MALARIA
DISUSUN OLEH:
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di tujukan
untuk memenuhi tugas keperawatan keluarga .penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
terciptanya karya yang lebih baik lagi untuk selanjutnya. Penulis mengucapkan terimakasih pada
semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini secara langsung maupun tidak
langsung. Harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
Bab II pembahasan
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Stuktur Keluarga
2.1.3 Ciri-ciri Struktur Keluarga
2.1.4Tipe Bentuk Keluarga
2.1.5 Tugas Pokok Keluarga
2.1.6 Fungsi Keluarga
2.2 Konsep Malaria
2.2.1 Definisi
2.2.2 Etiologi
2.2.3 Epidemiologi
2.2.4 Manifestsi klinis
2.2.5 Patofisiologi
2.2.6 Klasifikasih
2.2.7 Komplikasih
Asuhan keperawatan pada pasien dengan malaria
1.Pengkajian Keperawatan
2.Penentuan Diagnosa Keperawatan
3.Perencanaan Keperawatan
4.Implementasi Keperawatan
5.Evaluasi Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family) karena
masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku hidup dalam suatu komuniti dengan
adat istiadat yang sangat kuat.
2.1.6. Fungsi Keluarga
Terdapat tiga fungsi pokok keluarga yaitu :
a. Asih : memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan pada anggota keluarga
sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh : menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu
terpelihara sehingga memungkinkan menjadi anak-anak sehat baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
c. Asah : memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menjadi manusia dewasa yang
mandiri dalam mempersiapkan masa depanny
Infeksi malaria disebabkan oleh adanya parasit plasmodium didalam darah atau jaringan yang
dibuktikan dengan pemeriksaan mikroskopik yang positif, adanya antigen malaria dengan tes
cepat, ditemukan DNA/RNA parasit pada pemeriksaan PCR. Infeksi malaria dapat memberikan
gejala mengigil, anemia, dan splemegali. Pada individu yang imun dapat berlangsumg tampa
gejala (asimtomatis). Penyakit malaria (asimtomatis) : ialah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi parasit plasmodium didalam eritrosit dan biasanya disertai dengan gejala demam. Dapat
berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tampa komplikasi ataupun
mengalami komplikasi sistemik yang dikenal malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang
menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis. (Setiati, 2014, hal.
595)
2.2.2 Etiologi
Menurut harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu,
a. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria
tertiana/vivaks (demam pada tiap hari ke tiga )
b. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan
yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria
tropika/falsiparum (demam taiap 24-48 jam)
c. Plasmodium malariae, jarang di temukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae(demam tiap ahri ke empat).
d. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat,di indonesia dijumpai
dinusa tenggara barat dan irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat
sembuh sepontan tampa pengobatan, menyebabkan malaria ovale(Nurarif & Kusuma,
2012, hal. 291)
2.2.3 Epidemiologi
Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia, masih ada 224 kabupaten/kota dari 519
kabupaten/kota yang ada di Indonesia yang belum bebas malaria. Ada sekitar 79 persen kasus
malaria di Indonesia paling dominan berasal dari provinsi di Indonesia bagian timur, seperti
Papua, Papua barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Maluku Utara (Kemenkes Indonesia).
Jika dinilai dari API (Annual Parasite Insidence) per tahun yang merupakan jumlah kasus positif
malaria per 1.000 penduduk dalam satu tahun, Papua mencatat angka di atas lima bahkan ada
yang mencapai angka 20. Padahal, angka API tertinggi itu lima dan sudah dinyatakan endemis.
Angka kesakitan malaria secara nasional selama tahun 2009–2018 cenderung menurun
yaitu dari 1,8 per 1.000 penduduk pada tahun 2009 menjadi 0,84 per 1.000 penduduk pada tahun
2018. Penurunan API tersebut dapat dilihat pada gambar Peta Endemisitas Malaria
Papua merupakan provinsi dengan API tertinggi, yaitu 52,99 per 1.000 penduduk. Angka
ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya. Tiga provinsi dengan API per 1.000
penduduk tertinggi lainnya, yaitu Papua Barat (8,49), Nusa Tenggara Timur (3,42), dan Maluku
(1,16). Sebanyak 66% kasus berasal dari Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan
Maluku. Angka kesakitan malaria menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar berikut.
2.2.4 Manisfestasi klinis
Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi). Pada malaria
tertiana (p. Vivax p. ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap
hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (p. Malariae) pematang tiap 72 jam dan periodisitas
demam tiap 4 hari.tiap serangan ditadai dengan beberapa serangan periodik. Gejala umum
(gejala klasik) yaitu terjadinya “trias malaria” (malaria proxysm) secara berurutan :
a. Periode dingin
Mulai mengigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri dengan
selimut atau sarung dan pada saat mingigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi
saling teratuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Preode ini berlangsung 15
menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur
b. Periode panas
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi samapai 40oc atau
lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi
syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini
lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan
berkeringat.
c. Preode berkeringat
Penderita berkeringat malai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, samapi basah,
temperatur turun, penderita capai dan sering tertidur, bila penderita bangun akan merasa
sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.
Spenomegali
Spenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas malaria kronik, limpa
mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigman eritrosit dan
jaringan ikat bertambah. Pembesarn limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesr sebesar
3 kali lipat, lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batas
anterior merupakan gambaran pada palpasi yang membedakan jika lien membesar lebuh lanjut.
Lien akan terdorong ke bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.
Anemia
derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena
falciparum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit normal tidak dapat hidup lama
(reduced survival time). Ganguan pembentukan eritrositkarena depresi eritropoesisdalam
sumsum tulang.
Ikterus
Adalah disklorasi kuning pada kulit dan sklera mata akibat kelebihan bilirium dalam darah.
Bilirium adalah produk penguraian sel darah merah terhadap tiga jenis ikterus antara lain :
a. Ikterus hemolitik
Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan. Ikterus ini dapat
terjadi pada diktruksi sel darah merah yang berlebihan dan hati dapat mengkonjukasikan
semua bilirubin yang di hasilkan
b. Ikterus hepatoseluler
Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada disfungsi hepatosit
dan disebut dengan hipatoseluler
c. Ikterus obstruktif
Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui duktus biliaris
disebut dengan ikterus obstuktif. (Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 292)
2.2.5 Patofisiologi
Nyamuk anopheles yang merupakan vektor penyakit malaria yang mengigit anak. Apabila
kekebelan (daya tahan) tubuh anak baik, maka parasit yang dibawa oleh nyamuk tersebut akan
lemah dan hilang dari tubuh. Apabila daya tahan tubuh anak kurang baik maka parasit tersebut
akan menginfeksi darah. Jenis plasmodium akan mempengaruhi berat ringanya malaria.
Plasmodium valciparung akan menyebabkan malaria yang berat. Parasit yang masuk ke
pembuluh darah akan memasukan seporozoit. Parasit akan tumbuh dan mengalami pembelahan.
Setelah 6-9kali, skizone menjadi dewasa dan pecah serta melepaskan beribu-ribu merozoit.
Sebagian merozoit akan memasuki sel-sel darah merah dan berkembang disini (CDC,2009).
Demam timbul bersamaan dengan pecahnya sekizone darah yang mengeluarkan anti gen.
Kemudian, antigen akan merangsang mikrofak, monosit atau limposit yang mengeluarkan sitokin
dan tumor nectrosits faktor (TNF) yang dibawah kehipotalamus yang merupakan puisat
pengaturan suhu tubuh. Kemudian terjadinya demam. Pembesaran limpa terjadi karena
plasmodium dihancurkan oleh monosit yang menyebabkan bertambahnya sel radang dan terjadi
peningkatan jumlah eritrosit yang berinfeksi parasit. Penyebaran eritrosit ke pembuluh kapiler
menyebabkan oftruksi dalam pembulu dkapiler sehingga terjadi inskemia jaringan (prossete),
yaitu berkumpulnya sel darah merah yang berparasit dengan sel darah merah lainya
(depkesri,2008). Anemia disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh sistem
retikuloendotelian. Hemolisis dipengaruhi oleh jenis fasmodium dan status imunitas pejamu.
Selain itu, anemia juga disebakan oleh komolisis atau imun dan sekuestrasi oleh limpa pada
eritrosit yang terinfeksi maupun yant normal, serta gangguan eritopoiesits. (Marnia, 2016, hal.
122
2.2.6 Klasifikasi
a. Malaria tropika penyebabnya adalah plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 9-14
hari
b. Malaria quartana penyebabnya plasmodium dengan masa inkubasi 18-40 hari
c. Malaria tertianan penyebab plasmodium vivex dengan masa inkubasi 12-17 hari
d. Malaria ovale yang disebabkan plasmodium dengan masa inkubasi. (Marnia, 2016, hal.
122)
2.2.7 Komplikasi
Menurut Iskandar Zulkarnain, 2014 : 613, komplikasi malaria umumnya disebabkan karena
P.falciparum dan sering disebut pernicious manifestations. Sering terjadi mendadak tanpa
gejala-gjala sebelumnya, dan sering terjadi pada penderita yang tidak imun seperti pada
orang pendatang dan kehamilan. Penderita malaria dengan komplikasi umumnya
digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi
P.falciparum dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut:
1. Malaria selebral : coma yang tidak bisa dibangunkan dengan total GCS adalah kurang
dari sebelas yang terjadi 30 menit setelah kejang ; yang tidak disebabkan oleh penyakit
lain.
2. Anemia berat, dengan Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15% pada keadaan hitung parasit >
10000.
3. Gagal ginjal akut, dengan urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau < 12 ml/kg BB
pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diseratai kreatinin > 3 mg %
4. Hipoglikemia : gula darah < 40 mg %. Hal ini disebabkan kebutuhan metabolik dari
parasit telah menghabiskan cadangan glikogen dalam hati.
