Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

NY. A.H DENGAN GOUT ARTHRITIS DI DESA BOYONG PANTE


KECAMATAN SINONSAYANG

Oleh :

MOH AKBAR P. DJUFRI, S.Kep


19014104020

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA

A. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu
sama lain (Harmoko, 2012).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997) keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama
lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.

B. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri atas(Harnilawati, 2013):
1. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ayah.
2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ibu.
3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari
istri.
4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari
suami.
5. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.

Ciri-ciri struktur keluarga:


1. Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
2. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi
mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas
masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing.
Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko (2012) membagi struktur
keluarga menjadi empat elemen, yaitu komunikasi, peran keluarga, nilai dan norma
keluarga, dan kekuatan keluarga.
1. Struktur komunikasi keluarga
Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional,
komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi sirkular.Komunikasi emosional
memungkinkan setiap individu dalam keluarga dapat mengekspresikan perasaan
seperti bahagia, sedih, atau marah diantara para anggota keluarga. Pada
komunikasi verbal anggota keluarga dapat mengungkapkan apa yang diinginkan
melalui kata-kata yang diikuti dengan bahasa non verbal seperti gerakan tubuh.
Komunikasi sirkular mencakup sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga,
misalnya pada saat istri marah pada suami, maka suami akan mengklarifikasi
kepada istri apa yang membuat istri marah.
2. Struktur peran keluarga
Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun informal,
model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga.
3. Struktur nilai dan norma keluarga.
Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal apakah baik atau
bermanfaat bagi dirinya.Norma adalah peran-peran yang dilakukan manusia,
berasal dari nilai budaya terkait.Norma mengarah kepada nilai yang dianut
masyarakat, dimana norma-norma dipelajari sejak kecil.Nilai merupakan prilaku
motivasi diekspresikan melalui perasaan, tindakan dan pengetahuan.Nilai
memberikan makna kehidupan dan meningkatkan harga diri.Nilai merupakan
suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan
anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga merupakan suatu pedoman
perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah
pola prilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga.
4. Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik aktual maupun potensial dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain berubah
kearah positif. Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara lain: hak untuk
mengontrol seperti orang tua terhadap anak (legitimate power/outhority),
seseorang yang ditiru (referent power), pendapat, ahli dan lain-lain (resource or
expert power), pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima
(reward power), pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya (coercive power),
pengaruh yang dilalui dengan persuasi (informational power), pengaruh yang
diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual
(affective power).

C. Tugas Keluarga
Suharto (2007) membagi 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu:
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan
yang ada.

D. Tahap Perkembangan Keluarga


Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga yang meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara anggotanya
disepanjang waktu.
Tahap perkembangan tersebut disertai dengan fungsi dan tugas perawat pada
setiap tahapan perkembangan (Harnilawati, 2013).
1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing.Meninggalkan keluarga bisa berarti
psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan
orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan
fungsi.Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan
sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya.
Tugas perkembangan:
a) Membina hubungan intim dan memuaskan.
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami,
keluarga istri dan keluarga sendiri.
2. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family).
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak
berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan:
a) Persiapan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua
berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang
tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara
bayi dan orang tua dapat tercapai.
3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan:
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children).
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada
saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah
maksimal sehingga keluarga sangat sibuk.Selain aktivitas di sekolah, masing-
masing anak memiliki minat sendiri.Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas
yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan:
a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada
anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
5. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang
lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan:
a) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab.Seringkali muncul konflik orang tua
dan remaja.
6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan
ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang
tua.
Tugas perkembangan:
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Membantu orang tua memasuki masa tua.
d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini
dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal
sebagai orang tua.
Tugas perkembangan:
a) Mempertahankan kesehatan.
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak- anak.
c) Meningkatkan keakraban pasangan.
d) Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah
raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
8. Tahap VIII keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya
meninggal.
Tugas Perkembangan:
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
c) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e) Melakukan life review.
f) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.

E. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga antara lain (Suprajitno, 2004)
1. Fungsi biologis, kebutuhan meliputi:
a) Sandang, Pangan dan papan
b) Hubungan seksual suami istri
c) Reproduksi atau pengembangan keturunan
2. Fungsi ekonomi: Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban menafkahi 
keluarganya (istri dan anaknya)
3. Fungsi pendidikan: keluarga berfungsi sebagai (transmiter budaya atau mediator
sosial budaya bagi anak)
4. Fungsi sosialisasi: Keluarga merupakan penyamaan  bagi masyarakat masa depan
dan lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi
kualitas generasi yang akan datang
5. Fungsi perlindungan: Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota
keluargadarigangguan, ancaman, atau kondisi yang menimbulkan
ketidaknyamanan (fisik, psikologis) para anggotanya,
6. Fungsi rekreasi: Keluarga diciptakan sebagai lingkungan yang memberi
kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan penuh semangat bagi anggotanya        
7. Fungsi agama (religius): keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama
kepada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar.
LAPORAN PENDAHULUAN GOUT ARTHRITIS

A. Gout Arthritis
1. Definisi
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya
penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout
merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia) Brunner dan Suddarth, 2012).
Gout (pirai) adalah penyakit sendi yang disebabkan karena kelainan
metabolisme purin. Penyakit ini mengakibatkan peradangan sendi. Di mana terjadi
penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang
meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan
asupan makanan kaya purin.
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa Arthritis gout adalah
penyakit yang terjadi akibat adanya endapan kristal-kristal monosodium urate dalam
sendi yang akan berdampak terjadinya inflamasi dan nyeri pada sendi.
2. Etiologi
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder.
Gout primer adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan
penurunan ekskresi tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99%
penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi
faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme
yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga
diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Sedangkan
gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan dengan kadar
purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia), kadar
trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan
mencetusnya serangan akut.
Gejala arthritis gout disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap pembentukan
Kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya, penyakit
ini termasuk golongan kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan
gangguan kinetik asam urat yaitu hiperurisemia.. hiperurisemia pada penyakit ini
terjadi karena:
1.      Pembentukan asam urat yang berlebihan;
a.       Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
b.      Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukemia.
2.      Kurangnya pengeluran asam urat melalui ginjal;
a.       Gout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli distal
ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b.      Gout sekunder renal, disebkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
3.      Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin (kerang-kerangan,
jerohan, udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri)
4.      Penyakit kulit (psoriasis)
5.      Kadar trigliserida yang tinggi
6.      Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat
kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi.
Factor predisposisi :
 usia
 genetik
Factor prespitasi :
 obesitas
 obat-obatan
 alkohol
 Stress emosional
3.      Klasifikasi
3 klasifikasi berdasarkan manifestasi klinik:
1.      Stadium artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan
serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena
cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi
sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan
lanjutan. Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam
beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh dalam beberapa hari
sampai beberapa minggu.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi
purin, kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau
penurunan dan peningkatan asam urat.
2.      Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu.
Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu
tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun.
Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah
menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak
ada hubungannya dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada
aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan
tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Dengan manajemen yang tidak baik , maka
keadaan interkritik akan berlajut menjadi stadium dengan pembentukan tofi.
3.      Stadium artritis gout menahun (kronik)
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini
terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini
akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut
sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan
kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium ini kadang-kadang
disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan berat, yang menyebabkan terjadinya
kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan
menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari
kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk
di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika
tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal
yang menyerupai kapur.
Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:
1.      Gout primer
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat berlebihan,
penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal.
2.      Gout sekunder
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan.
a.       Obat-obatan
Salisilat dosis rendah, diuretik, pyrazinamide(obat TBC), levodopa (obat parkinson),
asam nikotinat,ethambutol.
b.      Penyakit lain
Insufisiensi ginjal: gagal ginjal adalah salah satu penyebab yang lebih lazim
hiperusemia. Pada gagal ginjal kronikkdar asam urat pada umumnya tidak akan
meningkat sampai kretinie clearance kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila ada
faktor-faktor lain yang berperan. Pada kelainan ginjal tertentu, seperti nefpropati
karena keracunan timbal menahun, hiperusemia umumnya telah dapat diamati
bahkan dengan insufisiensi ginjal yang minimal.
4.      Manifestasi Klinik
Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal. Daerah
khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam,
disebut podagra. Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil,
perasaan tidak enak badan dan denyut jantung yang cepat,.sendi bengkak,
kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang
terjadi mendadak (akut).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan
gout menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang
klasik dan didapat deposisi yang progresif kristal urat. Serangan gout biasanya
timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat (biasanya sendi pangkal ibu jari
kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi tersebut menjadi panas, merah,
bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam. Nyerinya, yang dapat sangat hebat
biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.
5.      Komplikasi
a.       Penyakit ginjal
b.      Batu ginjal (endapan kristal)
c.       Hipertensi
6.      Pemeriksaan Diagnostik
1.      Pemeriksaan serum asam urat
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam
darah ( >6 mg%). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada
wanita 7mg%. pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan
produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperlukan untuk mengetahui
apakah kadar asam urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk
memantau hasil pengobatan.pemeriksaan kadar asam urat dalam darah biasanya juga
diminta pada pasien-pasien yang mendapatkan kemoterapi tertentu. Penurunan berat
badan yang cepat yang mungkin terjadi pada kemoterapi tersebut dapat
meningkatkan jumlah asam urat dalam darah. Nilai normal pemeriksaan kadar asam
urat dalam darah antara 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Tapi nilai normal tiap rumah sakit
berbeda. Angka leukosit, menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai
20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih
dalam batas normal yaitu 5000-10.000/mm3.
2.      Eusinofil Sedimen Rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate
mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
persendian.
3.      Urine specimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan
asam urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam urat
di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin
meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi
pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.
Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan feses atau tissue
toilet selama waktu pengumpulan biasanya diet purin normal direkomendasikan
selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
4.      Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau maternal
aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum Kristal urat yang tajam, memberikan
diagnosis definitive gout.
5.      USG
Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan hiperusemia dan
penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu asam urat.
7.      Penatalaksanaan
a.      Penatalaksanaan
a)      Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk. Hindari
makanan tinggi purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan sebagainya), termasuk
roti manis. Meningkatkan asupan cairan (banyak minum).
b)      Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid, diuretic,
aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.
c)           Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).
d)     Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah serangan
menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
b. Penatalaksanaan medik
Obat-obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
a)      Kolkisin
Efek samping yang ditemui diantaranya sakit perut, diare, mual atau muntah-muntah.
Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap kristal urat dengan menghambat
kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam sampai nyeri, mual, atau diare
hilang. Kemudian obat dihentikan biasanya pada dosis 4-6 mg, maksimal 8 mg.
b)      OAINS
OAINS yang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal 25-50 mg
setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala menghilang (5-10 hari). Kontraindikasinya
jika terdapat ulkus peptikum aktif, gangguan fungsi ginjal dan riwayat alergi
terhadap OAINS (obat anti inflamasi non steroid).
c)      Kortikosteroid
Jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif,
contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untk gout poliartikuar, dapat
diberikan secara intravena (metilprednisolon 40 mg/hair) atau oral (prednisone 40-60
mg/hari).
d)     Analgesik
Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena dalam dosis
rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat
hiperurisemia.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA NY. H.A

A. Data Umum
1. Nama KK : Tn. A.S
2. Alamat : Desa Boyong Pante jaga II, kec. Sinonsayang
3. Komposisi Keluarga :
NO Nama Jns Kel. Hub. Dg KK Umur Pendidikan
1 Tn. A.S L Suami 38 thn SMA
2 Ny. A.D P Istri 37 thn SMA
3 An. R.S L Anak 10 thn SD

4. Genogram:

: Laki-laki hidup

: Wanita masih hidup

: Dalam satu rumah

: Laki-laki meninggal

5. Tipe Keluarga : NuclearFamily


6. Suku : Mongondow
7. Agama : ISLAM
8. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. A.S yang bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari istri dan
anaknya.
9. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga melakukan kegiatan setiap hari di rumah nonton TV bersama dan dalam
satu bulan sekali pergi ketempat wisata. Namun dengan adanya pandemi virus
COVID-19 keluarga sudah tidak pernah pergi berekreasi lagi.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


10. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga dengan usia anak sekolah.
11. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah tahap keluarga dengan
anak Remaja dan tahap keluarga dengan usia anak dewasa.
13. Riwayat kelurga inti
a. Riwayat kesehatan keluarga saai ini :
 Pada saat dilakukan pengkajiaan Tn. A.S mengatakan dirinya dalam keadaan
sehat.
- Ny. A.D mengatakan memiliki riwayat penyakit Gout Arthritis yang dialami sejak
kurang lebih 1 tahun yang lalu, pernah pergi ke dokter sebanyak 2 kali dan sampai
saat ini belum pernah kembali ke dokter, hasil pemeriksaan asam urat terakhir 7,2
mg/dl, Ny. A.D juga mengeluh sering merasakan nyeri di lulut kiri dan kanan. Ny.
A.D juga mengatakan masih sering mengkonsumsi makanan seperti sayur
kangkung dan tahu tempe. keluarga juga mengatakan masih kurang paham
mengenai penyakit asam urat.

 Ny. H.A mengatakan imunisasi anaknya lengkap.


b. Riwayat penyakit keturunan :
Tn. A.S mengatakan memiliki penyakit turunan Gout Arthritis dari ibunya
Ny. A.D mengatakan memiliki penyakit tururnan Gout Arthritis dan Hipertensi
dari ayahnya.

14. Riwayat keluarga sebelumnya


Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Ny. A.D mengatakan anaknya pernah
dibawa ke dokter karena anaknya demam, muntah. Sedangkan Tn. A.S tidak pernah
dirawat di rumah sakit dan Ny. A.D tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya.
C. Pengkajian Lingkungan
15. Karakteristik rumah
Jenis kepemilikan : Milik pribadi
Jenis bangunan : Permanen
Pembagian ruangan : Ruang tamu, kamar 2, toilet 1, dapur 1
Ventilasi/Jendela : Terdapat 6 buah ventilasi dan 4 buah jendela untuk sirkulasi
udara dan masuknya cahaya matahari
Pencahayaan : Pencahayaan baik, pagi hari dari sinar matahari dan malam
hari dengan listrik yang menrangi seluruh ruangan
Kebersihan lingkungan : Kebersihan lingkungan cukup baik
Sumber air : Sumur PAM(air bersih)
Penggunaan jamban : Milik sendiri (kloset)

1 Keterangan Gambar :
1. Teras
2. Ruang Tamu
3 2 3. Kamar 1
4. Kamar 2
4 5 5. Ruang makan
6. Dapur
5
7 6 7. Kamar mandi/wc

16. Karakteristik tetangga dan komunitas


Keluarga tinggal di lingkungan yang ramai penduduk, interaksi keluarga dengan
tetangga terjalin akrab dan saling tolong menolong.
17. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga merupakan penduduk tetap dan tinggal dirumah sejak pertama kali menikah.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
19. Keluarga sering menghadiri acara keluarga dan keluarga juga aktif dalam mengikuti
kegiatan yang ada dilingkungan tempat tinggalnya
20. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn. A.S ada fasilitas jaminan kesehatan berupa BPJS, bila ada keluarga yang
sakit langsung dibawa ke dokter praktek atau rumah sakit terdekat.

D. Struktur Keluarga
21. Pola komunikasi keluarga
pola komunikasi keluarga dilakukan saling terbuka, bahasa yang digunakan sehari-hari
yaitu bahasa manado/daerah.
22. Struktur keluarga
Tn. A.S dan Ny. A.D saling mengisi dan Tn. A.S sebagai kepala keluarga diberi
otoritas untuk mengambil keputusan dalam mengendalikan perilaku di keluarganya,
sedang untuk mendidik anak dalam masa tumbuh kembang Tn. A.S dan Ny. A.D
menyadari merupakan tugas bersama .
23. Struktur peran
Dalam keluarga Bapak A.S berperan sebagai kepala keluarga yang berfungsi mencari
naskah sedangkan ibu A.D berperan sebagai ibu rumah tangga yang bertugas
mengurus rumah dan juga mengawasi anak-anak
24. Nilai dan norma budaya
Keluarga Tn. A.S sangat memperhatikan tentang kesehatan anggota keluarga sehingga
diterapkan perilaku yang dapat menjaga kesehatan keluarga. Dalam segi nilai-nilai
moral diterapkan berdasarkan agama yang dianut oleh keluarga sering sholat dan
mengaji bersama.

E. Fungsi Keluarga
25. Fungsi afektif
Anggota keluarga yang tinggal dalam rumah itu saling mendukung dan saling
menyayangi, mencintai dan memiliki. Permasalahan keluarga dibicarakan bersama-
sama antara Tn. A.S dan Ny. A.D baik masalah ekonomi, dalam mendidik anak saling
mengisi. Anak-anak diajarkan untuk dapat menjadi anak rajin sholat dan hormat
kepada orang yang lebih tua.
26. Fungsi sosialisasi
kerukunan keluarga bapak A.S terjalin dengan baik, interaksi dalam keluarga yaitu
saling terbuka antar anggota keluarga maupun dengan mayarakat.
27. Fungsi perawatan keluarga
 Jika ada anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga lainnya mencoba
untuk merawat walaupun kurang memahami cara merawatnya
 Keluarga makan 3 x sehari, jenis makanan yang di makan keluarga semua sama
yaitu ikan, dan sayur diselingi dengan kue jika ada.
 Kebiasaan tidur dimalam hari ± 7 jam, sedangkan pada siang hari ± 1 jam, dan
keluarga jarang berolahraga.
 Setiap anggota keluarga mandi 2 x sehari (terkadang 3 x dalam sehari)
F. Stres dan Koping Keluarga
28. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
29. Stressor jangka pendek : Keluarga Tn. A.S tidak memiliki masalah yang berat.
30. Stressor jangka panjang : Ny. A.D mengatakan sering memikirkan kondisi
penyakitnya.
31. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah : Keluarga selalu berusaha mencari
solusi masalah yang ada dan saling mendukung satu dengan lainya.
32. Strategi koping yang digunakan : Koping keluarga yaitu dengan berdoa, mencari jalan
keluar dan memecahkan masalah bersama-sama.
33. Strategi adaptasi disfungsional : Tidak terdapat adaptasi disfungsional, keluarga selalu
mencari solusi yang terbaik untuk masalah-masalah yang dihadapi.

G. Harapan Keluarga terhadap Perawat Berhubungan dengan Masalah yang Dihadapi


Keluarga berharap keluarganya selalu diberikan kesehatan dan berharap selalu hidup
rukun baik dengan keluarga maupun dengan masyarakat.

H. Pemeriksaan Fisik
ASPEK/ NAMA-NAMA ANGGOTA KELUARGA
KRITERIA Tn. AS Ny. AD An. RS
Keadaan umum Baik Baik Baik
Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis

Tensi (mmHg) 110/80 mmHg 120/80 mmHg 110/70 mmHg


Respirasi 19 x/mnt 21 x/mnt 19 x/mnt
(x/menit)
Tinggi badan 163 cm 155 cm 159 cm
(cm)
Berat badan (kg) 59 kg 46 kg 54 kg
Rambut/Kepala Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
ketombe, uban (-), ketombe, uban(-), ketombe, uban (-),
rontok (-). rontok (-) tidak rontok
Mata Icteeric (-), anemis (-) Icteeric (-), anemis (-) Icteeric (-), anemis (-)
Telinga Bersih, simetris, Bersih, simetris, Bersih, simetris,
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
Hidung Polip (-), bersih, Polip (-), bersih, Polip (-), bersih,
penciuman baik penciuman baik penciuman baik
Mulut Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir lembab,
bersih bersih bersih
Leher Pembengkakan Pembengkakan Pembengkakan
kelenjarntiroid(-) kelenjanr tiroid(-) kelenjarntiroid(-)
Thorax Normal, simetris Normal, simetris Normal, simetris
Abdomen Bising usus (+), nyeri Bising usus (+), nyeri Bising usus (+), nyeri
tekan (-) tekan (-) tekan (-)
Ektremitas atas Normal, tidak ada Normal, tidak ada Normal, tidak ada
dan bawah kelainan kelainan kelainan

ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM
1 DS: Ketidakefektifan
 Ny. A.D mengatakan memiliki penyakit tururnan pemeliharaan kesehatan
Gout Arthritis dan Hipertensi dari ayahnya.

 Ny. H.A mengatakan belum bisa mengontrol


makanan ya Ny. A.D juga mengatakan masih
sering mengkonsumsi makanan seperti sayur
kangkung dan tahu tempe.

 Ny. H.A mengatakan kadang terasa nyeri di


kedua lutut kakinya
DO:
 Asam Urat : 7,2 mg/dl
 Keluarga Tn. A.D sering mengonsumsi makan
yang berminyak dan tinggi purin (kacang-
kacangan, makanan laut seperti cumi dan udang)
2 DS: Defisiensi Pengetahuan
 Keluarga mengatakan masih kurang paham
mengenai penyakit asam urat.
DO :
 Keluarga Tn. A.D sering mengonsumsi makan
yang berminyak dan tinggi purin (kacang-
kacangan, makanan laut seperti cumi dan udang)
SKALA PRIORITAS

DP: ketidakefektifan manajemen kesehatan


N KRITERIA SKOR BOBOT NILAI
O
1 Sifat masalah 3/3 3 3/3X3= 3
Skala: Aktual
2 Kemungkinan masalah dapat 2/2 1 2/2X1=1
diatasi
Skala: mudah
3 Potensial masalah dapat 3/3 1 3/3X1=1
dicegah
Skala: tinggi
4 Menonjolnya masalah 2/2 1 2/2X1=1
Skala: segera
Total skor 6

DP: Defisiensi pengetahuan


N KRITERIA SKOR BOBOT NILAI
O
1 Sifat masalah 1/3 1 1/3X1= 1/3
Skala: potensial
2 Kemungkinan masalah dapat 2/2 2 2/2X2= 2
diatasi
Skala: mudah
3 Potensial masalah dapat 2/3 1 2/3X1=2/3
dicegah
Skala: cukup
4 Menonjolnya masalah 2/2 1 2/2X1=1
Skala: segera
Total skor 3,5
Prioritas diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
2. Defisiensi Pengetahuan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan Tugas Kesehatan Keluarga NOC NIC

1. ketidakefektifan manajemen 1. Keluarga mampu mengenal Mengenal masalah kesehatan, Pendidikan Kesehatan (5510)
kesehatan (00078) masalah kesehatan pengetahuan dan perilaku sehat
1. Identifikasi faktor internal dan
eksternal yang dapat
meningkatkan atau
mengurangi motivasi untuk
berperilaku sehat
2. Tentukan pengetahuan
kesehatan dan gaya hidup
perilaku saat ini pada keluarga
3. Rumuskan tujuan dalam
program pendidikan kesehatan
4. Hindari penggunaan teknik
dengan menakut-nakuti
sebagai strategi untuk
memotivasi orang agar
mengubah perilaku kesehatan
atau gaya hidup
5. Berikan ceramah dalam
menyampaikan informasi
6. Sasar kebutuhan-kebutuhan
yang teridentifikasi dalam
Healthy people 2010: promosi
kesehatan Nasional dan tujuan
pencegahan penyakit
7. pentingnya pola makan yang
sehat, tidur dan berolahraga
2. Keluarga mampu memutuskan Memutuskan tindakan kesehatan Dukungan Keluarga (7140)
tindakan yang tepat keluarga yang tepat 1. Tingkatkan hubunga saling
percaya dengan keluarga
2. Dengarkan kekhawatiran,
perasaan dan pernyataan dari
keluarga
3. Jawab semua pertanyaan dari
keluarga atau bantu untuk
mendapatkan jawaban
4. Bantu keluarga untuk
mendapatkan pengetahuan,
keterampilan dan alat yang
diperlukan untuk mendukung
keputusan mereka terhadap
perawatan pasien
5. Beritahu anggota keluarga
bagaimana cara menghubungi
perawat
6. Orientasikan keluarga terkait
tatanan pelayanan kesehatan,
seperti rumah sakit atau klinik

3. Keluarga mampu merawat Mampu untuk merawat anggota Dukungan Pengasuh (Caregiver
anggota keluarga yang sakit keluarga yang sakit dengan Support) (7040)
melihat status kesehatan keluarga 1. Mengkaji tingkat caregiver
2. Mengajarkan caregiver
mengenai cara meningkatkan
rasa aman pasien
3. Mengajarkan caregiver
mengenai pemberian terapi
bagi pasien sesuai dengan
kondisi pasien
4. Memberi dukungan untuk
upaya bertanggung jawab
sebagai seorang caregiver
5. Mendukung penerimaan rasa
saling bergantung dalam
keluarga
4. Keluarga mampu Keluarga dapat menjamin Mengidentifikasi Resiko (6610) :
memodifikasi lingkungan kesehatan keluarganya dengan 1. Kaji ulang riwayat kesehatan
masa lalu dan dokumentasikan
pengetahuan yang cukup dan
2. Identifikasi strategi koping
perilaku sehat yang digunakan
3. Implementasikan aktifitas-
aktifitas pengurangan risiko

Manajemen Lingkungan
Kenyamanan (6482) :
4. hindari gangguan yang tidak
perlu dan berikan waktu untuk
istirahat
5. Ciptakan lingkungan yang
tenang dan mendukung
6. Sediakan lingkungan yang
aman dan bersih
7. Fasilitasi tindakan-tindakan
kebersihan untuk menjaga
kenyamanan individu
5. Keluarga mampu Memanfaatkan fasilitas pelayanan Peningkatan Perkembangan:
Remaja (8272)
memanfaatkan fasilitas kesehatan dan memperhatikan
1. Bangun hubungan saling
pelayanan kesehatan kesehatan keluaarga percaya antara remaja dan
caregiver atau keluarganya
2. Tingkatkan upaya kebersihan
diri dan berhias
3. Dukung upaya untuk
menghindari alcohol, rokok
dan obat-obatan terlarang
4. Tingkatkan hubungan yang
efektif antara orang tua dan
anak remaja
5. Rujuk untuk mwndapatkan
konseling, bila diperlukan

Fasilitasi Kunjungan (7560) :


6. Berikan dukungan dan
perawatan bagi anggota
keluarga
7. Fasilitasi keluarga untuk
berkonsultasi dengan dokter
dan tenaga kesehatan yang lain

CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Tanggal/waktu Implementasi Evaluasi (SOAP)

Juni 2020 TUK 1 : S:


09.00 – 09.30  Ny. A.D mengatakan asam urat adalah
Memberikan pendidikan kesehatan tentang asam tingginya kadar asam urat didalam darah
urat (pengertian, nilai normal asam urat, penyebab,  Ny. A.D menyebutkan nilai normal asam urat
tanda dan gejala) pada wanita 2,4 – 6 mg/dl dan pada pria 3,0 –
7 mg/dl
 Ny. A.D menyebutkan penyebab dari asam
urat yaitu riwayat penyakit keluarga, pola
makan tidak seimbang dan gaya hidup tidak
sehat
 Ny. A.D menyebutkan tanda dan gejala asam
urat yaitu sering merasa kesemutan, nyeri,
bengkak, merah pada sendi di rasakan
TUK 2 : terutama pada malam hari dan pagi hari pada
saat bangun tidur
Menjelaskan akibat yang dapat terjadi karena asam  Ny. A.D mengatakan akibat asam urat yaitu
urat agar keluarga mampu mengambil keputusan dapat menimbulkan batu ginjal
untuk merawat atau membawa ke rumah sakit O:
keluarga yang mengalami asam urat Ny. A.D dapat :
 Menyebutkan pengertian asam urat dengan
benar
 Menyebutkan nilai normal asam urat pada
wanita dan pria
 Menyebutkan 3 penyebab asam urat
 Menyebutkan 4 tanda dan gejala asam urat
 Menyebutkan akibat dari asam urat
 Mengambil keputusan membawa ke rumah
sakit jika terjadi komplikasi
 Tekanan Darah Ny. H.A 110/70 mmHg
A:
 TUK 1 Tercapai
 TUK 2 Tercapai

P:
 Evaluasi kembali TUK 1 dan 2 tentang
pengertian, tipe keluarga, penyebab, tanda dan
gejala serta akibat dari asam urat pada
kunjungan berikut
 Melakukan TUK 3 untuk cara pencegahan
asam urat
17 Juni 2020 TUK 3 : S:
14.00 – 14.30  Ny. A.D mengatakan pencegahan asam urat
Mengajarkan cara mencegah dan mengatasi asam yaitu menjaga pola makan, hindari makanan
urat yang mengandung tinggi purin seperti kacang-
kacangan, jeroan, makanan laut seperti cumi,
udan

O:
 Ny. A.D tampak memahami apa yang
disampaikan
 Tekanan darah 120/80 mmHg

A:
 TUK 1 Tercapai
 TUK 2 Tercapai
 TUK 3 tercapai

P:
 Melakukan TUK 3 penyusunan menu diet
asam urat
 Melakukan TUK 4

18 Juni 2020 Melanjutkan pertemuan sebelumnya, yaitu melakukan S :


10.00 – 10.30 TUK 3 menyusun menu diet asam urat  Ny. A.D mengatakan makanan yang boleh
dimakan adalah buah yang tinggi serat dan
TUK 3 : yang mengndung vit. C, sayuran (tomat,
Menjelaskan pencegahan dan perawatan asam urat brokoli), ikan salmon
yaitu dengan melakukan penyusunan menu diet  Ny. A.D mengatakan makanan yang harus
asam urat dibatasi adalah kacang-kacangan (tahu, susu
kedelai),
 Ny. A.D mengatakan makanan yang harus
TUK 4 : dihindari adalah daging, hati, usus, cumi,
Menjelaskan cara modifikasi lingkungan. udang
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dengan  Ny. A.D mengatakan bahwa lingkungan yang
melakukan pengaturan pola makan yang sehat, diet asam baik untuk penderita asam urat adalah
urat dan pengaturan lingkungan yang tenang dan bersih
lingkungan yang tenang, tidak bising dan
bersih

O:
Ny. A.D dapat :
 Menyebutkan 2 dari 4 makanan yang boleh
dikonsumsi, 1 makanan yang harus dibatasi
 Menyebutkan 5 makanan yang harus dihindari
 Menyebutkan 3 lingkungan yang baik untuk
penderita asam urat
 Tekanan darah 120/80 mmHg

A:
 TUK 1 Tercapai
 TUK 2 Tercapai
 TUK 3 Tercapai
 TUK 4 Tercapai

P:
Malakukan TUK 5
19 Juni 2020 TUK 5 : S:
09.00 – 09.30 Menjelaskan manfaat pelayanan kesehatan untuk  Ny. A.D mengatakan pelayanan kesehatan
mengatasi asam urat yang terdekat yaitu puskesmas, Rumah Sakit
Umum Kota Tidore
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang  Ny. A.D mengatakan manfaat pelayanan
dilakukan pada pertemuan sebelumnya kesehatan untuk memeriksa kesehatan dan
mengobati orang sakit
Tindakan yang di evaluasi adalah tindakan  Ny. A.D mengatakan sudah mulai membuat
penyusunan menu diet asam urat menu makanan sesuai diet asam urat
 Ny. A.D mengatakan bila merasakan tanda dan
gelaja asam urat yang semakin berat akan
memilih untuk memeriksannya ke rumah sakit

O:
 Ny. A.D dapat menyebutkan 2 fasilitas
pelayanan kesehatan yang terdekat
 Keluarga tampak mulai menerapkan
pengaturan makan sesuai diet asam urat dan
pemelihan jenis makanan
 Tekanan darah 110/70 mmHg

A:
 TUK 1 Tercapai
 TUK 2 Tercapai
 TUK 3 Tercapai
 TUK 4 Tercapai
 TUK 5 Tercapai sebagian

P:
Melakukan kunjungan rutin untuk mengecek kadar asam
urat total intervensi

Anda mungkin juga menyukai