Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

TUBERKULOSIS
MILIER
presentasi oleh:

Kelompok 2

Seminar Kasus Kegawatdaruratan di IRD Anak


RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
2017
Pendahuluan
Pencegahan &
TB menyerang penanganan
seluruh usia ; Anak holistik

perhatian dan
Presentasi pada anak
Faktor resiko penanganan yang
3-25% kematian tinggi
Status adekuat
Gizi
TB Milier lbh byk pd
anak usia < 2 thn Menyebabkan
Anak Gizi buruk rentan gangguan
terserang TB imunologi dan
Pada anak remaja & mempengaruhi
dewasa pengobtn proses
primer tidk tuntas penyembuhan
Marasmus
penyakit
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberkulosis, paling sering (sekitar 80%)
terjadi di paru.
TB Milier merupakan penyakit Limfo-
Hematogen sistemik akibat penyebaran kuman
M. tuberkulosis dari kompleks primer yang
biasanya terjadi dalam waktu 2-6 bulan
pertama setelah infeksi awal.
Patofisiologi
Penyebaran hematogen ada tiga
macam:

Acute generalized Protracted


Occult hematogenic
hematogenic hematogenik
spread (penyebaran
spread (penyebaran spread (penyebaran
hematogenik
hematogenik hematogenik
tersamar).
generalisata akut). berulang-ulang).
kuman M. status imnologis
tuberkulosis penderita
(jumlah dan (nonspesifik dan
virulensi), spesifik) dan

faktor lingkungan (kurangnya paparan sinar


matahari, perumahan yang padat, polusi udara,
merokok, penggunaan alkohol, obat bius serta sosio
ekonomi).
Manifestasi klinis TB milier dapat
bermacam-macam, bergantung pada
banyaknya kuman dan jenis organ yang
terkena.
Gejala yang sering dijumpai adalah
keluhan kronik yang tidak khas :
yaitu ;
Demam lama (lebih dari 2 minggu) dengan penyebab tidak jelas.

Nafsu makan tidak ada Batuk lama lebih dari 3 minggu


(anoreksia). dan sesak napas.

Berat badan turun atau gagal tumbuh (dengan demam ringan atau tanpa
demam)

Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan biasanya


multiple.
Prognosis dipengaruhi banyak
faktor, yaitu ;

Umur anak. Diagnosis dini.


Luasnya infeksi Pengobatan adekuat

Keadaan gizi. Sosio ekonomi.


Diagnosa
Diagnosa ditegakkan bila memenuhi kriteria
minimal :
1. Anamnesa :
ada riwayat
3.Ditemukan
kontak dengan 2. Mantoux
test positif. TBC extra
penderita TBC
paru
dewasa dan
aktif.
Mengacu kepada ketentuan WHO, pengobatan
TBC Milier pada prinsipnya sama dengan
pengobatan TBC pada umumnya,
yaitu perpaduan dari beberapa jenis
antituberkulosa baik yang bakteriostatik maupun
bakterisid,

yaitu :
1. Isoniasid (H)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh 90%
populasi kuman dalam beberapa hari
pengobatan.
Dosis harian : 5 mg/kg BB, dosis intermiten 3 x
/ minggu : 10 mg/kg BB.

2. Rifampisin (R)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman
yang tidak bisa dibunuh oleh Isoniasid.
Dosis harian dan dosis intermiten sama, yaitu :
10 mg/kg BB.
3. Pirasinamid (Z)
Bersifat bakterisid, membunuh kuman yang
berada di dalam sel dengan suasana asam. Dosis
harian : 25 mg/kg BB, dosis intermiten 35 mg/kg
BB.

4. Streptomisin (S)
Bersifat bakterisid, dosis harian dan intermiten
sama, yaitu : 15 mg/kg BB.

5. Etambutol (E)
Bersifat bakteriostatik, dosis harian : 15 mg/kg BB,
dosis intermiten : 30 mg/kg BB.
Tidak ada perubahan hematologi yang spesifik pada
TBC Milier. Laju endap darah tidak informatif. Anemia
biasanya ringan, namun pada kasus lama dan berat
mungkin dijumpai anemia berat. Sering ditemui
lekopeni, kadang-kadang lekositosis dan
monositosis.
Dalam pemeriksaan sumsum tulang didapatkan
tuberkel-tuberkel dan gambaran darah tepi dapat
menyerupai leukemia berupa leukositosis dan lekosit-
lekosit muda, anemia leukoeritroblastik berupa lekosit
muda dan normoblas.
Kadang-kadang terdapat gambaran hematologik
anemia aplastik berupa pansitopenia.
Hasil tes tuberkulin biasanya positif
kuat. Pada sebagian penderita
mungkin positif lemah bahkan
negatif.
Tetapi bila diulang satu bulan
kemudian setelah mendapatkan
pengobatan, praktis semua
berubah menjadi positif.
Gambaran patologik pada pemeriksaan radiologi
tidak selalu dijumpai pada kasus TBC Milier. Oleh
karenanya gambaran radiologi normal belum pasti
menyingkirkan diagnosa TBC Milier. Gambaran
normal radiologi mungkin disebabkan oleh :
- fokus di paru memecah ke cabang vena, yang
menyebabkan tidak terjadinya infiltrat di paru.
- ukuran infiltrat yang sangat kecil.
- atau karena pemeriksaan dilakukan pada fase dini
dari penyakit.
Dalam hal demikian sebaiknya pemeriksaan diulang
setelah 1-4 minggu.
Gambaran klasik Rongent foto dari TBC
Milier adalah gambaran badai salju.
Infiltrat-infiltrat yang halus berukuran
beberapa mm, tersebar di kedua
lapangan pandang paru.
Namun perlu diketahui bahwa
gambaran badai salju juga bisa
ditemukan pada kasus lain seperti :
fungosis paru, sarkoidosis,
hemosiderosis, dan histositosis X.
Gambaran radiologik juga bisa berupa
lesi paru yang lebih besar, yaitu berupa
1. Pemeriksaan BTA sputum
Hanya 75 % kasus TBC Milier positif dalam
pemeriksaan BTA sputum.

2. Pemeriksaan bilasan lambung


Karena sulitnya mendapatkan sputum pada
bayi dan anak, maka bisa dilakukan
pemeriksaan bilasan lambung. Dalam hal ini
ternyata hanya ditemukan 34,8 56 % yang
positif.
Analisa Kasus
Seorang anak berinisial An.M berusia 13 tahun masuk
IGD Anak RSWS dirujuk dari Balai Paru dengan
Keluhan Utama Sesak napas dan batuk, Riwayat KU :
Keluarga klien mengatakan klien mengeluh sesak napas
dan batuk selama 1 bulan terakhir dan memberat sejak
3 hari yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit, ada lendir,
ada demam sejak 1 minggu sebelum masuk Rumah
Sakit, riwayat minum obat tuberculosis 1 tahun, tetapi
putus minum obat tuberculosis sejak 1 bulan yang lalu.
Pemeriksaan fisik : Tanda-Tanda Vital didapatkan Tekanan
Darah (TD) : 110/70 mmHg, Suhu (T) : 38,3 C, Nadi
(N): 90 kali/menit, Respiration Rate (RR) : 38 kali/menit
dan nilai GCS 15 (E4V5M6).
Lanjutan .
Hasil Antropometri BB : 20 Kg, TB : 139 cm, IMT= 10,5 KgBB/m2 (Gizi
Buruk). Hasil pengkajian AIRWAY terdapat sputum pada jalan napas,
BREATHING didapatkan ada retraksi dinding dada subcostal saat bernapas
dan terdapat suara napas tambahan ronchi pada kedua lapang paru dan
klien sesak napas, CIRCULATION didapatkan temperatur kulit panas, CRT
> 2 Detik. DISABILITY nilai kesdaran compos mentis (GCS E4 V5 M6).
Pemeriksaan sekunder didapatkan distribusi rambut jarang dan kusam,
abbdomen cekung, tampak iga gambang, pembesaran kelenjar limpfe pd
aksila dextra. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan nilai WBC 17,5 (4,0-
10,0 x 103/mm3), NEU 78,4 (19,0-66,0 %), HCT 35,8 (40-54%), SGOT 73
(<38 U/L), SGPT 54 (<41 U/L). Hasil foto thorkas kesan TB Milier, efusi
pleura bilateral terutama sinistra. Saat ini klien diberikan terapi IFVD
KAEN 3B 16 tetes/menit, Paracetamol 200 mg/8jam/intravena, Ambroxol
syrup 3,5 ml/8 jam/oral, Isoniazid 200 mg/24 jam/oral, Rifampicin 300
mg/24jam/oral, Pirazonamid 400 mg/24 jam/oral, Etambutol 400
mg/24jam/oral, Prednisone 10 mg/12 jam/oral, Ampicilin 500 mg/6
jam/intravena, Gentamisin 50 mg/12 jam/intravena.
Dx
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Hipertermi
Nutrisikurang dri kbutuhan tubuh
Risiko infeksi
intervensi
DX 1.
Kaji bunyi napas setiap 1 jam
Observasi sputum (warna, aroma jumlah)
Lakukan fisioterapi dada
Ajarkan dan Anjurkan pasien teknik batuk efektif
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak ada
kontraindikasi
Posisi semifowler 30-45 derajat
Kolaborasi pemberian oksigen
Berikan obat : agen mukolitik, bronkodilator sesuai
indikasi
Dx 2
3786 Perawatan Hipertermia (15-30 menit) halaman
360
Monitor suhu tubuh setiap 2 jam dan tanda-tanda
vital lainnya
Monitor warna kulit dan suhu
Anjurkan keluarga selimuti pasien
Anjurkan keluarga kompres dingin pada pasien
Kolaborasi pemberian antipiretik
Monitoring hasil lab darah rutin
Dx 3.
1120 Terapi Nutrisi (16-30 menit) halaman 443
Ukur dan catat berat badan pasien
Sajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
Sajikan makanan yang dapat menimbulkan selera makan
Berikan makanan tinggi TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab malnutrisi,
kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan
makanan sehat seimbang, tunjukkan contoh jenis sumber
makanan ekonomis sesuai status sosial ekonomi klien.
Laksanakan pemberian roboransia sesuai program terapi.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan status nutrisi
pasien
Dx 4
6540 Kontrol Infeksi (31-45 menit) halaman 134
Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi
melalui droplet
Identifikasi orag lain yang beresiko (anggota keluarga/teman)
Anjurkan klien untuk batuk / bersin pada tisu dan
menghindari meludah
Lakukan tindakan isolasi sebagai pencegahan
Pertahankan teknik aseptic saat melakukan tindakan
perawatan
Beritahu klien dan keluarga tentang pentingnya pengobatan
yang tuntas
Kolaborasi pemberian obat

Anda mungkin juga menyukai