Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN HIPERTENSI

MATA KULIAH KKN

NAMA : DINNI AYU YULIANTIE


NIM : 011811019

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BINAWAN

JL.RAYA KALIBATA NO.25-30, RT.9/RW.5, CAWANG, KEC.KRAMAT JATI,


KOTA JAKARTA TIMUR, DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA 13630
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan
jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses yankes di wilayahnya
(mendatangi keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah untuk
meningkatkan akses keluarga pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan
bermutu. PIS-PK dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah
keluarga,mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai penguatan upaya
kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara aktif dan
melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
terkait penanganan penyakit menular dan tidak menular yang salah satunya
adalah penyakit hipertensi (Sarkomo, 2016).
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan
darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah
tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal
ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang
berusia 18 tahun di seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari
2 orang dengan penderita hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandang
hipertensi dan banyak juga pasien yang sudah mengetahui bahwa dirinya
memiliki hipertensi tetapi tidak patuh pengobatan. Hipertensi pada tahap lanjut
dengan komplikasi seperti serangan jantung, stroke. Untuk itulah perlu
dilakukan upaya perlayanan kesehatan keluarga dengan hipertensi yang salah
satunya adalah keluarga Ny. A.
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan upaya pelayanan
kesehatan dengan asuhan keperawatan pada keluarga Ny. A.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum

13
Mahasiswa mampu memberikan perawatan promotif preventif serta
asuhan keperawatan yang tepat pada keluarga sesuai dengan konsep keperawatan
keluarga
1.2.2 Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada salah satu keluarga diwilayah kerja
KKN
b. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga
c. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan
keluarga d. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan
keluarga
e. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dengan pendekatan pada keluarga
binaan asuhan keperawatan keluarga
f. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu
dengan yang lain (Mubarak,
2016).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2017). Sedangkan menurut Friedman keluarga
adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga
sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan
(perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap
yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif

14
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al.,2018) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim positif
maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai hidup
baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang
yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan
sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti
memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk
mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang
dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan
sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi

15
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti
memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk
mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang
dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi
menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga dalam
tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan
bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak
atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian
kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota
keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran
dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak,
serta konseling KB post partum 6 minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang,

proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.


d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)

16
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti
membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk
mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja,
memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu dan
kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan hubungan antara
generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap masa pensiun
dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan
kematian, serta melakukan life review masa lalu.
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan c. Keluarga mampu
melakukan perawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat
Struktur Keluarga

17
Menurut Setyawan (2012) struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-
macam struktur keluarga diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. e.
Keluarga menikah
Hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara
yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.2.6 Peranan keluarga
Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam
konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah:
a. Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebegai
anggota masyarakat kelompok social tertentu.
b. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga
dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat
kelompok social tertentu.
c. Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental,
social dan spiritual (Setiadi, 2008).

18
B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara
terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90
mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes
Irianto, 2017).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular. Apabila tidak
ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung,
infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N E- journal
keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016)
3. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi,
ada beberapa factor yang memengaruhi terjadinya hipertensi :
a. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport Na.
b. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
c. Stress karena lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah
(Aspiani, 2016)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan ;
a. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya. Diderita oleh
seitar 95% orang. Oleh karena itu,penelitian dan pengobatan lebih ditunukan bagi penderita
esensial
Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini.
1) Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan

19
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur
bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamn (pria lebih tinggi dari
perempuan), dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam
yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan atau makan berlebih,stress, merokok, minum
alcohol,minum obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu contoh hipertensi
sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi akibat stenosis arteri renalis.
Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal,
perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara
langsungmeningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak langsung
meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat dilakukan
perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang terkena di angkat,tekanan darah akan
kembali ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain ferokromositoma, yaitu tumor penghasil
epinefrin di kelenjar adrenal, yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung
dan volume sekuncup, dan penyakit cushing, yang menyebabkan peningkatan volume
sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena hipersensitivitas system saraf
simpatis aldosteronisme primer (peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebab-nya) dan
hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai kontrasepsi
sekunder (Aspiani, 2016).
4. Manifestasi klinis
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan. Keluhan yang dapat
muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur,
nyeri dada, mudah lelah, lemas dan impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi
berat, dengan ciri khas nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi
faktor risiko penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler,
dan gaya hidup pasien.

20
Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi dibutuhkan untuk
mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan
berat badan, faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan
makan di luar rumah), penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada
pasien dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah ke
hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram otot,
kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema, gangguan
berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral, wajah membulat, mudah memar,
penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan tidak adanya riwayat hipertensi pada
keluarga mengarah pada hipertensi sekunder (Adrian, 2019).

tabel 2.1. Anamnesis penderita hipertensi.

Faktor risiko

Riwayat hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal pribadi dan di keluarga

Riwayat faktor risiko pribadi dan di keluarga (contoh: hiperkolesterolemia familial)


Riwayat merokok
Riwayat diet dan konsumsi garam Konsumsi alcohol

Kurang aktivitas fisik/ gaya hidup tidak aktif Riwayat disfungsi ereksi

Riwayat tidur, merokok, sleep apnoea (informasi juga dapat diberikan oleh pasangan)
Riwayat hipertensi pada kehamilan/pre-eklampsia

kemungkinan Hipertensi sekunder

Awitan hipertensi derajat 2 atau 3 usia muda (< 40 tahun), perkembangan hipertensi tiba-
tiba, atau tekanan darah cepat memburuk pada pasien usia tua
Riwayat penyakit ginjal/traktus urinarius

Penggunaan obat/penyalahgunaan zat/terapi lainnya: kortikosteroid, vasokonstriktor


nasal, kemoterapi, yohimbine, liquorice
Episode berulang berkeringat, nyeri kepala, ansietas, atau palpitasi, sugestif
phaeochromocytoma

21
Riwayat hipokalemia spontan atau terprovokasi diuretik, episode kelemahan otot, dan
tetani
(hiperaldosteronisme)
Gejala penyakit tiroid/ hiperparatiroidisme

Riwayat kehamilan saat ini dan/atau penggunaan kontrasepsi oral


Riwayat sleep apnoea

Riwayat dan Gejala Hypertension Mediated Organ Damage (HMOD),


Penyakit kardiovaskuler, Stroke, Penyakit Ginjal
Otak dan mata: Nyeri kepala, vertigo, sinkop, gangguan penglihatan, transient ischemic
attact (TIA), defisit motorik atau sensorik, stroke, revaskulerisasi karotis, gangguan
kognisi, demensia (pada lanjut usia)
Jantung: Nyeri dada, sesak napas, edema, infark miokard, revaskulerisasi koroner,
sinkop, riwayat berdebar-debar, aritmia (terutama AF), gagal jantung
Ginjal: Haus, poliuria, nokturia, hematuria, infeksi traktus urinarius

Arteri perifer: Ekstremitas dingin, klaudikasio intermiten, jarak berjalan bebas nyeri,
nyeri saat istirahat, revaskulerisasi perifer
Riwayat Penyakit Ginjal Kronis (contoh: penyakit ginjal polikistik) pribadi atau keluarga

5. Klasifikasi
Secara klinis hipertensi dapat di klasifikasikan menjadi
beberapa kelompok yaitu:
Table 2.2 Klasifikasi Hipertensi

N o. Kategori Sistolik Diastolik

1. Optimal (mmHg)
<120 < 80(mmHg)
2, Normal 120- 129 80-84
3. High normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan ) 140-159 90-99
Grade 2 (sedang) 160-179 100-109

22
Grade 3 ( berat ) 180- 209 100-119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

Sumber : (Nurarif, 2015)

6. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak.
Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus
yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin,
yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor, seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula
adrenal menyekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan
renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat, yang pada
akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

23
peningkatan volume instravaskuler. Semua factor tersebut cenderung
menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2016)
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita
diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria
ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada
wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi
berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan
hormon pada wanita setelah menopause (Endang Triyanto, 2014).
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah
di usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat
secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka
tekanan darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia
cenderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan
diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap
keluarga yang telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi
adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio
antara potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua
cenderung beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih
besar dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai
riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan
darah. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah,
kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi
oleh petugas kesehatan sehingga

24
berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty,
Amalia H, Amirudin R., 20017).
b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya
melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi
kebutuhan energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat
badan atau obesitas dan akan memperburuk kondisi (Anggara,
F.H.D., & N. Prayitno, 2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk
mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang akan
menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung untuk
terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat karena adanya
kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di
dalam kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan
adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4

14
gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono Kris Pranaka,
2014-2015).
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat
menyebabkan darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana
dalam satu cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5-
10 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan
meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi
vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah.
Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30
mmHg. Jika individu meras cemas pada masalah yang di hadapinya
maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan
kecemasan yang berulang-ulang akan mempengaruhi detak jantung
semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh tubuh
akan semakin cepat.
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
2) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
3) Darah perifer lengkap
4) Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
b. EKG
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Iskemia atau infark miocard
3) Peninggian gelombang P

15
4) Gangguan konduksi c.
Foto Rontgen
1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
2) Pembendungan, lebar paru
3) Hipertrofi parenkim ginjal
4) Hipertrofi vascular ginjal
(Aspiani, 2016)

Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang
berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan
sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan distolik dibawah 90 mmHg dan
mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya
hidup saja, atau dengan obat antihipertensi (Aspiani, 2016).
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara
non-farmakologis, antara lain:
a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan
obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki
keadaan hipertrofi ventrikel kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan

1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah


pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat
mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat
berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per
hari.
2) Diet tinggi kalium , dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena
dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh
oksidanitrat pada dinding vascular.

16
3) Diet kaya buah dan sayur

4) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.


b. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan
berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan
mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup. Pada beberapa
studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan
adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.
c.Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari,berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alcohol, penting untuk
mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui
menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja
jantung.(Aspiani, 2016)

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada BAB ini, penulis memaparkan hasil pengkajian dan asuhan
keperawatan pada keluarga Ny.A dengan hipertensi di RT 06 RW 03 Kelurahan
Pakansari Kecamatan Cibinong. Penulis melakukan pengumpulan data dengan
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Langkah-langkah yang digunakan
penulis untuk lakukan asuhan keperawatan sebagai berikut:
a. Pengkajian
b. Analisa Data
c. Rumasan Masalah
d. Skoring Masalah
e. Rencana Tindakan Keperawatan
f. Pelaksanaan
g. Evaluasi

17
3.1 Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 31 Oktober 2021
RT/RW : 006/003
Kelurahan : Pakansari
I. DATA UMUM
1. NAMA KEPALA KELUARGA : Tn. R
2. ALAMAT DAN NO TELFON : jl h. Toha kp. Curug rt 06 rw 03 kec.
Cibinong kel. Pakansari
3. KOMPOSISI KELUARGA :

No Nama Jenis Hubungan Pekerjaan Tempat Pendidikan


Kelamin keluarga Tanggal Terakhir
lahir
1. Rochyadi Laki-laki Suami Supir Cilacap SMA

2. Ani Rohaeni Perempuan Istri Karyawan Cianjur D3


swasta

3 Devi Perempuan Anak Pelajar Bogor SMP


Rachmadiani

4. Adinda Perempuan Anak Pelajar Cianjur SD


Yunita
Zachira

Genogram:

18
Laki-laki
: Perempuan
: Aborsi
:

Meninggal
: Anak kembar
:

Pasien yang
diidentifikasi :
Tinggal serumah
: Bercerai
: Pisah
:

4Tipe keluarga : Keluarga Inti (Nuclear Family)


5. Suku budaya : Sunda / Jawa, bahasa sehari-hari Indonesia
6. Agama : Islam
7. Status social ekonomi keluarga : Pendapatan Keluarga <Rp. 5 000 000
8. Aktivitas rekreasi keluarga : menonton TV
II. RIWAYATAN
. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
9. Tahapan Perkembangan keluarga saat ini : keluarga dengan anak dewasa,
mempersiapkan anakna untuk hidup mandiri, menciptakan lingkungan rumah yang
dapat dicontoh bagi anaknya yg akan berkeluarga.
10. Tahapan Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi : keluarga dengan anak
dewasa (anak meninggalkan rumah). Anak belum menikah.
11. Riwayat keluarga inti:
a Tn. R sebagai kepala keluarga, tidak merokok, tidak minum kopi.

19
b Ny. A sebagai istri dari Tn.R, minum kopi hampir setiap hari, memiliki riwayat
hipertensi, gastritis kronis dan low back pain, gigi berlubang.
c An. D sebagai anak pertama dari Tn.R dan Ny.A. memiliki riwayat penyakit
jantung bawaan, Pembengkakan kelenjar limfe.
d An.S sebagai anak kedua dari Tn.M dan Ny.S, tidak memiliki riwayat penyakit,
tetapi ada gigi bolong, berat badan obesitas.
12. Riwayat keluarga sebelumnya:
stroke, hipertensi, gagal jantung.

III. DATA LINGKUNGAN


13. Karakteristik Rumah: luas rumah >120 Meter. Memiliki jendela yg dibuka setiap
hari, memiliki halaman rumah di depan dan bagian samping, tidak ada kandang hewan
tapi terlihat memelihara beberapa kucing. Halaman diisi dengan rumput liar yang sering
dibersihkan, dan beberapa tanaman hias. Didepan rumah terdapat pohon besar.
14. Karakteristik tetangga dan komunitas sekitarnya: tetangga disekitar ramah, saling
menolong jika keluarga butuh pertolongan,
15. Mobilitas geografi keluarga: keluarga tinggal di kampung tersebut sejak tahun 2000
dan sempat berpindah ke Cianjur pada tahun 2009, kemudian kembali lagi pada tahun
2014 dan menetap hingga saat ini.
16. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat: keluarga berinteraksi dengan
baik dengan keluarga dan masyarakat. Tn.R dan An.D mengikutin kajian setiap hari
minggu pagi. Ny.D bekerja setiap hari, memiliki 3 shift yaitu pagi siang sore. An.A
sekolah setiap hari melalui daring semenjak pandemi.
17. Sistem pendukung keluarga: keluarga saling tolong menolong, Semuanya saling
suport baik dari segi waktu maupun materi.
IV. STRUKTUR KELUARGA
18. Pola komunikasi keluarga: keluarga berkomunikasi secara langsung dengan baik,
keluarga berdiskusi untuk tentukan sebuah keputusan. Kelurga menggunakan bahasa
indonesia sebagai bahasa sehari-hari
19. Struktur kekuatan keluarga: Tn.R sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dan
mengambil keputusan didalam keluarga
20. Struktur peran

20
Tn. R: Sebagai kepala keluarga dan Ny. A mencari nafkah bersama untuk kebutuhan
keluarga
An.D: Sebagai anak ke-1, masih bersekolah
An.A: Sebagai anak ke-2 masih bersekolah
21. Nilai dan norma keluarga: agama. Didalam agama anak harus patuh terhadap orang tua,
istri patuh terhadap suami.
V. FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
22. Fungsi Afektif: orang tua mendukung anak untuk berhubungan dengan orang lain, orang
tua mengajarkan pentingnya memiliki relasi dengan banyak teman. Keluarga memfasilitasi
anak untuk dapat berkomunikasi dengan temannya
23. Fungsi Sosialisasi: keluarga bersosialisasi dengan baik dilingkungannya, keluarga tidak
dijauhi oleh tatangganya. Keluarga lebih memilih untuk menyapa terlebih dahulu, dibanding
menunggu untuk disapa
24. Fungsi Perawatan Kesehatan: kepala keluarga merupakan seorang perawat, sehingga
keluarga sudah pasti memiliki persentase kesehatan yg tinggi.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
25. Sumber stress dan kekuatan keluarga: keluarga sedang menyekolahkan 2 anaknya dan
harus menafkahi orang tua dari pihak Ayah.
26. Kekuatan keluarga berespon terhadap stressor: Tn.R dan Ny.A menghadapi dan berusaha
menyelesaikan stressor tersebut bersama-sama.
27. Strategi koping yang digunakan: jika ada masalah selesaikan jangan di abaikan, segera
atasi sebelum semakin parah.
28. Strategi adaptasi disfungsional keluarga: orang tua berdiskusi dan berusaha untuk
mengembalikan fungsi keluarga yang seutuhnya.

21
VII. PEMERIKSAAN FISIK : (Semua anggota keluarga)

NO PEMERIKSAAN Tn. M Ny. S Anak A Anak S

FISIK
1 KEPALA Luka (-), Tidak terdapat Tidak ada luka, Tidak ada luka.

rambut hitam luka, rambut rambut bersih Rambut hitam,


beruban, rapuh, mulai hitam. ketombe (+)
rambut bersih, rontok, beruban
rambut bersih
2 MATA Tidak anemis, Tidak anemis, Tidak anemis, Tidak anemis,

tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik, simetris, tidak


simetris, pakai simetris, simetris, tidak ikterik, tidak
kacamata + menggunakan memakai memakai
kacamata - kacamata kacamata
3 HIDUNG Bersih, Bersih, Bersih, Bersih, simetris,

simetris, indra simetris, indra simetris, indra indra pencium


pencium pencium pencium berfungsi dengan
berfungsi berfungsi berfungsi baik, tidak ada
dengan baik, dengan baik, dengan baik, luka
tidak ada luka tidak ada luka tidak ada luka

22
4 MULUT Mulut bau Bersih, gigi Bersih, Bersih, gigi

rokok, gigi tidak lengkap, berlubang, gigi lengkap, tidak ada


lengkap, berlubang, lengkap, tidak luka
berlubang, tidak ada luka ada luka
tidak ada luka
5 LEHER Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran


kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid,
tidak ada kaku tidak ada kaku tidak ada kaku tidak ada kaku
kuduk kuduk kuduk kuduk
6 DADA Tidak ada luka, Tidak ada luka, Tidak ada luka, Tidak ada luka,
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak ada
ada retraksi ada retraksi ada retraksi retraksi dada,
dada, ada bekas dada, Bunyi dada, Bunyi Bunyi jantung
luka operasi jantung lupdup jantung lupdup lupdup 82x/
efusi pleura. 90x/ menit. 86x/ menit. menit. Suara nafas
Bunyi jantung Suara nafas Suara nafas vesikuler
lupdup 94x/ vesikuler vesikuler 19x/menit. Tidak
menit. Suara 17x/menit. 18x/menit. ada masa, tidak

23
nafas vesikuler Tidak ada Tidak ada ada pembesaran,

18x/menit. masa, tidak ada masa, tidak ada tidak ada


Tidak ada pembesaran, pembesaran, penumpukan
masa, tidak ada tidak ada tidak ada cairan
pembesaran, penumpukan penumpukan
tidak ada cairan cairan
penumpukan
cairan
7 ABDOMEN Simetris, tidak Simetris, tidak Asimetris, Simetris, tidak
tidak Ada nyeri
nyeri tekan, nyeri tekan, tekan, ada nyeri tekan, tidak
tidak ada tidak ada pembesaran, ada pembesaran,
pembesaran, pembesaran, tidak ada bekas tidak ada bekas
tidak ada bekas tidak ada bekas luka, bersih. luka, bersih
luka, bersih luka, bersih

8 TANGAN Tidak ada luka, Tidak ada luka, Tidak ada luka, Tidak ada luka,
lengkap, lengkap, lengkap, lengkap, simetris,
simetris, jari simetris, jari simetris, jari jari lengkap, kuku
lengkap, kuku lengkap, kuku lengkap, kuku bersih, kulit
bersih, kulit bersih, kulit bersih, kulit elastis, kulit tidak
elastis, kulit elastis, kulit elastis, kulit kering
tidak kering tidak kering tidak kering,

9 TTV TD : 130/80 TD : 170/110 TD : 115/80 TD : 100/70

mmHg mmHg mmHg mmHg

S : 36,5 S : 37 S : 36,5 S : 36,5

N : 94 N : 90 N : 86 N : 82

RR : 18 RR : 18 RR : 18 RR : 19

24
10 TB/BB TB : 165 cm TB : 150 cm TB : 140 cm TB : 136 cm

BB : 70 kg BB : 58 kg BB : 43 kg BB : 44 kg
11 KAKI Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada varises,
varises, varises, varises, simetris, tidak ada
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak luka, kulit tidak
ada luka, kulit ada luka, kulit ada luka, kulit kering, bersih,
tidak kering, tidak kering, tidak kering,
bersih, bersih, bersih,

12 ELIMINASI BAB setiap BAB tidak BAB setiap BAB setiap hari.
setiap hari,
hari. BAK 5- sering hari. BAK 5- BAK 5-7x/ hari
mengalami
7x/ hari konstipasi. 7x/ hari
13 KESADARAN Compos Compos Compos Compos mentis
BAK 5-
mentis mentis mentis

7x/ hari

VIII. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga


Setelah keluarga dibina oleh mahasiswa / petugas kesehatan, masalah kesehatan yang ada
dikeluarga dapat teratasi, dan keluarga dapat lebih menjaga kesehatannya secara mandiri.
3.2 Rumusan masalah
No Analisa Data Masalah Penyebab
1. DS : Nyeri akut ketidakmampuan keluarga
Klien mengatakan nyeri pada kepala dan (D.0077) dalam mengenal masalah
tidak nyaman pada tengkuk kesehatan (hipertensi)
DO :
P : Adanya tekanan darah tinggi
Q : Seperti ditusuk dan ditekan
R : kepala bagian belakang, leher, dan
tengkuk
S:3
T : Hilang timbul
TD: 170/90 mmHg
N : 65x/menit RR:20x/menit
25
T :36 C
- Klien tampak lemas dan hanya berbaring di
tempat tidur
2. DS: Ketidak patuhan Ketidaktahuan keluarga
- klien mengatakan jarang minum obat karena minum obat tentang resiko terjadinya
lupa komplikasi hipertensi
dan malas
- klien mengatakan keluarganya juga jarang
mengingatkan untuk minum obat

3. DS : Defisit pengetahuan Kurangnya informasi


- Klien mengatakan Sebelumnya tidak pernah mengenai penyakit keluarga mengenai
diberikan pendidikan kesehatan tentang Yang diderita hipertensi dan cara
hipertensi Klien mengatakan kurang begitu (D.0111) penanganannya
paham
tentang tekanan darah yang sering tinggi yang
dideritanya

DO:
-klien terlihat tegang Klien hanya diam saat
ditanya tentang tekanan darah tinggi yang
dideritanya

26
Diagnosa Keperawatan Keluarga:
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan (hipertensi)
2. Ketidak patuhan minum obat berhubungan dengan Ketidaktahuan keluarga tentang resiko
terjadinya komplikasi hipertensi
3. Defisit pengetahuan mengenai penyakit yang diderita berhubungan dengan kurangnya
informasi keluarga mengenai hipertensi dan cara penanganannya
3.3 Skoring masalah
1. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga

27
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1 Sifat masalah tidak/ Actual 1 3/3x1 = 1 Tn.S kurang
kurang sehat mengetahui
tentang
penyakit
secara
significant
2 Kemungkinan masalah Sebagian 2 1/2x2 = 1 Kemungkinan
yang dapat diubah masalah dapat
diubah Tn. S
karena sudah
ada upaya
untuk
pengobatan
namun belum
optimal
3 Potensial masalah untuk Rendah 1 2/3x1 = 2/3 Masalah
di cegah penyakit
hipertensi >8
tahun. T. S
mengatakan
suka
mengkonsumsi
makanan apa
saja
4 Menonjol-nya masalah Masalah 1 2/2x1 = 1 Keluarga Tn.
berat, harus S sangat
segera merasakan
ditanggani masalah
penyakit
hipertensi Tn.
S dan harus
segera

28
ditangani
Total 3 7/2

2. Ketidak patuhan minum obat b.d Ketidak tahuan keluarga tentang resiko
terjadinya komplikasi hipertensi

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1 Sifa masalah Aktual 1 3/3x1=1 Tn. S
mengatakan
sering
memakan
makanan
apapun dan
tidak
meminum
obat dengan
tidak teratur
2 Lemungkinan masalah Sebagian 2 1/2x2=1 Tn. S
dapat diubah mengatakan
hanya
sesekali
memakan
makanan
yang berbeda
dengan
keluarganya
3 Potensial masalah Tinggi 1 3/3x1=1 Potensial
untuk dicegah masalah Tn.
S terhadap
ketidak
patuhannya
dapat diubah
tinggi

29
4 Menonjolnya masalah Masalah 1 2/2x1=1 Masalah
berat dan ketidak
harus segera patuhan Tn.
ditanggani S harus
segera di
atasi
Total 4

3. Nyeri akut b.d Ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
(Hipertensi)

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1 Sifat masalah Tidak/kurang 1 3/3x1 Klien
sehat menderita
penyakit
hipertensi >8
tahun
2 Kemungkinan masalah Sebagian 1 1/2x2 Tingkat
dapat diubah kesadaran
keluarga
tentang
hipertensi
rendah.
karena nyeri
dianggap hal
biasa
3 Potensi masalah untuk Tinggi 1 3/3x1 Dalam
dicegah pencegahan
nyeri dapat
dilakukan
dengan cara
tidak
memakan
makanan

30
yang
pencetus
nyeri tersebut
4 Menonjolnya masalah Harus segera 1 2/2x1 Nyeri untuk
di tangani penyakit
hipertensi
apabila tidak
ditanggano
akan
menganggu
pada
penderita
Total 4

Berdasarkan hasil skoring masalah diatas, didapatkan pioritas masalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut b.d Ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
(Hipertensi
2. Ketidak patuhan minum obat b.d Ketidak tahuan keluarga tentang resiko
terjadinya komplikasi hipertensi
3. Ketidak patuhan minum obat b.d Ketidak tahuan keluarga tentang resiko
terjadinya komplikasi hipertensi Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada
keluarga b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota
keluarga

3.4 Rencana tindakan keperawatan


No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Observasi
Ketidak tindakkan keperawatan  lokasi, karakteristik, durasi,
mampuan selama 3x24 jam frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
keluarga diharapkan Tingkat  Identifikasi skala nyeri
dalam nyeri pasien menurun  Identifikasi respon nyeri non
mengenal dengan verbal
masalah kriteria hasil:  Identifikasi faktor yang

31
kesehatan a) Keluhan nyeri memperberat dan memperingan
(Hipertensi) menurun nyeri
b) Fokus  Identifikasi pengetahuan dan
membaik keyakinan tentang nyeri
c) Meringis  Identifikasi pengaruh budaya
menurun terhadap respon nyeri
d) Gelisah  Identifikasi pengaruh nyeri pada
menurun kualitas hidup
e) Kemampuan  Monitor keberhasilan terapi
menuntaskan komplementer yang sudah
aktivitas diberikan
meningkat  Monitor efek samping penggunaan
f) Kesulitan tidur analgetik
menurun 2. Terapeutik
g) Frekuensi nadi  Berikan teknik nonfarmakologis
membaik untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
 Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
3. Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyri secara

32
mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2 Ketidak Setelah dilakukan 1. Observasi


patuhan tindakan keperawatan  Identifikasi persepsi tentang
minum obat 3x24 jam diharapkan masalah kesehatan
b.d Ketidak keluarga mampu 2. Terapeutik
tahuan merawat anggota  Tingkatkan rasa tanggung jawab
keluarga keluarga yang sakit atas perilaku sendiri
tentang resiko dengan kriteria hasil :  Berikan penguat dan umpan balik
terjadinya a) Mengatur diit positif jika melaksanakan
komplikasi pasien tanggung jawab atau mengubah
hipertensi b) Pasien perilaku
meminum obat 3. Edukasi
dengan teratur  Diskusikan tanggung jawab
terhadap profesi pemberian asuhan

3 Difisit Setelah dilakukan 1. Observasi


pengetahuan tindakan keperawatan  Identifikasi kesiapan dan
tentang 3x24 jam diharapkan kemampuan menerima informasi
hipertensi tingkat pengetahuan  Indentifikasi faktor faktor yang
pada keluarga membaik dengan dapat meningkatkan dan
b.d Kriteria Hasil : menurunkan motivasi perilaku hidup
ketidakmamp a) informasi bersih dan sehat
uan keluarga Cukup
mengenal b) Identifikasi 2. Terapeutik

33
masalah faktor-faktor  Sediakan materi dan media
kesehatan yang dapat pendidikan kesehatan
anggota meningkatkan  jadwalkan pendidikan kesehatan
keluarga Perilaku sesuai kesepakatan
c) Persepsi yang  berikan kesempatan untuk bertanya
keliru terhadap
masalah 3. Edukasi
d) Menjalani  Jelaskan faktor resiko yang dapat
pemeriksaan mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
 Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Dx
1 Nyeri akut b.d S : Tn. S mengatakan pusing
Ketidak mampuan - Mengidentifikasi lokasi, dikepalanya masih ada P :
keluarga dalam karakteristik, durasi, Adanya tekanan darah
mengenal masalah frekuensi, kualitas, intensitas tinggi, Q : Seperti di tusuk,
kesehatan nyeri, skala R : Kepala bagian belakang
(Hipertensi - Mengidentifikasi respon nyeri dan leher, S : 4 dan T :
non verbal Hilang timbul
- Mengidentifikasi faktor yang O : Tn. S Keadaan umum
memperberat dan sedang, Pasien tampak
memperingan nyeri rileks/tenang, Tekanan
- Memonitor keberhasilan terapi darah 130/70 mmHg
komplementer yang sudah
diberikan
- Mengkontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,

34
kebisingan)
- Memfasilitasi istirahat dan
tidur

2 Ketidak patuhan - Mengidentifikasi persepsi S : Tn.s Mengatakan akan


minum obat b.d tentang masalah kesehatan mencoba rutin meminum
Ketidak tahuan - Meningkatkan rasa obat penurun tensi
keluarga tentang tanggung jawab atas O : Tn.S menerima
resiko terjadinya perilaku sendiri pengobatan dengan baik
komplikasi - Memberikan penguat dan
hipertensi umpan balik positif jika
melaksanakan tanggung
jawab atau mengubah
perilaku

3 Difisit pengetahuan - Mengidentifikasi kesiapan S : Keluarga mengatakan


tentang hipertensi dan kemampuan menerima sudah memahami tentang
pada keluarga b.d informasi cara
ketidakmampuan - mengindentifikasi faktor merawat keluarga dengan
keluarga mengenal faktor yang dapat hipertensi dengan
masalah kesehatan meningkatkan dan memperhatikan diet, pola
anggota keluarga menurunkan motivasi tidur dan kontrol secara
perilaku hidup bersih dan teratur
sehat O : Keluarga dapat
mengungkapkan kembali
cara merawat keluarga
hipertensi dengan
memperhatikan
diet, pola tidur dan kontrol
teratur Makanan yang
disajikan untuk Tn. R sama

35
dengan
anggota keluarga yang lain

36
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Judul Penyuluhan : Hipertensi pada usia Dewasa Akhir
Sasaran : Keluarga Ny.A
Jumlah Peserta : 4 Orang
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Senin, 9 November 2021
Tempat : Rumah Tn.R

1. Karakteristik Peserta : Pasien dengan masalah kesehtan hipertensi


2. Tujuan
o Umum : Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 15 menit,
diharapkan keluarga memahami dan dapat menerapkan pola hidup sehat bagi
anggota keluarganya yang menderita hipertensi.
o Khusus : Setelah dilakukan pembelajaran tentang hipertensi pada
keluarga diharapkan keluarga mampu
a. Menyebutkan pengertian hipertensi
b. Menyebutkan faktor penyebab hipertensi
c. Menyebutkan Minimal 3 dari 5 tanda dan gejala hipertensi
d. Menyebutkan cara pencegahan hipertensi
e. Menyebutkan akibat lanjut tidak diobatinya hipertensi
3. Materi Penyuluhan :
a. Pengertian hipertensi
b. Penyenan hipertensi
c. Tanda dan gejala hipertensi
d. Pencegahan hipertensi
e. Bahaya hipertensi
4. Uraian Tugas :

5. Kegiatan Penyuluhan :
Urutan kegiatan Penyuluhan Metode Media Waktu

37
Pendahuluan Mengucapkan Salam Ceramah - 2 menit
Menyampaikan Kontrak
pertemuan
Menjelaskan Tujuan
Apersepsi: Ceramah 3 menit
Memberikan contoh diagnosa
tentang Covid-19
Kegiatan Menjelaskan mengenai : Ceramah Leaflet 10 menit
inti 1. Pengertian hipertensi Tanya
(Penyajian) 2. Penyenan hipertensi jawab
3. Tanda dan gejala
hipertensi
4. Pencegahan hipertensi
5. Bahaya hipertensi

Memberi kesempatan pada Diskusi Leaflet 5 menit


Masyarakat muda untuk Tanya
mengemukakan Pendapat. jawab

Memberikan Reinforcement dan


menjawab pertanyaan.
Penutup Mengevaluasi pemahaman Tanya Leaflet 8 menit
mahasiswa Jawab
mengenai :
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala
hipertensi
4. Pencegahan hipertensi
5. Bahaya hipertensi

Memberikan Umpan Balik - Leaflet -


(reinforcement)

38
Membuat Kesimpulan Proses Ceramah Leaflet 1 menit

Mengucapkan Salam Ceramah - 1 menit

Jumlah 30 menit

6. Metode Penyuluhan : Ceramah dan Tanya jawab


7. Media Penyuluhan : Leaflet
8. Evaluasi : Audience
mampu a. Mengetahui tanda dan gejala
hipertensi
b. Mengetahui cara pencegahan hipertensi
c. Mengetahui pengobatan herbal hipertensi

10. Lampiran Materi (lengkap):

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan
suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena
jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi di dalam tubuh.

B. Penyebab Hipertensi
o Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita
diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika
berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita ketika
berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita.
Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause
(Endang Triyanto, 2014).
b. Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia
39
20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat.
Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin
meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih
tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
c. Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang
telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap
sodium individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi
menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang tidak
mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).
d. Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah.
Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan
kurangnya pengetahuan dalammenerima informasi oleh petugas kesehatan

40
sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty, Amalia
H, Amirudin R., 2007).

o Faktor resiko hipertensi yang dapat dikontrol


a. Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya
melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi,
sehingga akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan
memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013).
b. Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi
peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer,
sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih
berat karena adanya kondisi tertentu.
c. Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di
dalam kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah.
d. Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono
Kris Pranaka, 2014-2015).
e. Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat menyebabkan
darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.
f. Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu
cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5- 10 mmHg.
g. Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan
meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek
samping ini akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress

41
meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu meras cemas
pada masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya.
Hal ini dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan mempengaruhi
detak jantung semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh
tubuh akan semakin cepat.

C. Tanda dan gejala Hipertensi


Hipertensi memiliki tanda dan gejala seperti :
1) Sakit kepala atau pusing
2) Mudah marah
3) Susah tidur
4) Berat di tengkuk
5) Sesak napas
6) Mual dan muntah
7) Pandangan kabur
8) Telinga berdenging
9) Perdarahan dari hidung

D. Pencegahan Hipertensi
1) Jaga berat badan
2) Kurangi makan makanan berlemak dan garam
3) Berhenti merokok dan alkohol
4) Kurangi atau tidak minum kopi
5) Cukup istirahat dan tidur
6) Hindari stress
7) Olahraga secara teratur
8) Banyak makan sayur dan buah

E. Bahaya Hipertensi
Hipertensi harus dicegah karena :
a. Dapat menyebabkan gangguan penglihatan
b. Stroke atau kelumpuhan
c. Serangan jantung
d. Gagal ginjal

42
LAMPIRAN

43
44
45
Daftar Pustaka:
Jhonson & Leny. (2017). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta: Nuha Media.

Kimberly, B. A. (2011). kapita selekta penyakit : dengan implikasi keperawatan.


jakarta: EGC.

Muhtar, A. H. (2016). PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DALAM MENINGKATKAN SELF CARE BEHAVIOR PENDERITA
TUBERKULOSIS PARU DI KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT. Jurnal
Kesehatan Prima,
1579-1582.

Murwani, A. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus.


Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Muttaqin, A. (2010). Pengkajian Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinik. . jakarta:

salemba medika.
Setiadi. (2008). Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setyowati, S. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus.
Jogjakarta:

Mitra Cendekia.

Sri Wahyuni, N. A. (2017). SISTEM PAKAR DIAGNOSA ANOREKSIA


NERVOSAMENERAPKAN METODE CASE BASED REASONING.
KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer), 52-55.

46
47

Anda mungkin juga menyukai