang tidur dapat
memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan berat badan.

8. Faktor Lingkungan

Lingkungan di sekitar anak, termasuk lingkungan rumah dan sekolah, juga dapat
memengaruhi pola makan dan aktivitas fisik mereka.

Penting untuk diingat bahwa BB ideal bukanlah satu angka tetap, tetapi berkisar dalam
rentang yang sehat. Untuk menentukan BB ideal anak, konsultasikan dengan dokter anak atau
profesional kesehatan yang dapat memberikan pedoman berdasarkan faktor-faktor ini. Penting
juga untuk mempromosikan pola makan seimbang, gaya hidup aktif, dan kesehatan umum yang
baik bagi anak-anak.

I. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gizi pada Usia Sekolah


Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization) adalah
kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detil untuk masalah asupan gizi
dan konsumsi makanan sehari-harinya.

Faktor yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah

1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.

Anak Sd yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat
kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan

21
yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan
untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak.

Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu: fisik dan mental anak. Karena
tentunya fisik dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. makanan
yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang
dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak
pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan gizi sangat
berpengaruh disini.

2. Selalu Aktif

Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga akan semaki banyak
diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang
menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi
dan asupan energi yang banyak untuk menunjang aktifitas fisiknya. Sulitnya untuk
mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk itu
pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk mempelajarinya.

3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan

Anak Usia SD tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi,
perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi
makanan sepertinya harus digalakan.

4. Tidak suka makanan- makanan yang bergizi

Telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan- makanan
yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh
anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah
sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.

Beberapa tips diatas, dapat di manfaatkan pada saat membeli makanan dimanapun, tidak
hanya disupermarket namun di tempat penjualan produk makanan yang sering dikunjungi.

22
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi anak usia sekolah Gizi merupakan salah satu
faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang fisik, sistem saraf
dan otak serta tingkat kecerdasan yang bersangkutan. Faktor-faktor lain yang memengaruhi
tumbuh kembang anak beberapa diantaranya adalah sebagaimana diuraikan berikut.

a) Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam pencapaian hasil akhir proses tumbuh kembang
anak. Melalui instruksi genetic yang terkandung didalam sel telur yang telah dibuah, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan
pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan tulang.

b) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan. Faktor
lingkungan secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yakni pranatal dan post-natal.

c) Faktor lingkungan prenatal

Faktor lingkungan pranatal adalah gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksin/zat kimia,
endokrin, radiasi, infeks, stress, imunitas, anoksi embrio.

d) Faktor lingkungan post-natal

Lingkungan post-natal secara umum dibagi menjadi beberapa bagian :

1. Lingkungan biologis terdidi atas ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan

kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon-hormon

seks dan sebagainya.

- Faktor fisik seperti cuaca , musim, keadaan geografi suatu daerah, sanitasi, keadaan

rumah, struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian.

- Faktor psikologis yaitu stimulasi, motivasi belajar, ganjaran/ hukuman yang wajar,

kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi antara

anak dan orang tua.

23
Faktor keluarga dan adat istiadat: meliputi pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan
ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dan keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian
ayah/ibu, adat istiadat, norma-norma, tabu, agama, urbanisasi, kehidupan politik Masyarakat.

J. Status Gizi pada Anak Dipengaruhi oleh Berbagai Faktor, Antara Lain:
1. Pola Makan

Jenis dan kualitas makanan yang dikonsumsi anak sangat penting. Pola makan yang
seimbang dan mengandung nutrisi yang cukup sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak.

2. Lingkungan Rumah

Ketersediaan makanan di rumah, akses terhadap makanan bergizi, dan pola makan keluarga
dapat memengaruhi status gizi anak.

3. Kesehatan Umum

Penyakit kronis atau infeksi kronis dapat mengganggu penyerapan nutrisi, sehingga
berpotensi memengaruhi status gizi anak.

4. Akses ke Layanan Kesehatan

Akses yang baik ke perawatan kesehatan, termasuk imunisasi dan pemeriksaan kesehatan
berkala, dapat membantu mencegah masalah gizi.

5. Ekonomi Keluarga

Kondisi ekonomi keluarga memainkan peran penting dalam kemampuan keluarga untuk
membeli makanan bergizi dan memenuhi kebutuhan gizi anak.

6. Pendidikan dan Pengetahuan

Pengetahuan orang tua tentang gizi dan pola makan sehat dapat memengaruhi keputusan
dalam memberikan makanan kepada anak.

7. Faktor Sosial dan Budaya

Norma sosial, tradisi makanan, dan kebiasaan budaya dapat mempengaruhi jenis makanan
yang dikonsumsi oleh anak.

24
8. Aktivitas Fisik

Tingkat aktivitas fisik anak juga memainkan peran dalam status gizi. Anak-anak yang aktif
cenderung memiliki metabolisme yang lebih sehat.

9. Usia dan Jenis Kelamin

Kebutuhan nutrisi dapat berbeda berdasarkan usia dan jenis kelamin anak.

10. Faktor Genetik

Faktor genetik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk
predisposisi terhadap masalah gizi tertentu.

Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat berdampak pada status gizi anak. Oleh karena itu,
penting untuk memahami dan mengatasi faktor-faktor ini guna memastikan anak-anak
mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Sumber: Pipit Festi W,2018.Buku Ajar Gizi dan diet:Surabaya.UMSurabaya Publishing

K. Gangguan pada Anak Sekolah Kekurangan dan Kelebihan Kebutuhan Nutrisi


Masalah gizi kurang pada anak usia sekolah ini dapat merupakan akibat dari tingginya
angka bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kurang gizi pada masa balita serta tidak
adanya pencapaian perbaikan pertumbuhan. Di lain pihak, masalah gizi lebih pada anak usia
sekolah merupakan akibat dari ketidakseimbangan antara asupan energi yang melebihi energi
yang digunakan. Hal ini berkaitan dengan diet tinggi lemak dan tinggi kalori serta pola hidup
kurang gerak (sedentary lifestylles. Status gizi dipengaruhi asupan gizi makronutrien dan
mikronutrien yang seimbang.

Tiga faktor yang mempengaruhi kejadian gizi buruk secara langsung, yaitu anak tidak
cukup mendapat makanan bergizi seimbang, anak tidak mendapat asupan gizi yang memadai dan
anak mungkin menderita penyakit infeksi. Akibat gizi kurang adalah dapat terjadinya gangguan
pada proses pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, gangguan struktur dan fungsi otak,
serta gangguan perilaku. Kalsium yang merupakan mikronutrien memegang peranan penting
dalam mengatur fungsi sel seperti transmisi saraf, kontraksi otot, dan menjaga permeabilitas
membran sel. Selain itu kalsium juga mengatur kerja hormon dan faktor pertumbuhan serta
berperan dalam pembentukan tulang dan gigi.Dengan demikian kekurangan asupan kalsium
dapat mengakibat kangangguan dari tingkat sel. Kekurangan asupan ini apabila terjadi selama

25
masa pertumbuhan, maka dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan.Akan tetapi berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Davies dkk, terdapat hubungan negatif antara asupan kalsium
dengan berat badan pada semua kelompok usia yang diuji .Penelitian itu menyatakan bahwa
peningkatan asupan kalsium sampai 1000mg/hari berhubungan dengan penurunan berat badan
sebesar 8 kg.

Berikut gangguan psikologis yang dialami oleh anak usia sekolah yang pada umumnya terjadi: 1.

1. Hiperaktif

Hiperaktif merupakan sebuah gangguan psikologi pada anak usia sekolah yang paling sering
dan umum terjadi. Seorang anak biasanya akan memiliki perilaku dimana anak tersebut bergerak
sangat aktif atau bahkan super aktif didalam rumah atau dilingkungan dimana anak bertemu
dengan teman seusianya.

2. Sulit Berkonsentrasi

Tentu saja banyak anak yang mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. Seorang anak yang
memiliki konsentrasi yang buruk dapat membuat proses belajar dan bersosialisasinya terganggu.
Biasanya mereka lebih konsentrasi terhadap apa yang terjadi disekitarnya.

3. Pemurung dan Penyendiri

Selain ada anak yang hiperaktif, ada juga anak yang memiliki sifat pemurung dan cenderung
penyendiri. Mereka sangat sukit unutk bergaul dengan teman seusianya dan cenderung memilih
untuk sendiri dari pada bergabung dengan teman – temannya.

4. Masalah Bicara

Pada banyak kasus yang terjadi pada anak usia sekolah, memiliki cara bicara yang tidak jelas
dan sukar untuk orang mengerti. Biasanya haanya orang terdekatnyalah yang mengerti apa yang
sedang ia ucapkan.

5. Affek dan Steaming

Affek merupakan peristiwa psikis yang dapat diartikan sebagai rasa ketegangan hebat dan
kuat yang timbul dengan tiba – tiba dalam waktu yang singkat yang umumnya terjadi pada anak
usia sekolah.

6. Retardasi Mental

26
Retardasi mental atau biasanya disbeut juga dengan keterbelakangan mental merupakan kondisi
gangguan psikologis yang terjadi pada anak usia sekolah yang mengakibatkan adanya
perkembangan intelejensia yang disetai dengan ketidaksesuaian mental pada anak seumurannya
pada umumnya.

7. Pica Syndrome

Kondisi pica syndrome bisa saja menyerang beberapa anak usia sekolah. Adapun ciri dari
anak yang mengalami masalah ini adalah kecendrungan memakan yang bukan makanan misalnya
batu, tanah atau kertas.

8. Gangguan Kecemasan yang Tinggi

Perasaan cemas memnag merupakan hal yang wajar untuk dirasakan oleh anak usia sekolah.
Tetapi pada kasus ini mereka memiliki tingkat kecemasan yang tinggi yang dapat merusak
mentalnya.

9. Autisme

Autisme merupakan salah satu gangguan psikologis yang sudah banyak dikenal oleh
masyarakat. Di Indonesia sendiri ada begitu banyak anak yang menderita autisme. Anak yang
autisme biasanya sibuk dengan apa yang mereka sukai dan susah untuk bersosialisasi dengan
teman seumurnya.

10. Gangguan Makan

Memang terdengar sudah biasa ya sobat anak usia sekolah susah makan, tetapi hal ini tidak
boleh anda sepelekan karena pada dasarnya makanan yang dikonsumsi oleh anak anda akan
menjadi nutrisi bagi tubuhnya dan perkembangan kecerdasannya.

11. Gangguan Bipolar

Gangguan jenis ini juga sudah banyak dialami oleh anak usia sekolah di Indonesia pada
umumnya. Gangguan ini adalah jenis gangguan yang menyerang mental anak sehingga bisa
merubah mood nya secara drastic.

12. Gangguan Stomatoform

27
Ganggunan ini memang agak jarang diderita oleh anak usia sekolah, tetapi tidak menutup
kemungkinan ya sobat. Gangguan ini merupakan rasa sakit luar biasanya yang dirasakan oleh
anak padahal mereka tidak menderita sakit apapun secara medis.

13. Syndrome Respon Stress

Syndrome ini sering terjadi pada anak usia sekolah yang memiliki tingkat emosional yang
tinggi, sehingga akan suli menerima perkataan orang lain dan susah untuk bersosialisasi terhadap
anak seumurannya.

28
Gangguan anak kurang gizi

Gejala anak kurang gizi, pada anak-anak yang mengalami kurang gizi berbagai tanda-tanda yang
muncul, yakni:

1. Nafsu makan rendah


2. Anak mengalami gagal tumbuh (dilihat dari berat badan, tinggi badan, atau keduanya yang
tidak sesuai dengan umurnya).
3. Kehilangan lemak dan massa otot tubuh
4. Kekuatan otot tubuh menghilang
5. Sangat mudah untuk marah
6. Terlihat lesu, bahkan dapat menangis secara berlebihan
7. Mengalami kecemasan dan kurang perhatian terhadap lingkungan sekitar
8. Sulit berkonsentrasi dengan baik
9. Kulit dan rambut kering, bahkan rambut mudah sekali rontok
10. Pipi dan mata tampak cekung
11. Proses penyembuhan luka sangat lama
12. Rentan terserang penyakit, dengan proses penyembuhan yang cenderung lama
13. Risiko komplikasi meningkat jika melakukan operasi.

Menurut WHO, ada berbagai permasalahan yang timbul ketika anak mengalami kurang
gizi (undernutrition), meliputi:

a. Berat badan kurang (underweight)

Ditandai ketika berat badan anak tidak setara dengan berat normal di kelompok usianya.
Namun, kondisi ini juga menunjukkan ketidakselarasan antara berat dan tinggi badan anak.
Dalam arti, berat anak biasanya terlalu ringan untuk ukuran tinggi badan yang dimilikinya.Oleh
karena, berat badan kurang dapat diukur dengan menggunakan indikator berat badan berbanding
dengan usia (BB/U) atau berbanding dengan tinggi badan (BB/TB). Anak dikatakan memiliki
berat badan kurang ketika nilai pengukuran z score di grafik pertumbuhan berada di antara <-2
SD sampai -3 standar deviasi (SD).Selain tubuh yang kurus, gejala khas lainnya yang muncul
ketika berat badan anak kurang yakni rentan sekali terserang penyakit. Kondisi ini sulit
ditentukan sendiri oleh orangtua. Butuh bantuan dokter gizi anak untuk mengeceknya.

29
b. Kurus (wasting)

Berbeda dengan berat badan kurang (underweight), anak yang sangat kurus (wasting)
memiliki berat yang sangat rendah dan tidak sesuai dengan tinggi badan. Berat badan anak yang
mengalami wasting biasanya jauh berada di bawah rentang normal yang seharusnya.Indikator
yang digunakan untuk menilai kemungkinan wasting pada anak yakni berat badan berbanding
dengan tinggi badan (BB/TB).Kondisi anak kurang gizi berat juga kerap digunakan untuk
menggambarkan wasting.

Pasalnya, anak yang bertubuh sangat kurus biasanya sudah tidak mendapatkan asupan gizi
yang cukup dalam waktu lama.Bahkan, anak tersebut juga bisa saja mengalami penyakit yang
berhubungan dengan kehilangan berat badan, misalnya diare.Gejala khas yang mudah terlihat
jika anak mengalami wasting yaitu memiliki tubuh yang sangat kurus karena berat badannya
sangat rendah.

c. Pendek (stunting)

Pendek (stunting) adalah kondisi yang membuat pertumbuhan tubuh anak terganggu,
sehingga tinggi badan anak tidak normal atau tidak setara dengan teman-teman seusianya.
Stunting tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan sudah terbentuk sejak lama karena tidak
tercukupinya kebutuhan nutrisi anak selama masa pertumbuhan.Selain asupan gizi, stunting juga
disebabkan oleh penyakit infeksi berulang serta berat badan lahir rendah (BBLR).Sejak anak
berusia 3 bulan, kondisi stunting umumnya sudah mulai meningkat, hingga prosesnya semakin
melambat saat anak berusia sekitar 3 tahun.Mulai sejak inilah grafik pertumbuhan tinggi badan
anak bergerak mengikuti grafik normal, tapi dengan penilaian yang berada di bawah
normal.Indikator yang digunakan untuk menilai kemungkinan stunting pada anak yakni tinggi
badan berbanding dengan usia (TB/U).Anak dinyatakan bertubuh stunting jika grafik
pertumbuhan tinggi badan sesuai usianya berada di angka kurang dari -2 SD.

d. Kekurangan vitamin dan mineral

Anak kurang gizi Bukan anak kurang gizi saja yang bisa mengalami kekurangan vitamin dan
mineral, tapi anak dengan berat badan normal pun punya risiko yang sama. Tanda kekurangan
vitamin menjadi salah satu kondisi anak kurang gizi. Mengutip dari WHO, beberapa jenis
kekurangan vitamin dan mineral yang paling umum yaitu:

30
1) Vitamin A

Kekurangan vitamin A terjadi ketika asupan vitamin A dari makanan harian balita tidak
mampu mencukupi kebutuhannya.Kondisi tersebut bisa semakin memburuk jika anak rentan
terserang penyakit infeksi, seperti diare dan campak.Sulit melihat di malam hari merupakan salah
satu gejala khas karena kekurangan vitamin A.Dalam kondisi yang lebih parah, kekurangan
vitamin A pada anak bisa mengakibatkan kebutaan karena rusaknya bagian retina dan kornea
mata.Jika tidak segera diatasi, anak yang kekurangan vitamin A berisiko mengalami masalah
pernapasan dan penyakit infeksi.Di sisi lain, kondisi ini juga mengarah pada terhambatnya laju
pertumbuhan serta perkembangan tulang anak.

2) Zat besi

Kurang darah atau anemia terjadi ketika simpanan zat besi yang ada di dalam darah habis,
serta persediaannya di dalam otot sangat sedikit.Jika sudah sampai mengalami anemia, artinya
kondisi kekurangan zat besi yang dialami anak tergolong parah.Dengan kata lain, kadar
hemoglobin dan hematokrit yang ada di dalam sel darah merah telah berada di bawah nilai
normal atau cut off.Jika anak mengalami kurang gizi karena zat besi, berbagai gejala yang akan
terlihat seperti:

• Kulit pucat
• Mudah Lelah
• Pertumbuhan dan perkembangan lambat
• Nafsu makan menurun
• Merasa kesulitan dalam bernapas
• Sering mengalami penyakit infeksi
• Keinginan untuk makan makanan tertentu meningkat, seperti es krim, sumber karbohidrat,
atau lainnya

3) Yodium

Yodium adalah jenis mineral yang penting untuk mendukung produksi hormon tiroid,
tiroksin, dan triodotyronine. Berbagai gejala kekurangan yodium pada anak seperti:

• Pembengkakan di leher (gondok)


• Kelelahan parah
• Rambut mudah rontok

31
• Kulit kering
• Detak jantung melambat
• Kesulitan dalam belajar dan berkonsentrasi

Gangguan nutrisi pada anak sekolah bisa berdampak negatif pada pertumbuhan dan
perkembangan mereka. Dua masalah nutrisi utama yang dapat memengaruhi anak sekolah adalah
kekurangan nutrisi dan kelebihan nutrisi.

1. Kekurangan Nutrisi (Undernutrition)


➢ Kurang Gizi Protein-Energi (KWASHIORKOR):

ni adalah kondisi ketika anak kekurangan protein dan energi. Gejala termasuk pertumbuhan
terhambat, kelemahan otot, pembengkakan perut, dan kerapuhan rambut.

➢ Gizi Buruk (MARASMUS)

Ini terjadi ketika anak kekurangan nutrisi esensial seperti protein, energi, vitamin, dan
mineral. Gejalanya termasuk penurunan berat badan yang signifikan, penurunan otot, dan kulit
yang kering dan keriput.

Kekurangan nutrisi dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang,
ketidaktersediaan makanan bergizi, atau kondisi medis tertentu. Dampaknya termasuk
pertumbuhan terhambat, kelemahan fisik, penurunan daya tahan tubuh, dan masalah kognitif.

2. Kelebihan Nutrisi (Overnutrition):*


➢ Obesitas

Kelebihan nutrisi, terutama kalori berlebihan dan konsumsi makanan yang tinggi lemak dan
gula, dapat menyebabkan obesitas pada anak-anak. Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit
jantung, diabetes, masalah muskuloskeletal, dan masalah psikologis.

➢ Kegemukan (Overweight)

Kegemukan adalah situasi di mana anak memiliki berat badan yang melebihi batas normal,
tetapi tidak mencapai tingkat obesitas.

Kelebihan nutrisi seringkali terkait dengan pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas
fisik, dan paparan berlebihan terhadap makanan olahan yang tinggi kalori. Penting bagi orang tua
dan pendidik untuk memantau pola makan anak-anak dan memastikan mereka mendapatkan
nutrisi yang seimbang dan aktivitas fisik yang cukup. Bantuan dari seorang profesional medis

32
atau ahli gizi dapat membantu mengatasi masalah nutrisi dan memastikan anak-anak tumbuh
dengan sehat.

L. Gizi yang baik untuk Anak Sekolah


a. Karbohidrat

Karbohidrat termasuk salah satu sumber energi utama yang diperlukan otak untuk
menjalankan berbagai aktivitas dan proses metabolismenya. Demi melancarkan kerja sel-sel otak
dan tubuh, asupan karbohidrat akan diubah terlebih dahulu menjadi bentuk glukosa. Bahkan,
karbohidrat juga kerap terlibat dalam proses reproduksi, pencengahan penyakit, pembekuan
darah, hingga memperkuat sistem kekebalan tubuh. ada dua jenis karbohidrat yang bisa Anda
berikan untuk memenuhi gizi anak sekolah:

1) Karbohidrat sederhana

Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang tersusun dari molekul gula yang sangat
sedikit, yakni berkisar antara satu atau dua molekul. Oleh karena memiliki jumlah molekul gula
yang amat sedikit, proses penyerapan karbohidrat sederhana pun terbilang jauh lebih cepat dan
mudah.kekurangannya, karbohidrat sederhana bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat
dibandingkan dengan karbohidrat kompleks. Di sisi lain, makanan yang mengandung karbohidrat
sederhana ini tidak memiliki komponen tambahan, seperti serat. Sebagai contohnya beberapa
sayuran, buah, madu, gula putih, gula merah, dan berbagai jenis pemanis lainnya. Selain itu, kue
dan produk olahan seperti permen serta soda.

33
2) karbohidrat kompleks

Adalah karbohidrat yang tersusun dari banyak rantai molekul gula. Itulah mengapa proses
pencernaan karbohidrat kompleks sesuai namanya, yakni cukup kompleks alias membutuhkan
waktu yang tidak sebentar. Namun tidak seperti karbohidrat sederhana, karena makanan dengan
karbohidrat kompleks tidak akan membuat kadar gula darah meningkat tajam.contoh makanan
yang mengandung karbohidrat kompleks adalah memberikan roti, nasi, kentang, jagung, pasta,
sereal gandum, kacang-kacangan, serta beberapa jenis sayur dan buah-buahan untuk anak.

b. Lemak

1) Lemak baik

Ada dua kategori utama sumber lemak baik, yakni:

➢ |Lemak tak jenuh tunggal

Kandungan lemak tak jenuh tunggal dalam makanan diyakini dapat menurunkan kadar LDL
(low density lipoprotein) atau lemak “jahat”. Jenis lemak ini juga bisa membantu menjaga kadar
HDL (high density lipoprotein) atau lemak “baik” tetap tinggi.asupan gizi dari lemak tak jenuh
tunggal untuk anak ini bisa membantu menurunkan risiko penyakit jantung.sumber makananya
yaitu minyak zaitun, kacang-kacangan, buah alpukat, dan lain sebagainya.

34
➢ Lemak tak jenuh ganda

Makanan yang mengandung lemak tak jenuh ganda dipercaya baik untuk kesehatan tubuh.
Zat gizi tersebut baik untuk anak karena mampu mencegah penyakit jantung, sekaligus
menurunkan kadar kolesterol tubuh. Sumber makananya Misalnya ikan sarden, makarel, salmon,
minyak safflower, kedelai, dan lainnya. Di samping itu, kacang-kacangan, biji-bijian, serta telur
juga tak kalah kaya kandungan omega-3.

2) Lemak jahat

Ada dua kategori utama sumber lemak jahat, yakni:

➢ Lemak jenuh

Lemak jenuh atau juga disebut sebagai lemak padat, berisiko meningkatkan serangan
penyakit bila dikonsumsi terlalu banyak dan dalam waktu lama. Terlalu banyak makan makanan
sumber lemak jenuh bisa meningkatkan kadar kolesterol sehingga membuka peluang terserang
penyakit jantung dan stroke.sumber makannya lemak dalam daging, produk daging, kulit ayam,
keju, dan produk susu lainnya. Berbagai makanan olahan seperti kue, biskuit, keripik, serta
minyak kelapa sawit, juga mengandung lemak jenuh.

➢ Lemak trans

Lemak trans biasanya ada di dalam makanan yang digoreng, kemasan, dan cepat saji. Ambil
contohnya seperti gorengan, kentang goreng, donat, kerupuk, dan sebagainya.lemak trans ini
berbahaya bagi kesehatan karena bisa meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar
HDL.membiarkan anak sering makan makanan yang mengandung lemak trans, berisiko
membuatnya terserang penyakit jantung dan stroke nantinya.

35
c. Protein

Protein adalah zat gizi makro yang berperan dalam membangun serta memperbaiki
jaringan tubuh yang rusak. Protein yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi asam amino.
Asam amino inilah yang nantinya dipergunakan sebagai bahan baku untuk membangun sel-sel
dan jaringan baru. Ada dua jenis protein yaitu:

1) Protein hewani

Protein hewani adalah protein yang bersumber dari hewan. Kandungan asam amino adalah
poin utama yang membedakan protein hewani dan nabati.

2) Protein hewani yang terkandung dalam daging merah, daging ayam, ikan, telur, susu,

dan keju,

mengandung asam amino esensial lengkap.

3) Protein nabati

Protein nabati adalah protein yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan. Tidak seperti protein
hewani yang punya struktur asam amino lengkap, protein nabati punya asam amino yang lebih
sedikit.sumber makanannya yaitu tahu, tempe, kacang-kacangan, gandum, oat, serta beberapa
jenis buah-buahan pada anak.

36
d. Serat

Serat sebenarnya merupakan bagian dari karbohidrat kompleks, tetapi tanpa kandungan
kalori di dalamnya. Terdapat dua jenis serat yaitu :

1) Serat larut air

Serat larut air adalah jenis serat yang bisa langsung larut bersama air. Itulah mengapa sesat
setelah masuk ke dalam tubuh, serat larut air langsung melebur bersama air dan berubah bentuk
menjadi gel.Contoh makanan dengan kandungan serat larut air seperti beragam jenis jeruk, apel,
wortel, alpukat, brokoli, ubi, kacang merah, dan oat.

2) Serat tidak larut air

Serat tidak larut air adalah jenis serat yang harus melalui proses pengolahan di sistem
pencernaan, karena tidak bisa langsung larut bersama air.

37
e. Vitamin

Vitamin memang tergolong zat gizi mikro, tapi asupannya untuk anak tidak boleh
terlewatkan. Ada 6 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh, yakni vitamin A, B, C, D, E, dan
K. Kesemua vitamin tersebut digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu:

1) Vitamin larut air

Vitamin larut air adalah jenis vitamin yang tidak disimpan di dalam tubuh, sehingga harus
didapatkan dari makanan harian. Terdapat 9 jenis vitamin larut air, meliputi vitamin B1, B2, B3,
B5, B6, B7, B9, B12, dan C.

2) Vitamin larut lemak

Vitamin larut lemak hanya larut bersama lemak dan tidak dengan air. Jenis vitamin ini dapat
menyumbang manfaat yang lebih baik untuk anak jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan
yang mengandung zat gizi lemak.Beberapa macam vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E,
dan K.

Ada banyak sumber vitamin anak dalam makanan demi mencukupi kebutuhan hariannya.
Contoh utamanya yakni sayur dan buah-buahan, tapi produk pangan lainnya juga tak kalah kaya
kandungan lemak. Misalnya daging merah, daging unggas, ikan, susu, serta produk olahannya.
Bahkan, vitamin juga bisa menjadi suplemen yakni vitamin penambah nafsu makan anak bila ia
susah makan.

38
f. Mineral

Ada beragam jenis mineral yang diperlukan selama masa pertumbuhan dan
perkembangan anak. Mulai dari kalsium, fosfor, magnesium, kalium, zat besi, natrium, fluor,
seng, iodium, mangan, tembaga, kromiun, dan selenium. Kesemua zat gizi mikro tersebut punya
peran yang sama besarnya untuk menunjang segala fungsi tubuh anak, khususnya selama tumbuh
kembangnya.

➢ Saran dalam mencukupi kebutuhan gizi pada anak sekolah

Kebutuhan nutrisi atau gizi pada anak di usia sekolah ini tentu lebih banyak ketimbang
usia sebelumnya. Hal ini karena ia masih dalam masa tumbuh kembang dan nantinya akan
mengalami masa pubertas.

Berikut beberapa anjuran pemenuhan gizi untuk anak usia 6-9 tahun:

- Makan sebanyak 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam).


- Rutin makan ikan serta sumber protein lainnya. -Anjuran asupan protein hewani harian
sebanyak 30 persen, sementara protein nabati 70 persen.
- Perbanyak makan sayur dan buah-buahan.
- Batasi makan makanan cepat saji, jajanan, serta camilan yang manis, asin, dan berlemak.
- Rutin menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari, yakni setelah makan pagi dan sebelum tidur
malam.

Memenuhi kebutuhan gizi atau nutrisi pada anak usia sekolah artinya dengan melengkapi
jumlah kalori, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral. Selain dari makan di rumah,
Anda bisa membawakan bekal anak sekolah agar mencegahnya jajan sembarang makanan.

➢ Contoh menu sehari untuk memenuhi gizi anak usia sekolah

Perubahan aktivitas dari masa prasekolah dan sekolah, membuat kebutuhan gizi anak
akan mengalami sedikit peningkatan. Di samping itu, asupan gizi anak di usia sekolah ini juga
harus tercukupi dengan baik sebagai persiapan sebelum masa pubertasnya tiba. Terlebih karena
di usia sekolah ini anak biasanya jauh lebih aktif, sehingga membutuhkan lebih banyak energi
sebagai pembangun dan pendukung fungsi tubuh. Bukan hanya itu, banyaknya aktivitas yang
harus dijalani anak di luar rumah juga sebaiknya diimbangi dengan asupan berbagai zat gizi yang
memadai. Nah, sebagai contohnya, berikut menu sehari yang dapat membantu mencukupi
kebutuhan gizi anak sekolah (1850-2100 kkal):

39
a) Makan pagi (sarapan):
• 1 piring nasi goreng (100 gram)
• 1 ikat sawi hijau (10 gram)
• 3 iris tomat (10 gram)
• 3 iris timun (10 gram)
• 1-2 butir telur rebus ukuran sedang (50-125 gram)
• 1 gelas susu putih (200 ml)

Selingan (camilan):

• 2 buah jeruk ukuran sedang (200 gram)

b) Makan siang:
• 1 piring nasi putih (100-200 gram)
• 1 mangkuk sedang tumis kangkung (30 gram)
• 1 mangkuk sedang udang balado (30-50 gram)
• 1 mangkuk kecil tumis oncom (30 gram) Selingan (camilan):

• 2 buah apel ukuran sedang (200 gram)

c) Makan malam:
• 1 piring nasi putih (150-250 gram)
• 1 mangkuk sedang tumis tauge (40 gram)
• 1-2 potong ikan bawal bakar (45-75 gram)
• 2 potong sedang tempe (40 gram)

Aturan pemberian makan untuk memenuhi gizi anak usia sekolah

1. Sarapan

Idealnya, sarapan sebaiknya bisa memenuhi sekitar seperempat dari kebutuhan energi anak
dalam sehari. Waktu sarapan optimal yakni sebelum jam 9 pagi. Porsi sarapan dianjurkan tidak
terlalu banyak, karena ditakutkan malah akan mengganggu kegiatan dan kerja sistem pencernaan
anak di pagi hari. Meski porsi sarapan biasanya tidak sebanyak makan siang dan malam, tapi
pastikan semua kebutuhan gizi anak tetap tercukupi.

40
2. Camilan

Tak jarang, anak sering merasa lapar di sela-sela waktu makannya. Di sinilah camilan sehat
untuk anak berperan sebagai pengganjal perut sebelum waktu makan tiba. Selain itu, camilan
juga bisa membantu menyumbang sejumlah zat gizi tambahan untuk mencukupi kebutuhan
harian anak. Sayangnya, tidak semua camilan itu sehat untuk dimakan. Beberapa jenis camilan
biasanya diolah dengan tambahan gula, garam, pewarna, perasa, dan zat aditif yang berpotensi
buruk bagi kesehatan anak. Sebagai solusinya, Anda bisa menyediakan camilan lain yang kaya
beragam zat gizi. Jenis camilan yang bisa diberikan misalnya yogurt, kacang-kacangan, oatmeal,
smoothies, atau popcorn buatan sendiri.

3. Makan siang

Makan siang yang biasanya berkisar di jam 12-2 siang penting untuk mengembalikan energi
anak yang hilang setelah beraktivitas sejak pagi hari. Asupan makanan di siang hari ini juga
berperan dalam mempertankan energi anak sampai sore atau malam hari. Berbeda dengan
sarapan, porsi makan siang sebaiknya bisa mencukupi sekitar sepertiga energi dalam sehari.
Mudahnya, porsi makan siang tentu harus lebih banyak ketimbang saat sarapan.

4. Makan malam

Makan malam untuk anak sebaiknya dilakukan sebelum jam 8 malam. Ini karena proses
pencernaan makanan membutuhkan waktu, sehingga jam makan malam sebaiknya tidak
mendekati waktu tidur. Biasakan untuk menghindari makan makanan berat di atas jam 8 malam.
Jika anak lapar setelah jam makan tersebut, Anda boleh memberikannya camilan sehat untuk
mengganjal perut. Ambil contohnya dengan tidak mengandung banyak kalori, lemak, gula, atau
garam.

M. Upaya Peningkatan Kebutuhan Nutrisi pada Anak Sekolah


1. Makan 3 Kali Sehari.

Pastinya, anak usia sekolah memiliki lebih banyak aktivitas fisik dibanding sebelumnya.
Selain itu, anak juga harus dapat menyerap pelajaran ketika di dalam kelas. Artinya, ia juga harus
menggunakan skill kognitifnya seharian. Jangan heran, kalau energi yang dibutuhkan pun
semakin meningkat.

Dari mana anak mendapatkan energi? Tentunya dari makanan dan minuman yang
dikonsumsinya. Itu dia, anak sebaiknya diberikan makanan berat sebanyak tiga kali sehari.

41
Biasanya diberikan pada waktu pagi, siang, dan malam hari. Pagi hari karena anak memerlukan
asupan energi dan nutrisi baru setelah berpuasa dalam tidur ketika malam hari. Bisa dibilang ini
merupakan sajian makanan pertama yang disantap anak. Siang hari makan berat diperlukan untuk
menggantikan energi yang sudah digunakan selama berada di dalam sekolah. Sedangkan malam
hari biasanya makanan yang disantap lebih ringan karena hanya perlu menggantikan sedikit
energi. Dari ketiga waktu makan inilah, kebutuhan nutrisi anak harian bisa tercapai.

2. Rutin Konsumsi Sumber Protein.

Salah satu nutrisi yang dibutuhkan anak adalah protein. Nutrisi yang satu ini dapat
membantu meningkatkan imunitas anak. Selain itu, protein juga berperan untuk mengganti selsel
yang mati dan memperkuat otot. Tentunya, hal ini dibutuhkan anak saat bersekolah dan
beraktivitas. Anak diharapkan dapat mengonsumsi makanan sumber protein. Anjuran asupan
protein hewani harian sebanyak 30 persen, sementara protein nabati 70 persen. Protein juga
berfungsi sebagai sumber energi yang pastinya dibutuhkan oleh anak usia sekolah untuk
menjalani aktivitas hariannya. Protein bisa didapat di dalam ikan laut, telur, produk susu, dan
juga kacang-kacangan.

3. Perbanyak Sayuran dan Buah.

Sudah disebutkan kebutuhan nutrisi anak termasuk makronutrien dan mikronutrien.


Artinya, anak juga memerlukan sejumlah mineral dan vitamin sebagai nutrisi pembantu
pertumbuhan. Sayuran dan buah-buahan merupakan bahan makanan yang mengandung itu
semua. Sudah saatnya Ibu membiasakan anak untuk mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
Kedua bahan makanan tersebut juga kaya akan serat. Jadi, bisa memperlancar pencernaan anak.
Ingat, pencernaan yang baik merupakan salah satu faktor daya tahan tubuh lebih kuat.

4. Batasi Junk Food

Anak Ibu termasuk yang hobi mengonsumsi junk food? Ini saatnya untuk mengubah
kebiasaan tersebut. Perlu Ibu pahami mengonsumsi makanan junk food hanya akan mengganggu
sistem metabolisme tubuh anak. Ia jadi lebih mudah terpapar kuman dan penyakit. Selain itu,
kebiasaan makan junk food dapat membuatnya ketagihan dan berakhir punya masalah berat
badan. Ketika masalah obesitas muncul, ada risiko penyakit lain, seperti jantung diabetes bisa
muncul. Tentunya, Ibu tak ingin itu terjadi. Ibu dapat membantu anak membangun kebiasaan
untuk mengonsumsi makanan sehat. Lengkapi kebutuhan nutrisi anak di pagi hari agar ia siap
menjalankan aktivitasnya. Untuk melengkapi energi anak sekaligus memberikannya minuman
dengan kandungan susu.

42
➢ Upaya Peningkatan Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Sekolah a.
Biasakan Anak Sarapan Sejak Dini.

Cara pemenuhan kebutuhan si Kecil yang pertama adalah dengan cara membiasakan si
Kecil untuk melakukan sarapan. Mama mungkin berpikir sarapan hanya penting bagi orang
dewasa atau bagi anak sekolah karena sarapan dapat memelihara ketahanan fisik, dan
meningkatkan fokus. Hal ini memang benar adanya, tapi sarapan juga memiliki manfaat bagi si
Kecil. Manfaat sarapan bagi si Kecil adalah untuk membentuk pola makan sehat sejak dini.

Selain itu, sarapan juga bisa menjadi cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si
Kecil.

b. Ajarkan Anak untuk Makan Sehat.

Menu makanan sehat sama pentingnya dengan pola makan sehat. Mama bisa melakukan
pemenuhan kebutuhan nutrisi si Kecil dengan mengajarkan si Kecil pola makan sehat. Sebagian
besar anak memiliki ketakutan untuk makan sayuran, Mama bisa mengajarkan si Kecil memakan
sayuran sejak dini agar menjadi kebiasaan yang baik bagi si Kecil.

Jika selama ini anak Mama sulit makan sayuran, coba berikan cara lain untuk
menyajikannya. Misalnya, berikan anak sepiring makanan dengan tampilan menarik dengan
membentuk bulatan nasi menjadi bentuk wajah. Kemudian, gunakan sayuran dan lauk pauk
menjadi rambut atau potongan tubuh. Mama bisa membentuk selada hijau sebagai sebuah
mahkota atau rambut, irisan rumput laut untuk membentuk anggota tubuh di wajah, serta wortel
atau mentimun sebagai badan atau tangan. Lebih lanjut, Mama bisa mengenalkan si Kecil dengan
sayuran, buah, sereal, daging sapi, ikan, ayam, susu dan yogurt secara bergantian.

c. Berikan Makan Anak dalam Porsi Kecil.

Ternyata memberikan makanan dalam porsi kecil merupakan cara pemenuhan kebutuhan
nutrisi anak yang efektif lho, Ma. Pada usia 1-3 tahun nafsu makan si Kecil menurun karena
pertumbuhannya tidak secepat di tahun pertamanya. Mama bisa memberikan si Kecil makanan
dalam porsi kecil agar anak Mama tertarik untuk makan.

Jika Mama memberikan si Kecil makanan dengan porsi besar, si Kecil cenderung tidak
menghabiskan makanannya. Oleh karena itu, sebaiknya Mama memberikan porsi kecil agar si
Kecil dapat menghabiskan makanannya. Bahkan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
menyarankan agar Mama bisa memberi jarak minimal tiga jam sebelum masuk ke waktu makan

43
selanjutnya. Dengan begitu, anak akan lebih merasakan kapan lapar dan kapan kenyang. Hal ini
membuat porsi makannya lebih pas saat waktu makan tiba.

d. Berikan Anak Camilan Sehat.

Cara memenuhi kebutuhan nutrisi anak berikutnya adalah dengan memberikannya


camilan sehat. Ada beberapa jenis camilan sehat yang Mama bisa berikan kepada si Kecil seperti
potongan buah apel, yogurt, dan roti isi tuna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak. Tapi,
hindari memasukkan permen dan cokelat ke dalam menu camilan harian si Kecil ya, Ma. Karena
akan mengandung banyak gula dan bisa merusak gigi si Kecil.

e. Biarkan Anak Memilih Makanannya Sendiri.

Salah satu alasan mengapa si Kecil susah makan adalah karena si Kecil tidak suka
dengan menu makanannya. Mama bisa berkomunikasi dengan si Kecil tentang makanan apa yang
ingin makan. Nah, salah satu cara memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang bisa dilakukan adalah
dengan membiarkan si Kecil memilih makanannya sendiri. Jika si Kecil makan dengan rajin,
asupan pemenuhan kebutuhan nutrisi si Kecil pun akan terpenuhi.

f. Pastikan Anak Menghabiskan Makanan.

Sebagai cara pemenuhan kebutuhan nutrisi si kecil, Mama juga perlu memastikan anak
menghabiskan makanan. Sesuaikan hidangan dengan porsinya. Jika Mama memberikan si Kecil
makanan dengan porsi besar, si Kecil cenderung tidak menghabiskan makanannya. Oleh karena
itu, sebaiknya Mama memberikan porsi kecil agar si Kecil dapat menghabiskan makanannya.

g. Jadilah Contoh untuk Anak.

Memberi contoh yang baik pada anak ternyata juga bisa menjadi alternatif cara
memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak, Ini karena anak merupakan peniru ulung karena melihat
tindakan orang-orang di sekelilingnya. Jadi, sebelum meminta anak untuk mencoba makanan
baru atau menghabiskan makanan yang Mama sajikan, berikan contoh dulu Bisa mengajak si
Kecil duduk bersama di meja makan, kemudian berikan anak makanan yang sama dengan yang
dimakan oleh anggota keluarga lainnya. Jika di awal anak tampak ragu untuk mencicipi makanan
tersebut, beri contoh dan katakan bahwa makanan tersebut tidak kalah lezat dengan makanan
favoritnya.

Kemudian, apabila orang tua ingin anaknya mengonsumsi makanan yang bergizi
seimbang dan sehat, sebaiknya Mama dan Papa mencontohkan dengan rutin memakannya.

44
Dengan demikian, anak akan mengikutinya. Ada kalanya Mama dan Papa mungkin sama-sama
punya kebiasaan suka memilah-milah makanan atau tidak menyukai jenis makanan tertentu.
Dalam kondisi ini, tak heran jika nantinya anak juga akan meniru kebiasaan orang tua yang satu
ini. Agar anak tidak susah makan makanan tertentu, sebaiknya hindari menunjukkan sikap
tersebut di depan anak, ya.

N. Penentuan Status Gizi Anak Sekolah


Pada prinsipnya, penilaian status gizi anak serupa dengan penilaian pada periode
kehidupan lain. Pemeriksaan yang perlu lebih diperhatikan tentu saja bergantung pada bentuk
kelainan yang bertalian dengan kejadian penyakit tertentu. Kurang kalori protein, misalkan lazim
menjangkiti anak. Oleh karena itu pemeriksaan terhadap tanda dan gejala ke arah sana termasuk
pula kelainan lain yang meyertainya perlu dipertajam.

1. Penilaian Antropometri

Antropometri dapat berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka
antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum
digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah
air dalam tubuh. Bentuk aplikasi penilaian status gizi dengan antropometri antara lain dengan
penggunaan teknik Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).

Pada penilaian ini yang penting dilakukan ialah penimbangan berat badan, pengukuran tinggi
badan, lingkar lengan dan lipatan kulit triseps. Pemeriksaan ini penting terutama pada anak
prasekolah yang berkelas ekonomi dan sosial rendah. Pengamatan pada anak usia sekolah
dipusatkan terutama pada percepatan tumbuh.

2. Penilaian Biokimiawi

Penilaian status gizi secara biokimia dilakukan dengan melakukan pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, seperti darah,
urine, tinja, jaringan otot, hati. Pada uji ini yang penting adalah kadar Hb serta pemeriksaan
asupan darah untuk malaria. Pemeriksaan tinja cukup hanya pemeriksaan occult blood dan telur
cacing saja.

Penggunaan metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka

45
penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang
spesifik.

3. Penilaian Klinis

Pemeriksaan secara klinis penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini
didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata,
rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid. Pada uji ini diarahkan untuk mencari kemungkinan adanya bintik bitot, xerosis
konjungtiva, anemia, pembesaran kelenjar parotis, fluorosis, karies, gondok, hepato dan
splenomegali.

O. Karakteristik Anak Sekolah


Pada usia sekolah ini, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun mental, seperti
bermain, belajar, berolah raga. Zat gizi akan membantu meningkatkan kesehatan tubuh anak,
sehingga sistem pertahanan tubuhnya pun baik dan tidak mudah terserang penyakit. Umumnya
orangtua kurang memperhatikan kegiatan makan anaknya lagi. Mereka beranggapan bahwa anak
seusia ini sudah tahu kapan ia harus makan.

Di samping itu, anak mulai banyak melakukan kegiatan di luar rumah, sehingga agak
sulit mengawasi jenis makanan apa saja yang mereka makan. Anak usia sekolah membutuhkan
lebih banyak energi dan zat gizi dibanding anak balita. Diperlukan tambahan energi, protein,
kalsium, fluor, zat besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah. Untuk
memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu makan,
yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan. Perlu
ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir dengan baik dan menghindari hipoglikemi.
Bila jajan harus diperhatikan kebersihan makanan supaya tidak tertular penyakit tifoid, disentri,
dll. Anak remaja putri sudah mulai haid, sehingga diperlukan tambahan zat besi.

Faktor yang perlu diperhatikan mengenai gizi anak usia sekolah:

a. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan


b. Selalu Aktif
c. Perubahan Sikap Terhadap Makanan
d. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi

46
Perkembangan mental anak dapat dilihat dari kemampuannya mengatakan tidak pada
makanan yang ditawarkan. Penolakan itu tentu saja tidak boleh dijadikan alasan oleh orang tua
untuk memulai “perang di meja makan” karena ketegangan justru akan memicu dan memacu
sikap yang lebih defensif. Ada baiknya diadakan kompromi, anak diberi pilihan satu atau dua
macam pilihan. Pada banyak penelitian dilaporkan bahwa pada usia ini kebanyakan anak hanya
mau makan satu jenis makanan selama berminggu-minggu. Orang tua tidak perlu gusar, asal
makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi anak. Sementara itu, orang tua atau pengasuh
anak tidak boleh jera menawarkan kembali jenis makanan lain setiap kali makan.

P. Program Gizi untuk Anak Sekolah


1. Bekal Sekolah

Apabila anak-anak diberi bekal, maka hendaklah diperhatikan bahwa bekal makanan
yang diberikan kepadanya dapat memberikan unsur-unsur gizi yang kurang terdapat dalam
makanannya waktu makan pagi, siang dan malam. Dua unsur yang diutamakan dalam bekal
makananya itu energi dan protein. Kekurangan akan zat gizi lain dapat diberikan melalui
makanan mereka di rumah. Memang bekal makanan yang paling ideal adalah makanan yang
dapat memberikan zat gizi yang diperlukan. Tetapi dalam praktik, membuat bekal yang
memenuhi syarat demikian itu agak sulit.

Bekal makanan untuk anak-anak memberikan keuntungan, antara lain :

a. Anak-anak dapat dihindarkan dari gangguan rasa lapar


b. Pemberian bekal dapat menghindarkan anak itu dari kekurangan energi
c. Pemberian bekal dapat menghindarkan anak dari kebiasaan jajan sehingga
menghindarkan anak dari gangguan penyakit akibat makanan yang tidak higienis.

2. Makanan di Sekolah (School-Feeding)

School-feeding merupakan tindakan umum yang bisa dilaksanakan untuk memperbaiki


keadaan gizi anak sekolah. Praktik penyelenggaraan makanan di sekolah ini sudah lama dan
sudah banyak diselenggarakan di negara-negara baik di Eropa maupun di Asia. Untuk
masingmasing negara baik bentuk maupun cara penyelenggaraan makanan di sekolah ini
berbedabeda. Nilai kalori dalam suatu susunan hidangan sekolah seyogyanya sebesar 900 kalori
bagi anak-anak di atas umur 11 tahun, 700 kalori di antara 6 dan 11 tahun, serta 600 kalori bagi
umur di bawah 6 tahun. Suatu susunan hidangan rata-rata yang mengandung 700 kalori sudah
mencukupi kebutuhan bagi kondisidi daerah tropic.

47
3. Edukasi Gizi

Edukasi tentang gizi biasanya diajarkan pada ekonomi rumahan (home economic), tetapi
hal yang diajarkan disana bukanlah hal yg mendasar. Edukasi gizi dapat tergabung dalam ilmu
science dan juga teknologi. Edukasi tentang kesehatan merupakan hal yang penting dari
kurikulum pendidikan, makanan dan gizi dapat disisipkan dalam edukasi tentang kesehatan.
Penjagaan makanan dan gizi dalam sekolah dibutuhkan, makan dibutuhkan pula pengetahuan
tentangnya di kelas kelas, yang didukung oleh makanan yang disediakan pada kantin sekolah.

Target yang dianjurkan untuk pengetahuan tentang makanan dan gizi pada anak usia 511
tahun (National Curiculum Council 1990, with permission of the Qualifications and Curriculum
Authority).

Q. Aturan-aturan Jumlah Porsi Makan


1. Untuk anak usia 7-9 tahun sebanyak 1900 kalori per hari:
• Nasi 4 porsi penukar (1 p nasi = 150 gram)

48
• Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
• Buah 3 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
• Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)

• Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)


• Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
• Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
• Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)

2. Untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari
• Nasi 5 porsi penukar (1 p = 150 gram)
• Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
• Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
• Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
• Daging 2 ½ porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
• Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
• Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
• Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)

3. Untuk anak perempuan usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari
• Nasi 4 porsi penukar (1 p = 150 gram)
• Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
• Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
• Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
• Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
• Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
• Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
• Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)

49
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5
kali waktu makan, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang. makan malam, dan 2 kali
makan selingan. Perlu ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir dengan baik
dan menghindari hipoglikemi. Bila jajan harus diperhatikan kebersihan makanan supaya
tidak tertular penyakit tifoid, disentri, dll. Faktor yang perlu diperhatikan mengenai gizi
anak usia sekolah, Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan. Selalu Aktif,
Perubahan Sikap Terhadap Makanan, dan Tidak suka makanan-makanan yang bergizi
Masalah gizi anak sekolah yaitu, Anemia Defisiensi Besi, Berat Badan Berlebih
(Overweight/Obesitas). Berat Badan Kurang (Underweight ), Penyakit Kronis, Pica, dan
Alergi. Adapun penentu status gizi anak sekolah seperti, Penilaian Antropometri,
Penilaian Biokimiawi, dan Penilaian Klinis. Rekomendasi asupan makanan pada anak
sekolah berdasar pada Department of Health Dietary References Value (DRVs) (1991).
Acuan ini sebaiknya tidak digunakan sebagai rekomendasi secara individu. Karena laki-
laki dan perempuan memiliki kebutuhan yang berbeda..
Nilai asupan untuk pati, gula, dan lemak diberikan dalam bentuk total energy
intake. Tidak dituliskan untuk non-starch polysaccharide (NSP) atau serat untuk anak
kecil, hal ini dikarenakan anak kecil dianggap membutuhkan proporsi yang lebih kecil
dibandingkan dengan kebutuhan orang dewasa. Tidak ada nilai untuk Vitamin D karena
kebanyakan orang memenuhi kebutuhan vitamin D paling banyak dari sinar matahari.
Maka, Untuk orang tua lebih baik untuk membuat program gizi anak sekolah
seperti, Bekal Sekolah. Makanan di Sekolah (School-Feeding), dan Edukasi Gizi. nutrisi
adalah aspek yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak usia sekolah. Anak usia
sekolah membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung aktivitas dan
pertumbuhan mereka. Nutrisi yang diperlukan anak usia sekolah antara lain protein,
karbohidrat, vitamin, mineral, dan serat.
Kebutuhan nutrisi ini harus dipenuhi dengan memberikan makanan yang
seimbang dan bergizi, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, daging, dan ikan.
Selain itu, perlu juga diperhatikan jumlah makanan yang dikonsumsi dan cara
memasaknya, agar anak bisa memperoleh nutrisi yang optimal.

50
Kurangnya asupan nutrisi pada anak usia sekolah dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan, seperti gangguan pertumbuhan, kekurangan energi, dan gangguan
psikologis. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memberikan
perhatian yang serius terhadap konsumsi nutrisi anak usia sekolah untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
Nutrisi berpengaruh dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan
dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari
ancaman-ancaman penyakit.

B. Saran
Saran dari kelompok kami utuk para orang tua ataupun pendidik anak usia
sekolah untuk mengajarkan anak untuk makan sehat empat sehat lima sempurna.karena
pada usia anak sekolah otaknya sedang berkembang hingga kecerdasannya akan
berkembang pesat jika diberikan gizi yang baik dan sehat.

51
DAFTAR PUSTAKA

Pipit Festi W,2018.Buku Ajar Gizi dan diet:Surabaya.UMSurabaya Publishing

Litaay, C., Paotiana, M., Elisanti, E., Fitriyani, D., Agus, P. P., Permadhi, I., ... & Darsono, L.
(2021). Kebutuhan Gizi Seimbang. Zahir Publishing.

Mardalena, Ida. 2022. Dasar dasar ilmu gizi kondeo dan penerapan pada asuhan keperawatan.
Pustaka baru press: Yogyakarta

52

Anda mungkin juga menyukai