5. Syok ; tekanan sistolik < 70 mmHg (anak 1-5 < 50 mmHg) yang disertai kringat dingin
dengan perbedaan temperatur kulit-mukosa > 1 derajat C.
6. Oedema paru/ARDS, dimana tekanan vena sentral normal dan pulmonary wedge pressure
menurun. Ditandai dengan pernafasan yang dalam dan cepat yakni > 35 kali/ menit.
(Wijaya, 2013, hal. 189)
a) Keluhan
b) Hasil observasi dan pemeriksaan fisik
c) Riwayat kesehatan terkait Malaria
d) Hasil pemeriksaan laboratorium
e) Diagnosa medis Malaria
b. Analisa Data
1) Kelompokkan data
2) Pisahkan data yang bermasalah dengan yang tidak
3) Identifikasikan pola data yang ada kemudian bandingkan dengan standar
4) Interpretasikan hasil
5) Buat kesimpulan
a. Masalah keperawatan
Penentuan masalah keperawatan merujuk pada sistem klasifikasi masalah keperawatan
NANDA. Di bawah ini adalah beberapa masalah keperawatan keluarga yang dapat
terjadi dengan pasien Malaria :
1) Hipertermia
2) Mual
3) Nyeri
4) Kecemasan
5) Gangguan pola tidur
6) Intoleransi aktivitas
7) Kelelahan
8) Kerusakan membaran mukosa oral
9) Defisit perawatan diri*
10) Kurang pengetahuan*
11) Risiko terjadi kerusakan integritas kulit
12) Risiko terjadi kekurangan volume cairan
13) Risiko terjadi ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
14) Risko terjadi syok
Keterangan : * Sebutkan secara spesifik kriteria yang bermasalah
4. Implementasi Keperawatan
Pada tahapan ini, perawat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga yang telah
direncanakan sebelumnya. Di bawah ini adalah contoh upaya implementasi keperawatan
yang dilaksanakan terkait Malaria.
a. Upaya Promotif
1) Pendidikan kesehatan terkait perilaku hidup bersih dan sehat di keluarga untuk
menghindari Malaria:
a) Pengetahuan dasar Malaria
b) Pentingnya menggunakan repellent/ kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk
penyebab Malaria
c) Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya
2) Pemberantasan vektor malaria : penyemprotan dalam rumah tiap enam bulan sekali
3) Penebaran ikan guppi atau berkepala timah bila keluarga memiliki empang, sawah
yang berada di sekitar rumah
4) Anjuran terhadap anggota keluarga yang akan bepergian ke daerah endemis malaria
untuk mengkonsumsi obat anti malaria seminggu sebelum berangkat
5) Anjuran untuk balita di daerah endemis malaria wajib mendapatkan obat anti Malaria
sesuai anjuran dokter
b. Upaya Preventif
Tindakan ini dilakukan jika telah terjadi masalah Malaria di keluarga dan dilakukan untuk
mencegah masalah tersebut menjadi lebih parah seperti berikut ini :
1) Upaya memotivasi keluarga untuk pergi ke puskesmas terdekat bila memiliki anggota
keluarga yang kemungkinan menderita Malaria
2) Asuhan keperawatan kepada pasien dengan Malaria
3) Upaya memotivasi keluarga untuk memantau pasien Malaria minum obat secara tepat
dan benar demi mencegah terjadinya resistensi obat Malaria
4) Upaya membangun perilaku hidup bersih dan sehat tiap anggota keluarga keluarga demi
mencegah terjadinya penularan Malaria di dalam keluarga
5) Anjuran menjaga status nutrisi keluarga agar seimbang demi menjaga dan
mempertahankan kesehatan dari Malaria
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilaksanakan dalam rangka menilai sejauhmana hasil implementasi
tindakan keperawatan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai perencanaan
sebelumnya. Di bawah ini adalah simbol kriteria keberhasilan tindakan keperawatan yang
dipergunakan dalam mendokumentasikan evaluasi keperawatan :
a. 1 = tidak teratasi
Simbol ini mengartikan bahwa tidak ada satupun tindakan keperawatan yang memenuhi
tujuan khusus perencanaan.
b. 2 = teratasi sebagian
Simbol ini mengartikan bahwa ada sebagian tindakan keperawatan yang memenuhi
tujuan khusus perencanaan.
c. 3 = teratasi semua
Simbol ini mengartikan bahwa ada sebagian tindakan keperawatan yang memenuhi
tujuan khusus perencanaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang
merupakan golongan plasmodium, dimana proses penularanya melalui gigitan nyamuk
anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali terdapat diwilayah tropik , misalnya amerika,
asia, dan afrika/ ada 4 jenis type plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun
yang sering kali di temukam pada kasus penyakit malaria adalah plasmodium falciparum dan
plasmodium vivax. Lainnya adalah plasmodium overle dan palsmodium malariae. (Nurarif &
Kusuma, 2012, hal. 291)
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada
tanggal 20 Februari 2020 dari :
Kemenkes,2018"profil kesehatan
Indonesia"https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf