Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Pendidikan & Promosi Kesehatan


"Program Promosi Kesehatan Di Sekolah"
Dosen Pembimbing : M. Nizar SH , A.Kep , M.Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Nurkhairoh Jannah
Nurlinda
Ronauli Sitompul
Sovia Hamdari
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN
T.A 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat AllAH swt ,karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja sama untuk
menyelesaikan makalah ini .dimana makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan & Promosi Kesehatan.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan
teman teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesiakan makalah
ini.kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan ,
oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun.
Dan dengan terselesaikannya makalah ini semoga bermanfaat bagi pembaca
dan teman-teman.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Promosi Kesehatan di Sekolah ……....................................... 3
B. Arti Penting Promosi Kesehatan di Sekolah.................................. 3
C. Tujuan Promosi Kesehatan di Sekolah................................................. 4
D. Strategi Promosi Kesehatan.................................................................. 4
E. Ciri “ Sekolah Promosi Kesehatan “..................................................... 5
F. Program Promosi Kesehatan di Sekolah............................................... 7
G. Kegiatan Promosi Kesehatan PAMSIMAS di sekolah......................... 9
H. Alat dan Media Promosi Kesehatan di Sekolah.................................... 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Remaja merupakan bagian yang cukup penting dalam masyarakat. Sebagai kaum
muda , remaja merupakan pemegang tongkat estafet pembangunan. Namu begitu,dalam
masa remaja , seseorang juga mengaami masa peralihan ini kadang membingungkan dan
menyebabkan beberapa remaja mengalami berbagai kesulitan dalan beradaptasi.
Kesulitan remaja untuk beradaptasi denga kondisi perkembangannya tersebut diperparah
dengan tingginya tekanan teman sebaya serta mudahnya akses informasi yang
menyebabkan remajasemakin rentan untuk melakukan perilaku beresiko ( santrock ,2007)
Salah satu perilaku berisiko yang dampaknya cukup mengkhawatirkan akhir-
akhir ini ialah masalah seksualitas remaja. Data dari rikesdas tahun 2010 misalnya,
menunjukkan bahwa 4% remaja perempuan dan2,2 % remaja laki laki usia 14 tahun telah
melakukan hubungan seksual sebelum menikah (rikesdas,2010). Hal ini diperkuat
dengan data survey kesehatan reproduksi Republik Indonesia (SKRRI) PADA TAHUN
2007 yang menunjukkan bahwa22,6% remaja perempuan dan 18,6% remaja laki laki
berpacaran pertama kali pada usia 12 hingga 12 tahun ( SKRRI , 2007)
Kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi serta keterampilan
dalam menghadapi berbagai tekanan saat masa remaja dalam mengahadapi berbagai
tekanan saat masa remaja ditandai menjadi salah satu penyebab munculnya masalah
seksualitas remaja.data SKRRI tahun 2007 menyatakan bahwa sebanyak 69,3%, remaja
perempuan dan56,7% remaja laki laki mendapatkan informasi mengenai kesehatan
reproduksi dari teman (SKRRI,2007). Pengetahuan remaja mengenai keterampilan hidup
juga juga rendah.
Data diatas cukup mengkhawatirkan karena penyampaian informasi mengenai
kesehatan reproduksi dan keterampilan menghadapi tekanan masa reamaja perlu
disampaikan sedini mungkin
Sekolah sebagai salah satu lingkungan pendidikan dimana anak menghabiskan
sebagian besar waktunya menjadi tempat yang penting dalam memberikan informasi ini.
Namun, hingga saat ini, materi kesehatan reproduksi belum dimasukan kedalam
kurikulum secara luas.
Hasil penelitian awal di lokasi penelitian ditemukan bahwa guru dan kepalal
sekolah masih belum menganggap permasalahan kesehatan reproduksi anak ini menjadi

1
sebuah masalah penting. Latar belakang tersebut membuat tim peneliti memutuskan
untuk mengangkat masalah kesehatan reproduksi menjadi masalah utama.
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia
yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia. Untuk
tercapainya visi pembangunan kesehatan di Indonesia, yakni Indonesia Sehat
2010 telah ditetapkan sejumlah misi, strategi, pokok-pokok program serta
program-programnya. Salah satu program yang dimaksud adalah Program Usaha
Kesehatan Sekolah. UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan
menyebutkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di selenggarakan di sekolah.

Beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam pembinaan dan


pengembangan program promosi kesehatan di sekolah ialah :
 Perilaku hidup bersih dan sehat belum mencapai pada tingkat yang
diharapkan, disamping itu ancaman sakit terhadap murid sekolah masih
cukup tinggi dengan adanya penyakit endermis dan kekuarangan gizi.
 Masalah kesehatan anak usia sekolah yang masih banyak terjadi di
Indonesia antara lain :
 Sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan seperti jamban sehat dan
air bersih
 Meningkatnya pecandu narkoba dan remaja yang merokok
 Kesehatan reproduksi remaja
 Peningkatan sumberdaya manusia
 Kurangnya guru yang menangani program promosi kesehatan di sekolah
 Kader kesehatan sekolah perlu dilatih dalam bidang pendidikan dan
pelayanan kesehatan
 Terbatasnya sarana dan prasarana program promosi kesehatan di sekolah
 Pencatatan dan pelaporan yang masih lemah
 Kurang lancarnya koordinasi, informasi, sinkronisasi dan sosialisasi
 Dukungan kelembagaan dan program terutama dalam hal perlunya institusi
yang jelas menangani program kesehatan di sekolah dan pentingnya
penetapan standar pelayanan minimum.
Promosi Kesehatan Sekolah bertujuan agar murid-murid tersebut bertindak
sebagai agen perubahan bagi orangtua mereka, saudara-saudara, tetangga dan
kawan-kawan mereka.

2
A. Rumusan Masalah
1. Apa arti penting promosi kesehatan di sekolah ?
2. Apa tujuan promosi kesehatan di sekolah ?
3. Bagaimana strategi promosi kesehatan ?
4. Bagaimana ciri “Sekolah Promosi Kesehatan “ ?
5. Apa saja progam promosi kesehatan di sekolah ?
6. Bagaimana kegiatan promosi kesehatan PAMSIMAS di sekolah ?
7. Apa contoh alat dan media promosi kesehatan di sekolah ?

B. TUJUAN

a. Meningkatkan kesadaran guru akan pentingnya peran sekolah


dalam mempersiapkan siswa menghadapi masa remaja.
b. Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi
dan keterampilan hidup sebagai persiapan menghadapi masa
remaja
c. Meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya peran orang
tua dalam mempersiapkan anak menghadapi masa remaja

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Defenisi Promosi Kesehatan di Sekolah

Kesehatan di bentuk oleh kehidupan sehari-hari ( Health is created within


the setting everday life, WHO 2003). Dalam kehidupan sehari-hari manusia,
menghabiskan waktunya di tempat atau tatanan (setting), yakni di dalam rumah
(keluarga) , di sekolah (bagi anak sekolah), dan di tempat kerja (bagi orang
dewasa). Oleh sebab itu , kesehatan seseorang juga di tentukan oleh tantanan
tersebut.
Upaya kesehatan sekolah (health promoting school) adalah suatu tatanan
dimana program pendidikan dan kesehatan di kombinasikan untuk menumbuhkan
perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan sekolah yang
berwawasan kesehatan, dimana sekolah bukan hanya tempat kegiatan belajar
tetapi juga sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup sehat.

B. Arti Penting Promosi Kesehatan di Sekolah

Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan


sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama :
(a) penciptaan lingkungan sekolah yang sehat
(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah, dan
(c) upaya pendidikan yang berkesinambungan.
Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS.
Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan
kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena
sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam
jangka waktu cukup lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah 25.409.200 jiwa dan
sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses belajar. Untuk kelompok
umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan sebanyak 10.438.667 anak
(86,5%) aktif dalam sekolah (sumber: Depdiknas,2007).
Dari segi populasi, promosi kesehatan di sekolah dapat menjangkau 2 jenis
populasi, yaitu populasi anak sekolah dan masyarakat umum/keluarga. Apabila
promosi kesehatan ditujukan pada usia sampai dengan 12 tahun saja, yang
berjumlah sekitar 25 juta, maka mereka akan mampu menyebarluaskan informasi
kesehatan kepada hampir 100 juta populasi masyarakat umum yang terpajan
promosi kesehatan.
Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang
anak, sebab di sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan
termasuk kesehatan.

4
Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa,
guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar
mengajar berlangsung lebih produktif.
Dalam promosi kesehatan sekolah, keluarga anak sekolah dapat dipandang
sebagai 2 aspek yaitu :
 sebagai pendukung keberhasilan program promosi kesehatan di sekolah
(support side)
 sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat atas berlangsungnya promosi
kesehatan di sekolah itu sendiri (impact side).
Pada segi pendukung keberhasilan, promosi kesehatan di sekolah seringkali
akan lebih berhasil jika mendapat dukungan yang memadai dari keluarga si murid.
Hal terkait dengan intensitas hubungan antara anak dan keluarga, dimana sebagian
besar waktu berinteraksi dengan keluaraga lebih banyak. Pada segi pihak yang
turut memperoleh manfaat, peran orang tua yang memadai, hangat, membantu
serta berpartisipasi aktif akan lebih menjamin keberhasilan program promosi
kesehatan. Sebagai contoh bila di sekolah dilakukan kampanye perilaku Cuci
Tangan Pakai Sabun kemudian dirumah orang tua juga menyediakan fasilitas
CTPS, maka perilaku anak akan lebih lestari (sustainable). Bentuk dukungan
orang tua ini meyakinkan bahwa tindakan cuci tangan pakai sabun merupakan
tindakan yang benar, baik di sekolah maupun di rrumah.

C. Tujuan Promosi Kesehatan di Sekolah

Dari uraian tersebut diatas dapat dirumuskan bahwa tujuan Promosi


Kesehatan di sekolah antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat di
sekolah
2. Mencegah dan memberantas penyakit menular di kalangan masyarakat
sekolah pada khususnya dan masyarakat umum secara keseluruhan
3. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah

D. Strategi Promosi Kesehatan

WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:

a. Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh
dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan
dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan upaya-
upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program kesehatan sekolah.

5
Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang akan menentukan kebijakan
program, termasuk kebijakan yang terkait dana untuk kegiatan

b. Kerjasama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi
jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam kerjasama ini berbagai pihak
dapat saling belajar dan berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan kekurangan
program, tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada, serta
memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan untuk melakukan promosi
kesehatan.

Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat
menjadi sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah
yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-
organisasi di masyarakat
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi :
• Sanitasi dan air yang cukup
• Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
• Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
• Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya
• Pekarangan sekolah yang aman
• Dukungan masyarakat yang sepenuhnya

3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :


• Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik
yang positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai
ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial
• Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun
orangtua

4. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah,


yaitu :
• Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
• Kerjasama dengan Puskesmas setempat
• Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan
“keamanan” makanan

6
5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan
meningkatkan kesehatan, yaitu :
• Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan
proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan psikososial
yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah
• Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk
seluruh siswa
• Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba
termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan.

6. Berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan :


• Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi
• Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat

Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu “tempat” yang dapat


meningkatkan/mempromosikan derajat kesehatan peserta didiknya. Konsep inilah
yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia di sebut dengan menciptakan “Health
Promotion School” atau sekolah promosi kesehatan. Dapat dikatakan program
Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan dengan baik pada sekolah tersebut.
Pada dasarnya, setiap sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan yang
berbeda-beda sesuai situasi dan kondisinya masing-masing dalam mewujudkan
“Sekolah Promosi Kesehatan”. Namun yang terpenting adalah bagaimana ia dapat
menggunakan “kekuatan organisasinya” secara optimal untuk dapat meningkatkan
kesehatan masyarakat sekolah.

E. Program Promosi Kesehatan di Sekolah

Promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan sekolah


sebagai komunitas yang mampu meningkatkan kesehatannya ( health promoting
school ). Oleh sebab itu, program promosi kesehatan sekurang-kurangnnya
mencakup 3 usaha pokok, yakni :
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living)
Lingkunga sekolah yang sehat, mencakup 2 aspek, yakni sosial (non-fisik)
dan fisik.
a. Aspek non-fisik ( mental-sosial)
Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan antara komponen
komunitas sekolah(murid, guru, pegawai, dan orang tua murid). Lingkungan
mental-sosial yang sehat terjadi apabila hubungan yang harmonis, dan kondusif di
antara komponen pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan baik,
termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat.

7
b. Lingkungan fisik terdiri dari
 Bangunan sekolah dan lingkungan yang terdiri dari :
- Letak sekolah tidak berdekatan dengan tempat-tempat umum atau
keramaian misalnya pasar, terminal, mall, dan sebagainya.
- Besar dan konstruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah murid
yang ditampungnya.
- Tersedianya halaman sekolah dan kebun sekolah
- Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya sirkulasi udara
disetiap ruang kelas
- Penerangan atau pencahayaan harus cukup, utamanya dari sinar
cahaya matahari dapat masuk ke setiap ruang kelas
- Sistem pembuangan air limbahmaupun air hujan dijamin tidak
menimbulkan genangan (harus mengalir)
- Tersedianya tempat pembuangan sampah disetiap kelas dan teras
sekolah
- Tersedianya kantin atau warung sekoalh, sehingga kebersihan dan
keamanan dapat diawasi
- Tersedianya air bersih yang memadai dan mudah didapat
- Tersedianya tempat pembuangan air besar atau kecil (jamban
sekolah) yang bersih dan sehat

 Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan


Pemeliharaan kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang
sangat penting dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pemeliharaan kebersihan
perorangan (personal hygiene), khususnya bagi murid-murid adalah :
- Kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga dan hidung
- Kebersihan mulut dan gigi
- Kebersihan dan kerapian pakaian
- Memakai alas kaki ( sepatu atau sandal )
- Cuci tangan sebelum memegang makanan dan sebagainya

 Keamanan umum sekolah dan lingkungannya

2. Pendidikan kesehatan (Health Education)


Pendidikan kesehatan , khususnya bagi murid utamanya untuk
menannamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap
kesehatan diri sendiri serta lingkungan serta ikut aktif dalam usaha-usaha
kesehatan.

8
3. Pemeliharaan Pelayanan Kesehatan disekolah (Health Service in
School)
Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif
diantara anggota komunitas hanya sekitar 6-8 jam, namun perlu adanya
pemeliharaan kesehatan, khusunya bagi murid-murid sekolah. Pemeliharaan
kesehatan disekolah ini mencakup :
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus,
misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi, dan sebagainya
b. Periksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan
c. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, antara lain
dengan imunisasi
d. Usaha perbaikan gizi
e. Usaha kesehatan gizi sekolah
f. Mengenal kelaina

F. Kegiatan Promosi kesehatan PAMSIMAS di Sekolah


1. Jenis Kegiatan
Salah satu kegiatan Kesehatan Sekolah Program PAMSIMAS (Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) adalah membangun jamban
sekolah dan sarana cuci tangan. Sekolah harus memberikan pengajaran baik
kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban sekolah yang
akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya seorang guru di serahkan
tanggung jawab untuk pemeliharaan jamban. Ia akan mengkoordinasi murid
dengan cara membuat “roster” atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci
tangan yang dibagi secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan.

Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu
untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat
berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana jamban murid sangat jauh dari
kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya
banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air
besar di halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat
rentan untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah
tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di
kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya
gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat
jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari
beserta ventilasi yang memadai.

Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang


hubungan antara air, jamban, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang

9
penting dalam program kesehatan sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara
air-kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi
kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku
yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit
Kecacingan; dan monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa
dilaksanakan secara partisipatif menggunakan metode PHAST. Guru-guru
sebagai tenaga pengajar akan di beri pelatihan terlebih dahulu oleh Dinas
Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator Masyarakat, khususnya TFM bidang
kesehatan.

Adapun rincian kegiatan program Promosi Kesehatan di sekolah:


 Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk
pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah
 Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
 Penggalakan cuci tangan dengan sabun
 Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan
individu, dan kesehatan masyarakat
 Program pemberantasan kecacingan
 Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
 Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
 Kampanye, “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua”
 Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang
terlibat di sekolah, mencaku ppengorganisasian murid untuk pembagian tugas
harian, pembagian tugas guru pembina dan Komite Sekolah dan Meningkatkan
peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya

2. Proses Perencanaan dan Pelaksanaan


a. Perencanaan
Sebagai langkah awal dari proses perencanaan ialah TFM bersama TKKc
melakukan pertemuan dengan Penilik/Staff Dinas Pendidikan Kecamatan untuk
mendiskusikan tentang perencanaan penyusunan rencana kegiatan promosi
kesehatan di sekolah. Kegiatan ini bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan
orientasi awal sebelum memulai diskusi dengan masyarakat di desa sasaran.
Proses perencanaan kegiatan promosi kesehatan di sekolah di fasilitasi oleh
Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) dengan mengajak masyarakat sekolah untuk
melakukan proses mulai dari identifikasi masalah, pemilihan opsi dan kegiatan,
sampai dengan penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Masyarakat
sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru, murid, orangtua murid,
penjaga sekolah, dan pemilik kantin/warung sekolah.
 Identifikasi masalah yang dimaksud adalah mengajak masyarakat sekolah
untuk mengidentifikasi beberapa hal seperti :
 Sarana air bersih yang biasa digunakan untuk berbagai kebutuhan

10
 Tempat yang biasa digunakan guru, murid, dan masyarakat sekolah lainnya
untuk buang air besar dan buang air kecil
 Tempat yang biasa digunakan untuk mencuci tangan (identifikasi terlebih
dahulu apakah siswa/guru mempunyai kebiasaan mencuci tangan di sekolah)
 Tempat yang biasa digunakan masyarakat sekolah sebagai tempat
pembuangan sampah
 Perilaku-perilaku buruk bagi kesehatan yang lain yang masih sering
dilakukan oleh masyarakat sekolah, seperti pemilik kantin/warung/penjual
makanan tidak menutup makanan jajanan, kebiasaan buruk lainnya
 Presentasi siswa yang tidak sekolah karena sakit setiap harinya.
 Kamar mandi tetapi jamban yang ada sudah tidak berfungsi
 Halaman yang cukup luas untuk dibangun sarana pembuangan sampah
 Media komunikasi tentang kesehatan, seperti majalah dinding
 Kegiatan ekstrakulikuler seperti kegiatan Pramuka, olahraga, dll

Seluruh masyarakat sekolah akan diikutsertakan pada proses-


prosesidentifikasi masalah dan potensi, pengambilan keputusan untuk opsi teknis
sarana air bersih dan sanitasi, pengambilan keputusan penempatan sarana di
sekolah sampai dengan rencana kegiatan kesehatan dan perubahan perilaku dan
rencana untuk memeliharanya. Setelah teridentifikasi masalah dan potensi,
LKM unit kesehatan akan difasilitasi oleh TFM untuk menyusun rencana kegiatan
Promosi Kesehatan di sekolah, terdiri atas rencana kegiatan pembelajaran, rencana
pembangunan/pengembangan sarana air bersih dan sanitasi di sekolah serta sarana
cuci tangan dan tempat sampah dan kegiatan lainnya.

Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada Program Promosi


Kesehatan Sekolah, adalah:
oPenyuluhan kelompok di kelas
oPenyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)
oPemutaran film/video
oPenyuluhan dengan media panggung boneka
oPenyuluhan dengan metode demonstrasi
oPemasangan poster, Pembagian leaflet
oKunjungan/wisata pendidikan
oKunjungan rumah
oLomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid
o Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat
o Pelatihan siswa/kader UKS
o Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
o Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah
o Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air

11
Setiap kegiatan yang dipilih harus dibuat menjadi sebuah rencana rinci
kegiatan. Setiap kegiatan harus dilengkapi dengan sasaran kegiatan, tujuan,
metode pembelajaran, frekuensi kegiatan dan media yang digunakan. Dari analisis
media yang dibutuhkan maka didapat jumlah biaya yang diperlukan untuk
promosi kesehatan di sekolah. Semua perencanaan tersebut akan masuk ke dalam
Rencana Kerja Masyarakat (RKM).

3. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala kepada siswa
untuk mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku kesehatan baik di sekolah
maupun di rumah. Perilaku-perilaku seperti perilaku buang air besar, perilaku
kebersihan tangan/cuci tangan, kebiasaan mandi dengan air bersih dan sabun dan
perilaku kesehatan lainnya dapat terus di monitoring untuk mengetahui apakah
perilaku tersebut berubah ke arah yang lebih baik atau tidak. Misalnya sebelum
ada bangunan jamban di sekolah, siswa sering buang air besar di sawah/kebun di
belakang sekolah. Apakah setelah ada jamban si sekolah siswa buang air besarnya
menjadi di jamban, atau masih di tempat terbuka. Kegiatan monitoring dapat
dilakukan tidak hanya kebiasaan/perilaku di sekolah, tetapi juga perilaku
kesehatan di rumah.
Kegiatan monitoring dan evaluasi bisa dilakukan bersama-sama siswa
secara partisipatif. Berbagai metode dapat digunakan untuk mengajak siswa
mengevaluasi perubahan perilaku kesehatannya masing-masing. Seperti metode
berbaris dan angkat tangan atau metode dengan kartu sehat siswa. Metode baris
dapat dilakukan dengan cara meminta siswa baris sesuai dengan kebiasaan yang
akan dimonitoring. Sehingga siswa dapat saling melihat siapa saja teman-
temannya yang masih buang air di sungai, misalnya.
Kegiatan monitoring juga bisa dilakukan menggunakan kartu sehat siswa.
Setiap siswa dibekali sebuah kartu. Pada halaman depan terdapat nama siswa,
nama sekolah dan kelas.
Pada halaman belakang terdapat pesan untuk melakukan beberapa perilaku,
dengan pertanyaan besar , “Sudahkan anda melakukan perilaku ..........?”, Misal
perilaku yang dimaksud antara lain : buang air besar di jamban, cuci tangan
setelah buang air besar, cuci tangan sebelum makan, dan mandi dengan air bersih
dan sabun. Pada setiap pagi sebelum pelajaran mulai, guru kelas bisa memulai
kegiatan pembelajaran dengan menanyakan siswa apakah sudah melakukan
perilaku-perilakui yang terdapat pada kartu sehat siswa. Siswa bisa diminta untuk
mengangkat tangan bagi yang melakukan perilaku- perilaku kesehatan yang
dimaksUD

BAB III

12
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan
sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama :
(a) penciptaan lingkungan sekolah yang sehat
(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah, dan
(c) upaya pendidikan yang berkesinambungan.
Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS.
Strategi promosi kesehatan menurut WHO :
a. Advokasi
b. Kerjasama
c. Penguatan kapasitas
d. Penelitian
Program promosi kesehatan
Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat ( healthful school living)
Lingkunga sekolah yang sehat, mencakup 2 aspek, yakni sosial (non-fisik) dan
fisik.
c. Aspek non-fisik ( mental-sosial)
d. Lingkungan fisik terdiri dari
1. Pendidikan kesehatan ( Health Education )
2. Pemeliharaan Pelayanan Kesehatan disekolah ( Health Service in
School)

Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada Program Promosi Kesehatan
Sekolah, adalah:
o Penyuluhan kelompok di kelas
o Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)
o Pemutaran film/video
o Penyuluhan dengan media panggung boneka
o Penyuluhan dengan metode demonstrasi • Pemasangan poster, Pembagian
leaflet
o Kunjungan/wisata pendidikan , dll
Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa,
guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar
mengajar berlangsung lebih produktif.

 SARAN

13
Dalam pendekatan promosi kesehatan perlu adanya hubungan kerja sama
dengan pihak-pihak yang berpengaruh dalam upaya peningkatan kesehatan di
sekolah.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah promosi kesehatan . Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
berharap bagi yang membaca makalah ini bisa memberikan masukan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Heri D.J . 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : ECG.

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pelatihan


PHBS di Rumah Tangga, Jakarta 2008 Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006.
Teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta: ECG

Trisnawati, Heni ,SKM, M.PH .Perencanaan Program Promosi


Kesehatan.Yogyakarta.s

MAKALAH

15
PROMOSI
KESEHATAN DI
SEKOLAH

DI SUSUN OLEH :

ARYES PATRICIA M
IDA ROYANI

16

Anda mungkin juga menyukai