Disusun Oleh :
Gibson Lie
P2002024
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi menjadi masalah kesehatan dengan morbiditas dan
mortalitasnya yang tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
Pada tahun 2025 diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia terkena
hipertensi, Pada umumnya hipertensi tidak memberikan keluhan dan
gejala yang khas sehingga banyak penderita yang tidak menyadarinya oleh
karena itu hipertensi dikatakan sebagai the silent killer (Tentang,
Hipertensi, Perawatan, & Hipertensi, 2019).
Hasil Riset Kesehatan Dasar menyebutkan hipertensi sebagai
penyebab kematian nomor 3 (tiga) setelah stroke dan tuberculosis. Data
World Health Organization pada tahun dari 70% penderita hipertensi yang
diketahui, hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang
diobati dengan baik. Hipertensi diperkirakan sampai tahun 2025 tingkat
terjadinya akan bertambah 60%, dan akan mempengaruhi 1,56 milyar
penduduk di seluruh dunia. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
26,5% pada tahun 2013, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan
hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus
hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan
kesehatan (Tentang et al., 2019).
Menurut data WHO, sekitar 972 juta (26,4%) orang di seluruh
dunia mengidap hipertensi dan kemungkinan akan meningkat menjadi
29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi , 333 juta berada
di negara maju dan 639 juta berada di negara sedang berkembang,
termasuk Indonesia (Anggara & Prayitno, 2013). Hipertensi masih
merupakan tantangan besar di Indonesia karena sering ditemukan pada
pelayana n kesehatan tingkat primer (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014). Berdasarkan data riskesdas 2013, prevalensi hipertensi
di Indonesia tinggi yaitu sebesar 25,8%. Kecenderungan prevalensi
hipertensi diagnosis oleh tenaga kesehatan berdasarkan wawancara tahun
2013 (9,5%) lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 (7,6%) (Pada, Di,
Poasia, & Kendari, 2017).
Oleh karena latar belakang di atas maka penyusun menyusun
satuan cara penyuluhan mengenai hipertensi dengan tujuan supaya setelah
dilakukan pedidikan kesehatan mengenai hipertensi Tn.H dapat
memahami tentang penyakit darah tinggi, diit darah tinggi dan dan mampu
melakukan perawatan diri terhadap penyakit darah tinggi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada keluarga dengan Hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep keluarga
b. Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep masaah kesehatan
hipertensi
c. Mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian keperawatan pada
keluarga dengan hipertensi
d. Mahasiswa/i mampu menentukan diagnosa keperawatan pada
keluarga dengan Hipertensi
e. Mahasiswa/i mampu merencanakan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan hipertensi
f. Mahasiswa/i mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada
keluarga dengan jipertensi
g. Mahasiswa/i mampu melakukan evaluasi keperawatan pada
keluarga dengan hipertensi
h. Mahasiswa/i mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan
pada keluarga dengan hipertensi
C. Ruang Lingkup
Penulisan laporan ini merupakan hasil dari pemberian asuhan keperawatan
kepada keluarga Tn.H khususnya Ny.M dengan Hipertensi di RT. 06
Sempaja Timur kelurahan Sempaja Utara kabupaten kota Samarinda.
BAB II
Tinjauan Teori
A. Konsep keperawatan Keluarga
Merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan
berbagai bidang keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan
sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada
keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan
praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat
holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.
1. Pengertian Keluarga
a. Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) :
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
b. Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri atas 2 orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
h. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
2. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan, yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas utama keluarga untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak
merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang
sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik,
dan memberikan kasih sayang kepada anak karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat bergantung kepada orang tuanya. Dan
kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah, pada tahap ini anak sudah mulai
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman
sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak
mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini
anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga
adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma
agama, norma-norma sosial budaya, dsb.
e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga
adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara
teratur, mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan
pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling
rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam
membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua
orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara
kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui tahap remaja
dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap
selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai
kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan
memulai kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam
tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima
kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang
tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
4. Ciri-ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara
anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
5. Tipe / Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari
Ayah, Ibu, dan Anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended
family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku
hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
6. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
7. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan Identitas anggota keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang
dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut :
a. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa
depan anak bila kelak dewasa.
b. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini
adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
c. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi
anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota
keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
d. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain
dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
e. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain
dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur
kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
f. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah
mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi
keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari
penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
g. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus
selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga
dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita
tentang pengalaman masing-masing, dsb.
h. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah
untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokol kelurga terhadap keluarga
lainnya, yaitu :
a. Asih adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman,
kehangatan,pada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka
tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi
anak-anak sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
8. Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
9. Peran Perawat
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah:
a. Pendidik
Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
keluarga dapat melakukan program Asuhan Keperawatan Keluarga
secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi
dari berbagai disiplin agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik,
maupun di rumah sakit bertanggung jawab memberikan perawatan
langsung.
d. Pengawas Kesehatan
Perawat harus melakukan kunjungan rumah yang teratur untuk
mengidentifikasi tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi
masalah kesehatan.
f. Kolaborasi
Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang
optimal.
g. Fasilitator
Peran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi kendala
untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
h. Modifikasi Lingkungan
Perawat dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.
B. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic 90 mmHg. Hipertensi tidak
hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin
tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (Nurarif & kusuma, 2016).
2. Etiologi
Berdasarkan Penyebab Hipertensi dibagi menjadi 2golongan yaitu:
a. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga Hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan,
hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin, Angiotensin dan
peningkatan resiko : obesitas, merokok, dan polistemia.
b. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan /atau tekanan diastolik sama atau lebih rendah dari 90
mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar
dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menenbal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun meyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Nurarif &
kusuma, 2016)
3. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Etiologinya :
1. Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, stres
psikologis
2. Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
3. Hipertensi hormonal
4. Bentuk hipertensi lain: obat, cardiovascular, neurogenik (Nurarif &
kusuma, 2016)
Secara klinis derajat Hipertensi dapat dikelompokkan yaitu :
No. Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
1. Optimal ≤120 ≤80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat ≥210 ≥120
berat
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada Hipertensi dibedakan menjadi
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita Hipertensi yaitu :
1) Mengeluh sakit kepala, pusing
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurun (Nurarif & kusuma, 2016)
5. Faktor Resiko Hipertensi
Ada dua faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat
dikontrol yaitu :
a. risiko yang tidak dapat dikontrol meliputi genetik dan karakteristik
individu seperti usia, jenis kelamin, dan ras.
b. sedangkan faktor risiko yang dapat dikontrol meliputi obesitas,
stres dan perilaku atau gaya hidup seperti kurang aktifitas dan
konsumsi makanan (asupan natrium dan lemak) (Pada et al., 2017)
6. Diit
Diit merupakan pengendalian asupan kalori total untuk mencapai atau
mempertahankan BB yang sesuai dan mengendalikan kadar
glukosa.Tujuan diituntuk membantu menurunkan tekanan darah,
mempertahankan tekanan darah menuju normal,penurunan faktor resiko
BB yang berlebih, menurunkan kadar lemak kolesterol.Diit untuk
penderita Hipertensi:
a. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi
1) Sumber kalori
Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.
2) Sumber protein hewani
Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari,
telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa
lemak
3) Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.
4) Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
5) Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti
bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam,
oyong, wortel.
6) Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah
terbatas.
7) Bumbu
Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam
tidak lebih 15 gramperhari.
8) Minuman
Teh encer, coklat encer, juice buah.
b. Makanan yang dibatasi
1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak, paru,
minyak kelapa, gajih
2) Makanan yang diolah dengan menggunakan natrium misalnya
biscuit, craker
3) Makanan dalam kaleng : sarden, abon, asinan, ikan asin, telor
asin.
4) Makanan yang mengandung alkohol misalnya durian dan tape.
5) Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis,
daging sapi, daging kambing.
6) Garam dapur
7) Makan tinggi lemak dan kolesterol
8) Buah/sayur yang diawetkan dengan garam : ikan asin, asinan, dll
7. Obat-Obatan
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara
mendeplesi simpanan natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan
tekanan darah dengan menurunkan volume darah dan curah jantung,
sehingga tahanan perifer menurun. Setelah 6-8 minggu, curah jantung
kembali normal karena tahanan vaskular perifir menurun. Natrium
dapat menyebabkan tahanan vaskular dengan meningkatkan kekakuan
pembuluh darah dan reaktivitas saraf, yang diduga berkaitan dengan
terjadinya peningkatan pertukaran natrium-kalsium dengan hasil akhir
peningkatan kalsium intraseluler. Efek tersebut dapat dikurangi
dengan pemberian diuretik atau pengurangan natrium. Contoh obat
diuretik yang sering digunakan untuk menurunkan hipertensi adalah:
spironolactone, dan hydrochlorothiazide (thiazide) yang mempunyai
efek cukup kuat sebagai diuretik dan efektif untuk menurunkan
tekanan darah dalam dosis yang rendah (Benowitz, 2002).
2. Obat simpatoplegik
Mempunyai mekanisme kerja menurunkan tekanan darah dengan
cara menurunkan tahanan perifer, menghambat fungsi jantung, dan
meningkatkan pengumpulan vena didalam pembuluh darah kapasitans
(dua efek terakhir menyebabkan penurunan curah jantung). Contoh
obat golongan ini adalah: Methyldopa dan clonidine (Benowitz,
2002).
3. Obat vasodilator langsung.
Semua vasodilator yang digunakan untuk hipertensi merelaksasi
otot polos arteriol, sehingga dapat menurunkan tahanan vaskular
sistemik. Penurunan tahanan arteri dan rata-rata penurunan tekanan
darah arteri menimbulkan respon kompensasi, dilakukan oleh
baroreseptor dan sistem saraf simpatis, seperti halnya renin
angiotensin dan aldosteron. Respon-respon kompensasi tersebut
melawan efek anti hipertensi vasodilator. Vasodilator bekerja 12
dengan baik apabila dikombinasikan dengan obat antihipertensi lain
yang melawan respon kompensasi kardiovaskular. Contoh obat –obat
vasodilator adalah; Hydralazine dan minoxidil (Benowitz, 2002).
4. Obat yang menyekat produksi atau efek Angiotensin.
Rilis renin dari korteks ginjal distimulasi oleh penurunan tekanan
arteri ginjal, stimulasi saraf simpatis dan penurunan pengiriman
natrium atau peningkatan konsentrasi natrium pada tubulus distalis
ginjal. Renin bekerja terhadap angiotensin untuk melepaskan
angiotensin I dekapeptida yang tidak aktif. Angiotensin I kemudian
dikonversi, terutama oleh enzim pengubah angiotensin endothelial
(endothelial angiotensin-converting enzyme, ACE), menjadi
oktapeptida angiotensin II vasokonstriktor arterial, yang akan
dikonversi menjadi angiotensin III didalam kelenjar adrenal.
Angiotensin II mempunyai aktifitas vasokonsriktor dan retensi
natrium.Angiotensin II dan III menstimulasi rilis aldosteron. Contoh
obat golongan ini adalah ; captopril,enalapril dan lisinopril (Benowitz,
2002).
8. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang
berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah
arteri, serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi,
kualitas hidup penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya
adalah terjadinya kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi
yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa
penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung
dari kenaikan tekanan darah pada 19 organ, atau karena efek tidak
langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II,
stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga
membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam
berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya
kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming
growth factor-β (TGF-β). Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan
kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
1. Jantung
1) hipertrofi ventrikel kiri
2) angina atau infark miokardium
3) gagal jantung
2. Otak - stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
3) Komposisi Keluarga
Keterangan :
: Laki-laki : Tinggal Serumah
: Perempuan : Meninggal
4) Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. H adalah Nueclear Family dimana didalamnya
hanya terdapat Tn. H, Ny. M dan Sdra. A
III. Lingkungan
a. Katarektistik rumah :
Status Rumah saat ini adalah rumah tetap permanen dan berlantai
keramik, terdapat ventilasi namun keadaan rumah remang-
remang, banyak barang-barang dirumah, kebutuhan air minum
dengan membeli air mineral, sementara air mandi dan cuci dari
PDAM/PAM, kondisi air bersih dan tidak berbau. Penampungan
air sementara mnggunakan tandon dengan kondisi tertutup dan
dikuras hanya jika dirasakan perlu. Pengolahan sampah dibuang
ke TPU. Sistem pembuangan air limbah dengan got. Keluarga Tn.
M tidak memiliki hewan peliharaan
c. Struktur peran
Tn. H sebagai kepala keluarga dan Ny. M sebagai istri serta Sdra.
A sebagai anak saat ini. Ny. M memiliki peran untuk egurus
rumah dan anak. Ny. M kurng mendapatkan dukungnan dari
suami dalam pekerjaan rumah tangga.
Nilai yang dianut oleh keluarga adalah banjar dan bugis norma
budaya didalam keluarga digunakan adalah menjunjung tinggi
sopan santun dan mengutamakan kepala keluarga pada saat
pengambilan keputusan
V. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi sosialisasi
Nadi : 64 x/mnt
Suhu : 36.00C
Pernapasan : 18 x/mnt
Berat badan : 50 kg
Kepala :
kepala tidak dapat dikaji karena pakai jilbab, tidak ada benjolan,
Mata :
Hidung dan mulut : Tidak ada polip, gigi lengkap dan bersih
Jumlah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan Tingkat Pengetahuan Setelah dilakukan a. Keluarga dan Klien Edukasi Kesehatan
hipertensi dalam keperawatan selama Kecukupan informasi selama 30 menit, menyebutkan Mengajarkan pengelolahan faktor
keluarga Tn. H 4 kali kunjungan kongnitif yang keluarga Tn. H mampu pengertian Hipertensi resiko penyakit dan perilaku
berhubungan dengan keluarga, diharapkan berkaitan dengan topik menyelaskan kembali b. Keluarga dan Klien hidup bersih serta sehat
kurang terpapar Defisit pengetahuan tertentu. Setelah tentang apa saja yang target dapat Tindakan :
informasi dan hanya tentang hipertensi dilakukan perawatan telah dilakukan dalam menyebutkan 1.1. Identifikasi kesiapan dan
mengkonsumsi obat- dan penanganan selama 4 kai pemecahan masalah penyebab Hipertensi kemampuan menerima
obat dari klinik hipertensi dalam kunjungan keluarga kesehatan c. Keluarga dan klien informasi
keluarga Tn. H dapat diharapkan Defisit mampu menyebutkan 1.2. Identifikasi faktor yang
teratasi Pengetahuan tentang pencegahan dapat meningkatkan dan
manajemen Hipertensi Hipertensi menurunkan motivasi
dapat teratasidengan d. Keluarga dapat perilaku hidup bersih dan
kriteria hasil : memutuskan rencana sehat
- Perilaku sesuai yang akan dilakukan 1.3. Sediakan materi dan
anjuran (4) selanjutnya media pendidikan keshatan
- Perilaku sesuai 1.4. Jadwalkan pendidkan
dengan kesehatan sesuai
pengetahuan (4) kesepakatan
- Perilaku sesuai 1.5. Berikan kesempatan
program yang untuk bertanya
direncanakan 1.6. Jelaskan faktor resiko
bersama keluarga yang dapat mempengaruhi
(4) kesehatan
1.7. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
1.8. Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
Manajemen Kesehatan Setelah dilakukan Manajemen Setelah dilakukan a. Keluarga dan klien Dukungan Keluarga
tidakefektif didalam tindakan keperawatan Kesehatan Keluarga tindakan kperawatan target dapat Merencanakan Perawatan
keluarga Tn. H selama 4 kali Definisi : selama 30 menit, menyebutkan
berhubungan dengan kunjungan keluarga Kemampuan keluarga Tn. H mampu pengertian hipertensi Definisi :
kurang terpapar diharapkan mampu menangani masalah menjelaskan kembai b. Keluarga dan klien Memfasilitasi perencanaan
informasi tentang mengontrol kesehatan keluarga tentang apa saja target dapat pelaksanaan perawatan
penyakit yang diderita kesehatan klien target secara optimal untuk yangtelah dilakukan menyebutkan kesehatan keluarga
Defisit Pengetahuan tentang 28 Agustus 2021 1.1. Melakukan pengkajian keluarga Subjektif :
manajemen hipertensi dalam Kunjungan I 1.2. Melakukan observasi kondisi sekitar Ny. M mengatakan bahwa kondisi
keluarga Tn. H berhubungan rumah keluarga Tn. H dan Ny. M kesehatan baik-baik saja saat ini, hanya
dengan kurang terpapar 1.3. Melakukan observasi kondisi dalam beliau saja memiliki riwayat hipertensi
informasi dan hanya rumah keluarga Tn. H dan Ny. M karena faktor keturunan
Planning :
1.1. Jadwalkan pendidikan
kesehatan tentang Hipertensi dan
sesuai kesepakatan
Defisit Pengetahuan tentang 4 September 2021 1.1. Melakukan Edukasi tentang Subjektif :
manajemen hipertensi dalam Kunjungan II pengertian, penyebab, tanda dan gejala Ny.M mengatakan sudah cukup
keluarga Tn. H berhubungan dan pencegahan hipertensi memahami tentang edukasi yang telah
dengan kurang terpapar 1.2. Melakukan edukasi tentang makanan diberikan mulai dari pengertian,
informasi dan hanya yang dapat menurunkan Hipertensi penyebab, tanda gejala dan serta
mengkonsumsi obat-obat dari 1.3. Melakukan edukasi tentang manfaat penanganan hipertensi
Assesment :
1. Perilaku sesuai anjuran (4)
2. Perilaku sesuai dengan pengetahuan
(4)
3. Perilaku sesuai program yang
direncanakan bersama keluarga (4)
Planning :
1. Mengajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat dengan 6 benar mencuci
tangan
Defisit Pengetahuan tentang 11 September 2021 1.1. Melakukan edukasi Tentang PHBS 6 Subjektif :
manajemen PHBS 6 langkah Kunjungan III langkah mencuci tangan Ny.M mengatakan sudah mengerti dan
mencuci tangan dalam 1.2. Mengajarkan cara mencuci tangan 6 tahu cara melakukan 6 langkah mencuci
keluarga Tn. H berhubungan langkah dan pada saat kapan harus tangan dan pada saat kapan saja
informasi danjarang mencuci 1.3. Memotivasi kepada klien agar rajin Objektif :
Assesment :
1. Perilaku sesuai anjuran (4)
2. Perilaku sesuai dengan
pengetahuan (4)
3. Perilaku sesuai dengan program
yang direncankan bersama
keluarga
Planning :
1. Memberikan penkes tentang
kolestrol
Defisit Pengetahuan tentang 14 September 2021 1.1. Melakukan Edukasi tentang Subjektif :
manajemen Kolestrol dalam Kunjungan IV pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan Ny.M mengatakan sudah cukup
keluarga Tn. H berhubungan pencegahan Kolestrol memahami tentang edukasi yang telah
dengan kurang terpapar 1.2. Melakukan edukasi tentang makanan diberikan mulai dari pengertian,
informasi dan hanya yang dapat menururunkan kolestrol penyebab, tanda gejala dan serta
mengkonsumsi obat-obat dari 1.3. Melakukan edukasi tentang manfaat penanganan kolestrol
Assesment :
1. Menyampaikan minat dalam
belajar (4)
2. Menunjukan perilaku sesuai
dengan pengetahuan (4)
Planning :
1. Menberikan penkes dan
menerapkan protokol kesehatan
Defisit Pengetahuan tentang 18 September 2021 1.1. Melakukan edukasi tentang Subjektif :
manajemen protokol Kunjungan V Protokol kesehatan 5M+PHBS Ny.M mengatakan sudah cukup
kesehatani dalam keluarga 1.2. Mengajarkan cara memakai memahami dan mampu menerapkan cara
Tn. H berhubungan dengan masker dan mencuci tangan 6 langkah menggunakan masker dan mencuci
kurang terpapar informasi 1.3. Mengedukasi pada saat kapan tangan dengan benar
Assesment :
1. Menyampaikan minat dalam
belajar (4)
2. Menunjukan perilaku sesuai
dengan pengetahuan (4)
Planning :
1. Rencana tindak lanjut dihentikan
tidakefektif didalam keluarga Kunjungan I 3.2. Melakukan observasi kondisi sekitar Ny. M mengatakan bahwa dia sajang
Tn. H berhubungan dengan rumah keluarga Tn. H dan Ny. M berobat kepuskesmas dan rumah sakit
kurang terpapar informasi 3.3. Melakukan observasi kondisi didalam biasanya keklinik dan minum obat
diderita Ny. M
Objektif
- TTV : TD : 140/70 mmHg, N : 64
x/mnt, S : 36,00C, RR : 18x/mnt
Assesment :
Tujuan khusus tercapai 100%
Planning :
2.1. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
tidakefektif didalam keluarga Kunjungan II kemampuan menerima informasi Ny. M mengatakan sudah cukup
Tn. H berhubungan dengan 2.2. Memberikan kesempatan untuk memahami tentang pendidikan kesehatan
tentang penyakit yang 2.3. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan penanganan untuk menurunkan hipertensi
Assesment :
1. Kemampuan menjelaskan masalah
kesehatan yang dialami (4)
2. Tindakan mengurangi faktor resiko
(4)
3. Peningkatan kerjasama dalam
keluarga
Planning :
3.1. Mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat dengan 6 benar
mencuci tangan
Manajemen Kesehatan 11 September 2021 1.1. Melakukan edukasi Tentang PHBS 6 Subjektif :
tidakefektif didalam keluarga Kunjungan III langkah mencuci tangan Ny. M mengatakan sudah cukup
Tn. H berhubungan dengan 1.2. Mengajarkan cara mencuci tangan 6 memahami dan mampu menerapkan 6
