Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

A
DENGAN ANGGOTA KELUARGA BERISIKO REMATIK
DI MARINDAL I JALAN KONGSI Gg Syukur I
Kec. Patumbak Kab. Deli Serdang Sumatera Utara

OLEH :

NAMA : CYNTIA KHAIRANI

NPM : 19.14.085

PRODI : PROFESI NERS

DOSEN : 1. Ns. Megawati Sinambela, S.Kep, M.Kes

2. Ns. Nur Mala Sari, S.Kep, M.Kes

3. Ns. Adi Arianto, S.Kep, M.Kes

PROGRAM STUDI NERS PROGRAM PROFESI INSTITUT


KESEHATAN DELI HUSADA DELITUA
T.A 2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini, penerapan teori keperawatan kedalam praktik keperawatan keluarga belum
lengkap, tapi berkembang secara mengesankan. Teori-teori keperawatan sangan menjanjikan
apabila diterapkan dalam keluarga. Teori-teori keluarga memiliki gambaran yang jauh lebih
lengkap dan memiliki kekuatan lebih dalam menjelaskan tentang perilaku keluarga (teori
ilmu sosial keluarga) dan intervensi keluarga (teori terapi keluarga) tapiperlu dirumuskan
ulang atau diadaptasi ulang sehingga teori-teori tersebut cocok dengan perspektif
keperawatan.
Salah satu teori keperawatan keluarga yang sering digunakan adalah teori Friedman.
Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi dari teori sistem, teori
perkembangan keluarga, dan teori struktural fungsional sebagai teori-teori utama yang
merupakan dasar dari model dan alat pengkajian keluarga. Teori-teori lain ikut berperan
kedalam dimensi struktural dan fungsional adalah teori komunikasi, peran dan stress
keluarga.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan
konsep dan teori keperawatan keluarga.

2. Tujuan Khusus
A. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keerawatan keluarga
B. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada salah satu keluarga diwilayah
kerja Puskesmas
C. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga
D. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan keluarga
E. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan keluarga
F. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dengan pendekatan pada keluarga bina
asuhan keperawatan keluarga
G. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain
(Harmoko, 2012).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997) keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya
dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.

B. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri atas:
1. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ayah.
2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ibu.
3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari istri.
4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari suami.
5. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena adanya hubungan
dengan suami istri.

Ciri-ciri struktur keluarga:


1. Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko (2012) membagi struktur keluarga
menjadi empat elemen, yaitu komunikasi, peran keluarga, nilai dan norma keluarga, dan
kekuatan keluarga.
1. Struktur komunikasi keluarga.
Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional, komunikasi
verbal dan non verbal, komunikasi sirkular. Komunikasi emosional memungkinkan
setiap individu dalam keluarga dapat mengekspresikan perasaan seperti bahagia,
sedih, atau marah diantara para anggota keluarga. Pada komunikasi verbal anggota
keluarga dapat mengungkapkan apa yang diinginkan melalui kata kata yang diikuti
dengan bahasa non verbal seperti gerakan tubuh. Komunikasi sirkular mencakup
sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga, misalnya pada saat istri marah pada
suami, maka suami akan mengklarifikasi kepada istri apa yang membuat istri marah.
2. Struktur peran keluarga.
Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun informal, model
peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga.
3. Struktur nilai dan norma keluarga.
Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal apakah baik atau bermanfaat
bagi dirinya. Norma adalah peran-peran yang dilakukan manusia, berasal dari nilai
budaya terkait. Norma mengarah kepada nilai yang dianut masyarakat, dimana norma-
norma dipelajari sejak kecil. Nilai merupakan prilaku motivasi diekspresikan melalui
perasaan, tindakan dan pengetahuan. Nilai memberikan makna kehidupan dan
meningkatkan harga diri (Susanto, 2012, dikutip dari Delaune, 2002). Nilai
merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga merupakan suatu
pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma
adalah pola prilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga.
4. Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik aktual maupun potensial dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain berubah kearah
positif. Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara lain: hak untuk mengontrol
seperti orang tua terhadap anak (legitimate power/outhority), seseorang yang ditiru
(referent power), pendapat, ahli dan lain-lain (resource or expert power), pengaruh
kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima (reward power), pengaruh yang
dipaksakan sesuai keinginannya (coercive power), pengaruh yang dilalui dengan
persuasi (informational power), pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan
cinta kasih misalnya hubungan seksual (affective power).

C. Tugas Keluarga
Friedman (2002) membagi 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu:
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

D. Tahap perkembangan keluarga


Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga yang
meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara anggotanya disepanjang waktu.
Tahap perkembangan tersebut disertai dengan fungsi dan tugas perawat pada setiap
tahapan perkembangan.

1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).


Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan
(istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga
baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran
dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri
dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya.

Tugas perkembangan
a. Membina hubungan intim dan memuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga istri dan
keluarga sendiri.

2. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family).


Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak
berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua
berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang
positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).


Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia
5 tahun.
Tugas perkembangan
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan masyarakat.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children).


Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada saat
anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah maksimal
sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing masing anak memiliki
minat sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga.
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan
untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak
untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).


Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian.
Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan
a. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing
anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.

6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau
tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua memasuki masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
7. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit
karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan
a. Mempertahankan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anakanak.
c. Meningkatkan keakraban pasangan.

Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olahraga
rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Tahap VIII keluarga usia lanjut


Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya
meninggal.
Tugas perkembangan
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life review.
f. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap
ini.

Pengambilan Keputusan dalam Perawatan Kesehatan Keluarga


Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil
keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang di
tuakan, merekalah yang menentukan masalah dan kebutuhan keluarga.
Dasar pegambilan keputusan tersebut adalah :
1. Hak dan Tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga
2. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga
3. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga atau anggota
keluarga yang bermasalah.
E. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga antara lain (Suprajitno, 2004)
1. Fungsi biologis, kebutuhan meliputi:
a. Sandang, Pangan dan papan
b. Hubungan seksual suami istri
c. Reproduksi atau pengembangan keturunan
2. Fungsi ekonomi: Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban menafkahi
keluarganya (istri dan anaknya).
3. Fungsi pendidikan: keluarga berfungsi sebagai (transmiter budaya atau mediator sosial
budaya bagi anak).
4. Fungsi sosialisasi: Keluarga merupakan penyamaan bagi masyarakat masa depan dan
lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi kualitas generasi
yang akan datang.
5. Fungsi perlindungan: Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota keluarga dari
gangguan, ancaman atau kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan (fisik, psikologis) para
anggotanya.
6. Fungsi rekreasi: Keluarga diciptakan sebagai lingkungan yang memberi kenyamanan,
keceriaan, kehangatan dan penuh semangat bagi anggotanya
7. Fungsi agama (religius): keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada
anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar.

F. Keluarga Kelompok Risiko Tinggi


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas
utama adalah keluarga-keluarga yang risiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi:
1. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut:
a. Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.
b. Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.
c. Kelurga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit keturunan.

2. Keluarga dengan ibu risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil:


a. Umur ibu (kurang 16 tahun atau lebih 35 tahun).
b. Menderita kekurangan gizi atau anemia.
c. Menderita hipertensi.
d. Primipara atau multipara.
e. Riwayat persalinan dengan komplikasi.

3. Keluarga dimana anak menjadi risiko tinggi, karena:


a. Lahir prematur atau BBLR.
b. Lahir dengan cacat bawaan.
c. ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
d. Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya.

4. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga:


a. Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan
b. Tidak ada kesesuaiana pendapat antara anggota keluarga dan sering cekcok dan tegang.
c. Ada anggota keluarga yang sering sakit.
d. Salah satu orang tua (suami atau istri) meninggal, atau lari meninggalkan keluarga.

G. Data Yang Akan dikaji lebih Lanjut.


1. Pengkajian tahap I
Data umum:
a. Identitas kepala keluarga (nama, alamat, pekerjaan, pendidikan).
b. Komposisi keluarga (daftar anggota keluarga dan genogram).
c. Tipe keluarga: Tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe
keluarga tersebut.
d. Suku bangsa (etnis): identifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
e. Agama: kaji agama yang dianut serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
f. Status sosial ekonomi: tentukan pendapatan keluarga, serta kebutuhan dan penggunaannya.
g. Aktifitas rekreasi keluarga: rekreasi dirumah (nonton TV, mendengarkan radio), jalan-jalan
ke tempat rekreasi.
 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
c. Riwayat penyakit keluarga: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
keluarga, status kesehatan anak (imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa
digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
 Lingkungan
a. Karakteristik rumah: luas, tipe rumah, jumlah ruang, pemanfaatan rumah, peletakan
perabot rumah tangga, sarana eliminasi (tempat, jenis, jarak dari sumber air), sumber air
minum.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW: kebiasaan, lingkungan fisik, nilai, budaya yang
mempengaruhi kesehatan.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
d. Mobilitas geografis keluarga: ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
e. Sistem pendukung keluarga: jumlah anggota yang sehat, fasilitas untuk penunjang
kesehatan, fasilitas kesehatan.
 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik lengkap semua anggota keluarga serta interpretasi hasil pemeriksaan fisik
tersebut.
 Harapan Keluarga
Keinginan keluarga terhadap perawat keluarga terkait permasalahan kesehatan yang dialami
keluarga.

2. Pengkajian Tahap II
a. Kaji pengetahuan, kemampuan, kemauan keluarga terhadap tugas keluarga
b. Pengkajian terhadap tugas keluarga, apakah ada ketidakmampuan dalam mengenal
masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan dan
ketidakmampuan menggunakan fasilitas kesehatan.

H. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga dan
masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data, analisis yang
memberikan dasar untuk menetapkan tindakan keperawatan. Hal ini berhubungan dengan
adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur, fungsi keluarga
dan koping.
Tipologi atau sifat dari diagnosa keperawatan keluarga adalah aktual, risiko dan
sejahtera. Actual berarti terjadi deficit atau gangguan kesehatan dalam keluarga. Diagnosa
keperawatan keluarga bersifat resiko (ancaman kesehatan) berarti sudah ada data yang
menunjang tapi namun belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan yang kurang bersih atau
pola makan yang tidak adekuat. Diagnosa yang bersifat keadaan sejahtera merupakan suatu
keadaan sejahtera merupakan suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera,
sehingga kesehatan perlu ditingkatkan.

I. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang ditentukan
oleh perawat bersama keluarga untuk dilaksanakan. Dalam perencanaan keperawatan
keluarga ada beberapa hal yang harus dilakukan keluarga bersama perawat keluarga yaitu
menyusun tujuan, mengidentifikasi sumber, memilih intervensi dan menyusun prioritas.
1. Menetapkan Prioritas Masalah Keperawatan.
Menetapkan prioritas masalah atau diagnose keperawatan keluarga adalah dengan
menggunakan Skala menyusun prioritas dari Bailon dan Maglaya, 1978: Skala untuk
menentukan prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga (bailon dan Maglaya, 1978):
NO KRITERIA SKOR BOBOT
1. Sifat masalah
3
Skala: Aktual
2 1
Risiko
1
Keadaan sejahtera/diagnosis sehat
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala: Mudah 2
2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
Skala: Tinggi 3
1
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala: Masalah dirasakan dan harus segera ditangani. 2
1
Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani. 1
Masalah tidak dirasakan 0

Scoring:
a. Tentukan skore untuk setiap criteria.
b. Skore dibagi dengan makna tertinggi dan dikalikan dengan bobot
c. Jumlahkan skore untuk semua kriteria.
2. Menetapkan Tujuan Keperawatan.
Tujuan merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari tindakan
keperawatan yang terdiri dari jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan jangka panjang
adalah target dari kegiatan atau hasil akhir yang diharapkan dari rangkaian proses
penyelesaian masalah keperawatan dan berorientasi pada perubahan prilaku seperti
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Misalnya: keluarga mampu merawat anggotanya (Tn.S)
yang menjalani TBC Paru. Tujuan jangka pendek merupakan hasil yang diharapkan dari
setiap akhir kegiatan yang dilakukan pada waktu tertentu disesuaikan dengan penjabaran
jangka panjang. Misalnya: setelah dilakukan satu kali kunjungan, keluarga mengerti tentang
penyakit TBC. Pada tujuan juga perlu direncanakan evaluasi yang merupakan criteria dan
standar tingkat penampilan sesuai tolak ukur yang ada. Misalnya:
a. Berat badan anak akan naik minimal 1Kg setiap bulan.
b. Setelah kunjungan rumah ibu akan mengunjungi puskesmas minimal 4x selama kehamilan.

Implementasi
Pada pelaksanaan implementasi keluarga, hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat.
2. Menstimulasi kesadaran dan penerimaan tentang masalah dan kebutuhan kesehatan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang sakit.
4. Intervensi untuk menurunkan ancaman psikologis.
5. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat.
6. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

Contoh Diagnosa keperawatan keluarga:


1. Gangguan parenting pada keluarga X khususnya dalam perawatan anak Y berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan orang tua dalam pemenuhan tugas
pertumbuhan dan perkembangan anak remaja.

Tujuan Umum:
Setelah dilakukan 5x kunjungan rumah selama 45 menit setiap kunjungan, diharapkan
penampilan parenting keluarga optimal dalam perawatan anak remaja.
Tujuan Khusus: 1.
Setelah dilakukan 2x kunjungan rumah selama 45 menit setiap kunjungan, diharapkan
keluarga mengenal tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja.
Kriteria Evaluasi:
1. Kriteria : Menyebutkan pengertian tugas perkembangan keluarga pada tahap remaja
dengan bahasa yang sederhana.
Standar : Perkembangan keluarga dengan remaja merupakan suatu fase perkembangan
keluarga dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir dengan 6-7 tahun
kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberikan tanggung jawab serta pada tahap sebelumnya.
Rencana Tindakan:
a. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian tugas perkembangan keluarga dengan
remaja.
b. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali pengertian tugas perkembangan keluarga
dengan remaja.
c. Beri pujian atas kemampuan keluarga.

2. Kriteria : Menjelaskan dua ciri-ciri keluarga dengan remaja


Standar : Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja merupakan tahapan yang paling
sulit, karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab.
Rencana Keperawatan:
a. Diskusikan dengan keluarga tentang cirri-ciri perkembangan keluarga dengan remaja.
b. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali ciri-ciri perkembangan keluarga dengan
remaja.
c. Berikan pujian atas kemampuan keluarga.

3. Kriteria : Mampu menyebutkan 3 dari 4 tugas perkembangan keluarga dengan remaja.


Standar : Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja: memberikan kebebasan yang
seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah tambah dewasa dan
meningkat otonominya, mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga,
mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari permusuhan dan
kecurigaan, perubahan system aturan tumbuh kembang keluarga.
Rencana Keperawatan:
a. Identifikasi tugas yang sudah dilakukan oleh keluarga pada remaja.
b. Berikan penjelasan setiap tugas yang sudah dilakukan orang tua pada remaja.
c. Diskusikan dengan keluarga tentang tugas perkembangan keluarga dengan remaja.
d. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali tugas perkembangan keluarga dengan remaja.
e. Beri pujian atas kemampuan keluarga.

Tujuan khusus 2:
Setelah dilakukan 1x kunjungan rumah selama 45 menit setiap kunjungan, diharapkan
keluarga mampu mengambil keputusan dalam memfasilitasi perkembangan keluarga dengan
anak remaja.
Kriteria evaluasi:
1. Kriteria : Menjelaskan akibat yang terjadi bila keluarga tidak mencegah masalah anak
remaja.
Standar : Sering muncul konflik antara remaja dan orang tua karena anak menginginkan
kebebasan melakukan aktivitasnya, sementara orangtua mempunyai hak untuk mengontrol
anak.
Rencana Keperawatan:
a. Jelaskan akibat yang bisa terjadi bila keluarga tidak mengambil keputusan untuk mencegah
kenakalan remaja.
b. Beri kesempatan keluarga bertanya.
c. Dorong keluarga untuk mengungkapkan kembali penjelasan yang diberikan.
d. Beri pujian atas kemampuan keluarga.

2. Kriteria : Mengambil keputusan yang tepat untuk segera melakukan tindakan pencegahan
masalah anak remaja.
Standar : Dalam hal ini orang tua perlu menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari
kecurigaan dan permusuhan sehingga hubungan orang tua dan anak harmonis.
Rencana keperawatan:
a. gali pendapat keluarga bagaimana cara mencegah masalah pada remaja.
b. Bimbing dan bantu keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat
c. Beri kesempatan keluarga memikirkan kembali keputusan yang diambil.
d. Beri pujian atas keputusan yang diambil.
Tujuan khusus 3:
Setelah dilakukan 2x kunjungan rumah selama 45 menit setiap kunjungan, diharapkan
keluarga mampu merawat keluarga dengan perkembangan anak remaja.
Kriteria evaluasi:
1. Kriteria : Mengidentifikasi tentang peran orang tua yang belum tercapai dalam memenuhi
tugas perkembangan remaja.
Standar : Kesibukan dalam pekerjaan sehari-hari mengakibatkan adanya gangguan
komunikasi atau interaksi sosial dalam keluarga.
Rencana keperawatan: Konseling
a. identifikasi bersama keluarga tentang peran orang tua yang belum tercapai dalam
memenuhi tugas perkembangan remaja.
b. Jelaskan tentang peran orang tua yang belum tercapai dalam memenuhi tugas
perkembangan remaja.
c. Perhatikan respon verbal dan non verbal.
d. Beri solusi pada orang tua.
e. Kaji ulang kemampuan keluarga tentang peran orang tua yang belum tercapai dalam
memenuhi tugas.
f. Beri pujian atas kemampuannya.

Menyebutkan cara mengatasi peran orang tua yang belum tercapai.


Standar : Peran orangtua : memberi waktu luang pada keluarga, meluangkan waktu untuk
berlibur bersama keluarga, membuat jadwal pertemuan rutin keluarga. Memberi keleluasaan
anak untuk menyampaikan pendapat, dan pengambilan keputusan secara
demokratis.
Rencana keperawatan: Konseling
a. Identifikasi bersama keluarga
b. Jelaskan tentang cara mengatasi peran orang tua yang belum tercapai
c. Perhatikan respon verbal dan non verbal.
d. Berikan solusi positif bersama dalam memenuhi ntugas peran orang tua terhadap anak
remaja.
e. Kaji ulang kemampuan keluarga
f. Beri pujian positif atas kemampuannya.
Tujuan khusus 4:
Setelah dilakukan 2x kunjungan rumah selama 45 menit setiap kunjungan, diharapkan
keluarga mampu memelihara lingkungan keluarga dengan perkembangan anak remaja.
Kriteria evaluasi:
1. Kriteria : Menyebutkan lingkungan yang kondusif untuk mendidik anak remaja.
Standar : Lingkungan dalam pertumbuhan remaja mencakup dukungan dalam memberikan
perkembangan secara fisik, psikologis, social, dan spiritual.
Rencana keperawatan:
a. anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi remaja rajin belajar.
b. Tanyakan perasaan anak remaja saat ini.
c. Lakukan kunjungan rumah tidak terjadwal
d. Diskusikan dengan keluarga lingkungan yang kondusif
e. Identifikasi dengan keluarga lingkungan yang ada kegiatan yang mendukung remaja.
f. Dorong keluarga untuk menyebutkan kembali penjelasan
g. Beri pujian atas kemampuan keluarga menjawab pertanyaan yang benar.

Tujuan khusus 5:
Setelah dilakukan 1x kunjungan rumah selama 45 menit setiap kunjungan, diharapkan
keluarga mampu menggunakan pelayanan kesehatan untuk menunjang perkembangan anak
remaja.
1. Kriteria : Menggunakan pelayanan kesehatan dan social dalam menunjang tumbuh
kembang remaja.
Standar : Keluarga dapat mendapat bantuan dari pelayanan social seperti LSM ataupun
pelayanan kesehatan seperti puskesmas dalam rangka memenuhi kesehatan reproduksi anak
remaja terkait pertumbuhan dan perkembangan remaja sehingga informasi yang didapat
akurat dan dapat dipertcaya dalam mengambil keputusan.
Rencana keperawatan :
a. Diskusikan jenis fasilitas pelayanan social yang tersedia di lingkungan keluarga.
b. Bantu keluarga memilih fasilitas kesehatan social yang sesuai dengan kondisi keluarga.
c. Anjurkan keluarga mendapatkan fasilitas pelayanan social sesuai pilihan.
d. Berikan pujian positif atas kemajuan keluarga.
Rancangan Kegiatan
1. Topik : Pengkajian data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik
dan harapan keluarga
2. Metode : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
3. Media : Format pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik
4. Waktu : Perjanjian dengan keluarga
5. Tempat : Rumah keluarga
6. Strategi Pelaksanaan :
Orientasi :
 Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan kunjungan
 Memvalidasi keadaan keluarga
7. Kerja :
a. Melakukan pengkajian
b. Melakukan pemeriksaan fisik ( khususnya bagi anggota keluarga yang
beresiko)
c. Mengidentifikasi masalah kesehatan
d. Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang dilakukan keluarga
8. Terminasi :
a. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan salam.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

I. DATA UMUM
1. Kepala Keluarga (Inisial) : Tn.A
2. Alamat dan Telepon : Marindal I Jalan Kongsi Gg Syukur I
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Satpam
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
5. Komposisi Keluarga :
HUBUN STATUS IMUNISASI KET

NAM GAN PENDID B POLIO DPT HEPATITI CAMP


NO JK UMUR
A IKAN C S AK
DGN
G 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
KK

1 Ny.L P Istri 34 P.Terakhi Sehat


r SD

SD
2 D P Anak 13             Sehat

SD            
3 S P Anak 11 Sehat

SD            
4 N L Anak 8 Sehat

Catatan:  = Dilakukan Imunisasi

GENOGRAM :
Keterangan :

: laki-laki dan perempuan Meninggal dunia

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal serumah
6. Tipe Keluarga : Tipe keluarga Ny.L adalah keluarga inti
7. Suku Bangsa : Indonesia
8. Agama : Islam
9. Status Sosial ekonomi keluarga : termasuk keluarga pra sejahtera.
Menurut Ny.L Keluarga Tn.A memiliki pendapatan tiap bulan sebesar dua juta
rupiah, semua itu berasal dari gaji Tn.A sebagai Security, sedangkan
pendapatan lainya berasal dari penjualan Ny,L di kiosnya. Ny.L mengaku
pendapatan kiosnya tidak terlalu banyak, tergantung banyaknya pembeli.
Pendapatan sebesar itu dirasa sudah cukup untuk keperluan seharir-hari dan
membiayai sekolah anak-anaknya. Untuk dana kesehatan Ny.L mengandalkan
kartu Askes dari pemerintah.
10. Aktivitas rekreasi keluarga : Keluarga tidak memiliki waktu untuk rekreasi
keluar kota, namun hampir setiap hari nonton TV. Setiap pagi anak-anak Tn.a
menonton tv dan sepulang sekolah. Ny.L selalu menemani anak-anaknya

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Tn. A mempunyai 3 orang
anak, anak pertama berumur 12 tahun dan anak kedua berumur 10 tahun dan
anak ketiga berumur 7 tahun , sehingga keluarga Tn A. berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan usia sekolah
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tidak mengalami
hambatan dalam memenuhi tugas perkembangan keluarga
3. Riwayat kesehatan keluarga inti : Menurut Tn.A keluarganya tidak
mempunyai masalah kesehatan. Hanya Ny.L yg sedikit memiliki keluhan
sering keram pada kaki dan tangannnya. dan anak-anaknya tidak pernah
mengalami gangguan kesehatan yang berarti selain influenza biasa. Apabila
ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, sarana kesehatan
yang digunakan adalah puskesmas, tetapi sebelumnya Ny.L biasa
menggunakan obat tradisional
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Riwayat keluarga dari Tn.A dan
Ny.L. tidak ada yang menderita penyakit keturunan,
III. Data Lingkungan
1. Karakterisitik rumah : Rumah keluarga Tn. A merupakan rumah panggung
dinding papan untuk lantai 2, sedangkan lantai dasarnya tanah dengan luas 11
x 6 M2 terdapat 1 kamar tidur lantai 1, dan 1 tempat tidur lt.2, ruang tamu
sekaligus ruang keluarga, dapur sekaligus ruang makan, ventilasi kurang,
jendela sering dibuka, lingkungan cukup bersih, pencahayaan kurang, rumah
gelap pada siang hari lantai dasar menggunakan lampu listrik, peletakan
perabotan sudah tertata rapi, sumber air minum yang digunakan adalah air
galon. Kondisi rumah kurang sehat dimana ventilasi kurang memenuhi syarat
kesehatan sehingga pencahayaan kurang untuk lt.1. Ternak ditempatkan di
samping rumah, kadang ternak masuk di daerah rumah lt.dasar.
2. Karakterisitik tetangga dan komunitas : Karakteristik dan komunitas
setempat padat, tidak terlalu kumuh, rumah keluarga Tn.A tidak berdekatan
dengan pemukiman padat , interaksi dengan tetangga terbina dengan baik
3. Mobilitas Geografis keluarga : Mobilitas geografis keluarga hidup menetap.
4. Perkumpulan keluarga dan interksi dengan masyarakat : Tidak ada
perkumpulan khusus dalam masyarakat, hanya Ny.L memiliki arisan namun
hubungan dengan masyarakat cukup akrab. Jarang mengikuti kegiatan di
masyarakat karena kesibukan pekerjaan sehari-hari.
5. Sistem pendukung keluarga : Selain Ny.L yang kadang-kadang mengeluh
keram pada kakinya, kondisi kesehatan keluarga yang lain dalam keadaan
baik, fasilitas khusus yang dapat mendukung apabila mengalami masalah
kesehatan adalah kartu askes. Ny. L mengaku kadang tidak memedulikan rasa
keramnya , karena dianggapnya itu adalah hal biasa.

IV. Struktur keluarga


1. Pola komunikasi keluarga : Bahasa sehari-hari yang digunakan sehari-hari
di rumah maupun di masyarakat adalah bahasa Indonesia
2. Struktur peran kelaraga : Tn.A sebagai kepala keluarga dan penentu
keputusan dalam keluarga. Ny.L sebagai Ibu rumah tangga bertugas
mengurusi anak-anaknya di rumah sekaligus menjaga kios di rumah. Anak
Tn.A yang petam duduk di SD kelas 6, yang ke dua di kelas 3 SD, dan yang
terakhir kelas 1 SD.
3. Nilai dan norma keluarga : Keluarga tidak menganut/menggunakan nilai
dan norma khusus, termasuk dalam mengatasi masalah yang berhubungan
dengan kesehatan.
4. Struktur kekuatan keluarga : Tn. A merupakan pemegang keputusan dalam
keluarga dapat mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi ekonomi : Keluarga Tn.A. tergolong keluarga pra sejahtera.
2. Fungsi sosial : Keluarga Tn.A. membina hubungan sosial yang baik
dengan anggota keluarga dan masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Mereka
termasuk keluarga yang harmonis baik internal maupun denagan tetangganya.
3. Fungsi pendidikan : Tn.A mampu menyekolahkan anaknya, meskipum
masih SD, tapi setidaknya ketiga anaknya semua bisa sekolah.
4. Fungsi sosialisasi : Keluarga Tn.A membina hubungan sosial yang baik
dengan anggota keluarga dan masyarakat sekitar tempat tinggalnya
5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan : Keluarga Tn.A
sudah mampu mengenal sebagian masalah yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan tetapi belum mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
6. Fungsi religius : Keluarga Tn.A melakukan rutinitas sholat 5 waktu
setiap hari. Anak-anaknya sering ke mesjid, mereka tinggal dekat mesjid.
7. Fungsi rekreasi : Keluarga Tn.A tidak memiliki jadwal rekreasi yang
rutin, tapi mereka bisa menonton Televisi di lantai 2 rumahnya. Yang sering
anak-anak mereka tonton adalah liputan 6 pagi dan cartoon dora.
8. Fungsi reproduksi : Keluarga Tn. A. mempunyai 3 orang anak dan sudah
mengikuti program Keluarga Berencana. Tn,A belum berencana untuk
menambah keturunannya.
9. Fungsi afektif : Dalam keluarga Tn. A, antara ayah, ibu dan anak-anak
saling menghargai, mendukung dan berinteraksi dengan harmonis. Anak-anak
Tn.A sangat menurut perintah Tn.A Dan Ny.L
VI. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang :Saat ini keluarga Tn. A tidak mengalami
stressor jangka pendek tetapi untuk jangka panjang Tn.A mengkhawatirkan
tentang sekolah anaknya
2. Kemampuan keluarga berespon thd situasi/stressor : Dalam mengatasi
masalah, keluarga Tn. T. berusaha menghadapi dengan tenang dan
mengutamakan komunikasi yang dalam keluarga.
3. Strategi koping yang digunakan : Keluarga menggunakan strategi koping
berupa pendekatan spiritual dan kadang berkonsultasi dengan orang lain
4. Pemeriksaan Fisik (tiap anggota keluarga dengan pendekatan “head to toe”
terutama yg diidentifikasi sebagai klien/sasaran askep keluarga)
Tanggal Pemeriksaan Fisik : 10 Juni 2020

PEMERIKSAAN NAMA ANGGOTA KELUARGA (Inisial)

FISIK Ny.L
Tn.A An.D An.S An.N
KEPALA :
Rambut Hitam, lurus Hitam, lurus Hitam, lurus Hitam, lurus Hitam, lurus

Conjungtifa Conjungtifa Conjungtifa Conjungtifa Conjungtifa


Mata
tdak pucat tdak pucat tdak pucat tdak pucat tdak pucat

Hidung Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
sinusitis sinusitis sinusitis sinusitis sinusitis

Tidk ada Tidk ada Tidk ada Tidk ada Tidk ada
Telinga
serumen serumen serumen serumen serumen

Gigi – mulut Bersih, Tidak Bersih, Bersih, gigi Bersih, ada Bersih, ada
ada caries sedikit caries kuning caries caries gigi

LEHER :
Tonsil Tdak ad
Tdak ad Tdak ad Tdak ad Tdak ad
tonsilitis
tonsilitis tonsilitis tonsilitis tonsilitis
Tidak terjdi
kelenjar Tidak terjdi Tidak terjdi Tidak terjdi
pembesran
pembesran pembesran pembesran Tidak terjdi
kelenjar
kelenjar kelenjar kelenjar pembesran
kelenjar

DADA :
Bentuk dada Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris

Jantung Normal Normal Normal Normal Normal

Paru Bunyi Bunyi Bunyi Bunyi Bunyi resonan


resonan
Simetris resonan resonan resonan Simetris
Gerakan
Simetris Simetris
Simetris
PERUT :
Bising usus (+) (+) (+) (+) (+)

Nyeri tekan (-) (-) (-) (-) (-)

EXTREMITAS
Gerakan
Bebas utk Bebas Bebas Bebas Bebas bergerak
bergerak bergerak bergerak bergerak
(-)
Kelainan
(-) Keram (+) (-) (-)

LAIN – LAIN :
Tekanan 100/80mmH -
130/80 120/80 g
Darah
mmHg mmHg

Nadi 80 x/mnt 80x/mnt 90 x/mnt 90x/mnt


80 x/mnt

Respirasi 20 x/mnt 24x/mnt 24 x/mnt 24 x/mnt 24x/mnt

36,5oC 36,5oC 37oC 36,7oC 36,7oC


Suhu

Berat badan 65 Kg 55 Kg 34 Kg 21 Kg 16 Kg

VII. Harapan Keluarga dibidang Kesehatan


Keluarga berharap pendapatan meningkat sehingga bisa mengalokasikan sebagian
dananya untuk menunjang kesehatan keluarga. Karena selama ini mereka hanya
mengandalkan kartu askes yang diberikan oleh pemerintah

VIII. Pengkajian Fokus :


Keluarga Tn.A tidak mengalami hambatan pada tahap perkembangan keluarganya
saat ini. Terpenuhi untuk menyekolahkan ank-anaknya, dan member dukungan agar anak-
anaknya berprestasi di sekolah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

I. Analisis dan sintesis data


No Data Masalah Penyebab

1 Subjektif Ny. L kadang-kadang Ny.L melakukan


mengeluh keram pada aktivitas berat dan
Ny L mengatakan kadang-
kaki dan tangan ketidakmampuan
kadang lututnya terasa sakit
(Resiko kekambuhan keluarga merawat
tapi tidak disertai bengkak
rheumatik pada Ny. L) angota keluarga dengan
dan kemerahan
rheumatik
Ny L mengatakan saat ini
kedua lututnya sedang tidak
terasa sakit
Ny L mengatakan kedua
lutut dan tangannya nya
terasa sakit dan keram
apabila telah melakuakan
perjalanan jauh (kecapaian)

TD: 120/80 mmHg

N Objektif

: 80x/mnt

P: 24x/mnt

S: 36,5oC

BB: 55 Kg
2. Subjektif: Keadaan rumah dan ketidaksanggupan
sanitasi lingkungan keluarga memelihara
Ny.L mengatakan ada
kurang sehat lingkungan rumah yang
empang depan rumah
dapat memnuhi syarat
Objektif: kesehatan

 Lingkungan rumah
nampak tidak terlalu
kotor
 Pencahayan rumah
kurang sehat,rumah
gelap
 ruang tamu sekaligus
ruang keluarga
 dapur sekaligus
ruang makan
II. Perumusan Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan (PES)

1 Resiko kekambuhan rheumatik pada Ny. L pada keluarga Tn.A.


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat angota keluarga
dengan rheumatic

2 Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan kurang sehat berhubungsan


dengan :ketidaksanggupan keluarga memodifikasi lingkungan keluarga
untuk mnenjamin kesehatan keluaarga

III. Penilaian (Skoring) diagnosa keperawatan


Dx 1

N PENGHITUNGA
O KRITERIA N SKOR PEMBENARAN

 Merupakan
ancaman
1 Sifat Masalah     kesehatan
  Skala :2  2/3x 1  2/3  
         

Kemungkinan Masalah dapat


2 diubah  1/2x2  1
 Keadaan
ekonomi yang
mebuat Ny.N
tidak terlalu
memikirkan
akibat
  Skala :1     kesehatannya
         

 Cukup
3 Potensial Masalah untuk dicegah  2/3x1   berpotensi
  Skala :2    2/3  
         

 diangap
4 Menonjolnya Masalah  1/2x1   bermasalah
  Skala :1    ½  
         

∑= 2 5/6

       

Dx 2

N
O KRITERIA PENGHITUNGAN SKOR PEMBENARAN

Ancaman
1 Sifat Masalah  2/3x1   kesehatan
  Skala : 2    2/3
       

Kemungkinan Masalah dapat


2 diubah  1/2x2  1
Ada kemauan dari
keluarga untuk
menciptakan
lingkungan rumah
  Skala :1     yang sehat
       

3 Potensial Masalah untuk dicegah  1/3x1  1/3


Kondisi rumah
yang sehat dapat
mencegah
timbulnya
  Skala : 1     penyakit
       

4 Menonjolnya Masalah  1/2x1  ½  Lingkungan


rumah yang
sekarang diangap
bermasalah
  Skala : 1      
         

      ∑= 2 ½  

IV. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Prioritas Diagnosis Keperawatan Skor

1. Resiko kekambuhan 2 5/6 = 2,83


rheumatik pada Ny. L pada
keluarga Tn.A. berhubungan
dengan ketidakmampuan
keluarga merawat angota
keluarga dengan rheumatik

2. Keadaan rumah dan sanitasi 2 ½ = 2,5


lingkungan kurang sehat
berhubungsan dengan
:ketidaksanggupan keluarga
memodifikasi lingkungan
keluarga untuk mnenjamin
kesehatan keluaarga

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

FORMAT PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


NO Diagnosa TUJUAN KRITERI STANDAR INTERVENSI & PARA
A RASIONAL F

1. Resiko Umum Respon Reumatik  yaitu   Diskusikan bersama


keluarga pengertian
kekambuhan verbal suatu
Setelah 2x reumatik dengan
rheumatik pada kunjunga peradangan menggunakan leaflet
Ny. L pada n rumah, kronik pada
Tanyakan kembali
keluarga Tn.A. resiko sendi atau pegal- pada keluarga.tentang
pengertian reumatik
berhubungan gangguan pegal yang
dengan mobilisasi disertai dengan Beri pujian atas usaha
yang dilakukan
ketidakmampuan pada Ibu rasa nyeri dan
keluarga
keluarga L tidak keram
Diskusikan bersama
merawat angota terjadi
keluarga tentang
keluarga dengan penyebab reumatik
Khusus
rheumatik dengan menggunakan
Setelah 1x leaflet

30 menit Motivasi keluarga


kunjunga untuk menyebutkan
kembali penyebab
n rumah, reumatik
keluarga
Beri reinforcement
mampu positif atas usaha yang
mengenal dilakukan keluarga
masalah Diskusikan dengan
rheumatik keluarga tentang
pada tanda-tanda reumatik

anggota Motivasi keluarga


keluarga untuk menyebutkan
kembali tanda-tanda
reumatik

Beri reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
2. Keadaan Keluarga -Kelg me  Li 1.
ngetahui ngkungan keluarga tentang
rumah dan dpt
penting- rumah bersih lingkungan yang sehat.
sanitasi mencip Jendela dibuka 2.
nya lingk
penyuluhan kesehatan
lingkungan takan yg sehat setiap hari mini- pada keluarga tentang :
kurang sehat lingk thd mal jam 6–9  Hubungan
pence- kebersihan rumah
berhubungsan rumah pagi
gahan pe- dengan kesehatan
dengan dan nyakit terutama penyakit
– penyakit yang
:ketidaksanggupa sanitasi
-Kelg dpt disebabkan oleh
n keluarga lingkunga lingkungan yang
memberi-
kurang sehat
memodifikasi n yang
kan pen-  Memberikan
lingkungan sehat penjelasan
cahayaan
keluarga untuk tentang ciri – ciri
yang baik rumah yang sehat
mnenjamin  Mengidentifik
terhadap
kesehatan asi masalah
rumah lingkungan
keluaarga keluarga yang
dapat diperbaiki
sesuai dengan
sumber daya yang
dimiliki keluarga
 Pengertian
tentang
lingkungan yang
sehat.
 Syarat - Syarat
lingkungan sehat.
 Hubungan
penyakit dengan
lingkungan yang
kurang sehat.
 Pencegahan
penyakit menular.
 Cara – cara
pembuatan WC,
SPAL, tempat
sampah yang
memenuhi syarat
kesehatan
3.
kemauan keluarga
untuk berubah .

BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Proses keperawatan keluarga merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-lagkah
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
Kehidupan social keluarga Tn.A tergolong baik, karena tidak ada perselisihan dengan
tetangga, dan Ny.L sendiri tergabung dalam barisan ibu-ibu arisan. Keluarga TnA berharap
bisa memiliki dana khusus untuk jaminan kesehatan keluarganya.

2. Saran
Dalam melakukan proses keperawatan akan berhasil jika dilakukan secara kontinu
dan terus menerus sampai keluarga mampu melakukan tindakan yang sudah diajarkan secara
mandiri.
lampiran

Satuan Acara Penyuluhan Reumatik (SAP)

1. Identifikasi masalah
Setelah dilakukan pengkajian perawatan didapatkan pasien mengeluh nyeri akibat
penyakit yang diderita yaitu Artritis reumatoid & Osteoartritis. Berdasarkan hal tersebut perlu
kiranya petugas kesehatan memberikan informasi tentang penyakit yang diderita pasien.

2. Rencana Penyuluhan
Topik             :  Rematik
Sasaran          :  Pasien dan Keluarga
Hari /tanggal : Rabu, 10 juni 2020
Jam                : 10.00 WIB
Waktu           : 20 menit
Tempat          : Rumah Pasien
3. Tujuan
Setelah mengukuti kegiatan selama 20 menit diharapkan pasien dan keluarga dapat
memahami  tentang:
1. pengertian rematik (Artritis reumatoid & osteoartritis)
2. mengetahui penyebab (Artritis reumatoid & osteoartritis)
3. mengetahui manifesstasi klinik akibat Artritis reumatoid & osteoartritis            
4. mengetahui bagaimana mencegah dan penatalaksanaan mandiri
4. Materi
     Terlampir
5. Metode :
Ceramah dan Tanya jawab
6. Media
 Leaflet
7. Evaluasi

N Wakt Kegiatan Kegiatan peserta


o u
1. 5 Pembukaan, Memberikan salam, Perkenalan, 1.   Menjawab salam,
menit Menjelaskan tujuan pembelajaran mendengarkan dan
memperhatikan
2. 10 Pelaksanaan materi Menyimak dan
menit Pelaksanaan materi penyuluhan secara berurutan memperhatikan
dan terartur

Materi:
1.        pengertian rematik (atritis reumatoid &
osteoartritis)
2.        mengetahui penyebab artritis reumatoid &
osteoartritis)
3.        Faktor resiko & manifestasi klinik
4.        Mengetahui bagaimana mencegah dan
 penatalaksanaan  mandiri

3. 5 Evaluasi dan Penutup : Bertanya dan


menit 1.      menyimpulkan isi penyuluhan menjawab pertanyaan
2.      menyampaikan secara singkat materi
  penyuluhan
3.      memberi kesempatan kepada audience
  untuk bertanya
4.           memberikan kesempatan kepada audience
untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan

MATERI PENYULUHAN REMATIK


A. Pengertian Rematik
Rematik adalah penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri dan kaku pada
sistem moskuloskeletal yaitu sendi, tulang, jaringan ikat dan otot.

B. Penyebab Rematik
1. Karena keturunan
2. Kegemukan
3. Stress
4. Merokok
5. Alkohol
6. Lingkungan
7. Konsumsi garam yang tinggi

C. Tanda dan Gejala Rematik


1. Pusing
2. Mudah lelah
3. Cemas
4. Takut
5. Rasa berat ditengkuk
6. Kesemutan

D. Cara Mencegah Kambuhnya Rematik


1. Istirahat yang cukup
2. Hindari kerja berat
3. Minum minuman yang tinggi kalsium seperti susu
4. Olah raga ringan secara teratur
5. Berjemur dipanas Matahari pagi (Jam 7.00 – 8.00)
6. Hindari makanan yang mengandung asam urat
7. Periksa kesehatan kePuskesmas minimal 6 bulan sekali

E. Makanan yang Boleh Dikonsumsi


1. Buah : mentimun, melon, apel, nanas, semangka, jeruk
2. Lauk : ikan, tempe, tahu
3. Sayuran : Wortel, kangkung, kacang-kacangan, jagung
4. Boleh tapi terbatas : daging ayam dan telur

F. Makanan yang Harus Dihindari


1. Daging berlemak
2. Makanan yang diawetkan seperti: sarden, kornet, asinan, manisan dalam kaleng
3. Jerohan, udang, telur asin
4. Kopi, duren

G. Upaya Pencegahan Rematik


1. Mengurangi konsumsi garam
2. Menghindari kegemukan
3. Membatasi konsumsi lemak
4. Olah raga teratur
5. Makan banyak bauh dan sayuran segar
6. Tidak boleh merokok dan minum alkohol
7. Latihan relaksasi
8. Berusaha dan membina hidup yang positif

H. Penatalaksanaan
Konsultasi kan penyakit rematik anda dengan dokter ahli reumatologi. Hal ini sangat
penting untuk menentukan penyebab rematik dan pengobatan mana yang tepat untuk anda.
Apabila anda sudah mendapatkan pengobatan yang tepat, tetap teruskan obat-obatan sesuai
dengan indikasi.
Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan orang lain bila sedang mengalami nyeri atau
lainnya.
Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang penting untuk menjaga anda
tetap mobil (bergerak). Saat anda menggerakkan sendi, anda sudah menjaga sendi anda kuat
dan fleksibel
Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk menggunakan
tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang cocok untuk kaki anda.
Dengan menggunakan sepatu yang cocok untuk menopang anda akan mengurangi nyeri dan
jatuh.
Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang cukup dapat mecegah
kelelahan dan nyeri.
Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang dikerjakan mengenai
hubungan makanan dan arthritis reumatoid (rematik). Anda dianjurkan makan makanan yang
rendah lemak dan kalori, kaya akan buah, sayuran dan gandum.
Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk menghilangkan
nyeri dan meningkatkan mobilitas sementara pada sendi yang kaku. kompres panas dapat
menurunkan ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan compress dingin
dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu mengurangi rasa
nyeri
FAKTOR RESIKO 3. KEMERAHAN

REM TIMBULNYA
REMATIK :

1. UMUR
PADA SENDI.

ATIK
2. TRAUMA (JATUH,
TERBENTUR)

4. BENGKAK PADA
SENDI
5. KELEMAHAN
3. KETURUNAN. PADA OTOT.
4. KELAINAN 6. GANGGUAN
BAWAAN PADA GERAK.
TULANG.

5. KEGEMUKAN. AKIBAT LANJUT....

1. MUDAH JATUH.

TANDA DAN
GEJALA.....
REMATIK. 1. NYERI SENDI.

......? 2. KEKAKUAN
SENDI

BUKAN MERUPAKAN
SUATU PENYAKIT, 2. PERUBAHAN
NAMUN MERUPAKAN BENTUK TULANG.
SUATU KUMPULAN
GEJALA-GEJALA CARA
ATAU KELUHAN PENANGANAN......
DARI RADANG SENDI.
1. MENURUNKAN
BERAT BADAN
BAGI YANG
KEGEMUKAN
2. HINDARI MAKAN
JEROAN.

3. GERAKAN
3. KOMPRES AIR DENGAN
HANGAT. HENTAKAN.
4. LATIHAN GERAK
SENDI PADA PAGI
HARI.
5. ISTIRAHAT
YANG CUKUP CARA MENGATUR
PADA SIANG LINGKUNGAN ............
HARI. .....

1. HINDARI LANTAI
YANG LICIN.
2. PENERANGAN
YANG CUKUP.
3. WC DIBUAT
DUDUK.
4. TANGGA DIBERI
PEGANGAN

6. HINDARI
GERAKAN
DENGAN
HENTAKAN YANG
KERAS.
YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN................
.

1. KERJA BERAT.
2. OLAH RAGA
YANG BERAT.
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN

Nama Acara : Penyuluhan ( Rematik )

Hari/ Tanggal : Rabu/ 10 juni 2020

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Rumah pasien

1. Tahap Persiapan
a. Persiapan pre planning mengkonsultasikan pada pembimbing akademik. Persiapan
alat-alat laptop
b. Memastikan kembali alat dan bahan untuk penyuluhan (Rematik)
c. Pada pukul 10.00 WIb mahasiswa telah dilokasi untuk mepersiapkan acara
Penyuluhan (Rematik).

2. Tahap Pelaksanaan
a. Acara penyuluhan dilakukan di Rumah pasien dimulai pukul 10.00 WIB sampai
selesai.
b. Acara dihadiri oleh Pasien dan Keluarga.
c. Susunan acara

No Waktu Kegiatan Kegiatan peserta


1. 5 menit Pembukaan, Memberikan salam, Perkenalan, 1.   Menjawab salam,
Menjelaskan tujuan pembelajaran mendengarkan dan
memperhatikan

2. 10 menit Pelaksanaan materi Menyimak dan


Pelaksanaan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan terartur
Materi:
1.        pengertian rematik (atritis reumatoid &
osteoartritis)
2.        mengetahui penyebab artritis reumatoid
& osteoartritis)
3.        Faktor resiko & manifestasi klinik
4.        Mengetahui bagaimana mencegah dan
 penatalaksanaan  mandiri

3. 5 menit Evaluasi dan Penutup : Bertanya dan


1.      menyimpulkan isi penyuluhan menjawab pertanyaan
2.      menyampaikan secara singkat materi
  penyuluhan
3.      memberi kesempatan kepada audience
  untuk bertanya
4.           memberikan kesempatan kepada
audience untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan

3. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Penyuluhan (Rematik) dilakukan di Rumah pasien dimulai pukul 10.00 WIB
sampai selesai.
2) Cuci tangan 6 langkah dihadiri pasien dan keluarga
3) Tempat dan alat-alat yang diperlukan tersedia sesuai dengan perencanaan

b. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah dilaksanakan
2) Pelaksana berperan aktif selama melakukan Penyuluhan (Rematik)
3) Selama kegiatan Masyarakat tidak ada yang meninggalkan tempat sebelum
Penyuluhan selesai

c. Evaluasi Hasil
1. Pasien mampu mengulang kembali tentang rematik
2. Pasien tahu cara Penanganan Rematik dirumah

BERITA ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

Pada hari selasa tanggal 10 juni 2020 telah dilaksanakan penyuluhan kesehatan, yang

telah dilakukan oleh mahasiswa Institut Kesehatan Deli Husada Delitua.

Waktu pelaksanaan : 10.00 WIB

Tempat pelaksanaan : Di Rumah pasien


DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatanh Masyarakat. EGC, Jakarta.


Mubaraq, Chayatin, Santoso. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi. Salemba
Medika. Jakarta. 2011
Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
Harmoko. (2012 ). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik asuhan
keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.
Suharto, (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkurtural. Jakarta : EGC
Suprajitno, (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai