KELUARGA
Disusun Oleh :
USWATUN IKHSANIYAH
SN191161
PROGRAM STUDI
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
A. DEFINISI
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi
interaksi antara anak dan orang tuanya (Padila,2012). Sedangkan menurut
Friedman (2010) keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan. Keluarga adalah dua atau lebih individu
yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam
satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).
2) Karakteristik pendengar
- Siap mendengarkan
- Memberikan umpan balik
- Melakukan validasi
D. STRUKTUR PERAN KELUARGA
Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur peran
keluarga (ayah-suami,dll). Yang terkait dengan masing – masing posisi
keluarga formal adalah peran terkait atau sekelompok perilaku yang
kurang lebih homogen. Keluarga membagi peran kepada anggota
keluarganya dengan cara yang serupa dengan cara masyarakat membagi
perannya: berdasarkan pada seberapa pentingnya performa peran
terhadap berfungsinya sistem tersebut. Beberapa peran membutuhkan
ketrampilan atau kemempuan khusus: peran yang lain kurang kompleks
dan dapat diberikan kepada mereka yang kuarang terampil atau jumlah
kekuasaanya paling sedikit.
2. Peran Informal Keluarga
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini
berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-
norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
Perlibatan Keluarga
(I.14325)
Respon
verbal - Identifikasi
keterlibatan
perawatan pada klien
- Diskusikan cara
perawatan untuk
megurangi rasa nyeri
Memodifikasi - Anjurkan keluarga
lingkungan terlibat dalam
perawatan
Edukasi Kesehatan
(I.12383)
- Indentifikasi faktor
Memanfaatkan fasilitas Respon meningkatkan
kesehatan verbal perilaku hidup bersih
dan sehat
- Pendidikan kesehatan
untuk diit asam urat
Edukasi program
pengobatan (I.12441)
- Fasilitasi informasi
- Identifikasi obat
Respon - Jelaskan manfaat dan
verbal anjurkan pengobatan
Setelah Setelah dilakukan 4x Promosi perilaku upaya
2.
dilakukan kunjungan diharapkan kesehatan (I.12472)
kunjungan klien mampu : - Identifikasi perilaku
selama 4x Mengenal masalah Respon upaya kesehatan yang
diharapkan kesehatan verbal dapat ditingkatkan
keluarga mampu - Berikan lingkungan
meningkatkan yang mendukung
perilaku kesehatan
kesehatan - Menganjurkan
keluarga utuk
melakukan aktivitas
fisik
Mampu menentukan
cara perawatan Dukungan
kesehatan yang tepat pengambilan putusan
Respon (I.09265)
verbal - Fasilitasi
pengambilan
keputusan secara
kolaboratif
- Dikusikan kelebihan
dan kekurangan
Merawat anggota
alternatif solusi
keluarga yang sakit
Dukungan koping
keluarga (I.09260)
Respon - Identifikasi respon
Verbal emosional terhadap
kondisi saat ini
Memodifikasi - Fasilitasi
lingkungan pengungkapan antar
anggota keluarga
Bimbingan antisipatif
(I.12359)
- Fasilitasi
mengidentifikasi
Respon sumber daya yang
Verbal tersedia
- Libatkan keluarga dan
pihak terkait
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung
dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan
perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria
evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai.
Disusun mnggunakan SOAP dimana :
- S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
- O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
- A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif
dan obyektif.
- P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC
Disusun Oleh :
Uswatun Ikhsaniyah
SN191161
PROGRAM STUDI
SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Friedman (2010) keluarga adalah dua atau lebih dari dua
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Peran keluarga dan
masyaraat sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan
kualitas hidup lansia, yaitu melalui perubahan perilaku kearah perilau
hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan masyarakat perbaikan
lingkungan (fisik, biologis, sosial budaya, ekonomi), membantu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui strategi promotif, prefentif,
kuratif, rehabilitatif, dan ikut dalam proses kontrol dan evaluasi
pelaksanaan pelayanan bagi lansia. Selain itu yang terpenting dari
pelayanan kesehatan itu sendiri adalah kesadaran dari setiap individu
untuk menjaga kesehatan dan menyiapkan hari tua sebaik dan sedini
mungkin (Depkes, 2013).
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
Tn. S
b. Tujuan khusus
- Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus asuhan
keperawatan keluarga pada keluarga Tn. S.
- Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
Tn. S.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA Tn. S
A. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
1. Nama KK : Tn. S
2. Umur : 54 Tahun
4. Pekerjaan KK : Petani
5. Pendidikan KK : SMA
6. Komposisi keluarga :
7. Genogram :
Ny. S
Tn. S
Nn. A Nn. M
Keterangan :
: perempuan : tinggal serumah
: laki-laki : garis keturunan
: Klien : meninggal
8. Tipe keluarga
Keluarga Tn. S merupakan Nuclear Family karena terdiri dari suami,
istri, dan anak.
9. Suku Bangsa
Keluarga Tn. S berasal dari suku Jawa, bahasa yang digunakan sehari –
hari bahasa jawa. Menurut Tn. S tidak ada adat istiadat yang
berpengaruh negatif terhadap kesehatan keluarganya.
10. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. S beragama Islam. Menurut Ny. S seluruh
anggotanya telah menjalankan sholat 5 waktu. Saat mengalami masalah
kesehatan, Tn.S selalu berdoa agar sakitnya segera sembuh.
11. Status sosial ekonomi
Tn. S Mengatakan sumber pendapatan berasal dari dirinya dan istrinya yaitu
Ny. S dan juga anaknya. Tidak ada masalah sosial ekonomi yang berpengaruh
terhadap kesehatan keluarga Tn. S
12. Aktivitas rekreasi keluarga
Menurut Tn. S keluarganya jarang berlibur bersama, biasanya
berkumpul untuk menonton TV dan mengobrol bersama.
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Ukuran rumah (Luas Rumah)
P : 22 m2
L : 7 m2
c. Ventilasi rumah
Ventilasi dan penerangan rumah cukup, setiap ruangan terdapat
jendela yang selalu dibuka setiap hari.
d. Saluran pembuangan air limbah
Saluran pembuangan air limbah langsung keselokan yang ada
disamping dan depan rumah Tn. S
e. Air bersih
Sumber air yang digunakan oleh keluarga Tn. S berasal dari sumur
galian, air untuk mandi di tampung dalam bak kamar mandi yang
dikuras seminggu sekali.
f. Pengelolaan sampah
Untuk pengelolaan sampah dibakar dibelakang rumah.
g. Kepemilikan rumah
Status rumah Tn. S merupakan rumah milik sediri berukuran 22x7m2
yang terdiri dari : 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 garasi, 3 kamar tidur, dan
1 kamar mandi
h. Kamar mandi /WC
Kamar mandi/WC keluarga Tn. S terdapat didalam rumah berdekatan
dengan dapur. WC yang digunakan adalah WC jongkok.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
a. Apakah ingin pindah dari suku yang sekarang
Ny. S mengatakan tidak akan pindah dari desa atau suku yang
ditinggalinya sekarang. Menurut Ny. S tetangga dianggap sebagai
saudara yang setiap hari saling gotong royong, rukun, dan saling
tolong menolong. Rumah di lingkungan sekitar rumah Tn.S rata –
rata rumah modern dan sudah permanen.
b. Aturan dan kesepakatan penduduk setempat
Keluarga Tn. S setuju dan mengikuti peraturan tentang norma – norma
dan aturan – aturan yang telah dibuat dan disepakati oleh masyarakat
setempat. Aturan dan norma – norma yang dibuat dalam masyarakat
setempat adalah ketika ada kesalahan dalam salah satu anggota
masyarakat, maka anggota tersebut akan diberikan peringatan dan jika
masih melakukan keselahan maka akan diberikan sanksi. Serta dalam
memutuskan suatu hal selalu dengan cara musyawarah mufakat.
c. Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
Masyarakat sekitar rumah Tn. S melakukan kerja bakti terutama pada
saat waktu-waktu tertentu, seperti gugur gunung, saat akan ada hajatan
ataupun kegiatan desa.
3. Mobilitas geografi keluarga
Tn. S dan Ny. S merupakan warga asli dari desanya.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Kelurga Tn. S mengatakan kegiatan perkumpulan yang dihadiri adalah
yasinan rutin setiap malam jumat. Sedangkan Ny. S mengikuti kegiatan
rutin ibu-ibu satu RT yang diadakan 1 bulan sekali.
5. Sistem pendukung keluarga
Ketika keluarga mempunyai masalah akan diselesaikan sendiri dengan
kepala dingin dan tidak dengan emosi serta dengan bermusyawarah.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
a. Bagaiman cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang
Keluarga Tn. S biasanya mengekspresikan perasaan kasih sayang
dengan saling memberikan perhatian.
b. Perasaan saling memiliki
Ny. S mengatakan memiliki rasa saling memiliki, apabila Tn. S
sedang sakit anak-anaknya dan istri merasa sangat khawatir.
c. Dukungan terhadap anggota keluarga
Ny. S mengatakan selalu memberikan dukungan moral maupun
spiritual kepada anggota keluarganya begitu pula sebaliknya.
2. Fungsi Sosialisasi
Tn. S memiliki kehidupan sosial yang baik, dicerminkan apabila ada
tetangga yang sakit Tn. S ikut menjenguk dan warga sekitar juga
melakukan hal yang sama
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
a. Mengenal masalah
Tn. S mengatakan belum mengetahui tentang sakit yang dialaminya
saat ini, Tn. S jarang memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Saat dilakukan pengkajian oleh mahasiswa Tn . S memiliki tekanan
darah yaitu 120/80 mmHg dan kadar asam urat 8,2 g/dl. Tn. S
mengatakan selama ini tidak pernah memeriksakan kadar asam urat,
jika sendi kakinya sakit ia hanya beranggapan bahwa itu akibat
kekelahan bekerja disawah.
b. Mengambil keputusan
Tn. S mengatakan bahwa sejauh ini belum ada keluarganya yang
sakit sampai dirawat di rumah sakit, sehingga ketika ada keluarga
yang sakit seperti panas dan sakit yang masih ringan maka langsung
dibelikan obat dan bisa saja menggunakan pengobatan tradisional
dengan kerokan. Tetapi jika minum obat belum juga sembuh maka
akan dibawa ke tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas.
c. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Jika terdapat keluarga yang sakit biasanya diperiksakan ke
puskesmas dan menganjurkan untuk memperbanyak istirahat.
d. Memelihara atau Memodifikasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan Tn. S selalu bersih karena anaknya selalu
kebersihan untuk mencegah agar lingkungan tidak menimbulkan
masalah yang lebih kompleks. Pengetahuan keluarga tentang
kebersihan lingkungan sudah cukup baik.
e. Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada
Ny. S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit sudah tidak
bisa ditoleransi akan dibawa ke puskesmas. Tetapi Tn. S sering
menolak untuk diajak berobat ke puskesmas.
Rambut Bersih sedikit lembab, Bersih, sedikit lembab, Bersih, sedikit lembab, Bersih, sedikit lembab,
berwarna hitam sebagian ikal, berwarna hitam rambut lurus, berwarna rambut ikal, berwarna
beruban sebagian putih coklat hitam
Hidung Simestris, bersih, tidak Simetris, tidak ada polip, Simetris, bersih, tidak ada Simetris, bersih, tidak ada
ada polip bersih polip polip
Telinga Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak
ada serumen yang keluar terdapat serumen yg keluar terdapat serumen yg keluar terdapat serumen yg keluar
Mulut Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir lembab, gigi Mukosa bibir lembab, gigi Mukosa bibir lembab, gigi
gigi sedikit kuning, tidak bersih dan lengkap, tidak bersih dan lengkap, tidak bersih dan lengkap, tidak
terdapat karies gigi ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid & limfe, kelenjar tiroid & limfe, kelenjar tiroid & limfe, kelenjar tiroid & limfe,
tidak ada peningkatan tidak ada peningkatan tidak ada peningkatan tidak ada peningkatan
JVP JVP JVP JVP
Dada Dari observasi dada Dari observasi dada Dari observasi dada Dari observasi dada
simetris dan tidak simetris dan tidak terdapat simetris dan tidak terdapat simetris dan tidak terdapat
terdapat nyeri dada, tidak nyeri dada, tidak ada jejas nyeri dada, tidak ada jejas nyeri dada, tidak ada jejas
ada jejas
1. Paru I :simestris, tidak ada I : simetris, tidak ada jejas I : simetris, tidak ada jejas I : simetris, tidak ada jejas
jejas P : vocal fremitus kanan P : vocal fremitus kanan P : vocal fremitus kanan
P : Vocal fremitus kanan dan kiri sama dan kiri sama dan kiri sama
dan kiri sama P : sonor P : sonor P : sonor
P : sonor A : tidak ada suara nafas A : tidak ada suara nafas A : tidak ada suara nafas
A : tidak ada suara nafas tambahan tambahan tambahan
tambahan
Abdomen I ; simetris, tidak ada I ; simetris, tidak ada jejas I ; simetris, tidak ada jejas I ; simetris, tidak ada jejas
jejas A ; bising usus 15x/mnt A ; bising usus 16x/mnt A ; bising usus 13x/mnt
A ; bising usus 12x/mnt P ; timpani P ; timpani P ; timpani
P ; timpani P ; tidak terdapat nyeri P ; tidak terdapat nyeri P ; tidak terdapat nyeri
P ; tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada
tekan, tidak ada hepatomegali hepatomegali hepatomegali
hepatomegali
Ekstremitas Ekstremitas atas tidak Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan
ada perubahan bentuk bawah dapat berfungsi bawah dapat berfungsi bawah dapat berfungsi
dan tidak ada keluhan , dengan baik. Tidak ada dengan baik. Tidak ada dengan baik. Tidak ada
ektremitas bawah oedema pada ekstremitas oedema pada ekstremitas oedema pada ekstremitas
terdapat nyeri pada atas dan bawah atas dan bawah atas dan bawah
persendian terutama
sendi lutut.
Kulit Warna kulit sawo Kulit kuning langsat,kulit Kulit kuning langsat,kulit Kulit kuning langsat,kulit
matang, kulit tampak tampak lembab tampak lembab tampak lembab
lembab
Turgor Turgor kulit baik, CRT < Turgor kulit baik, CRT < 2 Turgor kulit baik, CRT < 2 Turgor kulit baik, CRT < 2
2 detik detik detik detik
Keluhan Bagian sendi terasa Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri, terutama pada
sendi lutut
2. Skoring
Diagnosa Keperawatan: Manajemen kesehatan keluarga tidak
efektif (D.0155)
Kriteria Skor Bobot Rumus Menghitung
1. Sifat Masalah :
a. Aktual 3 1 3 x 1= 1
b. Resiko/Ancaman 2 3
Kesehatan
c. Keadaan
1
sejahtera /
diagnosis sehat
2. Kemungkinan
Masalah dapat diubah 2x2 = 2
a. Mudah 2 2 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Kemungkinan masalah 3 x1= 1
dapat dicegah : 3
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya
Masalah 1 2x1=1
a. Masalah 2
dirasakan dan
2
harus segera
ditangani
b. Ada masalah 1
tetapi tidak perlu
ditangani
c. Masalah tidak
Dirasakan 0
Jumlah Total 5
Diagnosa Keperawatan:
Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
Kriteria Skor Bobot Rumus
Menghitung
1. Sifat Masalah :
a. Aktual 3 1 3 x 1= 1
b. Resiko/Ancaman 2 3
kesehatan
c. Keadaan sejahtera /
1
diagnosis sehat
2. Kemungkinan
Masalah dapat diubah 2x2 = 2
a. Mudah 2 2 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Kemungkinan masalah 3 x1= 1
dapat dicegah : 3
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya Masalah
a. Masalah dirasakan dan 2 0 0x1=0
harus segera ditangani 2
b. Ada masalah tetap 1
tidak perlu
ditangani
c. Masalah tidak 0
dirasakan
Jumlah Total 4
Diagnosa Kepera
3. Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
Edukasi Kesehatan
Memodifikasi lingkungan Respon (I.12383)
verbal
- Indentifikasi faktor
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
- Pendidikan kesehatan
untuk diit asam urat
Bimbingan antisipatif
Memanfaatkan fasilitas Respon (I.12359)
kesehatan yang ada Verbal - Fasilitasi
mengidentifikasi sumber
daya yang tersedia
- Libatkan keluarga dan
pihak terkait
XII. IMPLEMENTASI
Tanggal No. Implementasi Respon TTD
Dx
Rabu, 17 1 Mengidentifikasi kesiapan S : Tn. S dan Ny. S Uswatun
Juni 2020 dan kemampuan menerima mengatakan siap untuk
informasi diberikan informasi karena
belum mengetahui tentang
asam urat
O : Tn. S dan Ny. S
nampak antusias
Uswatun
1 Memfasilitasi S : Tn.S mengatakan jika
pengambilan keputusan ada kesulitan selalu
secara kolaboratif dibicarakan dengan istrinya
dan pengambilan keputusan
berada pada tanganTn. S
O: - Uswatun
XIII. EVALUASI
No Hari/ Diagnosa Evaluasi TTD
Tanggal Keperawatan
1 Sabtu / 20 Managemen kesehatan S : Tn. S sudah mengatakan sudah Uswatun
Juni2020 keluarga tidak efektif mengetahui tentang penyakit asam urat,
klien juga mengatakan istri dan anak-
anaknya sangat memperhatikan dan
membantu kesembuhan Tn. S
O:
- Istri Tn. S tampak membentu
mengompres lutut pasien dan
menyiapkan obat yang akan
diminum.
- Klien tampak rileks
- Klien tampak dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
A:
- Keluarga mampu mengenal masalah
(menjelaskan materi penkes tentang
asam urat)
- Keluarga mampu mengambil
keputusan (mengajarkan cara
melakukan kompres jahe merah
hangat untuk mengurangi rasa nyeri)
- Keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang sakit
(Mengidentifikasi keterlibatan
perawatan pada klien)
P:
- Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan (menjelaskan
manfaat dan menganjurkan
pengobatan) Uswatun
- Keluarga dapat mengidentifikasi
lingkungan (memberikan lingkungan
yang mendukung kesehatan)
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Rabu tanggal 17 Juni 2020, dari
pengumpulan data didapatkan bahwa keluarga Tn. S merupakan keluarga inti
yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, ibu, dan anak. Keluarga Tn. S
masuk kedalam tahap keluarga dewasa. Dari pengkajian yang telah dilakukan
keluarga Tn. S diperoleh hasil bahwa Tn. S mengatakan belum mengetahui
tentang sakit yang dialaminya saat ini dan jarang memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan, keluarga tampak tidak melakukan pengobatan terhadap
Tn. S, Tn. S tampak hanya melakukan istirahat jika kakinya terasa nyeri. Tn.
S tampak masih mengkonsumsi makanan tinggi purin. Tn. S juga mengatakan
suka mengkonsumsi ati, jeroan, minum kopi dan Tn. S mengatakan bahwa
dirinya seorang perokok aktif sejak usia 20 tahun, Tn. S sangat jarang
memeriksakan kondisi kesehatannya ke pelayanan kesehatan, saat dikaji Tn.
S sedang merokok dan minum kopi diteras samping rumah, Tn. S tampak tidak
melakukan upaya pencegahan terhadap sakit yang dialaminya dan Tn. S tampak
tidak ada upaya untuk berobat ke pelayanan kesehatan.
Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dirasakan
masyarakat, meliputi:
1) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
Dari kedua masalah yang ditemukan, maka dianalisa lebih lanjut. Tidak
terdapat masalah dalam melakukan kegiatan sesuai dengan waktu yang
disepakati untuk membahas data sampai menemukan rencana
penyelesaiannya, serta kontrak waktu sesuai dengan implementasi.
2. Penentuan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah berdasarkan skoring , maka prioritas masalah
kesehatan yang ditemukan pada keluarga Tn. M sebagai berikut:
1) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
3. Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati dengan keluarga. Perencanaan disusun berdasarkan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018). Adapun rencana kegiatan
yang akan dilakukan antara lain:
1) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115). Pada masalah
keperawatan tersebut rencana tindak lanjutnya yaitu :
Edukasi Kesehatan (I.12383)
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi tentang asam
urat
- Sediakan materi dan media penkes tentang asam urat
- Jelaskan materi penkes tentang asam urat
- Beri kesempatan untuk bertanya
Dukungan pengambilan putusan (I.09265)
- Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
- Dikusikan kelebihan dan kekurangan alternatif solusi
Perlibatan Keluarga (I.14325)
- Identifikasi keterlibatan perawatan pada klien
- Diskusikan cara perawatan untuk megurangi rasa nyeri
- Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
Edukasi Kesehatan (I.12383)
- Indentifikasi faktor meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Pendidikan kesehatan untuk diit asam urat
Edukasi program pengobatan (I.12441)
- Fasilitasi informasi
- Identifikasi obat
Jelaskan manfaat dan anjurkan pengobatan
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099). Pada masalah
keperawatan tersebut rencana tindak lanjutnya yaitu :
Promosi perilaku upaya kesehatan (I.12472)
- Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
- Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
- Menganjurkan keluarga utuk melakukan aktivitas fisik
Dukungan pengambilan putusan (I.09265)
- Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
- Dikusikan kelebihan dan kekurangan alternatif solusi
Dukungan koping keluarga (I.09260)
- Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
- Fasilitasi pengungkapan antar anggota keluarag
Edukasi Pola Perilaku Kebersihan (I.12472)
- Monitor kemampuan melakukan dan mempertahankan kebersihan diri
dan lingkungan
- Anjarkan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Bimbingan antisipatif (I.12359)
- Fasilitasi mengidentifikasi sumber daya yang tersedia
- Libatkan keluarga dan pihak terkait
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan dilaksanakan pada hari Rabu – Sabtu
tanggal 17-20 Juni 2020 dengan melibatkan seluruh anggota keluarga Tn. S
untuk melaksanakan rencana yang telah disusun bersama. Keterlibatan ini
sangat membantu dengan melakukan koordinasi dengan Tn. S sebagai kepala
keluarga. Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara bersama dengan
seluruh keluarga Tn. S di rumah. Secara umum kegiatan yang direncanakan
dapat dikatakan berhasil, penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon
positif dan antusiasme keluarga Tn. S terhadap berbagai kegiatan yang
direncanakan. Implementasi yang telah dilakukan dapat mengatasi masalah
kesehatan keluarga dibuktikan dengan adanya peningkatan pengetahuan
keluarga Tn. S serta adanya perlaku kesehatan yang lebih baik.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap hari dari hari Rabu-Sabtu. Hasil evaluasi pada hari
terakhir didapatkan hasil bahwa Tn. S mengatakan istri dan anak-anaknya sangat
memperhatikan dan membantu kesembuhanTn. S, istri Tn. S tampak membentu
mengompres lutut pasien dan menyiapkan obat yang akan diminum, masalah
teratasi, keluarga dapat melaksanakan 5 fungsi keluarga, motivasi keluarga untuk
mempertahankan 5 fungsi keluarga yang telah tercapai. Sedangkan hasil evaluasi
pada diagnosa perilaku kesehatan cenderung beresiko Tn. S mengatakan sudah
mengurangi merokok dan mengganti dengan makan permen, Tn. S tampak sudah
tidak merokok didalam rumah, masalah teratasi, keluarga dapat melaksanakan 5
fungsi keluarga, motivasi keluarga untuk mempertahankan 5 fungsi keluarga yang
telah tercapai.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan pada keluarga Tn.S didapatkan hasil
bahwa :
1. Dalam proses pengkajian informasi diperoleh melalui
wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi secara langsung
pada lingkungan keluarga.
2. Penentuan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga
dilakukan melalui analisa data yang telah dilakukan. Kemudian
prioritas masalah ditentukanberdasarkan hasil perhitungan
skoring. Adapun diagnosa keperawatan yang timbul yaitu
manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115) dan
perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099).
3.
4. Intervensi ditentukan secara bersama-sama dengan keluarga,
sehingga keluarga memahami benar masalah yang terjadi pada
keluarga itu sendiri. Perencanaan berupa tindakan yang akan
dilakukan untuk mencegah masalah yang belum terjadi dan
mengurangi akibat yang ditimbulkan dari masalah yang sudah
terjadi. Intervensi yang dilakukan oleh penulis yaitu intervensi
yang dilakukan secara mandiri dan kolaborasi dengan anggota
keluarga.
5. Implementasi dilakukan sejak tanggal 17 juni sampai 20 juni
2020 sesuai dengan rencana tindakan yang telah penulis susun
serta mengevaluasi secara langsung pada saat proses
berlangsung sehingga keluarga mampu memahami masalah
kesehatan yang ada sekaligus mulai mengenal masalah dan cara
penanggulangannya. Keluarga secara antusias mengikuti
tahapan implementasi yang dilakukan.
6. Evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada keluarga dilakukan selama
4 kali kunjungan oleh penulis dan dibuat dalam bentuk SOAP. Kedua
masalah kesehatan keluarga dapat teratasi sehingga diharapkan
keluarga dapat dapat mempertahankan 5 fungsi kesehatan keluarga
yang telah dicapai.
B. Saran
- Agar keluarga Tn.A dapat merawat anggota keluarga yang menderita
artritis gout
- Agar keluarga rutin memeriksakan anggota keluarga ke fasilitas
kesehatan
- Diharapkan keluarga dapat mempertahankan 5 fungsi kesehatan
keluarga yang telah dicapai.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
PADA KELUARGA Tn. S DENGAN ARTRITIS GOUT
Disusun Oleh :
Uswatun Ikhsaniyah
SN191161
PROGRAM STUDI
2020
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
PADA KELUARGA Tn. S DENGAN ARTRITIS GOUT
1. Latar Belakang
Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari
makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat
dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup.
Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu
karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut
berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga
terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh
yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu (Kusharyadi,
2012)
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Keterangan :
: Penyaji
: Audience
7. Pengorganisasian
Penyaji : Uswatun Ikhsaniyah
8. Waktu
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan sasaran
kegiatan
1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Meperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menyampaikan tujuan menyimak
pokok materi 3. Mendengarkan
4. Melakukan kontrak dengan seksama
waktu 4. Menyetujui kontrak
waktu
2. Pelaksanaan 20 menit 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan
2. Menjelaskan penyebab dengan seksama
3. Menjelaskan tanda dan 2. Mendengarkan
gejala dengan seksama
4. Menjelaskan penanganan 3. Mendengarkan
asam urat dengan seksama
5. Menjelaskan upaya 4. Mendengarkan
pencegahan dengan seksama
5. Mendengarkan
dengan seksama
3. Penutup 5 menit 1. Memberi kesempatan 1. Menanyakan hal
untuk bertanya yang belum
2. Melakukan evaluasi dimengerti
3. Menyampaikan 2. Mendengarkan
kesimpulan dengan seksama
4. Mengucapkan salam 3. Mendengarkan
penutup dengan seksama
4. Menjawab salam
9. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur :
1) Media telah dipersiapkan satu hari sebelum dilakukan penyuluhan
2) Kontrak dengan seluruh anggota keluarga dilakukan 1 hari sebelum
penyuluhan dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Kriteria Proses :
1) Seluruh anggota keluarga Tn. S hadir dalam kegiatan penyuluhan
2) Keluarga antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
3) Penyaji dapat menyampaikan materi dengan baik
c. Kriteria Hasil :
1) 90% peserta mengetahui tentang artritis gout
2) 90% peserta dapat menjawab pertanyaan saat di evaluasi.
Lampiran Materi
Asam urat sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dan menjadi salah
satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Penyakit asam urat disebabkan
oleh kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan dimana kadar asam urat dalam
darah di atas normal. Berikut salah satu acuan kadar asam urat normal,
perempuan : 2.4–6.0 miligram perdesiliter (mg/dL), laki-laki : 3.4–7.0 mg/dL
dan anak-anak: 2.0–5.5 mg/dL. Gangguan asam urat ditandai dengan suatu
serangan tiba-tiba di daerah persendian, terasa terbakar, sakit dan
membengkak.(Damayanti, 2012).
2. Penyebab Asam Urat
Dewi, Fitri Ayunig. (2014). Pola Makan Lansia Penderita Asam Urat Di
Posyandu Lansia Kelurahan Wonokromo Surabaya. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol 7, No12, Pebruari 2014., hal 69-74
Suryo, A. W. et al. (2016). Buku Ajar Penyakit Dalam (edisi ke 5).Jakarta: Interna
Publishing
Zahara, (2013). Artritis Gout Metakarpal Dengan Perilaku Makan Tinggi Purin
Diperberat Oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga Dengan Posisi
Menggenggam Statis. Yogyakaarta: Nuha Medika.