Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA PADA


KELUARGA BP. S
Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Dosen pengampu : Ibu Sri Lestari DA, S.Kep., Ns, M.Kes

Oleh:
Fakhar Zainul Luthfianto
P27220019022

Program Studi Diploma Tiga


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surakarta
2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Awal tahun 2020, dunia dikagetkan dengan laporan dari Cina kepada World
Health Organization (WHO) terdapat 44 pasien pneumonia yang berat di suatu wilayah
yaitu kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada 10 Januari 2020 penyebabnya mulai
teridentifikasi dan didapatkan kode genetiknya yaitu virus corona baru (Handayani,
Diah et all, 2020).
Virus ini menyerang sistem pernapasan, penyakit ini disebut dengan Covid-19
(Fadli, 2020). Menurut WHO, Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
jenis coronavirus yang baru ditemukan. Gejala umum yang sering dialami yaitu demam,
batuk kering, dan rasa lelah (WHO, 2020).
Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara
luas di Cina dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya. Pada 12 maret 2020 WHO
mengumumkan COVID-19 sebagai pandemic. Hingga tanggal 29 maret 2020, terdapat
634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian diseluruh dunia. Sementara di Indonesia
sudah ditetapkan 1.528 kasus dengan positif COVID-19 dan 136 kematian.
Di Indonesia data terkonfirmasi Covid 19 terus mengalami peningkatan karena
cepatnya penyebaran virus. Maka dari itu, diperlukan tindakan untuk mencegah
penularan guna menurunkan angka terjadinya Covid 19. Salah satu tindakannya yaitu
menjaga jarak berkisar 1-2 meter karena virus dapat ditularkan melalui droplet atau
cairan yang dikeluarkan saat batuk atau bersin serta yang menempel di benda sekitar
jurnal adimas saintika. Selain menjaga jarak, tindakan pencegahan virus Covid 19 yaitu
mencuci tangan menggunakan air mengalir dan menggunakan masker ketika keluar
rumah.
Di RT 03 RW 02 Kelurahan Magetan Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan
selama masa pandemi salah satu keluarga yang dimana anaknya kurang mengerti akan
jam tidur yang baik, sehingga penulis memberikan penyuluhan terhadap keluarga tersebut
tentang pola tidur efektif.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang komperhensif pada tahap remaja pada Sdr. D
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan tentang pengertian keluarga
b. Mendeskripsikan tentang fungsi keluarga
c. Mendeskripsikan tahap-tahap perkembangan keluarga
d. Mendeskripsikan tujuan dasar keluarga
e. Mendeskripsikan struktur keluarga
f. Mendeskripsikan tugas keluarga dalam bidang kesehatan
g. Mendeskripsikan peran keluarga
h. Mendeskripsikan ciri-ciri keluarga
i. Mendeskripsikan tipe keluarga
C. Metode Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman
(2010) keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara
anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau
unit layanan perlu di perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan
(perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu
atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010);
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah,
ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat membina
hubungan sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah
meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan
Kesehatan Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti
sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi
menjadi 8:

a. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan


keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang
memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga
lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua
dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi
orangtua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan


krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu
adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan
orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post
partum 6 minggu.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan


pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak
sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.

d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)

Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga


seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong
anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas
anak.

e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan


terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan
sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri


dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada
dalam keluarganya.

g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih


banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai,
memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.

h. Keluarga lanjut usia

Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian


tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian
pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu.

4. Tujuan Dasar Keluarga


Menurut Padila 2012, Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat.
Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembagan individu-
individu yang dapat menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut. Keluarga
berfungsi sebagai buffer atau sebagai perantara antara masyarakat dan individu, yakni
mewujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat dengan memenuhi kebutuhan
setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran anggotanya menerima peran di
masyarakat.

5. Struktur Keluarga
Struktur Keluarga:
1. Patriliniel
Patriliniel merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara     sedarah
dlm beberapa   generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur garis ayah
2. Matriliniel
Matriliniel merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara     sedarah
dlm beberapa   generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur garis ibu
3. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama pada keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama pada keluarga sedarah suami.

Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19; 2012) sebagai berikut :
1. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi
keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta
meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesn,
memberikan umpan balik, dan valid.
2. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi,
pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/ status adalah posisi
individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/ suami.
3. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau mengubah
perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper
power), hadiah (reward power, paksa (coercive power), dan effektif power.
4. Strukur nilai dan norma
a. Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat
mempersatukan annggota keluarga.
b. Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga.
c. Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
6. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Dalam upaya penanggulangan maslah kesehatan, tugas keluarga merupakan faktor
utama untuk pengembangan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tugas kesehatan
keluarga menurut [ CITATION Fri14 \l 1033 ] adalah sebagai berikut :
a. Mengenal gangguan perkembangan masalah kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga, lembaga kesehatan yang
menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan yang baik.

7. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
1. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkunmgan.
2. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
8. Ciri-Ciri Keluarga
Ciri – ciri Keluarga:
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama termasuk perhitungan garis keturunan
4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkannya
Ciri Keluarga Indonesia:
1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong
2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
3. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara
musyawarah
4. Berbentuk monogram
5. Bertanggung jawab
6. Mempunyai semangat gotong royong

9. Tipe Keluarga
Tipe keluarga ((Harmoko, hal 23; 2012) sebagai berikut :
1. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah
di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/
keduanya dapat bekerja di laur rumah.
2. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
3. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,
tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
4. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah, anak-
anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
5. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah satu
bekerja di rumah.
6. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
7. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak
8. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
9. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk menikah.
10. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.
12. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya
dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu kesatuan
keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
14. Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi
15. Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Tahap pengkajian
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode:
a. Wawancara dengan keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik anggota keluarga (dari ujung rambut ke ujung kaki)
d. Dara sekunder, seperti contoh : hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap smar dan
lain-lain.
Hal- hal yang perlu dikaji dalam keperawatan keluarga adalah:
a. Data Umum
1) Nama kepala keluarga
2) Usia
3) Alamat dan nomer telepon
4) Pekerjaan kepala keluarga
5) Pendidikan kepala keluarga
6) Komposisi keluarga
7) Genogram
8) Tipe keluarga
9) Suku bangsa
10) Agama
11) Status sosial ekonomi
12) Aktivitas rekreasi keluarga
b. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan saat ini
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti saat ini dan sebelumnya
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karateristik rumah
2) Karateristik keluarga komunitas
3) Mobilitas keluarga
4) Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
d. Pengkajian Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai atau norma keluarga
e. Fungsi Keluarga
1) Pengkajian fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi keperawatan kesehatan
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
f. Stress Dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka panjang dan pendek
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
3) Strategi koping konstruktif yang digunakan
4) Strategi adaptasi disfungsional
g. Pemeriksaan Fisik
h. Harapan Keluarga

2. Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga


Tipologi dari diagnosis keperawatan:
a. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan), dari hasil pengkajian didapatkan data
mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
b. Resiko (ancaman kesehatan), sudah ada data yang menunjang namun belum
terjadi gangguan.
c. Potensial (keadaan sejahtera/”wellness”), suatu keadaan dimana keluarga dalam
keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga erdasarkan hasil pengkajian
dari tugas perawat kesehatan keluarga. Khusus untuk mendiagnosis keperawatan
potensial (sejahtera/”wellness”) boleh menggunakan / tidak menggunakan etiologi.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari pencapaian tujuan, yang
menyangkut tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengakapi dengan kriteria dan
standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang
diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan.
4. Tahap Tindakan Keperawatan Keluarga
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah ini:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah-masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
1) Memberikan informasi
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara
:
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
dengan cara :
1) Mendemostrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di dalam rumah
3) Mengawasi kelyarga dalam melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat dengan cara :
1) Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan
cara:
1) Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga.
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
5. Tahap Evaluasi
Pada umumnya tahap evaluasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: evaluasi
kuantitatif yang dimana evaluasi ini menekankan kepada jumlah pelayanan atau
kegiatan yang telah diberikan. Sedangkan evaluasi kualitatif adalah evaluasi yang
difokuskan pada tiga dimensi yang saling berkaitan, yaitu: evaluasi struktur yang
berhubungan dengan tenaga/bahan yang diperlukan dalam suatu kegiatan, evaluasi
proses adalah evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung dan evaluasi hasil
merupakan pemberian asuhan keperawatan.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN ANAK REMAJA PADA KELUARGA BP. S

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama KK : Bp. S
b. Umur KK : 54 tahun
c. Alamat : Jl. Kelud No.08 RT/RW 03/02 Magetan
d. Pekerjaan : PNS
e. Pendidikan : D3
f. Susunan Anggota Keluarga :
No Nama Umur (L/P) Pendidikan Pekerjaan Hubungan
1 Ibu. E 53 thn P D3 PNS Istri
2 Sdri. F 24 thn P D3 Swasta Anak kandung
3 Sdr. D 15 thn L SD Pelajar Anak kandung
Genogram :

Keterangan:
Laki-Laki :

Perempuan:

Sudah meninggal :
Tinggal serumah : -----------

g. Tipe keluarga
Tipe keluarga Bp. S adalah keluarga inti, keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 2
orang anak yang tinggal dalam 1 rumah.
h. Suku bangsa
Keluarga ini adalah keluarga dengn latar belakang budaya Jawa, baik Bp. S
maupun Ibu. E. keluarga ini menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia
dalam praktik kehidupan sehari-hari
i. Agama
Keluarga Bp. S beragama Islam. Bp. S dan Ibu. E selalu mengajarkan anaknya
untuk menunaikan kewajiban kepada Allah SWT
j. Status sosial ekonomi
Bp. S bekerja sebagai PNS, sedangkan Ibu. E bekerja sebagai PNS.
k. Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV, makan
bersama di luar dan sesekali berkumpul dengan keluarga yang lain di rumah
nenek.
2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Bp. S dalam tahap keluarga dengan anak remaja. Anak pertamanya
Sdri. F sudah Lulus dari Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Timur dan bekerja di
tempat swasta. Sementara Sdr. D sekarang kelas 8 SMP.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Bp. S sudah berusaha untuk mempertahankan kesehatannya, hubungan
dengan sebaya dan anak juga baik, di keluarga bp. S juga jarang ada masalah dan
perdebatan yang timbul.

c. Riwayat keluarga inti


Bp. S dan Ibu. E merasa kelelahan karena bekerja tetapi lelah hilang jika
beristirahat sementara. Sdr. D sering mengeluhkan lelah karena terlalu banyak
tugas, waktu tidur berkurang dan sering pusing saat bangun tidur. Tidak ada
masalah/keluhan yang dirasakan oleh sdri. F
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Bp. S merupakan anak terakhir dari 4 bersaudara dan menikah dengan Ibu. E
yang merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Hubungan antara anggota
keluarga baik, keluarga mengatakan saling membantu jika saudaranya sedang
mengalami suatu kesulitan.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Rumah (Tipe, ukuran, jumlah ruang, denah)
Rumah sudah di cat dan diberi ubin keramik, dengan 6 kamar tidur, 1
ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur, 3 kamar mandi, 1
ruang ibadah, 1 ruang cuci, 1 garasi, 2 gudang, dan 1 teras depan dan
belakang

2) Ventilasi dan penerangan


Kondisi pencahayaan yang cukup memadai dari lampu dan jendela,
sehingga cahaya dapat masuk ke dalam rumah
3) Persediaan air bersih
Rumah Bp. S memiliki persediaan air bersih dari sumber pegunungan dan
PDAM
4) Pembuangan sampah
Pembuangan sampah biasanya dibuang di tempat sampah halaman
belakang rumah, jika sudah menumpuk sampah akan dibakar
5) Pembuangan air limbah
Pembuangan limbah ke saluran air terbuka lancar (sungai kecil yang
mengalir)
6) Jamban/wc (Tipe jarak dengan sumber air)
Rumah Bp. S memiliki 1 kamar mandi dengan WC duduk dan jarak antara
sumber air bersih dan septic tank kurang lebih 10 meter.
7) Lingkungan rumah
Lingkungan sekitar rumah Bp. S cukup bersih dan memiliki halaman yang
cukup luas di depan dan belakang rumah, selain itu jarak antara rumah
dengan tetangga juga tidak terlalu dekat
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Lingkungan tempat tinggal Bp. S merupakan tempat tinggal hunian di desa
dan memiliki tetangga dengan jarak rumah cukup (tidak terlalu dekat).
Hubungan Bp. S dengan tetangga sekitar rukun dan saling membantu. Jarak
rumah Bp. S dengan mushola sekitar 50 meter.
c. Mobilitas geografi keluarga
Sejak menikah Bp. S tinggal di lingkungan yang saat ini mereka tempati dan
tidak pernah pindah rumah
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar baik, sdri. F dan sdr. D juga
mengatakan memiliki banyak teman dan berhubungan baik dengan teman-
temannya.
e. Sistem pendukung keluarga
Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat, antar anggota keluarga saling
menyayangi dan membantu satu sama lain.
4. Struktur Keluarga
a.Pola komunikasi keluarga
Keluarga Bp. S dalam kesehariannya baik berkomunikasi langsung/tidak langsung
menggunakan bahasa jawa
b.Struktur kekuatan keluarga
Saudara-saudara dari Bp. S dan Ibu E selalu siap membantu apabila keluarga Bp.
S membutuhkan pertolongan. Apabila ada anggota keluarga Bp. S dan Ibu E yang
sakit maka anak-anak mereka serta sanak saudara dari Bp. S maupun Ibu E akan
membantu kesulitan mereka begitu juga sebaliknya.
c.Struktur peran (formal dan informal)
1) Bp. S
a) Peran formal : sebagai suami dari istri, sebagai kepala keluarga, ayah,
pelindung dan pemberi rasa aman dalam keluarga dan sebagai anggota
masyarakat
b) Peran informal : pengambil keputusan tertinggi dalam keluarga
2) Ibu. E
a) Peran formal : sebagai istri dari suami, ibu, mengurus rumah tangga, dan
mendidik anak
b) Peran informal : sebagai pendamai antar anggota keluarga
d.Nilai dan norma keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai budaya dan memiliki keyakinan
menganut agama Islam. Keluarga Bp. S juga menerapkan dan mematuhi norma
yang berlaku di masyarakat.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Bp. S selalu menyayangi dan perhatian kepada anak-anaknya, Bp. S
juga selalu mendukung dan mengarahkan atau memberi saran segala sesuatu yang
dilakukan oleh anaknya selama dalam batas kewajaran dan tidak melanggar
norma dan etika sopan santun.
b. Fungsi sosial
Interaksi Bp. S dengan anak istrinya terjalin dengan sangat baik, saling
mendukung, bahu membahu, dan saling ketergantungan. Bp.S memiliki peran
yang besar dalam mengambil keputusan, namun Bp. S selalu adil kepada
keluarganya. Bp. S dan Ibu. E mengatakan belum memahami tentang tugas
perkembangan anak remaja, sehingga tidak begitu mengerti masalah yang
dirasakan sdr. D yang stress karena tugas yang menumpuk. Sdr. D juga tidak
selalu bercerita tentang masalahnya kepada Bp. S dan Ibu. E.
c. Fungsi perawatan keluarga
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga Bp. S mengatakan kurang mengerti penyakit yang sedang menjadi
masalah dalam keluarga terutama pada sdr. D yang terlalu sering tidur terlalu
malam, kelelahan, dan waktu tidur yang kurang dan kurang mengetahui
bagaimana cara penanganannya.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat
Keluarga mengetahui tentang masing-masing penyakit, sehingga apabila
mereka mulai merasakan tanda dan gejala, mereka langsung mengkonsumsi
atau memakai obat yang biasa mereka gunakan. Bp. S dan Ibu. E juga
beristirahat apabila sakit dan apabila tak kunjung sembuh, mereka segera pergi
ke puskesmas atau dokter.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka anggota yang lainnya mencarikan
obat ke apotik terdekat untuk pertolongan pertama
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga Bp. S menyadari pentingnya kebersihan lingkungan, oleh sebab itu
keluarga selalu menjaga kebersihan rumahnya dengan membersihkan
lingkungan rumah, seperti menyapu, mengepel, menguras bak mandi agar tidak
menjadi sumber penyakit.
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat
Bp. S dan Ibu E mengatakan sudah mengetahui fasilitas pelayanan kesehatan.
Keluarga juga percaya dengan informasi yang diberikan oleh puskesmas atau
tenaga kesehatan.
d. Fungsi reproduksi
Bp. S dan Ibu E memiliki 2 anak, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Ibu E
menggunakan KB jenis MOW/MOP dan tidak ada keluhan terkait penggunakan
KB. Sdri. F menstruasi pertama pada umur 13 tahun, tidak ada keluhan/masalah
dan sdr. D sudah melakukan sunat saat umur 10 tahun, tidak ada keluhan/masalah.
e. Fungsi ekonomi
Bp. S dan Ibu E mengatakan mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya
sehari-hari dari pendapatan yang diterima
6. Stress Dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
Saat ini keluarga Bp. S mengatakan merasa tidak ada masalah yang dirasakan
dalam waktu kurang dari 6 bulan ini. Namun terkadang keluarga Bp. S khawatir
dengan adanya pandemi penyakit covid 19 ini, karena keluarga takut jika
sewaktu-waktu ada salah satu kelurga yang tertular, namun keluarga Bp. S juga
mengatakan selalu mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Bp.
S juga selalu memikirkan agar keluarganya selalu dalam keadaan sehat dan lebih
produktif.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Apabila ada salah satu anggota keluarganya yang sakit keluarga Bp. S selalu
berpikir dengan jernih dan bertindak dengan tenang. Keluarga mengatakan apabila
ada masalah yang dirasa sangat berat maka mereka akan memecahkannya secara
bersama-sama
c. Strategi koping yang digunakan
Bila ada permasalahan, Bp. S dan Ibu E berusaha untuk selalu menyelesaikannya
dengan bermusyawarah dan tetap tenang dalam berpikir. Keputusan tetinggi
berada di tangan Bp. S sebagai kepala rumah tangga.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam kepada anak
ataupun istrinya ataupun memberikan ancaman-ancaman dalam menyelesaikan
masalah.
7. Keadaan Gizi Keluarga
Ibu E merasa kebutuhan gizi keluarganya sudah cukup baik, hampir setiap hari Ibu E
masak sayur dengan lauk pauk dengan berganti menu setiap hariyang sehat, seperti
tempe, tahu, ayam, telur, dan lain-lain. Sesekali Ibu E juga membeli lauk diluar.
8. Pemeriksaan Fisik
No Prosedur Hasil Pemerikaan
Sdr. D Sdri. F
1 Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Baik, Baik, composmentis
composmentis
Tanda-tanda vital TD : 95/70 mmHg TD : 100/80 mmHg
N : 80 x/menit N : 76 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
S : 36,0 oC S : 36,3 oC
Keluhan Tidur hanya 3-5 Tidak ada
jam setiap hari,
tidur diatas jam 12
malam, tidak
pernah tidur siang,
terkadang merasa
pusing saat bangun
tidur, sering
terbangun di
malam hari, tidur
tidak nyaman
2 Pemeriksaan Kulit, Kuku, dan Rambut
Kulit Kulit sawo matang, Kulit sawo matang,
Kulit terlihat Kulit terlihat bersih,
bersih, pigmentasi pigmentasi kulit
kulit merata, turgor merata, turgor kulit
kulit elastik, elastik, permukaan
permukaan kulit kulit tidak kering,
tidak kering, tekstur kulit lembut,
tekstur kulit sensitivitas baik,
lembut, sensitivitas akral hangat, tidak
baik, akral hangat, terdapat lesi dan
tidak terdapat lesi odema.
dan odema.
Kuku Kuku bersih, dan Kuku bersih, dan
tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Rambut dan kulit kepala Rambut dan kulit Rambut dan kulit
kepala bersih, tidak kepala bersih, tidak
ada lesi atau odema ada lesi atau odema
3 Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala Mesochepal, Mesochepal,
simetris, tidak ada simetris, tidak ada
lesi, dan tidak ada lesi, dan tidak ada
nyeri tekan. nyeri tekan.
Terkadang
mengeluhkan
pusing
Wajah Simetris dan tidak Simetris dan tidak
ada lesi ada lesi
Telinga Simetris, dan tidak Simetris, dan tidak
ada kelainan, tidak ada kelainan, tidak
ada lesi dan nyeri ada lesi dan nyeri
tekan, pendengaran tekan, pendengara
baik baik
Mata Simetris, Simetris,
kongjungtiva kongjungtiva tidak
anemis, sclera anemis, sclera putih
putih dan tidak dan tidak ikterik
ikterik, terdapat
kantung mata,
terlihat sayu/lelah
Hidung dan sinus Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
lesi, tidak ada lesi, tidak ada cuping
cuping hidung, hidung, tidak ada
tidak ada polip dan polip dan sinusitis,
sinusitis, bersih, bersih, penciuman
penciuman baik baik
Mulut dan tenggorokan Warna bibir merah, Warna bibir merah,
gigi mulut bersih gigi mulut bersih dan
dan tidak ada tidak ada masalah
masalah
Leher Simetris, terkadang Simetris, tidak ada
terasa pegal di keluhan/masalah
bagian leher
4 Pemeriksaan Dada
Paru-Paru Dada simetris, Dada simetris,
pengembangan pengembangan paru
paru simetris, simetris, pernafasan
pernafasan normal, normal, tidak ada
tidak ada nyeri nyeri tekan, sonor,
tekan, sonor, tidak tidak terdengar suara
terdengar suara atau bunyi nafas
atau bunyi nafas tambahan.
tambahan.
Jantung Tidak tampak ictus Tidak tampak ictus
cordis, tidak ada cordis, tidak ada
nyeri tekan, bunyi nyeri tekan, bunyi
jantung normal jantung normal
(pekak), terdengar (pekak), terdengar
suara S1 dan S2 suara S1 dan S2
reguler. reguler.
5 Pemeriksaan Abdomen
Abdomen Terlihat simetris, Terlihat simetris,
tidak ada lesi dan tidak ada lesi dan
edoma, bising usus edoma, bising usus
10x/menit, turgor 10x/menit, turgor
elastis, tidak ada elastis, tidak ada
nyeri tekan, nyeri tekan, timpani.
timpani.
6 Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas atas dan Ekstermitas atas Ekstermitas atas dan
bawah dan bawah tidak bawah tidak ada
ada kelainan, tidak kelainan, tidak ada
ada lesi ataupun lesi ataupun odema,
odema, pergerakan pergerakan aktif,
aktif, kekuatan otot kekuatan otot 5.
5.

9. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan


Keluarga sangat mengharapkan bantuan dari perawat untuk membantu mengatasi
masalah keluarga Bp. S. Bp. S juga senang dengan adanya petugas kesehatan dan
dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi keluarganya, mereka selalu berharap agar
sehat
10. Tingkat Kemandirian Keluarga
Tingkat kemandirian keluarga (Depkes, 2006)
a. Kriteria 1 : keluarga menerima perawat
b. Kriteria 2 : keluarga menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c. Kriteria 3 : keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya
d. Kriteria 4 : keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan pelayanan kesehatan
e. Kriteria 5 : keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana yang sesuai
f. Kriteria 6 : keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif
g. Kriteria 7 : keuarga melakukan tindakan promotif secara aktif
Tingkat Kriteria
kemandiria 1 2 3 4 5 6 7
n
Tingkat I V V
Tingkat II V V V V V
Tingkat III V V V V V V
Tingkat IV
Tingkat kemandirian keluarga ada pada tingkat III

B. ANALISIS DATA
No Data Masalah Etiologi
1 DS: Gangguan Pola Kurang kontrol
- Sdr. D mengatakan hanya tidur Tidur tidur
hanya 3-5 jam setiap hari
- Tidur selalu diatas jam 12
malam
- Tidak pernah tidur siang
- Terkadang merasa pusing saat
bangun tidur
- Sering terbangun di malam
hari dan tidur tidak nyaman
- Terkadang terasa pegal di
bagian leher
DO:
- Kongjungtiva anemis
- Mata terlihat sayu/lelah
- Sdr. D terlihat lelah
- TD: 95/70 mmhg
2 DS: Manajemen Ketidakefektifan
- Keluarga mengatakan sdr. D kesehatan keluarga keluarga dalam
selalu mengeluhkan kelelahan tidak efektif merawat dan
karena waktu tidur berkurang mengenal masalah
- Keluarga mengatakan belum anggota keluarga
memahami solusi mengenai dengan anak
masalah yang dirasakan sdr. D remaja
- Bp. S dan Ibu. E mengatakan
belum memahami tentang
tugas perkembangan anak
remaja, sehingga tidak begitu
mengerti masalah yang
dirasakan sdr. D yang stress
karena menjadi mahasiswa
baru.
- Keluarga mengatakan sdr. D
juga tidak selalu bercerita
tentang masalahnya kepada
Bp. S dan Ibu. E

DO:
- Keluarga tampak kurang
memahami tentang masalah
yang dirasakan sdr. D

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan
keluarga dalam merawat dan mengenal masalah anggota keluarga dengan anak remaja

SKORING MASALAH
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
Kriteria Skor Bobot Ket
1. Sifat Masalah : 3/3 x 1 Sdr.D mengeluhkan
Skala : 1=2 waktu tidur
Tidak/kurang sehat (3) V berkurang, sering
Ancaman kesehatan (2) terbangun di malam
Keadaan Sejahtera (1) hari, dan tidur tidak
nyaman
2. Kemungkinan Masalah dapat 2/2 x 2 Sdr. D mengatakan
diubah : 2=2 terkadang dia merasa
Skala : lelah tapi tetap
Mudah (2) V melanjutkan
Sebagian (1) aktivitasnya
Tidak dapat (0)
3. Kemungkinan Masalah dapat 2/3 x 1 Sdr. D mengatakan
dicegah : 1= kelelahannya dapat
Skala : 0,6 dicegah apabila dia
Tinggi (3) mengurangi sedikit
Cukup (2) V aktivitasnya
Rendah (1)
4. Menonjolkan Masalah 2/2 x 1 Keluarga Bp. S
Skala : 1=1 mengatakan masalah
Masalah berat, harus segera tersebut harus segera
ditangani (2) V ditangani
Ada masalah tetapi tidak perlu
ditangani (1)
Masalah tidak dirasakan (0)
Total Skor 4,61

2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan


keluarga dalam merawat dan mengenal masalah anggota keluarga dengan anak
remaja
Kriteria Skor Bobot Ket
1. Sifat Masalah : 2/3 x 1 = 1 Keluarga
Skala : 0,6 mengatakan
Tidak/kurang sehat (3) belum
Ancaman kesehatan (2) V mengetahui
Keadaan Sejahtera (1) solusi
terhadap
gangguan
tidur
2. Kemungkinan Masalah dapat 2/2 x 2 = 2 Keluarga Bp.
diubah : 1 S mau
Skala : menerima
Mudah (2) V saran dan
Sebagian (1) berusaha untk
Tidak dapat (0) melakukan
pencegahan
3. Kemungkinan Masalah dapat 2/3 x 1 = 1 Keluarga Bp.
dicegah : 0,6 S mengatakan
Skala : terkadang
Tinggi (3) Sdr. D tetap
Cukup (2) V melanjutkan
Rendah (1) aktivitasnya
walau lelah
4. Menonjolkan Masalah 2/2 x 1 = 1 Jika tidak
Skala : 1 segera
Masalah berat, harus segera ditangani
ditangani (2) V maka masalah
Ada masalah tetapi tidak perlu akan terulang
ditangani (1) kembali
Masalah tidak dirasakan (0)
Total Skor 4,2
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan
keluarga dalam merawat dan mengenal masalah anggota keluarga dengan anak
remaja

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa SLKI SIKI

Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi

D.005 Gangguan Pola L.080 Prevensi Primer I.123 Prevensi Primer


5 Tidur 64 Status 62 Edukasi
kenyamanan: aktivitas/istirahat:
- Keluhan sulit - Jelaskan
tidur pentingnya
- Keluhan tidak melakukan
nyaman aktivitas
- Gelisah fisik/olahraga
secara rutin
- Anjurkan
menyusun
jadwal aktivitas
dan istirahat
- Ajarkan cara
mengidentifikas
i kebutuhan
istirahat
- Ajarkan cara
mengidentifikas
i target dan
jenis aktivitas
sesuai
kemampuan
L.050 Prevensi I.051 Prevensi
45 Sekunder 74 Sekunder
Pola tidur: Dukungan Tidur:
- Kesulitan tidur - Jelaskan
- Keluhan sering pentingnya
terjaga tidur cukup
- Keluhan pola - Anjurkan
tidur berubah menepati
- Keluhan kebiasaan
istirahat tidak waktu tidur
cukup - Anjurkan
menghindari
makanan/minu
man yang
menganggu
tidur
- Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi
terhadap
gangguan pola
tidur
L.050 Prevensi Tertier I.093 Prevensi Tertier
46 Tingkat keletihan: 26 Pengaturan Posisi:
- Kepulihan - Jelaskan tujuan,
energi manfaat,
- Kemampuan batasan dan
melakukan jenis relaksasi
aktivitas rutin - Anjurkan
mengambil
posisi nyaman
- Anjurkan rileks
dan merasakan
sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering
mengulangi
atau melatih
teknik relaksasi
D.011 Manajemen L.121 Prevensi Primer I.124 Prevensi Primer
5 kesehatan keluarga 07 Perilaku 35 Edukasi Perilaku
tidak efektif Kesehatan: Upaya Kesehatan:
- Penerimaan - Jelaskan
terhadap penanganan
perubahan status masalah
kesehatan kesehatan
- Kemampuan - Informasikan
melakukan sumber yang
tindakan tepat yang
pencegahan tersedia di
masalah masyarakat
kesehatan - Anjurkan
- Kemampuan menggunakan
peningkatan fasilitas
kesehatan kesehatan
- Ajarkan cara
pemeliharaan
kesehatan
- Ajarkan program
kesehatan dalam
kehidupan
sehari-hari
L.121 Prevensi I.123 Prevensi
11 Sekunder 83 Sekunder
Tingkat Edukasi
Pengetahuan: Kesehatan:
- Perilaku sesuai - Jelaskan faktor
anjuran resiko yang dapat
- Minat dalam mempengaruhi
belajar kesehatan
- Kemampuan - Ajarkan perilaku
menjelaskan hidup bersih dan
pengetahuan sehat
tentang suatu - Ajarkan strategi
topik yang dapat
- Kemampuan digunakan untuk
menggambarkan meningkatkan
pengalaman perilaku hidup
sebelumnya yang bersih dan sehat
sesuai dengan
topik
L.121 Prevensi Tertier I.124 Prevensi Tertier
04 Manajemen 72 Promosi Perilaku
Kesehatan: Upaya Kesehatan:
- Menerapkan - Anjurkan makan
program sayur dan buah
perawatan setiap hari
- Aktivitas sehari- - Anjurkan
hari efektif melakukan
memenuhi tujuan aktivitas fisik
kesehatan setiap hari
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari,tangga No. Implementasi Respon TTD
l Dx
Kamis,06/05 1 Pendidikan Kesehatan mengenai DS: Fakhar
pentingnya istirahat tidur yang - Klien dan
cukup keluarga
- Mendiskusikan bersama mengatakan
mengenai pengertian belum begitu
gangguan pola tidur mengerti
- Menjelaskan penyebab pengertian,
gangguan tidur penyebab, dan
- Menjelaskan cara cara penanganan
penanganan gangguan tidur gangguan pola
- Menjelaskan manfaat tidur
istirahat yang cukup - Klien dan
keluarga
mengatakan
belum mengerti
manfaat istirahat
yang cukup
DO:
- Klien kooperatif
- Klien tampak
antusias
berdiskusi
tentang gangguan
pola tidur dan
istirahat yang
cukup
- Klien
memperhatikan
diskusi dan
penyampaian
materi
Kamis, 06/05 2 Pendidikan Kesehatan mengenai DS: Fakhar
tugas perkembangan anak - Keluarga
remaja mengatakan
belum
mengetahui tugas
perkembangan
anak remaja
- Keluarga
mengatakan
terkadang
kebingungan
dengan masalah
yang dihadapi
sdri. S dan belum
tau solusinya
DO:
- Keluarga
kooperatif
- Keluarga
memberikan
respon yang baik
- Keluarga
memperhatikan
diskusi dan
penyampaian
materi

F. EVALUASI KEPERAWATAN
No.D Hari, tanggal Evaluasi TTD
x
1 Kamis, 06/05 S: Fakhar
- Klien mengatakan lebih memahami
pengertian, penyebab, dan cara
penanganan gangguan pola tidur serta
manfaat dari istirahat yang cukup
- Klien mengatakan akan menerapkan cara
penanganan gangguan pola tidur seperti
materi yang telah disampaikan
- Klien mengatakan akan berusaha tidur
tepat waktu dan mengurangi aktivitas
apabila kelelahan
O:
- Klien kooperatif
- Klien memberikan respon yang baik
- Klien mampu menjelaskan kembali materi
yang telah disampaikan
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Menganjurkan klien untuk datang ke
pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan
kesehatan
- Menganjurkan klien untuk beristirahat
apabila terasa lelah
2 Kamis 06/05 S: Fakhar
- Keluarga mengatakan lebih memahami
tugas perkembangan anak remaja
- Keluarga mengatakan akan menerapkan
cara memahami anak remaja sebelum
timbul masalah
- Klien dan keluarga mengatakan akan
selalu menjaga kesehatan dan menerapkan
pola hidup sehat untuk diri klien dan
keluarganya
O:
- Keluarga kooperatif
- Keluarga memberikan respon yang baik
- Keluarga mampu menjelaskan kembali
materi yang telah disampaikan
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Menganjurkan keluarga untuk datang ke
pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan
kesehatan
- Menganjurkan keluarga untuk bertanya
kepada petugas/pelayan kesehatan apabila
ada masalah kesehatan atau informasi yang
ingin diketahui

Anda mungkin juga menyukai