Anda di halaman 1dari 41

KESEHATAN ANAK DAN REMAJA

ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT DALAM KOMUNITAS


ANAK DAN REMAJA

Disusun oleh :

Kelompok IV

1. Sarwanti Juniasih 19162001


2. Hariati `` 19162003
3. Leoni Eunike Uilo 19162006
4. Nur Afiat 19162010
5. Dewi Sartika 19162024

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI


PRODI S1 KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “asuhan keperawatan
pada agregat dalam komunitas anak dan remaja”. Makalah ini diajukan sebagai salah satu
tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini, khususnya dari dosen
mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di
masa yang akan datang.

Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan


wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Makassar, 10 Juni 2020

Penyusun
(Kelompok IV)
DAFTAR ISI

Sampul …………………………………………………………………………………………
Kata pengantar ………………………………………………………………………………i
Daftar isi…………………………………………………………………………………..….ii
BAB I
A. Latar belakang ………………………………………………………………………1
B. Tujuan ………………………………………………………………………………..3
BAB II………………………………………………………………………………………...4
A. Definisi dan Deskripsi Komunitas anak …………………………………...………4
B. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah…………………………...8
C. Remaja……………………………………………………………………………....10
BAB III ……………………………………………………………………………………...16
A. Anak ………………………………………………………………………………...16
B. Remaj .………………………………………………………………………………34
BAB IV ……………………………………………………………………………………...39
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………39
B. Saran ………………………………………………………………………………...39
C. Daftar pustaka ……………………………………………………………………...40
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar

belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi dan

berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila

di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi

kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya yang

dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan

kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok

khusus anak sekolah.

Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan di kelurahan Wonokromo Surabaya

yang dilakukan pada tanggal 12 November 2015. Ditemukan sebagian besar anak SDN IV

Wonokromo yang memiliki masalah kebersihan diri (personal hygiene), cukup banyak antara

lain 45 murid yang bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 %, 25 murid yang tidak

menggosok gigi dengan persentase 20.3%, 6 murid yang tidak tidak mencuci tangan sebelum

makan dengan persentase 4.9%, 15 murid yang tidak mencuci kaki sebelum tidur dengan

persentase 12.1 %, 7 murid tidak biasa memakai alas kaki dengan persentase 5.7 %, 20 murid

tidak biasa potong kuku dengan persentase 16.2% , 5 murid yang mempunyai kebiasaan

mandi 1 kali sehari dengan persentase 4%. Dampak negatif dari perilaku tersebut adalah

menimbulkan berbagai penyakit yang terjadi seperti karies gigi, diare, cacingan, dan gatal-

gatal. Sehingga perlu untuk ditindak lanjuti dengan pemberian asuhan keperawatan.
Saat ini di seluruh Indonesia, banyak institusi kesehatan tersebar di bebagai daerah.
Jadi dapat diperkirakan mahasiswa-mahasiswa dengan basic kesehatan semakin banyak
pula. Untuk membantu mengatasi masalah remaja, maka mahasiswa dengan basic
kesehatan hendaknya ikut berperan aktif yakni dengan memberikan pendidikan pada
remaja di sekolah ataupun di fakultas non kesehatan. Strategi yang dapat di jalankan
adalah melalui penyebarluasan pengalaman dan pelajaran tentang masalah yang banyak
terjadi pada remaja.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi masa yang
yang menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak proses yang harus
dilalui seseorang dimasa transisi kanak-kanak menjadi dewasa ini. Tantangan yang
dihadapi orangtua dan petugas kesehatan dalam menangangi problematika remaja pun
akan semakin kompleks. Namun ada penyelesaian masalah untuk membentuk manusia-
manusia kreatif dengan karakter yang kuat, salah satunya dengan melakukan asuhan
keperawatan komunitas pada kelompok remaja.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin canggih
membawa dampak pada semua kehidupan, terutama pada generasi penerus bangsa
khususnya pada remaja. Salah satunya dampak negative banyak para pelajar di kalangan
remaja sudah merokok, berkendaraan dengan kecepatan tinggi, percobaan bunuh diri,
minum-minuman dan penggunaan zat yang merusak kesehatan.
Dampak yang terjadi pada remaja itu merupakan masalah yang komplek, ditandai
oleh dorongan penggunaan yang tidak terkendali untuk terus menerus digunakan,
walaupun mengalami dampak yang negative dan menimbulkan gangguan fungsi sehari-
hari baik dirumah, sekolah maupun di masyarakat.
B. Tujuan

Tujuan Umum : (anak dan remaja )


a. Untuk memberikan gambaran tentang perilaku berisiko pada komunitas agregat anak

usia sekolah di Kelurahan Wonokromo Surabaya termasuk upaya pencegahan dan

penanganannya melalui pendekatan proses keperawatan komunitas.

b. Agar mahasiswa / mahasiswi STIKES gunung sari memperoleh informasi dan


gambaran tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Remaja.

Tujuan Khusus : (anak dan remaja )


1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami komunitas agregat anak usia sekolah.

2. Melakukan analisis dan sintesa data komunitas agregat anak usia sekolah.

3. Merumuskan 3 diagnosa keperawatan komunitas agregat anak usia sekolah.

4. Membuat perencanaan tindakan terkait diagnosa keperawatan.

5. Melakukan intervensi sesuai prioritas terhadap komunitas agregat anak usia sekolah.

6. Mengevaluasi tindakan intervensi terhadap anak usia sekolah di institusi pendidikan.

7. Mampu menjelaskan konsep teori tentang remaja.

8. Mampu melaksanakan pengkajian pada remaja dengan masalah yang ada.

9. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas remaja.

10. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada remaja.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan Deskripsi Komunitas

1. Definisi Komunitas
A. ANAK

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem
sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat.
Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong
kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku
tidak sehat. Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai
definisi tentang anak usia sekolah yaitu:

a. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang berusia
antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.
b. Menurut Wong (2016), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun

2. Deskripsi wilayah Komunitas

Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas agregat anak usia sekolah di SDN
IV Wonokromo Surabaya pada tanggal 12 November s.d 26 November 2017. Luas
2
wilayah komunitas 700 m dengan batas wilayah sebelah utara rumah penduduk RT.5
Kel. Wonokromo, sebelah selatan rumah penduduk RT.4 Kel. Wonokromo, sebelah Barat
Masjid Qomarudin Wonokromo dan sebelah timur rumah penduduk RT.4 Kel.
Wonokromo.

3. Besarnya Komunitas

Komunitas agregat anak usia sekolah yang menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia

sekolah SD dengan umur 6 – 12 tahun berjumlah 123 (Data SDN IV Wonokromo

Surabaya, November 2015).


4. Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih

duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak

usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkan dengan

peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa jika faktor

risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat potensial

terjadinya sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi.

Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:

 Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah

 Aktivitas fisik anak semakin meningkat

 Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya

 Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan

5. Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas


Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan

pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai

inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8

(delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik,

Delapan subsistem yang dikaji seperti berikut:


I. Pengkajian
A. Data inti komunitas, terdiri dari:
1. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah

menurut jenis kelamin, golongan umur.

2. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.

3. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia

sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang ada,
adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh

anak usia sekolah.

B. Data subsystem

Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :


1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan, aktifitas

anak usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan winshield

survey dan observasi.

Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas,

kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi

perkembangan anak usia sekolah.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan social

Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan

bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.

3. Ekonomi

Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang jajan

para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.

4. Keamanan dan transportasi.

a. Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.

b. Transportasi

Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah untuk

layanan antar jemput siswa

5. Politik dan pemerintahan


Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang harus

dipatuhi seluruh siswa.

6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi

pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.

b. Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang tua,

peran guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah,

keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak

usia sekolah.

7. Pendidikan

Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah, dan

tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.

8. Rekreasi

Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat anak

usia sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan
B. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah
1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.

Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan

keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil tanggung

jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Fokus utama

upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan

kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada keseluruhan populasi

dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi daripada individu dan

keluarga.

2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah
Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah

antara lain :

a. Kolaborator
Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam

membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah anak

sekolah. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh

agama, keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.

b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah,

menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.

c. Case finder

Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak usia

sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus

penyakit dan risiko pada anak usia sekolah.


d. Case manager

Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana perawatan untuk

memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan

mengevaluasi dampak pelayanan.

e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah di

masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal, memberikan pendidikan

kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.

f. Konselor
Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi,

membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.

g. Peneliti
Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak usia

sekolah, mendesiminasikan hasil riset.

h. Care giver
Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnosa

keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana tindakan

dan mengevaluasi hasil intervensi.

i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan
kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah terhadap pengambil
keputusan, mempersiapkan anak usia sekolah untuk mandiri
C. REMAJA

Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana individu


mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara
usia 13-20 tahun. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 s/d 24 th Namun jika
pada usia remaja sudah menikah maka ia sudah tergolong dalam kelompok dewasa.
Istilah adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas
menunjukan titik di mana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal
pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan
mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan dengan
abstraksi.
1. Perkembangan
a. Perkembangan Kognitif Remaja
1) Abstrak (teoritis). Menghubungkan ide,pemikiran atau konsep pengertian
guna menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan masalah
abstrak ; aljabar.
2) Idealistik. Berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun
masalah social kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.
3) Logika. Berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan
untukmemecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara
pemcahan secara runtut, tratur dan sistematis.
b. Perkembangan Psikososial Remaja
1) Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis
2) Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
3) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa
lain
4) Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
5) Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis
c. Perkembangan Identitas Diri
1) Konsep diri
2) Evaluasi diri
3) Harga diri
4) Efikasi diri
5) Kepercayaan diri
6) Tanggung jawab
7) Komitmen
8) Ketekunan
9) Kemandirian
2. Masalah Kesehatan Spesifik Pada Adolesens
a. Kecelakaan tetap merupakan penyebab utama kematian pada adolesens (sekitar
70%). Kecelakaan kendaraan bermotor, yang merupakan penyebab umum
terbanyak, mengakibatkan hamper setengah kematian pada usia 16 sampai 19
tahun (Edelmen da Mandel, 1994). Kecelakaan ini sering dikaitkan dengan
intoksikasi alcohol atau penyalahgunaan obat.
b. Penyalahgunaan zat merupakan kenyataan masalah utama bagi mereka yang
bekerja dengan adolesens. Adolesens dapat menyakini bahwa zat yang merubah
alam persaan menciptakan perasaan sejahtera atau membuktika tingkat
penampilan. Semua adolesensberada pada risiko penggunaan zat untuk
eksperimental atau kebiasaan atau berasal dari keluarga yang tidak stabil lebih
berisiko terhadap penggunaan kronik dan ketergantungan fisik. Beberapa
adolesens percaya bahwa penggunaan zat membuat mereka lebih matur.
c. Bunuh diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pad adolesens usia antara
15 dan 24 tahun (Hawton, 1990); kecelakaan dan pembunuhan merupakan
penyebab utama. Depresi dan isolasi social biasanya mendahului usha diri,
tetapi bunuh diri mungkin juga sebagai akibat dari kombinasi beberapa factor.
Penyakit menular seksual dialami sekitar 10 juta orang per tahun di bawah usia 25 tahun.

Tingkat insiden tertinggi mengharuskan adolesens yang aktif seksual dilakukan skrining

terhadap PMS, meskipun mereka tidak menunjukan gejala. Kehamilan remaja merupakan

kejadian umum di Amerika Serikat; 1 dari setiap 10 wanita dibawah usia 20 tahun

mengalami kehamilan, dan banyak yang memilih untuk memelihara bayinya sendiri.

Kehamilan tidak memiliki risiko fisik pada ibu yang masih remaja kecuali mereka dibawah

usia 16 tahun atau tidak menerima perawatan prenatal.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ada lima kegiatan yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisa data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a) Data Inti, meliputi : riwayat atau sejarah perkembangan komunitas, data
demografi, vital statistic, status kesehatan komunitas
b) Data lingkungan fisik, meliputi : pemukiman, sanitasi, fasilitas, batas-batas
wilayah, dan kondisi geografis
c) Pelayanan kesehatan dan social, meliputi : pelayanan kesehatan, fasilitas social
(pasar, toko, dan swalayan)
d) Ekonomi, meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan,
jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah umur, ibu
rumah tangga dan lanjut usia.
e) Keamanan dan transportasi
f) Politik dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian, struktur organisasi,
kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta kelompok organisasi dalam
kesehatan
g) Sistem komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis alat komunikasi
yang digunakan dalam komunitas, cara penyebaran informasi
h) Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan yang
tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan
i) Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi
2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa data;
a) Menetapkan kebutuhan komunitas
b) Menetapkan kekuatan
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
3. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
yang perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria penapisan, diantaranya:
a) Sesuai dengan perawat komunitas
b) Jumlah yang berisiko
c) Besarnya resiko
d) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e) Minat masyarakat
f) Kemungkinan untuk diatasi
g) Sesuai dengan program pemerintah
h) Sumber daya tempat
i) Sumber daya waktu
j) Sumber daya dana
k) Sumber daya peralatan
l) Sumber daya orang
Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala pembobotan,
yaitu : 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 = tinggi, 5 = sangat tinggi.
Kemudian masalah kesehatan diprioritaskan berdasarkan jumlah keseluruhan
scoring tertinggi.
4. Diagnosa Keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan
diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :
a) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
b) Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku
dengan lingkungan.
c) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian
petunjuk timbulnya masalah.
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa
ditegakkan pada adolesens, yaitu :
1. Risiko cedera yang berhubungan dengan:
a. Pilihan gaya hidup
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
d. Aktivitas seksual
2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. Aktivitas seksual
b. Malnutrisi
c. Kerusakan imunitas
3. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:
a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau
mesin penjual makanan
d. Kemiskinan
e. Efek penggunaan alcohol atau obat
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak dikenal
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
a. Perasaan negative tentang tubuh
b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan
adolesens
5. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan
pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi: perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
Masalah kesehatan adolesens
Intervensi promosi kesehatan
1) Cedera tidak disengaja
a) Anjurkan adolesens untuk mengikuti program pendidikan mengemudi dan
menggunakan sabuk keselamatan
b) Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan minum dan
berkendaraan; penggunaan obat
c) Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens yang menggunakan kendaraan
bermotor
d) Yakinkan adolesens mendapatkan orientasi yang tepat untuk penggunaan
semua alat olahraga
2) Penggunaan zat
Periksa penggunaan zat, seperti alcohol, rokok dan obat-obatan serta
informasikan risiko penggunaannya
3) Bunuh diri
a) Berikan informasi tentang bunuh diri
b) Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba bunuh diri
4) Penyakit menular seksual
a) Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk penularan, dan
gejala yang berhubungan
b) Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif seksual,
tentang penggunaan kondom
c) Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual
6. Implementasi Keperawatan
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan komunitas yang
telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu :
a) Berdasarkan respon masyarakat.
b) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta
lingkungannya.
d) Bekerja sama dengan profesi lain.
e) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan
penyakit.
f) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan.
7. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan keperawatan. Keberhasilan

proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana

proses tersebut
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH DAN
REMAJA
A.ANAK
Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SDN Wonokromo IV

Surabaya menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status

kesehatan anak sekolah, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi

pendidikan, anak sekolah dan orang tua, dan kepala sekolah.

I. Pengkajian

Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan Community as partner

meliputi : data inti komunitas dan subsystem.

A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1.Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi SDN

Wonokromo IV Surabaya untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa, jumlah anak sekolah

menurut jenis kelamin dan golongan umur tergambar pada grafik di bawah ini.

Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di


SDN Wonokromo IV Surabaya bulan November tahun 2012.
30

25

20

15 Perempuan

10 Laki-laki

6 - 7 tahun 8 - 9 tahun 10 - 11 12 tahun

tahun

Dari 123 siswa SDN IV Wonokromo antara siswa laki-laki yang berumur 8 – 9 tahun dan

anak perempuan berumur 8 – 9 tahun mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu 20.5 %

dan 20 %.

2. Status perkawinan

100% dari anak usia sekolah belum kawin.

3. Nilai, kepercayaan dan agama :

Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram di bawah ini :
Diagram 2 : Karakteristik anak usia sekolah Berdasarkan Agama di SDN IV Wonokromo
Surabaya pada November 2012

Dari diagram di atas mayoritas responden beragama Islam yaitu 96,9 %.


Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan tidak tersedia musala

untuk tempat beribadah karena letak SD bersebelahan dengan masjid, kegiatan keagamaan

dilaksanakan di masjid tersebut. Di sekolah terdapat mata pelajaran Agama.

Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru agama, menyatakan bahwa nilai/norma/budaya

yang dianut anak-anak SD baik, kehidupan beragama berjalan dengan harmonis, dan anak-

anak rajin dan antusias dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan.
B. Data subsystem

Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut .


1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya.

Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik, terdapat 1

kantin di dalam sekolah yang menjual makanan yang kurang terjamin

kebersihannya. Terdapat banyak penjual makanan di depan gerbang

sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak terjamin kebersihannya.

Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-laki

dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik.

Auskultasi : Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa di sekolah SDN IV

Wonokromo terdapat kegiatan ekstrakulikuler yang sudah lama berjalan

seperti olahraga meliputi sepak bola dan senam, kesenian meliputi tari

dan musik dan kegiatan keagamaan seperti pengajian.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik

bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang

membiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini

diikuti oleh anak usia sekolah.


2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat UKS untuk tempat

istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK

(Bimbingan Konseling) untuk konsultasi siswa.

3. Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa

mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.

4. Keamanan dan Transportasi

a. Keamanan

Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya,

akan tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah:

1) Kebiasaan jajan sembarangan

Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan

sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

Diagram 3 : Kebiasaan jajan sembarangan yang dilakukan oleh anak usia sekolah di
sekolah SDN IV Wonokromo.
Kebiasaan Jajan Sembarangan

80

70

60

50

40

30

20

10

Ya Tidak

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan

sembarangan sebesar 98 anak (80%). Ini merupakan hal yang negatif bagi

kesehatan anak usia sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan gizi

yang ada di dalam makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai macam

masalah kesehatan untuk anak usia sekolah.

2) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah

Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan

sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :


Diagram 4 : Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah SDN
IV Wonokromo

50

45

40

35

30

25

20

15

10

Permen Coklat Snack

18
Pada diagram diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah

permen sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi

kesehatan gigi anak usia sekolah karena dalam permen mengandung

kandungan gula yang tinggi sehingga berisiko tinggi terjadi kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo.

3) Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur

Diagram 5 : Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur yang dilakukan oleh


anak usia sekolah di sekolah SDN IV Wonokromo

Kebiasaan Menggosok Gigi

80

70

60

50

40

30

20

10

Ya Tidak
Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi

sebelum tidur sebanyak 92 anak (75 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi

perilaku anak usia sekolah karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan sejak

dini, selain itu apabila tidak menggosok gigi dapat menyebabkan berbagai

macam masalah kesehatan gigi dan mulut.

Berdasarkan wawancara dari petugas UKS menyatakan bahwa anak-anak

SDN IV Wonokromo sudah mendapat pengetahuan tentang cara menggosok.

gigi. Alasan kebiasaan anak SD tidak menggosok gigi sebelum tidur dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1: Frekuensi alasan anak SDN IV Wonokromo tidak menggosok gigi sebelum
tidur

Alasan tidak gosok gigi Jumlah Persentase

Malas 50 40.6 %
Tidak disuruh ortu 60 48.7 %
Lupa 13 10.5 %

Total 123 100 %

b. Transportasi

Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN IV Wonokromo adalah sepeda,

jalan kaki, dan diantar oleh orang tua.

5. Politik dan pemerintahan

Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut sertaan

anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap masalah
yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah

yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan

6. Pendidikan

Semua anak bersekolah di sekolah SDN IV Wonokromo Surabaya


.
7. Rekreasi

Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya
ke Kebun Binatang Surabaya (KBS), taman-taman kota, Pantai Kenjeran, dan
Taman Hiburan Remaja (THR). Untuk pengembangan bakat anak di bidang olah
raga dan seni di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat lapangan sepak bola,
sanggar senam, dan tari.
C. Analisa Data

Data Masalah

1. Lingkungan fisik :
- Adanya kebiasaan pada lingkungan
anak usia sekolah yang kurang baik
Defisit kebersihan diri pada agregat anak
bagi perkembangan anak yaitu orang
usia sekolah
tua dan lingkungan anak yang
membiasakan tidak menggosok gigi
sebelum tidur sehingga kebiasaan ini
diikuti oleh anak usia sekolah

2. Keamanan dan transportasi:


a. Kebiasaan jajan sembarangan
Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada
- 80% anak usia sekolah memiliki
agregat anak usia sekolah
kebiasaan jajan sembarangan
- mayoritas jenis jajanan anak usia
sekolah adalah permen sebanyak
50 anak (40,6 %)
- 45 murid yang bermasalah pada
gigi dengan persentase 36.5 %
b. Kebiasan menggosok gigi sebelum
tidur
- 75% anak usia sekolah tidak
menggosok gigi sebelum tidur
3. Komunikasi Risiko penyalahgunaan media cetak dan
a. Komunikasi Formal elektronik pada anak untuk memperoleh
Anak mengetahui mengenai informasi yang tidak sesuai dengan
informasi tentang gosok gigi perkembangannya
sebelum tidur bersumber dari media
khusunya televisi tentang iklan pasta
gigi sebesar 45%
b. Komunikasi Informal
- Sebesar 60% anak sekolah jarang Ketidakefektifan komunikasi anak dengan
diskusi dengan orang tua untuk orang tua
menyelesaikan masalah
- Sebesar 99% anak usia sekolah
menganggap perlu peran ortu
untuk mengatasi masalah anak

II. Diagnosa Keperawatan Komunitas

1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan pada

lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik

2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan

anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebesar 75%, mayoritas jenis

jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %), 45 murid yang

bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 % dan sebesar 48.7% anak usia

sekolah beralasan tidak menggosok gigi karena tidak disuruh oleh orang tuanya
3. Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak untuk memperoleh

informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya b/d sumber informasi yang

digunakan anak untuk mengetahui informasi tentang gosok gigi sebelum tidur

bersumber dari media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%

4. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak jarang diskusi dengan

orang tua untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% dan perlunya peran ortu untuk

mengatasi masalah anak sebesar 99%

III. Perencanaan

a. Prioritas masalah

Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah memprioritaskan diagnosa

keperawatan dengan menggunakan ranking dari semua diagnosa yang telah

ditemukan. Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk mengetahui diagnosa

keperawatan komunitas yang mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu dengan

masyarakat.
Risiko penyalahgunaan 2 1 1 4
Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total
media cetak dan elektronik
penyelesaian positif untuk untuk score
pada anak untuk
Diagnosa keperawatan pada masalah penyelesaian Peningkatan
memperoleh informasi yang
agregat anak usia sekolah di komunitas kualitas
tidak sesuai dengan
1 : rendah hidup
perkembangannya
0 : tidak ada
2 : sedang 0 : tidak ada
Ketidakefektifan 2 1 2 5
1 : rendah
komunikasi anak dengan
3 : tinggi 1 : rendah
orang tua
2 : sedang
2 : sedang
3 : tinggi
3 : tinggi

Defisit kebersihan diri pada 3 2 3 8


agregat anak usia sekolah

Risiko terjadinya kejadian 3 3 3 9


karies gigi pada agregat
anak usia sekolah
b. Intervensi Keperawatan

gnosa
Tujuan Rencana Tindakan Sasaran Metode Waktu Tem
awatan

ko 1. Jangka panjang 1. Lakukan pendekatan - Kepala - Komunikasi 3 Desember SDN IV


dinya Terbentuknya secara formal dengan sekolah, dan 2012 Wonok
dian
kelompok anak kepala sekolah, guru, guru, dan informasi Suraba
es gigi
usia sekolah dan petugas UKS petugas UKS
a agregat
yang peduli SDN IV
k usia
terhadap Wonokromo
lah
kesehatan gigi Surabaya
2. Jangka pendek 2. Berikan penyuluhan - Kelompok - Ceramah dan
- Agregat anak kesehatan tentang karies anak usia diskusi
usia sekolah gigi pada kelompok anak sekolah di
tidak usia sekolah SDN IV
mengalami 3. Demonstrasikan cara Wonokromo - Edukasi dan
karies gigi menggosok gigi dengan Surabaya demonstrasi
- Agregat anak baik dan benar pada
usia sekolah kelompok anak usia
mendapatkan sekolah
pengetahuan 4. Beri kesempatan pada
yang cukup kelompok anak usia
tentang sekolah untuk bersama-
pencegahan sama mempraktikan cara
masalah menggosok gigi dengan
karies gigi baik dan benar
IV. Implementasi

Dx. Keperawatan Hari/tanggal Kegi

1. Risiko terjadinya kejadian Senin / 3 Desember 1. Melakukan pendekatan secara form


karies gigi pada agregat anak 2012 petugas UKS.
usia sekolah
Kepala sekolah, seluruh guru, dan p
penyuluhan kesehatan tentang karie
Surabaya.

2. Memberikan penyuluhan kesehatan


anak usia sekolah.
Seluruh anak antusias dan semanga
penyuluhan kesehatan.

3. Mendemonstrasikan cara menggoso


kelompok anak usia sekolah
Seluruh anak antusias dan semanga
baik dan benar

4. Memberi kesempatan pada kelompo


sama mempraktikan cara menggoso
Seluruh anak antusias dan semanga
cara menggosok gigi dengan baik d
B. REMAJA

Asuhan Keperawatan Komunitas pada Remaja di Kelurahan A


A. PENGKAJIAN
1. Data Inti
a) Sejarah
Sebagian besar remaja di Kelurahan A sudah lama tinggal di Bengkulu
karena orang tua dan keluarga besarnya bertempat tinggal di sana. Sehingga
komunitas remaja sebagian besar dilahirkan disina dan bersekolah di Bengkulu.
Mereka juga tidak tahu siapa yang pertama kali tinggal di kota ini. Mereka
hanya tahu kalau puyang dan kakeknya juga tinggal disini. Saat pengkajian para
remaja biasanya masih tinggal bersama orang tuanya dan biasanya penghasilan
orang tuanya tersebut dari kota itu sendiri.
b) Demografi
Kelurahan A dengan 5 RT dan 2 RW mempunyai jumlah penduduk 1050
jiwa (220KK). Dimana RW tersebut terdiri dari RW 01 dan 02, terdiri 5 RT
yaitu: RT 01, RT02, RT03, RT 04, RT 05 dimana pada RT 05. Batas wilayah
yang dijadikan target pengkajian, sebelah utara dibatasi oleh RW 02, sebelah
selatan dibatasi oleh perkebunan, di sebelah timur dibatasi oleh komplek
perumahan dan di sebelah barat dibatasi oleh RW 01. Kelurahan memilki
berbagai fasilitas umum yang terdiri dari sebuah masjid, sebuah taman kanak-
kanak, sebuah balai RW dan dua lokasi pemakaman umum. Fasilitas pelayanan
kesehatan yang dimilki ada puskesmas harapan warga.

Berdasarkan table diatas, umur 13-20 tahun yaitu umur remaja sebanyak laki-laki 91
orang dan perempuan sebanyak 85 orang, menurut WHO batasan umur remaja
adalah 12-24 tahun di interval umur 6-12 tahun ada 2 orang yang berumur 12 tahun,
pada interval 21-35 tahun ada 12 orang yang termasuk dalam batasan umur menurut
WHO. Jadi jumlah remaja di kelurahan A adalah 190 orang, dengan persentase
18,09% dari jumlah penduduk di kelurahan A.
1) Etnisitas
Kelompok budaya yaitu: bangsa Jawa, Batak, Padang, dll.
2) Nilai dan Keyakinan
Nilai yang mereka anut adalah kebersamaan dan keyakinan yang mereka anut
yang terdiri dari agama Islam, Kristen. Tapi kenyataan dari menganut agama
Islam terlihat dari banyaknya bangunan masjid.
2. Data Lingkungan Fisik
Di lingkungan Kelurahan A banyak terdapat perumahan dengan tipe permanen
dengan persentase 82%, semi permanen13%, tidak permanen 5%. Sebagian besar
status kepemilikan rumah di kelurahan A milik sendiri. Belum terdapatnya lokasi
untuk wadah perkumpulan remaja seperti karang taruna di Kelurahan A. Biasanya
remaja berkumpul di persimpangan dekat RW 02 untuk dijadikan lokasi pertemuan
kebut-kebutan.
3. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Sarana kesehatan yang paling terdekat adalah puskesmas, sebagian besar orang
tua biasanya membawa remaja de puskesmas jika remaja sakit, jika ada keadaan
yang darurat barulah dibawa ke rumah sakit. Tempat pelayanan kesehatan yang
lainnya adalah dokter praktek umum, bidan, balai pengobatan
4. Ekonomi
Di Kelurahan kebanyakan orang tua dari remaja berekonomi menengah ke
atas, sehingga tidak ada kendala untuk memenuhi keinginan remaja seperti
membelikan kendaraan bermotor. Sebagian besar remaja masih bergantung dengan
orang tua mereka dalam pemenuhan kebutuhan, sebagiannya lagi remaja tidak ada
kegiatan atau penganguran.
5. Keamanan dan Transportasi
Kendaraan di Kelurahan A sangat mudah dan banyak, sehingga para remaja
bisa menggunakan fasilitas kendaraan umum tersebut. Tetapi kebanyakan dari
mereka tidak bisa memanfaatkan kendaraan tersebut, 50% remaja mengisi waktu
untuk kebut-kebutan dijalan raya. Hamper seluruh remaja memiliki kendaraan
dengan persentase 89%.
6. Politik dan Pemerintah
Di Kelurahan A para remaja banyak tidak mengikuti dan tidak berperan serta
dalam kelompok organisasi di komunitas mereka. Di kelurahan A tidak terdapat
wadah perkumpulan seperti karang taruna.
7. Sistem komunikasi
Sebagian besar remaja kalau ada masalah memberitahukan masalahnya kepada
teman sebaya yang dekat dengannya, ada juga yang hanya diam saja, dan
mengalihkan masalahnya dengan kegiatan yang tidak bermanfaat seperti kebut-
kebutan.
8. Pendidikan
Para remaja mendapatkan ilmu pengetahuan yang pasti tetapi harus
mendapatkan ilmu yang berhubungan dengan kesehatan, karena remaja rentan
terhadap resiko kematian akibat kendaraan bermotor dengan kecepatan yang tinggi,
remaja juga memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga ingin mencoba hal-hal
yang baru, pengetahuan tentang dampak buruk dari merokok dan zat-zat yang
berbahaya harus diberitahuakan kepada kelompok remaja ini.
9. Rekreasi
Di Kelurahan A biasanya remaja lebih memilih rekreasi dengan duduk di
warung sambil merokok dengan persentase 70%, minum-minuman dengan
persentase 15%.
10. Pemeriksaan fisik remaja

