Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP TUMBUH KEMBANG

KELUARGA BAPAK N DI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Feliks Son Pabayo

2203007

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

2023
BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan kesehatan keluarga pada dasarnya adalah pelayanan keperawatan
profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan
pada kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal
dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit
(preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di butuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian
Kesehatan tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga,
disingkat PIS-PK. Pada program PIS- PK, pendekatan keluarga menjadi salah
satu cara puskesmas meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan
akses yankes di wilayahnya (mendatangikeluarga). Tujuan pendekatan keluarga
salah satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga pada pelayanan
kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK dilaksanakan dengan ciri
sasaran utama adalah keluarga, mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai
penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan
secara aktif dan melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan terkait penangananpenyakit menular dan tidak menular yang salah
satunya adalahpenyakithipertensi (Sarkomo, 2016).
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan
suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena
jantung bekerja lebih cepat memompa darah untukmemenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau
sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Data Sample Registration Survey tahun 2014
menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyebabkematian terbesar nomor 3
di Indonesia dengan presentasi sebesar 6,7% setelah stroke dan penyakit jantung.
Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di tingkat keluarga dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan
yang diberikan kepada keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi keperawatan yang
bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan bisa efektif dan kompr
ehensif. Serta keluarga yang sehat adalah keluarga yang membantu anggota
keluarga untuk mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri, dan sejauh mana
keluarga memenuhi fungsi-fungsi keluarga dan menyelesaikan tugas-tugas yang
sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga (Koes Irianto, 2014).
Masa remaja merupakan masa peralihan, dari masa kanak-kanak menuju dewasa.
Masa remaja merupakan masa yang sangat menentukan karena pada masa ini
anak-anak banyak mengalami perubahan pada fisik da polo pikirnya, terjadi
perubahan kejiwaan yang menimbulkan kebingugan dikalangan remaja sehingga
masa ini disebut sebagai periode strum and drag. Kondisi internal dan ekstrenal
yang sama-sama bergejolak inilah yang menyebabka masa remaja memang lebih
rawan daripada tahap-tahap lain dalam tumbuh kembang keluarga. Usia remaja
sangat rentan dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi emosinal
mereka (Sarwono, 2012).
Berkaitan dengan kasus atau fenomena terjadinya agresivitas, Komnas PA
mencatat ada 3.651 kasus kekerasan terhadap remaja di Indonesia, yang
meningkat dari tahun 2015 yang tercatat 3.502 kasus. Sebagian besar atau sekitar
78,9 persen merupakan kasus kekerasan seksual. Sangat memprihatinkan, dalam
bukti temuan Komnas PA sepanjang 2016 tercatat 2.022 kasus tindak kriminal
dilakukan oleh remaja. Jumlah tersebut, 48 persen anak melakukan tindak pidana
pencurian. Disusul dengan kekerasan, perkosaan, narkoba, perjudian dan
penganiayaan. Mirisnya dari 2.022 pelaku kejahatan remaja, 90 persen harus
berakhir di penjara (Keteng, 2016).
Tahap keluarga dengan anak remaja, tahap ini dimulai pada saat anak pertama
berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun. Pada saat
anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak
remaja dan memberi tanggung jawab. Serta kebutuhan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit. Karena orang tua melepas otoritas
dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Anak harus mempunyai
otoritas sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya. Seringkali muncul
konflik antara orang tua dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk
melakukan aktivitasnya, sementara orang tua perlu menciptakan komunikasi
yang terbuka, menghindari kecurigaan dan perselisihan sehingga hubungan
orang tua dan remaja tetap harmonis.

B. Tujuan penulisan
Mahasiwa mampu melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Bapak N
dengan pendekatan proses keperawatan.

C. Manfaat penulisan
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga
Bapak N
2. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga
Bapak N
3. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan keperawatan pada keluarga
Bapak N
4. Mahasiswa mampu melakukan intervensi keperawatan pada keluarga Bapak
N
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga Bapak N
6. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada keluarga
Bapak N
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil atau unit dasar dari suatu masyarakat,
sangat mempengaruhi terhadap derajat kesehatan masyarakat itu sendiri
(Riasmini dkk, 2017).
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien
dalam asuhan keperawatan. Keluarga menempati posisi diantara individu
dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada
keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama
adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan,
perawat harus memperhatikan nilai-nilai yang dianut keluarga, budaya
keluarga serta berbagai aspek yang terkait dengan apa yang diyakini dalam
keluarga tersebut ( Saiful 2012).
Pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil atau unit dasar suatu masyarakat.
b. Terdiri dari Terdiri dari dua atau tiga individu yang tergabung karena
hubungandarah, perkawinan atau adopsi.
c. Mempengaruhi terhadap derajat kesehatan masyarakat itu sendiri
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Berinteraksi di antara sesama anggota kelaurga.
f. Menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergatungan.

2. Struktur keluarga
Effendy (2016) mengemukakan struktur keluarga bermacam-macam yaitu:
a. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah
b. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu
c. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri
d. Patrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
e. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

3. Ciri-ciri keluarga
Keluarga memiliki ciri-ciri yag berbeda-beda disetiap negara. Ciri-ciri
keluarga (Agapito, 2012) adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri dari dua orag atau lebih dalam satu atap yag mempunyai
hubungan yang intim, pertalian darah/perkawinan.
c. Terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga (biasanya bapak
atau ibu atau keluarga lain yang dominan) yang saling berhubungan
dengan satu dengan lainnya, saling bergantung antar anggota keluarga.
d. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing yang
dikoordinasikan oleh kepala keluarga.
e. Mempunyai keunikan masing-masing serta nilai dan norma hidup yang
didasari sistem kebudayaan.
f. Mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya misalnya dalam
hal kesehatan keluarga.
4. Macam-macam Struktur/Tipe/Bentuk Keluarga
Beberapa macam Struktur/Tipe/Bentuk Keluarga (Agapito, 2012) adalah :
a. Tradisional
1) The nuclear family (keluarga inti): Keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
2) The dyad family: Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah
tua dengan anak sudah memisahkan diri.
4) The childless family: Keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada
wanita.
5) The extended family (keluarga luas/besar): Keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda): Keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan(menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family: Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga
pada saat akhir pekan (weekend).
8) Multigenerational family: Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family: Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-
barang dan pelayanan yang sama. Misalnya: dapur, kamar mandi,
televisi, telepon, dll).
10) Blended family: Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
11) The single adult living alone / single-adult family: Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti: perceraian atau ditinggal mati.
b. Non-tradisional
1) The unmarried teenage mother: Keluarga yang terdiri dari orang
tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family: Keluarga dengan orangtua tiri.
3) Commune family: Beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama
dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family: Keluarga yang
hidupbersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian families: Seseorang yang mempunyai
persamaan sexhidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri
(marital partners).
6) Cohabitating couple: Orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family: Beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat- alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family: Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai- nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang- barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family: Keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat
orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family: Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11) Geng: Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.

5. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat interpersonal, sifat, kegiatan,
yang berhubunga dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga (Tantut, 2012) adalah :
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidikan, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranana untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari ligkungannya, disampig itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

6. Tugas Keluarga
a. Mengenal masalah kesehatan; pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
persepsi dan tingkat keseriusan masalah kesehatan.
b. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat; akibat masalah,
masalah yang dirasakan, keluarga menyerah, bagaimana keputusan
untukmerawat anggota yang sakit.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit; cara perawatan yang sudah
dilakukan keluarga, cara pencegahan yang dilakukan.
d. Memodifikasi lingkungan dengan mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat; keuntungan dan manfaat pemeliharaan
lingkungn fisik, hygiene sanitasi, upaya pencegahan penyakit,
kekompakkan anggota keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan; keberadaan fasilitas kesehatan,
keuntungan yang didapat, kepercayaan keluarga terhadap petugas
kesehatan, pelayanan kurang baik, yayasan kesehatan terjangkau oleh
keluarga, frekuensi kunjungan.

7. Fungsi keluarga
Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana
et al., 2013) :
a. Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,
menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai
agama, sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik
dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Fungsi Sosial Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh anggota
keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya bangsa
yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.
c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap
hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, anak
dengan anak, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga
keluarga menjadi tempat utama bersemainya kehidupan yang punuh
cinta kasih lahir dan batin.
d. Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam
menumbuhkan rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap
anggota keluarganya. Fungsi Reproduksi Fungsi keluarga dalam
perencanaan untuk melanjutkan keturunannya yang sudah menjadi fitrah
manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan umat manusia secara
universal.
e. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya
yang sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang
kesejahteraan umat manusia secara universal.
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada
keluarganya dalam mendidikketurunannyasehingga dapat menyesuaikan
kehidupannya di masa mendatang.
g. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan
keluarga.
h. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota
keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan
seim bang sesuai dengan aturan dan daya dukung alam dan lingkungan
yang setiap saat selalu berubah secara dinamis.

B. Konsep tumbuh kembang keluarga


Setiap keluarga akan melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap-tahap
kehidupan atau perkembangan keluarga tersebut menurut Duval dalam
(Harmoko, 2012) terdiri dari :

1. Pasangan baru (keluarga baru)


Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluarga masing-masing.
Tugas :
a. Membina hubungan inti yang memuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)


Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan.
Tugas :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anakpertama (2,5 bulan) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun.
Tugas :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot).
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.

4. Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk.
Tugas :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

5. Keluarga dengan anak remaja


Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa.
Tugas :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
d. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
e. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)


Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung
dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga
dan tetaptinggal bersama orang tua.
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasukimasa
tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal.
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatanfisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

C. Konsep Askep keluarga


Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang
dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu,
konsep tertentu, teori atau falsafah. Effendy (2016) mengemukakan dalam
melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga dengan melalui membina
hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan
kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk
membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan
kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang
dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
Effendy (2016) menjelaskan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari
lima langkah dasar meliputi:

1. Pengkajian
Riasmini dkk (2017) mengemukakan pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang
keluarga yang dibinanya. Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian
meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan
menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa.
Pengumpulan data keluarga berdasarkan hal berikut ini :

a. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal


dan tipe keluarga.
b. Latar belakang budaya/kebiasaan keluarga.
c. Status ekonomi sosial.
d. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga.
e. Aktivitas
f. Data lingkungan
g. Struktur keluarga
h. Fungsi keluarga
i. Pola istirahat tidur
j. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
k. Koping keluarga

2. Diagnosa keperawatan
Riasmini dkk (2017) diagnosa keperawatan adalah penyataan yang
menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau
aKtual individu. Dalam diagnosa keperawatan meliputi problem atau
masalah, etiologi, sign dan symptom. Didalam diagnosa, untuk
memprioritaskan masalah dilakukan proses scoring. Proses scoring
dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan:
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang dibuat.
b. Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan
bobot.

3. Pelaksanaan Keperawatan

Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga


dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat
keluarga untuk mendapatkan perbaikan kea rah perilaku hidup sehat.
Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga didasarkan kepada asuhan
keperawatan yang telah disusun (Riasmini dkk, 2017).
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu
disusunrencana keperawatan yang baru (Riasmini dkk, 2017).
BAB III

PENGAMATAN KASUS

A. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.N
2. Umur : 47 tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Karyawan Swasta
5. Alamat : Jl. Kantil, Sono Blotan, Wedomartani, Ngemplak,
Sleman, Yogyakarta
6. Komposisi Keluarga : Didalam rumah terdiri dari ayah, ibu, dan 3 orang anak

NO NAMA JK HUB DG UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN


KK
1 Ny.Y P Istri 37 tahun SD Ibu Rumah
Tangga
2 Nn. H P Anak 18 tahun S1 Mahasiswa

3 An. A P Anak 11 tahun SD Pelajar

4 An. A P Anak 4 tahun Belum Sekolah

4 An.A L Anak 4 tahun Belum sekolah


Genogram (3 generasi):

Keterangan Genogram:

: Perempuan
: Laki-laki

: Perempuan Meninggal
X

: Laki-laki Meninggal
X

: Klien/Pasien

: Tinggal Serumah

7. Tipe keluarga
Keluarga tradisional: nuclear family (keluarga inti)
8. Suku bangsa
Keluarga bersuku Jawa
9. Agama
Semua keluarga menganut agama Islam. Menurut Tn.N tidak ada keyakinan
yang berdampak buruk terhadap kesehatan keluarga
10. Status sosial ekonomi keluarga
Pendapatan dalam sebulan sejumlah > 2jt, untuk pengeluaran dalam sebulan
sejumlah <1jt. Pendapatan yang dihasilkan cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari
11. Aktivitas rekreasi keluarga
Tn.N mengatakan jarang sekali untuk pergi rekreasi dikarenakan sibuk
bekerja

II. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga berada pada tahap perkembangan dengan anak usia dewasa
lanjut, sekolah, dan pra sekolah
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Anak pertama sedang berkuliah disalah satu kampus di Yogyakarta, anak
kedua sedang bersekolah kelas 4 SD dan anak bungsu saat ini belum
sekolah. Tn. N dan Ny. Y mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya
bersifat terbuka.
3. Riwayat keluarga inti
Tn.N tinggal bersama istrei dan ke 3 anaknya. 3 orang putri .
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn.N mengatakan bahwa ini adalah pernikahan pertamanya dan istri
pertamanya.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Ukuran rumah: 4x3 m2, jenis bangunan: semi permanen, kepemiikan:
milik pribadi, tata letak alat rumah tangga, komposisi ruangan: terdiri dari
2 buah kamar, dapur dan ruang tengah, lantai: semen, kebersihan ruangan:
cukup bersih, ventilasi: jendela, penerangan: kurang, toilet: berada diluar
rumah dibelakang rumah, sumber air: sumur bor.
2. Karakateristik tetangga dan komunitas RW
Tn. N mengatakan tetangga disekitar rumahnya dengan suku yang
berbeda, Tn. N dan tetangganya mempunyai hubungan yang baik, saling
mendukung satu sama lain.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga sebagai penduduk pendatang dari luar Kalimantan Barat yang
menetap dari tahun 2011
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. N mengatakan keluarga sering ikut bergotong royong bersama
tetangga disekitaran rumah
5. Sistem pendukung keluarga
Tn. N mengatakan saat ada yang sakit tetangga dan keluarga yang lain
datang untuk menjenguk dan memberi dukugan agar cepat sembuh serta
memberi saran untuk segera berobat ke pusat layanan kesehatan terdekat.
IV. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Tn. N mengatakan komunikasi dalam keluarga baik, Tn.N dan istri
menggunakan bahasa Jawa, sedangkan dengan anak-anaknya kadang
menggunakan bahasa Indonesia kadang menggunakan bahasa Jawa.
2. Struktur kekuatan keluarga :
Tn. N mengatakan saat ada anggota keluarga yang sakit, mereka saling
memberikan perhatian dan kasih sayang.
3. Struktur peran :
Tn. N suami Ny. Y berperan sebagai kepala keluarga, mencari nafkah dan
sebagai pelindung keluarga. Ny. N berperan sebagai pemberi kasih sayang
pada anak, dan mengurus rumah tangga. Anak menjalani peran sesuai
dengan tumbuh kembangnya.
4. Nilai dan norma keluarga :
Tn. N mengatakan menurut pendapatnya mereka lebih memilih untuk
memeriksa kesehatannya kepuskesmas atau dengan obat-obatan herbal.
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Tn. N mengatakan dia dan keluarga lainnya mempunyai sikap yang akrab
dan saling menghargai satu sama lain. Meskipun terkadang ada
pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele
tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. N semuanya beragama Islam sehingga mereka aktif dengan
kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.
3. Fungsi perawatan kesehatan
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Tn.N mengatakan kurang tau tentang berbagai penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan yang kurang bersih, saat ditanya apa
faktor yang dapat menyebabkan sakit penyakit klien bingung untuk
menjawabnya.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat :
Tn.N mengatakan saat ada anggota keluarga yang sakit mereka pergi
membeli obat toko, jika sakitnya tidak kunjung sembuh barulah dibawa
ke Puskesmas
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Tn.N mengatakan An.A sangat sulit untuk makan sayur dan buah,
meski disediakan makanan yang beragam setiap hari An.A tetap tidak
mau makan sayur. An. A juga sangat tidak suka dengan buah-buahan
dikarenakan saat kecil An.A pernah menyukai buah semangka karena
terlalu suka ia makan hingga muntah akhirnya An.A menjadi tidak
mau makan jenis buah apapun.
4) Kemampuan memodifikasi lingkungan
Tn. N mengatakan karena lokasi rumah dan mebel tempat ia bekerja
bersebalahan Tn.N tau bagaimana cara memodifikasi lingkungan yang
baik bagi kesehatan. Baginya jika istri dan anak-anaknya tidak sakit
berarti tidak ada masalah jika lingkungan rumahnya tetap seperti ini
dan asal tetap menjaga kebersihan makanan yang dimasak maupun
yang dibeli.
5) Kemampuan keluarga menggunakan sumber/fasilitas kesehatan :
Tn.N mengatakan jarang pergi ke puskesmas untuk memeriksa
kesehatan, sehingga tidak tau bahwa Ny.Y mempunyai riwayat darah
tinggi. Ny.Y juga sering merasa lelah serta sedikit sesak saat
beraktivitas
4. Fungsi reproduksi
Jumlah anak Tn.n ada 3 orang. Anak pertama sedang menempuh
pendidikan disalah satu kampus yang ada di Yogyakarta, anak kedua kelas
4 SD, dan anak bungsu berusia 4 tahun
5. Fungsi ekonomi
Tn.N mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil, meskipun Tn.N
hanya bekerja di sebuah mebel tetapi Tn.N tetap berusaha untuk
memenuhi kebutuhan keluarga

VI. Stres dan koping keluarga


1. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Keluarga Tn.N tidak memiliki stressor jangka panjang maupun jangka
pendek. Keluarga tidak memiliki penyakit yang tidak kunjung sembuh,
kehilangan pekerjaan ataupun kehilangan uang
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga mampu untuk mengatasi masalah yang ada. Keluarga saling
bertukar pendapat untuk dapat menemukan jalan keluar saat mempunyai
masalah
3. Strategi koping
Cara keluarga dalam mengatasi masalahnya ialah dengan cara bersama-
sama membicarakannya didalam rumah
4. Strategi adaptasi disfungsional
Tn.N mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menggunakan narkoba
maupun merokok.
VII. Harapan keluarga
Tn.N mengatakan meskipun hanya bekerja sebagai karyawan swasta ia
berharap anaknya dapat menempuh pendidikan sampai selesai dan
mendapatkan pekerjaan yang diminati. Tn.N juga berharap ia dan keluarga
selalu diberi kesehatan dan damai sejahtera
VIII. Data tambahan
1. Nutrisi
Tn.N mengatakan anak dan istrinya makan secara teratur 3 kali sehari.
Ny.Y menyediakan makanan dengan berbagai macam lauk yang disukai
oleh anak-anaknya
2. Eliminasi
Tn.N mengatakan tidak ada masalah pada pola eliminasi, bab dan bak
lancar tanpa ada gangguan/masalah
3. Istirahat tidur
Tn.N mengatakan ia dan istri hanya memiliki waktu istirahat pada sore hari
menjelang magrib, dikarenakan dari pagi hingga sore mereka sibuk bekerja Kadang-kadang ada tidur siang
tetapi tidak lama, hanya 15-20 menit setelah bekerja
4. Aktivitas sehari-hari
Tn.N mengatakan aktivitas sehari-hari hanya bekerja di sebuah mebel milik abangnya sebelah rumahnya.
Selesai bekerja Tn.N tidak melakukan aktivitas lain selain berkumpul dengan keluarganya
5. Gaya hidup tidak sehat (merokok, minum-minuman keras, dll)
Tn.N mengatakan bahwa ia tidak merokok ataupun meminum minuman keras.

IX. Pemeriksaan Fisik


Dilakukan pada semua anggota keluarga secara head to toe

Pemeriksaan Anggota Keluarga Anggota Keluarga Anggota Keluarga Anggota Keluarga Anggota Keluarga
Fisik (Tn.N) (Ny.Y) (An.H) (An.A) (An.A)
Kepala Simetris, beruban, Simetris, beruban, Simetris, rambut Simetris, rambut Simetris, rambut
tidak ada ketombe tidak ada ketombe berwarna hitam, tidak berwarna hitam, berwarna hitam,
ada ketombe tidak ada ketombe, tidak ada ketombe
tampak kering
Tanda-tanda TD: 132/80mmHg, TD: 156/92mmHg TD: 120/84mmHg TD: 112/75mmHg N: 90x/menit
vital N: 88x/menit, N: 97x/menit N: 83x/menit N: 88x/menit RR: 23x/menit
RR: 20x/menit RR: 21x/menit RR: 20x/menit RR: 20x/menit
BB, TB BB: 65kg BB: 60kg BB: 45kg BB: 24kg BB: 20kg
TB:170cm TB: 165cm TB: 152cm TB: 138cm TB: 117cm
Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
ananemik, tidak ada ananemik, tidak ada ananemik, tidak ada ananemik, tidak ada ananemik, tidak ada
katarak, penglihatan katarak, penglihatan katarak, penglihatan katarak, penglihatan katarak, penglihatan
kabur. kabur. kabur. Kabur kabur
Hidung Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan
bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada
kelainan. kelainan. kelainan. kelainan. kelainan.
Mulut Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir Mukosa bibir
keadaan bersih, tidak lembab, keadaan keadaan bersih, tidak lembab, keadaan lembab, keadaan
ada kelainan. bersih, tidak ada ada kelainan. bersih, tidak ada bersih, tidak ada
kelainan. kelainan. kelainan.
Leher Tidak tampak adanya Tidak tampak adanya Tidak tampak adanya Tidak tampak Tidak tampak
peningkatan tekanan peningkatan tekanan peningkatan tekanan adanya peningkatan adanya peningkatan
vena jugularis dan vena jugularis dan vena jugularis dan tekanan vena tekanan vena
arteri karotis, tidak arteri karotis, tidak arteri karotis, tidak jugularis dan arteri jugularis dan arteri
teraba adanya teraba adanya teraba adanya karotis, tidak teraba karotis, tidak teraba
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar adanya adanya
tiroid. tiroid. tiroid. pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tiroid. tiroid.
Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat simetris, suara terlihat simetris, terlihat simetris, suara terlihat simetris, terlihat simetris,
jantung S1 dan S2 suara jantung S1 dan jantung S1 dan S2 suara jantung S1 dan suara jantung S1 dan
tunggal, tidak S2 tunggal, tidak tunggal, tidak terdapat S2 tunggal, tidak S2 tunggal, tidak
terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, palpitasi, tidak ada terdapat palpitasi, terdapat palpitasi,
tidak ada suara tidak ada suara suara tambahan. tidak ada suara tidak ada suara
tambahan. tambahan. tambahan. tambahan.
Abdomen Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada
hepar, tidak pembesaran hepar, hepar, tidak kembung, pembesaran hepar, pembesaran hepar,
kembung, tidak ada tidak kembung, tidak tidak ada bekas luka tidak kembung, tidak tidak kembung, tidak
bekas luka operasi. ada bekas luka operasi. ada bekas luka ada bekas luka
operasi. operasi. operasi.

Tangan Tidak ada keluhan, Tidak ada keluhan, Tidak ada keluhan, Tidak ada keluhan, Tidak ada keluhan,
teraba hangat teraba hangat teraba hangat teraba hangat teraba hangat
Kaki Lutut terasa nyeri Tidak ada keluhan, Tidak ada keluhan, Tidak ada keluhan, Tidak ada keluhan,
setelah bekerja, teraba teraba hangat teraba hangat teraba hangat teraba hangat
Hangat
Keadaan Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis
umum

B. ANALISA DATA
Data (Subjektif dan Objektif) Etiologi Masalah
DS: Ketidakmampuan keluarga mengenal Defisit Pengetahuan tentang kurang mampu
Tn.N mengatakan kurang tau tentang masalah kesehatan mengingat
berbagai penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan yang kurang bersih, saat ditanya
apa faktor yang dapat menyebabkan sakit
penyakit klien bingung untuk
menjawabnya DO:
Tn.N tampak bingung saat ditanya apa saja
penyakit yang disebabkan oleh lingkungan
yang kurang bersih

DS: Ketidakmampuan keluarga menggunakan Penurunan curah jantung


Tn.N mengatakan jarang pergi ke sumber/fasilitas kesehatan
puskesmas untuk memeriksa kesehatan,
sehingga tidak tau bahwa Ny.Y
mempunyai riwayat darah tinggi. Ny.Y
juga sering merasa lelah serta sedikit sesak
saat beraktivitas
DO:
Tekanan darah Ny.Y 156/92mmHg
DS: Kemampuan keluarga merawat anggota Defisit Nutrisi
Tn.N mengatakan An.A sangat sulit untuk keluarga yang sakit
makan sayur dan buah, meski disediakan
makanan yang beragam setiap hari An.A
tetap tidak mau makan sayur. An. A juga
sangat tidak suka dengan buah-buahan
dikarenakan saat kecil An.A pernah
menyukai buah semangka karena terlalu
suka ia makan hingga muntah akhirnya
An.A menjadi tidak mau makan jenis buah
apapun.
DO:
An.N tampak kurus, rambut tampak kering,
BB: 24kg, TB: 138cm, IMT: 12,60

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber/fasilitas kesehatan
2. Defisit Pengetahuan tentang kurang mampu mengingat berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
D. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Defisit Pengetahuan tentang kurang mampu mengingat berhubungan
dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
No Kriteria Skor Bobot Nilai
1. Sifat masalah
- Aktual 3 1
- Ancaman kesehatan 2 1
- Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
- Mudah 2
- Sebagian 1 2 1
- Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah
- Tinggi 3
- Cukup 2 1 1
- Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
- Masalah berat harus segera ditangani 2 ½
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
Ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
TOTAL SKOR 3½

Diagnosa 2: Penurunan curah jantung berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga


menggunakan sumber/fasilitas kesehatan
No Kriteria Skor Bobot Nilai
1. Sifat masalah
- Aktual 3 1
- Ancaman kesehatan 2 1
- Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
- Mudah 2
- Sebagian 1 2 2
- Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah
- Tinggi 3
- Cukup 2 1 1
- Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
- Masalah berat harus segera ditangani 2 1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
TOTAL SKOR 5

Diagnosa 3: Defisit nutrisi berhubungan dengan Kemampuan keluarga merawat


anggota keluarga yang sakit
No Kriteria Skor Bobot Nilai
1. Sifat masalah
- Aktual 3 1
- Ancaman kesehatan 2 1
- Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
- Mudah 2
- Sebagian 1 2 1
- Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah
- Tinggi 3
- Cukup 2 1 1
- Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
- Masalah berat harus segera ditangani 2 1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
TOTAL SKOR 4
E. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
menggunakan sumber/fasilitas kesehatan
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan Kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
3. Defisit Pengetahuan tentang kurang mampu mengingat berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan SLKI & Tujuan SIKI
1 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan Jantung (I.02075)
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam, maka curah jantung Observasi
Ketidakmampuan keluarga meningkat, dengan kriteria hasil:  Monitor tekanan darah (termasuk
menggunakan sumber/fasilitas 1. Kekuatan nadi perifer meningkat tekanan darah ortostatik, jika
kesehatan 2. Ejection fraction (EF) meningkat perlu)
3. Palpitasi menurun  Monitor intake dan output cairan
4. Bradikardia menurun  Monitor keluhan nyeri dada (mis:
5. Takikardia menurun intensitas, lokasi, radiasi, durasi,
6. Gambaran EKG Aritmia menurun presipitasi yang mengurangi nyeri)
7. Lelah menurun  Periksa tekanan darah dan
8. Edema menurun frekuensi nadi sebelum dan
9. Distensi vena jugularis menurun sesudah aktivitas
10. Dispnea menurun  Periksa tekanan darah dan
11. Oliguria menurun frekuensi nadi sebelum pemberian
12. Pucat/sianosis menurun obat (mis: beta blocker, ACE
13. Paroximal nocturnal dyspnea (PND) Inhibitor, calcium channel blocker,
menurun digoksin)
14. Ortopnea menurun Terapeutik
15. Batuk menurun  Berikan diet jantung yang sesuai
16. Suara jantung S3 menurun (mis: batasi asupan kafein,
17. Suara jantung S4 menurun natrium, kolesterol, dan makanan
18. Tekanan darah membaik tinggi lemak)
19. Pengisian kapiler membaik  Fasilitasi pasien dan keluarga
untuk modifikasi gaya hidup sehat
 Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stress, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
 Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
Ajarkan pasien dan keluarga

mengukur berat badan harian
 Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan
harian
2 Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nutrisi (I.03119)
dengan Kemampuan keluarga selama 3 x 24 jam, maka status nutrisi Observasi
merawat anggota keluarga yang membaik, dengan kriteria hasil:  Identifikasi status nutrisi
sakit 1. Porsi makan yang dihabiskan  Identifikasi alergi dan intoleransi
meningkat makanan
2. Berat badan membaik  Identifikasi makanan yang disukai
3. Indeks massa tubuh (IMT) membaik  Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman
diet (mis: piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika
perlu
Edukasi
 Ajarkan posisi duduk, jika mampu
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan, jika
perlu
3 Defisit Pengetahuan tentang Edukasi Kesehatan (I.12383)
kurang mampu mengingat Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam, maka status tingkat  Identifikasi kesiapan dan
Ketidakmampuan keluarga pengetahuan meningkat, dengan kriteria hasil: kemampuan menerima informasi
mengenal masalah kesehatan 1. Perilaku sesuai anjuran meningkat  Identifikasi faktor-faktor yang
2. Verbalisasi minat dalam belajar dapat meningkatkan dan
meningkat menurunkan motivasi perilaku
3. Kemampuan menjelaskan hidup bersih dan sehat
pengetahuan tentang suatu topik Terapeutik
meningkat  Sediakan materi dan media
4. Kemampuan menggambarkan Pendidikan Kesehatan
pengalaman sebelumnya yang sesuai  Jadwalkan Pendidikan Kesehatan
dengan topik meningkat sesuai kesepakatan
5. Perilaku sesuai dengan pengetahuan  Berikan kesempatan untuk
meningkat bertanya
6. Pertanyaan tentang masalah yang Edukasi
dihadapi menurun  Jelaskan faktor risiko yang dapat
7. Persepsi yang keliru terhadap masalah mempengaruhi Kesehatan
menurun  Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
 Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
No Tanggal dan Implementasi Evaluasi
DX Waktu
1 25 November 2023  Memonitor tekanan darah (termasuk S:
17.00 tekanan darah ortostatik, jika perlu) Tn.N mengatakan jika ada waktu luang atau hari
 Memonitor intake dan output cairan libur ia dan keluarga akan pergi ke puskesmas
 Memonitor keluhan nyeri dada (mis: untuk memeriksa kesehatan
intensitas, lokasi, radiasi, durasi, O:
presipitasi yang mengurangi nyeri) Tekanan darah Ny.Y 145/86mmHg
 Memeriksa tekanan darah dan frekuensi A:
nadi sebelum dan sesudah aktivitas Masalah penurunan curah jantung belum teratasi
 Memeriksa tekanan darah dan frekuensi P:
nadi sebelum pemberian obat (mis: beta Rencana keperawatan dilanjutkan
blocker, ACE Inhibitor, calcium channel
blocker, digoksin)
 Memberikan diet jantung yang sesuai (mis:
batasi asupan kafein, natrium, kolesterol,
dan makanan tinggi lemak)
 Memfasilitasi pasien dan keluarga untuk
modifikasi gaya hidup sehat
 Memberikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stress, jika perlu
 Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
 Menganjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
 Mengajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
 Mengajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan harian
2 25 November 2023  Mengidentifikasi status nutrisi S:
17.15  Mengidentifikasi alergi dan intoleransi Tn.N mengatakan An.A masih tidak mau makan
Makanan sayur dan buah. Meski sudah dijelaskan manfaat
 Mengidentifikasi makanan yang disukai sayur dan buah An.A tetap tidak mau makan
 Memonitor asupan makanan O:
 Memonitor berat badan An.A tampak kurus, rambut tampak kering, BB:
 Melakukan oral hygiene sebelum makan, 24kg, TB: 138cm, IMT: 12,60
jika perlu A:
 Memfasilitasi menentukan pedoman diet Masalah defisit nutrisi belum teratasi
(mis: piramida makanan) P:
 Menyajikan makanan secara menarik dan Rencana keperawatan dilanjutkan
suhu yang sesuai
 Memberikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
 Memberikan suplemen makanan, jika perlu
 Mengajarkan posisi duduk, jika mampu
 Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

3 25 November 2023  Mengidentifikasi kesiapan dan S:


17.30 kemampuan menerima informasi Tn.N dan Ny.Y mengatakan sedikit memahami apa
 Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat saja faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
meningkatkan dan menurunkan motivasi penyakit
perilaku hidup bersih dan sehat O:
 Menyediakan materi dan media Tn.N tampak sedikit bingung saat ditanya tentang
Pendidikan Kesehatan apa yang dijelaskan oleh perawat saat melakukan
 Menjadwalkan Pendidikan Kesehatan edukasi
sesuai kesepakatan A:
 Memberikan kesempatan untuk bertanya Masalah defisit pengetahuan tentang kurang mampu
 Menjelaskan faktor risiko yang dapat mengingat belum teratasi
mempengaruhi Kesehatan P:
 Mengajarkan perilaku hidup bersih dan Rencana keperawatan dilanjutkan
sehat
 Menajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
No Tanggal dan Implementasi Evaluasi
DX Waktu
1 26 November 2023  Memonitor tekanan darah (termasuk S:
14.00 tekanan darah ortostatik, jika perlu) Tn.N mengatakan jika ada waktu luang atau hari
 Memonitor intake dan output cairan libur ia dan keluarga akan pergi ke puskesmas
 Memonitor keluhan nyeri dada (mis: untuk memeriksa kesehatan
intensitas, lokasi, radiasi, durasi, O:
presipitasi yang mengurangi nyeri) Tekanan darah Ny.Y 155/87mmHg
 Memeriksa tekanan darah dan frekuensi A:
nadi sebelum dan sesudah aktivitas Masalah penurunan curah jantung belum teratasi
 Memeriksa tekanan darah dan frekuensi P:
nadi sebelum pemberian obat (mis: beta Rencana keperawatan dilanjutkan
blocker, ACE Inhibitor, calcium channel
blocker, digoksin)
2 26 November 2023  Memonitor berat badan S:
14.50  Melakukan oral hygiene sebelum makan, Tn.N mengatakan An.A masih tidak mau makan
jika perlu sayur dan buah. Meski sudah dijelaskan manfaat
 Menyajikan makanan secara menarik dan sayur dan buah An.A tetap tidak mau makan
suhu yang sesuai O:
 Memberikan makanan tinggi kalori dan An.A tampak kurus, rambut tampak kering, BB:
tinggi protein 24kg, TB: 138cm, IMT: 12,60
 Memberikan suplemen makanan, jika perlu A:
 Mengajarkan posisi duduk, jika mampu Masalah defisit nutrisi belum teratasi
 Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk P:
menentukan jumlah kalori dan jenis Rencana keperawatan dilanjutkan
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

3 26 November 2023  Menjelaskan faktor risiko yang dapat S:


15.30 mempengaruhi Kesehatan Tn.N dan Ny.Y mengatakan sedikit memahami apa
 Mengajarkan perilaku hidup bersih dan saja faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
sehat penyakit
 Menajarkan strategi yang dapat digunakan O:
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih Tn.N tampak sedikit bingung saat ditanya tentang
dan sehat apa yang dijelaskan oleh perawat saat melakukan
edukasi
A:
Masalah defisit pengetahuan tentang kurang mampu
mengingat belum teratasi
P:
Rencana keperawatan dilanjutkan
No Tanggal dan Implementasi Evaluasi
DX Waktu
1 27 November 2023  Memonitor tekanan darah (termasuk S:
17.00 tekanan darah ortostatik, jika perlu) Tn.N mengatakan jika ada waktu luang atau hari
 Memonitor intake dan output cairan libur ia dan keluarga akan pergi ke puskesmas
 Memonitor keluhan nyeri dada (mis: untuk memeriksa kesehatan
intensitas, lokasi, radiasi, durasi, O:
presipitasi yang mengurangi nyeri) Tekanan darah Ny.Y 139/84mmHg
 Memeriksa tekanan darah dan frekuensi A:
nadi sebelum dan sesudah aktivitas Masalah penurunan curah jantung belum teratasi
 Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai P:
toleransi Rencana keperawatan dilanjutkan
 Menganjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
2 27 November 2023  Memonitor berat badan S:
17.15  Melakukan oral hygiene sebelum makan, Tn.N mengatakan An.A masih tidak mau makan
jika perlu sayur dan buah. Meski sudah dijelaskan manfaat
 Menyajikan makanan secara menarik dan sayur dan buah An.A tetap tidak mau makan
suhu yang sesuai O:
 Memberikan makanan tinggi kalori dan An.A tampak kurus, rambut tampak kering, BB:
tinggi protein 24kg, TB: 138cm, IMT: 12,60
 Memberikan suplemen makanan, jika perlu A:
Masalah defisit nutrisi belum teratasi
P:
Rencana keperawatan dilanjutkan
3 27 November 2023  Menyediakan materi dan media S:
17.30 Pendidikan Kesehatan Tn.N dan Ny.Y mengatakan sedikit memahami apa
 Menjadwalkan Pendidikan Kesehatan saja faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
sesuai kesepakatan penyakit
 Memberikan kesempatan untuk bertanya O:
 Menjelaskan faktor risiko yang dapat Tn.N tampak sedikit bingung saat ditanya tentang
mempengaruhi Kesehatan apa yang dijelaskan oleh perawat saat melakukan
 Mengajarkan perilaku hidup bersih dan edukasi
sehat A:
 Menajarkan strategi yang dapat digunakan Masalah defisit pengetahuan tentang kurang mampu
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih mengingat belum teratasi
dan sehat P:
Rencana keperawatan dilanjutkan
BAB IV

PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengamatan kasus terhadap keluarga Bapak N selama 3 hari,
penulis melakukan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, menentukan
diagnosa keperawatan, menentukan prioritas masalah dengan skoring, menyusun
rencana keperawatan, melakukan implementasi dan melakukan evaluasi. Tidak
ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Anak pertama
sedang berkuliah disalah satu kampus di Yogyakarta, anak kedua sedang bersekolah
kelas 4 SD dan anak bungsu saat ini belum sekolah. Tn. N dan Ny. Y mengatakan
komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka

1. Pengkajian
Tahap perkembangan pada keluarga ini adalah berada pada tahap
perkembangan dengan anak usia dewasa lanjut, sekolah, dan pra sekolah. Tipe
keluarga ini adalah nuclear family (keluarga inti).

2. Diagnosa Keperawatan
Perumusan diagnosa dilakukan skoring dengan menggunakan 4 kriteria yaitu:
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
c. Potensial masalah untuk dicegah
d. Menonjolnya masalah
Diagnosa keperawatan pada Keluarga Bapak N:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
menggunakan sumber/fasilitas kesehatan

DS: Tn.N mengatakan jarang pergi ke puskesmas untuk memeriksa kesehatan,


sehingga tidak tau bahwa Ny.Y mempunyai riwayat darah tinggi. Ny.Y juga
sering merasa lelah serta sedikit sesak saat beraktivitas
DO: Tekanan darah Ny.Y 156/92mmHg

b. Defisit Pengetahuan tentang kurang mampu mengingat berhubungan dengan


Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
DS: Tn.N mengatakan kurang tau tentang berbagai penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan yang kurang bersih, saat ditanya apa faktor yang dapat
menyebabkan sakit penyakit klien bingung untuk menjawabnya.

DO: Tn.N tampak bingung saat ditanya apa saja penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan yang kurang bersih.

c. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Kemampuan keluarga


merawat anggota keluarga yang sakit
DS: Tn.N mengatakan An.A sangat sulit untuk makan sayur dan
buah, meski disediakan makanan yang beragam setiap hari An.A
tetap tidak mau makan sayur. An. A juga sangat tidak suka dengan buah-
buahan dikarenakan saat kecil An.A pernah menyukai buah semangka karena
terlalu suka ia makan hingga muntah akhirnya An.A menjadi tidak mau makan
jenis buah apapun.

DO: An.N tampak kurus, rambut tampak kering, BB: 24kg, TB: 138cm, IMT:
12,60
3. Perencanaan keperawatan
Didalam perencanaan keperawatan untuk tujuan dan kriteria hasilnya lebih
diutamakan intervensi yang dapat dilakukan oleh pasien dan keluarga itu sendiri
dan untuk intervensinya tetap mengutamakan sikap kognitif, afektif, dan
psikomotor dari pasien.

4. Implementasi
Implementasi dilakukan pada kedua diagnosa keperawatan. Semua rencana
keperawatan telah berhasil dilakukan. Secara keseluruhan pelaksanaan tidak
mengalami kendala dari pihak keluarga karena antusias.

5. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada keluarga Bapak N selama 3
hari,evaluasi keperawatan yang didapatkan oleh penulis sebagai berikut:
a. Masalah penurunan curah jantung belum teratasi
b. Masalah defisit pengetahuan tentang kurang mampu mengingat belum
teratasi
c. Masalah defisit nutrisi belum teratasi
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan Laporan Asuhan Keperawatan pada Keluarga
Bapak N, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing.
Penulis melakukan pengkajian sampai evaluasi selama 3 hari. Pengkajian
dilakukan pada hari 25 November 2023. Peran perawat dalam hal ini yaitu
sebagai edukator yaitu memberikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan oleh
keluarga, fasilitator: memfasilitasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
kesehatan, modifikator: memodifikasi lingkungan dan intervensi yang diberikan
kepada keluarga. Peran-peran yang telah diberikan ini membuat keluarga dapat
menerima perawat (mahasiswa) dengan baik dan mahasiswa (perawat) mendapat
kepercayaan terhadap kemampuan dan tugas seorang perawat.

B. Saran
1. Bagi Keluarga Bapak N
Diharapkan dapat menerapkan segala hal-hal yang sudah diajarkan oleh
mahasiswa keperawatan guna untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menindaklanjuti asuhan keperawatan pada keluarga Bapak
L supaya penyakit ibu A dapat terkontrol.
3. Bagi Istitusi
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah
referensi terkait asuhan keperawatan keluarga.
4. Bagi Penulis
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke depannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan dengan sumber-
sumber yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

1. Topik : Hipertensi
2. Sub Topik : Senam Pencegahan Hipertensi
3. Sasaran : keluarga Bapak N
4. Tempat : Ngemplak, Sleman
5. Hari/Tanggal : Minggu, 26 November 2023
6. Waktu : 14.00-14.20 WIB
7. Tujuan Instrusional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan Keluarga Bapak L,
mampu memahami terkait Hipertensi dan mampu melaksanakan senam
hipertensi sesuai instruksi.
8. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah lakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi
b. Menjelaskan penyebab hipertensi
c. Menjelaskan faktor resiko serta tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan cara pencegahan hipertensi
e. Melaksanakan senam hipertensi sesuai instruksi
9. Materi (Terlampir)
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Tanda dan gejala hipertensi
d. Cara pencegahan hipertensi
10. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
11. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1 Pendahuluan a. Memberikan salam a. Menjawab salam 2 menit
b. Memperkenalkan diri b. Merespon balik
c. Menjelaskan tujuan c. Menyimak dan
penkes mendengarkan
2 Isi a. Bertanya sejauh a. Menjawab sesuai 15 menit
mana mengetahui pengetahuan
tentang penyakit b. Menyimak dan
hipertensi mendengarkan
b. Menjelaskan tentang c. Merespon
pengertian hipertensi penyuluh
c. Menjelaskan tentang d. Mengikuti
penyebab hipertensi intruksi penyuluh
d. Menyebutkan tanda e. Bertanya dan
dan gejala hipertensi menjawab
e. Menjelaskan cara pertanyaan
pencegahan f. Menyimak dan
hipertensi mendengarkan
f. Menjelaskan dan
memberi intruksi
senam hipertensi
g. Memberikan waktu
untuk bertanya terkait
penyakit hipertensi
gastritis yang telah
disampaikan
h. Memberikan
beberapa
pertanyaan terkait
materi yang sudah
di sampaikan
i. Memberikan
reinforcement positif
3 Penutup a. Menyimpulkan topik a. Menyimak dan 3 Menit
b. Salam penutup mendengarkan
b. Menjawab salam
12. Media
a. Poster
b. Power Point
13. Daftar Pustaka
Ansar, J., Dwinata, I., & Apriani, M. (2019). Determinan Kejadian Hipertensi
Pada Pengunjung Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ballaparang
Kota Makassar. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 1(3), 28-35.
Harmilah, & Hendarsih, S. (2019). PENGARUH VIDEO SENAM IPERTENSI
TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEWON II BANTUL
OGYAKARTA Ketua. NASKAH PUBLIKASI PENELITIAN PEMULA
PENGARUH, 1–15.
Subejo, Al Arifah, N. S., & Mustofa, M. H. (2015). Lima Pilar Kedaulatan
Pangan Nusantara (Edisi Pert). Yogyakarta: UGM Press.
Suntara, D. A., Roza, N., & Rahmah, A. (2021). HUBUNGAN HIPERTENSI
DENGAN KEJADIAN STROKE PADA LANSIA DI WILAYAH
KERJAPUSKESMAS SEKUPANG KELURAHAN TANJUNG RIAU
KOTA BATAM. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(10), 2177-2184.

14. Evaluasi
a. Struktur
1) Media dan alat memadai
2) Undangan penyuluhan telah diberikan sejak 3 hari sebelum acara
penyuluhan
b. Proses
1) Acara penyuluhan dilaksanakan tepat waktu
2) 100% klien hadir sesuai undangan dan mengikuti pelaksanaan
pendidikan kesehatan dari awal sampai akhir.
3) Klien antusias dalam mengikuti pendidikan kesehatan.
4) Peserta terbuka dan berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan.
5) 50% klien dapat menjelaskan terkait pengertian, penyebab, tanda gejala,
cara pencegahan, dan mengikuti intruksi senam terkait hipertensi
c. Hasil
1) Peserta mampu mengetahui pengertian hipertensi
2) Peserta mampu mengetahui penyebab hipertensi
3) Peserta mampu mengetahui tanda dan gejala hipertensi
4) Peserta mampu mengetahui cara pencegahan hipertensi
5) Peserta mampu melaksanakan senam hipertensi sesuai instruksi

Anda mungkin juga menyukai