LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN DENGAN
ASMA BRONCHIAL
I. Konsep Keluarga
A. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri atas kepala
keluarga, serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan
ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual
dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hbungan yang
selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya. (Menurut BKKBN, 1999).
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri
dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10,
1992). Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran
masing-masing (Friedman 1998).
B. Ciri-ciri Keluarga
1. Diikat tali perkawinan, ada hubungan darah
2. Ada ikatan batin, tanggung jawab masingmasing,
3. Ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarga ,
interaksi.
4. Tinggal dalam suatu rumah
C. Struktur Keluarga
1. Patrilineal : Keluarga sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melaluhi jalur garis ayah.
2. Matrilineal: Keluarga sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui garis ibu.
3. Matrilokal : Sepasang suami istri tinggal bersama keluarga dari ibu
4. Patrilokal : Sepasang suami istri tinggal bersama keluarga dari bapak
5. Keluarga kawin : Ada hubungan dengan Suami atau istri.
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
1) Pola dan proses komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak,
hal ini bisa disebabkan oleh beberap factor yang ada dalam komponen
Keluarga single perent: Orang tua dengan anak akibat cerai, mati.
Keluarga single adult : Rumah tangga terdiri dari seorang dewasa
Keluarga berantai, keluarga duda, keluarga berkomposisi (poligami
hidup bersama)
Keluarga habitas (dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk satu keluarga)
2. Keluarga non tradisional :
Keluarga orang tua tunggal tanpa menikah
Pasangan mempunyai anak tanpa menikah
Pasangan tanpa menikah
Keluarga homoseksual
Commune family keluarga yang terdiri dari lebih dari satu
pasangan monogami yang menggunakan fasilitas secara bersama
E. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1999), lima fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
1. Fungsi efektif
Adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikosial,
saling mengasah dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima
dan mendukung.
2. Fungsi sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan pembahan individu keluarga, tempat
anggota keluarga berinteraksi social dan belajar berperan di
lingkungan social.
3. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi keluarga memutuskan kelangsungan keturunan dan
menambah SDM.
4. Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti
sandang pangan dan papan.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
F. Tahap Perkembangan Keluarga
Perubahan yang terjadi pada sistem keluarga:
- Perubahan interaksi, perubahan hubungan antar keluarga sepanjang
waktu
- Sifatnya ada potensial dan resiko
c. Membantu orang tua suami/ istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan RT
7. Keluarga usia pertengahan
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga lansia
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan file review
G. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Keluarga dalam masalah kesehatan mempunyai tugas
pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.
Suprajitno (2004:16) membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan
oleh keluarga yaitu mengenal gangguan atau masalah perkembangan
kesehatan setiap anggota keluarga, setelah mengenal keluarga diharapkan
mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
keluarga juga bertugas memberi keperawatan kepada anggota keluarganya
yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya karena cacat atau usia
yang terlalu muda.
Dalam hal lingkungan untuk menjamin kesehatan, keluarga
diharapkan dapat memodifikasi lingkungan sehingga tidak terjadi dampak
dari lingkungan yang tidak sehat baik didalam maupun diluar rumah.
Suprajitno (2004:18) menambahkan keluarga memanfaatkan dengan baik
fasilitas-fasilitas kesehatan dalam menjamin kondisi yang sehata didalam
keluarga.
H. Proses Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya (Suprajitno, 2004:29). Pengkajian merupakan langkah awal
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat
diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-
hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi
pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan
suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa
(Friendman, 1998: 56)
1. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat
tinggal, dan tipe keluarga.
Pada umumnya penderita hipertensi merupakan penyakit
yang dipengaruhi oleh pola hidup terutama pola hidup yang
salah, pola hidup yang berhubungan dengan emosi yang
negative seperti emosi yang tidak terkendali atau
temperamental, ambisius, pekerja kerasyang tidak tenang,
takut dan kecemasan yang berlebihan (Indomedia, 2002).
2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang
dikosumsi oleh Keluarga. Pada keluarga dengan hipertensi
sering dijumpai pola makan yang tidak benar seperti
mengkosumsi makanan yang banyak mengandung zat
pengawet ,makanan yang asin serta emosi yang negatif
b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
7) Struktur Keluarga
a) Pola komunikasi
Menurut (Nursalam, 2001:26) Semua interaksi
perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi.
Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik
diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar
pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup
ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan
rasa kepedulian yang tinggi.
b) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam
kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat
menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi
dalam hipertensi.
c) Struktur peran
Bila anggota keluarga menerima dan konsisten
terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat
anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran,
dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan
ketegangan dalam keluarga (Friedman, 1998).
8) Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota
keluarganya yang menderita hipertensi, maka akan
menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini
akan menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah
seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya
b) Fungsi sosialisasi
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota
keluarga yang menderita hipertensi dalam bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak
memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan
mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan
ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah
stress.
c) Fungsi kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan
penanganannya
(1) Mengenal masalah kesehatan
Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah
kesehatan pada keluarganya, salah satunya adalah
disebabkan karena kurang pengetahuan (Effendy,
1998:50). Bila keluarga tidak mampu mengenali
masalah hipertensi yang disertai anggota keluarganya,
maka hipertensi akan berakibat terjadinya komplikasi.
(2) Mengambil keputusan.
Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan
dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan
karena tidak memahami mengenai sifat, berat dan
luasnya masalah tidak begitu menonjol (Eendy,
1998:50).
(3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang
sakit disebabkan karena tidak mengetahui keadaan
penyakit, misalnya komplikasi, progrfosis, cara
c) Situasi krisis
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan karena hal-
hal berikut :
c. Intervensi/Rencana Keperawatan
Effendy (1998: 54), mendefinisikan: rencana keperawatan
keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah didefinisikan.
Rencana keperawatan keluarga mencakup tujuan umum dan
tujuan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan
kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab (Suprajitno,
2004:49). Sedangkan Friedman (1998:65) menyatakan ada beberapa
tingkat tujuan. Tingkat pertama meliputi tujuan-tujuan jangka pendek
B. Klasifikasi
Tabel 2.1
Klasifikasi Derajat Asma
Derajat Asma Gejala Gejala Malam
1. Gejala < 1x/minggu
2. Tanpa gejala di luar
INTERMITEN serangan
2 kali sebulan
Mingguan 3. Serangan singkat
4. Fungsi paru asimtomatik
dan normal luar serangan
1. Gejala > 1x/minggu tapi
< 1x/hari
PERSISTEN RINGAN 2. Serangan dapat >2 kali seminggu
Mingguan
mengganggu aktivitas dan
tidur
1. Gejala harian
2. Menggunakan obat setiap
hari
PERSISTEN SEDANG3. Serangan mengganggu >sekali seminggu
Harian
aktivitas dan tidur
4. Serangan 2x/minggu, bisa
berhari-hari
PERSISTEN BERAT 1. Gejala terus-menerus
Sering
Kontinu 2. Aktivitas fisik terbatas
C. Etiologi
c. Stress
Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan
asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah
ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati
penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu
diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena
resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan distress pernafasan. Orang yang
mengalami asma akan mengalami kesulitan bernafas. Hal ini menyebabkan
hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas. Jalan nafas menjadi
obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi O2 sehingga
terjadi penurunan po2 (hipoksia). Selama seranagan asmatik, Co2 tertahan
dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi dan
menyebabkan asidosis respiratory. Kemudian system pernafasan akan
mengadakan kompensasi dengan meningkatkan pernafasan (takipnea).
F. Komplikasi
1. Status asmatikus
2. Pneumonia
3. Pneumothoraks
4. Emfisema kronik
5. Gagal nafas
6. Bronchitis
7. Fraktur iga
8. Kematian
G. Pencegahan
Diharapkan dengan mencegah dan mengendalikan faktor pencetus
serangan asma makin berkurang atau derajat asma semakin ringan. Pada
dasarnya obat-obat anti asma dipakai untuk mencegah dan mengendalikan
gejala asma.
1. Pencegahan (controller) yaitu obat yang dipakai setiap hari, dengan tujuan
agar gejala asma persisten tetap terkendali.
2. Penghilang gejala (reliever) yaitu obat penghilang gejala yang dapat
merelaksasi bronkontruksi dan gejala-gejala yang menyertainya segera.
H. Penatalaksanaan
Tujuan terapi asma adalah :
1. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma dan mencegah
kekambuhan
2. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
2. Observasi
Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena
sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang
berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan,
keberhasilan dan sebagainya.
3. Studi Dokumentasi
Studi berkaitan dengan perkembangan kasus anak dan dewasa,
diantaranya melalui kartu menuju sehat, kartu keluarga dan catatan-
catatan kesehatan lain.
4. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik misalnya
kehamilan dan tanda-tanda penyakit. Data-data yang dikumpulkan
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Data Umum
1) Kepala keluarga dan komposisi keluarga
2) Tipe keluarga
3) Suku bangsa dan agama
4) Status sosial ekonomi keluarga
5) Aktivitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
1) Tahap perkembangan keluarga
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat kesehatan keluarga inti
c. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitasnya
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Struktur peran
2) Nilai dan norma keluarga
3) Pola komunikasi keluarga
4) Struktur kekuatan keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi ekonomi
2) Fungsi mendapatkan status sosial
3) Fungsi pendidikan
4) Fungsi sosialisasi
5) Fungsi keperawatan. Tujuan dari fungsi keperawatan :
a) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masa
kesehatan
b) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan mengenal tindakan kesehatan yang tepat
c) Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
g) Pemeriksaan keluarga
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga
meliputi pemeriksaan kebutuhan dasar individu, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu.
h) Harapan keluarga
Perlu dikaji harapan keluarga terhadap perawat (petugas
kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan yang terjadi.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan
karena:
a. Kurang pengetahuan/ketidaktauan fakta
b. Rasa takut akibat masalah yang diketahui
c. Sifat dan falsafah hidup
2. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat, disebabkan karena:
a. Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
b. Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
c. Keluarga tidak sanggup mememcahkan masalah karena kurang
pengetahuan dan kurangnya sumber daya manusia.
d. Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga
e. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
f. Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
g. Takut dari akibat tindakan
h. Sikap negative terhadap masalah kesehatan
i. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
j. Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
Intervensi:
a. Jelaskan pada keluarga tentang lingkungan yang berpengaruh
untuk menunjang proses penyembuhan asma
b. Mendemonstrasikan kepada keluarga cara menciptakan lingkungan
yang dapat menunjang proses pencegahan dan penyembuhan
penyakit asma.
L. Evaluasi
Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu
disusun rencana perawatan yang baru.
Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga
sehingga penting diperhatikan waktu yang sesuai dengan kesediaan
keluarga.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dengan Asma
diharapkan :
1. Keluarga mampu mengenal masalah Asma
2. Keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan tindakan
yang tepat
3. Keluarga mampu melakukan perawatan yang tepat pada anggota
keluarga yang sakit
4. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan untuk menunjang
penyembuhan dan pencegahan penyakit Asma
5. Keluarga mampu menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat
untuk penatalaksanaan Asma