Anda di halaman 1dari 52

MAKALAH

AGREGAT USIA DEWASA

(Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas II)

Dosen Pengampuh :

Ns. Sulistiyani,. M.Kep

Disusun oleh kelompok 10 :

Enjel metalmetty

Mikha Iriantika
(20170811024097)

Rosye T.T. Korwa


(20170811024003)

Simon Petrus Aibini


(20170811024063)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini Kami susun
sebagai bukti kerja kelompok, untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas II . Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, baik membantu dalam materi maupun gagasan dari
awal sehingga menjadi makalah.
Pada dasarnya semua manusia tiada yang sempurna, kelemahan dan kesalahan
memang menjadi sebagian sifat manusia seperti pepatah mengatakan “ Tiada gading
yang tak retak” Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu
segala kritik dan saran akan kami tampung sebagai masukan dan perbaikan di masa
mendatang.
Terima kasih.

Penulis

Jayapura, Maret 2020


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................................
Daftar isi...............................................................................................................................................

BAB I Pendahuluan...........................................................................................................................
1.1 Latar belakang...................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................

BAB II Pembahasan...........................................................................................................................
2.1 Konsep Keperawatan Komunitas ..................................................................................
2.2 Konsep Agregat Dewasa.................................................................................................
2.3 Konsep Asuhan Agregat Dewasa...................................................................................

BAB III Pengembangan Instrumen ...........................................................................................

BAB IV Penutup.............................................................................................................................
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................

Daftar Pustaka....................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk
keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena
kesuksesan karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga
menghadapi krisis seperti merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia.
Kemungkinan kehilangan pekerjaan dengan berubah lingkungan ekonomi dan
menghadapi kebutuhan perkembangan mereka sendiri seperti juga kebutuhan
anggota keluarga mereka.
Perkembangan kedewasaan mencakup perubahan yang teratur dan dalam
karakter dan sikap perubahan perkembangan berdasarkan karakter awal yang
membantu membentuk perilaku dan karakteristik selanjutnya. Perkembangan
setiap orang, bagaimanapun, merupakan sebuah proses yang unik (Haber et
al,1992). perubahan itu dialami oleh dewasa awal termasuk prose salami maturasi
dan sosialisasi. Dewasa awal melewati periode pergantian stabilitas dan perubahan.
Selama masa periode stabilitas, mereka membuat beberapa pilihan dan
membangun struktur di sekeliling mereka. Dalam periode perubahan, mereka
mengefaluasi kembali pilihan ini dan mempertimbangkan alternative baru
(Erickson,1968,1982).
Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan pertengahan sampai
akhir 30-an(Edelman N magle,1994). Dewasa awal kira 26% dari populasi. Selama
masa dewasa awal idividu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun
tujuan karier dalam memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah
keluarga atau tetap sendiri. Dewasa awal ini aktif dan harus beradaptasi dengan
pengalaman baru. Transisi menjadi ke usia pertengahan terjadi ketika orang muda
menjadi sadar bahwa perubahan dalam kemampuan reproduksi dan fisik
menandakan dimulainya tahap yang lain dalam kehidupan. Usia baya adalah waktu
transisi lanjutan ketika individu memperhitungkaan tujuan hidupnya dan
menambahkan tujuan baru. Pada tahun 1990, hamper 84 juta orang di AS berusia
antara 35 dan 64, atau kira-kira 34% dari populasi AS adalah dewasa usia baya
(US. Dept. Of Commerse,1992).
Seorang dikatakan mencapai Maturitas ketika mereka sudah menapai
keseimbangan pertumbuhan psikologis, psikososial, dan kognitif. Individu yang
matur meresa nyaman dengan kemampuan, pengetahuan, dan respon yang telah
mereka kembangkan selama bertahun-tahun. Mereka melihat dunia dengan
pandangan yang luas, berdasarkan paduan penglihatan, emosi, dan imajinasi
mereka menghadapi masalah yang dapat dipecahkan tapi mengenali dan belajar
untuk hidup dengan masalah yang tidak terpecahkan. Orang-orang yang matang
terbuka untuk menerima saran dan kritik yang membangun tanpa kehilangan
kepercayaan diri. Mereka mempertimbangkan masukan dan rekomendasi orang
lain ketika membuat keputusan tetapi tidak terlalu terpengaruh atau terintimidasi
oleh orang lain. Diatas semua itu, orang yang matur berkembang dengan belajar
dari diri sendiri atau pengalaman orang lain. Karakteristik lain dari maturitas
dikaitkan dengan komunikasi dan berperilaku interpersonal. Orang yang matur
mengakui kelebihan dan kekurangan. Dewasa matur menghadapi tugas secara
terbuka, menggunakan tekhink pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah
dan perbuatan mereka dapat diperhitungkan dan  dipertanggungjawabkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu konsep keperawatan komunitas ?

2. Bagaimana konsep agregat dewasa ?

3. Bagaimana konsep asuhan agregat dewasa ?

4. Bagiaman pengembangan instrumen pada agregat dewasa ?


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

2.1.1 Pengertian Keperawatan Komunitas


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan
spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi,
2007). Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan yang
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun et. al, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok
lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya
(Mubarak, 2006).
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai
masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/
kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan
tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat
untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri
dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai
subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil
keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan
kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan
meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).
2.1.2 Paradigma Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu
manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987).
Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu,
keluarga dan masyarakat.
a.         Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai
klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan
biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian
pasien/klien.

b.         Keluarga Sebagai Klien


Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan
keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu:
1)      Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2)      Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya
sendiri.
3)      Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang
diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota
keluarga tersebut.
c.         Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat
istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat
mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas
didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan
efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas,
konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang
mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan
fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah,
tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan
penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah
ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma.
Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang
lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai
bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu,
keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan
proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan
spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia.
Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan
lingkungan spiritual.
2.1.3 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

a. Upaya Promotif
Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
dengan jalan:
1)      Penyuluhan kesehatan masyarakat
2)      Peningkatan gizi
3)      Pemeliharaan kesehatan perorangan
4)      Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur
5)      Rekreasi
6)      Pendidikan seks

b. Upaya Preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1)      Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
2)      Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah
3)      Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun
dirumah
4)      Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui

c.  Upaya Kuratif


Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang
menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:
1)      Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2)      Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari puskesmas
dan Rumah Sakit
3)      Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan
nifas
4)      Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun
terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
1)      Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang, kelainan bawaan
2)      Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti
TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui fisioterafi

e.  Upaya Resosialitatif


Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus
kedalam pergaulan masyarakat.

2.1.4 Falsafah Keperawatan Komunitas


Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman
untuk mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah
keperawatan memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan
manusiawi.
Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu:
a.      Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral dari
upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima oleh
semua orang.
b.     Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
c.      Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara
berkelanjutan.
d.     Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayan¬an kesehatan,
menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi
perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.
e.      Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
berkesinambungan.
f.      Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya.
la harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.

2.1.5 Filosofi Keperawatan Komunitas


Menurut Helvie (1991) keperawatan komunitas memiliki filosofi sebagai berikut:
a.       Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang
b.      Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan
c.      Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membantu
meningkatkan kesehatannya
d.      Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat bagi
dirinya
e.      Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas yang
berbeda pada waktu yang berbeda
f.      Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada latar
belakang budaya, agama dan sosial klien
g.     Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang berbeda
pada waktu yang berbeda
h.     Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan rangsang
internal dan eksternal
i.       Klien dimotivasi menuju pertumbuhan
j.       Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan lingkungannya
k.     Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu yang
berbeda
l.       Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu klien
bergerak kea rah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan dengan
menggunakan kerangka teori dan pendekatan sistematik
m.   Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang waktu akan
merubah kebutuhan kesehatan

2.1.6 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap
individu, keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian
lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah
atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta
masyarakat.
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
b.   Tujuan Khusus
1)      Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
2)      Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah keperawatan
3)     Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan
pembinaan dan asuhan keperawatan
4)     Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti
dan di masyarakat
5)     Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah
6)     Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko
tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
rumah dan di Puskesmas
7)     Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal
c.    Fungsi
1)      Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2)      Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan
3)      Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat
4)      Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

2.1.7 Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga
penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau
termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran
keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:
a. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l)
yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat
perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan
individu.
b. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber
daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difo¬kuskan pada
keluarga rawan yaitu:
Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya
ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis
menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis,
penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu
(mental atau fisik).
Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%)
ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko
tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita
dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia
lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien
1)      Pembinaan kelompok khusus
2)      Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
2.1.8 Strategi Keperawatan Komunitas
Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu
digunakan strategi sebagai berikut:
a. Locality Development: yang menekankan pada peran serta masyarakat dan
masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi
b. Social Planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan
menggunakan birokrasi
c. Social Action: adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat
atau program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang
mendasar. Sedangkan dalam melaksanakan program pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas perlu juga diberi strategi:
1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola
perawatan kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana puskesmas
melalui kegiatan penataran.
2) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector, melalui
kegiatan temu karya dan forum pertemuan di kecamatan ataupun
puskesmas.
3) Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
melalui pendidikan kesehatan pada keluarga, memberikan bimbingan
teknis dalam bidang kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.
4) Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.
5) Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang dapat
dipengaruhi oleh 4 faktor:
    Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling keluarga
dimana ia tumbuh dan berkembang. Factor ini mencakup lingkungan.
Fisik, social budaya, dan biologi.
  Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam
masyarakat, maupun perilaku dari tiap anggota keluarga tersebut.
   Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga baik
sebagai upaya professional maupun sebagai upaya pelayanan swadaya
masyarakat dan atau keluarga sendiri.
    Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada
keluarga

2.1.9 Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas


Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2005).
e. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang
ada (Mubarak, 2005).

2.1.10 Peran Perawat Komunitas


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah:
a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang
telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga
terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji
kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar.
Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi
pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi
pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah
didapat (Mubarak, 2005).
c. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
d. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah
bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan
dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit
dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat
proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada
tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.  Perencanaan
ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan
kondisi kesehatan.
h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring  terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta
berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent
and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada
dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative,
menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan
hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan
membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2005).
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang
lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
2.2 KONSEP AGREGAT DEWASA

2.2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran yang dapat
diukur secara kuantitatif. Indicator pertumbuhan meliputi tinggi badan, berat
badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi. Pola pertumbuhan fisiologis
sama untuk semua orang. Akan tetapi, laju pertumbuhan bervariasi pada
tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.
b. Perkembangan
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan
keterampilan. Perkembangan adalah kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki individu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perkembangan
merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan.

2.2.2 Pengertian Dewasa


Menurut Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan dewasa apabila orang itu
bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah diikrarkan
khususnya kepada pasangan pernikahan. Freud juga menjelaskan bahwa
seseorang dikatakan dewasa apabila mau dan mampu bertanggung jawab
terhadap segala tingkah laku, pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-hari.

Dengan demikian orang dewasa dituntut untuk mempertanggung jawabkan


semua yang dilakukan bekerja memenuhi kebutuhan dirinya dan kehidupan
keluarga sebagai wujud cinta terhadapp istri dan anak-anaknya. Orang dewasa
yang matang tidak takut terabaikan kepentingan dirinya sendiri dalam
memproses mempertanggung jawabkan cinta yang diikrarkan.

Dalam kebudayaan Amerika, seorang anak dipandang belum mencapai status


dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun. Sementara itu dalam kebudayaan
Indonesia, seseorang dianggap resmi mencapai status dewasa apabila sudah
menikah, meskipun usianya belum mencapai 21 tahun.
2.2.3 Perkembangan Orang Dewasa
a. Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa
Karakteristik perkembangan orang dewasa adalah sebagai berikut:
1.       Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan
sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi
aktivitas fisik. Usia dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat
sehat, kuat, dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan
kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan
hidup, kebiasaan makan, dan pemeliharaan kesehatan.
2.       Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus berkembang
lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Perkembangan ini
tergantung pada pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Semakin
tinggi dan luas ilmu pengetahuan, dan informasi yang dimiliki, semakin
tinggi kualitas kemampuan berpikir.
3.       Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui pengalaman
moral, orang dewasa mengubah pemikiran-pemikiran moral menjadi
perbuatan moral.
4.       Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan karakteristik
utama dari masa dewasa.

b.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orang dewasa adalah
sebagai berikut:
1.      Faktor genetik
a.       Faktor keturunan  — masa konsepsi;
b.       Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan;
c.       Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut,
warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan
psikologis seperti temperamen.

2.      Faktor eksternal / lingkungan


Faktor eksternal mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai
akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
a.       Keluarga
Fungsi keluarga yaitu sebagai tempat bertahan hidup, rasa aman,
perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat dan
dunia, dan membantu mempelajari peran dan perilaku.
b. Kelompok teman sebaya
Lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang
berbeda dalam interaksi dan komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku
yang berbeda. Fungsi kelompok teman sebaya adalah sebagai
tempat belajar kesuksesan dan kegagalan, memvalidasi dan menantang
pemikiran dan perasaan, mendapatkan penerimaan, dukungan dan
penolakan sebagai manusia unik yang merupakan bagian dari
keluarga serta untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi
kebutuhan dan harapan.
c. Pengalaman hidup
Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu
berkembang dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.
d. Kesehatan
Tingkat kesehatan merupakan respon individu terhadap lingkungan dan
respon orang lain pada individu. Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir)
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari fetal
(janin). Ketidakmampuan untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan karena kesehatan terganggu akan mengakibatkantumbuh
kembang juga terganggu.
e. Lingkungan tempat tinggal
Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial ekonomi juga
mempengaruhi perkembangan seseorang.

c. Perbedaan Individual Orang Dewasa

a.       Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individual orang dewasa


adalah faktor lingkungan, pembawaan dan pengalaman.
b.      Unsur-unsur perbedaan individu yang disebabkan oleh perbedaan
lingkungan dan pembawaan adalah perbedaan dalam minat, kepribadian,
dan kecakapan (kecerdasan).
c.       Penerimaan orang dewasa terhadap pengaruh lingkungan (pengalaman)
ditentukan oleh:
·         Kekuatan daya pendukung The IQ dan daya kendali dari super ego;
·         Cita-cita dan hasrat (Alfred Adler);
·         Kadar rasa harga diri (Kunkel);
·         Kesadaran pribadi dalam mempertahankan dan mengembangkan
dirinya (Stern);
·         Pandangan subjektif terhadap partisipasinya dengan lingkungan
(Rullo May);
·         Kemampuan membaca situasi atau kerangka berpikir (Lewin), serta
·         Hubungan sosial di masa lalu (Rotter & Sullivan).
·         Hubungan sosial di masa lalu (Rotter & Sullivan).

2.2.4 Dewasa Muda (20-40 Tahun)


a. Tahap Perkembangan
Dewasa muda disebut sebagai individu yang matur. Mereka sudah dapat
memikul tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan mengharapkan hal
uang sama dari orang lain. Mereka menghadapi berbagai tugas dalam hidup
dengan sikap realistis dan dewasa, membuat keputusan dan bertanggung
jawab atas keputusan tersebut.

1. Perkembangan Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an. Semua
sistem pada tubuh(seperi kardio vaskuler, pengelihatan, pendengaran dan
reproduktif) juga berfungsi pada efesiensi puncak. Perubahan fisik pada tahap
ini minimal, berat badan dan massa otot dapat berubah akikab diet dan olah
raga.

2. Perkembangan Psikososial
Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta perubahan
gaya hidup yang baru saat beranjak dewasa, mereka harus membuat pilihan
mengenai pendidikan, pekerjaan, perkawinan, memulai rumah tangga, dan
untuk membesarkan anak. Tanggungjawab sosial meliputi membentuk
hubungan pertemanan yang baru dan menjelani beberapa kegiatan di
masyarakat.
Beberapa perkembangan psikososial pada dewasa muda, yaitu:
a.  Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan unutk mencapai
hubungan seksual yang matur (mengacu pada teori Freud)
b.  Memiliki tugas perkembangan berikut, mengacu pada pemikiran
Havighurst:
- Memilih pasangan;
- Belajar untuk hidup bersama pasangan;
- Membentuk sebuah keluarga;
- Membesarkan anak;
- Mengatur rumah tangga;
- Memulai suatu pekerjaan;
- Memikul tanggung jawab sebagai warga negara;
- Menemukan kelompok sosial yang cocok.

3. Perkembangan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang lebih sejak
usia 11-15 tahun. Sejak periode tersebut, operasi formal(contoh: membuat
hipotesis) menandakan pemikiran selama massa dewasa, egosentrismenya
terus berkurang. Mereka mampu memahami dan menyeimbangkan argumen
yang diciptakan oleh logika dan emosi.

4. Perkembangan Moral
Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari pengharapan dan
aturan-aturan orang lain, dan mendefinisikan moralitas terkait prinsip moral.
Saat mempersepsikan konflik dengan norma dan hukum masyarakat, mereka
membuat penilaian berdasarkan prinsip pribadi mereka.

5. Perkembangan Spiritual
Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu dewasa yang
berusia 27 tahun dapat mengemukakan pertanyaan yang bersifat filosofi
mengenai spiritualitas dan menyadari akan hal spiritual tersebut. Ajaran-ajaran
agama yang diperoleh semasa kecil, sekarang dapat diterima/didefenisikan
kembali.

b. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang muncul dan seringkali ditemui pada kelompuk usia ini
meliputi kecelakaan, bunuh diri, penyalahgunaan zat, hipertensi, penyakit
menular seksual (PMS), penganiayaan terhadap wanita dan keganasan tertentu.
1.      Kecelakaan
Cedera tak-disengaja(terutama tabrakan kendaraan bermotor) merupakan
penyebab kematian utama pada kelompok usia 1-44 tahun. Oleh sebab itu
pendidikan mengenai tindakan kewaspadaan keselamatan dan
pencegahan kecelakaan merupakan peran utama perawat dalam
meningkatkan kesehatan orang dewasa muda.
2.      Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan penyebab kelima kematian pada individu dewasa
muda di AS(Murray & Zentner, 2001 dalam Kozier dkk, 2011). Secara
umum, tindakan bunuh diri disebabkan oleh ketidakmampuan individu
dewasa muda untuk menghadapi berbagai tekanan, tanggung jawab, dan
tuntutan di masa dewasa.
Peran perawat dalam mencegah upaya bunuh diri meliputi
mengidentifikasi perilaku yang mengindikasikan masalah potensial:
depresi; berbagai keluhan fisik seperti penurunan berat badan, gangguan
tidur, dan gangguan pencernaan; penurunan minat dalam peran sosial dan
pekerjaan, serta seringnya individu mengurung diri; menyediakan
informasi mengenai tanda awal bunuh diri dalam program pendidikan.
Apabila terindentifikasi berisiko melkukan bunuh diri maka harus dirujuk
ke profesional kesehatan jiwa atau pusat penenangan kritis.
3.      Hipertensi
Masalah ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, merokok, obesitas, diet
tinggi-natrium, dan tingkat stres yang tinggi.
4.      Penyalahgunaan Zat      
Penyalahgunan zat merupakan ancaman utama terhadap kesehatan
individu dewasa muda. Alkohol, mariyuana, amfetamin, dan kokain
misalnya, dapat menimbulkan perasaan bahagia pada individu yang
memiliki masalah penyesuaian dan akan berakibat buruk pada masalah
kesehatan di kemudian hari. Sebagai contoh, penyalahgunaan obat selama
kehamilan dapat menyebabkan gangguan pada janin, penggunaan alkohol
dalam waktu yang lama dapat menimbulkan penyakit berbahaya.
Strategi perawat berkaitan penyalahgunaan obat meliputi penyuluhan
tentang komplikasi penggunaan obat itu, upaya pengubahan sikap
individu terhadap penyalahgunaan obat, dan konseling tentang berbagai
masalah yang menyebabkan penyalahgunaan obat.
5.      Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS, seperti AIDS, sifilis, gonore merupakan jenis infeksi yang umum
terjadi pada individu dewasa muda. Fungsi perawat disini terutama
sebagai pendidik.
6.      Kekerasan
Tindakan pembunuhan akibat kekerasan merupakan penyebab kedua
kematian pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun.
7.      Penganiayaan terhadap Wanita
Masalah ini terjadi pada keluarga di seluruh tingkat sosioekonomi.
Kondisi stres yang memicu keluarga untuk melakukan penganiayaan
meliputi masalah keuangan, perpisahan keluarga dan dukungan
masyarakat, serta isolasi fisik dan sosial.
Perawat yang menangani wanita tersebut harus (a) memiliki komunikasi
terbuka yang mendorong mereka mengemukakan masalahnya; (b)
membantu mereka meningkatkna harga dirinya; (c) terus mendikung dan
mendidik wanita agar memahamo sebab dan akibat perilaku kekerasann
dan penganiayaan.
8.      Keganasan
Masalah keganansan yang sering muncul pada pria usia 20-34 tahun
adalah kanker testis. Pemeriksaan testis harus diadakan sebulan sekali
sebagai identifikasi dini terjadinya kanker skrotum(Barkauskas dkk, 2002
dalam Kozier, 2011).
Sedangkan pada wanita adalah kanker payudara yang meningkat setelah
usia 30 tahun. Kanker payudara merupakan penyebab kematian utama
yang terjadi pada wanita.

