Anda di halaman 1dari 23

ASKEP KEPERAWATAN KELUARGA

MALARIA

DISUSUN OLEH:

 ERNI MARCELLA RUMAIKEWI


 NURMIYANTI DO SIDDIK
 STEFANI BENNI
 ENJEL METTELMETTY
 MARIA MARSYOM
 YUBELINA DAUWEY

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDRAWASIH 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di tujukan
untuk memenuhi tugas keperawatan keluarga .penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
terciptanya karya yang lebih baik lagi untuk selanjutnya. Penulis mengucapkan terimakasih pada
semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini secara langsung maupun tidak
langsung. Harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi
Bab I pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
Bab II pembahasan
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Stuktur Keluarga
2.1.3 Ciri-ciri Struktur Keluarga
2.1.4Tipe Bentuk Keluarga
2.1.5 Tugas Pokok Keluarga
2.1.6 Fungsi Keluarga
2.2 Konsep Malaria
2.2.1 Definisi
2.2.2 Etiologi
2.2.3 Epidemiologi
2.2.4 Manifestsi klinis
2.2.5 Patofisiologi
2.2.6 Klasifikasih
2.2.7 Komplikasih
Asuhan keperawatan pada pasien dengan malaria
1.Pengkajian Keperawatan
2.Penentuan Diagnosa Keperawatan
3.Perencanaan Keperawatan
4.Implementasi Keperawatan
5.Evaluasi Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Parasit Genus Plasmodium terdiri
dari 4 spesies yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae dan
plasmodium ovale. Penularan malaria melalui nyamuk anopheles yang telah terinfeksi parasit
malaria. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan ikterus
(Harijanto, 2009). Hingga saat ini malaria masih menjadi masalah kesehatan yang utama di
Indonesia. Penyakit malaria mempunyai pengaruh yang sangat besar pada angka kesakitan dan
kematian bayi, anak balita dan ibu hamil serta dapat menyebabkan penurunan produktivitas
kerja. Eliminasi malaria sendiri dicanangkan penerintah dimana ditargetkan bahwa secara
bertahap pada tahun 2030 diharapkan seluruh 18 wilayah di papua sudah mencapai tahap
eliminasi malaria. Pelaksanaan eliminasi didukung dengan pelaksanaan 5 pilar kebijakan utama,
yaitu (1) stop malaria klinis ganti dengan malaria konfirmasi laboratorium, (2) stop mono terapi
(terapi kloroquin) ganti dengan ACT, (3) cegah malaria dengan kelambu berinsektisida (4)
tingkatkan koordinasi dan peran seluruh institusi yang ada di Papua, dan (5) libatkan
keikutsertaan masyarakat. Dari upaya-upaya yang telah dilakukan belum memberikan hasil yang
optimal bagi penurunan jumlah kasus malaria. Kasusnya masih saja tinggi, terutama di daerah-
daerah endemik yang sulit diintervensi karena berbagai permasalahan yang ada. Tingginya kasus
malaria di daerah endemik tentunya dipengaruhi oleh berbagai hal. Berbagai penyebab tingginya
kasus penyakit ini dikaji melalui jurnal antara lain adalah pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian keluarga ?
2. Apa saja konsep penyakit malaria ?
3.Apa definisi dari malaria ?
4.Apa saja etiologi dari malaria ?
5.Dimana kota mana saja epidemiologi malaria ?
6. Apa saja manifestasi klinis dari malaria ?
7. Apa saja patofisiologi pada malaria ?
8.Apa saja klasifikasi pada malaria ?
9.Apa saja komplikasi dari malaria ?
10. Apa saja pengkajian keperawatan pada keluarga
11.Apa saja penentuan keperawatan pada malaria ?
12. Apa saja implementasi keperawatan pada malaria ?
13. apa saja evaluasi yang dilakukan pada malaria

1.3 Tujuan Penulisan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Konsep Dasar Keluarga


2.1.1  Pengertian
Menurut Departemen Kesehatan R.I (1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

2. 1.2   Struktur Keluarga


Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan warga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau
istri.

2.1.3.  Ciri-Ciri Struktur Keluarga


Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga adalah sebagai berikut :
a. Terorganisasi : saling berhubungan dan ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya
masing-masing.

2.1.4.  Tipe Bentuk Keluarga


Tipe bentuk keluarga terdiri dari :
a. Keluarga inti (Nuclear Family) : keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended Family) : keluarga Inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya ; nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial Family) : keluarga yang terdiri dari satu wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Camposite) : keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tapi
membentuk suatu keluarga

Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family) karena
masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku hidup dalam suatu komuniti dengan
adat istiadat yang sangat kuat.

2.1.5.     Tugas Pokok Keluarga


Pada dasarnya tugas keluarga terdiri dari delapan tugas pokok sebagai berikut :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya

2.1.6.     Fungsi Keluarga
Terdapat tiga fungsi pokok keluarga yaitu :
a. Asih : memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan pada anggota keluarga
sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh : menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu
terpelihara sehingga memungkinkan menjadi anak-anak sehat baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
c. Asah : memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menjadi manusia dewasa yang
mandiri dalam mempersiapkan masa depanny

2.2 Konsep penyakit Malaria


2.2.1 Definisi
Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan
golongan plasmodium, dimana proses penularanya melalui gigitan nyamuk anopheles. Protozoa
parasit jenis ini banyak sekali terdapat diwilayah tropik , misalnya amerika, asia, dan afrika/ ada
4 jenis type plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun yang sering kali di
temukam pada kasus penyakit malaria adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax.
Lainnya adalah plasmodium overle dan palsmodium malariae. (Nurarif & Kusuma, 2012, hal.
291)

Infeksi malaria disebabkan oleh adanya parasit plasmodium didalam darah atau jaringan yang
dibuktikan dengan pemeriksaan mikroskopik yang positif, adanya antigen malaria dengan tes
cepat, ditemukan DNA/RNA parasit pada pemeriksaan PCR. Infeksi malaria dapat memberikan
gejala mengigil, anemia, dan splemegali. Pada individu yang imun dapat berlangsumg tampa
gejala (asimtomatis). Penyakit malaria (asimtomatis) : ialah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi parasit plasmodium didalam eritrosit dan biasanya disertai dengan gejala demam. Dapat
berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tampa komplikasi ataupun
mengalami komplikasi sistemik yang dikenal malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang
menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis. (Setiati, 2014, hal.
595)

2.2.2 Etiologi

Menurut harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu,
a. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria
tertiana/vivaks (demam pada tiap hari ke tiga )
b. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan
yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria
tropika/falsiparum (demam taiap 24-48 jam)
c. Plasmodium malariae, jarang di temukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae(demam tiap ahri ke empat).
d. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat,di indonesia dijumpai
dinusa tenggara barat dan irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat
sembuh sepontan tampa pengobatan, menyebabkan malaria ovale(Nurarif & Kusuma,
2012, hal. 291)
 

