Dosen Pengampuh :
Enjel metalmetty
Mikha Iriantika
(20170811024097)
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini Kami susun
sebagai bukti kerja kelompok, untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas II . Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, baik membantu dalam materi maupun gagasan dari
awal sehingga menjadi makalah.
Pada dasarnya semua manusia tiada yang sempurna, kelemahan dan kesalahan
memang menjadi sebagian sifat manusia seperti pepatah mengatakan “ Tiada gading
yang tak retak” Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu
segala kritik dan saran akan kami tampung sebagai masukan dan perbaikan di masa
mendatang.
Terima kasih.
Penulis
Kata Pengantar...................................................................................................................................
Daftar isi...............................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan...........................................................................................................................
1.1 Latar belakang...................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................
BAB II Pembahasan...........................................................................................................................
2.1 Konsep Keperawatan Komunitas ..................................................................................
2.2 Konsep Agregat Dewasa.................................................................................................
2.3 Konsep Asuhan Agregat Dewasa...................................................................................
BAB IV Penutup.............................................................................................................................
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................
Daftar Pustaka....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
a. Upaya Promotif
Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
dengan jalan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur
5) Rekreasi
6) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun
dirumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui
1. Perkembangan Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an. Semua
sistem pada tubuh(seperi kardio vaskuler, pengelihatan, pendengaran dan
reproduktif) juga berfungsi pada efesiensi puncak. Perubahan fisik pada tahap
ini minimal, berat badan dan massa otot dapat berubah akikab diet dan olah
raga.
2. Perkembangan Psikososial
Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta perubahan
gaya hidup yang baru saat beranjak dewasa, mereka harus membuat pilihan
mengenai pendidikan, pekerjaan, perkawinan, memulai rumah tangga, dan
untuk membesarkan anak. Tanggungjawab sosial meliputi membentuk
hubungan pertemanan yang baru dan menjelani beberapa kegiatan di
masyarakat.
Beberapa perkembangan psikososial pada dewasa muda, yaitu:
a. Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan unutk mencapai
hubungan seksual yang matur (mengacu pada teori Freud)
b. Memiliki tugas perkembangan berikut, mengacu pada pemikiran
Havighurst:
- Memilih pasangan;
- Belajar untuk hidup bersama pasangan;
- Membentuk sebuah keluarga;
- Membesarkan anak;
- Mengatur rumah tangga;
- Memulai suatu pekerjaan;
- Memikul tanggung jawab sebagai warga negara;
- Menemukan kelompok sosial yang cocok.
3. Perkembangan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang lebih sejak
usia 11-15 tahun. Sejak periode tersebut, operasi formal(contoh: membuat
hipotesis) menandakan pemikiran selama massa dewasa, egosentrismenya
terus berkurang. Mereka mampu memahami dan menyeimbangkan argumen
yang diciptakan oleh logika dan emosi.
4. Perkembangan Moral
Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari pengharapan dan
aturan-aturan orang lain, dan mendefinisikan moralitas terkait prinsip moral.
Saat mempersepsikan konflik dengan norma dan hukum masyarakat, mereka
membuat penilaian berdasarkan prinsip pribadi mereka.
5. Perkembangan Spiritual
Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu dewasa yang
berusia 27 tahun dapat mengemukakan pertanyaan yang bersifat filosofi
mengenai spiritualitas dan menyadari akan hal spiritual tersebut. Ajaran-ajaran
agama yang diperoleh semasa kecil, sekarang dapat diterima/didefenisikan
kembali.
b. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang muncul dan seringkali ditemui pada kelompuk usia ini
meliputi kecelakaan, bunuh diri, penyalahgunaan zat, hipertensi, penyakit
menular seksual (PMS), penganiayaan terhadap wanita dan keganasan tertentu.
1. Kecelakaan
Cedera tak-disengaja(terutama tabrakan kendaraan bermotor) merupakan
penyebab kematian utama pada kelompok usia 1-44 tahun. Oleh sebab itu
pendidikan mengenai tindakan kewaspadaan keselamatan dan
pencegahan kecelakaan merupakan peran utama perawat dalam
meningkatkan kesehatan orang dewasa muda.
2. Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan penyebab kelima kematian pada individu dewasa
muda di AS(Murray & Zentner, 2001 dalam Kozier dkk, 2011). Secara
umum, tindakan bunuh diri disebabkan oleh ketidakmampuan individu
dewasa muda untuk menghadapi berbagai tekanan, tanggung jawab, dan
tuntutan di masa dewasa.
Peran perawat dalam mencegah upaya bunuh diri meliputi
mengidentifikasi perilaku yang mengindikasikan masalah potensial:
depresi; berbagai keluhan fisik seperti penurunan berat badan, gangguan
tidur, dan gangguan pencernaan; penurunan minat dalam peran sosial dan
pekerjaan, serta seringnya individu mengurung diri; menyediakan
informasi mengenai tanda awal bunuh diri dalam program pendidikan.
Apabila terindentifikasi berisiko melkukan bunuh diri maka harus dirujuk
ke profesional kesehatan jiwa atau pusat penenangan kritis.
3. Hipertensi
Masalah ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, merokok, obesitas, diet
tinggi-natrium, dan tingkat stres yang tinggi.
4. Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunan zat merupakan ancaman utama terhadap kesehatan
individu dewasa muda. Alkohol, mariyuana, amfetamin, dan kokain
misalnya, dapat menimbulkan perasaan bahagia pada individu yang
memiliki masalah penyesuaian dan akan berakibat buruk pada masalah
kesehatan di kemudian hari. Sebagai contoh, penyalahgunaan obat selama
kehamilan dapat menyebabkan gangguan pada janin, penggunaan alkohol
dalam waktu yang lama dapat menimbulkan penyakit berbahaya.
Strategi perawat berkaitan penyalahgunaan obat meliputi penyuluhan
tentang komplikasi penggunaan obat itu, upaya pengubahan sikap
individu terhadap penyalahgunaan obat, dan konseling tentang berbagai
masalah yang menyebabkan penyalahgunaan obat.
5. Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS, seperti AIDS, sifilis, gonore merupakan jenis infeksi yang umum
terjadi pada individu dewasa muda. Fungsi perawat disini terutama
sebagai pendidik.
6. Kekerasan
Tindakan pembunuhan akibat kekerasan merupakan penyebab kedua
kematian pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun.
7. Penganiayaan terhadap Wanita
Masalah ini terjadi pada keluarga di seluruh tingkat sosioekonomi.
Kondisi stres yang memicu keluarga untuk melakukan penganiayaan
meliputi masalah keuangan, perpisahan keluarga dan dukungan
masyarakat, serta isolasi fisik dan sosial.
Perawat yang menangani wanita tersebut harus (a) memiliki komunikasi
terbuka yang mendorong mereka mengemukakan masalahnya; (b)
membantu mereka meningkatkna harga dirinya; (c) terus mendikung dan
mendidik wanita agar memahamo sebab dan akibat perilaku kekerasann
dan penganiayaan.
8. Keganasan
Masalah keganansan yang sering muncul pada pria usia 20-34 tahun
adalah kanker testis. Pemeriksaan testis harus diadakan sebulan sekali
sebagai identifikasi dini terjadinya kanker skrotum(Barkauskas dkk, 2002
dalam Kozier, 2011).
Sedangkan pada wanita adalah kanker payudara yang meningkat setelah
usia 30 tahun. Kanker payudara merupakan penyebab kematian utama
yang terjadi pada wanita.
2. Perkembangan Psikososial
Menurut havighurst, individu paruh baya memiliki tugas perkembangan
psikososial sebagai berikut:
a. Memenuhi tanggung jawab sebagai warga negara dewasa dan tanggung
jawab sosial;
b. Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup;
c. Membantu anak yang beranjakremaja untuk menjadi individu dewasa
yang bahagia dan bertanggung jawab;
d. Mengembangkan berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luang;
e. Berinteraksi dengan pasangan sebagai seorang individu;
f. Menerima dan menyesuaikan perubahan fisk di masa paruh baya;
g. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang mulai lansia.
5. Perkembangan Spiritual
Pada tahap ini, individu dapat memandang “kebenaran” dari sejumlah sudut
pandang. Mereka cenderung tidak terlalu fanatik terhadap keyakinan agam,
dan agama seringkali membrikan lebih banyak kenyamanan pada diri
individu di masa ini dibandingkan sebelumnya. Individu kerap kali
bergantung pad akeyakinan spiritual untuk membantu mereka menghadapi
penyakit, kematian, dan tragedi.
b. Masalah Kesehatan
Resiko munculnya masalah kesehatan pada kelompok usia ini lebih besar
daripada kelompok usia dewasa muda, antara lain:
1. Kecelakaan
Faktor perubahan fisiologis, dan kekhawatiran terhadap tanggung jawab
personal dan pekerjaan dapat meningkatkan angka kecelakaan pada
individu paruh baya, terutama kecelakaan kendaraan bermotor.
2. Kanker
Kanker merupakan penyebab kematian kedua para individu yang berusia
antara 25 dan 64 tahun di AS. Pria memiliki insiden penyakit kanker paru
dan kandung kemih yang tinggi. Pada wanita, penyakit kanker payudara
menempati posisi tertinggi, diikuti kanker kolon dan rektum, uterus, dan
kanker paru.
3. Penyakit Kardiovaskular
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di AS.
Faktor penyebabnya meliputi merokok, obesitas, hipertensi, diabetes
melitus, gaya hidup kurang gerakriwayat keturunan atau riwayat
kematian mendadak pada ayah saat berusia kurang dari 55 tahun atau ibu
saat berusia kurang dari 65 tahun, serta faktor usia individu.
4. Obesitas
Obesits merupakan faktor resiko untuk banyak penyakit kronis seperti
dibaetes dan hipertensi. Klien harus mencegah obesitas dengan
mengurangi asupan kalori dan berolahraga secara teratur.
5. Alkoholisme
Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah
pengangguran, keretakan dalam rumah tangga, kecelakaan, dan berbagai
penyakit.
6. Perubahan Kesehatan Mental
Stresor perkembangan, seperti menopause, penuaan, dan masa pensiun
yang semakin dekat, serta stresor situasional, seperti perceraian,
pengangguran, dan kematian pasangan, dapat memicu peningkatan
depresi di masa paruh baya. Klien dapat memperoleh manfaat dari
kelompok pendukung atau terapi individu untuk mengatasi masalah ini.
2. Keamanan
· Dukungan keselamatan kendaraan bermotor, khususnya saat
berkendaraaan di malam hari
· Tindakan keamanan di tempat kerja
· Tindakan keamanan di rumah
3. Nutrisi dan Olahraga
· Pentingnya asupan protein, kalsium, dan vitamin D yang cukup dalam
diet
· Faktor nutrisi dan olahraga yang dapat menyebabkan penyakit
kardiovaskular( misalnya obesitas, asupan kolesterol dan lemak,
kurang giat berolahraga)
4. Interaksi Sosial
· Kemungkinan munculnya krisis di masa paruh baya: dukung untuk
diskusi mengenai perasaan, kekhawatiran dan rasa takut.
· Merencanakan masa pensiun
2.2.6 Dewasa Tua/Lansia (Lebih dari 65 tahun)
a. Tahap Perkembangan
1. Perkembangan Psikososial
Menurut Erikson, tugas perkembangan di masa inia dalah integritas ego
versus putus asa. Seseorang yang mencapai integritas ego memandang
kehidupan dengan perasaan utuh dan meraih kepuasan dari keberhasilan yang
dicapai di masa lalu. Mereka memandang kematian sebagai akhir kehidupan
yang dapat diterima. Sebaliknya, orang yang putus asa sering kali merasa
pilihannya salah dan berharap dapat mengulang kembali waktu.