ANALISA DATA
MASALAH KESEHATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Hasil Quisioner :
 50% remaja menggunakan sebagian waktu untuk kebut-kebutan dijalan raya.
 Hampir seluruh remaja mempunyai kendaraan bermotor 89%
Hasil Wawancara :
Beberapa remaja mengatakan bahwa umumnya mereka mengisi waktu luang di luar rumah,
seperti: kebut-kebutan di jalan raya.
Hasil Observasi
Tidak ditemukannya wadah perkumpulan remaja (Karang Taruna) di kelurahan A
 Resiko cedera pada remaja di kelurahan A
 Resiko cedera pada remaja di kelurahan A berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan remaja tentang bahaya kebut-kebutan dijalan raya

Hasil Quisioner :
Kebiasaan remaja; merokok 70% , minum beralkohol 15%, narkoba 10% dan prilaku seksual
5% menyimpang.
Hasil Wawancara :
Beberapa remaja mengatakan bahwa mereka jarang melakukan olahraga
Hasil Observasi
Tidak adanya kegiatan olahraga dan tidak terdapat sarana olahraga di kelurahan A.

 Perubahan pemeliharaan kesehatan


 Perubahan pemeliharaan kesehatan pada remaja di kelurahan A berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan remaja tentang efek bahaya merokok, alkohol dan narkoba

B. PENAMPISAN MASALAH
Diagnosa keperawatan

Kriteria penapisan

Tersedia Sumber

Sesuai dengan peran

perawat komunitas

Jumlah yang beresiko

Besarnya resiko

Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

Minat masyarakat

Keingnan masyarakat

Sesuai dengan program pemerintah

Sumber daya tempat

Sumber daya waktu


Sumber daya dana

Sumber daya peralatan

Sumber daya orang (perawat)

1. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada remaja di kelurahan A berhubungan dengan


kurangnya pengetahuan remaja tentang efek bahaya merokok, alkohol dan narkoba.
Dengan skore 57.
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kematian pada remaja di kelurahan A
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya kebut-kebutan di
jalan raya. Dengan skore 50.

V. Evaluasi Anak

Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses dari

pelaksanaan diagnosa keperawatan pertama di SDN IV Wonokromo Surabaya adalah

100% peserta hadir, 90% peserta terlibat aktif dalam diskusi dan pelaksanaan kegiatan

berjalan sesuai alokasi waktu. Evaluasi hasil yang dapat diketahui adalah melalui

peningkatan pengetahuan kelompok anak usia sekolah tentang cara menggosok gigi

dengan baik dan benar yang dapat dilihat dari antusias anak usia sekolah dalam

mempraktikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar.

W. Evaluasi Remaja
Asuhan keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
khususnya remaja. Remaja dengan jiwa yang masih labil perlu bimbingan melalui
penyulusan agar resiko peningkatan angka kematian dan perubahan pemeliharaan
kesehatan pada remaja kelurahan A teratasi
BAB IV
SIMPULAN

A. Simpulan

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial

tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah

satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah dan remaja yang tergolong

kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak

sehat. Yang menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia sekolah SD dengan umur 6 – 12

tahun berjumlah 123 siswa.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah dan remaja

menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) dan

remaja digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan

keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan

fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan

pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi

B. Saran

 Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan masalah


kesehatan pada komunitas anak usia sekolah dan remaja

 Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk mendukung
keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada komunitas anak usia sekolah dan
reamaja
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, ( 2015 ). Buletin data dan kesehatan :Situasi Diare diIndonesia,Jakarta :

Kemenkes

Wong Donna L. ( 2018 ). Buku Ajaran Keperawatan Pediatrik. Vol 2. EGC : Jakarta

Ngastiyah. ( 2015 ). Perawatan Anak Sakit Edisi Dua. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Nurasalam ( 2017 ). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi2
Jakarta : Salemba

Medika.Hidayat A. A. A. ( 2016 ). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta. Salemba


Medika

otter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta: EGC

Http:\Info » Kesehatan » Peran Pendidikan dalam Mengatasi Masalah Kesehatan Remaja •

www.jakartamotorhonda.com. Diakses tanggal 14 April 2016

Http:\remaja-dan permasalahannnya.html. diakses tanggal 14 April 2015

Http:\peran-mahasiswa-dalam-kesehatan.html. diakses tanggal 14 April 2014


 

Anda mungkin juga menyukai