Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH

OLEH :

MAHARINI SHESHA PRIMASWARI, S.Kep


NIM. 1911040080

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH

Pokok Bahasan : Karies Gigi

Pemberi Penyuluhan : Maharini Shesha P, S.Kep (Mahasiswa Profesi Ners UMP)

Sasaran : Anak usia sekolah dan orang tua

Hari/Tanggal : Senin, 11 Mei 2020

Jam : 10.00 WIB

Tempat : Rumah orang tua anak

A. Latar Belakang

Berdasarkan survey kesehatan gigi yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan

gigi Departemen Kesehatan RI, ternyata jumlah masyarakat yang berkunjung ke

Puskesmas maupun dirujuk ke Rumah Sakit karena menderita penyakit gigi dan

mulut akibat karies gigi menduduki jumlah terbesar yaitu 53,05%. Sebanayak 77%

anak usia sekolah memiliki masalah gigi berlobang. Karies merupakan penyakit

yang paling sering dijumpai dirongga mulut, di Indonesia lebih dari 90% penduduk

menderita karies gigi.

Masalah karies gigi masih mendapat perhatian karena sampai sekarang

penyakit tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi

dan mulut, yaitu penyakit tertinggi ke enam yang ditemukan masyarakat Indonesia

dan menempati urutan ke empat penyakit termahal dalam pengobatan.

Gigi merupakan bagian hal terpenting dalam mulut yang dapat berfungsi

untuk makan dan berbicara. Kerusakan gigi merupakan salah satu penyakit yang
disebabkan oleh kurangnya kebersihan gigi dan mulut. Anak usia sekolah

merupakan usia dimana mereka lebih cenderung untuk memilih makanan yang

manis seperti : coklat dan permen. Hal ini menajdi factor utama meningkatnya anak

usia sekolah dengan masalah kerusakan gigi. Oleh karena itu, perlu dilakukan

pendidikan kesehatan terhadap anak usia sekolah tentang pentingnya kesehatan gigi

dan mulut.

B. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan orang tua dan

anak usia sekolah mampu mengenal dan memahami penyakit karies gigi.

C. Tujuan Khusus

1. Setelah mengikuti penyuluhan anak dan keluarga dapat menjelasakan

pengertian karies gigi dengan benar.

2. Setelah mengikuti penyuluhan anak dan keluarga dapat menyebutkan

penyebab karies gigi dengan benar.

3. Setelah mengikuti penyuluhan anak dan keluarga mampu menyebutkan

tanda dan gejala karies gigi dengan benar.

4. Setelah mengikuti penyuluhan anak dan keluarga mampu menyebutkan

cara pencegahan karies gigi dengan benar.

D. Materi Penyuluhan (terlampir)

E. Metoda Penyuluhan

1. Ceramah (diskusi)

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi menyikat gigi yang benar


F. Media Penyuluhan

1. Lembar balik

2. Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan role play model Kegiatan klien


1. 5 menit Pembukaan :
(lisan)
1. Memberi 1. Menjawab salam
salam/mengucapkan salam
2. Perkenalan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan dan melakukan 3. Mendengarkan dan
kontrak waktu, bahasa dan memperhatikan
tempat
4. Menyampaikan tentang 4. Menyepakati
tujuan pokok bahasan kontrak
5. Menyampaikan pokok 5. Mendengarkan dan
pembahasan  menyepakati

2. 20 menit Pelaksanaan :
(lisan) 1. Mengkaji pengetahuan klien 1. menjawab dan
tentang pegertian karies gigi memperhatikan
2. Member reinforcement 2. Menjawab
positif
3. Menjelaskan tentang 3. Menyimak dan
pengertian dari karies gigi memperhatikan
4. Mengkaji pengetahuan 4. menjawab dan
keluarga tentang penyebab memperhatikan
karies gigi
5. Memberi reinforcement
5. Menjawab
positif
6. Menjelaskan tentang
penyebab dari karies gigi 6. Menjawab dan
7. Mengkaji pengetahuan klien mendengarkan
dan keluarga tentang tanda 7. Menjawab dan
dan gejala dari karies gigi memperhatikan
8. Member reinfircemen positif
9. Menjelaskan tentang tanda 8. Menjawab
dan gejala dari karies gigi
10. Mengkaji pengetahuan klien 9. Menjawab dan
dan keluarga tentang memperhatikan
bagaimana pencegahan dari
karies gigi 10. Menjawab dan
11. Member reinforcemen positif memperhatikan
12. Menjelaskan tentang
pencegahan dari karies gigi 11. Menjawab

12. Menyimak dan


memperhatikan
3. 5 menit
Penutup :
(lisan)
1. Memperhatikan
1. Menyimpulkan materi 2. Menjawab dan
2. Mengevaluasi anak tentang mendemonstrasikan
materi yang telah diberikan 3. Memperhatikan
dengan bertanya secara lisan 4. Mengambil leaflet
3. Memberikan reward yang diberikan
4. Memberikan leaflet 5. Menjawab salam
5. Mengakhiri pertemuan
dengan mengucapkan salam

