Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN PADA TN.

M DENGAN DISPEPSIA DI
RUANG NAKULA 3 RSD K.R.M.T. WONGSONEGORO KOTA
SEMARANG

Disusun Oleh :

1. Dita Kesuma (P1337420121099)


2. Ratna Purnama Sari (P1337420121033)
3. Jihan Nabila Tsara (P1337420121041)
4. Dinna Fitri Desyana (P1337420121102)
5. M. Haikal Candra Utama (P1337420121104)
6. Nanda Putri Candra Kusuma (P133742012111)

PROGRAM STUDI DIPOLOMA III


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN PADA TN. M DENGAN DISPEPSIA DI RUANG
NAKULA 3 RSD K.R.M.T. WONGSONEGORO KOTA SEMARANG

A. Pengertian
Dispepsia adalah keluhan yang diasosiasikan sebagai akibat dari kelainan
saluran makanan bagian atas yang berupa nyeri perut bagian atas, perih, mual, yang
kadang-kadang disertai rasa panas di dada dan perut, lekas kenyang, anoreksia,
kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas asam dari mulut (Kamus
Kedokteran, 2017).
Dispepsia adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan nyeri ataurasa tidak
nyaman pada perut bagian atas atau ulu hati (Sumarni & Andriani,2019). Dispepsia
adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati. Dispepsia meliputi kumpulan
gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak nyamanatau sakit menetap atau mengalami
kekambuhan pada perut bagian atas (Muflih & Najamuddin, 2020). Dispepsia
merupakan istital yang umum dipakai untuk suatu sindromaatau kumpulan
gelaja/keluhan berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas (Timah et
al., 2021).
B. Etiologi
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifatorganik
(struktual) dan fungsional. Penyakityang bersifat organik antara lainkarena terjadinya
gangguan disaluran cerna atau disekitar saluran cerna,seperti pankreas, kandung
empedu dan lain-lain. Sedangkan penyakit yang bersifat fungsionaldapatdipicukarena
faktor psikologis dan factor intoleranterhadap obat-obatan dan jenis makanan tertentu
(Purnamasari, 2017). Terkadang penyebab dyspepsia belum dapat ditemukan.
Penyebab dyspepsia secara terperinci yaitu :
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang diminum secara berlebihan dalam waktu yang lain.
3. Alcohol dan nikotin rokok.
4. Stress, kecemasan, dan depresi.
5. Peradangan kandung empedu (kolesistitis).
6. Tumor atau kanker saluran pencernan.
7. Iritasi lambung.
C. Klasifikasi
Dispepsia diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (Purnamasari, 2017) :.
1. Dispepsia organik (struktural) dan fungsional (nonorganik). Pada dispepsia
organik terdapat penyebab yang mendasari, seperti penyakit ulkus peptikum
(Peptic Ulcer Disease/PUD), GERD (GastroEsophageal Reflux Disease), kanker,
penggunaan alkohol atau obatkronis.
2. Dispepsia Non-organik (fungsional) ditandai dengan nyeri atau tidak nyaman
perut bagian atas yang kronis atau berulang, tanpa abnormalitas pada
pemeriksaan fisik dan endoskopi.
D. Manifestasi Klinis
1. Nyeri perut
2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan di perut
8. Regusrgitas (keluar cairan dari lambung secara tiba- tiba)
E. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alcohol serta adanya kondis kejiwaan stress, pemasukan makan
menjadi berkurang shingga lambung akan kososng, kekosongan lambung dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antar dinding-dinding lambung,
kondisi demikian mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang
terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata
membawa implus muntah sehingga intake adekuat baik makanan maupun cairan.
F. Pathways

Perubahan pola makan, pengaruh obat-obatan, alcohol, nikotin, rokok,


tumor/kanker saluran pencernaan, dan stress

Intake makanan

Lambung kosong

Pelepasan mediator kimia Timbulnya tanda dan


(Bradikinin, histamine, Peningkatan HCL gejala klinik gangguan
prostaglandin) system cerna

Mengikis dinding
Merangsang system Perubahan status
saraf simpatis kesehatan

Dispepsia

Medula oblongata Kurang informasi


Anoreksia, mual

Kurang
Nyeri Pengetahuan
Intake kurang Muntah

Stress
Nutri Kurang Ketidak
dari Kebutuhan Seimbagan
Cairan
Cemas
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi yaitu, OMD denan kontras ganda, serologi Helicobacter
pylori, dan urea breath test (sebelum tersedia di Indonesia). Endoskopi merupakan
pemeriksaan baku emas, selain sebagai diagnostic sekaligus terapuetik, Pemeriksaan
yang dapat dilakukan dengan endoskopi adalah ;
1. CLO (rapid urea test)
2. Patologi anatomi (PA)
3. Kultur moikroorganisme (MO) jaringan
4. PCR (Plymarase chain reaction), hanya dalam rangka penelitian
(Masjoer, a edisi III,2000: 488)
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti
halnya pada sindrom dispespia, oleh karena dyspepsia hanya merupakan Kumpulan
gejala dan penyakit disaluran pecernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk
memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain
pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi,
USG, dan lain-lain.
H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Non-farmakologis :
1. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2. Menghindari factor resiko seperti alcohol, makanan yang pedas, obat-obatan yang
berlebihan, nikotin rokok, dan stress.
3. Atur pola makan
Penatalaksanaan Farmakologis yaitu ;
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam
mengantisispasi kekambuhan, hal ini dapat dimengerti karena pross
patofissiologinya pun masih beum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70% kasus DF
reponsif terhadap placebo. Obat-obatan yang diberikan meliputi anatacid,
(menetralkan asam lambung), golongan antikoligernik (menghambat pengeluaran
asam lambung) dan prokinetic (mencegah terjadinya mutah.

Anda mungkin juga menyukai