MK : Keperawatan Keluarga
Timgkat : III C
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
T.A 2020/2021
A. Konsep dyspepsia
1. Definisi
Dispepsia merupakan rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah abdomen
bagian atas.
Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa salah satu atau beberapa gejala
berikut yaitu: nyeri ulu hati (epigastrium), rasa terbakar di epigastrium, rasa penuh
setelah makan, cepat kenyang, rasa kembung pada saluran cerna atas, mual,
muntah, dan sendawa.
Untuk dyspepsia fungsional, keluhan tersebut di atas harus berlangsung
setidaknya selama tiga bulan terakhir dengan awitan gejala enambulan sebelum
diagnosis ditegakkan.
2. Etiologi
a. Perubahan pola makan
b. Pengaruh obat- obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang
lama
c. Alcohol dan nikotin rokok
d. Stress
e. Tumor atau kanker saluran pencernaan
3. Epidemiologi
Mayoritas pasien Asia dengan dispepsia yang belum diinvestigasi dan
tanpa tanda bahaya, merupakan dyspepsia fungsional. Berdasarkan hasil
penelitian di negara-negara Asia (Cina, Hong Kong, Indonesia, Korea, Malaysia,
Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam), didapatkan 4379,5% pasien de
ngan dyspepsia adalah dispepsiafungsional.
Dari hasil endos kopi yang dilakukan pada 550 pasien dyspepsia dalam
beberapa senter pendidikan di Indonesia pada Januari 2003 sampai April 2004,
didapatkan 44,7 % kasus kelainan minimal pada gastritis dan duodenitis; 6,5%
kasus dengan ulkus gaster; dan normal pada 8,2% kasus.
4. Patofisiologi
Patofisiologi ulkus peptikum yang disebabkan oleh Hp dan obat-obatan
anti inflamasi nonsteroid (OAINS) telah banyak diketahui. Dispepsia fungsional
disebabkan oleh beberapa factor utama, antara lain gangguan motilitas
gastroduodenal, infeksi Hp, asam lambung, hipersensi tivitasviseral, dan factor
psikologis. Faktor factor lainnya yang dapat berperan adalah genetik, gaya
hidup, lingkungan, diet dan riwayat infeksi gastrointestinal sebelumnya.
5. Manifestasi klinis
a. Nyeri perut atau abdominal (discomfort)
b. Rasa perih di ulu hati
c. Mual, kadang- kadang sampai muntah
d. Nafsu makan berkurang
e. Rasa lekas kenyang
f. Perut kembung
g. Rasa panas di dada dan perut
h. Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba –tiba
6. Pemeriksaan diagnostic
a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu di lakukan lebi banyak di tekankan untuk
menyingkirkan penyebab organic lainya seperti : pankreatitis kronik,diabetes
mellitus, dan lainya. Pada dyspepsia fungsional pada biasanya dyspepsia
fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
b. Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang diagnosis suatu penyakit di saluran
makan. Setidaknya perlu di lakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran
makan bagian atas dan sebaiknya menggunakan kontaksganda
c. Endoskopi
(Esophagusdatar gastrodatar, duodenuskopi) sesuai dengan defense bahwa
dyspepsia fungsional,gambaran endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik
d. Usg
(ultrasonografi) merupakan diagnostic yang tidsk infasif akhir akhir ini makin di
mamfaatkan untuk membantu menemukan diagnostic dari suatu
penyakit,apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat di gunakan
setiap saat dan kondisi klien yang berat pun dapat di mamfaatkan
e. Waktu pengosongan lambung dapat di lakukan dengan scintigafi atau dengan
pellet radioopak pada dyspepsia fungsional terdapat pengosongan lambung
pada 30 – 40% kasus
7. Penatalaksaaan medis
a. Farmakologi
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama
dalammengantisipasi kekambuhan. 3al ini dapat dimengerti karena pross
patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70% kasus
DF reponsif terhadap placebo.obat-obatan yang diberikan meliputi antacid
(menetralkan asam lambung)!golongan antikolinergik (menghambat
pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah).
b. Non Farmaologi
1) Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2) Menghindari faktor resiko seperti alkohol! makanan yang peda! obat-obatan
yang berlebihan! nikotin rokok! dan stres:)
3) Atur pola makan
8. Diagnosis Dispepsia
Dispepsia yang telah diinvestigasi terdiri dari dispepsia or ganik dan
fungsional. Dispepsia organic terdiri dari ulkus gaster, ulkus duodenum, gastritis
erosif, gastritis, duodenitis dan proses keganasan.
Dispepsia fungsional mengacu kepada kriteria Roma III. Konsensus Asia-
Pasifik(2012) memutuskan, untuk mengikuti konsep dari kriteria diagnosis Roma
III dengan penambahan gejala berupa kembung pada abdomen bagian atas
yang umum ditemui sebagai gejala dyspepsia fungsional.
Dispepsia menurut kriteria Roma III adalah suatu penyakit dengan satu
atau lebih gejala yang berhubungan dengan gangguan di gastroduodenal:
a. Nyeri epigastrium
b. Rasa terbakar di epigastrium
c. Rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan
d. Rasa cepat kenyang
9. Evaluasi
tanda bahaya harus selalu menjadi bagian dari evaluasi pasien-pasien
yang dating dengan keluhan dispepsia.Tanda bahaya (alarm symptom) pada
dispepsia, yaitu: penurunan berat badan (unintended), disfagiaprogresif, muntah
rekuren atau persisten, perdarahan saluran cerna, anemia, demam, massa
daerah abdomen bagian atas, riwayat keluarga kan kerlambung, dan dyspepsia
awitan baru pada pasien di atas 45 tahun.
Pasien dengan keluhan seperti di atas harus dilakukan investigasi
terlebih dahulu dengan endoskopi.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DYSPEPSIA
I. PENGKAJIAN
A. Identintas Keluarga
1. Nama Keluarga : Tn.
2. Alamat : Jembatan patah Rt.16
3. Nomor telphone/WhatsApp : 08xxxxxxxx
4. Komposisi keluarga
No Nama/Inisial Jenis Hubungan dgn KK Tempat/Tgl lahr Pendidikan
Kelamin Terakhir
1 Ny... P istri Pelauw/12,10,1969 SMA
2 A P Anak Masohi/23,03,1998 S1
K w T.I A.B
B.K
50thn R.B
46thn
PNS
Perokok Aktif
Ibu rumh tngga
A.K J.K
22th 17thn
n
S1 SMA
DISPEPSIA
Keterangan :
: Laki Laki
: Tingal serumah
: Perempuan
Meninggal
: Menikah
C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah (Denah Rumah, Pembuangan Air Kotor, Pembuangan Sampah,
Sanitasi, Sumber Pencemaran, Sumber Air Minum, Jamban)
2. Karakteristik Tetangga (kondisi sekitar, sanitasi, polusi udara atau air)
3. Karakteristik Komunitas RW(kepadatan penduduk, kebiasaan/hobi, kriminalitas)
4. Mobilitas Geografi Keluarga (berapa lama tinggal, riwayat pindah sebelumnya)
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
6. Sistem Pendukung Keluarga (fasilitas Kesehatan yang ada disekitar rumah, pemanfaatan,
kendala)
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga (terbuka/tertutup, cara penyampaian pesan emosional (afektif),
frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung,
2. Struktur dan kekuatan keluarga (siapa pembuat keputusan, proses pengambilan
keputusan
3. Struktur Peran (struktur peran formal, struktur peran informal, masalah peran yang
muncul, pemicu faktor peran)
4. Nilai atau Norma Keluarga (ada konflik nilai/norma antara anggota keluarga, adanya
perbedaan nilai/normal keluarga terkait Kesehatan)
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif (saling asuh, kedekatan, keterpisahan dan keterkaitan
2. Fungsi Sosial (praktik keluarga dalam membesarkan anak, praktik Kesehatan dalam
keluarga, agen sosialisasi dalam keluarga)
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Mengenal Masalah Kesehatan
b. Mengambil Keputusan tentang Tindakan yang Tepat
c. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
d. Memelihara Lingkungan Rumah
e. Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum klien : klien tampak meringis, .gelisah, sulit tidur dan mengeluh nyeri
perut, rasa panas didada dan perut, rasa perih di ulu hati, nafsu makan berkurang, perut
kebung, mual kadang kadang sampai muntah, rasa lekas kenyang.
2. Tanda-tanda vital :
TD : 120/90
P : 24x/Menit
N : 105 x/menit
S : 36,3ºC
3. head to tue
Abdomen :
Terdapat masalah pada abdomen pasien terdapat nyeri abdomen, rasa panas di
dada dan perut, rasa perih ulu hati, dan perut kembung.