c. Pengkajian dan Promosi Kesehatan

Beberapa pedoman pengkajian perkembangan dewasa muda antara lain:


1. Perkembangan Fisik
· Menunjukkan berat badan dalam rentang normal sesuai usia dan jenis
kelamin
· Memperlihatkan tanda-tanda vital dalam rentang normal sesuai usia
dan jenis kelamin
· Mendemonstrasikan kemampuan penglihatan dan pendengaran dalam
rentang normal
· Mengemukakan pengetahuan dan sikap yang sesuai mengenai
seksualitas
2. Perkembangan Psikososial
· Merasa bebas dari orang tua
· Memiliki konsep diri yang realistis
· Menyukai diri sendiri dan arah kehidupan yang berjalan
· Berinteraksi baik dengan keluarga
· Mampu menghadapi stress akibat perubahan dan pertumbuhan
· Memiliki ikatan yang terbina dengan baik bersama orang-orang yang
berarti
· Memiliki kehidupan sosial yang berarti
· Menunjukkan tanggung jawab emosi, sosial, dan ekonomi dalam
kehidupan pribadi
· Memiliki serangkaian nilai-nilai yang membimbing perilaku
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
· Memiliki gaya hidup yang sehat

Beberapa pedoman promosi kesehatan untuk dewasa muda antara lain:


1. Tes dan Skroning Kesehatan
· Pemeriksaaan fisik rutin(setiap 1-3 tahun untuk wanita, setap 5 tahun
untuk pria)
· Imunisasis esuai rekomendasi
· Pemeriksaan gigi secara teratur
· Penyaringan penglihatan dan pendengaran secara berkala
· Pemeriksaan testikular sendiri setiap bulan
· Skrining untuk penyakit kardiovaskular
· Uji kulit untuk tuberkulosis setiap 2 tahun
2. Keamanan
· Dukungan keselamatan kendaraan bermotor
· Tindakan perlindungan terhadap sinar matahari
·Tindakan keselamatan di tempat kerja
· Dukungan keelamatan di air
3. Nutrisi dan Olahraga
· Pentingnya asupan zat besi yang adekuat dalam diet
· Faktor nutrisi dan olahraga yang dapat menyebabkan penyakit
kardiovaskuler
4. Interaksi Sosial
· Mendukung hubungan personal yang mendorong diskusi mengenai
perasaan, kekhawatiran, dan rasa takut
· Menyusun tujuan jangka pendek dan jangka panjang mengenai pilihan
pekerjaan dan karier

2.2.5  Dewasa Menengah/Paruh Baya (40-65 tahun)


a. Tahap Perkembangan
1. Perkembangan Fisik
Pada perkambangan ini, banyak berubahan fisik yang terjadi, antara lain
sebagai berikut:
a.   Penampilan
Rambut mulai tipis dan beruban, kelembapan kulit berkurang, muncul
kerutan pada kulit, jaringan lemak diretribusikan kembali sehingga
menyebabkan deposit lemak di area abdomen.
b.   Sistem muskuloskeletal
Massa otot skeletal berkurang sekitar usia 60-an. Penipisan diskus
interverbal menyebabkan penurunan tinggi badan sekitar 1 inci. Kehilangan
kalsium dari jaringan tulang lebih sering terjadi pada wanita pasca
menstruasi. Otot tetap tetap bertumbuh sesuai penggunaan.
c.   Sistem kardiovaskular
Pembuluh darah kehilangan elastisitasnya dan menjadi lebi tebal
d.   Presepsi sensori
Ketajaman visual menurun, seringkali terjadi diakhir usia 40-an, khususnya
untuk pengelihatan dekat(presbiopia). Ketajaman pendengaran untuk suara
frekuansi tinggijuga menurun(presbikusis), khususnya pada pria. Sensasi
perasa juga berkurang.
e.   Metabolisme
Metabolisme lambat, menyebabkan kenaikan berat badan
f.   Sistem pencernaan
Penurunan tonus usus besar secara bertahap dapat menyebabkan
kecendrungan terjadinya konstipasi pada individu.
g.   Sistem perkemihan
Unit nefron berkurang selama periode ini, dan laju filtrasi glomelurus
menurun.
h.   Seksualitas
Perubahan hormonal terjadi pada pria maupun wanita.

2.  Perkembangan Psikososial
Menurut havighurst, individu paruh baya memiliki tugas perkembangan
psikososial sebagai berikut:
a.  Memenuhi tanggung jawab sebagai warga negara dewasa dan tanggung
jawab sosial;
b.   Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup;
c.   Membantu anak yang beranjakremaja untuk menjadi individu dewasa
yang bahagia dan bertanggung jawab;
d.  Mengembangkan berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luang;
e.   Berinteraksi dengan pasangan sebagai seorang individu;
f.   Menerima dan menyesuaikan perubahan fisk di masa paruh baya;
g.  Menyesuaikan diri dengan orang tua yang mulai lansia.

3.   Perkembangan Kognitif


Kemampuan kognitif dan intelektual di masa paruh baya tidak banyak
mengalami perubahan. Proses kognitif meliputi waktu rekreasi, memori,
persepsi, pembelajaran, pemecahan masalah, dan kreativitas.

4.  Perkembangan Moral


Pada tahap ini, individu perlu memiliki pengalaman yang luas tentang pilihan
moral personal serta tanggung jawab.

5.   Perkembangan Spiritual
Pada tahap ini, individu dapat memandang “kebenaran” dari sejumlah sudut
pandang. Mereka cenderung tidak terlalu fanatik terhadap keyakinan agam,
dan agama seringkali membrikan lebih banyak kenyamanan pada diri
individu di masa ini dibandingkan sebelumnya. Individu kerap kali
bergantung pad akeyakinan spiritual untuk membantu mereka menghadapi
penyakit, kematian, dan tragedi.

b.  Masalah Kesehatan
Resiko munculnya masalah kesehatan pada kelompok usia ini lebih besar
daripada kelompok usia dewasa muda, antara lain:
1.  Kecelakaan
Faktor perubahan fisiologis, dan kekhawatiran terhadap tanggung jawab
personal dan pekerjaan dapat meningkatkan angka kecelakaan  pada
individu paruh baya, terutama kecelakaan kendaraan bermotor.
2.  Kanker
Kanker merupakan penyebab kematian kedua para individu yang berusia
antara 25 dan 64 tahun di AS. Pria memiliki insiden penyakit kanker paru
dan kandung kemih yang tinggi. Pada wanita, penyakit kanker payudara
menempati posisi tertinggi, diikuti kanker kolon dan rektum, uterus, dan
kanker paru.
3.   Penyakit Kardiovaskular
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di AS.
Faktor penyebabnya meliputi merokok, obesitas, hipertensi, diabetes
melitus, gaya hidup kurang gerakriwayat keturunan atau riwayat
kematian mendadak pada ayah saat berusia kurang dari 55 tahun atau ibu
saat berusia kurang dari 65 tahun, serta faktor usia individu.
4.  Obesitas
Obesits merupakan faktor resiko untuk banyak penyakit kronis seperti
dibaetes dan hipertensi. Klien harus mencegah obesitas dengan
mengurangi asupan kalori dan berolahraga secara  teratur.
5.  Alkoholisme
Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah
pengangguran, keretakan dalam rumah tangga, kecelakaan, dan berbagai
penyakit.
6.  Perubahan Kesehatan Mental
Stresor perkembangan, seperti menopause, penuaan, dan masa pensiun
yang semakin dekat, serta stresor situasional, seperti perceraian,
pengangguran, dan kematian pasangan, dapat memicu peningkatan
depresi di masa paruh baya. Klien dapat memperoleh manfaat dari
kelompok pendukung atau terapi individu untuk mengatasi masalah ini.

c.  Pengkajian dan Promosi Kesehatan


Beberapa pedoman pengkajian perkembangan dewasa menengah/paruh baya
antara lain:
1. Perkembangan Fisik
· Menunjukkan berat badan dalam rentang normal sesuai usia dan jenis
kelamin
·   Memperlihatkan tanda-tanda vital sesuai usia dan jenis kelamin
·   Mendemonstrasikan kemampuan penglihatan dan pendengaran dalam
rentang normal
·   Menunjukkan pengetahuan dan sikap yang tepat tentang
seksualitas(missal tentang menopause)
2. Perkembangan Psikososial
·  Menerima kondisi tubuh yang mengalami penuaan
·  Merasa nyaman dan menghargai diri sendiri
·  Menikmati kebebasan yang baru untuk hidup mandiri
·  Menerima perubahan peran dalam keluarga(misal memiliki anak
remaja dan orang tua yang lanjut usia)
·   Berinteraksi dengan baik dan melakukan kegiatan yang menyenangkan
bersama bersama pasangan hidup
·   Memiliki filosofi hidup yang bermakna
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
·  Menjalin praktik kesehatan preventif
Beberapa pedoman promosi kesehatan untuk dewasa menengah/paruh baya
antara lain:
1. Tes Skrining Kesehatan
·  Pemeriksaan fisik rutin(setiap tahun untuk wanita; setiap 2-3 tahuh
untuk pria)
·   Imunisasi sesuai anjuran(seperti vaksinasi influenza)
·   Pemeriksaan gigi secara berkala
·   Pemeriksan tonometri untuk melihat adanya tanda-tanda glaukoma
atau penyakit mata lain setiap 2-3 tahun
·   Pemeriksaan payudara di ahri pertama setiap bulan sesudah
monopause
·   Pemeriksaan testis sendiri setiap bulan
·  Skrining untuk penyakit kardiovaskular( misalnya pengukuran tekanan
darah)
·  Skrining untuk kanker payudara, uterus dan prostat
·  Skrining untuk tuberkulosis setiap 2 tahun

2. Keamanan
·  Dukungan keselamatan kendaraan bermotor, khususnya saat
berkendaraaan di malam hari
·  Tindakan keamanan di tempat kerja
·  Tindakan keamanan di rumah
3. Nutrisi dan Olahraga
·  Pentingnya asupan protein, kalsium, dan vitamin D yang cukup dalam
diet
·  Faktor nutrisi dan olahraga yang dapat menyebabkan penyakit
kardiovaskular( misalnya obesitas, asupan kolesterol dan lemak,
kurang giat berolahraga)
4. Interaksi Sosial
·  Kemungkinan munculnya krisis di masa paruh baya: dukung untuk
diskusi mengenai perasaan, kekhawatiran dan rasa takut.
·  Merencanakan masa pensiun
2.2.6  Dewasa Tua/Lansia (Lebih dari 65 tahun)
a.  Tahap Perkembangan
1. Perkembangan Psikososial
Menurut Erikson, tugas perkembangan di masa inia dalah integritas ego
versus putus asa. Seseorang yang mencapai integritas ego memandang
kehidupan dengan perasaan utuh dan meraih kepuasan dari keberhasilan yang
dicapai di masa lalu. Mereka memandang kematian sebagai akhir kehidupan
yang dapat diterima. Sebaliknya, orang yang putus asa sering kali merasa
pilihannya salah dan berharap dapat mengulang kembali waktu.
      Tugas perkembangan lansia menurut Peck tahun 1968, antara lain:
a. Usia 65-75 tahun
·  Menyesuaikan diri dengan kesehatan dan kekuatan fisik yang menurun
·  Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penghasilan yang
menurun
·  Menyesuaikan diri dengan kematian orang tua, pasangan, dan teman
·  Menyesuaikan diri dengan hubungan yang baru bersama anak-anak
yang sudah dewasa
·   Menyesuaikan diri dengan waktu luang
·   Menyesuaikan diri dengan respons fisik dan kognitif yang melambat
b. Usia 75 tahun atau lebih
·   Beradaptasi dengan situasi “hidup sendiri”
·   Menjaga kesehatan fisik dan mental
·   Menyesuaikan diri dengan kemungkinan tinggal di panti jompo
·   Tetap berhubungan dengan anggota keluarga lain
·    Menemukan makna hidup
·    Mengurus akan kematiannya kelak
·    Tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas
·    Membuat perencanaan hidup yang memuaskan seiring penuaan

2.   Perkembangan Kognitif


Perubahan pada struktur kognitif berlangsung seiring bertambahnya usia.
Diyakini bahwa terjadi penurunan jumlah neuron yang progresif. Selain itu,
aliran darah ke otak menurun, dan metabolisme otak melambat. Penurunan
intelektual umumnya mnecerminkan proses penyakit, seperti arterosklerosis.
Pada lansia, proses penarikan informasi dari memori jangka panjang dapat
menjadi lebih lambat. Lansia cenderung melupakan kejadian yang baru saja
berlalu. Dan mereka memerlukan waktu yang lebih banyak dalam belajar.
3.   Perkembangan Moral
Kebanyakan lansia berada pada tingkat prakonvensional perkembangan
moral, mereka mematuhi setiap aturan agar tidak menyakiti atau
menyusahkan orang lain. Sedangkan pada tingkat konvensional, mereka
mengikuti kaidah sosial yang berlaku sebagai respons terhadap harapan orang
lain.

4.   Perkembangan Spiritual


Carson (1989) mengemukakan bahwa agama “memberi makna baru bagi
lansia, yang dapat memberikan kenyamanan, penghiburan, dan penguatan
dalam kegiatan keagamaan”. Banyak lansia memiliki keyakinan agama yang
kuat dan terus menghadiri pertemuan atau ibadah keagamaan. Keterkaitan
lansia dalam hal keagamaan kerap membantu mereka dalam mengatasi
berbagai masalah yang nerkaitan dengan makna hidup, kesengsaran, atau
nasib baik.

b. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang mungkin dialami lansia, antara lain:
1.  Kecelakaan
Pencegahan kecelakaan merupakan fokus perhatian utama bagi
lansia.Healthy People 2010 melaporkan bahwa sebanyak 87% dari
seluruh kasus fraktur yang terjadi pada lansia di atas 65 tahun disebabkan
oleh insiden jatuh. Karena penurunan fungsi penglihatan, refleks yang
semakin lambat, dan kondisi tulang yang rapuh, lansia harus selalu
berhati-hati pada saat menaiki anak tangga, menegmudikan mobil, dan
bahkan saat berjalan.
2.  Penyakit Ketunadayaan Kronik
Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan fungsi yang serius, seperti
artritis, osteoporosis, penyakit jantung, stroke, perubahan penglihatan dan
pendengaran, pneumonia, fraktur, trauma akibat jatuh, atau insiden
lainnya yang menyebabkan masalah kesehatan kronis.
3.   Penggunaan dan Penggunasalahan Obat
Lansia yang menderita suatu jenis penyakit kronis lebih kerap
memerlukan obat-obatan. Kerumitan yang ditemui dalam pemberian obat
itu secara mandiri dapat menimbulkan berbagai situasi penggunasalahan,
seperti mengonsumsi obat terlalu banyak atau terlalu sedikit,
mengonsumsi obat bersama alkohol, mengonsumsi obat resep bersama
obat bebas, atau mengonsumsi obat milik orang lain tanpa sengaja.
4.  Alkoholisme
Mengonsumsi alkohol selama bertahun-tahun membawa pengaruh buruk
pada semua sistem tubuh, menyebabkan kerusakan progresif pada hati
dan ginjal, merusak lambung dan organ lain yang terkait, serta
memperlambat respons mental yang kerap mengakibatkan kecelakaan
dan kematian.
5.   Demensia
Demensia merupakan proses yang membahayakan dan berlangsung
lambat, yang mengakibatkan hilangnya fungsi kognitif secara progresif.
Tipe dimensia yang paling sering ditemui adalah penyakit Alzheimer.
6.  Penganiayaan Lansia
Penganiayaan lansia yang paling sering terjadi adalah pada wanita di atas
usia 75 tahun yang mengalami gangguan fisik atau mental dan
bergantung pada pelaku dalam perawatan diri. Penganiayaan dapat
berupa penganiayaan fisik, psikologis, atau emosi; penganiayaan seksual;
penganiayaan keuangan; dan pelanggaran terhadap HAM.
Secara psikologis, lansia dapat mengalami kekerasan verbal, ancaman,
penghinaan, atau ejekan. Penganiayaan atau pengabaian lansia dapat
terjadi di rumah pribadi, penampungan lansia, rumah sakit, atau fasilitas
layanan jangka panjang.

c.   Pengkajian dan Promosi Kesehatan


Pedoman pengkajian perkembangan dewasa tua/lansia antara lain:
1. Perkembangan Fisik
· Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis(misal penampilan,
persepsi)
·  Menyesuaikan gaya hidup dengan energy dan kemampuan yang
menurun
·  Menjaga agar tanda-tanda vital(khususnya tekanan darah) tetap
normal sesuai usia dan jenis kelamin
2. Perkembangan Psikososial
·  Mengatur masa pension dalam cara yang memuaskan
·  Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan rekreasi
·  Memandang kehidupan sebagai hal yang berharga
·  Memiliki harga diri yang tinggi
·  Menerima dan menyesuaikan diri dengan kematian orang terdekat
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
·  Melakukan praktik sehat terkait nutrisi, olahraga, rekreasi dan pola
tidur
·  Memiliki kemampuan personal untuk merawat diri sendiri atau untuk
memperoleh bantuan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-
hari

Beberapa pedoman promosi kesehatan untuk lansia, antara lain:


1.  Tes dan Skrining Kesehatan
2.   Keamanan
·  Tindakan keselamatan di rumah guna mencegah bahaya jatuh,
kebakaran, terbakar, luka bakar, dan tersengat listrik
·   Dukungan keselamatan berkendara, terutama saat mengemudi di
malam hari
3.      Nutrisi dan Olahraga
·   Pentingnya diet seimbang dengan jumlah kalori yang lebih sedikit
·   Pentingnya vitamin D dan kalsium dalam jumlah yang mencukupi
guna mencegah osteoporosis
·   Program olahraga yang dilakukan secara teratur guna
mempertahankan mobilitas sendi, otot dan tulang.
4. Interaksi Sosial
·   Ketersediaan pusat komunitas sosial dan program-program bagi
lansia.