Tugas perkembangan lansia menurut Peck tahun 1968, antara lain:
a. Usia 65-75 tahun
· Menyesuaikan diri dengan kesehatan dan kekuatan fisik yang menurun
· Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penghasilan yang
menurun
· Menyesuaikan diri dengan kematian orang tua, pasangan, dan teman
· Menyesuaikan diri dengan hubungan yang baru bersama anak-anak
yang sudah dewasa
· Menyesuaikan diri dengan waktu luang
· Menyesuaikan diri dengan respons fisik dan kognitif yang melambat
b. Usia 75 tahun atau lebih
· Beradaptasi dengan situasi “hidup sendiri”
· Menjaga kesehatan fisik dan mental
· Menyesuaikan diri dengan kemungkinan tinggal di panti jompo
· Tetap berhubungan dengan anggota keluarga lain
· Menemukan makna hidup
· Mengurus akan kematiannya kelak
· Tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas
· Membuat perencanaan hidup yang memuaskan seiring penuaan
b. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang mungkin dialami lansia, antara lain:
1. Kecelakaan
Pencegahan kecelakaan merupakan fokus perhatian utama bagi
lansia.Healthy People 2010 melaporkan bahwa sebanyak 87% dari
seluruh kasus fraktur yang terjadi pada lansia di atas 65 tahun disebabkan
oleh insiden jatuh. Karena penurunan fungsi penglihatan, refleks yang
semakin lambat, dan kondisi tulang yang rapuh, lansia harus selalu
berhati-hati pada saat menaiki anak tangga, menegmudikan mobil, dan
bahkan saat berjalan.
2. Penyakit Ketunadayaan Kronik
Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan fungsi yang serius, seperti
artritis, osteoporosis, penyakit jantung, stroke, perubahan penglihatan dan
pendengaran, pneumonia, fraktur, trauma akibat jatuh, atau insiden
lainnya yang menyebabkan masalah kesehatan kronis.
3. Penggunaan dan Penggunasalahan Obat
Lansia yang menderita suatu jenis penyakit kronis lebih kerap
memerlukan obat-obatan. Kerumitan yang ditemui dalam pemberian obat
itu secara mandiri dapat menimbulkan berbagai situasi penggunasalahan,
seperti mengonsumsi obat terlalu banyak atau terlalu sedikit,
mengonsumsi obat bersama alkohol, mengonsumsi obat resep bersama
obat bebas, atau mengonsumsi obat milik orang lain tanpa sengaja.
4. Alkoholisme
Mengonsumsi alkohol selama bertahun-tahun membawa pengaruh buruk
pada semua sistem tubuh, menyebabkan kerusakan progresif pada hati
dan ginjal, merusak lambung dan organ lain yang terkait, serta
memperlambat respons mental yang kerap mengakibatkan kecelakaan
dan kematian.
5. Demensia
Demensia merupakan proses yang membahayakan dan berlangsung
lambat, yang mengakibatkan hilangnya fungsi kognitif secara progresif.
Tipe dimensia yang paling sering ditemui adalah penyakit Alzheimer.
6. Penganiayaan Lansia
Penganiayaan lansia yang paling sering terjadi adalah pada wanita di atas
usia 75 tahun yang mengalami gangguan fisik atau mental dan
bergantung pada pelaku dalam perawatan diri. Penganiayaan dapat
berupa penganiayaan fisik, psikologis, atau emosi; penganiayaan seksual;
penganiayaan keuangan; dan pelanggaran terhadap HAM.
Secara psikologis, lansia dapat mengalami kekerasan verbal, ancaman,
penghinaan, atau ejekan. Penganiayaan atau pengabaian lansia dapat
terjadi di rumah pribadi, penampungan lansia, rumah sakit, atau fasilitas
layanan jangka panjang.
2.3.1 Pengkajian
A. Data inti komunitas (core inti)
1. Demografi: jumlah kelompok dewasa, golongan umur, pengalaman
sebelumnya. Etnis terdiri dari suku bangsa dan ras.
2. Tipe keluarga: keluarga/ bukan keluarga, kelompok.
3. Status perkawinan: kawin, janda/duda, single.
4. Statistik vital: kelahiran, kematian kelompok usia dewasa dan penyebab
kematian.
5. Nilai-nilai keyakinan dan agama: nilai agama dan keyakinan yang dianut
oleh kelompok dewasa berkaitan dengan nilai dan norma yang dianut.
B. Data Subsistem Komunitas Delapan data subsistem yang perlu dikumpulkan
dalam pengkajian komunitas meliputi:
1. Lingkungan fisik Dilihat di lingkungan kelompok usia dewasa, kebersihan
lingkungan kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara, kualitas
makanan, akses dan aktifitas kelompok dewasa dalam pemenuhan
kebutuhan. Data dapat dikumpulkan dengan winshield survey dan
observasi.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus
kelompok dewasa melalui puskesmas, pengobatan tradisional atau fasilitas
pelayanan kesehatan.
3. Ekonomi Dilihat dari jumlah pendapatan keluarga, jenis pekerjaan
penanggungjawab, jumlah penghasilan dan pengeluarannya.
4. Transportasi dan keamanan Dilihat dari jenis transportasi yang digunakan
kelompok dewasa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan adanya
rasa aman dan dukungan dari anggota keluarga untuk kelompok usia
dewasa.
5. Politik dan pemerintahan Pemerintahan: kelompok pelayanan masyarakat
seperti PKK, tahlil, kumpulan bapak-bapak, dll. Terdapat kebijakan yang
mendukung optimalnya peran ibu dalam memberikan ASI. Politik: kegiatan
politik yang ada diwilayah tersebut dan peran peserta partai politik dalam
pelayanan kesehatan.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan oleh kelompok
dewasa untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan
melalui buku dan sosialisasi dari tenaga kesehatan.
b. Komunikasi informal Komunikasi/ diskusi yang dilakukan kelompok
dewasa dengan tenaga kesehatan, orang yang berpengalaman dan
lingkungan dalam masyarakat dalam menyelesaikan masalah kelompok
dewasa.
7. Pendidikan Tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap
dalam meningkatkan derajat kesehatan.
8. Rekreasi Tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa.
2.3.2 Diagnosa
Diagnosis keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh
pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang
mungkin timbul kemudian. (American Nurses of Association ) jadi diagnosis
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang status
dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual) dan yang mungkin
terjadi (potensial). Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1) Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan
dari keadaan normal yang seharusnya terjadi
2) Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan,
yang meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
c. Interaksi perilaku dan lingkungan
3) Symptom atau gejala :
a. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1) Dengan rumus PES
Rumus : DK = P + E + S
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
S : Symptom atau gejala
2) Dengan rumus PE
Rumus : DK = P + E
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
Jadi, menegakkan diagnosis keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
1) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3) Partisipasi dan peran serta masyarakat
2.3.3 Intervensi
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan
pasien. (Pusdiklat DJJ Keperawatan) jadi perencanaan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnose keperawatan yang telah
ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup : 1)
Perumusan tujuan, 2) Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan,
dan 3) Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.
1) Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi criteria sebagai berikut :
a. Berfokus pada masyarakat
b. Jelas dan singkat
c. Dapat diukur dan diobservasi
d. Realistic
e. Ada target waktu
f. Melibatkan peran serta masyarakat
Dalam pencapaian tujuan dengan menggunakan formulasi criteria yang
mencakup :
T = S + P + K.1 + K.2
Keterangan :
S : Subyek
P : Predikat
K.1 : Kondisi
K.2 : Kriteria
Selain itu dalam perumusan tujuan :
1) Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan
2) Perilaku yang diharapkan berubah
3) S : Specific
4) M : Measurable atau dapat diukur
5) A : Attainable atau dapat dicapai
6) R : Relevant/Realistic atau sesuai
7) T : Time-Bound atau waktu tertentu
8) S : Sustainable atau berkelanjutan
2.3.4 Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan
masyarakat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam hal
ini melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat. Prinsip
yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas :
1) Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa
2) Integrated
Perawat kesehtan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesame profesi,
tim kesehtan lain, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berdasarkan
azaz kemitraan.
3) Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun.
4) Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
5) Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan
akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi focus adalah
program kesehatan komunitas dengan strategi komuniti organisasi dan
parthnerships in community. (Model for nursing parthnerships).
Prinsip lain yang perlu diperhatikan :
1) Berdasarkan respon masyarakat
2) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat
3) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta
lingkungannya
4) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
5) Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara
esensial
6) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
7) Melibatkan partispasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
perawatan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :
1) Keterpaduan antara biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana
dengan pelayanan kesehatan maupun sektor lainnya
2) Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader, dan tokoh masyarakat dalam
rangka alih peran
3) Tindakan keperawatan yang dilakukan di catat dan didokumentasikan
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan
tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau
dirumuskan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut
Nasrul Effendy, 1998 :
1) Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
2) Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan
3) Hasil penelitian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi Perlu dipahami bersama oleh
perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat
respon komunitas terhadap program kesehatan.
Macam evaluasi : 1) formatif dan sumatif, 2) input, proses, dan output.
Focus evalausi :
1) Relevansi
Apakah program diperlukan ?
Yang ada atau yang baru.
2) Perkembangan atau kemajuan
Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
Bagaimana staf, fasilitas, jumlah peserta ?
3) Cost efficiency (efisiensi biaya)
Bagaimana biaya ?
Apa keuntungan program ?
4) Efektifitas
Apakah tujuan tercapai ?
Apakah klien puas ?
Apakah fokus pada formatif dan hasil jangka pendek
5) Impact
Apakah dampak jangka panjang?
Apa perubahan perilaku dalam 6 minggu atau 6 bulan atau 1 tahun?
Apakah status kesehatan meningkat?
Kegunaan evaluasi :
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat
yang diberikan
2) Menilai hasil guna, daya guna, dan produktifitas asuhan
keperawatan yang diberikan
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki atau menyusun rencana baru dalam proses
keperawatan
Hasil evaluasi :
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi :
1) Tujuan tercapai
Apabial individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai dengan criteria yang telah
ditetapkan
2) Tujuan tercapai sebagaian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu
dicari penyebab dan cara memperbaikinya atau mengatasinya
3) Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tidak
menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul
masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam apakah
terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan, dan
faktor-faktor yang lain tidak sesuai sehingga menjadi penyebab
tidak tercapainya tujuan
BAB III
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk
keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena
kesuksesan karier mereka dan kehidupan pribadi mereka.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/9607195/Makalah_Perkemb
angan_Dewasa_and_Tua&ved=2ahUKEwip94DF7L7oAhWSXCsKHbsuAWYQFjAB
egQIAxAB&usg=AOvVaw2LzkFLFzIxP7cuKnwNzqA9
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://makalah4you.wordpress.com/2011/10/07/makal
ah-perkembangan-pada-masa-
dewasa/amp/&ved=2ahUKEwip94DF7L7oAhWSXCsKHbsuAWYQFjACegQIBBAB
&usg=AOvVaw2WbQznvlvPMTtpgRJytgqv&cf=1
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/42159/9/05.BAB
%2520I.pdf&ved=2ahUKEwip94DF7L7oAhWSXCsKHbsuAWYQFjAEegQIBRAC
&usg=AOvVaw3CK075YPPWS2iGANiTBIcy
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/24076/2/04._BAB_I.pdf&ved=
2ahUKEwip94DF7L7oAhWSXCsKHbsuAWYQFjAFegQIBRAN&usg=AOvVaw0O
guF6sTDqrnuCtKys3inq
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/36208771/ASUHAN_KEPE
RAWATAN_PADA_KELUARGA_DEWASA&ved=2ahUKEwjyxdrj-
77oAhXVXisKHYkGADMQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw0QySgIjq09E5h9SGM
UlY2r
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/document/381508372/ASKEP-
KOMUNITAS-DEWASA&ved=2ahUKEwjyxdrj-
77oAhXVXisKHYkGADMQFjABegQIBRAC&usg=AOvVaw01Ov8a9Q1JPlPZZdjf
8Exz
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.perawatciamik.com/2018/04/contoh-
asuhan-keperawatan-komunitas.html%3Fm%3D1&ved=2ahUKEwjyxdrj-
77oAhXVXisKHYkGADMQFjADegQIAhAB&usg=AOvVaw1gAyXCu2WZ4S68X
VdaKMok
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://stikesmukla.ac.id/downloads/D3%2520Keperaw
atan/PANDUAN%2520KEPERAWATAN%2520KOMUNITAS
%25202017.pdf&ved=2ahUKEwjyxdrj-
77oAhXVXisKHYkGADMQFjAFegQICRAB&usg=AOvVaw1jgsMCkwfgfIimdLhm
uTCl