Oleh:
Fakhar Zainul Luthfianto
P27220019022
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010);
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah,
ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat membina
hubungan sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah
meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan
Kesehatan Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti
sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
5. Struktur Keluarga
Struktur Keluarga:
1. Patriliniel
Patriliniel merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dlm beberapa generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur garis ayah
2. Matriliniel
Matriliniel merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dlm beberapa generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur garis ibu
3. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama pada keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama pada keluarga sedarah suami.
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19; 2012) sebagai berikut :
1. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi
keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta
meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesn,
memberikan umpan balik, dan valid.
2. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi,
pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/ status adalah posisi
individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/ suami.
3. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau mengubah
perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper
power), hadiah (reward power, paksa (coercive power), dan effektif power.
4. Strukur nilai dan norma
a. Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat
mempersatukan annggota keluarga.
b. Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga.
c. Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
6. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Dalam upaya penanggulangan maslah kesehatan, tugas keluarga merupakan faktor
utama untuk pengembangan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tugas kesehatan
keluarga menurut [ CITATION Fri14 \l 1033 ] adalah sebagai berikut :
a. Mengenal gangguan perkembangan masalah kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga, lembaga kesehatan yang
menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan yang baik.
7. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
1. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkunmgan.
2. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
8. Ciri-Ciri Keluarga
Ciri – ciri Keluarga:
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama termasuk perhitungan garis keturunan
4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkannya
Ciri Keluarga Indonesia:
1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong
2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
3. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara
musyawarah
4. Berbentuk monogram
5. Bertanggung jawab
6. Mempunyai semangat gotong royong
9. Tipe Keluarga
Tipe keluarga ((Harmoko, hal 23; 2012) sebagai berikut :
1. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah
di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/
keduanya dapat bekerja di laur rumah.
2. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
3. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,
tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
4. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah, anak-
anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
5. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah satu
bekerja di rumah.
6. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
7. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak
8. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
9. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk menikah.
10. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.
12. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya
dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu kesatuan
keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
14. Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi
15. Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama KK : Bp. S
b. Umur KK : 54 tahun
c. Alamat : Jl. Kelud No.08 RT/RW 03/02 Magetan
d. Pekerjaan : PNS
e. Pendidikan : D3
f. Susunan Anggota Keluarga :
No Nama Umur (L/P) Pendidikan Pekerjaan Hubungan
1 Ibu. E 53 thn P D3 PNS Istri
2 Sdri. F 24 thn P D3 Swasta Anak kandung
3 Sdr. D 15 thn L SD Pelajar Anak kandung
Genogram :
Keterangan:
Laki-Laki :
Perempuan:
Sudah meninggal :
Tinggal serumah : -----------
g. Tipe keluarga
Tipe keluarga Bp. S adalah keluarga inti, keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 2
orang anak yang tinggal dalam 1 rumah.
h. Suku bangsa
Keluarga ini adalah keluarga dengn latar belakang budaya Jawa, baik Bp. S
maupun Ibu. E. keluarga ini menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia
dalam praktik kehidupan sehari-hari
i. Agama
Keluarga Bp. S beragama Islam. Bp. S dan Ibu. E selalu mengajarkan anaknya
untuk menunaikan kewajiban kepada Allah SWT
j. Status sosial ekonomi
Bp. S bekerja sebagai PNS, sedangkan Ibu. E bekerja sebagai PNS.
k. Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV, makan
bersama di luar dan sesekali berkumpul dengan keluarga yang lain di rumah
nenek.
2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Bp. S dalam tahap keluarga dengan anak remaja. Anak pertamanya
Sdri. F sudah Lulus dari Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Timur dan bekerja di
tempat swasta. Sementara Sdr. D sekarang kelas 8 SMP.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Bp. S sudah berusaha untuk mempertahankan kesehatannya, hubungan
dengan sebaya dan anak juga baik, di keluarga bp. S juga jarang ada masalah dan
perdebatan yang timbul.
B. ANALISIS DATA
No Data Masalah Etiologi
1 DS: Gangguan Pola Kurang kontrol
- Sdr. D mengatakan hanya tidur Tidur tidur
hanya 3-5 jam setiap hari
- Tidur selalu diatas jam 12
malam
- Tidak pernah tidur siang
- Terkadang merasa pusing saat
bangun tidur
- Sering terbangun di malam
hari dan tidur tidak nyaman
- Terkadang terasa pegal di
bagian leher
DO:
- Kongjungtiva anemis
- Mata terlihat sayu/lelah
- Sdr. D terlihat lelah
- TD: 95/70 mmhg
2 DS: Manajemen Ketidakefektifan
- Keluarga mengatakan sdr. D kesehatan keluarga keluarga dalam
selalu mengeluhkan kelelahan tidak efektif merawat dan
karena waktu tidur berkurang mengenal masalah
- Keluarga mengatakan belum anggota keluarga
memahami solusi mengenai dengan anak
masalah yang dirasakan sdr. D remaja
- Bp. S dan Ibu. E mengatakan
belum memahami tentang
tugas perkembangan anak
remaja, sehingga tidak begitu
mengerti masalah yang
dirasakan sdr. D yang stress
karena menjadi mahasiswa
baru.
- Keluarga mengatakan sdr. D
juga tidak selalu bercerita
tentang masalahnya kepada
Bp. S dan Ibu. E
DO:
- Keluarga tampak kurang
memahami tentang masalah
yang dirasakan sdr. D
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan
keluarga dalam merawat dan mengenal masalah anggota keluarga dengan anak remaja
SKORING MASALAH
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
Kriteria Skor Bobot Ket
1. Sifat Masalah : 3/3 x 1 Sdr.D mengeluhkan
Skala : 1=2 waktu tidur
Tidak/kurang sehat (3) V berkurang, sering
Ancaman kesehatan (2) terbangun di malam
Keadaan Sejahtera (1) hari, dan tidur tidak
nyaman
2. Kemungkinan Masalah dapat 2/2 x 2 Sdr. D mengatakan
diubah : 2=2 terkadang dia merasa
Skala : lelah tapi tetap
Mudah (2) V melanjutkan
Sebagian (1) aktivitasnya
Tidak dapat (0)
3. Kemungkinan Masalah dapat 2/3 x 1 Sdr. D mengatakan
dicegah : 1= kelelahannya dapat
Skala : 0,6 dicegah apabila dia
Tinggi (3) mengurangi sedikit
Cukup (2) V aktivitasnya
Rendah (1)
4. Menonjolkan Masalah 2/2 x 1 Keluarga Bp. S
Skala : 1=1 mengatakan masalah
Masalah berat, harus segera tersebut harus segera
ditangani (2) V ditangani
Ada masalah tetapi tidak perlu
ditangani (1)
Masalah tidak dirasakan (0)
Total Skor 4,61
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa SLKI SIKI
F. EVALUASI KEPERAWATAN
No.D Hari, tanggal Evaluasi TTD
x
1 Kamis, 06/05 S: Fakhar
- Klien mengatakan lebih memahami
pengertian, penyebab, dan cara
penanganan gangguan pola tidur serta
manfaat dari istirahat yang cukup
- Klien mengatakan akan menerapkan cara
penanganan gangguan pola tidur seperti
materi yang telah disampaikan
- Klien mengatakan akan berusaha tidur
tepat waktu dan mengurangi aktivitas
apabila kelelahan
O:
- Klien kooperatif
- Klien memberikan respon yang baik
- Klien mampu menjelaskan kembali materi
yang telah disampaikan
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Menganjurkan klien untuk datang ke
pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan
kesehatan
- Menganjurkan klien untuk beristirahat
apabila terasa lelah
2 Kamis 06/05 S: Fakhar
- Keluarga mengatakan lebih memahami
tugas perkembangan anak remaja
- Keluarga mengatakan akan menerapkan
cara memahami anak remaja sebelum
timbul masalah
- Klien dan keluarga mengatakan akan
selalu menjaga kesehatan dan menerapkan
pola hidup sehat untuk diri klien dan
keluarganya
O:
- Keluarga kooperatif
- Keluarga memberikan respon yang baik
- Keluarga mampu menjelaskan kembali
materi yang telah disampaikan
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Menganjurkan keluarga untuk datang ke
pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan
kesehatan
- Menganjurkan keluarga untuk bertanya
kepada petugas/pelayan kesehatan apabila
ada masalah kesehatan atau informasi yang
ingin diketahui