Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN NINDIVIDU TENTANG

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. H DENGAN


GASTRITIS

DISUSUN OLEH :
NAMA : ZAKHARIA C. MARWA
NIM : 2022082024005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDRAWASI
JAYAPURA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Menurut WHO dalam Sulistyo Andarmoyo (2012), keluarga adalah
kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
Menurut Raisaner dalam Jhonson (2010), keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik,
kakak dan nenek.
2. Tujuan Pembentukan Keluarga
Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah :
a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan individu
b. Keluarga sebagai perantara kebutuhan dan harapan anggota keluarga
dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat
c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota
keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi
dan kebutuhan seksual.
d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan
identitas seseorang individu dan perasaan harga diri (Andarmoyo,
2012 )
3. Sasaran Asuhan Keperawatan
Sasaran dari asuhan keperawatan adalah keluarga sehat, keluarga resiko
tinggi yang rawan kesehatan dan keluarga yang memerlukan tindak
lanjut.
a. Keluarga sehat
Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan
antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan
tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama
pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga resiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan
untuk menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota
keluarga, keluarga dengan faktor resiko penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan
dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan/kesehatan
misalnya: klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit
degeneratif, tindakan pembedahan, penyakit terminal.(Muslihin,2012 )
4. Struktur keluarga
Menurut Muslihin ( 2012) , struktur keluarga menggambarkan bagaimana
keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada beberapa
struktur keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari bermacam -
macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn
melalui jalur ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn
melalui jalur ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pimpinan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
5. Fungsi keluarga
Friedman (1998) dalam Padila, (2012) menyebutkan lima fungsi dasar
keluarga:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program
keluarga berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,
pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.
Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan
(gakin atau pra keluarga sejahtera).
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap
anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun
merawat anggota yang sakit.
6. Tugas keluarga
Pada dasarnya tugas kelurga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing–masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing–masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya, (Jhonson,
2010)
7. Ciri-ciri keluarga
Menurut Robert dan Charles dalam Fadila, (2012) ciri - ciri keluarga
adalah:
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah
tangga.
Ciri keluarga Indonesia menurut Jhonson (2010) adalah sebagai berikut:
1) Suami sebagai pengambil keputusan.
2) Merupakan suatu kesatuan yang utuh.
3) Berbentuk monogram.
4) Bertanggung jawab.
5) Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.
6) Ikatan keluarga sangat erat.
7) Mempunyai semangat gotong-royong,
8. Tipe keluarga
Tipe keluarga menurut (Padila, 2012).
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya
keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan
orangtua tiri.
2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak
ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan
karier keduanya.
3) Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi
dari perceraian.
4) Bujangan dewasa sendiri
5) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang
berhubungan.
6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua
anak-anaknya sudah terpisah.
b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan
anak.
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada
hukum tertentu.
3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
4) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin yang
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.
5) Keluarga komunis, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu
pasangan monogamy dengan anak-anak secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber yang sama
9. Tahap perkembangan keluarga
Rodgers cit Friedman (1998) dalam Jhonson (2010) menjelaskan meskipun
setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap-tahap
perkembangan keluarga yaitu:
a. Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masing-
masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-
masing:
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama), keluarga yang
menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan seksual dan kegiatan keluarga
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah. Tahap ini dimulai saat kelahiran
anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun
diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk:
1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
e. Keluaraga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (menurunkan hidupnya)
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
keperawatan yang meliputi pengkajian keluarga, diagnosa keperawatan
keluarga, perencanaan, implementasi keperawatan dan evaluasi tindakan
keperawatan. (Abi Muslihin, 2012)
Tahap-tahap proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil


informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
(Andarmoyo, 2012)
Padila (2012), hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian
keluarga adalah:
a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Kepala Keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

Komposisi keluarga yaitu menjelaskan anggota keluarga yang di


identifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Bentuk
komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota
keluarga yang sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota
keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari
yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis kelamin, hubungan
setiap anggota keluarga tersebut, tempat tinggal lahir/umur,
pekerjaan dan pendidikan.
Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang
menggambarkan konstelasi keluarga (pohon keluarga)
6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau


masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
7) Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya


suku bangsa keluarga yang terkait dengan kesehatan.
8) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang


dapat mempengaruhi kesehatan
9) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik


dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga


pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu,
namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari


keluarga inti.
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi


riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit
termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak


suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe


rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi
dengan denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW)
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan


keluarga berpindah tempat
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk


berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga

Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota


keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan mancakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi


orang lain untuk mengubah perilaku.
3) Struktur peran

menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara


formal maupun informal
4) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga


yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga

1) Fungsi Efektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai
2) Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh


mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta
perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,


perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh
mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

a) Berapa jumlah anak ?

b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota


keluarga ?
c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga ?
5) Fungsi Ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan


papan ?
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga ?
f. Stress dan koping keluarga

1) Stressor jangka pendek dan panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang


memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
c) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor yang dikaji
sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor
2) Strategi koping yang digunakan

Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi


permasalahan/stress
3) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan


keluarga bila menghadapi permasalahan/stress
g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang


digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.
h. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap


keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan tentang respon keluarga


tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan
keluarga sesuai dengan kewenangan perawat, (Setiadi, 2008).
Tahapan dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain :

a. Analisa data

Analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep


teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara analisa
data yaitu: validasi data, mengelompokkan data, membandingkan
dengan standart dan membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang
diketemukan. Dalam menganalisa data ada 3 norma yang diperlukan
diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga yang
meliputi :
a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga.

b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.


c) Keadaan gizi anggota keluarga.

d) Status imunisasi anggota keluarga.


e) Kehamilan dan KB.
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi :

a) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, kontruksi,


luas rumah dan sebagainya.
b) Sumber air minum.
c) Jamban keluarga.
d) Tempat pembuangan air limbah.

e) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya.

