Dosen pembimbing :
Disusun oleh :
2023
LAPORAN PENDAHULUAN DYSPEPSIA
A. Pengertian Dyspepsia
Dyspepsia atau dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri
dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan (Arif, 2020). Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang
terdiri dari nyeri ulu hati, mual,kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang,
sendawa (Dharmika, 2021).
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan
refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi
asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2018).
Dispepsia adalah keluhan yang diasosiasikan sebagai akibat dari kelainan saluran
makanan bagian atas yang berupa nyeri perut bagian atas, perih, mual, yang kadang-
kadang disertai rasa panas di dada dan perut, lekas kenyang, anoreksia, kembung,
regurgitasi, banyak mengeluarkan gas asam dari mulut (Hadi, 2017).
B. Etiologi
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux.
Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju
esofagus (saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam
lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-
inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum
dapat ditemukan. Penyebab dispepsia secara rinci adalah:
Menelan udara (aerofagi)
Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
Iritasi lambung (gastritis)
Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
Kanker lambung
Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
Kelainan gerakan usus
Stress psikologis, kecemasan, atau depresi
Infeksi Helicobacter pylory
Penyebab dispepsia dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya (misalnya tukak peptic, gastritis, pankreastitis, kolesistitis dan
lainnya).
b. Dispepsia non organik atau dyspepsia fungsional atau dyspepsia non ulkus (DNU),
bila tidak jelas penyebabnya.
C. Tanda Gejala
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan,
membagi dispepsia menjadi tiga tipe :
1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus, dengan gejala :
a. Nyeri epigastrum terlokalisasi
b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antacid
c. Nyeri saat lapar
d. Nyeri episodic
2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejala seperti :
a. Mudah kenyang
b. Perut cepat terasa penuh saat makan
c. Mual
d. Muntah
e. Upper abdominal boating
f. Rasa tak nyaman bertambah saat makan
3. Dispepsia non-spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas) (Mansjoer, et al,
2007).
Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat
akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik
berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai
dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita,
makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa
mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual,
sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).
Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak
memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau
gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.
D. Pathofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan
menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,
kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan
maupun cairan.
E. Pathway
DISPEPSIA
Hipovolemia
Nyeri Akut
Defisit Pengetahuan
K. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
. Keperawatan
1. (D.0077) Nyeri Akut (L.08066) Setelah (I.08238) Manajemen
b.d. agen pencedera dilakukan tindaan selama Nyeri
fisiologis 3x24 jam diharapkan O :
Tingkat Nyeri Menurun, Idenifikasi lokasi,
dengan kritera hasil : karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
Indikator A T
intensitas nyeri
Keluhan nyeri 2 5
Identifikasi skala
Meringis 2 5
nyeri
Gelisah 2 5
Identifiksi respons
Kesulitan tidur 2 5
nyeri nonverbal
T:
Berikan teknik
Ket :
nonfarmakologis
1. Meningkat
untuk mengurangi
2. Cukup meningkat
rasa nyeri (mis.
3. Sedang
Teknik nafas
4. Cukup menurun
dalam)
5. Menurun
Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
penilaian strategi
meredakan nyeri
E:
Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
K:
Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
2 (D.0019) Defisit (L.03030) Setelah dilakukan (I.03119) Manajemen
Nutrisi b.d. tindaan selama 3x24 jam Nutrisi
ketidakmampuan diharapkan Status Nutrisi O:
mencerna makanan dan Membaik, dengan kriteria Identifikasi status
mengabsorbsi nutrien hasil : nutrisi
Indikator A T Identifikasi
Porsi makan 2 5 kebutuhan kalori
yang dan jenis nutrien
dihabiskan
Monitor asupan
BB 2 5
Frekuensi 2 5 makanan
makan T:
Nafsu makan 2 5
Fasilitasi
Membrane 2 5
mukosa menentukan
pedoman diet
Berikan makanan
Ket 1 :
tinggi serat untuk
1. Menurun
mencegah
2. Cukup menurun
konstipasi
3. Sedang
E:
4. Cukup meningkat
Anjurkan diet yang
5. Meningkat
diprogamkan
K:
Ket 2: Kolaborasi dengan
1. Memburuk ahli gizi untuk
2. Cukup memburuk menentukan jumlah
3. Sedang kalori dan jenis
4. Cukup membaik nutrien yang
5. Membaik dibutuhkan, jika
perlu
1. Meningkat lingkungan
3. Sedang E:
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart.2018. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC
Herdman, T.H dan Kamitsuru. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015 –
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.L, dan Setiowulan, W.2019. Kapita
Suryono Slamet, et al.2021. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2. Jakarta: FKUI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan