Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA DAN DEWASA”

DOSEN PENGAMPUH :

Baiq Iin Rumintang,SST,.M.KEB

DISUSUN OLEH :

SHOLIZA AZZAHRAH : P07124121035

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

JURUSAN KEBIDANAN

T.A 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan modul ini dengan judul “GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA
DAN DEWASA’’.Tugas ini kami buat untuk melatih kami agar dapat membuat makalah yang
baik dan benar.Karena hasil yang memuaskan membutuhkan kerja keras dan bersungguh
sungguh.

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan alam nabi besar Muhammad
SAW yang telah menuntun umat manusia dari zaman kebodohan menoju zaman serba pintar
seperti sekarang ini.Terimakasih sebesar-besamya saya ucapkan kepada dosen pembimbing
mata kuliah yang telah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuannya sehingga saya dapat
dengan mudah menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari kata sempurna,masih terdapat
banyak kesalahan, Baik dari penulisan maupun penyusunan Untuk itu kritik serta saran yang
membangun sangat kami butuhkan demi menyempurnakan makalah ini.

Mataram, Maret 20 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman judul ............................................................................. 1
Kata Pengantar ............................................................................ 2
Daftar isi .............................................................................. 3
BAB I Pendahuluan .................................................................... 4
A. Latar belakang ................................................................... 4
B. TUJUAN
C. MAMFAAT............................................................................... 5
BAB II Pembahasan ................................................................... 6
A. Pengertian............................................................................... 6
B. Prinsip Gizi Bagi Anak Remaja dan Dewasa........................... 7
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi............... 7
D. Cara Menghitung Kebutuhan Gizi............................................ 8
E. Penilaian Status Gizi................................................................ 9
F. Pengaruh Status Gizi Terhadap Sistem Reproduksi............... 11
G. Masalah Gizi Pada Anak Remaja dan Dewasa....................... 11
H. Menyusun Menu dan Pengobatan Makanan........................... 12
BAB III Penutup ..................................................................... 14
A. Kesimpulan ........................................................................... 14
B. Saran....................................................................................... 14
Daftar Pustaka ........................................................................ 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan individu baik pria atau wanita yang berada pada masa atau
usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa remaja akan
mempengaruhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut (Sulistyoningsih, 2012).
Remaja dikategorikan rentan terhadap masalah gizisehingga berisiko terhadap
kesehatan. Pada usia remaja percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh
memerlukan energi lebih banyak selain itu, pada remaja terjadi perubahan gaya hidup
dan kebiasaan yang suka mencoba-coba makanan sehingga terjadi ketidaksesuaian
asupan energi dan zat gizi lainnya (Marmi, 2013).
Permasalahan gizi banyak dijumpai pada usia remaja, diantaranyagizi lebih,
obesitas, gizi kurang, anemia, pola makan yang salah dan sebagainya. Berdasarkan
data riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2010) menyatakan prevalensi gizi kurang pada
remaja usia 13-15 sebesar 10,1% terdiri dari 2,7% sangat kurus dan 7,4% kurus dan
prevalensi gizi lebih sebesar 2,5%. Di provinsi Jawa Tengah prevalensi gizi kurang
mencapai 9,9% serta gizi lebih diatas prevalensi nasional yaitu sebesar 2,8%. Masalah
gizi lainnya pada anak usia sekolah khususnya remaja adalah masih rendahnya
konsumsi energi dan protein dibawah kebutuhan minimal yaitusebesar 44,4% dan
30,6% (Depkes, 2010). Menurut penelitian Arimurti (2012), menyatakan prevalensi
kurangnya mengkonsumsi buah dan sayur pada usia remaja masih tergolong tinggi yaitu
sebanyak 93,6% dan aktifitas fisik pada remaja masih tergolong rendah sebesar 66,9%.
Pada usia remaja lebih suka mengkonsumsi jajanan fastfood dengan frekuensi lebih dari
7 kali per minggu (Oktaviani, 2012). Kristianti dkk (2009), menyatakan pada remaja di

4
Surakarta dari keseluruhan sampel yang diteliti sebanyak 75 responden lebih banyak
mengkonsumsi jajanan fastfood sebesar 54,7%.
Masalah gizi yang timbul pada usia sekolah khususnya remaja dipicu oleh
beberapa faktor seperti kebiasaan makan yang buruk, pemahaman gizi yang salah,
kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan, promosi yang berlebihan
tentang produk makanan di media masa dan maraknya produk impor makanan.
Pengetahuan pangan dan gizi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
status gizi sehingga diperlukan pendidikan gizi secara formal maupun non formal
(Sulistyoningsih, 2012).
Tingkat pengetahuan pada remaja akan berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku dalam memilih makanan disekolah maupun dirumah yang menentukan mudah
tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi.
Pengetahuan gizi yang baik dapatmempengaruhi konsumsi makanan yang baik
sehingga mencapai status gizi yang baik. Penyuluhan gizi sangat penting untuk
menambah pengetahuan gizi remaja sehingga perlu diberikan penyuluhan gizi agar
dapat merubah kebiasaan makan yang salah dan tidak menimbulkan masalah gizi
(Sediaoetama, 2000).
Penyuluhan tentang gizi sembang masih belum dikenal di kalangan masyarakat
luas khususnya remaja maka dari itu perlu adanya sosialisasi dan penyampaian pesan-
pesan 13 pedoman umum gizi seimbang. Upayauntuk meningkatkan pengetahuan
tentang gizi seimbang pada remaja memerlukan cara pendekatan yang strategis agar
tercapai secara efektif dan efisien sehingga diperlukan strategi atau metode yang tepat
untuk menyampaikan. Metode penyuluhan kesehatan merupakan salah satu
pendekatan yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga
informasi yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh audien.
Berbagai media yang digunakan sebagai penunjang dan alat bantu untuk metode
penyuluhan salah satunya adalah media audiovisual yang dapat memberikan stimulasi
secara nyata berisi gambar gerak dan unsur suara dengan durasi waktu relatif pendek
yang ditayangkan dalam bentuk video (Notoatmodjo, 2007).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat di rumuskan permasalahannya “Apasaja gizi
seimbang bagi anak remaja dan dewasa?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, penyimpanan, transportasi, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang digunakan untuk mempertahan ka kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat-zat, yang mampu
membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu,
setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam amakanan, kecuali bayi umur 0-4 bulan
yang cukup mengkonsumsi air susu ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-
satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara
wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beranegaragam yaitu makanan yang mengandung unsure-unsu zat gizi
yang di perlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasa di sebut triguna makanan, yaitu makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu
zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan di lengkapi oleh zat gizi serupa dari
makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhi nya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangunan dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti dan mi. minyak dan santan yang mengandung lemak juga

6
dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-
hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati
adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah
telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangunan
berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
seseorang.
Makanan sumber zat pengatu adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan.
Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk
melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
B. Prinsip Gizi Bagi Anak Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam
proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan
seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat
proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh. Periode Adolesensia
ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun
berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena
berhubungan dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt :
Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan
tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan
aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih
dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti,
makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan
keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan
demikian, kebutuhan akan unsure-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan,
kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya.
Sehingga mengharuskandia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja Dan Dewasa


Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa :

7
a) Kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang zat gizi.
b) Pekerjaan
Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi (NHNES)
menyatakan bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11 sampai 51 tahun bervariasai,
dari kalori yang rendah (sekitar 1329) sampai kalori yang tinggi (1958 kalori).
Konsumsi makanan wanita perlu mempertimbangkan kadar lemak kurang dari 30
% dan tinggi kalsium sekitar 800-1200 mg/ hari. Rata-rata RDA kebutuhan kalsium 1000
mg. selain itu, wanita juga harus memperhatikan unsur sodium, cara pengolahan
makanan dan para wanita perlu membatasi makanan kaleng atau makanan dalam
kotak.
D. Cara Menghitung Kebutuhan Gizi Pada Anak Remaja Dan Dewasa
Angka kecukupan gizi dibagi menjadi kebutuhan gizi makro dan kebutuhan gizi
mikro. Kebutuhan gizi makro mencakup kebutuhan protein, lemak, dan
karbohidrat.Kebutuhan protein yang diperlukan tubuh adalah 10-15 persen dari
kebutuhan kalori total Anda, 1 gram protein sama dengan 4 kalori. Sementara untuk
kebutuhan lemak adalah 10-25 persen dari kebutuhan kalori total Anda, dengan 1 gram
lemak sama dengan 9 kalori. Terakhir, kebutuhan karbohidrat adalah 60-75 persen dari
kebutuhan kalori total Anda, dengan 1 gram karbohidrat sama dengan 4 kalori
Di sisi lain, kebutuhan gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam
jumlah kecil, contohnya fosfor, magnesium, kalsium, natrium, zat besi, kalium, yodium,
dan vitamin.
Untuk menentukan jumlah kebutuhan kalori total per hari, biasanya para ahli gizi
menggunakan rumus Harris Benedict, yakni:
Pria = 66 + (13,7 x berat badan ) + (5 x tinggi badan) – (6,8 x usia)
Wanita = 655 + (9,6 x berat badan) + (1,8 x tinggi badan) – (4,7 x usia).
Berat badan di atas dicantumkan dengan angka dalam kilogram (kg) dan tinggi badan
diisii dalam satuan centimeter (cm).
Kemudian, hasilnya dikali dengan aktivitas fisik sehari-hari dengan kategori berikut:
 Sangat jarang berolahraga: dikali 1,2
 Jarang olahraga (1-3 kali per minggu): dikali 1,375
 Cukup olahraga (3-5 kali per minggu): dikali 1,55
 Sering olahraga (6-7 kali per minggu): dikali 1,725
 Sangat sering olahraga (sekitar 2 kali dalam sehari): dikali 1,9.

8
Sebagai contoh, didapatkan hasil kebutuhan kalori Anda adalah 1500 kalori, maka untuk
mengetahui kebutuhan protein, karbohidrat, dan lemak Anda, Anda dapat melakukan
penghitungan sebagai berikut:

 Protein: 15% x 1500 = 225 kalori, dibagi 4 untuk dijadikan gram = 57 gram.
 Karbohidrat: 60% x 1500 = 900 kalori, dibagi 4 untuk dijadikan gram = 225 gram.
 Lemak: 15% x 1500 = 225 kalori, dibagi 9 untuk dijadikan gram = 25 gram.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan protein Anda 57 gram, karbohidrat 225 gram,
dan lemak 25 gram dalam sehari.

Untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi, Anda dapat mengunjungi atau mengunduh
tabel kecukupan gizi yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan. Anda pun dapat
melihatnya pada lampiran di Permenkes Nomor 28 Tahun 2019 tersebut.

E. Penilaian Status Gizi Pada Anak Remaja Dan Dewasa


Menurut Supariasa (2012) penilaian status gizi dibagi atas 2 yaitu sebagai berikut.
1. Penilaian status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat yaitu :
antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.
a. Antropometri
Secara umum antropometri merupakan ukuran tubuh manusia. Ditinjau
dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi sangat berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air
dalam tubuh.

9
b. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat
pada jaringan epitel ( supervisicial epithelial tissues ) seperti kulit, mata, rambut
dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid.
c. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu
peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah
lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia dapat
lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
2. Penilaian status gizi secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu: survey
konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

10
a. Survei konsumsi makanan
Survei konsumsi makanan merupakan metode penentuan status gizi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat yang dikonsumsi oleh
seseorang. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran
tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu.
Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
b. Statistik vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis
data beberapa penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan atau
berpengaruh dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari
indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
c. Faktor ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa
faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia
sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.
Pengukuran faktor ekologi dipandang penting untuk mengetahui penyebab
malnutrisi disuatu masyarakat.

F. Pengaruh Status Gizi Terhadap Sistem Reproduksi Pada Anak Remaja Dan
Dewasa
Kebutuhan energi dan nutrisi dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas
dan status nutrisi. Nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan.
Kekurangan nutrisi pada seorang yang mengalami anemia dan kurang berat badan lebih
banyak akan melahirkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) dibandingkan dengan
wanita dengan usia reproduksi yang aman untuk hamil.

G. Masalah Gizi Pada Anak Remaja Dan Dewasa

Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-
zat gizi esensial (Pujiati, Arneliwati dan Rahmalia, 2015). Obesitas merupakan kondisi
terjadinya penumpukan lemak dalam tubuh yang berlebihan, obesitas atau kegemukan

11
terjadi jika individu mengkonsumsi kalori yang berlebihan dari yang mereka butuhkan
(Pramitya dan Valentina, 2013).
1. Obesitas
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada
dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi
kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan
pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Diet tinggi serat
sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan berat badan.
Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan
demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat
menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.
2. Kurang energi kronis
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa
akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena
makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara
drastis erat hubungannya dengan faktor emosional seperti takut gemuk seperti
ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.
3. Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai
terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah
merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi
sebagai pembawa oksigen. Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat
besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh
tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada
daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi vitamin C membantu
penyerapan zat besi

H. Menyusun Menu Dan Pengolahan Makanan Bagi Remaja Dan Dewasa


Menurut Widartika (2018), perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun
dan memadukan hidangan dalam variasi yang serasi, harmonis yang memenuhi
kecukupan gizi, cita rasa yang sesuai dengan selera konsumen/pasien dan kebijakan
institusi.

12
Untuk menyusun menu makanan yang seimbang (piramida makanan), maka hal-hal
yang harus diperhatikan adalah berat badan, aktivitas fisik, nilai gizi bahan makanan dan
keanekaragaman makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan status gizi pada remaja di Indonesia yaitu kurang zat gizi makro
(karbohidrat, protein, lemak), kurang zat gizi mikro (vitamin, mineral). Kurang zat gizi
makro dan mikro menyebabkan tubuh menjadi kurus dan BB turun drastis, pendek,
anemia, sakit terus menerus. Remaja rentan mengalami kurang gizi pada periode
puncak tumbuh kembang kembang yang kedua kurang asupan zat gizi karena pola
makan yang salah, Remaja yang kurang gizi tidak dapat mencapai status gizi yang
optimal (kurus, pendek dan pertumbuhan tulang tidak proporsional ). Kurang zat besi &
gizi lain yang penting untuk tumbuh kembang (zinc), sering sakit-sakitan. Dari kedua
masalah status gizi remaja putri tersebut, diperlukan upaya peningkatan status gizinya,
karena remaja membutuhkan zat gizi untuk tumbuh kembang yang optimal dan remaja
perlu suplementasi gizi guna meningkatkan status gizi dan kesehatannya.

B. Saran
Remaja membutuhkan Suplementasi Iron /zat besi & Zinc/seng yang cukup,
karena remaja yang anemia/rentan kurang zinc (sumber zat besi & Zn hampir mirip yaitu
sumber hewani seperti daging, produk laut & sumber nabati seperti kacang-kacangan),
remaja (membutuhkan zat besi & Zn untuk tumbuh kembang), pemberian zat besi
(mengobati remaja yang anemia, pemberian zinc(meningkatkan pembentukan sel-sel
baru, pemberian Iron & zinc (meningkatkan status besi &Zn/meningkatkan tumbuh
kembang dan kesehatan).Tujuan peberian suplementasi, meningkatkan status gizi &

13
kesehatan remaja yang anemia, melihat efek suplementasi pada peningkatan kadar HB
& zat besi & zinc dalam darah melihat efek suplementasi pada penurunan kejadian sakit,
melihat efek suplementasi pada peningkatan berat badan, tinggi badan, indeks masa
tubuh (IMT).

DAFTAR PUSTAKA
Alfian, W. (2015, April 2).Masalah Gizi Pada Remaja& Dewasa.
diakses:December28,2017,Kompasiana:http//www.kompasiana.com/resitadyah/masalah-gizi-
pada-remaja-dandewasa_551c147e813311b67f9de27e

Almatsier,S.(2001).PrinsipDasarIlmuGizi.Jakarta:PTGramediaUtama.Arisman.
(2009).GizidalamDaurKehidupan. Jakarta:EGC

Budiatiningsih,N.V.(2014).Faktor-faktoryangMempengaruhiPola Konsumsi

Makanan(KasusdiSekolahMenengahKejuruanNegeri8Surabaya).E-JournalUNESA,Vol.3 No.3

14

Anda mungkin juga menyukai