M DI RUANGAN
CEMPAKA RSUD KAB TANGERANG
Disusun oleh
Putri ( P27901121078)
2. Etiologi
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat
organik(struktual) dan fungsional. Penyakityang bersifat organik
antara lain karenaterjadinya gangguan di saluran pencernaan atau
disekitar saluran cerna, sepertipankreas, kandung empedu dan lain-
lain. Sedangkan penyakit yang bersifatfungsional dapat dipicu
karena factor psikologis dan factor intoleran terhadapobat-obatan
dan jenis makanan tertentu (Purnamasari, 2017). Etilogi
dispepsiaantara lain adalah:
1) Agen pencedera fisiologis(inflamasi, Iskemia, Neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (terbakar, bahan kimia iritan
3) Agen pencedera misal (trauma, latihan fisik berlebihan)
4) Idiopatik/dispepsia fungsional
5) Ulkuspeptikum
6) Gastroesophageal refluxdisease (GERD)
7) Kanker lambung
8) Gastroparesis
9) Infeksi Helicobacter pylori
10) Pankreastitis kronis
11) Penyakit kandung empedu
12) Parasite usus
13) Iskemia usus
14) Kanker pancreas atau tumor abdomen
3. Manifestasi klinis
1. Nyeri perut (abdominal discomfort)
2. 7asa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Nyeri saat lapar
7. Perut kembung
8. Rasa panas di dada dan perut
9. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
4. PatoFisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur! obat-obatan yang tidak jelas
zat-z atseperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi keji'aan stres,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan koson,
kekosongan lambung dapatmengakibatkan erosi pada lambung akibat
gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang
terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membaw a impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupuncairan.
5. Penatalaksanaan medis
PenatalaksanaanPenatalaksanaan Non Farmakologi tindakan-tindakan
keperawatan dalam perawatan pasien dengan gangguan nyeri abdomen
yaitu mengatur posisi pasien, hipnoterapi, terapi relaksasi, manajemen
nyeri dan terapi perilaku. Farmakologis Pengobatan dyspepsia
mengenal beberapa obat, yaitu: Antasida, Pemberian antasida tidak
dapat dilakukan terus menerus,karena hanya bersifat simtomatis untuk
mengurangi nyeri. Obat yang termasuk golongan ini adalah simetidin,
ranitidin, dan famotidine. Pemasangan cairan pariental, pemasagan
Naso Gastrik Tube (NGT) jika diperlukan (Amelia, 2018).
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan adanya
kelainan organik, pemeriksaan untuk dispepsia terbagi pada beberapa
bagian yaitu:
1) Pemeriksaan laboratorium, biasanya meliputi hitung jenis sel darah
yanglengkapdan pemeriksaan darah dalam tinja, danurin. Jika
ditemukan leukosit dosis berarti tanda-tanda infeksi. Jika tampak cair
berlendir atau banyak mengandung lemak pada pemeriksaan tinja
kemungkinan menderita malabsorpsi. Seseorang yang diduga menderita
dyspepsia ulkus sebaiknya diperiksa derajat keasaman lambung. Jika
diduga suatu keganasan, dapat diperiksa tumor marker (dugaan
karsinoma kolon), dan (dugaan karsinoma pankreas).
2) Barium enema untuk memeriksa saluran cerna pada orang yang
mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan beratbadan
atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita
makan.
3) Endoskopi bias digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari
lapisan lambung melalui tindakan biopsi. Pemeriksaan nantinya
dibawah mikroskop untuk mengetahui lambung terinfeksi
Helicobacterpylori. Endoskopi merupakan pemeriksaan bakuemas,
selain sebagai diagnostic sekaligus terapeutik.
4) Pemeriksaan penunjang lainnya seperti foto polos abdomen,
serologi H.pylori, urea breath test, dan lain-lain dilakukan atas dasar
indikasi (Ida,2017).
7. Komplikasi
B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Primary Survey
Airway
3) jika terjadi perburukan jalan napas segera hubungi ahli anestesi dan bawa ke
ICU
Breathing
4) auskultasi dada
Circulation
6) catat temperature
Disability
Alert
V : Verbal
P : Pain
U : Unresponsive
(respon motorik)
Derajat kesadaran
14-15 Composmentis
12-13 Apatis
10-11 Somnolen
9-7 Delirium
4-6 Stupor
3 coma
Exposure
2) Secondary Surveya
Penyakit yang pernah dialami Alergi (obat, makanan, dll) Obat-obatan yang
digunakanc.
Keadaan Umum : kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen TTV dan
Nyeri : berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan
serta tekanan darah.
Kepala : ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata: cekung atau tidak, ada
atau tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah
Dada : Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolic
Abdomen : Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia
2. Diagnosa
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
(D0019)
3. Intervensi keperawatan
3. Intervensi
a) Tingkat kesadaran
b) Reaksi pupil
c) Orientasi koonitif
d. Status kognitif
Kriteria hasil :
a) Keluan nyeri
b) Meringis
c) Sikap protektif
d) Gelisah
Kriteria hasil :
5. Evaluasi