Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSUD CIBINONG
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

MIKOSIS PARU
ICD 10 : B49

1. Pengertian (Definisi) Infeksi paru yang disebabkan oleh jamur, baik infeksi primer
maupun infeksi sekunder.

2. Anamnesis 1. Batuk-batuk
2. Batuk darah berulang
3. Demam
4. Mungkin timbul sesak
5. Riwayat penggunaan antibiotika atau steroid untuk
jangka waktu lama
6. Riwayat pengobatan sitostatika
7. Penderita dengan defisiensi imunologis
8. Penderita diabetes melitus
3. Pemeriksaan Fisis Berdasar pemeriksaan fisis saja mikosis paru sulit dibedakan
dengan penyakit paru yang lain karena gejalanya tidak khas.
4. Kriteria Diagnosis Ada 3 derajat diagnostik mikosis paru, yaitu:
1. Proven
2. Probable
3. Possible

Kriteria diagnosis proven:


1. Ditemukan faktor penjamu dan gambaran klinis.
2. Dan hasil pemeriksaan mikologi positif sebagai berikut:
a. Pemeriksaan histologi atau sitokimia menunjukkan
elemen jamur positif dari hasil biopsi atau aspirasi
disertai bukti kerusakan jaringan.
b. Atau biakan positif dari spesimen yang berasal dari
spesimen yang berasal dari tempat steril serta secara
klinis dan radiologi menunjukkan kelainan/lesi yang
sesuai dengan infeksi.
c. Atau pemeriksaan mikroskopis/antigen Cryptococcus
dari likuor serebrospinal.

Kriteria diagnosis probable:


1. Paling sedikit terdapat satu kriteria faktor penjamu.
2. Satu kriteria klinis mayor atau dua kriteria klinis minor
pada lokasi lesi abnormal yang sesuai denagn kondisi
infeksi klinis atau radiologis.
3. Satu kriteria mikologi.

Kriteria diagnosis possible:


1. Paling sedikit terdapat satu kriteria faktor penjamu
2. Satu kriteria klinis mayor atau dua kriteria klinis minor
dari lokasi lesi abnormal yang sesuai denagn kondisi
infeksi secara klinis atau radiologi.
3. Tanpa kriteria mikologi atau hasil pemeriksaan mikologi
negatif.
5. Diagnosis Kerja Mikosis Paru
6. Diagnosis Banding a. Pneumonia karena sebab lain
b. Tuberkulosis paru
c. Tumor paru
d. Abses paru
7. Pemeriksaan Penunjang a. Foto toraks PA
b. Mikroskopik dan biakan jamur dari sputum, bilasan
bronkus, biopsi paru
c. Kultur sputum
d. Bronkoskopi
e. CT Scan toraks dengan kontras bila perlu
f. Pemeriksaan laboratorium rutin yang diduga berkaitan
dengan mikosis paru adalah peningkatan jumlah eosinofil.
8. Terapi a. Terapi nonmedikamentosa :
- Istirahat
- Fisioterapi (atas indikasi)
b. Terapi medikamentosa : Tergantung jenis jamur,
umumnya dipakai obat golongan ketokonazol, itrakonazol
atau flukonazol. Kadang-kadang perlu amfoterisin
B.

Obat anti jamur:


1. Amfoterisin-B, voriconazole, itrakonazole. Dosis standar
Am-B deoksikolat adalah 0,7-1 mg/kgBB/hari. Dosis
standar Am-B formula lipid adalah 3- 6 mg/kgBB/hari.
Pada pasien dewasa tanpa neutropenia, AmB diberikan
sampai 14 hari setelah hasil terakhir kultur darah negatif
dan terdapat perbaikan klinis.
2. Voriconazole: loading dose (x2 dosis) 6 mg/kg tiap 12
jam. Dilanjutkan dengan oral 400 mg tiap 12 jam.
3. Itraconazole: initial doses 600 - 800mg/hari sampai 3
hari, dosis lanjutan: 200 - 400mg dua kali per hari
dilanjutkan 2 - 5 bulan.
9. Edukasi 1. Tidak merokok, istirahat, minum banyak cairan
(Hospital Health 2. Minum obat teratur
Promotion) 3. Asupan gizi cukup
4. Buang dahak jangan sembarangan

1. Ad vitam : dubia ad bonam/ malam


10. Prognosis 2. Ad sanationam : dubia ad bonam/ malam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi C


Dokter Spesialis Paru :
13. Penelaah Kritis 1. dr. Hermawan Setyanto, Sp.P
2. dr. Masdi, Sp.P
14. Indikator Medis Pasien Mikosis Paru perbaikan selama 7 hari perawatan
Target :
90% pasien Mikosis Pau perbaikan selama 7 hari perawatan

15. Kepustakaan 1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Mikosis Paru


Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan
di Indonesia. Jakarta: PDPI, 2011.
2. Davies SF, Knox KS, Sarosi GA, Fungal infections,
Murray and nadel’s textbook of respiratory medicine,
Edisi-5. Philadelphia, Elsevier, 2010.
3. Lewis Mi, Mc Kenna RJ, Falk JA, Chaux GE. Medical
Management of the Thoracal Surgery Patients.
Philadelphia. Saunder Elseivier 2010. Page 169-171.

Mengetahui,
KETUA KOMITE MEDIK KEPALA KSM PARU

dr. I Wayan Wisnu Brata, Sp.B dr. Hermawan Setyanto, Sp.P


NRPTT. 1000 681 NIP. 19740518 200908 1001

Anda mungkin juga menyukai