kurang terpapar informasi langkah dan pada saat kapan harus langkah mencuci tangandengan benar
Assesment :
1. Kemampuan menjelaskan masalah
kesehatan (4)
2. Tindakan untuk mngurangi faktor
resiko (4)
3. Peningkatan kerjasama dalam
kelurga (4)
Planning :
1.1. Memberik
an penkes tentang kolestrol
Tn. H berhubungan dengan dan pencegahan Kolestrol memahami tentang penyebab , tanda dan
kurang terpapar informasi 1.3. Melakukan edukasi tentang makanan gejala, dan pencegahan kolestrol
Planning :
1.1. Memberikan penkes dan
mengajarkan cara mngunakan
protokol kesehatan
tidakefektif didalam keluarga Kunjungan V Protokol kesehatan 5M+PHBS Ny. M mengatakan sudah cukup
Tn. H berhubungan dengan 1.2. Mengajarkan cara memakai memahami tentang penerapan potokol
kurang terpapar informasi masker dan mencuci tangan 6 langkah kesehatan dari menggunakan masker
tentang penyakit yang 1.3. Mengedukasi pada saat kapan dan6 benar mencuci tangan
4 Penyusunan
perencanaan
dan kontrak
waktu
5 Memulai
implementasi
penkes
Hipertensi
6 Implementasi
Penkes PHBS
(cuci tangan)
7 Implementasi
penkes
kolestrol
8 Implementasi
Penkes
Protokol
kesehatan
9 Pembuatan
Laporan
Daftar Pustaka
Disusun Oleh :
Gibson Lie
P2002024
2021
PRE PLANNING KUNJUNGAN PERTAMA PENGKAJIAN PADA
KELUARGA Tn. H Tanggal 28 AGUSTUS 2021
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks
dengan menggunakan pendekatan sistematis untuk berkerjasama dengan
keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Dalam pemberian asuhan
keperawatan pada keluarga menguunakan pendekatan proses keperawatan
yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, observasi, implementasi dan
evaluasi.
Pengkajian dan oservasi merupakan langkah awal yang bertujuan
mengumpulkan data tentang status kesehatan dan permasalahan yang
dihadapi klien. Data yang terkumpul kemudian dianalisa, sehingga dapat
merumuskan maaah kesehatan yang ada pada keluarga Tn.H jadi
berdasarkan hal ersebut, sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi klien harus diobservasi. Pengkajian baik melalui
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainya.
B. Proses Keperawatan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengkajian, terkumpul data umum riwayat dan
perkembangan keluarga
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian selama 20 menit, diharapkan keluarga
Tn.H mampu menjelaskan tentang data umum keluarga, riwayat dan
tahap perkembangan keluarga serta diharapkan memperoleh data
tentang lingkungan rumah melalui observasi
D. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Ada kontrak waktu, tempat dan acara dengan klien sebelum pengkajian,
mahasiswa ,wlakukan pendataan dan anamnesa ke rumah Tn.H
b. Evaluasi Proses
1. Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa walaupun takut
karena masih masa covid-19
2. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk
melengkapi data
3. Mahasiswa dapat melakukan wawancara dengan baik
4. Wawancara berjalan dengan lancar
5. Observasi berjalan dengan lancar
c. Evaluasi Hasil
Didapatkan 80% dari 100% data umum, riwayat perkembangan
kerluarga serta lingkungan
LAPORAN PRE-PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN
PADA KLIEN YANG MENGALAMI HIPERTENSI
Disusun Oleh :
Gibson Lie
P2002024
2021
PRE PLANNING KUNJUNGAN KEDUA PENYULUHAN KESEHATAN
PADA KELUARGA Tn.H Tanggal 4 September 2021
A. Latar Belakang
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan
kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan
perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan, kebinggungan
serta ketidak mampuan yang dihadapi keluarga harus menjadi perhatian.
Oleh karena itu, diharapkan perawat dapat menjadi sumber informasi yang
valid dan mambantu mengembangkan potensi-potensi yang ada sehingga
keluarga mempunyai kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada didalam keluarga.
2. Keluarga Tn. H adalah nueclear family yang diaman didalamnya
terdapat Tn. H sebgai kepala keluarga dan Ny. M sebagai istri dan
memiliki 3 orang anak tetapi yang tinggal serumah hanya satu orang
anak
3. Masalah keperawatan keluarga
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada kunjungan
pertama, didapatkan bahwa Ny. M memiliki riwayat hipertensi dan
Ny. M mengatakan didalam keluarga mamanya mengalami hipertensi
dan sekarang hanya mengkonsumsi obat hipertensi apabila tekanan
darahnya meningkat.
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan :
Manajemen Kesehatan tidakefektif didalam keluarga Tn. H
berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit yang
diderita Ny. M
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, Keluarga
Tn. H mampu menjelaskan kembali tentang apa saja yang telah
dilakukan dalam pemecahan masalah kesehatannya
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu menjelaskan :
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan Gejala Hipertensi
d. Penanganan Hipertensi
D. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Keluarga Tn. H dapat berkerja sama dengan mahasiswa dan bersikap
kooperatif
b. Evaluasi Proses
1. Keluarga terlihat sangat antusias dalam diskusi dan memberikan
pertanyaan-pertanyaan
2. Keluarga dapat memerikan respon verbal dan non verbal yang baik
3. Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
c. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
2. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan mahasiswa dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
LAPORAN PRE-PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DALAM KELUARGA
Disusun Oleh :
Gibson Lie
P2002024
2021
PRE PLANNING KUNJUNGAN KETIGA PENYULUHAN KESEHATAN
PADA KELUARGA Tn.H Tanggal 11 September 2021
A. Latar Belakang
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan
kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan
perbaikan kearah perilaku hidup dan sehat dengan 6 benar mencuci tangan.
Adanya kesulitan, kebinggungan serta ketidak mampuan yang dihadapi
keluarga harus menjadi perhatian. Oleh karena itu, diharapkan perawat
dapat menjadi sumber informasi yang valid dan mambantu
mengembangkan potensi-potensi yang ada sehingga keluarga mempunyai
kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada didalam keluarga.
1. Keluarga Tn. H
2. Masalah keperawatan keluarga
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada kunjungan
pertama, didapatkan bahwa Ny. M pernah mendapatkan edukasi dari
klinik mengenai masalah 6 benar mencuci tangan dan sekarang jarang
dan lupa cara 6 benar mencuci tangan dan apabila keburuh-buruh Ny.
M hanya mencucisaja tanpa melakukan 6 benar mencuci tangan.
B. Proses Keperawatan
4. Diagnosa keperawatan :
Manajemen Kesehatan tidakefektif didalam keluarga Tn. H
berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit yang
diderita Ny. M
5. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, Keluarga
Tn. H mampu menjelaskan kembali tentang apa saja yang telah
dilakukan dalam pemecahan masalah kesehatannya
6. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu menerapkan :
a. 6 benar mencuci tangan
b. Mencuci tangan mengunakan air mengalir
c. Memcuci tangan pakai sabun kurang lebih 40-60 detik
d. Mencuci tangan sebelum makan dan BAB
e. Setelah menejamah makanan,menyusui dan beraktivitas
D. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Keluarga Tn. H dapat berkerja sama dengan mahasiswa dan bersikap
kooperatif
b. Evaluasi Proses
1. Keluarga terlihat sangat antusias dalam menerapkan 6 benar mencuci
tangan .
2. Keluarga dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang baik
3. Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
c. Evaluasi Hasil
3. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
4. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan mahasiswa dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
LAPORAN PRE-PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG
KOLESTROL
Disusun Oleh :
Gibson Lie
P2002024
2021
PRE PLANNING KUNJUNGAN KEEMPAT PENYULUHAN
KESEHATAN PADA KELUARGA Tn.H Tanggal 14 September 2021
A. Latar Belakang
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan
kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan
perbaikan kearah perilaku hidup dan sehat. Adanya kesulitan,
kebinggungan serta ketidak mampuan yang dihadapi keluarga harus
menjadi perhatian. Oleh karena itu, diharapkan perawat dapat menjadi
sumber informasi yang valid dan mambantu mengembangkan potensi-
potensi yang ada sehingga keluarga mempunyai kepercayaan diri dan
mandiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada didalam
keluarga.
1. Keluarga Tn. H mengeluh pada penyakit kolestrol karena Ny. M
memiliki kolestrol 275 mg/dL
2. Masalah keperawatan keluarga
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada kunjungan
pertama, didapatkan bahwa Ny. M mengatakan pernah kontrol
keapotek untuk mengecek gula darah,kolestrol dan tekanan darah.
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan :
Manajemen Kesehatan tidakefektif didalam keluarga Tn. H
berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit yang
diderita Ny. M
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, Keluarga
Tn. H mampu menjelaskan kembali tentang apa saja yang telah
dilakukan dalam pemecahan masalah kesehatannya
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu menjelaskan :
a. Pengertian kolestrol
b. Penyebab kolestrol
c. Tanda dan Gejala kolestrol
d. Penanganan kolestrol
D. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Keluarga Tn. H dapat berkerja sama dengan mahasiswa dan bersikap
kooperatif
b. Evaluasi Proses
1. Keluarga terlihat sangat antusias dalam diskusi dan memberikan
pertanyaan-pertanyaan
2. Keluarga dapat memerikan respon verbal dan non verbal yang baik
3. Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
c. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
2. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan mahasiswa dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
LAPORAN PRE-PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Disusun Oleh :
Gibson Lie
P2002024
2021
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELIMA PENGKAJIAN PADA
KELUARGA Tn. H Tanggal 18 September 2021
A. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga
Tn. H dan Ny. M jarang menerapkan 6 benar mencuci tangan dan tidak
memakai masker kalau keluar rumah. Ny. M mengatakan pernah
mendapatkan edukasi terkait protokol keshatan diapetik namun ketika
dirumah Tn. H dan Ny. M tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat secara efektif.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Data yang perlu dikaji lebih lanjut adalah tentang bagaimana peneraan
phbs pada saat dirumah Tn.H dan Ny. M
3. Masalah keperawatan keluarga
Masalah yang diatasi pada kunjungan saat ini adalah memberikan
pendidikan kesehatan mengenai cara enerapan protokol kesehatan yang
dilakukan dirumah Tn. H dan Ny. M.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan keluarga mengenai
tentang protokol kesehatan 5M + PHBS
3. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang protokol kesehatan 5M+PHBS
b. Mampu menerapkan Protokol kesehatan dirumah maupun diluar
rumah
c. Mampu menjaga kesehatan keluarga dengan patuhi protokol
kesehatan
C. Rencana kegiatan
1. Nama Kegiatan : Pendidikan kesehatan tentang
Protokol kesehatan 5 M + PHBS
2. Sasaran : Keluarga Tn. H
3. Metode : Diskusi
4. Media dan Alat : Poster Protokol kesehatan
5M+PHBS
5. Hari/Tanggal : Sabtu, 18 September 2021
6. Waktu : Pukul, 16:00-selesai
7. Rencana Proses Kegiatan:
Tahap kegiatan waktu
pelaksanaan Materi Sasaran
Orientasi 1. Memberi salam dan Mendengarkan 2 menit
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
3. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
Kerja 1. Mengetahui pentingnya Patuhi Mendengarkan 10 Menit
protokol kesehatan.
2. Mengetahui manfaat Protokol
kesehatan
3. Mengetahui cara menerapkan
protokol kesehatan dengan baik
4. Mengetahui 5M+ PHBS
Terminasi 1. Mengevaluasi Menjawab 3 menit
2. Mampu menerapkan Pertanyaan
5M+PHBS secara mandiri Mendengarkan
dirumah
.
8. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur:
1) Membuat laporan pendahuluan sebelum pelaksanaan
kegiatan
2) Melakukan kontrak waktu dengan keluarga Tn. H
3) Tempat tersedia dengan baik
4) Media penkes memadai
5) Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
b. Kriteria proses:
1) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang
direncanakan
2) Keluarga Tn. H berperan aktif selama kegiatan
berlangsung
c. Kriteria Hasil
1) Keluarga Tn. H mengetahui Penerapan
protokol kesehatan dengan baik.
LAMPIRAN MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG PROTOKOL KESEHATAN 5M+PHBS
3.High Normal 130-139/85-89 mmHg APA YANG MENYEBABKAN 3. Serangan otak /stroke
TEKANAN DARAH TINGGI 4. Pengelihatan menurun
4.Hipertensi
5. Gangguan gerak dan
1. Genetik
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
2. Lingkungan keseimbangan
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
3. Hiperaktifitas Saraf Simpatis Sistem 6. Krusakan ginjal
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 - 119 Renin 7. Kematian
4. Angiotensin
Grade 4 (sangat berat) ≥210 ≥120
5. Obesitas
CARA MENCEGAH
PENGOBATAN TRADISIONAL
KOMPLIKASI DARAH TINGGI
Yudi Pratama
1307101030038