Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT DEWASA (PRIA):

DOSEN PENGAMPU :

Fitrayeni S.Kp., MA.

DIAJUKAN OLEH:

KELOMPOK 4

PUTRI RAHMADANI 1711311011

MUTIARA YERIVANDA 1711311017

DHEANA MUTIA 1711313025

DEA ANGELABERTI 1711313033

NATASHA IRMAYUNI 1711313043

FAKULTAS KEPERAWATAN

ILMU KEPERAWARAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa ,karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Komunitas Agregat Dewasa (Pria) ”. Pada makalah ini kami tampilkan hasil
diskusi kami, kami juga mengambil beberapa kesimpulan dari h asil diskusi yang kami
lakukan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan laporan ini, diantaranya:
1. Yang terhormat Ibu Fitrayeni S.Kp., M dosen mata kuliah Metedologi Penelitian

2. Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam pelaksanaan maupun proses penyelesaian
makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun
pembahasan dalam makalah ini,sehingga belum begitu sempurna.Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
kekurangan- kekurangan tersebut sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 3 Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2

DAFTAR ISI .........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Overview Tumbuh Kembang Dewasa (Pria)......................................................................5

2.2 Permasalahan Kesehatan Penyakit Kronik...........................................................................6

2.3 Permasalahan Kesehatan Reproduksi...................................................................................8


2.4 Proses Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Dewasa
Pria...............................................15
2.5 Promosi Prevensi Kesehatan Pada Dewasa
Pria..................................................................19
2.6 Analisa Jurnal Komunitas Dewasa
Pria..............................................................................23

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................33

3.2 Saran...................................................................................................................................33

Daftar
Pustaka...........................................................................................................................34

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan,
promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu,
keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan
komunitas.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan  profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).

1.2 Rumusan Masalah


1.Bagaiamana pria dewasa dalam komunitas ?
2. Apa saja masalah kesehatan yang dihadapi pria dewasa dalam komunitas ?
3. Bagaimana askep masalah kesehatan pria dewasa dalam komunitas ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaiamana pria dewasa dalam komunitas
2. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi pria dewasa dalam komunitas
3. Untuk mengetahui askep masalah kesehatan pria dewasa dalam komunitas

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Overview Tumbuh Kembang Dewasa (Pria)

Pertumbuhan (growth) adalah merupakan peningkatan jumlah dan besar sel di seluruh
bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan mensintesis protein-protein baru,
menghasilkan penambahan jumlah dan berat secara keseluruhan atau sebagian. Dalam
pertumbuhan manusia juga terjadi perubahan ukuran, berat badan, tinggi badan, ukuran
tulang dan gigi, serta perubahan secara kuantitatif dan perubahan fisik pada diri manusia itu.
Dalam pertumbuhan manusia terdapat peristiwa percepatan dan perlambatan. Peristiwa ini
merupakan kejadian yang ada dalam setiap organ tubuh.

Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu,yaitu secara
bertahap,berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan mengalami
peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial maupun spiritual ( Supartini,
2000).
Perkembangan (development) adalah perubahan secara berangsur-angsur dan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkatkan dan meluasnya kapasitas seseorang
melalui pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan (maturation), dan pembelajaran
(learning). Perkembangan manusia berjalan secara progresif, sistematis dan
berkesinambungan dengan perkembangan di waktu yang lalu. Perkembangan terjadi
perubahan dalam bentuk dan fungsi kematangan organ mulai dari aspek fisik, intelektual, dan
emosional. Perkembangan secara fisik yang terjadi adalah dengan bertambahnya sempurna
fungsi organ. Perkembangan intelektual ditunjukan dengan kemampuan secara simbol
maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung. Perkembangan emosional dapat dilihat
dari perilaku sosial lingkungan anak.
Istilah dewasa mempunyai pengertian yang banyak. Menurut Knowles (1979), orang
dewasa tidak hanya dilihat dari segi biologis semata, tetapi juga dari segi sosial, dan
psikologis.

Ditinjau dari segi umur, bahwa yang disebut dewasa itu dimulai sejak menginjak usia
20 tahun (meskipun belum menikah) atau sejak seseorang menikah (meskipun belum berusia

5
20 tahun). Lebih lanjut Havighust  membagi masa dewasa menjadi tiga fase, yaitu masa
dewasa awal 18 – 30 tahun, masa dewasa pertengahan 30 – 55 tahun, dan masa dewasa akhir
55 tahun lebih (Armin, 2002).

Menurut Hurlock (1968) masa dewasa dibagi menjadi 3 periode, yaitu

- Masa dewasa awal / dewasa muda (berusia antara 18 atau 20 tahun sampai 40 tahun)

- Masa dewasa madya / setengah baya / paruh baya (40 - 60 tahun)

- Masa dewasa lanjut / masa tua (berusia 60 tahun hingga akhir kehidupannya atau sampai
mati)

2.2 Permasalahan Kesehatan Penyakit Kronik

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami


kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit
ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Dijelaskan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Siswanto, prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013)
menjadi 1,8 persen di 2018 dengan prevalensi tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta.

Begitu pula dengan prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen,
sementara penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen. Berdasarkan
pemeriksaan gula darah, prevalensi diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen;
dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.

a. Kardiovaskular
Faktor risiko yang berkontribusi terhadap penyakit jantung dapat
dipisahkan menjadi dua kategori: pribadi dan turun-temurun. Faktor risiko
pribadi termasuk jenis kelamin, usia, ras / etnis, kadar kolesterol, diabetes,
obesitas, aktivitas fisik, tekanan darah tinggi, dan merokok. faktor risiko
utama untuk penyakit jantung pada pria yaitu hipertensi, hiperlipidemia,
penggunaan tembakau, diabetes, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol yang
berlebihan, dan rendah konsumsi buah dan sayuran setiap hari.

b. Kanker
Kanker disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal
meliputi asap tembakau (merokok), bahan kimia, radiasi. Faktor internal yang
6
mewarisi mutasi gen, hormon, kondisi kekebalan tubuh, dan mutasi gen yang
terjadi dari metabolisme. Kanker paru-paru atau kanker bronkial adalah
nomor satu penyebab kematian akibat kanker di kalangan orang dewasa.
Merokok adalah faktor risiko utama untuk kanker paru-paru. Jumlah rokok
yang dihisap dan jumlah tahun merokok peningkatan Suatu risiko individu
terkena kanker paru-paru. Faktor risiko lain termasuk pemaparan dalam
pekerjaan atau lingkungan asap rokok, radon, asbes, kerentanan genetik, dan
riwayat TBC.

c. Obesitas
Obesitas dapat terjadi ketika kita sering mengonsumsi makanan dan
minuman tinggi kalori, dengan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang
sesuai. Kebutuhan rata-rata kalori bagi wanita dewasa yang aktif secara fisik
per hari adalah sekitar 2000, sedangkan bagi pria dewasa yang juga aktif
secara fisik adalah 2500 kalori.
Masalah berat badan berlebih atau obesitas timbul saat kita
mengonsumsi makanan dengan kadar kalori dan lemak melebihi dari jumlah
yang dibutuhkan. Kalori yang tidak berubah menjadi energi dan tidak terpakai
tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh. Seiring waktu,
penumpukan lemak ini menambah berat badan yang mengarah pada berat
badan berlebih hingga obesitas.
Selain pola makan yang tidak sehat serta tubuh yang kurang aktif
bergerak, obesitas juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor lainnya, seperti:
 Keturunan atau genetik. Faktor ini dapat berpengaruh pada jumlah
lemak yang diserap tubuh atau digunakan sebagai energi. Contoh
masalah genetik yang langka adalah sindrom Prader-Willi
 Efek samping obat-obatan. Beberapa jenis obat yang dapat
menyebabkan kenaikan berat badan adalah antidepresan, antipsikotik,
antikonvulsan, kortikosteroid, obat diabetes, dan obat penghambat
beta.
 Kurang tidur. Perubahan hormon yang terjadi ketika kita kurang tidur
dapat meningkatkan nafsu makan. Hal ini dapat mengarah kepada
obesitas

7
 Pertambahan usia. Makin tua usia kita, maka makin besar pula risiko
bertambahnya berat badan. Hal ini diakibatkan oleh metabolisme tubuh
yang menurun dan massa otot yang berkurang.

d. Diabetes
Beberapa faktor resiko diabetes
 Genetik
Memiliki riwayat keluarga diabetes, baik tipe diabetes mellitus 1
ataupn 2
 Kegemukan
(Berat badan lebih /IMT > 23 kg/m2) dan Lingkar Perut (Pria > 90 cm
dan Perempuan > 80cm)
 Kurang aktivitas fisik
Aktivitas fisik bisa membantu seseorang untuk mengontrol berat
badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih
sensitif terhadap insulin. Itulah mengapa, orang yang kurang
beraktivitas fisik akan lebih mudah terkena diabetes tipe 2.
 Dislipidemia(Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl, trigliserida ≥250 mg/dl)
 Riwayat penyakit jantung
Hipertensi/ Tekanan darah Tinggi (> 140/90 mmHg)
 Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak dan rendah serat)
 Usia. Risiko terkena diabetes tipe 2 akan meningkat seiring
bertambahnya usia.
2.3 Permasalahan Kesehatan Reproduksi
a. HIV
HIV bisa menginfeksi semua orang dari segala usia. Akan tetapi, risiko
tertular HIV lebih tinggi pada pria yang tidak disunat, baik pria heteroseksual
atau lelaki seks lelaki. Risiko tertular HIV juga lebih tinggi pada individu
dengan sejumlah faktor, di antaranya:
 Hubungan seks tanpa mengenakan kondom. Risiko penularan akan
lebih tinggi melalui hubungan seks anal, dan hubungan seks dengan
berganti pasangan.

8
 Menderita infeksi menular seksual. Sebagian besar infeksi menular
seksual menyebabkan luka terbuka di kelamin penderita, sehingga
meningkatkan risiko tertular HIV.
 Berbagi suntikan. Pengguna NAPZA suntik umumnya berbagi jarum
suntik dalam menggunakan narkoba.
b. Prostat
Penyebab kanker prostat adalah perubahan atau mutasi genetik pada
sel di dalam kelenjar prostat. Mutasi ini menyebabkan sel tersebut
berkembang secara tidak normal dan membentuk sel kanker. Namun,
penyebab mutasi ini sendiri belum diketahui secara pasti.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker
prostat, yaitu:
 Usia
Risiko kanker prostat akan semakin tinggi seiring pertambahan usia.
Sebagian besar penderita kanker ini adalah pria berusia di atas 65
tahun.
 Obesitas
Seseorang yang mengalami obesitas berisiko tinggi menderita kanker
prostat yang lebih agresif.
 Riwayat kesehatan keluarga
Jika salah satu anggota keluarga pernah menderita kanker prostat,
maka risiko terkena kanker prostat makin meningkat.
 Pola makan
Konsumsi makanan tinggi kalsium diduga dapat meningkatkan risiko
berkembangnya kanker prostat.
 Paparan bahan kimia
 Bahan kimia, seperti senyawa kadmium, dapat meningkatkan risiko
kanker prostat. Kadmium adalah senyawa logam yang terkandung di
dalam rokok dan beberapa jenis makanan, seperti daging merah, ikan,
dan gandum.
 Penyakit menular seksual

9
Beberapa jenis penyakit menular seksual, seperti gonore dan
chlamydia, dapat menyebabkan peradangan pada prostat dan memicu
terjadinya kanker prostat.
 Vasektomi
Vasektomi atau tindakan sterilisasi pada pria dapat memengaruhi
fungsi kelenjar prostat, sehingga risiko seseorang untuk terkena kanker
prostat lebih tinggi
c. Testiskular
Permalasahanyang ditemui yaitu kanker testis. Pemicu utama kanker
testis tidak diketahui secara pasti sampai saat ini. Namun yang jelas, kanker
testis terjadi ketika sel-sel di dalam testis tumbuh secara abnormal dan tidak
terkendali.
Meski pemicunya belum diketahui secara pasti, ada beberapa faktor
yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita kanker
testis, di antaranya:
 Testis tidak turun (kriptorkismus). Testis dibentuk di abdomen dan
biasanya turun ke dalam skrotum setelah bayi laki-laki dilahirkan atau
pada setahun pertama hidupnya. Pada kasus anomali, testis tidak turun.
Istilah medis untuk kondisi ini adalah undescended testicle atau
kriptorkismus.
 Pernah menderita kanker testis. Pria yang sudah pernah mengalami
kanker testis disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan setelah
pengobatan. Mereka memiliki risiko terkena kanker testis dengan
kemungkinan 12 kali lipat lebih besar dibanding orang normal, pada
bagian testis yang lain.
 Riwayat kesehatan keluarga. Jika terdapat anggota keluarga, seperti
ayah dan saudara kandung laki-laki yang menderita kanker testis, maka
peluang seseorang mengalami kondisi ini juga akan meningkat.
 Usia. Kanker testis lebih sering terjadi pada usia antara 15-49 tahun.
Kasus terbanyak terjadi pada pria usia 30-34 tahun. Meski begitu, tidak
menutup kemungkinan kanker ini terjadi di usia-usia yang lain.
 Tinggi badan. Makin tinggi tubuh seorang pria, peluangnya untuk
mengalami kanker testis juga makin besar. Hubungan antara tinggi

10
badan dengan risiko terkena kanker dilatarbelakangi oleh faktor
makanan yang dikonsumsi. Anak berbadan tinggi mungkin lebih
banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori saat masa pertumbuhan.
Hal itu berpotensi meningkatkan risiko terkena kanker testis.
 Pertumbuhan testis yang abnormal. Kondisi tertentu, seperti sindrom
Klinefelter, bisa menyebabkan testis tidak berkembang secara normal.
Hal ini akan meningkatkan risiko kanker testis.
 HIV dan AIDS. Penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini
juga menyebabkan penderitanya rentan mengalami kanker testis.
 Merokok. Orang yang merokok secara aktif dalam jangka waktu yang
lama berisiko terkena kanker testis.

Penyakit Terbanyak Di Indonesia, Menurut Data Klaim BPJS (2018)

1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan
hipertensi arteri, adalah kondisi mediskronisdengan tekanan darah di arteri meningkat.
Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk
mengedarkan darah melalui pembuluh darah.

Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung),
gagal jantung, penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan
peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek.

Untuk pencegahan utama bagi hipertensi sebagai berikut:

- Menjaga berat badan normal (misalnya, indeks massa tubuh 20–25 kg/m2).
- Mengurangi asupan diet yang mengandung natrium sampai <100 mmol/ hari (<6 g
natrium klorida atau <2,4 g natrium per hari). Banyak yang tidak menyadari
bahwa makanan ringan dan juga mie instan banyak mengandung garam, demikian
juga vetsin yang sebenarnya adalah monosodium glutamate, karena sodium
sebenarnya adalah nama lain dari natrium.
- Melakukan aktivitas fisik aerobik secara teratur, misalnya jalan cepat (≥30 menit
per hari, pada hampir setiap hari dalam seminggu).

11
- Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 3 unit/hari pada laki-laki dan tidak lebih
dari 2 unit/hari pada perempuan.
- Mengonsumsi makanan yang kaya buah dan sayuran (misalnya, sedikitnya lima
porsi per hari).
- Perubahan gaya hidup yang efektif dapat menurunkan tekanan darah setara
dengan masing-masing obat antihipertensi. Kombinasi dari dua atau lebih
perubahan gaya hidup dapat memberikan hasil lebih baik.

2. Stroke

Stroke umumnya menyerang orang dewasa atau yang telah senja. Namun, umur
bukanlah patokan seseorang bisa terkena stroke. Banyak juga orang yang masih muda usia
30-40 yang terserang stroke. Jenis strok pada kaum muda umumnya ministrok atau sering
diistilahkan sebagai stroke ringan.

Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan stroke, yakni:

- Berat badan lebih dan obesitas


- Usia di atas 55 tahun
- Memiliki riwayat keluarga dengan stroke
- Gaya hidup yang kurang aktif
- Sering merokok dan minum alkohol

Adapun tanda-tanda seseorang mengalami stroke yang harus Anda waspadai adalah:

- Bicara tidak jelas atau meracau


- Sakit kepala
- Mati rasa atau tidak bisa menggerakan bagian wajah, lengan, atau kaki terutama di
satu sisi tubuh
- Masalah penglihatan di satu atau kedua mata
- Kesulitan berjalan atau menggerakkan kaki

3. Gagal Jantung

Gagal jantung (istilah medis Heart Failure) merupakan suatu keadaan yang terjadi saat
jantung gagal memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk mencukupi kebutuhan
metabolisme (supply unequal with demand), atau jantung dapat bekerja dengan baik hanya
bila tekanan pengisian (ventricular filling) dinaikkan.
12
Gagal jantung adalah gawat medis yang bila dibiarkan tak terawat akan menyebabkan
kematian dalam beberapa menit.

Gagal jantung ini seringnya terjadi pada orang tua, tetapi seiring berjalannya waktu
orang dewasa muda pun banyak yang mengalami gangguan jantung ini. Karena siapa pun
bisa mengalaminya, gagal jantung juga menjadi salah satu penyakit terbanyak di Indonesia.

Tanda-tanda seseorang mengalami gagal jantung adalah sesak napas setelah


beraktivitas berat, merasa lebih cepat lelah, pergelangan kaki bengkak, pusing, dan jantung
berdegup cepat.

Penyebab gagal jantung adalah:

- Penyakit jantung koroner, kondisi ketika pembuluh darah arteri di jantung


tersumbat.
- Tekanan darah tinggi, kondisi ini dapat menambahkan ketegangan pada jantung
sehingga lama kelamaan menyebabkan gagal jantung.
- Kardiomiopati, kondisi terganggunya kerja otot jantung.

4. Diabetes

Diabetes adalah penyakit gangguan metabolik yang menahun atau kronis akibat
pankreas tidak cukup produksi hormon insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi secara efektif.

Diabetes disebut juga sebagai silent killer, karena sering tidak disadari. Diabetes
disebabkan oleh berbagai macam hal, dari faktor genetik atau keturunan, berat badan,
perilaku sedenter (kurang gerak), usia, tekanan darah tinggi, serta tingginya kadar kolesterol
dan trigliserida.

Jika kondisi diabetes tidak ditangani dengan tepat, akan ada berbagai macam
komplikasi yang lebih parah. Mulai dari penyakit jantung dan pembuluh darah, kerusakan
saraf, kerusakan ginjal, dan kerusakan saraf kaki.

5. TBC

Tuberkulosis (Tuberculosis, disingkat Tbc), atau Tb (singkatan dari “Tubercle


bacillus“) merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat
mematikan.
13
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium
tuberculosis (disingkat “MTb” atau “MTbc”).[1] Tuberkulosis biasanya menyerang paru-
paru, tetapi juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya.

Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk,
bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.

Gejala-gejalanya antara lain berupa nyeri dada dan batuk berdahak yang
berkepanjangan. Kadangkala, penderita mengalami sedikit batuk darah. Gejala klasik infeksi
TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah, sputum atau dahak, demam, berkeringat di
malam hari, dan berat badan turun.

Diagnosis TB aktif bergantung pada hasil radiologi(biasanya melalui sinar-X dada)


serta pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan kultur mikrobiologis cairan tubuh.

14
2.4 Proses Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Dewasa Pria

A. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi
oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1. Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek
keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau
urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola
perubahan komunitas.
b. Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras
atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan komposisi
keluarga.
c. Vital statistic
Uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR, penyebab kematian, angka
pertambahan anggota, angka kelahiran.
15
2. Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik antara lain:
dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status
kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia
sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja
industry, kelompok penyakit kronis, penyakit menular.
Adapaun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :
a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
b. Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
c. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir)
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :
1) Pola pemenuhan nutrisi
2) Pola pemenuhan cairan elektrolit
3) Pola istirahat tidur
4) Pola eliminasi
5) Pola aktivitas gerak
6) Pola pemenuhan kebersihan diri
f. Status psikososial
g. Status pertumbuhan dan perkembangan
h. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
i. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
j. Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan,
mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang,
pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.

3. Data Lingkungan Fisik


a. Liat bagaimana Konsisi pemukiman
b. Bagaimana sanitasinya
1) Bagaimana Penyediaan air bersih (MCK)
2) Kaji Penyediaan air minum
3) Kaji Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air

16
4) Kaji Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
5) Kaji Pengelolaan sampah
c. Fasilitas
d. Bagaimana kondisi geografisnya
e. Kaji bagaimana pelayanan kesehatannya
f. Kaji bagaimana perekonomian daerah tersebut
g. Kaji bagaimana keamanan dan transportasinya
h. Kaji Politik pemerintahan
i. Kaji System komunikasi
j. Kaji bagaiaman Pendidikan didaerah tersebut
k. Kaji bagaimana rekreasi
Sumber Data pengakajian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini perawat kesehatan masyarakat
dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan,
catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record.

B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian.
Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status
dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian
diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.

C. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.

17
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain
sebagai berikut:

1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan


2. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan
musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat.
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis

D. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat.

Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas adalah :

a. Inovative
b. Integrated, Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama
profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas
kemitraan.
c. Rasional, Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah
disusun.
d. Mampu dan mandiri
e. Ugem, Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai.
Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi, komuniti organisasi dan partnership in community (model for
nursing partnership).
18
E. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman
atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari
dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat.
2.5 Promosi Prevensi Kesehatan Pada Dewasa Pria

Promosi Kesehatan Pada Dewasa Awal/Dewasa Muda (20-40 Tahun)

Promosi Kesehatan untuk Dewasa Muda


Tes dan Skrining Kesehatan Keamanan
 Pemeriksaan rutin (setiap 1- 3 tahun  Tindakan perlindungan terhadap
untuk wanita; setiap 5 tahun untuk sinar matahari
pria)  Tindakan keselamatan di tempat
 Imunisasi seusai rekomendasi, kerja
seperti booster tetanus-difteria  Dukungan keselamatan di air (mis.,
 Pemeriksaan gigi secara teratur tidak boleh menyelam di air yang
(mis., setiap tahun) dangkal)
 Penyaringan penglihatan dan Nutrisi dan Olahraga
pendengaran secara berkala  Pentingnya asupan zat besi yang
 Pemeriksaan payudara profesional kuat dalam diet
setiap 1-3 tahun  Faktor nutrisi dan olahraga yang
 Pemeriksaan Papanicolaou smear dapat menyebabkam penyakit
setiap tahun atau saat mulai aktivitas kardiovaskular (mis., obesitas,
seksual asupan kolesterol dan lemak, kurang
olahraga)

 Pemeriksaan testikular sendiri setiap Interaksi Sosial


bulan  Mendukung hubungan personal yang
 Skrining, untuk penyakit mendorong diskusi mengenai
kardiovaskular (mis., tes kolesterol perasaan, kekhawatiran dan rasa
setiap 5 tahun apabila hasilnya takut

19
normal; rekanan darah untuk  Menyusun tujuan jangka panjang
mendeteksi hipertensi; nilai dasar dan pendek mengenai pilihan
EKG pada usia 35 tahun untuk pria pekerjaan dan karier
 Uji kulit untuk tuberkulosis setiap 2
bulan

(Eliopoulos, 2004 ; Miller, 2003). Berikut ini adalah pembahasan kebutuhan ini sesuai
dengan kegiatan pencegahan primer, sekunder, dan tersier

1. Pencegahan Utama
Seperti dibahas sebelumnya dalam teks ini, kegiatan pencegahan primer
melibatkan tindakan-tindakan yang membuat seseorang tetap sehat. Kegiatan
pencegahan primer seperti pendidikan kesehatan, tindak lanjut dari praktik kesehatan
pribadi yang sehat (misalnya flossing, penggunaan sabuk pengaman, olahraga),
penapisan rutin yang direkomendasikan, dan pemeliharaan jadwal imunisasi yang
sesuai yang dilakukan oleh orang dewasa yang lebih tua yang dapat mereka lakukan
untuk menjaga kesehatan. menjaga kesehatan mereka. Diambil dari berbagai sumber,
ini menyediakan kegiatan pencegahan utama yang dapat digunakan petugas kesehatan
masyarakat ketika bekerja dengan para penatua, baik secara individu atau dalam
kelompok.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada deteksi dini penyakit dan intervensi
segera (lihat Bab 1). Sebagian besar waktu perawat kesehatan komunitas dihabiskan
untuk mendidik masyarakat tentang tindakan pencegahan dan perilaku kesehatan yang
positif. Ini termasuk mendorong individu untuk mendapatkan skrining rutin untuk
penyakit seperti hipertensi, diabetes, atau kanker, yang, jika diidentifikasi lebih awal,
dapat berhasil diobati (AHRQ, 2002).
Banyak perawat, yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga masyarakat,
berada dalam posisi untuk membuat program penyaringan berdasarkan keinginan dan
demografi komunitas dan fokus lembaga, membuat mereka dapat diakses oleh
populasi yang dilayani. Orang dewasa yang lebih tua perlu didorong untuk mengikuti
jadwal penyaringan kesehatan yang ditentukan oleh klinik atau penyedia layanan
kesehatan mereka. Jadwal skrining kesehatan yang dijelaskan dalam, Healthwise
Handbook (2006), Organisasi Pemeliharaan Kesehatan terbesar di dunia, yang
20
melayani jutaan klien, dan disajikan di sini sebagai panduan. Gugus Tugas Pelayanan
Preventif Amerika Serikat (USPSTF) (AHRQ, 2007) mengusulkan pandangan yang
lebih komprehensif tentang intervensi dan rekomendasi untuk pemeriksaan kesehatan
berkala terhadap orang yang berusia lebih dari 65 tahun.
3. Pencegahan tersier
pencegahan tersier melibatkan tindak lanjut dan rehabilitasi setelah penyakit
atau kondisi telah terjadi atau didiagnosis dan perawatan awal telah dimulai. Penyakit
kronis yang umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, seperti gagal jantung,
stroke, diabetes, gangguan kognitif, atau radang sendi, tidak selalu dapat dicegah,
tetapi sering kali dapat ditunda hingga tahun-tahun selanjutnya dari kehidupan melalui
perilaku sehat seumur hidup (AHRQ, 2002) . Namun, ketika mereka terjadi, gejala
yang melemahkan dan efek yang merusak dapat dikontrol melalui saluran kesehatan
yang didorong oleh perawat kesehatan masyarakat dan direkomendasikan oleh
praktisi perawatan primer (Hazard, 2003). Meskipun banyak orang dewasa yang
dianggap umumnya sehat, 80% memiliki setidaknya satu kondisi kronis dan 50%
memiliki setidaknya dua (CDC, 2003b). Sebagian kecil menderita penyakit yang
mematikan, seperti penyakit obstruktif kronis (COPD), kecelakaan pembuluh darah
otak, kanker, atau diabetes mellitus (DM), yang terakhir memerlukan perawatan luas
dan manajemen medis yang sedang berjalan. Masalah kesehatan paling umum dari
lansia dalam komunitas adalah artritis, penglihatan berkurang, gangguan
pendengaran, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah perifer, dan hipertensi. Pada
tahun 2002, tiga penyebab utama kematian bagi orang dewasa A.S. di AS adalah
penyakit jantung (32% dari semua kematian), kanker (22%), dan stroke (8%). Ini
menyumbang 61% dari semua kematian dalam kelompok usia ini. Tragedi dari para
pembunuh terkemuka ini adalah bahwa mereka seringkali dapat dicegah. Meskipun
risiko untuk ketidaknyamanan dan kecacatan jelas meningkat dengan bertambahnya
usia, kesehatan yang buruk tidak selalu merupakan konsekuensi yang tak terhindarkan
dari pengerjaan. Tiga perilaku — merokok, pola makan yang buruk, dan aktivitas
fisik — adalah akar penyebab hampir 35% penyakit A.Satha di tahun 2000 (Mokdad,
Marks, Stroup, & Gerberding)

Program Kesehatan Dewasa Pria


a. Layanan komunikasi (telepon, akses darurat ke perawatan kesehatan)
b. Layanan perawatan gigi
21
c. Layanan makanan dan panduan makanan (seperti Roda Makanan, program komoditas,
atau layanan makan kelompok)
d. Layanan pendamping dan perlindungan
e. Latihan dan program kebugaran
f. Bantuan keuangan dan konseling
g. Kunjungan dan sahabat yang bersahabat
h. Pendidikan kesehatan
i. Tes pendengaran dan bantuan alat bantu dengar
j. Layanan kesehatan di rumah (termasuk perawatan terampil dan layanan pembantu
kesehatan di rumah)
k. Bantuan perawatan di rumah (pekerjaan rumah tangga, pekerjaan rumah, dan
perbaikan)
l. Hukum bantuan dan konseling
m. Layanan perpustakaan (termasuk kaset dan buku cetak besar)
n. Persediaan atau peralatan medis
o. Supervisi pengobatan
p. Layanan podiatri
q. Program rekreasi dan pendidikan (communitycenters, Elderhostel)
r. Perawatan rutin dari praktisi perawatan kesehatan terpilih
s. Aman, terjangkau, dan perumahan yang sesuai kemampuan
t. Potongan harga warga lanjut usia (makanan, obat-obatan, transportasi, b anks, toko
ritel, dan rekreasi)
u. Layanan bantuan sosial yang ditawarkan bersamaan dengan pemeliharaan kesehatan
v. Terapi wicara atau fisik
w. Kementerian spiritual
x. Layanan transportasi
y. Perawatan penglihatan (meresepkan dan menyediakan kacamata mata; diagnosis dan
perawatan glaukoma dan katarak)
z. Peluang kerja dan pelatihan (V ista, RSVP) Diadaptasi dari Satuan Tugas Layanan
Pencegahan AS. (2000-2003). Bimbing ke layanan pencegahan klinis (edisi ke-3).

2.6 Analisa Jurnal Komunitas Dewasa Pria

22
1. Pengkajian

a. Core

Demografi

• Nama : tak terkaji

• Usia : tak terkaji

• Jenis Kelamin : laki-laki

• Urutan anak : tak terkaji

• Sekolah : tak terkaji

• Nama orang tua: tak terkaji

• Pendidikan orang Tua: tak terkaji

• Riwayat kesehatan : tak terkaji

Statistic vital : -

Karakteristik Agregat

Variabel karakteristik agregat dewasa yang mengalami hipertensi

• Fisik : Orang dewasa yang mengalami hipertensi

• Psikologis : Pijat kaki menimbulkan relaksasi yang dalam sehingga meringankan


kelelahan jasmani dan rohani dikarenakan sistem saraf simpatis mengalami penurunan
aktivitas yang akhirnya mengakibatkan turunnya tekanan darah.

• Sosial : tidak terkaji

• Perilaku : Peningkatan angka kejadian hipertensi serta minimnya edukasi yang


dimiliki oleh masyarakat tentang terapi komplementer yang dapat membantu
menurunkan tekanan darah

b. Subsistem

23
1) Lingkungan Fisik : Adanya peningkatan angka kejadian hipertensi serta
minimnya edukasi yang dimiliki oleh masyarakat tentang terapi komplementer
yang dapat membantu menurunkan tekanan darah

2) Pendidikan : tidak terkaji

3) Sistem kesehatan : Pengaruh masase kaki terhadap penurunan tekanan darah pada
kelompok dewasa yang mengalami hipertensi

4) Ekonomi : tidak terkaji

5) Keamanan dan transportasi : tidak terkaji

6) Kebijakan dan pemerintahan : tidak terkaji

7) Komunikasi :

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang dewasa untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan
melalui buku dan sosialisasi dari pendidik

b. Komunikasi Informal

komunikasi antara pelayanan kesehatan dengan penderita hipertensi mengenai permasalahan


hipertensi yang terjadi terkhusus dikalangan dewasa. Pelayanan kesehatan memberikan solusi
terkait peningkatan tekanan darah salah satunya dengan memberikan terap masase

8) Rekreasi

Tak terkaji.

c. Persepsi

Persepsi terhadap Pijat pada kaki dapat menyebabkan terjadinya rileks pada responden dan
juga dapat mengurangi stress, dimana salah satu faktor yang meningkatkan tekanan darah
adalah stress. Selain itu dengan memberikan pijatan maka aliran darah vena menuju jantung
akan lebih baik sehingga dapat menurunkan tekanan darah

Motode Penelitian

24
Penelitian ini menggunakan desain Quasy eksperimendengan rancangan one
group Pre Post Testyaitu rancangan yang dilaksanakan pada satu kelompok
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensiderajat 1 yang berobat pada
bulan Mei diPuskesmas Gisting dan berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Gisting.
Adapun jumlah populasi yaitu 30 orang pasien hipertensi derajat 1. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 30 responden.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengambilansampel melalui tehnik
Accidental Sampling yaitu dengan menunggu pasien yang berobat atau muncul pada
saat penelitian berlangsung (Hidayat, 2011). Analisa data digunakan untuk mengolah data
yang diperoleh dengan menggunakan program software computerdimanaakan dilakukan 2
macam analisa data, yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. 10 RW lalu didapatkan RW
008 dengan jumlah 4 RT.
NO Data Pengkajian
1. Core:
. 1. Demografi
a . Jumlah Sampel : Populasi dalam
penelitian ini adalah penderita hipertensiderajat
1 yang berobat pada bulan Mei diPuskesmas
Gisting dan berdomisili di wilayah kerja
Puskesmas Gisting. Adapun jumlah populasi
yaitu 30 orang pasien hipertensi derajat 1.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30
responden. 10 RW lalu didapatkan RW 008
dengan jumlah 4 RT.

2. Karakteristik penduduk :
Karakteristik kejadian Peningkatan angka
kejadian hipertensi serta minimnya edukasi
yang dimiliki oleh masyarakat tentang
terapi komplementer yang dapat membantu
menurunkan tekanan darah

Perilaku :

25
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita
hipertensiderajat 1 yangberobat pada bulan
Mei diPuskesmas Gisting dan berdomisili di
wilayah kerja Puskesmas Gisting.

Sosial :
Psikologi :
Pijat kaki menimbulkan relaksasi yang dalam
sehingga meringankan kelelahan jasmani dan
rohani dikarenakan sistem saraf simpatis
mengalami penurunan aktivitas yang akhirnya
mengakibatkan turunnya tekanan darah.
Subsystem:
1. Lingkungan fisik :
Orang dewasa yang mengalami hipertensi

1. Keamanan dan transportasi:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat


perubahan rata-rata tekanan darah setelah
diberikan intervensi berupa masase kaki
yaitu rata-rata tekanan darah sistolik responden
sesudah diberikan intervensi yaitu 136.33,
tekanan darah terendah 120 dan tekanan darah
tertinggi 150. Sedangkan rata-rata tekanan
darah diastolic responden setelah diberikan
intervensi yaitu 83.00, dan tekanan darah
diastolik terendah adalah 70 dan tertinggi 90.
Data tersebut menunjukan bahwa
terdapat penurunan rata-rata tekanan darah.

26
2. Luaran Keperawatan - Status kesehatan
-Status kesehatan komunitas (L 12109) komunitas (L 12109)
Indicator :
-ketersediaan program
promosi kesehatan
-partisipasi dalam program
kesehatan komunitas
-pemantauan standar
kesehatan komunitas

3. Kesiapan peningkatan koping komunitas b.d Promosi system


banyaknya penderita hipertensi di komunitas di pendukung
wilayah kerja Puskesmas Gisting Aktivitas :
-identifikasi respon
psikologis terhadap situasi
dan ketersediaan system
pendukung
-berikan dukungan dan
caring dalam pelayanan
-libatkan keluarga orang
penting dan teman dalam
perawatan

Terapi relaksasi (09325)


Aktivitas :
-identifikasi penurunan
tingkat energy,
ketidakmampuan
27
berkonsentrasi atau gejala
Lain yang menganggu
kemampuan kognitif
-identifikasi teknik
relaksasi yang penah
efektif digunakan
Identifikasi kesediaan
kemampuan dan
penggunaan teknik
sebelumnya
-ciptakan lingkungan yang
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman jiika
memungkinkan

