Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI PADA BY.

D
UMUR 0 HARI DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DI PUSKESMAS BULILI
KOTA PALU

disusun oleh
ROMI SUSELLA
Po7124113 043

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


PRODI D III KEBIDANAN
T. A. 2015 – 2016
TINJAUAN TEORI

A. Bayi Baru Lahir


1. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam keadaan presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan 2500 – 4000
gram. Niali apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah Ay dan Yulianti I,
2012)
Neonatus adalah bayi yng baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine kehidupan intrauterine ke
kehidupan ektra uterin beralih dari kehidupan intrauterine kekehidupan
ekstra uterin. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju
kemandirian fisiologi.Tiga factor yang mempengaruhi fungsi dan vital
neonatus yaitu maturasi, adaptasi, dan toleransi. Selain itu pengaruh
kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam
morbiditas dan mortalitas bayi. Empat aspek transisi pada bayi bru lhir yng
paling dramatis dan cepat berlangsung adalah pada system pernapasan,
sirkulasi, kemampuan mengahsilkan sumber glukosa.(Rukiyah Ay, dan
Yulianti L. 2012)
2. Tanda – Tanda Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda antar
lain. Appearance color (Warna Kulit) seluruh tubuh kemerah – merahan,
pulse (Heart Rate) atau frekuensi jantung >100 x/menit grimace (Reaksi
Terhadap Rangsangan) menagis, balut/bersin. Activity (Tonus Otot),
gerakan aktif, respirasion (Usaha Nafas) bayi menangis kuat. (Rukiyah Ay,
dan Yulianti L, 2012 : 2)
Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 38 0C) atau terlalu dingin
(Kurang dari 36 0C) warna kuning pada kulit (tidak pada konjungtiva)
terjadi pada hari ke 2 – 3, tidak biru, pucat , memar, tidak untah, tidak
terlihat tanda – tanda infeksi pada tali pusat seperti tali pusat merah,
bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah, dapat berkemih selama 24
jam, tinja lembek sering, hijau tua, tidak ada lender atau berdarah pada
tinja, bayi tidak menggigil atau tangisan kuat, tidak mudah tersinggung,
tidak terdapat tanda – tanda lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang –
kejang halus, tidak bias tenang menangis terus – menerus.
3. Penampilan Pada Bayi Baru Lahir
a. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, dirangsang terhadap reaksi
terhadap rayuan rangsangan sakit, atau suara keras yang mengejutkan
atau suara mainan.
b. Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan – gerakan tangan yang
simetris pada waktu bangun adanya tumor pada bibir, kaki dan tangan
waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu
tidur, kemungkinan gejala suatu kelainan yang perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
c. Simetris apakah secara keseluruhan beadan seimbang. Kepala apakah
terlihat simetris, benjolan seperti tumor yang lunak dibelakang atas
yang menyebabkan kepala tanpak lebih panjang ini disebabkan akibat
proses kelahiran, benjolan pada kepala tersebut hanya terdapat
dibelahan kiri atau kanan saja atau disisi kiri dan kanan tetapi tidak
melampaui batas / garis tengah bujur kepala, pengukuran lingkar kepala
dapat di tunda sampai kondisi benjolan (caput sukedenum) di kepala
hilang dan jika terjadi moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali
pada bentuknya semula.
d. Muka wajah, bayi Nampak ekspresi, mata, perhatikan kesimetrisn
antara mata kanan dan kiri. Perhatikan adanya tanda – tanda perdarahan
berupa bercak merah yang akan menghilang dalam waktu 6 minggu.
e. Mulut, penampilanya harus simetris, mulut tidak mencucu sperti mulut
ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak terdapat
pada bayi normal bila secret yang berlebihan kemungkinan ada
kelainan bawaan kelaiana saluran cerna.
f. Leher, dada, abdomen. Melihat adanya cedera akibat persalinan
perhatikan ada tidaknya kelaiana pada pernapasan bayi, karena bayi
biasanya bayi masih ada pernapasan perut.
g. Punggung, adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan
lekukan yang kurang sempurna, bahu, tangan, sendi, tungkai, perlu
perhatikan bentuk, gerakannya, factor (Bila ekstrenitas lunglai / kurang
gerak)
h. Kulit dan Kuku, dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan
kadang – kadang didapatkan kulit yang mengelupas ringan
pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan kemungkinan adanya
kelainan, waspada timbulnya kulit dengan warna yang tak rata (Cutis
Marnidrata) ini dapat disebabkan karena temperatur dingin, telapak
tangan , telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat
dan kuning, bercak – bercak besar biru yang sering terdapat disekitar
bokong (Mongolian spot) akan menghilang pada umur 1 sampai 5
tahun.
i. Kelancaran menghisap dan pencernaan, harus diperhatikan, tinja dan
kemih diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada bila terjadi
perut yang tiba – tiba membesar, tanpa kluarnya tinja disertai muntah
dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap segera konsultasi untuk
pemeriksaan lebih lanjut untuk kemungkinan hischprung / congenital
megacolon.
j. Reflek, bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi reflek isap,
terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir yang disertai reflex
menelan reflek moro ialah timbulnya pergerakan tangan simetris seperti
merangkul apabila kepala tiba – tiba digerakan reflek mengeluarkan
lidah terjadi apabila diletakkan benda didalam mulut yang sering
ditafsirkan bayi menolak.
k. Berat badan, sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat badan bayi
lebih dari 5 % berat badan waktu lahir, menunjukan kekurangan cairan
(Rukiyah Ay, dan Yulianti L, 2012 ; 3)
B. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
1. Definisi
Berat bayi lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya <2500
gram tanpa memperhatikan gestasi bayi dengan BBLR di bedakan menjadi
2 yaitu :
a. Prematuritas murni yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan usia kehamilan
b. Dismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan
yang statusnya untuk bias kehamilan . ini menunjukan bayi mengalami
ingtrauterine (Beta Casily L, dkk, 2002)
2. Penyebab
a. Faktor ibu
1) Usia (< 20 Tahun)
2) Pantas
3) Ras
4) Inferlititas
5) Riwayat kehamilan tidak baik
6) Rahim abnormal
7) Jarak kehamilan terlalu dekat
8) BBLR pada anak sebelumnya
9) Mal Nutrin sebelum hamil (Pertumbuhan BB kurang selama hamil)
10) Penyakit akut dan kronik
11) Kebiasaan tidak baik (pengobatan selama hamil, Merokok,
Alkohol, Radiasi)
12) Keadaan penyebab infeksius plasenta (Penyakit Jantung, Ginjal,
Paru, Dll.)
13) Keadaan social ekonomi (Pengawasan ANC yang kurang baik)
b. Factor plasenta
1) Penyakit menular
2) Kehamilan ganda
3) Mal formasi
4) Tumor
c. Factor janin
1) Kelainan kromosom
2) Mal formal
3) Infeksi bawaan yang didapat dalam kandungan (Miral Touch)
4) Kehamilan ganda
3. Tanda dan gejala bayi prematur
a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
b. Berat badan kurang dari 2500 gram
c. Panjang badan kurang dari atau sama dengan 45 cm
d. Kuku panjangnya belum mellewati ujung jari
e. Bataas dahi rambut kepala jelas
f. Lingkaran kepala sama dengan atau kurang dari 23 cm
g. Lingkar dari < 30 cm (Beta Cecily, dkk, 2002)
4. Pencegahan
Pada kasus BBLR pencegahan adalah langkah yang penting hal – hal yang
dapat dilakukan.
a. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4x
selama kehamilan dan dimulai sejak umum kehamilan mudah ibu
hamil yang diduga beresiko harus cepat dilaporkan, di pantau dan
dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
b. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam Rahim, tanda bahagia selama kehamilan dan agar mereka dapat
menjaga kesehatanya dan janin dalam kandungan dengan baik.
c. Hendaknya ibu merencenakan persalinan dalam kurung umur
reproduksi sehat ( 20 – 24 Tahun)
d. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turun berperan dalam
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat
meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan ANC dan status
Gizi ibu selama hamil.
5. Komplikasi pada BBLR
a. Hipoteremi
Dalam kandungan bayi dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil
yaitu 36 0C – 37 0C, setelah lahir dihapkan pada suhu lingkungan yang
umumnya lebih rendah perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada
kehilangan panas bagi tubuh selain itu hipotermi dapat terjadi karena
kemampuan panas dan kesanggupan menambah produktif panas yang
sangat panas dan kesanggupan menambah produktif panas yang
sangat terbatas karena pertumbuhan otot – otot yang belum cukup
memadai lemak subkutan yang sedikit, luas permukaan tubuh relatif
besar dibandingkan dengan berat badan sehingga mudah kehilangan
panas (Surasmi, 2003)
b. Sindrom, gawat napas
Kesukaran pernapasan pada bayi BBLR dapat disebabkan belum
sempurna pembentukan membrane hialin ssurfaktan paru yang
merupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dinding alveoli
paru (Surasmi, 2002)
c. Hipoglikemia
Penyelidikan kadar gula darah 12 jam pertama, menunjukan bahwa
hipogilkemia sebanyak 50 % pada bayi BBLR glukosa merupakan
sumber utama energy selama janin bayi aterm dapat mempertahankan
kadar gula 50 – 60 mg/dl selam 72 jam pertama, sedangkan bayi
dengan BBLR dalam kadar gula 40 mg/dl (Surasmi, 2002)
BBLR membutuhkan asi atau pasi sesegera mungkin setelah lahir dan
minum sangat sering setiap 2 jam pertama pada minggu pertama.
d. Perdarahan intrakrenial
Pada bay I BBLR pembuluh darah masih sangant rapuh hingga muda
peacah. Perdarahan intracranial dapat terjad karena trauma lahir
disseminated (Surasmi, 2002)
e. Hiperbilirubin
Hal ini dapat terjadi karena belum meturnya fungsi hepar, kurangnya
enzim glukorinil transferase sehingga konjungsi bilirubin indirek
menjadi bilirubin direk belum sempurna dan kadar albumin darah
yanbg berperan dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar
kurang. (Surasmi, 2002)
6. Penatalaksanaan
a. Langkah awal asuhan bayi baru lahir dengan BBLR adalah langkah
awal perlu dilakukan dengan cepat (dalam waktu 30 detik) secara
umum 6 langkah awal (HAIKAP) dibawah ini cukup merangsang
bayi baru lahir untuk bernafas spontan dan teratur adapun langkah
awal adalah :
1) Jaga bayi tetap hangat
a) Letakkan bayi diatas kain yang ada diatas perut ibu atau dekat
dengan perineum.
b) Selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat
c) Pendahkan bayi keatas kain ketempat resusitasi
2) Atur posisi bayi
a) Baringkan bayi terlentang dengan kepala didekat penolong.
Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi
3) Isap lendir
Gunakan alat pengisap lender delee atau bola karet
a) Pertama isap lender didalam mulut kemudian isap lender
dihidung
b) Hisap lender sambil menarik keluar penghisap
c) Bias menggunakan penghisap delee jangan memasukan ujung
penghisap telalu dalam (> 5 cm atau > 3 cm kedalam hidung)
karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambai atau
henti napas bayi
4) Keringkan dan rangsang taktil
a) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainya dengan sedikit tekanan, rangsangan ini dapat dimulai
pernafasan bayi atau bernafas lebih baik.
b) Lakukan rangsangan taktil dengan menepuk atau menyentil
telapak kaki dengan menggosok punggung, perut, dada, atau
tungkai bayi dengan telapak tangan.
5) Reposisi atau atur kembali posisi kepala dan selimut bayi
a) Ganti kain yang telah basah dengan kain kering yang baru
b) Selimuti bayi dengan kain tersebut jangan tutupi bagian muka
dan dada agar pemantauan pernapasan bayi dapat diteruskan
c) Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi)
6) Penilaian, apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur
a) Lakukan penilaian bayi apakah bayi bernapas normal, megap –
megap atau tidak bernapas.
b) Bila bayi bernapas normal berikan pada ibunya. Letakkan bayi
diatas dada ibu dan selimuti keduanya untuk menjaga bayi
melalui persentuhan kulit ibu bayi
c) Bila tidak bernapas atau megap – megap segera lakukan
tindakan ventilasi
b. Perawatan pada bayi dengan BBLR
1) Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat BBLR mudah
Mengalami hipotermi oleh sebab itu suhu tubuh harus di
pertahankan dengan observasi TTV bayi.
2) Pengawasan nutrisi / asi reflek menelan bayi BBLR belum
sempurna sehingga dilakukan pemberian asi dengan cermat.
3) Penimbangan ketat perubahan berat badan mencerminkan kondisi
gizi / nutrisi bayi dan erat kaitanya dengan daya tahan tubuh
4) Personal hygiene, dengan menganti kain yang basah atau menganti
popok bayi karena BAB/BAK
5) Perawatan tali pusat
6) Beri minum dengan sonde / tets dengan amberlan asi
7) Memantau pula eliminasi BAB/BAK untuk mengetahui proses
pencernaan bayi (Rukiyah Ay, dan Yulianti L, 2012:245)
DAFTAR PUSTAKA

- Rukiyah Ay dan Yuliant L, 2012. Asuhan neonates bayi dan anak balita,

Jakarta : TIM

- Bela Cacily L, sowdeva A, Linda. 2002. Keperawatan pediatric jakrta :


EGC
- Surasmi, Astrining 2003. Perawatan bayi resiko tinggi Jakarta : ECG
- http://www.ayuardani.2013,AsuhanBBLdenganAsfiksia.html
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI PADA BY. D
UMUR 0 HARI DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DI PUSKESMAS BULILI
KOTA PALU

No Regiter :-
Tanggal Pengkajian : 01 / 04 / 2016
Jam Pengakajian : 11. 00 WITA
Tanggal Masuk : 01 / 04 / 2016
Jam Masuk :10. 45 WITA
I. Pengumpulan data
A. Biodata
Nama Bayi :By. D
Umur :0 Hari
Tanggal lahir : 01 / 04 / 2016
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat badan : 2400 gram
Panjang badan : 48 cm

Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. U

Umur :18 Tahun Umur : 21 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku / Bangsa : Kaili / Indonesia Suku / Bangsa : Kaili / Indonesia

PendidikN : SMU PendidikN : SMU

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Swasta

Alamat : Jln. Petobo Alamat : Jln. Petobo

B. Anamneses ( Data Subjektif )


Tanggal : 01 / 04 / 2016
Jam : 10 . 45 Wita
1. Riwayat penyakit kehamilan : Tidak Ada
2. Kebiasaan waktu hamil : Tidak Ada
C. Pemeriksaan fisik ( Data Objektif )
1. Keadaan umum : Baik
2. Suhu : 37, 2 0C
3. Penapasan : 40 x/m
4. Nadi : 132 x/m
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Berat Badan Sekarang : 2400 gram
7. Panjang Badan : 48 cm
8. Pemeriksaan Fisik Secara sistematis
a. Kepala
1) Rambut : Bersih
2) Ubun – ubun besar : Ada
3) Ubun – ubun kecil : Ada
4) Luka kepala : Tidak Ada
b. Mata
1) Bentuk : Simetris
2) Konjungtiva : Tidak Anemis
3) Sklera : Tidak Ikterus
4) Bulu Mata : Ada
5) Strabismus : Tidak Ada
c. Hidung
1) Bentuk :
2) Lubang Hidung : Ada
3) Pengeluaran : Tidak Ada
4) Kelainan : Tidak Ada
d. Mulut
1) Bentuk : Simetris
2) Bibir : Ada
3) Gusi : Ada
4) Lidah / bintik putih : Tidak Ada
e. Telinga
1) Bentuk daun telinga : Simetris Ka – Ki
2) Daun telinga : Baik
3) Lubang telinga : Ada
4) Pengeluaran : Tidak Ada
f. Dada
1) Bentuk : Simetris
2) Pernapasan : Baik
3) Denyut jantung : Ada
4) Paru : Normal
5) Putting Susu : Tidak Menonjol
g. Abdomen
1) Bentuk : Bulat
2) Bising usus : Ada
h. Tali Pusat
1) Pembulu darah : Vena
2) Kelainan Tali pusat : Tidak Ada
3) Keadaan tali pusat : Baik
i. Kulit
1) Warna : Sedikit kemerahan
2) Lanugo : Tidak Ada
3) Verniks Kaseosa : Tidak Ada
j. Punggung
1) Bentuk : Datar
2) Kelainan : Tidak Ada
k. Ektremitas
1) Ektremitas atas : Simetris Ka – Ki
2) Ektermitas bawah : Simetris Ka – Ki
3) Gerakan : Aktif
4) Kuku : Bersih
5) Kelainan : Tidak Ada
l. Anogenetalia
1) Vulva : Ada
2) Vagina : Ada
3) Uretra : Ada
4) Anus : Ada
5) Kelainan : Tidak Ada
m. Eliminasi
1) Urine : ( - ) Negatif
2) Meconium : ( - ) Negatif
n. Refleks
1) Reflek moro : ( + ) Positif
2) Reflek rooting : ( + ) Positif
3) Reflek graps/palmar : ( + ) Positif
4) Reflek sucking : ( + ) Positif lemah
5) Reflek ronick neck : ( + ) Positif
9. Antropometri
a. Berat badan : 2400 gram
b. Panjang badan : 48 cm
c. Lingkar kepala : 33 cm
d. Lingkar dada : 31 cm
e. Lingkar perut : 34 cm
f. Lingkar lengan atas : 13 cm
10. Pemeriksaan penunjang : Tidak di lakukan
11. Terapi pengobatan
a. Obervasi TTV
b. Pemberian minum asi sesering mungkin
c. Menjaga kehangatan bayi
d. Personal hygiene
e. Perawatan tali pusat
II. Interpertasi Data
DS :
DO : KU : Sedang
BBL : 2400 gram
PB : 48 cm
LK : 33 cm
LD : 31 cm
LP : 34 cm
LILA : 13 cm
A/S : 8/9

TTV : N : 132 x/m


R : 40 x/m
S : 37, 2 0C
Menghisap : ( + ) Positif
BAB/BAk : ̅/̶

DX : By, D Umur 0 hari dengan bayi berat lahir rendah

III. Identifikasi Diagnosa Potensial


1. Diagnosa awal : BBL dengan bayi berat lahir rendah
2. Diagnose potensial :
a. Hipotermi
b. Hipoglekimia
c. Febris
d. Asfiksia
IV. Identifikasi Tindakan segera / kolaborasi
1. Menjaga kehangatan bayi
2. Mengatur TTV
3. Pemberian minum asi sesering mungkin
4. Perawatan tali pusat
V. Perencanaan
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Keadaan umum bayi 1. Obervasi TTV bayi 1. Dengan mengetahui
baik dengan kriteria tanda – tanda vital
KU : Baik dapat disimpulkan
TTV : Normal keadaan umum bayi
BB : Normal 2. Jaga kehangatan 2. Agar bayi terhindar
Tidak terjadi bayi dari hipotermi
hipotermi 3. Anjurkan ibu untuk 3. Agar nurisi bayi
menyusui bayinya terpenuhi
sesering mungkin
4. Timbang berat 4. Perubahan berat
badan bayi badan
mencerminkan
kondisi gizi/nutrisi
bayi.
5. Ganti popok setiap 5. Personal hygiene
kali BAB/BAK untuk mencegah
terjadinya infeksi,
iritasi dan gatal
pada daerah
genetalia.
6. Perawatan tali 6. Perawatan tali pusat
pusat dilakukan untuk
mencegah
terjadinya infeksi
dan perbedaan tali
pusat
VI. Pelaksanaan
Hari / Tanggal / Waktu Kegiatan
Jum’at 01 / 04 / 2016 1. Mengobservasi tanda – tanda
Pukul : 12. 00 wita vital
2. Menjaga kehangatan bayi
3. Menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya sesering
mungkin
4. Menimbang berat badan bayi
5. Menganti popok setiap kali
BAB / BAK
6. Melakuakan Perawatan tali
pusat

VII. Evaluasi
Hari / Tanggal / Waktu Kegiatan
Jum’at 01 / 04 / 2016 1. Ibu mengetahui keadaan
Pukul : 13. 00 wita bayinya pada saat ini dalam
keadaan batas normal
KU : Baik
TTV : N : 128 x/m
S : 37, 4 0C
R : 44 x/m
2. Kehangatan bayi telah terjaga
dengan suhu badan bayi 37, 4
0
C
3. Ibu mengerti dan melakukan
apa yang telah dianjurkan
dengan menyusui bayinya
sesering mungkin
4. Ibu mengetahui berat badan
bayi saat ini masih sama yaitu
2400 gram
5. Ibu telah mengganti popok
sebanyak 2 kali
6. Tali pusat dalam keadaan
bersih dan tidak terjadi
perdarahan.
CATATAN PERKEMBANGAN SOAP

Tanggal : 02 / 04 / 2016
Pukul : 22. 00 Wita

S 1. Ibu mengatakan Asinya masih sedikit


2. Ibu mengatakan bayi mengisap baik
:

O : KU : Baik
TTV :N : 126 x/m
S : 36, 8 0C
R : 48 x/m
BB : 2400 gram
BAB/BAK ; +/+
Menghisap : Baik
Asi : ( + ) Sedikit
A : By. D Umur 1 hari dengan Bayi berat lahir rendah

P : Penalaksanaan
A. Lanjut intervensi

1. Mengobservasi TTV bayi


2. Menjaga kehangatan bayi
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
4. Menimbang berat badan bayi
5. Mengganti popok bayi setiap kali BAB / BAK
6. Melakukan perawatan Tali pusat
7. Mengajarkan ibu tehnik pijat oksitosin dan perawatan payudara
B. Evaluasi
Tanggal : 03 / 04 / 2016
Pukul : 07. 00 Wita

1. Ibu mengetahui keadaan bayinya saat ini dalam keadaan normal


KU : Baik
TTV :N : 130 x/m
R : 46 x/m
S :36, 70C
2. Kehangatan bayi telah terjaga dengan suhu 36, 7 0C
3. Ibu telah menyusui banyinya sesering mungkin sehingga nutrisi bayi
terpenuhi
4. Ibu mengetahui berat badan bayi adalah 2400 gram
5. Ibu telah mengganti popok sebanyak 4 kali
6. Tali pusat dalam keadaan bersih dan tidak ada perdarahaan
7. Ibu mengerti dan akan melakukan pijat oksitosin dan perawatan
payudara.
CATATAN PERKEMBANGAN SOAP

A. Tanggal : 03 / 04 / 2016
Pukul : 14. 30 Wita

S 1. Ibu mengatakan Asinya masih sedikit


2. Ibu mengatakan bayi mengisap baik
:

O : KU : Baik
TTV :N : 132 x/m
S : 37, 30C
R : 50 x/m
BB : 2400 gram
BAB/BAK ; +/+
Menghisap : Baik
Asi : ( + ) Sedikit
A : By. D Umur 2 hari dengan BBLR

P : Penalaksanaan
Lanjut intervensi

1. Mengobservasi TTV bayi


2. Menjaga kehangatan bayi
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
4. Menimbang berat badan bayi
5. Mengganti popok bayi setiap kali BAB / BAK
6. Melakukan perawatan Tali pusat
7. Mengajarkan ibu perawatan payudara
B. Evaluasi
Tanggal : 03 / 04 / 2016
Pukul : 07. 00 Wita

1. Ibu mengetahui keadaan bayinya saat ini dalam keadaan normal


a. KU : Baik
b. TTV :N : 128 x/m
1. R : 46 x/m
2. S :370C
2. Kehangatan bayi telah terjaga dengan suhu 37 0C
3. Ibu telah menyusui banyinya sesering mungkin tetapi Asi masih sedikit
sehingga bayi diberi minum susu formula
4. Ibu mengetahui berat badan bayi adalah 2400 gram
5. Ibu telah mengganti popok sebanyak 3 kali
6. Tali pusat dalam keadaan bersih
7. Ibu telah melakukan perawatan payudara.

Anda mungkin juga menyukai