5.
II. Analisa data
b. Mampu
menyebutkan
penyebab/faktor risiko
dyspepsia dengan
bena
c. Mampu
menyebutkan tanda &
gejala dyspepsia
dengan benar
TUK 2 : Keluarga
mampu memutuskan
untuk merawat,
meningkatkan atau
memperbaiki
Kesehatan, dengan Perawat memilih
kriteria hasil ; serta mengajarkan
a.Mampu tindakan untuk
menyebutkan keluarga merawat
komplikasi yang timbul pasien dengan
dari kondisi/penyakit dyspepsia. misalnya
dyspepsia dengan memilih kompres air
benar hangat
b.Mampu menjelaskan
manfaat dari Tindakan
yang akan diberikan
TUK 3 : Keluarga
mampu merawat
anggota keluarga
untuk meningkatkan
atau memperbaiki
Kesehatan, dengan Mengajarkan cara
kriteria hasil: kompres hangat pada
a. Mampu melakukan keluarga serta
perawatan penyakit memperagakan
dyspepsia dengan kepada keluarga cara
benar kompres hangat
b. Mampu
menggunakan alat dan
fasilitas yang ada
dirumah
TUK 4 : Keluarga
mampu memodifikasi
lingkungan, dengan
kriteria hasil :
a.Melakukan
perubahan lingkungan
fisik yang kondusif Perawat mengajarkan
cara untuk menjaga
b. Melakukan pola makan yang baik
perubahan lingkungan serta mengatur
psikologis yang jadwal makan
kondusif
TUK 5 : Keluarga
mampu memanfaatkan
fasilitas Kesehatan,
dengan kriteria hasil :
a. Mampu
menyebutkan fasilitas
Kesehatan yang ada
dilingkungan tempat Perawat
tinggal menganjurkan
keluarga unutuk
b.Melakukan dibawah ke
pemeriksaan difasilitas puskesmas atau
Kesehatan yang pelayanan kesehatan
tersedia terdekat
V. Implementasi
Hari/tanggal Jam TUK Tindakan Keperawatan Respon Tanda
tangan
Rabu 5-10-20 08: 00 1 Perawat memberikan
pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang
dyspepsia
menggunakan liplet
Kamis 6-1- 08:00 2 Perawat memilih serta
20
mengajarkan tindakan
untuk keluarga merawat
pasien dengan dyspepsia.
misalnya memilih kompres
air hangat
VI. Evaluasi
Diagnosis Keperawatan Evaluasi
Nyeri akut berhubungan dengan Tuk 1 :
Ketidakmampuan keluarga dalam S : Keluarga mampu menjelaskan defenisi,
mengenal masalah kesehatan
penyebab/faktor risiko dan tanda & gejala
keluarga
DS : Klien mengatakan nyeri pada dyspepsia dengan benar
abdomen bagian atas
O: keluarga mendengar dengan baik sangat
DO: klien tampak meringis
saat penyampaian materi
Gelisah
Frekuensi nadi meningkat
A: TUK 1 tercapai sesuai rencana
P: TUK 1 dipertahankan
Tuk 2 :
S : keluarga mampu mejelaskan kembali
prosedur kompres hangat, serta memhami
apabila tidak dirawat akan lebih parah lagi
O: keluarga mendengar dengan baik sangat
saat tertarik untuk mengatahui cara merawat
P: TUK 2 dipertahankan
Tuk 3 :
S : Keluarga mampu menjelasakan serta
menyebutkan kembali cara kompres hangat
dengan benar
O: keluarga mampu mempergakan cara
kompres hangat dengan benar
P: TUK 3 dipertahankan
Tuk 4 :
S : keluarga mau dan sangat senang untuk
perawat membuat jadwal makan
O: kelurga mulai menegur apabila pasien makan
tidak sesuai dengan benar dan mulai mengikuti
dengan benar
P: TUK 4 dipertahankan
Tuk 5 :
S : keluarga mengatakan untuk selalu
mengajurkan untuk pasien selalu ke pelayanan
kesehatan terdekat
O: keluarga mulai mengikuti jadwal pelayanan
kesehatan dengan benar
A: TUK 5 tercapai sesuai rencana
P: TUK 5 dipertahankan