28
LAMPIRAN

Format Bukti Diskusi Mahasiswa

N Nama Pengalaman Diskusi Simpulan Bacaan Diskusi


O

Putri Rahmadani Pengalaman saya dari Permasalahan kesehatan reproduksi


diskusi ini bisa pada pria terjadi seperti prostat, HIV
1 (1711311011)
mengungkapkan pendapat dan Kanker testicular dimana masih
.
dan saling tukar pikiran banyak menimbulkan kematian
dengan teman sekelompok sehingga perlunya peran perawat agar
untuk memecahkan dapat bisa melakukan intervensi serta
masalah dalam pencegahan terharap permasalahan
kesalahpahaman tersebut.
memahami materi tanpa
merugikan salah satu
pihak.

29
2 Mutiara Pengalaman saya selama Program kesehatan pada dewasa
. Yerivanda menjalani diskusi bersama antara lain :
kelompok saya, kami bias aa. Layanan komunikasi (telepon,
(1711311017)
mengungkapkan pendapat akses darurat ke perawatan
dan mendiskusikannya kesehatan)
bersama-sama. Menerima bb. Layanan perawatan gigi
pendapat teman dan saling cc. Layanan makanan dan panduan
menghargai satu sama lain. makanan (seperti Roda
Saling bekerja sama untuk Makanan, program komoditas,
mengahsilkan hasil diskusi atau layanan makan kelompok)
yang baik. dd. Layanan pendamping dan
perlindungan
ee. Latihan dan program kebugaran
ff. Bantuan keuangan dan konseling
gg. Kunjungan dan sahabat yang
bersahabat
hh. Pendidikan kesehatan
ii. Tes pendengaran dan bantuan
alat bantu dengar
jj. Dan lain lain

Natasha Pengalaman saya selama Factor-faktor resiko permasalahan


Irmayuni diskusi adalah kami bia pada laki-laki dewasa di pengaruhi
3
(1711313043) bertukar pikiran saling oleh factor eksternal dan internal.
.
membantu kekurangan- Factor internal merupakan factor
kekurangan kelompok genetik atau keturunan yang beresiko.
tentang materi serta bias Sedangkan eksternal factor yang
menyampaikan pendapat menimbulkan risiko penyakit itu
masing- masing dan muncul misalnya gaya hidup yang
mendiskusikan perbedaan tidak baik, pemaparan zat kimia.
menjadi satu pemikiran
sehingga menghasilkan
hasil diskusi yang baik

30
4 Dheana Mutia Pengalaman saya selama Perkembangan (development) adalah
. (1711313025) menjalani diskusi bersama perubahan secara berangsur-angsur
kelompok saya, kami bias dan bertambah sempurnanya fungsi
mengungkapkan pendapat alat tubuh, meningkatkan dan
dan mendiskusikannya meluasnya kapasitas seseorang melalui
bersama-sama. Menerima pertumbuhan, kematangan atau
pendapat teman dan saling kedewasaan (maturation), dan
menghargai satu sama lain. pembelajaran (learning).
Saling bekerja sama untuk Perkembangan manusia berjalan
mengahsilkan hasil diskusi secara progresif, sistematis dan
yang baik. berkesinambungan dengan
perkembangan di waktu yang lalu.

5 Dea Angelaberti Dari diskusi kelompok Masih banyak masalah yang dialami
. (1711313033) kami bise bertukar pikiran, oleh para pria dewasa di komunitas,
dan saling melengkapi jika dan ada askep yang menntukan
masih ada yang kurang bagaimana seorang perawat bertindak
dan Menerima pendapat pada masalah tersebut.
teman dan saling
menghargai satu sama lain.
Saling bekerja sama untuk
mengahsilkan hasil diskusi
yang baik.

31
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berbagai masalah keperawatn dikomunitas bisa dicegah dengan beberapa cara
yang diilakukan perawat salah satungya dengan memberikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat luas, dan jika telah terjadi suatu masalah dikomunitas yang
berhubungan dengan kesehatan perawat pun mampu untuk memperbaiki nya dengan
melaksanakan asuhan keperawatan pada komunitas.

3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, diharapkan para pembaca
menggunakan makalah ini selai sebagai bahan tambahan bacaan, pembaca jugabisa
mencari referensi lain utnuk melengkapi hal yang tidak ada dalam makalah ini.

32
Daftar Pustaka

Bustan,M.N.,2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan 2 Rineka Cipta, Jakarta.

Kemenkes RI,2016.InfoDatin:Situasi Penyakit HIV/AIDS di Indonesia.Jakarta: Pusdatin

Kemenkes RI.

Judit Ann Alender. Community Health Nursing. 2010 Wolters Kluwer Health | Lippincott

Williams & Wilkins.

Indrayanti1, Junaiti Sahar2, Henny Permatasari. Peningkatan Kemampuan Dan Penurunan

Tekanan Darah Pada Agregate Dewasa Hipertensi Sesudah Mengikuti Intervensi Modifikasi

Perilaku Dengan Hypnocaring (Moluca) Di Curug, Cimanggis, Depok. Jurnal Kesehatan :


2018

33

Anda mungkin juga menyukai