Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN


PNEUMONIA PADA ANAK

OLEH :

MAHARINI SHESHA PRIMASWARI, S.Kep


NIM. 1911040080

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2020
A. DEFINISI

Pneumonia adalah proses proses inflamatori parenkim paru yang umumnya disebabkan
oleh gen infeksisus atau juga dapat diartikan adanya peradangan paru yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, virus maupun jamur (smelter.2015)

Pneumonia merupakan proses inflamasi parenkin paru yang terdapat konsolidasi dan
erjadi pengisian rongga alveoli yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Pneumonia bisa disebabkan oleh terapi radiasi, bahan kimia, dan aspirasi (Muttaqin,2017)

B. ETIOLOGI

Beberapa penyebab dari pneumonia yaitu:


1. Bakteri : Streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.

2. Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus.

3. Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis,


ryptococosis, pneumocytis carini.

4. Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.

5. Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.

C. MANIFESTASI KLINIS

Batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge), Suara napas lemah, Retraksi intercosta,
Penggunaan otot bantu nafas, demam, ronchii, cyanosis, leukositosis, thorax photo
menunjukkan infiltrasi melebar, batuk, sakit kepala, kekakuan dan nyeri otot, sesak nafas,
menggigil, berkeringat, lelah.

D. PATOFISIOLOGI

Pneumonia merupakan infeksi skunder yang biasanya disebabkan oleh bateri yang
masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan paru. Bakteri pneumonia ini dapat
masuk melalui infeksi pada darag mulut dan tenggorokan, menembus jaringan mukosa lalu
masuk ke pembuluh darah mengikuti aliran darah sampai ke paru-paru dan selaput otak.
Akibatnya timbul peradangan pada paru dan daerah selaput otak. Inflamasi bronkus ditandai
adanya penempukan secret sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual.
Bila penyenaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah
kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis. Kolaps alveoli akan mengakibatkan
penyempitan jalan napas, sesak napas, dan ronkhi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan
fungsi paru rongga pleura. Emfisema (tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru)
adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi
napas, hipoksimia, asidosis respiratorik, sianosis, dipsnea, dan kelelahan yang mengakibatkan
terjadinya gagal nafas.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboraturium :

a. Pemeriksaan darah lengkap


b. Hitungan pada darah lengkap menunjukan kadar leukositosis
c. Pemeriksaan kultur darah positif terhadap mikroorganisme
penyebab
d. Nilai analisis gas darah arteri menunjukan hipoksemia (normal 75- 100
mmHg)
2. Pemeriksaan radiologi
a. Pemeriksaan foto tora umumnya menunjukan adanya infiltrate lobus
atau bercak

F. PENATALAKSANAAN

1. Bila dispnea berat berikan Oksigen


2. IVFD ; cairan 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata dalam 24 jam.
3. Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75
mg /kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis.
G. PATHWAYS

Bakteri Virus Jamur Aspirasi Inhalasi

Masuk saluran
pernafasan

Paru - paru
Reseptor
peradangan
Bronkus &
alveoli
Hipothalamus
Mengganggu
kerja Suhu tubuh
makrofag HIPERTERMI
meningkat

Infeksi Keringat
BERSIHAN berlebih
JALAN NAFAS
TIDAK EFEKTIF Peradangan
/ inflamasi Intake
cairan
Difusi gas antar
O2 dan CO2 di Produksi
Edema
alveoli terganggu sekret RESIKO
KEKURANGAN
Dispnea VOLUME TUBUH
Batuk
Kapasitas
transportasi
Penekanan POLA NAFAS
O2 menurun
diafragma TIDAK
EFEKTIF
GANGGUAN
PERTUKARAN Tekanan intra
GAS abdomen

Saraf pusat

Anoreksia

Nutrisi
berkurang

RESIKO KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI : KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Fokus Pengkajian
1. Biodata
Nama, alamat, jenis kelamin, agama , suku.

2. Keluhan utama
Ibu Pasien mengatauakan anaknya batuk dan sesak nafas.

3. Riwayat penny akit sekarang


Biasnaya ibu pasien mengataakan anaknya mengalami Demam, batuk berdahak,
sesak nafas,sakit tenggorokan, dan biasnaya suhu badan teraba panas 37,5c
tampak menggigil, takipnea dan dispnea , terdengar nafas yang mendengkur,
wajah pucat, suara pekak saat dilakukan perkusi pada daerah dada,ditemukan
adanya ketidaknormalan hasil AGD, terdapat frekunsi , ritme, dan kedalaman
pernafasan. Sudah sejak lama namun tidak kunjung sembuh.
4. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya karena faktor dari keluarga dirumah ada yang perokok aktif itu dapat
menyebabkan terjadinya pneumonia.
5. ADL

a. Pola nutrisi : nafsu makan menurun ,minum asi dan air putih tidak
terlalu banyak.
b. Pola eliminasi : BAB maupu BAK masih dalam normal

c. Pola istirahat : tidak bisa tidur karenaa sesak nafas

d. Pola aktivitas : anak-anak yang mengaami batuk dan sesak nafas


hanya bisa menangis
6. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : pasien terlihat lemah

1) Tanda-tanda vital

a) Suhu meningkat karena demam

b) Nadi meningkat karena cemas

c) Pernapasan meningkat karena pasien mengalami sesak nafas


2) Sistem pernafasan
a) Hidung : biasanya terdapat secret dan ingus, pernafasan cuping
hidung , pernapasan dangkal dan cepat (takipnea)
b) Suara napas : biasanya akan erdengar bunyi nafas stridor,
ronchi pada lapang paru

3) Sistem kardiovaskuler

a) Konjungtiva tidak anemis, bibir pucat, arteri karotis menigkat


4) Fungsi motorik lemah
7. Pemeriksaan tingkat pembuhan dan perkembangan
Pertumbuhan fisik, pertumbuhan motorik kasar dan halus, perkembangan bahasa,
perkembangan sosial, perkembangan kognitif. Untuk anak 0-6 tahun
menggunakan format DDST (DENVER II) dan membuat keismpulan di setiap
ranah perkembangan yang telah dicapainya, untuk anak yang lebih dari 6 tahun
menggunakan penedkatan teori tumbuh dan berkembang sesuai usianya.
8. Diagnosa keperawatan

a. Ketidak bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekeret


Biasanya ditandai dengan batuk pilek yang berangsur lama, pemeriksaan
suara pernafasan yang berbungi ronkhi, terdapat cuping hidung.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahannan membrane
alveolar kapiler efekasi
Biasanya dtandai dengan dipsnea,sianosis,takikardi, gelisah, dan hipoksia.
c. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
Biasanya ditandi dengan anak mengalami demam tinggi, anak nampak
lemas.
Rencana Asuhan Keperawatan

No Dx keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan


1 Ketidak bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
napas berhubungan keperawtan selama 3x24 jam 1. Buka Jalan Nafas, Gunakan Teknik Shin Lift Atau Jaw
dengan penumpukan diharapkan bersihan jalan napas Thrust Bila Perlu
sekeret pasin dapat membaik dengan kriteria 2. posisikan pasien untuk memkasimalkan ventilasi
hasil: 3. lakukan fisio terapi dada jika perlu
Status pernapasan: Kepatenan 4. keluarkan secret dengan batuk atau cation
Jalan nafas 5. uskultasi suara nafas , catat adanya suara nafas tambahan
6. Berikan bronkodilator bila perlu
7. Monitor respirasi dan status O2antur intake untuk cairam
mengoptimalkan eseimbangan

2 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan Manajemen pernafasan


gas berhubungan keperawtan selama 3x24 jam 1. Buka jalan nafas, menggunakan teknik Chin lift atau jaw
dengan perubahannan diharapkan pertukaran gas pasin thrust bila perlu
membrane alveolar dapat membaik dengan kriteria hasil: 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
kapiler efekasi Status pernapasan: Pertukaran 3. Kelurakan secret dengan batuk atau saction
Gas 4. Auskultasi suara nafas , catat adanya suara nafas
tambahan
5. Berikan bronkodilator bila perlu
6. Monitor respirasi dan status O2
3 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan Perawatan demam (3740)
berhubungan dengan keperawtan selama 3x24 jam 7. Pantau Suhu dan tanda- tanda vital pasien
proses inflamasi diharapkan demam pasin dapat 8. Monitor warna kulit dan suhu
membaik dengan kriteria hasil: 9. Monitor asupan dan keluaran sadar perubahan
kehilangan cairan tak dirasakan
Termoregulasi (0800) 10. Beri obat atau cairan IV
11. Dorong konsumi cairan
12. Pantau komplikasi – komplikasi yang berhubungan
dengan demam serta tanda gejala kondisi penyebab
demam
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif. A.H. dan kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan keperawtan berdasarkan


diagnose medis dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction

Agil, maulidia, rixka., kusumawardana, lin., soraya, D (12AD). Penatalasanaan


pneumonia pada bayi dan anak. Retrived.

Muttaqin. 2017. Rencana asuhan keperawtan pnemoniaa pada anak. Jakarat : EGC

Smelter. 2015. in national journal of maxillofacial surgery.

Anda mungkin juga menyukai