Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN INSOMNIA

A. DEFINISI
Insomnia didefinisikan sebagai suatu persepsi dimana seseorang merasa tidak
cukup tidur atau merasakan kualitas tidur yang buruk walaupun orang tersebut
sebenarnya memiliki kesempatan tidur yang cukup, sehingga mengakibatkan
perasaan yang tidak bugar sewaktu atau setelah terbangun dari tidur .
Penderita insomnia berbeda dengan orang yang memang waktu tidurnya
pendek ( short sleepers ), dimana pada short sleepers meskipun waktu tidur
mereka pendek, mereka tetap merasa bugar sewaktu bangun tidur, berfungsi
secara normal di siang hari, dan mereka tidak mengeluh tentang tidur mereka di
malam hari.
Tidur tidak sekadar mengistirahatkan tubuh, tapi juga mengistirahatkan otak,
khususnya serebral korteks, yakni bagian otak terpenting atau fungsi mental
tertinggi, yang digunakan untuk mengingat, memvisualkan serta membayangkan,
dan memberikan alasana.
Menurunnya aktivitas dalam korteks akan membiarkan otot-otot kita semakin
rileks. Begitu rangsangan antara pikiran dan otot menurun, kita akan mengantuk
lalu tertidur. Selagi tidur, jantung kita akan berdetak lebih lamban, tekanan darah
menurun, dan pembuluh-pembuluh darah melebar. Suhu badan turun sekitar
0,5oF (-17,5oC) tetapi perut dan usus tetap bekerja. Sementara tidur, tubuh
sekali-kali bergerak. Gerakan sebanyak 20 - 40 kali masih dianggap normal.
Terganggu insomnia berarti kerja pikiran dan otot tidak berjalan seiring. Pikiran
kita akan sulit tertidur bila otot masih tegang. Sebaliknya, akan sulit bagi otot
untuk tertidur jika pikiran masih terjaga, tegang, dsb.

B. ETIOLOGI
Beberapa factor yang merupakan penyebab Insomnia yaitu :
1. Faktor Psikologi :
Stres yang berkepanjangan paling sering menjadi penyabab dari Insomnia
jenis kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi
penyebab insomnia transient.
 Problem Psikiatri
Depresi paling sering ditemukan. Jika bangun lebih pagi dari biasanya yang
tidak diingininkan, adalah gejala paling umum dari awal depresi, Cemas,
Neorosa, dan gangguan psikologi lainnya sering menjadi penyebab dari
gangguan tidur.
 Sakit Fisik
Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga hidung
yang tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur. Selama
penyebab fisik atau sakit fisik tersebut belum dapat ditanggulangi dengan
baik, gangguan tidur atau sulit tidur akan dapat tetap dapat terjadi.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintasan
kereta api, pabrik atau bahkan TV tetangga dapat menjadi faktor penyebab
susah tidur.
 Gaya Hidup
Alkohol, rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak teratur,
juga dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur.
3. Kondisi Medis
Tiap kondisi yang menyakitkan atau tidak menyenangkan,sindroma apnea
tidur, restless leggs syndrome,faktor diet, parasomnia, efek zat langsung
(drugs/alcohol), efek putus zat, penyakit endokrin/metabolik, penyakit infeksi,
neoplastic, nyeri/ketidaknyamanan,lesi batang otak/hipotalamus, akibat
penuaan.

C. PATOFISIOLOGI
Gangguan tidur masi belum di ketahui secara pasti ,namun beberapa mekanisme
neurobologis dan psikologis telah di ajukan,salah satu model yang di gunakan
untuk menjelaskan patofisiologi gangguan tidur
D. MANIFESTASI KLINIS
a. Persaan sulit tidur, bangun terlalu awal
b. Wajah kelihatan kusam
c. Mata merah, hingga timbul bayangan gelap di bawah mata
d. Lemas, mudah mengantuk
e. Resah dan mudah cemas
f. Sulit berkonsentrasi, depresi, gangguan memori, dan gampang tersinggung.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sleep wake diaries,aktigrapi,dan polisomnograpi

F. PENATALAKSANAAN
Prinsip penanganan gangguan tidur selain menjelaskan, memastikan dan
memberikan saran juga mengoptimalkan pola tidur yang sehat, baik dari segi
kualitas ataupun waktunya. Terapi insomnia dapat dilakukan dengan
menggunakan obat ataupun tanpa obat. Terapi tersebut dapat berupa :
a. Psikoterapi
Keberhasilan mengatasi insomnia, sangat tergantung dari kemampuan pasien
untuk santai dan belajar bagaimana cara-cara tidur yang benar. Terapi
perilaku bisa menyembuhkan insomnia kronik dan terapi ini efektif untuk
segala usia, terutama pada pasien usia tua.
b. Relaxation Therapy
Relaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat
dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan

E.     KOMPLIKASI INSOMNIA


a. Efek fisiologis. Karena kebanyakan insomnia diakibatkan oleh stress,
terdapat peningkatan noradrenalin serum, peningkatan ACTH dan kortisol,
juga penurunan produksi melatonin.
b. Efek psikologis. Dapat berupa gangguan memori, gangguan
berkonsentrasi , irritable, kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.
c. Efek fisik/somatik. Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan
sebagainya.
d. Efek sosial. Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah
mendapat promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati
hubungan sosial dan keluarga.
e. Kematian. Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka
harapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini
mungkin disebabkan karena penyakit yang menginduksi insomnia yang
memperpendek angka harapan hidup atau karena high arousal state yang
terdapat pada insomnia mempertinggi angka mortalitas atau mengurangi
kemungkinan sembuh dari penyakit. Selain itu, orang yang menderita
insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami
kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang normal.

.
LAPORAN PENDAHULUAN

“INSOMNIA”

DI SUSUN OLEH

NAMA : SITI SORAYA KALLA

NIM : P07120318063

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERWATAN MASOHI

TA.2020/2021

Anda mungkin juga menyukai