Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

Ny. E DENGAN DIAGNOSA MEDIS


DISPEPSIA
DI PUSKESMAS LAYENI

DI SUSUN OLEH :

Nama : Naila Patty


Nim : P07120318080

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATN MSOHI
TAHUN 2020 / 2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
GADAR PADA KLIEN Ny. E DENGAN DIAGNOSA MEDIS
DISPEPSIA
DI PUSKESMAS LAYENI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : Naila Patty


NIM : P07120318080

Menɡesahkan,

CI. Lahan CI. Institusi

(………………………………..) (………………………………...)
NIP. NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN DISPEPSIA

A. Konsep medis
1. Pengertian
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis
(sindrom) yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit diperut bagian
atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain, perasaan
panas di dada daerah jantung (heartburn), kembung, perut terasa
penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah, dan
beberapa keluhan lainnya (Warpadji Sarwono, et all, 1996, hal.
26)
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang
terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang
menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks
gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia
(Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488). Batasan dispepsia terbagi
atas dua yaitu:

a. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik


sebagai penyebabnya

b. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia


non ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.
2. Etiologi
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau
penyakit acid reflux. Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam
lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo
membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung).
Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatan,
seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia.
Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan.
Penyebab dispepsia secara rinci adalah:
1. Menelan udara (aerofagi)
2. Regurgitasi(alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan
produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi
10. Infeksi Helicobacter pylory

3. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang
tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi
kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga
lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara
dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan
peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya
kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak ade
kuat baik makanan maupun cairan.
4. Tanda dan Gejala

a. Nyeri perut

b. Rasa perih di ulu hati

c. Mual, kadang-kadang sampai muntah

d. Nafsu makan berkurang

e. Rasa lekas kenyang

f. Perut kembung

g. Rasa panas di dada dan perut

h. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi yaitu, OMD degan kontras ganda,
serologi Helicobacter pylori, dan urea breath test (belum tersedia
di Indonesia. Endoskopi merupakan pemeriksaan baku emas,
selain sebagai diagnostic sekaligus teraupetik. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan dengan endoskopi adalah :
 CLO (rapid urea test)
 Patologi antaomi (PA)
 Kultur moikroorganisme (MO) jaringan
 PCR (Plymerase chain reaction), hanya dalam rangka
penelitian
(Mansjoer, A edisi III, 2000: 488)
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana
kegiatan yang dilakukan yaitu : Mengumpulkan data,
mengelompokkan data dan menganalisa data. Data fokus yang
berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut,
rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu
makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa
panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung
secar tiba-tiba). (Mansjoer A, 2000, Hal. 488).

2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Inayah (2004) bahwa diagnosa keperawatan yang
lazim timbul pada klien dengan dispepsia.

i. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa


lambung.

ii. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak


enak setelah makan, anoreksia.

iii. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan


dengan adanya mual, muntah

iv. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status


kesehatannya

3. Intervensi

Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang


akan dilaksanakan untuk menngulangi masalah keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan.

1. Periksa tanda dan gejala hipovelemia


2. Berikan asupan cairan
3. Anjuran menghindari perubahan posisi mendadak
4. Hitung kebutuhan cairan

4. Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup
pencapaian terhadap tujuan apakah masalah teratasi atau tidak,
dan apabila tidak berhasil perlu dikaji, direncanakan dan
dilaksanakan dalam jangka waktu panjang dan pendek
tergantung respon dalam keefektifan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Manjoer, A, et al. 2000. Kapita selekta kedokteran edisi 3.Jakarta:


Medika aeusculapeus.
2. Price & Wilson. 1994. Patofisiologi edisi 4. Jakarta: EGC
3. http://www.scribd.com/doc/3949918/dispepsia di akses tanggal 22
Agustus 2010
4. http://keperawatan-gun.blogspot.com/2008/11/asuhan-
keperawatan-klien-dg-dispepsia.html diakses 20 Agustus 2010

Anda mungkin juga menyukai