Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT

DALAM KOMUNITAS: KESEHATAN

ANAK DAN REMAJA

Keperawatan Komunitas II

Dosen Pengampuh : Dr. Ibrahim Paneo, M. Kes

Disusun Oleh

Kelompok 1

1. Husain Rahmat 5. Pebriani RL. Sappe


2. Andra Andani 6. Dewi Mustapa
Hanapi 7. Sri Lismawati Lasangole
3. Miranda PD. Tiopo 8. Resky Naway
4. Sakinah Talango 9. Fahrianti Djamadi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya karena sampai saat ini kita masih diberikan kesehatan,
kesempatan, dan melaksanakan aktivitas sebagaimana biasa.Sholawat serta
salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya, sahabatnya, dan insha Allah syafaatnya sampai pada kita
semua yang masih setia mengikuti ajaran beliau.

Alhamdulillah dengan kesehatan fisik dan akal fikiran yang dianugerahkan


Allah SWT, kami mampu menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas II “Asuhan Keperawatan Agregat Dalam
Komunitas: Kesehatan Akan Dan Reamaja”.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih
banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang dapat
membangun dari pembaca sangat dibutuhkan, agar makalah ini menjadi lebih
baik lagi dan bisa bermanfaat untuk banyak orang.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak


khususnya dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas II yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan dalam penulisan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat, terima kasih.

Gorontalo, 19 Maret 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ......................................................................................... i

Daftar isi ................................................................................................... ii

Bab 1 Pendahuluan ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1


B. Tujuan ...................................................................................... 2

Bab 2 Pembahasan .................................................................................. 3

A. Konsep Anak Usia Sekolah .............................................................. 3


B. Asuhan Keperawatan Komunitas
Pada Agregat Amak Usia Sekolah di desa A .................................... 6
C. Konsep Remaja .............................................................................. 10
D. Konsep Asuhan Keperawatan
Komunitas pada Remaja ................................................................. 12

Bab 3 Penutup ........................................................................................ 17

A. Kesimpulan............................................................................. 17

B. Saran ....................................................................................... 17

Daftar Pustaka .......................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia,
bertolak dari latar belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan
banyak faktor yang terjadi dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di
dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan
kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi kesehatan terganggu
adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya yang
dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan
melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang di
dalamnya terdapat kelompok kusus anak sekolah.
Saat ini diseluruh indonesia, banyak institusi kesehatan tersebar di
berbagai daerah. Jadi dapat diperkirakan mahasiswa-mhasiswa dengan basic
kesehatan semakin banyak pula. Untuk membantu mengatasi masalahremaja,
maka mahasiswa dengan basic kesehatan hendakna ikut berperan aktif dengan
memberikan pendidikan pada remaja di sekolah ataupun di fakultas non
kesehatan. Strategi yang dapat di jalankan adalah melalui penyebarluasan
pengalaman dan pelajaran tentang masalah yang banyak terjadi pada remaja.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak
menjadi masa yang menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah.
Banyak proses yang harus dilalui seseorang dimasa transisi kanak-kanak
menjadi dewasa ini. Tantangan yang dihadapi orangtua dan petugas kesehatan
dalam menangani problematika remaja pun akan semakin kompleks. Namun
ada penyelasaian masalah untuk membentuk manusia-manusia keatif dengan
karakter yang kuat, salah satumya dengan melakukan asuhan kesperawatan
komunitas pada kelompok remaja.

1
B. Tujuan
Tujuan Umum : (anak dan remaja)
a. Untuk memberikan gambaran tentang perilaku pada komunitas agregat
anak usia sekolah
b. Agar mahasiswa dapat memperoleh informasi dan gambaran tentang
Asuhan Keperawatan Komunitas pada Remaja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Anak Usia Sekolah


1. Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak merupakan usia yang rawan terserang berbagai
penyakit, misalnya diare, kecacingan dan anemia. Berdasarkan
data WHO (2007) bahwa setiap tahun 100.00 anak Indonesia
meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan mencapai
angla 40-60% (Depkes, 2005).
Anak usia sekolah merupakan individu yang berusia antara
5-12 dan merupakan masa peralihan antara masa anak-anak
dengan masa remaja,sedangkan anak usia sekoalh dasar adalah
berusia 6-13 tahun yang masih duduk di bangku sekolah dasar
(stanhope & Lancaster, 2003; steward, 2003). Anak usia sekolah
meruoakan generasi penerus bangsa sebagai sumer daya manusia
pada masa yang akan datang. Kualitas bangsa dimasa depan
ditentukan oleh kualitas anak anak saat ini. Anak usia sekolah
sering disebut sebagai periode peralihan antara masa pra sekolah
dengan masa remaja. Pada kondisi ini akan terjadi banyak
perubahan pada diri anak usia sekolah (AUS), baik dari kondisi
fisik, mental, sosial serta terjadi peningkatan kemampuan dan
keterampilan motorik. Hal ini akan mempengaruhi tumbuh
kembang dan kesehatan usia sekolah (UAS) (suryani 2008).
Perilaku hidup bersih sehat dapat diterapkan disekolah
atau diberikan dengn cara memberikan pendidikan kesehatan.
Pendidikaan kesehatan merupakan usaha untuk menyiapkan
siswa agar dapat tumbuh kembang sesuai,selaras,seimbang dan
sehat baik fisik mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan yang diperlukan bagi

3
peranannya saat ini maupun di masa yang kan datang (Ananto,
2006).
Pendidikan kesehatan bagi anak bertujuan menmbah
kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap
kesehatan diri sendiri dan lingkungannya serta ikut aktif dalam
usaha usaha kesehatan. Tujuan dari pendididkan kesehatan
adalah memberikan pengetahuan tetap prinsip dasar hidup sehat,
menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat, dan membentuk
kebiasaan hidup sehat ( Fitriani, 2011).
Ada beberapa indikator PHBS yang dilakukan di sekolah,
yaitu cuci tangan dengan air bersih dan sabun; jajan di kantin
sekolah, BAB dan BAK di jamban; buang sampah di tempatnya;
berolahraga; mengukur tinggi dan berat badan; memeriksa jentik
nyamuk; dan tidak merokok di sekolah (Notoatmodjo,2010)
salah satu perilaku hidup sehat yang dilakukan anak sekolah
diantaranya adalah mencuci tangan dengan sabun.
WHO (2006) memperkirakan sekitar 3 triliun penduduk
dunia, 2 milyar di antaranya menderita penyakit infeksi. Jumlah
tersebut didominasi oleh populasi anak usia sekolah. Anak pada
hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya
keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus
bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak pada saat ini belum
bisa dikatakan baik karena masih banyak terdapat mssalah
kesehatan khusunya pada anak sekolah. Anak usia sekolah
merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut
rentan terhadap masalah kesehatan.
Masalah tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan
serta kesadaran akan pentingnya kesehatan terutama kebiasaan
mencuci tangan. Cuci tangn merupakan salah satu solusi yang
murah dan efektif dalam pencegahan penyakit menular, namun
kebiasaan mencuci tangan hingga saat ini masih dianggap

4
remeh. Berdasarkan kajian WHO cuci tangan menggunakan
sabun dapat mengurangi angka kejadian diare sebesar
47%.berbagai macam jenis peyakit yang dapat timbul terkait
kebiasaan mencuci tangan yaitu diare, infeksi saluran
pernapasan, flu burung (HINI),dan cacingan. Penyakit-penyakit
yang timbul tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembang anak
sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar terganggu
(Romeo, 2011)
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tentang
kebersihan yaitu dengan mengeluarkan keputusan mentri
kesehatan Nomor 1193/menkes/SK/X/2004 tentang visi promosi
kesehatan RI adalah “Perilaku Hidup Bersih Sehat 2010”.
Perilaku hidup bersih dan sehat atau PBHS terdiri dari beberapa
indikator khususnya PBHS tatanan sekolah yaitu mencuci tangan
dengan air yang mengalir dan memakai sabun (Romeo,2011).
Perilaku cuci tangan pakai sabun masih perlu
mendapatkan perhatian. Khusus karena kurangnya pengetahuan
dan kesadaran dari pada siswa terkait timbulnya penyakit
menular melalui kontak manusia. Berdasarkan fenomena yang
ada pemberian informasi atau pendidikan kesehatan tentang
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) cuci tangan terhadap
tingkat pengetahuan dan keterampilan pada pencegahan penyakit
menular ini perlu dilakukan. Diharapkan dengan memberikan
pendidikan kesehatan tentang PH3S cuci tangan,maka tingkat
pengetahuan anak usia sekolah dapat meningkat dan bukan
hanya sekedar tahu dan menyebutkan bagaimana harus
berperilaku, tetapi tumbuhnya kesadaran agar dapat berperilaku
lebih baik lagi atau perilaku kearah yang positif yaitu
pencegahan penyakit (Ardapratama,2008).

5
B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Agregat Anak
Usia Sekolah di Desa A
1. Pengkajian
a. Sejarah
Terdapat 1994 KK yang memiliki anak usia prasekolah
dan sekolah.
Distribusi kebiasaan mencui tangan sebelum dan sesudah
makan pada anak didesa A bulan maret 2013 didapatkan
bahwa anak yang terbiasa mencuci tangan sebelum dan
setelah makan sebanyak 169 anak ( 87,11%)sedangkan
anak yang tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan
sebelum dan setelah makan sebanyak 25 anak (12,89%).
b. Demografi
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, terdapat 500
KK yang dikaji yang terdiri dari 1697 penduduk.
Perbandingan sex ratio dari jumlah penduduk yang
dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk berjenis
kelamin perempuan sebanyak 825 orang (48,62%) dan
jenis kelamin laki laki sebanyak 872 orang (51,38%) hal
menggambarkan pertumbuhan penduduk perempuan lebih
tinggi. Komposisi jumlah penduduk berdasar rentang usia
dari 1697 penduduk yang dilakukan pengkajian sebagian
besar penduduk yang dikaji terdiri dari kelompok usia
dewasa sebanyak 931 penduduk (54,9%) dan sebagian
kecil terdiri dari kelompok bayi, batita,balita sejumlah 164
penduduk (9,6%) dat tersebut menjelaskan kelompok usia
produktif menempati urutan jumlah tertinggi sehingga
angka ketergantungan semakin kecil
c. Etnisitas
Suku didesa A mayoritas adalah suku madura.

6
d. Nilan dan keyakinan
Penduduk didesa A mayoritas beragama islam banyak
berdiri mesjid dan musholah disekitar perumahan warga.

Subsistem komunitas
a. Lingkungan
Sebagian besar rumah penduduk telah memenuhi
penysratan lantai rumah sehat dengan lantai berupah
ubin atau semen yang kedap air dan mudah
dibersihkan. Mayoritas penduduk yang dilakukan
pengkajian mengatakan nyamuk sebagai fektor
penyakit terbesar sebanyak 392 rumah (77,93%) dan
sebagian kecil diakibatkan oleh kecoa sebanyak 16
rumah (2,98%). Kondisi ini mendukung fakta
dilapangan bahwa desa A dengan insiden penyakit
demam berdarah tergolong tinggi akibat fektor penyakit
berupah nyamuk
b. Pelayaan kesehatan dan sosial
Distribusi kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila
sakit kepuskesmas sebanyak 261 warga (42,86%).
Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke
dokter praktek sebanyak 64 warga (12,70%). Kebiasaan
keluarga untuk minta tolong bila sakit ke perawat
sebanyak 101 warga (20,1%). Kebiasaan keluarga
untuk minta tolong bila sakit ke bidan sebanyk 107
warga (21,23%). Kebiasaan keluarga untuk minta
tolong bila sakit kefasilitas lain sebanyak 9 warga
(1,79%).
c. Ekonomi

7
Sebagian besar mata pencaharian penduduk yaitu buruh
tani sebanyak 807 orang dan kariawan sebesar 654
orang
d. Transportasi dan keamanan
Transportasi didesa A mayoritas menggunakan
kendaraan roda dua. Sebagian penduduk juga ada yang
menggunakan kendaraan roda empat dalam melakukan
mobilisasi, dan ada juga yang hanya berjalan kaki
dalam mengakses pelayanan kesehatan.
e. Politik dan pemerintahan

Untuk meningkatkan kebiasaan perilaku hidup bersih dan


sehat maka banyak dilakukan program pendidikan
kesehatan mengenai praktek mencuci tangan dengan
sabun.

f. Komunikasi
Desa A tidak memiliki telepon umum, karna
masyarakat sebagian besar menggunakan ponsel untuk
saling berkomunikasi antar masyrakat
g. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat desa A sebagian besar
adalah yang sedang sekolah yaitu sejumlah 530 orang
(76,3%). Sedangkan penduduk yang belum TK sebesar
26 orang penduduk TK 96 orang dan tamat S1 43
orang.
2. Diagnosa keperawatan
Koping komunitas tidak efektif : pada kelompok sekolah di
desa A mengenai tidak terciptanya perilaku hidup bersih dan
sehat (mencuci tangan pakai sabun) berhuhungan dengan nilai
dan keyakinan masyarakat yang kurang sesuai, dan sarana
prasarana yang kurang mendukung kesehatan.

8
3. Intervensi keperawatan
No. Diagnosa Intervensi Implementasi
Keperawatan Keperawatan Keperawtan (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
1. Koping Tujuan : dapat 1. Pendidikan
komunitas melakukan kegiatan kesehatan tentang
tidak efektif : cuci tangan pakai pentingnya mencuci
pada kelompok sabun dengan baik tangan pakai sabun
sekolah di desa dan benar secara bagi anak usia
A mengenai teratur dan sekolah.
tidak menerapkan di 2. Memberikan
terciptanya kehidupan sehari- informasi tentang
perilaku hidup hari. manfaat mencuci
bersih dan sehat Kriteria hasil : tangan dengan
(mencuci minimal 85% sabun.
tangan pakai peserta hadir, serta 3. Mengajarkan
sabun) mampu bagaimana cara
berhuhungan mendemonstrasikan mencuci tangan
dengan nilai cara mencuci dengan benar.
dan keyakinan tangan pakai sabun 4. Memberikan
masyarakat yang benar. informasi kepada
yang kurang siswa-siswi tentang
sesuai, dan akibat tidak
sarana mencuci tangan.
prasarana yang 5. Memberikan
kurang informasi kepada
mendukung siswa-siswi tentang
kesehatan. penyakit yang dapat
dihindari apabila
mencuci tangan.

9
C. Remaja
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana
idividu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa,
biasanya antara usia 13-20 tahun. Batasan usia remaja menurut WHO adalah
12 s/d 24 tahun. Namun jika pada usia remaja sudah menikah maka ia sudah
tergolong dalam kelompok dewasa.
Istilah adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu,
ketika pubertas menunjukkan titik di mana reproduksi mungkin dapatterjadi.
Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada
orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk
menghipotesis dan berhadapan dengan abstrasi
1. Perkembangan
a) Perkembangan rasio kognitif remaja
1) Abstrak (teoritis). Menghubungkan ide, pemikiran atau
konsep pengertian guna menganalisa dan memecahkan
masalah. Contoh pemecahan masalah abstrak; aljabar.
2) Idealistik: berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang
lain maupun masalah sosial kemasyarakatan yang ditemui
dalam hidupnya.
3) Logika: berfikir secara ilmuan, membuat suatu perencanaan
untuk memecahkan suatu masalah. Kemudian mereka
menguji cara pemecahan secara runtut, teratur dan sistematis.
b) Perkembangan Psikososial Remaja
1) Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis
2) Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
3) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan
orang dewasa lain
4) Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang
bertanggung jawab
5) Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis
c) Perkembangan Identitas Diri

10
1) Konsep diri
2) Evaluasi diri
3) Harga diri
4) Efikasi diri
5) Kepercayaan diri
6) Tanggung jawab
7) Komitmen
8) Ketekunan
9) Kemandirian
2. Masalah Kesehatan Spesifik pada Remaja
a. Kecelakaan tetap merupakan penyebab utama kematian pada
remaja (sekitar 70%). Kecelakaan kendaraan bermotor, yang
merupakan penyebab umum terbanyak, mengakibatkan hampir
setengah kematian pada usia 16 - 19 Tahun (Edelmen da Mandel,
1994). Kecelakaan ini sering dikaitkan dengan intoksikasi alkohol
atau penyalahgunaan obat.
b. Penyalahgunaan zat merupakan kenyataan masalah kedua bagi
mereka yang bekerja dengan adolesens (Remaja). Adolesens dapat
meyakini bahwa zat yang mengubah alam peraaan menciptakaan
perasaan sejahtera atau membuktikan tingkat penampilan. Semua
adolesens berada pada risiko penggunaan zat untuk eksperimental
atau kebiasaan atau berasal dari keluarga yang tidak stabil lebih
beresiko terhadap penggunaan kronik dan ketergantungan fisik.
Beberapa adolesens percaya bahwa penggunaan zat membuat
mereka lebih matur.
c. Bunuh diri merupakan penyebab ketiga pada adolesens usia antara
15 dan 24 tahun (Hawto, 1990); kecelakaan dan pembunuhan
merupakan penyebab utama. Depresi dan isolasi sosial biasanya
mendahului usaha diri, tetapi bunuh diri mungkin juga sebagai
akibat dari kombinasi beberapa faktor.

11
d. Penyakit menular seksual dialami sekitar 10 juta orang per tahun
dibawah usia 25 tahun. Tingkat insiden tertinggi mengharuskan
adolesens yang aktif seksual dilakukan skrining terhadap PMS,
meskipun mereka tidak menunjukan gejala.
D. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas pada Remaja
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologs,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam
tahap pengkajian ada lima egiatan yaitu: pengumpulan data, pengolahan
data, analisa data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data
meliputi:
a. Data inti, meliputi: Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas,
data demografi, vital statitik, staus kesehatan komunitas.
b. Data lingkungan fisik, meliputi: pemukiman, sanitasi, fassilitas, batas-
batas wilayah dan kondisi geografis.
c. Pelayanan kesehatan dan sosial, meliputi: pelayanan kesehatan,
fasilitas kesehatan (pasar, toko, dan swalayan)
d. Ekonomi
e. Keamanan dan transportasi
f. Politik dan keamanan
g. Sistem komunikasi, meliputi: sarana untuk komunikasi, jenis alat
komunikasi yang digunakan dalam komunitas, cara penyebaran
informasi
h. Pendidikan, meliputi: tingkat pendidikan komunitas, fasilitas
pendidikan yang tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan.
i. Rekreasi

12
2. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghunungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesengjangan atau masalah yang dhadapi oleh
masyarakat. Tujuan analisa data;
a. Menetapkan kebutuhan komunitas
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengindentifikasi pola respon komunitas
d. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
3. Prioritas masalah
Dalam menentukan masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan yang perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria
penapisan diantaranya:
a. Sesuai dengan perawat komunitas
b. Jumlah yang beresiko
c. Besarnya resiko
d. Kemungkinan untuk penddikan kesehatan
e. Minat masyarakat
f. Kemungkinan untuk diatasi
g. Sesuai dengan program pemerintah
h. Sumber daya tempat
i. Sumber daya waktu
j. Sumber daya dana
k. Sumber daya peralatan
l. Sumber daya orang

Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunkan skala


pembobotan, yaitu: 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 = tinggi, 5
= sangat tinggi. Kemudian masalah kesehatan diprioritaskan berdasarkan
jumlah keseluruhan scoring tertinggi.

13
4. Diagnosa Keperawatan
Untuk meningkatkan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah
dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari:
a. Masalah (problem) yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang terjadi.
b. Penyebab (etiologi) yang meliputi perilaku individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis
dan sosial sera interaksi perilaku dengan lingkungan.
c. Tanda dan gejala ( Sign and Symptom) yaitu informasi yang perlu
untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk timbulnya
masalah.

Diagnosa keperawatan untuk meningkatkan kesehatan yang bisa ditegakan


pada remaja (adolesens), yaitu:

1) Risiko cedera (D.0136) yang berhubungan dengan :


a) Pilihan gaya hidup
b) Penggunaan alkohol, rokok dan obat.
2) Risiko infeksi (D.0142) berhubungan dengan :
a) Aktivitas seksual
b) Kerusakan imunitas
3) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif (D.0117) berhubungan dengan :
a) Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
b) Melewati waktu makan
c) Makan makanan siap saji
d) Kemiskinan
e) Efek penggunaan alkohol dan obat
4) Gangguan citra tubuh (D.0083)
a) Perasaan negatif tentang tubuh
b) Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan
adolesens

14
5. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan
Intervensi promosi kesehatan
1) Cedera tidak disengaja
a) Anjurkan adolesens untuk mengikuti program pendidikan
mengemudi dan menggunakan sabuk pengaman
b) Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan
minum dan berkendaraan; penggunaan obat
c) Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens yang
menggunakan kendaraan bermotor
d) Yakinkan adolesens mendapatkan orientasi yang tepat untuk
penggunaan semua alat olahraga
2) Penggunaan zat
Periksa penggunaan zat, seperti alkohol, rokok dan obat-obatan
serta informasikan risiko penggunaannya
3) Bunuh Diri
a) Berikan informasi tentang bunuh diri
b) Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba
bunuh diri
4) Penyakit Menular Seksual
a) Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk penularan,
dan gejala yang berhubungan
b) Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif
seksual, tentang penggunaan kondom
c) Berikan informasi akurat rentang konsekuensi aktiitas seksual

6. Implementasi Keperawatan
Merupakan tahap realisasi dari reencana asuhan keperawatan komunitas
yang telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu:
a) Berdasarkan respon masyarakat
b) Disesuaikan dengan sumer daya yang tersedia di masyarakat

15
c) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungannya
d) Bekerjasama dengan profesi lain
e) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit
f) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
g) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
impleentasi keperawatan.
7. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingakan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Asuhan keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat khususnya remaja. Remaja dengan jiwa yang masih labil perlu
bimbingan melalui penyuluhan agar risiko peningkatan angka kematian dan
perubahan pemeliharaan kesehatan teratasi.

16
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan
sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga/agregat dan
masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok, anak usia
sekolah dan remaja yang tergolong kelompok beresiko (at risk) terhadap
timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah
dan remaja menggunakan pendekatan Community As Partner model klien
(anak usia sekolah) dan remaja di gambarkan sebagai inti (core) mencakup
sejarah, demografi, suku bangsa, nila dan keyakinan dengan 8 (delapan)
subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan
kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi.
B. Saran
▪ Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan pada komunitas anak usia sekolah dan remaja.
▪ Di butuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk
mendukung keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada komunitas
anak usia sekolah dan remaja.

17
DAFTAR PUSTAKA

Widyawati, W. (2021). Keperawatan komunitas 2. Literasi Nusantara.

Wong Donna L. (2018). Buku ajaran Keperawatan Pediatrik. Vol 2. EGC :


Jakarta

Nursalam (2017). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba

18

Anda mungkin juga menyukai