H. Kriteria Hasil

1. Evaluasi struktur
a. Kegiatan sesuai jadwal kontrak
b. Keluarga berperan aktif dalam diskusi
c. Menyiapkan media satu hari sebelum dilaksanakan
2. Evaluasi proses
a. Keluarga tampak kooperatif
b. Peranan sesuai harapan
c. Tidak ada masalah selama diskusi
d. Diskusi sesuai dengan materi
3. Evaluasi hasil
a. Klien dan keluarga dapat menyebutkan pengertian karies gigi
b. Klien dan keluarga tau apa saja penyebab karies gigi
c. Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala karies
gigi
d. Klien dan keluarga dapat menyebutkan pencegahan karies gigi
e. Klien dan keluarga paham bagaimana perawatankaries gigi
I. Daftar Pustaka

Price dan Wilson (2006). Patofisologi Konsep Klinis Proses-proses


Penyakit Edisi 6 Vol 2. Jakarta:EGC
Wahit Iqbak Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2.Jakarta:
EGC
Doengoes, M.E, dkk.1999. rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Penatalaksanaan Perawatan Pasien Pasien,
edisi3, Jakarta:EGC
J. Lampiran

1. Materi
2. Leaflet
3. Lembar balik (flip chart)
Lampiran Materi
KARIES GIGI

A. Pengertian

Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan larutnya

mineral email, sebagai akibat terganggunya kesimbangan antara email dan

sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam microbial dari substrat

(medium makanan bagi bakteri) yang dilanjutkan dengan timbulnya destruksi

komponen-komponen organic yang akhirnya terjadi kavitas (pembentukan lobang)

(Kennedy, 2002)

Karies dentis merupakan proses patologis berupa kerusakan yang terbatas

dijaringan gigi mulai dari email kemudian berlanjut ke dentis. Karies dentis ini

merupakan masalah mulut utama pada anak dan remaja, periode karies paling tinggi

adalah pada usia 4 – 8 tahun pada gigi sulung dan usia 12 – 13 tahun pada gigi

tetap, sebab pada usia itu email masih mengalami maturasi setelah erupsi, sehingga

kemungkinan terjadi karies besar. Jika tidak mendapatkan perhatian karies dapat

menular menyeluruh dari geligi yang lain. (Behrman,2002)

B. Penyebab

Menurut Yuwono (2003) factor yang memungkinkan terjadinya karies yaitu :

1. Umur

Terdapat 3 fase umur yang dilihat dari sudut geligi yaitu:

a. Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies

b. Periode pubertas (remaja) umur antara 14 – 20 tahun pada massa

pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan


pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang

terjaga, hal ini yang menyebabkan persentase karies lebih tinggi

c. Umur antara 40 – 50 tahun, pada umur ini sduah terjadi retraksi

atau menurunnya gusi dan papil sehingga sisa-sisa makanan lebih

sukar dibersihkan

2. Kerentanan permukaan gigi

a. Morfologi gigi

b. Lingkungan gigi

3. Air ludah

4. Bakteri

5. Plak

6. Frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies

C. Tanda dan gejala

Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies gigi sampai

penyakit berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang

tampak berkapur dipermukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi.

Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membetuk lubang. Proses tersebut

dapat kembali keasal atau refersible, namun ketika lubang sudah terbentuk maka

mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya

karies yang aktif.

Bila enamel dentin telah rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena

akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar

ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan
panas, suhu yang dingin dan makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat

menyebabkan nafas tak sedap dan pengecapan yang buruk.

Karies gigi biasanaya mulai pada fisura permukaan oklusi, gigi mulai lesi

yang abru terjadi tidak dapat didiagnosa memulai inspeksi, lesi tersebut biasanya

dideteksi dengan pemeriksaan fisura yang terkena.

Gejala karies gigi sebagai berikut :

1. Nyeri baru timbul jika pembusukan sudah mencapai dentin

2. Nyeri yang timbul telah mencapai pulpa

3. Nyeri saat dipakai menggigit karena bakteri masuk ke pulpa dan pulpa

mati

D. Cara pencegahan karies gigi

Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi dilakukan

dengan :

1. Perawatan mulut

Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekan intruksi berikut :

a. Sikatlah gigi sekurang-kurangnya 2 kali sehari pada waktu- waktu

yang tepat, yaitu : waktu sesudah makan, sebelum tidur ditmabah

dengan sesudah bangun tidur

b. Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala

sikat kecil

c. Gunakan dental glos (benang gigi) sedikitnya satu kali sehari.

d. Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotic,

enzim, dan antiseptic


e. Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat mengunakan sikat

gigi dengan benar, dapat digunaka kain bersih yang tidak terlalu

tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi

serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada

jari kemudian digosokkan pada gigi.

f. Kunjungi dokter sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami

pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari 2 minggu.

2. Diet

Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan

yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi

(permen, coklat, dan lain sebagainya) dan membiasakan mengkonsumsi

makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur)

3. Flouridasi

Dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan sel dental

pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum dirumah.

Karies gigi dapat dihindari atau dicegah apabila anak melakukan

perawatan gigi dengan benar setelah mengkonsumsi makanan

kariogenik.

Anda mungkin juga menyukai