DISUSUN OLEH :
NAMA : ZAKHARIA C. MARWA
NIM : 2022082024005
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Menurut WHO dalam Sulistyo Andarmoyo (2012), keluarga adalah
kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
Menurut Raisaner dalam Jhonson (2010), keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik,
kakak dan nenek.
2. Tujuan Pembentukan Keluarga
Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah :
a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan individu
b. Keluarga sebagai perantara kebutuhan dan harapan anggota keluarga
dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat
c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota
keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi
dan kebutuhan seksual.
d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan
identitas seseorang individu dan perasaan harga diri (Andarmoyo,
2012 )
3. Sasaran Asuhan Keperawatan
Sasaran dari asuhan keperawatan adalah keluarga sehat, keluarga resiko
tinggi yang rawan kesehatan dan keluarga yang memerlukan tindak
lanjut.
a. Keluarga sehat
Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan
antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan
tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama
pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga resiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan
untuk menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota
keluarga, keluarga dengan faktor resiko penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan
dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan/kesehatan
misalnya: klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit
degeneratif, tindakan pembedahan, penyakit terminal.(Muslihin,2012 )
4. Struktur keluarga
Menurut Muslihin ( 2012) , struktur keluarga menggambarkan bagaimana
keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada beberapa
struktur keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari bermacam -
macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn
melalui jalur ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn
melalui jalur ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pimpinan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
5. Fungsi keluarga
Friedman (1998) dalam Padila, (2012) menyebutkan lima fungsi dasar
keluarga:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program
keluarga berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,
pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.
Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan
(gakin atau pra keluarga sejahtera).
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap
anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun
merawat anggota yang sakit.
6. Tugas keluarga
Pada dasarnya tugas kelurga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing–masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing–masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya, (Jhonson,
2010)
7. Ciri-ciri keluarga
Menurut Robert dan Charles dalam Fadila, (2012) ciri - ciri keluarga
adalah:
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah
tangga.
Ciri keluarga Indonesia menurut Jhonson (2010) adalah sebagai berikut:
1) Suami sebagai pengambil keputusan.
2) Merupakan suatu kesatuan yang utuh.
3) Berbentuk monogram.
4) Bertanggung jawab.
5) Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.
6) Ikatan keluarga sangat erat.
7) Mempunyai semangat gotong-royong,
8. Tipe keluarga
Tipe keluarga menurut (Padila, 2012).
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya
keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan
orangtua tiri.
2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak
ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan
karier keduanya.
3) Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi
dari perceraian.
4) Bujangan dewasa sendiri
5) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang
berhubungan.
6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua
anak-anaknya sudah terpisah.
b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan
anak.
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada
hukum tertentu.
3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
4) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin yang
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.
5) Keluarga komunis, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu
pasangan monogamy dengan anak-anak secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber yang sama
9. Tahap perkembangan keluarga
Rodgers cit Friedman (1998) dalam Jhonson (2010) menjelaskan meskipun
setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap-tahap
perkembangan keluarga yaitu:
a. Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masing-
masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-
masing:
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama), keluarga yang
menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan seksual dan kegiatan keluarga
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah. Tahap ini dimulai saat kelahiran
anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun
diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk:
1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
e. Keluaraga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (menurunkan hidupnya)
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
keperawatan yang meliputi pengkajian keluarga, diagnosa keperawatan
keluarga, perencanaan, implementasi keperawatan dan evaluasi tindakan
keperawatan. (Abi Muslihin, 2012)
Tahap-tahap proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
1) Karakteristik rumah
1) Fungsi Efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai
2) Fungsi sosialisasi
a. Analisa data
a) Sifat-sifat keluarga.
2008)
b. Perumusan masalah
Menurut Setiadi (2008) dalam bukunya keperawatan keluarga
mengemukakan, komponen diagnosa keperawatan keluarga meliputi
problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/ simpton (tanda).
1) Masalah (Problem)
(10) Ketidakpatuhan
f) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan
kesehatan
(1) Perubahan pemeliharaan kesehatan
2) Penyebab (etiologi)
Skor
X Bobot
Angka Tertinggi
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung.
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel- sel radang
daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya.
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam: Gastritis akut
adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama
dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh
bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman,2001).
2. Etiologi
Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang amat
penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi H. pylori pada orang dewasa
mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi H. pylori lebih
tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita. Di
Indonesia, prevalensi infeksi kuman H. pylori menunjukkan tendensi menurun. Di
negara maju, prevalensi infeksi kuman H. pylori pada anak sangat rendah.
Diantara orang dewasa infeksi kuman H. pylori lebih tinggi dari pada anak-anak
tetapi lebih rendah dari pada di negara berkembang, yakni sekitar 30% (Hirlan,
2006).
Penggunaan antibiotik dicurigai mempengaruhi penularan kuman di
komunitas karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut, walaupun
presentase keberhasilannya rendah. Pada awal infeksi mukosa lambung akan
menunjukkan respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H. pylori sering
diabaikan sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan 2006).
Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya pengeluaran asam
lambung yang berlebihan, Pertahanan dinding lambung yang lemah, Infeksi H.
pylori ketika asam lambung yang dihasilkan lebih banyak sehingga
pertahanan dinding lambung melemah, Gangguan gerakan saluran cerna, Stress
psikologis. ( Misnadiarly 2009 ).
Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik antiinflamasi, terutama aspirin, Bahan
kimia, misalnya lisol, Merokok, Alkohol, Stres fisis yang disebabkan luka bakar,
sepsis trauma, pembedahan, kerusakan saraf, Refluk usus – lambung, Endotoksin.
( Inayah 2004 ).
Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal lisol, merokok,
alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan syaraf pusat,
refluk usus lambung, endotoksin. ( Inayah 2004 ).
Gastritis sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makan terlalu banyak,
terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu
berbumbu/mengandung mikroorganisme. Penebab lain mencakup dengan alkohol,
aspirin, refluks empedu. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh
mencerna makanan atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi
ganggren/perforasi, pembentukan jaringan parut dapat terjadi. (Smeltze, dkk
2001).
3. Patofisiologi
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
a. Nama KK : Tn. H
b. Umur : 35 tahun
c. Agama : Islam
d. Suku : Bugis
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Tani
Hub. Status
No Nama J.K Umur Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Imubnisasi
1 Ny.E P Istri 28 thn SMA IRT -
2 An. R L Anak 6 thn, TK - Lengkap
i. Genogram
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
= menikah
---------- = tinggal serumah
= Klien
j. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. H adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga
k. Suku bangsa
l. Agama
ruang tamu terdapat 1 set kursi plastik dan lemari pada ruang tengah
kecamatan.
Pada saat ini keluarga Tn. H sedang berada pada tahap perkembangan
adalah fasilitas untuk stimulasi di rumah untuk bermain agar anak dapat
Tn. H
Tn. H mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan
muntah. Kalau sakit paling beli obat sendiri. Biasa merokok, sehari
1 bungkus, setiap pagi minum kopi dan makan sehari 2 kali. Tn. H tampak
Ny.E
Saat ini Ny E hamil 7 bulan untuk anak kedua. Telah Imunisasi TT satu
kali.
An. R
kadang batuk, pernah diare tetapi tidak sampai di opname di rumah sakit.
Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua
orang tua Tn. H dan Ny. E, tetapi kedua orang tua pernah menderita
hipertensi
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali keluarga Tn. H adalah rumah milik sendiri dengan
dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, dan
buka sehingga siang hari tampak gelap. Kamar mandi dan jamban dengan
keadaan kurang bersih, sumber air keluarga berasal dari PAM yang tidak
lampu listrik.
tetangga adalah suku Bugis, tidak ada kesulitan dalam kehidupan sehari-
hari. Hubungan dengan tetangga baik, keluarga juga ikut aktif dalam
sering keluar rumah saat bekerja, pagi jam 07.00 pagi sudah berangkat ke
kebun dan pulang jam 17.00 sore, sedangkan anak-anak keluar rumah
berkumpul dengan keluarga besar sekali setahun ketika lebaran Idul Fitri.
dari keluarga besar jika ada masalah, terutama sumber keuangan, dimana
4. Struktur keluarga
sebaliknya.
3. Struktur peran
anak, memelihara rumah dan membantu suami dalam hal mencari nafkah.
5. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
nya.
3. Fungsi Reproduksi
Saat ini Ny. E sedang hamil 7 bulan, anak kedua. Ny.E mengatakan
4. Fungsi Ekonomi
Tn. H saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6, mual,
muntah dan pusing.Tn. H jarang sarapan pagi, dan makan siang biasanya
jam 15.00, makan malam jam 21.00 wita . Tn. H mengatakan bila sudah
tepat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Tn. H tidak langsung
bawa ke puskesmas
Tn. H merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut opname
Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang
sakit.
Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada masalah
7. Pemeriksaan Fisik
A
0
Tand T:120/80m T:110/70m S:37 C, P: 20
a-tanda Vital mHg, N: 80 x/m, mHg, N: 78 x/m, x/m
0 0
S: 37 C, P: 20 x/m S: 37 C, P: 20 x/m
Kepa Kulit Kulit Kulit kepala
la kepala bersih dan kepala bersih dan bersih dan rambut
rambut tidak rambut tidak tidak berketombe
berketombe berketombe
Lehe Tidak ada Tidak ada Tidak ada
r kaku kuduk, kaku kaku kuduk,
pembesaran kuduk,pembesaran pembesaran kelenjar
kelenjar tidak ada, kelenjar tidak ada, tidak ada,
pembesaran vena pembesaran vena pembesaran vena
jugularis tidak jugularis tidak jugularis tidak
ditemukan ditemukan ditemukan
Aksil Suhu Suhu Suhu badan:
0 0
a badan: 37 C 37 C
0
badan: 37 C
8. Harapan keluarga
Analisa Data
Data objektif
a. Tampak meringis
b. Skala nyeri 6
c. Terdapat obar promag
-
2 Data subjektif ketidakmampuan Resiko
Tn. H mengatakan jarang keluarga merawat Ketidakseimbanga
sarapan pagi, cukup kopi dan anggota keluarga n nutrisi kurang
rokok sudah terasa kenyang yang sakit dari kebutuhan
tubuh
Data objektif
a. sakit ulu hati, mual dan
muntah
b. tampak lemah
B. Diagnosa Keperawatan
(3) Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Tn.H berhubungan dengan
(4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H
C. Intervensi Keperawatan
Tujuan Evaluasi
1. Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Tn.H berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.
Juni 2023 1. Menanyakan pada keluarga tentang gastritis atau S: Tn. H dan Ny. E mampu menjelaskan kembali
maag tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala
2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu Gastritits
gastritis atau maag, penyebabnya, tanda dan Ny.E mengatakan dapat membuat pengobatan
gejalanya tradisional
3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk Ny. E mengatakan akan memberitahu suaminya
menanyakan kembali hal-hal yang belum untuk tidak merokok di dalam rumah
dimengerti
4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang O: Tn. H menjelaskan bahwa gastritis adalah infeksi
pengertian gastritis, penyebabnya, tanda dan pada lambung dan penyebabnya adalah bakteri
gejalanya. dan makanan asam serta rokok. Tanda dan
5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga gejalanya biasanya nyeri ulu hati, mual, muntah
menyebutkan kembali tentang pengertian, dan kurang nafsu makan.
penyebab, tanda dan gejala gastritis Ny. E dapat mendemonstrasikan pembuatan obat
6. Memperagakan tehnik distraksi dan relaksasi tradisional kunyit.
dengan cara menarik napas dalam dan membuang Tn. H dapat memperagakan tehnik relaksasi
udara melalui mulut secara pelan-pelan.
7. Menganjurkan Tn. H untuk santai dan tidak stres A: Masalah Teratasi
8. Menjelaskan tentang pembuatan obat tradisonal
kunyit dengan cara 2 batang kunyit kemudian P: -
57
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H khususnya Tn. H berhubungan dengan ketidakmampuan
Juni 2023 1. Menanyakan pada keluarga tentang diet untuk S: Tn. H danNy. E mampu menjelaskan kembali
penyakit maag tentang diet untuk penyakit maag
2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu diet
untuk sakit maag O: Tn. H dan Ny. E menjelaskan bahwa diet untuk
3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk makanan yang di konsumsi yaitu TKTP,
menanyakan kembali hal-hal yang belum menghindari yang asam, pedas dan rokok
dimengerti
4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang A: Masalah Teratasi
pengertian diet dan makanan apa saja yang boleh
diberikan pada penyakit maag dan makanan apa P: -
yang harus dihindari.
5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga
menyebutkan kembali tentang makanan yang
harus dihindari dan makanan yang boleh dimakan.
59
DAFTAR PUSTAKA
Hirlan (2009), Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid2 edisi ketiga, Jakarta, FKUI
Inayah (2004). Asuhan keperawatan pada klien gangguan sistem pencernaan
jilid I edisi I, Jakarta, Salemaba Medika
Soeparman, dkk. (2001). Ilmu Penyakit Dalam jilid II. FKUI : Jakarta
Smeltzer, S, Bare (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah ed 8 jilid II,
Jakarta: EGC.
Uripi, (2002). Menu untuk penderita Hepatitis dan gangguan saluran pencernaan,
Jakarta, Puspa Swara
Wijoyo (2009), 15 Ramuan penyembuh Maag, Jakarta. Bee