2.3 KONSEP ASUHAN AGREGAT DEWASA

2.3.1 Pengkajian
A. Data inti komunitas (core inti)
1. Demografi: jumlah kelompok dewasa, golongan umur, pengalaman
sebelumnya. Etnis terdiri dari suku bangsa dan ras.
2. Tipe keluarga: keluarga/ bukan keluarga, kelompok.
3. Status perkawinan: kawin, janda/duda, single.
4. Statistik vital: kelahiran, kematian kelompok usia dewasa dan  penyebab
kematian.
5.  Nilai-nilai keyakinan dan agama: nilai agama dan keyakinan yang dianut
oleh kelompok dewasa berkaitan dengan nilai dan norma yang dianut.
B. Data Subsistem Komunitas Delapan data subsistem yang perlu dikumpulkan
dalam pengkajian komunitas meliputi:
1. Lingkungan fisik Dilihat di lingkungan kelompok usia dewasa, kebersihan
lingkungan kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara, kualitas
makanan, akses dan aktifitas kelompok dewasa dalam pemenuhan
kebutuhan. Data dapat dikumpulkan dengan winshield survey dan
observasi.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus
kelompok dewasa melalui  puskesmas, pengobatan tradisional atau fasilitas
pelayanan kesehatan.
3. Ekonomi Dilihat dari jumlah pendapatan keluarga, jenis pekerjaan
penanggungjawab, jumlah penghasilan dan pengeluarannya.
4. Transportasi dan keamanan Dilihat dari jenis transportasi yang digunakan
kelompok dewasa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan adanya
rasa aman dan dukungan dari anggota keluarga untuk kelompok usia
dewasa.
5. Politik dan pemerintahan Pemerintahan: kelompok pelayanan masyarakat
seperti PKK, tahlil, kumpulan bapak-bapak, dll. Terdapat kebijakan yang
mendukung optimalnya peran ibu dalam memberikan ASI. Politik: kegiatan
politik yang ada diwilayah tersebut dan peran peserta partai politik dalam
pelayanan kesehatan.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan oleh kelompok
dewasa untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan
melalui buku dan sosialisasi dari tenaga kesehatan.  
b. Komunikasi informal Komunikasi/ diskusi yang dilakukan kelompok
dewasa dengan tenaga kesehatan, orang yang berpengalaman dan
lingkungan dalam masyarakat dalam menyelesaikan masalah kelompok
dewasa.
7. Pendidikan Tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap
dalam meningkatkan derajat kesehatan.
8. Rekreasi Tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa.

2.3.2 Diagnosa
Diagnosis keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh
pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang
mungkin timbul kemudian. (American Nurses of Association ) jadi diagnosis
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang status
dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual) dan yang mungkin
terjadi (potensial). Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1)      Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan
dari keadaan normal yang seharusnya terjadi
2)      Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan,
yang meliputi :
a.       Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
b.      Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
c.       Interaksi perilaku dan lingkungan
3)      Symptom atau gejala :
a.       Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
b.      Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1)      Dengan rumus PES
Rumus : DK = P + E + S
            DK : Diagnosis keperawatan
            P : Problem atau masalah
            E : Etiologi
            S : Symptom atau gejala
2)      Dengan rumus PE
Rumus : DK = P + E
            DK : Diagnosis keperawatan
            P : Problem atau masalah
            E : Etiologi
Jadi, menegakkan diagnosis keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
1)      Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2)      Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3)      Partisipasi dan peran serta masyarakat

2.3.3 Intervensi
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan
pasien. (Pusdiklat DJJ Keperawatan) jadi perencanaan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnose keperawatan yang telah
ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup : 1)
Perumusan tujuan, 2) Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan,
dan 3) Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.
1)      Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi criteria sebagai berikut :
a.       Berfokus pada masyarakat
b.      Jelas dan singkat
c.       Dapat diukur dan diobservasi
d.      Realistic
e.       Ada target waktu
f.       Melibatkan peran serta masyarakat
Dalam pencapaian tujuan dengan menggunakan formulasi criteria yang
mencakup :
T = S + P + K.1 + K.2
Keterangan :
S : Subyek
P : Predikat
K.1 : Kondisi
K.2 : Kriteria
Selain itu dalam perumusan tujuan :
1)      Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan
2)      Perilaku yang diharapkan berubah
3)      S : Specific
4)      M : Measurable atau dapat diukur
5)      A : Attainable atau dapat dicapai
6)      R : Relevant/Realistic atau sesuai
7)      T : Time-Bound atau waktu tertentu
8)      S : Sustainable atau berkelanjutan

2.3.4 Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan
masyarakat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam hal
ini melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat. Prinsip
yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas :
1)      Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa
2)      Integrated
Perawat kesehtan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesame profesi,
tim kesehtan lain, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berdasarkan
azaz kemitraan.
3)      Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun.
4)      Mampu dan  mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
5)      Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan
akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi focus adalah
program kesehatan komunitas dengan strategi komuniti organisasi dan
parthnerships in community. (Model for nursing parthnerships).
Prinsip lain yang perlu diperhatikan :
1)      Berdasarkan respon masyarakat
2)      Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat
3)      Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta
lingkungannya
4)      Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
5)      Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara
esensial
6)      Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
7)      Melibatkan partispasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
perawatan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :
1)      Keterpaduan antara biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana
dengan pelayanan kesehatan maupun sektor lainnya
2)      Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader, dan tokoh masyarakat dalam
rangka alih peran
3)      Tindakan keperawatan yang dilakukan di catat dan didokumentasikan

2.3.5 Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan
tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau
dirumuskan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut
Nasrul Effendy, 1998 :
1)      Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
2)      Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan
3)      Hasil penelitian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi Perlu dipahami bersama oleh
perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat
respon komunitas terhadap program kesehatan.
Macam evaluasi  : 1) formatif dan sumatif, 2) input, proses, dan output.
       Focus evalausi :
1) Relevansi
Apakah program diperlukan ?
Yang ada atau yang baru.
2) Perkembangan atau kemajuan
Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
Bagaimana staf, fasilitas, jumlah peserta ?
3) Cost efficiency (efisiensi biaya)
Bagaimana biaya ?
Apa keuntungan program ?
4) Efektifitas
Apakah tujuan tercapai ?
Apakah klien puas ?
Apakah fokus pada formatif dan hasil jangka pendek
5) Impact
Apakah dampak jangka panjang?
Apa perubahan perilaku dalam 6 minggu atau 6 bulan atau 1 tahun?
Apakah status kesehatan meningkat?
Kegunaan evaluasi :
1)      Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat
yang diberikan
2)      Menilai hasil guna, daya guna, dan produktifitas asuhan
keperawatan yang diberikan
3)      Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki atau menyusun rencana baru dalam proses
keperawatan

Hasil evaluasi :
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi :
1) Tujuan tercapai
Apabial individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai dengan criteria yang telah
ditetapkan
2) Tujuan tercapai sebagaian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu
dicari penyebab dan cara memperbaikinya atau mengatasinya
3) Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tidak
menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul
masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam apakah
terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan, dan
faktor-faktor  yang lain tidak sesuai sehingga menjadi penyebab
tidak tercapainya tujuan 
BAB III

PENGEMBANGAN INSTRUMEN

BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANAK REMAJA (12-18 TAHUN)


      1. Apakah anak remaja sekolah ?
            (   ) Ya                                                 (   ) Tidak
2. Kegiatan yang dilakukan remaja di luar jam sekolah
____________________________
3. Apa yang dilakukan remaja jika ada masalah
__________________________________
      4. Bagaimana kondisi remaja saat ini :
            (   ) Sehat                                             (   ) Sakit
      5. Bila sakit, apa yang dikeluhkan/diagnosis medisnya
____________________________

BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT USIA DEWASA (18-55 TAHUN)


1. Kegiatan yang dilakukan oleh usia dewasa setelah lulus sekolah
___________________
     2. Bagaimana kondisi usia dewasa saat ini :
            (   ) Sehat                                             (   ) Sakit
     3. Bila sakit, apa yang dikeluhkan usia dewasa/diagnosis
medisnya__________________

BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT LANSIA/ LANJUT USIA (> 55


TAHUN)
   1. Berapa jumlah lansia dalam rumah saat ini :
            (   ) 1                (   ) 2                (    ) > 2
   2. Adakah penyakit keturunan dalam keluarga
            (   ) jantung       (   ) Hipertensi              (   ) Asma           (   ) Diabetes
   3. Pernahkah melakukan pemeriksaan gula darah dalam 3 bulan terakhir :
            (   ) pernah       (   ) tidak
4. Bila pernah sebutkan /berapa hasil
pemeriksaannya_____________________________
5. Bagaimana kondisi lansia saat ini :
(   ) Sehat                     (   ) Sakit
6.  Bila sakit, apa yang dikeluhkan lansia/diagnosis medisnya _____________
   7. Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi penyakit lansia _______________
            (   ) Ke pelayanan kesehatan                 (   ) didiamkan saja
            (   ) Minum obat warung                       (   ) Alternatif
8. Apakah kegiatan lansia sehari-hari ___________________________________
9. Apakah perlu dibentuk lansia (atau posyandunya sudah ada, jelaskan ________
(   ) ya, alasannya __________________________________________
(    ) Tidak, alasannya ______________________________________
FORMAT PENGKAJIAN REMAJA
REMAJA

1. Berapa usia remaja dalam keluarga anda ?...........................

2. Apa jenis kelamin remaja ?


a. Laki-laki b. Perempuan

3. Jika perempuan, sudahkah menstruasi ?


a. Ya b. Tidak

4. Adakah keluhan saat menstruasi ?


a. Ya b. Tidak

5. Jika Ya, apa yang dilakukan ?


a. Minum obat c. Dibiarkan
b. Minum jamu d. Lain-lain sebutkan

6. Apakah aktif dalam organisasi ?


a. Ya b. Tidak

7. Jika tidak alasannya


a. Malu d. Tidak ada waktunya
b. Tidak ada waktu e. Lain-lain sebutkan...
c. Tidak perlu

8. Apakah remaja mengetahui usia reproduksi ?


a. Ya b. Tidak

9. Apakah remaja mengetahui tentang fungsi reproduksi ?


a. Ya b. Tidak

10. Apakah remaja mengetahui tentang penyakit menular seksual (PMS) ?


a. Ya b. Tidak

11. Jika ya, dari mana ?


a. Sekolah d. Orang tua
b. Majalah e. Teman
c. Televisi f. Lain-lain, sebutkan...

12. Apakah remaja mengetahui cara pencegahan PMS ?


a. Ya b. Tidak
13. Apakah ada penyimpangan perilaku ?
a. Ya b. Tidak
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk
keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena
kesuksesan karier mereka dan kehidupan pribadi mereka.

Dalam Konsep Keperawatan Komunitas mencakup pengertian, paradigma, ruang


lingkup, falsafah, filosofi, tujuan dan fungsi keperawatan, sasaran, strategi, prinsip,
serta peran perawat komunitas.

Konsep Argegat Dewasa mencakup konsep pertumbuhan dan perkembangan,


pengertian dewasa, perkembangan orang dewasa, dewasa muda (20-40 thn),
dewasa mengenah, dewasa tua/lansia serta konsep asuhan agregat dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uinsby.ac.id/14954/4/Bab
%25201.pdf&ved=2ahUKEwip94DF7L7oAhWSXCsKHbsuAWYQFjAAegQIARAB
&usg=AOvVaw3cxQVuHji0PriK6KLidAO-

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/9607195/Makalah_Perkemb
angan_Dewasa_and_Tua&ved=2ahUKEwip94DF7L7oAhWSXCsKHbsuAWYQFjAB
egQIAxAB&usg=AOvVaw2LzkFLFzIxP7cuKnwNzqA9

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://makalah4you.wordpress.com/2011/10/07/makal
ah-perkembangan-pada-masa-
dewasa/amp/&ved=2ahUKEwip94DF7L7oAhWSXCsKHbsuAWYQFjACegQIBBAB
&usg=AOvVaw2WbQznvlvPMTtpgRJytgqv&ampcf=1

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/42159/9/05.BAB
%2520I.pdf&ved=2ahUKEwip94DF7L7oAhWSXCsKHbsuAWYQFjAEegQIBRAC
&usg=AOvVaw3CK075YPPWS2iGANiTBIcy

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/24076/2/04._BAB_I.pdf&ved=
2ahUKEwip94DF7L7oAhWSXCsKHbsuAWYQFjAFegQIBRAN&usg=AOvVaw0O
guF6sTDqrnuCtKys3inq

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/36208771/ASUHAN_KEPE
RAWATAN_PADA_KELUARGA_DEWASA&ved=2ahUKEwjyxdrj-
77oAhXVXisKHYkGADMQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw0QySgIjq09E5h9SGM
UlY2r

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/document/381508372/ASKEP-
KOMUNITAS-DEWASA&ved=2ahUKEwjyxdrj-
77oAhXVXisKHYkGADMQFjABegQIBRAC&usg=AOvVaw01Ov8a9Q1JPlPZZdjf
8Exz
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.perawatciamik.com/2018/04/contoh-
asuhan-keperawatan-komunitas.html%3Fm%3D1&ved=2ahUKEwjyxdrj-
77oAhXVXisKHYkGADMQFjADegQIAhAB&usg=AOvVaw1gAyXCu2WZ4S68X
VdaKMok

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://stikesmukla.ac.id/downloads/D3%2520Keperaw
atan/PANDUAN%2520KEPERAWATAN%2520KOMUNITAS
%25202017.pdf&ved=2ahUKEwjyxdrj-
77oAhXVXisKHYkGADMQFjAFegQICRAB&usg=AOvVaw1jgsMCkwfgfIimdLhm
uTCl

Anda mungkin juga menyukai