Anda di halaman 1dari 25

ASKEP KELOMPOK

GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI AKIBAT PATOLOGI PENCERNAAN


DAN METABOLIK ENDOKERIN : FEBRIS + DYSPEPSIA TN.M DI RUANG
KEMUNING RSUD POLEWALI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
AFRIANTI (PO.76.3.01.20.1.021)
NINING LESTARI (PO.76.3.01.20.1.002)
MILKAYANI (PO.76.3.01.20.1.009)
ASWEET RATU AL-VIONITA (PO.76.3.01.20.1.037)

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

........................................... .............................................

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU JURUSAN
KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Dispepsia
Dispepsia merupakan kumpuln keluhan atau geala yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit diperut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan
(Arif, 2018).
Dispepsia merupakan kumpulan gejala atau syndrom yang terdiri dari
nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang,
sendawa (Dharmika, 2021).

B. Etiologi
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid
reflux, jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong keatas
menuju eesofagus (saluran muskolo membranosa yang membentang dari faring
kedalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri d dada. Beberapa obat-obatan,
seperti obat anti inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang
penyebab dispesia belum dapat ditemukan, penyebab dispepsia secara rinci
adalah :
1. Menelan udara (aerofagi)
2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangann kadung empedu (kolesistitis)
7. Intoleransi laktosa (ketidak mempuan mencerna susu dan produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Stres psikologis, kecemasan, atau depresi
10. Infeksi Helicobacter pylory
Penyebab dispepsia dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabya (misalnya tukak peptic, gastritis, pankreastitis, kolesistitis, dan
lainy).
2. Dispepsia non organik atau dispepsia fungsional atau dispepsia non ulkus
(DNU), bila tidak jelas penyebabnya.

C. Manifestasi Klinis
Klasifikasi klinis praktiss, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan,
membagi dispesia menjadi tiga tipe :
1. Dyspepsia dengan keluhan seperti ulkus, dengan gejala :
a. Nyeri epigastrium terlokalisasi
b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antacid
c. Nyeri saat lapar
d. Nyeri episodic
2. Dyspepsia dengan gejala seperti dismotilitas, denga gejala seperti :
a. Mudah kenyang
b. Perut cepat terasa penuh saat makan
c. Mual dan muntah
d. Upper abdominal boating
e. Rasa tak nyaman bertambah saat makan
3. Dispepsia non-spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas) (Mansjoer,
et al, 2017).

Syndroma dyspesia dapat bersifat ringan, sedng, dan berat, serta dapat
akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan
kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.

Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin
disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborogmi). Pada
beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang
lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan
yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).

Jika dyspesia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak
memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan
atau gejala lain yang tidak biasa, makan penderita harus menjalani
pemeriksaan.

D. Patofisiologi

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres.
Pemasukan makanan menjadi kurang dapat mengakibatkan erosi pada lambung
akibat gesekan antara dinding-dinding lambung. Kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya
kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata
membawa implus muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun
cairan
E. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik harus bias menyingkirkan kelainan serius,
terutama kanker lambung, sekaligus menegakkan diagnosis bila mungkin.
Sebagian pasien memiliki resiko kanker yang rendah dan dianjurkan untuk terapi
empiris tanpa endoskopi. Menurut Schwartz, M William (2004) dan Wibawa
(2006) berikut merupakan pemeriksaan penunjang:
a.    Tes Darah
Hitung darah lengkap dan LED normal membantu menyingkirkan kelainan
serius. Hasil tes serologi positif untuk Helicobacter pylori menunjukkan
ulkus peptikum namun belum menyingkirkan keganasan saluran
pencernaan.
b.    Endoskopi (esofago-gastro-duodenoskopi)
Endoskopi adalah tes definitive untuk esofagitis, penyakit epitellium Barret,
dan ulkus peptikum. Biopsi antrum untuk tes ureumse untuk H.pylori (tes
CLO).
Endoskopi adalah pemeriksaan terbaik masa kini untuk menyingkirkan
kausa organic pada pasien dispepsia. Namun, pemeriksaan H.
pylori merupakan pendekatan bermanfaat pada penanganan kasus dispepsia
baru. Pemeriksaan endoskopi diindikasikan terutama pada pasien dengan
keluhan yang muncul pertama kali pada usia tua atau pasien dengan tanda
alarm seperti penurunan berat badan, muntah, disfagia, atau perdarahan
yang diduga sangat mungkin terdapat penyakit struktural.
Pemeriksaan endoskopi adalah aman pada usia lanjut dengan
kemungkinan komplikasi serupa dengan pasien muda. Menurut Tytgat GNJ,
endoskopi direkomendasikan sebagai investigasi pertama pada evaluasi
penderita dispepsia dan sangat penting untuk dapat mengklasifikasikan
keadaan pasien apakah dispepsia organik atau fungsional. Dengan
endoskopi dapat dilakukan biopsy mukosa untuk mengetahui keadaan
patologis mukosa lambung.

c.    DPL : Anemia mengarahkan keganasan


d.   EGD : Tumor, PUD, penilaian esofagitis
e.    Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium termasuk hitung
darah lengkap, laju endap darah, amylase, lipase, profil kimia, dan
pemeriksaan ovum dan parasit pada tinja. Jika terdapat emesis atau
pengeluaran darah lewat saluran cerna maka dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan barium pada saluran cerna bgian atas.

F. Pemeriksaan medis
a. Penatalaksanaan non farmakologis
1) Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2) Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-obatan
yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres
3) Atur pola makan
b. Penatalaksanaan farmakologis yaitu:
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan
terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti
karena pross patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa
sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo.
Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam
lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam
lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah).
BAB II

KASUS

A. Pengkajian
Unit : Kemuning
Kamar : 3AII
Tgl. Masuk RS : 20 April 2022
Tgl. Pengkajian : 20 April 2022
I. Identifikasi
1. Pasien
Nama (Inisial) : Tn. M
Umur : 27 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belum menikah
Jumlah anak :-
Agama/Suku : Islam
Warganegara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan terakhir : SLTP
Pekerjaan : Pelajar/mahasiswa
Alamat : Mammbi. Binuang
2. Penanggung Jawab
Nama : Hasmia
Umur : 61 Tahun
Alamat : Mammi
Hubungan dengan pasien : Orang tua
II. Data medik
1. diagnosa medik
saat masuk : Febris + Dyspepsia
saat pengkajian : Febris + Dyspepsia
2. pemeriksaan diagnostik
a. laboratorium : Febris+Dyspepsia
b. USG
c. Lain – lain
3. Therapy
a. Infus RL 30 tpm
b. Sanmol
c. Omeprazole
d. Neurosambi
e. Ranithidin
f. Pct

I. Keadaan Umum
A. Keadaan Sakit
Sakit
B. Tanda-Tanda Vital
1. Kesadaran : Composmentis
2. Tekanan darah : 150/98 mmHg
3. Suhu : 39,4 C
4. Pernapasan : 30 x/ menit
5. Nadi : 98 x/menit
C. Antropometri
1. Lingkar Lengan Atas : 24 cm
2. Tinggi Badan : 167 cm
3. Berat Badan : 54 kg
4. Indek massa tubuh (IMT) : 20,5
5. Kesimpulan : status gizi pasien normal
D. Genogram
II. Pengkajian Pola Kesehatan
A. Pola Persepsi Kesehatan Dan Pemeliharaan Kesehatan
1. Keadaan sebelum sakit
Sebelum sakit pasien mengatakan keadaannya baik-baik saja
2. Riwayat penyakit saat ini
a. Keluhan utama :
Nyeri ulu hati
b. Riwayat keluhan utama :
Pasien masuk RS pada tanggal 20 April 2022 dengan
keluhan nyeri ulu hati,pasien mengeluh menggigil, pasien
nampak sesak pasien megeluh, Pasien mengatakan sesak
jika banyak bergerak, sakit kepala, pasien mengatakan
sulit tidur
c. Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Keluarga pasien mengatakan belum pernah di rawat di rs
sebelumnya, keluarga pasien mengatakan pasien belum
pernah pembedahan, keluarga pasien mengatakan pasien
tidak ada alergi obat-obatan, keluarga pasien mengatakan
pasien tidak ada ketergantungan zat/minuman/obat.
d. Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak
ada yang menderita penyakit yang sama seperti di derita
oleh pasien.

3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan rambut : kulit kepala bersih
b. Kebersihan kulit kepala : tidak ada ketombe
c. Kebersihan rongga mulut :-
d. Kebersihan genetalia :-
e. Kebersihan anus :-
B. Pola Nutrisi Dan Metabolik
1. Keadaan sebelum sakit
Pasien makan teratur 3 kali dalam sehari
2. Keadaan saat sakit
Sulit menelan makanan, karena nafsu makannya berkurang
C. Pola Eliminasi
1. Keadaan sebelum sakit
Sebelum sakit pasien mengatakan BAK dan BAB nya lancar
2. Keadaan sejak sakit
Setelah sakit pasien mengatakan BAB tidak lancar

D. Pola Aktivitas Dan Latihan


1. Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan mampu beraktivitas dengan normal
2. Keadaan sejak sakit
Pasien tidak mampu beraktivitas selama sakit dan hanya
berbaring di tempat tidur, jika ingin bangun pasien dibantu
oleh keluarga :
E. Pola Tidur Dan Istirahat
1. Keadaan sebelum sakit
Sebelum sakit pasien mengatakan tidurnya sangat nyenyak,
pasien tidur dari jam 10 malam - 05 pagi.
2. Keadaan sejak sakit
Keluarga pasien mengatakan selama dirumah sakit pasien
terlihat gelisah saat sedang tidur dan selalu terbangun karena
nyeri yang dirasakan

F. Pola Perseptif Kognitif


1. Keadaan sebelum sakit
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, pandangan pasien
baik dan jelas.
2. Keadaan sejak sakit
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, pandangan pasien
baik dan jelas, pasien dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan.
G. Pola Persepsi Dan Konsep Diri
1. Keadaan sebelum sakit
Sebelum sakit pasien presepsi dan konsep diri pasien baik
2. Keadaan sejak sakit
Setelah sakit presepsi dan konep diri pasien masih baik karena
dapat menggambarkan identitas dirinya dengan jelas : pasien
mampu mengenali dirinya sebagai anak dari 9 bersaudara.
Pasien mengatakan ia pergi kerumah sakit karena merasa
butuh bantuan tidak sanggup lagi menahan sakit atas penyakit
yang dideritanya. Pasien mengatakan ingin segera sembuh
agar bisa pulang kerumah dan kumpul bersama keluarganya.

H. Pola Peran Dan Hubungan Dengan Sesama


1. Keadaan sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit dilingkungan nya
Tn. M dapat berinteraksi dengan baik dengan teman dan
keluarganya
2. Keadaan sejak sakit
Keluarga pasien mengatakan setelah ssakit pasien jadi jarang
berinteraksi dengan temannya karena lebih banyak beristirahat
dan hanya sering memainkan Handphone.
I. Pola reproduksi dan seksual
Tidak terkaji
I. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan rambut : Rambut bersih
b. Kebersihan kulit kepala : Kulit tampak bersih, tidak ada
ketombe
c. Kebersihan kulit : kulit tampak pucat,
d. Kebersihan mulut : selama sakit hanya 2 kali sikat gigi
e. Leher :tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
f. abdomen :perut pasien tampak bersih dan pucat
KLASIFIKASI DATA

Nama / Umur : Tn. M

Ruang / Kamar : Kemuning/3AII

No. Data subjektif Data objektif

- Pasien mengeluh nyeri - Pasien nampak meringis


ulu hati - Pasien nampak nampak lemas

- Pasien mengeluh - Pasien terpasang O2 kanula

menggigil - Pola nafas takipnea

- Pasien megeluh sesak - Frekuensi 30 kali/menit

nafas (dispnea) - Penggunaan otot bantu pernafasan

- Pasien mengatakan - Pasien tidak mampu melakukan

tidak nyaman saat aktivitas tanpa bantuan perawat

bernapas sambil dan keluarga

berbaring (Ortopnea) - Posisi semi fawler


- Pasien demam dengan suhu 39,4 C.
- Pasien mengatakan
Terpasang Sanmol
sesak jika banyak
- Mata pasien sayup
bergerak
- Hasil observasi TTV
- Pasien mengeluh sakit
- Tekanan darah : 150/98 mmHg
kepala
- Nadi : 98 x/menit
- Pasien mengeluh sulit
- Pernafasan : 30 x/menit
tidur
- Suhu tubuh : 39,4 C
P : nyeri dibagian ulu hati
karena maag
Q : tertusuk-tusuk
R : di ulu hati
S : skala 5
T : Kadang – kadang

ANALISA DATA

Nama / Umur : Tn. M

Ruang / Kamar : Kemuning/ 3AII

No. Data Etiologi Masalah


1 DS : Asam lambung Nyeri akut
Pasien mengeluh nyeri ulu hati meningkat
DO :
- Pasien nampak meringis
- Pasien nampak lemas

2 DS Hambatan upaya Pola nafas tidak


- Pasien megeluh sesak nafas nafas efektif
(dispnea)
- Pasien mengatakan tidak
nyaman saat bernapas sambil
berbaring (Ortopnea)
- Pasien mengatakan sesak
jika banyak bergerak.
DO
- Keadaan lemas
- Pasien tampak menggunakan
oksigen (O2) 3 liter/menit.
- Pola nafas dyspnea
- frekuensi napas 30
kali/menit
- Penggunaan otot bantu
pernafasan
- Posisi semi fowler
3 DS : Proses penyakit Hipertermia
Pasien mengeluh menggigil
DO :
- Suhu pasien 39,4 C
- Terpasang sanmol

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama / Umur : Tn. M

Ruang / Kamar : Kemuning / 3AII

No. Diagnosis keperawatan

1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedra fisiologis (inflamasi pada


mukosa lambung)
2 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
ditandai dengan hambatan upaya nafas

3 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh


diatas normal yaitu 38,9 C, Takikardi 97x/menit, pucat dan lemah

RENCANA KEPERAWATAN
Nama / Umur :Tn.M

Ruang / Kamar : Kemuning / 3AII

Diagnosis Hasil Yang


Tanggal Rencana Tindakan Rasional
Keperawatan Diharapkan

Rabu,20 Nyeri akut Setelah dilakukan - Identifikasi - Untuk


April 2022 berhubungan tindakan skala nyeri mengetahui
dengan agen keperawatan 3 x 24 - Identifikasi kekuatan otot
pencedra fisiologis jam diharapkan pengaruh nyeri pasien
(inflamasi pada masalah nyeri akut - Monitor lokasi - Untuk
mukosa lambung) teratasi dengan dan penyebaran mengetahui
kriteria hasil : nyeri pengaruh nyeri
- Nyeri - Memberikan yang pasien
menurun aktivitas rasakan
- Nadi relaksasi - Untuk
membaik - Mengatur mengetahui
- Pernafasan posisi tidur lokasi penyearan
menurun senyaman nyeri pasien
- Tekanan mungkim - Untuk
darah mengurangi rasa
membaik nyeri yang
dirakan pasien
- Untuk meberikan
rasa nyaman
pada pasien
Rabu,20 Pola nafas tidak Setelah dilakukan - Monitor pola - Untuk
April 2022 efektif tindakan napas mengetahui pola
berhubungan keperawatan 3 x 24 (frekuensi,keal
dengan penurunan jam diharapkan pola aman, usaha napas pasien
ekspansi paru napas membaik napas) - Untuk
ditandai dengan dengan kriteria hasil mengetahui
- Monitor bunyi
hambatan upaya : suara napas
napas
nafas - Dispnea tambahan pada
tambahan
menurun pasien
- Penggunaan - Untuk
- Posisi semi-
otot bantu memberikan rasa
fowler
napas nyaman pada
menurun - Berikan pasien
- Frkuensi oksigen - Untuk
napas membenatu utuk
- Ajarkan teknik
membaik bernapas normal
relaksasi napas
- Kedalaman - Untu mengurasi
dalam
napas sesak napas pada
membaik pasien
Hipertermi Setelah dilakukan
- Identifikai
Rabu,20 berhubungan tindakan - Untuk
penyebab
April 2022 dengan proses keperawatan selama mengetahui
hipertermia
penyakit ditandai 3x24 jam penyebab
- Monitor suhu
dengan suhu tubuh hipertermia hipertermia pada
tubuh
diatas normal membaik dengan pasien
- Sediakan
yaitu 38,9 C, kriteri hasil :
lingkungan
- Untu mengetahui
Takikardi - Mengigil
yang dingin
suhu tubuh
97x/menit, pucat menurun
- Longgarkan
pasien
dan lemah - Pucat
atau lepaskan
menurun
pakaian - Untuk
- Takipnea
- Kolaborasi memebrikan rasa
menurun
pemebrian nyaman pada
- Suhu kulit
membaik analgesic pasien
- Suhu kulit
- Untuk
membaik
menurunkan
hipertemia pada
pasien

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama / Umur :Tn.M

Ruang / Kamar : Kemuning / 3AII

No. Dx
Tanggal/Pukul Implementasi
Keperawatan

1.
Rabu, 20 April
2022 17:00
- Mengidentifikasi skala nyeri

17:10 Hasil : Skala nyeri 6


- Mengidentifikasi pengaruh nyeri
Hasil : pengaruh nyeri karena nyeri pada ulu
17:20 hati
- Memonitor lokasi dan penyebaran nyeri
Hasil : lokasi penyebaran nyeri di bagian
17:30 ulu hati
- Memberikan aktivitas relaksasi
Hasil : memberikan relaksasi napas dalam
18:00 pada pasien
- Mengatur posisi tidur senyaman mungkim
Hasil : memberikan posisi semi fowler

Rabu,20 April - Memonitor pola napas


2.
2022, 19:30 wita Hasil : pola napas pada dypnea,frekuensi
napas 30x/menit

- Memonitor bunyi napas tambahan


19:35
Hasil : bunyi napas tambahan wheezing

- Posisi semi-fowler
19:45
Hasil : pasien merasa nyaman

20:00 - Berikan oksigen


Hasil : pasien di berikan oksigen 2 liter

- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam


20:20
Hasil : pasien measa nyaman dan sesak
berkurang
Rabu,20 April - Mengidentifikai penyebab hipertermia
3.
2022, 11:40 wita Hasil : penyebab hipertermia adalah
terpapar lingkungan panas
20:50 - Memonitor suhu tubuh
Hasil : suhu tubuh yaitu 38,9 C
20:55 - Sediakan lingkungan yang dingin
Hasil : menyediakan lingkungan yang
dingin difasilitasi pendingin ruangan(kipas
angin)
21:00 - Longgarkan atau lepaskan pakaian
Hasil : pakaian pasien di lepaskan
21:30 - Kolaborasi pemebrian analgesic
Hasil : pemberian obat analgesic yaitu
sanmol

EVALUASI KEPERAWATAN
HARI KE 1

Nama / Umur :Tn.M


Ruang / Kamar : Kemuning / 3AII

No. Dx
Tanggal/Pukul Evaluasi
Keperawatan
Rabu, 20 April S : Pasien mengatakan masih nyeri dibagian uluh
2022 pukul hati skala nyeri 5
1
18:00 wita O : Pasien nampak meringis
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Mengidentifikasi skala nyeri
- Memberikan aktivitas relaksasi
- Mengatur posisi tidur senyaman mungkin
Rabu, 20 April S : pasien mengatakan masih merasa sesak
2022 pukul O : pasien nampak gelisah pola napas 28x/menit
2
21:00 wita A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
- Memonitor pola napas
- Berikan oksigen
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam

Rabu, 20 April S : Pasein mengatakan masih merasa panas


2022 Pukul O : pasien nampak gelisah suhu tubuh 38,5 C
3
22:00 wita A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
- Memonitor suhu tubuh
- Kolaborasi pemebrian analgesic

EVALUASI KEPERAWATAN
HARI KE 2
Nama / Umur :Tn.M
Ruang / Kamar : Kemuning / 3AII

No. Dx
Tanggal/Pukul
Evaluasi
Keperawatan
Kamis,21 April S : Pasien mengatakan masih nyeri skala nyeri 4
1 2022 Pukul O : Pasien nampak tenang
09:00 wita A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Mengidentifikasi skala nyeri
- Memberikan aktivitas relaksasi

Kamis,21 April S : pasien mengatakan sesak masih merasa sesak


2022 Pukul O : pasien nampak tenang pola napas 26x/menit
2
10:00 wita A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
- Memonitor pola napas
- Berikan oksigen

Kamis,21 April S : Pasein mengatakan masih merasa panas


2022 Pukul O : pasien gelisah tenang suhu tubuh 38,0 C
3
11:00 wita A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
- Memonitor suhu tubuh
- Kolaborasi pemebrian analgesic

EVALUASI KEPERAWATAN
HARI KE 3

Nama / Umur :Tn.M


Ruang / Kamar : Kemuning / 3AII
No. Dx
Tanggal/Pukul
Evaluasi
Keperawatan
Jumat,22 April S : Pasien mengatakan nyerinya sudah mulai
2022 Pukul berkurang skala 3
1
14:00 wita
O : Pasien nampak tenang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Mengidentifikasi skala nyeri

Jumar, 22 April S : pasien mengatakan sudah lebih baik dari


2022 Pukul sebelumnya dan tidak merasa sesak
2
15:00 wita O : pasien nampak tenang pola napas 24x/menit
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Jumat,22 April S : Pasien mengatakan masih merasa panas
2022 Pukul O : pasien gelisah tenang suhu tubuh 37,0 C
3
16:00 wita A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai