Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN PADA AN.

C UMUR 12 TAHUN
DENGAN DISPEPSIA DIRUANGAN NURI BAWAH
RSUD ANUTAPURA PALU.

DISUSUN OLEH

ROMI SUSELA
PO 7124113 040

POLITEHNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


PRODI D III KEBIDANAN
TAHUN AJARAN
2015 – 2016
TUJUAN TEORI

DISPEPSIA

1. Pengertian.

Dyspepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri

dari rasa tidak enak sakit diperut bagian atas yang menetap atau

mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa

rasa panas didada (heartburu) dan regusgitasi aam lambung kini tidak

lagi termasuk dyspepsia (mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488)

dyspepsia terbagi atas dua yaitu:

a. Dyspepsia organik, bila diketahui adanya kelainan organik sebagai

penyebabnya.

b. Dyspepsia non organik, atau dyspepsia fungsional, atau dyspepsia

non ulkus (ONU), bila tidak jelas penyebabnya.

2. Anatomi dan fungsional lambung.

a. Anatomi

Lambung terletak oblik dari kiri kekanan menyilang diabdomen

atas tepat dibawah diafragma.Dalam keadaan kosong lambung

berbentuk tabung J dan bila penuh berbentuk seperti buah alpukat


raksasa.Kapsitas normal lambung 1 sampai 2 liter.Secara otomatis

lambung terdiri atas fundus, korpus dan antrum pylorus.Sebelah

atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor.Dan sebelah kiri

bawah lambung terdapat kurvatura mayor.Sfingter kedua ujung

lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. Sfingter kardia

atau sfringter esofagus bawah, mengalirkan makanan yang masuk

kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki

esophagus kembali.

Lambung terdiri empat lapisan yaitu:

1. Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.

2. Lapisan berotot yang terdiri tiga lapisan: longitudinal, sirkuler,

oblik.

3. Submukosa yang terdiri atas jaringan ariola berisi pembuluh

darah.

4. Lapsan mukosa, terletak sebelah dalam, tebal dan terdiri atas

banyak kerutan/rugae. Yang mehilang bila organ itu

mengembang karena berisi makanan.


b. Fisiologi

Fisiologi lambung.

1. Mencerna makanan secara mekanial.

2. Sekresi yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi

1500-3000 ml gratic juice (cairan lambung) per hari.

3. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertam kali

protein dirubah menjadi polipeptida.

4. Absorpsi, minalal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air,

alcohol, glukosa, dan beberapa obat.

5. Pencegahan banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam

lambung oleh HCI.

6. Menontrol aliran chyme kedalam duodenum.

3. Etologi.

Penyebab dyspepsia.

1. Perubahan pola makanan.

2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan

dalam waktu lama.

3. Alcohol dan nikotin rokok.


4. Strees.

5. Tumor atau kangker saluran pencernaan.

4. Manifestasi klinik.

1. Nyeri perut (abdominal diskomport).

2. Rasa perih diulu hati

3. Mual, kadang-kadang sampai muntah.

4. Napsu makan berkurang.

5. Rasa lekas kenyang.

6. Perut kembung.

7. Rasa panas didada dan perut.

8. Regusgitasi (keluar cairan dan lambung secara tiba-tiba).

5. Patifisiologi

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak

jelas, zat-zat seperti nikotin dan alcohol serta adanya kondisi kejiwaan

stress, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan

kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada

lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,

kondisidemikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCI


yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung,

sehingga rangsangan dimedulla oblongata membawa impuls muntah

sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.

6. Pencegahan.

Pola makan yang normal dan teratur, pilih makan yang seimbang

dengan kebutuhan dan jadwal makanan yang teratur, sebaiknya tidak

mengomsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alcohol

dan pantang rokok, bila harus makan obat karena sesuatu penyakit,

misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak

mengganggu funsi lambung.

7. Penatalaksaan

a. Penatalaksaan non medik (farmakologis).

- Menghindari makanan yang mengandung bahan yang dapat

meningkatkan asam lambung.

- Menghindari factor resiko seperti alcohol, makanan yang pedas,

obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok dan stress.

- Atur pola makan.

b. Penatalaksaan farmakologis.
Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam

lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluran asam

lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah).

8. Test diagnostik.

1. Labolatorium.

Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak

ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organic lainnya seperti

: pankreatitis, diabetes militus dan lainnya. Pada dyspepsia

funsional biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.

2. Radiologis.

Pemeriksaan radiologis banyak menunjang diagnosis suatu

penyakit disaluran makan.Setidaknya perlu dilakukan pemeriksaan

radiologis terhadap saluran makan bagian atas dan sebaliknya

menggunakan kontras ganda.

3. Endoskopi (esophagus-gastro-duodenoskopi).

Sesuai dengan defenisi bahwa pada dyspepsia funsional, gambara

endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik.

4. USG.
Merupakan diagnostik yang tidak invasive, akhir-akhir ini

mungkin banyak dimanfaatkan untuk membantu menentukan

diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini menimbulkan efek

samping.

5. Waktu pengosongan lambung.

Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak.

Pada dyspepsia funsional terdapat pengosongan lambung pada 30-

40% kasus.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.

1. Pengkajian.

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan

yang dilakukan yaitu: mengumpulkan data, mengelompokkan data.

Data focus yang berhubungan dengan dyspepsia meliputi adanya

nyeri perut, rasa pedih diulu hati, mual kadang-kadang muntah, napsu

makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas

didada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung tiba-tiba).

( Manjoer A, 2000. Hal 488). Dyspepsia merupakan kumpulan

keluhan gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari rasa tidak enak sakit

diperut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain,

perasaan panas didada dan perut, regusgitasi, kembung, perut tersa

penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah, dan

beberapa keluhan lainnya (Waspadji sarwono, et all, 1996, Hal 26).


2. Dampak dyspepsia terhadap kebutuhan dasar manusia.

Perubahan pola makan, pengaruh obat-obatan alcohol, nikotin,


rokok, tumor atau kangker saluran
pencernaan, stress.

Erosi danulcarasi peningkatan produksi Timbulnya tanda


Mukosa lambung. HCL. dan gejala klinik
Gangguan system
Pencernaan.

Pelepasan mediator impul ke fleksus meissner perubahan status


Kimia (bradikinin ke nervus vagus kesehatan.
Hitamin protagladin).

NOSICEPTOR Merangsang medulla kurang informasi.


Oblongata.

Saraf afferent Impuls kefleksus kurang pengetahu


Miesentrikus Pada an tentang penyak
dinding lambung itnya.

Thalamus anoreksia, mual stressor

Corteks cerebri Intake kurang Muntah cemes

Nyeri Nutrisi kurang Perubahan keseimbangan


Cairan dan elektrolit
DAFTAR PUSTAKA

1. Bare dan Suanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2,

(Edisi 8), EGC, Jakarta.

2. Corwin, J Elisabeth, 2001, Patofiologi, EGC, Jakrta.

3. Gibson, John 2003, Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat EGC,

Jakarta.

4. Http// : www. Askep – Dispepsi. DOC, html (diakses selasa 17.02/15). Jam

17.00 wita.
ASUHAN KEBIDANAN PADA AN. C UMUR 12 TAHUN
DENGAN DISPEPSIA DIRUANGAN NURI BAWAH
RSUD ANUTAPURA PALU.

Nomor registrasi : 39 99 15.

Tanggal masuk : 14-02-2015

Pukul masuk : 10.25 wita.

Tanggal pengkajian : 16-02-2015

Pukul pengkajian : 11.30 wita.

 Data Subjektif.

1. Identitas Biodata.

a. Nama anak : An. C

Umur : 12 Tahun.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Agama : Kristen.

BB sebelum sakit : 37 kg.

Setelah sakit : 35 kg.

b. Nama Ibu : Ny. Y.

Umur : 35 Tahun

Agama : Kristen.

Suku/bangsa : sangir/Indonesia.

Pendidikan : SMP.

Pekerjaan : URT
Alamat : Jln. Cokrowanoto.

c. Nama Ayah : Jn. J

Agama : 35 Tahun.

Suku/Bangsa : kaili/Indonesia.

Pendidikan : SMK.

Pekerjaan : Wiraswasta.

Alamat : Jln. Cokrowanoto.

2. Keluhan utama : ibu mengatakan anaknya panas, mual dan muntah 4-5 kali

sehari, tidak napsu makan, mulut tersa pahit, nyeri ulu hati. Porsi makan

hanya 1-3 sendok.

3. Riwayat keluhan uatam : keluhan dirasakan sejak 4 hari yang lalu hari jumat

tanggal 13-02-2015.

4. Riwayat persalinan.

a. Umur kehamilan : aterm.

b. BB : 3800 gram.

c. Lama persalinan :-

d. Cara persalinan : normal.

e. Tempat persalinan : Di Rumah oleh Bidan.

5. Riwayat kesehatan.

a. Riwayat kesehatan sekarang.

Ibu mengatakan anaknya panas, mual dan muntah, pusing sakit kepala

sejak 4 hari yang lalu jumat -02-2015.


b. Riwayat kesehatan yang lalu.

Ibu mengatakan anak pernah kejang pada umur 5 Tahun.

Ibu mengatakan anaknya pernah maag pada umur 9 Tahun.

c. Riwayat kesehatan keluarga.

Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada menderita penyakit kronis

(jantung,hipertensi) penyakit menular (HIV/AIDS, TBC) dan penyakit

lainnya.

6. Riwayat alergi : tidak ada.

7. Imunisasi

a. BCG : ya

b. DPT : ya

c. Polio : ya

d. Campak : ya

e. Hepatitis : ya
GENOGRAM
A B

C D

Keterangan :

: Laki-laki.

: Perempuan.

: Anak klien.

: Hidup serumah.

A : Orang tua ayah klien.

B : Orang tua ibu klien.

C : Saudara ayah.

D : Saudara ibu.

E : Hidup tinggal serumah.


8. Riwayat keadaan Gizi.

a. Jenis : Asi.

b. Lamanya : 8 Bulan.

c. Makanan tambahan : Bubur dan Mie Instan.

9. Pola kegiatan sehari-hari.

a. Nutrisi, pola makanan teratur : tidak

b. Frekuensi makan teratur : ± 1-2 kali/hari.

c. Istirahat : siang : ± 1-2 jam.

Malam : ± 10 jam.

d. Pola eliminasi : BAB : ± 1 kali/hari, BAK : ± 4 kali/hari.

e. Personal hygiene : Mandi : 2 kali/hari.

Sikat gigi : 2 kali/hari.

Rambut : 3 kali/minggu.

 Data objektif.

1. Pemeriksaan umum.

- KU : lemah.

- Kesadaran : composmentis.

- Tanda-tanda vital

N : 78 x/m TD : 100/80 mmhg.


R : 20 x/m

S : 38,9 oC.

- BB : sebelum sakit : 37 kg.

Setelah sakit : 35 kg.

2. Pemeriksaan Fisik.

- Kepala.

Inspeksi : bentuk bulat telur, rambut hitam bersih, tidak ada ketombe.

Palpasi : tidak ada benjolan.

- Muka.

Inspeksi : tampak pucat.

- Mata.

Inspeksi : bentuk simetris ka-ki, tampak sayup.

Palpasi : konjung tifa merah muda, sclera putih.

- Hidung.

Inspeksi : tidak ada secret, bersih.

Palpasi : tidak ada benjolan, tidak nyeri, tidak ada polip.

- Mulut, gigi.

Bibir kering, tidak ada caries, tidak ada stomatitis.

- Telinga.

Inspeksi : simetris ka-ki, tidak ada secret.

Palpasi : tidak ada benjolan.

- Leher.
Inspeksi : bersih.

Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan vena

jogularis.

- Dada.

Inspeksi : simetris saat bernafas, payudara simetris ka-ki.

Palpasi : tidak ada benjolan.

Auskultasi : frekuensi jantung teratur.

- Abdomen.

Inspeksi : bentuk simetris.

Palpasi : tidak ada benjolan, nyeri nyeri tekan pada perut atas sinistra

Auskultasi : gerakan paristaltik dan bisng usus.

- Ektremitas atas dan bawah.

Inspeksi : bentuk tangan dan kaki simetris ka-ki, jari lengkap, kuku bersih.

Perkusi : (+).

- Anus : tidak ada hemorrhoid.

- Pemeriksaan penunjang.

WBC : 5,7 10a 3/UL.

HGB : 13,8 9/dl.

HCT : 41,9 %.

PLT : 229 10a 3/UL.

RDC –CV : 13,6 %.

RBC :5,01 10a6/UL.


PDW : 12,5.

 Analisis Data.

Dx : An. C umur 12 Tahun dengan dyspepsia.

Ds : Ibu mengatakan anaknya panas, mual dan muntah 4-5 kali sehari, tidak

napsu makan, mulut terasa pahit, porsi makan hanya 1-3 sendok.

Do : - KU : Lemah.

- Kesadaran : composmentis.

- TTV : N : 78 x/m.

S : 38,9 Oc

R : 20 x/m.

TD : 100/80 mmhg.

- BB : Sebelum sakit : 37 kg.

Setelah sakit: 35 kg.

- Inspeksi : wajah tampak pucat, bibir mukosa kering.

- Palpasi : nyeri tekan pada perut bagian atas sinistra.

 Diaknosa keperawatan.

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubung dangan mual dan muntah,

tidak napsu makan, mulut tersa pahit.

2. Hipertermi berhubung dengan infeksi.

 perencanaan atau planning.


Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan keadaan umum membaik, mual

dan muntah teratasi, napsu makan meningkat, kebutuhan nutrisi

terpenuhi.

Tanggal 16 Februari 2015.

 Intervensi.

1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga.

2. Observasi TTV.

3. Anjurkan ibu untuk memberikan makanan dan minuman sedikit tapi sering.

4. Anjurkan pasien untuk makan makanan dalam keadaan hangat.

5. Anjurkan pasien untuk menjaga kesehatan mulut.

6. Anjurka ibu untuk menjaga pola makan anaknya sehari-hari.

7. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy.

 Rasional.

1. Membuna hubungan saling percaya antara pasien dan keluarga dengan

petugas kesehatan.

2. Mengetahui keadaan umum pasien dan tindakan selanjutnya.

3. Meminimalkan anoreksia dan mengurangi intasi gaster.

4. Meningkatkan nafsu makan dan menghindari terjadinya mual, muntah.

5. Meminimalkan rasa pahit dalam mulut, dengan keadaan mulut yang bersih

rasa pahit dapat berkurang.


6. Menjaga pola makan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dengan baik dan

mencegah terjadinya iritasi mukosa gaster.

7. Mempercepat proses penyembuhan pasien.

 Implementasi.

Tanggal 16 Februari 2015.

Jam 11.50 melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga.

Jam 12.00 mengobservasi TTV.

Jam 12.05 menganjurkan ibu untuk memberikan makan dan minum sedikit tapi

sering.

Jam 12.07 menganjurkan pasien untuk makan makanan dalam keadaan hangat.

Jam 12.10 menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan mulut.

Jam 12.13 menganjurkan ibu untuk menjaga pola makan anaknya sehari-hari.

Jam 12.15 melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy :

PCT : 3x3/4 tablet, antasida inj. Ceftriaxone 800 mg/12j/IV.

 Evaluasi.

Tanggal 16 februari 2015.

Jam 13.20 wita.

- KU : lemah.

- Kesadaran : composmentis.

- TTV : TD : 100/80 mmhg.

N : 138 x/m.
R : 26 x/m.

S : 38,5 oC.

- Ibu telah memberikan makan dan minum sedikit tapi sering.

- Ibu memahami HE yang telah disampaikan.

- Pemberian therapy obat dan injeksi IV telah dilayani.

- Lanjutkan intervensi.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 17 februari 2015.

Jam : 09.20 wita.

S : - Ibu mengatakan anaknya sudah tidak panas.

- Ibu mengatakan anaknya masih mual dan muntah.

- Ibu mengatakan anaknya tidak mau makan dan mulut masih tersa pahit.

O: - KU : lemah.

- Kesadaran : composmentis.

- TTV : TD : 100/60 mmhg.

N :68 x/m.

R : 20 x/m.

S : 36,5 oC.

- BB : 35 kg.

Inspeksi : wajah masih tampak pucat.

Palpasi : nyeri takan pada bagian perut atas sinistra.


Auskultasi : Bising Usus.

A : Masalah belum teratasi.

B : Lanjutkan Intervensi.

Jam 09.40 wita (implementasi).

- Mengobservasi.

- Menganjurkan ibu untuk memberi makan dan minum sedikit.

Tapi sering.

- Menganjurkan pasien untuk makan makanan dalam keadaan hangat.

- Menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan mulut.

- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapy antasida 3x1 tablet,

inj ceftriaxone 800 mg/12 j/IV.

Evaluasi jam 11.30 wita.

- KU : lemah.

Kesadaran : composmentis.

TTV : TD : 100/80 mmhg.

N : 70 x/m.

R : 26 x/m.

S : 36,5oC

- Ibu memahami HE yang disampaikan.

- Terapi obat telah dilayani.


CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 18 Februari 2015.

Jam : 22.30 wita.

S : - Ibu mengatakan anaknya tidak mual.

- Ibu mengatakan nafsu makan meningkat.

- Anak mengatakan mulut tidak pahit.

O : - KU : Baik.

- Kesadaran : composmentis.

- TTV : TD : 120/80 mmhg.

N : 65 x/m

S : 36 oC

R : 24 x/m

- BB : 35 kg.

Inspeksi : wajah tidak pucat, bibir tidak kering.

Palpasi : nyeri tekan pada perut bagian atas sinistra.

Auskultasi : bising usus.

Terpasang IVD RL 30 TMP ditangan kanan.

A : Sebagia masalah bisa teratasi.

P : Pertahankan intervensi.

 Implementasi jam 05.30 wita.

- Mengobservasi TTV.
- Menganjurkan ibu untuk menjaga pola makan anaknya.

- Menganjurka ibu untuk banyak memberi minum.

- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy.

B-COM 2x1, antasida 3x1 tablet.Inj. Ceftriaxone 800 mg/IV.

 Evaluasi jam 07.25 wita.

- KU : baik.

Kesadaran : composmentis.

TTV : TD : 110/70 mmhg.

N : 67 x/m

R : 24 x/m

S : 36 oC

- Pemberian therapy obat telah diberikan.

- Lanjutkan intervensi.

- Ibu memahami HE yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai