TINGKAT : 3-A
AMBON
2020
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan praktik klinik keperawatan Komunitas 2 ini telah di ketahui dan di setujui oleh
Pebimbing institusi dan Ka.Ur Mindik institusi pendidikan
Di setujui oleh
TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan
perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai
bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Supartini (2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.
2. Tipe-tipe Keluarga
Menurut Allender dan Spradley (2001)
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri,
dan anak kandung atau anak angkat
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek,
paman, dan bibi
3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian.
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang
berusia lanjut.
3. Struktur Keluarga
Menurut Murwani (2007), struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1) bersifat terbuka dan jujur
2) selalu menyelesaikan konflik keluarga
3) berpikiran positif
4) tidak mengulang - ulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat,
apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima
umpan balik.
2) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik,
melakukan validasi
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya.Tetapi
kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.
Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah
berdiam diri dirumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain
kearah positif.
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga
juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan.Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kupulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah
4. Tahap-tahap Keluarga
Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.
Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola
yang sama. Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman,
1998)
a. Tahap I- Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti
psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan
orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta
beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur,
bangun pagi dan sebagainya
Tugas perkembangan :
1) Membina hubungan intim danmemuaskan.
2) membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami,
keluarga istri dan keluarga sendiri.
b. Tahap II-Keluarga child bearing kelahiran anak pertama. Dimulai sejak hamil
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30 bulan atau
2,5 tahun.
Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuan
berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua
dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan
orang tua dapat tercapai.
5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi keluarga menurut Setiawati dan
Darmawan (2005), yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku
yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam
melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin
pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap
anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan,
dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk
memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa
aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.
b. Aspek sosial
Mengejar tugas tugas sekolah bermotivasi untuk belajar, namun masih memiliki
kecenderungan untuk kurang hati hati dan berhati hati.
c. Aspek kognitif
Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (kerja sama). Anak
termotivasi dan mengerti hal hal sistematik
Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya email dan
dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifanmetabolisme plak bakteri.
Disebabkan oleh tiga faktor yang berhubunganyaitu makanan, host dan bakteri
(Behrman, 2002).
Proses karies gigi ditandaidengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi,
terjadinya invasibakteri dan kerusakan pada jaringan periapikal dan menimbulkan
rasa nyeri(Riyanti, 2005).
a. Umur
Terdapat tiga fase umur yang dilihat dari sudut gigi geligi yaitu :
1) Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies 11
2) Periode pubertas (remaja) umur antara 14 tahun sampai 20 tahun pada masa
pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan
gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal ini yang
menyebabkan prosentase karies lebih tinggi.
3) Umur antara 40- 50 tahun, pada umur ini sudah terjadi retraksi atau
menurunya gusi dan papil sehingga, sisa sisa makanan lebih sukar
dibersihkan
b. Kerentanan permukaan gigi
1) Morfologi gigi
Daerah gigi yang mudah terjadi plak sangat mungkin terjadi karies.
2) Lingkungan gigi
Lingkungan gigi meliputi jumlah dan isi saliva (ludah), derajat kekentalan dan
kemampuan bbuffer yang berpengaruh terjadinya karies, ludah melindungi
jaringan dalam rongga mulut dengan cara pelumuran element gigi yang
mengurangi keausan okulasi yang disebabkan karena pengunyahan, Pengaruh
buffer sehingga naik turun PH dapat ditekan dan diklasifikasikan element gigi
dihambat, Agrogasi bakteri yang merintangi kolonisasi mikroorganisme,
Aktivitas anti bakterial, Pembersihan mekanis yang dapat mengurangi
akumulasi plak.
c. Air ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam
mempengaruhi kekerasan email. Air ludah ini dikeluar oleh : kelenjar paritis,
kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis. Selama 24 jam, air ludah
dikeluarkan glandula sebanyak 1000 1500 ml, kelenjar submandibularis
mengeluarkan 40 % dan kelenjar parotis sebanyak 26 %. Pada malam hari
pengeluaran air ludah lebih sedikit, secara mekanis air ludah ini berfungsi
membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air ludah
ini ikut didalam pengunyahan untuk memecahkan unsur unsur makanan.
Hubungan air ludah dengan karies gigi telah diketahui bahwa pasien dengan
sekresi air ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki prosentase
karies gigi yang semakin meninggi misalnya oleh karena : therapi radiasi kanker
ganas, xerostomia, klien dalam waktu singkat akan mempunyai prosentase karies
yang tinggi. Sering juga ditemukan pasien-pasien balita berumur 2 tahun dengan
kerusakan atau karies seluruh giginya, aplasia kelenjar proritas (Yuwono, 2003)
d. Bakteri
Menurut Yuwono (2003) tiga jenis bakteri yang sering
menyebabkan karies yaitu :
1) Steptococcus
Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan jumlahnya
terbanyak di dalam mulut, salah satu 13spesiesnya yaitu Streptococus mutan,
lebih dari dibandingkan yang lain dapat menurunkan pH medium hingga
4,3%. Sterptococus mutan terutama terdapat populasi yang banyak
mengkonsumsi sukrosa
2) Actynomyces
Semua spesies aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama membentuk
asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Actynomyces visocus dan
actynomises naesundil mampu membentuk karies akar, fisur dan merusak
periodontonium.
3) Lactobacilus
Populasinya mempengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling disukai
adalah lesi dentin yang dalam. Lactobasillus hanya dianggap faktor pembantu
proses karies.
e. Plak
Plak ini trerbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin,
sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa makanan serta bakteri.
Plak ini mula-mula terbentuk, agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat
bertmbuhnya bakteri.
f. Frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies (makanan kariogenik)
Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi, tetapi juga
kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan manis pada 14 waktu
senggang jam makan akan lebih berbahaya daripada saat waktu makan utama.
BAB II
I. PENGKAJIAN KELUARGA
2. Usia : 32 tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA
5. Genogram
Keterangan gambar :
: laki-laki
: perempuan
: menikah
: tinggal serumah
X : meninggal
: klien
6. Tipe keluarga
Adapun tipe keluarga yang ada didalam keluarga Tn B adalah keluarga besar, yang terdiri
dari ayah, ibu, anak dan nenek. Tahap perkembangan keluarga Tn. B termasuk ke dalam
tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah. Tahap ini dimulai saat anak
berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada saat anak berumur 12 tahun.
7. Suku Bangsa
Tn B berasal dari suku jawa dari daerah Wonosobo dan istri berasal dari suku Betawi
daerah Jakarta. Bahasa yang digunakan di rumah adalah bahasa Indonesia. Keluarga
tersebut berasal dari negara Indonesia. Hubungan sosial keluarga dari budaya yang
berbeda. Kebiasaan berpakaian pada nenek masih tradisional menggunakan daster apabila
di rumah dan jika berpergian menggunakan kebaya. Sedangkan istrinya sudah berpakaian
mengikuti trend modern.dan ayahnya menggunakan kaos dan celana pendek saat di rumah
dan jika bekerja menggunakan seragam. Kebiasaan makan di dalam keluarga Tn B masih
menggunakan budaya jawa yang identik dengan rasa manis dan pedas. Sejak Ny. Sa
mengetahui bahwa ia menderita penyakit hipertensi dan ia menedengar informasi dari
tetangga sehingga lebih memilih pengobatan tradisional yaitu dengan mengkonsumsi
mentimun sebagai lalapan untuk menurunkan darah tingginya.
8. Agama
Keluarga Tn.B menganut agama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti sholat,
puasa, dan lainnya. Tn. B dan Ny. S selalu menjalakan sholat 5 waktu, kadang-kadang
mereka sholat berjamaah jika keduanya bersamaan berada di rumah. Ny. S mengatakan
jarang menghadiri pengajian yang diadakan 1 bulan sekali di masjid tempat ia tinggal
dikarenakan jadwal pengajian berbarengan dengan jam kerjanya. Sedangkan Ny. Sa setiap
minggu mengikuti pengajian di dekat rumahnya.
9. Status Ekonomi
Tn B dan keluarga biasanya mengadakan rekreasi setahun sekali yaitu mudik ke kampung
halaman yang ada di Wonosobo. untuk bertemu sanak saudara. Setiap bulan keluarga Tn.S
menyempatkan waktu untuk bersilaturahmi ke Bekasi, untuk menemui orangtua Ny. S.
Pada waktu senggang saat malam hari atau weekend Tn B dan keluarga menghabiskan
waktu dengan menonton TV.
Tahap perkembangan keluarga Tn. B adalah tahap perkembangan keluarga dengan anak
sekolah. Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir
pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah
maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing
anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang
berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga :
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak
untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Tn. B dan Ny. S sebelum menikah mereka berpacaran selama 1 tahun. Mereka saling
mengenal saat masih bekerja di pabrik. Mereka menikah pada tanggal 15 Maret 2006.
Setelah menikah, Tn B dan Ny S memutuskan untuk mengontrak dan mereka
dikaruniai anak laki laki bernama Raihan pada tanggal 2 Maret 2007. Karena anak
perempuan Ny. Sa sudah menikah dan Ny. Sa merasa kesepian. Ny. Sa memutuskan
untuk tinggal bersama keluarga Tn. B.
Ayah Tn. B sudah meninggal dunia pada tahun 1988 karena kecelakaan kerja dan Ibu
dari Tn B berjualan kue dan tinggal di Wonosobo ( Jawa Tengah). Sedangkan ibu dari
Ny S sebagai ibu rumah tangga dan Bapak Ny S bekerja sebagai wiraswasta. Orang tua
Ny S tinggal di daerah Bekasi. Pada tanggal 02 Maret 2007 Raihan lahir dibantu oleh
bidan di puskesmas pukul 13.00 secara normal. Pada umur 3 tahun rahan mengalami
diare sehngga dirawat di rumah sakit selama 5 hari.
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Jenis rumah yang ditinggali Tn. B adalah kontrakan dengan jumlah ruangan 2 dan
berlantai 1 dengan ukuran 5X10 m2. Atap rumah berupa genting. Ventilasi udara dan
cahaya ada dan <10 % luas tanah dan cahaya sinar matahari dapat masuk kedalam
rumah. Ny. S mengatakan selalu membuka jendela setiap pagi hari dan menutupnya
pada sore hari. Kondisi dalam rumah terlihat padat. Lantai menggunakan keramik.
Ny. Sa tidur bersama cucunya An.R dan menyimpan barang-barangnya seperti
pakaian dan uang di lemari. Ny.S membersihkan rumah setiap 1 kali sehari pada sore
hari. Di dalam rumah terdapat 2 buah lampu di ruangan yang berbeda dengan
perkiraan tiap bohlam berukuran 20 watt dan 1 lampu pada lantai depan rumah untuk
penerangan malam hari. Kamar mandi di bersihkan setiap seminggu sekali, saat
pengkajian didapatkan lantai rumah licin dan tidak ada pegangan. Di depan rumah
terdapat jembatan diatas kali. Antara dasar kali dan jembatan tersebut dengan tinggi
1,5 meter. Disekitar jembatan dan pinggir kali tidak ada penghalang sehingga sangat
membahayakan untuk An. R dan Ny. Sa. An. R terbiasa main di depan rumahnya
dekat kali bersama teman-temannya tanpa pengawasan neneknya. Di depan gang
rumah juga terdapat jalan raya yang ramai. Banyak kendaraan yang melewati jalan
tersebut sehingga membahayakan An. R saat bermain. Keluarga memiliki tempat
pembuangan sampah berbentuk keranjang sampah besar. Di depan rumah terdapat
tempat sampah tertutup dan nampak tidak ada sampah di halaman rumah sehingga
depan rumah tidak berbau. Biasanya sampah diangkut oleh petugas sampah. Sumber
air berasal dari sumur (jetpam). Keluarga Tn. B menggunakan air tersebut untuk
kebutuhan sehari-hari. Keluarga minum dengan menggunakan air menggunakan air
tanah yang dimasak. Keluarga Tn. B menggunakan WC sendiri dan jenis jambannya
yaitu leher angsa (WC jongkok ), jarak antara sumber air dengan tempat
penampungan tinja atau septitank<10 m dan disedot atau oleh petugas sedot WC jika
wc mampet. Keadaan jamban tampak cukup bersih. Pembuangan air limbah ke kali
melalui pipa. Ny. Sa mengatakan keadaan pipa-pipa dalam kondisi baik untuk aliran
airnya. Berikut adalah denah rumahnya :
5m
Tidur 2
10 m
Ruang Tamu
Teras rumah
Lingkungan rumah sebagian besar adalah penduduk asli dan pendatang. Ny. S sering
ke luar rumah untuk membeli sayuran di tukang sayur keliling atau warung sebelum
berangkat bekerja. Selain mendekatkan kepada Allah SWT. , Ny. Sa rajin mengkuti
pengajian yang ada di lingkungan RT dan RW karena menurut Ny. Sa dengan cara
tersebut dirinya dapat mengenal tetangga dengan baik. Menurut Ny. Sa jika hubungan
dengan tetangganya baik maka jika mendapatkan masalah atau musibah, tetangganya
tidak segan menolong mereka. Menurut Ny. S, mereka sudah lama tinggal di daerah
cipinang sehingga sudah saling mengenal dan akrab dengan tetangga. Di depan
rumah Tn B tampak kali mengalir lancar dan tidak banjir . Di sekitar tempat tinggal
Ny. S banyak terdapat warung yang menjual kebutuhan sehari-hari. Sarana kesehatan
dekat rumah Tn B adalah posyandu dan puskesmas. Ny. S rajin membawa An. R
menimbang berat badan ke posyandu.
Keluarga Tn B sudah hampir 8 tahun tinggal di daerah ini. Keluarga Tn. B masih
mengontrak dirumah yang saat ini ditempati.
Menurut Ny. Sa, Tn B dan Ny S sering bergaul dengan tetangga sekitar. Ny Sa rajin
mengikuti pengajian RT. Jika ada tetangga yang mendapat musibah atau tetangga yang
sedang hajatan mereka akan menyempatkan diri untuk menghadiri acara tersebut.
Tn. B sering berkomunikasi dengan anaknya walupun pun Tn. B sibuk dengan
pekerjaannya tetapi masih dapat berkomunikasi dengan anaknya dengan cara
bercanda, tertawa, dan menasehati anaknya untuk menjadi anak yang hebat walaupun
anaknya masih kecil dan Ny. S mengatakan yang lebih sering bercanda, tertawa dan
menasehati jika anaknya nakal dengan dibantu oleh Ny. Sa yang menjaga anaknya
disaat Ny S bekerja. Ny S mengatur semua urusan yang ada di rumah sebelum
berangkat bekerja dan Ny. S mengatakan anaknya selalu bercerita tentang
kegiatannya sehari hari baik di sekolah dan pada saat berman. Tn. B dan Ny. S hanya
berkomunikasi pagi hari dan malam hari. Pada pagi hari setelah sarapan bersama-
sama Tn. B selalu mengatakan ayah kerja dulu ya nak, raihan sama nenek jangan
nakal ya nak dan titip raihan ya bu, ayah berangkat ya bun . Sedangkan pada malam
hari Tn. B dan Ny. S selalu membicarakan tentang perkembangan usia anak mereka,
uang belanja, dan menceritakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan bersama anak.
2. Struktur kekuatan
Menurut Ny S, Ny. Sa lebih dekat dengan anaknya karena memiliki waktu lebih
banyak untuk dekat dengan anaknya. Ny. S mengatur semua kebutuhan keluarga dan
mengelola keuangan. Ny S mengatakan yang mengambil keputusan dalam keluarga
yaitu Tn.B mengenai uang belanja, uang kebutuhan rumah tangga selama 1 bulan
tetapi kadang-kadang Ny. S juga mengambil keputusan mengenai mengikuti arisan
uang sebulan bersama temannya, membeli keperluaan Ny. S seperti baju peribadi,
perlengkapan kosmetik, dll. Ketika malam hari Ny S mengajarkan anak R untuk
mengerjakan tugas sekolah dan menyiapkan makan malam dan tidak lupa pula Ny S
menganjurkan An. R untuk menyikat gigi sebelum tidur, tetapi An. R selalu malas dan
tidak mau menggosok giginya.
3. Struktur Peran
Tn. B berperan sebagai kepala keluarga, tugas Tn. B mencari nafkah untuk keluarga.
Ny S berperan sebagai pengatur kebutuhan keluarga, mendidik, merawat dan
melindungi anak dan anak mereka tugasnya bermain, bercanda dan membantu anak
bersosialisasi dengan tetangga dan teman sebayanya.
4. Nilai dan Norma Budaya
Nilai dan norma budaya yang dianut oleh keluarga Tn. B adalah nilai-nilai agama
Islam dan budaya Jawa betawi. Menurut Ny. Sa jika sudah masuk waktu sholat, ia
menganjurkan An. R untuk shalat. Disaat Tn B dan Ny S berada di rumah mereka
melakukan solat berjamaah khususnya pada waktu magrib. Menurut Ny S budaya
betawi pun tidak jauh berbeda dengan budaya jawa hanya pada selera makanan saja
budaya jawa identik dengan rasa manisnya dan budaya betawi lebih identik dengan
rasa asin dan pedas. Kedua budaya tersebut dapat dijalankan secara bersamaan dan
berdampak baik untuk An. R. An. R selalu memanggil bapaknya dengan sebutan ayah
dan memanggil ibunya dengan sebutan bunda serta memanggil neneknya dengan
sebutan mbah.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. B dan Ny. S saling berkomunikasi dengan baik, saling menyayangi dan
menghargai satu sama lain. Tn. B dan Ny S selalu memberikan perhatian dan kasih
sayang kepada anak-anaknya. Walaupun Tn. B dan Ny S bekerja, namun mereka
masih meluangkan waktu untuk bermain, dan bercanda bersama An. R. Bila ada salah
satu anggota keluarga yang sakit maka Ny S tidak pernah mendiamkan anaknya yang
sakit. Ny. S akan segera merawat dan atau memberikan obat berdasarkan pengalaman
yang lalu. Menurut Ny S jika ada masalah, An. R sudah terbiasa berbicara/ curhat
dengan ibunya. Sehingga walaupun bekerja, Ny S. tetap bisa dekat dengan anaknya.
2. Fungsi Sosialisasi
Ny. S mengatakan setiap hari melaksanakan rutinitasnya sehari-hari yaitu bekerja dan
mengurus rumah tangga. Ny S mengatakan sebelum berangkat bekerja, dia selalu
berbelanja di warung terdekat atau abang sayuran lewat untuk bahan masakan.
Kemudian ia masak untuk makan pagi dan siang. Sedangkan untuk makan malam, ia
baru memasaknya setelah pulang berkerja. Ny S mengakui bahwa An. R sangat
menyukai coklat dan permen. Namun An. R sangat malas menggosok gigi, An.R juga
pernah mengalami sakit gigi. Walaupun berulang kali di ingatkan untuk menggosok
gigi setiap habis makan dan sebelum tidur, namun tetap saja An. R tidak mau
melakukannya. Di tambah dengan An. R sangat takut untuk memeriksakan giginya ke
dokter. Ny. S mengatakan sudah lelah membujuk anaknya tersebut untuk merawat
giginya. Alhasil, An. R memiliki masalah karies gigi yang belum terselesaikan. Sudah
pernah di bujuk oleh semua keluarga besar pun tetap tidak berhasil. An R hanya mau
menggosok giginya saat mandi pada pagi hari. Selain itu Tn. B juga memiliki masalah
maag pada dirinya. Ny S mengatakan bahwa Tn. B sangat menyukai makan makanan
pedas. Padahal seringkali di ingatkan untuk menguranginya karena dapat
menimbulkan kekambuhan maagnya. Namun Tn. B mengatakan semua akan baik
baik saja. Ketika Tn B ditanya mengenai penyakit maag nya Tn B mengatakan 3 hari
belakangan ini merasa nyeri pada ulu hatinya, kadang mual dan muntah sehingga
menyebabkan malas makan dan tidak nafsu makan.Tn. B mengatakan 3 hari
belakangan ini sangat sibuk sampai makan tidak teratur bahkan lupa makan siang.
Sakitnya terasa parah kalau makan makanan yang pedas. Ketika ditanya penyebab
tanda gejala dan cara perawatan Tn B mengatakan tidak begitu tahu dan paham.
Ny. S mengatakan bingung dan tidak tahu lagi bagaimana membujuk anaknya untuk
mengobati giginya dan membiasakan menggosok gigi sebelum tidur serta mengurangi
makan makanan yang manis. Selain itu Ny S juga bingung mengenai menu yang perlu
disiapkan setiap kali ia memasak dikarena Ny. Sa memiliki penyakit hipertensi yang
tidak boleh mengkonsumsi makanan dengan rasa asin yang berlebih. Sedangkan Ny S
sangat menyukai makanan dengan cita rasa asin. Selain itu, Tn B yang memiliki maag
juga suka makan makanan pedas yang sering membuat maagnya kambuh. Ny S
bingung bagaimana mengatasi masalah tersebut.
5. Pemeriksaan fisik
Telinga Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
serumen, tidak serumen, tidak serumen, tidak serumen, tidak
ada bengkak luka ada bengkak luka ada bengkak luka ada bengkak luka
dan kemerahan, dan kemerahan, dan kemerahan, dan kemerahan,
simetris simetris simetris simetris
Leher dan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tenggorokan kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan
menelan, menelan, menelan, menelan,
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah
bening (-)distensi bening (-)distensi bening (-)distensi bening (- )
vena jugularis vena jugularis vena jugularis distensi vena
(-), tidak ada (-), tidak ada (-), tidak ada jugularis (-),
tanda radang tanda radang tanda radang tidak ada tanda
radang
Abdomen Ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
sering mual-mual tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada
terutama jika keluhan keluhan keluhan
gastritis kambuh
Kuku Tidak ada yang Tidak ada yang Tidak ada yang Tidak ada yang
panjang, terawat panjang, terawat panjang, terawat panjang, terawat
bersih, sianosis bersih, sianosis bersih, sianosis bersih, sianosis
(-), tanda radang (-), tanda radang (-), tanda radang (-), tanda radang
(-) (-) (-) (-)
Berat badan 65 Kg 50 Kg 15 kg 55 kg
6. Harapan Keluarga
Ny. S mengharapkan perawat untuk membantu mengatasi masalah karies gigi yang
diderita oleh An.R, mengatasi hipertensi Ny. Sa dan penyakit maag yang di derita Tn. B
serta membantu memelihara kesehatan semua anggota keluarganya.
II. ANALISA DATA
No Data Diagnosa
Data Objektif :
- Gigi An. R terlihat kotor
- Gigi An.R tampak kuning
- Gigi geraham berlubang
2 Data Subjektif : Gangguan rasa nyaman; nyeri pada
- Tn. B mengatakan 3 hari yang lalu merasa keluarga Tn.B khususnya Tn.B
nyeri ulu hati, kadang mual dan mau muntah berhubungan dengan ketidakmampuan
sehingga menyebabkan malas makan atau keluarga merawat anggota keluarga
tidak nafsu makan dengan gastritis (maag)
- Tn.B juga mengatakan 3 hari yang lalu terlalu
sibuk sampai makan tidak teratur bahkan lupa
makan siang. Sakitnya terasa parah kalau
makan makanan pedas.
- Ketika ditanya penyebab tanda atau gejala
dan cara perawatan, Tn.B mengatakan tidak
terlalu paham
Data Objektif :
- Bising Usus (+) 14x/menit
- Nyeri ulu hati (+)
3 Data Subjektif : Resiko terjadinya stroke pada keluarga
- Ny. Sa mengatakan hanya sekali Tn. B khususnya pada Ny. Sa
memeriksakan kesehatannya di berhubungan dengan ketidakmampuan
PUSKESMAS dan jarang memeriksa keluarga merawat anggota keluarga
tekanan darahnya kembali. yang menderita hipertensi
- Ny. Sa mengatakan tidak mengkonsumsi
obat dari Puskesmas lagi, karena tidak ada
perubahan pada tekanan darahnya.
- Ny. Sa mengatakan hanya mengonsumsi
lalapan timun sebagai obat alternatifnya
yang diketahui dari tetangganya.
- Ny. Sa belum paham tentang cara-cara
penanggulangan hipertensi
- Ny. Sa mengetahui bahwa menderita ia
hipertensi sejak ± 3 bulan yang lalu.
- Klien mengatakan sering merasa pusing
saat beraktivitas dan cepat merasa lelah
Data Objektif
- TTV :
TD : 150/100 mmHg
N : 82 x/menit
RR: 20 x/menit
S : 36 0 C
1. Defisit Perawatan Diri (gigi) pada Keluarga Tn.B khususnya An.R berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies gigi.
Potensial 2/3 X 1 2/3 Ada kemauan dari Tn. B untuk segera senbuh.
masalah dapat Perhatian Ny.S terhadap sakit yang dirasakan
dicegah : Cukup Tn.B juga cukup tinggi. Namun dengen tuntutan
pekerjaan diperlukan strategi yang baik agar
pemenuhan kebutuhan nutrisi tetap tercapai
Menonjolnya 2/2 X 1 1 Tn.B mengatakan nyeri karena gastritis sangat
masalah : Ada mengganggu Tn.B dan ingin sekali disembuhkan.
masalah dan
perlu segera
ditangani
Total 3 1/3
3. Resiko terjadinya stroke pada keluarga Tn. B khususnya pada Ny. Sa berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah : 2/3 X 1 2/3 Ny.Sa merasakan pusing saat beraktivitas dan
Tidak/kurang cepat merasa lelah, hal ini sangat mempengaruhi
sehat kesehatan Ny. Sa yang memasuki usia lanjut
Kemungkinan 1/2 X 2 1 Ny. Sa yang kesibukannya saat ini menjaga
masalah dapat warung jarang memiliki waktu untuk beristirahat
diubah : Sebagian dan memeriksakan kesehatannya di puskesmas,
namun Ny. Sa memiliki keinginan yang besar agar
penyakit yang di derita cepat mengalami
perbaikan.
Potensial masalah 3/3 X 1 1 Keinginan Ny.Sa yang tinggi dan perhatian dari
dapat dicegah : anggota keluarga terhadap Ny.Sa memungkinkan
Tinggi pengobatan hipertensi Ny.Sa mudah untuk
dilakukan.
Menonjolnya 2/2 X 1 1 Ny.Sa dan Tn.B merasa penyakit hipertensi yang
masalah : Ada diderita Ny.Sa harus segera ditangani dan perlu
masalah dan perlu penanganan lebih lanjut.
segera ditangani
Total 3 2/3
Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.B adalah sebagai berikut:
1. Defisit Perawatan Diri (gigi) pada Keluarga Tn.B khususnya An.R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies gigi (skore: 4 1/3).
2. Resiko terjadinya stroke pada keluarga Tn. B khususnya pada Ny. Sa berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi
(skore: 3 2/3).
3. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga Tn.B khususnya Tn.B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
gastritis (maag) (skore: 3 1/3)
IV. RENCANA KEPERAWATAN
2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan untuk
segera mengatasi
karies gigi pada
Akibat yang terjadi
An. R dengan :
bila karies gigi tidak
diatasi dengan baik
a. Menjelaskan
ialah :
akibat yang
- Napas tak sedap
terjadi bila
- Pengecapan buruk
karies gigi Respon 1. Jelaskan akibat yang bisa terjadi bila
- Penampilan gigi
tidak diatasi verbal keluarga tidak mengambil keputusan untuk
tampak buruk dan
dengan baik mengatasi karies gigi
kotor.
- Nyeri dan bengkak 2. Beri kesempatan keluarga bertanya
-Demam sebagai 3. Dorong keluarga untuk mengungkapkan
proses infeksi. kembali penjelasan yang diberikan
4. Beri pujian atas kemampuan keluarga
Keluarga dapat
mengambil keputusan
yang tepat untuk
segera merawat
b. Mengambil
anggota keluarga yang
keputusan yang
menderita karies gigi
tepat untuk
1. Gali pendapat keluarga tentang Karies gigi
segera merawat Respon
yang dialami oleh An.R
An. R yang verbal
2. Bimbing dan bantu keluarga untuk
menderita karies
mengambil keputusan yang tepat
gigi. Cara mencegah karies
3. Beri kesempatan keluarga memikirkan
3. Keluarga dapat gigi dirumah :
kembali keputusan yang diambil
menyebutkan cara - Hindari makanan
4. Beri pujian atas keputusan yang diambil
mencegah : atau minuman yang
keluarga
a. Menjelaskan manis / mengandung
cara mencegah gula (permen, coklat)
karies gigi -Sikat gigi segera
dirumah Respon setelah makan dan
1. Diskusikan dengan keluarga cara
verbal sebelum tidur dengan mencegah terjadinya karies gigi
pasta gigi berflouride. 2. Dorong keluarga untuk mengungkapkan
-Lakukan kembali cara mencegah terjadinya
pemeriksakan gigi karies gigi
setiap minimal 6 bulan 3. Beri pujian atas jawaban keluarga yang
sekali ke dokter gigi. benar.
Menurut
Notoadmodjo (2003)
Cara mengatasi karies
gigi ialah :
-Melakukan
pemeriksaan ke dokter
gigi / puskesmas
b. Menjelaskan
-Dilakukan
cara mengatasi
pembersihan jaringan
karies gigi
gigi karies dengan
Respon penambalan (restorasi)
1. Gali pengalaman keluarga merawat
verbal -Jika sudah terjadi
karies gigi selama ini
infeksi/ kerusakan
2. Beri pujian atas upaya keluarga yang
lebih dalam mengenai
sudah benar
syaraf maka dilakukan
pencabutan 3. Diskusikan dengan keluarga beberapa
-Menggosok gigi cara merawat karies gigi
dengan baik dan benar 4. Dorong keluarga untuk mengungkapkan
dengan menggunakan kembali cara merawat karies gigi di
pasta gigi berflouride. rumah
-Kurangi makanan
atau minuman yang
manis dan lengket.
-
-
Keluarga
menyebutkan
penatalaksanaan
pemeliharaan
lingkungan rumah
yang menunjang
4. Keluarga dapat kesehatan
memodifikasi
lingkungan sehat
Fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan
Respon 1. Gali pengetahuan keluarga tentang
oleh keluarga untuk
Verbal penatalaksanaan pemeliharaan rumah
mencegah karies gigi:
2. Diskusikan pengaruh lingkungan yang
5. Keluarga mampu 1. RS
tidak sehat terhadap adanya penyakit
memanfaatkan 2. Puskesmas
3. Berikan penjelasan tentang
fasilitas pelayanan 3. Dokter praktek
penatalaksanaan pemeliharaan lingkungan
kesehatan yang ada
rumah
untuk mengatasi
4. Beri motivasi peran serta keluarga dalam
karies gigi
penyediaan lingkungan yang sehat
a. Menyebutkan
5. Berikan pujian terhadap modifikasi
fasilitas yang
lingkungan yang sudah dilakukan
tersedia
Manfaat fasilitas
kesehatan :
1. Diskusikan jenis fasilitas kesehatan yang
b. Menyebutkan 1. Memberikan
tersedia dilingkungan keluarga
manfaat informasi
2. Bantu keluarga memilih fasilitas
fasilitas kesehatan
kesehatan yang sesuai dengan kondisi
kesehatan 2. Memberikan
keluarga
pengobatan 3. Anjurkan keluarga memanfaatkan
3. Memberikan fasilitas kesehatan sesuai pilihan
pelayanan
konseling
4. Membantu
meningkatakan
kesehatan
Respon
verbal 1. Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang
Fasilitas kesehatan manfaat fasilitas kesehatan
merupakan tempat di 2. Diskusikan manfaat fasilitas kesehatan
c. Memanfaatkan laksanakannya 3. Dorong keluarga mengungkapkan kembali
fasilitas kesehatan pelayanan kesehatan manfaat fasilitas kesehatan yang ada
yang ada untuk
mengatasi karies
gigi
Respon 1. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan
verbal fasilitas kesehatan yang ada.
2. Beri pujian atas kemampuan keluarga
untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
Respon
verbal
V. CATATAN KEPERAWATAN
30 november Defisit Perawatan Diri (gigi) pada TUK 1-2: Subjektif: Kel 4
2020 Keluarga Tn.B khususnya An.R - Keluarga dapat menyebutkan
1. Mendiskusikan dengan keluarga
berhubungan dengan kembali pengertian karies gigi
Pukul 10.00 tentang;
ketidakmampuan keluarga merawat yaitu penyakit infeksi yang
Pengertian karies gigi
Dx.1 anggota keluarga dengan karies gigi merusak struktur gigi. Penyakit ini
Penyebab karies gigi
menyebabkan gigi berlubang.
Tanda dan gejala karies gigi
- Keluarga dapat menyebutkan
Akibat karies gigi kembali Penyebab karies gigi
yaitu keberadaan bakteri dalam
gigi, Penyebab karies gigi, Tanda dan plak, yang kemudian tidak
Analisa:
Masalah teratasi dimana keluarga
memahami tentang pengertian
karies gigi, penyebab karies gigi,
tanda dan gejala karies gigi, akibat
karies gigi
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 3 & 4
TUK 3:
Subjektif:
1. Memberi pendidikan kesehatan - Keluarga dapat menyebutkan
mengenai cara mengatasi karies gigi kembali cara mengatasi karies
di rumah gigi yaitu : konsultasikan gigi ke
01 desember Defisit Perawatan Diri (gigi) pada dokter, menggosok gigi dengan Kel 4
2020 Keluarga Tn.B khususnya An.R 2. Memotivasi keluarga untuk baik dan benar, kurangi makanan
berhubungan dengan mendemonstrasikan kembali apa yang yang manis manis, kompres
Pukul 13.00
ketidakmampuan keluarga merawat telah diajarkan dengan menggunakan kassa jika
Dx.1 anggota keluarga dengan karies gigi terjadi bengkak, berikan obat
analgetik (asam mefenamat) jika
terdapat nyeri
3. Memberi reinforcement positif atas - Keluarga dapat menyebutkan
upaya dan kemampuan keluarga kembali cara mencegah karies
gigi : tidak banyak makan
makanan yang mengandung gula
4. Memberi pendidikan kesehatan pada
(permen, coklat), menyikat gigi
keluarga tentang cara mencegah
segera setelah makan dan sebelum
penyakit karies gigi
tidur, memeriksakan gigi setiap
minimal 6 bulan sekali, banyak
mengkonsumsi sayur-sayuran dan
buah-buahan, menggunakan pasta
gigi saat menyikat gigi, biasakan
meminum susu sebelum tidur,
bukan untuk menemani saat tidur.
Objektif:
Keluarga tampak
memperhatikan dengan seksama
saat diskusi berlangsung
Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
Keluarga tampak sekali-kali
menganggukkan kepala tanda
mengerti penjelasan yang
perawat berikan
Keluarga tersenyum senang saat
diberikan pujian oleh perawat
Analisa:
Masalah teratasi
Perencanaan:
Subjektif
Perencanaan:
Subjektif:
- Keluarga dapat menyebutkan
fasilitas kesehatan yang dapat
digunakan oleh keluarga untuk
mencegah karies gigi, yaitu :
Rumah sakit, Puskesmas, dokter
gigi praktek (klinik).
TUK 5: - Keluarga dapat menyebutkan
manfaat fasilitas kesehatan
1. Mendiskusikan dengan keluarga
seperti: memberikan informasi
tentang fasilitas kesehatan yang
kesehatan, memberikan
tersedia
pengobatan, memberikan
pelayanan konseling, membantu
b. Mendiskusikan dengan keluarga meningkatakan kesehatan,
untuk menyebutkan manfaat fasilitas keluarga mengatakan pernah
02 desember Defisit Perawatan Diri (gigi) pada kesehatan membawa An. R yang
2020 Keluarga Tn.B khususnya An.R mengalami karies gigi ke
berhubungan dengan fasilitas kesehatan yang ada
Pukul 15.00 6. Mendorong keluarga untuk
ketidakmampuan keluarga merawat a.Objektif: Kel 4
memanfaatkan fasilitas kesehatan
Dx.1 anggota keluarga dengan karies gigi Keluarga tampak antusias
untuk mengatasi karies gigi
bertanya tentang manfaat fasilitas
kesehatan
7. Memberi reinforcement seperti pujian Keluarga tampak
terhadap kemampuan keluarga memperhatikan dengan seksama
menyebutkan kembali manfaat saat diskusi berlangsung
fasilitas kesehatan Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
Keluarga tampak sekali-kali
8. Memberi kesempatan keluarga menganggukkan kepala tanda
bertanya tentang hal yang belum jelas mengerti penjelasan yang
perawat berikan
Keluarga tersenyum senang saat
diberikan pujian oleh perawat
Analisa:
Masalah teratasi oleh keluarga
dengan fasilitasi dari perawat
keluarga
Planning:
Mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan keluarga untuk
menggunakan fasilitas kesehatan
jika karies giginya kambuh
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara tinjauan kasus dengan tinjauan
teoritis yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Pembahasan asuhan keperawatan
keluarga ini mencangkup pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pada saat mengumpulkan data, penulis menemukan bahwa An.R menderita karies gigi.
Dari data fokus yang diperoleh data dari Ny. S mengatakan bahwa An.S malas sikat gigi
(satu kali dalam sehari) dan suka jajan yang manis seperti coklat dan permen, Ny. S juga
mengatakan An.R pernah sakit gigi bila sakit gigi An.R rewel, Gigi An. R terlihat kotor,
tampak kuning dan gigi geraham berlubang. Menurut (Harris and Christen, 1995) Gejala
karies gigi bukan hanya satu gejala saja, adapun gejalanya adalah gigi terasa sangat
sensitif terhadap panas, dingin, manis dan asam menandakan karies gigi sudah sampai
bagian dentin. Jika suatu kavitasi dekat atau telah mencapai pulpa maka nyeri
akan bersifat menetap bahkan nyeri yang dirasakan bersifat spontan, meski tidak ada
rangsangan.
Didapatkan kesamaan antara teori dengan kenyataan yang penulis temukan. Faktor
penunjang dalam pengumpulan data yaitu keluarga cukup kooperatif dalam memberikan
informasi.
B. Diagnosa Keperawatan
Dalam perumusan diagnosa keperawatan terdapat tiga tipe diagnosa keperawatan yaitu
masalah keperawatan aktual, resiko dan potensial. Dari data yang didapat pada tahap
pengkajian didapat tiga masalah yaitu satu masalah bersifat aktual dan dua masalah
bersifat resiko. Sehingga penulis dapat menyimpulkan diagnosa keperawatan sesuai
dengan prioritas. masalah pada keluarga Tn.B. Diagnosa keperawatan utama yang
penulis temukan adalah defisit perawatan diri (gigi) pada keluarga Tn.B khususnya An.R
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies
gigi. Masalah keperawatan bersifat aktual karena pada saat pengkajian diperoleh data
Ny. S mengatakan An.R pernah sakit gigi bila sakit gigi An.R rewel, gigi An. R terlihat
kotor, tampak kuning dan gigi geraham berlubang. Menurut teori, karies gigi adalah
penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya email dan dentin yang progresif
yang disebabkan oleh keaktifan metabolisme plak bakteri. Disebabkan oleh tiga faktor
yang berhubungan yaitu makanan, host dan bakteri (Behrman, 2002).
Diagnosa kedua adalah resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga
Tn.B khususnya Tn.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan gastritis (maag). Masalah keperawatan bersifat resiko karena pada saat
dilakukan pengkajian ditemukan data bahwa Masalah keperawatan bersifat resiko karena
pada saat dilakukan pengkajian ditemukan data bahwa Tn. B mengatakan 3 hari yang
lalu merasa nyeri ulu hati, kadang mual dan mau muntah sehingga menyebabkan malas
makan atau tidak nafsu makan dan terlalu sibuk sampai makan tidak teratur bahkan lupa
makan siang. Ketika ditanya penyebab tanda atau gejala dan cara perawatan, Tn.B
mengatakan tidak terlalu paham, nyeri ulu hati (+) dan bising usus (+) 14x/menit. Hal ini
sesuai dengan tanda dan gejala dari gastritis. Menurut Mansjoer (2002) tanda dan gejala
dari gastritis yaitu nyeri pada ulu hati, mual, muntah, perut kembung, pusing dan
keringat dingin. Didapat kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang penulis
temukan, dalam teori ditemukan adanya masalah perut kembung, pusing dan keringat
dingin sendangkan pada kenyataannya tidak ditemukan adanya gejala tersebut. Faktor
penunjang dalam pengumpulan data yaitu keluarga cukup kooperatif dalam memberikan
informasi.
Untuk diagnosa keperawatan ketiga yaitu, resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi
pada keluarga Tn. B khususnya pada Ny. Sa berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi. Masalah keperawatan
bersifat resiko karena pada saat dilakukan pengkajian ditemukan data bahwa Ny. Sa
mengatakan hanya sekali memeriksakan kesehatannya di Puskesmas dan jarang
memeriksa tekanan darahnya kembali, Ny. Sa mengatakan tidak mengkonsumsi obat dari
Puskesmas lagi, karena tidak ada perubahan pada tekanan darahnya, Ny. Sa mengatakan
hanya mengonsumsi lalapan timun sebagai obat alternatifnya yang diketahui dari
tetangganya, Ny. Sa belum paham tentang cara-cara penanggulangan hipertensi, Ny. Sa
mengetahui bahwa menderita ia hipertensi sejak ± 3 bulan yang lalu, klien mengatakan
sering merasa pusing saat beraktivitas dan cepat merasa lelah, TTV : TD : 150/100
mmHg, N : 82 x/menit, RR: 20 x/menit, S : 36 0 C. Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala
dari hipertensi. Menurut teori, hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg (Brunner and Suddart.
2002).
Pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan dalam merumuskan diagnosa
keperawatan keluarga. Faktor pendukung dari perumusan diagnosa adalah ditemukan
tanda dan gejala sesuai dengan referensi.
C. Rencana Keperawatan
Untuk mengatasi masalah keperawatan pada keluarga Tn. B, penulis menyusun rencana
asuhan keperawatan keluarga dengan menentukan skala prioritas yaitu berdasarkan sifat
masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, kemungkinan masalah untuk dicegah dan
menonjolnya masalah.
Perencanaan tindakan difokuskan untuk mengatasi diagnosa keperawatan defisit
perawatan diri (gigi) pada keluarga Tn.B khususnya An.R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies gigi. Hal ini sesuai
skoring dalam perumusan masalah dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang ada
pada keluarga Tn. B. Sumber yang ada di keluarga menurut Mubarak (2006) adalah
kekuatan fisik dan psikososial dari tiap anggota kerluarga serta kemampuan keuangan dan
fasilitas fisik. Dalam melakukan tindakan keperawatan seperti memberikan pendidikan
kesehatan, mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional, memotivasi keluarga dalam
memodifikasi lingkungan, dan memotivasi keluarga dalam memanfaatan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
D. Implementasi
E. Evaluasi
Tahap ini adalah tahap terakhir dalam proses keperawatan yaitu, pada tahap ini
membandingkan antara implementasi dengan kriteria dan standar yang telah di tetapkan
untuk melihat hasilnya. Evaluasi yan telah penulis lakukan dalam asuhan keperawatan
dalam keluarga yang mengacu pada dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Penulis
melakukan evaluasi pada tanggal 28 februari 2014 untuk diagnosa keperawatan defisit
perawatan diri (gigi) pada keluarga Tn.B khususnya An.R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies gigi. Keluarga dapat
memahami penjelasan yang telah di berikan oleh perawat, sehingga keluarga mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh perawat untuk keluarga. Sedangkan
penulis belum melakukan evaluasi untuk diagnosa keperawatan kedua dan ketiga karena
keterbatan waktu.
Pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan dalam melakukan evaluasi,
faktor pendukung dilaksanakannya evaluasi yaitu keluarga sangat kooperatif dan mampu
menjelaskan kembali apa yang telah penulis jelaskan pada keluarga. Sedangkan faktor
penghambat yang penulis temukan pada saat melakukan intervensi adalah kurangnya
optimalisasi pemahaman anggota keluarga khususnya Ny. S dalam memperkenalkan masalah
yang ada pada An R. Karena terbatasnya waktu pelaksana, maka intervensi keperawatan tidak
dapat dilaksanakan dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A. (2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto
Behrman. (2002). Ilmu Kesehatan Anak NELSON. Vol. II. Ed. 15. Jakarta: EGC