Disusun Oleh:
Kelompok 7
Nurkhairoh Jannah
Nurlinda
Ronauli Sitompul
Sovia Hamdari
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN
T.A 2018/2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat AllAH swt ,karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja sama untuk
menyelesaikan makalah ini .dimana makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan & Promosi Kesehatan.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan
teman teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesiakan makalah
ini.kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan ,
oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun.
Dan dengan terselesaikannya makalah ini semoga bermanfaat bagi pembaca
dan teman-teman.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Promosi Kesehatan di Sekolah ……....................................... 3
B. Arti Penting Promosi Kesehatan di Sekolah.................................. 3
C. Tujuan Promosi Kesehatan di Sekolah................................................. 4
D. Strategi Promosi Kesehatan.................................................................. 4
E. Ciri “ Sekolah Promosi Kesehatan “..................................................... 5
F. Program Promosi Kesehatan di Sekolah............................................... 7
G. Kegiatan Promosi Kesehatan PAMSIMAS di sekolah......................... 9
H. Alat dan Media Promosi Kesehatan di Sekolah.................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Remaja merupakan bagian yang cukup penting dalam masyarakat. Sebagai kaum
muda , remaja merupakan pemegang tongkat estafet pembangunan. Namu begitu,dalam
masa remaja , seseorang juga mengaami masa peralihan ini kadang membingungkan dan
menyebabkan beberapa remaja mengalami berbagai kesulitan dalan beradaptasi.
Kesulitan remaja untuk beradaptasi denga kondisi perkembangannya tersebut diperparah
dengan tingginya tekanan teman sebaya serta mudahnya akses informasi yang
menyebabkan remajasemakin rentan untuk melakukan perilaku beresiko ( santrock ,2007)
Salah satu perilaku berisiko yang dampaknya cukup mengkhawatirkan akhir-
akhir ini ialah masalah seksualitas remaja. Data dari rikesdas tahun 2010 misalnya,
menunjukkan bahwa 4% remaja perempuan dan2,2 % remaja laki laki usia 14 tahun telah
melakukan hubungan seksual sebelum menikah (rikesdas,2010). Hal ini diperkuat
dengan data survey kesehatan reproduksi Republik Indonesia (SKRRI) PADA TAHUN
2007 yang menunjukkan bahwa22,6% remaja perempuan dan 18,6% remaja laki laki
berpacaran pertama kali pada usia 12 hingga 12 tahun ( SKRRI , 2007)
Kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi serta keterampilan
dalam menghadapi berbagai tekanan saat masa remaja dalam mengahadapi berbagai
tekanan saat masa remaja ditandai menjadi salah satu penyebab munculnya masalah
seksualitas remaja.data SKRRI tahun 2007 menyatakan bahwa sebanyak 69,3%, remaja
perempuan dan56,7% remaja laki laki mendapatkan informasi mengenai kesehatan
reproduksi dari teman (SKRRI,2007). Pengetahuan remaja mengenai keterampilan hidup
juga juga rendah.
Data diatas cukup mengkhawatirkan karena penyampaian informasi mengenai
kesehatan reproduksi dan keterampilan menghadapi tekanan masa reamaja perlu
disampaikan sedini mungkin
Sekolah sebagai salah satu lingkungan pendidikan dimana anak menghabiskan
sebagian besar waktunya menjadi tempat yang penting dalam memberikan informasi ini.
Namun, hingga saat ini, materi kesehatan reproduksi belum dimasukan kedalam
kurikulum secara luas.
Hasil penelitian awal di lokasi penelitian ditemukan bahwa guru dan kepalal
sekolah masih belum menganggap permasalahan kesehatan reproduksi anak ini menjadi
1
sebuah masalah penting. Latar belakang tersebut membuat tim peneliti memutuskan
untuk mengangkat masalah kesehatan reproduksi menjadi masalah utama.
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia
yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia. Untuk
tercapainya visi pembangunan kesehatan di Indonesia, yakni Indonesia Sehat
2010 telah ditetapkan sejumlah misi, strategi, pokok-pokok program serta
program-programnya. Salah satu program yang dimaksud adalah Program Usaha
Kesehatan Sekolah. UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan
menyebutkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di selenggarakan di sekolah.
2
A. Rumusan Masalah
1. Apa arti penting promosi kesehatan di sekolah ?
2. Apa tujuan promosi kesehatan di sekolah ?
3. Bagaimana strategi promosi kesehatan ?
4. Bagaimana ciri “Sekolah Promosi Kesehatan “ ?
5. Apa saja progam promosi kesehatan di sekolah ?
6. Bagaimana kegiatan promosi kesehatan PAMSIMAS di sekolah ?
7. Apa contoh alat dan media promosi kesehatan di sekolah ?
B. TUJUAN
BAB II
3
PEMBAHASAN
4
Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa,
guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar
mengajar berlangsung lebih produktif.
Dalam promosi kesehatan sekolah, keluarga anak sekolah dapat dipandang
sebagai 2 aspek yaitu :
sebagai pendukung keberhasilan program promosi kesehatan di sekolah
(support side)
sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat atas berlangsungnya promosi
kesehatan di sekolah itu sendiri (impact side).
Pada segi pendukung keberhasilan, promosi kesehatan di sekolah seringkali
akan lebih berhasil jika mendapat dukungan yang memadai dari keluarga si murid.
Hal terkait dengan intensitas hubungan antara anak dan keluarga, dimana sebagian
besar waktu berinteraksi dengan keluaraga lebih banyak. Pada segi pihak yang
turut memperoleh manfaat, peran orang tua yang memadai, hangat, membantu
serta berpartisipasi aktif akan lebih menjamin keberhasilan program promosi
kesehatan. Sebagai contoh bila di sekolah dilakukan kampanye perilaku Cuci
Tangan Pakai Sabun kemudian dirumah orang tua juga menyediakan fasilitas
CTPS, maka perilaku anak akan lebih lestari (sustainable). Bentuk dukungan
orang tua ini meyakinkan bahwa tindakan cuci tangan pakai sabun merupakan
tindakan yang benar, baik di sekolah maupun di rrumah.
a. Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh
dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan
dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan upaya-
upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program kesehatan sekolah.
5
Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang akan menentukan kebijakan
program, termasuk kebijakan yang terkait dana untuk kegiatan
b. Kerjasama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi
jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam kerjasama ini berbagai pihak
dapat saling belajar dan berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan kekurangan
program, tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada, serta
memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan untuk melakukan promosi
kesehatan.
Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat
menjadi sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah
yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-
organisasi di masyarakat
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi :
• Sanitasi dan air yang cukup
• Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
• Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
• Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya
• Pekarangan sekolah yang aman
• Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
6
5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan
meningkatkan kesehatan, yaitu :
• Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan
proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan psikososial
yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah
• Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk
seluruh siswa
• Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba
termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan.
7
b. Lingkungan fisik terdiri dari
Bangunan sekolah dan lingkungan yang terdiri dari :
- Letak sekolah tidak berdekatan dengan tempat-tempat umum atau
keramaian misalnya pasar, terminal, mall, dan sebagainya.
- Besar dan konstruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah murid
yang ditampungnya.
- Tersedianya halaman sekolah dan kebun sekolah
- Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya sirkulasi udara
disetiap ruang kelas
- Penerangan atau pencahayaan harus cukup, utamanya dari sinar
cahaya matahari dapat masuk ke setiap ruang kelas
- Sistem pembuangan air limbahmaupun air hujan dijamin tidak
menimbulkan genangan (harus mengalir)
- Tersedianya tempat pembuangan sampah disetiap kelas dan teras
sekolah
- Tersedianya kantin atau warung sekoalh, sehingga kebersihan dan
keamanan dapat diawasi
- Tersedianya air bersih yang memadai dan mudah didapat
- Tersedianya tempat pembuangan air besar atau kecil (jamban
sekolah) yang bersih dan sehat
8
3. Pemeliharaan Pelayanan Kesehatan disekolah (Health Service in
School)
Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif
diantara anggota komunitas hanya sekitar 6-8 jam, namun perlu adanya
pemeliharaan kesehatan, khusunya bagi murid-murid sekolah. Pemeliharaan
kesehatan disekolah ini mencakup :
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus,
misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi, dan sebagainya
b. Periksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan
c. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, antara lain
dengan imunisasi
d. Usaha perbaikan gizi
e. Usaha kesehatan gizi sekolah
f. Mengenal kelaina
Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu
untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat
berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana jamban murid sangat jauh dari
kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya
banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air
besar di halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat
rentan untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah
tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di
kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya
gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat
jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari
beserta ventilasi yang memadai.
9
penting dalam program kesehatan sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara
air-kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi
kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku
yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit
Kecacingan; dan monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa
dilaksanakan secara partisipatif menggunakan metode PHAST. Guru-guru
sebagai tenaga pengajar akan di beri pelatihan terlebih dahulu oleh Dinas
Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator Masyarakat, khususnya TFM bidang
kesehatan.
10
Tempat yang biasa digunakan guru, murid, dan masyarakat sekolah lainnya
untuk buang air besar dan buang air kecil
Tempat yang biasa digunakan untuk mencuci tangan (identifikasi terlebih
dahulu apakah siswa/guru mempunyai kebiasaan mencuci tangan di sekolah)
Tempat yang biasa digunakan masyarakat sekolah sebagai tempat
pembuangan sampah
Perilaku-perilaku buruk bagi kesehatan yang lain yang masih sering
dilakukan oleh masyarakat sekolah, seperti pemilik kantin/warung/penjual
makanan tidak menutup makanan jajanan, kebiasaan buruk lainnya
Presentasi siswa yang tidak sekolah karena sakit setiap harinya.
Kamar mandi tetapi jamban yang ada sudah tidak berfungsi
Halaman yang cukup luas untuk dibangun sarana pembuangan sampah
Media komunikasi tentang kesehatan, seperti majalah dinding
Kegiatan ekstrakulikuler seperti kegiatan Pramuka, olahraga, dll
11
Setiap kegiatan yang dipilih harus dibuat menjadi sebuah rencana rinci
kegiatan. Setiap kegiatan harus dilengkapi dengan sasaran kegiatan, tujuan,
metode pembelajaran, frekuensi kegiatan dan media yang digunakan. Dari analisis
media yang dibutuhkan maka didapat jumlah biaya yang diperlukan untuk
promosi kesehatan di sekolah. Semua perencanaan tersebut akan masuk ke dalam
Rencana Kerja Masyarakat (RKM).
BAB III
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan
sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama :
(a) penciptaan lingkungan sekolah yang sehat
(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah, dan
(c) upaya pendidikan yang berkesinambungan.
Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS.
Strategi promosi kesehatan menurut WHO :
a. Advokasi
b. Kerjasama
c. Penguatan kapasitas
d. Penelitian
Program promosi kesehatan
Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat ( healthful school living)
Lingkunga sekolah yang sehat, mencakup 2 aspek, yakni sosial (non-fisik) dan
fisik.
c. Aspek non-fisik ( mental-sosial)
d. Lingkungan fisik terdiri dari
1. Pendidikan kesehatan ( Health Education )
2. Pemeliharaan Pelayanan Kesehatan disekolah ( Health Service in
School)
Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada Program Promosi Kesehatan
Sekolah, adalah:
o Penyuluhan kelompok di kelas
o Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)
o Pemutaran film/video
o Penyuluhan dengan media panggung boneka
o Penyuluhan dengan metode demonstrasi • Pemasangan poster, Pembagian
leaflet
o Kunjungan/wisata pendidikan , dll
Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa,
guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar
mengajar berlangsung lebih produktif.
SARAN
13
Dalam pendekatan promosi kesehatan perlu adanya hubungan kerja sama
dengan pihak-pihak yang berpengaruh dalam upaya peningkatan kesehatan di
sekolah.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah promosi kesehatan . Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
berharap bagi yang membaca makalah ini bisa memberikan masukan.
14
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
15
PROMOSI
KESEHATAN DI
SEKOLAH
DI SUSUN OLEH :
ARYES PATRICIA M
IDA ROYANI
16