Oleh:
IMBAR SESWANTO
NIM.2018131005
1
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
IMBAR SESWANTO
2018131005
CI Ruangan Mahasiswa
Dosen pembimbing
2
LAPORAN PENDAHULUAN DISPEPSIA
A. DEFINISI
3
B. ETIOLOGI
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit
acid reflux. Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung
terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang
membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di
dada. Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat
menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat
ditemukan. Penyebab dispepsia secara rinci adalah:
C. MANIFESTASI KLINIS
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang
dominan, membagi dispepsia menjadi tiga tipe :
4
a. Nyeri epigastrum terlokalisasi
b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antacid
c. Nyeri saat lapar
d. Nyeri episodic
2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejala seperti :
a. Mudah kenyang
b. Perut cepat terasa penuh saat makan
c. Mual
d. Muntah
e. Upper abdominal boating
f. Rasa tak nyaman bertambah saat makan
3. Dispepsia non-spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas)
(Mansjoer, et al, 2010).
Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta
dapat akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian
akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin
disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada
beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita
yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu
makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut
kembung). Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu,
atau tidak memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan
berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus
menjalani pemeriksaan.
D. PATOFISIOLOGI
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak
jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,
5
kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat
gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang
terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan.
6
E. PATWAY
DISPEPSIA
Nyeri akut
Kekurangan volume
cairan Defisit pengetahuan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Sumber : Dharma (2011) dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKU
7
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium : lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab
organik lainnya seperti antara lain pankreasitis kronis, DM. Pada
dispepsia biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
2. Pemeriksaan radiologi yaitu, OMD dengan kontras ganda, serologi
helicobacter pylori.
3. Endoskopi
a. CLO (Rapid urea test)
b. Patologi anatomi
c. Kultur mikroorganisme jaringan
d. PCR (Polymerase Chain Reaction)
e. USG abdomen
f. CT-scan Abdomen
G. PENATALAKSANAAN
Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori
2017, ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang dibedakan bagi sentra
kesehatan dengan tenaga ahli (gastroenterolog atau internis) yang disertai
fasilitas endoskopi dengan penatalaksanaan dispepsia di masyarakat.
Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu:
1. Antasida sirup
8
2. Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang
agak selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik
yang dapat menekan seksresi asama lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin
juga memiliki efek sitoprotektif.
3. Antagonis reseptor H2
5. Sitoprotektif
6. Golongan prokinetik
9
memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance) (Mansjoer et al,
2010).
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang dilakukan
yaitu: Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa data. Data fokus
yang berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu
hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut
kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secar
dari rasa tidak enak/sakit diperut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan
lain, perasaan panas di dada daerah jantung (heartburn), regurgitasi, kembung, perut
terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah, dan beberapa keluhan
10
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis
a. Defenisi : pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa : awitan yang tiba-tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan
b. Batasan Karakteristik :
Perubahan selera makan
Mengekspresikan perilaku (misalnya : gelisah, merengek, menangis )
Sikap melindungi area nyeri
Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
c. Factor yang berhubungan
- gejala terkait penyakit
- Kurang control situasi lingkungan
- Kurang privasi
- Program pengobatan
- Stimuli lingkungan yang mengganggu
- Sumber daya tidak adekuat
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
a. Defenisi : penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan atau intraseluler.
Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saat tanpa perubahan pada
natrium
b. Batasan karakteristik :
Penurunan turgor kulit
Membran mukosa kering
Peningkatan hematokrit
Peningkatan frekuensi nadi
Kelemahan
Penurunsn volume nadi
Peunrunan tekanan darah
c. Factor yang berhubungan
- Haluan urine yang berlebih skunder akibat diabetes insipidus
11
- Kehilangan cairan ,skunder akibat demam ,drainaseabnormal dari luka
,diare
- Gangguan laksatif ,diereticatau alcohol yang berlebih
- Mual dan muntah
- Motivasi untuk minum skunder akibat depresi atau keletihan
- Masalah diet
- Pemeberian makan perselang dengan konsentrasi tinggi
- Konsentrasi menelan atau kesulitan makan sendiri akibat nyeri mulut
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan untuk
mencerna makanan
a. Defenisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
b. Batasan karakteristik :
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Kurang makanan
Mengeluh gangguan sensasi rasa
Cepat kenyang setelah makan
c. Factor yang berhubungan
- Kram abdomen
- Nyeri abdomen
- Menghindari makanan
- Berat bada di bawah 20%
- Kerspuhan kapiler
- Kuang makanan
- Kurang informasi
- Membrane mukosa pucat
- Kurang minat makanan
- Cepat kenyang setelah makan
- Sariawan rongga mulut
4. Defisit Pengetahuan b.d. ketidaktahuan menemukan sumber informasi dan kurang
terpapar informasi
a. Defenisi : ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan
topik tertentu
12
b. Batasan karakteristik :
Pengungkapan masalah
Ketidaktahuan mengikuti perintah
5. Ansietas berhubungan dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi
a. Defenisi : Perasaan tidak nyaman atau kekawatiran yang samar disertai
respon autonom ( sumber sering kali tidak spesefik atau tidak diketahui oleh
invdividu ): perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Hal merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan
adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi
ancaman
b. Batasan karakteristik :
Perilaku :
Gelisah
Tampak waspada
Fisiologis :
Wajah tegang
Diare, mulut kering
Wajah merah
Peningkatan denyut nadi
Parasimpatik :
Nyeri abdomen
kwatir, melamun
c. factor yang berhubungan
- perubahan dalam status ekonomi,kesehatan,pola intraksi ,peran,status
peran
- pemajaan toksin
- tekait keluarga
- infeksi/kontaminan interpersonal
- penularan penyakit interpersonal
- krisis maturasi
- krisis situasional/stres
13
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari / tgl / waktu Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Rencana Keperawatan
14
obat
b. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Evaluasi efektivitas analgesic, tanda dan
gejala.
Kekurangan volume cairan NOC : NIC :
berhubungan dengan
- Fluid balance - Fluid management
kehilangan cairan aktif
- Hydration a. Pertahankan catatan intake dan output
- Nutritional status: Food and Fluid Intake yang akurat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan b. Monitor status hidrasi (kelembaban
selama 3x24 kekurangan cairan dapat teratasi membrane mukosa, nadi adekuat,
dengan kriteria hasil: tekanan darah ortostatik), jika
a. Mempertahankan urine output sesuai diperlukan.
dengan usia dan BB, BJ urine normal, c. Monitor vital sign
HT normal d. Monitor masukan makanan/ cairan dan
b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam hitung intake kalori harian
batas normal e. Kolaborasikan pemberian cairan IV
c. Tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas f. Monitor status nutrisi
turgor kulit baik, membrane mukosa g. Dorong masukan oral
lembab, tidak ada rasa haus yang h. Dorong keluarga untuk membantu
15
berlebihan pasien makan
i. Tawarkan snack (jus buah, buah segar)
j. Atur kemungkinan transfuse
- Hypovolemia management
a. Monitor status cairan termasuk intake
dan output cairan
b. Pelihara IV line
c. Monitor tingkat Hb dan hematokrit
d. Monitor tanda vital
e. Dorong pasien untuk menambah intake
oral
Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :
kurang dari kebutuhan tubuh - Nutritional status: - Nutrition management
b.d. ketidakmampuan untuk - Nutritional status: Food and Fluid Intake a. Kaji adanya alergi makanan
mencerna makanan - Nutritional status: Nutrient Intake b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
- Weight control menunjukkan jumlah kalori dan nutrisi
Setelah dilakukan asuhan selama 3x24 yang dibutuhkan pasien
diharapkan ada peningkatan BB pada pasien c. Berikan makanan yang terpilih (sudah
dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi dengan dikonsultasikan dengan ahli gizi)
kriteria hasil: d. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai kalori
16
dengan tujuan - Nutrition monitoring
b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi a. BB
badan b. asien dalam batas normal
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan c. Monitor adanya penurunan berat badan
nutrisi d. Monitor kulit kering dan perubahan
d. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi pigmentasi
e. Menunjukkan peningkatan fungsi e. Monitor turgor kulit
pengecapan dari menelan f. Monitor mual dan muntah
f. Tidak terjadi penurunan berat badan yang g. Monitor kadar albumin, total protein,
berarti Hb, dan kadar Ht.
h. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
i. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
j. Monitor kalori dan intake nutrisi
Defisit Pengetahuan b.d. NOC : NIC :
ketidaktahuan menemukan
- Knowledge : disease process - Teaching : disease process
sumber informasi dan kurang
- Knowledge : helat behavior a. Berikan penilaian tentang tingkat
terpapar informasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengetahuan pasien tantang proses
selama 3x24 pasien tidak mengalami masalah penyakit yang spesifik
b. Jelaksan patofisiologi dari penyakit dan
17
pada nafasnya dengan kriteria hasil: bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
a. Pasien dan keluarga menyatakan
tepat
pemahaman tentang penyakit, kondisi,
c. Gambarakan tanda dan gejala yang
prognosis, dan program pengobatan.
biasa muncul pada penyakit, dengan
b. Pasien dan keluarga mampu
cara yang tepat
melaksanakan prosedur yang dijelaskan
d. Gambarakan proses penyakit, dengan
secara benar.
cara yang tepat
c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
e. Identifikasi kemungkinan penyebab,
kembali apa yang dijelaskan perawat /
dengan cara yang tepat
tim kesehatan lainnya.
f. Sedikan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
g. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang
dan atau proses pengontrolan penyakit.
h. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
i. Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
18
diindikasikan
Ansietas berhubungan dengan NOC : NIC :
kebutuhan yang tidak
- Anxiety self - control - Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
terpenuhi
- Anxiety level a. Gunakan pendekatan yang
- Coping menenangkan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan b. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
selama 3x24 pasien tidak mengalami masalah pelaku pasien.
pada nafasnya dengan kriteria hasil: c. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
dirasakan selama prosedur.
a. Klien mampu mengidentifikasi dan
d. Temani pasien untuk memberikan
mengungkapkan gejala cemas.
keamanan dan mengurangi takut
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan
e. Dengarkan penuh perhatian.
menunjukkan teknik untuk mengontrol
f. Identifikasi tingkat kecemasan
cemas.
g. Bantu pasien mengenal situasi yang
c. Vital sign dalam batas normal
menimbulkan kecemasan.
d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
h. Dorong pasien mengungkapkan
tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
perasaan, ketakutan, persepsi.
berkurangnya kecemasan.
i. Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
j. Berikan obat untuk mengurangai
kecemasan.
19
20