Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA

Disusun Oleh :

USWATUN IKHSANIYAH

SN191161

PROGRAM STUDI

SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam meningkatkan


derajat kesehatan dan kualitas hidup lansia, yaitu melalui perubahan perilaku
kearah perilau hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan masyarakat
perbaikan lingkungan (fisik,biologis,sosial budaya, ekonomi), membantu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui strategi promotif, prefentif,
kuratif, rehabilitatif, dan ikut dalam proses kontrol dan evaluasi pelaksanaan
pelayanan bagi lansia. Selain itu yang terpenting dari pelayanan kesehatan itu
sendiri adalah kesadaran dari setiap individu untuk menjaga kesehatan dan
menyiapkan hari tua sebaik dan sedini mungkin (Depkes, 2013). Menurut
Friedman (2010) keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing - masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan.

Kemampuan perawat dalam menguasai konsep dasar kesehatan


masyarakat merupakan hal yang sangat penting sebagai dasar untuk
memberikan asuhan keperawatan keluarga. Penguasaan ini sangat membantu
dalammemberikan arah penyelesaian dalam menghadapi berbagai
permasalahan kesehatan keluarga (Widagdo, 2016). Permasalahan kesehatan
keluarga, keluarga masyarakat atau komunitas yang semakin kompleks
seiring dengan perubahan polaatau gaya hidup masyarakat saat ini yang
memungkinkan terjadi pergeseran pola penyakit,dari penyakit infeksi ke
penyakit tidak menular, yang cenderung meningkat dan memerlukan
perhatian serius daritenaga kesehatan, khususnya perawat yang ada di tatanan
pelayanan kesehatan primer danpelayanan kesehatan rujukan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum

Mampu mengetahui laporan pendahuluan keperawatan pada keluarga.


2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian keluarga
b. Mengetahui tugas sesuai dengan perkembangan keluarga
c. Mengetahui pola dan proses komunikasi dalam keluarga
d. Mengetahui struktur peran keluarga
e. Mengetahui fungsi keluarga
f. Mengetahui stress dan koping keluarga
g. Mengetahui asuhan keperawatan yang sesuai dalam sebuah
keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi
interaksi antara anak dan orang tuanya (Padila,2012). Sedangkan menurut
Friedman (2010) keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan. Keluarga adalah dua atau lebih individu
yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam
satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).

B. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA


Perkembangan keluarga merupakan model kerangka kerja yang
memperkenalkan bahwa keluarga berkembang melalui pengalaman dan
transisi peran yang dialami selama perkembangan. Prinsip-prinsip yang
digunakan dalam melihat perkembangan kekuarga dapatdilihat
melaluitugas perkembangan keluarga. Tugas perkembangan keluarga
harus dipenuhi setiap perkembangannya. Keluarga dituntut untuk dapat
memenuhi tugas perkembangan di setiap priode transisi, keluarga akan
mampu memenuhi tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan
pemahaman terhadap tugas perkembangan keluarga (Riasmini, dkk.,
2017).
1. Tahap Keluarga Pemula / Pasangan Baru
Merupakan perkawinan sepasang insane menandai bermulanya sebuah
keluarga baru – keluarga yang menikah atau prekreasi dan pemindahan
dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Tugas perkembangan keluarga :
- Menciptakan sebuah perkawinan yang saling memuaskan
- Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
- Merencanakan keluarga
2. Tahap Keluarga Menanti Kelahiran Anak
Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia
30 bulan.
Tugas – tugas perkembangan keluarga :
- Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga)
- Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan
kebutuhan anggota keluarga
- Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
- Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek nenek.
3. Tahap Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 - 5 tahun dan berakhir ketika
anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini dapat pula keluarga terdiri dari 3-5
orang, keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda.
Tugas – tugas perkembangan keluarga :
- Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruyang
bermain, privasi dan keamanan.
- Mensosialisasikan anak
- Mengintegrasi anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain
- Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar & komunitas).
4. Tahap Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk SD
dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
Tugas – tugas perkembangan keluarga :
- Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sehat
- Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
- Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
5. Tahap Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati usia 13 tahun, tahap ke lima dari
siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hin
gga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal / lebih lama jika anak masih tinggal
dirumah hingga 19 atau 20 tahun.
Tugas – tugas perkembangan keluarga :
- Menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
- Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
- Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
6. Tahap Keluarga Yang Melepaskan Anak Usia Dewasa Muda.
Pada tahap ini anak pertama meninggalkan rumah orangtua dan
berakhir dengan ”rumah kosong” lama tergantung berapa banyak anak.
Pada tahap ini suami-istri berganti peran menjadi kakek-nenek.
Tugas – tugas perkembangan keluarga :
- Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru yang didapatkan melalui perkawinan anak
- Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
- Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan,baik dari pihak
suami maupun istri
7. Tahap keluarga lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu
atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga
salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal.
Tugas perkembangan:
a) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
c) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan
d) Mempertahankan hubungan perkawinan.
e) Mempertahankan iakatankeluarga antar generasi
f) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan
integrasi hidup).
(Riasmini, dkk., 2017).

C. POLA DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA


Menurut Friedman 2010) di gambarkan sebagai berikut :
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara
jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki kekuatan.
Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara
jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima
pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik, dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila
tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan
selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga bagi
pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental
ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar,
diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan kurang
atau tidak valid.

1) Karakteristik pemberi pesan :


- Yakin dalam mengemukakan suatu pendapat.
- Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
- Selalu menerima dan meminta timbal balik.

2) Karakteristik pendengar
- Siap mendengarkan
- Memberikan umpan balik
- Melakukan validasi
D. STRUKTUR PERAN KELUARGA

Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasikan menjadi


dua yaitu :
1. Peran Formal Keluarga

Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur peran
keluarga (ayah-suami,dll). Yang terkait dengan masing – masing posisi
keluarga formal adalah peran terkait atau sekelompok perilaku yang
kurang lebih homogen. Keluarga membagi peran kepada anggota
keluarganya dengan cara yang serupa dengan cara masyarakat membagi
perannya: berdasarkan pada seberapa pentingnya performa peran
terhadap berfungsinya sistem tersebut. Beberapa peran membutuhkan
ketrampilan atau kemempuan khusus: peran yang lain kurang kompleks
dan dapat diberikan kepada mereka yang kuarang terampil atau jumlah
kekuasaanya paling sedikit.
2. Peran Informal Keluarga

Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak pada


permukaannya, dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional
anggota keluarga dan/atau memelihara keseimbangan keluarga.
Keberadaan peran informal diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
integrasi dan adaptasi dari kelompok keluarga.

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini
berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-
norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA


Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari.
Sarafino mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh
transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan jarak
antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari berbagai situasi dengan sumber-
sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial seseorang (Smet. 1994:
112). Menurut Ardani dalam bukunya psikologi klinis bahwa stres adalah
keadaan dimana seseorang yang mengalami ketegangan karena adanya
kondisi-kondisi yang mempengaruhi dirinya (Ardani, 2007: 37). Maramis
menyatakan bahwa stres adalah segala masalah atau tuntutan
menyesuaikan diri, yang karena tuntutan itulah individu merasa terganggu
keseimbangan hidupnya (Maramis, 1994: 134). Koping melibatkan upaya
untuk mengelola situasi yang membebani, memperluas usaha untuk
memecahkan masalah-masalah hidup, dan berusaha untuk mengatasi dan
menguragi stres. Keberhasilan dalam kopingberkaitan dengan sejumlah
karakteristik, termasuk penghayatan mengenai kendali pribadi, emosi
positif, dan sumber daya personal (Folkman & Moskowitz, 2004).
Meskipun demikian keberhasilan dalamkopingjuga tergantung pada
strategi-strategi yang digunakan dan konteksnya (John W Santrock, 2007:
299). Relevan dengan perbedaan individual dalam merespons situasi
penuh stres merupakan konsep koping, yaitu bagaimana orang berupaya
mengatasi masalah atau menangani emosi yang umumnya negatif yang
ditimbulkannya. Bahkan diantara mereka yang menilai suatu situasi
sebagai penuh stres, efek stres dapat bervariasi tergantung pada bagaimana
individu menghadapi situasi tersebut (Gerald C.Davison, 2010: 275).
Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Smet, 1994: 143)
mengatakanbahwa perilaku koping merupakan suatu proses dimana
individu mencoba mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik
itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari
lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam
menghadapi situasi yang penuh dengan stress.

G. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Pengkajian
a. Data umum
1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis
kelamin,umur, pekerjaan dan pendidikan.
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga.
3) Status sosial ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
b. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan
tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat
penyakit keturunan yang dimiliki keluarga, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap
pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga dan pengalaman terhadapa pelayanan
kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak
suami dan istri mengenai penyakit yang dimiliki.
c. Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah,jumlah
ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan, tanda catyang sudah
mengelupas, serta dilengkapi dengan denah rumah (Friedman, 2010).
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan
saling mendukung, hubungan baik dengan orang lain,
menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap perasaan
(Friedman, 2010).
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman,
serta memberi dan menerima cinta .
3) Fungsi keperawatan
a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai
yang dianut keluarga, pencegahan terhadap penyakit, promosi
kesehatan yang dilakukan dan tujuan kesehatan keluarga.
b) Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yang
dirasa : keluarga mengkaji status kesehatan seperti keluhan dan
tekanan darah, masalah kesehatan yang membuat keluarga
rentan terkena sakit.
c) Praktik diet keluarga : dikaji bagaimana keluarga mengetahui
diit yang tepat bagi anggota keluarga yang sakit.
d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : dikaji
tindakan yang dilakukan keluarga dalam memperbaiki status
kesehatan.
e) Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak,
kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam
mengkonsumsi makanan (Friedman, 2010).
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah
: berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan
jumlah anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam
upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga (Padila, 2012).
5) Fungsi ekonomi
Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam
memenuhi sandang, pangan, papan, menabung, dan kemampuan
peningkatan status kesehatan.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, terutama
anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan , metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik head to toe.

2. Kemunginan Diagnosa keperawatan Keluarga yang Muncul


Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau
perubahan pola interaksi potensial/actual dari individu atau kelompok
dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive untuk
mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan.
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
a. Analisa data

Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian


dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah
keperawatan.
b. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasarmanusia yang dialami oleh keluarga atau
anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak
langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga
mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Diagnosa sehat/Wellness/potensial yaitu keadaan sejahtera dari
keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya
dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan
dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari
komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi
(E).
b. Diagnosa ancaman/risiko yaitu masalah keperawatan yang belum
terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera
ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen
problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).
c. Diagnosa nyata/actual/gangguan yaitu masalah keperawatan yang
sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn bantuan dengan cepat.
Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan
sign/symptom (S).

Perumusan prblem (P) merupakan respon terhadap gangguan


pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5
tugas keluarga. Dalam SDKI (2016) diagnosa – diagnosa
keperawatan pilihan yang cocok untuk praktek keperawatan keluarga
anak dewasa adalah sebagai berikut :
1) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
3. Perencanaan
No. Kriteria
Tujuan umum Tujuan khusus Intervensi
DX evaluasi
Setelah Setelah dilakukan 4x Edukasi Kesehatan
1.
dilakukan kunjungan diharapkan (I.12383)
tindakan keluarga mampu : - Identifikasi kesiapan
keperawatan Mengenal masalah asam Respon dan kemampuan
selama 4x urat verbal menerima informasi
kunjungan tentang asam urat
diharapkan - Sediakan materi dan
keluarga dapat media penkes tentang
memahami asam urat
tentang penyakit - Jelaskan materi
hipertensi penkes tentang asam
urat
- Beri kesempatan
untuk bertanya
Mampu menentukan
cara perawatan Dukungan
kesehatan yang tepat pengambilan putusan
Respon
verbal (I.09265)
- Fasilitasi
pengambilan
keputusan secara
kolaboratif
- Dikusikan kelebihan
dan kekurangan
Merawat anggota
alternatif solusi
keluarga yang sakit

Perlibatan Keluarga
(I.14325)
Respon
verbal - Identifikasi
keterlibatan
perawatan pada klien
- Diskusikan cara
perawatan untuk
megurangi rasa nyeri
Memodifikasi - Anjurkan keluarga
lingkungan terlibat dalam
perawatan

Edukasi Kesehatan
(I.12383)
- Indentifikasi faktor
Memanfaatkan fasilitas Respon meningkatkan
kesehatan verbal perilaku hidup bersih
dan sehat
- Pendidikan kesehatan
untuk diit asam urat
Edukasi program
pengobatan (I.12441)
- Fasilitasi informasi
- Identifikasi obat
Respon - Jelaskan manfaat dan
verbal anjurkan pengobatan
Setelah Setelah dilakukan 4x Promosi perilaku upaya
2.
dilakukan kunjungan diharapkan kesehatan (I.12472)
kunjungan klien mampu : - Identifikasi perilaku
selama 4x Mengenal masalah Respon upaya kesehatan yang
diharapkan kesehatan verbal dapat ditingkatkan
keluarga mampu - Berikan lingkungan
meningkatkan yang mendukung
perilaku kesehatan
kesehatan - Menganjurkan
keluarga utuk
melakukan aktivitas
fisik
Mampu menentukan
cara perawatan Dukungan
kesehatan yang tepat pengambilan putusan
Respon (I.09265)
verbal - Fasilitasi
pengambilan
keputusan secara
kolaboratif
- Dikusikan kelebihan
dan kekurangan
Merawat anggota
alternatif solusi
keluarga yang sakit
Dukungan koping
keluarga (I.09260)
Respon - Identifikasi respon
Verbal emosional terhadap
kondisi saat ini
Memodifikasi - Fasilitasi
lingkungan pengungkapan antar
anggota keluarga

Edukasi Pola Perilaku


Kebersihan (I.12472)
- Monitor kemampuan
Respon melakukan dan
Verbal mempertahankan
kebersihan diri dan
lingkungan
Memanfaatkan fasilitas - Anjarkan cara
kesehatan yang ada menjaga kebersihan
diri dan lingkungan

Bimbingan antisipatif
(I.12359)
- Fasilitasi
mengidentifikasi
Respon sumber daya yang
Verbal tersedia
- Libatkan keluarga dan
pihak terkait

4. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung
dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan
perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria
evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai.
Disusun mnggunakan SOAP dimana :
- S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
- O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
- A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif
dan obyektif.
- P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Keluarga merupakan suatu unit terkecil dalam sebuah masyarakat


dan terdiri dari kepala keluarga dan anggota keluarga yang berada dalam
satu tempat tinggal disuatu tempat dan saling membutuhkan. Dalam sebuah
keluarga sangat dibutuhkan komunikasi yang efektif agar dapat terbentuk
sebuah pola dan proses keluarga yang baik. Keperawatan keluarga akan
memperhatikan semua aspek dalam kehidupan individu dengan memberikan
asuhan keperawatan yang bersifat holistic dan menyeluruh. Memberikan
asuhan kepada semua anggota keluarga tanpa memandang penberian asuhan
secara individu.

B. Saran

Perawat mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga secara


holistic sesuai dengan teori yang telah ada, dengan adanya laporan
ini.Asuhan yang diberikan sesuai dengan masalah keperawatan yang sudah
ditetapkan sesudah pengkajian dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :


Sagung Seto
Ali Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogakarta: Pustaka Pelajar

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. 2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Riasmini, dkk. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,


Kelompok dan Komunitas dengan modifikasi NANDA, ICNP, NOC dan
NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Penerbit Universitas Inonesia

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA KELUARGA Tn. S DENGAN TAHAP KELUARGA USIA
DEWASA DI DESA TANJUNG QENCONO, WAY BUNGUR.

Disusun Oleh :
Uswatun Ikhsaniyah
SN191161

PROGRAM STUDI
SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019/2020

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Friedman (2010) keluarga adalah dua atau lebih dari dua
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Peran keluarga dan
masyaraat sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan
kualitas hidup lansia, yaitu melalui perubahan perilaku kearah perilau
hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan masyarakat perbaikan
lingkungan (fisik, biologis, sosial budaya, ekonomi), membantu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui strategi promotif, prefentif,
kuratif, rehabilitatif, dan ikut dalam proses kontrol dan evaluasi
pelaksanaan pelayanan bagi lansia. Selain itu yang terpenting dari
pelayanan kesehatan itu sendiri adalah kesadaran dari setiap individu
untuk menjaga kesehatan dan menyiapkan hari tua sebaik dan sedini
mungkin (Depkes, 2013).

Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan


keluarga adalah keluarga, dimana pertisipasi anggota keluarga dalam
pemberian asuhan keperawatan keluarga sangat mempengaruhi hasil dari
asuhan keperawatan keluarga lansia tersebut ( Badriah 2013 ). Selain
keluarga, perawat juga memiliki peran penting yakni sebagai pendidik,
koordinator/penghubung, advokat/pelindung, pemberi pelayanan langsung,
konselor, dan modifikator lingkungan. Pemberian pelayanan keperawatan
keluarga beriringan dengan tiga tingkat pencegahan. Tingkat pertama
(promotion dan primary prevention), pencegahan tingkat kedua
(secondary prevention) , maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary
prevention). Setiap pencegahan melibatkan keluarga sebagai mitra kerja
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari setiap pelayanan
keperawatan yang diberikan pada keluarga (Depkes RI, 2012).

B. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
Tn. S
b. Tujuan khusus
- Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus asuhan
keperawatan keluarga pada keluarga Tn. S.
- Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
Tn. S.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA Tn. S
A. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
1. Nama KK : Tn. S

2. Umur : 54 Tahun

3. Alamat : Way Bungur

4. Pekerjaan KK : Petani

5. Pendidikan KK : SMA

6. Komposisi keluarga :

No Nama Jenis Hub dgn Usia Pekerjaan Pendidikan


Kelamin KK
1 Ny. S Perempuan Istri 52 th Petani SMA
2 Nn. A Perempuan Anak 25 th Swasta SMA
3 Nn. M Prempuan Anak 23 th Swasta SMA

7. Genogram :

Ny. S
Tn. S

Nn. A Nn. M

Keterangan :
: perempuan : tinggal serumah
: laki-laki : garis keturunan

: Klien : meninggal

8. Tipe keluarga
Keluarga Tn. S merupakan Nuclear Family karena terdiri dari suami,
istri, dan anak.
9. Suku Bangsa
Keluarga Tn. S berasal dari suku Jawa, bahasa yang digunakan sehari –
hari bahasa jawa. Menurut Tn. S tidak ada adat istiadat yang
berpengaruh negatif terhadap kesehatan keluarganya.
10. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. S beragama Islam. Menurut Ny. S seluruh
anggotanya telah menjalankan sholat 5 waktu. Saat mengalami masalah
kesehatan, Tn.S selalu berdoa agar sakitnya segera sembuh.
11. Status sosial ekonomi
Tn. S Mengatakan sumber pendapatan berasal dari dirinya dan istrinya yaitu
Ny. S dan juga anaknya. Tidak ada masalah sosial ekonomi yang berpengaruh
terhadap kesehatan keluarga Tn. S
12. Aktivitas rekreasi keluarga
Menurut Tn. S keluarganya jarang berlibur bersama, biasanya
berkumpul untuk menonton TV dan mengobrol bersama.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. S sekarang berada pada tahap keluarga dengan anak usia
dewasa.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini keluarga Tn. S sebagai keluarga dengan tahap perkembangan
dengan anak dewasa. Menurut Tn. S saat ini dia dengan istrinya
berusaha untuk mempersiapkan diri karena anak pertamanya akan
menikah, berusaha untuk membina hubungan dengan keluarga, teman,
dan masyarakat lebih baik lagi.
3. Riwayat keluarga inti
Tn. S menikah dengan Ny. S sejak kurang lebih 32 tahun yang lalu, Tn. S
dikaruniai 2 orang anak. Saat ini anak pertamanya berusia 25 tahun dan akan
menikah sedangkan anak keduanya berusia 23 tahun. Keduanya tinggal
bersama Tn.S.
4. Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri)
Dalam keluarga Tn. S yang menderita penyakit adalah Tn. S yaitu asam
urat. Tn. S jarang melakukan kontrol rutin, hanya pergi ke fasilitas
kesehatan ketika Tn. S merasa sakitnya sudah tidak berkurang ketika
digunakan untuk istirahat. Serta Tn. S juga seorang perokok aktif sejak
berusia 20 tahun. Selain itu dalam keluarga Tn. S tidak ada yang
menderita penyakit diabetes, jantung maupun penyakit saluran
pernafasan.

III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Ukuran rumah (Luas Rumah)
P : 22 m2
L : 7 m2

LUAS : 22X7 = 154 m2

b. Kondisi dalam dan luar rumah


1) Kondisi dalam rumah
Kondisi dalam rumah bersih dan rapi, lantai keramik, dinding
sudah permanen, ruang dapur terdapat dibelakang, terdapat 1 kamar
mandi, ruang tamu dan 3 kamar tidur.
2) Kondisi luar rumah
Sekitar rumah bersih dan terawat karena selalu disapu setiap hari,
lingkungan rumah dimanfaatkan dengan tanaman buah-buahan
seperti mangga, pepaya dan pisang.

c. Ventilasi rumah
Ventilasi dan penerangan rumah cukup, setiap ruangan terdapat
jendela yang selalu dibuka setiap hari.
d. Saluran pembuangan air limbah
Saluran pembuangan air limbah langsung keselokan yang ada
disamping dan depan rumah Tn. S
e. Air bersih
Sumber air yang digunakan oleh keluarga Tn. S berasal dari sumur
galian, air untuk mandi di tampung dalam bak kamar mandi yang
dikuras seminggu sekali.
f. Pengelolaan sampah
Untuk pengelolaan sampah dibakar dibelakang rumah.
g. Kepemilikan rumah
Status rumah Tn. S merupakan rumah milik sediri berukuran 22x7m2
yang terdiri dari : 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 garasi, 3 kamar tidur, dan
1 kamar mandi
h. Kamar mandi /WC
Kamar mandi/WC keluarga Tn. S terdapat didalam rumah berdekatan
dengan dapur. WC yang digunakan adalah WC jongkok.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
a. Apakah ingin pindah dari suku yang sekarang
Ny. S mengatakan tidak akan pindah dari desa atau suku yang
ditinggalinya sekarang. Menurut Ny. S tetangga dianggap sebagai
saudara yang setiap hari saling gotong royong, rukun, dan saling
tolong menolong. Rumah di lingkungan sekitar rumah Tn.S rata –
rata rumah modern dan sudah permanen.
b. Aturan dan kesepakatan penduduk setempat
Keluarga Tn. S setuju dan mengikuti peraturan tentang norma – norma
dan aturan – aturan yang telah dibuat dan disepakati oleh masyarakat
setempat. Aturan dan norma – norma yang dibuat dalam masyarakat
setempat adalah ketika ada kesalahan dalam salah satu anggota
masyarakat, maka anggota tersebut akan diberikan peringatan dan jika
masih melakukan keselahan maka akan diberikan sanksi. Serta dalam
memutuskan suatu hal selalu dengan cara musyawarah mufakat.
c. Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
Masyarakat sekitar rumah Tn. S melakukan kerja bakti terutama pada
saat waktu-waktu tertentu, seperti gugur gunung, saat akan ada hajatan
ataupun kegiatan desa.
3. Mobilitas geografi keluarga
Tn. S dan Ny. S merupakan warga asli dari desanya.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Kelurga Tn. S mengatakan kegiatan perkumpulan yang dihadiri adalah
yasinan rutin setiap malam jumat. Sedangkan Ny. S mengikuti kegiatan
rutin ibu-ibu satu RT yang diadakan 1 bulan sekali.
5. Sistem pendukung keluarga
Ketika keluarga mempunyai masalah akan diselesaikan sendiri dengan
kepala dingin dan tidak dengan emosi serta dengan bermusyawarah.

IV. STRUKTUR KOMUNIKASI KELUARGA


1. Pola komunikasi keluarga
Ny. S mengatakan setiap hari keluarganya selalu menyempatkan untuk
mengobrol dengan anggota keluarga yang lain. Ketika mereka
berkumpul biasanya yang dibicarakan adalah membahas aktivitas
sehari-hari dan membahas persiapan menikah anak pertamanya. Jika
ingin memutuskan sesuatu atau ingin membeli barang, Tn. S akan
berdiskusi dengan Ny. S begitu pula sebaliknya. Karena menurut
mereka, keputusan akan lebih tepat jika diputuskan secara bersama –
sama.

2. Struktur kekuatan keluarga

Respon keluarga bila ada anggota yang mengalami masalah yaitu


membicarakannya dengan anggota keluarga yang lain. Ny. S biasanya
akan segera menanyakan sumber masalah tersebut agar tidak
memperparah keadaan.
3. Struktur peran
Tn. S sebagai kepala keluarga bertugas untuk mencari nafkah, dan Ny.
S dan kedua anaknya juga membantu mencari nafkah. Seluruh anggota
keluarga Tn. S berperan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga Tn. S masih sangat kental dengan nilai dan norma budaya
keturunan keluarga terdahulu (misal : menghormati yang lebih tua,
berbahasa jawa halus, dan selalu bersopan santun). Dan tidak ada
norma dan aturan adat yang meyimpang dari kesehatan.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
a. Bagaiman cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang
Keluarga Tn. S biasanya mengekspresikan perasaan kasih sayang
dengan saling memberikan perhatian.
b. Perasaan saling memiliki
Ny. S mengatakan memiliki rasa saling memiliki, apabila Tn. S
sedang sakit anak-anaknya dan istri merasa sangat khawatir.
c. Dukungan terhadap anggota keluarga
Ny. S mengatakan selalu memberikan dukungan moral maupun
spiritual kepada anggota keluarganya begitu pula sebaliknya.
2. Fungsi Sosialisasi
Tn. S memiliki kehidupan sosial yang baik, dicerminkan apabila ada
tetangga yang sakit Tn. S ikut menjenguk dan warga sekitar juga
melakukan hal yang sama
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
a. Mengenal masalah
Tn. S mengatakan belum mengetahui tentang sakit yang dialaminya
saat ini, Tn. S jarang memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Saat dilakukan pengkajian oleh mahasiswa Tn . S memiliki tekanan
darah yaitu 120/80 mmHg dan kadar asam urat 8,2 g/dl. Tn. S
mengatakan selama ini tidak pernah memeriksakan kadar asam urat,
jika sendi kakinya sakit ia hanya beranggapan bahwa itu akibat
kekelahan bekerja disawah.

b. Mengambil keputusan
Tn. S mengatakan bahwa sejauh ini belum ada keluarganya yang
sakit sampai dirawat di rumah sakit, sehingga ketika ada keluarga
yang sakit seperti panas dan sakit yang masih ringan maka langsung
dibelikan obat dan bisa saja menggunakan pengobatan tradisional
dengan kerokan. Tetapi jika minum obat belum juga sembuh maka
akan dibawa ke tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas.
c. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Jika terdapat keluarga yang sakit biasanya diperiksakan ke
puskesmas dan menganjurkan untuk memperbanyak istirahat.
d. Memelihara atau Memodifikasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan Tn. S selalu bersih karena anaknya selalu
kebersihan untuk mencegah agar lingkungan tidak menimbulkan
masalah yang lebih kompleks. Pengetahuan keluarga tentang
kebersihan lingkungan sudah cukup baik.
e. Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada
Ny. S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit sudah tidak
bisa ditoleransi akan dibawa ke puskesmas. Tetapi Tn. S sering
menolak untuk diajak berobat ke puskesmas.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek < 6 bulan
Menurut Ny. S, selama ini hal yang akan membuat keluarganya
merasa kurang enak adalah ketika harus mengalami konflik atau
masalah interen dengan anggota keluarga yang lain, namun dengan
kepala dingin mereka menyelesaikannya dengan baik.
b. Stressor jangka panjang > 6 bulan
Ny. S mengatakan tidak ada masalah dalam kurun waktu lebih dari 6
bulan. Sampai saat ini, ketika keluarga Tn. S mengalami masalah,
maka akan segera diselesaikan dan jarang sekali jika menyelesaikan
masalah lebih dari 6 bulan.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi


Ny. S dan Tn. S mengatakan apabila ada masalah yang dirasa sangat
berat maka mereka akan memecahkannya secara bersama-sama,
dibicarakan bersama kemudian dicari jalan keluar yang terbaik.
3. Strategi koping
Jika ada masalah keluarga akan berunding bersama, bermusyawarah
atau konsultasi dengan orang yang lebih tahu untuk memberikan solusi.

VII.PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


1. Nutrisi
Ny. S mengatakan saat ini membatasi konsumsi gula karena takut
terkena diabetes. Ny. S mengatakan tidak ada jenis makanan yang
dihindari, Tn. S sangat senang mengkonsumsi jeroan, dalam 1
minggu biasa masak jeroan sampai 2x selain itu Tn. S biasa masak
ikan dan sayur mayur.
2. Cairan
Ny. S mengatakan keluarganya banyak minum air putih, saat pagi
selalu meminum air putih hangat sebelum melakukan aktivitas dan
Tn. S biasanya mium kopi.
3. Istirahat Tidur
Tn. S mengatakan untuk jam tidur dan istirahat biasanya hanya
malam saja, yaitu dari jam 21.00 sampai jam 05.00. sedangkan Ny. S
terkadang tidur siang jika ada waktu luang antara jam 13.00-14.00
dan malam pada jam 21.00-04.00, Nn. A jam istirahat mulai pukul
22.00-05.00. dan untuk Nn. M istirahat mulai jam 22.00-05.00.
kebiasaan sebelum tidur biasanya menonton TV bersama atau hanya
sekedar mengobrol di ruang makan.
4. Aktivitas Latihan
Tn. S mengatakan setiap pagi seluruh anggota keluarganya bersama-
sama melakukan aktivitas seperti memasak, membersihkan rumah,
dan mencuci baju. Tn. S mengatakan lututnya sering keju linu
sehingga aktivitasnya terganggu karena Tn S tidak bisa pergi
kesawah. Keluarga jarang melakukan olahraga.
5. Eliminasi
BAK Tn. S, Ny. S, Nn. A, dan Nn. M sehari rata-rata 6-8 kali sehari,
BAK lancar tidak ada gagguan, dan BAB rata-rata 1 kali sehari tidak
ada hambatan.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan Nama anggota keluarga
Fisik
Tn. S Ny. S Nn. A Nn. M
TD: 120/80 mmHg 110/70 mmHg 110/80 mmHg 100/60 mmHg
N: 86 x/mnt 82x/mnt 78x/mnt 80x/mnt
RR: 20x/mnt 22x/mnt 18x/mnt 18x/mnt
Suhu : 36,6oC 36,8oC 36,2oC 36,7oC

Rambut Bersih sedikit lembab, Bersih, sedikit lembab, Bersih, sedikit lembab, Bersih, sedikit lembab,
berwarna hitam sebagian ikal, berwarna hitam rambut lurus, berwarna rambut ikal, berwarna
beruban sebagian putih coklat hitam

Konjugtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis

Sklera An Ikterik An Ikterik An Ikterik An Ikterik

Hidung Simestris, bersih, tidak Simetris, tidak ada polip, Simetris, bersih, tidak ada Simetris, bersih, tidak ada
ada polip bersih polip polip

Telinga Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak Bersih, simetris, tidak
ada serumen yang keluar terdapat serumen yg keluar terdapat serumen yg keluar terdapat serumen yg keluar

Mulut Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir lembab, gigi Mukosa bibir lembab, gigi Mukosa bibir lembab, gigi
gigi sedikit kuning, tidak bersih dan lengkap, tidak bersih dan lengkap, tidak bersih dan lengkap, tidak
terdapat karies gigi ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis

Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid & limfe, kelenjar tiroid & limfe, kelenjar tiroid & limfe, kelenjar tiroid & limfe,
tidak ada peningkatan tidak ada peningkatan tidak ada peningkatan tidak ada peningkatan
JVP JVP JVP JVP

Dada Dari observasi dada Dari observasi dada Dari observasi dada Dari observasi dada
simetris dan tidak simetris dan tidak terdapat simetris dan tidak terdapat simetris dan tidak terdapat
terdapat nyeri dada, tidak nyeri dada, tidak ada jejas nyeri dada, tidak ada jejas nyeri dada, tidak ada jejas
ada jejas

1. Paru I :simestris, tidak ada I : simetris, tidak ada jejas I : simetris, tidak ada jejas I : simetris, tidak ada jejas
jejas P : vocal fremitus kanan P : vocal fremitus kanan P : vocal fremitus kanan
P : Vocal fremitus kanan dan kiri sama dan kiri sama dan kiri sama
dan kiri sama P : sonor P : sonor P : sonor
P : sonor A : tidak ada suara nafas A : tidak ada suara nafas A : tidak ada suara nafas
A : tidak ada suara nafas tambahan tambahan tambahan
tambahan

2. Jantung I ; ic tidak tampak I ; ic tidak tampak I ; ic tidak tampak I ; ic tidak tampak


P ; ic teraba kuat di ICS P ; ic teraba kuat di ICS 5, P ; ic teraba kuat di ICS 5, P ; ic teraba kuat di ICS 5,
5, tidak nyeri tekan tidak nyeri tekan tidak nyeri tekan tidak nyeri tekan
P ; redup P ; redup P ; redup P ; redup
A ; bunyi jantung normal A ; bunyi jantung normal A ; bunyi jantung normal A ; bunyi jantung normal

Abdomen I ; simetris, tidak ada I ; simetris, tidak ada jejas I ; simetris, tidak ada jejas I ; simetris, tidak ada jejas
jejas A ; bising usus 15x/mnt A ; bising usus 16x/mnt A ; bising usus 13x/mnt
A ; bising usus 12x/mnt P ; timpani P ; timpani P ; timpani
P ; timpani P ; tidak terdapat nyeri P ; tidak terdapat nyeri P ; tidak terdapat nyeri
P ; tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada
tekan, tidak ada hepatomegali hepatomegali hepatomegali
hepatomegali

Ekstremitas Ekstremitas atas tidak Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan
ada perubahan bentuk bawah dapat berfungsi bawah dapat berfungsi bawah dapat berfungsi
dan tidak ada keluhan , dengan baik. Tidak ada dengan baik. Tidak ada dengan baik. Tidak ada
ektremitas bawah oedema pada ekstremitas oedema pada ekstremitas oedema pada ekstremitas
terdapat nyeri pada atas dan bawah atas dan bawah atas dan bawah
persendian terutama
sendi lutut.

Kulit Warna kulit sawo Kulit kuning langsat,kulit Kulit kuning langsat,kulit Kulit kuning langsat,kulit
matang, kulit tampak tampak lembab tampak lembab tampak lembab
lembab

Turgor Turgor kulit baik, CRT < Turgor kulit baik, CRT < 2 Turgor kulit baik, CRT < 2 Turgor kulit baik, CRT < 2
2 detik detik detik detik

Keluhan Bagian sendi terasa Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri, terutama pada
sendi lutut

IX. DIGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Analisa Data
NO. DATA DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
1 DS:DS : Tn. S mengatakan belum Manajemen kesehatan keluarga
mengetahui tentang sakit yang tidak efektif (D.0115)
dialaminya saat ini dan jarang
memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan.
DO :
- Keluarga tampak tidak melakukan
pengobatan terhadap Tn. S
- Tn. S tampak hanya melakukan
istirahat jika kakinya terasa nyeri.
- Tn. S tampak masih mengkonsumsi
makanan tinggi purin
2 DS : Tn. S mengatakan suka Perilaku kesehatan cenderung
mengkonsumsi ati, jeroan, minum beresiko (D.0099)
kopi dan Tn. S mengatakan bahwa
dirinya seorang perokok aktif sejak
usia 20 tahun, Tn. S sangat jarang
memeriksakan kondisi kesehatannya
ke pelayanan kesehatan
DO :
- Saat dikaji Tn. S sedang merokok
dan minum kopi diteras samping
rumah.
- Tn. S tampak tidak melakukan upaya
pencegahan terhadap sakit yang
dialaminya
- Tn. S tampak tidak ada upaya untuk
berobat ke pelayanan kesehatan

2. Skoring
Diagnosa Keperawatan: Manajemen kesehatan keluarga tidak
efektif (D.0155)
Kriteria Skor Bobot Rumus Menghitung

1. Sifat Masalah :
a. Aktual 3 1 3 x 1= 1
b. Resiko/Ancaman 2 3
Kesehatan
c. Keadaan
1
sejahtera /
diagnosis sehat
2. Kemungkinan
Masalah dapat diubah 2x2 = 2
a. Mudah 2 2 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Kemungkinan masalah 3 x1= 1
dapat dicegah : 3
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya
Masalah 1 2x1=1
a. Masalah 2
dirasakan dan
2
harus segera
ditangani
b. Ada masalah 1
tetapi tidak perlu
ditangani
c. Masalah tidak
Dirasakan 0
Jumlah Total 5

Diagnosa Keperawatan:
Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
Kriteria Skor Bobot Rumus
Menghitung
1. Sifat Masalah :
a. Aktual 3 1 3 x 1= 1
b. Resiko/Ancaman 2 3
kesehatan
c. Keadaan sejahtera /
1
diagnosis sehat

2. Kemungkinan
Masalah dapat diubah 2x2 = 2
a. Mudah 2 2 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Kemungkinan masalah 3 x1= 1
dapat dicegah : 3
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya Masalah
a. Masalah dirasakan dan 2 0 0x1=0
harus segera ditangani 2
b. Ada masalah tetap 1
tidak perlu
ditangani
c. Masalah tidak 0
dirasakan
Jumlah Total 4
Diagnosa Kepera
3. Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)

XI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


No. Tujuan umum Tujuan khusus Kriteria Intervensi
DX evaluasi
1. Setelah dilakukan Setelah dilakukan 4x Edukasi Kesehatan
tindakan kunjungan diharapkan (I.12383)
keperawatan keluarga mampu : - Identifikasi kesiapan dan
selama 4x Mengenal masalah asam Respon kemampuan menerima
kunjungan urat verbal informasi tentang asam
diharapkan urat
keluarga dapat - Sediakan materi dan
memahami media penkes tentang
tentang penyakit asam urat
hipertensi
- Jelaskan materi penkes
tentang asam urat
- Beri kesempatan untuk
bertanya

Mampu menentukan cara Respon Dukungan pengambilan


perawatan kesehatan yang verbal putusan (I.09265)
tepat - Fasilitasi pengambilan
keputusan secara
kolaboratif
- Dikusikan kelebihan
dan kekurangan
alternatif solusi

Merawat anggota keluarga Respon Perlibatan Keluarga


yang sakit verbal (I.14325)
- Identifikasi keterlibatan
perawatan pada klien
- Diskusikan cara
perawatan untuk
megurangi rasa nyeri
- Anjurkan keluarga
terlibat dalam
perawatan

Edukasi Kesehatan
Memodifikasi lingkungan Respon (I.12383)
verbal
- Indentifikasi faktor
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
- Pendidikan kesehatan
untuk diit asam urat

Memanfaatkan fasilitas Respon Edukasi program


kesehatan verbal pengobatan (I.12441)
- Fasilitasi informasi
- Identifikasi obat
- Jelaskan manfaat dan
anjurkan pengobatan
2. Setelah dilakukan Setelah dilakukan 4x Promosi perilaku upaya
kunjungan selama kunjungan diharapkan kesehatan (I.12472)
4x diharapkan klien mampu : - Identifikasi perilaku
keluarga mampu Mengenal masalah Respon upaya kesehatan yang
meningkatkan kesehatan verbal dapat ditingkatkan
perilaku - Berikan lingkungan
kesehatan yang mendukung
kesehatan
- Menganjurkan keluarga
utuk melakukan
aktivitas fisik
Mampu menentukan cara Respon
perawatan kesehatan yang verbal Dukungan pengambilan
tepat putusan (I.09265)
- Fasilitasi pengambilan
keputusan secara
kolaboratif
- Dikusikan kelebihan
dan kekurangan
alternatif solusi

Merawat anggota keluarga Respon Dukungan koping keluarga


yang sakit Verbal (I.09260)
- Identifikasi respon
emosional terhadap
kondisi saat ini
- Fasilitasi pengungkapan
antar anggota keluarga
Memodifikasi lingkungan Respon Edukasi Pola Perilaku
Verbal Kebersihan (I.12472)
- Monitor kemampuan
melakukan dan
mempertahankan
kebersihan diri dan
lingkungan
- Anjarkan cara menjaga
kebersihan diri dan
lingkungan

Bimbingan antisipatif
Memanfaatkan fasilitas Respon (I.12359)
kesehatan yang ada Verbal - Fasilitasi
mengidentifikasi sumber
daya yang tersedia
- Libatkan keluarga dan
pihak terkait

XII. IMPLEMENTASI
Tanggal No. Implementasi Respon TTD
Dx
Rabu, 17 1 Mengidentifikasi kesiapan S : Tn. S dan Ny. S Uswatun
Juni 2020 dan kemampuan menerima mengatakan siap untuk
informasi diberikan informasi karena
belum mengetahui tentang
asam urat
O : Tn. S dan Ny. S
nampak antusias
Uswatun
1 Memfasilitasi S : Tn.S mengatakan jika
pengambilan keputusan ada kesulitan selalu
secara kolaboratif dibicarakan dengan istrinya
dan pengambilan keputusan
berada pada tanganTn. S
O: - Uswatun

1 Mengidentifikasi S : Ny. S mengatakan sudah


keterlibatan perawatan selalu mendampingi Tn. S
pada klien dan menganjurkan untuk
banyak istirahat
O : Ny. S tampak Uswatun
mendampingi Tn. S

2 Mengidentifikasi perilaku S: Tn. S mengatakan jarang


upaya kesehatan yang memeriksakan kesehatan ke
dapat ditingkatkan puskesmas, Ny. S
mengatakan suami merokok
di dalam maupun di luar
rumah
O : Keluarga Tn. S nampak Uswatun
tidak melakukan upaya
untuk meningkatkan
kesehatannya.

2 Mengidentifikasi respon S : Keluarga mengatakan


emosional terhadap kondisi saat sakit Tn. S lebih sering Uswatun
saat ini marah-marah
O : Terdengar Tn. S
berbicara dengan nada agak
tinggi

2 Memberikan lingkungan S : Tn. S mengatakan Uswatun


yang mendukung kesehatan lingkungan rumahnya
bersih, tetapi Tn. S masih
merokok didalam rumah
O : linTn. S tampak
merokokdidalam rumah.

1 Sediakan materi/media S : Tn. S mengatakan


pendidikan kesehatan dan belum banyak mengetahui Uswatun
menjadwalkan pendidikan tentang penyakit asam urat
kesehatan sesuai dan bersedia diberikan
kesepakatan pendidikan kesehatan pada
esok hari
O : media telah
dipersiapkan

Kamis, 18 1 Menjelaskan materi penkes S : setelah diberikan


Juni 2020 tentang asam urat pendidikan kesehatan Uswatun
pasien mengatakan sudah
mengetahui tentang asam
urat tetapi belum terlalu
faham makanan apa saja
yang harus dihindari Uswatun
O : Keluarga Tn. S nampak
belum bisa menjelaskan diit
penderita asam urat

1 Memberi kesempatan S : Tn. S mengatakan apa


untuk bertanya saja makanan yang harus di
hindari pada penderita asam
urat Uswatun
O : Tn. S tampak bertanya

2 Menganjurkan keluarga S : keluarga Tn. S


utuk melakukan aktivitas mengatakan bahwa
fisik keluarganya belum
melakukan aktivitas fisik
seperti olahraga ringan
termasuk Tn. S karena
sedang sakit Uswatun
O : Tn.S tampak tidak
melakukan aktivitas.
2 Memonitor kemampuan S : Ny. S mengatakan
melakukan dan kedua anaknya selalu
mempertahankan membersihkan lingkungan,
kebersihan diri dan untuk kebersihan diri smua
lingkungan anggota keluarga mampu Uswatun
melakukan secara mandiri
O : kebersihan setiap
anggota keluarga tampak
baik.

1 Mengajarkan cara S : Tn. S mengatakan sudah


melakukan kompres jahe fahamcara mengurangi Uswatun
merah hangat untuk nyeri dengan menggunakan
mengurangi rasa nyeri kompres hangat jahe merah
O : Tn. S tampak dapat
menjelaskan cara
mengompres lutut dengan
menggunakan jahe merah
hangat. Uswatun

1 Menjelaskan manfaat dan S : Tn. S mengatakan


menganjurkan pengobatan bersedia melakukan
pengobatan
O : Tampak keinginan
mendatangi fasilitas
kesehatan untuk
memeriksakan kondisinya. Uswatun

Jumat, 18 1,2 Mendikusikan kelebihan S : Keluarga Tn. S


Juni 2020 dan kekurangan alternatif mengatakan nyeri pada
solusi sendi lututnya berkurang
setelah diberikan kompres
jahe merah hangat Tn. S
mengatakan mengurangi
rokok akan membuat Uswatun
kesehatannya menjadi lebih
baik

2 Mengidentifikasi perilaku O : Tn. S tampak lebih


upaya kesehatan yang rileks
dapat ditingkatkan Uswatun

1 Mengevaluasi tingka S : Ny. S mengatakan akan


pengetahuan keluarga mengurangi masakan yang
tentang asam urat dapat meningkatkan asam
urat,Tn. S juga mengatakan Uswatun
belum bisa menghilangkan
kebiasaan merokok
O : Keluarga Tn. S nampak
kooperatif

1 Mengidentifikasi S : keluarga Ny. S


keterlibatan perawatan mengatakan sudah Uswatun
pada klien mengetahui tentang
penyebab asam urat, cara
pencegahan dan cara
mengontrol nyeri Uswatun
O : keluarga Tn. S tampak
antusias dan dapat
menjelaskan kembali

1 Menganjurkan pengobatan S : Nn. A mengatakan


semua membantu bapak Uswatun
untuk cepat sembuh
O : Nn. A tampak
membantu mengompres
lutut Tn. S

2 Menganjarkan cara S : Ny. S mengatakan akan


menjaga kebersihan diri lebih meningkatkan
dan lingkungan kebersihan diri dan
lingkungan rumah

Sabtu, 20 2 Mengidentifikasi perilaku S : Tn. S mengatakan saat


Juni 2020 upaya kesehatan yang ini sudah mengkonsumsi
dapat ditingkatkan obat dari puskesmas
O : Tn. S tampak
mengkonsumsi obat

1 Memberikan lingkungan S : Tn. S mengatakan sudah


yang mendukung kesehatan mengurangi merokok dan
mengganti dengan makan
permen
O : Tn. S masih tampak
merokok

2 Menganjurkan keluarga S : Tn. S mengatakan sudah


utuk melakukan aktivitas tidak merokok didalam
fisik rumah
O : Tn. S tampak merokok
di teras rumah

1 Mengidentifikasi S : keluarga mengatakan


keterlibatan perawatan sudahmelakukan aktivitas
pada klien fisik ringan seperti berjalan
kaki pada pagi hari
O : keluarga tampak
kooperatif

S : Tn. S mengatakan istri


dan anak-anaknya sangat
memperhatikan dan
membantu kesembuhanTn.
S
O : istri Tn. S tampak
membentu mengompres
lutut pasien dan
menyiapkan obat yang akan
diminum.

2 Memfasilitasi S : Tn.S mengatakan


pengungkapan antar seluruh anggota
anggota keluarga keluarganya membantu un
tuk kesembuhannya
O : anggota keluarga
tampak saling menyayangi
dan merawat Tn.S

XIII. EVALUASI
No Hari/ Diagnosa Evaluasi TTD
Tanggal Keperawatan
1 Sabtu / 20 Managemen kesehatan S : Tn. S sudah mengatakan sudah Uswatun
Juni2020 keluarga tidak efektif mengetahui tentang penyakit asam urat,
klien juga mengatakan istri dan anak-
anaknya sangat memperhatikan dan
membantu kesembuhan Tn. S
O:
- Istri Tn. S tampak membentu
mengompres lutut pasien dan
menyiapkan obat yang akan
diminum.
- Klien tampak rileks
- Klien tampak dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
A:
- Keluarga mampu mengenal masalah
(menjelaskan materi penkes tentang
asam urat)
- Keluarga mampu mengambil
keputusan (mengajarkan cara
melakukan kompres jahe merah
hangat untuk mengurangi rasa nyeri)
- Keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang sakit
(Mengidentifikasi keterlibatan
perawatan pada klien)
P:
- Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan (menjelaskan
manfaat dan menganjurkan
pengobatan) Uswatun
- Keluarga dapat mengidentifikasi
lingkungan (memberikan lingkungan
yang mendukung kesehatan)

2 Sabtu / 20 Perilaku kesehatan S : Tn. S mengatakan sudah mengurangi


Juni2020 cenderung beresiko merokok dan mengganti dengan makan
permen
O : Tn. S tampak sudah tidak merokok
didalam rumah
A:
- Keluarga mampu mengenal masalah
(Mengidentifikasi perilaku upaya
kesehatan yang dapat ditingkatkan)
- Keluarga mampu mengambil
keputusan (mendikusikan kelebihan
dan kekurangan alternatif solusi)
- Keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang sakit (memfasilitasi
pengungkapan antar anggota
keluarga)
P : pertahankan intervensi
- Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan (menganjurkan
pengobatan)
- Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan (menganjarkan cara
menjaga kebersihan diri dan
lingkungan)
BAB III
PEMBAHASAN

1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Rabu tanggal 17 Juni 2020, dari
pengumpulan data didapatkan bahwa keluarga Tn. S merupakan keluarga inti
yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, ibu, dan anak. Keluarga Tn. S
masuk kedalam tahap keluarga dewasa. Dari pengkajian yang telah dilakukan
keluarga Tn. S diperoleh hasil bahwa Tn. S mengatakan belum mengetahui
tentang sakit yang dialaminya saat ini dan jarang memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan, keluarga tampak tidak melakukan pengobatan terhadap
Tn. S, Tn. S tampak hanya melakukan istirahat jika kakinya terasa nyeri. Tn.
S tampak masih mengkonsumsi makanan tinggi purin. Tn. S juga mengatakan
suka mengkonsumsi ati, jeroan, minum kopi dan Tn. S mengatakan bahwa
dirinya seorang perokok aktif sejak usia 20 tahun, Tn. S sangat jarang
memeriksakan kondisi kesehatannya ke pelayanan kesehatan, saat dikaji Tn.
S sedang merokok dan minum kopi diteras samping rumah, Tn. S tampak tidak
melakukan upaya pencegahan terhadap sakit yang dialaminya dan Tn. S tampak
tidak ada upaya untuk berobat ke pelayanan kesehatan.
Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dirasakan
masyarakat, meliputi:
1) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
Dari kedua masalah yang ditemukan, maka dianalisa lebih lanjut. Tidak
terdapat masalah dalam melakukan kegiatan sesuai dengan waktu yang
disepakati untuk membahas data sampai menemukan rencana
penyelesaiannya, serta kontrak waktu sesuai dengan implementasi.
2. Penentuan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah berdasarkan skoring , maka prioritas masalah
kesehatan yang ditemukan pada keluarga Tn. M sebagai berikut:
1) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
3. Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati dengan keluarga. Perencanaan disusun berdasarkan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018). Adapun rencana kegiatan
yang akan dilakukan antara lain:
1) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115). Pada masalah
keperawatan tersebut rencana tindak lanjutnya yaitu :
Edukasi Kesehatan (I.12383)
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi tentang asam
urat
- Sediakan materi dan media penkes tentang asam urat
- Jelaskan materi penkes tentang asam urat
- Beri kesempatan untuk bertanya
Dukungan pengambilan putusan (I.09265)
- Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
- Dikusikan kelebihan dan kekurangan alternatif solusi
Perlibatan Keluarga (I.14325)
- Identifikasi keterlibatan perawatan pada klien
- Diskusikan cara perawatan untuk megurangi rasa nyeri
- Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
Edukasi Kesehatan (I.12383)
- Indentifikasi faktor meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Pendidikan kesehatan untuk diit asam urat
Edukasi program pengobatan (I.12441)
- Fasilitasi informasi
- Identifikasi obat
Jelaskan manfaat dan anjurkan pengobatan
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099). Pada masalah
keperawatan tersebut rencana tindak lanjutnya yaitu :
Promosi perilaku upaya kesehatan (I.12472)
- Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
- Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
- Menganjurkan keluarga utuk melakukan aktivitas fisik
Dukungan pengambilan putusan (I.09265)
- Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
- Dikusikan kelebihan dan kekurangan alternatif solusi
Dukungan koping keluarga (I.09260)
- Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
- Fasilitasi pengungkapan antar anggota keluarag
Edukasi Pola Perilaku Kebersihan (I.12472)
- Monitor kemampuan melakukan dan mempertahankan kebersihan diri
dan lingkungan
- Anjarkan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Bimbingan antisipatif (I.12359)
- Fasilitasi mengidentifikasi sumber daya yang tersedia
- Libatkan keluarga dan pihak terkait

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan dilaksanakan pada hari Rabu – Sabtu
tanggal 17-20 Juni 2020 dengan melibatkan seluruh anggota keluarga Tn. S
untuk melaksanakan rencana yang telah disusun bersama. Keterlibatan ini
sangat membantu dengan melakukan koordinasi dengan Tn. S sebagai kepala
keluarga. Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara bersama dengan
seluruh keluarga Tn. S di rumah. Secara umum kegiatan yang direncanakan
dapat dikatakan berhasil, penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon
positif dan antusiasme keluarga Tn. S terhadap berbagai kegiatan yang
direncanakan. Implementasi yang telah dilakukan dapat mengatasi masalah
kesehatan keluarga dibuktikan dengan adanya peningkatan pengetahuan
keluarga Tn. S serta adanya perlaku kesehatan yang lebih baik.

5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap hari dari hari Rabu-Sabtu. Hasil evaluasi pada hari
terakhir didapatkan hasil bahwa Tn. S mengatakan istri dan anak-anaknya sangat
memperhatikan dan membantu kesembuhanTn. S, istri Tn. S tampak membentu
mengompres lutut pasien dan menyiapkan obat yang akan diminum, masalah
teratasi, keluarga dapat melaksanakan 5 fungsi keluarga, motivasi keluarga untuk
mempertahankan 5 fungsi keluarga yang telah tercapai. Sedangkan hasil evaluasi
pada diagnosa perilaku kesehatan cenderung beresiko Tn. S mengatakan sudah
mengurangi merokok dan mengganti dengan makan permen, Tn. S tampak sudah
tidak merokok didalam rumah, masalah teratasi, keluarga dapat melaksanakan 5
fungsi keluarga, motivasi keluarga untuk mempertahankan 5 fungsi keluarga yang
telah tercapai.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan pada keluarga Tn.S didapatkan hasil
bahwa :
1. Dalam proses pengkajian informasi diperoleh melalui
wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi secara langsung
pada lingkungan keluarga.
2. Penentuan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga
dilakukan melalui analisa data yang telah dilakukan. Kemudian
prioritas masalah ditentukanberdasarkan hasil perhitungan
skoring. Adapun diagnosa keperawatan yang timbul yaitu
manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115) dan
perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099).
3.
4. Intervensi ditentukan secara bersama-sama dengan keluarga,
sehingga keluarga memahami benar masalah yang terjadi pada
keluarga itu sendiri. Perencanaan berupa tindakan yang akan
dilakukan untuk mencegah masalah yang belum terjadi dan
mengurangi akibat yang ditimbulkan dari masalah yang sudah
terjadi. Intervensi yang dilakukan oleh penulis yaitu intervensi
yang dilakukan secara mandiri dan kolaborasi dengan anggota
keluarga.
5. Implementasi dilakukan sejak tanggal 17 juni sampai 20 juni
2020 sesuai dengan rencana tindakan yang telah penulis susun
serta mengevaluasi secara langsung pada saat proses
berlangsung sehingga keluarga mampu memahami masalah
kesehatan yang ada sekaligus mulai mengenal masalah dan cara
penanggulangannya. Keluarga secara antusias mengikuti
tahapan implementasi yang dilakukan.
6. Evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada keluarga dilakukan selama
4 kali kunjungan oleh penulis dan dibuat dalam bentuk SOAP. Kedua
masalah kesehatan keluarga dapat teratasi sehingga diharapkan
keluarga dapat dapat mempertahankan 5 fungsi kesehatan keluarga
yang telah dicapai.

B. Saran
- Agar keluarga Tn.A dapat merawat anggota keluarga yang menderita
artritis gout
- Agar keluarga rutin memeriksakan anggota keluarga ke fasilitas
kesehatan
- Diharapkan keluarga dapat mempertahankan 5 fungsi kesehatan
keluarga yang telah dicapai.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
PADA KELUARGA Tn. S DENGAN ARTRITIS GOUT

Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik Profesi Ners


Stase Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :

Uswatun Ikhsaniyah

SN191161

PROGRAM STUDI

SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2020
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
PADA KELUARGA Tn. S DENGAN ARTRITIS GOUT

Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan


Sub pokok bahasan : Pendidikan Kesehatan Asam Urat
Sasara : Keluarga Tn. S
Hari/tgl/jam : Kamis/18 April 2020/19.00 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. S

1. Latar Belakang

Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari
makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat
dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup.
Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu
karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut
berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga
terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh
yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu (Kusharyadi,
2012)

Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui


feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan
asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal
lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam
urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak (Azari, 2014)

Di dunia prevalensi penyakit persendian khususnya penyakit gout


mengalami kenaikan 2 kali lipat antara tahun 1990-2010. Hasil riset
kesehatan dasar (Rikesdas) tahun 2013 menunjukkan penyakit persendian
di Indonesia masih cukup tinggi.Di Jawa Tengah prevalensi penyakit
gout belum diketahui secara pasti. Namun dari suatu survey
epidemiologik yang dilakukan di Jawa Tengah atas kerjasama WHO
terhadap 4683 sampel berusia 15-45 tahun, didapatkan prevalensi artritis
gout sebesar 24,3% (Kemenkes, 2013).

Penanganan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri dapat


dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Penanganan
farmakologis yaitu pemberian obat kelompok salisilat dan kelompok obat
anti inflamasi nonsteroid, tetapi salah satu efek yang serius dari obat anti
inflamasi nonsteroid adalah perdarahan saluran cerna. Sedangkan
penanganan non farmakologis tidak mengeluarkan biaya yang mahal dan
tidak memiliki efek yang berbahaya. Dalam keperawatan terapi
nonfarmakologi disebut keperawatan komplementer. Terapi
komplementer merupakan terapi alamiah diantaranya adalah dengan
terapi herbal. Jenis terapi herbal yang dapat di gunakan dalam
mengurangi nyeri pada penderita gout yaitu daun sirsak (Annona
Muricata L), kayu manis (Cinnamon) dan jahe. (Wirahmadi, 2013).

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit keluarga mampu


memahami dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan


keluarga mampu :
1. Menyebutkan pengertian artritis gout

2. Menyebutkan tanda dan gejala artritis gout

3. Menyebutkan Faktor Penyebab artritis gout

4. Menyebutkan komplikasi artritis gout

5. Menyebutkan cara pencegahan terhadap artritis gout

6. Menyebutkan cara pengobatan artritis gout


3. Materi
(terlampir)
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi / Tanya jawab
c. Poster
5. Media
a. Lembar balik
6. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyaji
: Audience

7. Pengorganisasian
Penyaji : Uswatun Ikhsaniyah
8. Waktu
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan sasaran
kegiatan
1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Meperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menyampaikan tujuan menyimak
pokok materi 3. Mendengarkan
4. Melakukan kontrak dengan seksama
waktu 4. Menyetujui kontrak
waktu
2. Pelaksanaan 20 menit 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan
2. Menjelaskan penyebab dengan seksama
3. Menjelaskan tanda dan 2. Mendengarkan
gejala dengan seksama
4. Menjelaskan penanganan 3. Mendengarkan
asam urat dengan seksama
5. Menjelaskan upaya 4. Mendengarkan
pencegahan dengan seksama
5. Mendengarkan
dengan seksama
3. Penutup 5 menit 1. Memberi kesempatan 1. Menanyakan hal
untuk bertanya yang belum
2. Melakukan evaluasi dimengerti
3. Menyampaikan 2. Mendengarkan
kesimpulan dengan seksama
4. Mengucapkan salam 3. Mendengarkan
penutup dengan seksama
4. Menjawab salam
9. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur :
1) Media telah dipersiapkan satu hari sebelum dilakukan penyuluhan
2) Kontrak dengan seluruh anggota keluarga dilakukan 1 hari sebelum
penyuluhan dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Kriteria Proses :
1) Seluruh anggota keluarga Tn. S hadir dalam kegiatan penyuluhan
2) Keluarga antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
3) Penyaji dapat menyampaikan materi dengan baik
c. Kriteria Hasil :
1) 90% peserta mengetahui tentang artritis gout
2) 90% peserta dapat menjawab pertanyaan saat di evaluasi.
Lampiran Materi

1. Pengertian Asam Urat

Asam urat adalah penyakit yang menyerang persendian dan jaringan


tulang oleh penumpukan kristal asam urat sehingga menimbulkan
peradangan. Gout adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat
dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat,
pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan
asupan makanan kaya purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh
akan asam urat karena kadarnya yang tinggi (Zahara, 2013).

Asam urat sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dan menjadi salah
satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Penyakit asam urat disebabkan
oleh kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan dimana kadar asam urat dalam
darah di atas normal. Berikut salah satu acuan kadar asam urat normal,
perempuan : 2.4–6.0 miligram perdesiliter (mg/dL), laki-laki : 3.4–7.0 mg/dL
dan anak-anak: 2.0–5.5 mg/dL. Gangguan asam urat ditandai dengan suatu
serangan tiba-tiba di daerah persendian, terasa terbakar, sakit dan
membengkak.(Damayanti, 2012).
2. Penyebab Asam Urat

Suryo Wibowo (2016) menyatakan bahwa penyakit asam urat digolongkan


menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder.
a. Faktor keturunan dan obesitas/kegemukan
b. Konsumsi makanan tinggi protein, purin, konsumsi kafein dan alcohol
c. Gangguan pengeluaran asam urat di ginjal dan stress 
3. Tanda dan Gejala Asam Urat

Tanda dan gejalaasam urat menurut (Zahara, 2013) :


a. Sendi terasa nyeri, terutama pada malam dan pagi hari.
b. Sendi terasa ngilu, bahkan tampak bengkak dan meradang (kemerahan)
c. Nyeri sendi berulang kali pada jari kaki, jari tangan, tumit, lutut, siku, dan
pergelangan tangan.
d. Pada kasus yang parah, sendi akan mengalami nyeri ketika bergerak.
e. Kulit kemerahan hingga keunguan
4. Cara Pencegahan Asam Urat
Cara pencegahan asam urat menurut Dewi (2014) :
a. Diit yang baik untuk mencegah asam urat dengan cara menghindari atau
mengurangi makanan yang tinggi kadar asam urat, diantaranya: Makanan
yang memiliki zat purin tinggi yaitu, daging merah, seafood , anggur,
kacang-kacangan, ragi, teh dan kopi, sayuran hijau (bayam), kembang kol.
b. Hindarin minuman beralkohol
c. Mengkonsumsi makanan yang rendah purin, macam-macam sayuran
(jamur, kubis, asparagus, ceri, buncis, selada, lobak, jagung, kentang,
wortel), buah-buahan (apel, pisang, jeruk dan melon), kacang tanah, keju,
pasta dan telur.
d. Memeriksa kesehatan terutama kesehatan sendi dan tulang.
e. Rajin berolahraga
5. Cara Penanganan Asam Urat

Cara penanganan asam urat menurut (Zahara, 2013):


a. Minum air putih yang banyak (minimal 8-10 gelas/hari)
b. Istirahatkan bagian yang sakit untuk beberapa jam
c. Hindari makanan yang mengandung tinggi purin : daging merah, seafood ,
anggur, kacang-kacangan, ragi, teh dan kopi.
d. Hindari kecemasan dan cegah terjadinya trauma pada kulit
e. Olahraga rutin
f. Kompres jahe merah hangat
6. Penatalaksanaan Asam Urat

Pengobatan untuk asam urat menurut Damayanti (2010) yaitu :


a. Pengobatan Medis

Yaitu pengobatan menggunakan obat - obat kimia, cara ini dapat


dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengobatan
jangka pendek adalah dengan pemberian obat anti nyeri yang bertujuan
untuk mengurangi rasa nyeri dan menghilangkan bengkak. Sedangkan
pengobatan jangka panjang dilakukan dengan pemberian obat yang
berfungsi menghambat xanthine oxidase.
b. Pengobatan Non Medis

Yaitu menjalankan pola hidup sehat yang bertujuan untuk mencegah


dan mengobati penyakit asam urat. Cara ini dapat dilakukan melalui :
diet makanan, yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi purin
dan disetai dengan pola hidup sehat dengan cara melakukan olah raga
secara teratur. Pengobatan dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan
tanaman obat yang mempunyai khasiat anti inflamasi seperti : daun
sirsak atau tanaman obat yang mempunyai khasiat penghilang rasa sakit
(analgesik) seperti : kayu manis, jahe.
DAFTAR PUSTAKA

Allender, J.A., & Spradley, B.W. (2010). Community health nursing:


Promoting and protecting the public’s health (6th Ed). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins

Azari RA. (2014). Lanjut Usia. Jakarta ; EGC

Damayanti. (2010). Panduan Lengkap Mencegah dan Mengobati Asam Urat.


Yogyakarta : Araska

Dewi, Fitri Ayunig. (2014). Pola Makan Lansia Penderita Asam Urat Di
Posyandu Lansia Kelurahan Wonokromo Surabaya. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol 7, No12, Pebruari 2014., hal 69-74

Kemenkes RI (2013). Riset Kesehaan Dasar 2012. Jakarta : Kementrian


Kesehatan RI

Kushariyadi. (2010). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta :


Salemba Medika

Suryo, A. W. et al. (2016). Buku Ajar Penyakit Dalam (edisi ke 5).Jakarta: Interna
Publishing

Zahara, (2013). Artritis Gout Metakarpal Dengan Perilaku Makan Tinggi Purin
Diperberat Oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga Dengan Posisi
Menggenggam Statis. Yogyakaarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai