Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PRAKTIK PROFESI NERS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. H DENGAN


MASALAH DIAGNOSIS HIPERTENSI

STASE KEPERAWATAN KELUARGA

Dosen Koordinator : Ns. Siti Mukaromah, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Rusdi, M.kep

Disusun Oleh :

Gibson Lie

P2002024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi menjadi masalah kesehatan dengan morbiditas dan
mortalitasnya yang tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
Pada tahun 2025 diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia terkena
hipertensi, Pada umumnya hipertensi tidak memberikan keluhan dan
gejala yang khas sehingga banyak penderita yang tidak menyadarinya oleh
karena itu hipertensi dikatakan sebagai the silent killer (Tentang,
Hipertensi, Perawatan, & Hipertensi, 2019).
Hasil Riset Kesehatan Dasar menyebutkan hipertensi sebagai
penyebab kematian nomor 3 (tiga) setelah stroke dan tuberculosis. Data
World Health Organization pada tahun dari 70% penderita hipertensi yang
diketahui, hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang
diobati dengan baik. Hipertensi diperkirakan sampai tahun 2025 tingkat
terjadinya akan bertambah 60%, dan akan mempengaruhi 1,56 milyar
penduduk di seluruh dunia. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
26,5% pada tahun 2013, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan
hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus
hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan
kesehatan (Tentang et al., 2019).
Menurut data WHO, sekitar 972 juta (26,4%) orang di seluruh
dunia mengidap hipertensi dan kemungkinan akan meningkat menjadi
29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi , 333 juta berada
di negara maju dan 639 juta berada di negara sedang berkembang,
termasuk Indonesia (Anggara & Prayitno, 2013). Hipertensi masih
merupakan tantangan besar di Indonesia karena sering ditemukan pada
pelayana n kesehatan tingkat primer (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014). Berdasarkan data riskesdas 2013, prevalensi hipertensi
di Indonesia tinggi yaitu sebesar 25,8%. Kecenderungan prevalensi
hipertensi diagnosis oleh tenaga kesehatan berdasarkan wawancara tahun
2013 (9,5%) lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 (7,6%) (Pada, Di,
Poasia, & Kendari, 2017).
Oleh karena latar belakang di atas maka penyusun menyusun
satuan cara penyuluhan mengenai hipertensi dengan tujuan supaya setelah
dilakukan pedidikan kesehatan mengenai hipertensi Tn.H dapat
memahami tentang penyakit darah tinggi, diit darah tinggi dan dan mampu
melakukan perawatan diri terhadap penyakit darah tinggi.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada keluarga dengan Hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep keluarga
b. Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep masaah kesehatan
hipertensi
c. Mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian keperawatan pada
keluarga dengan hipertensi
d. Mahasiswa/i mampu menentukan diagnosa keperawatan pada
keluarga dengan Hipertensi
e. Mahasiswa/i mampu merencanakan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan hipertensi
f. Mahasiswa/i mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada
keluarga dengan jipertensi
g. Mahasiswa/i mampu melakukan evaluasi keperawatan pada
keluarga dengan hipertensi
h. Mahasiswa/i mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan
pada keluarga dengan hipertensi
C. Ruang Lingkup
Penulisan laporan ini merupakan hasil dari pemberian asuhan keperawatan
kepada keluarga Tn.H khususnya Ny.M dengan Hipertensi di RT. 06
Sempaja Timur kelurahan Sempaja Utara kabupaten kota Samarinda.
BAB II
Tinjauan Teori
A. Konsep keperawatan Keluarga
Merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan
berbagai bidang keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan
sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada
keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan
praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat
holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.
1. Pengertian Keluarga
a. Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) :
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
b. Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri atas 2 orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
h. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
2. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan, yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas utama keluarga untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak
merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang
sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik,
dan memberikan kasih sayang kepada anak karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat bergantung kepada orang tuanya. Dan
kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah, pada tahap ini anak sudah mulai
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman
sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak
mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini
anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga
adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma
agama, norma-norma sosial budaya, dsb.
e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga
adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara
teratur, mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan
pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling
rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam
membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua
orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara
kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui tahap remaja
dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap
selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai
kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan
memulai kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam
tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima
kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang
tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
4. Ciri-ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara
anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
5. Tipe / Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari
Ayah, Ibu, dan Anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended
family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku
hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
6. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
7. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan Identitas anggota keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang
dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut :
a. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa
depan anak bila kelak dewasa.
b. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini
adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
c. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi
anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota
keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
d. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain
dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
e. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain
dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur
kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
f. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah
mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi
keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari
penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
g. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus
selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga
dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita
tentang pengalaman masing-masing, dsb.
h. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah
untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokol kelurga terhadap keluarga
lainnya, yaitu :
a. Asih adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman,
kehangatan,pada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka
tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi
anak-anak sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
8. Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
9. Peran Perawat
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah:
a. Pendidik
Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
keluarga dapat melakukan program Asuhan Keperawatan Keluarga
secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi
dari berbagai disiplin agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik,
maupun di rumah sakit bertanggung jawab memberikan perawatan
langsung.
d. Pengawas Kesehatan
Perawat harus melakukan kunjungan rumah yang teratur untuk
mengidentifikasi tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi
masalah kesehatan.
f. Kolaborasi
Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang
optimal.
g. Fasilitator
Peran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi kendala
untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
h. Modifikasi Lingkungan
Perawat dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.
B. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic 90 mmHg. Hipertensi tidak
hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin
tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (Nurarif & kusuma, 2016).
2. Etiologi
Berdasarkan Penyebab Hipertensi dibagi menjadi 2golongan yaitu:
a. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga Hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan,
hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin, Angiotensin dan
peningkatan resiko : obesitas, merokok, dan polistemia.
b. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan /atau tekanan diastolik sama atau lebih rendah dari 90
mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar
dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menenbal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun meyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Nurarif &
kusuma, 2016)
3. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Etiologinya :
1. Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, stres
psikologis
2. Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
3. Hipertensi hormonal
4. Bentuk hipertensi lain: obat, cardiovascular, neurogenik (Nurarif &
kusuma, 2016)
Secara klinis derajat Hipertensi dapat dikelompokkan yaitu :
No. Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
1. Optimal ≤120 ≤80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat ≥210 ≥120
berat