3) Karakteristik keluarga, yang meliputi :

a) Sifat-sifat keluarga.

b) Dinamika dalam keluarga.

c) Komunikasi dalam keluarga.

d) Interaksi antara anggota keluarga.

e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota


keluarga.
f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga, (Setiadi,

2008)

b. Perumusan masalah
Menurut Setiadi (2008) dalam bukunya keperawatan keluarga
mengemukakan, komponen diagnosa keperawatan keluarga meliputi
problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/ simpton (tanda).
1) Masalah (Problem)

suatu istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak


terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga)
yang diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian. Tujuan
penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan
secara jelas dan sesingkat mungkin, (Setiadi, 2008).
Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA
(North American Nursing Diagnosis Association) dalam Setiadi
(2008) adalah sebagai berikut :
a) Diagnosa keprawatan keluarga pada masalah lingkungan

(1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis


lingkungan)
(2) Resiko terhadap cidera

(3) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

b) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur


komunikasi
(1) Komunikasi keluarga disfungsional

c) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran

(1) Berduka dan antisipasi


(2) Berduka disfungsional
(3) Isolasi sosial
(4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang
yang sakit terhadap keluarga)
(5) Potensial peningkatan menjadi orang tua (krisis menjadi
orang tua)
(6) Perubahan penampilan peran

(7) Kerusakan pentalaksanaan pemeliharaan rumah

(8) Gangguan citra tubuh

d) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif

(1) Perubahan proses keluarga

(2) Perubahan menjadi orang tua

(3) Potensial peningkatan menjadi orang tua

(4) Berduka dan diantisipasi

(5) Koping keluarga tidak efektif, menurun

(6) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

(7) Resiko terhadap tindakan kekerasan

e) Diagnosa keperawatan pada masalah fungsi sosial

(1) Perubahan proses keluarga

(2) Perilaku mencari bantuan kesehatan

(3) Konflik peran orang tua

(4) Potensial peningkatan menjadi orang tua


(5) Perubahan pemeliharaan kesehatan

(6) Kurang pengetahuan

(7) Isolasi sosial

(8) Kerusakan interaksi sosial

(9) Resiko terhadap tindakan kekerasan

(10) Ketidakpatuhan
f) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan
kesehatan
(1) Perubahan pemeliharaan kesehatan

(2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

(3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan

(4) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga

(5) Resiko terhadap penularan penyakit

g) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping

(1) Potensial peningkatan koping keluarga

(2) Koping keluarga tidak efektif, menurun

(3) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

(4) Resiko terhadap tindakan kekerasan.

2) Penyebab (etiologi)

Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan


mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu sebagai berikut :
(a) Mengenal masalah keluarga

(b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

(c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

(d) Mempertahankan suasana rumah yang sehat


Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari
diagnosis keperawatan keluarga adalah adanya :
(1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan
kesalahan persepsi).
(2) Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
Sedangkan menurut Komang (2010) mengacu pada 5 tugas
keluarga yaitu:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga


yang sakit
4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan

5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas


keluarga
3) Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan

Gastritis menurut NANDA NIC-NOC 2015 adalah:

a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat
b) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan
cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan
karena muntah
c) Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi

d) Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan


diit dan proses penyakit.
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang
mengalami Gastritis pada (NANDA NIC-NOC 2015) dan etiologi
(Komang, 2010) adalah:
(1) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah.
(2) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga
yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala
Baylon dan Maglaya).
Tabel 2.1 Skala Bailon dan Maglaya

Kriteria Skor Bobot


1. Sifat Masalah
a. Aktual (tidak/kurang sehat) 3
1
b. Ancaman kesehatan 2
2. Kemungkinan masalah yang dapat di
ubah 2
a. Mudah 1 2
b. Sebagian
3. Potensi masalah untuk dicegah
a. Tinggi 3
1
b. Cukup 2
4. Menonjolnya masalah
a. Masalah berat harus segera 2
ditangani
b. Ada masalah tetapi tidak perlu 1
1
Sumber :segera
Setiadiditangani
(2008)Skoring :

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skor
X Bobot
Angka Tertinggi

c. Jumlah skor untuk semua kriteria

d. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot


Menurut Padila (2012) Dalam menentukan prioritas, banyak faktor
yang mempengaruhi untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah,
skor yang lebih besar 3, diberikan pada tidak/kurang sehat karena
kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga, ancaman
kesehatan skor 2 dan keadaan sejahtera skor 1
Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat di ubah,
perawat perlu memperhatikan faktor – faktor berikut :
a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah.
b. Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun
tenaga.
c. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
d. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi
masyarakat dan dukungan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat
perlu memperhatikan faktor – faktor berikut :
a. Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah.
b. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah itu ada.
c. Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan–tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah.
d. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka
menambah masalah.
Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan
tersebut.
3. Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses


keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka
panjang/pendek), penetapan standart kriteria serta menentukan
perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga, (Setiadi, 2008).
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi
dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar. Selanjutnya
intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi intervensi yang
mengarah pada aspek kognitif, efektif dan psikomotor (prilaku). Semua
intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, terapi modalitas ataupun
terapi komplementer pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan
kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas keluarga dalam kesehatan.
Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi, berupa pertanyaan
spesifik tentang hasil yang diharapakan dari setiap tindakan berdasarkan
tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria dapat berupa respon verbal, sikap
atau psikomotor, sedangkan standar berupa patokan/ukuran yang kita
tentukan berdasarkan kemampuan keluarga, sehingga dalam mementukan
standar antara klien satu dengan klien yang lainnya walaupun masalahnya
sama, standarnya bisa jadi berbeda, (Padila, 2012)
4. Implementasi

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari


rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan, pada
tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja
sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan
yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah. (Setiadi,2008)
5. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan


terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambugan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan, ( Setiadi, 2008 )
BAB II
PENGERTIAN GASTRITIS

A. Konsep Dasar Teori Gastritis


1. Pengertian
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan
mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan maag
berasal dari bahasa yunani yatiu gastro yang berarti perut atau lambung dan titis
yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan berarti penyakit tunggal,
tetapi berbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan
peradangan pada lambung. (Refelina Widja,2009).
Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung. Penyakit
ini sering menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan yang terlalu
asam, pedas atau bahkan sering telat makan. Gastritis bisa bertambah parah
jika tidak segera disembuhkan. Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal
dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut atau lambung dan itis
yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit
tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada lambung (Admin,
2012).

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung.
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel- sel radang
daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya.
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam: Gastritis akut
adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama
dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh
bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman,2001).
2. Etiologi
Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang amat
penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi H. pylori pada orang dewasa
mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi H. pylori lebih
tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita. Di
Indonesia, prevalensi infeksi kuman H. pylori menunjukkan tendensi menurun. Di
negara maju, prevalensi infeksi kuman H. pylori pada anak sangat rendah.
Diantara orang dewasa infeksi kuman H. pylori lebih tinggi dari pada anak-anak
tetapi lebih rendah dari pada di negara berkembang, yakni sekitar 30% (Hirlan,
2006).
Penggunaan antibiotik dicurigai mempengaruhi penularan kuman di
komunitas karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut, walaupun
presentase keberhasilannya rendah. Pada awal infeksi mukosa lambung akan
menunjukkan respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H. pylori sering
diabaikan sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan 2006).
Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya pengeluaran asam
lambung yang berlebihan, Pertahanan dinding lambung yang lemah, Infeksi H.
pylori ketika asam lambung yang dihasilkan lebih banyak sehingga
pertahanan dinding lambung melemah, Gangguan gerakan saluran cerna, Stress
psikologis. ( Misnadiarly 2009 ).
Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik antiinflamasi, terutama aspirin, Bahan
kimia, misalnya lisol, Merokok, Alkohol, Stres fisis yang disebabkan luka bakar,
sepsis trauma, pembedahan, kerusakan saraf, Refluk usus – lambung, Endotoksin.
( Inayah 2004 ).
Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal lisol, merokok,
alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan syaraf pusat,
refluk usus lambung, endotoksin. ( Inayah 2004 ).
Gastritis sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makan terlalu banyak,
terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu
berbumbu/mengandung mikroorganisme. Penebab lain mencakup dengan alkohol,
aspirin, refluks empedu. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh
mencerna makanan atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi
ganggren/perforasi, pembentukan jaringan parut dapat terjadi. (Smeltze, dkk
2001).
3. Patofisiologi

Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama perdarahan gastrointestinal bagian


atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat- obat anti peradangan bukan
steroid dapat merusak sawar mukosa lambung merangsang difusi balik ion
hidrigen dan akhirnya menimbulkan perdarahan. Kebanyakan lesi terjadi
pada pasien dengan kelainan berat, Kerusakan mukosa barier sehingga difusi
+
balik ion H meningkat, Perfusi mukosa lambung terganggu, Jumlah asam
lambung, Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul infark kecil,
disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu ( Inayah, 2004 ). Aspirin dan
obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung melalui beberapa
mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas siklooksigenase mukosa.
Siklooksigenase merupakan enzim yang penting untuk pembentukan prostaglandin
dari asam arakidonat. Prostaglanding merupakan salah satu factor defensif mukosa
lambung yang amat penting. Selain menghambat produksi prostaglanding mukosa,
aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara
topikal. Kerusakan tropikal terjadi karena kandungan asam dalam obat
tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa dan juga
dapat menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung, sehingga kemampuan
factor defensive tergaggu. (Hirlan, 2001).
4. Manifestasi Klinis
Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan
salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna
berupa hematemisis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia
pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat
riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu. Pada gastritis kronik
kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh
nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai
kelainan.( Mansjoer dkk., 1999 ).
5. Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berups hematemesis dan melena, dan
berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu
dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran yang diperlihatkan hampir sama.
Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori,
sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 6o-90 % pada tukak lambung.
Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi. ( Mansjoer dkk., 1999 ).
6. Patogenesis
Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung adalah
sebagai berikut : Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+
meninggi, perfusi jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam lambung.
Faktor ini saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat menyebabkan
perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah- daerah infark kecil.
Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu. Suasana asam yang terdapat
pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mukosa barier oleh cairan.
(Inayah, 2004.).
7. Pengobatan
Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi makanan lunak
dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam, berhenti
merokok dan minuman beralkohol, mengkonsumsi antasida sebelum makan
(Misnadiarly, 2009)
Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi
kedaruratan medis yang terjadi, mengatasi dan menghindari penyebab
apabila dijumpai, serta pemberian obat-obat H2 blocking, antasid atau obat- obat
ulkus lambung lainnya. Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman H. pylori
bertujuan untuk mengeradikasi kuman tersebut. ( Inayah 2004 ). Pada saat ini
indikasi yang telah disetujui secara universal untuk melakukan eradiksi adalah
infeksi kuman H. pylori yang ada hubungannya dengan tukak peptik.
Antibiotik yang dianjurkan adalah klaritomisin, amoksisilin, metronidazol dan
tetrasiklin (Hirlan, 2006).
8. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan
makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet
mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan
secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah
serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal
atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau
alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta cairan
intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat
mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi
BAB III

LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. DATA UMUM

a. Nama KK : Tn. H

b. Umur : 35 tahun

c. Agama : Islam

d. Suku : Bugis

e. Pendidikan : SMA

f. Pekerjaan : Tani

g. Alamat : Kelurahan sentani

h. Komposisi Anggota Keluarga:

Tabel. 3.1 Komposisi Anggota Keluarga

Hub. Status
No Nama J.K Umur Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Imubnisasi
1 Ny.E P Istri 28 thn SMA IRT -
2 An. R L Anak 6 thn, TK - Lengkap
i. Genogram

Keterangan :

= laki-laki
= perempuan
= menikah
---------- = tinggal serumah
= Klien

j. Tipe keluarga

Tipe keluarga Tn. H adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga

terdiri dari ayah, ibu dan anak

k. Suku bangsa

Keluarga Tn. H berasal dari suku Bugis . Dalam kehidupan sehari-hari

keluarga lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat bugis, adat

kebiasaan yang merugikan kesehatan tidak ada. Bahasa yang digunakan

sehari-hari adalah bahasa Indonesia

l. Agama

Seluruh anggota Keluarg Tn. H menganut agama Islam dan taat

menjalankan sholat lima waktu. Ny. E sering mengikuti pengajian yang


ada di lingkungannya serta berdoa agar Tn. H dapat sembuh dari

penyakit yang dideritanya.

m. Status sosial ekonomi keluarga

Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga kurang

lebih 1.500.000/ bulan. Kebutuhan yang diperlukan keluarga yaitu:

Makan Rp. 1.200.000

Bayar Listrik Rp. 100.000

Pendidikan Rp. 100.000

Lain-lain Rp. 100.000

Barang yang dimiliki 1 buah TV 17 inch, 1 Kipas angin kecil. Pada

ruang tamu terdapat 1 set kursi plastik dan lemari pada ruang tengah

dan ruang dapur terdapat 1 kompor gas.

n. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan

menonton TV bersama di rumah, sedangkan rekreasi di luar rumah

kadang-kadang menonton pasar malam yang dilaksanakan di lapangan

kecamatan.

2. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini

Pada saat ini keluarga Tn. H sedang berada pada tahap perkembangan

keluarga dengan anak pra sekolah

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas perkembangan

keluarga anak usia pra sekolah dimana keluarga sudah mengajarkan


sosialisasi dengan lingkungan di sekitar rumah, yang perlu diperhatikan lagi

adalah fasilitas untuk stimulasi di rumah untuk bermain agar anak dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik

c. Riwayat Keluarga Inti

Tn. H

Tn. H mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan

muntah. Kalau sakit paling beli obat sendiri. Biasa merokok, sehari

1 bungkus, setiap pagi minum kopi dan makan sehari 2 kali. Tn. H tampak

meringis menahan sakit, skala nyeri 6

Ny.E

Ny. E mengatakan, tidak ada penyakit kronis dan belum pernah

diopname di rumah sakit karena penyakit tertentu, paling sakit ringan.

Saat ini Ny E hamil 7 bulan untuk anak kedua. Telah Imunisasi TT satu

kali.

An. R

Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit yang serius. Paling pilek,

kadang batuk, pernah diare tetapi tidak sampai di opname di rumah sakit.

Status imunisasi lengkap

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua

orang tua Tn. H dan Ny. E, tetapi kedua orang tua pernah menderita

hipertensi
3. Pengkajian lingkungan

a. Karakteristik rumah

Rumah yang ditinggali keluarga Tn. H adalah rumah milik sendiri dengan

luas 7 m x 8 m, lantai semen dan keadaan rumah tampak tidak rapih. Di

dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, dan

1 ruang dapur. Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang baik, jendela

berdebu, barang-barang berserakan di ruang tamu, jendela kamar jarang di

buka sehingga siang hari tampak gelap. Kamar mandi dan jamban dengan

keadaan kurang bersih, sumber air keluarga berasal dari PAM yang tidak

berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna, sumber penerangan memakai

lampu listrik.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluarga tinggal di lingkungan yang berada di desa dengan jumlah

penduduknya sedikit. Masih banyak pepohonan di depan rumah, umumnya

tetangga adalah suku Bugis, tidak ada kesulitan dalam kehidupan sehari-

hari. Hubungan dengan tetangga baik, keluarga juga ikut aktif dalam

kegiatan pengajian, kegiatan lingkungan, sedangkan anak-anak juga

bersosialisasi dengan teman-teman di sekitar rumah. Sebagian besar

tetangga masih ada hubungan saudara Tn. H.

c. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga sudah lama tinggal dilingkungan komunitas dan Tn. H paling

sering keluar rumah saat bekerja, pagi jam 07.00 pagi sudah berangkat ke

kebun dan pulang jam 17.00 sore, sedangkan anak-anak keluar rumah

jika bermain dengan teman sebayanya.


d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar. Tn.H termasuk

masyarakat yang disegani disekitar lingkungan. Keluarga juga aktif

berkumpul dengan keluarga besar sekali setahun ketika lebaran Idul Fitri.

e. Sistem pendukung keluarga

Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan

dari keluarga besar jika ada masalah, terutama sumber keuangan, dimana

keluarga sering diberi subsidi oleh orang tua suami.

4. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Tn. H

berbicara lembut dengan istri maupun anak-anaknya dan begitupun

sebaliknya.

2. Struktur kekuatan keluarga

Dalam keluarga Tn. H yang berperan dalam mengambil keputusan. Setiap

keputusan yang diambil oleh Tn. H sebagai kepala keluarga selalu

dimusyawarakan dengan Ny. E dan anggota keluarga yang lain.

3. Struktur peran

Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing

Tn H mencari nafkah dan juga membantu mendidik anak. Ny. E mendidik

anak, memelihara rumah dan membantu suami dalam hal mencari nafkah.

4. Nilai dan norma keluarga

Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus

melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota yang


sakit keluarga hanya membeli obat di warung atau di toko obat atau

mencari dukun. Bila belum sembuh di bawa ke puskesmas

5. Fungsi keluarga

1. Fungsi afektif

Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan

anak-anak lebih diutamakan.

2. Fungsi sosialisasi

Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga, begitu juga dengan anak

nya.

3. Fungsi Reproduksi

Saat ini Ny. E sedang hamil 7 bulan, anak kedua. Ny.E mengatakan

semoga anaknya yang lahir nanti laki-laki.

4. Fungsi Ekonomi

Kepala keluarga bekerja sebagai petani dan dalam memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari Tn.H menjual hasil kebunnya berupa kelapa, coklat

sayur, dan tomat,.

5. Fungsi perawatan keluarga

Tn. H saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6, mual,

muntah dan pusing.Tn. H jarang sarapan pagi, dan makan siang biasanya

jam 15.00, makan malam jam 21.00 wita . Tn. H mengatakan bila sudah

merokok dan minum kopi perut terasa kenyang.

a. Kemampuian mengenal masalah kesehatan

Ny. E mengatakan bahwa Tn. H sering kambuh maagnya, dan bila

kambuh maagnya Ny. E membeli obat di warung.


b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang

tepat

Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Tn. H tidak langsung

di bawa ke puskesmas untuk berobat, nanti kalau tidak sembuh baru di

bawa ke puskesmas

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Dalam merawat Tn. H anggota keluarga hanya memberikan obat yang

di beli di warung seperti obat Promag. Keluarga tidak mengetahui

kenapa Tn. H sering sakit ulu hati

d. Kemampuan kelurga memodifikasi lingkungan yang sehat

Keluarga jarang membersihkan rumahnya, jendela berdebu dan jarang

di buka, pakaian digantung di dinding rumah.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat

Keluarga jarang menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas

ataupun puskesmas pembantu, walaupun jarak puskesmas dengan

rumah tidak terlalu jauh.

6. Stress dan koping keluarga

1. Stersor jangka pendek dan jangka panjang

a. Stressor jangka pendek

Tn. H mengatakan sering mengeluh sakit ulu hati.

b. Stresor jangka panjang

Tn. H merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut opname

di rumah sakit, karena membutuhkan biaya yang banyak

2. Respon Keluarga terhadap stersor dan mekanisme koping


a. Respon keluarga terhadap stresor

Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang

sakit.

b. Strategi koping yang digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah.

3. Strategi adaptasi disfungsional

Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada masalah

dicari pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga

7. Pemeriksaan Fisik

Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga

DAT Tn. H Ny. E An.R

A
0
Tand T:120/80m T:110/70m S:37 C, P: 20
a-tanda Vital mHg, N: 80 x/m, mHg, N: 78 x/m, x/m
0 0
S: 37 C, P: 20 x/m S: 37 C, P: 20 x/m
Kepa Kulit Kulit Kulit kepala
la kepala bersih dan kepala bersih dan bersih dan rambut
rambut tidak rambut tidak tidak berketombe
berketombe berketombe
Lehe Tidak ada Tidak ada Tidak ada
r kaku kuduk, kaku kaku kuduk,
pembesaran kuduk,pembesaran pembesaran kelenjar
kelenjar tidak ada, kelenjar tidak ada, tidak ada,
pembesaran vena pembesaran vena pembesaran vena
jugularis tidak jugularis tidak jugularis tidak
ditemukan ditemukan ditemukan
Aksil Suhu Suhu Suhu badan:
0 0
a badan: 37 C 37 C
0
badan: 37 C

Dada Simetris Simetris Simetris kiri


kiri dan kanan, kiri dan kanan, dan kanan, suara
suara nafas suara nafas nafas vesikuler
vesikuler vesikuler
Abdo Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
men didaerah pembengkakan, pembengkakan,
epigastrium, skala hepar, ginjal tidak hepar, ginjal tidak
nyeri 6 Tidak ada teraba, bising usus teraba, bising usus
pembengkakan, (+) (+)
hepar, ginjal tidak
teraba, bising usus
(+)
Ekstr Kuku Kuku Kuku bersih
emitas atas bersih dan pendek, bersih dan pendek, dan pendek, tidak
pergerakan tampak tidak ada kelainan ada kelainan
lemah, kekuatan pergerakan, pergerakan, kekuatan
otot 4 kekuatan otot 5 otot 5
Ekstr Kuku Kuku Kuku bersih
emitas bawah bersih dan pendek, bersih dan pendek, dan pendek, tidak
pergerakan tampak tidak ada kelainan ada kelainan
lemah kekuatan otot pergerakan, pergerakan, kekuatan
4 kekuatan otot 5 otot 5

8. Harapan keluarga

Harapan keluarga kiranya Tn. H cepat sembuh, dan bila berobat di

puskesmas selalu dilayani dengan baik

Analisa Data

Tabel 3.3 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 Data subjektif ketidakmampuan Nyeri akut


Tn. H mengatakan nyeri ulu keluarga dalam
hati bila terlambat makan, mengenal masala
pusing, mual dan muntah. h

Data objektif
a. Tampak meringis
b. Skala nyeri 6
c. Terdapat obar promag
-
2 Data subjektif ketidakmampuan Resiko
Tn. H mengatakan jarang keluarga merawat Ketidakseimbanga
sarapan pagi, cukup kopi dan anggota keluarga n nutrisi kurang
rokok sudah terasa kenyang yang sakit dari kebutuhan
tubuh
Data objektif
a. sakit ulu hati, mual dan
muntah
b. tampak lemah
B. Diagnosa Keperawatan

(3) Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Tn.H berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

(4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H

khususnya Tn. H berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit

Skoring Prioritas Masalah

a. Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Tn.H berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

Tabel 3.4 Skoring Prioritas Masalah diagnosa 1

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah : 3/3 X 1 = 1 Tn. H sakit maag dan
Aktual memerlukan tindakan segera
untuk mencegah komplikasi.
2 Kemungkinan Fasilitas kesehatan
masalah diubah : 2/2 X 1 = 2 (puskesmas) dapat dijangkau
Mudah dengan mudah sehingga
keluarga dapat memanfaatkan
3 Potensial masalah 2/3 X 1 = Gastritis atau maag dapat
untuk dicegah : 2/3 diobati dan dicegah bila
Cukup keluarga mengetahui.

4 Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah, namun keluarga


masalah : menganggap tidak perlu
Ada, tetapi tidak segera ditangani
harus segera
diatasi
Total 4 1/6
b. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga

Tn.H khususnya Tn. H berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit

Tabel 3.5 Skoring prioritas diagnosa 2

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah : 2/3 X 1 = 2/3 Masalah bersifat ancaman karena


ancaman belum terjadi

2 Kemungkinan Masalah dapat diubah dengan


masalah diubah : 2/2 X 1 = 1 mudah dengan cara memberikan
Mudah penyuluhan tentang penyakit yang
dialami Tn. H
3 Potensial masalah 2/3 X 1 = 2/3 Masalah belum berat tetapi bila
untuk dicegah : dibiarkan dapat menjadi aktual.
Cukup
4 Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah namun keluarga
masalah : menganggap tidak perlu segera
Ada, tetapi tidak ditangani
harus segera diatasi
Total 2 5/6
50

C. Intervensi Keperawatan

Tabel 3.6 Intervensi keperawatan pada keluarga Tn. H

Tujuan Evaluasi

Diagnos Umum Khusus Kriteria Standar Rencana keperawatan


o
a Keperawatan

Nyeri Setelah 1. Setelah dilakukan a. Keluarga Gastritis a. Kaji pengetahuan


akut pada dilakukan kunjungan 1x 4 Mampu adalah proses tentang Gastritis
keluarga Tn. H Kunjungan menit keluarga menyebutkan inflamasi pada b. Diskusikan dengan
khususnya seba - mampu mengenal defenisi Gastritis lapisan mukosa keluarga tentang
Tn.H nyak 3 x45 menit masalah Gastritis atau maag dan submukosa pengertian Gastritis
berhubungan keluarga mampu lambung.. dengan menggunakan
dengan mengenal masalah leafleat/lembar balik
ketidakmampu- kesehatan tentang c. Evaluasi kembali
an keluarga Gastritis pengertian Gastritis
dalam pada keluarga
mengenal d. Berikan pujian pada
masalah. keluarga atas jawaban
yang benar

b. Keluarga mamp Penyebab a. Mengakaji pengetahuan


u menyebutkan nya adalah obat Tentang penyebab
penyebab dari analgetik anti Gastritis
51

Gastritis inflamasi, b. Diskusikan dengan


merokok, keluarga tentang penyebab
Alkohol, Stres c. GastritisEvaluasi kembali
fisik , luka bakar, tentang penyebab Gastritis
sepsis d. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
c. Keluarga mau Tanda dan gejala a. Kaji pengetahuan
menyebutkan nyeri ulu hati, Tentang tanda dan gejala
tanda dan gejala mual, kembung, Gastritis
Gastritis muntah, anemia. b. Diskusikan dengan
keluarga tentang tanda
dan gejala Gastritis
dengan menggunakan
leafleat/lembar balik
c. Evaluasi kembali tanda
dan gejala Gastritis
pada keluarga
d. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar
2. Setelah Keluarga mampu Keluarga membe a. Kaji keputusan yang
dilakukan memutuskan ri keputusan diambil oleh keluarga
kunjungan 1x 4 merawat keluarg untuk merawat b. Diskusikan dengan
menit keluarga yang sakit keluarga yang keluarga tentang
mampu sakit yaitu keputusan yang telah
mengambil dengan tehnik dibuat
keputusan untuk distraksi dan c. Evaluasi kembalitentang
52

merawat klien relaksasi, keputusan yang telah


mengompres dibuat
dengan air d. Berikan pujian pada
hangat yang diisi keluarga atas jawaban
di botol yang benar
3. Setelah Keluarga mampu a. Keluarga a. Jelaskan pada keluarga
dilakukan memberikan dapat cara membuat ramuan
kunjungan 1x 4 ramuan obat menjelaskan obat untuk anggota
menit keluarga tradisional untuk tentang cara keluarga yang sakit
mampu merawat anggota keluarga membuat b. Demonstrasikan
anggota keluarga yang sakit ramuan obat bersama keluarga cara
yang sakit dengan kunyit membuat ramuan obat
dengan b. Keluarga c. Beri kesempatan pada
mendemonstrasi dapat keluarga untuk
kan cara mendemontra mendemonstrasikan
membuat sikan kembali kembali
ramuan obat dengan d. Beri pujian atas
tradisional benar cara keberhasilan keluarga
dengan kunyit membuat
ramuan
obat dengan
kunyit
4. Setelah Keluarga mampu Keluarga a. Jelaskan pentingnya
dilakukan memodifikasi memperlihatkan lingkungan dalam
kunjungan 1x45 lingkungan lingkungan mencegah terjadinya
menit keluarga sekitar Gastritis
mampu rumah yang b. Mendiskusikan dengan
memodifikasi telah di keluarga cara
53

lingkungan untuk modifikasi memodifikasi lingkungan


mencegah c. Motivasi keluarga untuk
terjadinya memodifikasi lingkungan
Gastritis d. Beri pujian atas penataan
yang telah dilakukan
5. Setelah Keluarga mampu Keluarga memba a. Jelaskan pada keluarga
dilakukan membawa balita wa Tn.H tentang kondisi Tn.H
kunjungan 1x 20 kefasilitas kesehat kepelayanan b. Motivasi keluarga
menit keluarga an kesehatan untuk untuk membawa Tn. H
mampu diperiksakan ke pelayanan kesehatan
memanfaatkan kondisi dan c. Beri pujian atas tindakan
fasilitas mendapatkan yang dilakukan keluarga
kesehatan pengobatan
Resiko Setelah dilakukan 1. Setelah Keluarga mampu a. Makan secara a. Gali pengetahuan
perubahan Kunjungan dilakukan Menjelaskan teratur keluarga tentang diet
nutrisi kurang sebanyak 3 x45 kunjungan 1x 45 tentang penting - b. Makanan makanan gastritits
dari kebutuhan menit keluarga menit keluarga nya diet makanan cukup b. Diskusikan bersama
tubuh pada mampu mengenal, mampu Gastritis mengandung keluarga tentang
keluarga Tn.H memu tuskan, dan mengenal, TKTP pengertian diet
khususnya Tn. merawat anggota memutuskan dan c. Makanan tidak c. Jelaskan kepada
H keluarga dengan merawat anggota boleh keluarga penyebab kurang
berhubungan ketidakseimbanga keluarga dengan mengandung nafsu makan
dengan n nutrisi : kurang ketidakseimbang gas, asam atau d. Jelaskan dampak yang
ketidak dari kebutuhan an nutrisi : pedes ditimbulkan akibat salah
mampuan tubuh kurang dari d. Porsi makan diet
sedikit demi e. Beri kesempatan pada
keluarga mera kebutuhan tubuh
sedikit keluarga untuk bertanya
wat anggota
f. Bantu keluarga untuk
keluarga
54

yang sakit mengulangi apa yang


telah dijelaskan
g. Beri pujian atas
prilaku yang benar
2. Setelah Keluarga mamp Keluarga menyat a. Jelaskan pada keluarga
dilakukan Memutuskan akan keputusan mengenai tindakan
kunjungan 1x 45 masalah kurang dalam mengatasi yang harus dilakukan
menit keluarga nafsu makan kurang nafsu saat Tn. H kurang nafsu
mampu makan makan
mengambil b. Bimbing dan motivasi
keputusan untuk keluarga untuk
mengatasi mengambil keputusan
kondisi dalam menangani
ketidakseimbang masalah diet gastritis
an nutrisi : c. Beri pujian atas
kurang dari keputusan yang
kebutuhan tubuh diambil untuk
mengatasi masalah makan
an pada Tn. H
3. Setelah Keluarga mampu a. Keluarga dapat a. Jelaskan pada keluarga
dilakukan memberikan diet menjelaskan cara meningkatkan
kunjungan 1x 45 sesuai anjuran tentang cara nafsu makan pada Tn.H
menit keluarga pemberian diit dengan menyajikan
mampu merawat tinggi makanan yang menarik
anggota keluarga energi tinggi p b. Demontasikan
yang sakit rotein.(TKTP) bersama keluarga cara
dengan b. Keluarga dapat membuat makanan
mendemontrasik mendemon yang menarik
55

an cara membuat trasikan c. Beri kesempatan pada


makanan kembali keluarga untuk
menarik dengan benar : mendemontrasikan
cara menyusun kembali
menu d. Beri pujian atas
makanan dan keberhasilan keluarga
menyajikan
makanan
56

D. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

Tabel 3.7 Implementasi dan Evaluasi pada keluarga Tn. H

1. Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Tn.H berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

Tanggal DP Implementasi Evaluasi T.tangan

Juni 2023 1. Menanyakan pada keluarga tentang gastritis atau S: Tn. H dan Ny. E mampu menjelaskan kembali
maag tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala
2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu Gastritits
gastritis atau maag, penyebabnya, tanda dan Ny.E mengatakan dapat membuat pengobatan
gejalanya tradisional
3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk Ny. E mengatakan akan memberitahu suaminya
menanyakan kembali hal-hal yang belum untuk tidak merokok di dalam rumah
dimengerti
4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang O: Tn. H menjelaskan bahwa gastritis adalah infeksi
pengertian gastritis, penyebabnya, tanda dan pada lambung dan penyebabnya adalah bakteri
gejalanya. dan makanan asam serta rokok. Tanda dan
5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga gejalanya biasanya nyeri ulu hati, mual, muntah
menyebutkan kembali tentang pengertian, dan kurang nafsu makan.
penyebab, tanda dan gejala gastritis Ny. E dapat mendemonstrasikan pembuatan obat
6. Memperagakan tehnik distraksi dan relaksasi tradisional kunyit.
dengan cara menarik napas dalam dan membuang Tn. H dapat memperagakan tehnik relaksasi
udara melalui mulut secara pelan-pelan.
7. Menganjurkan Tn. H untuk santai dan tidak stres A: Masalah Teratasi
8. Menjelaskan tentang pembuatan obat tradisonal
kunyit dengan cara 2 batang kunyit kemudian P: -
57

diparut campurkan air secukupnya kemudian


disaring. Minum 2 kali sehari.
9. Mendiskusikan dengan keluarga untuk
memodifikasi lingkungan rumah
10. Memberitahu keluarga khususnya Tn.H agar tidak
merokok
11. Mendiskusikan dengan keluarga untuk
memanfaatkan puskesmas bila keluarga
mengalami sakit
12. Mengevaluasi kembali pemahaman keluarga
mengenai pelayanan puskesmas
58

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H khususnya Tn. H berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Tanggal DP Implementasi Evaluasi T.tangan

Juni 2023 1. Menanyakan pada keluarga tentang diet untuk S: Tn. H danNy. E mampu menjelaskan kembali
penyakit maag tentang diet untuk penyakit maag
2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu diet
untuk sakit maag O: Tn. H dan Ny. E menjelaskan bahwa diet untuk
3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk makanan yang di konsumsi yaitu TKTP,
menanyakan kembali hal-hal yang belum menghindari yang asam, pedas dan rokok
dimengerti
4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang A: Masalah Teratasi
pengertian diet dan makanan apa saja yang boleh
diberikan pada penyakit maag dan makanan apa P: -
yang harus dihindari.
5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga
menyebutkan kembali tentang makanan yang
harus dihindari dan makanan yang boleh dimakan.
59
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo (2012).Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan


Praktik Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu

Dinas Kesehatan Kolaka (2016), Profil kesehatan kabupaten Kolaka, Kolaka

Gustin, R.K (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis


pada pasien yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Gancah Kota Bukit
Tinggi tahun 2011.

Hirlan (2009), Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid2 edisi ketiga, Jakarta, FKUI
Inayah (2004). Asuhan keperawatan pada klien gangguan sistem pencernaan
jilid I edisi I, Jakarta, Salemaba Medika

Jhonson, (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.


Yogyakarta : Nuha Medika

Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. EGC : Jakarta.


Misnadiarly (2009). Mengenal penyakit organ cerna gastritis, dispepsia atau
maag, Jakarta, Pustaka Populer OBDA

Muslihin, (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing


Padila, (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika
Puskesmas Wundulako (2017), Profil Puskesmas Kecamatan Wundulako,
Wundulako

Setiadi, (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta : Graha


Ilmu

Soeparman, dkk. (2001). Ilmu Penyakit Dalam jilid II. FKUI : Jakarta

Sudiharto (2007) Asuhan Keperawtan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural, Jakarta: EGC

Smeltzer, S, Bare (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah ed 8 jilid II,
Jakarta: EGC.

Sulastri (2012), Gambaran pola makan penderita gastritis di wilayah kerja


puskesmas kampar kiri hulu kecamatan kampar kiri hulu kabupaten Riau:
Skripsi: Sumatra Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

Uripi, (2002). Menu untuk penderita Hepatitis dan gangguan saluran pencernaan,
Jakarta, Puspa Swara
Wijoyo (2009), 15 Ramuan penyembuh Maag, Jakarta. Bee

Anda mungkin juga menyukai