2.2.3 Epidemiologi

Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia, masih ada 224 kabupaten/kota dari 519
kabupaten/kota yang ada di Indonesia yang belum bebas malaria. Ada sekitar 79 persen kasus
malaria di Indonesia paling dominan berasal dari provinsi di Indonesia bagian timur, seperti
Papua, Papua barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Maluku Utara (Kemenkes Indonesia).
Jika dinilai dari API (Annual Parasite Insidence) per tahun yang merupakan jumlah kasus positif
malaria per 1.000 penduduk dalam satu tahun, Papua mencatat angka di atas lima bahkan ada
yang mencapai angka 20. Padahal, angka API tertinggi itu lima dan sudah dinyatakan endemis.
Angka kesakitan malaria secara nasional selama tahun 2009–2018 cenderung menurun
yaitu dari 1,8 per 1.000 penduduk pada tahun 2009 menjadi 0,84 per 1.000 penduduk pada tahun
2018. Penurunan API tersebut dapat dilihat pada gambar Peta Endemisitas Malaria
Papua merupakan provinsi dengan API tertinggi, yaitu 52,99 per 1.000 penduduk. Angka
ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya. Tiga provinsi dengan API per 1.000
penduduk tertinggi lainnya, yaitu Papua Barat (8,49), Nusa Tenggara Timur (3,42), dan Maluku
(1,16). Sebanyak 66% kasus berasal dari Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan
Maluku. Angka kesakitan malaria menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar berikut.
2.2.4 Manisfestasi klinis
Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi). Pada malaria
tertiana (p. Vivax p. ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap
hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (p. Malariae) pematang tiap 72 jam dan periodisitas
demam tiap 4 hari.tiap serangan ditadai dengan beberapa serangan periodik. Gejala umum
(gejala klasik) yaitu terjadinya “trias malaria” (malaria proxysm) secara berurutan :
a. Periode dingin
Mulai mengigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri dengan
selimut atau sarung dan pada saat mingigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi
saling teratuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Preode ini berlangsung 15
menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur

b. Periode panas
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi samapai 40oc atau
lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi
syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini
lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan
berkeringat.

c. Preode berkeringat
Penderita berkeringat malai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, samapi basah,
temperatur turun, penderita capai dan sering tertidur, bila penderita bangun akan merasa
sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.

Spenomegali
Spenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas malaria kronik, limpa
mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigman eritrosit dan
jaringan ikat bertambah. Pembesarn limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesr sebesar
3 kali lipat, lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batas
anterior merupakan gambaran pada palpasi yang membedakan jika lien membesar lebuh lanjut.
Lien akan terdorong ke bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.

Anemia
derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena
falciparum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit normal tidak dapat hidup lama
(reduced survival time). Ganguan pembentukan eritrositkarena depresi eritropoesisdalam
sumsum tulang.

Ikterus
Adalah disklorasi kuning pada kulit dan sklera mata akibat kelebihan bilirium dalam darah.
Bilirium adalah produk penguraian sel darah merah terhadap tiga jenis ikterus antara lain :

a. Ikterus hemolitik
Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan. Ikterus ini dapat
terjadi pada diktruksi sel darah merah yang berlebihan dan hati dapat mengkonjukasikan
semua bilirubin yang di hasilkan
b. Ikterus hepatoseluler
Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada disfungsi hepatosit
dan disebut dengan hipatoseluler
c. Ikterus obstruktif
Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui duktus biliaris
disebut dengan ikterus obstuktif. (Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 292)

2.2.5 Patofisiologi
Nyamuk anopheles yang merupakan vektor penyakit malaria yang mengigit anak. Apabila
kekebelan (daya tahan) tubuh anak baik, maka parasit yang dibawa oleh nyamuk tersebut akan
lemah dan hilang dari tubuh. Apabila daya tahan tubuh anak kurang baik maka parasit tersebut
akan menginfeksi darah. Jenis plasmodium akan mempengaruhi berat ringanya malaria.
Plasmodium valciparung akan menyebabkan malaria yang berat. Parasit yang masuk ke
pembuluh darah akan memasukan seporozoit. Parasit akan tumbuh dan mengalami pembelahan.
Setelah 6-9kali, skizone menjadi dewasa dan pecah serta melepaskan beribu-ribu merozoit.
Sebagian merozoit akan memasuki sel-sel darah merah dan berkembang disini (CDC,2009).
Demam timbul bersamaan dengan pecahnya sekizone darah yang mengeluarkan anti gen.
Kemudian, antigen akan merangsang mikrofak, monosit atau limposit yang mengeluarkan sitokin
dan tumor nectrosits faktor (TNF) yang dibawah kehipotalamus yang merupakan puisat
pengaturan suhu tubuh. Kemudian terjadinya demam. Pembesaran limpa terjadi karena
plasmodium dihancurkan oleh monosit yang menyebabkan bertambahnya sel radang dan terjadi
peningkatan jumlah eritrosit yang berinfeksi parasit. Penyebaran eritrosit ke pembuluh kapiler
menyebabkan oftruksi dalam pembulu dkapiler sehingga terjadi inskemia jaringan (prossete),
yaitu berkumpulnya sel darah merah yang  berparasit dengan sel darah merah lainya
(depkesri,2008). Anemia disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh sistem
retikuloendotelian. Hemolisis dipengaruhi oleh jenis fasmodium dan status imunitas pejamu.
Selain itu, anemia juga disebakan oleh komolisis atau imun dan sekuestrasi oleh limpa pada
eritrosit yang terinfeksi maupun yant normal, serta gangguan eritopoiesits. (Marnia, 2016, hal.
122

2.2.6 Klasifikasi
a. Malaria tropika penyebabnya adalah plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 9-14
hari
b. Malaria quartana penyebabnya plasmodium dengan masa inkubasi 18-40 hari
c. Malaria tertianan penyebab plasmodium vivex dengan masa inkubasi 12-17 hari
d. Malaria ovale yang disebabkan plasmodium dengan masa inkubasi. (Marnia, 2016, hal.
122)
 
2.2.7 Komplikasi
Menurut Iskandar Zulkarnain, 2014 : 613, komplikasi malaria umumnya disebabkan karena
P.falciparum dan sering disebut pernicious manifestations. Sering terjadi mendadak tanpa
gejala-gjala sebelumnya, dan sering terjadi pada penderita yang tidak imun seperti pada
orang pendatang dan kehamilan. Penderita malaria dengan komplikasi umumnya
digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi
P.falciparum dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut:
1. Malaria selebral : coma yang tidak bisa dibangunkan dengan total GCS adalah kurang
dari sebelas yang terjadi 30 menit setelah kejang ; yang tidak disebabkan oleh penyakit
lain.
2. Anemia berat, dengan Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15% pada keadaan hitung parasit >
10000.
3. Gagal ginjal akut, dengan urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau < 12 ml/kg BB
pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diseratai kreatinin > 3 mg %
4. Hipoglikemia : gula darah < 40 mg %. Hal ini disebabkan kebutuhan metabolik dari
parasit telah menghabiskan cadangan glikogen dalam hati.
5. Syok ; tekanan sistolik < 70 mmHg (anak 1-5 < 50 mmHg) yang disertai kringat dingin
dengan perbedaan temperatur kulit-mukosa > 1 derajat C.
6. Oedema paru/ARDS, dimana tekanan vena sentral normal dan pulmonary wedge pressure
menurun. Ditandai dengan pernafasan yang dalam dan cepat yakni > 35 kali/ menit.
(Wijaya, 2013, hal. 189)

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien dengan Malaria


1. Pengkajian Keperawatan
Meliputi :

a. Pengumpulan Data, terdiri dari :


1) Struktur Keluarga
a) Pengambil keputusan dalam keluarga : nama Kepala Keluarga (KK)
b) Alamat Rumah : alamat rumah yang menjadi tempat tinggal saat ini
c) Komposisi keluarga, terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan,
serta hubungan anggota keluarga dengan KK
d) Genogram Keluarga

2) Latar Belakang Sosial-Ekonomi dan Budaya


a) Penghasilan keluarga : dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) keluarga
wilayah tersebut
b) Pengeluaran keluarga : dibandingkan dengan penghasilan yang didapat keluarga
c) Dana khusus kesehatan : dana yang dikhususkan untuk kesehatan, seperti asuransi
kesehatan, tabungan kesehatan, dll
d) Suku : identitas suku bangsa dalam keluarga
e) Agama : identitas agama dalam keluarga

3) Gambaran Rumah dan Lingkungan Sekitar


a) Tipe rumah : dinilai apakah termasuk keluarga inti atau besar
b) Sanitasi lingkungan rumah : dinilai berdasarkan saluran pembuangan air limbah,
kebiasaan mencuci tangan, kebersihan rumah dan lingkungan sekitar
c) Kedekatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan : jarak tempuh rumah dengan rumah
sakit dan puskesmas terdekat yang dimanfaatkan keluarga
d) Fasilitas transportasi sehari-hari : fasilitas transportasi yang sehari-hari digunakan
keluarga

4) Status dan Kebiasaan Hidup Sehat Keluarga


a) Riwayat penyakit keluarga : daftar penyakit-penyakit yang dimiliki anggota keluarga
b) Kebiasaan berobat : jenis pengobatan yang biasa digunakan, riwayat alergi obat dalam
keluarga
c) Status nutrisi : terdiri dari tinggi badan, berat badan, BMI, dan disertai dengan
keterangan tentang penilaian terhadap status nutrisi tiap anggota keluarga
d) Kebiasaan hidup sehat : terdiri dari pola sehari-hari anggota keluarga terhadap tidur dan
istirahat, olahraga, makan, dan manajemen stres

5) Pemeriksaan Kesehatan Individu


Merupakan gambaran masalah kesehatan yang dimiliki oleh anggota keluarga yang akhirnya
mempengaruhi status kesehatan keluarga. Modul ini memberikan contoh spesifik terhadap
Malaria. Adapun kriteria yang termasuk dalam pemeriksaan kesehatan individu adalah
sebagai berikut :

a) Keluhan
b) Hasil observasi dan pemeriksaan fisik
c) Riwayat kesehatan terkait Malaria
d) Hasil pemeriksaan laboratorium
e) Diagnosa medis Malaria

6) Pengetahuan Kesehatan Keluarga


Pengkajian dilakukan untuk menilai tingkat pengetahuan dan perilaku hidup sehat
keluarga terkait dengan masalah kesehatan keluarga. Khusus dalam modul ini akan
membahas terkait masalah Malaria.

b. Analisa Data
1) Kelompokkan data
2) Pisahkan data yang bermasalah dengan yang tidak
3) Identifikasikan pola data yang ada kemudian bandingkan dengan standar
4) Interpretasikan hasil
5) Buat kesimpulan

2. Penentuan Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan terdiri dari :

a. Masalah keperawatan
Penentuan masalah keperawatan merujuk pada sistem klasifikasi masalah keperawatan
NANDA. Di bawah ini adalah beberapa masalah keperawatan keluarga yang dapat
terjadi dengan pasien Malaria :

1) Hipertermia
2) Mual
3) Nyeri
4) Kecemasan
5) Gangguan pola tidur
6) Intoleransi aktivitas
7) Kelelahan
8) Kerusakan membaran mukosa oral
9) Defisit perawatan diri*
10) Kurang pengetahuan*
11) Risiko terjadi kerusakan integritas kulit
12) Risiko terjadi kekurangan volume cairan
13) Risiko terjadi ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
14) Risko terjadi syok
Keterangan : * Sebutkan secara spesifik kriteria yang bermasalah

b. Etiologi/ penyebab masalah


Penentuan etiologi masalah merujuk pada masalah keluarga terkait ketidakmampuan
keluarga dalam memenuhi tugasnya di bidang kesehatan, seperti :

1) Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarganya


2) Mengambil keputusan secara tepat dan cepat dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
4) Memodifikasi lingkungan rumah yang kondusif sehingga mampu mempertahankan
kesehatan dan memelihara pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota
keluarganya
5) Menciptakan hubungan timbal balik antara keluarga dengan berbagai sumber daya
kesehatan yang tersedia untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan anggota
keluarganya
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan dibuat sebagai acuan dalam rangka melaksanakan perawatan,
meliputi masalah keperawatan dan etiologi penyebab, tujuan umum dan khusus, kriteria
intervensi dan evaluasi keperawatan. Perencanaan keperawatan yang berkualitas baik
apabila perencanaan tersebut memiliki sifat; jelas, komprehensif, realistik, mengikutsertakan
patisipasi keluarga, dan tertulis.

Perencanaan keperawatan keluarga pada pasien dengan Malaria berfokus pada:

a. Melakukan upaya promotif dan preventif Malaria kepada keluarga


b. Memberikan bimbingan dan petunjuk kepada keluarga tentang perawatan pasien
dengan Malaria di rumah
c. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien dengan Malaria apabila keluarga
memiliki keterbatasan kemampuan
d. Mempertahankan kemandirian keluarga merawat pasien dengan Malaria secara optimal
e. Mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien untuk melakukan rujukan ke
puskesmas terdekat

4. Implementasi Keperawatan
Pada tahapan ini, perawat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga yang telah
direncanakan sebelumnya. Di bawah ini adalah contoh upaya implementasi keperawatan
yang dilaksanakan terkait Malaria.

a. Upaya Promotif
1) Pendidikan kesehatan terkait perilaku hidup bersih dan sehat di keluarga untuk
menghindari Malaria:
a) Pengetahuan dasar Malaria
b) Pentingnya menggunakan repellent/ kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk
penyebab Malaria
c) Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya
2) Pemberantasan vektor malaria : penyemprotan dalam rumah tiap enam bulan sekali
3) Penebaran ikan guppi atau berkepala timah bila keluarga memiliki empang, sawah
yang berada di sekitar rumah
4) Anjuran terhadap anggota keluarga yang akan bepergian ke daerah endemis malaria
untuk mengkonsumsi obat anti malaria seminggu sebelum berangkat
5) Anjuran untuk balita di daerah endemis malaria wajib mendapatkan obat anti Malaria
sesuai anjuran dokter
b. Upaya Preventif
Tindakan ini dilakukan jika telah terjadi masalah Malaria di keluarga dan dilakukan untuk
mencegah masalah tersebut menjadi lebih parah seperti berikut ini :

1) Upaya memotivasi keluarga untuk pergi ke puskesmas terdekat bila memiliki anggota
keluarga yang kemungkinan menderita Malaria
2) Asuhan keperawatan kepada pasien dengan Malaria
3) Upaya memotivasi keluarga untuk memantau pasien Malaria minum obat secara tepat
dan benar demi mencegah terjadinya resistensi obat Malaria
4) Upaya membangun perilaku hidup bersih dan sehat tiap anggota keluarga keluarga demi
mencegah terjadinya penularan Malaria di dalam keluarga
5) Anjuran menjaga status nutrisi keluarga agar seimbang demi menjaga dan
mempertahankan kesehatan dari Malaria

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilaksanakan dalam rangka menilai sejauhmana hasil implementasi
tindakan keperawatan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai perencanaan
sebelumnya. Di bawah ini adalah simbol kriteria keberhasilan tindakan keperawatan yang
dipergunakan dalam mendokumentasikan evaluasi keperawatan :

a. 1 = tidak teratasi
Simbol ini mengartikan bahwa tidak ada satupun tindakan keperawatan yang memenuhi
tujuan khusus perencanaan.

b. 2 = teratasi sebagian
Simbol ini mengartikan bahwa ada sebagian tindakan keperawatan yang memenuhi
tujuan khusus perencanaan.

c. 3 = teratasi semua
Simbol ini mengartikan bahwa ada sebagian tindakan keperawatan yang memenuhi
tujuan khusus perencanaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang
merupakan golongan plasmodium, dimana proses penularanya melalui gigitan nyamuk
anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali terdapat diwilayah tropik , misalnya amerika,
asia, dan afrika/ ada 4 jenis type plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun
yang sering kali di temukam pada kasus penyakit malaria adalah plasmodium falciparum dan
plasmodium vivax. Lainnya adalah plasmodium overle dan palsmodium malariae. (Nurarif &
Kusuma, 2012, hal. 291)

3.2 Saran
Daftar Pustaka

Lobo Julita"konsep askep keluarga"https://www.academia.edu/12263150/KONSEP_ASKEP_KELUARGA


"baits Marwan" 2001,"modul keperawatan askep keluarga malaria"
https://www.scribd.com/document/374348386/Askep-Keluarga-Dg-Malaria#download

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada
tanggal 20 Februari 2020 dari :

Kemenkes,2018"profil kesehatan
Indonesia"https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf

Anda mungkin juga menyukai