4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada Hipertensi dibedakan menjadi
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita Hipertensi yaitu :
1) Mengeluh sakit kepala, pusing
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurun (Nurarif & kusuma, 2016)
5. Faktor Resiko Hipertensi
Ada dua faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat
dikontrol yaitu :
a. risiko yang tidak dapat dikontrol meliputi genetik dan karakteristik
individu seperti usia, jenis kelamin, dan ras.
b. sedangkan faktor risiko yang dapat dikontrol meliputi obesitas,
stres dan perilaku atau gaya hidup seperti kurang aktifitas dan
konsumsi makanan (asupan natrium dan lemak) (Pada et al., 2017)
6. Diit
Diit merupakan pengendalian asupan kalori total untuk mencapai atau
mempertahankan BB yang sesuai dan mengendalikan kadar
glukosa.Tujuan diituntuk membantu menurunkan tekanan darah,
mempertahankan tekanan darah menuju normal,penurunan faktor resiko
BB yang berlebih, menurunkan kadar lemak kolesterol.Diit untuk
penderita Hipertensi:
a. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi
1) Sumber kalori
Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.
2) Sumber protein hewani
Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari,
telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa
lemak
3) Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.
4) Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
5) Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti
bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam,
oyong, wortel.
6) Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah
terbatas.
7) Bumbu
Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam
tidak lebih 15 gramperhari.
8) Minuman
Teh encer, coklat encer, juice buah.
b. Makanan yang dibatasi
1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak, paru,
minyak kelapa, gajih
2) Makanan yang diolah dengan menggunakan natrium misalnya
biscuit, craker
3) Makanan dalam kaleng : sarden, abon, asinan, ikan asin, telor
asin.
4) Makanan yang mengandung alkohol misalnya durian dan tape.
5) Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis,
daging sapi, daging kambing.
6) Garam dapur
7) Makan tinggi lemak dan kolesterol
8) Buah/sayur yang diawetkan dengan garam : ikan asin, asinan, dll
7. Obat-Obatan
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara
mendeplesi simpanan natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan
tekanan darah dengan menurunkan volume darah dan curah jantung,
sehingga tahanan perifer menurun. Setelah 6-8 minggu, curah jantung
kembali normal karena tahanan vaskular perifir menurun. Natrium
dapat menyebabkan tahanan vaskular dengan meningkatkan kekakuan
pembuluh darah dan reaktivitas saraf, yang diduga berkaitan dengan
terjadinya peningkatan pertukaran natrium-kalsium dengan hasil akhir
peningkatan kalsium intraseluler. Efek tersebut dapat dikurangi
dengan pemberian diuretik atau pengurangan natrium. Contoh obat
diuretik yang sering digunakan untuk menurunkan hipertensi adalah:
spironolactone, dan hydrochlorothiazide (thiazide) yang mempunyai
efek cukup kuat sebagai diuretik dan efektif untuk menurunkan
tekanan darah dalam dosis yang rendah (Benowitz, 2002).
2. Obat simpatoplegik
Mempunyai mekanisme kerja menurunkan tekanan darah dengan
cara menurunkan tahanan perifer, menghambat fungsi jantung, dan
meningkatkan pengumpulan vena didalam pembuluh darah kapasitans
(dua efek terakhir menyebabkan penurunan curah jantung). Contoh
obat golongan ini adalah: Methyldopa dan clonidine (Benowitz,
2002).
3. Obat vasodilator langsung.
Semua vasodilator yang digunakan untuk hipertensi merelaksasi
otot polos arteriol, sehingga dapat menurunkan tahanan vaskular
sistemik. Penurunan tahanan arteri dan rata-rata penurunan tekanan
darah arteri menimbulkan respon kompensasi, dilakukan oleh
baroreseptor dan sistem saraf simpatis, seperti halnya renin
angiotensin dan aldosteron. Respon-respon kompensasi tersebut
melawan efek anti hipertensi vasodilator. Vasodilator bekerja 12
dengan baik apabila dikombinasikan dengan obat antihipertensi lain
yang melawan respon kompensasi kardiovaskular. Contoh obat –obat
vasodilator adalah; Hydralazine dan minoxidil (Benowitz, 2002).
4. Obat yang menyekat produksi atau efek Angiotensin.
Rilis renin dari korteks ginjal distimulasi oleh penurunan tekanan
arteri ginjal, stimulasi saraf simpatis dan penurunan pengiriman
natrium atau peningkatan konsentrasi natrium pada tubulus distalis
ginjal. Renin bekerja terhadap angiotensin untuk melepaskan
angiotensin I dekapeptida yang tidak aktif. Angiotensin I kemudian
dikonversi, terutama oleh enzim pengubah angiotensin endothelial
(endothelial angiotensin-converting enzyme, ACE), menjadi
oktapeptida angiotensin II vasokonstriktor arterial, yang akan
dikonversi menjadi angiotensin III didalam kelenjar adrenal.
Angiotensin II mempunyai aktifitas vasokonsriktor dan retensi
natrium.Angiotensin II dan III menstimulasi rilis aldosteron. Contoh
obat golongan ini adalah ; captopril,enalapril dan lisinopril (Benowitz,
2002).
8. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang
berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah
arteri, serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi,
kualitas hidup penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya
adalah terjadinya kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi
yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa
penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung
dari kenaikan tekanan darah pada 19 organ, atau karena efek tidak
langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II,
stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga
membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam
berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya
kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming
growth factor-β (TGF-β). Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan
kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
1. Jantung
1) hipertrofi ventrikel kiri
2) angina atau infark miokardium
3) gagal jantung
2. Otak - stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati

C. Asuhan Keperawatan Keluarga


I. Keluarga Tn. H
a. Pengkajian

1) Nama Keluarga (KK) : Tn. HJ. Jusman Anjar

2) Alamat dan Telpon : Jl.Wahid Hasyim gg.mawar No.100

3) Komposisi Keluarga

No Nama Jenis Hub dgn TTI/Umur Pendidikan


Kelamin KK
1 Tn.H L KK 58 Tahun SPMA
2 Ny.M P Istri 51 Tahun SMP
3 Sdra. A L Anak 20 Tahun Mahasiswa
Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki : Tinggal Serumah

: Perempuan : Meninggal

4) Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. H adalah Nueclear Family dimana didalamnya
hanya terdapat Tn. H, Ny. M dan Sdra. A

5) Suku : Tn. H bersuku Bugis dan Ny. M bersuku Banjar

6) Agama : Tn. H dan N y. M beragama Islam sejak lahir

7) Status Sosek Keluarga : saat ini Tn.H berkerja sebagai wiraswasta


dimana Tn.H adalah sebagai kepala keluarga harus menafkahi
keluarganya

8) Aktivitas Rekreasi Keluarga : Keluarga Tn.H biasanya berekreasi


dan berlibur ketika anaknya datang kerumah

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Saat ini perkembangan keluarga Tn.H berada ditahap V keluarga


dengan anak remaja/ families with teenager)
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ada tahap perkembangan yang belum terpenuhi

3) Riwayat keluarga inti

Tn. H berasal dari 10 bersaudara dan semuanya tinggal dikalimantan


dan bertemu dengan Ny. M dikalimantan

4) Riwayat keluarga sebelumnya :

Sebelumnya Tn. M tinggal bersama keluarganya dan sekarang


disamarinda bersama dengan Ny.M dan memiliki rumah tetap
disamarinda dan tinggal bersama sampai sekarang

III. Lingkungan

a. Katarektistik rumah :

Status Rumah saat ini adalah rumah tetap permanen dan berlantai
keramik, terdapat ventilasi namun keadaan rumah remang-
remang, banyak barang-barang dirumah, kebutuhan air minum
dengan membeli air mineral, sementara air mandi dan cuci dari
PDAM/PAM, kondisi air bersih dan tidak berbau. Penampungan
air sementara mnggunakan tandon dengan kondisi tertutup dan
dikuras hanya jika dirasakan perlu. Pengolahan sampah dibuang
ke TPU. Sistem pembuangan air limbah dengan got. Keluarga Tn.
M tidak memiliki hewan peliharaan

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Tetangga dirumah Tn. M mayoritas bersuku banjar dan ada suku


bugis, dan flores. Komunikasi dengan tetangga menggunakan
bahasa indonesia

c. Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas keluarga menggunakan mobil dan sepeda motor dan


biasanya hanya untuk beraktivitas dan pergi ketempat keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Perkumpulan keluarga terjadi setiap hari terutama saat makan dan


berinteraksi dengan tetangga serta lingkungan sekitarpun
dilakukan setiap hari

e. Sistem pendukung keluarga

Keluarga memiliki jaminan kesehatan sehingga jika ada anggota


keluarga sakit maka menggunakan BPJS dan terkadang
kebutuhan keluarga dibantu oleh saudara-saudari dari Tn. H dan
Ny.M
IV. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Komunikasi keluarga dilakukan dengan menggunakan bahasa


indonesia, interaksi dan komunitasi dengan lingkungan juga
berjalan dengan baik. Keluarga membebaskan anggota
keluaganya untuk berpendapat sebelum diputuskan oleh Tn. H
selaku kepala keluarga

b. Struktur kekuatan keluarga

Komunikasi keluarga dilakukansecara terbuka, didalam keluarga


Tn. H menggunakan diskusi terhadap permasalahan keluarga dan
keputusan selau diambil oleh Tn. H

c. Struktur peran

Tn. H sebagai kepala keluarga dan Ny. M sebagai istri serta Sdra.
A sebagai anak saat ini. Ny. M memiliki peran untuk egurus
rumah dan anak. Ny. M kurng mendapatkan dukungnan dari
suami dalam pekerjaan rumah tangga.

d. Nilai dan norma budaya

Nilai yang dianut oleh keluarga adalah banjar dan bugis norma
budaya didalam keluarga digunakan adalah menjunjung tinggi
sopan santun dan mengutamakan kepala keluarga pada saat
pengambilan keputusan

V. Fungsi keluarga

a. Fungsi Afektif

Keluarga sangat menjunjung tinggi sopan santun, hubungan


keluarga baik meskipun termasuk kegiatan keagamaan maupun
dalam masyarakat

b. Fungsi sosialisasi

Keluarga membebaskan anggotanya untuk ikut berkegiatan di


lingkungan termasuk kegiatan keagamaan maupun kegiatan
masyarakat

c. Fungsi perawatan keluarga

Ny. M mengeluhkan tekanan darah tinggi dan kolestrol dan Ny.


M sering mengkonsumsi makanan obat tradisional seperti
mengkonsumsi buah timur untuk menurunkan tekanan darah

VI. Stress dan koping keluarga

a. Stressor jangka pendek

Kebutuhan ekonomi untuk memnuhi kebutuhan setiap hari

b. Stressor jangka panjang

Caranya mendapatkan uang untuk menyekolahkan anaknya

c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Keluarga mencoba untuk meminta bantuan kepada keluarga dari


Tn. H dan Ny. M

d. Strategi koping yang digunakan

Ny. M cenderung akan menceritakan permasalahan yang


didapatkan kepada keluarga yang dianggap dapat memberikan
solusi sedangkan Tn. H cenderung melampiaskan dengan
menanam sayur-sayuran dikebun

e. Strategi adaptasi disfungsional

Jika ada permasalahan maka Tn. H cenderung akan diam dirumah


dan merokok karena merasa sulit untuk mendapatkan jalan keluar
akibat tuntutan permasalahan yang kompleks.
VII. Harapan keluarga

Harapan keluarga saat ini adalah agar anaknya dalam pendidikannya


bisa sukses dan diberikan kesehatan dan lebih kompak dalam
mengurus rumah dan kenyamanan selain oleh Ny. M selaku ibu
rumah tangga

VIII. Pemeriksaan fisik

Tekanan darah : 140/70 mmHg

Nadi : 64 x/mnt

Suhu : 36.00C

Pernapasan : 18 x/mnt

Tinggi badan : 147 cm

Berat badan : 50 kg

Kepala :

kepala tidak dapat dikaji karena pakai jilbab, tidak ada benjolan,

Mata :

konjungtiva merah muda, skelera putih, fungsi mata baik dikedua


mata

Hidung dan mulut : Tidak ada polip, gigi lengkap dan bersih

Ekstremitas atas dan bawah :

kondisi kuku tangan dan kakinya bersih dan Ny. M mengatakan


tidak ada keluhan pada ekstremitas atas dan bawa
b. Analisa Data

No Data Subjektif Data Objektif Diagnosa Keperawatan

1. • Ny. M mengatakan • Ny. M tampak rileks Defisit Pengetahuan


dia memiliki tidak merasakan tentang manajemen
riwayat tekanan gejala hipertensi hipertensi dalam keluarga
darah dan hanya • TD : 140/70 mmHg Tn. H berhubungan dengan
mengkonsumsi • Nadi : 64 x/mnt kurang terpapar informasi
obat-obat dari • Suhu : 36,0oC dan hanya mnegkonsumsi
klinik apabila • Pernapasan : 18 x/mnt obat-obat dari klinik
tekanan darahnya
naik aja
• Ny. M mengatakan
ibunya pernah
mengalami
tekanan darah
tinggi

2. • Ny. M mengatakan • Rumah Rapi Manajemen Kesehatan


jika sakit apapun • Pengurasan air keluarga tidakefektif
biasanya dilakukan hanya didalam keluarga Tn. H
mengkonsumsi ketika dirasa sangat berhubungan dengan kurang
obat dari klinik kotor terpapar informasi tentang
dan jarang • Kondisi rumah penyakit yang diderita Ny.
kerumah sakit jika remang-remang M
tidak parah
• Ny. M mengatakan
hanya merawat
rumah sendiri
sekaligus merawat
anaknya dan Tn. H
pasif dalam
membantu
c. Diagnosa Keperawatan dan Skoring
Defisit Pengetahuan tentang manajemen hipertensi dalam keluarga Tn. H
berhubungan dengan kurang terpapar informasi dan hanya mengkonsumsi
obat-obat dari klinik
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN

1. Sifat Masalah: 1 Ny. M sudah dapat mencegah


1
Tidak/kurang sehat penyakit hipertensi dengan
berobat keklinik terdekat dan
hanya mengkonsumsi obat
apabila tekanan darahnya naik aja
2. Kemungkinan untuk Masalah dapat dicegah sebagian
diubah: karena Ny. M sering juga
Hanya sebagian 1 2 memakan buah timun untuk
menurunkan tekanan darahnya
namun Ny. M memkonsumsi
kembali obatnya apabila tekanan
darahnya meningkat
3. Potensi dicegah: Ny. M hanya memakan buah
Cukup 1 timur saja untuk menurunkan
2
tekanan darahnya untuk saat ini

4. Menonjolnya masalah: Saat ini tekanan darah Ny. M


Masalah ada, tetapi Tidak sudah menurun dan apabila
perlu segera 1 1 tekanan darah naik Ny. M hanya
ditangani mengkonsumsi obat dari klinik
dan mengkonsumsi buah Timun
Jumlah
Manajemen Kesehatan Keluarag tidakefektif didalam keluarga Tn. H
berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit yang
diderita Ny. M
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN

1. Sifat Masalah: 2 • Rumah tampak bersih


1
Tidak/kurang sehat • Pengugurasan air dilakukan
hanya ketika dirasakan sangat
kotor
• Kondisi rumah remang-
remang
2. Kemungkinan untuk Tn. H masih mau mengambil
diubah: peran menjaga anaknya sembari
Hanya sebagian 1 1 Ny. M mengurus rumah. Ada
keinginan dari keluarga untuk
merapikan dan membersihkan
rumah secara rutin
3. Potensi dicegah: Keluarga Memiliki komunikasi
Cukup 1 dan kerjasama yang baik
2
Merkipun Tn. M pekerja
wiraswasta. Ny. M memiliki
kebiasaan untuk menyapu dan
membersihka rumah setiap hari.
4. Menonjolnya masalah: Walaupun keadaan rumah
Masalah ada, tetapi Tidak kadang kotor tetapi Ny. M selalu
perlu segera 1 1 berusaha merapikan dan
ditangani membersihkan setiap hari

Jumlah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana


Umum Khusus Umum Khusus
Keperawatan Tindakan

Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan Tingkat Pengetahuan Setelah dilakukan a. Keluarga dan Klien Edukasi Kesehatan

tentang manajemen Tindakan Definisi : tindakan keperawatan target dapat Definisi :

hipertensi dalam keperawatan selama Kecukupan informasi selama 30 menit, menyebutkan Mengajarkan pengelolahan faktor

keluarga Tn. H 4 kali kunjungan kongnitif yang keluarga Tn. H mampu pengertian Hipertensi resiko penyakit dan perilaku

berhubungan dengan keluarga, diharapkan berkaitan dengan topik menyelaskan kembali b. Keluarga dan Klien hidup bersih serta sehat
kurang terpapar Defisit pengetahuan tertentu. Setelah tentang apa saja yang target dapat Tindakan :

informasi dan hanya tentang hipertensi dilakukan perawatan telah dilakukan dalam menyebutkan 1.1. Identifikasi kesiapan dan

mengkonsumsi obat- dan penanganan selama 4 kai pemecahan masalah penyebab Hipertensi kemampuan menerima

obat dari klinik hipertensi dalam kunjungan keluarga kesehatan c. Keluarga dan klien informasi
keluarga Tn. H dapat diharapkan Defisit mampu menyebutkan 1.2. Identifikasi faktor yang
teratasi Pengetahuan tentang pencegahan dapat meningkatkan dan
manajemen Hipertensi Hipertensi menurunkan motivasi
dapat teratasidengan d. Keluarga dapat perilaku hidup bersih dan
kriteria hasil : memutuskan rencana sehat
- Perilaku sesuai yang akan dilakukan 1.3. Sediakan materi dan
anjuran (4) selanjutnya media pendidikan keshatan
- Perilaku sesuai 1.4. Jadwalkan pendidkan
dengan kesehatan sesuai
pengetahuan (4) kesepakatan
- Perilaku sesuai 1.5. Berikan kesempatan
program yang untuk bertanya
direncanakan 1.6. Jelaskan faktor resiko
bersama keluarga yang dapat mempengaruhi
(4) kesehatan
1.7. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
1.8. Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.

Manajemen Kesehatan Setelah dilakukan Manajemen Setelah dilakukan a. Keluarga dan klien Dukungan Keluarga

tidakefektif didalam tindakan keperawatan Kesehatan Keluarga tindakan kperawatan target dapat Merencanakan Perawatan
keluarga Tn. H selama 4 kali Definisi : selama 30 menit, menyebutkan

berhubungan dengan kunjungan keluarga Kemampuan keluarga Tn. H mampu pengertian hipertensi Definisi :

kurang terpapar diharapkan mampu menangani masalah menjelaskan kembai b. Keluarga dan klien Memfasilitasi perencanaan

informasi tentang mengontrol kesehatan keluarga tentang apa saja target dapat pelaksanaan perawatan

penyakit yang diderita kesehatan klien target secara optimal untuk yangtelah dilakukan menyebutkan kesehatan keluarga

Ny. M secara memulihkan kondisi dalan pemecahan penyebab hipertensi


kesinambungan kesehatan anggota masalah kesehatannya c. Keluarga mampu Tindakan :
keluarga menyebutkan 2.1. Identifikasi kebutuhan
bagaimana cara dan harapan keluarga
Setelah dilakukan pencegahan tentang kesehatan
perawatan selama 4 hipertensi 2.2. Identifikasi tindakan
kali kunjungan d. Keluarga dapat yang dapat dilakukan
keluarga diharapkan memutuskan rencana keluarga
manajemen kesehatan yang akan dilakukan 2.3. Motivasi pengembangan
keluarga dapat menjadi selanjutnya sikap dan emosi yang
efektif dengan kriteria e. Melakukan mendukung upaya
hasil : perubahan dan kesehatan
- Kemampuan perbaikan dalam 2.4. Informasikan fasilitas
menjelaskan keluarga kesehatan yang ada
masalah kesehatan f. Peningkatan dilingkungan keluarga
yang dialami (4) kerjasama dalam 2.5. Anjurkan menggunakan
- Tindakan untuk keluarga dan fasilitas kesehatan yang
mengurangi faktor pelaksanaan program ada dalam keluarga
resiko (4) disepakati dalam 2.6. Ajarkan cara perawatan
- Peningkatan keluarga yang bisa dilakukan
kerjasama dalam keluarga
keluarga
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa keperawatan Tgl dan waktu Implementasi Evaluasi

Defisit Pengetahuan tentang 28 Agustus 2021 1.1. Melakukan pengkajian keluarga Subjektif :

manajemen hipertensi dalam Kunjungan I 1.2. Melakukan observasi kondisi sekitar Ny. M mengatakan bahwa kondisi

keluarga Tn. H berhubungan rumah keluarga Tn. H dan Ny. M kesehatan baik-baik saja saat ini, hanya

dengan kurang terpapar 1.3. Melakukan observasi kondisi dalam beliau saja memiliki riwayat hipertensi

informasi dan hanya rumah keluarga Tn. H dan Ny. M karena faktor keturunan

mengkonsumsi obat-obat dari


klinik Objektif :
- Ny. M saat ini berusia 51 Tahun
- Kondisi rumah remang-remang,
rumah bersih dan barang-barangnya
teratur
- Ventilasi rumahnya ada namun kecil
- TTV Ny. M
TD : 140/70 mmHg
N : 64 x/mnt
S: 36.00C
R: 18 x/menit
Assesment :
Tujuan Khusus tercapai 100%

Planning :
1.1. Jadwalkan pendidikan
kesehatan tentang Hipertensi dan
sesuai kesepakatan

Defisit Pengetahuan tentang 4 September 2021 1.1. Melakukan Edukasi tentang Subjektif :

manajemen hipertensi dalam Kunjungan II pengertian, penyebab, tanda dan gejala Ny.M mengatakan sudah cukup

keluarga Tn. H berhubungan dan pencegahan hipertensi memahami tentang edukasi yang telah

dengan kurang terpapar 1.2. Melakukan edukasi tentang makanan diberikan mulai dari pengertian,

informasi dan hanya yang dapat menurunkan Hipertensi penyebab, tanda gejala dan serta

mengkonsumsi obat-obat dari 1.3. Melakukan edukasi tentang manfaat penanganan hipertensi

klinik yang akan dilakukan klien untuk


menurunkan tekanan darah Objektif :
- Ny. M dapat menyebutkan tanda dan
gejala hipertensi seperti kepala
sering pusing dan merasa kelelahan
dan menyebutkan makanan apa saja
yang dapat menurunkan hipertensi
- TTV : TD : 130/70 mmHg, N : 68
x/mnt, S: 36.00C, R : 20 x/mnt

Assesment :
1. Perilaku sesuai anjuran (4)
2. Perilaku sesuai dengan pengetahuan
(4)
3. Perilaku sesuai program yang
direncanakan bersama keluarga (4)

Planning :
1. Mengajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat dengan 6 benar mencuci
tangan

Defisit Pengetahuan tentang 11 September 2021 1.1. Melakukan edukasi Tentang PHBS 6 Subjektif :

manajemen PHBS 6 langkah Kunjungan III langkah mencuci tangan Ny.M mengatakan sudah mengerti dan
mencuci tangan dalam 1.2. Mengajarkan cara mencuci tangan 6 tahu cara melakukan 6 langkah mencuci

keluarga Tn. H berhubungan langkah dan pada saat kapan harus tangan dan pada saat kapan saja

dengan kurang terpapar mencuci tangan

informasi danjarang mencuci 1.3. Memotivasi kepada klien agar rajin Objektif :

tangan 6 langkah mencuci tangan - Ny. M antusias mengikuti


penkes dengan baik
- TTV : TD : 120/80 mmHg, N :
68 x/mnt, S: 36.00C, R : 20
x/mnt

Assesment :
1. Perilaku sesuai anjuran (4)
2. Perilaku sesuai dengan
pengetahuan (4)
3. Perilaku sesuai dengan program
yang direncankan bersama
keluarga

Planning :
1. Memberikan penkes tentang
kolestrol

Defisit Pengetahuan tentang 14 September 2021 1.1. Melakukan Edukasi tentang Subjektif :

manajemen Kolestrol dalam Kunjungan IV pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan Ny.M mengatakan sudah cukup

keluarga Tn. H berhubungan pencegahan Kolestrol memahami tentang edukasi yang telah

dengan kurang terpapar 1.2. Melakukan edukasi tentang makanan diberikan mulai dari pengertian,

informasi dan hanya yang dapat menururunkan kolestrol penyebab, tanda gejala dan serta

mengkonsumsi obat-obat dari 1.3. Melakukan edukasi tentang manfaat penanganan kolestrol

klinik yang akan dilakukan klien untuk


menurunkan kolestrol Objektif :
- Ny. M dapat menyebutkan tanda
dan gejala kolestrol seperti kepala
sering pusing menyebutkan
makanan apa saja yang dapat
menyebabkan koletrol
- TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 68
x/mnt, S: 36.00C, R : 20 x/mnt

Assesment :
1. Menyampaikan minat dalam
belajar (4)
2. Menunjukan perilaku sesuai
dengan pengetahuan (4)

Planning :
1. Menberikan penkes dan
menerapkan protokol kesehatan

Defisit Pengetahuan tentang 18 September 2021 1.1. Melakukan edukasi tentang Subjektif :

manajemen protokol Kunjungan V Protokol kesehatan 5M+PHBS Ny.M mengatakan sudah cukup

kesehatani dalam keluarga 1.2. Mengajarkan cara memakai memahami dan mampu menerapkan cara

Tn. H berhubungan dengan masker dan mencuci tangan 6 langkah menggunakan masker dan mencuci

kurang terpapar informasi 1.3. Mengedukasi pada saat kapan tangan dengan benar

dibuktikan dengan keluarga saja mencuci tangan dengan baik

Tn. H keluar rumah jarang Objektif :

memakai masker dan - Ny. M dapat memahami dan

mencuci tangan mampu menerapkan 6 langkah


mencuci tangan
- TTV : TD : 120/80 mmHg, N :
68 x/mnt, S: 36.00C, R : 20
x/mnt

Assesment :
1. Menyampaikan minat dalam
belajar (4)
2. Menunjukan perilaku sesuai
dengan pengetahuan (4)

Planning :
1. Rencana tindak lanjut dihentikan

Manajemen Kesehatan 28 Agustus 2021 3.1. Melakukan pengakjian keluarga Subjektif

tidakefektif didalam keluarga Kunjungan I 3.2. Melakukan observasi kondisi sekitar Ny. M mengatakan bahwa dia sajang

Tn. H berhubungan dengan rumah keluarga Tn. H dan Ny. M berobat kepuskesmas dan rumah sakit

kurang terpapar informasi 3.3. Melakukan observasi kondisi didalam biasanya keklinik dan minum obat

tentang penyakit yang rumah apabila sakit saja

diderita Ny. M
Objektif
- TTV : TD : 140/70 mmHg, N : 64
x/mnt, S : 36,00C, RR : 18x/mnt

Assesment :
Tujuan khusus tercapai 100%

Planning :
2.1. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan

Manajemen Kesehatan 4 September 2021 2.1. Mengidentifikasi kesiapan dan Subjektif :

tidakefektif didalam keluarga Kunjungan II kemampuan menerima informasi Ny. M mengatakan sudah cukup

Tn. H berhubungan dengan 2.2. Memberikan kesempatan untuk memahami tentang pendidikan kesehatan

kurang terpapar informasi bertanya tentang hipertensi dan bagaimana cara

tentang penyakit yang 2.3. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan penanganan untuk menurunkan hipertensi

diderita Ny. M sehat


2.4. Menyarankan keluarga untuk Objektif :
membersihkan rumah - Keluarga Ny. M dapat menyebutkan
tanda dan gejala terjadinya hipertensi
- TTV : TD : 130/70 mmHg, N : 68
x/mnt, S: 36.00C, RR : 20 x/mnt

Assesment :
1. Kemampuan menjelaskan masalah
kesehatan yang dialami (4)
2. Tindakan mengurangi faktor resiko
(4)
3. Peningkatan kerjasama dalam
keluarga

Planning :
3.1. Mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat dengan 6 benar
mencuci tangan

Manajemen Kesehatan 11 September 2021 1.1. Melakukan edukasi Tentang PHBS 6 Subjektif :

tidakefektif didalam keluarga Kunjungan III langkah mencuci tangan Ny. M mengatakan sudah cukup

Tn. H berhubungan dengan 1.2. Mengajarkan cara mencuci tangan 6 memahami dan mampu menerapkan 6

kurang terpapar informasi langkah dan pada saat kapan harus langkah mencuci tangandengan benar

tentang penyakit yang mencuci tangan


diderita Ny. M 1.3. Memotivasi kepada klien agar rajin Objektif :
mencuci tangan - Keluarga Ny. M dapat mampu
menerapkan 6 langkah mencuci
tangan
- TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 68
x/mnt, S: 36.00C, RR : 20 x/mnt

Assesment :
1. Kemampuan menjelaskan masalah
kesehatan (4)
2. Tindakan untuk mngurangi faktor
resiko (4)
3. Peningkatan kerjasama dalam
kelurga (4)

Planning :
1.1. Memberik
an penkes tentang kolestrol

Manajemen Kesehatan 14 September 2021 1.2. Melakukan Edukasi tentangSubjektif :


tidakefektif didalam keluarga Kunjungan IV pengertian, penyebab, tanda dan gejala Ny. M mengatakan sudah cukup

Tn. H berhubungan dengan dan pencegahan Kolestrol memahami tentang penyebab , tanda dan

kurang terpapar informasi 1.3. Melakukan edukasi tentang makanan gejala, dan pencegahan kolestrol

tentang penyakit yang yang dapat menururunkan kolestrol

diderita Ny. M 1.4. Melakukan edukasi tentang manfaat Objektif :


yang akan dilakukan klien untuk - Keluarga Ny. M dapat memahami
menurunkan kolestrol materi yang disampaikam
- TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 68
x/mnt, S: 36.00C, RR : 20 x/mnt
Assesment :
1. Kemampuan menjelaskan masalah
kesehatan (4)
2. Tindakan untuk mngurangi faktor
resiko (4)
3. Peningkatan kerjasama dalam
kelurga (4)

Planning :
1.1. Memberikan penkes dan
mengajarkan cara mngunakan
protokol kesehatan

Manajemen Kesehatan 18 September 2021 1.1. Melakukan edukasi tentang Subjektif :

tidakefektif didalam keluarga Kunjungan V Protokol kesehatan 5M+PHBS Ny. M mengatakan sudah cukup

Tn. H berhubungan dengan 1.2. Mengajarkan cara memakai memahami tentang penerapan potokol

kurang terpapar informasi masker dan mencuci tangan 6 langkah kesehatan dari menggunakan masker

tentang penyakit yang 1.3. Mengedukasi pada saat kapan dan6 benar mencuci tangan

diderita Ny. M saja mencuci tangan dengan baik


Objektif :
- Keluarga Ny. M dapat memahami
dan mampu mnerapkan penggunaan
prokes dengan benar
- TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 68
x/mnt, S: 36.00C, RR : 20 x/mnt
Assesment :
1. Kemampuan menjelaskan masalah
kesehatan (4)
2. Tindakan untuk mngurangi faktor
resiko (4)
3. Peningkatan kerjasama dalam
kelurga (4)
Planning :
1.1. Rencana tidak lanjut dihentikan

POA KEPERAWATAN KELUARGA


No Kegiatan Jadwal
Agustus 2021 September 2021
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 2 2 2 2 2
9 0 1 2 3 4 5
1 Pengkajian
Keluarga
2 Analisa
prioritas
masaah
keuarga
3 Presentasi
hasil
analisis

4 Penyusunan
perencanaan
dan kontrak
waktu
5 Memulai
implementasi
penkes
Hipertensi
6 Implementasi
Penkes PHBS
(cuci tangan)
7 Implementasi
penkes
kolestrol
8 Implementasi
Penkes
Protokol
kesehatan
9 Pembuatan
Laporan
Daftar Pustaka

Benowitz, L. 2002. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G., 2002, Basic


and Clinical Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika
ada, H., Di, L., Poasia, W., & Kendari, K. (2017). Asupan natrium dan
lemak berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di wilayah
poasia kota kendari 12. i, 581–588.
Tentang, P., Hipertensi, P., Perawatan, D. A. N., & Hipertensi, D. (2019).
Emdat Suprayitno Dkk , Pendampingan Keluarga dengan Hipertensi
Emdat Suprayitno Dkk , Pendampingan Keluarga dengan Hipertensi.
104–106.
Nurarif, A. H., & kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis vol.1.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Cetakan 3.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI. ISBN 978-602-18445-6-4.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan


Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Cetakan
2. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI. ISBN 978-602-51680-0-0.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Cetakan 2.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI. ISBN 978-602-18445-9-
5.jogjakarta: Mediaction.
LAPORAN PRE-PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN
PADA KLIEN YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Dosen Koordinator : Ns. Siti Mukaromah, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Rusdi, M.kep

Disusun Oleh :

Gibson Lie

P2002024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2021
PRE PLANNING KUNJUNGAN PERTAMA PENGKAJIAN PADA
KELUARGA Tn. H Tanggal 28 AGUSTUS 2021

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks
dengan menggunakan pendekatan sistematis untuk berkerjasama dengan
keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Dalam pemberian asuhan
keperawatan pada keluarga menguunakan pendekatan proses keperawatan
yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, observasi, implementasi dan
evaluasi.
Pengkajian dan oservasi merupakan langkah awal yang bertujuan
mengumpulkan data tentang status kesehatan dan permasalahan yang
dihadapi klien. Data yang terkumpul kemudian dianalisa, sehingga dapat
merumuskan maaah kesehatan yang ada pada keluarga Tn.H jadi
berdasarkan hal ersebut, sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi klien harus diobservasi. Pengkajian baik melalui
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainya.

B. Proses Keperawatan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengkajian, terkumpul data umum riwayat dan
perkembangan keluarga
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian selama 20 menit, diharapkan keluarga
Tn.H mampu menjelaskan tentang data umum keluarga, riwayat dan
tahap perkembangan keluarga serta diharapkan memperoleh data
tentang lingkungan rumah melalui observasi

C. Implementasi Tindakan Keperawatan


Metode : Wawancara dan observasi
Media dan Alat : Alat Tulis, Pedoman wawancara, Alat
Pemeriksaan
TTV
Waktu dan tempat : 28 Agustus 2021 : Pukul 10.00 WITA Di RT 06,
sempaja Timur kelurahan Sempaja Utara. Rumah Tn.H

D. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Ada kontrak waktu, tempat dan acara dengan klien sebelum pengkajian,
mahasiswa ,wlakukan pendataan dan anamnesa ke rumah Tn.H
b. Evaluasi Proses
1. Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa walaupun takut
karena masih masa covid-19
2. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk
melengkapi data
3. Mahasiswa dapat melakukan wawancara dengan baik
4. Wawancara berjalan dengan lancar
5. Observasi berjalan dengan lancar
c. Evaluasi Hasil
Didapatkan 80% dari 100% data umum, riwayat perkembangan
kerluarga serta lingkungan
LAPORAN PRE-PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN
PADA KLIEN YANG MENGALAMI HIPERTENSI

Dosen Koordinator : Ns. Siti Mukaromah, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Rusdi, M.kep

Disusun Oleh :

Gibson Lie

P2002024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2021
PRE PLANNING KUNJUNGAN KEDUA PENYULUHAN KESEHATAN
PADA KELUARGA Tn.H Tanggal 4 September 2021

A. Latar Belakang
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan
kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan
perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan, kebinggungan
serta ketidak mampuan yang dihadapi keluarga harus menjadi perhatian.
Oleh karena itu, diharapkan perawat dapat menjadi sumber informasi yang
valid dan mambantu mengembangkan potensi-potensi yang ada sehingga
keluarga mempunyai kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada didalam keluarga.
2. Keluarga Tn. H adalah nueclear family yang diaman didalamnya
terdapat Tn. H sebgai kepala keluarga dan Ny. M sebagai istri dan
memiliki 3 orang anak tetapi yang tinggal serumah hanya satu orang
anak
3. Masalah keperawatan keluarga
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada kunjungan
pertama, didapatkan bahwa Ny. M memiliki riwayat hipertensi dan
Ny. M mengatakan didalam keluarga mamanya mengalami hipertensi
dan sekarang hanya mengkonsumsi obat hipertensi apabila tekanan
darahnya meningkat.

B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan :
Manajemen Kesehatan tidakefektif didalam keluarga Tn. H
berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit yang
diderita Ny. M
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, Keluarga
Tn. H mampu menjelaskan kembali tentang apa saja yang telah
dilakukan dalam pemecahan masalah kesehatannya
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu menjelaskan :
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan Gejala Hipertensi
d. Penanganan Hipertensi

C. Implementasi Tindakan Keperawatan


Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
Media dan Alat : Alat Tulis, Leaflet Hipertensi
TTV
Waktu dan tempat : 4 September 2021 : Pukul 16.00 WITA Di RT 06,
sempaja Timur kelurahan Sempaja Utara. Rumah Tn. H

D. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Keluarga Tn. H dapat berkerja sama dengan mahasiswa dan bersikap
kooperatif
b. Evaluasi Proses
1. Keluarga terlihat sangat antusias dalam diskusi dan memberikan
pertanyaan-pertanyaan
2. Keluarga dapat memerikan respon verbal dan non verbal yang baik
3. Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
c. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
2. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan mahasiswa dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
LAPORAN PRE-PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DALAM KELUARGA

(6 BENAR MENCUCI TANGAN)

Dosen Koordinator : Ns. Siti Mukaromah, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Rusdi, M.kep

Disusun Oleh :

Gibson Lie

P2002024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2021
PRE PLANNING KUNJUNGAN KETIGA PENYULUHAN KESEHATAN
PADA KELUARGA Tn.H Tanggal 11 September 2021

A. Latar Belakang
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan
kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan
perbaikan kearah perilaku hidup dan sehat dengan 6 benar mencuci tangan.
Adanya kesulitan, kebinggungan serta ketidak mampuan yang dihadapi
keluarga harus menjadi perhatian. Oleh karena itu, diharapkan perawat
dapat menjadi sumber informasi yang valid dan mambantu
mengembangkan potensi-potensi yang ada sehingga keluarga mempunyai
kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada didalam keluarga.
1. Keluarga Tn. H
2. Masalah keperawatan keluarga
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada kunjungan
pertama, didapatkan bahwa Ny. M pernah mendapatkan edukasi dari
klinik mengenai masalah 6 benar mencuci tangan dan sekarang jarang
dan lupa cara 6 benar mencuci tangan dan apabila keburuh-buruh Ny.
M hanya mencucisaja tanpa melakukan 6 benar mencuci tangan.

B. Proses Keperawatan
4. Diagnosa keperawatan :
Manajemen Kesehatan tidakefektif didalam keluarga Tn. H
berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit yang
diderita Ny. M
5. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, Keluarga
Tn. H mampu menjelaskan kembali tentang apa saja yang telah
dilakukan dalam pemecahan masalah kesehatannya
6. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu menerapkan :
a. 6 benar mencuci tangan
b. Mencuci tangan mengunakan air mengalir
c. Memcuci tangan pakai sabun kurang lebih 40-60 detik
d. Mencuci tangan sebelum makan dan BAB
e. Setelah menejamah makanan,menyusui dan beraktivitas

C. Implementasi Tindakan Keperawatan


Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
Media dan Alat : Alat Tulis, Poster PHBS 6 Benar mencuci tangan
TTV
Waktu dan tempat : 11 September 2021 : Pukul 16.00 WITA Di RT 06,
sempaja Timur kelurahan Sempaja Utara. Rumah Tn. H

D. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Keluarga Tn. H dapat berkerja sama dengan mahasiswa dan bersikap
kooperatif
b. Evaluasi Proses
1. Keluarga terlihat sangat antusias dalam menerapkan 6 benar mencuci
tangan .
2. Keluarga dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang baik
3. Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
c. Evaluasi Hasil
3. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
4. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan mahasiswa dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
LAPORAN PRE-PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG
KOLESTROL

Dosen Koordinator : Ns. Siti Mukaromah, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Rusdi, M.kep

Disusun Oleh :

Gibson Lie

P2002024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2021
PRE PLANNING KUNJUNGAN KEEMPAT PENYULUHAN
KESEHATAN PADA KELUARGA Tn.H Tanggal 14 September 2021

A. Latar Belakang
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan
kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan
perbaikan kearah perilaku hidup dan sehat. Adanya kesulitan,
kebinggungan serta ketidak mampuan yang dihadapi keluarga harus
menjadi perhatian. Oleh karena itu, diharapkan perawat dapat menjadi
sumber informasi yang valid dan mambantu mengembangkan potensi-
potensi yang ada sehingga keluarga mempunyai kepercayaan diri dan
mandiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada didalam
keluarga.
1. Keluarga Tn. H mengeluh pada penyakit kolestrol karena Ny. M
memiliki kolestrol 275 mg/dL
2. Masalah keperawatan keluarga
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada kunjungan
pertama, didapatkan bahwa Ny. M mengatakan pernah kontrol
keapotek untuk mengecek gula darah,kolestrol dan tekanan darah.

B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan :
Manajemen Kesehatan tidakefektif didalam keluarga Tn. H
berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit yang
diderita Ny. M
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, Keluarga
Tn. H mampu menjelaskan kembali tentang apa saja yang telah
dilakukan dalam pemecahan masalah kesehatannya
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu menjelaskan :
a. Pengertian kolestrol
b. Penyebab kolestrol
c. Tanda dan Gejala kolestrol
d. Penanganan kolestrol

C. Implementasi Tindakan Keperawatan


Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
Media dan Alat : Alat Tulis, Leafleat Kolestrol
TTV
Waktu dan tempat : 14 September 2021 : Pukul 16.00 WITA Di RT 06,
sempaja Timur kelurahan Sempaja Utara. Rumah Tn. H

D. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Keluarga Tn. H dapat berkerja sama dengan mahasiswa dan bersikap
kooperatif
b. Evaluasi Proses
1. Keluarga terlihat sangat antusias dalam diskusi dan memberikan
pertanyaan-pertanyaan
2. Keluarga dapat memerikan respon verbal dan non verbal yang baik
3. Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
c. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
2. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan mahasiswa dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
LAPORAN PRE-PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(Protokol Kesehatan 5M + PHBS)

Dosen Koordinator : Ns. Siti Mukaromah, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Rusdi, M.kep

Disusun Oleh :

Gibson Lie

P2002024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2021
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELIMA PENGKAJIAN PADA
KELUARGA Tn. H Tanggal 18 September 2021

A. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga
Tn. H dan Ny. M jarang menerapkan 6 benar mencuci tangan dan tidak
memakai masker kalau keluar rumah. Ny. M mengatakan pernah
mendapatkan edukasi terkait protokol keshatan diapetik namun ketika
dirumah Tn. H dan Ny. M tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat secara efektif.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Data yang perlu dikaji lebih lanjut adalah tentang bagaimana peneraan
phbs pada saat dirumah Tn.H dan Ny. M
3. Masalah keperawatan keluarga
Masalah yang diatasi pada kunjungan saat ini adalah memberikan
pendidikan kesehatan mengenai cara enerapan protokol kesehatan yang
dilakukan dirumah Tn. H dan Ny. M.

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan keluarga mengenai
tentang protokol kesehatan 5M + PHBS
3. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang protokol kesehatan 5M+PHBS
b. Mampu menerapkan Protokol kesehatan dirumah maupun diluar
rumah
c. Mampu menjaga kesehatan keluarga dengan patuhi protokol
kesehatan
C. Rencana kegiatan
1. Nama Kegiatan : Pendidikan kesehatan tentang
Protokol kesehatan 5 M + PHBS
2. Sasaran : Keluarga Tn. H
3. Metode : Diskusi
4. Media dan Alat : Poster Protokol kesehatan
5M+PHBS
5. Hari/Tanggal : Sabtu, 18 September 2021
6. Waktu : Pukul, 16:00-selesai
7. Rencana Proses Kegiatan:
Tahap kegiatan waktu
pelaksanaan Materi Sasaran
Orientasi 1. Memberi salam dan Mendengarkan 2 menit
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
3. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
Kerja 1. Mengetahui pentingnya Patuhi Mendengarkan 10 Menit
protokol kesehatan.
2. Mengetahui manfaat Protokol
kesehatan
3. Mengetahui cara menerapkan
protokol kesehatan dengan baik
4. Mengetahui 5M+ PHBS
Terminasi 1. Mengevaluasi Menjawab 3 menit
2. Mampu menerapkan Pertanyaan
5M+PHBS secara mandiri Mendengarkan
dirumah
.
8. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur:
1) Membuat laporan pendahuluan sebelum pelaksanaan
kegiatan
2) Melakukan kontrak waktu dengan keluarga Tn. H
3) Tempat tersedia dengan baik
4) Media penkes memadai
5) Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
b. Kriteria proses:
1) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang
direncanakan
2) Keluarga Tn. H berperan aktif selama kegiatan
berlangsung
c. Kriteria Hasil
1) Keluarga Tn. H mengetahui Penerapan
protokol kesehatan dengan baik.
LAMPIRAN MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG PROTOKOL KESEHATAN 5M+PHBS

A. Pentingnya Menerapkan Protokol Kesehatan


Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai
penularan covid-
19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru. Mengingat cara
penularannya berdasarkan droplet infection dari individu ke
individu, maka penularan dapat terjadi baik di rumah, perjalanan,
tempat kerja, tempat ibadah, tempat wisata maupun tempat lain
dimana terdapat orang berinteraksi sosial.
B. Pencegahan Penularan Pada Individu
1. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai
sabun dan air mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan
cairan antiseptik berbasis alkohol (handsanitizer) minimal 20-30
detik. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan
yang tidak bersih.
2. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi
hidung dan mulut jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan
orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin
dapat menularkan covid-19).
3. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk
menghindari terkena droplet dari orang yang yang batuk atau
bersin. Jika tidak memungkin melakukan jaga jarak maka dapat
dilakukan dengan berbagai rekayasa administrasi dan teknis
lainnya.
4. Membatasi diri terhadap interaksi/kontak dengan orang lain yang
tidak diketahui status kesehatannya.
5. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti
pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.
6. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup
bersih dan sehat (PHBS) seperti konsumsi gizi seimbang, aktivitas
fisik minimal 30 menit sehari, istirahat yang cukup termasuk
pemanfaatan kesehatan tradisional.

C. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Menggunakan Masker


1. Cuci tangan sebelum menyentuh masker.
2. Periksa dulu apakah masker sudah rusak atau kotor.
3. Kenakan masker dan sesuaikan dengan wajah sehingga tidak ada
celah di seluruh sisi.
4. Tutup mulut, hidung, dan dagu dengan masker.
5. Hindari menyebtuh masker.
6. Cuci tangan sebelum melepas masker.
7. Jika menggunakan masker kain yang akan digunakan kembali,
simpan masker di dalam plastik bersih atau kantong yang dapat di
tutup kembali jika masker tidak kotor atau basah.

8. Ambil masker dengan memegang talinya dulu jika akan mengambilnya


dari tas
9. Cuci masker kain dengan sabun atau detergen, disarankan
menggunakan air panas setidaknya sekali per hari.
10. Jika menggunakan masker sekali pakai, buang masker setelah
digunakan ke tempat sampai dengan memegang talinya.
11. Cuci tangan setelah melepas masker.

D. Hal-hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Menggunakan Masker


1. Jangan memakai masker jika terlihat sudah rusak.
2. Jangan memakai masker yang sudah longgar.
3. Jangan memakai masker dibawah hidung.
4. Jangan melepas masker ketika berada di kerumunan orang dengan
jarak setidaknya 1 meter.
5. Jangan memakai masker yang membuat sulit bernapas.
6. Jangan memakai masker yang kotor atau basah.
7. Jangan berbagi pakai masker dengan orang lain
Referensi:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
APAKAH TEKANAN DARAH 6. Merokok
BAGAIMANA TANDA DAN 7. Minum-minuman beralkohol
TINGGI ITU?
GEJALANYA? 8. Polistemia
Adalah sebagai peningkatan
9. Kurang olahraga
tekanan darah sistolik
10. Kegemukan
sedikitnya 140 mmHg atau a. Mengeluh sakit kepala,
11. Stres / banyak pikiran
tekanan diastolic 90 mmHg. pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas AKIBAT LANJUT DARI
PEMBAGIAN TEKANAN d. Gelisah DARAH TINGGI?
DARAH TINGGI e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis 1. Penebalan dan pengerasan dinding
1.Optimal ≤120/≤80 mmHg
h. Kesadaran menurun pembuluh darah
2.Normal 120-129/80-84 mmHg 2. Penyakit jantung

3.High Normal 130-139/85-89 mmHg APA YANG MENYEBABKAN 3. Serangan otak /stroke
TEKANAN DARAH TINGGI 4. Pengelihatan menurun
4.Hipertensi
5. Gangguan gerak dan
1. Genetik
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
2. Lingkungan keseimbangan
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
3. Hiperaktifitas Saraf Simpatis Sistem 6. Krusakan ginjal
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 - 119 Renin 7. Kematian
4. Angiotensin
Grade 4 (sangat berat) ≥210 ≥120
5. Obesitas
CARA MENCEGAH
PENGOBATAN TRADISIONAL
KOMPLIKASI DARAH TINGGI

1. Berat badan ideal


2. Makan makanan yang bergizi 1. Dua buah timun dimakan pagi dan sore atau

3. Olahraga teratur diparut, diperas, diambil airnya diminum pagi


dan sore.
4. Mengubah kebiasaan hidup (kurangi merokok,
2. Dua buah belimbing dimakan pagi dan sore
minum kopi)
atau diparut, diperas dan diambil airnya
5. Kurangi makan berlemak tinggi dan tinggi
diminum pagi dan sore
bergaram
3. Sepuluh lembar daun salam direbus dalam 2
6. Kontrol teratur ke puskesmas/ Fasilitas
gelas air sampai rebusannya tinggal 1 gelas,
kesehatan
diminum pagi dan sore hari
7. Hindari stress OLEH:
4. Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam 2
8. Dekatkan diri pada Allah
gelas air sampai airnya tinggal satu gelas Gibson Lie
5. Satu genggam daun seledri ditumbuk dengan P2002024
sedikit air diperas lalu diminum pagi dan sor
KONSUMSI GARAM PERHARI
ADALAH:

 Hipertensi ringan : ½ sendok teh per hari


 Hipertensi sedang : ¼ sendok teh per
hari
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
 Hipertensi berat : tanpa garam
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS WIYATA
HUSADA SAMARINDA
2021
INSTITUT TEKNOLOGI DAN
SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2021

Penyebab Kelebihan Koleserol

Yudi Pratama
1307101030038

Makanan Yang Dianjurkan


OLEH:  Kolesterol merupakan bentuk  minyak zaitun,
Gibson Lie lemak yang berwarna  ikan.
P2002024 kekuningan dan berbentuk  Perubahan pola makan, mampu
menyerupai lilin. Kolesterol menurunkan kadar kolesterol
diproduksi oleh tubuh kita, dalam darah sebesar 10-15%
terutama di dalam hati. (TANPA OBAT)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


Cara Mengurangi Kolesterol
Membatasi makanan tinggi kolesterol
Tujuan Diet Rendah Lemak??? Contoh: konsumsi kuning telur
 Untuk mempertahankan tingkat sebatas 2-3 butir dalam 1 minggu;
kolesterol darah yang normal batasi: hati, limpa, jantung, cumi-
 Untuk mengurangi risiko cumi, udang, kepiting, kerang.
penyakit jantung dan penyakit
lain yang menyertai

Mengurangi konsumsi lemak


Contoh: santan masih bisa dikonsumsi
maksimal 2 kali dalam satu minggu.
Contoh: sayuran dan buah-buahan
 Mengurangi risiko penyakit
jantung Pencegahannya......
 Mengurangi resiko stroke
--) Terimakasih (--

Anda mungkin juga menyukai